Reorientasi dan Restrukturisasi Manajemen Pendidikan ........( Al Mawardi )
REORIENTASI DAN RESTRUKTURISASI MANAJEMEN PENDIDIKAN DALAM PENCATURAN KOMPETISI GLOBAL Al Mawardi1 ABSTRAK Konstribusi pendidikan dalam upaya pengembangan SDM yang paripurna tidak dapat dilepaskan dari kedudukan dan posisi pendidikan pada umumnya. Pendidikan diakui mampu mempersiapkan sumber daya insani yang handal dan tangguh dalam menghadapi tantangan era global. Menghadapi perkembangan zaman maka institusi pendidikan dituntut mampu menyiapkan para lulusan yang profesional serta memiliki kualitas iman. Berkenaan dengan ini, maka reorientasi pemikiran pendidikan, restrukturisasi sistem dan kelembagaan pendidikan merupakan suatu keniscayaan. Upaya reorientasi pemikiran pendidikan bukanlah sesuatu yang mudah, mengingat kompleksitas kondisi real yang dihadapi dunia pendidikan masih belum memiliki dukungan. Artinya bahwa berbagai aspek kehidupan, seperti aspek ekonomi, sosial budaya dan politik pada umumnya belum berpihak kepada penguatan pendidikan. Dalam konteks ini pendidikan perlu memberikan perhatian yang serius pada berbagai aspek, mulai dari reorientasi konsep, restrukturisasi sistem dan kelembagaan, sampai pada rekonseptualisasi epistimologi ilmu pengetahuan yang berdampak pada perubahan dan pengembangan kurikulum, penguatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan, kepemimpinan dan manajeman pendidikan serta aspek-aspek lain yang bersifat teknis dan operasional. Kata Kunci: Reorientasi, Globalisasi, dan Sistem Pendidikan Islam
REORIENTATION AND EDUCATION MANAGEMENT RESTRUCTURING IN PENCATURAN GLOBAL COMPETITION ABSTRACT Contribution of education in developing human resource can't escape from the position of education its self. Education is admired to get the quality of human resource in facing global era. Therefore, education institution is charged can make ready graduated professional in one side and has faith quality in another side. Based on these problems reorientation and restructuring of education institute is a certainty. Thinking reorientation effort education is not easy, but also remembering the complexity of real which faced by education in modern era. Its mean that some aspects of life, as aspect of economy, cultural, social and politics in a general way still not give support to education. In this context, education needs to give serious attention on aspect sort, beginning of concept reorientation, system and institute restructuring, impacted scholarship on change and curriculum development, quality support educator and education, leadership and management must be developed. Key word: Reorientation, Globalization, and Islamic Education System
1
Al Mawardi. MS, S. Ag, M. Ag adalah Dosen Agama Politeknik Negeri Lhokseumawe
59
Reorientasi dan Restrukturisasi Manajemen Pendidikan ........( Al Mawardi )
A. PENDAHULUAN Secara koseptual, pendidikan Islam
keimanan dan ketaqwaan.Tantangan dunia
memiliki
mempersiapkan
yang tepat dari sistem pendidikan secara
sumber daya insani yang handal dalam
keseluruhan. Jika suatu masyarakat, bangsa
setiap perkembangan zaman. Perkembangan
dan ummat tidak ingin hanya sekadar
ilmu
terus
survive di tengah persaingan global yang
berlangsung bahkan pada abad ke 21 ini
semakin tajam dan ketat, tetapi juga
telah
berharap mampu tampil di garda terdepan,
kemampuan
pengetahuan terjadi
teknologi
loncatan
penting.
modern, bagaimanapun menuntut respon
Proses
globalisasi bukan hanya pada dimensi
maka
pendidikan, ekonomi, politik dan sosio
pendidikan dan restrukturisasi sistem dan
budaya,
kelembagaan
tetapi
perkembangan
juga
dalam
memunculkan bidang
industri.
reorientasi
pemikiran
jelas
mengenai
merupakan
suatu
keniscayaan.
