RESPON MANAJER TERHADAP ATRIBUT AKUNTANSI DAN NON AKUNTASI DALAM PROGRAM JASA LAYANAN ASISTENSI DAN SUPERVISI HUTAN KAYU INDUSTRI Yunia Amelia STIE LAMPUNG
ABSTRACT This study wanted to know the preferences of the managers as decision-maker on the accounting and non-accounting attributes in the product/program of assistance and supervision services offer of the timber forest industry. The results of this study are expected that it can enrich the analysis technical approach in the manager’s decision-making about the quantitative measurement of the utility and relative importance level from the attribute compared to the other attributes. This study used conjoint analysis as multivariate analysis form that is used specifically to understand the preferences of respondents about the multi-attribute of a product or service. This method based on experiments that offer several selection of the accounting and non-accounting attributes to the respondents in the survey. The population of this study is the owners of land in the region of Bandar Lampung city that currently their land has been managed or not with the plant. In general, the results showed that the important-role attribute is non-accounting attribute that related to the type of tree. The implication is while the overview about a type of particular tree obtained the managers, it can greatly influence the interest of managers to invest in the timber plantations industrial sector. Keywords: manager’s decision-making, conjoint analysis, utility, relative importance
I.
PENDAHULUAN
Penelitian ini ingin mengetahui preferensi dari manajer sebagai pembuat keputusan terhadap atribut akuntansi dan nonakuntansi suatu produk/program penawaran jasa layanan asistensi dan supervisi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pendekatan teknik analisa dalam pengambilan keputusan manajer mengenai pengukuran kuantitatif terhadap tingkat kegunaan (utility) dan kepentingan relatif (relatif importance) suatu atribut dibandingkan dengan atribut lain. Hal ini dilakukan melalui pertimbangan psikologis atau preferensi responden. Dengan memahami perilaku manajer (pengelola) tanah perkebunan yang tertarik mengelola tanahnya untuk perkebunan hutan industri diharapkan perusahaan jasa asistensi dan supervisi dapat mendesain strategi yang tepat untuk mendapatkan utilitas maksimal dengan mengetahui tingkat kepentingan (relative importance) dari atribut akuntansi dan non akuntansi dalam program penawaran perusahaan jasa layanan asistensi dan supervisi. Tujuan dan manfaat dari penelitian mengenai respon manajer terhadap atribut akuntansi dan nonakuntansi dalam program jasa layanan asistensi dan supervisi hutan kayu industri ini adalah: 1. Mengetahui tingkat kepentingan (relative importance) serta nilai utility atribut akuntansi (biaya investasi/pohon, estimasi keuntungan/pohon) dan atribut non akuntansi (jenis pohon, perlakuan penanaman) terhadap respon manajer (pengelola) yang dinyatakan dalam peringkat preferensi. 2. Menentukan kekuatan relatif masing-masing atribut produk/jasa sesuai dengan judgment manajer agar perusahaan jasa dapat mendesain strategi yang tepat untuk penawaran program layanan jasa asistensi dan supervisinya.
3.
Memproyeksikan segmentasi pasar dan pangsa pasar (market share) dari program jasa yang akan ditawarkan dengan mempelajari bagaimanakah keputusan atau judgment dibuat dalam rangka memilih suatu produk/jasa.
