RENSTRA 2012-2016
UNIVERSITAS GUNADARMA 2012
KATA PENGANTAR
Universitas Gunadarma yang berdiri pada tahun 1996 dikukuhkan melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor: 92/Kep/Dikti/1996 merupakan pemekaran dari STIE dan STMIK Gunadarma. Saat ini, Universitas Gunadarma memiliki 3 Program Diploma Tiga yakni Program Diploma Teknologi Informasi, Program Diploma Bisnis Kewirausahaan dan Program Diploma Kesehatan, 7 Fakultas, yakni Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknologi Industri, Fakultas Psikologi, Fakultas Sastra, dan Fakultas Ilmu Komunikasi, serta Program Pasca Sarjana yang terdiri atas 7 Program Magister yakni Magister Manajemen, Magister Manajemen Sistem Informasi, Magister Teknik Elektro, Magister Teknik Sipil, Magister Psikologi, Magister Profesi Psikologi, Magister Sastra serta 3 Program Doktor yakni Program Doktor Ilmu Ekonomi, Program Doktor Teknologi Informasi, dan Program Doktor Ilmu Psikologi. Dalam rangka mempertahankan eksistensinya dan meningkatkan kontribusinya bagi bangsa dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, Universitas Gunadarma terus berusaha untuk meningkatkan kinerja akademik semua program studi yang ada, agar kualitas dan kualifikasi lulusannya sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan (stakeholders) yakni masyarakat dari beragam kalangan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut disusunlah Rencana Strategis Universitas Gunadarma Tahun 2012-2016. Rencana Strategis ini berfungsi sebagai acuan pokok pengelola lembaga dalam lima tahun mendatang dalam hal pengembangan program studi, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, perbaikan administrasi, pengembangan sistem informasi akademik, dan lain-lain, sehingga visi, misi dan tujuan Universitas Gunadarma tercapai.
Jakarta, Februari 2012 Rektor/Ketua Senat Universitas Gunadarma,
Prof. Dr. E. S. Margianti, S.E., M.M.
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
ii iii
Bab 1. PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang 1.2. Gambaran Pencapaian Kinerja Sebelumnya 1.3. Sistematika Rencana Strategis
Bab 2. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN UNIVERSITAS 2.1 2.2 2.3 2.4
Periode Awal Periode STIE Gunadarma Periode Pembukaan Program Pascasarjana Perkembangan Universitas Gunadarma
Bab 3. EVALUASI KONDISI INTERNAL 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7
Pengembangan dan Pencapaian Visi dan Misi Struktur Organisasi dan Perangkat Institusi Kemahasiswaan dan Lulusan Sumber Daya Manusia Pembelajaran, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Pendanaan, Sarana, dan Prasarana Sistem Penjaminan Mutu dan Manajemen Informasi
Bab 4. ANALISIS EKSTERNAL DAN ISSUE STRATEGIS 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8
Globalisasi Daya Saing Nasional Kualitas Sumber Daya Manusia Perkembangan Masyarakat Madani (Civil Society) Transformasi Pendidikan Karakter dan Kepribadian Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Otonomi Daerah Globalisasi dan Internasionalisasi Pendidikan Tinggi
Bab 5. PERNYATAN VISI DAN MISI 5.1 5.2 5.3
Ringkasan SWOT Pernyataan Visi, Misi, dan Tujuan Strategis Nilai-Nilai Institusi
Bab 6. PETA STRATEGI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN 6.1 6.2
Peta dan Tahapan Pencapaian Program Strategis Program Pengembangan dan Indikator Kinerja
Bab 7. PENUTUP
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
1 2 3
5 5 8 10 10
15 15 22 26 31 33 40 41
45 45 46 48 50 53 55 57 61
65 65 66 66
73 73 74
79
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Perguruan tinggi, dalam memasuki era globalisasi, dihadapkan pada pelbagai peluang dan tantangan yang bersifat global dengan lingkungan yang tatanannya senantiasa berubah dengan sangat cepat dan penuh dinamika. Perubahan dimaksud dipicu oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi—TIK, yang begitu pesat. Di masa depan, sebagaimana diungkapkan oleh OECD (1996), ilmu pengetahuan merupakan penggerak utama produktivitas dan pertumbuhan ekonomi menuju ke satu fokus di mana informasi, teknologi dan pembelajaran memegang peranan penting dalam peningkatan kinerja ekonomi. Dengan demikian, penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan syarat pokok bagi kemajuan suatu bangsa. Mengacu pada fenomena tersebut, lembaga pendidikan—termasuk perguruan tinggi— menempati posisi strategis dalam pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan bangsa. Universitas Gunadarma sebagai salah satu perguruan tinggi swasta berbasis teknologi informasi dan komunikasi terkemuka di tanah air berketetapan hati untuk memainkan peran dalam menciptakan masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society)—tatanan masyarakat yang diperlukan di era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy). Dalam satu dekade terakhir bangsa Indonesia menghadapi beragam masalah yang kompleks dan berkepanjangan. Universitas Gunadarma sebagai pengelola ilmu pengetahuan dan sebagai salah satu agen perubahan (agent of change) dituntut peranannya dalam mengatasi masalah yang sedang dihadapi bangsa ini. Universitas Gunadarma (UG) yang berdiri sejak tahun 1981 telah menjelma menjadi universitas pelopor dan terdepan di Indonesia dalam penerapan ICT dalam proses belajar-mengajar. Komunitas akademik di UG merepresentasikan Indonesia sebagai negara kesatuan yang multietnik dengan beragam budaya, bahasa, dan adat istiadat. Keharmonisan dalam keberagaman tersebut menjadi salah satu nilai-nilai luhur dan atribut identitas nasional yang selalu dianut dan dipertahankan oleh lebih dari 25 ribu mahasiswa, 1300 dosen, dan 100 ribu lulusan. UG menyelenggarakan 6 program Diploma, 13 program sarjana, 7 program master dan 3 program doktor. Mulai tahun 2008 UG telah membuka 5 program international yang dapat diikuti oleh mahasiswa asing, serta melibatkan mitra perguruan tinggi di luar negeri. Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi dan bahkan ditentukan oleh tingkat pendidikan masyarakatnya. Bangsa Indonesia yang berpenduduk di atas 200 juta hanya memiliki lebih-kurang 15 juta mahasiswa (sekitar 7,5 persen). Kondisi tersebut sangat jauh dari memadai atau dari kondisi yang ideal. Jangankan mencapai tingkat perguruan tinggi, di tingkat pendidikan dasar pun masih banyak yang belum mengenyam atau menyelesaikannya. Inilah tantangan pemerintah sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945 bahwa pemerintah memiliki kewajiban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Universitas Gunadarma, sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi di Indonesia, dituntut untuk mengambil peran penting guna membantu pemerintah dalam mewujudkan kewajibannya tersebut. Karena Universitas Gunadarma adalah lembaga
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
1
pendidikan swasta (nirpemerintah), maka kerja sama, peran aktif dan bantuan dari pemerintah kepada Universitas Gunadarma, dan sebaliknya perlu dijalankan agar masyarakat ilmiah atau masyarakat berpendidikan dapat terwujud disertai kualitas yang semakin baik. Baik dilihat dari aspek ekonomi, sosial, politik maupun moral dan budi pekerti. bangsa Indonesia sedang dalam keadaan mengkhawatirkan. Ketidakadilan dan ketidakjujuran merupakan fenomena yang lumrah di hampir semua aspek kehidupan, dari mulai kehidupan politik hingga kehidupan akademis di kalangan pendidikan tinggi. Menyikapi fenomena tersebut, kiranya bangsa ini dituntut untuk mengintrospeksi diri Universitas Gunadarma, meski dikenal sebagai universitas berbasis teknologi informasi dan komunikasi, berusaha berperan aktif dalam membentuk tatanan kehidupan bangsa yang lebih baik melalui seluruh sivitas akademikanya: pimpinan universitas, pimpinan fakultas, pimpinan program studi, pimpinan unit kerja, dosen, tenaga pendukung, mahasiswa, dan alumni. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai cita-cita mulia tersebut adalah mengintegrasikan materi softskill ke dalam mata kuliah yang relevan. Materi dimaksud meliputi antara lain perilaku, disiplin, motivasi, kerja sama, dan nilai kepribadian bangsa. Tantangan global yang berkembang saat ini memerlukan kesiapan bangsa ini untuk menjawabnya. Jika tidak, maka bangsa ini akan ‘dijajah’ kembali secara ekonomi, dan secara lebih luas penjajahan akan meluas ke bidang sosial budaya lainnya. Salah satu contoh saja, dalam hal teknologi informasi, jika ilmu tersebut tidak dikuasai, maka bangsa kita akan menjadi bangsa yang konsumtif dan sangat bergantung pada teknologi tersebut (mengalirkan devisa ke negara asing). Sebaliknya, jika ilmunya dikuasai, maka teknologi tersebut dapat menjadi nilai tambah dan bermanfaat bagi kemajuan bangsa (memasukkan devisa ke negara). Salah satu cara untuk menjawab tantangan global tersebut tentu dengan cara meningkatkan taraf pendidikan bangsa. Namun cara itu harus dilakukan secara gradual dan menyeluruh, baik seluruh insan atau lembaga pendidikan maupun bidangbidang terkait lainnya. Pemerintah tidak akan berhasil mencanangkan wajib belajar 9 tahun, meskipun siswa dibebaskan dari biaya pendidikan, apabila ekonomi di banyak keluarga belum mapan dan masih mewajibkan anak-anak untuk membantu mencari nafkah keluarganya. Dalam lingkup yang lebih kecil, Universitas Gunadarma juga memerlukan strategi dan perencanaan yang matang untuk menjalankan misinya dalam dunia pendidikan di tanah air. Diperlukan introspeksi diri yang mendalam tentang keberhasilan dan kegagalan selama perjalanan sejarah hidupnya, memilah dan memilih mana saja yang dapat dilanjutkan dan mana yang harus disingkirkan, apa saja capaian yang harus dipertahankan atau ditingkatkan, dan seterusnya untuk menentukan visi ke depannya terkait perannya sebagai mitra pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sekaligus dalam menjawab tantangan bangsa.
1.2. Gambaran Pencapaian Kinerja Sebelumnya Pengakuan dunia international terhadap kiprah dan kinerja UG semakin meningkat. Perkembangan tersebut terlihat dari beberapa indikator, di antaranya adalah pemeringkatan di bidang teknologi internet oleh Webometrics dan 4ICU, pemberian
2
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
rating oleh QS-STAR, semakin banyaknya perguruan tinggi luar negeri yang bekerja sama, serta publikasi international.
1.3. Sistematika Rencana Strategis Rencana Strategi Universitas Gunadarma merupakan dokumen yang menjabarkan secara operasional Renstra Universitaiss Gunadarma untuk periode 2012 – 2016. Perencanaan strategi pengembangan universitas dititik beratkan pada berbagai aspek strategis dalam penyelenggaraan dan pengembangan program studi, termasuk pula kinerja penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Aspek ini merupakan suatu kesatuan yang saling terkait satu sama lain. a. Pendahuluan Prolog tentang peran PT di Indonesia, Peran UG, dan Kiprah Fakultas/Program Studi/Satuan Akademik lainnya, Peran Tata Kelola, dan Sekilas pencapaian kinerja atau evaluasi rencana strategis sebelumnya. b. Sejarah dan Perkembangan Institusi Perkembangan Universitas Gunadarma mulai dari tahun berdiri sampai kini yang mencakup periode Periode 1983-1990, Periode 1991-1996, Periode 19962001, Periode 2002 – 2007, dan Periode 2008-Sekarang. c. Evaluasi internal Sistematikanya mengacu ke 8 Standar Pendidikan. d. Lingkungan Ekstrenal dan Isu Strategis Isu-isu stratagis, misalnya Globalisasi, Perkembangan ICT, persaingan Perguruan Tinggi, Perkembangan Ekonomi Indonesia, Perkembangan industri, atau Kebijakan Relevan (otonomi daerah, pendidikan karakter, dll). e. Pernyataan Visi dan Misi Ringkasan analisis SWOT, alternatif pengembangan program, pernyataan Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran Stategis, serta Nilai-Nilai Institusi. f. Peta Strategis Dan Program Pengembangan Peta Program Pengembangan dalam kerangka matriks SWOT, Peta Strategis, Strategi Pencapaian, Program Pengembangan serta Indikator Kinerja.
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
3
4
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
BAB 2 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN UNIVERSITAS 2.1. Periode Awal Universitas Gunadarma merupakan perguruan tinggi yang sejak berdirinya mengalami beberapa kali perkembangan. Perkembangan itu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat akan keberadaan perguruan tinggi dengan biaya yang terjangkau dan dengan program studi yang kompetensi lulusannya mudah diserap pasar. Pada tahun 1981, komputer masih merupakan barang langka dan mewah bagi masyarakat. Komputer baru dimiliki oleh perusahaan-perusahaan atau lembagalembaga yang umumnya berorientasi bisnis atau pendidikan di perguruan tinggi negeri. Para pendiri Universitas Gunadarma yang berlatar belakang ilmu matematika melihat peluang yang sangat baik di masa depan. Akhirnya, pada 7 Agustus 1981 mereka sepakat untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan setingkat kursus (Diploma Satu) dengan nama “Pusat Pendidikan Ilmu Komputer (PPIK)” yang berada di bawah sebuah yayasan dengan nama “Yayasan Pengembangan System Analysis and Operation Research (SAOR) Matematika.” Untuk memperkenalkan keberadaan lembaga tersebut, mereka menyurati lulusan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) yang berada di Jakarta yang tidak lulus program penyaringan masuk perguruan tinggi negeri (PTN). Penyampaian surat juga diseleksi, dipilih mereka yang memiliki ranking tingkat atas di kelasnya. Akhirnya, PPIK memiliki 94 orang mahasiswa angkatan pertama yang merupakan mahasiswa yang memiliki potensi baik. Ke-94 orang tersebut dibagi ke dalam dua kelas. Perkuliahan dilakukan sore hingga malam hari (pukul 17.00 hingga 22.00 wib). Pertimbangan pemilihan waktu kuliah sore hingga malam hari adalah karena para pengajarnya seluruhnya merupakan lulusan Universitas Indonesia, khususnya dari Fakultas MIPAMatematika yang masih bertugas sebagai dosen di Universitas Indonesia maupun sebagai staf di perusahaan-perusahaan lainnya. Selain itu, karena baru berdiri, mereka belum memiliki modal untuk membangun sendiri gedung atau ruang kuliah sehingga mereka menyewa dua ruang kelas yang berdekatan dengan lokasi mereka mengajar di Universitas Indonesia, yaitu di Jl. Salemba IV No. 44F Jakarta Pusat. Kuliah perdana dilangsungkan pada 10 Agustus 1981. Meskipun dalam bentuk kursus, mereka telah mempersiapkan lembaganya untuk menjadi perguruan tinggi, terbukti dengan sistem perkuliahan yang mirip di perguruan tinggi, ada Nomor Pokok Mahasiswa (NPM), ada Daftar Nilai Semester (DNS), ada ujian ulangan (her), dan sebagainya. Penyebutan peserta didiknya bukan “peserta kursus” melainkan “mahasiswa.” Setelah tahun pertama berlalu, PPIK melanjutkan programnya menjadi Diploma Dua, dan menerima kembali mahasiswa baru dengan pola yang sama seperti yang dilakukan pada tahun sebelumnya. Jumlah mahasiswa baru angkatan kedua, tahun 1982 berjumlah 200 orang. Suatu peningkatan yang sangat berarti. Hal ini didasari oleh makin populernya istilah “komputer si benda ajaib,” apalagi ditambah biaya pendidikan yang terjangkau, dan atas referensi mahasiswa angkatan pertama. Karena kuliahnya pada sore hingga malam hari, beberapa mahasiswa angkatan pertama memasuki dunia kerja, khususnya ke perusahaan/ instansi yang berkaitan dengan komputer.
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
5
Jumlah mahasiswa angkatan kedua sebanyak itu tentu saja tidak tertampung jika waktu kuliahnya bersamaan dengan angkatan pertama. Oleh karena itu, mulai angkatan kedua ini waktu kuliahnya dilaksanakan pada pagi hingga sore hari. Suasana akademik (academic atmosphere) sudah mulai tercipta dengan baik. Mahasiswa angkatan kedua tidak hanya mendapat ilmu dari dosen mereka, tetapi juga dari mahasiswa angkatan pertama. Kelompok-kelompok belajar tercipta, dan karena sulit untuk melaksanakan praktikum secara mandiri (karena jumlah komputer yang sangat terbatas), maka para dosen bersedia membantu untuk mengolah program komputer dari mahasiswa di kantornya. Dengan demikian, terjadi jalinan yang sangat akrab antara mahasiswa dan dosen, khususnya untuk bidang ilmu komputer. Pada tahun ketiga, 1983, kembali PPIK melakukan pola pencarian dan penerimaan calon mahasiswa seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Karena tahun ini merupakan tahun ketiga, maka bentuk lembaga kursus harus diubah, menjadi Diploma Tiga atau dalam bentuk akademi. Pada Jumat 9 September 1983, nama perguruan tinggi ini diubah menjadi “Akademi Sains dan Komputer Indonesia” yang disingkat dengan ASKI. Pada tahun ini terjadi lonjakan jumlah mahasiswa yang di luar perkiraaan, yakni 800 orang. Tentu saja, lonjakan jumlah mahasiswa ini memberi konsekuensi tersendiri, yakni kelas yang ada tidak mampu menampung. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan perluasan dari dua kelas sebelumnya dengan menyewa ruang-ruang lain di sekitarnya menjadi empat kelas, ditambah lokasi lain, sebuah rumah bertingkat yang dibentuk menjadi empat kelas, ditambah untuk ruang sekretariat dan perpustakaan. Lokasi tersebut berada di Jl. Kramat Sentiong No. 20-22, Jakarta Pusat. Pola kerja yang menjadi budaya lembaga ini sudah mulai terbentuk adalah memanfaatkan potensi atau kemampuan diri (internal) untuk pengembangan lembaga. Rekrutmen staf administratif dan asisten laboratorium diutamakan dari kalangan internal, yakni mahasiswa. Meski yang direkrut adalah staf administratif, karena mereka masih berstatus sebagai mahasiswa, maka mereka terus didorong untuk menyelesaikan studinya dan dipersiapkan menjadi staf pengajar dengan menjalankan atau melengkapi berbagai persyaratan sebagai tenaga pengajar di perguruan tinggi. Budaya lain yang terbentuk di lembaga ini adalah saling mendukung kemajuan sesama staf. Tidak ada tempat untuk staf yang mengganjal atau menghambat kemajuan staf lain yang memang pantas dan mampu untuk mencapainya, bahkan tidak boleh menghambat kemajuan mahasiswa, sebaliknya harus berusaha sekuat mungkin untuk membantu mahasiswa melalui jalur-jalur yang benar. Di sisi lain, pihak kampus terus mendorong setiap staf untuk mengembangkan diri, karena kemajuan seorang staf akan berpengaruh positif pada kemajuan lembaga. Tahun 1983 ini dapat dikatakan sebagai tonggak awal kesuksesan Universitas Gunadarma, selain karena jumlah mahasiswa yang totalnya telah mencapai lebih dari 1.000 orang, tonggak-tonggak budaya mulai menancap di setiap hati menjadi kepribadian dan jati diri para pengelolanya. Nama ASKI makin berkibar karena prestasi mahasiswa yang sudah mulai berkiprah di perusahaan-perusahaan dan/atau di eveneven kemahasiswaan lainnya. Lambang ASKI sendiri merupakan ciptaan dari salah satu mahasiswa ASKI angkatan pertama yang waktu itu kebetulan memiliki hobi fotografi dan desain grafis. Ketika itu lambang yang dibuat adalah susunan simetri lima kartu berlubang (punched card) yang membentuk segilima yang melambangkan lima sila dalam Pancasila, falsafah bangsa Indonesia. Ketika itu, punched card merupakan media input/output komputer terpopuler.
6
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
Tahun kedua ASKI atau tahun keempat pendiriannya, tahun 1984, berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, ASKI berubah menjadi Sekolah Tinggi Komputer Gunadarma, disingkat dengan STKG. Adapun yayasan penyelenggaranya diubah menjadi “Yayasan Pendidikan Gunadarma.” Karena sudah berbentuk Sekolah Tinggi, maka mahasiswa angkatan pertama, 1981 bisa melanjutkan kembali studi mereka untuk mencapai jenjang strata satu (S1). STKG tetap mengelola dua jurusan, yaitu Manajemen Informatika, dan Teknik Komputer. Pada tahun yang sama, 1984, dilakukan wisuda “Setara Sarjana Muda” kepada sepuluh orang mahasiswa angkatan pertama, yang seharusnya diwisuda lulus program Diploma Tiga ASKI namun karena lembaga sudah menjadi Sekolah tinggi, maka menjadi setara sarjana muda. Acara wisuda itu dilaksanakan di Balai Sidang Senayan, Jakarta. Pada 14 Agustus 1984, STKG mendapat ijin operasional dari pemerintah, karenanya ditata kembali pengelolaan kampus dengan terus membawa budaya lama yang baik, dan ditambah dengan pengalaman yang dapat dijadikan budaya baru yang akan memperkuat pondasi pengelolaan kampus. Pengalaman baru yang menambah kekuatan batin dalam mengelola kampus adalah keberhasilan pengelolaan merupakan campur-tangan (karunia) Tuhan, bila pengelolaan sudah dijalankan dengan baik, benar, dan amanah, maka tidak akan ada orang yang mampu mengganjalnya. Dengan terus berpikir positif, maka keberhasilan akan menjemput kita. Setelah satu tahun STKG berkiprah, pada tahun kedua, 1985, kesuksesan kembali menjemput lembaga ini. Pada tahun ini jumlah calon mahasiswa kembali meningkat. Karena dirasa jumlah kelas tidak memadai lagi, maka jumlah ruang kelas ditambah. Untuk kali ini STKG mengontrak paviliun sebuah rumah yang dapat dijadikan empat kelas dan satu ruang sekretariat yang terletak di Jl. Salemba Raya No. 31, Jakarta Pusat. Jadi, kini ada tiga lokasi kampus yang dimiliki STKG dan diberi nama berikut: Kampus A di Jl. Kenari XIII (eks Jl. Salemba IV No. 44F), Jakarta Pusat; Kampus B di Jl. Kramat Sentiong No. 20-22, Jakarta Pusat; dan Kampus C di Jl. Salemba Raya No. 31, Jakarta Pusat. Melihat peluang ke depan, kampus terus dikembangkan. Pada Sabtu, 9 Maret 1985 dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Kampus D di Jl. Margonda Raya No. 100, Depok. Sejalan dengan itu, nama STKG disesuaikan dengan ketentuan Pemerintah menjadi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Gunadarma. Pada Sabtu, 5 Oktober 1985, STMIK Gunadarma memperoleh status “Terdaftar” yaitu status terendah yang diakui pemerintah sebagaimana yang tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0424/O/1985. Meski status tersebut terendah, namun dengan semangat tinggi, pengelola bertekad akan meningkatkan status ini hingga ke tingkat tertinggi. Dengan status tersebut, mahasiswa sudah diperkenankan mengikuti Ujian Negara yaitu ujian kesetaraan untuk mendapat pengakuan ijasah dari Pemerintah bagi mahasiswa yang kuliah di Perguruan Tinggi Swaasta (PTS). Tahun 1986 merupakan tahun penguatan tridharma perguruan tinggi, khususnya dalam hal pengabdian kepada masyarakat. Karena STMIK Gunadarma sudah dikenal sebagai lembaga pendidikan komputer pertama di Indonesia, maka banyak pihak yang meminta dilatih, dibimbing, atau diajar tentang komputer, baik di lingkungan pendidikan menengah (guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan staf administrasi sekolah), maupun dari pihak-pihak lain.
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
7
Sejak 1985 hingga 1987, jumlah mahasiswa baru cenderung stabil pada kisaran 600 sampai dengan 900 orang per tahun. Beberapa peristiwa paling menonjol di tahun 1987 ini adalah pada Senin 5 Januari 1987 dilakukan peresmian penggunaan Kampus D, Depok. Ketika itu Kampus D baru ada satu gedung berlantai tiga. Di lantai saru, selain ada kelas, juga ada perpustakaan dan sekretariat. Di lantai tiga digunakan untuk aula. Pada tahun itu juga, tepatnya pada Selasa, 13 Januari 1987 dilakukan ujian Sidang Sarjana (S1) pertama kali. Ujian dilaksanakan di Kampus A, Kenari, Jakarta. Serangkaian Sidang Sarjana tersebut kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan acara Wisuda Sarjana (S1) pertama yang dilaksanakan di gedung Balai Sidang, Senayan, Jakarta. Pada Selasa, 16 Juni 1987 STMIK Gunadarma mendapat kesempatan istimewa untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan Ujian Negara Cicilan pertama di Indonesia. Setelah sebelumnya Ujian Negara dilaksanakan secara penuh, mulai saat itu Ujian Negara dapat diikuti mahasiswa secara cicilan per semester dengan lokasi ujian berpindah-pindah sesuai dengan keputusan Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah III. Terbukti, dengan pengelolaan yang dilakukan dengan sepenuh hati, jujur, benar, dan amanah, membuat STMIK Gunadarma terus berdiri kokoh. Hal itu kembali membuahkan hasil yang manis, pada Senin, 4 Januari 1988, kedua program studi di STMIK Gunadarma, yaitu program studi Manajemen Informatika atau MI dan Teknik Komputer atau TK memperoleh status “Diakui” yaitu satu tingkat di atas status “Terdaftar.” Tentu saja peningkatan status tersebut semakin membuat para pengelola percaya diri. Pembangunan gedung untuk ruang kuliah terus dilanjutkan di Depok, yakni Gedung II dan Gedung III. Pada Selasa 4 Juli 1989, dibuka satu jurusan lagi yaitu jurusan Teknik Informatika atau disingkat dengan TI. Jurusan ini dibuka untuk memenuhi kebutuhan pasar yang menghendaki adanya lulusan TI. Pada Sabtu 12 Agustus 1989 pengelola dan mahasiswa jurusan dan program studi MI dan TK patut bersyukur dan berbangga hati karena pada saat itu kedua jurusan tersebut mendapat status tertinggi bagi program studi di PTS yakni “Disamakan.” Artinya, penyelenggaraan pendidikan dan mutu lulusan pada kedua program studi ini telah disetarakan dengan penyelenggaraan pendidikan dan mutu lulusan dari PTN. Tentu saja hal ini membuktikan bahwa selama ini STMIK Gunadarma telah menjalankan tugas dan perannya secara baik dan benar sesuai dengan peraturan dan perundangan dalam sistem pendidikan nasional. Kebahagiaan juga didapat oleh jurusan Teknik Informatika karena pada 7 September 1989 memperoleh status “Terdaftar.” 2.2. Periode STIE Gunadarma Keberhasilan demi keberhasilan terus menyelimuti STMIK Gunadarma karena jumlah mahasiswa terus meningkat, dan banyak alumni yang telah berhasil berkiprah di masyarakat sehingga nama “Gunadarma” semakin dikenal di masyarakat. Terkenalnya Gunadarma di masyarakat membawa konsekuensi tersendiri, antara lain diminta untuk terus meningkatkan kapasitasnya guna turut membantu mencerdaskan kehidupan bangsa bagi banyak anak bangsa yang tidak tertampung melanjutkan studinya di perguruan tinggi. Selain ilmu komputer, permintaan juga untuk bidang-bidang studi lainnya.
