Jurnal Penelitian Pertanian BERNAS, Vol 9 No 1 Februari 2013
KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS JERAMI PADI DAN PUPUK BOKASHI BINTANG TANI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI (Brassica junceae) Lokot Ridwan Abstrak Kajian pemberian pupuk kompos jerami padi dan pupuk bokashi bintang tani terhadap pertumbuhan serta produksi tanaman sawi. Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan Air Joman Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara dengan ketinggian 15 m dpl. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 2 faktor perlakuan 1 faktor dosis jerami padi (P) yaitu P0 = 0 Kg/plot ; P1 = 2 kg/plot ; P2 = 4 kg/plot dan P3= 6 kg/plot faktor dosis pupuk bokashi bintang tani (B) dengan 4 taraf perlakuan yaitu B0 = 0 cc/l air B1 = 5 cc/ltr air ; B2 = 10 cc/ltr air ; B3 = 15 cc/ltr air. Hasil penelitian memperlihatkan adanya pengaruh nyata pemberian kompos jerami padi secara tunggal terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan produksi per plot demikian juga dengan pemberian pupuk bokashi bintang tani. Namun interaksi keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap semua parameter. Key word : Bintang, Sawi, Jerami padi 1) Staf pengajar Universitas Asahan
Pendahuluan Sawi adalah tanaman semusim yang mempunyai daun lonjong sawi banyak tanaman yang paling digemari masyarakat indonesia. Diantara bermacam-macam jenis sayuran dapat dibudidayakan adalah sawi. Komoditas ini memiliki nilai komersial dan prospek yang baik, selain itu ditinjau dari aspek klimatologis, teknis dan ekonomis sangat mendukung hidup di negara indonesia (Haryanto, dkk, 1994). Sawi mengandung nilai gizi yang penting didalam tubuh. Dalam 100 gr sawi terdapat 92,2 % air ; 2,3 gr protein ; 0,3 gr lemak ; 0,7 g serat ; 220 mg kalsium ; 38 mg phospat ; 2,9 mg besi dan 102 mg vitamin C (rukmana, 1994). Tanaman sawi dapat ditanam di dataran tinggi maupun dataran rendah tetapi kebanyakan tanaman sawi di Indonesia ditanaman pada dataran rendah. Kompos jerami padi selain menjadi mulsa juga digunakan sebagai pupuk yang dapat meningkatkan produksi tanaman dan mempertahankan kesuburan tanah dengan jalan menyediakan unsur hara yang cukup pada tanah-tanah pertanian, dengan terjadinya peningkatan biologis tanah maka dapat mengatasi masalah tanah akan terjadinya kekurangan unsur hara (Hardjowigeno, 1998). Produktivitas biologis sangat memegang peranan penting dalam meningkatkan kesuburan tanah yang relevan dengan pertumbuhan tanaman, pemberian bahan organik berupa kompos pada tanah diharapkan dapat meningkatkan populasi, jenis dimana diketahui bahwa kompos jerami padi merupakan pupuk organik yang kaya unsur hara baik unsur makro maupun unsur mikro. Pupuk bokashi bintang tani adalah pupuk buatan yang mengandung unsur makro dan mikro, berbentuk bokashian yang dapat digunakan untuk menyuburkan pertumbuhan, mempercepat pembungaan dan memperbannyak produksi serta meningkatkan daya tahan terhadap penyakit (Natural Nusantara, 2010) Keadaaan sekarang ini permasalahan selalu adalah unur nitrogen, pospor dan kalium. Unsur-unsur ini sering sekali mengalami defisiensi didalam tanah, sehingga sering ditambah ke dalam tnah melalui pemupukan yang mengandung unsur-unsur tersebut (Soepardi, 1983). Bahan Dan Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Air joman kelurahan bijai serbangan Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara dengan ketinggian 10 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2012 sampai dengan selesai. Bahan Penelitian Benih sawi, kompos jerami padi, pupuk bokashi bintang tani, dan pestisida. Alat yang digunakan, cangkul parang, gembor, hand sprayer, meteran, triplek, timbangan dan alat tulis Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama faktor dosis kompos jerami padi (P) yaitu P 0 = 0 Kg/plot ; P1 = 2 kg/plot ; P2 = 4 kg/plot faktor dosis pupuk bokashi bintang tani (B) dengan 4 taraf perlakuan yaitu B0 = 0 cc/l air B1 = 5 cc/ltr air ; B2 = 10 cc/ltr air ; B3 = 15 cc/ltr air
