RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN NILAI KONSERVASI TINGGI (HIGH CONSERVATION VALUE)
PT. KANDELIA ALAM i | P a KABUPATEN ge KUBU RAYA, PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Lembar Persetujuan
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN NILAI KONSERVASI TINGGI ( HIGH CONSERVATION VALUE )
PT KANDELIA ALAM KABUPATEN KUBU RAYA, PROVINSI KALIMANATAN BARAT
Jakarta, September 2015 Menyetujui: PT. KANDELIA ALAM
Ir. FAIRUS MULIA Direktur Utama
i|Pag e
KATA PENGANTAR Dokumen rencana pengelolaan dan pemantauan NKT ini merupakan suplemen dari dokumen utama yakni Laporan Identifikasi Nilai Konservasi Tinggi di PT. Kandelia Alam ( PTKALIA ), Kalimantan Barat. Rencana pengelolaan dan pemantauan ini digunakan sebagai panduan bagi perusahaan untuk mengelola dan memantau kegiatan operasional hutan pada kawasan yang telah teridentifikasi sebagai NKT di dalam wilayah kerja PTKALIA. Dokumen ini diharapkan dapat digunakan sebagai panduan praktis bagi para pengelola (manajer) dan staf perusahaan yang terkait baik langsung dan tidak langsung dengan kegiatan di bidang ekologi, produksi dan sosial. Kami berharap dokumen ini bisa memberikan manfaat terutama bagi PTKALIA dan pihak-pihak terkait dan berdampak positif bagi pengelola hutan di sekitarnya dan pihak-pihak terkait serta masyarakat di sekitar kawasan hutan unit pengelola PTKALIA.
Hormat kami,
PT. KANDELIA ALAM
ii | P a g e
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... i KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ........................................................................................... iv RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................ v BAB I.
PENDAHULUAN 1.1 1.2
Latar Belakang ..................................................................... 1 Tujuan................................................................................... 2
BAB II. PENGELOLAAN & PEMANTAUAN NKT ...................................... 2.1. 2.2.
Ancaman dan Dampak ......................................................... 3 Pengelolaan dan Pemantauan NKT ..................................... 5
BAB III. PENUTUP ...................................................................................... 26 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 27
iii | P a g e
DAFTAR TABEL Tabel 1. Ringkasan Hasil Identifikasi NKT di Areal PTKALIA ..................... vii Tabel 2. Penilaian Potensi Ancaman dan Potensi Dampak Terhadap Pengelolaan dan Pemantauan NKT di Areal PTKALIA. .................. 4 Tabel 3. Pengelolaan dan Pemantauan NKT di PTKALIA ........................... 5
iv | P a g e
RINGKASAN EKSEKUTIF PT. Kandelia Alam ( PTKALIA ) merupakan salah satu perusahaan pengusahaan hutan memperoleh ijin konsesi Hak Pengusahaan Hutan sejak tahun 2008 melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan tentang Hak Pengusahaan Hutan No. SK249/MENHUTII/2008 Tanggal 24 Juni 2008, seluas ± 18.130 Ha dengan jangka waktu izin mulai 24 Juni 2008 hingga 23 Juni 2052 (45 tahun). Sejak awal, maksud diajukannya permohonan areal IUPHHK adalah untuk mengelola khusus hutan mangrove. Secara administratif, PT.KALIA berlokasi di 2 kecamatan yaitu Kecamatan Kubu dan Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Sejalan dengan rencana PTKALIA untuk mendapatkan sertifikasi pengelolaan hutan lestari melalui skema Forest Stewardship Council (FSC), telah dilakukan Kajian Identifikasi Nilai Konservasi Tinggi (NKT) bekerjasama dengan Tim Fakultas Kehutanan IPB pada tahun 2013. Laporan tersebut kemudian direview oleh peer review independen. Berdasarkan hasil audit FSC bulan Januari 2015, masih terdapat beberapa ketidak jelasan dalam dokumen pengelolaan dan pemantauan KBKT, oleh sebab itu dilakukan penyempurnaan seperlunya, sesuai standar penyusunan KBKT. Rekomendasi pengelolaan dan pemantauan NKT didasarkan pada hasil