RESPON TANAMAN SAWI (Brasica juncea.L.) AKIBAT PEMBERIAN PUPUK NPK DAN PENAMBAHAN BOKASHI PADA TANAH ASAL BUMI WONOREJO NABIRE Ishak Ryan Dosen Fakultas Pertanian Universitas Satya Wiyata Mandala - Nabire
ABSTRACT One of the ways of overcoming the negative effects of chemical fertiliser is by using Effective Microorganisms technology (EM). Using EM4 reduces the use of chemical fertiliser, is environmentally friendly and can increase production. Applying NPK fertiliser and adding bokashi to mustard plant can help the availibility of N, P, and K in the soil while also increasing crop production. The aim of this research was to understand the influence of the application of NPK fertiliser and bokashi on the growth and productivity of mustard. The research was carried out on the agricultural area land in Bumi Wonorejo, Nabire District, and use the Complete randomised design method (RAL) with 6 treatment types and 6 repetition. The data was analysed using ANOVA analysis and BNJ testing to observe the result from the application of NPK fertiliser and bokashi on the growth and productivity of mustard. The result showed that applying a dose of 75% NPK with the addition of bokashi (EM4) was the best choice for the mustard farmer. Keywords : bokashi, fertiliser, Effective Microorganism, mustard crop. PENDAHULUAN Bertitik tolak dari hal tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam bidang Latar Belakang pertanian adalah mengembangkan pertanian Perhatian masyarakat terhadap soal dengan sistem pertanian organik yang prinsip pertanian dan lingkungan beberapa tahun pengelolaannnya kembali ke alam. Pertanian terakhir ini menjadi meningkat. Keadaan ini organik merupakan bagian dari pertanian disebabkan karena semakin dirasakannya dampak alami yang dalam pelaksanaannya berusaha negatif penggunaan bahan-bahan kimia. Jika menghindarkan penggunaan bahan kimia dan dibandingkan dengan dampak positifnya bagi pupuk yang bersifat meracuni lingkungan dengan peningkatan produktivitas tanaman pertanian tujuan untuk memperoleh kondisi lingkungan pengaruh bahan kimia tersebut tidak sebanding. yang sehat. Selain itu, juga untuk menghasilkan Bahan-bahan kimia yang selalu digunakan untuk produksi tanaman yang berkelanjutan dengan alasan produktivitas dan ekonomi ternyata saat cara memperbaiki kesuburan tanah melalui ini lebih banyak menimbulkan dampak negatif penggunaan sumber alami seperti mendaur baik bagi kehidupan manusia dan lingkungan limbah pertanian. Jadi dengan demikian, sekitarnya. tidak salah jika istilah pertanian organik sering Penggunaan pupuk, pestisida, dan bahan diidentikkan dengan gerakan pertanian yang kimia lainnya yang terus menerus dapat merusak kembali ke alam. biota tanah, keresistenan hama dan penyakit, Dalam pelaksanaannya, pertanian organik serta dapat mengubah kandungan vitamin dan adalah membatasi ketergantungan petani pada mineral beberapa komoditi sayuran dan buah. penggunaan pupuk anorganik dan bahan kimia Hal ini tentunya jika dibiarkan lebih lanjut akan pertanian lainnya. Gulma, hama, dan penyakit berpengaruh fatal bagi siklus kelangsungan tanaman dikelola melalui pergiliran tanaman, kehidupan, bahkan jika sayuran atau buah yang pertanaman campuran, bioherbisida, insektisida tercemar tersebut dimakan oleh manusia secara organik yang dikombinasikan dengan pengelolaan terus menerus, tentunya akan menyebabkan tanaman yang baik. Pupuk anorganik yang selalu kerusakan jaringan bahkan kematian. digunakan petani dapat diganti dengan pupuk
311