Perkembangan industri menuntut penemuan dan
inovasi-inovasi
industri.
baru
Kehadiran
bagi
produk
PEMBAHASAN
laboratorium-
1. Reorientasi dan Restrukturisasi Sistem
laboratorium bagi penelitian dan hasil-hasil
Pendidikan
temuan teknologi untuk dipasarkan, tuntutan
Masyarakat
muslim
menyadari
kehadiran para ilmuan yang mempunyai
bahwa Islam adalah agama universal yang
kemampuan berpikir analitik dan saintifik
bersifat komprehensif. Universalitas Islam
serta kemampuan riset betul-betul sangat
tersebut harus dimaknai sebagai sebuah
memerlukan jawaban konkret dari dunia
peradaban cosmopolitas. Firman Allah pada
pendidikan.
surat al ‘alaq yang berbunyi iqra’, menurut
Teknologi informasi dan komunikasi
para
ahli
tafsir
bukan
hanya
berarti
juga dapat berpengaruh secara luas dalam
membaca
bidang pendidikan, termasuk pendidikan
melahirkan ilmu-ilmu agama, tetapi juga
Islam. Hal ini memberi implikasi bahwa
ayat-ayat qauniyyah yang melahirkan ilmu-
pendidikan
mampu
ilmu kealaman (natural sains). Dengan
menjadi
pemaknaan ini, maka menjadi relevan untuk
komunitas yang unggul dalam menghadapi
menyatakan bahwa Islam adalah rahmat
tantangan global.
bagi sekalian alam. Lembaga pendidikan
Islam
mempersiapkan
generasi
Mencermai
harus umat
perkembangan
Islam
ayat-ayat
seyogyanya
qur’aniyah
mewadahi
yang
upaya
peradaban manusia tersebut maka jika tidak
penyampaian pesan-pesan Islam universal,
ingin menjadi korban gelombang besar
tidak hanya membawakan pesan Islam,
dunia, peran yang harus dilakukan sektor
tetapi
pendidikan adalah menyiapkan para lulusan
kemanusiaan secara universal.
yang
memiliki
kemampuan
sains
dan
teknologi yang handal serta dikawal oleh 60
bahkan
juga
peasan-pesan
Reorientasi dan Restrukturisasi Manajemen Pendidikan ........( Al Mawardi )
Konsep Islam universal dalam dunia
tengah-tengah
pendidikan dapat diartikulasikan dengan
gelombang
besar
arus
perubahan dunia yang serba global.
mewujudkan integrasi dan síntesis ilmuilmu keislaman dengan ilmu-ilmu umum
2. Integrasi Ilmu Pengetahuan Umum
dalam sebuah bangunan peradaban Islam.
Dengan Agama
Upaya ke arah terwujudnya integrasi ilmu
Sejauh ini masyarakat Muslim lebih
tersebut menuntut agenda restrukturisasi
fokus pada pengembangan ilmu-ilmu agama
sistem dan kelembagaan pendidikan, di
dan relatif mengabaikan ilmu-ilmu umum.
mana diperlukan lembaga yang tidak hanya
Konsekuensinya,
consern pada salah satu bidang kajian ilmu
menjadi tertinggal dalam bidang sains dan
agama atau umum saja, melainkan juga
teknologi, dan akan berpengaruh besar pada
mengintegrasikan kedua-duanya.
ruang gerak dan akses yang semakin sempit,
Dewasa ini, restrukturisasi lembaga
masyarakat
Muslim
terpinggirkan dan bahkan tidak mampu
pendidikan Islam, khususnya pada jenjang
berkompetesi
perguruan
tinggi
sudah
Sementara itu, ketika masyarakat Muslim
dilakukan.
Gagasan
IAIN
bangkit
menjadi
UIN,
sebagiannya perobahan
seperti
IAIN
dan
dalam
persaingan
bertekad
kembali
global. kepada
Sharif
kejayaan seperti yang pernah dialami pada
Hidayatullah sudah menjadi UIN Sharif
masa lalu melalui pengembangan ilmu
Hidayatullah, dan IAIN Malang menjadi
pengetahuan, mereka justru menemukan
UIN Malang adalah bukti restrukturisasi
fakta bahwa filsafat ilmu telah didominasi
kelembagaan pendidikan Islam. Kalau pada
oleh pemikiran Barat yang sekularistik.
lembaga IAIN hanya memfokuskan pada
Filsafat ilmu dalam perspektif barat-
kajian keagamaan, maka pada UIN sudah
skuler akan melahirkan epistimologi ilmu
mengintegrasikan antara kajian ilmu agama
yang terlepas dari nilai-nilai moral dan
dan umum.
