RINGKASAN EKSEKUTIF SURVEI KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya untuk meningkatkan kinerja program dan kebijakan di bidang pendidikan dan kebudayaan. Salah satunya adalah dengan peningkatan layanan prima (service excellent) dan layanan yang berorientasi kepada pemangku kepentingan. Tahun 2016, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali melaksanakan “Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan (Stakeholders Satisfaction Survey, SSS)”. SSS tahun 2016 dilakukan terhadap pemangku kepentingan internal (penerima manfaat Kemendikbud langsung) dan eksternal (penerima manfaat Kemendikbud tidak langsung), baik individu, kelompok ataupun lembaga (Tabel 1 dan Tabel 2) di 34 (tiga puluh empat) provinsi di Indonesia. Tabel 1. Kategori Responden Bidang Pendidikan No. Kategori 1. Internal (Penerima Manfaat Langsung)
2.
Eksternal (Penerima Manfaat Tidak Langsung)
Stakeholder Kemendikbud a. Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal Peserta PAUD (diwakili orang tuanya); Pamong Belajar Pendidikan Non Formal dan Informal; Peserta, Pelaksana dan Lembaga PAUDNI (PKBM, Kursus, SKB) b. Pendidikan Dasar Peserta Didik SD-SMP (diwakili orang tuanya) Tenaga Pendidik dan Kependidikan SD-SMP Komite Sekolah SD-SMP Manajemen/Pengelola SD-SMP swasta. c. Pendidikan Menengah Peserta Didik SMA Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMA Komite Sekolah SMA Manajemen/Pengelola SMA Swasta d. Pendidikan Kejuruan Peserta Didik SMK Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMK Komite Sekolah SMK Manajemen/Pengelola SMK Swasta LSM/NGO/Mitra Pendidikan Media Massa (Wartawan Bidang Pendidikan) Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota DPR/DPRD (Komisi Bidang Pendidikan, Komisi X/E)
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
1
Tabel 2. Kategori Responden Bidang Kebudayaan No. Kategori 1. Internal (Penerima Manfaat Langsung)
2.
Eksternal (Penerima Manfaat Tidak Langsung)
Stakeholder Kemendikbud Kepala Sekolah SD, SMP, dan SMA Pengelola Situs atau Cagar Budaya Pengelola dan Pelaku Seni di Taman Budaya Komunitas Budaya Komunitas Seni Komunitas Film Keraton Pengurus Organisasi Kepercayaan Komunitas Adat Sanggar seni-budaya Pemuka Adat Masyarakat Umum *) LSM/NGO/Mitra Kebudayaan Media Massa (Wartawan Bidang Kebudayaan) Dinas Bidang Kebudayaan Daerah DPR/DPRD (Komisi Bidang Pendidikan, Komisi X/E)
Catatan: *) Masyarakat Umum pada awalnya berada pada kategori responden internal namun sesuai kesepakatan rapat pada 21 Desember 2016, Masyarakat Umum menjadi responden pada kategori eksternal karena diasumsikan bahwa masyarakat umum sebagai pemangku kepentingan yang tidak menerima manfaat secara langsung.
Parameter survei Kepuasan Pemangku Kepentingan Pendidikan dan Kebudayaan diukur melalui 9 (sembilan) Parameter sesuai Permen PAN Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2014, 13 (tiga belas) parameter Layanan bidang Pendidikan dan 10 (sepuluh) parameter bidang kebudayaan (Tabel 3.). Namun berdasarkan kesepakatan rapat pada awal Nopember 2016 bahwa parameter biaya/tarif dari Permen PAN RB tersebut tidak dijadikan alat ukur sehubungan dengan layanan Kemendikbud adalah layanan yang bebas biaya. Tabel 3. Parameter Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan Pendidikan dan Kebudayaan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Permen PAN RB No.16/2014 Persyaratan Prosedur Waktu Pelaksanaan Biaya/Tarif (Tidak diukur) Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan Kompetensi Pelaksana Perilaku Pelaksana Maklumat Pelayanan Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan
Layanan Bidang Pendidikan 1. Kurikulum 2. Peningkatan Kapasitas Pendidik danTenaga Kependidikan (PTK) 3. Sertifikasi Guru 4. Pengembangan Karir dan Kepangkatan Guru 5. Tunjangan Profesi Guru 6. Program Indonesia Pintar (PIP) 7. Ujian Nasional (UN) 8. Pendidikan Keluarga (Kemitraan antara Keluarga dan Sekolah)
1.
2. 3. 4. 5. 6.
Layanan Bidang Kebudayaan Revitalisasi Cagar Budaya dan Permuseuman Pemeliharaan Cagar Budaya Registrasi Cagar Budaya Revitalisasi Taman Budaya Fasilitasi Kegiatan Budaya Bantuan Sosial (Bansos) Komunitas Budaya
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
2
Permen PAN RB No.16/2014
Layanan Bidang Pendidikan 9. Block Grant Sarana dan Prasarana Pendidikan (Pembangunan, Rehab dan Fasilitas) 10. Reformasi Birokrasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Unit Layanan Terpadu (ULT) 11. Pendidikan Kecakapan Kerja Unggulan 12. Pendidikan Kecakapan Kerja 13. Pendidikan Kecakapan Kewirausahaan
Layanan Bidang Kebudayaan 7. Revitalisasi Desa Adat 8. Kemah Budaya (Pramuka) dan Kemah Perbatasan 9. Warisan Budaya Benda dan Takbenda yang sudah Mendapatkan Pengakuan Dunia dan Dinominasikan 10. Pencatatan Warisan Budaya Takbenda Nasional
Jumlah populasi menentukan jumlah sampel responden per provinsi sasaran berdasarkan margin of error dengan penyesuaian (adjustment). Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling untuk mendapatkan sebaran responden yang mewakili kota (urban) dan kabupaten (rural), jenis kelamin, serta kecukupan minimal responden per kelompok responden/pemangku kepentingan. Semua responden yang terpilih adalah yang pernah mendapatkan layanan Kemendikbud. Responden eksternal sebagai responden penerima manfaat Kemendikbud tidak langsung tetapi karena memiliki peran dan fungsinya yang mewakili kelompok masyarakat, dalam survei menjadi narasumber yang berkualifikasi sebagai expert judgement. Pengumpulan data SSS 2016 dilakukan melalui penyebaran kuesioner, wawancara dan studi pustaka. Jumlah total responden 12.145, terbagi atas responden bidang pendidikan 10.730 (88,35%) dengan komposisi responden 10.389 penerima manfaat layanan langsung (internal) dan 341 penerima manfaat tidak langsung (eksternal); dan responden bidang kebudayaan 1.415 (11,65%) dengan komposisi responden 1.159 internal dan 256 eksternal. Responden bidang pendidikan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 42,8 % dan perempuan sebanyak 57,2 %; dan responden bidang kebudayaan berjenis kelamin lakilaki sebanyak 62,2 % dan perempuan sebanyak 37,8 %. Responden bidang pendidikan lebih banyak perempuan, sedangkan bidang kebudayaan lebih banyak laki-laki. Kuesioner dibuat untuk mengukur kepuasan pemangku kepentingan pada pelayanan Kemendikbud di bidang pendidikan (13 parameter) dan kebudayaan (10 parameter) pada aspek-aspek: penyelenggaraan pelayanan publik pada parameter layanan yang dikaji, berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PermenPAN-RB) Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Aspek penyelenggaraan pelayanan pada masing-masing parameter mencakup 9 (Sembilan) atribut pernyataan dalam PermenPAN-RB No. 16/2014, yang mencakup atribut: (1) persyaratan, (2) prosedur, (3) waktu pelayanan, (4) biaya/tarif (Tidak masuk dalam parameter survei), (5) produk spesifikasi jenis pelayanan, (6) kompetensi pelaksana, (7) perilaku pelaksana, (8) maklumat pelayanan, dan (9) penanganan pengaduan, saran dan masukan. Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
3
Setiap pernyataan atribut dinilai berdasarkan aspek kinerja (performance, P), harapan (expectation, E), Responden, berdasarkan pengalaman atau pengetahuannya, memberi nilai (skor) pada aspek P dan E pada setiap atribut dari parameter sebagai gambaran kepuasan (satisfaction, S). Pada survei tahun 2016, data Kinerja (P) dan Harapan (E) dianalisis untuk mendapatkan: 1) Customer Satisfaction Index (CSI), 2) Importance-Performance Analysis (IPA) 3) Tingkat Pencapaian Harapan. Penghitungan CSI maupun Rasio PE memberi kisaran angka 0 – 100%. Semakin besar CSI maupun (P/E) memberi indikasi tingkat kepuasan yang semakin tinggi. Interpretasi naratif deskriptif terhadap hasil dilakukan berdasarkan pengkelasan nilai CSI maupun Rasio PE (lihat Tabel 4.) yang disesuaikan dengan PermenPAN-RB Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi. Tabel 4. Deskripsi Naratif terhadap Selang CSI dan Rasio PE yang disesuaikan dengan PermenPAN-RB No.14/2014
No.
Angka (%)*
Kategori*)
1
> 90 - 100
AA
2
> 80 - 90
A
3
> 70 - 80
BB
4
> 60 - 70
B
5
> 50 - 60
CC
6
> 30 - 50
C
7
> 0 - 30
C
Interpretasi (Deskripsi Naratif) Permen PAN RB CSI Rasio PE No.14/2014 Istimewa Sangat Puas Memenuhi Sekali Harapan Memuaskan Sangat Puas Sangat Dekat Sekali Sekali dengan Harapan Sangat Baik Sangat Puas Sangat Dekat dengan Harapan Baik, perlu sedikit Puas Dekat dengan perbaikan Harapan Cukup (memadai), Cukup Puas Cukup Jauh perlu banyak dari Harapan perbaikan yang tidak mendasar Kurang, perlu banyak Tidak Puas Jauh dari sekali perbaikan dan Harapan perubahan yang mendasar Sangat Kurang, perlu Sangat Tidak Sangat Jauh banyak sekali Puas dari Harapan perbaikan dan perubahan yang mendasar
*) Sesuai Permen PAN-RB No. 14/2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi
1.
INDEKS KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN BIDANG PENDIDIKAN
Rata-rata nasional indeks kepuasan pemangku kepentingan terhadap pelayanan 13 parameter layanan bidang pendidikan adalah 77,52 bagi pemangku kepentingan penerima manfaat langsung (internal) dan 76,63 bagi pemangku kepentingan penerima Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
4
manfaat tidak langsung (eksternal), sehingga dikategorikan sangat puas. Sesuai PermenPAN RB No. 14/2014, maka skor yang berada pada kisaran 70–80 tergolong ke dalam kategori BB-kualitas pelayanan Sangat Baik. 1.1. Indeks Kepuasan Pendidikan
Pemangku
Kepentingan
Terhadap
Layanan/Program
Dari hasil survei SSS tahun 2016, menghasilkan Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Layanan/Program Pendidikan Kemendikbud sebagaimana yang disajikan pada Tabel 5. Menurut penerima manfaat langsung (Internal), dari 13 (tigabelas) parameter layanan/program Kemendikbud terdapat 2 (dua) layanan yang telah memuaskan dan 11 (sebelas) layanan lainnya memperoleh indeks sangat baik. Dengan demikian, menurut penilaian para penerima manfaat langsung layanan dan program Kemendikbud 2016 sudah dirasakan sangat baik sampai memuaskan. Menurut penerima manfaat tidak langsung (Eksternal), memberikan penilaian terhadap indeks kepuasan mulai dari Sangat Baik sampai dengan Memuaskan. Program Kemendikbud tahun 2016 yang dinilai sangat memuaskan adalah program Sertifikasi Guru dan Ujian Nasional. Sedangkan ke-11 (sebelas) layanan/program lainnya mendapat nilai sangat baik. Tabel 5. Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Layanan/Program Bidang Pendidikan Kemendikbud 2016
No.
Parameter Layanan/Program Kemendikbud
Penerima Manfaat Langsung (Internal)
Penerima Manfaat Tidak Langsung (Eksternal)
80,86
79,17
Memuaskan Sangat Baik Sangat Baik
1
Unit Layanan Terpadu
2
Kurikulum
72,69
71,53
3
Peningkatan Kapasitas Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PTK)
73,61
73,81
78,13
80,21
Nilai Kualitas *)
Sangat Baik
4
Sertifikasi Guru
Sangat Baik Memuaskan
5
Pengembangan Karir dan Kepangkatan Guru
75,26
75,00
6
Tunjangan Profesi Guru
72,92
72,92
Sangat Baik
7
Program Indonesia Pintar (PIP)
80,09
72,62
Memuaskan Sangat Baik
8
Ujian Nasional
72,66
81,25
Sangat Baik Memuaskan
9
Pendidikan Keluarga (Kemitraan antara Keluarga dan Sekolah)
74,55
70,83
Sangat Baik
Sangat Baik
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
5
No. 10
Penerima Manfaat Langsung (Internal)
Parameter Layanan/Program Kemendikbud
Penerima Manfaat Tidak Langsung (Eksternal)
Block Grant Sarana dan Prasarana Pendidikan (Pembangunan, Rehab, dan Fasilitas)
72,50
71,43
11
Pendidikan Kecakapan Kerja Unggulan
74,58
74,17
12
Pendidikan Kecakapan Kerja
75,00
75,00
13
Program Pendidikan Kewirausahaan
75,00
75,00
77,52
76,63
Nilai Kualitas *) Sangat Baik
Kualitas Layanan Bidang Pendidikan, Kemendikbud 2016
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Catatan: *) Berdasarkan Permen PAN-RB No. 14/2014
Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Terhadap Layanan/Program Kemendikbud, Menurut Para Penerima Manfaat Langsung (Internal) dan Tidak Langsung (Eksternal) telah digambarkan sebagaimana yang nampak pada Gambar 1. Dari seluruh penerima manfaat langsung maupun tidak langsung telah memberikan penilaian dari sangat baik sampai dengan memuaskan. Responden penerima manfaat langsung yang memebrikan penilaian memuaskan adalah dari unsur Satuan pendidkan Non-formal (83,33), Peserta didik Non-formal (81,71) dan dari Tutor/Instruktur (81,31). Responden Internal
Indeks
Orang Tua Peserta Didik SD
77,21
Orang Tua Peserta Didik SMP
75,63
Peserta Didik SMA – SMK
73,86
Pamong Didik
73,68
Lembaga (PAUD)
75,20
Guru / Tenaga Kependidikan
75,37
Komite Sekolah
77,81
Kepala Sekolah (SD-SMK)
75,64
Satuan Pendidikan Non-Formal
83,33
Tutor / Instruktur
81,31
Peserta Didik Non Formal
81,71
Penerima Manfaat Langsung (Internal)
77,52 76,63 Penerima Manfaat Tidak Langsung (Eksternal)
Kualitas Layanan/Program
KEMENDIKBUD Tahun 2016
Indeks
Responden Eksternal
79,18
LSM/NGO
77,60
Media Massa
75,95
Dinas Pendidikan Provinsi
76,60
Dinas Pendidikan Kab./ Kota
75,64
DPRD
Gambar 1. Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Terhadap Layanan/Program Bidang Pendidikan, menurut Para Penerima Manfaat Langsung (Internal) dan Tidak Langsung (Eksternal)
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
6
Penilaian para pihak pemangku kepentingan penerima Tidak Langsung (Eksternal) layanan/program Kemendikbud pada tahun 2016 juga telah memberikan penilaian dari 75,64 sampai dengan 79,18. Berdasarkan PermenPAN RB No. 14/2014 maka nilai tersebut dapat dikategorikan dalam penilaian yang sangat baik. 1.2. Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Bidang Pendidikan Berdasarkan Provinsi Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Layanan/Program Kemendikbud 2016 Berdasarkan Provinsi dapat dilihat pada Tabel 6. Dari penerima langsung (Internal) layanan/program dapat diketahui bahwa pada Tahun 2016, propinsi yang mendapat nilai memuaskan (>80) adalah Propinsi Sumatera Barat, Jawa tengah, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Gorontalo. Sedangkan Propinsi yang masuk kategori Baik tetapi perlu sedikit perbaikan ada pada Propinsi Papua Barat (68,83). Hampir seluruh program Kemendikbud di Papua Barat perlu dilakukan perbaikan. Menurut pemangku kepentingan eksternal yang tidak langsung menerima manfaat layanan/program Kemendikbud pada tahun 2016, menunjukan bahwa:
Propinsi yang mendapat nilai memuaskan (>80) adalah propinsi Sumatera Utara, Bengkulu,Kepulauan Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Utara dan Gorontalo. Propinsi yang masuk kategori Baik tetapi masih perlu ada sedikit perbaikan adalah propinsi Kalimantan Timur.
Tabel 6. Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Layanan/Program Bidang Pendidikan Berdasarkan Provinsi
18
Nusa Tenggara Barat
Indeks Internal 82,64
81,08
19
Nusa Tenggara Timur
76,28
71,42
80,02
73,88
20
Kalimantan Barat
83,26
77,40
Riau
78,74
77,49
21
Kalimantan Tengah
74,76
79,51
5
Jambi
75,31
74,46
22
Kalimantan Selatan
79,54
75,43
6
Sumatera Selatan
74,20
78,20
23
Kalimantan Timur
73,64
69,73
7
Bengkulu
74,24
86,50
24
Kalimantan Utara
73,79
72,72
8
Lampung
76,85
75,65
25
Sulawesi Utara
83,24
80,60
9
Bangka Belitung
70,97
78,61
26
Sulawesi Tengah
72,77
74,80
10
Kepulauan Riau
74,13
81,98
27
Sulawesi Selatan
76,35
74,14
11
DKI Jakarta
77,71
73,85
28
Sulawesi Tenggara
78,18
75,24
12
Jawa Barat
77,32
81,21
29
Gorontalo
82,39
74,56
13
Jawa Tengah
81,64
80,08
30
Sulawesi Barat
77,33
74,46
14
Yogyakarta
83,36
73,89
31
Maluku
73,77
82,97
15
Jawa Timur
77,59
79,50
32
Maluku Utara
78,90
81,25
16
Banten
76,96
74,67
33
Papua
72,76
70,70
17
Bali
75,75
73,19
34
Papua Barat
68,33
71,39
77,52
76,63
No
Nama Provinsi
Indeks Internal 79,67
Indeks Eksternal 75,54
1
Aceh
2
Sumatera Utara
74,28
3
Sumatera Barat
4
No
Nama Provinsi
Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Layanan/Program Kemendikbud 2016
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
Indeks Eksternal 77,05
7
Dengan demikian, berdasarkan indeks kepuasan pemangku kepentingan terhadap layanan/program Kemendikbud 2016. Secara umum mendapat nilai yang sangat baik. Untuk Propinsi Jawa Tengah dan Propinsi Sulawesi Utara bahkan telah mendapat nilai memuaskan baik dari penerima manfaat langsung (internal) maupun dari penerima manfaat tidak langsung (Eksternal). Sedangkan propinsi yang sekalipun sudah dinilai baik tetapi perlu perbaikan terjadi di Propinsi Papua Barat menurut penerima manfaat langsung (Internal) sedangkan menurut penerima manfaat tidak langsung (Eksternal) Propinsi Kalimantan Timur yang perlu mendapat sedikit perbaikan.
1.3 Analisis Kuadran Harapan dan Kinerja Bidang Pendidikan Analisis kuadran antara Harapan dan Kepuasan memetakan parameter berdasarkan nilai harapan dan kinerja yang dinyatakan oleh pemangku kepentingan. Pemetaan menghasilkan empat kuadran. Kuadran I (Prioritas Utama), adalah parameter harapan yang dianggap penting bagi pemangku kepentingan internal namun kinerjanya kurang baik. Kuadran II (Pertahankan Prestasi), adalah parameter harapan yang dianggap penting dan kinerjanya baik. Kuadran III (Kinerja Berlebihan), adalah parameter yang tingkat harapannya rendah tapi justru kinerjanya dinilai tinggi. Sedangkan Kuadran IV (Prioritas Rendah), adalah parameter harapan yang kurang dianggap penting dan kinerjanya kurang baik. Karena analisis kuadran merupakan pemetaan posisi relatif dari kinerja dan harapan sebuah parameter layanan dibanding dengan layanan lainnya, maka, analisis dapat memberikan gambaran perencanaan untuk prioritasi implementasi program.
