AgronobiS, Vol. 1, No. 2, September 2009
ISSN: 1979 – 8245X
Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogea. L) Terhadap Dosis dan Waktu Pemberian Pupuk KCL Oleh: Yulhasmir Abstract This research aims to know respond of growth and peanut production (Arachis Hypogea. L) to dosage and fertilizing time of KCL. The research was done in June-September 2007 in experimental land of Agriculture Faculty Baturaja University. It uses 15 treatments and 3 repetitions. There are 3 treatments of fertilization : A1 (50 kg KCL/Ha), A2 (100 kg KCL/Ha), A3 (150 kg KCL/Ha), and 5 treatments of fertilizing time : B0 (0 week), B1 (0 and 5 weeks), B2 (0, 5 and 7 weeks), B3 ( 0 and 7 weeks), B4 (5 and 7 weeks). 100 kg/Ha of KCL (60 kg K2O) and 0, 5 and 7 weeks give the best result. Key words: Peanut (Arachis hypogea. L), dosage, fertilizing time of KCL
PENDAHULUAN Kacang tanah merupakan salah satu jenis kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat kita. Kacang tanah dapat diolah menjadi bermacam-macam produk, misalnya kacang goreng, kacang bawang, ampyang, enting-enting, rempeyek, dan sebagainya. Masukkan ke Indonesia oleh orang orang Cina dan tanaman ini berasal dari Amerika Selatan, dari kawasan Negara Bolivia dan Peru (Fachruddin, 2000). Kacang Tanah ( Arachis hypogea, L ) merupakan salah satu sumber protein nabati yang cukup penting di Indonesia ( Sarwanto, 1993). Munawir (1996) mengatakan kebutuhan kacang tanah dalam negeri menunjukkan kenaikan cukup besar, yaitu 4,4% pertahun. Untuk memenuhi kebutuhan, menekan impor dan meningkatkan ekspor maka peningkatan produksi harus dilakukan dengan cara memperluas areal tanam, baik di lahan kering maupun di lahan sawah, ini dapat tercapai bila kerja sama antara pemerintah dan petani seimbang (Sumarno, 1993). Pengolahan tanah yang baik, pemeliharaan tanaman, mencegah serangan hama dan penyakit, pengaturan populasi tanaman dan pemberian pupuk dengan jenis dan dosis yang tepat serta pengendalian gulma merupakan salah satu upaya untuk peningkatan produksi (Sumarko, 1993) Sebagai bahan pangan biji kacang tanah banyak mengandung lemak dan protein (Suprapto, 1993). Biji kacang tanah mengandung 20-30% protein, 42-55 % minyak dalam bentuk lemak, 21% karbohidrat, 5% air dan 540 kalori. Protein kacang tanah terdiri dari albumin, arakhin (63%) dan konarakhin (33%). Arakhin mengandung 0,4% sulfur dan konarakhin mengandung 1,09 % sulfur. Arakhin terutama kaya asam amino jenis threonin dan praline, tetapi miskin lisin dan methionin, konarakhin miskin phenilalanim dan ferosin (Sumarno, 1986).