1
Jurnal Penelitian Pertanian BERNAS, Vol 9 No 1 Februari 2013
Jumlah kombinasi perlakuan adalah 12 dengan kombinasi : P0B0 ; P0B1 ; P0B2 ; P0B3 ; P1B0 ; P1B1 ; P2B2 ; P1B3 ; P2B0 ; P2B1 ; P2B2 ; P2B3
Hasil Dan Pembahasan Hasil Dari hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pemberian pupuk kompos jerami padi dan pupuk bokashi bintang tani menunjukan pengaruh yang berbeda nyata pada umur 1 dan 2 mst, tetapi menunjukan pengaruh yang berbeda sangat nyata pada umur 3 mst dan 4 mst. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1 Tabel 1. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian PupukKakao dan pupuk P asal Rock Phospate terhadap tinggi tanaman (cm) jagung manis umur 6 mst P/B P0 P1 P2 Rataan
B0 18,9 9,67 9,61 9,16 a
B1 18,36 20,75 20,94 20,02 ab
B2 19,72 20,94 21,86 20,84 b
B3 20,94 21,89 21,00 21,28 b
Rataaan 19,31 a 20,81 b 20,85 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan uji BNJ. KK = 5,47 %
Dari tabel 1 diatas bahwa perlakuan P2B2 memiliki tinggi tanaman tertinggi yaitu 21,86 berbeda nyata dengan perlakuan B0.dan perlakuan yang lainnya Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian pupuk kompos jerami padi dengan pupuk bokashi bintang tani terhadap jumlah daun 2, 3 dan 4 mst dapat dilihat pada tabel 2 Tabel 2. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh kompos jerami padi dengan pupuk bokashi bintang tani terhadap jumlah daun sawi umur 4 mst P/B P0 P1 P2 Rataan
B0 11,56 12,25 11,83 2,81 a
B1 11,75 12,83 13,08 12,56 b
B2 11,92 13,25 13,26 12,81 b
B3 12,50 a 12,75 a 13,25 a 12,83 b
Rataaan 11,84 a 12,77 b 12,85 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan uji BNJ. KK = 3,97 %
Dari tabel 2 jelas bahwa pemberian kompos jerami padi dengan perlakuan B2 memiliki jumlah daun tertinggi yaitu 13,26. Berbeda nyata dengan perlakuan B0 demikian juga perlakuan antara B0 dan B1 saling berbeda nyata antara sesamanya. Perlakuan pupuk rock phosphate dengan perlakuan R3 memiliki diamter batang tertinggi tidak berbeda nyata dengan perlakuan R2 R1 dan R0. Sedangkan perlakuan R2 R1 dan R0 saling tidak berbeda byata antara sesamanya. Interaksi pemberian kompos jerami padi dan pupuk bokashi bintang tani menunjukan pengaruh yang tidak berbedaa nyata Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh kompos jerami padi dengan pupuk bokashi bintang tani terhadap produksi tanaman per plot dapat dilihat pada tabel 3 Tabel 3. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh kompos jerami padi dengan pupuk bokashi bintang tani terhadap produksi tanaman per plot P/B P0 P1 P2 Rataan
B0 0,51 0,51 0,51 0,51
B1 0,52 0,56 0,59 0,56
B2 0,54 0,50 0,61 0,58
B3 0,60 0,59 0,61 0,60
Rataaan 0,54 0,56 0,58
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan uji BNJ. KK = 4,67 %
2
Jurnal Penelitian Pertanian BERNAS, Vol 9 No 1 Februari 2013
Dari tabel 3 dapat dilihat pada perlakuan B2 dan B3 memiliki jumlah produksi tertinggi. B2 dan B3 tidak berbeda nyata dengan perlakuan B1 tetapi berbeda nyata dengan perlakuan B0 demikian juga B1 dan dan B0 saling berbeda nyata antara sesamanya. Perlakuanrock phospat pada perlakuan P0,P1 dan P2 saling tidak berbeda nyata antara sesamanya. Interaksi kedua pelakuan tersebut menunjukan pengaruh yang tidak berbeda nyata.