Analisa Kuadran terhadap Layanan dan Program
Analisa KuadranMenurut terhadap Internal Layanan Responden dan Program Menurut Internal Responden
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
Analis
8
ogram
Analisa Kuadran terhadap Layanan dan Program
Analisa Kuadran terhadap Layanan dan Program Menurut Eksternal Responden Menurut Eksternal Responden Gambar 2. Perbandingan Hasil Analisis Kuadran berdasarkan Pemanfaat Langsung (Internal) dan Pemanfaat Tidak Langsung (Eksternal) Bidang Pendidikan
Tabel 7. Analisis Kuadran Terhadap Layanan dan Program Kemendikbud 2016
KUADRAN Kuadran – 1. PRIORITAS UTAMA
Kuadran – 2 PERTAHANKAN PRESTASI
Kuadran – 3 KINERJA BERLEBIHAN
Penerima Manfaat Langsung (INTERNAL) (1). Kurikulum
Penerima Manfaat Tidak Langsung (EKSTERNAL) (11). Pendidikan Kecakapan Kerja Unggulan; (12). Pendidikan Kecakapan Kerja; (13). Pendidikan Kecakapan Kewirausahaan
(2). Peningkatan Kapasitas Pendidikan dan Tenaga kependidikan (PTK); (3). Sertifikasi Guru *); (5). Tunjangan Profesi Guru; (7). Ujian Nasional (UN)*); (10). Unit Layanan Terpadu (ULT)*)
(3). Sertifikasi Guru*); (7). Ujian Nasional (UN*)); (10). Unit Layanan Terpadu (ULT)*)
(4). Pengembangan Karir dan Kepangkatan Guru; (5). Tunjangan Profesi Guru
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
9
KUADRAN
Penerima Manfaat Langsung (INTERNAL)
Penerima Manfaat Tidak Langsung (EKSTERNAL)
Kuadran – 4 PRIORITAS RENDAH
(4). Pengembangan Karir dan (1). Kurikulum; Kepangkatan Guru; (2). Peningkatan Kapasitas Pendidikan (6). Program Indonesia Pintar dan Tenaga kependidikan (PTK); (PIP)*); (8). Pendidikan Keluarga (6). Program Indonesia Pintar (PIP)*); (Kemitraan antara Keluarga dan (8). Pendidikan Keluarga (Kemitraan Sekolah)*); (9). Block Grant Sarana antara Keluarga dan Sekolah)*); (9). prasarana Pendidikan*) Block Grant Sarana prasarana (Pembangunan, Rehab dan Pendidikan (Pembangunan, Rehab dan Fasilitas); (11). Pendidikan Fasilitas)*) Kecakapan Kerja Unggulan; (12). Pendidikan Kecakapan Kerja; (13). Pendidikan Kecakapan Kewirausahaan *) Parameter yang sama dipilih oleh Responden Internal dan Eksternal
Berdasarkan Gambar 2. Perbandingan Hasil Analisis Kuadran berdasarkan penilaian Pemangku Kepentingan Penerima Manfaat Langsung (Internal) dan Penerima Manfaat Tidak Langsung (Eksternal) Bidang Pendidikan serta Tabel 7. Analisis Kuadran terhadap layanan dan program Kemendikbud tahun 2016. Dapat diketahui bahwa dari aspek perencanaan yang menjadi prioritas utama dibenahi adalah program Kurikulum. Pada Kuadran ke-2, terdapat layanan dan program yang sama-sama diusulkan baik oleh penerima manfaat langsung ataupun penerima manfaat tidak langsung. Dalam hal ini layanan dan program Kemendikbud yang harus dipertahankan adalah: Sertifikasi guru, Ujian Nasional dan Unit Layanan Terpadu. Sedangkan untuk Kuadran ke-3 yang masuk kategori kinerja berlebihan, menurut para penerima manfaat tidak langsung adalah layanan dan program terkait dengan Pengembangan karir dan kepangkatan guru serta Tunjangan profesi guru. Tetapi berbeda dengan pendapat dari para penerima manfaat langsung, yang menyatakan justru 2 (dua) kegiatan tersebut menjadi kegiatan yang harus diteruskan dan dipertahankan kinerjanya. Untuk kegiatan yang masuk pada Kuadran ke-4 Prioritas rendah, yang sama-sama diusulkan oleh para pihak penerima langsung ataupun tidak langsung adalah kegiatankegiatan: Program Indonesia Pintar (PIP); Pendidikan Keluarga (Kemitraan antara Keluarga dan Sekolah); dan Block Grant Sarana prasarana Pendidikan (Pembangunan, Rehab dan Fasilitas). 1.4. Tingkat Pencapaian Harapan Bidang Pendidikan Tingkat pencapaian harapan merupakan perbandingan antara nilai Kinerja dengan Harapan (% P/E) untuk tiap parameter. Rasio antara Kinerja dengan Harapan (% P/E) terhadap layanan bidang pendidikan menurut pemangku kepentingan penerima manfaat langsung (Internal) ada pada Gambar 3. dan menurut pemanfaat tidak langsung (eksternal) ada pada pada Gambar 5. Tingkat pencapaian harapan pemangku kepentingan internal pada tahun 2016 yang tertinggi adalah pada parameter Sertifikasi Guru yang mencapai 99,89%. Pendidikan Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
10
Kecakapan Kerja Unggulan (99,75%), Peningkatan Kapastas Pendidikan dan Tenaga kependidikan (99,61%) dan Pengembangan Karir dan Kepangkatan Guru (99,11%). Sedangkan P/E terendah ada pada parameter Reformasi Birokrasi Kemendikbud pada Unit Layanan Terpadu (ULT) dengan nilai 93,80%. Dalam hal ini, sekalipun pencapaian harapan sudah tinggi tetapi belum mencapai 100% dari harapan para pihak pemangku kepentingan dari penerima manfaat langsung. Masih ada yang harus ditingkatkan kegiatannya untuk dapat mencapai puncak harapan para pihak yang berkepentingan. Untuk tingkat pencapaian Harapan terhadap Layanan dan Program menurut Eksternal Responden dari Gambar 4. Dapat diketahui bahwa harapan yang tercapai 100% ada pada program Ujian Nasional (UN). Artinya masyarakat menilai bahwa adanya Ujian Nasional telah menjadi salah satu alat yang bisa untuk mengukur kualitas peserta didik sebagai upaya untuk menjangkau jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Keterangan: a* Kurikulum; b*Peningkatan Kapasitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK); c* Sertifikasi Guru; d* Pengembangan Karir dan Kepangkatan Guru; e* Tunjangan Profesi Guru; f* Program Indonesia Pintar; g* Ujian Nasional; Pendidikan Keluarga (Kemitraan antara Keluarga dan Sekolah); i* Block Grant Sarana dan Prasarana (Pembangunan, Rehab dan Fasilitas); j* Reformasi Birokrasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Unit Layanan Terpadu; k* Pendidikan Kecakapan Kerja Unggulan; l* Pendidikan Kecakapan Kerja; m* Pendidikan Kecakapan Kewirausahaan.
Gambar 3. Tingkat Pencapaian Harapan terhadap Layanan dan Program menurut Internal Responden
Layanan program Kemendikbud tahun 2016 yang juga memperoleh tingkat pencapaian harapan tertinggi secara berturut-turut adalah: Sertifikasi guru (99,99%); Pengembangan Karir dan Kepangkatan Guru (99,84%) serta Blockgrant sarana prasarana pendidikan (99,06%). Sedangkan nilai terendah menurut eksternal adalah pada program Pendidikan Kecakapan Kerja Unggulan. Dalam hal ini bagi para penerima manfaat tidak langsung kegiatan bernilai rendah bisa karena tidak mengetahui program tersebut.
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
11
Keterangan: a* Kurikulum; b*Peningkatan Kapasitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan PTK); c* Sertifikasi Guru; d* Pengembangan Karir dan Kepangkatan Guru; e* Tunjangan Profesi Guru; f* Program Indonesia Pintar; g* Ujian Nasional; Pendidikan Keluarga (Kemitraan antara Keluarga dan Sekolah); i* Block Grant Sarana dan Prasarana (Pembangunan, Rehab dan Fasilitas); j* Reformasi Birokrasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Unit Layanan Terpadu; k* Pendidikan Kecakapan Kerja Unggulan; l* Pendidikan Kecakapan Kerja; m* Pendidikan Kecakapan Kewirausahaan.
Gambar 4. Tingkat Pencapaian Harapan terhadap Layanan dan Program menurut Eksternal Responden 1.5. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Bidang Pendidikan Untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan bidang pendidikan menggunakan Analisis Model Persamaan Struktural (Structural Equation Modelling/SEM). Dari hasil survei kepuasan para pemangku kepentingan Kemendikbud tahun 2016, menunjukan hasil sebagaimana yang Nampak pada Gambar 5.
Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Bidang Pendidikan Menurut Pamong Didik (PAUD) Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
12
Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Bidang Pendidikan Menurut Lembaga (PAUD)
Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Bidang Pendidikan Menurut Orang Tua (SD)
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
13
Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Bidang Pendidikan Menurut Orang Tua (SMP) dan Peserta Didik (SMA dan SMK)
Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Bidang Pendidikan Menurut Guru dan Kepala Sekolah
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
14
Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Bidang Pendidikan Menurut Satuan Pendidikan Non Formal (Lembaga, Tutor/Instruktur, dan Peserta Didik)
Gambar 5. Analisis Model Persamaan Struktural SSS Kemendikbud Tahun 2016
Dari hasil analisis model persamaan structural berdasarkan pendapat dari para pemangku kepentingan kemendikbud, yaitu dari Pamong Didik (PAUD), Pengelola Lembaga PAUD, Orang tua SD, Orang tua SMP dan Peserta Didik SMA dan SMK, Guru dan Kepala Sekolah serta pengelola Satuan Pendidikan Non-formal, menunjukkan bahwa:
Kualitas pelayanan/program kemendikbud akan berpengaruh secara langsung kepada kepuasan para pihak pemangku kepentingan baik yang secara langsung mendapat manfaat ataupun yang tidak secara langsung mendapatkan manfaat. Parameter waktu pelaksanaan dianggap oleh para orang tua SD, orang tua SMP, peserta didik SMA dan SMK serta Guru dan Kepala Sekolah menjadi parameter yang paling berpengaruh terhadap kualitas layanan program Kemendikbud. Parameter lain yang secara berturutan dianggap berpengaruh terhadap kualitas layanan program Kemendikbud adalah parameter Persyaratan, Maklumat pelayanan, Kompetensi pelaksana, Produk spesifikasi jenis pelayanan, Prosedur, Penanganan pengaduan, saran dan masukan serta perilaku pelaksana. Program Indonesia Pintar (PIP) dianggap oleh Orangtua SD dam Orangtua SMP dan peserta didik SMA dan SMK yang paling berpengaruh terhadap kepuasan para pihak yang berkepentingan. Sedangkan bagi Pamongdidik PAUD dan Pengelola Lembaga PAUD yang paling berpengaruh adalah program Pendidikan Keluarga (Kemitraan antara Keluarga dan Sekolah). Program Kemendikbud lainnya tetap berpengaruh terhadap kepuasan para pihak penerima manfaat yang secara langsung menerimanya, seperti program pendidikan kecakapan kerja unggulan, pendidikan kecakapan kerja berpengaruh tinggi terhadap kepuasan dari pengelola satuan pendidikan Non-Formal.
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
15
2.
Program Pengembangan Karir dan Kepangkatan Guru (PKKG) berpengaruh besar terhadap kepuasan para Pamongdidik PAUD, Peneglola Lembaga PAUD, Guru dan Kepala Sekolah. Tapi bagi Guru dan Kepala Sekolah yang paling penting bagi mereka adalah program Tunjangan Profesi Guru. Untuk program Ujian Nasional (UN) ternyata berpengaruh terhadap kepuasan dari orangtua SMP dan peserta didik SMA dan SMK, juga berpengaruh kepada Guru dan Kepala Sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa program UN tetap diperlukan oleh para orang tua, anak didik, guru dan kepala sekolah sebagai alat untuk mengetahui kualitas pendidikan yang sudah dihasilkan san sekaligus sebagai alat untuk bisa menjadi salah satu alternative meneruskan pendidikan ke lembaga pendidikan yang lebih dikenal. INDEKS KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN BIDANG KEBUDAYAAN
Rata-rata nasional indeks kepuasan pemangku kepentingan terhadap pelayanan 10 (sepuluh) parameter layanan bidang kebudayaan adalah 74,72 bagi pemangku kepentingan penerima manfaat langsung (internal) dan 71,90 bagi pemangku kepentingan penerima manfaat tidak langsung (eksternal), sehingga dikategorikan sangat puas. Sesuai PermenPAN RB No.14/2014, maka skor yang berada pada kisaran 70 - 80 tergolong ke dalam kategori BB-kualitas pelayanan Sangat Baik. 2.1. Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Terhadap Layanan/Program Kebudayaan Dari hasil survei SSS tahun 2016, menghasilkan Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Layanan/Program Kebudayaan Kemendikbud sebagaimana yang disajikan pada Tabel 8. Menurut penerima manfaat langsung (Internal), dari 10 (sepuluh) parameter layanan/program kebudayaan Kemendikbud terdapat 2 (dua) layanan yang memuaskan, 1 (satu) dinilai baik dan perlu sedikit perbaikan dan 6 (enam) layanan lainnya memperoleh indeks sangat baik dan untuk parameter Kemah Budaya dan Kemah Perbatasan tidak memperoleh nilai karena tidak masuk dalam penilaian responden internal. Dengan demikian, menurut penilaian para penerima manfaat langsung layanan dan program Kemendikbud 2016 secara umum sudah dirasakan baik, sangat baik sampai memuaskan. Program Kemendikbud tahun 2016 yang dinilai memuaskan dari pemangku kepentingan internal adalah program (9) Warisan Budaya Benda dan Takbenda yang sudah Mendapatkan Pengakuan Dunia dan Dinominasikan (81,25) dan (10) Pencatatan Warisan Budaya Takbenda Nasional (80,56). Menurut penerima manfaat tidak langsung (Eksternal), memberikan penilaian terhadap indeks kepuasan mulai dari baik dan perlu sedikit perbaikan sampai sangat baik. Program Kemendikbud tahun 2016 yang dinilai sangat baik adalah program (5) Fasilitasi Kegiatan Budaya (70,14), (6) Bantuan Sosial (Bansos) Komunitas Budaya (70,96), (7) Revitalisasi Desa Adat (70,14), (8) Kemah Budaya (Pramuka) dan Kemah Perbatasan (71,88) dan (10) Pencatatan Warisan Budaya Takbenda Nasional (70,36). Sedangkan ke-5 (lima) layanan/program lainnya mendapat nilai baik dan perlu sedikit perbaikan.
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
16
Tabel 8. Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Layanan/Program Kebudayaan Kemendikbud 2016 (Hasil Survei SSS, 2016)
No.
Parameter Layanan/Program Kemendikbud
1
Revitalisasi Cagar Budaya dan Permuseuman
2
Pemeliharaan Cagar Budaya
3
4
Penerima Manfaat Langsung (Internal)
Penerima Manfaat Tidak Langsung (Eksternal)
68,10
69,79
Baik, perlu sedikit perbaikan
71,30
68,71
Sangat Baik Baik, perlu sedikit perbaikan
70,61
69,85
Sangat Baik-Baik, perlu sedikit perbaikan
73,33
69,58
Sangat Baik-Baik, perlu sedikit perbaikan Sangat Baik
Registrasi Cagar Budaya
Revitalisasi Taman Budaya
Nilai Kualitas *)
5
Fasilitasi Kegiatan Budaya
72,42
70,14
6
Bantuan Sosial (Bansos) Komunitas Budaya
71,41
70,96
7
Revitalisasi Desa Adat
72,59
70,14
Sangat Baik
8
Kemah Budaya (Pramuka) dan Kemah Perbatasan
-
71,88
Sangat Baik
9
Warisan Budaya Benda dan Takbenda yang sudah Mendapatkan Pengakuan Dunia dan Dinominasikan
81,25
69,44
Pencatatan Warisan Budaya Takbenda Nasional
80,56
70,37
MemuaskanSangat Baik
Kualitas Layanan Bidang Kebudayaan Kemendikbud 2016
74,72
71,90
Sangat Baik
10
Sangat Baik
Memuaskan-Baik, perlu sedikit perbaikan
Catatan: *) Berdasarkan Permen PAN-RB No. 14/2014
Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Terhadap Layanan/Program Kemendikbud, Menurut Para Penerima Manfaat Langsung (Internal) dan Tidak Langsung (Eksternal) telah digambarkan sebagaimana yang nampak pada Gambar 6. Dari seluruh penerima manfaat langsung yang memberikan nilai baik adalah responden dari unsur keraton (68,09), yang memberikan nilai sangat baik adalah responden unsur kepala sekolah/guru/siswa (77,78), pengelola cagar budaya (71,84), komunitas budaya (74,62) komunitas seni (73,15), komunitas film (70,21), pengurus organisasi kepercayaan (77,25), komunitas adat (74,02), pemuka adat (70,48) dan sanggar seni (78,57). Sedangkan unsur yang memberikan nilai memuaskan adalah pengelola museum (81,63). Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
17
Penerima Manfaat Langsung (Internal)
Kualitas Layanan/Program/ Kebudayaan
KEMENDIKBUD Tahun 2016
74,72 71,90 Penerima Manfaat Tidak Langsung (Eksternal) Gambar 6. Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Terhadap Layanan/Program Kemendikbud, Menurut Para Penerima Manfaat Langsung (Internal) dan Tidak Langsung (Eksternal)
Dari seluruh penerima manfaat tidak langsung (eksternal) yang memberikan nilai sangat baik adalah responden dari unsur Dinas Kebudayaan Provinsi (77,33), Dinas Kebudayaan Kabupaten/Kota (75,69) dan DPRD Komisi yang membidangi Kebudayaan (72,35) dan ada yang memberikan nilai baik namun perlu sedikit perbaikan yang tidak mendasar yaitu Media Massa (69,72), Masyarakat Umum (68,420) dan LSM (63,51). Penilaian para pihak pemangku kepentingan penerima manfaat tidak langsung (Eksternal) layanan/program kebudayaan Kemendikbud pada tahun 2016 telah memberikan penilaian dari 63,51 sampai dengan 77,33. Berdasarkan PermenPAN-RB No. 14/2014 maka nilai tersebut dapat dikategorikan dalam penilaian yang baik sampai sangat baik. 2.2. Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Bidang Kebudayaan Berdasarkan Provinsi Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Layanan/Program Kebudayaan Kemendikbud 2016 Berdasarkan Provinsi dapat dilihat pada Tabel 9. Dari penerima manfaat langsung (Internal) layanan/program kebudayaan dapat diketahui bahwa pada tahun 2016, propinsi yang mendapat nilai memuaskan (>80) adalah Propinsi Sumatra Utara (89,35), Sumatra Barat 86,73), Lampung (81,09), DKI Jakarta (84,59), Jawa Barat (85,80), Kalimantan Tengah (83,83), Sulawesi Utara (82,90) Maluku (84,17) Papua Barat (80,15). Sedangkan provinsi yang mendapat nilai sangat baik adalah Riau (79,22), Sumatra Selatan (70,44), Kepulauan Riau (75,28), Banten (70,76), Bali (74,35), Nusa Tenggara Barat (79,26), Nusa Tenggara Timur (73,70), Kalimantan Barat (77,85), Kalimantan Utara (70,29), dan Sulawesi Selatan (72, 27). Dan provinsi yang mendapat nilai baik namun diperlukan sedikit perbaikan adalah provinsi Aceh (69,66), Jambi (65,52), Bangka Belitung (69,65), Yogyakarta (66, 75), Kalimantan Selatan (65,33), Kalimantan Timur (66,67), Sulawesi Tengah (68,38), Sulawesi Barat (67,06), dan Maluku Utara (69,69).
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
18
Sedangkan menurut penerima manfaat tidak langsung (Eksternal) layanan/program kebudayaan dapat diketahui bahwa pada tahun 2016, propinsi yang mendapat nilai memuaskan (>80) adalah Propinsi Jawa Barat (83,11), Jawa Tengah (80,40), Nusa Tenggara Timur (81,99), dan Papua Barat (80,15), Sedangkan provinsi yang menilai sangat baik adalah Sumatra Utara (75,26), Sumatra Barat (72,40), Riau (78,85), Jambi (76,15), Lampung (75,27),Jawa Timur (74,58), Bali 75,28), Kalimantan Barat (70,42), Kalimantan Selatan (77,77), Kalimantan Timur (73,05), Sulawesi Utara (76,18), Sulawesi Selatan (73,48) Gorontalo (73,29), Maluku Utara (71,07) dan Papua (73,87). Dan provinsi yang sekalipun sudah dinilai baik tetapi perlu perbaikan terjadi di Propinsi Aceh (66,83), Sumatra Selatan (69,90), Bengkulu (65,20), Bengka Belitung (66,36), Kepulauan Riau (67,89), DKI Jakarta (67,93), Yogyakarta (66,77), Kalimantan Utara (60,87), Suklawesi Tengah (66,61), Sulawesi Tenggara (63,82), Sulawesi Barat (69,30) dan Maluku (65,64). Tabel 9. Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Layanan/Program Kemendikbud 2016 Berdasarkan Provinsi No
Nama Provinsi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
Indeks Internal
69,66 89,35 86,73 79,22 65,52 70,44 56,08 81,09 69,65 75,28 84,59 85,80 75,75 66,75 83,16 70,76 74,35
Indeks Eksternal
67,40 88,22 81,80 78,46 70,99 69,61 71,35 77,91 66,63 71,91 67,09 83,11 80,40 69,23 74,05 68,70 73,16
No
Nama Provinsi
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
Indeks Internal
Indeks Eksternal
79,26 73,70 77,85 83,83 65,33 66,67 70,29 82,90 68,38 72,27 83,33 78,56 67,06 84,17 69,69 80,15 81,20 74,72
82,57 70,50 61,33 73,39 59,01 78,44 67,47 72,71 65,28 75,40 74,76 72,86 71,54 71,82 80,18 71,90
Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Layanan/Program Kemendikbud 2016
Dengan demikian, berdasarkan indeks kepuasan pemangku kepentingan terhadap layanan/program Kebudayaan Kemendikbud 2016. Secara umum mendapat nilai yang sangat baik. Bahkan untuk Propinsi Jawa Barat (83,11), Jawa Tengah (80,40), Nusa Tenggara Timur (81,99), dan Papua Barat (80,15) telah mendapat nilai memuaskan dari penerima manfaat tidak langsung (Eksternal).