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Baturaja
Yulhasmir, Hal; 1 - 11
1
AgronobiS, Vol. 1, No. 2, September 2009
ISSN: 1979 – 8245X
Kacang tanah umumnya kacang-kacangan termasuk tanaman leguminosa yang dapat memenuhi kebutuhan nitrogennya, bila ditanam pada tanah yang cocok dengan keasaman ( pH ) yang dibutuhkannya yakni 5,8-6,3. Bila pH nya di bawah angka ini diberikan kapur karena amat membantu pemberian hasil maksimum (Lingga, 1996). Untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang optimal tentunya memerlukan untur hara yang cukup dan seimbang serta dukungan dari faktor lingkungan yang baik. Sumarno (1986) menyatakan bahwa kacang tanah menyerap unsur hara cukup banyak dari dalam tanah, oleh karena itu kacang tanah sering disebut tanaman pengurus tanah. Zat hara yang diperlukan guna pertumbuhan kacang tanah yakni Nitrogen, Posfor dan Kalium. Zat-zat hara tersebut tersedia dalam jumlah yang seimbang akan menjamin pertumbuhan tanaman kacang tanah yang optimal. Suprapto (1993) mengatakan pemupukan memegang peranan penting dalam peningkatan produksi kacang tanah karena pupuk mengandung hara dengan konsentrasi relatif tinggi. Ronoprawiro (1996) mengatakan kacang tanah memerlukan pasokan kalium yang cukup, apabila tidak tercukupi maka biji tidak jadi dihasilkan (polong kosong atau “ pops “). Menurut Rosmarkam (2002), bila tanaman kacang tanah kekurangan K, maka banyak proses yang tidak berjalan dengan baik, misalnya terjadinya Akumulasi karbohidrat, menurunnya kadar pati dan akumulasi senyawa nitrogen dalam tanaman, karena fungsi K adalah: membentuk dan mengangkut karbohidrat, sebagai katalisator dalam pembentuk protein, mengatur kegiatan berbagai unsur mineral, menetralkan reaksi dalam sel terutama dalam asam organik, menaikkan pertumbuhan jaringan meristem, mengatur pergerakan stomata, memperkuat tegaknya batang, mengaktifkan enzim, meningkatkan karbohidrat dan gula dalam buah, dan biji tanaman menjadi lebih berisi dan padat. Suprapto (1993) mengatakan kacang tanah baru dapat mengikat nitrogen dari udara pada umur 15-20 hari, oleh karena itu pupuk nitrogen tetap diperlukan sebanyak 15-20 kg N/Ha, dan untuk mendorong pertumbuhan akar baru sehingga daya serap hara tanaman meningkat diperlukan fosfat yang lebih banyak dibandingkan nitrogen yaitu 45 kg P2O5/Ha, sedangkan untuk fotosintesis, translokasi hasil fotosintesis, regulasi stomata, mengaktifkan katalis (enzim) tanaman diperlukan 50-60 kg K2O/Ha. Sumarno (1986) mengatakan pemberian pupuk ZK atau KCL bersamaan dengan pengolahan tanah terahir dengan cara di sebar, dengan dosis 75-100 kg/Ha atau setara dengan 45 60 kg K2O/Ha. Sedangkan Suprapto (1993) mengatakan pemberian pupuk Kalium ( K2O ) pada waktu tanam sebagai pupuk dasar dengan dosis 50-60 kg K2O/Ha. Menurut Ronoprawiro (1996), kacang tanah memerlukan Kalium pada saat awal pertumbuhan dan saat pengisian polong. Sutejo (1998), mengatakan pupuk K sangat diperlukan pada tanah kering, pupuk K digunakan oleh kacang tanah saat awal pertumbuhan, saat pembentukan ginofora dan saat pengisian polong. Badarudin (2006) pada pelaksanaan Demontrasi Plot (Demplot) Kacang Tanah Varietas Ganari di BPP Raksa Jiwa mengatakan, kebutuhan pupuk untuk tanaman kacang tanah varietas Ganari untuk mencapai pertumbuhan dan produksi yang optimum adalah 50 kg Urea, 100 kg TSP/SP 36 dan 100 kg KCL, atau setara dengan 23 kg N, 36 kg P2O5 dan 60 kg K2O. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis dan waktu pemberian pupuk KCL terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah.