II. STUDI LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengambilan Keputusan Manajer Pengambilan keputusan mencakup suatu evaluasi sebelum adanya tindakan memilih alternatif yang akan diimplementasikan sebagai reaksi atas suatu problem tertentu. Sebuah pengambilan keputusan dikatakan efektif jika keputusan yang diambil dilakukan dengan benar dan dapat bermanfaat bagi pencapaian tujuan organisasi (Robert, 1994). Manajer yang memakai pendekatan rasional, cerdik dan sistematis akan mencari solusi terbaik untuk melakukan pemilihan alternatif-alternatif yang ada, didukung dengan data-data yang lengkap dan penelitian empiris terlebih dahulu untuk mengurangi kerugian akibat ketidakpastian masa yang akan datang. Rational Choice Theory Teori pilihan rasional menyajikan rerangka dasar untuk memahami perilaku individu. Dalam teori ini, setiap individu dianggap selalu melakukan cost versus benefit sebelum mengambil keputusan atau tindakan (pilihan). Teori ini berasumsi bahwa individu melakukan pemilihan yang terbaik sesuai dengan preferensi dan kendala-kendala yang dihadapinya. Untuk kuantifikasi, preferensi individu selanjutnya diasumsikan dapat diperingkat, (contoh: jika pilihan A lebih baik dari B, dan pilihan B diperingkat lebih baik dari C maka pilihan A harus diperingkat lebih baik dari C (Wikipedia 2010). Information Integration Theory Information Integration Theory telah dikembangkan dan disempurnakan oleh Norman Anderson sejak tahun 1950-an. Information Integration Theory mencoba menggambarkan bagaimana beberapa stimuli digabungkan oleh individu untuk menghasilkan respon tertentu. Information Integration Theory adalah teori umum yang berkembang dari konsep individu sebagai integrator aktif terhadap berbagai macam stimuli informasi dari lingkungan mereka. Pengalaman pribadi, pengamatan langsung, catatan tertulis, dan komentar oleh orang lain adalah contoh beragam stimuli yang berada di sekitar tempat individu berinteraksi. Area dimana teori ini telah diterapkan mencakup persepsi orang, evaluasi, pengujian dan preferensi (Norman 1976b, 1976c, Anderson 1974, dan Anderson 1973). Operasi matematika yang sangat penting dalam teori ini adalah valuation dan integration (Eagly, 1993). Valuation dicerminkan oleh dua aspek dari informasi tersebut yaitu nilai skala dan nilai bobot. Nilai skala dari suatu informasi berkaitan dengan letak informasi dalam konteks dan relevansinya, sedangkan nilai bobot berkaitan dengan arti penting atau keluasan dampak dari informasi tersebut. Integration adalah proses operasi matematis dalam mengkombinasikan berbagai informasi yang ada. Misalnya, bila seorang individu menerima n item informasi, dan skala nilai stimulus I diberi simbol _i dan bobot diberi simbol wi, maka model matematis nya dapat dirumuskan sebagai berikut:
R = W0 S0 + W1 S1 + W2 S2 ….. + Wn Sn Rumus tersebut di atas menunjukkan bahwa integrasi (R) adalah penjumlahan dari bobot dan skala dari informasi yang diperoleh dari objek sikap. W0 dan S0 adalah nilai bobot dan nilai skala yang diberikan individu terhadap objek sikap. Sebagaimana model combinatorial lainnya, model integrasi informasi ini sangat erat berhubungan dengan komunikasi persuasi dalam mengubah sikap individu. Nilai R adalah representasi dari sikap orang terhadap sebuah objek sikap. Makin tinggi nilainya, makin positif sikap seseorang terhadap objek sikap.
Jasa Layanan Asistensi dan Supervisi Jasa Layanan Asistensi dan Supervisi adalah salah usaha dalam bidang jasa atau konsultasi baik untuk personal ataupun perusahaan yang sudah atau ingin bergerak dalam sektor hutan perkebunan kayu industri yang membutuhkan informasi detail dan ingin berkonsultasi dengan tenaga ahli berkaitan potensi bisnis di bidang hutan perkebunan.
II. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian menggunakan analisis konjoin yang merupakan analisis multivariat yang khusus digunakan untuk memahami preferensi responden tentang multiatribut suatu produk atau pelayanan. Metode ini didasarkan pada eksperimen yang menawarkan berbagai pilihan atribut-atribut akuntansi dan non akuntansi kepada responden dalam survei. Responden kemudian diminta untuk menentukan pilihannya (Andersen, 1998). Atribut tersebut didefinisikan secara detail agar responden dapat memperoleh gambaran tentang program jasa penawaran dari perusahaan. Observasi Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian lapangan, peneliti telah melakukan penelitian pendahuluan dengan kajian literatur berkaitan dengan usaha jasa layanan ini. serta melalui beberapa website resmi departemen kehutanan dan link terkait melalui internet untuk mendapatkan informasi mengenai atribut-atribut penting apa yang menjadi pertimbangan dalam program layanan jasa asistensi dan supervisi dalam sektor hutan perkebunan kayu industri ini. Subjek Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah para pemilik lahan diwilayah Kota Bandar Lampung yang saat ini sudah dikelola atau belum dikelola dengan tanaman perkebunan. Penelitian ini menggunakan metode nonprobabbility sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel dari populasi. Jenis dari teknik yang digunakan adalah Purposive Sampling, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitian ini. Metode Pengumpulan Data Melalui metode Quasi Experimental Design, merupakan pengembangan dari true experimental design. Mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Bentuk data input yang digunakan adalah data metrik, dalam hal ini responden diminta memberi penilaian dalam bentuk data rating. Kuisioner berisikan 8 profil program jasa layanan asistensi dan supervisi yang merupakan kombinasi dari atribut akuntansi dan non akuntansi dibagikan kepada responden secara langsung. Penyusunan Rancangan Instrument Pengukuran Metode yang digunakan untuk penyajian informasi dalam instrument penelitian ini dengan cara full profile card sort yang memungkinkan responden mengevalusi banyak atribut secara serempak.Dengan teknik ini disiapkan kartu-kartu (berupa lembaran kertas yang diprint) yang masingmasing kartu berisi informasi mengenai satu level dari semua atribut produk (jasa). Setelah itu responden diminta memberikan rating pada masing-masing kartu sesuai dengan preferensi mereka atas nilai kombinasi atribut yang ditampilkan.Kombinasi yang ditampilkan dalam kartu mengikuti prinsipprinsip desain eksperimen.
Model penelitian Atribut Program Jasa layanan asistesi dan Supervisi
Respon Manajer
Parameter Interaksi Atribut Program - Responden: - Atribut Akuntansi - Atribut Non Akuntansi
Peringkat Preferensi
Analisis Konjoin Conjoint analysis adalah teknik analisis yang digunakan untuk meneliti dampak atribut-atribut suatu benda atau jasa secara serempak terhadap preferensi seseorang terhadap benda atau jasa tersebut. Teknik ini mula-mula dikembangkan oleh Paul Green, salah satu pakar di bidang mathematical psychology (psikometri) tahun 1960-1970-an (Gudono, 2011) Conjoint analysis merupakan teknik multivariate yang khusus digunakan untuk memahami bagaimana responden mengembangkan preferensinya terhadap suatu produk atau jasa. Hal ini didasarkan pada premis bahwa responden menilai produk/jasa/ide (riil atau hipotesis) dengan cara mengkombinasikan jumlah nilai dari masing-masing atribut yang terpisah. Utilitas sebagai ukuran nilai dalam analisis konjoin bersifat subyektif judgment preferensi unik dari setiap individu (Ghozali, 2001). Berbeda dengan alat analisis multivariate lainnya yang biasanya mengembangkan sebuah skor dari beberapa individu, Conjoint analysis mengembangkan sebuah model preferensi untuk setiap individu (Gudono, 2011).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan dan Penyiapan Data Tabel IV.1 Profil Responden Dimensi Jenis Kelamin Usia
Tingkat Pendidikan terakhir
Pekerjaan