spiritual. (Al Faruqi, 2005:4) Pada sisi lain,
Konsekwensi logis dari penyatuan-
keterpecahan atau pemisahan antara ilmu-
penyatuan tersebut maka fakultas-fakultas
ilmu tersebut bila tidak dikaitkan dengan
dan program-program studi agama pada satu
prinsip kesatuan ilmu pengetahuan akan
sisi dan fakultas atau program-program studi
melemahkan
umum di sisi lain menjadi menyatu dalam
menyinari akal dan jiwa manusia (tazkiatun
kesatuan paradigma ilmu Islami. Melalui
aql wa nafs). Untuk mengantisipasinya perlu
langkah starategis tersebut diharapkan akan
upaya melepaskan dikhotomi agama dan
mampu
performa
ilmu umum, integrasi ilmu umum denga
perguruan tinggi Islam yang selain akan
ilmu agama, serta mengislamkan ilmu-ilmu
menjadi motor dalam mewujudkan visi dan
umum tersebut.
menghadirkan
suatu
misi ke depan juga akan mampu bersaing di 61
keberadaannya
dalam
Reorientasi dan Restrukturisasi Manajemen Pendidikan ........( Al Mawardi )
Islamisasi sains dalam persfektif al-
penanaman
dan
pembinaan
nilai-nilai
Faruqi adalah bagaimana upaya untuk
transformatif islami sehingga para peserta
memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam
didik berhasil menjelmakan kepribadiannya
capaian
sebagai orang-orang muslim yang kokoh
yang
telah
dicapai
peradaban
manusia moderen. Atau dengan kata lain
akidahnya,
“pembebasan
penafsiran-
akhlaknya, luas wawasan keilmuannya, serta
penafsiran yang didasarkan pada ideologi
mantaf keterampilannya (life skill), serta
sekuler, dan dari makna-makna sekuler”,
kuat daya juang atau etos kerjanya.
ilmu
dari
(Al-Attas, tt: 90). Menurut Al Faruqi, (1981:4)
proses
pengetahuan
pengislaman
ilmu
moderen
dapat
umum
mantap
Dalam
ibadahnya,
bahasa
lain,
mulia
kurikulum
pendidikan seperti di atas akan mampu melahirkan
pribadi
yang
mandiri,
dilakukan dengan beberapa langkah, di
profesional (shidiq), terpercaya (amanah),
antaranya:
mampu berkomunikasi dengan tem-work
Pertama,
dengan
penguasaan
(tabligh) serta mampu melahirkan pekerja
terhadap disiplin-disiplin moderen. Kedua,
yang
dengan survey disipliner. Ketiga, dengan
modern
penguasaan terhadap khazanah keislaman.
diilustrasikan di atas, senantiasa perlu
Keempat, dengan penguasaan khazanah
diformulasikan,
Islam untuk tahap analisa. Kelima, dengan
dalam dunia pendidikan. Selain itu, dalam
penentuan relevansi spesifik untuk setiap
perencanaan dan pengembangan kurikulum,
disiplin ilmu. Keenam, dengan mengadakan
juga tidak bisa diabaikan faktor-faktor
penilaian kritis terhadap disiplin moderen.
pendukung
Ketujuh, penilaian kritis terhadap khazanah
melatarbelakangi
Islam.
mengenai
Menurut Ronall, C. Doll (1978:60), di antara
problem-problem terbesar ummat Islam.
faktor-faktor penting dalam pengembangan
Kesembilan, survey mengenai persoalan-
kurikulum adalah; faktor sejarah, filsafat,
persoalan
psikologis, serta faktor sosial budaya.
Kedelapan,
ummat
survey
manusia.
Kesepuluh,
analisa kreatif dan sintesa. Kesebelas,
merumuskan
produktif. dan
Kurikulum Islami dan
serta
pendidikan
seperti
yang
diimplementasikan
dasar
kelahiran
yang kurikulum.
