TARADIPA NUR ANGGRAENI / 12 312 232 PENGAUDITAN PAK KUMALA HADI / KELAS F
RINGKASAN BOYNTON BAB 13 SAMPLING AUDIT DALA PENGUJIAN SUBSTANTIF
KONSEP DASAR A. Sifat dan Tujuan Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap unsur-unsur suatu saldo akun atau kelopok transaksi yang krang dari 100% dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut. Rencana sampling untuk pengujian substantif dapat dirancang untuk memperoleh bukti bahwa saldo akun tidak mengandung salah saji material atau membuat estimasi independen mengenai jumlah tertentu.
B. Ketidakpastian, Resiko Sampling, dan Resiko Audit Auditor dibenarkan menerima beberapa ketidakpastian dalam pengujian substantif jika biaya dan waktu yang diperlukan untuk melakukan pengujian data 100% atas item dalam populasi, dalam pertimbangannya, lebih besar daripada konsekuensi kemungkinan kesalahan pendapat karena menguji sampel data. Sampling audit dalam pengujian substantif ditujukan baik untuk resiko sampling dan non sampling. Resiko sampling yang berkaitan dengan pengujian substantif adalah resiko kesalahan penerimaan dan resiko kesalahan penolakan. Resiko kesalahan penerimaan berkaitan dengan efektifitas audit, dan resiko kesalahan penolakan berkaitan dengan efisiensi audit. Resiko kesalahan penerimaan adapt ditentukan dengan rumus :
C. Pendekatan Sampling Statistik Ada dua pendekatan sampling yang adapt digunakan auditor, yaitu sampling PPS (probability-proportional-to size) dan sampling variabel klasik (classical variables sampling. Perbedaan utama antara kedua pendekatan tersebut adalah bahwa sampling PPS didasarkan pada teori sampling atribut, sedangkan sampling variabel klasik didasarkan pada teori distribusi normal. Setiap pendekatan bermanfaat dalam memperoleh bukti yang cukup sesuai standar pekerjaan lapangan.
SAMPLING PPS (PROBABILITY-PROPORTIONAL-TO SIZE) Sampling PPS adalah pendekatan yang meggunakan teori sampling atribut untuk membuat kesimpulan dalam jumlah nominal, bukan dalam tingkat penyimpanan. Bentuk sampling ini dapat digunakan dalam pengujian substantif atas transaksi dan saldo akun. Tujuan utama atas sampling ini adalah untuk mengestimasi secara independen nilai kelompok transaksi atau saldo.
A. Rencana Sampling 1. Menentukan tujuan rencana Tujuan rencana sampling PPS adalah untuk memperoleh bukit bahwa saldo akun yang dicatat tidak salah saji secara material. Asersi laporan keuangan tertentu yang mempengaruhi bukti sampel yang dipakai tergantung pada prosedur audit yang dipakai untuk item sampel tersebut. 2. Menetapkan populasi dan unit sampling Populasi terdiri dari kelompok transaksi atau saldo akun yang diuji. Untuk setiap populasi, auditor harus memutuskan apakah sleuruh item tersebut akan diikutkan. Sebagai contoh, empat populasi adalah masuk akal apabila populasi itu didasarkan pada saldo akun dalam buku besar piutang usaha yaitu, seluruh saldo, saldo debet, saldo kredit, dan saldo nol. Unit sampling adalah dollar itu sendiri, dan populasinya adalah jumlah dollar yang sama dengan jumlah total dollar pada populasi tersebut. Setiap dollar dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
3. Menentukan ukuran sampel Rumus untuk menentukan ukuran sampel adalah
BV
: nilai buku populasi yang diuji (book value)
RF
: faktor reliabilitas untuk resiko kesalahan penerimaan
TM
: salah saji yang dapat ditoleransi
AM
: salah saji yang diantisipasi
EF
: faktor eksapansi untuk salah saji yang diantisipasi
4. Menentukan metode pemilihan sampel Metode pemilihan sampel yang paling banyak digunakan dalam sampling PPS adalah pemilihan sistematis. Metode ini memisahkan total populasi dalam dollar ke interval yang sebanding dengan dollar. Unit logis kemudian dipilih secara sistematis dari setiap interval. Dengan demikian, interval sampling dihitung :
5. Melaksanakan rencana sampling Dalam fase perencanaan, audtor memaai prosedur auditing yang sesuai untuk menentukan nilai audit setiap unit logis yang ada dalam sampel. Ketika terjadi perbedaan, auditor mencatat nilai buku dan nilai auditnya dalam kertas kerja. Informasi ini kemudian digunakan untuk memproyeksikan salah saji dalam populasi.