Kategori Pria Wanita Dibawah 21 tahun 21-30 tahun 31- 41 tahun Diatas 41 tahun SMU (atau kurang) Akademi (D1-D3) S1 S2 S3 Pelajar Wiraswasta/Personal Pegawai Negeri Karyawan Swasta Lain-lain
Jumlah Responden 32 19 9 12 30 3 4 31 11 2 11 20 18 2
Persentase 62,74% 37,25% 0% 17,64% 23,52% 58,82% 5,88% 7,84% 60,78% 21,56% 0,39% 0% 21,56% 39,21% 35,29% 3,92%
Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian di Kota Bandar Lampung yang merupakan pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk ibu kota Propinsi Lampung. Kota yang terletak di sebelah barat daya Pulau Sumatera ini memiliki posisi geografis yang sangat menguntungkan. Letaknya di ujung Pulau Sumatera berdekatan dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara. Analisis dan Pembahasan Analisis Konjoin Tabel IV.2 Hasil analisis conjoin secara aggregate FAKTOR Jenis Pohon Perlakuan Penanaman Biaya Investasi/pohon dan Estimasi Keuntungan Pearson’s R = .327 Kendall’s tau = .154
TINGKATAN ATRIBUT Jati Jabon Monokultur Tumpang Sari Paket A Paket B Significance = Significance =
AVERAGE IMPORTANCE (%) 35.763 25.882 32.473
UTILITY -.088 .088 -.020 .020 .000 .000
.214 .305
1. Jenis Pohon: berkaitan dengan pemilihan jenis pohon yang diminati untuk ditanam. Diperoleh nilai avarege importance sebesar (35.763%) menempati urutan pertama atribut program jasa layanan yang paling diminati oleh manajer. Tingkatan atribut yang memiliki nilai utilitas tertinggi adalah pohon Jabon (.088) dan yang kedua adalah pohon jati (-0.88). 1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1 Jenis Pohon
Jati
Jabon
-0.88
0.88
Level atribut Jenis Pohon Gambar IV.1 Partworth function atribut Jenis Pohon 2. Perlakukan Penanaman: berkaitan dengan apakah hanya satu jenis pohon kayu yang ditanam (monokultur) atau Tumpang sari dengan jenis tanaman lainnya. Diperoleh nilai avarege importance sebesar (25.88%) menempati urutan ketiga atribut program jasa layanan yang disukai oleh manajer. Nilai utilitas yang terbesar adalah perlakukan penanaman secara tumpang sari (.020) dan urutan kedua adalah secara monokultur (-.020).
0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 -0.05 -0.1 -0.15 -0.2 -0.25
Perlakuan Penanaman
Monokultur
Tumpangsari
-0.2
0.2
Level atribut Perlakuan Penanaman Gambar IV.2 Partworth function atribut Perlakuan Penanaman 3. Biaya investasi/pohon dan estimasi keuntungan dari jasa layanan asistensi dan supervisi:berkaitan dengan biaya pemilihan paket layanan jasa Tipe A untuk Jati/Jabon atau Tipe B untuk Jati/Jabon. Diperoleh nilai avarage importance sebesar (32.473%) menempati urutan kedua atribut program jasa layanan yang diminati oleh manajer. Selisih avarage importance antara atribut jenis pohon dan biaya investasi dan estimasi keuntungan/pohon tidak besar hanya sebesar 3.29% , artinya atribut biaya investasi dan estimasi keuntungan/pohon ini tetap menjadi pertimbangan yang penting bagi manajer (pengelola) dalam pengambilan keputusannya. Nilai utilitas antara paket A dan paket B memiliki nilai utilitas yang sama (.000).
1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 Biaya Investasi dan Estimasi Keuntungan
Paket A
Paket B
0
0
Level atribut Biaya Investasi dan Estimasi keuntungan Gambar IV.3 Partworth function atribut Biaya Investasi dan Estimasi keuntungan 4. Hasil penelitian pada tabel IV.2 menunjukan urutan peringkat preferensi sebagai berikut: 1. Jenis Pohon (35.763%) 2. Biaya Investasi dan Estimasi Keuntungan (32.473%) 3. Perlakuan Penanaman (25.882%) Hasil analisis konjoin secara aggregate diatas menunjukan bahwa atribut yang dianggap paling penting oleh responden dalam memilih sebuah program jasa layanan asistensi dan supervisi adalah jenis pohon dengan nilai Average Importance terbesar dengan nilai 35.763% Hal ini bisa diakibatkan oleh kecenderungan manajer atau pemilik dan pengelola tanah sudah memiliki informasi secara umum mengenai cost and benefit dari suatu jenis pohon tertentu sehingga aspek akuntansi yaitu biaya dan estimasi keuntungan yang diperoleh menjadi pertimbangan nomor dua dibandingkan aspek non akuntansi yaitu jenis pohon dan perlakuan penanaman. Walaupun begitu selisih Avarege Importance antara atribut akuntansi (biaya dan estimasi keuntungan) dan nonakuntansi (jenis pohon) hanya 3.29, artinya manajer juga masih menganggap