8
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
Untuk memenuhi beberapa permintaan masyarakat tersebut, maka Yayasan Pendidikan Gunadarma pada Sabtu, 13 Januari 1990 membuka satu lagi sekolah tinggi dengan nama “Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Gunadarma” atau disingkat dengan STIE Gunadarma. Saat itu, STIE Gunadarma membuka dua jurusan atau program studi, yakni Manajemen dan Akuntansi. Kedua program studi tersebut memiliki dua jenjang pendidikan yakni S1 dan D3. Mulai 1987 hingga 1990 ini, pembangunan gedung kampus sangat pesat, terutama yang di Kampus D. Namun tidak itu saja, Yayasan Pendidikan Gunadarma pada Kamis, 8 Februari 1990 juga meresmikan penggunaan kampus baru di Jakarta yang terletak di Jl. Salemba Raya No. 53, Jakarta Pusat. Kampus itu disebut dengan Kampus C yang menggantikan kampus C sebelumnya yang terletak di Jl. Salemba Raya No. 31, Jakarta Pusat yang telah berakhir masa kontraknya. Pada Kamis, 14 Juni 1990, Yayasan Pendidikan Gunadarma kembali berbahagia karena STIE Gunadarma memperoleh status “Terdaftar” sebagaimana yang tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0408/O/1990. Ada satu ciri khas STIE Gunadarma dibanding STIE sejenis lainnya yaitu STIE Gunadarma adalah STIE yang berdiri di atas ilmu komputer, artinya STIE Gunadarma berbasis ilmu komputer. Perbedaan ini yang membuat STIE Gunadarma mencuat dan lebih diminati masyarakat. Pada saat pertama didirikan saja, jumlah mahasiswa yang terdaftar sudah di atas 500 orang. Melihat peluang ke depan, maka diperlukan lagi perluasan kampus, untuk itu pada Kamis, 28 Maret 1991 dilakukan peletakan batu pertama pembangunan kampus baru yakni Kampus E yang terletak di Jl. Akses UI, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok. Berjarak sekitar dua kilometer dari kampus D, Margonda Depok. Dari pengelolaan dua sekolah tinggi, yakni STMIK dan STIE, terbentuk satu budaya baru yang menjadi prinsip kerja pengelola, yakni resource sharing (pemakaian sumber daya secara bersama). Beberapa hal yang menguntungkan dengan penerapan sistem ini adalah (1) pengelolaan yang efektif dan efisien, (2) mencegah kecemburuan sosial, baik di kalangan pengelola maupun mahasiswa, dan (3) mempermudah pengawasan. Jadi, sejak saat itu, tidak ada satu gedung atau satu lokasi kampus yang bisa diklaim sebagai gedung atau kampus Sekolah Tinggi atau Jurusan tertentu, semua milik bersama. Begitu juga dengan fasilitas-fasilitas lainnya. Untuk mengelolanya, maka ada beberapa hal yang diatur secara terpusat (sentralisasi), seperti keuangan, penjadwalan, kegiatan kemahasiswaan, dan sebagainya. Pada Rabu, 19 Juni 1991 berita gembira kembali dikabarkan untuk sivitas akademika Jurusan dan Program Studi Teknik Informatika karena statusnya telah ditingkatkan, dari “Terdaftar” menjadi “Diakui.” Tentu saja, peningkatan status ini memacu semangat sivitas akademika untuk terus berprestasi dan mencapai status tertingginya kelak. Pada Selasa, 17 September 1991, Kampus E resmi digunakan, selain karena telah laik pakai, kebutuhan akan ruang kelas terus mendesak. Pada tahun kedua saja, mahasiswa baru STIE Gunadarma yang terdaftar sekitar 600 orang sehingga totalnya menjadi di atas 1.000 orang. Pembangunan gedung tidak hanya berhenti di Gedung I saja, pembangunan terus dilanjutkan untuk gedung-gedung lainnya. Jadi, sejak 1987, pembangunan gedung untuk perkuliahan terus dibangun di berbagai lokasi kampus, hal ini memang dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan masyarakat akan pendidikan yang terjangkau namun bermutu. Pada Kamis 20 Februari 1992, Jurusan atau Program Studi Teknik Informatika akhirnya mendapatkan status tertingginya yaitu “Disamakan.” Puas dan berbangga
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
9
sudah pasti, namun di balik itu, tersimpan konsekuensi yang cukup berat, yaitu membuktikan diri bahwa program studi Teknik Informatika memang pantas mendapat predikat tersebut dengan karya-karya nyatanya. Seperti kata pepatah, merebut gelar lebih mudah daripada mempertahankan gelar tersebut, maka Program Studi Teknik Informatika terus menata diri agar sanggup membuktikan itu. 3.3. Periode Pembukaan Program Pascasarjana Dengan memperoleh status “Disamakan” pada ketiga program studinya di STMIK Gunadarma, dan status “Diakui” di kedua program studinya di STIE Gunadarma, Yayasan Pendidikan Gunadarma tidak lantas berdiam diri. Pada Senin, 10 Mei 1993, dibuka program Strata Dua (S2) Magister Manajemen dan Magister Manajemen Sistem Informasi. Salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan jenjang pendidikan para dosen internal. Adapun pengajar yang mengasuh mata kuliah diambil dari beberapa perguruan tinggi ternama seperti Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Institut Pertanian Bogor, dan sebagainya. Tidak lama dari pembukaan program S2 tersebut, yakni pada Jumat, 24 September 1993, semua program studi di STIE Gunadarma memperoleh status tertinggi, yakni “Disamakan” sebagaimana yang tertuang dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 569/DIKTI/Kep/1993. Dengan pengakuan tertinggi dari pemerintah itu, maka dari tahun ke tahun perkembangan jumlah mahasiswa STIE Gunadarma terus meningkat mendekati jumlah mahasiswa STMIK Gunadarma yang lebih dulu didirikan. Perkembangan jumlah mahasiswa tersebut membuat Yayasan Pendidikan Gunadarma menyediakan lahan kampus lain, yakni di Kampus F, di Jl. Proklamasi, Jakarta Pusat dan Kampus G di Jl. Akses UI Kelapa Dua, Cimanggis, Depok yang berjarak sekitar 200 meter dari kampus E. 3.4. Perkembangan Universitas Gunadarma Pada tahun 1996 menjadi tonggak tersendiri bagi Yayasan Pendidikan Gunadarma dan sivitas akademika Gunadarma pada umumnya, karena pada 3 April 1996, berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 92/ Kep/ Dikti/ 1996, STMIK Gunadarma digabung dengan STIE Gunadarma, ditambah beberapa program studi baru menjadi Universitas Gunadarma. Sejak saat itu, Universitas Gunadarma memiliki 6 Fakultas, yakni (1) Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, yang berasal dari STMIK Gunadarma, (2) Fakultas Ekonomi, yang berasal dari STIE Gunadarma, (3) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, (4) Fakultas Teknologi Industri, (5) Fakultas Sastra, dan (6) Fakultas Psikologi. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi memiliki dua program studi, yakni Manajemen Informatika (MI) dan Teknik Komputer (TK) dengan jenjang pendidikan S1 dan D3. Fakultas Ekonomi memiliki dua program studi, yakni Manajemen (MA) dan Akuntansi (AK) dengan jenjang pendidikan S1 dan D3. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan memiliki dua program studi, yakni Teknik Sipil dan Teknik Arsitektur, keduanya untuk jenjang pendidikan S1. Fakultas Teknologi Industri memiliki empat program studi, yakni Teknik Mesin, Teknik Industri, Teknik Elektro, dan Teknik Industri, keempatnya untuk jenjang pendidikan S1. Fakulttas Sastra memiliki satu program studi, yakni Sastra Inggris untuk jenjang pendidikan S1. Fakultas Psikologi memiliki satu program studi yakni Psikologi untuk jenjang pendidikan S1.
10
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
Pada saat krisis moneter melanda dunia termasuk Indonesia (1997-1998), yang menjadi awal orde reformasi, banyak sistem yang berubah, termasuk sistem pemeringkatan perguruan tinggi. Perguruan Tinggi Swasta (PTS) tidak lagi menjadi ‘anak tiri’ dalam sistem pendidikan nasional, sehingga PTS disetarakan dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Karenanya, pemeringkatan PTS tidak lagi menggunakan istilah “Terdaftar,” “Diakui,” dan “Disamakan,” tetapi menjadi “Terakreditasi” atau tidak terakreditasi. Terakreditasi sendiri memiliki peringkat, yaitu “A” atau “Sangat Baik,” “B” atau “Baik,” “C” atau “Cukup,” dan “D” atau “Tidak Baik.” Setiap perolehan peringkat, membawa konsekuensi masing-masing. Pada tahun 1998 itu, lima program studi yang berjenjang Sarjana (S1) yang ada di lingkungan Universitas Gunadarma memperoleh peringkat “A” atau “Sangat Baik” oleh badan pemeringkat yang disebut Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Program studi itu adalah Manajemen Informatika, Teknik Komputer, Teknik Informatika, Manajemen, dan Akuntansi. Peringkat tersebut ditinjau ulang setiap lima tahun sekali. Kembali, Universitas Gunadarma diminta untuk memperluas kembali pengabdiannya bagi bangsa dan negara, maka pada 3 Agustus 1999, Program Pascasarjana Universitas Gunadarma dilengkapi kembali dengan pendirian Program Magister Teknik Elektro yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 373/DIKTI/Kep/1999. Pada 10 Maret 2000, kembali Program Pascasarjana Universitas Gunadarma dilengkapi dengan dibukanya Program Doktor Ilmu Ekonomi yang dikukuhkan melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 55/DIKTI/Kep/2000. Pada 22 Mei 2002, kembali Program Pascasarjana Universitas Gunadarma dilengkapi dengan dibukanya Program Magister Sastra, Psikologi, dan Teknik Sipil melalui Surat Ijin Penyelenggaraan Program Studi Jenjang Program Magister (S2) Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 1011/D/T/2002 Untuk mengantisipasi biaya transportasi bagi peminat yang berada di kawasan Jakarta Timur dan Bekasi, Universitas Gunadarma, mulai 13 September 2004 menyediakan kampus baru enam lantai di Jl. KH. Noer Ali, Kali Malang, Bekasi (yang disebut dengan Kampus J). Pada perkembangannya, Kampus J memiliki beberapa lokal tambahan yang disebut sebagai Kampus J2, Kampus J3, dan Kampus Kemang, Bekasi. Seiring dengan berjalannya waktu, kiprah Universitas Gunadarma dalam dunia pendidikan tinggi tidak pernah terhenti. Pemikiran-pemikiran ke depan terus dilahirkan demi kemajuan bangsa. Hal ini dilakukan agar dalam era globalisasi bangsa Indonesia mampu menjadi bangsa yang memiliki daya saing dan mampu bersaing dengan negara mana pun. Disadari sepenuhnya oleh segenap sivitas akademika Universitas Gunadarma bahwa pendidikan merupakan kunci sukses bangsa termasuk dalam memasuki era globalisasi. Oleh karena itu, dengan tegas Universitas Gunadarma mencanangkan motto UG: coloring the global future. Sebagai salah satu manifestasi motto di atas, Universitas Gunadarma membuka kerjasama dengan berbagai lembaga pendidikan, baik di dalam negeri maupun
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
11
mancanegara. Pada tahun 2006 Universitas Gunadarma telah membuka program baru, yaitu program SARMAG (Sarjana-Magister), sebagai cikal bakal pengembangan kelas-kelas internasional. Perbedaan utama dari program ini dengan program reguler adalah pada sistem perkuliahan yang dikelola secara lebih ketat dengan tingkat kedalaman materi yang lebih jauh dan dengan tingkat eksplorasi kemandirian mahasiswa yang lebih keras. Karenanya, untuk menjadi mahasiswa program SARMAG dilakukan seleksi yang sangat ketat, yang dimulai dari prestasi akademik di tahun pertama kuliah di program reguler. Kiprah Universitas Gunadarma terus melebar menjamah ke berbagai sendi kehidupan. Untuk mewadahi hal ini, maka pada tahun 2008 dilakukan perubahan sistem tata kelola agar lebih fleksibel, seperti jenjang pendidikan Diploma Tiga tidak lagi berada di bawah fakultas melainkan berada di bawah Direktorat Program Diploma. Fakultas hanya membawahi program studi jenjang pendidikan S1. Hal itu senada dengan pengelolaan pascasarjana, baik untuk S2 maupun S3 yang berada di bawah tata kelola Program Pascasarjana. Pada tahun 2008, Program Diploma yang ada di Universitas Gunadarma meliputi: (1) Program Diploma Komputer dan Teknologi Informasi yang mengasuh (a) Program Diploma Tiga Manajemen Informatika dan (b) Program Diploma Tiga Teknik Komputer; (2) Program Diploma Bisnis dan Kewirausahaan yang mengasuh (a) Program Diploma Tiga Manajemen Keuangan, (b) Program Diploma Tiga Manajemen Pemasaran, dan (c) Program Diploma Tiga Akuntansi Komputer; dan (3) Program Diploma Kesehatan yang mengasuh Program Diploma Tiga Kebidanan. Sementara itu, fakultas terdiri dari: (1) Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi yang mengasuh (a) Program Studi Sistem Informasi (sebelumnya bernama Manajemen Informatika) dan (b) Program Studi Sistem Komputer (sebelumnya bernama Teknik Komputer); (2) Fakultas Ekonomi yang mengasuh (a) Program Studi Manajemen dan (b) Program Studi Akuntansi; (3) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan yang mengasuh (a) Program Studi Teknik Sipil dan (b) Program Studi Teknik Arsitektur; (4) Fakultas Teknologi Industri yang mengasuh (a) Program Studi Teknik Mesin, (b) Program Studi Teknik Elektro, (c) Program Studi Teknik Industri, dan (d) Program Studi Teknik Informatika; (5) Fakultas Sastra yang mengasuh Program Studi Sastra Inggris; (6) Fakultas Psikologi yang mengasuh Program Studi Psikologi; dan (7) Fakultas Ilmu Komunikasi yang mengasuh Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas ini merupakan fakultas baru yang didirikan pada tahun 2011 untuk memenuhi dan mengantisipasi kebutuhan profesi di bidang komunikasi. Pada Program Pascasarjana, program-program yang diasuh adalah: (a) Program Magister Manajemen; (b) Program Magister Manajemen Sistem Informasi; (c) Program Magister Teknik Elektro; (d) Program Magister Teknik Sipil; (e) Program Magister Psikologi; (f) Program Magister Sastra Inggris; (g) Program Doktor Teknik Informasi; (h) Program Doktor Ilmu Ekonomi; dan (i) Program Pascasarjana S3 Psikologi. Untuk mengantisipasi kebutuhan sarana pendukung seperti ruang laboratorium, ruang perpustakaan, dan ruang olah raga (kegiatan kemahasiswaan), maka sejak 2008 dibangun kampus yang berwawasan lingkungan (green campus) yang diberi nama Kampus H. Sebenarnya kampus ini sudah lama dimiliki, namun karena pembangunannya memerlukan perencanaan yang sangat matang, maka kampus ini baru digunakan. Di kampus ini terdapat berbagai macam laboratorium alat berat seperti laboratorium teknik mesin, teknik sipil, dan berbagai laboratorium lain seperti laboratorium fisika dasar, dan Integrated Laboratory (I-Lab) yaitu laboratorium
12
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
komputer yang menghubungkan 1.000 terminal. Di kampus H tersebut juga terdapat perpustakaan modern yang menurut rencana akan menjadi ruang perpustakaan bagi umum yang dibuka 24 jam sehari. Kampus H ini terletak dekat dengan Kampus E yang juga beralamat di Jl. Akses UI, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok. Untuk mengantipasi kebutuhan masyarakat di kawasan barat Jakarta, Universitas Gunadarma menyediakan gedung kuliah di daerah Kamal, Jakarta Barat mulai tahun 2009, dan pada tahun 2011 ini, ruang kuliah di sana sudah ditambah lagi. Berdasarkan pengalaman, prinsip-prinsip pengelolaan, dan budaya kerja yang sudah “mendarah-daging,” pengelola Universitas Gunadarma selalu jeli menangkap peluang, berani mengintrospeksi diri, sigap menghadapi tantangan, peduli dan adaptif terhadap perubahan lingkungan, maka dengan segenap kekuatan yang dimilikinya Universitas Gunadarma akan menjawab tantangan jaman, baik secara nasional, regional, maupun global. TONGGAK-TONGGAK BERSEJARAH UNIVERSITAS GUNADARMA No. Hari 1. Jumat
Tanggal 7 Agustus 1981
2. 3.
Senin Jumat
10 Agustus 1981 9 September 1983
4.
Senin
9 Juli 1984
5.
Selasa
10 Juli 1984
6.
Selasa
14 Agustus 1984
7.
Jumat
8.
Sabtu
28 September 1984 9 Maret 1985
9.
Sabtu
5 Oktober 1985
10. 11. 12. 13. 14.
Senin Selasa Sabtu Selasa Senin
5 Januari 1987 13 Januari 1987 24 Januari 1987 16 Juni 1987 4 Januari 1988
15. 16.
Selasa Sabtu
4 Juli 1989 12 Agustus 1989
17.
Kamis
7 September 1989
18.
Sabtu
13 Januari 1990
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
Peristiwa Pendirian Pusat Pendidikan Ilmu Komputer (PPIK) Kuliah perdana mahasiswa PPIK PPIK diubah status dan namanya menjadi Akademi Sains dan Komputer Indonesia (ASKI) Nama Yayasan Pendidikan Gunadarma dicanangkan ASKI diubah status dam namanya menjadi Sekolah Tinggi Komputer Gunadarma (STKG) Ijin Operasional Sekolah Tinggi Komputer Gunadarma (STKG) diperoleh Wisuda Sarjana Muda pertama Peletakan batu pertama pembangunan Kampus D STKG yang berubah namanya menjadi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Gunadarma memeroleh status “Terdaftar“ Peresmian penggunaan Kampus D Sidang Sarjana (S1) pertama Wisuda Sarjana (S1) pertama UNC pertama Program Studi Manajemen Informasi (MI) dan Teknik Komputer (TK) memeroleh status “Diakui” Program Studi Teknik Informatika (TI) dibuka Program Studi Manajemen Informasi (MI) dan Teknik Komputer (TK) memeroleh status “Disamakan” Program Studi Teknik Informatika (TI) memeroleh status “Terdaftar” Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) berdiri
13
No.
Hari
19. 20.
Kamis Kamis
8 Februari 1990 16 Juni 1990
21.
Kamis
28 Maret 1991
22.
Rabu
19 Juni 1991
23.
Selasa
24.
Kamis
17 September 1991 20 Februari 1992
25.
Senin
10 Mei 1993
26.
Jumat
27. 28.
Rabu Selasa
24 September 1993 3 April 1996 11 Agustus 1998
29. 30.
Selasa Jumat
3 Agustus 1999 10 Maret 2000
31.
Rabu
22 Mei 2002
32.
Jumat
33.
Kamis
34. 35. 34.
Senin Senin Selasa
27 Desember 2002 13 September 2004 10 Agustus 2009 10 Agustus 2009 16 Nopember 2010
14
Tanggal
Peristiwa Peresmian penggunaan Kampus Salemba 53 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) memeroleh status “Terdaftar” Peletakan batu pertama pembangunan Kampus E Program Studi Teknik Informatika (TI) memeroleh status “Diakui” Peresmian penggunaan Kampus E Program Studi Teknik Informatika (TI) memeroleh status “Disamakan” Program Magister Manajemen dan Magister Manajemen Sistem Informasi dibuka Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) memeroleh status “Disamakan” Universitas Gunadarma (UG) berdiri Program Studi Teknik Informatika (S1) memeroleh peringkat akreditasi A dari BAN-PT Program Magister Teknik Elektro dibuka Program Doktor Ilmu Ekonomi dibuka Program Magíster Sastra, Magíster Psikologi, dan Magíster Sipil dibuka Program Doktor Teknologi Informasi dibuka Peresmian penggunaan Kampus J Program Magister Teknik Mesin dibuka Program Studi Ilmu Komunikasi dibuka Program Doktor Ilmu Psikologi dibuka
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
BAB 3 EVALUASI KONDISI INTERNAL Evaluasi internal dalam rangka penyusunan Rencana Strategis Universitas Gunadarma 2012-2016 mencakup 13 aspek pengelolaan lembaga yang menjadi perhatian Universitas Gunadarma, yaitu: (i) kurikulum program studi; (ii) sumberdaya manusia; (iii) mahasiswa; (iv) proses pembelajaran; (v) prasarana dan sarana; (vi) suasana akademik; (vii) keuangan; (viii) penelitian dan publikasi; (ix) pengabdian kepada masyarakat; (x) tatakelola (governance); (xi) pengelolaan lembaga (institutional management); (xii) sistem informasi; dan (xiii) kerjasama luarnegeri. Ketigabelas aspek tersebut dikemas dalam 7 standar, yaitu: (I) Perumusan dan Pencapaian Visi Universitas Gunadarma; (II) Tata Pamong dan Kepemimpinan; (III) Kemahasiswaan dan Lulusan; (IV) Sumber Daya Manusia; (V) Pembelajaran, Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerjasama; (VI) Endanaan, Sarana, dan Prasarana; dan (VII) Sistem Penjaminan Mutu dan Manajemen Informasi. Bagian ini difokuskan pada pembahasan mengenai standar pertama, yaitu Perumusan dan Pencapaian Visi Universitas Gunadarma. Fokus bahasan terdiri atas perumusan secara umum dan pencapaian misi dua periode terakhir yaitu periode tahun 2002-2006 dan tahun 2007-2011.
3.1. Pengembangan dan Pencapaian Visi Universitas Gunadarma a. Pengembangan Visi Universitas Gunadarma Cikal bakal Universitas Gunadarma adalah PPIK (Pusat Pendidikan Ilmu Komputer) yang berdiri pada 7 Agustus 1981. Lima belas tahun kemudian, tepatnya 3 April 1996, berdiri Universitas Gunadarma yang mengasuh 6 fakultas: Fakultas Ilmu Komputer; Fakultas Ekonomi; Fakultas Teknologi Industri; Fakultas Teknologi Sipil dan Perencanaan; Fakultas Sastra; dan Fakultas Psikologi. Saat ini, Universitas Gunadarma juga mengasuh 6 program magister dan tiga program doktor. Keenam program magister adalah: Magister Manajemen Sistem Informasi; Magister Manajemen; Magister Teknik Elektro; Magister Sastra; Magister Psikologi; dan Magister Teknik Sipil. Sementara itu, ketiga program doktor adalah: Program Doktor Ilmu Ekonomi; Program Doktor Teknologi Informasi; dan Program Doktor Psikologi. Tidak hanya Fakultas Ilmu Komputer, Program Magister Manajemen Sistem Informasi, dan Program Doktor Teknologi Sistem Informasi saja yang dikembangkan dengan ciri teknologi informasi dan komunikasi. Lima fakultas, lima program-program magister, dan dua program doktor lainnya juga dikembangkan dengan ciri teknologi informasi dan komunikasi. Kebijakan pengembangan dengan ciri teknologi informasi dan komunikasi mengacu kepada Visi Universitas Gunadarma. Sebagai ilustrasi, dua visi sepuluh tahunan terakhir adalah sebagai berikut.
Visi 2002-2006:
Pada tahun 2007 Universitas Gunadarma menjadi universitas berbasis teknologi informasi dan komunikasi terkemuka di Indonesia.
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
15
Visi 2007-2011:
Pada tahun 2012 Universitas Gunadarma menjadi universitas berbasis teknologi informasi dan informasi terkemuka di Indonesia yang kontribusinya di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, diakui di tingkat regional dan internasional.