penilaian ancaman dan potensi dampak dari ancaman NKT tersebut. Sumber ancaman berasal dari kegiatan penebangan, perburuan, pertumbuhan penduduk, dan perubahan fungsi lahan. Secara umum, ancaman atau potensi ancaman NKT tersebut bersifat langsung dan dalam lingkup internal. Sementara potensi dampak yang terjadi bersifat sedang. Rekomendasi pengelolaan dan pemantauan NKT dilakukan terhadap areal NKT yaitu di sempadan sungai, sempadan pantai, kawasan perlindungan satwa, kawasan perlindungan plasma nutfah, kawasan hutan lindung pulau panjang, hutan rawa/gambut untuk konservasi insitu. Beberapa rekomendasi pengelolaan dan pemantauan NKT adalah melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan karyawan tentang pentingnya menjaga dan melindungai areal NKT, melakukan penebangan berdampak rendah (reduced impact logging/RIL), melakukan pelatihan kepada karyawan dan mengidentifikasi flora dan fauna yang teridentifikasi NKT, menerapkan kebijakan larangan berburu bagi satwa yang dilindungi, melakukan penanaman kembali pada areal bekas penebangan, tidak melakukan penebangan di sempadan sungai dan pantai, melakukan sosialisasi dan kerjasama dengan masyarakat terkait dengan hutan nipah yang masih dimanfaatkan oleh masyarakat setempat yang teridentifikasi sebagai NKT. Untuk memastikan bahwa pengelolaan dan pemantauan NKT dapat dilaksanakan secara efektif, hal penting yang perlu dilakukan oleh perusahaan adalah mengintegrasikan rencana pengelolaan dan pemantauan NKT ke dalam sistem manajemen yang telah dibangun oleh perusahaan.
v|P age
Tabel 1. Ringkasan Hasil Identifikasi NKT di Areal PT. BUMWI NKT 1 1.1
Keberadaan Ringkasan Hasil Identifikasi NKT (Ada/Tidak) Kawasan yang mempunyai tingkat keanekaragaman hayati yang penting Kawasan yang mempunyai atau Ada Di sekitar areal PT. Kandelia Alam ditemukan Kawasan Lindung yaitu Hutan Lindung memberikan fungsi pendukung Simpang Cabe dan Hutan Lindung P. Perling yang letaknya di sebelah selatan areal PT. keanekaragaman hayati bagi Kandelia Alam dan di areal PT. Kandelia Alam terdapat areal yang berbatasan langsung kawasan lindung dan/atau dengan Hutan Lindung Simpang Cabe dan Hutan Lindung P. Perling. Disamping itu di dalam konservasi areal PT. Kandelia Alam ditemukan juga Kawasan Perlindungan Setempat (KPS) berupa Sempadan Pantai, Sempadan Sungai/alur air, Bukit Radak dan KPPN/KKI. Keberadaan KPS memberikan fungsi ekologis untuk mendukung keanekaragaman hayati di Hutan Lindung Simpang Cabe dan HL Pulau Perling karena satu sama lain terinterkonesi. Dari kesimpulan tersebut maka di areal PT. Kandelia Alam ditemukan areal yang mengandung NKT1.1. Definisi
1.2
Species hampir punah
Ada
Dari sisi aspek flora maupun aspek satwaliar tidak ditemukan jenis Critical Endanger /CR (kritis), namun demikian ditemukan satwaliar jenis Bekantan ( Nasalis larvatus ). Dari hasil temuan dan analisis dapat disimpulkan bahwa bekantan merupakan spesies terancam dengan status Endangered (genting). Selain itu, spesies tersebut telah dilindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999 dan telah masuk dalam daftar CITES Appendix I dan sebagai spesies Endangered (genting) oleh Redlist IUCN, 2013. Penurunan populasi yang terus berlangsung hingga saat ini telah mendorong pertimbangan yang lebih dalam untuk dijadikan sebagai spesies NKT1.2. Adapun lokasi yang menjadi NKT1.2 diantaranya adalah Sempadan Sungai Keluang dan Sempadan Sungai Kelabau
1.3
Kawasan yang merupakan habitat bagi populasi spesies yang terancam, penyebaran terbatas atau dilindungi yang mampu bertahan hidup (viable population)
Ada
1. Tumbuhan Dari hasil temuan dan identifikasi terhadap flora/tumbuhan yang ada, di areal PT. Kandelia Alam tidak ditemukan adanya jenis vegetasi yang dilindungi berdasarkan PP No. 7 tahun 1999; CITES dan Red List IUCN. Sehingga dari aspek flora/tumbuhan tidak terdapat spesies yang dapat dipertimbangkan sebagai NKT1.3.