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
19
2.3
Analisa Kuadran Harapan dan Kinerja Bidang Kebudayaan
Analisis kuadran antara Harapan dan Kepuasan memetakan parameter berdasarkan nilai harapan dan kinerja yang dinyatakan oleh pemangku kepentingan. Pemetaan menghasilkan empat kuadran. Kuadran I (Prioritas Utama), adalah parameter harapan yang dianggap penting bagi pemangku kepentingan internal namun kinerjanya kurang baik. Kuadran II (Pertahankan Prestasi), adalah parameter harapan yang dianggap penting dan kinerjanya baik. Kuadran III (Kinerja Berlebihan), adalah parameter yang tingkat harapannya rendah tapi justru kinerjanya dinilai tinggi. Sedangkan Kuadran IV (Prioritas Rendah), adalah parameter harapan yang kurang dianggap penting dan kinerjanya kurang baik. Karena analisis kuadran merupakan pemetaan posisi relatif dari kinerja dan harapan sebuah parameter layanan dibanding dengan layanan lainnya, maka, analisis dapat memberikan gambaran perencanaan untuk prioritasi implementasi program. Analisis Kuadran Terhadap Layanan dan Program Kemendikbud 2016 dapat dilihat pada Tabel 10.
Analisa Kuadran terhadap Kualitas Layanan dan Program Bidang Kebudayaan Menurut Internal Responden
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
20
Analisa Kuadran terhadap Kualitas Layanan dan Program Bidang Kebudayaan Menurut Eksternal Responden
Gambar 7. Perbandingan Hasil Analisis Kuadran berdasarkan penilaian Pemangku Kepentingan Penerima Manfaat Langsung (Internal) dan Penerima Manfaat Tidak Langsung (Eksternal) Bidang Kebudayaan
Tabel 10. Analisis Kuadran Terhadap Layanan dan Program Kemendikbud 2016
KUADRAN Kuadran – 1. PRIORITAS UTAMA Kuadran – 2 PERTAHANKAN PRESTASI
Penerima Manfaat Langsung (INTERNAL)
Penerima Manfaat Tidak Langsung (EKSTERNAL)
(7) Revitalisasi Desa Adat (10) Pencatatan Warisan Budaya (6) Bantuan Sosial Komunitas Budaya (9) Warisan Budaya Benda dan Takbenda*)
Kuadran – 3 KINERJA BERLEBIHAN
(1) Revitalisasi Cagar Budaya dan Permuseuman*) (2) Pemeliharaan Cagar Budaya*) (4) Revitalisasi Taman Budaya*)
Kuadran – 4 PRIORITAS RENDAH
(3) Registrasi cagar budaya*) (5) Fasilitasi Kegiatan Budaya
(7) Revitalisasi Desa Adat (8) Kemah Budaya dan Kemah Perbatasan (9) Warisan Budaya Benda dan Takbenda*) (10) Pencatatan Warisan Budaya Takbenda Nasional (1) Revitalisasi Cagar Budaya dan Permuseuman*) (2) Pemeliharaan Cagar Budaya*) (4) Revitaliasasi Taman Budaya*) (5) Fasilitasi Kegiatan Budaya (6) Bantuan Sosial Komunitas Budaya (3) Registrasi Cagar Budaya*)
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
21
*) Parameter yang sama dipilih oleh Responden Internal dan Eksternal
Berdasarkan Gambar 7. perbandingan Hasil Analisis Kuadran berdasarkan penilaian Pemangku Kepentingan Penerima Manfaat Langsung (Internal) dan Penerima Manfaat Tidak Langsung (Eksternal) Bidang Kebudayaan serta Tabel 10. Analisis Kuadran terhadap kualitas layanan dan program Kemendikbud tahun 2016. Dapat diketahui bahwa dari aspek perencanaan sesuai kuadran ke-1, yang menjadi prioritas utama dibenahi adalah program (7) Revitalisasi Desa Adat dan (10) Pencatatan Warisan Budaya. Pada Kuadran ke-2, terdapat layanan dan program yang sama-sama diusulkan baik oleh penerima manfaat langsung ataupun penerima manfaat tidak langsung. Dalam hal ini layanan dan program Kemendibud yang harus dipertahankan adalah: (9) Warisan Budaya Benda dan Takbenda. Sedangkan untuk Kuadran ke-3 yang masuk kategori kinerja berlebihan, terdapat layanan dan program yang sama-sama diusulkan baik oleh penerima manfaat langsung ataupun penerima manfaat tidak langsung yaitu(1) Revitalisasi Cagar Budaya dan Permuseuman, (2) Pemeliharaan Cagar Budaya dan(4) Revitalisasi Taman Budaya. Disamping itu, ada perbedaan pendapat para penerima manfaat tidak langsung dimana mereka mengusulkan layanan dan program terkait dengan (5) Fasilitasi Kegiatan Budaya, dan (6) Bantuan Sosial Komunitas Budaya. Untuk kegiatan yang masuk pada Kuadran ke-4 Prioritas rendah, terdapat layanan dan program yang sama-sama diusulkan oleh para pihak penerima manfaat langsung ataupun tidak langsung yaitu kegiatan (3) Registrasi Cagar Budaya. Disamping itu, terjadi berbeda pendapat bahwa penerima manfaat langsung mengusulkan kegiatan (5) Fasilitasi Kegiatan Budaya, sementara penerima manfaat tidak langsung tidak mengusulkannya. 2.4. Tingkat Pencapaian Harapan Bidang Kebudayaan Tingkat pencapaian harapan merupakan perbandingan antara nilai Kinerja dengan Harapan (% P/E) untuk tiap parameter. Rasio antara Kinerja dengan Harapan (% P/E) terhadap layanan bidang kebudayaan menurut pemangku kepentingan penerima manfaat langsung (Internal) ada pada Gambar 8. Dan menurut pemanfaat tidak langsung (eksternal) ada pada pada Gambar 9. Tingkat pencapaian harapan pemangku kepentingan internal pada tahun 2016 yang tertinggi adalah pada parameter (3) Registrasi Cagar Budaya (97,87%), (5) Fasilitasi Kegiatan Budaya (97,44%), Bantuan Sosial Komunitas Budaya (97,13%), (2) Pemeliharaan Cagar Budaya (95,75%) dan Warisan Budaya Benda Tak Benda (95,68%). Sedangkan P/E terendah ada pada parameter (7) Revitalisasi Desa Adat (93,02%). Dalam hal ini, sekalipun pencapaian harapan sudah tinggi tetapi belum mencapai 100% dari harapan para pihak pemangku kepentingan dari penerima manfaat langsung. Masih ada yang harus ditingkatkan kegiatannya untuk dapat mencapai puncak harapan para pihak yang berkepentingan.
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
22
Gambar 8. Tingkat Pencapaian Harapan terhadap Layanan dan Program menurut Internal Responden Untuk tingkat pencapaian Harapan terhadap Layanan dan Program menurut Eksternal Responden dari Gambar 9. dapat diketahui bahwa harapan yang tercapai tertinggi berturut-turut adalah (1) Revitalisasi Cagar Budaya dan Permuseuman (96,78%), (2) Pemeliharaan Cagar Budaya (96,67%), (3) Registrasi Cagar Budaya (96,58%) dan yang terendah ada pada parameter (8) Kemah Budaya dan Kemah Perbatasan (92,72).
Gambar 9. Tingkat Pencapaian Harapan terhadap Layanan dan Program Bidang Kebudayaan menurut Eksternal Responden 2.5. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Bidang Kebudayaan Untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan bidang kebudayaan menggunakan Analisis Model Persamaan Struktural (Structural Equation Modelling/SEM). Dari hasil survei kepuasan para pemangku kepentingan Kemendikbud tahun 2016, menunjukan hasil sebagaimana yang disajikan pada Gambar 10.
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
23
Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Fasilitasi Kegiatan Kebudayaan Menurut Kepala Sekolah
Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Bidang Kebudayaan Menurut Pengelola Cagar Budaya dan Pengelola Museum
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
24
Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Bidang Kebudayaan Menurut Komunitas Budaya dan Pengurus Organisasi Kepercayaan
Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Bidang Kebudayaan Menurut Komunitas Seni dan Komunitas Film
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
25
Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Bidang Kebudayaan Menurut Komunitas Adat dan Pemuka Adat
Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Bidang Kebudayaan Menurut Keraton
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
26
Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Bidang Kebudayaan Menurut Sanggar Seni
Gambar 10. Analisis Model Persamaan Struktural SSS Kemendikbud Tahun 2016 Dari hasil analisis model persamaan structural berdasarkan pendapat dari para pemangku kepentingan kemendikbud, yaitu dari Kepala Sekolah/Guru/ Siswa, Pengelola Cagar Budaya, Pengelola Museum, Komunitas Budaya, Komunitas Seni, Komunitas Film, Keraton, Pengurus Organisasi Kepercayaan, Komunitas Adat, Sanggar Seni, dan Pemuka Adat menunjukkan bahwa:
Kualitas pelayanan/program Kebudayaan Kemendikbud akan berpengaruh secara langsung kepada kepuasan para pihak pemangku kepentingan baik yang secara langsung mendapat manfaat ataupun yang tidak secara langsung mendapatkan manfaat. Parameter Prosedur dianggap oleh para kepala sekolah/guru/siswa menjadi parameter yang paling berpengaruh terhadap kualitas layanan program bidang kebudayaan di Kemendikbud khususnya kegiatan fasilitasi kegiatan budaya. Parameter lain yang secara berturutan dianggap berpengaruh terhadap kualitas layanan program Kemendikbud adalah parameter waktu pelaksanaan dan persyaratan. Parameter kompetensi dianggap oleh para pengelola cagar budaya dan pengelola museum menjadi parameter yang paling berpengaruh terhadap kualitas layanan program bidang kebudayaan di Kemendikbud, khususnya secara berurutan terhadap kegiatan fasilitasi kegiatan budaya, revitalisasi taman budaya, revitalisasi cagar budaya dan permuseuman, registrasi cagar budaya, dan pemeliharaan cagar budaya. Parameter lain yang secara berturutan dianggap berpengaruh terhadap kualitas layanan program Kemendikbud adalah parameter persyaratan, prosedur, perilaku pelaksana, waktu pelaksanaan, produk spesifik, maklumat dan penanganan pengaduan.
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
27
3.
Menurut komunitas budaya dan organisasi kepercayaan bahwa parameter prosedur, maklumat serta produk spesifik merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kegiatan fasilitasi kegiatan budaya, pencatatan warisan budaya, revitalisasi desa adat dan revitalisasi cagar budaya. Parameter prosedur dianggap faktor yang paling berpengaruh oleh komunitas seni dan komunitas film terhadap layanan Kemendikbud khususnya kegiatan fasilitasi kegiatan budaya, revitalisasi cagar budaya dan permuseuman serta registrasi cagar budaya. Parameter lain yang juga berpengaruh adalah persyaratan, maklumat pelayanan dan kompetensi pelaksana. Program Kemendikbud lainnya tetap berpengaruh terhadap kepuasan para pihak penerima manfaat yang secara langsung menerimanya.
INDEKS KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN PELAYANAN (PAN RB No.14/2014)
TERHADAP KUALITAS
Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2015-2019 telah menetapkan target Indeks kepuasan pemangku kepentingan Kemendikbud pada tahun 2016 adalah sebesar 741*. Hasil survei kepuasan pemangku kepentingan Kemendikbud tahun 2016 dengan menggunakan 8 (delapan) Parameter PermenPAN-RB No.16/2014 mendapatkan indeks kepuasan pemangku kepentingan dari para Penerima Manfaat Langsung (Internal) sebesar 75,19. Indeks kepuasan pemangku kepentingan dari para Penerima Manfaat Tidak Langsung (Eksternal) sebesar 73,38 dengan demikian, menurut:
PermenPAN-RB No.14/2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi indeks 75,19 (Internal) dan 73,38 (Ekternal) berada pada kisaran nilai 70-80 termasuk dalam kategori BB PermenPAN-RB No.14/2014 dengan Interpretasi, kategori BB dengan deskripsi naratif sebagai kualitas pelayanan Sangat Baik. Customer Satisfaction Index (CSI) nilai 70-80 termasuk dalam kualitas pelayanan Sangat Puas. Rasio PE (Performance/Indicator) nilai 70-80 mendapat indikasi tingkat kualitas pelayanan Sangat Dekat dengan Harapan
Dengan demikian, dari hasil survei nilai Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Kemendikbud tahun 2016 sebesar 75,19 (Internal) lebih besar dari target Renstra Kemendikbud pada tahun 2016 sebesar 74. Secara nasional, indeks kepuasan pemangku kepentingan Kemendikbud tahun 2016 dari para penerima manfaat langsung (Internal) mencapai 75,19 lebih tinggi bila dibandingkan dengan indeks kepuasan pemangku kepentingan dari para penerima manfaat tidak langsung (Eksternal). Hal ini menunjukkan bahwa para penerima manfaat langsung lebih mengetahui dan merasakan secara langsung dari layanan yang diberikan oleh Kemendikbud.
1
* Lampiran I Matriks Kinerja dan Pendanaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rencana strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2015-2019 Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
28
Tabel 11. Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Kemendikbud 2016 Berdasarkan Parameter Pelayanan PermenPAN RB No.16/2014
No.
Parameter Pelayanan (Permen PAN RB No.16/2014)
Penerima Manfaat Langsung (Internal)
Penerima Manfaat Tidak Langsung (Eksternal)
Nilai Kualitas *)
1
Persyaratan Pelayanan
73,94
72,05
Sangat Baik
2
Prosedur Pelayanan
73,37
71,57
Sangat Baik
3
Waktu Pelayanan
73,89
71,47
Sangat Baik
4
Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan
74,87
71,90
5
Kompetensi Pelaksana
73,34
71,75
Sangat Baik
6
Perilaku Pelaksana
74,73
72,83
Sangat Baik
7
Maklumat Pelayanan
75,13
72,92
Sangat Baik
8
Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan
73,07
70,52
Sangat Baik
Kualitas Layanan Kemendikbud 2016
75,19
73,38
Sangat Baik
Sangat Baik
Catatan: *) Berdasarkan PermenPAN RB No. 14/2014
Indeks tersebut merupakan kontribusi dari 8 (delapan) parameter PermenPAN-RB No.16 Tahun 2014. Pada tahun 2016 kontribusi parameter Maklumat Pelayanan mendapat nilai tertinggi yaitu sebesar 75,13. Hal ini berarti bahwa para pemangku kepentingan pemanfaat langsung layanan program Kemendikbud merasakan para pelaksana tugas di Kemendikbud sudah melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Untuk parameter Penanganan pengaduan, saran dan masukan mendapatkan nilai terendah yaitu sebesar 73,07. Hal ini terkait dengan cara pelayanan dan pengaduan yang telah diberlakukan, sekalipun sudah dianggap baik tetapi masih ada beberapa aspek yang terkait dengan sistem pelayanan dan pengaduan belum memuaskan para pemangku kepentingan. Sedangkan para pemangku kepentingan yang tidak langsung menerima manfaat layanan program Kemendikbud, menempatkan parameter Perilaku Pelaksana dengan nilai tertinggi (72,83). Hal ini berarti bahwa para pelaksana tugas di Kemendikbud sudah memiliki perilaku yang sangat baik seperti disiplin, sopan dan santun, ramah, serta ikhlas petugas dalam memberikan pelayanan dan tidak membeda-bedakan pengguna layanan Kemendikbud. Berdasarkan kontribusi pemangku kepentingan sebagai penerima layanan langsung (Internal) maupun dari para penerima manfaat tidak langsung (Eksternal) dapat diketahui bahwa seluruh penerima manfaat memberikan nilai indeks kepuasan yang sangat baik sampai dengan memuaskan. Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
29
Dari Indeks kepuasan pemangku kepentingan (PermenPAN-RB No.14/2014) berdasarkan propinsi sebagaimana yang nampak pada Tabel 12. Terlihat bahwa dari para penerima manfaat langsung (Internal) terdapat 28 propinsi (82,4%) mendapatkan nilai sangat baik. Terdapat 3 (tiga) propinsi yaitu Sulawesi Utara (81,46%), Kalimantan Utara (80,18%) dan Sumatera Barat (80,06%) mendapat nilai memuaskan. Selain itu juga terdapat 5 (lima) propinsi yang mencapai nilai baik, tapi perlu sedikit perbaikan. Ke-5 (lima) Propinsi tersebut adalah: Propinsi Nusa Tenggara Timur (69,68%), Bangka Belitung (69,50%), Kalimantan Tengah (69,35%), Bengkulu (66,60%); Sulawesi Tengah (66,54). Sedangkan dari para penerima manfaat tidak langsung (Eksternal) juga memberikan nilai indeks kepuasan yang sangat baik untuk 27 propinsi (79,4%). Terdapat 2 (dua) Propinsi yang mendapat nilai memuaskan yaitu untuk Propinsi Kalimantan Tengah (81,15), Jawa Barat (80,46). Terdapat 5 (lima) Propinsi yang mendapat nilai baik, tapi perlu sedikit perbaikan. Propinsi tersebut adalah Propinsi Aceh (69,75%), Sulawesi Tengah (69,34%), DKI Jakarta (69,43%), Sulawesi Tenggara (68,43%), Kalimantan Utara (66,92%). Dalam hal ini, menurut penerima manfaat tidak langsung (Eksternal) yang masih perlu diperbaiki secara berturut-turut adalah pada parameter Persyaratan, Penanganan pengaduan, saran dan masukan, Prosedur, Waktu pelayanan, Produk spesifikasi jenis pelayanan. Tabel 12. Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan (PermenPAN RB No.14/2014) Berdasarkan Provinsi No
Nama Provinsi
Indeks Internal
Indeks Eksternal
No
Nama Provinsi
Indeks Internal
1 Aceh 74,47 69,75 18 Nusa Tenggara Barat 2 Sumatera Utara 73,92 78,48 19 Nusa Tenggara Timur 3 Sumatera Barat 80,06 72,18 20 Kalimantan Barat 4 Riau 72,26 77,16 21 Kalimantan Tengah 5 Jambi 71,85 74,64 22 Kalimantan Selatan 6 Sumatera Selatan 73,38 72,82 23 Kalimantan Timur 7 Bengkulu 66,60 74,06 24 Kalimantan Utara 8 Lampung 75,86 73,77 25 Sulawesi Utara 9 Bangka Belitung 69,50 71,71 26 Sulawesi Tengah 10 Kepulauan Riau 73,83 74,75 27 Sulawesi Selatan 11 DKI Jakarta 79,92 69,43 28 Sulawesi Tenggara 12 Jawa Barat 76,35 80,46 29 Gorontalo 13 Jawa Tengah 77,80 79,52 30 Sulawesi Barat 14 Yogyakarta 74,36 70,06 31 Maluku 15 Jawa Timur 71,50 75,79 32 Maluku Utara 16 Banten 72,57 70,86 33 Papua 17 Bali 72,99 73,16 34 Papua Barat Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan (Kemen PAN RB No. 14/2014
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
73,32 69,68 73,44 69,35 71,84 70,97 80,18 81,46 66,54 74,30 75,43 76,18 70,69 75,93 73,29 77,23 74,50 75,19
Indeks Eksternal
77,77 76,51 74,28 81,15 75,12 71,43 66,92 78,04 69,34 72,59 68,43 73,50 70,92 73,83 75,09 71,94 75,60 73,38
30
4.