Visi Universitas Gunadarma ditelaah, dievaluasi, dan dikembangkan setiap lima tahun sekali sebagai hasil pertimbangan atas faktor-faktor berikut: (1) evaluasi terhadap kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman atau tantangan (threats) atau yang dikenal sebagai analisis SWOT, yang didukung oleh data dan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan; (2) analisis kondisi yang komprehensif mengenai kualitas SDM atau lulusan perguruan tinggi yang dibutuhkan pasar kerja di masa mendatang; (3) asumsi-asumsi mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi beserta penerapannya, dan pakar yang harus dimiliki Universitas Gunadarma di masa depan; (4) prakiraan pengembangan fisik Universitas Gunadarma di masa depan, misalkan dalam hal pengembangan sarana dan prasarana, dan pengembangan organisasi; dan (5) usulan-usulan dari pemangku kepentingan (stakeholders). Visi dan misi Universitas Gunadarma dirumuskan oleh sebuah tim yang terdiri dari pejabat struktural tingkat universitas, fakultas, dan program studi, serta didukung oleh sejumlah tenaga ahli. Tim dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Gunadarma. Visi dan Misi Universitas Gunadarma harus menjadi payung dari visi dan misi semua fakultas, program studi, dan unit kerja di lingkungan universitas. Visi dan misi yang dihasilkan disahkan dengan surat keputusan Rektor Universitas Gunadarma. b. Pencapaian Visi Universitas Gunadarma Indikator keberhasilan Universitas Gunadarma dalam mencapai visinya yang telah dicanangkan pada 2001 (Visi 2002-2006) dan 2006 (Visi 2007-2011) disajikan dalam Tabel 3.1 hingga Tabel 3.5. Perkembangan jumlah mahasiswa yang berminat untuk belajar di Universitas Gunadarma disajikan pada Tabel 3.1. Dalam tabel 3.1. terlihat minat masyarakat untuk kuliah di Universitas Gunadarma secara gradual meningkat dari tahun ke tahun. Penurunan daya tampung terjadi karena terjadi alih fungsi sebagian kelas menjadi laboratorium seiring dengan perkembangan dunia teknologi informasi dan komunikasi beserta aplikasi-aplikasinya di berbagai bidang. Jumlah mahasiswa diterima melebihi daya tampung yang mengasumsikan setiap kelas maksimum 40 mahasiswa. Kelebihan ini tidak terlalu mengganggu, hanya sekitar 10%, jadi kapasitas kelas dinaikkan dari 40 menjadi 44.
16
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
Tabel 3.1. Perkembangan minat masyarakat kuliah di Universitas Gunadarma Jumlah Calon Mahasiswa Mendaftar
Daya Tampung
D3
S1
D3
S1
D3
S1
2003-2004
17.274
31.609
2.000
4.000
2.271
5.044
2004-2005
19.527
36.054
2.000
4.000
2.254
5.293
2005-2006
17.750
34.903
2.000
4.000
2.319
4.715
2006-2007
19.377
38.154
1.500
4.000
1.675
4.278
2007-2008
20.030
38.443
1.500
4.500
1.761
4.793
2008-2009
20.200
38.750
5.000
1.655
5.255
2009-2010
20.350
39.335
1.500 1.500
5.000
1.576
5.435
39.645
1.500
5.000
1.588
5.568
Tahun Akademik
2010-2011
20.500
Jumlah Mahasiswa Diterima
Tabel 3.2 menyajikan data dan informasi tentang peringkat Universitas Gunadarma dalam Webometrics dalam rentang waktu lima tahun (2007-2011). Tabel 3.2. Perkembangan ranking webometrics Universitas Gunadarma Edisi Webometric
Parameter World rank
World Rank
ASEAN Rank
Visibility
Size
Rich Files
Google Scholar
Januari 2007
4459
85
5315
5279
737
4021
Juli 2007
4216
89
5339
4726
732
4148
Januari 2008
3738
81
5829
3005
1026
3484
Juli 2008
2623
61
3849
2480
1999
2467
Januari 2009
1604
37
2201
1041
1773
1999
1025
24
1590
883
1106
613
845
19
845
411
971
326
Juli 2009 Januari 2010 Juli 2010 Januari 2011 Juli 2011
Tampak pada tabel 3.2. kenaikan peringkat webometrics Universitas Gunadarma secara signifikan. Hal ini dicapai dengan peningkatan infrastruktur TIK dan sumber daya manusia Universitas Gunadarma. Parameter visibility dan size menunjukkan tingginya kunjungan masyarakat ke situs-situs Universitas Gunadarma, termasuk situssitus pusat studi, situs staf, dan juga repository yang terus di-update dan dikembangkan. Secara nasional, pada release terakhirnya, yaitu Juli 2011, situs webometrics menempatkan Universitas Gunadarma pada posisi ke-4. Urutan 7 besar peringkat
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
17
nasional adalah: (1) Universitas Indonesia; (2) Institut Teknologi Bandung; (3) Universitas Gadjah Mada; (4) Universitas Gunadarma; (5) Institut Pertanian Bogor; (6) Universitas Negeri Malang; (7) Universitas Kristen Petra Surabaya; (8) Universitas Muhammadiyah Malang; (9) Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya; dan (10) Universitas Diponegoro Semarang. Tabel 3.3 memperlihatkan kerjasama Universitas Gunadarma dengan sejumlah lembaga baik lembaga pemerintah, perusahaan, perguruan tinggi, maupun lembaga lainnya seperti KONI dan PSSI. Kerjasama yang diselenggarakan bervariasi dari bantuan teknis, pembinaan bersama, hingga penyelenggaraan acara bersama.
Tabel 3.3. Kerjasama Universitas Gunadarma dengan pihak eksternal di bidang TIK No
Nama Kegiatan
Lembaga/Perusahaan
Tahun
1
Pelatihan Pemeriksaan Teknologi Informasi Tingkat Lanjut
Bank Indonesia
2002
2.
Pengembangan Incubator Business Industri Software
Dirjen ILMEA-Deperindag
2002
3.
Audit Jaringan Komputer dan Komunikasi Data RTGS
Bank Indonesia
2002
4.
Pelatihan Pemeriksaan Teknologi Informasi Tingkat Dasar
Bank Indonesia
2003
5.
Studi Pengembangan standar Kompetensi Teknologi Informasi
Depnakertrans, ELMIC, dan IPKIN
2003
6.
Inventarisasi Peralatan Teknologi Informasi-Bank Indonesia, 2004
Bank Indonesia
2004
7.
Implementasi Program Indonesia Goes Open Source (IGOS). Kerjasama Universitas Gunadarma dengan Kementrian Riset dan Teknologi pada tanggal 4 – 7 Juli 2005
Kementrian Riset dan Teknologi
2005
8.
Pelatihan Pembinaan Wirausaha, kerjasama Universitas Gunadarma dan Departemen Perindustrian, 14 – 18 November 2005.
Departemen Perindustrian
2005
9.
Road Show Smart Campus di BATAM, kerjasama dengan PT TELKOM, 20-23 juni 2006
PT Telkom
2006
10.
Pembangunan Sistem Informasi Layanan Online Protokol, 26 Juni – Agustus
Bank Indonesia
2006
11.
Pengembangan sistem ujian sertifikasi profesi berbasis ICT
Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia
2007
12
Global Development Learning Network for Content Development (GDLN)
Depdiknas dan World Bank
2007
18
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
No
Nama Kegiatan
Lembaga/Perusahaan
Tahun
13
Teleconference Seminar “Dunia Akademis Sebagai Jembatan Masyarakat Berinvestasi di Pasar Modal.
Bursa Efek Jakarta (Pembicara: Direktur BEI) dan STIE Perbanas Surabaya sebagai co-host teleconference
2008
14
Teknologi CDMA dan Pemasarannya
Mobile 8 Telecom Tbk
2008
15
Audit TIK Badan Koordinasi Credit Union Kalimantan (BKCU Kalimantan)
BKCU Kalimantan
2009
16
Evaluasi Sistem PT Asuransi Jiwasraya (Persero) 2009
PT Asuransi Jiwasraya (Persero)
2009
17
Kerjasama bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan serta pengabdian kepada masyarakat
STIKOM Bali
2010
18
Pengembangan IT Bank Syariah Mandiri Banda Aceh dan Pembinaan Desa Binaan di Kecamatan Syiah Kuala.
STMIK dan STIKES Ubudiyah Banda Aceh
2010
19
Pengembangan Situs Interaktif PSSI
PSSI
2011
20
Pengembangan data base atlet, pelatih dan kegiatan olahraga DKI
KONI DKI
2011
Universitas Gunadarma dalam sepuluh tahun terakhir banyak memeroleh hibah yang disediakan pemerintah melalui suatu program yang dinamakan Program Hibah Kompetisi. Sesuai dengan namanya, untuk memeroleh hibah dimaksud sebuah perguruan tinggi, baik swasta (PTS) maupun negeri (PTN) harus bersaing. Tabel 3.4 di bawah ini menyajikan sejumlah hibah yang pernah dimenangi oleh Universitas Gunadarma. Seperti tampak pada tabel tersebut, Universitas Gunadarma berhasil memeroleh tidak kurang dari 11 hibah. Tema kegiatan yang diusulkan pada setiap hibah disesuaikan dengan visi dan misi Universitas Gunadarma periode terkait sehingga hasil-hasil pelaksanaan hibah menjadi komplemen pencapaian visi dan misi keseluruhan yang dicapai oleh berbagai program lainnya. Tabel 3.4. PHK yang diraih Universitas Gunadarma Pelaksanaan dan Manfaatnya No
Nama dan Tahun Hibah
Unit Pelaksana
Tema Kegiatan
Jurusan Sistem Komputer Penguatan PS
1.
TPSDP (2001-2005)
Selesai
Digital Library, Open System Management, dan website services
Selesai
ISS Job Placement & Electronic database, job Career Developmen matching system, dan e-tracer Center study
Selesai
Operation Teleconference dan pembuatan content e-learning
Selesai
Website Quality Assurance, Elearning center, dan Research Support Center for research
Selesai
ISS Central Library
2.
PHK TIK K3 (2006)
Network Center
3.
PHK-PMP (2006)
Lembaga
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
Status
19
No
Nama dan Tahun Hibah
Unit Pelaksana
Tema Kegiatan
Status
group discussion 4.
Penguatan (2006)
5.
PHK-Transtek (2007-2009)
6.
PHK-A3 (2007-2009)
7.
8.
9.
LP
Lembaga Pengembangan Universitas PS Manajemen
PHK Lembaga (2010 - 2012)
PTS
Selesai
E-business Portal untuk usaha kecil dan Virtual Office untuk Himpunan Pengusaha Kecil Indonesia (HIPKI)
Selesai Selesai
PS Teknik Arsitektur E-Learning Center
Produk e-learning
Selesai
(Penjaminan Sistem Virtual Academic Score Card
Selesai
Selesai
Pusat Studi Basis Data
Repositori publikasi ilmiah
Selesai
E-Learning Center
Credit earning with distance learning
Selesai
Sistem Informasi Kedokteran
Selesai
PHK TIK K-1 Pusat Studi INHERENT (2008) Kedokteran
PHK Lembaga (2008 - 2011)
Electronic database
Peningkatan mutu proses pembelajaran dan lulusan
PHK TIK K-1 Lembaga INHERENT (2007) Mutu)
PHK 10. Sehat(2009)
11
Lembaga Penelitian
Inf.
Pusat Studi Multimedia Sistem Referensi dan Konten Robotik Robotika
Selesai
Lembaga (PS T. Industri, Peningkatan Mutu, Relevansi, Mesin, Psikologi, Sastra) dan Efisiensi PS
Selesai
Kompetensi Program Magister dan Internasionalisasi Program Studi di Universitas Gunadarma
Selesai
Lembaga (PS Teknik Informatika, Akuntansi, Peningkatan Mutu, Relevansi, Sistem Informasi, Teknik dan Akses Komputer)
Berjalan
Universitas Gunadarma
Sebagaimana diamanatkan visi dan misinya, dalam upaya memperluas jejaring akademis Universitas Gunadarma melakukan kerjasama dengan sejumlah lembaga pendidikan baik di dalam negeri maupun mancanegara. Dalam Tabel 3.5 ditampilkan lembaga pendidikan dan/atau lembaga penelitian di luar negeri yang telah melakukan kerjasama dengan Universitas Gunadarma. Tabel 3.5. Sebagian kerjasama yang sudah dilakukan oleh Universitas Gunadarma No
Lembaga
Bentuk Kerjasama
Tahun
1
Gottingen University, Germany
Bantuan Biaya Mahasiswa Post Doc ke Gottingen University, Germany
2004
2
LE2I Universite de Bourgogne, France
Bantuan Staf Pengajar a.n Prof. Vincent Vajnovsky sebagai staf pengajar S3 TI UG
2004
3
Mc Gill University, Canada
Tenaga Pengajar/Native Fakultas Sastra UG
2004
20
Speaker
pada
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
No
Lembaga
Bentuk Kerjasama
Tahun
4
Electronics Laboratory Universite de Bourgogne, France
Joint Research Materi Integrated Management System of Open System Library
2005
5
Mc Gill University, Canada
Tenaga Pengajar/Native Fakultas Sastra UG
2005
6
University of Bielfeld, Germany
Joint Research Materi SOP for Open/ Self Service Library
2005
7
Circuits Laboratory d’Ottawa
Universite d’Ottawa: Principes et Application de la Conception de Circuits Integres a Tres Grande Echelle VLSI (Prinsip dan Aplikasi dari Disain IC VLSI)
2006
8
Universite du Quebec Outaonis, Canada
Universite du Quebec en Outaonis: Elements de Medias Numeriques Visuels (Element Multimedia Digital: Image and Video)
2006
9
Database Laboratory Universite de Bourgogne, France
Bantuan Staf Pengajar a.n Prof. Kouku Yetengnon sebagai staf pengajar dan dosen Penguji S3 TI UG
2007
10
Economics Faculty University of Bielfeld, Germany
Bantuan Staf Pengajar a.n Prof. Herber Dawid sebagai staf pengajar Fakultas Ekonomi UG
2007
11
School of Engineering Haute Alsace, Perancis
Kerjasama Manusia
2008
12
University of Han, Netherland
Bantuan Staf Pengajar a.n Prof. van Till sebagai staf pengajar Fakultas Teknologi Industri ke UG
2008
13
ESIGELEC-School Engineering Roun France
Kerjasama dalam peningkatan sumber daya di bidang Telekomunikasi, elektronika,teknologi informasi, robotika dan bisnis.
2009
14
Master Vibot Coordinator and Director of LE2I Universite de Bourgogne France
Bantuan Staf Pengajar a.n Prof. Fabrice Mereadueau sebagai staf pengajar ke Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi UG dan meningkatkan kerjasama master Vibot
2009
15
Department Electronics and Telecommunication Engineering, Jadavpur University, Kolkata, India
Seminar on Tren in Microelectronics oleh Prof. Chandan Kumar Sarkar
2009
16
Master Vibot Coordinator and Director of LE2I Universite de Bourgogne France
Seminar Advancement Imaging System oleh Prof. Dr. Fabrice Meredeau
2010
17
Universite Quebec a Montreal (UQAM)
Seminar Pasar Modal Roderick J. Macdonald.
2010
18
The Branch of GV Rusia Plekhanov Universitas Ekonomi di Tashkent
MOU penelitian ilmiah, konsultasi, tenaga ilmiah, simposium seminar dan diskusi tentang proyek dan program serta
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
Universite
en
of
Peningkatan
Speaker
Sumber
oleh
Prof.
pada
daya
Dr.
2010
21
No
Lembaga
Bentuk Kerjasama
Tahun
pertukaran siswa
19
Direktur Eksekutif program Master Project Management University Kanada - Prof, Tov Assogbavi Laurentienne
MOU dual degree on Master Program of Project Management, pertukaran (penelitian) mahasiswa S3 Ekonomi.
2010
20
Universite de Bourgogne France
Seminar on Neuron-Inspired Vison systems Prof.Dr. Michel Paindavone
2011
21
Master Vibot Coordinator and Director of LE2I Universite de Bourgogne France
Seminar dan Workshop “Uni-Industry Collaboration : Machine vision and object oriented technology” oleh Prof. Dr.Fabrice Meredeau
2011
22
Universite de Bourgogne France
Seminar on Drawing and Cognitive Development oleh Prof.Dr. Annie Vinter
2011
23
LE2I Universite de Bourgogne France
Seminar IT researches: Power, Electronics and Combinatorial Domain oleh Prof. Vincent Vajnovzski dan Dr. Julien Dubois
2012
24
LE2I Universite de Bourgogne France
Seminar "Computer Vision Algorithm" oleh Dr. Olivier Morel
2012
and
Its
Bentuk kerjasama terdiri dari kesempatan pendidikan staf Universitas Gunadarma, kerjasama riset, bantuan staf pengajar, atau sebagai narasumber dalam seminar, lokakarya atau pelatihan. Tidak kurang dari 10 doktor dan magister baru yang dihasilkan melalui kerjasama ini di samping pengenalan wawasan riset untuk kemudian dikembangkan di Universitas Gunadarma.
Kecenderungan peningkatan minat masyarakat untuk kuliah di Universitas Gunadarma seperti ditunjukkan oleh Tabel 3.1 serta peringkat nasional webometrics yang tinggi pada Tabel 3.2 menunjukkan pencapain Visi 2002 – 2006 yaitu menjadi lembaga pendidikan tinggi terkemuka di Indonesia. Selanjutnya kecenderungan kenaikan peringkat webometrics tingkat ASEAN dan dunia, juga pada Tabel 3.3 menunjukkan pencapaian Visi 2007-2011 yaitu semakin eksis di tingkat regional dan internasional. Eksistensi dan kiprah Universitas Gunadarma di tingkat nasional juga ditunjukkan dalam Tabel 3.4, sedangkan kiprah internasionalnya melalu Tabel 3.5.
3.2. Struktur Organisasi dan Perangkat Institusi a. Struktur Organisasi Universitas Gunadarma Pengelolaan Universitas Gunadarma diselenggarakan oleh sebuah organisasi dengan struktur sebagaimana terlihat pada Gambar 3.1. Dengan struktur seperti itu, koordinasi lintas sektoral pada satu level, termasuk penerapan prinsip berbagi sumber daya (resource sharing), dapat dilakukan dengan optimal melalui pejabat pada level di atasnya. Evaluasi berkala dilaksanakan setiap tahun dalam kegiatan Rapat Kerja Pimpinan. Pada rapat tersebut disampaikan pertanggungjawaban setiap unit kerja dan rencana kerja setahun yang akan datang. Karena bersifat terbuka antarpimpinan unit
22
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
kerja, setiap pertanggungjawaban dan rencana kerja langsung dapat ditanggapi, termasuk rencana implementasi bersama program-program yang dipandang lebih efektif dan lebih efisien jika dilaksanakan bersama.
Gambar 3.1. Struktur Organisasi Universitas Gunadarma Struktur organisasi Universitas Gunadarma, terutama keluwesannya dalam koordinasi, dikembangkan dalam rangka mencapai visi yang ditetapkan. Selain itu struktur ini dikembangkan untuk mengakomodasi beberapa kekhususan lembaga sebagai PTS serta praktik-praktik organisasi yang terbukti berhasil diterapkan sebelumnya. Beberapa kekhususan dimaksud adalah sebagai berikut. 1. Posisi Yayasan Pendidikan Gunadarma diidentikkan dengan keberadaan Majelis Wali Amanat atau Dewan Penyantun di PTN. 2. Kebijakan resource sharing dan subsidi silang antarunit kerja. Sebagai ilustrasi Laboratorium Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA) yang secara hirarki berada di bawah Fakultas Ekonomi dapat digunakan oleh semua program studi lainnya, begitu juga lembaga pengembangan lainnya. 3. Kondisi kampus yang tersebar di berbagai lokasi yang memerlukan perluasan jangkauan keorganisasian, pelayanan, dan infrastruktur TIK. 4. Sistem evaluasi terpusat yaitu nilai matakuliah yang dicapai mahasiswa ditentukan sepenuhnya oleh sebuah sistem aplikasi yang berada di bawah unit kerja Pengembangan Sistem Manajemen Akademik (PSMA). Asupan sistem aplikasi tersebut adalah nilai ujian tengah semester (UTS) dan tugas yang diinput langsung oleh dosen ditambah dengan nilai ujian akhir semester (UAS) yang menggunakan OMR (optical magnetic reader). UTS dan UAS dilaksanakan secara serempak berturut-turut sekitar minggu pertengahan semester dan pada minggu terakhir semester. b. Perangkat Universitas Gunadarma Kelengkapan struktur organisasi Universitas Gunadarma terdiri dari lembaga/unit kerja yang umum bagi perguruan tinggi dengan fungsi yang umum juga dan lembaga/unit kerja yang umum dengan fungsi yang khas Universitas Gunadarma atau memang lembaga/unit kerja khas Universitas Gunadarma. Berikut ini adalah lembaga/unit kerja
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
23
dimaksud. Penjelasan tentang lembaga/unit kerja diberikan untuk lembaga/unit kerja yang khas Universitas Gunadarma. 1. 2. 3. 4.
Yayasan Pendidikan Universitas Gunadarma. Rektorat. Senat Perguruan Tinggi. Lembaga Perangkat. a. Lembaga Penelitian (Lemlit). b. Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM). c. Bidang Kemahasiswaan. Lembaga ini terdiri dari para Pembantu Dekan III (PD III) Bidang Kemahasiswaan dan para Pembina Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dipimpin Pembantu Rektor III (PR III) Bidang Kemahasiswaan. d. Lembaga Pengembangan. Terdapat satu Lembaga Pengembangan di setiap fakultas, yaitu Lembaga Pengembangan Komputer (LepKom) di Fakultas Ilmu Komputer, Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LepMA) di Fakultas Ekonomi, Lembaga Pengembangan Teknologi (LePTek) di Fakultas Teknologi Industri, Lembaga Pengembangan Sastra dan Bahasa (LePSaB) di Fakultas Sastra, Lembaga Pengembangan Teknik Sipil dan Perencanaan (LePTSP) di Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, dan Lembaga Pengembangan Psikologi (LePPsi) di Fakultas Psikologi, Setiap lembaga pengembangan terdiri dari beberapa laboratorium pengembangan, sebagai contoh di LePMA misalnya terdapat Laboratorium Pengembangan Perbankan, Laboratorium Pengembangan Pasar Modal. Laboratorium Akuntansi, Laboratorium Bisnis dan Retail, dan Laboratorium Wirausaha. Setiap mahasiswa menjelang lulus diwajibkan untuk mengambil satu kursus dan satu workshop yang diselenggarakan oleh laboratorium di lembaga pengembangan terkait dan diperbolehkan untuk mengambil satu atau lebih kursus/workshop lain di lembaga pengembangan lainnya. Materi kursus/workshop dikembangkan sesuai dengan kebutuhan atau trend di dunia kerja saat itu. e. Pusat Studi (PS). Pusat studi membentuk research group dan research map yang khas untuk penelitian dosen dan mahasiswa, juga melakukan komunikasi antar-peneliti melalui seminar atau tulisan ilmiah, nasional maupun internasional. Terdapat 17 Pusat studi di Universitas Gunadarma, yaitu: PS Elektronika, PS Manajemen Industri Kecil & Mikro, PS Ekonomi Pertanian, PS Ekonomi Syariah, PS Informatika Kedokteran, PS Desain Otomotif, PS Mobile Communication, PS Microelectronics&Image Processing, PS Tenaga Surya, PS Robotik, PS Terapan Kombinatorik, PS Pengolahan Sinyal, PS Teknologi Sistem Informasi, PS Ekonomi Industri, PS Rekayasa Sistem, PS Kriptografi dan Sekuriti Sistem, dan PS Sistem Multimedia. f. Pusat Pengembangan Pembelajaran dan Sertifikasi Dosen (P3SD). Tugas P3SD adalah memberikan pembekalan kepada para dosen tentang kegiatan belajar mengajar, melakukan evaluasi kepada mereka, dan menyelenggarakan sertifikasi dosen PT lain sesuai dengan tugas dan wewenang yang diberikan Ditjen Dikti kepada Universitas Gunadarma. g. Biro Administrasi Umum (BAU). h. Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK).
24
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
i.
Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi (BAPSI). BAPSI mempunyai tugas dan wewenang dalam perencanaan, pengembangan, implementasi dan pemeliharaan fasilitas teknologi informasi di Universitas Gunadarma.
j.
Badan Penjaminan Mutu.
k. Dewan Audit. Dewan Audit merupakan lembaga normatif tertinggi yang memberikan masukan dan saran kepada Rektor mengenai kegiatan audit baik yang bersifat audit akademik, audit keuangan, dan audit TIK. l.
Dewan Kode Etik. Dewan Kode Etik berada setingkat dengan Dewan Audit. Ketua dan anggota Dewan Dewan Kode Etik bersifat ad-hoc, baru akan ditunjuk apabila ada kasus pelanggaran kode etik profesi yang dilakukan oleh sivitas akademika yaitu dosen dan/atau mahasiswa.
m. Unit Pelayanan Teknis (UPT). (i)
UPT Pengembangan Sistem Manajemen Akadamik (PSMA). UPT PSMA adalah pusat kegiatan pengelolaan data mahasiswa, mulai data pribadi sampai data nilai.
(ii)
UPT Perpustakaan
(iii)
UPT Pusat Galeri Mahasiswa. UPT ini menyelenggarakan penjualan dan promosi berbagai produk yang dihasilkan mahasiswa. Tujuan dibentuknya UPT ini adalah untuk meningkatkan jiwa dan budaya kewirausahaan di kalangan mahasiswa.
(iv)
UPT Pusat Inkubator Bisnis. UPT ini bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian menghasilkan pengusaha mandiri berbasis TIK dari kalangan mahasiswa atau lulusan Universitas Gunadarma.
(v)
UPT Internet Lounge. UPT ini merupakan fasilitas akses internet yang disediakan gratis untuk mahasiswa. Lokasinya berada di tiga kampus yaitu Kampus Depok, Kampus Kelapa Dua, dan Kampus Kalimalang.
(vi)
UPT TOEFL Internet Based Test (iBT) Center. UPT ini merupakan unit pelaksana ujian resmi sertifikasi TOEFL International yang berbasis Internet. Pelaksanaan TOEFL iBT ini bekerjasama dengan Thomson Prometric Amerika Serikat.
(vii)
UPT Pusat Sertifikasi Profesi Online. UPT ini menyelenggarakan ujian sertifikasi berbasis elektronik untuk profesi asuransi jiwa bekerjasama dengan Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI).