Yulhasmir, Hal; 1 - 11
2
AgronobiS, Vol. 1, No. 2, September 2009
ISSN: 1979 – 8245X
BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Baturaja, di Desa Kemelak Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu. Pelaksanaan penelitian di mulai pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2007. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang tanah varietas Ganari, pupuk Urea, TSP dan KCL dan insektisida dalam bentuk Granula untuk mencegah serangan semut. Alat yang digunakan meliputi meteran, ajir, ember, cangkul, pisau, gayung, hand sprayer, tali, alat-alat tulis, oven pengering, dan timbangan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok ( R.A.K ) faktorial dengan 15 kombinasi perlakuan dan 3 ulangan, sehingga jumlah seluruh petakan menjadi 45 petak kombinasi. Perlakuan yang digunakan adalah: Perlakuan A: yaitu pupuk KCL 3 perlakuan dan perlakuan B: yaitu waktu pemberian 5 perlakuan, dengan perincian sebagai berikut A1 : 50 kg KCL/Ha, setara dengan 30 kg K2O/Ha; A2 : 100 kg KCL/Ha, setara dengan 60 kg K2O/Ha dan A3 : 150 kg KCL/Ha, setara dengan 90 kg K2O/Ha. Perlakuan B0 : 0 minggu; B1: 0 minggu dan 5 minggu; B2 : 0 minggu, 5 minggu dan 7 minggu; B3 : 0 minggu dan 7 minggu; B4 : 5 minggu dan 7 minggu. Percobaan ini dilakukan pada lahan berukuran 14 x 28 m, dengan masing-masing ukuran petakan 2 x 2 m, jarak antar petak 1 m dan jarak antar kelompok 2 m. Jarak tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 x 20 cm. Pengolahan tanah sebelum menanam kacang tanah merupakan suatu keharusan, karena kacang tanah menghendaki struktur yang gembur, drainase baik serta cukup mengandung oksigen sehingga ginofora mudah masuk ke dalam tanah. Dalam penelitian ini luas lahan yang dipakai adalah 14 x 28 m, sebelum ditanam lahan terlebih dahulu di bersihkan dari gulma, kemudian di olah dengan pencangkulan sebanyak 2 kali, lahan dibagi menjadi 3 kelompok dan setiap kelompok berukuran 14 x 8 m, pada setiap kelompok dibagi menjadi 15 plot (petak) kombinasi perlakuan dan ukuran setiap petak 2 x 2 m, jarak antar petak 1 m. Penanaman kacang tanah dilakukan dengan cara penugalan, setiap lubang tanam diisi satu buah benih kacang tanah. Jarak tanaman dari pinggir bedengan 10 cm dan jarak tanam yang digunakan 20 x 20 cm. Pemupukan tanaman menggunakan pupuk Urea, TSP /SP 36 dan KCL dengan dosis Urea 50 kg/Ha, TSP/SP 36 100 kg/Ha sedangkan KCL digunakan dosis 50 kg, 100 kg dan 150 kg/Ha. Pupuk Urea dan TSP/SP 36 diberikan saat tanam dengan cara ditugalkan di dekat lubang tanam, sedangkan pupuk KCL diberikan sesuai dengan perlakuan penelitian dengan cara ditugalkan di dekat tanaman. Untuk mencegah serangan semut saat penanaman disertakan juga pemberian insektisida Granula. Sedangkan pengendalian hama dan penyakit selanjutnya dilakukan dengan menggunakan prinsif dasar PHT. Penyiangan dilakukan 2 kali yaitu saat tanaman berumur 2 minggu dan 4 minggu, sambil melakukan pembumbunan terhadap kacang tanah. Pengamatan dilakukan terhadap 10 rumpun contoh yang diambil secara acak, yaitu tanaman-tanaman yang terletak dibagian tengah masing-masing petak/plot satuan perlakuan. Parameter yang diamati terhadap Tinggi Tanaman (cm), Jumlah Cabang (buah), berat Kering Tajuk (gram), Berat Kering Akar (gram), Jumlah Polong (buah), Bobot Polong ( gram ), Bobot Kering 100 biji Kacang Tanah (gram), Indek Hasil Panen ( % ).