PERBANDINGAN INDEKS KEPUASAN KEMENDIKBUD
4.1 Perbandingan indeks kepuasan pemangku kepentingan dari tahun ke Tahun Survei kepuasan pemangku kepentingan Kemendikbud sudah dilakukan sejak tahun 2011. Survei dilakukan di 34 (tiga puluh empat) propinsi juga. Akan tetapi pada setiap tahunnya terjadi perubahan parameter yang diukur. Betapapun demikian terdapat beberapa parameter yang sama diukur terus menerus setiap tahunnya dengan tanpa perubahan nomenklatur, seperti Kurikulum, Sertifikasi Guru, Peningkatan Kapasitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Tunjangan Profesi. Yang sangat berbeda adalah penentuan responden, Pada tahun 2015 dan sebelumnya responden adalah merupakan para pemangku kepentingan Kemendikbud yang tidak dibedakan dengan apakah responden pernah ikut atau mengalami langsung parameter tersebut atau tidak. Dianggap semua responden bisa menjawab semua pertanyaan yang terkait dengan parameter survei. Demikian yang berbeda dari pelaksanaan survei tahun 2016 dengan tahun-tahun sebelumnya adalah:
Parameter survei terdiri dari 3 (tiga) kelompok yaitu: parameter layanan bidang pendidikan, parameter layanan bidang kebudayaan dan parameter layanan berdasarkan Permen PAN RB No.16/2014. Penyusunan pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner disusun bersama melalui diskusi yang intensif dengan Unit-unit utama layanan/program Kemendikbud. Responden dipilih secara random dari daftar nama-nama yang diberikan oleh unitunit utama Kemendikbud yang benar-benar pernah mengikuti atau mendapat layanan/program dari unit-unit utama Kemendikbud. Kelompok responden dibagi 2 (dua) Kelompok Penerima Manfaat Langsung (Internal) dan Kelompok Penerima Manfaat Tidak Langsung (Eksternal).
Perbandingan indeks kepuasan penerima manfaat Kemendikbud Bidang Pendidikan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2016 terhadap layanan/program Kemendikbud dapat dilihat pada Tabel 13. Survei kepuasan para pemangku kepentingan Kemendikbud dilakukan mulai tahun 2011 dengan hasil indeks dari responden internal sebesar 68,4 (Baik, perlu sedikit perbaikan) dan eksternal sebesar 59,9 dengan penjelasan bernilai Cukup (memadai), perlu banyak perbaikan yang tidak mendasar. Selanjutnya pada survei tahun 2012 nilai indeks kepuasan para pemangku kepentingan internal meningkat. Dari 68,4 (Baik, perlu sedikit perbaikan naik) menjadi 73,0 (Sangat Baik). Pada Tahun 2013 indeks kepuasan Kemendikbud juga meningkat yang dari Internal naik menjadi 73,5 dan yang ekternal menjadi 70,6 dan naik kelas menjadi Sangat baik. Secara nilai angka pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 terjadi peningkatan angka tetapi masih berada pada kualifikasi Sangat Baik.
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
31
Tabel 13. Indeks Kepuasan Penerima Manfaat Kemendikbud Bidang Pendidikan
No.
Pelaksanaan Survei
Penerima Manfaat Langsung (Internal)
Penerima Manfaat Tidak Langsung (Eksternal)
1
Tahun 2016
77,5
76,6
2
Tahun 2015
76,1
75,1
3
Tahun 2014
74,1
75,7
4
Tahun 2013
73,5
70,6
5
Tahun 2012
73,0
66,1
6
Tahun 2011
68,4
59,9
Pada tahun 2013 nama Kemendiknas sudah berubah menjadi Kemendikbud. Seiring dengan perubahan nama tersebut dilakukan survei indeks kepuasan bidang kebudayaan. Perbandingan indeks kepuasan penerima manfaat Kemendikbud Bidang Kebudayaan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2016 terhadap layanan/program Kemendikbud dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Indeks Kepuasan Penerima Manfaat Kemendikbud Bidang Kebudayaan
No.
Pelaksanaan Survei
Penerima Manfaat Langsung (Internal)
Penerima Manfaat Tidak Langsung (Eksternal)
1
Tahun 2016
74,7
71,9
2
Tahun 2015
74,5
73,7
3
Tahun 2014
71,2
71,6
4
Tahun 2013
69,6
71,4
Survei kepuasan para pemangku kepentingan Kemendikbud bidang Kebudayaan dilakukan mulai tahun 2013 dengan hasil indeks dari responden internal sebesar 69,6 (Baik, perlu sedikit perbaikan) dan eksternal sebesar 71,4 (Sangat baik). Pada survei tahun 2014 nilai indeks kepuasan para pemangku kepentingan internal mendapat 71,2 (Sangat Baik) dan dari responden eksternal mendapat 71,6 (Sangat Baik). Pada Tahun 2015 indeks kepuasan Kemendikbud dari Internal mendapat 74,5 (Sangat Baik) dan yang eksternal 73,7 (Sangat Baik). Hasil survei indeks kepuasan pemangku kepentingan layanan/program Kemendikbud bidang Kebudayaan pada tahun 2016 dari responden internal mendapat 74,2 dan dari responden eksternal 71,90. Terjadi peningkatan indeks kepuasaan dari para penerima manfaat langsung (internal) dari tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan dari penerima manfaat tidak langsung (eksternal) terjadi penurunan indeks kepuasan dibandingkan tahun sebelumnya.
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
32
4.2 Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Lembaga/Kelembagaan Lain Indeks kepuasan pemangku kepentingan lembaga/kelembagaan sesuai dengan ketentuan Pemerintah harus dilakukan setiap tahun. Beberapa lembaga/kelembagaan juga sudah melakukan survei kepuasan pemangku kepentingan. Perbandingan dari indeks kepuasaan dapat dilihat pada Tabel 15. Indeks kepuasaan Lembaga/Kelembagaan lain hasil tahun 2016 belum dilaunching atau diposting di masing-masing website resmi, sehingga data yang diperoleh baru untuk tahun 2014 dan tahun 2015. Sebagai gambaran bila dibandingkan dengan Lembaga/ Kelembagaan lain, maka hasil survei kepuasan pemangku kepentingan tahun 2016 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berada posisi yang lebih baik dibandingkan dengan lembaga/kelembagaan yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016 sudah sangat baik dan telah dirasakan manfaatnya bagi para penerima manfaat langsung ataupun tidak langsung dari layanan/program kemendikbud. Tabel 15. Perbandingan dari indeks kepuasaan Lembaga/Kelembagaan No 1
2
3 4
5 6
Lembaga/ Kelembagaan Kemendikbud menurut Penerima Manfaat Langsung (Internal) berdasarkan Parameter PermenPAN-RB No.14/2014 Kemendikbud menurut Penerima Manfaat Tidak Langsung (Eksternal) berdasarkan Parameter PermenPAN-RB No.14/2014 Kementerian Pertanian*) Kementerian Kelautan dan Perikanan *) Kementerian Perindustrian *) Kementerian Keuangan *)
Tahun Survei 2016
Indeks Keterangan Kepuasan 75,19 Sangat Baik
2016
73,38
Sangat Baik
2014 2014
76,41 69,87
2015 2015
3,21 4,08
Sangat Baik Baik, perlu sedikit perbaikan Baik Sangat Baik
*) Data Indeks Kepuasan Tahun 2016 belum tersedia/tidak ditemukan
5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1. Kesimpulan dan Rekomendasi Survei Bidang Pendidikan Tahun 2016 5.1.1 Umum Hasil survei kepuasan pemangku kepentingan Kemendikbud tahun 2016 dengan menggunakan 8 (delapan) Parameter PermenPAN-RB No.16/2014 mendapatkan indeks kepuasan pemangku kepentingan dari para Penerima Manfaat Langsung (Internal) sebesar 75,19 lebih besar dari target Renstra Kemendikbud pada tahun 2016 sebesar 74. Rata-rata nasional indeks kepuasan pemangku kepentingan terhadap pelayanan 13 parameter layanan bidang pendidikan adalah 77,52 bagi pemangku kepentingan penerima manfaat langsung (internal) dan 76,63 bagi pemangku kepentingan penerima manfaat tidak langsung (eksternal), sehingga dikategorikan Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
33
5.1.2
sangat puas. Sesuai PermenPAN-RB No. 14/2014, maka skor yang berada pada kisaran 70–80 tergolong ke dalam kategori BB-kualitas pelayanan Sangat Baik. Berdasarkan indeks kepuasan pemangku kepentingan terhadap layanan/program Kemendikbud 2016. Secara umum mendapat nilai yang sangat baik. Untuk Propinsi Jawa Tengah dan Propinsi Sulawesi Utara mendapat nilai memuaskan baik dari penerima manfaat langsung (internal) maupun dari penerima manfaat tidak langsung (Eksternal). Propinsi yang dinilai baik tetapi perlu perbaikan ada di Propinsi Papua Barat menurut penerima manfaat langsung (Internal) sedangkan menurut penerima manfaat tidak langsung (Eksternal) Propinsi Kalimantan Timur. Dari analisis kuadran, pada aspek perencanaan Prioritas utama yang harus dibenahi adalah program Kurikulum. Layanan dan program Kemendibud yang harus dipertahankan adalah: Sertifikasi guru, Ujian Nasional dan Unit Layanan Terpadu serta Pengembangan karir dan kepangkatan guru serta Tunjangan profesi guru. Prioritas perencanaan rendah, berupa Program Indonesia Pintar (PIP); Pendidikan Keluarga (Kemitraan antara Keluarga dan Sekolah); dan Block Grant Sarana prasarana Pendidikan (Pembangunan, Rehab dan Fasilitas). Tingkat pencapaian harapan pemangku kepentingan internal pada tahun 2016 yang tertinggi adalah pada parameter Sertifikasi Guru yang mencapai 99,89%. Pendidikan Kecakapan Kerja Unggulan (99,75%), Peningkatan Kapasitas Pendidikan dan Tenaga kependidikan (99,61%) dan Pengembangan Karir dan Kepangkatan Guru (99,11%). Nilai pencapaian harapan terendah ada pada parameter Reformasi Birokrasi Kemendikbud pada Unit Layanan Terpadu (ULT) dengan nilai 93,80%. masih ada yang harus ditingkatkan kegiatannya untuk dapat mencapai puncak harapan para pihak yang berkepentingan. Pencapaian Harapan terhadap Layanan dan Program menurut Eksternal Responden 100% ada pada program Ujian Nasional (UN). Sertifikasi guru (99,99%); Pengembangan karir dan kepangkatan guru (99,84%) serta Block grant sarana prasarana pendidikan (99,06%). Sedangkan nilai terendah menurut eksternal adalah pada program Pendidikan kecakapan kerja unggulan.
Layanan dan Program Kemendikbud
(1) Unit Layanan Terpadu (ULT) • Kinerja ULT berdasarkan tingkat pencapaian harapan menurut responden Internal mencapai 93,80% dan menurut responden eksternal 94,81%. Berada pada Kuadran-2 (Pertahankan prestasi). • Responden merasa sangat puas dan menempatkan ULT sebagai Garda Terdepan dalam memberikan pelayanan Kemendikbud. • ULT menjadi satu-satunya Unit Layanan di Kemendikbud yang menerima pengaduan dan memberi penanganan terhadap pengaduan stakeholder. Tantangan: • ULT harus menjadi pusat pelayanan terpadu Kemendikbud yang cepat, tanggap dan menyelesaikan masalah dengan tepat dan akurat. Rekomendasi: • Waktu pelayanan perlu disesuaikan dengan jam kerja area yang dilayani (Waktu Indonesia Timur, Waktu Indonesia Tengah dan Waktu Indonesia Barat). • Pelayanan Langsung, perlu petugas dan sarana prasarana ruang pelayanan yang memadai dengan jumlah pelanggan (Seperti ruang tunggu, jumlah petugas). • Prasarana pelayanan Tidak Langsung perlu ditambah seperti saluran telepon. Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
34
(2) Kurikulum • Tingkat pencapaian harapan parameter kurikulum responden Internal 98,25% dan responden eksternal 97,66%. Kurikulum ada di Kuadran-1 (Prioritas Utama). • Kurikulum menjadi prioritas utama untuk terus ditingkatkan kualitasnya dan menjadikan Kurikulum Tahun 2013 sebagai kurikulum pendidikan. • Peluang: Kurikulum 2013 mampu mengembangkan kemampuan siswa dalam menghadapi perkembangan jaman. Tantangan: • Pengadaan dan penyebaran buku kurikulum 2013 perlu sampai ke seluruh sekolah tepat pada waktunya. • Proses pembelajaran siswa perlu ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya. Rekomendasi: • Pelatihan Kurikulum tahun 2013 perlu terus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar. • Distribusi Pengadaan Buku Kurikulum 2013 terkait kemudahan memperoleh buku dan penyediaan buku-buku (3) Peningkatan Kapasitas Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PTK) • Kinerja parameter PTK berdasarkan tingkat pencapaian harapan (responden Internal) mencapai 99,11% dan responden eksternal ada pada indeks 99,84%. PTK ada di Kuadran-2 (Pertahankan Prestasi) menurut responden internal, tetapi responden eksternal menempatkannya pada Kuadran-3 (Kinerja Berlebihan). • Upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pendidik dan tenaga kependidikan agar lebih berkualitas dalam melaksanakan tugas dan fungsinya perlu terus dilakukan. Tantangan: • PTK berupa sarana peningkatan mutu guru masih perlu ditingkatkan dengan mengikutkan guru pada kegiatan workshop atau kegiatan yang relevan. • Jenis dan frekuensi pelatihan PTK masih perlu bervariasi Rekomendasi: Meningkatkan partisipasi tenaga kependidikan pada kegiatan workshop dan kegiatan lain yang meningkatkan kapasitas PTK (4) Sertifikasi Guru • Tingkat pencapaian harapan para penerima langsung manfaat Sertifikasi Guru mencapai 99,89% dan pemanfaat tidak langsung pada indeks 99,99%. Program Sertifikasi Guru berada pada Kuadran-2 (Pertahankan Prestasi). • Program sertifikasi guru konsisten bertujuan untuk menentukan kelayakan guru, meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan dan meningkatkan profesionalisme guru. Proses sertifikasi guru dengan prinsip objektif, transparan dan akuntabel Tantangan: • Proses pemberian sertifikat harus memberikan kesempatan yang sama bagi Guru PNS dan Guru Honorer. • Penambahan kuota peserta dengan mengoptimalkan sumberdaya lokal.
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
35
Rekomendasi: • Prioritasisasi poses sertifikasi guru untuk penugasan di kawasan 3T (Tertinggal, Terluar dan Terdepan). • Program ini harus dapat memberikan kesempatan kepada PNS dan Honorer untuk mendapatkan hak yang sama dalam proses sertifikasi. (5) Pengembangan Karir dan Kepangkatan Guru • Tingkat pencapaian harapan responden pada program Pengembangan Karir dan Kepangkatan Guru (PKKG) mencapai 99,11% (responden internal) dan 99,84% (responden eksternal. Bagi responden internal PKKG berada pada Kuadran-4 (Prioritas Rendah), tetapi responden eksternal ada pada Kuadran-3 (Kinerja Berlebihan). • Program Pengembangan Karir dan Kepangkatan Guru perlu ditingkatkan kinerjanya untuk memastikan jenjang karir dan kepangkatan guru. Tantangan: • Prosedur kenaikan pangkat masih dianggap sebagian masyarakat berbelit-belit dan terlalu birokrasi. • Proses pengembangan karir dan kepangkatan guru untuk kawasan 3T. Rekomendasi: • Proses pengembangan karir dan kepangkatan guru perlu lebih memperhatikan kemudahan akses para pihak dalam memonitoring pencapaian usulannya. • Prioritasisasi perumusan butir kegiatan untuk kawasan 3T sebagai penilaian pengembangan karir dan kepangkatan guru. (6) Tunjangan Profesi Guru (TPG) • Ada dua jenis TPG yaitu TPG non pegawai negeri sipil (PNS) dan TPG PNS. Mulai tahun anggaran 2012, penyaluran tunjangan profesi bagi guru non PNS dan guru binaan provinsi dibayarkan melalu dana dekonsentrasi. • Tingkat pencapaian harapan TPG menurut responden Internal mencapai 97,73% dan menurut responden eksternal sebesar 98,02%. Berdasarkan analisis kuadran menurut responden internal TPG ada pada Kuadran-2 (Pertahankan Prestasi), dan responden eksternal TPG ada pada Kuadran-3 (Kinerja Berlebihan). • Program TPG tetap perlu dipertahankan kinerjanya. Tantangan: • Proses pencairan masih dianggap sering terlambat. • Sesuai aturan proses pencairan yang sudah berlaku tetap diteruskan Rekomendasi: • Meningkatkan kemampuan para pihak dalam memproses pencairan TPG agar lebih tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (7) Program Indonesia Pintar (PIP) • Kinerja PIP terkait tingkat pencapaian harapan menurut para pemandaat langsung (Internal) sudah mencapai 98,45% dan menurut pemanfaat tidak langsung (eksternal) sebesar 98,91%. Dari analisis kuadran kedua responden menempatkan PIP pada Kuadran-4 (Prioritas Rendah). • Program Indonesia Pintar (PIP) perlu terus ditingkatkan kinerja agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang memerlukan. Tantangan PIP: • Target Program PIP masih banyak yang belum tepat sasaran. • Prosedur pengajuan PIP masih sulit dipahami.
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
36
• Dana PIP sering terjadi keterlambatan, melibatkan sekolah dalam proses distribusi Serta adanya Kartu PIP yang tidak sampai ke alamat penerima, tapi terkumpul di kantor desa. Rekomendasi: • PIP perlu akurasi data yang dapat dipertanggungjawabkan agar tepat sasaran. • Perlu koordinasi lebih intensif dengan para pihak yang terkait pencairan dana PIP. Seperti pihak Bank dihimbau lebih aktif mendatangi penerima PIP. • Pihak ketiga yang mengirim kartu PIP harus mengirimkan langsung ke penerima kartu. • Memperluas penerima PIP tidak hanya kategori miskin tapi juga ke kelompok kurang beruntung lainnya seperti anak yatim piatu, anak gelandangan dan terlantar dan sebagainya. (8) Ujian Nasional (UN) • Pemerintah sudah menetapkan Ujian Nasional tahun 2017 tetap dilaksanakan. • Ujian Sekolah ditingkatkan mutunya menjadi USBN 2017 (Ujian Sekolah Berstandar Nasional) untuk beberapa mata pelajaran. • Memperluas pelaksanaan berbasis komputer, baik UN maupun USBN. • Kinerja parameter UN terkait tingkat pencapaian harapan respoden Internal mencapai 97,87% dan responden eksternal 98,91%. Pada analisis kuadran responden internal dan eksternal menempatkan Ujian Nasional pada Kuadran-2 (Pertahankan Prestasi). Tantangan: • Program UN perlu terus dipertahankan prestasinya. • Masalah pelaksanaan ujian seringkali terhambat karena kurangnya sarana prasarana pendukung mengikuti UN secara tepat. Rekomendasi: • Pemberian fasilitasi sarana dan prasarana ke sekolah-sekolah terutama di kawasan 3T (Tertinggal, Terluar dan Terdepan) agar dapat mengikuti Ujian Nasional berbasis Komputer. (9) Pendidikan Keluarga (Kemitraan antara keluarga dan sekolah) • Kerjasama dan keselarasan antara pendidikan yang dilakukan di satuan pendidikan dan di lingkungan keluarga merupakan kunci keberhasilan pendidikan. • Program pendidikan keluarga (Kemitraan antara keluarga dan sekolah) berdasarkan tingkat pencapaian harapan menurut pemanfaat langsung (Internal) sebesar 98,70% dan responden eksternal 99,11%. Pada analisis kuadran kedua responden menempatkan program pendidikan keluarga pada Kuadran-4 (Prioritas rendah). Tantangan: • Pola pendidikan keluarga menjadi perilaku masyarakat dalam melaksanakan proses pendidikan dalam keluarga dan masyarakat. Rekomendasi: • Perlu perumusan program pendidikan keluarga berbasis kearifan lokal sebagai program yang lebih mudah dimengerti dan diikuti oleh masyarakat Indonesia. • Model pendidikan keluarga yang menjadi acuan masyarakat dalam menerapkan program pendidikan keluarga
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
37
(10) Block Grant Sarana Prasarana Pendidikan • Block Grant sarana dan prasarana pendidikan adalah bantuan pemerintah berupa dana/anggaran untuk pembangunan atau rehab gedung sekolah dan fasilitas penunjang (perpustakaan, laboratorium, dsb). • Menurut Responden internal tingkat pencapaian harapan Block Grant sarana prasarana pendidikan mencapai 98,46% dan responden eksternal mencapai 80,24%. Berdasarkan analisa kuadran, Block Grant sarana prasarana pendidikan berada pada kuadran Keempat (Prioritas Rendah). Tantangan: • Dalam pemilihan penerima dana Block Grant masih ada anggapan dari Sekolah swasta bahwa block grant diprioritaskan untuk sekolah negeri. Rekomendasi: • Pemilihan penerima dana BG mengacu pada Dapodik yang memuat kondisi lapangan sekolah swasta dan negeri. • Pemberian prioritas yang sama antara sekolah negeri dan swasta. (11) Pendidikan Kecakapan Kerja Unggulan • Kompetensi peserta didik PKKU mampu bekerja di dalam atau di luar negeri sesuai dengan kebutuhan bidang pekerjaan. • Tingkat pencapaian harapan program PKKU menurut responden internal mencapai 99,75% dan responden eksternal sebesar 89,40%. Pada analisa kuadran berada pada kuadran ke-4 (Prioritas Rendah). Tantangan: • Program PKKU perlu menjangkau sasaran semua lapisan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. • Membangkitkan minat pengusaha nasional dan internasional agar tertarik untuk mengikuti program pendidikan kecakapan kerja unggulan. Rekomendasi: • Perlu dilakukan perumusan program kegiatan yang mempertimbangkan pada daya saing global (internasional) sehingga dapat menyiapkan SDM yang berpotensi. • Menjalin kerjasama dengan para pengusaha nasional atau internasional sukses untuk mewujudkan pendidikan kecakapan kerja unggulan. (12) Pendidikan Kecakapan Kerja • Memberikan bekal keterampilan kerja bagi para penganggur karena tidak memiliki keterampilan yang sesuai kebutuhan dan peluang kerja yang ada. • Tingkat pencapaian harapan Pendidikan Kecakapan Kerja menurut responden internal 98,60% dan responden eksternal 90,42%. Pada analisa kuadran berada pada kuadran Ke-4 (Prioritas Rendah). Tantangan: • Program memenuhi harapan masyarakat dalam memperoleh pekerjaan • Perlu ketepatan program kecakapan kerja yang sesuai antara kebutuhan pasar kerja dengan kecakapan kerja yang dihasilkan. Rekomendasi: • Terus mendorong lembaga pendidikan non-formal untuk memberikan keterampilan kerja masyarakat. • Mengembangkan jejaring kerjasama dengan para pihak yang memerlukan tenaga kerja terdidik berkecakapan kerja.
