ANALISIS KESULITAN BELAJAR BAHASA JEPANG DALAM MATA KULIAH SAKUBUN PADA MAHASISWA SEMESTER VI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FK1P-UHAMKA TAHUN AJARAN 2010/2011.
Restoeningroem
Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang, Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Seni Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
ABSTRAK Bagi setiap pembelajar bahasa asing, khususnya bahasa Jepang, tidak akan terlepas dari berbagai kesulitan yang harus dihadapi. Kesulitan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari bahasa itu sendiri maupun dari luar bahasa. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar, antara lain berupa strategi pembelajaran yang diterapkan selama ini dianggap belum tepat, media yang digunakan kurang memadai, sarana dan prasarana pembelajaran yang kurang mendukung, motivasi belajar mahasiswa yang masih kurang, minat belajar mahasiswa yang rendah, bekal keterampilan dan pengetahuan mahasiswa tentang bahasa Jepang yang masih rendah.Penelitian ini berupaya untuk mendeskripsikan kesulitan belajar bahasa Jepang pada mata kuliah Sakubun yang dialami oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FK1P UHAMKA, dilihat dari faktor intrinsik dan ekstrinsik mahasiswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah, dengan jalan mengumpulkan data, menyusun data atau mengklasifikasikannya,menganalisa dan menginterpretasikannya. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan dan dapat dijadikan umpan balik bagi para pengajar.Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan angket sebagai instrumen penelitian yang terdiri dari angket umum (20 pertanyaan) dan angket khusus (36 pertanyaan). Angket ini disebarkan pada mahasiswa semester VIyang mengikuti perkuliahan Sakubun denganjumlah 35 orang.Berdasarkan hasil angket dapat diketahui bahwa kesulitan belajar bahasa Jepang pada mata kuliah Sakubun lebih banyak timbul dari faktor ekstrinsik mahasiswa yaitu faktor dari luar mahasiswa, seperti: lingkungan di dalam kampus dengan berbagai proses belajar mengajarnya (dosen, fasilitas, buku penunjang, metode dan materi) dan lingkungan di luar kampus (keluarga, tempat kos, dan teman). Kata Kunci : Kesulitan belajar Bahasa Jepang, Sakubun
Prosiding Penelitian Bidang Ilmu Sosial dan Humaniora 2011
270
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Bahasa adalah milik manusia yang meupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia ini.Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Karena dengan bahasa tersebut manusia dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Manusia menggunakan bahasa sebagai sarana komunikasi. Dikatakan bahwa bahasa memiliki fungsi utama yaitu alat komunikasi (Tarigan, 1990;2) Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain. Bisa juga dikatakan bahwa bahasa merupakan alat untuk rnengungkapkan makna, yaitu gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan. Dengan kata lain, makna yang ingin disampaikan kepada orang lain atau diterima/dipahami orang lain terkandung dalam bahasa yang digunakan. Menurut Finnochiaro (1964: 8) yang dikutip oleh J. P. Rombepajung (1988: 23), definisi bahasa adalah:Language is a system of arbitrary vocal symbols which permits all people in a given culture or other people who have learned the systems of that culture to communicate or to interact. Bahasa adalah suatu sistem symbol vocal yang arbitrer yang memungkinkan orang dalam masyarakat tertentu, atau orang lain yang telah mempelajari system tersebut untuk berkomunikasi atau berinteraksi. Pendidikan bahasa Jepang di Indonesia berkembang dengan pesat.Terbukti dengan semakin banyaknya masyarakat yang mempelajari bahasa Jepang untuk kebutuhan akademik, komunikasi maupun professional.Pendidikan bahasa Jepang di Indonesia diselenggarakan dari SMA sampai tingkat perguruan tinggi, yang masingmasing mempunyai tujuan dan misi muatan yang berbeda. Setiap jenjang pendidikan memiliki
kebutuhan
dan
kekurangansendiri,yangsebenarnya
tidak
dapat