Luas (ha) 743,19 Ha
255,06 Ha
4.057 Ha
2. Satwaliar Dari keberadaan spesies yang teridentifikasi memenuhi kriteria NKT1.3 telah teridentifikasi
vi | P a g e
NKT
Definisi
Keberadaan (Ada/Tidak)
Ringkasan Hasil Identifikasi NKT
Luas (ha)
sebanyak 24 jenis. Tetapi keberadaan spesies yang dilindungi maupun terancam tersebut apabila tidak didukung dengan ketersediaan habitat maka kemungkinan spesies untuk bertahan hidup pada suatu saat akan sulit. Berdasarkan hasil pengamatan menunjukan bahwa beberapa areal di wilayah PT. Kandelia Alam memberikan fungsi pendukung sebagai habitat masih cukup baik. Beberapa spesies tersebut antara lain: 1. Pesut (Orcaella brevirostris) terpantau terkadang mengunjungi perairan sungai Sepada dengan jangkauan dari muara sungai mengarah kedalam sejauh 2 km. 2. Bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus), spesies ini terlihat mengunjungi areal yang sudah terbuka atau PUP (Petak Ukur Permanen) terutama pada areal yang masih baru dibuka. 3. Sikatan Bakau (Cyornis rufigastra) dan Burung madu bakau (Nectarinia calcostetha). Spesies ini memiliki keterbatasan relung habitat yang cenderung sulit untuk beradaptasi pada habitat bukan mangrove. 4. Tidak ditemukan jenis tumbuhan yang termasuk dalam kategori terancam punah berdasarkan Redlist (daftar merah) IUCN. Hanya jenis Pulai (Alstonia scholaris) yang tergolong jenis yang termasuk kategori LR/Lower Risk (Beresiko Rendah) atau kategori LC/Least Concern (Kurang Diperhatikan). Ditinjau dari aspek satwaliar yang ada, Dari hasil temuan dan analisis tersebut di atas menunjukan bahwa di areal PT. Kandelia Alam dijumpai dan teridentifikasi spesies yang dilindungi serta terancam dengan kategori Vulnerable dan Endangered. Ditinjau dari ketersediaan habitat bagi spesies sebagaimana yang dimaksudkan di atas, kondisi hutan di areal PT. Kandelia Alam dapat dikategorikan masih bagus; di samping itu pihak PT. Kandelia Alam juga telah menyediakan kawasan lindung yang khusus diperuntukkan bagi kelestarian flora maupun satwaliar. Dengan luas KBKT yang ada dapat memberikan ruang habitat bagi jenis vegetasi dan satwa dilindungi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa di areal PT. Kandelia Alam terdapat lokasi yang mengandung NKT1.3. Lokasi yang mengandung NKT1.3 mencakup Buffer HL Simpang Cabe, Bukit Radak,
vii | P a g e
NKT
1.4
2 2.1
2.2
2.3
3
4
Definisi
Keberadaan (Ada/Tidak)
Ringkasan Hasil Identifikasi NKT
Luas (ha)
KKI/KPPN, Sungai Kelabau, Sungai Keluang, Sungai Sepada, Sungai Sepada Kanan, Sungai Sepada Kiri Kawasan yang merupakan habitat Ada Di areal PT. Kandelia Alam didominasi oleh ekosistem mangrove, tetapi tidak dijumpai bagi spesies atau sekumpulan adanya danau, padang rumput sepanjang sungai, dan batu jilatan. Spesies migrant ( trinilspesies yang digunakan secara Actitis hypoleucos ) Salah Satu Spesies Burung Migran yang Dijumpai di Areal PT. Kandelia temporer Alam. yang dijumpai merupakan spesies yang melakukan migrasi intercontinental dan subkontinental. Terdapat spesies wader birds ataupun sea birds ada di areal PT. Kandelia Alam masuk pada kriteria NKT1.4. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa di wilayah PT. Kandelia Alam terdapat areal yang mengandung NKT1.4. Adapun areal dijumpai adanya spesies migran tersebut yaitu di Sungai Sepada Kawasan bentang alam yang penting bagi dinamika ekologi secara alami Kawasan bentang alam luas yang Tidak memiliki kapasitas untuk menjaga proses dan dinamika ekologi Kawasan alam yang berisi dua atau Ada Di areal PT. Kandelia Alam terdapat 2 (dua) tipe ekosistem, yaitu ekosistem mangrove dan lebih ekosistem dengan garis batas ekosistem hutan dataran rendah. Dan pada kedua ekosistem ini ditemukan adanya areal yang tidak terputus berhutan dengan kondisi yang masih baik. Oleh karena itu di areal PT. Kandelia Alam (berkesinambungan) terdapat areal yang mengandung NKT2.2. Lokasi yang mengandung NKT2.2 mencakup di beberapa lokasi ekotone (peralihan ekosistem mangrove dan ekosistem hutan dataran rendah) yakni lokasi Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah (KPPN). Kawasan yang mengandung Tidak populasi dari perwakilan spesies alami Kawasan yang mempunyai Ada Di areal PT. Kandelia Alam ditemukan keterwakilan ekosistem mangrove di sepanjang ekosistem langka atau terancam sempadan sungai dan terdapat sistem lahan yang termasuk langka dan/atau terancam punah yaitu GBT (gambut dalam). Oleh karena itu di areal PT. Kandelia Alam terdapat areal yang mengandung NKT3, berada di KPPN sungai radak dan keluang; Buffer Zone Hutan Lindung SS. Sapar; SS. Sepada; SS. Simpang cabe; SS. Radak; SS. Keluang; SS Pasut Radak Guntung; SS Sepada kiri; SS. Kelabau; SS Sepada kanan; SS. Berembang dan SS Kepayang.
75,88 Ha
2.986 Ha
1.795,21 Ha
Kawasan yang menyediakan jasa-jasa lingkungan alami
viii | P a g e
NKT 4.1
Definisi Kawasan atau ekosistem yang penting sebagai penyedia air dan pengendalian banjir bagi masyarakat hilir
Keberadaan (Ada/Tidak) Ada
Ringkasan Hasil Identifikasi NKT Di areal PT. Kandelia Alam terdapat ekosistem riparian, yaitu sempadan sungai. Kondisi sempadan sungai di lokasi PT. Kandelia Alam berupa hutan mangrove yang memiliki peranan yang penting dalam mengurangi dampak abrasi. Dari data RePPProT terdapat sitem lahan yang masuk dalam kategori langka atau terancam punah yaitu GBT (gambut dalam).
Luas (ha) 4.549,94 Ha
Sehingga dapat disimpulkan bahwa areal PT. Kandelia Alam terdapat areal yang mengandung NKT4.1. adapun lokasi yang menjadi NKT4.1 adalah Sempadan Sungai (SS) Apung, SS Berambang, SS Kelabau, SS Keluang, SS Koras, SS Sapar, SS Sepada, SS Sepada Kanan, SS Sepada Kiri, SS Simpang Cabe, SS Tamiang, dan SS Tanjung Enambelas., KPPN/KKI dan Buffer HL Simpang cabe. 4.2
4.3
5
6
Kawasan yang penting bagi pengendalian erosi dan sedimentasi Kawasan yang berfungsi sebagai sekat alam untuk mencegah meluasnya kebakaran hutan atau lahan
Tidak
Kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat lokal Kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk identitas budaya tradisional komunitas lokal
Tidak
Ada
Ada
Di areal PT. Kandelia Alam sebagian besar didominasi dengan hutan mangrove dengan kondisi cenderung relatif basah sehingga kecil kemungkinan terjadinya bahaya kebakaran hutan di sekitar lokasi ini. Oleh karena itu di areal PT. Kandelia Alam terdapat areal yang mengandung NKT4.3. yang meliputi (SS) Apung, SS Berambang, SS Kelabau, SS Keluang, SS Koras, SS Sapar, SS Sepada, SS Sepada Kanan, SS Sepada Kiri, SS Simpang Cabe, SS Tamiang, dan SS Tanjung Enambelas , KPPN/KKI dan Buffer HL Simpang Cabe.