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
38
• Memperluas jangkauan pendidikan kecakapan kerja bagi remaja putus sekolah ke daerah-daerah tertinggal dan perbatasan. (13) Program Pendidikan Kewirausahaan • PKW menanamkan pola pikir (mindset) dan sikap mental wirausaha serta memberikan bekal pengetahuan kewirausahaan kepada peserta didik. • Tingkat pencapaian harapan PKW menurut responden internal mencapai 98,14% dan responden eksternal 90,84%. Pada analisa kuadran PKW berada pada kuadran Keempat (Prioritas Rendah). Tantangan: • Pendidikan Kewirausahaan menjadi salah satu program yang diunggulkan untuk mengembangkan ekonomi masyarakat. • Perlu dirumuskan alternatif kewirausahaan yang memperluas bidang kerja peserta didik. Rekomendasi: • Perlu menjalin program kerjasama pendidikan kewirausahaan dengan berbagai pengusaha sukses sebagai upaya memandirikan peserta didik • Memberikan tambahan kemampuan berbahasa kepada peserta pendidikan kewirausahaan, untuk memperluas usaha, seperti berbahasa China, Jepang dan sebagainya.
5.2. Kesimpulan dan Rekomendasi Survei Bidang Kebudayaan Tahun 2016 5.2.1 Umum Hasil survei kepuasan pemangku kepentingan Kemendikbud tahun 2016 dengan menggunakan 8 (delapan) Parameter PermenPAN-RB No.16/2014 mendapatkan indeks kepuasan pemangku kepentingan dari para Penerima Manfaat Langsung (Internal) sebesar 75,20. Dan Indeks kepuasan pemangku kepentingan dari para Penerima Manfaat Tidak Langsung (Eksternal) sebesar 72,30. Hal tersebut menunjukkan masuk dalam kategori BB yang artinya Sangat Baik atau Sangat Puas. Hasil survei kepuasan pemangku kepentingan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016 dalam Bidang Kebudayaan berdasarkan parameter layanan mendapat nilai indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Terhadap Layanan/Program Kemendikbud 74,7 menurut Para Penerima Manfaat Langsung (Internal) dan Nilai Indeks 71,9 dari Penerima Manfaat Tidak Langsung (Eksternal). Nilai tersebut mengandung arti sangat baik dan perlu dipertahankan program-program yang sudah dinilai sangat baik oleh para pemangku kepentingan tersebut. Dengan demikian, tingkat pencapaian harapan terhadap layanan bidang kebudayaan menurut responden bidang kebudayaan secara umum menunjukkan tingkat kepuasan semua parameter sangat dekat dengan pencapaian harapan. 5.2.2 Layanan/Program Bidang Kebudayaan Kemendikbud 2016 (1) Revitalisasi Cagar Budaya dan Permuseuman Pemanfaatan cagar budaya dan permuseuman dapat menyasar ke siswa di Indonesia yang jumlahnya mencapai 44,305,068 siswa (PDSPK, 2016). Mekanisme revitalisasi cagar budaya dan permuseuman dapat memanfaatkan dunia maya.
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
39
Peningkatan kualitas SDM untuk menunjang revitalisasi cagar budaya dan permuseuman dapat berkolaborasi dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta. Adanya kerjasama dengan pemangku kepentingan lainnya, khususnya dalam hal revitalisasi cagar budaya dan permuseuman Tantangan: Bagaimana pemanfaatan cagar budaya dan permuseuman untuk meningkatkan jumlah pengunjung setelah dilakukan revitalisasi? Bagaimana mekanisme revitalisasi cagar budaya dan permuseuman agar dapat diinformasikan, dipahami, serta dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan? Bagaimana meningkatkan kualitas SDM untuk menunjang revitalisasi cagar budaya dan permuseuman? Bagaimana revitalisasi cagar budaya dan permuseuman dapat dikolaborasikan dengan pemangku kepentingan lainnya (misal Pemda, masyarakat, swasta, industri, dll.)? Rekomendasi: Perlu meningkatkan kerjasama dengan bidang pendidikan (Dikdasmen) untuk memfasilitasi kegiatan kunjungan peningkatan apresiasi siswa SD, SMP dan SMA ke lokasi-lokasi cagara budaya, museum dan wisata budaya lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecintaan siswa terhadap kebudayaan Indonesia. Pihak Kementrian harus lebih giat lagi untuk mengajak semua pihak yang dapat berhubungan dengan revitalisasi cagar budaya dan museum. (2) Parameter Pemeliharaan Cagar Budaya Pemerintah Pusat dapat mengoptimalkan peran UPT di daerah sebagai ujung tombak pelaksana mekanisme pemeliharaan dan pengembangan cagar budaya. Tantangan: Bagaimana mekanisme pemeliharaan dan pengembangan cagar budaya agar dapat diinformasikan, dipahami, serta dilaksanakan secara optimal? Bagaimana mendorong pemerintah daerah dan masyarakat supaya lebih berkontribusi dalam pemeliharaan cagar budaya? Rekomendasi: Perlu adanya peningkatan perhatian serius Pemda tentang pengelolaan cagar budaya. Perlu peningkatan akses ke lokasi cagar budaya dan sosialisasi melalui media cetak, radio, televisi maupun internet. Pihak kementrian harus lebih aktif mensosialisasikan tentang cagar budaya yang ada di daerah melalui perwakilan yang ada di daerah Pelibatan komunitas budaya, masyarakat adat melalui mekanisme yang telah diatur pemerintah pusat dan daerah. (3) Registrasi Cagar Budaya Pemerintah dapat memanfaatkan potensi media cetak, media elektronik, internet dalam menghimbau kepada masyarakat untuk ikut serta dalam meregistrasikan cagar budaya yang ada di sekitarnya. Pemerintah Pusat dapat mengoptimalkan peran Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB). Pemerintah Pusat dapat melibatkan pemangku kepentingan lainnya dalam proses pendaftaran Cagar Budaya di daerah. Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
40
Tantangan: Bagaimana mempercepat proses registrasi cagar budaya yang selama ini dilaksanakan? Bagaimana meningkatkan penetapan terhadap cagar budaya yang sudah di registrasi? Bagaimana proses selanjutnya untuk cagar budaya yang sudah ditetapkan? Rekomendasi: Perlu sosialisasi tentang pentingnya registrasi cagar budaya untuk melindungi kekayaan cagar budaya Indonesia. Perlu pembahasan yang holistik dalam proses pelestarian cagar budaya yang melibatkan berbagai pihak, agar kebijakan mengenai cagar budaya setelah ditetapkan dalam berjalan dengan optimal. (4) Revitalisasi Taman Budaya Pemanfaatan taman budaya dapat melibatkan pemangku kepentingan di daerah yang selama ini aktif melakukan aktivitas budaya. Pemerintah daerah dapat mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan seni dan budaya (pertunjukan, kompetisi, dsb.) di taman budaya. Tantangan: Bagaimana pemanfaatan taman budaya untuk meningkatkan aktivitas budaya di daerah setelah dilakukan revitalisasi? Bagaimana mendorong Pemerintah daerah dan masyarakat untuk lebih aktif mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan seni dan budaya? Rekomendasi: Perlu diupayakan agar di setiap daerah (minimal di level provinsi) ada Taman Budaya Bantuan diharapkan berkesinambungan dan lebih baik bantuan tersebut tidak selalu berbentuk dana / uang. Bantuan berupa fasilitas yang dibutuhkan sesuai dapodik Sebaiknya semua elemen (termasuk masyarakat dan sekolah) dilibatkan dalam pemanfaatan taman budaya yang ada di masing-masing daerah. (5) Fasilitasi Kegiatan Budaya Pemerintah Pusat dapat melibatkan Dinas Kebudayaan di daerah dalam mekanisme pengawasan dan tindak lanjut dari kegiatan budaya yang difasilitasi. Tantangan: Bagaimana mekanisme pengawasan dan tindak lanjut dari kegiatan budaya yang difasilitasi agar tepat sasaran dan dapat memberikan manfaat? Rekomendasi: Perlunya meningkatkan koordinasi dan penguatan peran Dinas Kebudayaan daerah untuk lebih efektif dan efisiennya layanan. Untuk fasilitasi kesenian di sekolah, selain bantuan alat sebaiknya perlu dilanjutkan dengan pelatihan SDM yang akan menggunakan alat tersebut. Sebaiknya lebih memempertimbangkan fasilitasi kegiatan budaya yang berhubungan dengan pendidikan sekolah dasar, misalnya diadakan pelatihan untuk guru kesenian. Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan budaya sebaiknya terkoordinasi dengan baik antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
41
(6) Bantuan Sosial (Bansos) Komunitas Budaya Mekanisme revitalisasi bansos komunitas budaya dapat dilakukan secara lebih terbuka (dipublikasikan ke media sosial). Tantangan: Bagaimana mekanisme bansos komunitas budaya dapat diinformasikan, dipahami, serta dilaksanakan secara optimal? Bagaimana mekanisme pengawasan dan tindak lanjut dari bantuan sosial komunitas budaya agar tepat sasaran dan dapat memberikan manfaat? Rekomendasi: Perlunya sosialisasi persyaratan memperoleh bantuan. Seleksi penerima bantuan/manfaat melalui mekanisme yang lebih terbuka Anggaran bansos untuk kegiatan pendidikan kebudayaan ditambah Lakukan sosialisasi lebih merata Pendampingan di lapangan harus dilakukan Berorientasi pada kualitas hasil pengembangan komunitas (7) Revitalisasi Desa Adat Pemerintah Pusat dapat melibatkan Dinas Kebudayaan di daerah dalam menyusun sinergi kebijakan dan pelaksanaan Revitalisasi Desa Adat. Tantangan: Bagaimana menyusun sinergi kebijakan dan pelaksanaan Revitalisasi Desa Adat antara pemerintah Pusat dan Daerah? Rekomendasi: Perlu memperkuat peran daerah dalam melaksanakan program-program pemerintah bidang kebudayaan, khususnya Revitalisasi Desa Adat. (8) Kemah Budaya (Pramuka dan Kemah Perbatasan) Pelaksanaan Kemah Budaya dapat menyasar ke siswa di Indonesia yang jumlahnya mencapai 44,305,068 siswa (PDSPK, 2016) Pelaksanaan Kemah Budaya dapat melibatkan Gerakan Pramuka (khususnya SKWBB) yang dapat menjangkau hingga sekolah. Tantangan: Bagaimana meningkatkan peranan Kemah Budaya menjadi sarana pengembangan Jati Diri dan Karakter Bangsa kepada masyarakat yang lebih luas? Rekomendasi: Perlu ditinjau kembali konsep dan mekanisme pelaksaaan dari Kemah Budaya, sehingga dapat menjangkau saasaran masyarakat yang lebih luas (terutama siswa dan guru). (9) Parameter Warisan Budaya Benda dan Takbenda yang sudah Mendapatkan Pengakuan Dunia dan Dinominasikan Pemerintah Pusat dapat melibatkan Dinas Kebudayaan di daerah dalam menyusun kebijakan mempertahankan keaslian Warisan Budaya Tak Benda yang telah mendapatkan pengakuan dunia dan dinominasikan. Mekanisme untuk mempertahankan keaslian Warisan Budaya Tak Benda yang telah mendapatkan pengakuan dunia dan dinominasikan dapat melibatkan tenaga ahli di Indonesia yang kompeten di bidangnya.
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
42
Tantangan: Bagaimana mekanisme untuk mempertahankan keaslian Warisan Budaya Tak Benda yang telah mendapatkan pengakuan dunia dan dinominasikan? Rekomendasi: Penominasian menuju UNESCO wajib melibatkan Tim Ahli WBTB (tingkat Indonesia) bukan hanya dengan pembentukan tim khusus (yang lain lagi). Tim pengusul untuk UNESCO harus lebih aktif negosiasi untuk aturan warisan budaya dunia. Mengefektifkan peran duta (budaya) Indonesia ditingkat dunia. (10) Parameter Pencatatan Warisan Budaya Takbenda Nasional Pemerintah Pusat dapat mengoptimalkan peran Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB). Mekanisme pencatatan Warisan Budaya Tak Benda Nasional secara online dapat lebih dioptimalkan. Peran Tim Ahli WBTB dapat dioptimalkan untuk sosialisasi pada tingkat daerah Alokasi anggaran yang ada juga memperhitungkan faktor jangkauan lokasi antar lokasi penelitian (contohnya: beda antara BPNB Papua dan BPNB Bandung). Tantangan: Bagaimana mendorong pemerintah daerah supaya lebih berkontribusi dalam Pencatatan Warisan Budaya Tak Benda Nasional? Dana riset yang diberikan kepada BPNB sangat terbatas sehingga beberapa usulan WBTB kadang terkendala pada bagian kajian ilmiah Rekomendasi: Peningkatan sosialisasi kepada daerah (masyarakat dan Pemda). Perlu kerjasama dengan kementrian terkait untuk menyusun dan mengeluarkan aturan tentang kerjasama BPNB Dan Dinas Provinsi
Ringkasan Eksekutif Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan /Stakeholders Satisfaction Survey (SSS) 2016
43
LATAR BELAKANG •
•
•
•
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus berupaya untuk Meningkatkan Kinerja Layanan di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Perlu Peningkatan Layanan Prirma (Service Excellent) dan Layanan yang berorientasi kepada pemangku kepentingan (Stake holder) Salah satu indikasi keberhasilan layanan pendidikan dan kebudayaan adalah kepuasan pemangku kepentingan berupa “Skor Indeks Stakeholder Satisfaction” Untuk mengukur Tingkat Kepuasan Pemangku Kepentingan ini perlu Survei di tingkat Nasional yang berkelanjutan
1
MAKSUD DAN TUJUAN MAKSUD : Mengukur tingkat kepuasan dari pemangku kepentingan Kemendikbud terhadap program dan kebijakan yang sudah dijalankan
TUJUAN : • Mendapatkan hasil evaluasi tingkat kepuasan dari para pemangku kepentingan terhadap program kerja dan kebijakan dari Kemendikbud secara nasional • Mendapatkan hasil evaluasi terhadap penerimaan para pemangku kepentingan dalam hal penerimaan pemahaman/pengetahuan, penilaian, kebutuhan dan harapan, serta dampak-manfaat terhadap program kerja dan kebijakan yang sudah dijalankan Kemendikbud • Mendapatkan informasi tentang faktor-faktor kepuasan dari stakeholder • Mendapatkan rekomendasi untuk dapat meningkatkan kualitas program kerja dan kebijakan dari Kemendikbud secara nasional, sekaligus peningkatan persepsi positif para pemangku kepentingan.
HASIL YANG DIHARAPKAN 1. Profil Pemangku Kepentingan Kemendikbud berdasarkan jenis dari kategori pemangku kepentingan internal dan eksternal. 2. Karakteristik Perilaku Pemangku Kepentingan Kemendikbud untuk setiap jenis pemangku kepentingan. 3. Ekspektasi Pemangku Kepentingan Kemendikbud untuk setiap segmentasi pelanggan dan jenis layanan. 4. Kepuasan Pemangku Kepentingan Kemendikbud untuk setiap jenis pemangku kepentingan, jenis layanan dan program. 5. Peta Perseptual berdasarkan jenis pemangku kepentingan Persepsi pemangku kepentingan terhadap Kemendikbud dibandingkan dengan kementerian lainnya. 6. Rekomendasi strategi dan metode perbaikan layanan dan program Kemendikbud berdasarkan hasil analisis terhadap data survei sertapeningkatan kepuasan pemangku kepentingan Kemendikbud
2
METODOLOGI SURVEI KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2106
1. Memasukan Parameter Permen PAN RB No.16/2014 2. Penentuan Responden berdasarkan para pemanfaat langsung layanan/program (Internal) dan responden pemanfaat program tidak langsung (Eksternal) 3. Penyusunan Kuesioner berkonsultasi dengan para pihak terkait (unit Utama) Kemendikbud.
PARAMETER SURVEI KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Permen PAN RB No.16/2014 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Persyaratan Prosedur Waktu Pelaksanaan Biaya/Tarif Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan Kompetensi Pelaksana Perilaku Pelaksana Maklumat Pelayanan Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan
Layanan/Program Bidang Pendidikan
Layanan/Program Bidang Kebudayaan
1. Kurikulum 2. Peningkatan Kapasitas Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PTK) 3. Sertifikasi Guru 4. Pengembangan Karir dan Kepangkatan Guru 5. Tunjangan Profesi Guru 6. Program Indonesia Pintar (PIP) 7. Ujian Nasional (UN) 8. Pendidikan Keluarga (Kemitraan antara Keluarga dan Sekolah) 9. Block Grant Sarana dan Prasarana Pendidikan (Pembangunan, Rehab, dan Fasilitas) 10.Reformasi Birokrasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Unit Layanan Terpadu (ULT) 11.Pendidikan Kecakapan Kerja Unggulan 12.Pendidikan Kecakapan Kerja 13.Pendidikan kecakapan Kewirausahaan
1. Revitaslisasi Cagar Budaya dan Permuseuman 2. Pemeliharaan Cagar Budaya 3. Registrasi Cagar Budaya 4. Revitalisasi Taman Budaya 5. Fasilitasi Kegiatan Budaya 6. Bantuan Sosial (Bansos) Komunitas Budaya 7. Revitalisasi Desa Adat 8. Kemah Budaya (Pramuka) dan Kemah Perbatasan) 9. Warisan Budaya Benda dan Takbenda yang sudah Mendapatkan Pengakuan Dunia dan Dinominasikan 10.Pencatatan Warisan Budaya Takbenda Nasional
3
POPULASI DAN PROPORSI SAMPEL PER PROPINSI DENGAN ADJUSTMENT
POPULASI DAN PROPORSI SAMPEL PER PROPINSI DENGAN ADJUSTMENT
4
INDEKS KEPUASAN BIDANG PENDIDIKAN, KEMENDIKBUD Tahun 2016
RESPONDEN BIDANG PENDIDIKAN Pendidikan Anak Usia Dini dan Dikmas
INTERNAL (Penerima Manfaat Lansung)
Pendidikan Dasar
Pendidikan Menengah
Pendidikan Kejuruan
EKSTERNAL (Pemanfaat Tidak Langsung)
1. 2. 3. 1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4. 1. 2.
Peserta PAUD (diwakili orang tuanya); Pamong belajar pendidikan non formal & informal; Peserta, Pelaksana, dan Lembaga PAUDNI (PKBM, Kursus, dan SKB). Peserta Didik SD-SMP (diwakili orang tua); Pendidik, Pendidik Lainnya, dan Tenaga Kependidikan SD-SMP; Komite Sekolah SD-SMP; dan Manajemen/Pengelola SD-SMP swasta
Peserta Didik SMA; Pendidik, Pendidik Lainnya, dan Tenaga Kependidikan SMA; Komite Sekolah SMA; dan Manajemen/Pengelola SMA swasta
3. 4.
Peserta Didik SMK; Pendidik, Pendidik Lainnya, dan Tenaga Kependidikan SMK; Komite Sekolah SMK; dan Manajemen/Pengelola SMK swasta
1. 2. 3. 4. 5.