dibandingkan karena keduanya memang berbeda. Kesamaan diantara jenislembaga pendidikan tersebut adalahmengajarkan bahasa Jepang, terutama mengajarkan keterampilan bahasa Jepang. (Danasasmita, 2002 : 85) Bahasa Jepang adalah alat untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan secara lisan maupun tulisan. Dedi Sutedi (2003: 2) memaparkan bahwa ketika menyampaikan ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada sesorang baik secara Prosiding Penelitian Bidang Ilmu Sosial dan Humaniora 2011
271
lisan maupun tertulis, orang tersebut bisa menangkap apa yang dimaksud, tiada lain karena ia memahami makna (imi) yang dituangkan melalui bahasa tersebut. Jadi, fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan (densatsu) suatu makna kepada seseorang baik secara lisan maupun secar tertulis. Bahasa Jepang termasuk bahasa yang memiliki bentuk bahasa yang berbeda dengan bahasa asing lainnya.Bentuk bahasa tersebut dapat diamati dari pelafalan, kosakata, gramatikal, tata bahasa, cara-cara pengungkapan, dan ragam bahasa yang digunakan. Ragam bahasa Jepang sangat dipengaruhi oleh factor social budaya seperti, wilayah atau daerah, kelas social, perbedaan jenis kelamin, dan usia (Sudjianto, 2002 : 83) Jika dilihat dari bentuk bahasa Jepang yang sangat berbeda dengan bahasa Indonesia, tidak menutup kemungkinan para pembelajar bahasa Jepang menemukan kesulitan dalam mempelajari bahasa Jepang. Dalam pengajaran bahasa Jepang pun, yang peneliti tunjukkan pada proses belajar-mengajar di kelas tidak akan terlepas dari berbagai kesulitan yang harus dihadapi. Secara umum, keterampilan berbahasa terdiri dari empat keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.Dalam pendidikan bahasa Jepang keterampilan menulis dikenal dengan istilah Sakubun.Pada mata kuliah Sakubun, dilihat dari faktor pemahaman materi, menurut pengalaman empiris telah rnembuktikan bahwa para mahasiswa sering mengalami kesulitan tatkala mereka menuangkan gagasannya dalam sebuah karangan bebas dalam bahasa Jepang. (Dahidi, 2004: 19) Kesulitan belajar yang dihadapi mahasiswa, tidak hanya muncul dari segi materi saja. Kesulitan belajar dapat muncul karena pengaruh factor intrinsic mahasiswa, seperti: motivasi, minat dan kondisi psikologi dan factor ekstrinsik mahasiswa, seperti: lingkungan kampus, keluarga dan teman. Penelitian ini akan mengungkap kesulitan belajar dari faktor intrinsik dan ekstrensik mahasiswa serta beberapa faktor yang dapat menghambat proses belajarmengajar, diantaranya fasilitas, metode belajar, materi perkuliahan, buku penunjang dan lain-lain. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti akan mengadakan penelitian tentang kesulitan belajar bahasa Jepang dengan judul penelitian "Analisis Kesulitan Prosiding Penelitian Bidang Ilmu Sosial dan Humaniora 2011
272
Belajar Bahasa Jepang dalam Mata Kuliah Sakubun pada Mahasiswa Semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FKIP-UHAMKA Tahun Ajaran 2010/2011"
Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1). Apa permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FKIP-UHAMKA dalam mengikuti perkuliahan Sakubun ditinjai dari faktor intrinsik mahasiswa? (2). Apa permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FKIP-UHAMKA dalam mengikuti perkuliahan Sakubun ditinjau dari faktor ekstrinsik mahasiswa?
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Untuk mendeskripsikan permasalahan apa saja yang dihadapi oleh semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FKIP-UHAMKA dalam mengikuti perkulaiahan Sakubun ditinjau dari faktor intrinsik mahasiswa. b) Untuk mendeskripsikan permasalahan apa saja yang dihadapi oleh semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FKIP-UHAMKA dalam mengikuti perkulaiahan Sakubun ditinjau dari faktor ekstrinsik mahasiswa.
Manfaat Hasil Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: a)
Sebagai referensi untuk menemukan solusi dari hal-hal yang menjadi kesulitan belajar Sakubun di Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FKIP-UHAMKA,
b) Dapat dijadikan masukan bagi setiap dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FKIP-UHAMKA, khususnya dosen mata kuliah Sakubun. c) Sebagai bahan acuan bagi peneliti berikutnya.