Pembahasan Dari analisis sidik ragam pemberian pupuk bokashi bintang tani memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman pada umur 1 mst dan 2 mst dan menunjukan pengaruh yang berbeda pada umur 3 mst, dan menunjukan pengaruh yang berbeda pada umur 4 mst. Hal yang sama pada pengamatan jumlah helai daun dan produksi perplot. Untuk jumlah daun halnya dengan diameter batang, jumlah daun dan bobot 100 butir pipilan dan produksi panen per plot jagung Hal ini disebabkan pengaplikasian kompos jerami padi yang diberikan ke tanah dapat memperbaiki sifat fisik tanah serta meningkatkan aktivitas biologi tanah. Dan pupuk tersebut mengandung unsur hara lengkap baik makro maupun mikro. Menurut soares (2002 menyatakan bahwa pemberian bokashi yang bersal dari kulit kakao sebagai bahan dasar pupuk dapat meningkatkan berat segar tanaman jagung dibandingkan dengan atau tanpa menggunakan bokashi kakao sebagai pupuk. Hal ini sesuai dengan syarief (1985) mengatakan bahwa unsur hara yang cukup tersedia akan dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan dapat menngkatkan laju fotosintesis Adanya pengaruh tidak berbeda nyata terhadap parameter yang diamati diduga disebabkan karena kandungan hara yang terdapat dalam pupuk rock pospate sebahagian besar tidak tersedia dan tidak memberikan daya respon terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jaagung karena pada pupuk rock posphate mengandung sebagian besar kandungan hara diantaranya 30 % P2O5 hal sama dinyatakan oleh supandie 1997 dalam fase genneratif P juga merupakan komponen dari asam nitra sebagai cadangan P dalam biji, unsur K berpengaruh langsung terhadap metabolisme sel tanaman Tidak adanya respon interaksi terhadap semua parameter karena tidak adanya interaksi mendukungdiantara keduanya hal ini sesuai dengan lubis dkk 1986 bahwa jika salah satu tidak saling mendukung, maka interaksi kedua perlakuan diuji tidak mampu mempengaruhi sifat geenetik tanaman tersebut. Selain itu dipengaruhi oleh faktor luar seperti iklim, tanah dan pemberian pupuk. Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan Perlakuan pemberian kompos jerami padi dengan dosis 4 kg/plot menunjukan adanya pengaruh serta memberikan respon terbaik terhadap tinggi tanaman, jumlah daun pada pengamatan pertumbuhan vegetatif umur 4 mst dan produksi tanaman perplot. Perlakuan pemberian pupuk bokashi bintang tani dengan dosis 15 cc/ltr air menunjukan adanya pengaruh serta memberikan respon terbaik terhadap semua parameter dan semua umur tanaman yang diamati Perlakuan interaksi antara pemberian kompos jerami padi dan pupuk bokashi bintang tani menunjukan pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap semua parameter yang diamati
Saran Perlu dilakukan penelitian lanjutan pada tempat yang berbeda tentang pemberian kompos jerami padi dan pupuk bokashi bintang tani dari konsentrasi 4 kg/plot untuk komposjerami padi dan 15 cc/ltr air untuk pupuk bokashi bintang tani Daftar Pustaka Aneka 1996, Sayur Daun Primadona Solo Haryanto E., T Suhartini Dan E Rahayu, 1995, Sawi Dan Selada Penebar Swadaya Jakarta Rukmana R Bertanam Petsai Dan Sawi Kanisius Yogyakarta Soepardi G 1983 Ciri Dan Sifat Fisik Tanah, Institut Pertanian Bogor. Bogor Agustina, L. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta Damanik M Bachtiar E.H. Fauzi. Syarifuddin dan Hamidah H. 2010 Kesuburan Tanah dan
3
Jurnal Penelitian Pertanian BERNAS, Vol 9 No 1 Februari 2013