LSM/NGO/Mitra Kebudayaan Media Massa (Wartawan Bidang Kebudayaan) Dinas Bidang Kebudayaan Provinsi Dinas Kebudayaan Kabupaten /Kota DPR/DPRD(Komisi Bidang Pendidikan, Komisi X/E)
5
Teknik Pengambilan Sampel Multi-Stage Sampling TAHAP KE-1: Purposive sampling untuk menentukan nama Kota/Kabupaten, kecamatan.
• • • •
•
TAHAP KE-2: Memproporsionalkan dengan stratified sampling target responden baik internal dan external di Kota/Kabupaten, kecamatan terpilih.
• • • • •
TAHAP KE-3: Simple random sampling untuk mendapatkan nama sekolah, nama guru, dan nama murid
• •
Kabupaten/Kota Terpilih Kecamatan yang menjadi Pusat Pemerintahan Kota/Kab Sekolah Formal (PAUD, SD, SMP, SMA, SMK) yang sudah menerima layanan Kemendikbud Sekolah Informal (LKP dan PKBM) yang sudah menerima layanan Kemendikbud Sekolah Formal (PAUD, SD, SMP, SMA, SMK) yang sudah menerima layanan (BG) Kemendikbud secara proporsional Sekolah Informal (LKP dan PKBM) yang sudah menerima layanan BlockGrand) Kemendikbud secara proporsional Komite (SD, SMP, SMA, SMK) secara proporsional Tutor (LPK, PKBM) secara proporsional Kepala Sekolah (SD, SMP, SMA, dan SMK) secara proporsional Pengelola (PAUD, LPK, PKBM) secara proporsional Guru (TK, SD, SMP, SMA, dan SMK) yang sudah mendapatkan Sertifikasi dan menerima tunjangan profesi guru. Murid ( SD, SMP, SMA, SMK) yang sudah mendapatkan layanan Program Indonesia Pintar
MATRIKS SASARAN RESPONDEN INTERNAL DAN EKSTERNAL MENURUT LAYANAN DAN PRORAM PARAMETER
6
Persentase Capaian Responden Menurut Provinsi
SEBARAN RESPONDEN
TOTAL 12.063 (100%)
PENDIDIKAN 10.730 (88,95%)
KEBUDAYAAN 1.415 (11,73%)
INTERNAL
EKSTERNAL
(Pemanfaat Langsung)
(Pemanfaat Tidak Langsung) 341 (3,18%)
10.389 (96,82%)
Pendidikan Anak Usia Dini & Dikmas 1. Peserta PAUD (diwakili orang tuanya); 2. Pamong belajar pendidikan non formal & informal; 3. Peserta, Pelaksana, dan Lembaga PAUDNI (PKBM, Kursus, dan SKB).
Pendidikan Dasar
Pendidikan Menengah
Pendidikan Kejuruan
1. Peserta Didik SD‐ SMP (diwakili orang tua); 2. Pendidik, Pendidik Lainnya, dan Tenaga Kependidikan SD‐ SMP; 3. Komite Sekolah SD‐ SMP; dan 4. Manajemen/Pengel ola SD‐SMP swasta
1. Peserta Didik SMA; 2. Pendidik, Pendidik Lainnya, dan Tenaga Kependidikan SMA; 3. Komite Sekolah SMA; dan 4. Manajemen/Pengel ola SMA swasta
1. Peserta Didik SMK; 2. Pendidik, Pendidik Lainnya, dan Tenaga Kependidikan SMK; 3. Komite Sekolah SMK; dan 4. Manajemen/Pengel ola SMK swasta
1. LSM/NGO /Mitra Kebudayaan 2. Media Massa (Wartawan Bidang Kebudayaan) 3. Dinas Bidang Kebudayaan Provinsi 4. Dinas Kebudayaan Kabupaten /Kota 5. DPR/DPRD(Komisi Bidang Pendidikan, Komisi X/E)
7
PROFIL RESPONDEN JENIS KELAMIN DAN USIA
Laki-Laki
Perempuan
Total
Jenis Kelamin f
Internal Responden
4447
42.8
259
76.0
Eksternal Responden
Profil Usia Responden
Jumlah
%
4.768 43,96
f
%
f
57.2
10.389
82
24.0
341
100.0
6.079 56,04 10.730
100.0
3,500
100.0
INTERNAL
57,2%
3,000 2,500 Julah Responden
%
5.942
2,000
42,8%
1,500 1,000
‐ Internal
<20 Th. 2,810
21‐30 Th. 342
31‐40 Th. 2,307
41‐50 Th. 3,461
51‐60 Th. 1,469
External
‐
31
100
134
76
EKSTERNAL
500
Usia <20 Th. 21‐30 Th. 31‐40 Th. 41‐50 Th. 51‐60 Th. Internal 2,810 342 2,307 3,461 1,469
Total 10,389
External Jumlah
341 10,730 100.00
‐ 2,810 26.19
31 373 3.48
100 2,407 22.43
134 3,595 33.50
76 1,545 14.40
24,0%
76,0%
PROFIL RESPONDEN PENGHASILAN DAN PENGELUARAN Jumlah Responden = 10.730 (100%)
Pengeluaran Responden 4000
3500
3500
Jumlah Responden
Jumlah Responden
Penghasilan Responden 4000
3000 2500 2000
3000 2500 2000 1500
1500
1000 1000
500 500
0 0
0
<2 Jt.
2‐3 Jt.
3‐5 Jt.
5‐6 Jt
6‐7,5 Jt
>7,5 Jt
Internal
2601
3719
1361
1797
401
188
322
External
22
40
61
98
39
17
64
3759 (35,0%)
1442 (17,66%)
Jumlah
2601 (24,4%)
1895 205 (4,10%) (1,91%)
386 (3,6%)
0
<1,5 Jt.
1,5‐2,5 Jt.
2,5‐4 Jt.
4,5‐5,5 Jt.
5,5‐7,0 Jt.
>7,0 Jt.
Internal
2616
3652
1414
1589
616
299
203
External
27
42
66
105
38
27
36
Jumlah
2643 (24,6%)
3694 (34,40%)
1480 (13,8%)
654 (6,1%)
326 (3%)
239 (2,2%)
8
Jenis Pekerjaan Terbanyak Respoden INTERNAL : 1. Peserta Didik (2.811 responden) 26,20% 2. Guru (2.513 responden) 23,42 % 3. Ibu Rumah Tangga (1.260 responden) 11,74% 4. Buruh (843 responden) 7,86 % 5. Wiraswasta (626 responden) 5,83% 6. Lain‐lain (1.940 responden) 21,77% EKSTERNAL: 1. Aparatur Sipil Negara (211 responden) 1,97% 2. Jurnalis (55 responden) 0,51 % 3. Karyawan Swasta (12 responden) 0,11% 4. Lain‐lain (63 responden) 0,59%
Peserta Didik Guru IRT Buruh Wiraswasta lain lain
ASN Jurnalis Karyawan Swasta Lain‐lain
Internal
%
Pendidikan
2,056
19.79
< SMP
4,280
41.20
SMA
3,509
33.78
S1
519
5.00
S2
0.24
S3
25 10,389
100.0 Jumlah
Eksternal ‐
%
Jumlah ‐
2,056
34
9,97
4,314
212
62,17
3,721
86
25,22
605
9
2,64
34
341
100.0
10,730
Tabel Deskripsi Naratif terhadap Selang CSI dan Rasio PE yang disesuaikan dengan PermenPAN RB No. 14/2014 Interpretasi (Deskripsi Naratif) Permen PAN RB No.14/2014 CSI Rasio PE 1 > 90 ‐ 100 AA Istimewa Sangat Puas Memenuhi Sekali Harapan 2 > 80 ‐ 90 A Memuaskan Sangat Puas Sangat Dekat Sekali Sekali dengan Harapan 3 > 70 ‐ 80 BB Sangat Baik Sangat Puas Sangat Dekat dengan Harapan 4 > 60 ‐ 70 B Baik, perlu sedikit perbaikan Puas Dekat dengan Harapan 5 > 50 ‐ 60 CC Cukup (memadai), perlu banyak Cukup Puas Cukup Jauh dari perbaikan yang tidak mendasar Harapan 6 > 30 ‐ 50 C Kurang, perlu banyak sekali Tidak Puas Jauh dari Harapan perbaikan dan perubahan yang mendasar 7 > 0 ‐ 30 C Sangat Kurang, perlu banyak Sangat Sangat Jauh dari sekali perbaikan Tidak Puas Harapan dan perubahan yang mendasar *)Sesuai Permen PAN‐RB No. 14/2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi No. Angka (%)* Kategori*)
9
1. INDEKS KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN BIDANG PENDIDIKAN 1.1. Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Terhadap Layanan/Program Pendidikan Kemendikbud Tahun 2016 No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13
Parameter Layanan/Program Kemendikbud
Unit Layanan Terpadu Kurikulum Peningkatan Kapasitas Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PTK) Sertifikasi Guru Pengembangan Karir dan Kepangkatan Guru Tunjangan Profesi Guru Program Indonesia Pintar (PIP) Ujian Nasional Pendidikan Keluarga (Kemitraan antara Keluarga dan Sekolah) Block Grant Sarana dan Prasarana Pendidikan (Pembangunan, Rehab, dan Fasilitas) Pendidikan Kecakapan Kerja Unggulan Pendidikan Kecakapan Kerja Program Pendidikan Kewirausahaan Kualitas Layanan Kemendikbud
Pemanfaat Langsung (Internal)
Pemanfaat Tidak Langsung (Eksternal)
80,86 72,69
79,17 71,53
73,61
73,81
78,13
80,21
75,26
75,00
72,92 80,09 72,66
72,92 72,62 81,25
74,55
70,83
72,50
71,43
74,58
74,17
75,00 75,00 77,52
75,00 75,00 76,63
Nilai Kualitas *)
Memuaskan-Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik–Memuaskan Sangat Baik Sangat Baik Memuaskan-Sangat Baik Sangat Baik-Memuaskan Sangat Baik Sangat Baik
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Gambar Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Terhadap Layanan/Program Kemendikbud, Menurut Para Penerima Manfaat Langsung (Internal) dan Tidak Langsung (Eksternal)
10
Tabel Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Layanan/Program Kemendikbud 2016 Berdasarkan Provinsi Indeks Internal 79,67
Indeks Eksternal 75,54
1
Aceh
18
Nusa Tenggara Barat
Indeks Internal 82,64
2
Sumatera Utara
74,28
81,08
19
Nusa Tenggara Timur
76,28
3
Sumatera Barat
80,02
73,88
20
Kalimantan Barat
83,26
77,40
4
Riau
78,74
77,49
21
Kalimantan Tengah
74,76
79,51
5
Jambi
75,31
74,46
22
Kalimantan Selatan
79,54
75,43
6
Sumatera Selatan
74,20
78,20
23
Kalimantan Timur
73,64
69,73
7
Bengkulu
74,24
86,50
24
Kalimantan Utara
73,79
72,72
8
Lampung
76,85
75,65
25
Sulawesi Utara
83,24
80,60
9
Bangka Belitung
70,97
78,61
26
Sulawesi Tengah
72,77
74,80
10
Kepulauan Riau
74,13
81,98
27
Sulawesi Selatan
76,35
74,14
11
DKI Jakarta
77,71
73,85
28
Sulawesi Tenggara
78,18
75,24
12
Jawa Barat
77,32
81,21
29
Gorontalo
82,39
74,56
13
Jawa Tengah
81,64
80,08
30
Sulawesi Barat
77,33
74,46
14
Yogyakarta
83,36
73,89
31
Maluku
73,77
82,97
15
Jawa Timur
77,59
79,50
32
Maluku Utara
78,90
81,25
16
Banten
76,96
74,67
33
Papua
72,76
70,70
17
Bali
75,75
73,19
34
Papua Barat
No
Nama Provinsi
No
Nama Provinsi
Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Layanan/Program Kemendikbud 2016
Indeks Eksternal 77,05 71,42
68,33
71,39
77,52
76,63
Analisis Kuadran Terhadap Layanan dan Program Kemendikbud Tahun 2016 KUADRAN Kuadran – 1. PRIORITAS UTAMA Kuadran – 2 PERTAHANKAN PRESTASI Kuadran – 3 KINERJA BERLEBIHAN Kuadran – 4 PRIORITAS RENDAH
Penerima Manfaat Langsung (INTERNAL) (1). Kurikulum
(2). Peningkatan Kapasitas Pendidikan dan Tenaga kependidikan (PTK); (3). Sertifikasi Guru; (5). Tunjangan Profesi Guru; (7). Ujian Nasional (UN); (10). Unit Layanan Terpadu (ULT)
Penerima Manfaat Tidak Langsung (EKSTERNAL) (11). Pendidikan Kecakapan Kerja Unggulan; (12). Pendidikan Kecakapan Kerja; (13). Pendidikan Kecakapan Kewirausahaan (3). Sertifikasi Guru; (7). Ujian Nasional (UN); (10). Unit Layanan Terpadu (ULT) (4). Pengembangan Karir dan Kepangkatan Guru; (5). Tunjangan Profesi Guru
(1). Kurikulum; (4). Pengembangan Karir dan Kepangkatan Guru; (2). Peningkatan Kapasitas Pendidikan dan (6). Program Indonesia Pintar (PIP); (8). Tenaga kependidikan (PTK); Pendidikan Keluarga (Kemitraan antara Keluarga dan Sekolah); (9). Block Grant Sarana prasarana (6). Program Indonesia Pintar (PIP); (8). Pendidikan (Pembangunan, Rehab dan Fasilitas); Pendidikan Keluarga (Kemitraan antara Keluarga dan Sekolah); (9). Block Grant (11). Pendidikan Kecakapan Kerja Unggulan; Sarana prasarana Pendidikan (12). Pendidikan Kecakapan Kerja; (13). Pendidikan Kecakapan Kewirausahaan (Pembangunan, Rehab dan Fasilitas)
11
Tingkat Pencapaian Harapan Bidang Pendidikan Menurut Pemangku Kepentingan Internal dan Eksternal
Tingkat Pencapaian Harapan Bidang Pendidikan Menurut Pemangku Kepentingan Responden Internal
Tingkat Pencapaian Harapan Bidang Pendidikan Menurut Pemangku Kepentingan Responden Eksternal
Analisis Model Persamaan Struktural SSS Kemendikbud Tahun 2016
12
INDEKS KEPUASAN BIDANG KEBUDAYAAN, KEMENDIKBUD Tahun 2016
PROFIL RESPONDEN KEBUDAYAAN
TABEL 1 . JENIS KELAMIN RESPONDEN Laki-Laki
Jenis Kelamin Internal Responden Bidang Kebudayaan
Eksternal Responden Bidang Kebudayaan Jumlah
Perempuan
Total
f
%
f
%
f
%
648
59,6
439
40,4
1087
100.0
232
70,7
96
29,3
328
100.0
880
62%
535
38%
1415
100.0
Sumber: Data Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan Bidang Kebudayaan 2016 diolah
TABEL 2. KATEGORI USIA RESPONDEN Usia Responden Internal Responden Bidang Kebudayaan External Responden Bidang Kebudayaan Jumlah
<23 Tahun
24-33 Tahun
34-43 Tahun
44-53 Tahun
54-63 Tahun
>63 Tahun
Total
68
104
167
369
330
29
1067
11
59
82
103
61
3
319
79
163
249
472
391
32
1386
Sumber: Data Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan Bidang Kebudayaan 2016 diolah
13
PROFIL RESPONDEN KEBUDAYAAN
TABEL TINGKAT PENDIDIKAN RESPONDEN No.
Pendidikan
Internal
Eksternal
Jumlah
1
< SMP
46
7
53
2
SMA Sederajat
200
65
265
3
S1
615
192
807
4
S2
206
54
260
5
S3
10
3
13
1077
321
Jumlah
1398
Sumber: Data Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan Bidang Kebudayaan 2016 diolah
PROFIL RESPONDEN KEBUDAYAAN
TABEL PENGHASILAN RESPONDEN Penghasilan
Internal Responden Bidang Kebudayaan External Responden Bidang Kebudayaan Jumlah
<2 Juta
6-7,5 Juta
>7,5 Juta
2-3 Juta
3-5 Juta
5-6 Juta
183
211
356
129
60
47
986
46
67
77
30
9
62
291
78 (21,7%)
433 (33,9%)
159 (12,4%)
69 (5,4%)
229 (17,9%)
109 (8,5%)
Total
1277 (100%)
TABEL 5 PENGELUARAN RESPONDEN Pengeluaran Internal Responden Bidang Kebudayaan External Responden Bidang Kebudayaan Jumlah
<1,5 Juta
1,5-2,5 Juta
2,5-4,5 Juta
4,5-5,5 Juta
5,5-7,0 Juta
>7,0 Juta
Total
172
255
320
166
46
29
988
52
76
67
34
26
32
224 (17,5%)
331 (25,9%)
387 (30,3%)
200 (15,6%)
72 (5,6%)
61 (4,7%)
287 1275 (100%)
14
Kategori Responden Bidang Kebudayaan Dinas Kepala Dinas Kebu Pengelola Pengurus Sekolah / Masyarakat Pengelola Komunitas Komunitas komunitas Komunitas Sanggar Pemuka Media Kebuda dayaa Cagar Keraton Organisasi LSM DPRD Guru / umum Musium Budaya Seni film Adat Seni Adat Massa yaan n Budaya Kepercayaan Siswa Provinsi Kab/ Kota B C A C A B B A A C B C B A A A A 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 2 3 4 5
No
Parameter
1
Revitalisasi Cagar Budaya dan Permuseuman
√
2
Pemeliharaan Cagar Budaya
√
√
√
√
3 Registrasi Cagar Budaya
√
√
√
√
√
4 Revitalisasi Taman Budaya
√
√
√
√
√
√
√
√
√
5 Fasilitasi Kegiatan Budaya
√
√
√
Bantuan Sosial (Bansos) 6 Komunitas Budaya
√
√
7 Revitalisasi Desa Adat
√
√
Kemah Budaya (Pramuka 8 dan Kemah Perbatasan)
√
Warisan Budaya Benda dan Takbenda yang sudah 9 Mendapatkan Pengakuan Dunia dan Dinominasikan
√
√
√
√
10
Pencatatan Warisan Budaya Takbenda Nasional
√
√ √
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√ √
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
INDEKS KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN LAYANAN/PROGRAM KEBUDAYAAN KEMENDIKBUD TAHUN 2016 No.
Parameter Layanan/Program Kemendikbud
Penerima Manfaat Langsung (Internal)
Penerima Manfaat Tidak Langsung (Eksternal)
68,10
69,79
71,30
68,71
70,61
69,85
73,33
69,58
Nilai Kualitas *)
1
Revitalisasi Cagar Budaya dan Permuseuman
2
Pemeliharaan Cagar Budaya
3
Registrasi Cagar Budaya
4
Revitalisasi Taman Budaya
5
Fasilitasi Kegiatan Budaya
72,42
70,14
Sangat Baik
6
Bantuan Sosial (Bansos) Komunitas Budaya
71,41
70,96
Sangat Baik
7
Revitalisasi Desa Adat
72,59
70,14
Sangat Baik
8
Kemah Budaya (Pramuka) dan Kemah Perbatasan
71,88
Sangat Baik
9
Warisan Budaya Benda dan Takbenda yang sudah Mendapatkan Pengakuan Dunia dan Dinominasikan
81,25
Pencatatan Warisan Budaya Takbenda Nasional
80,56
Kualitas Layanan Kemendikbud 2016
74,72
10
-
69,44
70,37 71,90
Baik, perlu sedikit perbaikan Sangat Baik Baik, perlu sedikit perbaikan Sangat Baik Baik, perlu sedikit perbaikan Sangat Baik Baik, perlu sedikit perbaikan
Memuaskan – Baik, perlu sedikit perbaikan MemuaskanSangat Baik Sangat Baik
15
Penerima Manfaat Langsung (internal) Responden Internal
Indeks
Kepala Sekolah
77,78
Pengelola Cagar Budaya
71,84
Pengelola Museum
81,63
Komunitas Budaya
74,62
Komunitas Seni
73,15
Komunitas Film
70,21
Keraton
68,09
Pengurus Organisasi Kepercayaan
77,25
Komunitas Adat
74,02
Sanggar Seni
78,57
Pemuka Adat
70,48
Kualitas Layanan/Program Kebudayaan
KEMENDIKBUD 2016
74,72
71,90
Penerima Manfaat Tidak Langsung (Eksternal)
Responden Eksternal Masyarakat Umum
Indeks 68,42
LSM
63,51
Media Massa
69,72
Dinas Kebudayaan Provinsi Dinas Kebudayaan Kota/Kabupaten DPRD Bidang Kebudayaan
77,33 75,69 72,35
16
PERBANDINGAN HASIL ANALISIS KUADRAN BERDASARKAN PENILAIAN EM P ANGKU KEPENTINGAN PENERIMA MANFAAT LANGSUNG (INTERNAL) DAN PENERIMA MANFAAT IT DAK LANGSUNG (EKSTERNAL) BIDANG KEBUDAYN
ANALISIS KUADRAN TERHADAP LAYANAN DAN PROGRAM BIDANG KEBUDAYAAN KEMENDIKBUD Tahun 2016
KUADRAN Kuadran – 1. PRIORITAS UTAMA Kuadran – 2 PERTAHANKAN PRESTASI
Kuadran – 3 KINERJA BERLEBIHAN
Kuadran – 4 PRIORITAS RENDAH
Penerima Manfaat Langsung (INTERNAL)
Penerima Manfaat Tidak Langsung (EKSTERNAL)
(7) Revitalisasi Desa Adat (10) Pencatatan Warisan Budaya (6) Bantuan Sosial Komunitas Budaya (9) Warisan Budaya Benda dan Takbenda
(7) Revitalisasi Desa Adat (8) Kemah Budaya dan Kemah Perbatasan (9) Warisan Budaya Benda dan Takbenda (10) Pencatatan Warisan Budaya Takbenda Nasional
(1) Revitalisasi Cagar Budaya dan Permuseuman (2) Pemeliharaan Cagar Budaya (4) Revitalisasi Taman Budaya
(1) Revitalisasi Cagar Budaya dan Permuseuman (2) Pemeliharaan Cagar Budaya (4) Revitaliasasi Taman Budaya (5) Fasilitasi Kegiatan Budaya (6) Bantuan Sosial Komunitas Budaya
(3) Registrasi cagar budaya (5) Fasilitasi Kegiatan Budaya
(3) Registrasi Cagar Budaya
17
TINGKAT PENCAPAIAN HARAPAN TERHADAP LAYANAN DAN PROGRAM MENURUT INTERNAL RESPONDEN
TINGKAT PENCAPAIAN HARAPAN TERHADAP LAYANAN DAN PROGRAM BIDANG KEBUDAYAAN MENURUT EKSTERNAL RESPONDEN
18
Analisa Model Persamaan Struktural
Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Kemendikbud Tahun 2016 Bidang Kebudayaan (Hasil Survei SSS, 2016)
No.