Jurnal Agroforestri Volume V Nomor 4 Desember 2010 organik yang dapat dibuat sendiri dari bahanbahan alami seperti penggunaan pupuk bokasi dengan menggunakan EM4. Bokashi dapat dibuat dari bahan jerami, hijauan, sampah dan pupuk kandang. Effective microorganism 4 yang disingkat EM4 adalah suatu hasil rekayasa bioteknologi yang dikembangkan dan merupakan kultur campuran dari berbagai organisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan dan produksi tanaman (Higa, T dan J.F. Parr. ,1998; Tuhumena, 2002 ). Dengan demikian setidaknya penggunaan bokashi dan EM 4 dapat mengurangi kebutuhan pupuk dan pestisida. Berdasarkan hasil penelitian saat ini, apabila pertanian organik dapat dilaksanakan dengan baik maka dengan cepat akan memulihkan tanah yang sakit akibat penggunaan bahan kimia pertanian. Hal ini terjadi jika fauna tanah dan mikroorganisme yang bermanfaat dipulihkan kehidupannya, dan kualitas tanah ditingkatkan dengan pemberian organik, maka akan terjadi perubahan sifat fisik, kimia dan biologi tanah kearah keseimbangan. Berdasarkan uraian di atas serta belum adanya penelitian EM4 bagi tanaman di Distrik Nabire, maka perlu dilakukan penelitian tentang penggunaan bokashi (EM 4). Dengan demikian penulis mengambil judul penelitiannya adalah Respon Tanaman sawi (Brasica juncea.L) akibat pemberian dosis kombinasi pupuk NPK dan penambahan bokashi pada tanah asal kelurahan Bumi Wonorejo Distrik Nabire. Adapun alasan pelaksanaan pengujian di kelurahan Bumi Wonorejo, dikarenakan kesuburan tanah pertaniannya kurang dengan nilai unsur N, P dan K rendah (Tim Survey UNIPA Manokwari, 2004). Ada dua tujuan dari penelitian ini, yaitu (1) Mengetahui pengaruh pemberian pupuk NPK dan penambahan bokashi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi, (2) Menentukan dosis kombinasi pupuk NPK yang cocok digunakan setelah ditambah bokashi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain : 1) Memperkenalkan penggunaan EM 4 dan bokashi sebagai dasar pupuk organik yang ramah lingkungan.
2)
Mengurangi penggunaan pupuk kimia yang dapat merusak lingkungan. 3. Memberikan informasi tentang dosis kombinasi pupuk NPK dan penambahan bokashi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi. 4. Sebagai bahan masukan kepada Pemerintah Daerah melalui Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Nabire untuk pengembangan pertanian yang ramah lingkungan. 5. Memberikan informasi tentang perlakuan terbaik yang dapat dipakai oleh petani sawi dalam budidaya tanaman sawi. METODE PENELITIAN Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di lokasi praktek SMK N 1 Nabire yang terletak di Kampung Kaliharapan, Distrik Nabire. Tempat ini dipilih karena mempermudah pengawasan serta sarana dan prasarana yang sudah tersedia, sedangkan tanah pengujian diambil dari Kampung Bumi Wonorejo, Distrik Nabire sebagai lahan perkembangan pertanian. Alat-alat yang diperlukan untuk kegiatan penelitian ini antara lain : Timbangan 10 kg, Timbangan analitik, Plastik bening, Ember 10 liter, Balok 5x10 cm 0,5 m, Rol meter 50m dan 5m, Gelas ukur, Toples bening, Hand sprayer gendong 10 ltr, Kamera, Buku dan pena untuk Pencatatan data penelitian. Adapun bahanbahan yang digunakan antara lain : Benih sawi caisim Bangkok (Tosakan), Pupuk Urea, TSP, KCl, Kultur EM 4, Pupuk kandang sapi dan kambing, Sekam, Gula pasir, Insektisida nabati daun sirsak dan tembakau, Furadan 3 G, Dithane M-45, Tanah gembur dan Kompos, Polybag 5 x 8 cm dan 30 x 40 cm Rancangan Percobaan Dalam penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan. Masing-masing perlakuan dengan 6 ulangan, dan setiap ulangan terdiri dari 1 tanaman. Adapun perlakuan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut : 1. Perlakuan I, yaitu tanpa pupuk NPK dan bokashi serta larutan EM 4.
Ishak Ryan
312
Jurnal Agroforestri Volume V Nomor 4 Desember 2010
2.