Yulhasmir, Hal; 1 - 11
3
AgronobiS, Vol. 1, No. 2, September 2009
ISSN: 1979 – 8245X
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Dari hasil analisis keragaman pada respon pertumbuhan dan produksi kacang tanah terhadap Dosis dan Waktu Pemberian Pupuk KCL terhadap parameter pengamatan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Hasil Ansira Pengaruh Pupuk KCL dan Waktu Pemberian Terhadap Parameter yang diamati No
Peubah yang diamati
Pengaruh Pupuk KCl
1 2 3
Tinggi Tanaman * Jumlah Cabang tn Berat Kering Tajuk * setelah di oven 4 Berat Kering Akar tn setelah di oven 5 Jumlah Ginofora yang tn terbentuk 6 Jumlahpolong bernas ** 7 Jumlah polong tidak * bernas 8 Berat kering Polong ** setelah di oven 9 Berat 100 Biji * Keterangan : * : Nyata ** : Sangat Nyata Tn : Tidak Nyata KK : Koefisien Keragaman
Pengaruh Waktu Pemberian tn tn tn
Pengaruh Interaksi
KK %
tn tn tn
4,674 2,930 6,860
tn
tn
3,569
tn
tn
19,770
tn tn
tn tn
5,869 20,800
tn
**
6,652
tn
tn
4,200
Tinggi Tanaman Berdasarkan hasil analisis keragama tinggi tanaman hanya perlakuanderian dan interaksinya tidak berpengaruh nyata, hasil uji Duncan disajikan pada tabel 2. Tabel 2. Data Hasil Uji Duncan Tinggi Tanaman pada Tanaman Kacang Tanah Varietas Ganari (cm) Pengaruh Tunggal B B0 B1 B2 B3 B4 Pengaruh Utama A
A1 30,90 27,56 29,73 30,16 29,37 29,54 ab
Pengaruh Tunggal A A2 28,30 32,37 31,77 29,27 35,33 31,40 b
Yulhasmir, Hal; 1 - 11
A3 28,27 24,67 30,60 27,93 26,97 27,68 a
Pengaruh Utama B 29,15 28,20 30,70 29,12 30,55
4
AgronobiS, Vol. 1, No. 2, September 2009
ISSN: 1979 – 8245X
Jumlah Cabang Pada hasil pengamatan Jumlah cabang yang terbentuk hasil Ansira tidak menunjukkan pengaruh nyata, secara tabulasi pada perlakuan A2B2 menunjukkan jumlah cabang terbanyak. Data hasil pengamatan jumlah cabang disajikan pada gambar 1. Gambar 1. Grafik Hasil Uji Duncan Jumlah Cabang Tanaman Kacang TanahVarietas Ganari (buah) Jumlah Cabang 8 7 6 5 4 3 2 1 0
A1 A2 A3
B0
B1
B2
B3
B4
Interaksi Kombinasi Perlakuan
Berat Kering Tajuk Hasil pengamatan berat kering tajuk pada saat panen dan berat kering tajuk setelah dioven pada penelitian Pengaruh dosis dan waktu pemberian pupuk KCL terhadap pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Tanah dapat dilihat pada Tabel 3 , Tabel 3. Data Hasil Uji Duncan Berat Kering Tajuk setelah di Oven pada suhu 700C Tanaman Kacang Tanah Varietas Ganari ( gram ). Pengaruh Tunggal B B0 B1 B2 B3 B4 Pengaruh Utama A
A1 25,66 19,08 21,93 24,79 25,44 23,38 ab
Pengaruh Tunggal A A2 23,92 26,32 38,82 24,13 27,20 28,07 b
A3 26,54 20,62 24,56 21,71 21,27 22,94 a
Pengaruh Utama B 25,37 22,00 28,44 23,54 24,63
Berat Kering Akar Untuk peubah Berat Kering Akar, secara tabulasi pada perlakuan A2B2 menunjukkan berat kering akar tertinggi dimana akar ditimbang setelah di oven pada suhu 70 0C selama 2 hari. Grafik interaksi disajikan pada gambar 2.