(viii) UPT Job Placement Center. UPT ini merupakan salah satu layanan yang diberikan kepada mahasiswa atau lulusan untuk informasi lowongan kerja, proses rekrutmen di kampus, jasa rekrutmen untuk perusahaan, serta bimbingan karir. Unit ini mempunyai layanan berbasis internet yang disebut dengan UG Career Center. (ix) UPT Informasi Akademik dan Pembelajaran. UPT ini sebenarnya terdiri dari lima unit kerja khusus BAPSI yaitu Network Operation Center (UGNOC), System Development Center (UG-SDC), Media and Information Center (UG-MIC), E-Learning Center (UG-ELC), dan Research Information Center (UG-RIC). Kelima unit tersebut memberikan
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
25
pelayanan teknis kepada sivitas akademika, baik secara fisik maupun logik (berbasis TIK). n. Program Pascasarjana. o. Direktorat Diploma Tiga (D3).
3.3. Kemahasiswaan dan Lulusan Pembinaan mahasiswa dan lulusan dimulai sejak penyelenggaraan kegiatan pendaftaran mahasiswa baru, pembinaan kegiatan ekstra kurilkuler, hingga bimbingan karir dan penempatan kerja menggunakan sistem berbasis komputer. Pembinaan yang bersifat akademis disajikan pada sub-bagian berikutnya.
a. Sistem Rekrutmen Universitas Gunadarma Sistem rekrutmen dan seleksi calon mahasiswa Universitas Gunadarma dilakukan secara terpusat di tingkat universitas. Penerimaan mahasiswa baru diselenggarakan melalui tiga jalur, yaitu: (1) jalur beasiswa minat dan bakat yakni pemberian beasiswa melalui seleksi penelusuran minat dan bakat; (2) jalur reguler yang dilakukan dengan mendaftar langsung di lokasi pendaftaran, atau online melalui Internet, dan (3) jalur beasiswa prestasi yakni pemberian beasiswa dengan mempertimbangkan prestasi dan latar belakang ekonomi. Jumlah mahasiswa yang mendaftar sebagai mahasiswa baru secara gradual mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tingkat keketatan (rasio jumlah mahasiwa terhadap jumlah pendaftar) untuk program D3 dan S1 sangat tinggi yaitu, berturut-turut, 11% dan sekitar 8%. Untuk program magister tingkat keketatan ini sangat rendah yaitu sekitar 79%, sedikit kalah ketat dari program doktor yang sekitar 70%. Sekitar 80% mahasiswa program magister adalah lulusan program sarjana Universitas Gunadarma, selebihnya berasal dari luar Universitas Gunadarma termasuk sejumlah mahasiswa yang mendapat tugas belajar dari Biro KLN Kementerian Pendidikan Nasional (sekarang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) dan Kementerian Tenagakerja dan Transmigrasi. Mahasiswa Universitas Gunadarma berasal dari seluruh provinsi di Indonesia dengan DKI Jakarta masih merupakan daerah asal mahasiswa terbanyak, yaitu sekitar 45%, diikuti Jawa Barat sekitar 40%. Sekitar 0.5% mahasiswa yang berasal dari luar negeri.
b. Penyelenggaraan Kegiatan Mahasiswa Universitas Gunadarma Penyelenggaraan kegiatan kemahasiswaan tertuang dalam pedoman tata kelola universitas yang telah ditetapkan oleh Rektor berdasarkan Surat Keputusan No. 065.1/SK/REK/UG/2006; gambaran pedoman dimaksud adalah sebagai berikut. 1. Pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan perlu diarahkan pada aspek pembinaan keilmuan atau budaya ilmiah; peminatan atau bakat di bidang seni dan olah raga; pengembangan potensi kepemimpinan dan soft-skill di kalangan mahasiswa; kegiatan keagamaan, bantuan terhadap mahasiswa yang kurang mampu, serta kesetaraan jender. 2. Kegiatan kemahasiswaan merupakan tugas dan tanggung jawab Bidang Kemahasiswaan. 3. Universitas Gunadarma menyediakan sarana dan prasarana untuk kegiatan kemahasiswaan sesuai dengan kondisi, kebutuhan, dan perkembangan Universitas Gunadarma.
26
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
4. Universitas Gunadarma memberikan penghargaan kepada mahasiswa yang berprestasi di bidang akademik atau kegiatan ilmiah, prestasi seni dan olah raga, atau bentuk prestasi lainnya sesuai dengan peraturan dan pedoman yang ditetapkan oleh Rektor. 5. Universitas Gunadarma juga memberlakukan peraturan atau kode etik kehidupan kampus yang harus ditaati oleh mahasiswa sesuai dengan Peraturan dan Pedoman yang telah ditetapkan oleh Rektor. 6. Universitas Gunadarma menyediakan saluran untuk menampung umpan balik dari mahasiswa terkait dengan setiap jenis layanan akademik dan pembelajaran, termasuk umpan balik dalam bentuk elektronik pada website yang diakses oleh mahasiswa. 7. Mahasiswa mempunyai hak dalam memberikan evaluasi terhadap kinerja dosen yang dilaksanakan setiap semester. Pelaksanaan evaluasi tersebut berkoordinasi dengan BAAK, Sekretariat Dosen, atau unit kerja terkait lainnya. 8. Mahasiswa mempunyai hak akses ke sistem informasi berbasis elektronik sesuai dengan mekanisme otentifikasi, persyaratan, peraturan, dan kode etik terkait dengan pemanfaatan sistem tersebut. Organisasi kemahasiswaan tempat mahasiswa berkiprah terdiri dari Badan Eksekutif dan Badan Legislatif tingkat universitas dan fakultas, Himpunan Mahasiswa Jurusan, UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang langsung bertanggung jawab kepada Bidang Kemahasiswaan, UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang bernaung di bawah BEM Universitas, serta Kelompok Studi (KS) yang bercirikan program studi. Sejumlah prestasi berhasil diraih oleh UKM maupun UK, seperti yang terlihat pada Tabel 3.6. Tabel 3.6. Partisipasi dan Prestasi UKM
No.
Kegiatan
UKM
Prestasi
A.
Tingkat Lokal
1
Lomba Paduan Suara KOPERTIS III Universitas Tarumanegara 2010
UKM PS Swara Juara 4 Darmagita
2
Lomba Paduan Suara KOPERTIS III Universitas Tarumanegara 2009
UKM PS Swara Juara 1 Darmagita
3
Pekan Seni Daerah (Peksimida) Unit Fotografi DKI 2010 SNAP
25 Foto terbaik (BW dan Color)
4
Kompetisi Basket Mahasiswa seDKI 2009
Unit Basket
Peringkat 4
5
YAI CUP se Jabodetabek 2007
Unit Tekwondo
2 perak, 2 perunggu
6
Piala Walikota Depok 2005
Unit Basket
Juara I
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
27
No.
Kegiatan
UKM
Prestasi
7
Kompetisi ASMAJA DKI Jakarta 2006
Unit Sepak bola
Juara I Divisi II
8
Kejuaraan POMDA DKI Jakarta 2006
Unit Merpati Putih
Juara I kelas 7580 kg
9
Invitasi Hoki Ruangan antar Perguruan Tinggi DKI Jakarta, Disorda Bapomi 2006
Unit Hoki
Juara II Campuran
10
Kejuaraan Bola Voli se Jabodetabek – Tarakinata 2006
Unit Voli
Juara II Puteri
11
Kejuaraan Panjat Dinding – POMDA DKI Jakarta 2006
UKM MAPA
Juara II Puteri (perak) kesulitan
Unit Catur
Juara 1 dan juara 2 perorangan putri, juara 2 dan 3 perorangan putra
12
Invitasi Catur antar Mahasiswa se DKI Jakarta 2006
13
Kejuaraan Bridge antar Gabungan Unit Bridge – PB Gabsi 2005
emas patkawan campuran, perunggu patkawan puteri
14
Kejuaraan Wushu Sanshou antar Perguruan Tinggi dan SMA seJabodetabek 2004
Unit Wushu
Juara Umum
15
Festival Teater Jakarta XXXIII
Unit Teater Tema
Poster Terbaik
16
Lomba Paduan Suara Mahasiswa antar Perguruan Tinggi Swasta se-Kopertis Wilayah III DKI Jakarta
UKM PS ”Swara Darmagita”
B.
Tingkat Nasional
1
Kejurnas Catur 2010 Manado
Unit Catur
2
Kejuaraan Nasional Tekwondo Piala Presiden 2007
Unit Tekwondo
3
Kejurnas Bridge antar Klub – PB Gabsi 2006
28
Unit Bridge
Juara I (2005) Juara Harapan (2007)
4 emas, 2 perak 1 medali perak Emas patkawan putri, perak pasangan, perak
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
No.
Kegiatan
UKM
Prestasi patkawan putri, perunggu pasangan putri
4 C.
Festival Paduan Suara Folklore tingkat Nasional FE UI
UKM PS ”Swara Darmagita”
Juara I (2006, 2007) Juara II (2008)
Tingkat Internasional
1
Kejuaraan Catur antar Mahasiswa ASEAN (POM ASEAN) – Vietnam 2007
Unit Catur
Juara 1 beregu catur kilat, Juara 2 beregu putra catur standar, juara 3 beregu catur putra cepat
2
Kejuaraan Bridge ASEAN, Singapure 2006
Unit Bridge
Winner Ladies Team
3
Kejuaraan Tenis Meja Solo Open Internasional ke-1, 2006
4
The 1st ASIAN Choir Games, The Asia Pasific Olimpics for Choir, 2007
Juara III Bersama Unit Tenis Meja Tunggal Yunior Puteri UKM PS “Swara Darmagita”
Golden Diploma
Seperti tidak mau ketinggalan, KS (Kelompok Studi) juga meraih beberapa prestasi seperti terlihat di Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Partisipasi dan Prestasi Mahasiswa pada Bidang Penalaran
No.
Kegiatan
Jumlah Mahasiswa
Prestasi
A.
Tingkat Lokal
1
Pekan Seni Daerah (Peksimida) DKI 2010
3
Juara 1 Penulisan Puisi, Juara 2 Penulisan Cerpen
2
Kompetisi Karya Tulis
2
Juara 1 Bidang Pendidikan se
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
29
No.
Kegiatan
Jumlah Mahasiswa
Mahasiswa (KKTM) 2008
Prestasi Kopertis Wilayah III
“Break The Limit Overclocking Contest” Unika Satya Wacana Salatiga, 2006
3
Juara III High End Class
4
Jogja “Overclocking Contest” UGM Yogyakarta, 2005
1
Juara III Mainstraim
5
Lomba “Creative Thinking” UI
9
Juara 2, 3, dan juara harapan
B.
Tingkat Nasional
1
Lomba Karya Tulis Ilmiah Naional – FE UNY 2010
2
Juara 1, Juara 3
2
Kompetisi Nasional Pasar Modal Wilayah Jakarta
3
Juara 1
3
PKM Teknologi (PKMT) 2010
30
6 proposal didanai
4
PKM Pengabdian Masyarakat (PKMM) 2009
20
4 proposal didanai
5
PKM Kewirausahaan (PKMK) 2008
4
1 proposal didanai
6
PKM Penulisan Ilmiah (PKMI) 2007
20
4 makalah didanai
7
Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2008
9
1 makalah PKMT dan 1 makalah PKMM
8
Seminar Nasional Manajemen Kualitas Universitas Trisakti, 2005
2
1 pemakalah
9.
Kompetisi Nasional Pasar Modal (KNPM) 2008
1
Juara I
10.
“Fastest Geek Roadshow” Majalah PC 2006
1
Juara 2
11
“Grand Java Night Festiva”l Tingkat Nasional, Dikti –
7
- Juara 1, 2 dan 3 Bug Hunter
3
30
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
No.
Kegiatan
Jumlah Mahasiswa
Menkominfo
Prestasi - Juara 1 dan 2 Adu cepat Java Programming
12
Seminar Nasional dan Workshop ”Ergonomi” Unpas Bandung
3
Pemakalah
13
Seminar Nasional Manajemen Kualitas V
5
Pemakalah
14
Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT) Universitas Gunadarma 2007
42
Pemakalah
15
Seminar Ilmiah Nasional Komputasi dan Sistem Intelijen (KOMMIT) Universitas Gunadarma 2006
17
Pemakalah
16
Asia Pasific Information and Communication Technology Award (APICTA)
1
Merit II Award Tertiary Student Project
17
Konferensi Internasional iiWAS ke-9 dan MoMM ke-5 2007
11
Pemakalah
18
Konferensi Internasional ISIEM di Jakarta, 2007
8
Pemakalah
3.4. Sumber Daya Manusia Deskripsi operasional dan pedoman umum pengelolaan SDM mengacu pada Surat Keputusan Rektor Universitas Gunadarma Nomor 762.1/SK/REK/UG/2007 tahun 2007 tentang Rencana Strategis Pengembangan SDM. Pedoman umum dimaksud adalah sebagai berikut. 1. Pengelolaan SDM menjadi tugas dan wewenang dari Biro Administrasi Umum (BAU). 2. Pengelolaan SDM harus mengacu kepada pedoman pelaksanaan yang meliputi sistem rekruitmen dosen dan staf, sistem pembinaan dan pengembangan dosen dan staf, sistem evaluasi dan monitoring kinerja, sistem insentif dosen dan staf, sistem perhitungan angka kredit dosen terkait jabatan fungsional, serta sistem pengelolaan administrasi kepegawaian. 3. Setiap dosen mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya meningkatkan fungsi dan peranannya dalam proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
31
4. BAU perlu mengembangkan sistem informasi kepegawaian yang bisa memberikan informasi terkini tentang profil individu dosen; track-record di bidang pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat; jabatan fungsional dan struktural, serta informasi SDM lainnya yang dibutuhkan. 5. Universitas Gunadarma mengimplementasikan sentralisasi Human Resource Information System (HRIS) yang dikombinasikan dengan desentralisasi individual content up-dating. Penanggung jawab HRIS tersebut adalah BAU berkoordinasi dengan Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi (BAPSI). 6. Sentralisasi HRIS diwujudkan dengan pemberlakuan sistem digital locker khusus untuk dosen (https://nustaffsite.gunadarma.ac.id) yang sekaligus bisa dimanfaatkan untuk komunikasi internal dan eksternal yang mendukung pelaksanaan proses pembelajaran. 7. Setiap dosen, baik tetap maupun tidak tetap, tenaga administrasi, teknisi, laboran, pustakawan, dan personalia lainnya yang bekerja di lingkungan Universitas Gunadarma, dievaluasi kinerjanya dengan sistem penilaian yang telah mendapatkan pengesahan dari Rektor Universitas Gunadarma. Hasil penilaian kinerja tersebut menjadi landasan dalam pengembangan SDM dan penugasan yang bersifat struktural atau kepanitian khusus. 8. Sistem evaluasi kinerja SDM harus mempertimbangkan semua aspek yang terkait dalam proses pendidikan dan mengacu kepada tugas dan wewenang dosen di lingkungan perguruan tinggi. 9. Hasil evaluasi kinerja menjadi dasar dalam penerapan ”reward & punishment”, yang bentuk dan nilainya diberlakukan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan universitas. Sistem reward and punishment tersebut yang secara resmi dituangkan dalam bentuk Surat Keputusan Rektor Universitas Gunadarma. Sistem tersebut menjadi tugas dan wewenang Pembantu Rektor II sesuai dengan masukan dari BAU dan pimpinan unit terkait. 10. Kode etik dosen dan staf perlu diimplementasikan sebagai salah satu acuan dalam pelaksanaan tugas dosen dan staf. 11. Evaluasi dan monitoring pelaksanaan kode etik dosen diintegrasikan pada mekanisme evaluasi dan monitoring yang meliputi pengawasan kehadiran oleh Sekretariat Dosen; umpan balik dari mahasiswa melalui dosen wali; evaluasi kinerja dosen oleh mahasiswa; evaluasi kinerja pelaksanaan tugas kepanitian dan kegiatan; serta pengawasan langsung dari pimpinan yang bersangkutan. Jumlah SDM di Lingkungan Universitas Gunadarma dapat dilihat seperti pada Tabel 3.8. Tabel 3.8. Perincian Jumlah SDM di Lingkungan Universitas Gunadarma No. 1. 2. 3. 4. 5.
Status kepegawaian Dosen tetap Dosen tidak tetap Staf Honorer Asisten Tetap Asisten Lepas
Total SDM
2007/2008
2008/2009 2009/2010 2010/2011
859 185 132 102 289
895 155 136 105 294
950 130 140 110 300
1000 100 145 115 310
1567
1585
1630
1670
Komposisi dosen tetap dan dosen tidak tetap sesuai dengan jenjang pendidikannya, baik komposisi saat ini maupun proyeksi pada tahun-tahun yang akan datang, dapat di lihat pada Tabel 3.9.
32
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
Tabel 3.9. Komposisis Dosen Sesuai Jenjang Pendidikan No.
Jenjang Pendidikan
2007/2008
2008/2009
2009/2010
2010/2011
1. 2. 3.
Sarjana (Strata Satu) Magister (Strata Dua) Doktor (Strata Tiga)
254 664 126
230 690 130
225 720 135
200 760 140
1044
1050
1080
1100
Total Dosen
Komposisi dosen tetap dan dosen tidak tetap, sesuai dengan kepangkatan (Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala, dan Guru Besar), baik saat ini maupun proyeksinya, dapat dilihat pada Tabel 3.10. Tabel 3.10. Komposisi Dosen Sesuai Kepangkatan No. 1. 2. 3. 4.
Kepangkatan Asisten Ahli Lektor Lektor Kepala Guru Besar
Total Dosen
2007/2008
2008/2009
2009/2010
2010/2011
731 225 54 34
707 250 58 35
670 300 70 40
600 365 90 45
1044
1050
1080
1100
Komposisi staf sesuai dengan profesinya yaitu staf akademik dan staf non akademik yang meliputi laboran, pustakawan, staf administrasi, teknisi laboratorium, dan lain-lain, dapat dilihat pada Tabel 3.11. Tabel 3.11. Komposisi Staf Sesuai Profesi No. 1. 2. 3.
2007/2008
2008/2009
2009/2010
2010/2011
Staf Administrasi Laboran/Teknisi Pustakawan
Jenis Profesi
112 355 56
114 364 57
117 375 58
120 390 60
Total Karyawan
523
535
550
570
3.5. Pembelajaran, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Pembahasan di sub-bagian ini meliputi pengembangan kurikulum, pengembangan sistem pengajaran, proses pembelajaran, penelitian dan publikasi ilmiah, pengabdian kepada masyarakat, serta berbagai kerjasama. a. Pengembangan Kurikulum Pengembangan kurikulum mengacu kepada pedoman umum yang tercantum pada Tata Kelola Universitas yang telah ditetapkan oleh Rektor. Butir-butir pedoman umum, khusus untuk pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut. 1. Pengembangan kurikulum meliputi course-need analysis, penetapan standar kompetensi lulusan yang diharapkan, pemetaan mata kuliah (course-mapping) sesuai dengan standar kompetensi, penyempurnaan SAP dan GBPP, penyempurnaan atau pengembangan bahan ajar sesuai dengan SAP dan GBPP
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
33
yang telah ditetapkan, pengesahan kurikulum, diseminasi kurikulum, implementasi kurikulum, serta evaluasi dan monitoring terhadap kurikulum. 2. Proses pengembangan kurikulum tersebut perlu dituangkan dalam bentuk pedoman pengembangan kurikulum yang bisa dijadikan pedoman untuk Program Studi dan unit kerja lainnya. Penyusunan pedoman pengembangan kurikulum tersebut, dilakukan oleh gugus tugas yang bersifat lintas disiplin ilmu dan lintas Program Studi, serta disahkan oleh Rektor. 3. Proses course-need analysis perlu melibatkan sivitas akademika dan pemangku kepentingan eksternal, yang meliputi para pengguna lulusan, para ahli pengembangan kurikulum, masyarakat, dan departemen teknis atau instansi pemerintah terkait lainnya. 4. Tahap course-need analysis dapat menggunakan analisis tracer study lulusan dan pengguna lulusan, studi kebijakan (policy study), tenaga ahli, benchmarking, seminar dan lokakarya, atau bentuk kegiatan lainnya yang dapat memberikan informasi, mengenai kebutuhan dan relevansi kurikulum yang akan dikembangkan. 5. Pembuatan course mapping, penyempurnaan SAP dan GBPP, pengembangan dan pengayaan bahan ajar, implementasi dan diseminasi kurikulum merupakan tugas dan tanggung jawab program studi dengan berkoodinasi dengan unit terkait. 6. Pengembangan kurikulum di Universitas Gunadarma perlu memprioritaskan pada keunggulan kompetisi keilmuan (hardskill), penguasaan penerapan teknologi informasi yang relevan, serta peningkatan kemampuan softskill yang mencakup kemampuan komunikasi, kepribadian, dan kewirausahaan, serta kemampuan lainnya yang bisa meningkatkan daya saing mahasiswa dalam memasuki dunia kerja. 7. Pengembangan kemampuan softskill dapat dilengkapi dengan proses belajarmengajar diluar kelas, yaitu melalui kursus dan workshop, kegiatan kemahasiswaan, atau melibatkan mahasiswa dalam kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, yang kebijakan umumnya akan diatur tersendiri di bagian lain. 8. Materi lokal yang dimasukkan dalam kurikulum dititikberatkan pada muatan teknologi informasi pada bidang ilmu yang dipelajari pada program studi masingmasing. 9. Pengesahan kurikulum dilakukan melalui surat keputusan ketua program studi setelah mendapat persetujuan dari pimpinan fakultas dan universitas. Dalam rangka persetujuan tersebut, pihak fakultas atau universitas bisa melakukan modifikasi atau penyempurnaan kurikulum dengan mempertimbangkan visi, misi, dan tujuan strategis universitas. 10. Proses monitoring dan evaluasi implementasi kurikulum dilakukan dengan menggunakan mekanisme kerja, target indikator kinerja, dan instrumen pengukuran yang telah ditetapkan oleh Badan Penjaminan Mutu Universitas. Laporan hasil monevin beserta rekomendasinya perlu dibuat per semester dan menjadi bahan masukan ke program studi untuk ditindaklanjuti. Angggaran pengembangan kurikulum secara umum terdiri dari: (1) biaya personalia untuk kepanitiaan, kelompok kerja, atau rapat kerja terbatas; (2) honorarium, transportasi, dan akomodasi tenaga ahli terkait dengan kurikulum; (3) biaya penyelenggaran kegiatan yang terkait dengan proses pengembangan kurikulum seperti seminar, workshop, pelatihan, dan lain-lain; (4) biaya cetak buku pedoman dan buku kurikulum yang berlaku; (5) biaya diseminasi kurikulum melalui internet; dan (6) biaya monitoring dan evaluasi internal (monevin) untuk kurikulum seperti koordinator mata kuliah, dosen wali, distribusi kuesioner, atau monitoring dosen di sekdos. Alokasi pengembangan kurikulum merupakan bagian dari alokasi pengembangan akademik
34
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
dalam anggaran lembaga dan sumber dana yang berasal dari Penerimaan Dana Masyarakat. Pengembangan kurikulum juga melibatkan secara aktif organisasi profesi seperti terlihat pada Tabel 3.12. Tabel 3.12. Contoh Asosiasi Profesi Yang Terlibat Dalam Pengembangan Kurikulum No. 1
2
3 4 5 6 7
Organisasi Profesi Ikatan Profesi (IPKIN)
Kurikulum Program Studi
Komputer
Indonesia S1-Sistem Komputer, S1-Sistem Informasi, dan S1-Teknik Informatika, S1-Teknik Elektro, D3MI,D3-TK,S2-MSI, S2-MTE Badan Sertifikasi Manajemen Risiko S1-Manajemen, S1-Akuntansi, D3(BSMR) Manajemen Keuangan, D3Akuntansi Komputer dan Magister Manajemen Perbankan Asosiasi Perusahaan Jiwa Indonesia S1-Manajemen, S1-Akuntansi, D3(APJI) Bisnis dan Kewirausahaan, dan Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Magister Manajemen Indonesia (AAMAI) Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) S1-Teknik Arsitektur Himpunan Pengusaha Kecil Indonesia D3-Manajemen, D3-Akuntansi (HIPKI) Komputer HMPSI S1-Psikologi
b. Pengembangan SAP dan GBPP Segera setelah kurikulum selesai dikembangkan, tahap selanjutnya adalah pengembangan SAP dan GBPP untuk setiap mata kuliah yang tercantum dalam struktur dan course mapping di atas. Format SAP dan GBPP tersebut bisa dilihat di situs khusus yang disediakan oleh Universitas Gunadarma yang beralamat di http://sap/gunadarma.ac.id atau bisa diakses juga melalui situs e-learning yang beralamat di http://elearning.gunadarma.ac.id. SAP dan GBPP tersebut disusun oleh kelompok kerja yang melibatkan koordinator mata kuliah dan dosen pengampu yang dikoordinasikan oleh Program Studi dan Pembantu Dekan I di fakultas masing-masing. Dengan mengacu kepada SAP dan GBPP, setiap dosen pengampu, melakukan penyesuaian terhadap bahan ajar yang akan disajikannya di kelas. Sesuai dengan kebijakan yang berlaku, pengembangan bahan ajar untuk beberapa mata kuliah juga dilakukan sebelum perkuliahan berjalan, biasanya diselenggarakan pada saat liburan semester sebelumnya. Kegiatan pengembangan bahan ajar ini dikoordinasikan oleh Pembantu Dekan I di fakultas masing-masing. Keluaran dari kegiatan tersebut adalah diktat kuliah atau presentasi elektronik, yang bisa digunakan oleh dosen pengampu yang mengajar mata kuliah yang sama. Sistem dan proses pembelajaran di Universitas Gunadarma tertuang dalam Kebijakan dan Pedoman Umum Tata Kelola Universitas. Kebijakan umum tersebut pada
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
35
dasarnya merupakan landasan formal yang harus dijadikan pedoman oleh unit pelaksana akademis, unit pelaksana teknis yang terkait, pimpinan, dosen, mahasiswa, dan pemangku kepentingan lainnya. Butir-butir kebijakan dan pedoman umum tersebut selengkapnya adalah sebagai berikut. 1. Ruang lingkup dan metode pengajaran dalam proses pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan. 2. Setiap dosen perlu menyiapkan dan menyediakan media dan bahan ajar yang bisa diakses oleh dosen dan mahasiswa baik dalam bentuk cetakan maupun media pembelajaran elektronik. 3. Peningkatan kemampuan dosen dalam proses balajar-mengajar perlu ditingkatkan secara berkesinambungan dalam bentuk kegiatan refreshing atau technologyupdate terkait dengan bidang keilmuan, workhsop metode atau teknik mengajar, pelatihan penggunaan sarana teknologi informasi dalam proses pembelajaran, serta bentuk pengembangan kemampuan dosen lainnya. 4. Proses pembelajaran perlu memprioritaskan penggunaan buku teks yang diterbitkan oleh Universitas Gunadarma, dan dapat dilengkapi textbook lain yang sesuai dengan kurikulum dan tertuang dalam SAP yang telah ditetapkan. 5. Setiap dosen perlu mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan perpustakaan baik dalam rangka pendalaman materi kuliah maupun penugasan. 6. Proses pembelajaran dapat dilengkapi dengan fasilitas e-learning system. Penetapan dosen, mata kuliah, dan kelas mahasiswa yang mengikuti e-learning system ditetapkan berdasarkan surat keputusan Rektor. 7. Keberhasilan proses pembelajaran perlu dievaluasi dan dianalisis melalui berbagai perangkat atau instrumen pengukuran yang meliputi tingkat kehadiran dosen, tingkat kehadiran mahasiswa, pengukuran kinerja dosen berdasarkan persepsi mahasiswa, pengukuran kinerja mahasiswa, serta tingkat pemanfaatan fasilitas pembelajaran berbasis TIK. 8. Tingkat kehadiran dosen merupakan salah satu aspek penilaian kinerja dosen yang digunakan sebagai dasar pemberian reward and punishment. Bentuk reward and punishment tersebut adalah: (1) surat peringatan untuk dosen yang tidak mengajar sebanyak empat atau lebih pertemuan dalam satu semester; (2) peringatan atau penggantian dosen yang tidak mengajar tiga minggu berturut-turut; dan (3) pemberian insentif dalam sistem penggajian dosen. Pemantauan kehadiran dosen ini mengacu ke pedoman yang menjadi tugas dan tanggung-jawab sekretariat dosen. 9. Tingkat kehadiran mahasiswa dalam perkuliahan menjadi salah satu pertimbangan dalam keikutsertaan dalam Ujian Akhir Semester, dengan batas minimal kehadiran ditetapkan oleh BAAK. Dosen dapat menggunakan informasi tingkat kehadiran mahasiswa dalam menentukan nilai Ujian Tengah Semester. 10. Pengukuran kinerja dosen berdasarkan persepsi mahasiswa dilakukan secara periodik di setiap akhir semester. Evaluasi terhadap kinerja dosen tersebut mengacu ke pedoman pelaksanaan yang merupakan tugas dan tanggung jawab dari Pengembangan Sistem Manajemen Akademik (PSMA) dan menjadi salah satu indikator dalam penilaian kinerja dosen secara keseluruhan. 11. Pengukuran kinerja mahasiswa untuk setiap mata kuliah menggunakan Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester. Dosen dapat menambahkan komponen tugas dalam penilaian mahasiswa tersebut. Mahasiswa dapat melakukan perbaikan nilai sesuai dengan pedoman dan persyaratan yang ditetapkan oleh program studi dan BAAK. Ujian tengah Semester dan Ujian akhir semester mengacu kepada pedoman pelaksanaan yang merupakan tugas dan tanggung jawab Bagian Ujian - BAAK.