Kajian Pustaka a. Pengertian Belajar Prosiding Penelitian Bidang Ilmu Sosial dan Humaniora 2011
273
Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam mencapai perkembangan individu.Oleh karena itu suatu lembaga pendidikan atau sekolah harus berupaya menciptkan suasana aman dan penuh kepercayaan di antara pelajar dan pengajar dalam melaksanakan kegiatan belajar. (DePorter & Hernacki, 2003 : 8). b. Tujuan Belajar Tujuan sangat esensial, baik, dalam rangka perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian.Tujuan memberikan petunjuk untuk memilih pelajaran, menata urutan topic-topik, mengalokasikan waktu, memilih alat Bantu belajar, menentukan prosedur pembelajaran, serta menyediakan ukuran untuk mengukurprestasi belajar siswa.Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan kegiatan belajar, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap yang baru. Tujuan belajar adalah suatu dskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar (Hamalik, 1994 : 2) c. Hakikat Proses Belajar Mengajar Nana Sudjana (1991: 29) yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain mengatakan bahwa sama halnya dengan belajar, mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik metakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses memberikan bimbingan/bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar (2002:45). Konsep pembelajaran menurut Corey (1986: 195) yang dikutip oleh Syaiful Sagala adalah proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisikondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu (2003: 61). d. Ciri-ciri Belajar Mengajar Menurut Edi Suardi yang dikutip oleh Djamarah (2002: 46), cirn-ciri kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut: a. Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembanagan tertentu. Inilah yang dimaksud dengan kegiatan belajar
Prosiding Penelitian Bidang Ilmu Sosial dan Humaniora 2011
274
mengajar itu sadar akan tujuan, dengan menempatkan anak didik sebagai pusat perhatian. b. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar dapat mencapai tujuan secar optimal, maka dalam melakukan interaksi perlu ada prosedur, atau langkahlangkah yang sistematik dan relevan. c. Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan mated yang khusus. Dalam hal ini materi harus didesain sedemikian rupa, sehingga cocok untuk mencapai tujuan pembelajaran. e. Unsur-unsurDinamis Belajar Hamalik (1994 : 50-52) menyebutkan bahwa, perbuatan belajar adalah satu proses yang kompleks.proses itu sendiri sulit untuk diamati, namun perbuatan atau tindakan belajar dapat diamati berdasarkan perubahan tingkah laku yang dihasilkan oleh tindakan belajar tersebut. f.
Kesulitan Belajar Secara global, menurut Syah (2001 : 132–139) faktor–faktor yang mempengaruhi belajar dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yaitu: 1. Faktor intrinsik (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaanjasmani dan rohani siswa, yaitu : aspek pshikologis (tonusjasmani, mata dan telinga) 2. Faktor ekstrinsik (faktor dari luar diri siswa), yaitu lingkungansosial (keluarga, guru, masyarakat dan teman) dan lingkungannon-sosial (rumah, sekolah, fasilitas dan alam). 3. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yangmeliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untukmelakukankegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran,yaitu berupa pendekatan
tinggi,
pendekatan sedang, danpendekatan rendah.
METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan maslah, dengan jalan mengumpulkan data, menyusun data,atau
niengklasifikasikannya,
menganalisa dan menginterpretasikannya. (Winarno Surakhmad, 1985 : 147) Prosiding Penelitian Bidang Ilmu Sosial dan Humaniora 2011
275
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FKJP-UHAMKA yang masih aktif mengikuti perkuliahan.Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester VI Prodi Pendidikan Bahasa Jepang FKIP-UHAMKA Tahun Akademik 2010/2011 yang mengikuti perkuliahan Sakubun dengan jumlah 35 orang.Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah teknik yang didasarkan kepada pertimbangan penulis yaitu teknik penyampelan purposif (purposif sampling). Instrumen penelitian adalah aiat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. (Dana Sasmita dan Sutedi, 1996 ; 27). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis angket, kesulitan yang dialami mahasiswa bennacammacam.Kesulitan belajar mahasiswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.Faktor intrinsic adalah faktor dari dalam diri mahasiswa, yakni keadaan jasmani dan rohani mahasiswa. Antara lain aspek psikologia (tonus jasmani, mata dan telinga) dan aspek psikologis (intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi mahasiswa). Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor dari luar siswa, yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. Antara lain lingkungansocial (keluarga, guru, masyarakat, teman) dan lingkungan non social (rumah, sekolah, fasilitas dan alam). Dari data hasl angket mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang yang telah dianalisis dapat diketahui beberapa hal yaitu sebagai berikut: 1 .Berdasarkan hasil analisa angket umum terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang dalam belajar keterampilan menulis pada mata kuliah Sakubun: a.