Pemupukan, USU Press Danarti dan S. Najiyarti. 1995. Palawija Budidaya Dan Analisis Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta Dwidjoseputro, D.1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gremedia. Jakarta Gaspersz, V., 1994. Metode Perancang Percobaan Untuk Ilmu-Ilmu Pertanian, Teknik dan Biologi. Armies. Yogyakarta Hal 472 Gold Sworthy P.R. dan N.M. Fisher. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik Gajah Mada. University Press. Yogyakarta. Hal 488 Hakim, N., My. Nyakpa., A.M. Lubis S.G. Nugroho., M.R. Saul., M.A. Daha. G.B. Hong dan H.H. Bailey. 1986 Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung Lakitan, B. 2000. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan, PT. Raja Grafindo, Jakarta Lingga P dan Marsono, 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk . Cet 24 Penebar Swadaya. Jakarta Lubis A.M., G. Amrah, M.A. Pulung, M.Y. Nyakpa dan N. Hakim, 1986 Pupuk dan Pemupukan. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UISU, Medan. Munir M. 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia, Karakteristik, Klarifikasi dan Pemanfaatannya. Dunia Pustaka Jaya. Jakarta
Kajian Pemberian Pupuk Bokashi Kotoran Sapi dan Pupuk TSP Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt. L) lokot Abstrak Tanggap respon pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis terhadap pemberian bokashi kotoran sapi dan pupuk TSP dilakukan di Desa Tanah Rakyat Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara dengan ketinggian 15 m dpl. Penelitian menggunakan rancangan RAK yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama pemberian bokashi kotoran sapi dengan 4 taraf yaitu C0 = 5 kg/plot ; C1 =10 kg/plot C2 = 15kg/plot ; C3 = 20 kg/plot. Hasil penelitian bahwa pemberian bokashi kotoran sapi menunjukan pengaruh tidak berbeda nyata tehadap tinggi tanaman umur 2 mst dan 4 mst dan berbeda nyata pada umur 6 mst dan berbeda nyata terhadap diameter batang umur 2 mst dan 6 mst dan tidak berpengaruh nyata pada umur 4 mst serta tidak berpengaruh nyata terhadap parameter berat tongkol per sampel dan produksi per plot jagung manis. Perlakuan pemberian TSP menunjukan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 2 mst dan 6 mst tetapi tidak berpengaruh nyata pada umur 4 mst tidak berpenaruh nyata pada diameter batang 2 mst, 4 mst dan 6 mst serta sangat berpengaruh nyata pada parameter berat tongkol persampel dan produksi per plot jagung manis Key word : Bokashi, TSP, Jagung 1) Staf pengajar Universitas Asahan
Pendahuluan Jagung manis merupakan salah satu jenis jagung yang banyak digemari masyarakat sehingga dilakukan usaha untuk membudidayakan secara intensif dan komersional dengan cara penggunaan pupuk, melakukan pengaturan tanam atau menggunakan berbagai macam zat pengatur tumbuh. Kotoran sapi adalah Kotoran yang dapat digunakan sebagai pupuk organik yang dapat memperbaiki kesuburan dan produktivitas tanah. Pemberian pupuk organik dapat menigkatkan kandungan unsur hara makro dan mikro di dalam tanah yang sangat diperlukan oleh tanaman. Pada dasarnya semua bahan organik padat dapat dikomposkan, misalnya kotoran peternakan seperti kotoran sapi, kotoran pertanian, kotoran agroindustri kertas dan kotoransapi gula serta kotoran lainnya. Menurut loebis dan tobing (1989) bokashi kotoran sapi mengandung unsur hara yang tinggi seperti N, P, K, Mg dan Ca sehingga berpeluang digunakan sebagai sumber unsur hara bagi tanaman. Pupuk TSP memberikan reaksi super cepat pada tanaman dan dapat membantu penyerapan unsur hara kalium, magnesium dan kalsium sehingga dapat mempercepat proses
4
Jurnal Penelitian Pertanian BERNAS, Vol 9 No 1 Februari 2013