36
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
12. Penilaian kinerja mahasiswa dalam mengikuti program akademik secara keseluruhan dilengkapi dengan nilai ujian akademik yang jadwal dan mata kuliah yang diujikannya ditetapkan oleh dosen penguji yang ditunjuk oleh rektor. Sistem ujian utama ini dilakukan sebagai salah satu mekanisme penjaminan mutu sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Pelaksanaan ujian utama ini didasarkan pada Surat Keputusan Rektor dengan pedoman pelaksanaan ujian utama selengkapnya merupakan tugas dan tanggung jawab Bagian Ujian Utama. 13. Kinerja akademik dari mahasiswa diukur dengan menggunakan huruf mutu dan angka mutu untuk setiap mata kuliah. Penentuan angka mutu dapat menggunakan standar baku atau standar normal, yang disesuaikan dengan sifat atau kedudukan mata kuliah tersebut. 14. Pengolahan data nilai mahasiswa merupakan tugas dan tanggung jawab Pengembangan Sistem Manajemen Akademik (PSMA), yang pelaksanaan tugasnya harus mengacu kepada pedoman pelaksanaan kegiatan yang meliputi prosedur pengisian KRS, daftar ulang, pengisian nilai oleh dosen, pencetakan KRS dan Kartu Mahasiswa, serta pencetakan DNS. 15. Mahasiswa wajib mengikuti minimal satu topik kursus dan satu topik workshop sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan di fakultas masing-masing. Kewajiban mengikuti kursus dan workshop tersebut merupakan salah satu syarat untuk mengikuti sidang sarjana. 16. Setiap mahasiswa yang akan mengikuti sidang akhir harus memenuhi persyaratan dan kriteria yang ditetapkan oleh Program Studi dengan berkoordinasi dengan bagian sidang sarjana dan BAAK. 17. Mahasiswa mempunyai hak memperoleh layanan adminisrasi dan informasi akademik dengan tetap mengacu kepada peraturan dan pedoman pelaksanaan yang ditetapkan oleh BAAK. Layanan yang terkait dengan perkuliahah dan ujian adalah informasi kalender akademik, jadwal kuliah, jadwal ujian, pengurusan jadwal ujian yang bersamaan (bentrok), pengurusan ujian susulan, dan pengisian Formulir Rencana Studi. 18. Layanan BAAK yang terkait dengan administrasi akademik meliputi cuti akademik, tidak aktif kuliah, surat keterangan jadwal kuliah dan ujian, pembagian Daftar Nilai Sementara (DNS), Prosedur cek/komplain nilai, prosedur pindah lokasi kuliah, serta prosedur pindah kelas. 19. BAAK mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menyosialisasikan dan memublikasikan layanan informasi perkuliahan dan administrasi akademik melalui media elektronik. 20. Pihak universitas dan program studi melalui BAAK berhak menunjuk koordinator mata kuliah yang bertugas untuk menyosialisasikan SAP mata kuliah kepada para dosen pengampu, standarisasi bahan ajar antardosen pengampu, mendapat umpan balik perbaikan atau penyempurnaan bahan ajar, identifikasi permasalahan terkait pelaksanaan tugas dosen pengampu, dan koordinasi bahan ujian akhir semester. 21. Dalam rangka menjamin kelancaran proses pembelajaran, pihak universitas menunjuk dosen wali yang bertugas untuk (a) memberikan arahan dan bimbingan kepada mahasiswa terkait dengan proses pembelajaran, (b) mengatasi permasalahan individu mahasiswa yang berpotensi mempengaruhi kinerjanya, serta (c) menerima umpan balik dari mahasiswa terkait dengan mutu proses pembelajaran. Dosen wali wajib memberikan laporan pelaksanaan tugasnya pada akhir semester sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan oleh BAAK.
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
37
c. Pengembangan Bahan Pembelajaran Proses pengembangan bahan pembelajaran menjadi tugas utama program studi masing-masing, dengan ujung tombaknya adalah dosen-dosen pengampu. Pemutakhiran bahan pembelajaran ini merupakan tindak lanjut dari siklus pengembangan kurikulum yang secara periodik ditinjau kembali setiap dua tahun. Pemutakhiran ini bisa dilakukan dalam beberapa kegiatan, yaitu sebagai berikut. 1. Peninjauan ulang atau pemutakhiran SAP. 2. Pertemuan rutin antara koordinator mata kuliah dengan dosen pengampu setiap awal atau akhir semester. 3. Pengembangan bahan ajar berbasis elektronik, yang bisa diakses oleh mahasiswa pada masing-masing situs dosen di http://staffsite.gunadarma.ac.id. 4. Pengembangan materi E-learning yang dikoordinasikan dengan E-learning Center. 5. Pelatihan pengembangan bahan ajar yang dilaksanakan secara reguler pada setiap awal semester, biasanya dalam bentuk refreshing dengan mengundang narasumber dari eksternal. d. Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Gunadarma (LPPM UG) dibentuk untuk dapat mewadahi dan menggiatkan tradisi penelitian dan publikasi hasil penelitian di lingkungan sivitas Universitas Gunadarma, sesuai dengan visi dan misi Universitas. Lembaga ini sudah dibentuk sejak tahun 1996. Dalam mencapai visi dan misi UG, salah satu tujuan yang harus dicapai adalah memperkuat program penelitian inovatif yang bernilai guna dan berhasil guna sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan masyarakat dan dunia industri. Menjadi tugas Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) mengelola semua sumber daya yang ada di lingkungan Universitas Gunadarma, untuk mencapai tujuan tersebut. Semua dosen dan sebagian besar mahasiswa diarahkan untuk melaksanakan penelitian dan pengabdian masyarakat. Motivasi selalu diberikan, sehingga semua dosen menjadikan kegiatan penelitian sebagai bagian dari tugas sehari-harinya. Pendampingan dan pengarahan juga selalu diterapkan, sehingga kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat tidak menyimpang dari visi dan misi UG dalam melayani masyarakat dan industri. LPPM berfungsi untuk mengoordinasikan dan melaksanakan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat baik yang didanai dari lingkungan internal universitas maupun dari pihak luar universitas. LPPM juga melaksanakan administrasi penelitian dan menerbitkan jurnal untuk memublikasikan hasil penelitian. Dalam melaksanakan tugasnya, LPPM diorganisasikan dalam struktur yang solid berdasarkan SK Rektor No. 269.1/SK/REK/UG/1996 tanggal 21 Mei 1996. SK terlampir pada Buku Surat Keputusan. Untuk mengefisienkan dan mengefektifkan pekerjaan, lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat diorganisasikan menjadi Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma (LP UG), Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM), dan Pusat Studi (PS) Kajian. Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma dikelola oleh seorang Ketua Lembaga Penelitian, Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) dikelola oleh seorang Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat, dan Pusat Studi dikoordinasikan oleh seorang koordinator Pusat Studi.
38
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
Supaya kinerja penelitian setiap dosen pada setiap fakultas lebih diperhatikan, maka setiap fakultas dikelola oleh seorang kepala Lembaga Penelitian Fakultas (LPF), sehingga ada 6 orang ketua LPF. Dirasakan juga perlunya menggiatkan pusat studi kajian, sehingga pengembangan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang lebih spesifik dapat dilakukan dan peluang mendapatkan proyek penelitian dari industri dan pemerintah akan semakin besar. Sampai saat ini sudah terbentuk 14 Pusat Studi. Pusat Studi merupakan wadah bagi peneliti yang mempunyai ketertarikan yang sama, dan mempunyai tanggung jawab mengembangkan penelitian, baik penelitian dasar maupun terapan, pada bidang tersebut. Pusat Studi ini tentunya tidak statis, akan berkembang sesuai dengan permintaan pasar dan perkembangan ilmu pengetahuan. Untuk mengelola pelaksanaan penelitian tersebut, Lembaga Penelitian, berdasarkan Surat Keputusan Rektor menerbitkan dan mempublikasikan pedoman pengelolan penelitian yang lengkap dalam buku yang disebut dengan “Kebijakan Dasar Penelitian”. Kebijakan dasar penelitian ini memuat latar belakang, ruang lingkup, arah kebijakan, serta rencana dan pelaksanaan penelitian. Arah kebijakan terdiri dari arah dan fokus, jenis dan rekam jejak penelitian unggulan, pola kerja sama dengan luar, pendanaan, sistem kompetisi, penanganan plagiasi, serta hak atas kekayaan intelektual. Rencana dan pelaksanaan penelitian terdiri dari agenda tahunan, tata cara pengusulan dan pelaksanaan penelitian, monitoring dan evaluasi penelitian, pemanfaatan hasil penelitian oleh masyarakat dan industri, dan publikasi hasil penelitian. Arah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat disesuaikan dengan bidang ilmu yang ditawarkan di Universitas Gunadarma, dan dirumuskan menjadi bidang Sistem Informasi, bidang Sistem Komputer, bidang Akuntansi, bidang Manajemen, bidang Teknik Informatika, bidang Teknik Elektro, bidang Teknik Mesin, bidang Teknik Industri, bidang Teknik Sipil, bidang Teknik Arsitektur, bidang Psikologi, dan bidang Sastra Inggris. Fokus penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dikategorikan menjadi penelitian dosen muda, penelitian terapan, penelitian dasar, dan penelitian kerja sama. Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat unggulan yang dikembangkan disesuaikan dengan jumlah pusat studi yang dimiliki. Pusat studi bersifat dinamis, mengikuti tuntutan pasar dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penelitian unggulan saat ini dikelompokkan menjadi elektronika, manajemen industri kecil & mikro, ekonomi pertanian, ekonomi syariah, informatika kedokteran, desain otomotif, mobile communication, pengembangan micro electronics & image processing, tenaga surya, sistem multimedia, terapan kombinatorik, pengolahan sinyal, teknologi sistem informasi, ekonomi industri, rekayasa sistem, dan kriptografi dan sistem sekuriti. Untuk menghindarkan plagiasi proses penelaahan dan diseminasi baik terhadap proposal maupun hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat selalu dilakukan. Produk-produk unggulan hasil penelitian dan pengabdian masyarakat juga dipatenkan oleh lembaga dan pengaturannya dimuat dalam standar prosedur operasional pengurusan HAKI dan paten. Kebijakan dan program strategis yang tertuang dalam Renstra menjadi arahan atau pedoman untuk setiap unit rekait dalam melaksanakan berbagai kegiatan rutin yang mendukung terwujudnya suasana akademik. Beberapa kebijakan atau pedoman teknis yang merupakan bentuk realisasi dari program strategis tersebut adalah sebagai berikut.
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
39
1.
2. 3.
4.
5.
Pedoman teknis kegiatan seminar atau bentuk kegiatan ilmiah lainnya. Penyelenggaran kegiatan seminar ini berada di bawah tanggung jawab Pembantu Rektor IV bidang penelitian dan pengambdian kepada masyarakat. Pedoman pengajuan dan pelaksanaan mengikuti kegiatan seminar nasional dan internasional. Pembentukan kepanitian atau gugus tugas yang melaksanakan berbagai kegiatan ilmiah atau perlombaan. Pedoman ini dikaitkan dengan pengembangan staf yang disajikan selengkapnya pada Standar 4 mengenai Sumber Daya Manusia. Penetapan biaya stándar untuk mengikuti kegiatan seminar baik sebagai peserta maupun pemakalah. Penentuan biaya ini merupakan kewenangan Bagian keuangan yang berada di bawah Biro Administrasi Umum. Pedoman penyusunan laboran pelaksanaan kegiatan ilmiah misalnya laporan dosen yang sudah mengikuti kegiatan seminar nasional dan internasional
3.6. Pendanaan, Sarana, dan Prasarana Anggaran Universitas Gunadarma secara umum terdiri dari sisi penerimaan dan sisi pengeluaran, yang disusun setiap awal tahun akademik. Anggaran tersebut berlaku pada setiap bulan September sampai bulan Agustus tahun berikutnya. Proses penyusunan anggaran tersebut sudah dimulai paling lambat satu bulan sebelumnya, yaitu penyusunan usulan anggaran oleh tim anggaran yang akan diajukan kepada pimpinan. Proses berikutnya adalah pembahasan dan persetujuan anggaran yang dilaksanakan pada rapat kerja tahunan. Anggaran yang telah ditetapkan dapat dilakukan penyesuaian pada saat implementasi, jika terjadi perubahan asumsi atau dasar perhitungan yang cukup signifikan. Realisasi anggaran juga akan dievaluasi setiap tahun untuk mengetahui kinerja realisasi, termasuk proses pemeriksaan atau audit baik oleh internal maupun eksternal. Tim anggaran yang ditunjuk oleh Pembantu Rektor II, merupakan kelompok kerja yang diberi kewenangan dalam proses penyusunan usulan anggaran tahunan. Satuan kerja tersebut terdiri dari staf yang mewakili beberapa unit terkait, termasuk Bagian Keuangan dan Bagian Pembukuan. Proses atau mekanisme penyusunan anggaran selengkapnya disajikan pada Gambar 3.2. Dalam mendukung implementasi proses atau mekanisme penyusunan anggaran tersebut, Universitas Gunadarma sudah menyusun pedoman penyusunan anggaran berbasis kinerja, yang telah ditetapkan oleh Rektor berdasarkan Surat Keputusan No. 873.1/SK/REK/UG/1996 tahun 1996. SK terlampir pada Buku Surat Keputusan. Pedoman tersebut juga memuat tata cara pelaporan kegiatan beserta pertanggungjawaban keuangannya. Penyusunan anggaran berbasis kinerja pada dasarnya adalah penyusunan kegiatan (serta rincian sumber daya yang dibutuhkan) harus mengacu kepada sasaran mutu atau target indikator kinerja yang tertuang dalam renstra atau cetak biru dari unit kerja masing-masing.
40
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
Tim/Satuan Kerja Anggaran Universitas
Proyeksi
RIPJP
Sumber Daya
Sarana Fisik SDM Sumber daya lain
Pengajaran Universitas
Renstra
Sasaran Mutu
Resource Sharing Subsidi Silang Anggaran Taktis
Penelitian Program
Pengabdian Kepada Masy
Informasi Top-Down
Tanah&Bangunan Yayasan
Organisasi
Proses Penyusunan Anggaran Biro/Badan
Renstra
Renstra
Rekap Usulan Indikator Kerja
Usulan Sarana Kegiatan
Usulan ATK Usulan Staff Dev.
P.Studi
Bagian
Renstra
Rencana Tahunan
Dll Indikator Kerja
Daftar Usulan Usulan Sarana
Lab/Unit
Unit Kerja
Rencana Tahunan
Rencana Tahunan
Rincian Kegiatan Indikator Kerja
Usulan ATK Usulan Staff Dev. Dll
Informasi Bottom-Up
Fakultas
Usulan Angaran Universitas
Dokumen Formal
Rapat Kerja Pembahasan dan Penetapan Anggaran
Penyusunan Usulan Anggaran per jenjang
RIPJP/Renstra/Renop
Yayasan
SK Rektor Pengesahan Anggaran
Angaran Universitas
Anggaran Fakultas/Bag.
Anggaran P.S./Unit
Gambar 3.2. Mekanisme Penyusunan Anggaran
3.7. Sistem Penjaminan Mutu dan Manajemen Informasi Sesuai dengan visi Universitas Gunadarma untuk menjadi Universitas yang unggul di kawasan regional dan global, maka salah satu upaya yang penting adalah terjadinya suatu proses peningkatan mutu yang berkelanjutan (continuous quality improvement). Sejalan dengan strategi Dirjen Dikti dalam peningkatan kualitas Perguruan Tinggi di Indonesia (HELTS 2003-2010) dan didorong atas dasar kebutuhan yang tumbuh dari dalam, maka Universitas Gunadarma menjadikan kegiatan penjaminan mutu sebagai suatu kegiatan yang terlembaga dalam bentuk prosedur standar organisasi dengan melibatkan pihak yang terkait. Penjaminan mutu akademik adalah kegiatan yang sistematis, terstruktur dan terus menerus terhadap pemeliharaan dan peningkatan mutu akademik. Tercakup di dalamnya adalah adanya proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan pendidikan tinggi yang dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan sehingga dapat memberikan kepuasan kepada semua pemangku kepentingan (stakeholder). Penyelenggaraan program bidang akademik Universitas Gunadarma ditujukan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul, memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan dan mampu bersaing di lingkungan nasional maupun global melalui proses pembelajaran yang bermutu dan efisien.
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
41
Sejalan dengan hal tersebut, penyelenggaraan program bidang akademik di
Universitas Gunadarma dilakukan dengan prinsip adanya proses peningkatan mutu yang terus menerus dan berkesinambungan, sehingga mampu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Sistem Penjaminan Mutu merupakan salah satu aspek yang diatur dalam pedoman Good UNiversity Governance Universitas Gunadarma. Pedoman umum yang tertuang dalam dokumen tersebut adalah sebagai berikut. 1. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Internal (Monevin) menjadi tugas dan wewenang dari Badan Penjaminan Mutu Akademik Universitas Gunadarma (UG Bajamtu) yang berada di bawah Rektor. Kegiatan Monevin tersebut harus dilaksanakan secara periodik dan merupakan bahan rapat kerja pimpinan yang diselenggarakan setiap tahun. 2. Universitas Gunadarma melalui Badan Penjaminan Mutu harus mengimplementasikan pedoman pelaksanaan, atau manual mutu yang mencakup pernyataan mutu, kebijakan mutu, standar mutu, prosedur mutu, instruksi kerja, dan sasaran mutu. Pedoman tersebut harus terintegrasi dan berbasis teknologi informasi melalui sistem informasi yang dikelola oleh Badan Penjaminan Mutu Universitas Gunadarma (http://spma.gunadarma.ac.id) 3. Badan Penjaminan Mutu perlu mengembangkan basis data indikator mutu yang terintegrasi dengan sistem informasi pendukung lainnya, termasuk pengembangan executive information system yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan, tindakan perbaikan, dan mekanisme early warning system, yang dikaitkan dengan pencapaian kinerja atau masalah akademik yang harus ditindaklanjuti. 4. Prinsip akuntabilitas pelaksanaan program dilakukan melalui rapat evaluasi berkala untuk setiap unit kerja dan rapat kerja pimpinan untuk tingkat pimpinan universitas yang dilaksanakan secara berkala setiap tahun. Hasil evaluasi terhadap kegiatan periode sebelumnya dan rencana kerja tahunan merupakan kewajiban dari setiap unit kerja, yang dijadikan bahan rapat kerja pimpinan yang diselenggarakan setiap tahun. 5. Setiap unit kerja diharuskan membuat laporan evaluasi kegiatan periode sebelumnya yang sudah dilaksanakan dan rencana kerja tahunan. Laporan tersebut dipresentasikan dalam rapat kerja untuk memperoleh umpan balik dan persetujuan kegiatan dari pimpinan Universitas dan/atau Yayasan. 6. Sistem penjaminan mutu akademik perlu diimplementasikan dalam bentuk evaluasi/ peninjauan kurikulum secara periodik setiap dua tahun sekali, analisis profil dan tingkat persaingan mahasiswa baru, evaluasi kinerja mahasiswa, evaluasi kinerja dosen, pengawasan dan umpan balik dari dosen wali, monitoring kehadiran dosen, analisis hasil tracer study. Pelaksanan penjaminan mutu untuk setiap aspek tersebut mengacu kepada pedoman pelaksanaan, yang dikoordinasikan oleh Badan Penjaminan Mutu bersama unit kerja terkait. 7. Sistem evaluasi dan monitoring kinerja program studi atau dosen, perlu diterapkan dengan mengacu kepada pedoman pelaksanaan teknis, yang disusun oleh Bagian Penjaminan Mutu Universitas Gunadarma. 8. Penerapan sistem penilaian kinerja program studi dapat menggunakan teknik pengukuran kinerja baku yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan Universitas Gunadarma dengan tetap mempertimbangkan kinerja Universitas
42
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
secara keseluruhan sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan pada rencana strategis Universitas Gunadarma. 9. Badan penjaminan mutu perlu mengembangkan sistem layanan informasi sesuai dengan kebutuhan para pemangku kepentingan eksternal yang meliputi masyarakat umum, dunia industri, orang tua mahasiswa, instansi Pemerintah, dan pihak pemangku kepentingan lainnya. 10. Badan Penjaminan Mutu mempunyai tugas dan wewenang dalam menumbuhkan budaya mutu di kalangan sivitas akademika dan unit kerja akademik melalui kegiatan sosialisasi sistem penjaminan mutu, pelatihan SDM di bidang penjaminan mutu, serta diseminasi sistem penjaminan mutu berbasis web. Komitmen yang tinggi terhadap kegiatan penjaminan mutu di Universitas Gunadarma antara lain dibuktikan dengan adanya berbagai perangkat yang dibutuhkan seperti adanya: (1) Kebijakan Rektor tentang peningkatan mutu di lingkungan Universitas Gunadarma; (2) dibentuknya organisasi unit pelaksana penjaminan mutu di tingkat Universitas (Badan Penjaminan Mutu), Fakultas dan Program Studi dengan lingkup tugas yang jelas; (3) tersusunnya berbagai panduan pel ak sana an atau manual mutu ; (4) tersedi a n ya ped oma n Evaluasi Diri, Pedoman Evaluasi Internal, dan Pedoman Monitoring dan Evaluasi Internal untuk program pengembangan akademik dan pedoman monevin program hibah kompetisi; (5) program penjaminan mutu dengan alokasi dana di tingkat universitas dan fakultas.
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
43
44
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
BAB 4 ANALISIS EKSTERNAL DAN ISSUE STRATEGIS 4.1.