Perlakuan II, yaitu pemupukan dengan dosis pupuk NPK sesuai anjuran. 3. Perlakuan III, yaitu pemupukan dengan dosis pupuk NPK 75% dan diberi bokashi serta larutan EM 4. 4. Perlakuan IV, yaitu pemupukan dengan dosis pupuk NPK 50% dan diberi bokashi serta larutan EM 4. 5. Perlakuan V, yaitu pemupukan dengan dosis pupuk NPK 25% dan diberi bokashi serta larutan EM 4. 6. Perlakuan VI, yaitu tanpa pupuk NPK dan hanya diberi bokashi serta larutan EM 4. Untuk dosis bokashi dan larutan EM 4 pada perlakuan III, perlakuan IV, perlakuan V, dan perlakuan VI diberikan dalam jumlah yang sama. Arah barisan tanaman percobaan adalah melintang dari utara ke selatan. Denah rancangan dapat dilihat pada Gambar 1. 1
2 VI
7
3 VI
8 II
9 III
14
13 I 19
25
26
31
27
32 II
33 IV
24
29
V 30
IV
II 36
35 III
V
IV
III 34
I
18
23
28
VI
I
IV
I
12
17
22
IV
V
III
V
II
11
16
21
6 II
III
III
I
I
10
15
20
5 II
VI
VI
VI
4 V
IV
V
Gambar 1. Denah Rancangan Percobaan
Tahapan Penelitian 1. Penyiapan Tempat, Alat, dan Bahan Alat dan bahan yang akan digunakan dipersiapkan. Kemudian penyiapan tempat yang akan digunakan sebagai tempat penelitian, tempat pembibitan, dan tempat pembuatan bokashi. Lahan dan tempat pembuatan bokashi yaitu dengan pembenahan dan pembersihan lokasi. Untuk tempat pembibitan dengan memperbaiki bedengan pembibitan dan naungan. 2. Pembuatan Bokashi Pembuatan bokashi pupuk kandang dibuat
secara aerobic (Hety, Y. 2003), dengan bahan-bahan terdiri dari : Pupuk kandang 80 kg, Dedak 5 kg, Sekam 15 kg, Gula pasir 25 gr, EM 4 100 ml (10 sdm) serta air secukupnya. Langkah-langkah pembuatan bokahsi sebagai berikut : 1. Larutkan EM 4, dan gula ke dalam air. 2. Pupuk kandang, sekam, dedak dicampur secara merata. 3. Siramkan larutan EM 4 dengan gembor secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata, sampai kandungan air adonan mencapai 30%. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak keluar dari adonan, dan bila kepalan dilepas, maka adonan akan megar. 4. Adonan digundukkan diatas ubin yang kering dengan ketinggian 15-20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni, selama 3-4 hari. 5. Pertahankan suhu gundukan adonan 40500C. Jika suhu lebih dari 500C, bukalah karung penutup dan gundukan adonan dibalik, kemudian ditutup lagi dengan karung goni. Usahakan tumpukan adonan dibalik setiap 12 – 24 jam. 6. Setelah 4 hari, bokhasi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik. 3. Pembuatan Media Pembibitan Media pembibitan terdiri dari campuran tanah gembur dan kompos dengan perbandingan 1 : 1. Setelah 4 hari campuran media diberi Furadan 3 G, dengan dosis 20 gr/m2 4. Variabel Pengamatan Variabel yang diamati meliputi : a) Tinggi tanaman dilakukan pada saat 1, 2, 3, dan 4 minggu setelah tanam b) Jumlah daun dilakukan pada saat 1, 2, 3, dan 4 minggu setelah tanam. c) Produksi (berat basah) per tanaman (kg), dilakukan pada saat panen. Analisa Data Analisa data untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi dilakukan dengan menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA). Apabila perlakuan tersebut menunjukkan pengaruh terhadap masing-
Respon Tanaman Sawi (Brasica Juncea.l.) Akibat Pemberian Pupuk NPK dan Penambahan Bokashi pada Tanah Asal Bumi Wonorejo Nabire
313