pembungaan dan pertumbuhan tanaman. Pupuk TSP adalah nutrient anorganik yang digunakan untuk memperbaiki hara tanah untuk pertanian. TSP memilliki kadar P2O5 sekitar 44 – 46 % namun dilapangan bisa mencapai 56 % Penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemberian pupuk bokashi kotoran sapi dan TSP terhadap tanggap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis
Bahan Dan Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Tanah Rakyat Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara dengan ketinggian 15 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai dengan selesai. Bahan Penelitian Benih Jagung manis, bokashi kotoran sapi, pupuk TSP, pestisida victori dan reagent 25 EC Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama terdiri 4 tarafi yaitu : C0 = 5 kg/plot ; C1 =10 kg/plot C2 = 15kg/plot ; C3 = 20 kg/plot. Faktor kedua dengan 3 Taraf yaitu : T0= tanpa TSP ; T1=75 kg/ha ; T2=150 kg/ha. Jumlah kombinasi perlakuan adalah 12 : C0T0 ; C0T1 ; C0T2 ; C1T0 ; C1T1 ; C1T2 ; C2T0 ; C2T1 ; C2T2 ; C3T0 ; C3T1 ; C3T2 Hasil Dan Pembahasan Hasil Dari hasil penelitian bahwa pemberian pupuk bokashi kotoran sapi menunjukan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman umur 2 mst dan 4 mst dan pengaruh sangat berbeda nyata pada umur 6 mst. Pemberian pupuk TSP menunjukan pengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 2 mst dan 6 mst dan tidak berpengaruh nyata pada umur 4 mst. Interaksi pemberian pupuk bokashi kotoran sapi dan TSP menunjukan pengaruh tidak berbeda nyata pada semua umur yang diamati hal ini dapat dilihat pada tabel berikut Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian pupuk bokashi kotoran sapi dan TSP terhadap tingggi tanaman dapat dilihat pada tabel 1 Tabel 1. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Pupuk Bokashi Kotoran Sapi dan Pupuk TSP Terhadap Tinggi Tanaman (cm) Jagung Manis Umur 6 mst C/T T0 T1 T2 Rataan
C0 126,46 130,36 132,17 129,66
a a a b
C1 135,75 131,98 134,43 134,05
a a a c
C2 139,65 130,51 134,09 134,75
a a a b
C3 132,79 128,85 151,52 141,51
a a a b
Rataaan 133,66 b 130,43 c 138,05 a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan uji BNJ. KK = 5,06 %
Dari tabel 1 bahwa C3 memiliki tinggi 141,50 cm berbeda nyata dengan perlakuan C2 dan C0 perlakuan TSP dengan perlakuan T2 berbeda nyata dengan T0 dan T1 . interaksi pemberian pupuk bokash kotoran sapi dan pupuk TSP menunjukan pengaruh tidak berbeda nyata. Dari hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian pupuk bokashi kotoran sapi menunjukan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap diameter batang 6 mst dapat dilihat pada tabel 2 berikut
Tabel 2. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Pupuk Bokashi Kotoran Sapi dan Pupuk TSP Terhadap diameter Tanaman (mm) Jagung Manis Umur 6 mst C/T T0 T1 T2 Rataan
C0 2,79 2,53 3,13 2,81
a a a a
C1 3,00 2,67 2,92 2,86
a a a a
C2 2,73 2,89 2,96 2,86
a a a a
C3 2,95 2,66 3,25 2,96
a a a a
Rataaan 2,87 b 2,96 c 3,06 a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan uji BNJ. KK = 14,15 %
Dari tabel 2 dilihat bahwa pemberian pupuk bokashi kotoran sapi pada perlakuan C3
5
Jurnal Penelitian Pertanian BERNAS, Vol 9 No 1 Februari 2013