Globalisasi
Perekonomian dunia dalam beberapa tahun terakhir ini sedang mengalami perubahan yang mendasar. Perekonomian yang berbasiskan kekayaan sumber daya alam dan upah buruh yang murah, berubah menjadi perekomian yang berbasiskan peningkatan dayasaing yang ditopang oleh kemampuan bangsa sebuah untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peranan lembaga pendidikan tinggi dalam menghadapi kondisi seperti ini sangat strategis, terutama dalam proses pemercepatan (acceleration) terbentuknya tatanan masyarakat berbasis ilmu pengetahuan (knowledge-based society). Dengan demikian, pengembangan pendidikan tinggi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari perkembangan ilmu pengetahuan. Indonesia dengan sumber daya alam yang melimpah memerlukan sumber daya manusia yang mampu mengelola potensi menjadi sumber daya yang bisa membawa kemakmuran dan kesejahteraan bangsa. Lulusan dan hasil penelitian perguruan tinggi sangat diharapkan mampu menggali dan mengolah kekayaan dan keragaman sumber daya alam tersebut untuk kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, kesadaran atas keunggulan lokal dan pengembangan kemampuan secara optimal sangat diperlukan dalam mendayagunakan sumber daya alam bagi kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. Pengaruh globalisasi terhadap budaya bangsa berpotensi untuk melunturkan karakter dan jati diri bangsa, sehingga terjadi pengasingan nilai-nilai tradisi. Hal tersebut bila tidak disikapi dengan cermat akan menciptakan kebergantungan pada pihak asing tidak hanya dalam bentuk modal dan investasi, tetapi juga dalam bentuk sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan tata nilai. Persaingan antara pakar asing dan/atau lulusan luar negeri dan lulusan perguruan tinggi dalam negeri dalam pasar kerja lokal juga menjadi tantangan yang harus dihadapi. Dalam sistem pasar terbuka yang dihadapi oleh semua negara di dunia, daya saing bangsa yang didukung oleh partisipasi perguruan tinggi akan mempunyai arti yang sangat penting untuk menghadapi persaingan global yang lahir dari pasar terbuka tersebut. Era globalisasi yang dipicu oleh perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi (TIK) dan dicirikan oleh tingkat persaingan yang semakin ketat, menuntut semua pihak untuk senantiasa meningkatkan daya saing (competitiveness) dalam upaya mempertahankan eksistensinya, baik dalam sektor kehidupan ekonomi, sosial, politik, seni, budaya, maupun ideologi. Bangsa Indonesia, sebagaimana bangsa-bangsa lainnya di dunia, tidak punya pilihan lain kecuali menjadi bagian tak terpisahkan dari persaingan tersebut. Kondisi perkembangan perekonomian yang berubah cepat dan dinamis dalam era globalisasi yang memicu persaingan global, menuntut Universitas Gunadarma sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi terkemuka di Indonesia
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
45
untuk mengambil peran penting dalam meningkatkan daya saing bangsa dengan menciptakan sumber daya manusia yang cerdas dan berdaya saing tinggi. Untuk mengevaluasi peran Universitas Gunadarma dan posisi bangsa Indonesia dalam kancah percaturan perekonomian serta daya saing global dilakukan analisis atas beberapa indikator dari United Nations Organization (UNO) dan Bank Dunia (World Bank). Berdasarkan telaah dan studi awal atas sejumlah faktor yang berperan sebagai motor penggerak meningkatnya peran dan posisi sebuah negara dalam percaturan global, analisis difokuskan pada faktor daya saing dan kualitas sumber daya manusia. Indikator yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan analisis dimaksud meliputi Millenium Development Goal Report (2010), Global Competitiveness Report (20102011), Human Developments Index (2010), Global Information Technology Report (2009-2011), dan E-Government Survey (2010). 4.2.
Daya Saing Nasional
Hasil evaluasi Global Competitivenes Index (GCI) yang dilakukan oleh Bank Dunia tahun 2010-2011 terhadap 133 negara di seluruh dunia mencatat bahwa posisi daya saing Indonesia memperoleh nilai 4,43 dan berada pada urutan ke 44 dunia. Hasil evaluasi tersebut juga menunjukkan bahwa indikator perekonomian makro Indonesia memperoleh nilai tertinggi dibandingkan parameter penilaian lainnya, yaitu sebesar 5,2 (Tabel 3.13). Tabel 3.13. Parameter dan Peringkat Daya Saing Indonesia Parameter
Nilai (1-7 point)
Daya saing bangsa 4.4 Indikator ekonomi makro 5.2 Pendidikan tinggi dan pelatihan 4.2 Efisiensi sumber daya manusia 4.2 Kontribusi teknologi dan sains 3.2 Inovasi dan profitabilitas bisnis 3.7 Sumber: Global Competitiveness Report (2010-2011)
Peringkat (133 Negara) 44 35 66 84 91 36
Kondisi perekonomian makro Indonesia berdasarkan indikator tersebut berada pada peringkat ke 35 dari 133 negara. Parameter pelatihan dan pendidikan tinggi dan tingkat efisiensi sumber daya manusia Indonesia memperoleh nilai yang relatif tinggi, yakni 4,2. Sementara itu, nilai parameter kontribusi teknologi dan sains serta inovasi dan profitabilitas bisnis adalah 3,2 dan 3,7. Di tingkat ASEAN, posisi Indonesia berada di peringkat kelima, di bawah Singapura, Malaysia, Brunei, dan Thailand. Hal ini menunjukkan bahwa daya saing bangsa Indonesia masih rendah—bahkan di tingkat Asia Tenggara.
46
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
Hasil evaluasi juga menunjukkan bahwa tingginya nilai indikator ekonomi makro yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia masih kurang didukung oleh ketersediaan kualitas sumber daya manusia yang kompetitif. Kondisi tersebut disebabkan oleh rendahnya tingkat ketersediaan sumber daya manusia yang berpendidikan tinggi dan terlatih. Selain itu, perkembangan ekonomi makro tersebut juga masih kurang didukung oleh kemampuan daya inovasi dan kreativitas sumber daya manusia bangsa ini dalam menjalankan aktivitas bisnis. Berdasarkan laporan GCI (2010-2011) tersebut, rendahnya tingkat inovasi dan kreativitas dalam menjalankan aktivitas bisnis disebabkan oleh adanya inefisiensi birokrasi di lingkungan pemerintahan yaitu nilainya 16,2. Rendahnya transparansi birokrasi pemerintahan dalam mendukung kegiatan bisnis tersebut akan menciptakan berbagai peluang timbulnya berbagai transaksi ilegal yang berkaitan dengan kegiatan perijinan dan bisnis. Kondisi ini secara tidak langsung akan mendorong tingginya nilai korupsi di Indonesia, yaitu nilainya sebesar 16,0. Faktor lain yang mendukung lambatnya penciptaan iklim usaha yang kondusif dalam kegiatan bisnis adalah ketersediaan infrastruktur, akses pembiayaan, regulasi perpajakan, dan ketersediaan sumber daya manusia yang terlatih (Gambar 3.3).
Gambar 3.3. Faktor-faktor pendukung Inovasi dan Kreativitas Bisnis dan Usaha di Indonesia (Sumber: Global Competitivenes Index Report 2010-2011) Semua parameter yang digunakan dalam penilaian tersebut berkaitan erat dengan kinerja perguruan tinggi. Berdasarkan kondisi tersebut, perguruan tinggi diharapkan dapat menjadi sumber kekuatan moral yang handal dalam memperbaiki kondisi bangsa. Pada saat ini, sebagian besar perguruan tinggi Indonesia masih mengalami berbagai permasalahan internal seperti efisiensi dan efektivitas yang rendah, atau permasalahan eksternal seperti kualitas dan relevansi yang belum sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, sehingga secara keseluruhan harapan masyarakat tersebut belum dapat secara maksimal diwujudkan.
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
47
4.3.
Kualitas Sumber Daya Manusia
Perekonomian yang didasarkan pada penciptaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni secara kreatif dan inovatif, disebut knowledge-based economy. Pada masa yang akan datang, kemampuan bersaing di bidang ekonomi akan ditentukan oleh kemampuan suatu bangsa dalam penciptaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Melalui pengembangan kemampuan tersebut pada tingkat yang memadai, maka sebuah bangsa dapat bersaing dan bersanding sepadan dengan bangsa lain di dunia. Berdasarkan hal tersebut maka ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing merupaka faktor penggerak meningkatnya peran dan posisi strategis suatu bangsa dalam kancah percaturan global. Laporan yang dikeluarkan oleh Bank Dunia tentang Human Development Index (2010), menunjukkan bahwa salah satu faktor utama yang menjadi indikator peningkatan kualitas sumber daya manusia suatu negara adalah pendidikan. Sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 3.4, Nilai Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang diraih oleh Indonesia pada tahun 2010 adalah sebesar 0,600 dan berada pada peringkat 108 dunia atau peringkat keenam di Asia Tenggara. Pencapaian tersebut masih jauh berada di bawah negara Singapura, Brunei, Malaysia, dan Philipina. No
Country
Index
WR
1.
Singapore
0.846
27
2.
Brunei
0.805
37
3.
Malaysia
0.744
57
4.
Thailand
0.654
92
5.
Philippines
0.638
97
6.
Indonesia
0.600
108
7.
Vietnam
0.572
113
8.
Timor Leste
0.502
120
9.
Laos
0.497
122
10.
Cambodia
0.494
124
10.
Myanmar
0.451
132
World Average
0.624
Gambar 3.4. Nilai Indeks, Asean Rank, dan World Rank Human Development Index 2010 (Sumber: Word Bank Annual Repo, 2010)
48
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
Nilai HDI tersebut, dibandingkan dengan nilai HDI pada tahun 1990 (0,458), telah mengalami peningkatan sebesar 0,142 point (Gambar 3.5).
0.6 0.458
0.508
0.561
0.593
0.6
2009
2010
0.5
0.4 0.2 0 1990
1995
2000
2005
Gambar 3.5. Grafik Perkembangan HDI Indonesia 1990-2010 Rendahnya kualitas sumber daya manusia tersebut didorong oleh rendahnya tingkat pendidikan, baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia ditunjukkan dalam laporan GCI tahun 2010 dalam bidang pendidikan tinggi dan pelatihan. Laporan GCI 2010 dalam bidang pendidikan dan pelatihan di Indonesia menunjukkan bahwa ketersediaan sumber daya manusia Indonesia yang memperoleh pendidikan tinggi berada pada peringkat 89 dari 129 negara. Rendahnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang berpendidikan tinggi tersebut juga didorongnya oleh rendahnya faktor kemampuan penelitian dan pelatihan, yang berada pada ranking 52. Sedangkan kualitas sistem pendidikan secara umum (seluruh tingkatan) berada pada peringkat 40. Berdasarkan hal tersebut maka faktor utama yang memerlukan perhatian lembaga pendidikan tinggi di Indonesia, termasuk Universitas Gunadarma, adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui kegiatan pendidikan dan penelitian. Di samping itu, persaingan SDM di pasar kerja nasional maupun internasional terus menuntut tingkat profesionalisme (knowledge, hard skills dan soft skills) yang semakin tinggi pula. Hal tersebut menuntut peningkatan kualitas lulusan Universitas Gunadarma agar dapat memenangkan persaingan baik di tingkat nasional maupun internasional. Sedangkan kegiatan penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang sesuai dengan kebutuhan baik sekarang maupun di masa yang akan datang, Universitas Gunadarma juga berpeluang untuk ikut serta berperan dalam meningkatkan kemampuan bangsa bersaing dalam knowledge-based economy.
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
49
4.4.
Perkembangan Masyarakat Madani (Civil Society)
Globalisasi juga mendorong perubahan konsep kebijakan ekonomi politik dan politik ekonomi dalam suatu negara. Hal tersebut merupakan dampak dari fenomena timbul dan berkembanganya konsep globalisme dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Konsep tersebut banyak diartikan sebagai kemudahan pergeseran berbagai hal, termasuk pergeseran ideologi yang menyertai perdagangan bebas dan faktor produksi. Bahkan menurut pendapat beberapa ahli sosial dan politik (satu di antaranya Beck, 2005) menyatakan bahwa globalisasi merupakan proses penyatuan berbagai dimensi ekonomi dengan politik, sehingga setiap negara akan menjalankan kebijakan ekonominya dengan nuansa politik yang tinggi. Perubahan paradigma tersebut pada tahapan selanjutnya menjadi pemicu utama tumbuh dan berkembangnya konsep demokratisasi politik, yang pada tahapan berikutnya akan mendorong timbulnya masyarakat madani (civil society). Di Indonesia, dampak nyata globalisasi ditandai dengan perubahan sistem pemerintahan yang sentralistis menuju sistem pemerintahan yang lebih demokratis dan desentralistis. Perubahan dan transformasi masyarakat Indonesia menuju masyarakat madani yang demokratis tersebut dapat menimbulkan masalah yang mengarah pada disintegrasi dan ketidakpercayaan masyarakat pada sistem ketatanegaraan yang berjalan. Supremasi hukum yang sedang dibangun belum juga berhasil menata masyarakat madani yang dicita-citakan. Dalam situasi yang demikian, masyarakat pada umumnya menggantungkan harapan pada perguruan tinggi untuk memberikan panduan bagi perjalanan bangsa selanjutnya. Demokratisasi yang semakin berkembang di Indonesia memberikan peluang perguruan tinggi untuk lebih berperan dalam mempercepat terbentuknya masyarakat madani. Peran dan peluang perguruan tinggi tersebut terkait dengan peningkatan beberapa faktor utama dalam pencapaian masyarakat madani. Rekomendasi dari World Economic Forum faktor utama tersebut adalah daya inovasi, kesempatan dan pemerataan dalam menempuh pendidikan tinggi dan berbagai pelatihan, dan tingkat efisiensi pasar tenaga kerja.
50
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
Gambar 3.6. Tingkat Efisiensi dan Inovasi Indonesia (Sumber: Global Competitiveness Index, 2010)
Laporan Global Competitiveness Index tahun 2010-2011 yang dikeluarkan oleh World Economic Forum menunjukkan bahwa tingkat inovasi masyarakat di Indonesia secara umum masih rendah, dengan nilai 4,1 (skala 1-7), dan berada pada ranking 37 dari 139 negara. Sedangkan tingkat pemerataan dan kesempatan masyarakat dalam memperoleh pendidikan tinggi dan pelatihan secara umum juga masih rendah, dengan nilai 4,2 (skala 1-7) dan berada pada ranking 66 dari 139 negara. Faktor berikutnya yang menjadi indicator pencapaian masyarakat madani adalah tingkat efisiensi pasar tenaga kerja. Tingkat efisiensi tenaga kerja di Indonesia berdasarkan Global Competitiveness Index memperoleh nilai 4,2 (skala 1-7) dan berada pada ranking 84 dari 139 negara. Gambar 3.7 menunjukkan bahwa perkembangan berbagai faktor yang menjadi indikator pendorong tingkat inovasi masyarakat di Indonesia masih berada pada tahapan transisi dari tahap pertama (faktor driven) ke tahap kedua (efficiency driven). Sehubungan dengan hal tersebut, maka perguruan tinggi pada umumnya dan Universitas Gunadarma pada khususnya memiliki peran yang strategis dalam percepatan pembentukan dan pengembangan masyarakat madani.
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
51
Gambar 3.7. Grafik Stage of Development (Sumber: Global Competitiveness Index Report 2010-2011).
Berdasarkan hal tersebut, Universitas Gunadarma sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi swasta terkemuka di Indonesia dituntut untuk memberikan contoh atau inspirasi bagi pembentukan dan pengembangan masyarakat madani yang dicitacitakan tersebut. Salah satu peran dan kontribusi Universitas Gunadarma dalam mempercepat terbentuknya masyarakat madani tersebut adalah melalui kegiatan tridharma perguruan tinggi, yaitu pengembangan kualitas sumber daya manusia (pembelajaran), penelitian aplikatif terhadap kebutuhan masyarakat dan industri, dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang memberikan layanan terhadap berbagai kebutuhan masyarakat. Tantangan yang demikian strategis tersebut dijawab oleh Universitas Gunadarma dengan melakukan beberapa kegiatan untuk meningkatkan tingkat inovasi masyarakat, yaitu: (1) pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan tinggi dan pelatihan, terutama bagi masyarakat kurang mampu dengan melalui program beasiswa, yang selalu diupayakan untuk bertambah pada setiap periodenya; (2) pengembangan metode pembelajaran yang mendorong kemampuan daya inovasi dan kreativitas mahasiswa melalui pemanfaatan media teknologi informasi dan komunikasi (TIK), seperti pemberian praktikum mandiri berbasis TIK melalui Integrated Laboratory (iLab), serta pembelajaran berbasis online dalam bentuk virtual class dan softskill; (3) pembekalan materi dan studi kasus yang mutakhir dan adaptif terhadap perkembangan kebutuhan pasar kerja, dalam bentuk kursus dan workshop berbasis TIK yang dilengkapi dengan sertifikasi keahlian; dan (4) pengembangan kerjasama
52
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
dengan industri dalam berbagai aspek, terutama dalam bidang pengembangan keahlian dan kemampuan mahasiswa dan lulusan, serta peningkatan rasio penyerapan lulusan oleh industri. 4.5.
Transformasi Pendidikan Karakter dan Kepribadian
Pesatnya perkembangan perekonomian dunia (globalisasi ekonomi) mendorong juga perubahan pola kehidupan dan kemasyarakatan yang menuju pembentukan tatanan masyarakat madani (civil society) yang berbasis ilmu pengetahuan (knowledge-based society). Transformasi nyata pola kehidupan kemasyarakatan tersebut sangat memerlukan dukungan etika karakter dan etika kepribadian setiap insan sebagai anggota masyarakat. Beberapa isu strategis perkembangan yang perlu dicermati dan diantisipasi oleh perguruan tinggi termasuk Universitas Gunadarma adalah pengembangan etika karakter dan etika kepribadian. Beberapa literatur menyebutkan bahwa salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam pencapaian keberhasilan pembentukan masyarakat madani adalah etika karakter dan etika kepribadian. Implementasi nyata hasil pengembangan karakter dan kepribadian tersebut terwujud dalam beberapa hal seperti integritas, kerendahan hati, kerajinan, penguasaan diri, keberanian, keadilan, kesabaran, kesopanan, dan ketaatan terhadap hukum. Konsep etika kepribadian dan karakter tersebut pada beberapa dekade terakhir ini dianggap merupakan faktor utama yang berperan dalam pencapaian keberhasilan organisasi dan masyarakat. Konsep etika kepribadian berpedoman bahwa keberhasilan merupakan suatu fungsi kepribadian, citra masyarakat, sikap dan perilaku, keterampilan dan teknik, yang mendorong terjadinya proses interaksi manusia. Etika kepribadian pada dasarnya dilaksanakan dengan melalui dua metode pendekatan yaitu (1) teknik hubungan manusia dan masyarakat dan (2) pengembangan sikap mental positif. Sedangkan konsep etika karakter berpedoman pada prinsip-prinsip dasar kehidupan yang efektif, dan beranggapan bahwa setiap insan dapat meraih keberhasilan yang sejati dan kebahagiaan yang abadi apabila belajar dan mengintegrasikan prinsip-prinsip dasar kepribadian, seperti integritas, kerendahan hati, kesetiaan, pembatasan diri, keberanian, keadilan, kesabaran, kerajinan, kesederhanaan, kesopanan, dan kepatuhan hukum. Prinsip mendasar implementasi etika karakter dan kepribadian adalah terbentuknya kondisi masyarakat yang memiliki kemampuan untuk berkomunikasi lebih efektif antarsesama sesuai dengan karakter dan kepribadian masing-masing. Konsep etika kerpibadian dan karakter yang saling menghargai dan menghormati setiap insan yang sekarang menjadi topik diskusi di berbagai belahan dunia tersebut pada dasarnya telah diajarkan dan diimplementasikan dalam kehidupan keseharian. Tetapi konsep tersebut sampai dengan sekarang masih dianggap sebagai suatu konsep yang “kuno atau tertinggal” dan tidak sesuai dengan era modernisasi. Konsep tradisional tersebut pada era sekarang ini merupakan salah satu faktor penting yang wajib dijunjung tinggi dan diimplementasikan dalam pencapaian keberhasilan dan
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
53
pedoman utama pencapaian masyarakat madani (civil society). Berbagai konsep etika karakter dan kepribadian yang telah diajarkan dan dijunjung tinggi oleh nenek moyang tersebut berkembang luas sebagai norma-norma pergaulan di masyarakat Indonesia. Tetapi dalam perkembangannya justru nilai-nilai tersebut mulai ditinggalkan seiring dengan era modernisasi ekonomi dan industri. Sejalan dengan hal tersebut, tantangan perguruan tinggi sebagai agent of change adalah menjadi pelopor dan lokomotif untuk selalu menjaga dan melestarikan, serta mengembangkan karakter dan kepribadian lokal dalam bentuk nilai-nilai moral dan kesopanan menjadi suatu kepribadian bangsa yang dapat diterima secara internasional. Dengan demikian, implikasi sebenarnya konsep international mindedness dapat terwujud secara nyata. Penerapan nilai-nilai moral dan etika kepribadian dan etika karakter tersebut dapat diwujudkan dalam kehidupan keseharian di lingkungan perguruan tinggi. Wujud nyata penerapan etika kepribadian dan etika karakter di lingkungan perguruan tinggi dilakukan melalui penciptaan suasana akademik yang kondusif sesuai dengan melakukan pengembangan karakter inti, karakter utama dan moralitas, serta karakter penunjang, yang ditujukan bagi seluruh pihak di lingkungan perguruan tinggi. Pengembangan karakter utama dan nilai-nilai moralitas tersebut menerapkan model integrasi SQ (sprititual quotient) sejalan dengan peningkatan IQ (intelligence quotient) dan EQ (emotional quotient) bagi seluruh sivitas akademika di perguruan tinggi. Berkaitan dengan hal tersebut, Universitas Gunadarma sejak tahun 2010 sudah mulai menerapkan metode pengembangan etika karakter dan etika kepribadian yang terus menerus dan berkesinambungan (learning process) terhadap seluruh pihak dalam sivitas akademika. Karakter inti yang sudah dikembangkan di lingkungan Universitas Gunadarma adalah belief in God, sedangkan variabel pengembangan etika karakter dan nilai-nilai moralitas yang diterapkan di meliputi dua bagian, yaitu karakter utama dan karakter penunjang.
54
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
kejujuran sopan santun
tanggung jawab
Belief in God persau daraan
kasih sayang empati & perhatian
Gambar 3.8 Karakter Utama di Universitas Gunadarma Karakter utama merupakan inti dari implementasi moralitas yang dikembangkan, yaitu: kejujuran; sopan santun; kasih sayang; empati dan perhatian; persaudaraan, dan tanggung jawab. Sementara itu, karakter penunjang atau tambahan merupakan karakter penunjang yang mendorong seluruh sivitas akademika dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya untuk mencapai kualitas pendidikan yang diharapkan. Adapun beberapa karakter penunjang tersebut adalah gigih (persistent), memiliki rasa ingin tahu (inquirer), inovatif (innovative), mandiri (independent), memiliki kemampuan berkomunikasi (communicator), berani mengambil risiko (risk taker), peduli (caring), berpengetahuan (knowledgeable), memiliki keseimbangan (well balanced), dan berpikiran terbuka (open minded).
4.6.
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah hampir semua aspek kegiatan yang selama ini dilakukan di perguruan tinggi, termasuk kegiatan pembelajaran. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah membuka peluang baru sehingga memungkinkan pendidikan tinggi beroperasi menembus batas wilayah (bahkan ruang dan waktu) dan menerapkan metode pembelajaran non-konvensional, yakni dengan meninggalkan metode pembelajaran tatap muka di kelas dan interaksi fisik dengan mahasiswa, atau paling tidak mengurangi metode konvensional ini dengan memperkenalkan metode non-konvensional. Hal tersebut akan berimplikasi langsung pada penyelenggaraan pendidikan tinggi melalui format baru yang lebih efisien dalam proses pembelajaran dalam arti daya jangkau yang lebih luas dan tidak terikat dengan waktu.
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
55
Beberapa kegiatan non-konvensional tersebut, antara lain, adalah pembelajaran secara elektronik (e-learning) dan pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang saat ini sudah menjadi bagian integral dari proses pembelajaran di perguruan tinggi. Dengan menggunakan teknologi internet telah dimungkinkan semua lembaga pendidikan dan organisasi bisnis menjadi pemain di tingkat global. Di sisi lain, hal ini sekaligus menyebabkan tingkat kompetisi menjadi semakin ketat. World Economic Forum menggunakan Networked Readiness Index (NRI) tahun 20092010 untuk mengukur tingkat kesiapan setiap negara atau komunitas dalam berpartisipasi atau memperoleh manfaat dari pengembangan teknologi informasi dan komunikasi. Indeks tersebut dihitung berdasarkan tiga komponen, yaitu (i) lingkungan untuk TIK yang ditawarkan setiap negara atau komunitas, (ii) kesiapan individu, perusahaan, dan pemerintah, dan (iii) penggunaan TIK oleh setiap pelaku tersebut. Nilai NRI Indonesia pada tahun 2010 adalah 3,72 dan menempati urutan ke-67 dari 115 negara yang disurvei. Posisi tersebut tertinggal jauh dari Singapura yang berada pada posisi 2, Malaysia urutan 27, dan Thailand urutan 47, tetapi lebih tinggi dibandingkan Filipina dan Vietnam yang berada pada urutan 85 dan 117.
Gambar 3.9. Kondisi dan Posisi Indonesia dalam Penerapan TIK (2008-2010) (Sumber: diolah dari Global Information Technology Report 2008-2010)
Seperti dapat dilihat dalam Gambar 3.9, tingkat kesiapan Indonesia dalam penerapan TIK di ASEAN masih berada di urutan keenam di bawah Brunei Darussalam. Perbedaan point antara Singapura dan Indonesia terlihat dari grafik tersebut masih sangat jauh, yaitu sebesar 2,07. Apabila dibandingkan dengan Malaysia, negara ini
56
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
berada pada peringkat kedua di tingkat ASEAN, dengan tingkat perbedaan point-nya adalah sebesar 1,102. Sementara itu, tingkat perbedaan point rata-rata dengan Thailand, Vietnam, dan Brunei Darussalam, berturut-turut, adalah sebesar 0,385, 0,17 dan 0,16. Hasil elaborasi terhadap Laporan Network Readiness Index (2010) pada beberapa indikator yang berkaitan dengan perguruan tinggi pada implementasi TIK oleh perguruan tinggi menunjukkan bahwa (1) tingkat penggunaan TIK secara personal masih berada pada kisaran peringkat 50, (2) kesiapan dan eksplorasi TIK di lembaga perguruan tinggi berada pada peringkat 65, dan (3) ketersediaan tenaga ahli bidang TIK yang masih rendah, yaitu berada pada peringkat 100. Posisi Indonesia dalam pemanfaatan TIK tersebut menjadi salah satu faktor eksternal yang perlu mendapat perhatian dan kepedulian Universitas Gunadarma. Penguasaan dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi merupakan stimulus utama era globalisasi, sehingga lulusan Universitas Gunadarma diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi era informasi. Mengacu pada pencapaian tersebut, Universitas Gunadarma selalu berusaha meningkatkan posisi tersebut melalui penyusunan program-program pengembangan yang inovatif dan berdaya saing tinggi. Implementasi penggunaan TIK di lingkungan Universitas Gunadarma adalah untuk mendukung beberapa kegiatan seperti sumber pembelajaran (learning source), fasilitas pendukung pembelajaran (learning supporting facility), dan fasilitas perluasan komunikasi universitas (extended communication facility of the university). Dengan demikian, pemahaman dan penggunaan TIK merupakan salah satu faktor utama yang berperan bagi seluruh sivitas akademika di lingkungan Universitas Gunadarma dalam mewujudkan pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan.