penting memperhatikan aspek biaya dan estimasi keuntungan dalam mengambil keputusan investasinya. Dari data di tabel IV.2 diatas tersebut, bisa dibuat simulasi sederhana secara manual untuk penentuan pangsa pasar (Gudono,2011). Berikut hasil Simulasi Conjoint Analysis: Tabel IV.3 Hasil Simulasi Conjoint Analysis Model Description Relation to Ranks or N of Levels Scores JENIS 2 Discrete PENANAMAN 2 Discrete BIAYA 2 Discrete Preference Scores of Simulationsa Card Number ID Score 1 9 2.307 2 10 2.115 3 11 2.109 4 12 2.281 a. Negative simulation scores or all zero simulation scores are found. This subject will not be included in computing preference probabilities using the Bradley-Terry-Luce or Logit methods. Preference Probabilities of Simulationsb Card Number
ID
Maximum Utilitya
Bradley-Terry-Luce
Logit
1 2 3 4
9 10 11 12
31.6% 32.6% 7.3% 28.5%
26.7% 23.7% 23.7% 25.9%
27.6% 25.1% 21.1% 26.2%
a. Including tied simulations b. y out of x subjects are used in the Bradley-Terry-Luce and Logit methods because these subjects have all nonnegative scores. Dari simulasi terlihat bahwa jenis pohon jabon dengan cara tumpang sari yang menempati urutan preferensi teratas, paling disukai oleh manajer apabila program tersebut ditawarkan (taksiran pangsa pasar yang diperoleh bervariasi (tergantung metode atau aturan yang mana yang digunakan). Implikasi Managerial Penelitian Dari hasil penelitian secara keseluruhan diketahui bahwa atribut yang berperan penting adalah atribut non akuntansi yang berkaitan dengan jenis pohon, Implikasinya apabila manajer memperoleh gambaran secara umum mengenai suatu jenis pohon tertentu, hal ini bisa sangat mempengaruhi minat manajer untuk berinvestasi pada sektor perkebunan kayu industri. Perusahaan jasa bisa mendesain strategi sosialisasi secara detail mengenai jenis pohon tertentu agar dikenal luas oleh masyarakat dan para pemilik lahan, sehingga masyarakat dan pemilik lahan berani untuk berinvestasi dalam sektor ini dikarenakan memiliki cukup informasi yang dibutuhkan untuk mengurangi resiko akibat ketidakpastian dimasa yang akan datang.
Pemilik atau pengelola tanah/manajer lebih tertarik pada jenis pohon jabon yang memiliki daur tanam yang lebih cepat dibandingkan jati yaitu akhir tahun ke-17. Dengan daur panen yang pendek, pengelola bisa memperoleh keuntungan finansial lebih cepat yaitu akhir tahun ke-6. Perlakuan penanaman yang lebih diminati oleh manajer adalah dengan cara tumpang sari dengan tanaman lain, hal ini bisa menjadi peluang bagi para pemilik tanah (pengelola lahan) yang sudah menanami tanahnya dengan satu jenis tanaman tertentu, untuk melakukan sistem tumpang sari dengan tanaman kayu industri ini agar dapat memanfaatkan lokasi tanahnya secara optimal.
IV. SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN Dari hasil penelitian menggunakan conjoint analysis mengenai model preferensi dari ‘trade-off’ (pertukaran kepentingan) antar atribut akuntansi dan nonakuntansi dalam perusahaan jasa layanan asistensi dan supervisi ini didapat kesimpulan sebagai berikut: Atribut yang memiliki peringkat preferensi terbesar adalah atribut nonakuntansi yang berkaitan dengan jenis pohon, disusul pada urutan kedua atribut akuntansi (biaya dan estimasi keuntungan) dan urutan terakhir adalah perlakuan penanaman. Pada atribut jenis pohon tingkatan atribut yang memiliki nilai utilitas tertinggi adalah pohon jabon yang memiliki daur panen yang lebih singkat yaitu pada akhir tahun ke-6. Pada atribut perlakuan penanaman tingkatan atribut yang memiliki nilai utilitas tertinggi secara tumpang sari dengan jenis tanaman lain, hal ini sangat realistis mengingat pohon kayu adalah pohon yang bisa tumbuh dengan baik walaupun ditumpang sari dengan jenis tanaman yang lain, misal coklat, jarak dll sehingga keuntungan yang diperoleh pemilik (pengelola) semakin optimal. Pada atribut biaya investasi/pohon dan estimasi keuntungan tingkatan atribut Paket A dan Paket B memiliki nilai utilitas yang sama, hal ini mungkin disebabkan paket A dengan biaya yang lebih tinggi mendapatkan estimasi keuntungan yang optimal sebanding dengan Paket B dengan biaya yang lebih rendah mendapatkan estimasi keuntungan standar, sehingga responden/manajer menilai kedua paket yang ditawarkan memiliki cost and benefit yang seimbang. Ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian, berikut saran untuk penelitian selanjutnya agar keterbatasan dalam penelitian ini dapat diminimalisir antara lain: penelitian ini hanya menggunakan 4 atribut dari program jasa layanan, untuk penelitian yang lebih detail dianjurkan agar meneliti kombinasi dari berbagai macam atribut program penawaran layanan jasa asistensi dan supervisi hutan kayu industri yang lebih bervariasi lagi. Penelitian ini menggunakan responden pemilik tanah (pengelola tradisional) yang belum terbiasa menganalisis secara teliti dan menyeluruh mengenai seluruh aspek informasi sebelum mengambil keputusan bisnis hal ini bisa memicu adanya bounded rationality yang merupakan salah satu faktor yang mendorong terjadinya bias dalam proses pengambilan keputusan. Akar utama dalam menjawab bias akibat bounded rationality adalah sebuah fakta yang menunjukkan bahwa manusia memiliki keterbatasan daya nalar dan kognitif dalam memecahkan masalah. Hubungannya dengan heuristic sangat erat, karena heuristic menjelaskan sisi lain dari bias dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Untuk penelitian selanjutnya dianjurkan menggunakan subjek responden manajer perusahaan sehingga perusahaan layanan jasa asistensi dan supervisi bisa melihat kecenderungan informasi menarik apa yang lebih banyak mempengaruhi minat manajer yang sudah berpengalaman dalam pengambilan keputusan bisnis dengan analisis informasi keuangan dan nonkeuangan yang lebih komprehensif, dan mengetahui minatnya dalam berinvestasi di sektor hutan perkebunan kayu industri dengan menggunakan jasa layanan konsultasi asistensi dan supervisi pihak ketiga.
DAFTAR PUSTAKA Anderson, Norman H. (1971), "Integrasi Teori dan Perubahan Sikap", Psychological Review, 78, 171206 Anderson, Norman H. (1974), "Aljabar Kognitif: Teori Integrasi Sosial Terapan untuk Attribution", dalam Kemajuan dalam Psikologi Eksperimental Sosial vol. 7, ed. L. Berkowitz, New York: Academic Press, 1-101. Anderson, Norman H. (1974), Methods for Studying Information Integration , San Diego, CA: Center for Human Information Processing, University of California. Anderson, Norman H. (1976) "How Functional Measurement Can Yield Validated Interval Scales of Mental Quantities,'' Journal of Applied Psychology , 61, 677-692. Anderson, Norman H. and Graesser, C. (1976), "An Information Integration Analysis of Attitude Change in Group Discussion," Journal of Personality and Social Psychology , 34, 210-222. Anthony, Robert N. et.al (1994). Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi Kelima.Terjemahan Agus Maulana. Jakarta: Erlangga. Departemen Kehutanan dan Perkebunan. 1998. Buku Panduan Kehutanan Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dan Perkebunan. Jakarta Gudono, (2011).Analisis Data Multivariat.Edisi Pertama.Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta Hair Anderson,tatham,black.(1998) Multivariate data analysis. Fifth Edition.hal 387-441 Halim, Abdul dan Supomo, Bambang. (1990). Akuntansi Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE. Ignatius Indro.(2011).Pengusaha Diminta Memanfaatkan Lahan Terlantar. Green Radio. Imam Ghozali.(2001). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Cetakan IV.Semarang International Tropical Timber Organization (ITTO) Jepang. www.itto.int Jaffar, E.R. 1993. Pola Pengembangan Hutan Rakyat Sebagai Upaya Peningkatan Luasan Hutan dan Peningkatan Pendapatan Masyarakat di Propinsi DIY. Makalah pada Pertemuan Persaki Propinsi DIY tanggal 17 Juli 1993, Yogyakarta Sidiq,R.Layanan asistensi dan supervisi Tenaga ahli Penanamanan Hutan Perkebunan.2011