Perkembangan sejarah, sebagaimana kembali
juga faktor sosial dan budaya mengalami
disiplin-disiplin di dalam kerangka Islam.
perkembangan yang sangat dinamis. Oleh
Keduabelas,
karena
penyebarluasan
ilmu
pengetahuan yang sudah diislamisasikan.
itu,
pendidikan,
dalam
konteks
lembaga
perubahan-perubahan
dalam
konteks sosio budaya menuntut pengelola 3. Pengembangan kurikulum Kurikulum pendidikan Islam adalah kurikulum yang berorientasi pada upaya
institusi
pendidikan
evaluasi
secara
untuk
terus-menerus
melakukan terhadap
kurikulum, melakukan pengembangan dan 62
Reorientasi dan Restrukturisasi Manajemen Pendidikan ........( Al Mawardi )
perubahan secara priodik untuk kepentingan
pelajar yang kurang memilih rasa hormat
pengembangan dan peningkatan kualitas dan
pada orang tua dan guru, kurang memiliki
mutu pendidikan. Hal tersebut diperlukan,
tanggung jawab, terlibat aksi tawuran dan
terutama dalam menjamin mutu secara
kegiatan yang merusak diri sendiri seperti
komprehensif,
demostrasi yang anarkis, mengkonsumsi
dan
dalam
menciptakan
proses perbaikan yang berkeseimbangan dan
narkoba,
berkelanjutan.
sebagainya.
penyimpangan Kondisi
seksual, ini
dan
semakin
mengindikasikan akan adanya krisis dalam 4. Menumbuhkan Kecerdasan Emosional
sistem pendidikan. Hal ini pada gilirannya
dan Spiritual
dapat menurunkan kepercayaan masyarakat
Pendidikan seharusnya tidak hanya
terhadap eksistensi dan wibawa dunia
sebatas proses transfer of knowledge, tetapi
pendidikan. Jika kondisi demikian tidak
juga transformasi nilai-nilai, baik nilai
segera dicarikan solusinya, maka sulit
budaya yang menjadi identitas suatu bangsa,
mencari alternatif lain yang efektif untuk
nilai religi yang menjadi pedoman atau
membina etika dan bangunan moralitas
keyakinan dalam beragama, maupun nilai-
masyarakat yang menjadi alas dan fundamen
nilai lainnya seperti nilai sosial, seni, politik
bagi suatu peradaban bangsa.
dan ekonomi. Berbeda dengan gagasan di
Jika sistem pendidikan Barat saat
atas, dewasa ini banyak institusi pendidikan
ini sering disebut-sebut mengalami krisis
yang tidak memainkan peran dan fungsinya
yang akut, itu tidak lain karena proses
sebagai mana mestinya. Pendidikan telah
pendidikannya
tereduksi
yang
pengajaran (schooling system). Pendidikan
berorientasi pada transfer ilmu belaka.
dalam konteks schooling system tidak lebih
Artinya, pendidikan hanya berupaya pada
dari sekedar transfer ilmu pengetahuan dan
pembentukan para spesialis atau ”tukang-
keahlian dalam kerangka tekno struktur
tukang”
yang ada. Implikasinya, pendidikan hanya
menjadi
yang
pengajaran
terkurung
dalam
ruang
hanya
berorientasi
pada
spesialisasinya yang sempit, teknis dan
menjadi
terbatas, bukan pada pembentukan karakter,
kehidupan sosial kemasyarakatan. Dengan
tabiat dan sikap kepribadian. Sementara
demikian, pendidikan semestinya menjadi
yang berlangsung di kelas juga tidak lebih
upaya
dari kegiatan guru mengajar murid dengan
mempersiapkan anak didik yang tidak hanya
target kurikulum dan standar NEM.
menguasai aspek akademik, dan kecerdasan
komoditi
yang
belaka
dimaksudkan
terhadap
untuk
Selain itu, lemahnya daya saing
intelektual
pendidikan juga disebabkan karena adanya
kecerdasan
sejumlah output pendidikan yang masih
Berbagai
menunjukkan sikap kurang terpuji. Banyak
bahwa kecerdasan intelektual hanya 20% 63
(IQ),
tetapi
emosional hasil
penelitian
juga
berbekal
dan
spiritual.
menunjukkan
Reorientasi dan Restrukturisasi Manajemen Pendidikan ........( Al Mawardi )
mampu
menciptakan
seseorang,
keberhasilan sisanya
kehilangan hakikat dan esensinya sebagai
ditentukan oleh kecerdasan emosional dan
instrumentasi bangunan peradaban manusia.
spiritual. Realitas di lapangan menunjukkan
(Zakiah Darazat, 1979:98)
bahwa
sedangkan
banyak
orang
80%
tersebut. Hal ini agar pendidikan tidak
yang
memiliki
kecerdasan intelektual tinggi, tetapi terpuruk
5. Mengefektifkan Manajemen
di tengah persaingan atau gagal meraih
Dalam menghasilkan output yang
sukses. Sebaliknya, banyak yang memiliki
berkualitas, memiliki life skill dan life
IQ biasa-biasa saja justru sukses menjadi
kompetensi yang relevan dengan kebutuhan
bintang-bintang kinerja, pengusaha dan
masyarakat dan dunia kerja (work market),
pemimpin sukses.
upaya peningkatan mutu proses pendidikan
Kecerdasan diartikan
emosional
sebagai
suatu
dapat
menjadi
sebuah
keniscayaan.