6. Mengevaluasi hasil sampel Dalam mengevaluasi hasil sampel, auditor memperhitungkan batas atas salah
saji
(upper
misstatement
limit
/
UML)
dari
data
sampel
dan
membandingkannya dengan salah saji yang dapat ditoleransi dalam perancangan
sampel. Jika UML lebih kecil dari atau sama dengan salah saji yang dapat ditoleransi, hasil sampel mendukung kesimpulan bahwa nilai buku populasi tidak dicatat melebihi TM pada resiko kesalahan penerimaan yang ditetapkan. UML dihitung sebagai berikut : UML = PM + ASR PM
: salah sajitotal yang diproyeksikan dalam populasi
ASR
: cadangan resiko sampling
ASR = BP + IA BP
: ketepatan dasar
IA
: cadangan incremental untuk resiko sampling
Hasil sampel digunakan untuk mengestimasi proyeksi salah saji dalam populasi. Jika tidak ada salah sajiyang ditemukan dalam sampel, faktor PM dalam rumus di atas adalah nol. Jika salah saji ditemukan dalam sampel, auditor harus menghitung total salah saji yang diproyeksikan dalam populasi dan cadangan resiko sampling untuk menentukan batas atas salah saji.
B. Keuntungan dan Kekurangan Sampling PPS Keuntungan : 1. Lebih mudah digunakan karena auditor adapt mengitung ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampel secara langsung atau dengan bantuan tabel. 2. Ukuran sampel PPS tidak didasarkan pada beberapa ukuran penyimpangan yang diestimasi pada nilai audit. 3. Sampling PPS secara otomatis menghasilkan sampel yang sudah distratifikasi karena item-itemnya dipilih dalam proporsi pada nilai dollarnya. 4. Pemilihan sampel menunjukkan beberapa item yang secara individual signifikan jika nilai-nilainya melebihi pisah batas atas moneter.
5. Jika auditor memperkirakan tidak ada salah saji, sampling PPS biasanya akan menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil daripada hasil dari sampling variabel klasil. 6. Sampel PPS lebih mudah dirancang dan peilihan sampel dapat dimulai sebelum tersedia populasi yang lengkap.
Kekurangan : 1. Sampling PPS mengandung asumsi bahwa nilai audit unit sampling harus tidak kurang dari nol atau lebih besar dari nilai buku. Ketika kurang saji atau nilai audit kurang dari nol diantisipasi, pertimbangan perancangan khusus diperlukan. 2. Jika kekuragan sajian ditunjukkan dalam sampel tersebut, evaluasi atas sampel tersebut memerlikan pertimbangan khusus. 3. Pemilihan saldo nol atau saldo dengan tanda yang berbeda memerlukan pertimbangan khusus. 4. Evaluasi PPS dapat melebihi ASR jika salah saji ditemukan dalam sampel. 5. Sejalan dengan meningkatnya jumlah salah saji yang diperkirakan, ukuran sampel yang sesuai juga meningkat. Dengan demikian, adapt terjadi ukuran sampel yang lebih besar daripada sampling variabel kalsik.
SAMPLING VARIABEL KLASIK Dalam pendekatan ini, teori distribusi normal digunakan dalam pengevaluasian karakteristik populasi berdasarkan hasil sampel yang digambarkan dari populasinya. Sampling variabel klasik bermanfaat bagi auditor pada saat tujuan audit berkaitan dengan kemungkinan krang saji atau lebih saji dari saldo akun dan keadaan lain ketisampling PPS tidak tepat atau tidak efektif. A. Jenis-jenis Teknik Sampling Variabel Klasik 1. Rata-rata per unit (mean-per-unit/MPU) Sampling estimasi MPU mencakup penentuan niali audit untuks setiap item dalam sampel. Rata-rata nilai audit ini kemudian dihitung dan dikalikan dengan jumlah unit dalam populasi yang ditemukan pada estimasi total nilai populasi.