Parameter Pelayanan (Permen PAN RB No.16/2014)
Penerima Manfaat Langsung (Internal)
Penerima Manfaat Tidak Langsung (Eksternal)
Nilai Kualitas *)
1
Persyaratan Pelayanan
72,89
70,84
Sangat Baik
2
Prosedur Pelayanan
73,65
70,13
Sangat Baik
3
Waktu Pelayanan
73,41
70,14
Sangat Baik
4
Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan
74,37
71,18
Sangat Baik
5
Kompetensi Pelaksana
72,27
69,75
Sangat Baik baik, perlu sedikit perbaikan
6
Perilaku Pelaksana
73,21
69,97
Sangat Baik baik, perlu sedikit perbaikan
7
Maklumat Pelayanan
75,51
72,24
Sangat Baik
8
Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan
71,80
68,81
Sangat Baik baik, perlu sedikit perbaikan
Kualitas Layanan Kemendikbud 2016
75,20
72,30
sangat baik
19
Kualitas Layanan/Program Kebudayaan Responden Internal
KEMENDIKBUD Tahun 2016
Indeks
Kepala Sekolah
83,33
Pengelola Cagar Budaya
73,54
Pengelola Museum
81,59
Komunitas Budaya
73,85
Komunitas Seni
74,33
Komunitas Film
70,88
Keraton
67,21
Pengurus Organisasi Kepercayaan
75,20
Komunitas Adat
76,22
Sanggar Seni
80,63
Pemuka Adat
72,01
Penerima Manfaat Langsung (internal)
75,20
72,30 Penerima Manfaat Tidak Langsung (Eksternal)
Responden Eksternal Masyarakat Umum LSM Media Massa Dinas Kebudayaan Provinsi Dinas Kebudayaan Kota/Kabupaten DPRD Bidang Kebudayaan
Indeks 70,99 58,57 68,76 78,46 75,65 71,86
INDEKS KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN (PAN RB NO.14/2014) BERDASARKAN PROVINSI
20
Responden Internal
Kualitas Layanan/Program Kebudayaan
Indeks
Kepala Sekolah
77,78
Pengelola Cagar Budaya
71,84
Pengelola Museum
81,63
Komunitas Budaya
74,62
Komunitas Seni
73,15
Komunitas Film
70,21
Keraton
68,09
Pengurus Organisasi Kepercayaan
77,25
Komunitas Adat
74,02
Sanggar Seni
78,57
Pemuka Adat
70,48
Penerima Manfaat Langsung (internal)
74,72
71,90 Penerima Manfaat Tidak Langsung (Eksternal)
KEMENDIKBUD 2016
Responden Eksternal Masyarakat Umum
Indeks 68,42
LSM
63,51
Media Massa
69,72
Dinas Kebudayaan Provinsi Dinas Kebudayaan Kota/Kabupaten DPRD Bidang Kebudayaan
77,33 75,69 72,35
Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Terhadap
Kualitas Pelayanan Kemendikbud Tahun 2016 Berdasarkan Parameter Pelayanan Permen PAN RB No.16/2014
21
Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Kemendikbud 2016 Berdasarkan Parameter Pelayanan Permen PAN RB No.16/2014 Parameter Pelayanan (Permen PAN RB No.16/2014)
No.
Penerima Manfaat Langsung (Internal)
Penerima Manfaat Tidak Langsung (Eksternal)
Nilai Kualitas *)
1
Persyaratan Pelayanan
73,94
72,05
Sangat Baik
2
Prosedur Pelayanan
73,37
71,57
Sangat Baik
3
Waktu Pelayanan
73,89
71,47
Sangat Baik
4
Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan
74,87
71,90
5
Kompetensi Pelaksana
73,34
71,75
6
Perilaku Pelaksana
74,73
72,83
Sangat Baik
7
Maklumat Pelayanan
75,13
72,92
Sangat Baik
8
Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan
73,07
70,52
75,19
73,38
Sangat Baik Sangat Baik
Sangat Baik
Kualitas Layanan Kemendikbud 2016
Sangat Baik
Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan (PAN RB No.14/2014) Berdasarkan Provinsi No 1 2 3 4 5 6
Nama Provinsi Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
Indeks Internal
74,47 73,92 80,06 72,26 71,85 73,38
Indeks Eksternal
69,75 78,48 72,18 77,16 74,64 72,82
No
Nama Provinsi
18 19 20 21 22 23
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
7 Bengkulu 66,60 74,06 24 Kalimantan Utara 8 Lampung 75,86 73,77 25 Sulawesi Utara 9 Bangka Belitung 69,50 71,71 26 Sulawesi Tengah 10 Kepulauan Riau 73,83 74,75 27 Sulawesi Selatan 11 DKI Jakarta 79,92 69,43 28 Sulawesi Tenggara 12 Jawa Barat 76,35 80,46 29 Gorontalo 13 Jawa Tengah 77,80 79,52 30 Sulawesi Barat 14 Yogyakarta 74,36 70,06 31 Maluku 15 Jawa Timur 71,50 75,79 32 Maluku Utara 16 Banten 72,57 70,86 33 Papua 17 Bali 72,99 73,16 34 Papua Barat Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan (Kemen PAN RB No. 14/2014
Indeks Internal
Indeks Eksternal
73,32 69,68 73,44 69,35 71,84 70,97
77,77 76,51 74,28 81,15 75,12 71,43
80,18 81,46 66,54 74,30 75,43 76,18 70,69 75,93 73,29 77,23 74,50 75,19
66,92 78,04 69,34 72,59 68,43 73,50 70,92 73,83 75,09 71,94 75,60 73,38
22
No.
Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Layanan/Program Kemendikbud Tahun 2015 dan Tahun 2016
Indeks Kepuasan Penerima Manfaat Kemendikbud No.
Tahun
Pemanfaat Pemanfaat Tidak Langsung Langsung (Internal) (Eksternal)
1
2016
77,5
76,1
2
2015
76,1
75,1
3
2014
74,1
75,7
4
2013
73,5
70,6
5
2012
73,0
66,1
6
2011
68,4
59,9
2016
Layanan/Program Kemendikbud
2015
A. INDEKS KEPUASAN INTERNAL (Penerima Manfaat Langsung) 1
Unit Layanan Terpadu
80,86
83,6
2
Kurikulum
72,69
75,8
3
Peningkatan Kapasitas Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PTK)
73,61
75,5
4
Sertifikasi Guru
78,13
76,1
5
Pengembangan Karir dan Kepangkatan Guru
75,26
6
Tunjangan Profesi Guru
72,92
75,8
7
Program Indonesia Pintar (PIP)
80,09
75,1
8
Ujian Nasional (UN)
72,66
77,3
9
Block Grant Sapras Pendidikan
72,50
76,1
77,52
76,1
Kualitas Layanan Kemendikbud (internal)
A. INDEKS KEPUASAN EKSTERNAL (Penerima Manfaat Tidak Langsung) 2
Kurikulum
71,53
74,5
3
Peningkatan Kapasitas Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PTK)
73,81
75,5
4
Sertifikasi Guru
80,21
75,6
6
Tunjangan Profesi Guru
72,92
75,8
7
Program Indonesia Pintar (PIP)
72,62
74,8
8
Ujian Nasional (UN)
81,25
75,1
10
Block Grant Sapras Pendidikan
71,43
74,9
76,63
75,1
Kualitas Layanan Kemendikbud (Eksternal)
Perbandingan dari indeks kepuasaan Lembaga/Kelembagaan Menurut Permen PAN RB No.14/2014 No
Lembaga/Kelembagaan
Tahun
Indeks Kepuasan
Keterangan
1
Kemendikbud menurut Penerima Manfaat Langsung (Internal)
2016
75,19
Sangat Baik
2
Kemendikbud menurut Penerima Manfaat Tidak Langsung (Eksternal)
2016
73,38
Sangat Baik
3
Kementerian Pertanian *)
2014
76,41
Sangat Baik
4
Kementerian Kelautan dan Perikanan *)
2014
69,87
Baik, perlu sedikit perbaikan
5
Kementerian Perindustrian *)
2015
3,21
Baik
5
Kementerian Keuangan *)
2015
4,08
Sangat Baik
*) Belum ada Data Tahun 2016
23
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BIDANG PENDIDIKAN SURVEI KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN (SSS) KEMENDIKBUD Tahun 2016
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI HASIL SURVEI KEPUASAN STAKE HOLDER BIDANG PENDIDIKAN 1.
UNIT LAYANAN TERPADU (ULT)
• Kinerja ULT berdasarkan tingkat pencapaian harapan menurut responden Internal mencapai 93,80% dan menurut responden eksternal 94,81%. Berada pada Kuadran‐2 (Pertahankan prestasi). • Responden merasa sangat puas dan menempatkan ULT sebagai Garda Terdepan dalam memberikan pelayanan Kemendikbud. • ULT menjadi satu‐satunya Unit Layanan di Kemendikbud yang menerima pengaduan dan memberi penanganan terhadap pengaduan stakeholder. Tantangan: • ULT harus menjadi pusat pelayanan terpadu Kemendikbud yang cepat, tanggap dan menyelesaikan masalah dengan tepat dan akurat. Rekomendasi: • Waktu pelayanan perlu disesuaikan dengan jam kerja area yang dilayani (Waktu Indonesia Timur, Waktu Indonesia Tengah dan Waktu Indonesia Barat) • Pelayanan Langsung, perlu petugas dan sarana prasarana ruang pelayanan yang memadai dengan jumlah pelanggan (Seperti ruang tunggu, jumlah petugas) • Prasarana pelayanan Tidak Langsung perlu ditambah seperti saluran telepon
24
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI HASIL SURVEI KEPUASAN STAKE HOLDER BIDANG PENDIDIKAN 2.
KURIKULUM
• Tingkat pencapaian harapan parameter kurikulum responden Internal 98,25% dan responden eksternal 97,66%. Kurikulum ada di Kuadran‐1 (Prioritas Utama). • Kurikulum menjadi prioritas utama untuk terus ditingkatkan kualitasnya dan menjadikan Kurikulum Tahun 2013 sebagai kurikulum pendidikan • Peluang: Kurikulum 2013 mampu mengembangkan kemampuan siswa dalam menghadapi perkembangan jaman. Tantangan: • Pengadaan dan penyebaran buku kurikulum 2013 perlu sampai ke seluruh sekolah tepat pada waktunya. • Proses pembelajaran siswa perlu ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya. Rekomendasi: • Pelatihan Kurikulum tahun 2013 perlu terus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar. • Distribusi Pengadaan Buku Kurikulum 2013 terkait kemudahan memperoleh buku dan penyediaan buku‐buku
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI HASIL SURVEI KEPUASAN STAKE HOLDER BIDANG PENDIDIKAN 3. Peningkatan Kapasitas Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PTK)
• Kinerja parameter PTK berdasarkan tingkat pencapaian harapan (responden Internal) mencapai 99,11% dan responden eksternal ada pada indeks 99,84%. PTK ada di Kuadran‐2 (Pertahankan Prestasi) menurut responden internal, tetapi responden eksternal menempatkannya pada Kuadran‐3 (Kinerja Berlebihan). • Upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pendidik dan tenaga kependidikan agar lebih berkualitas dalam melaksanakan tugas dan fungsinya perlu terus dilakukan. Tantangan : • PTK berupa sarana peningkatan mutu guru masih perlu ditingkatkan dengan mengikutkan guru pada kegiatan workshop atau kegiatan yang relevan. • Jenis dan frekuensi pelatihan PTK masih perlu bervariasi
Rekomendasi :
• Meningkatkan partisipasi tenaga kependidikan pada kegiatan
workshop dan kegiatan lain yang meningkatkan kapasitas PTK.
25
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI HASIL SURVEI KEPUASAN STAKE HOLDER BIDANG PENDIDIKAN 4. Sertifikasi Guru • Tingkat pencapaian harapan para penerima langsung manfaat Sertifikasi Guru mencapai 99,89% dan pemanfaat tidak langsung pada indeks 99,99%. Program Sertifikasi Guru berada pada Kuadran‐2 (Pertahankan Prestasi). • Program sertifikasi guru konsisten bertujuan untuk menentukan kelayakan guru, meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan dan meningkatkan profesionalisme guru. Proses sertifikasi guru dengan prinsip objektif, transparan dan akuntabel Tantangan: • Proses pemberian sertifikat harus memberikan kesempatan yang sama bagi Guru PNS dan Guru Honorer. • Penambahan kuota peserta dengan mengoptimalkan sumberdaya lokal. Rekomendasi: • Prioritasisasi poses sertifikasi guru untuk penugasan di kawasan 3T (Tertinggal, Terluar dan Terdepan) • Program ini harus dapat memberikan kesempatan kepada PNS dan Honorer untuk mendapatkan hak yang sama dalam proses sertifikasi
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI HASIL SURVEI KEPUASAN STAKE HOLDER BIDANG PENDIDIKAN 5. Pengembangan Karir dan Kepangkatan Guru
• Tingkat pencapaian harapan responden pada program Pengembangan Karir dan Kepangkatan Guru (PKKG) mencapai 99,11% (responden internal) dan 99,84% (responden eksternal. Bagi responden internal PKKG berada pada Kuadran‐4 (Prioritas Rendah), tetapi responden eksternal ada pada Kuadran‐3 (Kinerja Berlebihan). • Program Pengembangan Karir dan Kepangkatan Guru perlu ditingkatkan kinerjanya untuk memastikan jenjang karir dan kepangkatan guru. Tantangan: • Prosedur kenaikan pangkat masih dianggap sebagian masyarakat berbelit‐ belit dan terlalu birokrasi • Proses pengembangan karir dan kepangkatan guru untuk kawasan 3T Rekomendasi: • Proses pengembangan karir dan kepangkatan guru perlu lebih memperhatikan kemudahan akses para pihak dalam memonitoring pencapaian usulannya. • Prioritasisasi perumusan butir kegiatan untuk kawasan 3T sebagai penilaian pengembangan karir dan kepangkatan guru.
26
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI HASIL SURVEI KEPUASAN STAKE HOLDER BIDANG PENDIDIKAN 6. Tunjangan Profesi Guru (TPG) • Ada dua jenis TPG yaitu TPG non pegawai negeri sipil (PNS) dan TPG PNS. Mulai tahun anggaran 2012, penyaluran tunjangan profesi bagi guru non PNS dan guru binaan provinsi dibayarkan melalu dana dekonsentrasi • Tingkat pencapaian harapan TPG menurut responden Internal mencapai 97,73% dan menurut responden eksternal sebesar 98,02%. Berdasarkan analisis kuadran menurut responden internal TPG ada pada Kuadran‐2 (Pertahankan Prestasi), dan responden eksternal TPG ada pada Kuadran‐3 (Kinerja Berlebihan). • Program TPG tetap perlu dipertahankan kinerjanya. Tantangan: • Proses pencairan masih dianggap sering terlambat. • Sesuai aturan proses pencairan yang sudah berlaku tetap diteruskan Rekomendasi: • Meningkatkan kemampuan para pihak dalam memproses pencairan TPG agar lebih tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI HASIL SURVEI KEPUASAN STAKE HOLDER BIDANG PENDIDIKAN 7. Program Indonesia Pintar (PIP) •
Kinerja PIP terkait tingkat pencapaian harapan menurut para pemandaat langsung (Internal) sudah mencapai 98,45% dan menurut pemanfaat tidak langsung (eksternal) sebesar 98,91%. Dari analisis kuadran kedua responden menempatkan PIP pada Kuadran‐4 (Prioritas rendah). • Program Indonesia Pintar (PIP) perlu terus ditingkatkan kinerja agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang memerlukan. Tantangan PIP : • Target Program PIP masih banyak yang belum tepat sasaran. • Prosedur pengajuan PIP masih sulit dipahami. • Dana PIP sering terjadi keterlambatan, melibatkan sekolah dalam proses distribusi Serta adanya Kartu PIP yang tidak sampai ke alamat penerima, tapi terkumpul di kantor desa Rekomendasi: • PIP perlu akurasi data yang dapat dipertanggungjawabkan agar tepat sasaran; • Perlu koordinasi lebih intensif dengan para pihak yang terkait pencairan dana PIP. Seperti pihak Bank dihimbau lebih aktif mendatangi penerima PIP; • Pihak ketiga yang mengirim kartu PIP harus mengirimkan langsung ke penerima kartu; • Memperluas penerima PIP tidak hanya kategori miskin tapi juga ke kelompok kurang beruntung lainnya seperti anak yatim piatu, anak gelandangan dan terlantar dan sebagainya.