Yulhasmir, Hal; 1 - 11
5
AgronobiS, Vol. 1, No. 2, September 2009
ISSN: 1979 – 8245X
Gambar 2. Data Hasil Uji Duncan Berat Kering Akar setelah di Oven Pada Suhu 700 C Tanaman Kacang Tanah Varietas Ganari ( gram ) Gram 1 0.8 0.6
A0
0.4
A1
0.2
A2
0 B0
B1
B2
B3
B4
Interaksi Kombinasi Perlakuan
Jumlah Polong Berdasarkan perhitungan jumlah polong secara tabulasi pada perlakuan A3B0 menunjukkan jumlah ginofora terbentuk dan tidak menjadi polong terbanyak jika dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Grafik interaksi disajikan pada gambar 3. Gambar 3. Data Hasil Uji Duncan Jumlah Ginofora yang Terbentuk dan Menjadi Polong pada Tanaman Kacang Tanah Varietas Ganari (buah) Jumlah Ginofora 8 6
A1
4
A2
2
A3
0 B0
B1
B2
B3
B4
Interaksi Kombinasi Perlakuan Tabel 4. Data Hasil Uji Duncan Jumlah Polong Bernas pada Tanaman Kacang Tanah Varietas Ganari (buah) Pengaruh Tunggal B B0 B1 B2 B3 B4 Pengaruh Utama A
A1 17,27 16,27 18,97 21,13 19,83 18,69 a
Pengaruh Tunggal A A2 17,94 22,60 28,03 22,53 23,83 22,98 b
Yulhasmir, Hal; 1 - 11
A3 19,43 15,63 17,40 19,27 16,93 17,73 a
Pengaruh Utama B 18,21 18,16 21,46 20,97 20,20
6
AgronobiS, Vol. 1, No. 2, September 2009
ISSN: 1979 – 8245X
Tabel 5. Data Hasil Uji Duncan Jumlah Polong yang Tidak Bernas Pada Tanaman Kacang Tanah Varietas Ganari (buah) Pengaruh Tunggal B B0 B1 B2 B3 B4 Pengaruh Utama A
A1 5,53 5,17 5,40 5,50 7,00 5,72 a
Pengaruh Tunggal A A2 6,30 7,10 6,80 8,03 7,63 7,17 ab
A3 9,03 6,93 7,67 6,37 7,47 7,49 b
Pengaruh Utama B 6,95 6,40 6,62 6,63 7,36
Bobot Polong Penghitungan bobot polong dibagi 2 yaitu bobot kulit polong dan bobot biji polong. Data berat polong di sajikan pada tabel 6. Tabel 6. Data Hasil Uji Duncan Berat Polong Kering setelah di Oven pada Suhu 700C Selama 2 hari Tanaman Kacang Tanah Varietas Ganari (gram) Pengaruh Tunggal B B0 B1 B2 B3 B4 Pengaruh Utama A
A1 49,45 b 39,04 ab 51,17 c 57,97 d 50,76 bc 49,68
Pengaruh Tunggal A A2 51,63 c 64,53 e 94,76 f 58,36 d 64,85 e 66,83
A3 54,50 cd 38,31 a 44,81 b 49,16 b 46,72 b 46,70
Pengaruh Utama B 51,,86 47,30 63,25 55,17 54,11
Bobot Kering 100 Biji Data bobot kering 100 biji berdasarkan Ansira hanya perlakuan dosis pupuk yang berpengaruh nyata di sajikan pada tabel 7. Tabel 7. Data Hasil Uji Duncan Bobot Kering 100 Biji Kacang Tanah Varietas Ganari (gram) Pengaruh Tunggal B B0 B1 B2 B3 B4 Pengaruh Utama A
A1 37,70 32,50 32,73 34,13 34,77 34,10 a
Pengaruh Tunggal A A2 35,90 36,90 46,97 31,87 38,07 37,82 b
Yulhasmir, Hal; 1 - 11
A3 37,33 34,37 36,50 34,67 35,33 35,64 ab
Pengaruh Utama B 36,97 34,59 38,73 33,55 36,05
7
AgronobiS, Vol. 1, No. 2, September 2009
ISSN: 1979 – 8245X
Indeks Hasil Panen Indek Hasil Panen menunjukkan perbandingan distribusi hasil asimilat antara biomasa ekonomis tanaman dengan biomasa keseluruhan tanaman disajikan pada tabel 8 sebagai berikut : Tabel 8. Data Indeks Hasil Panen Tanaman Kacang Tanah Varietas Ganari (gram) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Perlakuan A1B0 A1B1 A1B2 A1B3 A1B4 A2B0 A2B1 A2B2 A2B3 A2B4 A3B0 A3B1 A3B2 A3B3 A3B4
Berat Polong 16,48 13,01 17,06 19,32 16,92 17,21 21,51 31,58 19,45 21,62 18,17 12,77 14,94 16,39 16,12
Berat Keseluruhan 42,14 32,09 38,99 44,11 42,36 41,13 47,83 70,40 43,58 48,82 44,71 33,39 39,50 38,10 37,39