Cadangan resiko sampling yang berkaitan dengan estimasi ini juga dihitung untuk digunakan dalam mengevaluasi hasil-hasil sampel tersebut. Tujuan rencana MPU adalah untuk memperoleh bukti bahwa catatan saldo akun tidak salah saji secara material atau mengembangkan estimasi independen tentang jumlah ketika tidak ada catatan nilai buku yang tersedia.
2. Diferensiasi (difference) Dalam teknik ini, perbedaan dihitung untuk setiap item sampel dari nilai audit item tersebut dikurangi nilai bukunya. Rata-rata perbedaan ini kemudian digunakan untuk memperoleh estimasi nilai total populasi dan variabilitas perbedaan digunakan untuk menentukan cadangan resiko sampling yang dicapai. Metode ini hanya adapt digunakan untuk memperoleh bukti bahwa saldo yang dicatat tidak salah saji secara material.
3. Rasio Dalam teknik ini, pertama auditor menentukan nilai audit untuk setiap item dalam sampel.
Berikutnya, rasio dihitung dengan membagi jumlah nilai audit
dengan jumlah nilai buku untuk item sampel tersebut. Rasio ini dikalikan dengan total nilai buku untuk mendapatkan estimasi nilai populasi total. Cadangan resiko sampling kemudian dihitung berdasarkan variabilitas rasio nilai audit dan nilai buku untuk item sampel secara individual.
B. Keuntungan dan kekurangan Sampling Variabel Klasik Keuntungan : 1. Sampelnya lebih mudah untuk diperluas daripada sampel PPS 2. Saldo nol dan saldo yang bertanda berbeda tidak memerlukan pertimbangan perancangan khusus. 3. Jika ada perbedaan besar antara nilai audit dan nilai buku, tujuan auditor dapat terpenuhi hanya dengan ukuran sampel yang lebih kecil dibandingkan sampling PPS.
Kekurangan : 1. Lebih rumit dibandingkan dengan PPS. Auditor perlu bantuan program computer untuk merancang sampel yang efisien dan mengevaluasi hasil sampel. 2. Untuk
menentukan
ukuran
sampel,
auditor
harus
mempunyai
estimasi
penyimpangan standar karakteristik yang dikehendaki dalam populasi.
SAMPLING NON STATISTIK DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIF Perbedaan utama antara sampling non statistik dan statistik terletak dalam tahaptahap penentuan ukuran sampel dan pengevaluasian hasil sampel. Tahap-tahap ini sering dipahami lebih objektif atau lebih teliti dalam sampling statistik, serta lebih subjektif dan mendasarkan pada pertimbangan dalam sampel-sampel non statistik.
A. Menentukan Ukuran Sampel Pertimbangan yang hati-hati dalam perancangan sampel harus dilakukan untuk memperoleh sampel-sampel yang efisisen dan efektif. Hal ini dihasilkan dalam sampel statistik
yang
secara
menghubungkannya
ke
eksplisit model
menspesifikasikan matematika.
faktor-faktor
Sebagai
contoh,
penting auditor
mempertimbangkan hubungan berikut :
Faktor
Pengaruhnya terhadap ukuran sampel
Ukuran populasi
Langsung
Variasi dalam populasi
Langsung
Salah saji yang dapat ditoleransi
Terbalik
Salah saji yang diharapkan
Langsung
Resiko kesalahan penerimaan
Terbalik
Resiko kesalahan penolakan
Terbalik
dan harus
B. Mengevaluasi Hasil Sampel Dala sampling non statistik seperti halnya sampling statistik, auditor harus memproyeksikan salah saji yang ditemukan dalam sampel pada populasinya dan mempertimbangkan resiko sampling ketika mengevaluasi hasil sampel. Dua metode yang dipakai dalam memproyeksian salah saji dalam sampling non statistik adalah : 1. Metode rasio di mana auditor mengestimasi nilai audit populasi berdasarkan rasio nilai audit sampel dibagi dengan nilai buku sampel-sampel tersebut. Auditor akan menentukan nilai audit setiap strata dengan menggunakan rumus berikut :
2. Metode diferensiasi di mana auditor mengestimasi nilai audit populasi dengan menambah (atau mengurangi) proyeksi diferensiasi antara nilai audit dan nilai buku dari populasi. Auditor akan menentukan nilai audit setiap strata dengan menggunakan rumus berikut :
dimana
(
)