Faktor intrinsik : 57.7% responden mahasiswa menyatakan bahwa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang merupakan pilihan pertama. 87.9% responden menyatakan masuk Prodi Pend. Bahasa Jepang karena minat sendiri. 96.9% responden setuju dengan pernyataan bahwa dengan belajar Bahasa Jepang dapat menjadi pandai dan pergi ke Jepang. 60.7% responden
Prosiding Penelitian Bidang Ilmu Sosial dan Humaniora 2011
276
menyatakan merasa selalu mengantuk ketika belajar di rumah. 87.9% responden menyatakan bahwa dukungan dan dorongan keluarganya sangat menunjang untuk meningkatkan prestasi. Dan 100% responden berpendapat bahwa perkuliahan adalah hal yang penting dan serius. b. Faktor ekstrinsik : 78.8% responden menyatakan bahwa kondisi tempat tinggalnya mendukung kegiatan belajar. 78.8% responden menyatakan bahwa kondisi ekonominya mendukung kegiatan belajar. 60.6% responden menyatakan bahwa fasilitas belajar yang dimilikinya kurang mendukung untuk melakukan kegiatan belajar.60.7% luar
perkuliahan.
42.4%responden
melakukan kegiatan sering
membaca
lain
buku
di
yang
berhubungan denganpelajaran bahasa Jepang. 2. Berdasarkan hasil analisa angket khusus terdapat beberapapermasalahan yang dialami mahasiswa Program Studi PendidikanBahasa Jepang dalam belajar keterampilan menulis pada matakuliah Sakubun: a. Faktor intrinsik : 15.1% responden menyatakan pada awal perkuliahan mendapat informasi tentang tujuan, teknik perkuliahan, adanya tugas-tugas tentang mata kuliah Sakubun. 84.8% responden menyatakan materi yang diberikan dosen sangat sulit, tetapi dengan penjelasan dosen bisa dipahami. 96.9% responden merasa yakin bisa lulus dalam mata kuliah Sakubun. 78.8% responden berpendapat bahwa mata kuliah Sakubun merupakan mata kuliah yang paling sulit. 9.0% responden mengalami kesulitan karena ada gangguan pada fisik. 12.1% responden mengalami kesulitan dan merasa tertekan karena dosennya terlalu galak. b. Faktor ekstrinsik : 69.7% responden menyatakan memiliki ada buku pegangan khusus untuk mata kuliah Sakubun. 54.5% responden menyatakan ada tugas harian (rutin) yang harus dikerjakan pada mata kuliah Sakubun. 54.5% responden menyatakan kehadiran dosen dalam perkuliahan Sakubun antara 10 sampai 15 kali termasuk UTS/UAS. 60.6% respondenmenyatakan kehadirannya antara 10 sampai 15 kali termasuk UTSAJAS. 66.7% responden menyatakan setiap materi dalam tiap pertemuan sudah terencana, baik dalam buku pegangan maupun dalam diktat dan sesuai dengan urutan pelajaran. 54.5% responden menyatakan metode (cara mengajar) yang Prosiding Penelitian Bidang Ilmu Sosial dan Humaniora 2011
277
digunakan dosen dalam perkuliahan sesuai dengan karakter mata kuliah. 42.4% responden menyatakan penjelasan dosen dalam perkuliahan bisa dipahami karena sistematis. 45.5% responden mengalami kesulitan karena dosennya jarang hadir. 90.9% responden mengalami kesulitan karena kurangnya fasilitas belajar.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berikut ini adalah kesimpulan yang ditarik berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data pada Bab III 1. Dibawah ini adalah kesulitan belajar pada mata kufiah Sakubun berdasarkan faktor intrinsik mahasiswa: a. Kondisi kesehatan mahasiswa sangat mendukung untuk melakukankegiatan belajar b. Mahasiswa
sering
membaca
buku
yang
berhubungan
denganpelajaran bahasa Jepang c. Mahasiswa perkuliahan adalah hal yang penting dan serius d. Mahasiswa merasa yakin bisa lulus dalam mata kuliah Sakubun e. Mahasiswa berpendapat bahwa mata kuliah Sakubun merupakan mata kuliah yang paling sulit f. Mahasiswa mengalami kesulitan karena tidak ada/ kurangnya waktuuntuk belajar 2. Dibawah ini adalah kesulitan belajar pada mata kuliah Sakubun berdasarkan faktor ekstrinsic mahasiswa: a. Kondisi ekonomi mahasiswa mendukung kegiatan belajar b. Dukungan
dan
dorongan
keluarganya
sangat
menunjang
untukmeningkatkan prestasi c.