Artinya,
kepiawaian,
bahwa dalam menghasilkan mutu output
kemampuan menghargai, dan ketepatan
yang terbaik, tidak hanya cukup dengan
seseorang dalam mengelola diri sendiri
mengadakan proses seleksi atau penerimaan
dalam berhubungan dengan orang lain
input
dengan
meniscayakan
menggunakan
seluruh
potensi
psikologis yang dimilikinya seperti inisiatif dan
empati,
adaptasi,
yang
berkualitas, kualitas
tetapi proses,
juga yaitu
pembelajaran dan manajemen yang efektif.
komunikasi,
Dewasa ini, kelemahan lembaga
kerjasama, penuh perhatian dan kepedulian
pendidikan nasional tidak bisa dilepaskan
terhadap sesama makhluk ciptaan Allah.
dari faktor manajemen (pengelolaan), baik
(Goleman, 2003:78)
secara makro, maupun mikro. Secara makro
Dalam Islam, kecerdasan emosional
dibandingkan dengan negara-negara lain
dikontribusikan oleh dan tak terpisahkan
seperti Thailand, dan Filipina, suntikan
dari
subsidi
kecerdasan
seseorang
dalam
pemerintah
untuk
pelaksanaan
memahami, menghayati dan mengamalkan
pendidikan di Indonesia relatif kecil. Tidak
ajaran agama. Hal ini, karena Islam tidak
tersedianya
hanya sebatas agama ritual, tetapi juga
pemerintah untuk pengelolaan pendidikan
sebagai ”the way of life” yang memandu
tentunya
dan menuntun manusia ke arah kebaikan,
kualitas pendidikan.
kesejahteraan dan kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat.
Mengingat
dana
yang
berdampak
memadai
pada
dari
menurunnya
Namunpun demikian, keberhasilan
urgensi
atau
peningkatan
mutu
dan
kualitas
kecerdasan emosional dan intelektual dalam
pendidikan bukanlah hanya harus dengan
kehidupan,
suplay subsidi anggaran pendidikan, tetapi
mestilah
maka
lembaga
memberikan
pendidikan
perhatian
yang
juga dengan perbaikan kualitas manajemen
sungguh-sungguh terhadap kedua aspek
pendidikan. Peningkatan sistem manajemen 64
Reorientasi dan Restrukturisasi Manajemen Pendidikan ........( Al Mawardi )
proses pendidikan yang sesuai dengan
pengertian
standar Total Quality Management (TQM)
senantiasa melakukan berbagai perbaikan
merupakan hal yang tidak dapat diabaikan.
dan peningkatan secara terus menerus untuk
Secara
para
pihak
pengelola
pengelola
menjamin semua komponen penyelenggara
pendidikan sering kurang menyadari bahwa
pendidikan telah mencapai standar mutu
lembaga pendidikan adalah berbeda dengan
yang telah ditetapkan. Kedua, menentukan
lembaga-lembaga
standar mutu (quality assurance). Gagasan
Manajemen
mikro,
bahwa
non-pendidikan.
lembaga
secara
ini digunankan untuk menetapkan standar-
teoritis diupayakan untuk memfasilitasi
standar mutu dari semua komponen yang
terselenggaranya proses pembelajaran yang
bekerja
efektif
transformasi lulusan institusi pendidikan.
dan
pedidikan
inovatif.