27
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI HASIL SURVEI KEPUASAN STAKE HOLDER BIDANG PENDIDIKAN 8. Ujian Nasional (UN) • Pemerintah sudah menetapkan Ujian Nasional tahun 2017 tetap dilaksanakan • Ujian Sekolah ditingkatkan mutunya menjadi USBN 2017 (Ujian Sekolah Berstandar Nasional) untuk beberapa mata pelajaran • Memperluas pelaksanaan berbasis komputer, baik UN maupun USBN • Kinerja parameter UN terkait tingkat pencapaian harapan respoden Internal mencapai 97,87% dan responden eksternal 98,91%. Pada analisis kuadran responden internal dan eksternal menempatkan Ujian Nasional pada Kuadran‐2 (Pertahankan Prestasi). Tantangan: • Program UN perlu terus dipertahankan prestasinya. • Masalah pelaksanaan ujian seringkali terhambat karena kurangnya sarana prasarana pendukung mengikuti UN secara tepat. Rekomendasi: • Pemberian fasilitasi sarana dan prasarana ke sekolah‐sekolah terutama di kawasan 3T (Tertinggal, Terluar dan Terdepan) agar dapat mengikuti Ujian Nasional berbasis Komputer.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI HASIL SURVEI KEPUASAN STAKE HOLDER BIDANG PENDIDIKAN 9. Pendidikan Keluarga • Kerjasama dan keselarasan antara pendidikan yang dilakukan di satuan pendidikan dan di lingkungan keluarga merupakan kunci keberhasilan pendidikan. • Program pendidikan keluarga (Kemitraan antara keluarga dan sekolah) berdasarkan tingkat pencapaian harapan menurut pemanfaat langsung (Internal) sebesar 98,70% dan responden eksternal 99,11%. Pada analisis kuadran kedua responden menempatkan program pendidikan keluarga pada Kuadran‐4 (Prioritas rendah). Tantangan: • Pola pendidikan keluarga menjadi perilaku masyarakat dalam melaksanakan proses pendidikan dalam keluarga dan masyarakat. Rekomendasi: • Perlu perumusan program pendidikan keluarga berbasis kearifan lokal sebagai program yang lebih mudah dimengerti dan diikuti oleh masyarakat Indonesia. • Model pendidikan keluarga yang menjadi acuan masyarakat dalam menerapkan program pendidikan keluarga
28
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI HASIL SURVEI KEPUASAN STAKE HOLDER BIDANG PENDIDIKAN 10. Blok Grant Sarana Prasarana Pendidikan
• Block Grant sarana dan prasarana pendidikan adalah bantuan pemerintah berupa dana/anggaran untuk pembangunan atau rehab gedung sekolah dan fasilitas penunjang (perpustakaan, laboratorium, dsb) • Menurut Responden internal tingkat pencapaian harapan Blok Grant sarana prasarana pendidikan mencapai 98,46% dan responden eksternal mencapai 80,24%. Berdasarkan analisa kuadran, Block Grant sarana prasarana pendidikan berada pada kuadran Keempat (Prioritas Rendah). Tantangan: • Dalam pemilihan penerima dana block grand masih ada anggapan dari Sekolah swasta bahwa block grant diprioritaskan untuk sekolah negeri. Rekomendasi: • Pemilihan penerima dana BG mengacu pada Dapodik yang memuat kondisi lapangan sekolah swasta dan negeri • Pemberian prioritas yang sama antara sekolah negeri dan swasta
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI HASIL SURVEI KEPUASAN STAKE HOLDER BIDANG PENDIDIKAN 11. Pendidikan Kecakapan Kerja Unggulan (PKKU) • Kompetensi peserta didik PKKU mampu bekerja di dalam atau di luar negeri sesuai dengan kebutuhan bidang pekerjaan. • Tingkat pencapaian harapan program PKKU menurut responden internal mencapai 99,75% dan responden eksternal sebesar 89,40%. Pada analisa kuadran berada pada kuadran ke‐4 (Prioritas Rendah). Tantangan: • Program PKKU perlu menjangkau sasaran semua lapisan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. • Membangkitkan minat pengusaha nasional dan internasional agar tertarik untuk mengikuti program pendidikan kecakapan kerja unggulan. Rekomendasi: • Perlu dilakukan perumusan program kegiatan yang mempertimbangkan pada daya saing global (internasional) sehingga dapat menyiapkan SDM yang berpotensi. • Menjalin kerjasama dengan para pengusaha nasional atau internasional sukses untuk mewujudkan pendidikan kecakapan kerja unggulan
29
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI HASIL SURVEI KEPUASAN STAKE HOLDER BIDANG PENDIDIKAN 12. Pendidikan Kecakapan Kerja • Memberikan bekal keterampilan kerja bagi para penganggur karena tidak memiliki keterampilan yang sesuai kebutuhan dan peluang kerja yang ada. • Tingkat pencapaian harapan Pendidikan Kecakapan Kerja menurut responden internal 98,60%. Dan responden eksternal 90,42%. Pada analisa kuadran berada pada kuadran Ke‐4 (Prioritas Rendah). Tantangan: • Program memenuhi harapan masyarakat dalam memperoleh pekerjaan • Perlu ketepatan program kecakapan kerja yang sesuai antara kebutuhan pasar kerja dengan kecakapan kerja yang dihasilkan. Rekomendasi: • Terus mendorong lembaga pendidikan non‐formal untuk memberikan keterampilan kerja masyarakat. • Mengembangkan jejaring kerjasama dengan para pihak yang memerlukan tenaga kerja terdidik berkecakapan kerja. • Memperluas jangkauan pendidikan kecakapan kerja bagi remaja putus sekolah ke daerah‐daerah tertinggal dan perbatasan.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI HASIL SURVEI KEPUASAN STAKE HOLDER BIDANG PENDIDIKAN 13. Program Pendidikan Kewirausahaan (PKW) • PKW menanamkan pola pikir (mindset) dan sikap mental wirausaha serta memberikan bekal pengetahuan kewirausahaan kepada peserta didik. • Tingkat pencapaian harapan PKW menurut responden internal mencapai 98,14% dan responden eksternal 90,84%. Pada analisa kuadran PKW berada pada kuadran Keempat (Prioritas Rendah). Tantangan: • Pendidikan Kewirausahaan menjadi salah satu program yang diunggulkan untuk mengembangkan ekonomi masyarakat. • Perlu dirumuskan alternatif kewirausahaan yang memperluas bidang kerja peserta didik Rekomendasi: • Perlu menjalin program kerjasama pendidikan kewirausahaan dengan berbagai pengusaha sukses sebagai upaya memandirikan peserta didik • Memberikan tambahan kemampuan berbahasa kepada peserta pendidikan kewirausahaan, untuk memperluas usaha, seperti berbahasa China, Jepang dan sebagainya.
30
KESIMPULAN dan REKOMENDASI BIDANG KEBUDAYAAN •
HASIL SURVEI KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN KEMENDIKBUD TAHUN 2016 DENGAN MENGGUNAKAN 8 (DELAPAN) PARAMETER PERMEN PAN RB NO.16/2014 MENDAPATKAN INDEKS KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN DARI PARA PENERIMA MANFAAT LANGSUNG (INTERNAL) SEBESAR 75,20. DAN INDEKS KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN DARI PARA PENERIMA MANFAAT TIDAK LANGSUNG (EKSTERNAL) SEBESAR 72,30. HAL TERSEBUT MENUNJUKKAN MASUK DALAM KATAEGORI BB YANG ARTINYA SANGAT BAIK ATAU SANGAT PUAS.
•
HASIL SURVEI KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 DALAM BIDANG KEBUDAYAAN BERDASARKAN PARAMETER LAYANAN MENDAPAT NILAI INDEKS KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP LAYANAN/PROGRAM KEMENDIKBUD 74,7 MENURUT PARA PENERIMA MANFAAT LANGSUNG (INTERNAL) DAN NILAI INDEKS 71,9 DARI PENERIMA MANFAAT TIDAK LANGSUNG (EKSTERNAL). NILAI TERSEBUT MENGANDUNG ARTI SANGAT BAIK DAN PERLU DIPERTAHANKAN PROGRAM – PROGRAM YANG SUDAH DINILAI SANGAT BAIK OLEH PARA PEMANGKU
•
DENGAN DEMIKIAN, TINGKAT PENCAPAIAN HARAPAN TERHADAP LAYANAN BIDANG KEBUDAYAAN MENURUT RESPONDEN BIDANG KEBUDAYAAN SECARA UMUM MENUNJUKKAN TINGKAT KEPUASAN SEMUA PARAMETER SANGAT DEKAT DENGAN PENCAPAIAN HARAPAN.
PARAMETER:
REVITALISASI CAGAR BUDAYA DAN PERMUSEUMAN Penguatan dan keberlanjutan kualitas layanan teknis dalam hal perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan cagar budaya serta peningkatan kualitas museum agar mampu melayani masyarakat sesuai dengan fungsinya. TANTANGAN •
•
• •
Bagaimana pemanfaatan cagar budaya dan permuseuman untuk meningkatkan jumlah pengunjung setelah dilakukan revitalisasi? Bagaimana mekanisme revitalisasi cagar budaya dan permuseuman agar dapat diinformasikan, dipahami, serta dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan? Bagaimana meningkatkan kualitas SDM untuk menunjang revitalisasi cagar budaya dan permuseuman? Bagaimana revitalisasi cagar budaya dan permuseuman dapat dikolaborasikan dengan pemangku kepentingan lainnya (misal Pemda, masyarakat, swasta, industri, dll.)?
POTENSI •
• •
•
Pemanfaatan cagar budaya dan permuseuman dapat menyasar ke siswa di Indonesia yang jumlahnya mencapai 44,305,068 siswa (PDSPK, 2016). Mekanisme revitalisasi cagar budaya dan permuseuman dapat memanfaatkan dunia maya. Peningkatan kualitas SDM untuk menunjang revitalisasi cagar budaya dan permuseman dapat berkolaborasi dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta. Adanya kerjasama dengan pemangku kepentingan lainnya, khususnya dalam hal revitalisasi cagar budaya dan permuseuman.
31
PARAMETER:
REVITALISASI CAGAR BUDAYA DAN PERMUSEUMAN Penguatan dan keberlanjutan kualitas layanan teknis dalam hal perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan cagar budaya serta peningkatan kualitas museum agar mampu melayani masyarakat sesuai dengan fungsinya. REKOMENDASI: UNTUK DIREKTORAT PELESTARIAN CAGAR BUDAYA DAN PERMUSEUMAN • Perlu meningkatkan kerjasama dengan bidang pendidikan (Dikdasmen) untuk memfasilitasi kegiatan kunjungan peningkatan apresiasi siswa SD, SMP dan SMA ke lokasi-lokasi cagara budaya, museum dan wisata budaya lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecintaan siswa terhadap kebudayaan Indonesia. • Pihak kementrian harus lebih giat lagi untuk mengajak semua pihak yang dapat berhubungan dengan revitalisasi cagar budaya dan museum.
PARAMETER:
PEMELIHARAAN CAGAR BUDAYA Penguatan dan keberlanjutan kualitas layanan teknis dalam hal perlindungan dan pelestarian cagar budaya serta agar tetap mempertahankan nilai budaya dari cagar budaya tersebut. TANTANGAN •
•
Bagaimana mekanisme pemeliharaan dan pengembangan cagar budaya agar dapat diinformasikan, dipahami, serta dilaksanakan secara optimal? Bagaimana mendorong pemerintah daerah dan masyarakat supaya lebih berkontribusi dalam pemeliharaan cagar budaya?
POTENSI •
Pemerintah Pusat dapat mengoptimalkan peran UPT di daerah sebagai ujung tombak pelaksana mekanisme pemeliharaan dan pengembangan cagar budaya.
REKOMENDASI: KHUSUSNYA UNTUK DIREKTORAT PELESTARIAN CAGAR BUDAYA DAN PERMUSEUMAN • • • •
Perlu adanya peningkatan perhatian serius Pemda tentang pengelolaan cagar budaya. Perlu peningkatan akses ke lokasi cagar budaya dan sosialisasi melalui media cetak, radio, televisi maupun internet. Pihak kementrian harus lebih aktif mensosialisasikan tentang cagar budaya yang ada di daerah melalui perwakilan yang ada di daerah Pelibatan komunitas budaya, masyarakat adat melalui mekanisme yang telah diatur pemerintah pusat dan daerah.
32
PARAMETER: REGISTRASI CAGAR BUDAYA Penguatan dan keberlanjutan kualitas layanan teknis dalam hal pendaftaran dan pendataan cagar budaya agar untuk selanjutnya dapat dilakukan langkah pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan. TANTANGAN • • •
POTENSI
Bagaimana mempercepat proses registrasi cagar budaya yang selama ini dilaksanakan? Bagaimana meningkatkan penetapan terhadap cagar budaya yang sudah di registrasi? Bagaimana proses selanjutnya untuk cagar budaya yang sudah ditetapkan?
•
• •
Pemerintah dapat memanfaatkan potensi media cetak, media elektronik, internet dalam menghimbau kepada masyarakat untuk ikut serta dalam meregistrasikan cagar budaya yang ada di sekitarnya. Pemerintah Pusat dapat mengoptimalkan peran Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB). Pemerintah Pusat dapat melibatkan pemangku kepentingan lainnya dalam proses pendaftaran Cagar Budaya di daerah.
PARAMETER:
REGISTRASI CAGAR BUDAYA Penguatan dan keberlanjutan kualitas layanan teknis dalam hal pendaftaran dan pendataan cagar budaya agar untuk selanjutnya dapat dilakukan langkah pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan. TANTANGAN
POTENSI
REKOMENDASI: KHUSUSNYA UNTUK DIREKTORAT PELESTARIAN CAGAR BUDAYA DAN PERMUSEUMAN • Perlu sosialisasi tentang pentingnya registrasi cagar budaya untuk • melindungi kekayaan cagar budaya Indonesia. • Perlu pembahasan yang holistik dalam proses pelestarian cagar budaya yang melibatkan berbagai pihak, agar kebijakan mengenai cagar budaya setelah ditetapkan dalam berjalan dengan optimal.
33
PARAMETER:
REVITALISASI TAMAN BUDAYA Penguatan dan keberlanjutan kualitas layanan teknis dalam rangka peningkatan kualitas taman budaya agar mampu melayani masyarakat sesuai dengan fungsinya. TANTANGAN Bagaimana pemanfaatan taman budaya untuk meningkatkan aktivitas budaya di daerah setelah dilakukan revitalisasi? Bagaimana mendorong Pemerintah daerah dan masyarakat untuk lebih aktif mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan seni dan budaya?
•
•
POTENSI •
•
Pemanfaatan taman budaya dapat melibatkan pemangku kepentingan di daerah yang selama ini aktif melakukan aktivitas budaya. Pemerintah daerah dapat mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan seni dan budaya (pertunjukan, kompetisi, dsb.) di taman budaya.
REKOMENDASI: KHUSUSNYA UNTUK DIREKTORAT KESENIAN Perlu diupayakan agar di setiap daerah (minimal di level provinsi) ada Taman Budaya Bantuan diharapkan berkesinambungan dan lebih baik bantuan tersebut tidak selalu berbentuk dana / uang. Bantuan berupa fasilitas yang dibutuhkan sesuai dapodik Sebaiknya semua elemen (termasuk masyarakat dan sekolah) dilibatkan dalam pemanfaatan taman budaya yang ada di masing-masing daerah.
• • •
PARAMETER FASILITASI KEGIATAN BUDAYA Penguatan dan keberlanjutan kualitas layanan teknis dalam rangka pendukungan kegiatan budaya yang dilakukan masyarakat baik di dalam maupun luar negeriI TANTANGAN •
• • • •
Bagaimana mekanisme pengawasan dan • tindak lanjut dari kegiatan budaya yang difasilitasi agar tepat sasaran dan dapat memberikan manfaat?
POTENSI Pemerintah Pusat dapat melibatkan Dinas Kebudayaan di daerah dalam mekanisme pengawasan dan tindak lanjut dari kegiatan budaya yang difasilitasi.
REKOMENDASI: UNTUK DIREKTORAT YANG MENGADAKAN FASILITASI KEGIATAN BUDAYA Perlunya meningkatkan koordinasi dan penguatan peran Dinas Kebudayaan daerah untuk lebih efektif dan efisiennya layanan. Untuk fasilitasi kesenian di sekolah, selain bantuan alat sebaiknya perlu dilanjutkan dengan pelatihan SDM yang akan menggunakan alat tersebut. Sebaiknya lebih memempertimbangkan fasilitasi kegiatan budaya yang berhubungan dengan pendidikan sekolah dasar, misalnya diadakan pelatihan untuk guru kesenian. Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan budaya sebaiknya terkoordinasi dengan baik antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
34
PARAMETER:
BANTUAN SOSIAL (BANSOS) KOMUNITAS BUDAYA Penguatan dan keberlanjutan kualitas layanan teknis dalam rangka pendukungan dan pelestarian keberadaan komunitas budaya di seluruh Indonesia TANTANGAN • •
• • • • • •
POTENSI
Bagaimana mekanisme bansos komunitas budaya dapat diinformasikan, dipahami, serta dilaksanakan secara optimal? Bagaimana mekanisme pengawasan dan tindak lanjut dari bantuan sosial komunitas budaya agar tepat sasaran dan dapat memberikan manfaat?
•
Mekanisme revitalisasi bansos komunitas budaya dapat dilakukan secara lebih terbuka (dipublikasikan ke media sosial).
REKOMENDASI: KHUSUSNYA UNTUK DIREKTORAT KESENIAN Perlunya sosialisasi persyaratan memperoleh bantuan. Seleksi penerima bantuan/manfaat melalui mekanisme yang lebih terbuka Anggaran bansos untuk kegiatan pendidikan kebudayaan ditambah Lakukan sosialisasi lebih merata Pendampingan di lapangan harus dilakukan Berorientasi pada kualitas hasil pengembangan komunitas
PARAMETER:
REVITALISASI DESA ADAT Penguatan dan keberlanjutan kualitas layanan teknis dalam rangka peningkatkan kualitas keberadaan desa adat dalam menggiatkan aktivitas budaya TANTANGAN
POTENSI
• Bagaimana menyusun sinergi kebijakan dan pelaksanaan Revitalisasi Desa Adat antara pemerintah Pusat dan Daerah?
• Pemerintah Pusat dapat melibatkan Dinas Kebudayaan di daerah dalam menyusun sinergi kebijakan dan pelaksanaan Revitalisasi Desa Adat.
REKOMENDASI:
KHUSUSNYA UNTUK DIREKTORAT PEMBINAAN KEPERCAYAAN TUHAN YME DAN TRADISI
Perlu memperkuat peran daerah dalam melaksanakan program-program pemerintah bidang kebudayaan, khususnya Revitalisasi Desa Adat.
35
PARAMETER:
KEMAH BUDAYA (PRAMUKA DAN KEMAH PERBATASAN) Penguatan dan keberlanjutan kualitas kegiatan untuk menanamkan, meningkatkan, dan melestarikan nilai‐nilai sejarah dan budaya dalam masyarakat. TANTANGAN
POTENSI
• Bagaimana meningkatkan • Pelaksanaan Kemah Budaya dapat menyasar peranan Kemah Budaya ke siswa di Indonesia yang jumlahnya mencapai 44,305,068 siswa (PDSPK, 2016) menjadi sarana pengembangan Jati Diri • Pelaksanaan Kemah Budaya dapat melibatkan Gerakan Pramuka (khususnya SKWBB) yang dan Karakter Bangsa kepada masyarakat yang dapat menjangkau hingga sekolah. lebih luas? REKOMENDASI: KHUSUSNYA UNTUK DIREKTORAT SEJARAH •Perlu ditinjau kembali konsep dan mekanisme pelaksaaan dari Kemah Budaya, sehingga dapat menjangkau saasaran masyarakat yang lebih luas (terutama siswa dan guru).
PARAMETER:
WARISAN BUDAYA BENDA DAN TAKBENDA YANG SUDAH MENDAPATKAN PENGAKUAN DUNIA DAN DINOMINASIKAN Penguatan dan keberlanjutan kualitas proses pengajuan dan penetapan Warisan Budaya Tak Benda untuk diakui sebagai warisan budaya nasional dan dunia. TANTANGAN • Bagaimana mekanisme untuk mempertahankan keaslian Warisan Budaya Tak Benda yang telah mendapatkan pengakuan dunia dan dinominasikan?
POTENSI
•
•
Pemerintah Pusat dapat melibatkan Dinas Kebudayaan di daerah dalam menyusun kebijakan mempertahankan keaslian Warisan Budaya Tak Benda yang telah mendapatkan pengakuan dunia dan dinominasikan. Mekanisme untuk mempertahankan keaslian Warisan Budaya Tak Benda yang telah mendapatkan pengakuan dunia dan dinominasikan dapat melibatkan tenaga ahli di Indonesia yang kompeten di bidangnya.
36
PARAMETER:
WARISAN BUDAYA BENDA DAN TAKBENDA YANG SUDAH MENDAPATKAN PENGAKUAN DUNIA DAN DINOMINASIKAN Penguatan dan keberlanjutan kualitas proses pengajuan dan penetapan Warisan Budaya Tak Benda untuk diakui sebagai warisan budaya nasional dan dunia
REKOMENDASI: KHUSUSNYA UNTUK DIREKTORAT WARISAN DAN DIPLOMASI BUDAYA • Penominasian menuju UNESCO wajib melibatkan Tim Ahli WBTB (tingkat Indonesia) bukan hanya dengan pembentukan tim khusus (yang lain lagi). • Tim pengusul untuk UNESCO harus lebih aktif negosiasi untuk aturan warisan budaya dunia. • Mengefektifkan peran duta (budaya) Indonesia ditingkat dunia.
PARAMETER:
PENCATATAN WARISAN BUDAYA TAKBENDA NASIONAL Penguatan dan keberlanjutan kualitas kegiatan perekaman data secara tertulis terhadap hasil Pendaftaran Budaya Tak Benda untuk ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia TANTANGAN
POTENSI •
• Bagaimana mendorong pemerintah daerah supaya • lebih berkontribusi dalam Pencatatan Warisan Budaya Tak Benda Nasional? • • Dana riset yang diberikan kepada BPNB sangat terbatas • sehingga beberapa usulan WBTB kadang terkendala pada bagian kajian ilmiah
Pemerintah Pusat dapat mengoptimalkan peran Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB). Mekanisme pencatatan Warisan Budaya Tak Benda Nasional secara online dapat lebih dioptimalkan. Peran Tim Ahli WBTB dapat dioptimalkan untuk sosialisasi pada tingkat daerah Alokasi anggaran yang ada juga memperhitungkan faktor jangkauan lokasi antar lokasi penelitian (contohnya: beda antara BPNB Papua dan BPNB Bandung)
REKOMENDASI: KHUSUSNYA UNTUK DIREKTORAT SEJARAH • Peningkatan sosialisasi kepada daerah (masyarakat dan Pemda). • Perlu kerjasama dengan kementrian terkait untuk menyusun dan mengeluarkan aturan tentang kerjasama BPNB Dan Dinas ProvinsI
37