Jurnal Agroforestri Volume V Nomor 4 Desember 2010 masing variabel yang diamati dilanjutkan dengan uji BNJ (Beda Nyata Jujur). HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan dan Produksi Sawi 1.1.1 1. Tinggi Tanaman Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada minggu ke-1 sampai minggu ke-4 setelah tanam. Dari Tabel 3 nampak bahwa pemberian dosis kombinasi pupuk NPK dan bokashi dan EM4 pada perlakuan I, II, III, IV, V , dan VI pada minggu ke-1, dan ke-2 tidak ada perbedaan secara nyata terhadap tinggi tanaman. Tabel 3. Rata-rata tinggi tanaman sawi pada umur 1, 2, 3, dan 4 minggu setelah tanam pada semua perlakuan. Perlakuan
Tinggi Tanaman (cm)
I II III IV V VI
1 MST 15.43 15.58 14.50 14.23 14.27 15.55
2 MST 28.97 27.80 28.98 26.30 26.52 30.68
F hitung
1.60 tn
2.41 tn
BNJ 5 % BNJ 1 %
3 MST 36.37 b 39.68 ab 44.02 a 39.32 ab 39.00 ab 41.58 ab 3.55* 5.90
4 MST 40.83 c 44.92 abc 49.35 a 43.38 bc 43.03 bc 46.00 ab 6.73** 4.85 5.91
Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang tidak sama berbeda nyata pada Uji BNJ 5 % dan Uji BNJ 1 % tn = tidak berbeda nyata * Berbeda nyata pada taraf 5 % ** Berbeda sangat nyata pada taraf 1 % I = Tanpa Pupuk NPK, Bokashi, dan larutan EM4 II = Pemupukan NPK 100 % sesuai anjuran III= Pemupukan NPK 75 % + Bokashi + larutan EM4 IV= Pemupukan NPK 50 % + Bokashi + larutan EM4 V = Pemupukan NPK 25 % + Bokashi + larutan EM4 VI= Bokashi + larutan EM4 Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pemberian dosis kombinasi pupuk NPK (Urea, TSP, dan KCl) dengan penambahan bokashi dan larutan EM 4 terhadap tinggi tanaman pada minggu ke-1 dan ke-2 belum berbeda nyata antara semua perlakuan. Hal ini diduga pada minggu-
minggu tersebut kebutuhan unsur hara masih belum banyak dibutuhkan tanaman sehingga masih cukup dari persediaan di dalam tanah. Pada minggu ke-3 dan ke-4 pengaruh pupuk mulai nampak, yaitu dengan ditunjukkan adanya tinggi tanaman dari semua perlakuan memberikan pengaruh nyata. Pada mingguminggu tersebut kebutuhan unsur hara semakin banyak sehingga tidak mampu lagi dipenuhi oleh unsur hara dari tanah. Pada minggu ke-3 perlakuan III berbeda nyata dengan perlakuan I dan tidak beda nyata dengan perlakuan II, IV, V. Pada minggu ke-4 perlakuan III sangat bada nyata dengan perlakuan I, IV, dan V, dan tidak beda nyata dengan perlakuan II dan VI. Kemudian perlakuan VI beda nyata dengan perlakuan I dan tidak beda nyata dengan perlakuan II, III, IV, dan V. Hal ini diduga disamping adanya penambahan unsur nitrogen juga sudah stabilnya pengaruh bokashi dan EM 4. Pada minggu ke-3, pemberian dosis kombinasi pupuk NPK ditambah bokashi dan larutan EM 4 menunjukkan adanya pengaruh nyata pada semua perlakuan terhadap tinggi tanaman. Sedangkan pada minggu ke-4 menunjukkan adanya pengaruh sangat nyata. Perlakuan III dan VI baik pada minggu ke-3 dan ke-4 mempunyai tinggi tanaman lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya. 2. Jumlah Daun Hasil perhitungan jumlah daun yang diperoleh pada saat pertumbuhan tanaman minggu ke-1 sampai minggu ke-4 setelah tanam disajikan pada Tabel 4 berikut ini. Tabel 4. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Sawi pada Umur 1, 2, 3, dan 4 Minggu Setelah Tanam pada Semua Perlakuan. Perlakuan I II III IV V VI F hitung BNJ 5 % BNJ 1 %
Ishak Ryan
Jumlah Daun (helai) 1 MST 7.33 7.33 7.67 8.00 7.67 7.33 1.64 tn
2 MST 11.83 b 11.67 b 12.50 ab 13.33 a 12.67 ab 11.67 b 3.75* 1.49
3 MST 13.67 b 14.17 b 15.33 ab 16.83 a 15.17 ab 13.67 b 4.48**
4 MST 17.83 b 20.33 ab 20.83 ab 22.33 a 20.83 ab 17.00 b 3.91*
2.49
4.41 3.04
314
Jurnal Agroforestri Volume V Nomor 4 Desember 2010
Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang tidak sama berbeda nyata pada Uji BNJ 5 % dan 1 % * Berbeda nyata pada taraf 5 % ** Berbeda sangat nyata pada taraf 1 % Pemberian dosis kombinasi pupuk NPK dengan penambahan bokashi dan EM 4 terhadap jumlah daun, pada minggu ke-1 antara 6 perlakuan tidak memberikan beda nyata. Pada minggu ke2 sampai minggu ke-4 perlakuan IV dari semua perlakuan mempunyai jumlah daun (helai) yang lebih banyak namun tidak memberikan hasil (berat basah) yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan II dan III. Hal ini diduga bahwa jumlah daun yang banyak akan berakibat pada penurunan tinggi tanaman dan hasil (berat basah). Sedangkan tanaman yang mempunyai tinggi yang cukup akan mempunyai jumlah daun yang sedikit tetapi hasil (berat basah) per tanaman lebih besar. Keadaan ini ditunjukkan pada tanaman perlakuan III yang mempunyai tinggi tanaman dan hasil lebih besar dibandingkan perlakuan I, II, IV, V, dan VI. Hal ini diduga adanya unsur hara yang berimbang bagi pertumbuhan tanaman. Tersedianya unsur hara dalam jumlah yang cukup dan seimbang untuk pertumbuhan tanaman, menyebabkan proses pembelahan, pembesaran, dan perpanjangan sel akan berlangsung cepat yang mengakibatkan beberapa organ tanaman tumbuh cepat. Menurut Buckman dan Brady (1982), untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik, maka unsur-unsur hara harus berada dalam keadaan seimbang. Pada perlakuan VI yang hanya diberi bokashi dan EM 4 mempunyai tinggi tanaman rata-rata lebih tinggi (minggu ke-3 dan ke-4) dari perlakuan V dan IV. Namun dari hasil tidak lebih tinggi dari perlakuan V dan VI. Hal ini diduga bahwa perlu adanya kombinasi pupuk organik dan anorganik yang memberikan pengaruh lebih baik pada hasil, sebab terjadi hubungan yang sinergis yang saling menunjang (Tambun, 2002; Syam, 2003). Data Tabel 4 menunjukkan bahwa pemberian dosis kombinasi pupuk NPK ditambah bokashi dan EM4 pada perlakuan I, II, III, IV, V, dan VI pada minggu ke-1 tidak berbeda nyata terhadap jumlah daun sawi. Namun pada minggu ke-2, ke-3, dan ke4 sudah memberikan pengaruh. Dari semua
perlakuan perlakuan IV mempunyai jumlah daun yang lebih banyak. 3. Produksi (Berat Basah) Hasi perhitungan produksi (berat basah) tanaman sawi dilakukan pada saat panen. Berdasarkan Tabel 5 didapatkan bahwa, dari semua perlakuan menunjukkan adanya pengaruh sangat nyata terhadap produksi. Perlakuan III mempunyai produksi yang lebih baik dibanding perlakuan lainnya. Tabel 5. Rata-rata Berat Basah Tanaman Sawi Saat Panen pada Semua Perlakuan. Perlakuan
Berat Basah (gr)
I II III IV V VI
172.50 d 286.67 ab 319.17 a 270.83 ab 237.50 bc 216.67 cd
F hitung
12.43**
Uji BNJ 1 %
78.19
Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang tidak sama berbeda sangat nyata pada uji BNJ taraf 1 % ** Berbeda sangat nyata pada taraf 1 % Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa, pemberian bokashi dan EM 4 memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi (berat basah) sawi. Hal ini disebabkan karena bokashi yang berasal dari pupuk kandang mengandung sejumlah unsur hara dan bahan organik yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Ketersediaan hara dalam tanah, struktur tanah dan tata udara tanah yang baik sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar serta kemampuan akar tanaman dalam menyerap unsur hara. Adanya EM 4 sebagai elemen bokashi sangat