Memiliki diameter tertinggi yaitu 3,38 mm berbeda nyata dengan C2 dan C1 begitu juga dengan perlakuan T1 memiliki diameter tertinggi dibanding dengan T0 dan T2. Hal ini menunjukan saling tidak berpengaruh nyata antara sesamanya. Interaksi pemberian pupuk bokashi kotoran sapi dan pupuk TSP menunjukan pengaruh yang tidak berbeda nyata. Hasil uji beda rataan pemberian pupuk bokashi kotoran sapi dan pupuk TSP terhadap berat tongkol pertanaman sampel jagung manis dapat dilihat pada tabel 3 Tabel 3. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Pupuk Bokashi Kotoran Sapi dan Pupuk TSP Terhadap Terhadap berat tongkol pertanaman sampel (kg) jagung manis C/T T0 T1 T2 Rataan
C0 2,38 2,51 2,68 2,52
a a a d
C1 2,70 3,04 3,20 2,98
C2 3,33 3,49 3,57 3,46
a a a c
C3 3,53 3,57 3,63 3,58
a a a b
Rataaan 2,98 c 3,15 b 3,27 a
a a a a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan uji BNJ. KK = 5,52 %
Hasil uji beda rataan pemberian pupuk bokashi kotoran sapi dan pupuk TSP terhadap berat per plot jagung manis dapat dilihat pada tabel 4
Tabel 4. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Pupuk Bokashi Kotoran Sapi dan Pupuk TSP Terhadap Terhadap tongkol pertanaman per plot (kg) C/T T0 T1 T2 Rataan
C0 2,85 3,00 3,07 2,97
a a a d
C1 125,60 130,62 132,18 132,46
a a a c
C2 130,65 130,73 130,52 130,08
a a a b
C3 139,52 136,24 148,77 141,51
a a a b
Rataaan 129,56 a 132,28 a 136,93 a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan uji BNJ. KK = 5,06 %
Dari hasil tabel 3 dan 4 menunjukan saling tidak berpengaruh nyata antara sesamanya. Interaksi pemberian pupuk bokashi kotoran sapi dan pupuk TSP menunjukan pengaruh yang tidak berbeda nyata.
Pembahasan Dari analisis sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk bokashi kotoran sapi menunjukan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman umur 2 mst dan 4 mst dan berbeda nyata pada umur 6 mst, berpengaruh nyata terhadap diameter batang umur 2 mst dan 6 mst, tidak berpengaruh nyata terhadap pada umur 4 mst berat tongkol pertanaman sampel dan produksi perplot jagung manis Pada pengamatan parameter tinggi tanaman umur 6 mst dan diamter batang umur 2 mst dan 6 mst, berat tongkol persampel dan produksi perplot menunjukan adanya respon pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis terhadap pemberian pupuk bokashi kotoran sapi di sebabkan karena pemberian bokashi kotoran sapi ke dalam tanah dapat memperbaiki kondii sifat fisik tanah dan mengandung unsur hara makro dan mikro. Hakim dkk, (1996), menjelaskan pupuk yang mengandung berbagai unsur hara baik makro maupun mikro jika diberikan pada tanaman dalam jumlah yang optimal akan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Adanya pengaruh tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman umur 2 mst dan 4 mst dan tidak berpengaruh nyata terhadap diameter batang umur 4 mst di duga tanaman masih menggunakan kotiledon sebagai cadangan makanan, dimana pertumbuhan akar belum terbentuk secara sempurna sehingga tanaman belum dapat mempergunakan hara yang diaplikasikan pupuk bokashi kotoran sapi ke tanah. Semakin tinggi dosis pupuk bokashi kotoran sapi yang diapalikasikan ke dalam tanah maka unsur hara yang tersedia kandungannya akan semakin tinggi seingga dapat memacu proses pertumbuhan vegetatif. Menurut Lingga (1992) menyatakan perombakan bahan sehingga tersedia untuk tanaman penelitian Muhajir mengatakan pengaruh lingkungan seperti pemberian pupuk
6
Jurnal Penelitian Pertanian BERNAS, Vol 9 No 1 Februari 2013