4.7.
Otonomi Daerah
Salah satu isu yang patut dipertimbangkan adalah implikasi demokratisasi, yaitu keikutsertaan masyarakat dalam penentuan keputusan-keputusan publik. Hal ini merupakan inti dari reformasi yang kita cita-citakan yaitu timbulnya masyarakat sipil (civil society), masyarakat yang egaliter berdasarkan kesetaraan. Sehubungan dengan hal tersebut, pendekatan perencanaan yang sentralistis dan top-down harus segera direvisi menjadi pendekatan perencanaan yang lebih mengedepankan permintaaan (demand) masyarakat yang disebut sebagai perencanaan yang didasarkan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat (community driven planning). Konsep tersebut mendorong timbulnya upaya untuk mencapai kondisi di mana masyarakat sendiri lah yang merancang rencana yang diinginkan, sedangkan pemerintah berperan sebagai fasilitator, yang sering dikenal dengan istilah desentralisasi. Desentralisasi merupakan salah satu perubahan sosial politik yang dialami Indonesia dan diimplementasikan melalui UU 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah, khususnya
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
57
yang menyangkut Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah. Semangat otonomi daerah tercermin, antara lain, pada keinginan sebagian daerah untuk memekarkan diri dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Setelah diberlakukannya Undang Undang No. 22/1999 tentang Otonomi Daerah, pemekaran wilayah administratif menjadi kecenderungan baru dalam struktur pemerintahan di Indonesia. Pada tahun 2004, pemerintahan provinsi telah bertambah dari 30 (2002) menjadi 33 (atau sebesar 26,9 %), sedangkan pemerintah kabupaten/kota meningkat 45,2%, dari 354 menjadi 440 (Bappenas, 2007).
Gambar 3.10. Grafik Pertumbuhan Propinsi dan Kota (2002 – 2007) (Sumber: Bappenas, 2007) Hasil studi yang dilakukan oleh Bappenas (2007) menunjukkan bahwa fenomena pemekaran daerah akan membuka peluang terjadinya fenomena pencarian rente politis dan birokratis (bureaucratic and political rent-seeking), yakni kesempatan untuk meningkatkan potensi wilayah dalam bentuk Pendapatan Asli Daerah (PAD). Faktor lain yang menjadi dasar konsep pemekaran wilayah adalah kebutuhan untuk mengatasi jauhnya jarak rentang kendali antara pemerintah dan masyarakat, serta memberi kesempatan pada daerah untuk melakukan pemerataan pembangunan. Alasan lainnya adalah diupayakannya pengembangan demokrasi lokal melalui pembagian kekuasaan pada tingkat yang lebih kecil. Salah satu konsekuensi negatif dari diberlakukannya otonomi daerah, antara lain, adalah memberikan kemungkinan banyaknya daerah yang hanya memikirkan kepentingan sendiri tanpa berupaya untuk bersinergi dalam pelaksanaan
58
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
pembangunan dengan daerah lainnya. Kondisi tersebut akan menimbulkan persoalan pembangunan apabila tidak diikat dengan satu kerangka keterpaduan yang mengedepankan kepentingan wilayah yang lebih luas dan dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia. Terwujudnya pembangunan wilayah dan kota pada saat ini lebih banyak ditentukan oleh perilaku pasar, komunikasi, informasi yang transparan kepada masyarakat pelaku pembangunan. Oleh sebab itu upaya pembangunan wilayah dan kota dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) di wilayah tersebut sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Implementasi pengembangan wilayah dan pembangunan daerah, peran pemerintah pusat lebih ditekankan pada pembuatan pedoman, norma, standar dan peraturan, pengembangan informasi dan teknologi, perumusan kebijakan dan strategi nasional. Sehingga di sisi lain, pemerintah pusat semakin dituntut untuk mengenali permasalahan wilayah dan kota dan pemecahan yang inovatif yang tidak lagi tergantung pada pemerintah pusat, meskipun masih berkewajiban membantu dalam pembangunan wilayah dan perkotaan. Hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh Bappenas (2007) menunjukkan bahwa terdapat beberapa permasalahan utama yang memerlukan perhatian, yaitu tidak meratanya potensi ekonomi antardaerah, tingginya beban penduduk yang tergolong miskin, rendahnya transparansi pengelolaan keuangan daerah, belum optimalnya layanan publik di daerah serta rendahnya kinerja sumber daya manusia aparat pemerintah daerah. Permasalahan ketimpangan potensi ekonomi antardaerah mendorong rendahnya tingkat PAD dan tingginya rasio masyarakat yang tergolong miskin. Akar permasalahan tersebut berkaitan dengan manajemen keuangan daerah yang masih belum efektif dalam menggerakkan aktivitas perekonomian daerah tersebut, baik aspek konsumsi ataupun aspek investasi. Permasalahan rendahnya kinerja layanan publik di daerah disebabkan oleh belum efektifnya penggunaan dana, ketersediaan sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi layanan publik, dan belum optimalnya pemanfaatan fasilitas layanan publik. Pada aspek rendahnya kinerja aparatur pemerintah daerah disebabkan oleh beberapa hal, yaitu ketidaksesuaian antara aparatur yang dibutuhkan dengan yang tersedia, rendahnya tingkat kompetensi dan kualitas aparatur pemerintahan di daerah. Rendahnya tingkat kompetensi dan kualitas sumber daya manusia tersebut akan mendorong rendahnya kemampuan aparatur pemerintah daerah dalam mengelola keuangan dan PAD-nya. Dampak selanjutnya yang terlihat adalah rendahnya transparansi pengelolaan dan manajemen keuangan daerah. Hasil evaluasi lembaga lain yang juga dilakukan terhadap kegiatan operasional pemerintah daerah dilakukan oleh PBB (United Nations), melalui kegiatan survei terhadap optimalisasi Teknologi informasi dan komunmikasi dalam kegiatan operasional pemerintahan daerah, yang dikenal dengan E-Government Development Index (EGDI) tahun 2010. Penilaian dilakukan terhadap 192 negara di seluruh dunia, sedangkan metode penilaiannya adalah menggunakan indikator penggunaan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi pada fungsi layanan masyarakat, telekomunikasi
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
59
dan modal manusai (human capital). Hasil penilaian EGDI (2010) menunjukkan bahwa di tingkat ASEAN, peringkat Indonesia masih berada di peringkat ketujuh di bawah Singapura, Malaysia, Thailand, dan Philippina. Posisi Indonesia ditinjau dari perspektif peringkat dunia (192 negara), berada pada peringkat ke 109, sedangkan Singapura dan Malaysia berada pada peringkat ke 11 dan 32. Di wilayah ASEAN Indonesia masih berada di atas Kamboja, Myanmar, Laos dan Timor Leste. Pada tahun 2010 nilai indeks EDGI yang diraih oleh Indonesia sebesar 0,4026 yang mengalami penurunan sebesar 0,0087 point bila dibandingkan perolehan nilai indeks pada tahun 2008. Bahkan nilai indeks negara kita tersebut masih berada jauh apabila dibandingkan dengan Vietnam yang berada pada peringkat keenam. Nilai indeks yang diperoleh pada tahun 2010 tersebut masih jauh berada di bawah nilai rata-rata seluruh negara ASEAN yang mencapai 0,4250.
No
Country
EGDI Value
World Rank
2010
2008
2010
2008
1.
Singapore
0.748
0.701
11
23
2.
Malaysia
0.610
0.606
32
34
3.
Brunei
0.479
0.467
68
87
4.
Thailand
0.465
0.503
76
64
5.
Philippines
0.464
0.500
78
66
6.
Vietnam
0.445
0.456
90
91
7.
Indonesia
0.403
0.411
109
106
8.
Cambodia
0.288
0.299
140
139
9.
Myanm ar
0.282
0.292
141
144
10.
Laos
0.264
0.238
151
156
11.
Timor Leste
0.227
0.246
162
155
0.425
0.429
ASEAN average
Gambar 3.11. Peringkat EDGI (2008 dan 2010) Tingkat ASEAN Hasil penilaian EDGI (2010) sejalan dengan studi yang telah dilakukan oleh Bappenas (2007) yang secara umum menunjukkan masih kurang optimalnya layanan masyarakat oleh pemerintah. Hal ini secara umum menunjukkan bahwa optimalisasi dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi masih belum secara maksimal dilakukan oleh pemerintah, terutama dalam berbagai kegiatan pelayanan public serta penetapan kebijakan dan keputusan yang berkaitan dengan masyarakatnya. Berdasarkan kondisi dan permasalahan yang timbul dari kebijakan otonomi daerah tersebut, peran perguruan tinggi sebagai salah satu pemangku kepentingan (stakeholder) dituntut untuk memberikan kontribusi yang lebih optimal. Dengan demikian, Universitas Gunadarma dapat ikut serta berkontribusi membantu mengatasi
60
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
berbagai permasalahan yang timbul tersebut dengan beberapa aktivitas, di antaranya adalah (1) pemanfaatan teknologi Informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di daerah melalui kerjasama pengembangan sistem informasi yang up to date dan akurat dan (2) pengembangan dan penyediaan sumber daya manusia aparatur pemerintah daerah. Ketersediaan sistem informasi pemerintah daerah diharapkan akan dapat mendorong terciptanya pola pengelolaan keuangan daerah yang baik dan handal, serta transparan. Selain itu, ketersediaan sistem informasi tersebut diharapkan juga akan mendukung keputusan dalam menegakkan prinsip the right man on the right place. Manfaat lain dalam mengimplementasikan sistem informasi daerah tersebut berkaitan dengan peningkatan PAD, melalui ketepatan dalam penentuan komoditas unggulan dan peningkatan akses dan jaringan promosi potensi daerah terhadap calon investor ataupun konsumen. Aspek lain dari kontribusi yang dapat diberikan oleh Universitas Gunadarma adalah memberikan bantuan penyediaan sumber daya manusia dengan tingkat kompetensi tinggi, sehingga akan mendorong peningkatan layanan publik yang lebih baik. Hal lain yang juga dapat dilakukan oleh Universitas Gunadarma adalah membantu meningkatkan kompetensi dan keahlian karyawan aparatur pemerintah daerah melalui berbagai kegiatan pelatihan, sertifikasi, seminar, workshop, dan pembimbingan. 4.8.
Globalisasi dan Internasionalisasi Pendidikan Tinggi
Millenium ketiga merupakan era globalisasi dan informasi. Dalam kaitannya dengan globalisasi, Indonesia merupakan salah satu negara yang ikut menyetujui dan terlibat aktif dalam berbagai kesepakatan perdagangan global, seperti WTO, GATT, APEC, dan sebagainya. Dalam era tersebut, hampir semua faktor produksi, seperti uang, teknologi, jasa, pabrik dan peralatan dapat bergerak melintasi batas antar negara tanpa kesulitan berarti. Perdagangan bebas jasa yang dipraktikkan dalam globalisasi berwatak fundamentalisme pasar akan mempunyai dampak yang sangat besar pada lembaga dan kebijakan pendidikan tinggi. Dampak tersebut sangat bervariasi tergantung pada lokasinya di arena global, dapat membuka peluang atau menguntungkan tetapi dapat juga merupakan hambatan atau merugikan sektor pendidikan negara berkembang. Perdagangan bebas jasa pendidikan tinggi kalau dilaksanakan dalam kondisi interdependensi simetris antarnegara atau lembaga pendidikan memang dapat membuka lebar pintu menuju ke pasar kerja global khususnya ke ekonomi negara maju yang telah mampu mengembagakan ekonomi berbasis ilmu pengetahuan (knowledge-based economy). Tetapi dalam kondisi interdependensi asimetris dan lebih-lebih bila penyediaan jasa pendidikan tinggi lebih dilandasi oleh motif for-profit semata, sedangkan tujuan pendidikan lainnya akan dikorbankan. Dunia pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, telah lama, atau bahkan sejak awal kelahirannya telah berkenalan baik dengan internasionalisasi, kalau tidak mau mengatakan bahwa pendidikan tinggi adalah buah dari internasionalisasi ilmu
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
61
pengetahuan, seni dan budaya. Karena menyadari manfaat besar dan positif dari internasionalisasi, hampir tidak ada negara yang secara sadar mau memisahkan dirinya dari arus internasionalisasi. Kondisi tersebut akan mempunyai implikasi langsung terhadap penyelenggaraan pendidikan tinggi nasional. Implikasi-implikasi tersebut antara lain adalah (1) jumlah tenaga kerja terdidik dari luar negeri yang masuk ke Indonesia akan semakin besar, sehingga persaingan dunia kerja bagi lulusan perguruan tinggi semakin ketat dan (2) perguruan tinggi luar negeri akan semakin mudah menyelenggarakan pendidikan di Indonesia, sehingga calon mahasiswa mempunyai peluang yang tinggi untuk memilih perguruan tinggi yang berkualitas. Persaingan tersebut tidak hanya meyangkut output, melainkan juga biaya penyelenggaraan perguruan tinggi dan kinerja penyelenggaraan pendidikan tinggi, baik yang terkait dengan sumber daya manusia, fasilitas maupun manajemen. WTO telah mengidentifikasi 4 tahapan globalisasi penyediaan jasa pendidikan, yaitu (1) cross-border supply, lembaga pendidikan tinggi luar negeri menawarkan kuliah melalui internet dan on-line degree program, (2) consumption abroad, adalah bentuk penyediaan jasa pendidikan tinggi yang paling dominan, melalui model mahasiswa belajar di perguruan tinggi luar negeri, (3) commercial presence, atau kehadiran perguruan tinggi luar negeri dengan membentuk partnership, subsidiary, twinning arrangement dengan perguruan tinggi local, (4) presence of natural persons, dosen atau pengajar asing mengajar pada lembaga pendidikan lokal. Salah satu manifestasi globalisasi pendidikan tinggi adalah berkembangnya pasar pendidikan tinggi tanpa batas (borderless higher education market). Keterbasasan dana yang dialami oleh negara-negara berkembang, peningkatan permintaan akan pendidikan tinggi bermutu, serta kemajuan teknologi informasi dan komunikasi adalah tiga faktor yang mendorong pertumbuhan “borderless market” dalam pendidikan tinggi. Perguruan tinggi di negara maju, terutama Amerika Serikat, Inggris, dan Australia sangat agresif memanfaat the new emerging market dengan meningkatkan penyediaan layanan pendidikan tinggi, tidak sepenuhnya dengan motif filantropis, tetapi dilandasi pertimbangan for-profit dengan menerima sebanyak mungkin mahasiswa luar negeri yang membayar penuh biaya pendidikannya, mendirikan kampus-kampus cabang di negara lain, waralaba pendidikan atau kesepakatan twinning dengan perguruan tinggi lokal, menyediakan pendidikan jarak jauh atau elearning. Perkembangan tersebut perlu diantisipasi dengan sebaik-baiknya agar masyarakat negara berkembang dapat menarik manfaatnya dari penyediaan jasa pendidikan secara global tetapi tanpa harus mengorbankan kepentingan-kepentingan nasional untuk mempreservasi budaya bangsa serta menicptakan kemandirian dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang juga sangat diperlukan oleh setiap bangsa. Berkaitan dengan perkembangan tersebut, perguruan tinggi lokal di Indonesia perlu bersikap proaktif dan progressif untuk dapat ikut serta dalam kancah persaingan global pendidikan tinggi tersebut. Salah satu metode yang dapat dilakukan oleh perguruan
62
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
tinggi lokal adalah dengan membangun berbagai jaringan (networking) dengan berbagai lembaga untuk berbagai keperluan, baik pendidikan, penelitian maupun pengabdian pada masyarakat. Universitas Gunadarma sebagai perguruan tinggi swasta di Indonesia yang sudah bertekad untuk ikut serta dalam kiprah dan peta persaingan global, semenjak tahun 2005 sudah mulai melakukan kerjasama dan kolaborasi yang sejajar dengan berbagai pihak baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Tahapan selanjutnya yang juga telah ditempuh oleh Universitas Gunadarma dalam menghadapi globalisasi pendidikan tinggi adalah melalui pendekatan jaminan mutu dan akreditisasi sesuai standar internasional, seperti Webometrics, 4ICU Ranking, Academic Ranking, dan lain sebagainya. Program tersebut dilanjutkan dengan program akreditasi internasional terhadap unit penyelenggaran kegiatan pendidikan tinggi seperti fakultas, jurusan, dan program studi. Melalui program tersebut diharapkan pengakuan internasional terhadap perguruan tinggi Indonesia akan semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari keberhasilan Universitas Gunadarma semenjak tahun 2006 sudah masuk ke dalam peringkat 100 besar perguruan tinggi seASEAN menurut Webometrics. Perlu diketahui bahwa Webometrics ranking ini dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Januari dan Juli. Peringkat Universitas Gunadarma selengkapnya adalah urutan ke-85 untuk ASEAN dan urutan ke-4459 untuk dunia. Sebagai perbandingan, untuk lingkup ASEAN, hanya 7 perguruan tinggi di Indonesia yang masuk dalam 25 besar, dua di antaranya adalah perguruan tinggi swasta termasuk Universitas Gunadarma. Pada bulan Januari tahun 2011 peringkat Universitas Gunadarma menjadi peringkat ketujuh dan berada pada peringkat ke 1059 untuk peringkat dunia. Sedangkan peringkat pertama perguruan tinggi nasional terbaik versi Webometrics diraih oleh UGM, kemudian diikuti oleh UI, dan ITB. Penjelasan selengkapnya perkembangan peringkat 10 perguruan tinggi nasional versi Webometrics (sampai dengan bulan Januari 2011) disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.15. Peringkat 10 Perguruan Tinggi Nasional Webometrics 2008-2011 Perkembangan Peringkat 2008 – 2011 No Perguruan Tinggi 1 Universitas Gadjah Mada
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
2008-2 2009-1 2009-2 2010-1 2010-2 2011-1 1
1
1
1
2
1
63
2 Universitas Indonesia8
4
3
3
3
3
2
3 ITB
2
2
2
2
1
3
4 Universitas Airlangga
13
11
7
9
8
4
5 Universitas Diponegoro
16
15
12
11
9
5
6 Universitas Kristen Petra
6
7
4
4
5
6
7 Universitas Gunadarma
10
4
5
5
4
7
-
-
-
52
28
8
11
5
8
7
7
9
-
-
13
6
12
10
8 Universitas Negeri Andalas 9 ITS 10 Universitas Negeri Malang
64
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
BAB 5 PERNYATAN VISI DAN MISI 5.1. Ringkasa SWOT Penyusunan visi, misi, dan tujuan strategis tidak terlepas dari hasil analisis SWOT yang merupakan peta kondisi dan kinerja Universitas Gunadarma sebelumnya. Ringkasan hasil analisis SWOT selengkapnya pada gambar 5.1. di bawah ini.
Gambar 5.1. Ringkasan Analisis SWOT Berdasarkan peta kondisi dan situasi tersebut maka Universitas Gunadarma mengembangkan berbagai alternatif solusi, yang menjadi acuan program pengembangan dalam lima tahun ke depan. Alternatif solusi tersebut merupakan peta institusi yang dikaitkan dengan rencana pengembangan agregat dari masing-masing satuan akademik di lungkungan Universitas Gunadarma. Peta alternatif berbagai program tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.2.
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
65
Gambar 5.2. Peta Alternatif Program
5.2. Pernyataan Visi, Misi, dan Tujuan Strategis Visi
Pada tahun 2017 UG menjadi perguruan tinggi swasta terkemuka yang bereputasi internasional, memiliki jejaring global, dan memberikan kontribusi signifikan bagi peningkatan daya saing bangsa Misi Menyelenggrakan pendidikan tinggi berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang berkualitas dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa Menciptakan suasana akademik yang mendukung terselenggaranya kegiatan penelitian yang bertaraf International dan bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia Menyelenggarakan kegiatan pengabdian lepada masyarakat sebagai pengejawantahan tanggung jawab sosial institusi Menyelenggarakan kerjasama dengan pelbagai institusi, baik di dalam maupun di luar negeri Mengembangkan organizáis institusi dalam rangka merespon pelbagai perubahan yang terjadi
5.3. Nilai-Nilai Institusi Melalui Good University Governance, Universitas Gunadarma bertekad membangun keprofesian, kemandirian dan daya saing dengan menjunjung tinggi nilai-nilai National Integrity, Harmony in Diversity, Equal Partnership, Social Responsibility,Teamwork Culture, serta nilai-nilai yang menggambarkan identitas nasional.