Namun
dalam
dalam
proses
produksi
dan
prakteknya, para pengelola hanya take it for
Standar
granted, yaitu; bahwa manajemen institusi
dimaksudkan,
pendidikan sama sekali tidak dianggap
pemilikan atau akuisisi kemampuan dasar
berbeda dengan institusi non-pendidikan.
pada masing-masing bidang pembelajaran
Para pengelola tersebut, agaknya kurang
dan sesuai dengan jenjang pendidikan yang
dibekali
ditempuh.
dengan
manajemen
modern-
profesional yang mencerminkan manajemen berbasis
sekolah/kampus,
kepemimpinan
modern
dan yang
mutu
pendidikan
misalnya;
dapat
yang berupa
Ketiga, perubahan kultur (change of
pola
culture).
mampu
Konsep
membentuk
ini
budaya
bertujuan
untuk
organisasi
yang
memberikan fasilitas dan servis efektif-
menghargai dan menjadikan mutu sebagai
efesien demi terwujudnya proses dan sistem
orientasi semua komponen organisasional.
pembelajaran yang aktif, efektif, kreatif dan
Keempat, perubahan organisasi (upside-
menyenangkan di kampus dan sekolah.
down organization). Jika visi dan misi serta
Dalam rangka mewujudkan lembaga
tujuan institusi sudah berubah atau telah
pendidikan yang memiliki daya saing,
mengalami perkembangan, maka sangat
dituntut
cara
dibutuhkan terjadinya perubahan organisasi.
lembaga
Reformasi organisasi ini bukan berarti
dengan pola kepemimpinan
perubahan wadah organisasi, melainkan
penyelesaian
membekali pendidikan modern
para yang
dengan
pengelola
pendidikan.
hanya perubahan pada struktur atau sistem
Berkenaan dengan manajemen perbaikan
organisasi yang melambangkan hubungan
mutu
kerja dan kepengawasan organisiasi.
pendidikan,
berbasis Sallis
(2006:7-9)
menawarkan beberapa hal pokok yang perlu
Kelima, mempertahankan hubungan
diperhatikan. Pertama, perlunya perbaikan
dengan
secara
(continous
pengguna jasa pendidikan (keeping close to
improvement). Konsep ini mengandung
the costumer). Hal ini dilakukan agar
terus
menerus
65
pelanggan
(konsumen)
atau
Reorientasi dan Restrukturisasi Manajemen Pendidikan ........( Al Mawardi )
institusi
pendidikan
melakukan
senantiasa
dapat
perubahan-perubahan
atau
kehidupan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
improvisasi yang diperlukan. Dalam hal ini, para
pelanggan
melakukan
bahkan
diperkenankan
kunjungan,
pengamatan,
7.
Penyiapan
Pendidik
dan
Sarana
Kependidikan yang Profesional
penilaian dan pemberian masukan yang
Pembenahan tenaga pendidik dan
konstruktif kepada institusi pendidikan.
tenaga kependidikan adalah dalam rangka penguatan profesionalitas tenaga pendidik
6.
Membangun
SDM
dan
dan kependidikan itu sendiri, sehingga
Manusia
proses
Berkualitas Unggul
transformasi
nilai
dan
muatan
Setiap program pendidikan perlu
pendidikan dapat berlangsung secara efektif
diorientasikan kepada pemantapan proses
pada peseta didik. Dengan acuan ini, guru,
pengembangan SDM sebagai modal dasar
dosen
pembangunan
oleh
merupakan profesi yang ditekuni. Guru dan
pemerintah bersama masyarakat. Dengan
atau dosen tidak lagi dianggap sebagai
proses ini diharapkan dapat menciptakan
pekerjaan
sampingan.
masyarakat terpelajar (learning society),
penempatan
guru
yang pada gilirannya diharapkan dapat
(mengajar bukan pada keahliannya) yang
menciptakan perubahan dalam berbagai
selama ini banyak terjadi seharusnya tidak
aspek kehidupan, baik ekonomi, social
lagi terulang. Dalam konteks konstitusi,
budaya, politik, hukum, keamanan, dan
pemerintah memang telah memformulasikan
sebagainya.
undang-undang Guru dan Dosen yang
yang
dilaksanakan
Selain itu, untuk mampu bersaing
dan
bertujuan
sejenisnya
untuk
benar-benar
Begitu
pula
yang ”salah kamar”
meningkatkan
standar
dalam kancah global, proses pendidikan
kesejahteraan guru dan dosen sehingga
Islam tidak hanya sekedar mempersiapkan
mampu
anak didik mampu untuk hidup dalam masa
proporsional dan profesional. Persoalan
kini, melainkan juga harus disiapkan untuk
yang muncul adalah bagaimana undang-
mampu menghadapi kehidupan masa akan
undang tersebut dapat diimplementasikan
datang yang sulit diprediksi. Kesulitan
dengan seksama dan serius.