bermanfaat, mengingat cara kerja EM 4 dalam tanah secara sinergis dapat meningkatkan kesuburan tanah, baik fisik, kimia, dan biologis sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman (Wididana dan Higa, 1993). Lebih lanjut, Lingga (1995) menyatakan bahwa tanah yang berstruktur baik, dengan kata lain tanah yang banyak mengandung mikroorganisme dan kepadatan tanah yang berkurang dapat menyerap air dan unsur hara yang terlarut. Bokashi pupuk kandang yang diberikan mengandung EM 4 yang dapat memfermentasi bahan organik sehingga
Respon Tanaman Sawi (Brasica Juncea.l.) Akibat Pemberian Pupuk NPK dan Penambahan Bokashi pada Tanah Asal Bumi Wonorejo Nabire
315
Jurnal Agroforestri Volume V Nomor 4 Desember 2010 menghasilkan senyawa yang dapat diserap langsung oleh akar tanaman. Pemberian dosis kombinasi pupuk NPK 75% dengan penambahan bokashi (EM 4) menghasilkan tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat basah sawi (perlakuan III) lebih besar dari penggunaan pupuk Urea, TSP dan KCl dengan dosis sesuai anjuran (perlakuan II), meskipun dari uji BNJ tidak beda nyata. Ini berarti bahwa pemberian bokashi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi (berat basah) tanaman sawi serta dapat mengurangi pemakaian pupuk kimia NPK (Urea, TSP, dan KCL). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian respon tanaman sawi akibat pemberian dosis kombinasi pupuk NPK dan bokashi (EM 4) pada lahan pertanian Kampung Bumi Wonerejo, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Penggunaan bokashi (EM 4) memberikan pengaruh terhadap penambahan tinggi tana-
2.
3.
man (umur 3 dan 4 MST) dan jumlah daun tanaman sawi (umur 2, 3 dan 4 MST) serta produksi (berat basah) tanaman sawi. Penggunaan bokashi (EM 4) dapat meningkatkan efisiensi pemakaian pupuk buatan/ kimia. Pemberian dosis kombinasi pupuk kimia (NPK 75%) dengan penambahan bokashi (EM 4) merupakan pilihan terbaik untuk diterapkan oleh petani sawi.
Saran 1. Perlu adanya penggunaan bokashi (EM 4) dengan berbagai dosis, karena pada penelitian ini menggunakan dosis yang sama. 2. Penggunaan bokashi (EM 4) terhadap berbagai tanaman selain tanaman sawi di lahan pertanian daerah Nabire perlu dilakukan sebagai pelaksanaan teknologi pertanian yang berwawasan lingkungan (pertanian berkelanjutan).
DAFTAR PUSTAKA Buckman. H.O. dan Brady. N.C., 1982. Ilmu Tanah (Terjemahan Sugiman). Bharata Karya Aksara. Jakarta. Higa. T dan J.F. Parr., 1998. Effective Microorganisms (EM) Untuk Pertanian dan Lingkungan yang Berkelanjutan. Indonesia Kyusai Nature Farming Societies. Jakarta. Hety. Y., 2003. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya. Jakarta. Lingga, P., 1995. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Syam, A., 2003. Efektivitas pupuk organik dan anorganik terhadap produktivitas padi di lahan sawah. Artikel Jurnal Agrivigor 3 (3): 232 – 244. Tambun., 2002. Pengaruh Tingkat Dosis Bokashi Terhadap Pertumbuhan Hasil Cabai Merah. http:// www.papuaweb.org Tim Survey UNIPA Manokwari., 2004. Detail Plan Reboisasi dan Penghijauan Hutan Lahan Kritis Kabupaten Nabire. Kerjasama Pemda Nabire dengan Unipa Manokwari. Tuhumena.,2002. Pengaruh Berbagai Tingkat Dosis Bokashi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Petsai. http://www.papuaweb.org Wididana, G.N. dan T. Higa., 1993. Penuntun Bercocok Tanam Padi dengan Teknologi Effective Microorganism 4. Songgolangit Persada. Jakarta.
Ishak Ryan