Fasilitas
belajar
yang
dimiliki
mahasiswa
kurang
mendukung
untukmelakukan kegiatan belajar. d. Setiap materi dalam tiap pertemuan sudah terencana, baik dalambuku pegangan maupun dalam diktat dan sesuai dengan urutanpelajaran
Prosiding Penelitian Bidang Ilmu Sosial dan Humaniora 2011
278
e. Bentuk latihan harian sangat sesuai dengan materi yang dibahasdalam perkuliahan karena berdasarkan pada urutan di buku f. Metode (cara mengajar) yang digunakan dosen dalam perkuliahansesuai dengan karakter mata kuliah. g. Penggunaan waktu oleh dosen di dalam perkuliahan hanya terfokuspada materi saja, tidak ada selingan seperti humor, sehingga terkesanterlalu serius h. Materi yang diberikan dosen sangat sulit, tetapi dengan penjelasandosen bisa dipahami i. Materi mata kuliah Sakubun berhubungan dan cukup penting untukmata kuliah lainnya
Saran Dalam penelitian ini penulis memaparkan beberapa saran guna ketangsungan dan keberhasilan proses belajar mengajar Sakubun. 1. Mempelajari bahasa Jepang cukuplah sulit bagi pembelajar Indonesia, karena bahasa Jepang bukanlah bahasa Ibu. Memerlukan waktu yang cukup lama dalam memahaminya.Maka dari itu, penulis menyarankan agar waktu belajar bahasa Jepang diperpanjang dan diperbanayk agar dapat
menyerap
materi pelajaran
dengan maksimal sehingga menghasilkan kompetensi berbahasa yang tinggi. 2. Dosen bahasa Jepang agar lebih kreatif lagi dalam metode pengajarannya di kelas. Selain metode pengajaran tersebut, diharapkan dosen dapat menemukan strategistrategi jitu agar proses pengajaran bahasa Jepang dapat berhasil. Sebagai salah satu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang, penulis juga akan berupaya untuk mengembangkan keterampilan berbahasa mahasiswa. 3. Sebaiknya dosen mengoreksi dan mengevaluasi Sakubun yang telah dibuat mahasiswa kemudian memberikan hasil koreksi tersebut pada mahasiswa agar mereka tahu bagaimana hasil penulisan Sakubun dan juga tahu di mana letak kesalahan mereka dalam menulis Sakubun.
Prosiding Penelitian Bidang Ilmu Sosial dan Humaniora 2011
279
DAFTARPUSTAKA Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Hani, Iskandarwati. 2002. Pengajaran Bahasa Jepang di IndonesiaMenuju Era Globalsasi dalam Jurnal Pendidikan Bahasa Jepangdi Indonesia. Bandung: PPBJ FPBS UPI. Ishida. 1995. Nihongo Kyoojuuhoo. Tokyo: Taishuukan Shoten. Kaneda.1995. Nihongo Dai Jiten.Tokyo.Kodansa. Karsana, Ano. 1986. Buku Materi Keterampilan Pokok Menulis. Jakarta:Karunika Universitas Terbuka. Muneo, Kimura. 1988. Kyoujuhou Nyumon. Jepang. Japan Foundation. Ogawa, Y. 1982. Nihongo Kyoiku Dai Jiten.Jepang.
Prosiding Penelitian Bidang Ilmu Sosial dan Humaniora 2011
280