IHP ( % ) 39,10 40,54 43,75 43,79 39,94 41,84 44,97 44,85 44,63 44,28 40,63 38,24 37,82 43,01 43,11
Pembahasan Dari hasil uji Duncan pada setiap peubah yang diamati, pemberian pupuk KCL dengan dosis 50, 100 dan 150 kg/ha atau setara dengan 30, 60 dan 90 kg K2O/ha, berpengaruh terhadap Tinggi tanaman, Berat akar saat panen, Berat tajuk saat panen, Berat kering tajuk setelah di oven, polong yang bernas, polong yang tidak bernas, dan Berat 100 biji. Dari dua kombinasi perlakuan dimana pemberian pupuk KCL dengan dosis 100 kg/ha atau setara dengan 60 kg K2O/ha, dengan waktu pemberian sebanyak 3 kali, yaitu 0 minggu, 5 minggu dan 7 minggu berpengaruh terhadap Berat kulit polong saat panen, Berat kulit polong kering setelah di oven, Berat biji saat panen dan Berat biji kering setelah di oven. Pada peubah tinggi tanaman pemberian pupuk KCL sebanyak 100 kg/ha (60 kg K2O/ha) berpengaruh nyata jika dibandingkan dengan pemberian pupuk KCL sebanyak 50 kg/ha atau 150 kg/ha (30 kg K2O atau 90 kg K2O/ha), ini dikarenakan kebutuhan akan Kalium pada tanaman kacang tanah tercukupi selama pertumbuhannya. Dosis yang kurang atau berlebihan akan memberikan dampak yang kurang baik bagi tanaman. Jika Kacang tanah diberikan pupuk KCL sebanyak 50 kg/ha (30 kg K2O/ha), kebutuhan Kalium tidak tercukupi selama pertumbuhannya, sehingga menurut Sutejo (2002) apabila kebutuhan akan K tidak tercukupi akan terjadi translokasi K dari bagian-bagian tanaman yang tua ke bagian tanaman yang muda, sehingga daun tanaman yang tua akan cepat menguning akibat adanya translokasi K ke daun yang muda, karena unsur K berbeda dengan unsur N, S dan P yang terdapat dalam protein, protoplasma, selulosa, sehingga K hanya bersifat sebagai katalisator. Namun sebaliknya jika tanaman kacang tanah diberikan pupuk KCL sebanyak 150 kg/ha (90 kg K2O/ha), maka akan terjadi kelebihan K sehingga K yang berlebih tidak termanfatkan dan yang paing penting akan mengganggu proses metabolisme tanaman. Yulhasmir, Hal; 1 - 11
8
AgronobiS, Vol. 1, No. 2, September 2009
ISSN: 1979 – 8245X
Untuk peubah jumlah cabang yang terbentuk selama pertumbuhan kacang tanah, pemberian pupuk KCL dengan dosis 50, 100 dan 150 kg/ha (30, 60 dan 90 kg K2O/ha) dengan waktu pemberian saat tanam atau 0 minggu, 0 dan 5 minggu, 0 minggu 5 minggu dan 7 minggu, 0 dan 7 minggu serta 5 dan 7 minggu tidak berpengaruh terhadap jumlah cabang yang terbentuk, karena pertumbuhan cabang ini tergantung dari jenis varietas kacang tanah, dan pengaruh pembumbunan. Pemberian pupuk KCL dengan dosis 100 kg/ha (60 kg K2O) yang diberikan 3 kali, yaitu saat tanam ( 0 minggu ), saat pembentukan ginofora (5 minggu) dan saat pengisian polong (7 minggu) memberikan pengaruh terhadap berat kering akar saat panen, jika dibandingkan dengan pemberian 1 kali atau 2 kali, namun setelah akar di oven dengan suhu 70 0C kemudian ditimbang kembali berat keringnya pemberian pupuk KCL tidak menunjukkan pengaruh terhadap berat kering akar setelah di oven. Ini menunjukkan bahwa tekanan turgor yang ada di akar sangat rendah sehingga air yang ada di akar menguap dan akar menjadi kering. Menurut Salisbury dan Ross (1995) ion kalium bebas dalam jumlah besar sangat dominan dalam membantu menaikkan tekanan turgor yang diperlukan untuk menjaga bentuk, kecepatan tumbuh dan gerak, ini terbukti bahwa