Dari analisis sidik ragam dapat diketahui bahwa pemberian pupuk TSP menunjukan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 2 mst dan 6 mst tetapi tidak berpengaruh nyata pada diameter batang umur 2, 4 dan 6 mst serta berpengaruh nyata pada paramter berat tongkol persampel dan produksi perplot jagung manis Adanya pengaruh berbeda nyata terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis diamati disebabkan karena pemberian pupuk TSP sangat respon terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis bila dibandingkan pada saat tanaman berumur 2 mst dan 4 mst Hal ini disebabkan pada umur tanaman sudah mulai sempurna terutama morfologi akar yang kerapatan dan jangkaunnya telah tersebar dalam tanah, sehingga unsur hara yang terkandung dalam pupuk TSP lebih banyak diabsorbsi oleh akar tanaman larutan tanah maupun dari kompleks serapan pada permukaan koloid Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan Pemberian pupuk bokashi kotoran sapi menunjukan pengaruh berbeda nyata terhadap tinggi tanaman umur 6 mst, diameter batang 2 mst dan 6 mst, berat tongol per tanaman sampel dan produksi perlot jagung manis Pemberian pupuk TSP menunjukan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, berat tongkol dan produksi per plot jagung manis Kombinasi kedua perlakuan diatas antara pemberian pupuk bokashi kotoran sapi dan TSP tidak menunjukan yang nyata terhadap tanaman jagung manis Saran Perlu penelitian lanjutan mengenai perlakuan pemberian pupuk bokashi kotoran sapi yang dipadukan dengan pupuk TSP kedua interaksi perlakuan tersebut sehingga didapat pertumbuhan serta hasil produksi yang optimal sesuai dengan yang diharapkan
DAFTAR PUSTAKA Agustina, L. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta Dwijoseputro,D. 1986. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia Jakarta Hakim, N., My. Nyakpa., A.M. Lubis S.G. Nugroho., M.R. Saul., M.A. Daha. G.B. Hong dan H.H. Bailey. 1986 Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung Hanafiah. 2008. Rancangan Percobaan Aplikatif PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Haryani. 1992. Bertanam Baby Corn. Majalah Trubus. N0 268. Tahun XXIII Iskandar. D. 2003. Pengaruh Dosis Pupuk N, P dan K Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis di Lahan Kering. Prosiding Seminar Teknologi Negeri. Pusat Teknologi Negeri. Vol. II. BPPT. Jakarta. Lingga P dan Marsono, 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk . Cet 24 Penebar Swadaya. Jakarta Lingga, P. 1993. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Lakitan, B. 2000. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan, PT. Raja Grafindo, Jakarta Loebis. B dan P.L. Tobing. Potensi Pemanfaatan KotoranSapi Kelapa Sawit. Buletin Perkebunan. Pusat Penelitian Perkebunan Kelapa Sawit. Medan. 20(1): 49-56 Meroeke Tetap Jaya Indonesia. 2009. Brosur Pupuk TSP. Jakarta Muhajir. 1999. Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis Mulsa Organik dan Bio-daya Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Baby Corn fakultas Pertanian Universitas Asahan. Kisaran Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta Pulungkun dan Budiarti. 1996. Sweet Corn Babby Corn. Penebar Swadaya. Jakarta PTPN III. 2012. Pengelolaan KotoranBokashi Sapi Kelapa Sawit. Rukmana, R. 2007. Usaha Tani Jagung. Penerbit Kanisius Yogyakarta. Setyamidjaja. D 1986. Pupuk dan Pemupukan. Penerbit CV. Simplex. Jakarta. Sugeng. H.R. 1983. Bercocok Tanam Palawija. Aneka. Semarang Suprapo. H.S. dan A.R. Marzuki. 2002. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya. Jakarta Sutedjo, MM 2002 Pupuk Dan Cara Pemupukan Renika Cipta Jakarta Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Bertanam Jagung. C.V. Nusantara Aulia. Bandung Warsino. 2007. Jagung Hibrida. Kanisius. Yogyakarta. www.iptek.net.id/ind/teknologi_pangan/index.php?id=303-25k.2005.JagungManis
7