menjalankan
profesinya
secara
memprediksi kehidupan masyarakat akan
Dengan sekim yang sudah dirancang,
datang disebabkan oleh kenyataan bahwa di
semua berharap agar pemerintah sudah on
era
the right track dalam membenahi tenaga
globalisasi
masyarakat
menjadi
ini titik
perkembangan linier
lagi.
pendidik dan kependidikan, khususnya guru
Perkembangan masyarakat penuh dengan
dan dosen dengan konsisten melaksanakan
lompatan-lompatan dalam berbagai aspek
undang-undang guru dan dosen tersebut secara terencana dan simultan. Mengingat 66
Reorientasi dan Restrukturisasi Manajemen Pendidikan ........( Al Mawardi )
kuantitas guru dan dosen yang begitu besar,
peningkatan
maka perlu penyediaan dana yang juga besar
pendidikan Islam
baik
untuk
sistem
peningkatan
2. Sistem pendidikan Islam yang
kualifikasi dan sertifikasi profesi maupun
ideal dalam kehidupan modern
untuk perbaikan penggajian dan insentif
adalah
para tenaga pendidikan.
mengedepankan integrasi antara
Begitu
keperluan
mutu
juga
dengan
keberadaan
dan agama
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
Saran
sistem pendidikan merupakan hal yang vital diperhatikan
peningkatan
mutu
dalam
proses
pendidikan.
Artinya,
yang
skill, sikap, ilmu pengetahuan
sarana dan prasarana pendidikan sebagai
untuk
pendidikan
1. Diharapkan
kepada
semua
akademisi, dosen dan guru agar senantiasa
menyelenggarakan
seprofesional apapun guru atau tenaga
pendidikan berbasis emosional,
kependidikannya, akan tidak efektif dalam
intelektual dan spiritual;
pembelajaran apabila keberadaan sarana dan
2. Tulisan
ini
masih
memiliki
prasarananya kurang memadai. Oleh karena
kekurangan, dan kelemahannya,
itu, pembenahan dan pengembangan sarana
penulis
dan prasarana pendidikan baik dalam aspek
yang konstruktif dari berbagai
kualitas maupun aspek kuantitasnya adalah
pembaca
menyarankan
koreksi
keniscayaan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan terutama dalam menghadapi
D. DAFTAR PUSTAKA
tuntutan pasar di era global. Pengembangan Daniel
dan peningkatan eksistensi sarana dan
Goleman,
2000,
Kecerdasan
akan
Emosional untuk Mencapai Puncak
memantapkan atmosfir daya tarik belajar,
Prestasi, Jakarta: Gramedia Utama.
prasarana
pendidikan
selain
Edward
juga akan memberikan kontribusi besar bagi
Sallis,
2006,
Manajemen
kelancaran proses belajar mengajar.
Total in
Quality
Education,
Yogyakarta: IRCiSoD Ismail Raji` al-Faruqi, 1981, Islamization of
KESIMPULAN DAN SARAN
Knowledge:
Kesimpulan
IIIT
sistem pendidikan baik bidang metodologi
Malik, B. Badri, 1979, The Dilemma of
kurikulum, dan
Principles
and Work Plan, ed. II, Virginia;
1. Restrukturisasi dan reorientasi manajemen,
General
Muslim
kelembagaan
Psychologist,
London:
MWH London Publisher
pendidikan merupakan gagasan
Nasution, S. 1985, Asas-asas Kurikulum
inovatif berkenaan dengan upaya
Jakarta: Bumi Aksara. 67
Reorientasi dan Restrukturisasi Manajemen Pendidikan ........( Al Mawardi )
Nazir Karim, 2005, Membangun Ilmu dengan
Paradigma
Islam:
Mengukuhkan Eksistensi Metafisika Ilmu dan Islam, Pekan Baru: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau Ronald,
C.
Doll,
1978,
Improvement:
Curiculum
Decision
Making
and Process, Boston: Allyn and Bacon Sallis, 2006, Konsep Pendidikan Dalam Islam:
Suatu
Kerangka
Pikir
Pembiunaan Filsafat Pendidikan Islam, Bandung : Mizan Zakiyah Daradjat, 1984, Pendidikan Islam dalam
Keluarga
dan
Sekolah,
Jakarta: Ruhama
68