jika dilihat dari peubah berat kering tajuk baik saat panen maupun setelah di oven dengan suhu 70 0C selama 2 hari, pemberian pupuk KCL 100 kg/ha (60 kg K2O) berpengaruh nyata jika dibandingkan dengan pemberian pupuk KCL 50 kg/ha. (30 kg K2O) Jika kacang tanah diberikan pupuk KCL 150 kg/ha (90 kg K2O), tidak berpengaruh nyata terhadap berat kering tajuk juka dibandingkan dengan pemberian pupuk KCL 100 kg (60 kg K2O) dan 50 kg/ha (50 kg K2O). Dengan demikian pemberian pupuk yang berlebihan bagi tanaman dapat bersifat racun bagi tanaman atau tidak dimanfaatkan oleh tanaman. Dilihat dari jumlah ginofora yang terbentuk, jumlah polong yang bernas dan jumlah polong yang tidak bernas, pemberian pupuk KCL berpengaruh terhadap ketiganya. Pada perlakuan 100 kg/ha (60 kg K2O) KCL yang diberikan 3 atau 2 kali yaitu pada umur tanaman 0 minggu 5 minggu dan 7 minggu, atau 5 dan 7 minggu pertumbuhan ginofora sangat nyata sampai pada nodus ke 7 dan ke 8, ini menunjukkan bahwa pupuk KCL dibutuhkan oleh tanaman kacang tanah pada saat pembentukan ginofora dan saat pengisian polong. Agustina (2004) mengatakan, Kalium berfungsi memacu translokasi karbohidrat dari daun ke organ tanaman yang lain, terutama organ penyimpan karbohidrat. Dengan demikian apabila kekurangan unsur K pada kacang tanah saat pengisian polong maka polong akan tidak terisi penuh atau “ Pops“. Dari jumlah ginofora yang terbentuk hanya pada nodus ke 4 yang polong terisi penuh, sedangkan pada nodus ke 5 sampai ke 8 polong yang terbentuk masih berisi air karena sebagian ginofora pada panjang maksimum baru dapat mencapai tanah. Menurut Fachruddin (2000), panjang maksimum ginofora adalah 18 m, dengan demikian pembumbunan pada kacang tanah sangat dianjurkan agar ginofora cepat mencapai tanah. Pada peubah bobot polong dimana pada peubah ini dibedakan menjadi 2 bagian yaitu kulit polong dan biji. Dari data pengamatan bahwa pemberian pupuk KCL dengan dosis 100 kg/ha yang diberikan sebanyak 3 kali yaitu umur 0 minggu 5 minggu dan 7 minggu berpengaruh nyata jika dibandingkan dengan dosis yang diberikan 50 dan 150 kg/ha KCL (30 dan 60 kg K2O), pemberian pupuk yang diberikan pada saat dibutuhkan akan memberikan pengaruh yang berikan dibandingkan dengan pemberian dalam jumlah yang tepat tetapi tidak pada saat yang dibutuhkan. Pemberian pupuk KCL 100 kg/ha (60 kg K2O) lebih effektif dan effesien karena kebutuhan K pada kacang tanah terpenuhi. Sesuai dengan pernyataan Sutejo
Yulhasmir, Hal; 1 - 11
9
AgronobiS, Vol. 1, No. 2, September 2009
ISSN: 1979 – 8245X
(2002) mengatakan bahwa kebutuhan kacang tanah akan K selama pertumbuhannya adalah 60 kg K2O / ha setara dengan 100 kg KCL/ha. Dilihat dari bobot kering 100 biji kacang tanah, pemberian pupuk KCL 100 dan 150 kg/ha dengan waktu pemberian 2 kali dan 3 kali yaitu umur 0 minggu 5 minggu dan 7 minggu atau 5 dan 7 minggu, berpengaruh nyata jika dibandingkan dengan pemberian 1 kali yaitu pada umur 0 minggu dan pemberian 2 kali yaitu pada umur 0 dan 5 minggu, ini berarti pada saat pengisian polong atau umur 7 minggu KCL dibutuhkan oleh kacang tanah, sehingga polong bisa terisi penuh dan menambah berat 100 biji kering. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian Pengaruh Dosis dan Waktu Pemberian Pupuk KCL Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Tanah dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pemberian pupuk KCL sebanyak 100 kg/ha (60 kg K2O) memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah varietas Ganari; 2. Pemberian pupuk KCL dengan waktu pemberian pada 0 minggu, 5 minggu dan 7 minggu berpengaruh terhadap peningkatan produksi tanaman kacang tanah varietas ganari, namun tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang tanah varietas Ganari, dan; 3. Interaksi antara pupuk KCL 100 kg/ha (60 kg K2O) dan waktu pemberian pupuk KCL pada 0 minggu, 5 minggu dan 7 minggu memberikan pengaruh terbaik hanya terhadap bobot kering polong kacang tanah varietas Ganari. Saran 1. Dalam budidaya tanaman kacang tanah varietas Ganari sebaiknya diberikan pupuk KCL sebanyak 100 kg / ha, karena kebutuhan akan K selama pertumbuhan kacang tanah sebanyak 60 kg K2O atau setara dengan 100 kg KCL. 2. Pemberian pupuk KCL sebaiknya diberikan 3 kali yaitu pada saat 0 minggu, 5 minggu dan 7 minggu, karena kebutuhan kacang tanah akan K yaitu pada saat pertumbuhan, saat pembentukan ginofora dan saat pengisian polong. DAFTAR PUSTAKA Agustina, L. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Jakarta: PT. Rineka Cipta Badarudin. 2006. Petunjuk Teknis Demontrasi Plot (Demplot) Kacang Tanah. Baturaja: BPP Raksa Jiwa Semidang Aji Danarti dan Sri N. 2000. Palawija Budidaya dan Analisis Tani. Jakarta: PT. Penebar Swadaya Departemen Pertanian. 1996. Budidaya Tanaman Palawija Pendukung Usaha Tani, Tambahan Anak Sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Yulhasmir, Hal; 1 - 11
10
AgronobiS, Vol. 1, No. 2, September 2009
ISSN: 1979 – 8245X
Djakfar. 1984. Tatacara Pemberian Pupuk. Dalam Jurnal Edisi Khusus Balitkabi Nomor. 7. 1996. Malang: Balitkabi Fachruddin, L. 2000. Budi Daya Kacang-Kacangan. Yokyakarta: Kanisius Hanafiah, K.A. 1991. Perancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Palembang: Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Kamil, J. 1982. Teknologi Benih I. Jakarta: Angkasa Lingga, P. 1986. Budidaya Tanaman Sayuran dan Palawija. Jakarta: PT. Penebar Swadaya Ronoprawiro, S. 1996. Pupuk dan Pemupukan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Rosmarkum, A dan Yuwono, N. W. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Cetakan Ke-5. Yogyakarta: PT. Kanisius Salisbury,F,B. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB Sarwanto, Adi. 1993. Budidaya Kacang Tanah. Jakarta: PT. Penebar Swadaya Setyamidjaya. 1986. Pupuk dan Pemupukan. Jakarta: Simplek Sumarko. 1993. Pengendalian Hama dan Penyakit Palawija. Jakarta: PT. Penebar Swadaya Sumarno. 1986. Teknik Budidaya Kacang Tanah. Bandung: PT. Sinar Baru Sumarno. 1993. Status Kacang Tanah di Indonesia. PT Sinar Baru Bandung. Supangkat. 1996. Deskripsi Varietas Kacang Tanah. Palembang: Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Selatan. Suprapto, H. S. 1993. Bertanam Kacang Tanah. Jakarta: PT. Penebar Swadaya Sutejo, M. M. 1998. Aplikasi Pemupukan pada Tanaman Palawija dan Sayuran. Jakarta: PT. Rineka Cipta ...................... 2002. Pupuk dan cara Pemupukan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Syratmo. Adi. 1993. Pengembangan Paket Teknologi Budidaya Kacang Tanah. Jakarta: PT. Penebar Swadaya
Yulhasmir, Hal; 1 - 11
11