66
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
National Integrity Indonesia merupakan sebuah negara yang terdiri dari multi etnis multi agama, multi ras, multi kultur, dan berbagai keragaman lain. Namun dengan falsafah negara “Pancasila” dan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika,” semua keberagaman itu dapat diikat dengan tali yang bernama nasionalisme. Seseorang tidak pernah memilih di mana ia dilahirkan, melalui siapa ia dilahirkan, di negara mana ia dilahirkan, dan sebagainya. Seseorang dilahirkan melalui takdir atau ketetapan Ilahi. Mau tidak mau, suka tidak suka ia harus menerima ketetapan itu dan selanjutnya ia harus menjalankan apa yang telah diperintah Ilahi kepadanya. Universitas Gunadarma sejak 1981 telah menjadi bagian dari komunitas bangsa Indonesia, dalam hal ini komunitas pendidikan. Karenanya, warga Universitas Gunadarma juga terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, dan sebagainya. Sebagai bagian integral dari negara Indonesia, maka Universitas Gunadarma juga menjalankan azas negara, yaitu “Pancasila” dengan semboyannya “Bhinneka Tunggal Ika, ” yang menghargai berbagai perbedaan yang merupakan kodrat Ilahi. Mahasiswa dan dosen Universitas Gunadarma terdiri dari berbagai suku bangsa, yang diistilahkan mulai dari Sabang sampai Merauke. Justru sebagai institusi pendidikan, Universitas Gunadarma memerankan diri sebagai contoh teladan bagi masyarakat tentang bagaimana perbedaan itu bisa dikelola menjadi suatu kekuatan. Universitas Gunadarma yang relatif masih baru jika dibandingkan perguruan tinggi negeri, namun mampu mensejajarkan diri dengan
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
67
mereka, di tingkat nasional maupun internasional. Prestasi mahasiswa dan dosen dalam bidang lomba ilmiah maupun penelitian, begitu juga secara institusi, di berbagai lembaga pemeringkatan dunia, membuktikan hal itu. Harmony in Diversity Ibarat beragamnya alat musik yang masing-masing menghasilkan suara yang berlainan, namun jika dikelola dengan baik, maka akan menghasilkan irama yang nikmat untuk didengar, begitulah Universitas Gunadarma. Dengan berbagai latar belakang civitas akademika yang beragam, dapat tercipta lingkungan yang harmoni. Lingkungan yang harmoni akan menghasilkan atmosfer akademik yang kondusif sehingga dapat meningkatkan prestasi akademik dan produktivitas kependidikan. Universitas Gunadarma juga telah mengadopsi apa yang sekarang dikenal dengan 18 pendidikan karakter bangsa atau 18 nilai moral bangsa yang positif, yakni religius, kejujuran, disiplin, toleransi, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, bersahabat/ komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung-jawab. Nilai religius dicerminkan dengan kebebasan seseorang untuk menjalankan nilai-nilai keagamaan dan kepercayaannya masing-masing. Warga Universitas Gunadarma juga dipersilakan merayakan atau memperingati acara-acara keagamaan. Hal itu tidak mungkin terlaksana jika nilai-nilai toleransi tidak dimiliki warga lainnya. Dalam usia yang relatif muda, Universitas Gunadarma juga mustahil bisa sampai sebesar ini bila tidak ada nilai-nilai kerja keras dari para pengelolanya. Sebagai perguruan tinggi swasta, Universitas Gunadarma sudah terbiasa dengan bekerja keras, mandiri, dan kreatif karena sebagian besar biaya operasionalnya diperoleh dari kalangan sendiri (uang kuliah mahasiswa). Universitas Gunadarma juga sangat peduli sosial, hal itu dicerminkan dengan ikut terjunnya civitas Universitas Gunadarma ke daerah-daerah bencana, dan yang jelas, Universitas Gunadarma turut memberi beasiswa kepada mahasiswa yang kurang mampu namun memiliki prestasi akademis yang baik, dan juga mematok uang kuliah yang relatif terjangkau masyarakat umum. Equal Partnership Sebagai insan di pendidikan, warga Universitas Gunadarma sadar betul bahwa tidak ada orang yang super, bak pepatah mengatakan “di atas langit masih ada langit,” sehingga semua saling membutuhkan dalam mengisi kehidupan ini. Untuk itulah diperlukan sikap kesetaraan dalam adab pergaulan bagi setiap warganya. Dosen dan mahasiswa sama-sama saling membutuhkan, karenanya kedua pihak harus memiliki karakter saling toleran, demokratis, dan bersahabat/ komunikatif. Namun demikian, karena ada perbedaan peran di dalamnya, maka semua karakter tersebut masih harus dibatasi dengan sikap jujur dan bertanggung-jawab. Jadi semua warga Univeritas Gunadarma memiliki kesamaan derajat dalam pergaulannya, namun tetap menjunjung tinggi norma-norma pergaulan dan perannya. Bagi sesama mahasiswa, kerja sama dalam kesetaraan juga penting, misalkan dalam kelompok belajar bersama. Ada pendapat yang menyatakan bahwa “belajar yang baik adalah dengan mengajar,” artinya seorang mahasiswa yang pandai tidak ada salahnya atau tidak ada ruginya mengajari mahasiswa yang kurang pandai, karena dengan mengajar ilmunya akan bertambah, misalkan dengan munculnya pertanyaan dari
68
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
temannya yang kurang pandai tadi yang mungkin di luar dugaannya, atau untuk lebih dapat mengingat pelajarannya. Social Responsibility Perguruan tinggi manapun, baik perguruan tinggi swasta, apalagi perguruan tinggi negeri tentu harus ‘berterima kasih’ kepada masyarakat, khususnya yang telah berpartisipasi dalam mendukung keberadaan perguruan tingginya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Perguruan tinggi dipercaya masyarakat dalam mendidik anak-anak bangsa menyongsong masa depannya yang lebih baik. Salah satu bentuk tanggung jawab sosial ke masyarakat dari sebuah perguruan tinggi adalah menghasilkan lulusan yang berkualitas, dalam arti mampu menghantarkan mereka mencapai ke sana, tentu banyak langkah yang harus diperbaharui secara periodik, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang ada di masyarakat. Untuk itu, secara rutin Universitas Gunadarma mengadakan pertemuan untuk membahas keterkinian ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan untuk menyiapkan keserasian gerak langkah (pengelolaan/ administratif), dilakukan rapat kerja pimpinan (Rapim) satu tahun sekali. Sebagai bentuk pertanggung-jawaban sosial Universitas Gunadarma ke masyarakat adalah melakukan wisuda sarjana, diploma tiga, pascasarjana S2 dan S3 setiap satu semester sekali. Dalam kegiatan itu, dilaksanakan pula pemberian beasiswa kepada ratusan mahasiswa yang berprestasi dalam bidang akademik. Bentuk pertanggung-jawaban sosial lainnya dari keberadaan Universitas Gunadarma adalah membangun ekonomi warga sekitar. Dengan kehadiran Universitas Gunadarma, warga sekitar bisa menjalankan fungsi-fungsi ekonomi, seperti menjalankan bisnis perdagangan, atau menjual jasa yang memang tidak diperkenankan dilakukan di dalam kampus. Begitu juga tanggung-jawab sosial Universitas Gunadarma yang dikaitkan dengan pengabdian kepada masyarakat, sebagai perwujudan darma ketiga dari tridharma perguruan tinggi. Universitas Gunadarma telah dan terus membina beberapa perguruan tinggi, baik yang berada di pulau Jawa maupun di luar pulau Jawa. Universitas Gunadarma juga membina para wirausaha ekonomi lemah dan koperasi di beberapa lokasi. Secara rutin Universitas Gunadarma juga melaksanakan try-out (latihan) tes masuk perguruan tinggi kepada siswa-siswa SLTA di Jabodetabek dan Kabupaten Karawang. Kegiatan ini bermanfaat untuk mengetahui seberapa siap siswa mengikuti ujian masuk perguruan tinggi negeri favoritnya. Universitas Gunadarma juga sering mengadakan seminar, lokakarya, dan pelatihan kepada masyarakat, seperti latihan perbengkelan, seminar kewirausahaan, dan lain sebagainya. Teamwork Culture Tidak ada manusia super karena manusia adalah makhluk sosial, di mana satu orang dengan orang lain saling membutuhkan. “Untuk menghasilkan melodi yang indah diperlukan berbagai jenis alat musik,” artinya untuk menghasilkan produk perguruan tinggi yang baik dibutuhkan berbagai keahlian yang tidak dimiliki hanya oleh satu orang saja. Selain itu, keterkaitan kerja antar-unit kerja mengharuskan dilakukan kerja sama agar tercipta saling pengertian dan keharmonisan hubungan. Hal ini telah disadari pengelola Universitas Gunadarma sejak masa berdirinya hingga saat ini dan masa mendatang. Dengan demikian, budaya kerja sama sudah tidak asing lagi bagi Universitas Gunadarma. Selain untuk memperingan tugas, kerja sama dalam
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
69
sebuah tim bisa melatih diri (individu) dalam hal kejujuran, disiplin, toleransi, kreatif, demokratis, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, cinta damai, peduli sosial, dan bertanggung-jawab. Budaya kerja sama di Universitas Gunadarma sejak dulu dibangun dengan penuh rasa tanggung jawab kepada diri sendiri (kesadaran diri) bahwa di sinilah tempat untuk mencari nafkah, di sinilah tempat untuk menimba dan berbagi ilmu, di sinilah tempat untuk beribadah, dan seterusnya, sehingga jatuh-bangunnya lembaga ini merupakan tanggung-jawab setiap pribadi (warga) di dalamnya. Karenanya setiap pribadi berusaha untuk bekerja sebaik-baiknya, berpikir positif, kreatif, dan konstruktif serta secara bersama-sama bertindak (bekerja sama) secara aktif dan produktif untuk terus memajukan Universitas Gunadarma. Team work yang berjalan dengan baik akan menghasilkan konsep resource sharing, yaitu penggunakan sumber daya untuk kepentingan yang lebih luas, yaitu kepentingan Universitas Gunadarma. Satu tantangan dalam menjalankan sebuah kerja sama tim (seperti halnya sebuah sistem) adalah faktor komunikasi, ini penting karena jika terjadi kesalahpahaman maka kesalahan fatal bisa terjadi. Universitas Gunadarma yang telah berbasis teknologi informasi bisa mencegah hal ini, komunikasi bisa terjalin dengan baik melalui andalnya jaringan teknologi informasi yang dimiliki Universitas Gunadarma. Resource sharing Sebagai perguruan tinggi swasta, Universitas Gunadarma harus berpikir kritis, berpikir kreatif, dan bertindak dengan memegang teguh azas manfaat secara efektif dan efisien. Itu semua dilakukan agar Universitas Gunadarma bisa terus melangkah maju atau setidaknya bisa terus survive. Salah satu hasil olah pikir para pengelolanya, maka sejak dulu Universitas Gunadarma telah menerapkan kebijakan resource sharing. Selain hasil olah pikir, resource sharing yang diterapkan juga merupakan hasil olah rasa. Salah satu contohnya adalah pemakaian kampus atau gedung secara bersamaan oleh seluruh fakultas atau program studi (tentu dengan tata kelola yang baik). Dengan demikian tidak ada fakultas/ jenjang studi yang ‘dianak-emaskan’ atau ‘dianak-tirikan,’ semua sama (nilai kebersamaan/ toleransi), baik bagi fakultas yang jumlah mahasiswanya sedikit maupun fakultas yang jumlah mahasiswanya banyak. Jadi, fungsi resource sharing dalam hal ini memiliki dua dimensi, yaitu dimensi fisik dan psikis. Dimensi fisiknya berhubungan dengan optimalisasi nlai ekonomi (keuangan institusi) dan dimensi psikis berhubungan dengan rasa keadilan yang menghasilkan perilaku cinta damai dan toleransi kepada rekan kerja. Performance Quality Sebagai pribadi yang religius, seseorang akan bekerja sebaik mungkin (doing the best) karena setiap apa yang dikerjakannya akan diyakininya sebagai nilai ibadah kepada Ilahi. Di luar itu, setiap orang (dalam hal ini warga kampus) yang selalu bekerja keras secara konsisten dan menampilkan kemampuannya secara optimal, maka ia akan terekam di benak rekan-rekan lain, termasuk atasannya. Ada beberapa keuntungan yang akan selalu mengikuti pribadi seperti itu, antara lain akan selalu dipromosikan ke jenjang karir berikutnya, atau akan selalu dijadikan panutan atau keteladanan bagi orang lain. Secara budaya, penilaian Universitas Gunadarma terhadap dosen atau mahasiswa yang berprestasi tidak terlepas dari indikator ini.
70
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
Untuk itu, Universitas Gunadarma selalu menyediakan sarana untuk membantu dosen dan mahasiswa dalam mengeksplor diri hingga dapat menampilkan kinerja terbaiknya. Sarana yang disediakan untuk itu antara lain bea siswa untuk meningkatkan jenjang studi lanjut, menyediakan layanan internet yang baik berikut dengan fasilitasfasilitasnya seperti menyediakan e-mail, blog, dan sebagainya bagi setiap dosen maupun mahasiswa. Pihak Universitas Gunadarma juga membiayai perlombaan yang akan dilakukan mahasiswa ke luar kampus, membiayai penelitian, kerja sama dengan lembaga lain, dan sebagainya. Pihak kampus menyadari bahwa bila kinerja warganya baik, maka secara otomatis kinerja kampus juga akan ikut baik. Budaya kerja yang sudah terjadi sejak lama adalah budaya menghargai prestasi, yaitu masing-masing individu saling berusaha mendukung, mendorong, dan memotivasi rekan-rekannya untuk maju, selain dirinya yang juga secara sportif berkompetisi dan berusaha untuk maju bersama. Digital Mobility (Digital Personality) Universitas Gunadarma dapat dikatakan sebagai universitas yang besar dan lokasinya tersebar di berbagai penjuru. Karenanya diperlukan komunikasi yang efektif dan mobilitas pengelolaan yang tinggi agar harmonisasi geraknya dapat terus selaras. Dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini, semua tidak mustahil lagi untuk dilakukan. Jangankan hanya lingkup kampus, informasi lintas benua saja sudah amat mudah dilakukan. Dengan digital personality, maka kepedulian warga Universitas Gunadarma tidak terbatas hanya kepedulian di kawasan kampus, namun juga dapat dikembangkan dalam mengaplikasikan karakter bangsa yang peduli lingkungan, peduli sosial, semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Warga kampus bisa menyumbangkan pikiran konstruktifnya kepada pihak lain yang sedang mengalami hambatan atau kesulitan, atau mensyiarkan nilai-nilai luhur untuk kemajuan bangsa. Budaya yang diperoleh dari perilaku digital personality adalah selalu mengakses (update) informasi pribadinya, khususnya yang datang dari kampus, juga mengakses isu-isu nasional dan internasional yang berkaitan dengan hidup dan kehidupan pribadi, keluarga, dan tempat bekerja (tempat kuliahnya). Dengan mengetahui informasi yang dini, maka langkah-langkah yang akan diambil untuk mengantisipasi efek dari informasi tersebut bisa dilakukan lebih cepat (up to date). Dengan berbasis TIK, Universitas Gunadarma sudah menyediakan sarana untuk itu, yaitu jaringan internet yang menggunakan bandwidth relatif besar, dan menjadikan lingkungan kampus merupakan lingkungan hotspot yang bisa diakses warga kampus secara bebas. Selain itu Universitas Gunadarma selalu mencarikan dan mendapatkan penyedia layanan (baik telepon maupun internet) yang bisa memberikan pelayanan terbaiknya dan dengan harga yang sangat ekonomis. Hingga kini, selain penyediaan sarana internet yang bebas akses dan bebas biaya bagi warga kampus, Universitas Gunadarma juga telah bekerja sama dengan pelayanan telekomunikasi yang bersifat mobile untuk membebaskan biaya percakapan antar-sesama warga kampus melalui pesawat telepon selular. Begitu juga dengan metode belajar-mengajar di kelas, dengan konsep digital personality, dosen memanfaatkan berbagai bentuk teknologi pendidikan, seperti penggunaan viewer di dalam kelas, atau memanfaatkan virtual class yang memungkinkan mahasiswa dan dosen berada di tempat yang berbeda ketika proses
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
71
belajar-mengajar dilakukan, atau melalui teleconference dengan dosen atau pakar yang berada jauh di luar kampus, dan sebagainya. Beberapa budaya lain yang telah diterapkan Universitas Gunadarma dalam mendukung perilaku digital personality ini, yaitu pengurusan administrasi (suratmenyurat) dari dan ke kampus (konsep paperless), melihat nilai-nilai akademik, melihat absensi kehadiran mahasiswa, melihat pengumuman-pengumuman, seperti pengumuman jadwal kuliah, jadwal ujian, atau membaca catatan-catatan dosen, interaksi antara mahasiswa dengan dosen, atau sesama mahasiswa, sesama dosen, dan masih banyak lagi. Maka tak heran bila Universitas Gunadarma menduduki ranking tertinggi dalam pemeringkatan pemanfaatan sarana digital dari badan pemeringkat yang diakui di dunia seperti 4ICU, Webometric dan sebagainya.
72
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
BAB 6 PETA STRATEGI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN 6.1. Peta dan Tahapan Pencapaian Program Strategis
Gambar 6.1. Peta Program Pengembangan Sesuai dengan peta program pengembangan Universitas Gunadarma seperti pada Gambar 6.1 di atas menunjukkan bahwa pengembangan Universitas Gunadarma bereputasi Internasional yang beridentitas Nasional. Hal ini diprogramkan dengan memperhatikan empat perspektif, yaitu perspektif : (a) pemangku kepentingan (stake holder); (b) proses pendidikan; (c) pembelajaran dan pertumbuhan; serta (d) otonomi keuangan. Untuk melayani perspektif stake holder, Universitas Gunadarma berusaha meningkatkan daya saing di tingkat Nasional dan juga melaksanakan tanggungjawab sosial, hingga mencapai reputasi Internasional. Hal ini berkaitan dengan perspektif otonomi keuangan, yaitu dalam hal akses pendanaan dan kesetaraan.
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
73
Untuk melayani perspektif proses pendidikan, ditegakkan sistem penjaminan mutu yang menjamin iklim akademik, pengembangan kerja sama dalam penelitian, proses belajar yang inovatif, kerjasama Internasional, serta sistem komunikasi yang adaptif berbasis TIK. Hal ini berkaitan dengan perspektif otonomi keuangan, yaitu dalam hal efisiensi dan produktivitas. Untuk melayani perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, dibangun kompetensi sumber daya manusia, tatakelola yang baik, serta infrastruktur TIK yang berkualitas. Hal ini berkaitan dengan perspektif otonomi keuangan, yaitu dalam hal peningkatan penghasilan (income generating). Tahapan Pencapaian Program Strategi 1. Pendidikan o Meningkatkan mutu akademik sesuai dengan baku mutu akademik nasional. o Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, baik tenaga akademik maupun tenaga pendukung. o Menciptakan suasana akademik yang kondusif. o Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendukung proses pembelajaran. o Meningkatkan secara berkesinambungan sistem pengelolaan institusi. o Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan kemahasiswaan. 2. Penelitian o Memberdayakan peran lembaga penelitian dan pusat kajian/pusat studi. o Meningkatkan kerjasama dengan lembaga penelitian di berbagai institusi, baik institusi pendidikan maupun non-pendidikan. o Menyelenggarakan program penelitian kreatif, inovatif dan produktif. o Meningkatkan jumlah dan kualitas publikasi nasional dan internasional 3. Pengabdian kepada masyarakat o Meningkatkan ’link and match’ dengan dunia industri. o Meningkatkan kegiatan transfer teknologi untuk kepentingan masyarakat 6.2. Program Pengembangan dan Indikator Kinerja Dengan kekuatan yang dimiliki, Universitas Gunadarma harus mampu menangkap peluang yang tersedia sekaligus mengatasi ancaman yang ada. Kemampuan dimaksud, antara lain, dalam bentuk sebagai berikut: Pertama, kemampuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kualitas akademik yang baik dan memiliki daya saing tinggi, baik di tingkat nasional, regional maupun internasional. Hal ini akan sangat membantu dalam memperoleh calon mahasiswa, terutama calon mahasiswa unggul.
74
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
Kedua, kemampuan untuk mengembangkan beragam produk akademik secara berkelanjutan. Universitas Gunadarma sebagai pengelola ilmu harus mampu menghasilkan berbagai output keilmuan sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan (stakeholders), dalam hal ini masyarakat dari pelbagai lapisan atau kalangan. Berkenaan dengan hal tersebut, sudah selayaknya paradigma pengelolaan harus digeser dari pengelolaan lembaga yang berorientasi pada persediaan (supplydriven) ke pengelolaan lembaga yang berorientasi pada permintaan (demand-driven). Ketiga, kemapuan membangun manajemen perguruan tingi yang efisien, efektif, akuntabel, dan transparan dalam rangka mengembangkan dan menerapkan konsep tatakelola universitas yang baik (good university governance). Keempat, kemampuan untuk membangun budaya kerja yang dilandasi oleh kejujuran, kekentalan komitmen, dan objektivitas secara terus menerus dalam rangka membangun budaya dan iklim akademik yang kokoh dan mapan. Kelima, kemampuan dalam mempertahankan eksistensi dan meningkatkan kontribusi sivitas akademika dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara berkelanjutan. Keenam, kemampuan meningkatkan modal sumber daya manusia secara berkelanjutan melalui beragam kegiatan akademik berupa seminar, lokakarya, dan lain-lain. Ketujuh, kemampuan untuk membangun jaringan dengan berbagai lembaga baik untuk kepentingan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat maupun untuk kepentingan pencarian sumber dana di luar sumber dana internal. Kedelapan, kemampuan mempertahankan dan mengembangkan sistem pengelolaan sarana dan prasarana penunjang proses pembelajaran dengan konsep berbagi sumber daya (resource sharing) dalam rangka mempertahankan dan bahkan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemanfataannya. Kemampuan dalam memadukan atau mengintegrasikan kedelapan kemampuan tersebut merupakan prasyarat lain yang juga harus dimiliki oleh Universitas Gunadarma, karena pada hakikatnya kedelapan kemampuan tersebut memiliki keterkaitan yang erat dalam rangka memertahankan eksistensi dan meningkatkan kontribusi lembaga bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa.
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
75
Indikator Kinerja Universitas Gunadarma Butir
Perspektif
Sasaran Strategis
Reputasi internasional
A
Pemangku kepentingan
Daya saing Nasional
ditingkat
Tanggungjawab sosial
Program internasional
Proses inovatif
B
Proses akademik
kerjasama
pembelajaran
Kerjasama penelitian dan pengembangan
Sistem komunikasi adaptif
Sistem penjaminan mutu Suasana akademik
C
76
Pembelajaran dan pertumbuhan
Kualitas infrastruktur TIK Good Governance
University
Indikator Kinerja Kerjasama penelitian (internasional) Keanggotaan dosen dlm forum ilmiah internasional Pertukaran dosen Akreditasi program studi Kompetensi lulusan di dunia kerja Jumlah institusi yang menjadi sasaran pengabdian kepada masyarakat Peranan dalam memperdayakan masyarakat Profesor tamu dari luar negeri Pengiriman dosen penelitian/seminar di luar negeri Penggunaan peralatan audiovisual Pengembangan materi pelatihan secara digital Tingkat penggunaan student digital locker Prosentase artikel pada jurnal internasional Prosentase artikel pada prosiding seminar internasional Prosentase artikel yang dipublikasikan dalam lingkup nasional Jumlah kerjasama penelitian Jumlah perolehan hibah penelitian kompetitif Jumlah kunjungan ke situs web Persentase dosen yang memiliki homepage Persentase dosen yang menggunakan media online/handphone untuk memperlancar bimbingan Jumlah prosedur online Pengakuan jaminan kualitas dari Dikti jumlah mahasiswa terlibat dalam riset dosen Ketersediaan system Tingkat paper less transaction Tingkat kinerja staff akademik Jumlah komplain pada Helddesk Online
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
Butir
D
Perspektif
Keuangan
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Persentase Dosen bersertifikasi Persentase Dosen dengan Kompetensi sumber daya pangkat min Lektor Kepala manusia Persentase Dosen bersertifikasi dosen Tingkat keketatan mahasiswa baru Akses dan kesetaraan Persentase mahasiswa penerima beasiswa Persentase dosen yang memperoleh insentif Dikti Efisiensi dan produktivitas Persentase anggaran operasional Return on Investment Persentase dana masyarakat thd total anggaran Peningkatan Pendanaan Sumber pendanaan
77
78
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
BAB 7 PENUTUP Rencana Strategis Universitas Gunadarma Tahun 2012 – 2016 merupakan dasar bagi penyusunan Rencana Kegiatan dan Rencana Anggaran Tahunan di tingkat Fakultas dan Program Studi. Perubahan Rencana Strategis dapat dilakukan jika kondisi lingkungan, baik internal maupun eksternal, mengalami perubahan dan tidak sesuai lagi dengan sebagian besar kandungannya, sehingga sulit untuk diimplementasikan. Perubahan dilakukan oleh Rektor dan diajukan kepada Senat Universitas untuk memperoleh persetujuan. Rencana Strategis Universitas Gunadarma ditetapkan untuk melaksanakan program pengembangan sehingga dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dalam pelaksanaannya selalu dilakukan pemantauan dan evaluasi dari Badan Penjaminan Mutu.
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
79
LAMPIRAN
Renstra 2012 Universitas Gunadarma
Key Performance Indicators No. A
B.
Perspektif Stakeholders
Proses Akademik
Sasaran Strategis Reputasi International
KPI 1. Kerjasama international 2. Webometrics Ranking 3. 4ICU Ranking (Nasional) 4. 4ICU Ranking (ASIA) 5. THE
Daya saing di tingkat nasional
1. Akreditasi Program Studi 2. Indonesian QS Star Rating
University Social Responsibility
1. Jumlah institusi yang menjadi sasaran abdimasy 2. Persentase beasiswa untuk masyarakat miskin
29 0.0139
37 0.0163
46 0.0189
54 0.0221
63 0.0244
73 0.0267
Collaborative International Program
1. Professor tamu dari LN 2. Mahasiswa asing
16 11
18 13
20 15
22 20
25 30
30 50
Innovative Learning Process
1. Jumlah materi pada virtual-class/e-learning 2. Jumlah materi pada Open Courseware 3. Tingkat utilisasi student digital locker
181 148 100%
196 168 100%
221 197 100%
256 227 100%
301 262 100%
326 300 100%
Join Research and development
1. Artikel Jurnal international 2. Artikel pada seminar international 3. Artikel Jurnal nasional 4. Artikel pada seminar nasional 5. Jumlah join research internasional 6. Jumlah join research nasional 7. Jumlah dana riset kompetitif (dlm juta)
20 58 145 435 2 0 1.264,258
25 68 174 493 3 2 1.575
30 78 203 551 4 4 1.775
35 88 232 609 5 6 2.175
40 98 261 667 7 8 2.475
50 108 145 725 10 10 2.775
Adaptive Communication System
1. Peringkat traffik website (alexa) 2. Jumlah hits/visit ke website UG per bulan 3. Persentase dosen yang memilik homepage
329 dr 10.000
255 dr 10.000
215 dr 10.000
185 dr 10.000
165 dr 10.000
155 dr 10.000
25684 80%
30000 85%
36000 90%
44000 95%
50000 100%
58000 100
2 13 93
4 20 95
6 25 98
8 30 100
10 35 102
12 40 105
28740 888 32.36 1077.75 123 25.31%
30740 963 31.92 1152.75 148 26.81%
31740 998 31.80 1190.25 185 29.02%
31740 1028 30.88 1190.25 231 32.04%
32740 1063 30.80 1227.75 289 34.02%
33740 1103 30.59 1265.25 361 35.88%
Quality Assurance System
1. Quality Asurance Award (Dikti) 2. Jumlah prosedur online 3. Jumlah SOP
Academic Atmosphere
1. Jumlah mahasiswa 2. Jumlah dosen Ratio Dosen : Mahasiswa 3. Jumlah mahasiswa terlibat dalam riset dosen 4. Jumlah PKM 5. Tingkat kunjungan ke digital library
Baseline 15 4-nasional 5-nasional 100 ASIA Profil
2012 16 20 ASEAN 4-nasional 80-ASIA profil
2013 18 100-Asia 3-nasional 70-ASIA profil
2014 20 75-Asia 3-nasional 60-ASIA profil
2015 22 50-Asia 3-nasional 50-ASIA 500-ASIA
2016 25 500-dunia 3-nasional 40-ASIA 500-Asia
A-55% A 2-Star
A-69%A 2-star
A-79% A 2-star
A-83%A 2-star
A-86%A 3-star
A-90%A 3-Star
Key Performance Indicators No. Perspektif Sasaran Strategis C. Learning and Growth ICT infrastructure quality
Good University Governance
HR Competency
D.
Financial
KPI 1. System avaliability a. Staffsite b. Studentsite c. Sistem Informasi Akademik d. Jaringan internet 2. Tingkat paper less transaction
Baseline
2012
2013
2014
2015
2016
93% 90% 90% 75% 94%
94% 92% 92% 80% 96%
95% 93% 93% 85% 97%
96% 95% 95% 90% 98%
97% 96% 96% 95% 99%
98% 98% 98% 98% 100%
1. Tingkat kinerja staff akademik a. Sangat baik b. Baik c. Cukup 2. Jumlah komplain pada Helddesk Online
34% 65% 1% 1180
37% 63% 0% 1050
39% 61% 0% 950
42% 58% 0% 850
46% 54% 0% 750
50% 50% 0% 650
1. Persentase Dosen bersertifikasi 2. Persentase Dosen dengan pangkat min. LK 3. Persentase Dosen bergelar S3
32% 7% 14%
40% 10% 16%
60% 15% 18%
80% 20% 20%
100% 25% 22%
40% 25%
Access&Equity
1. Tingkat keketatan mahasiswa baru 2. Persentase mahasiswa penerima beasiswa
5.27 0.092
4.00 0.094
4.00 0.097
3.00 0.099
3.00 0.102
2.00 0.105
Efisiensi dan produktifitas
1. Persentase dosen yang memperoleh insentif 100 % 2. Persentase anggaran operasional 3. Return on Investment
85% 37% 14%
88% 37% 16%
90% 37% 18%
92% 37% 20%
96% 37% 22%
99% 55% 24%
Income generating
1. Persentase dana masyarakat thd total anggaran 2. Prosentase Sumber dana dari Mahasiswa
90% 99%
85% 98%
80% 97%
75% 96%
70% 95%
65% 94%