4.549,94 Ha
Di dalam areal PT. Kandelia Alam terdapat areal yang mengandung NKT6 berupa tempat keramat yaitu Bukit Radak.
36,81 Ha
ix | P a g e
Peta Pemantauan Kawasan Bernilai Konsrvasi Tinggi PT. Kandelia Alam
BAB
1 1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Konsep High Conservation Value Forest (HCVF) atau Kawasan Hutan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT) dirancang dengan tujuan untuk membantu para pengelola hutan dalam usaha-usaha peningkatan keberlanjutan fungsi-fungsi ekologi, produksi dan sosial dalam memanfaatkan hasil hutan kayu. Kegiatan identifikasi KBKT dapat dilakukan melalui dua tahap yaitu: (1) mengidentifikasi areal-areal di dalam atau di dekat suatu Unit Pengelola (UP) yang mengandung nilai-nilai sosial-budaya dan/atau ekologis yang sangat penting, dan (2) menjalankan suatu sistem pengelolaan dan pemantauan untuk menjamin pemeliharaan dan/atau peningkatan nilai-nilai tersebut. Mengacu pada panduan identifikasi kawasan bernilai konservasi tinggi di Indonesia, salah satu prinsip dasar dari konsep KBKT adalah wilayah-wilayah yang memiliki atribut nilai konservasi tinggi dan tidak selalu harus menjadi daerah di mana pembangunan tidak boleh dilakukan. Sebaliknya, konsep KBKT mensyaratkan agar pembangunan dilaksanakan dengan cara menjamin pemeliharaan dan/atau peningkatan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) tersebut, yang bisa membantu masyarakat mencapai keseimbangan rasional antara kepentingan konservasi dengan pembangunan ekonomi jangka panjang.Sifat dari pengelolaan NKT ini tidaklah membatasi ruang gerak pengusaha hutan untuk tidak melakukan produksi atau penebangan namun lebih kearah melakukan tindakan preventif agar tidak menimbulkan kerugian/kerusakan terhadap nilai konservasi yang telah teridentifikasi. Pengelolaan dan pemantauan NKT merupakan bagian penting bagi pihak UP yang bertujuan untuk melindungi, memelihara dan atau bahkan dapat meningkatkan nilainilai NKT yang telah ditemukan.Rencana pengelolaan dan pemantauan ini harus bersifat tertulis dan realistis untuk diimplementasikan dalam operasional sehari-hari. Oleh karena itu, rencana pengelolaan dan pemantauan NKT di PTKALIA yang secara khusus mencakup tindakan-tindakan spesifik untuk menjamin pemeliharaan, pemantauan dan/atau peningkatan sifat-sifat konservasi yang diterapkan dengan prinsip kehati-hatian (precautionary approach) ini perlu disusun untuk memudahkan UP melakukan tindakan pengelolaan dan pemantauan. Penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan NKT ini disusun berdasarkan hasil Identifikasi NKT di areal PTKALIA dan dilakukan secara partisipatif dengan antara pihak FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR dengan PTKALIA.
1|P age
1.2
Tujuan
Penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam bentuk panduan bagi PTKALIA untuk melakukan kegiatan pengelolaan dan pemantauan di lapangan terhadap nilai-nilai konservasi tinggi yang telah teridentifikasi dalam laporan Identifikasi NKT di areal PTKALIA.
2|P age
BAB
2
RENCANA PENGELOLAAN PEMANTAUAN NKT
DAN
2.1. Ancaman dan Dampak Pengelolaan dan pemantauan NKT didasarkan pada hasil penilaian ancaman dan potensi dampak dari ancaman tersebut. Berdasarkan HCVRN (2014), penilaian ancaman dikategorikan menjadi 2, yaitu: 1. Ancaman tidak langsung vs ancaman langsung: Skema Klasifikasi IUCN mendaftar semua ancaman langsung yang mungkin akan ditemui di lapangan, namun ancaman tidak langsung dapat lebih rumit. Sebagai contoh, perburuan hewan liar oleh penduduk lokal mungkin menjadi ancaman langsung terhadap spesies NKT 1, tetapi penyebab tidak langsung dari hal tersebut dapat mencakup tidak adanya sumber protein alternatif yang tersedia dan terjangkau oleh masyarakat. 2. Ancaman internal vs eksternal: Ancaman terhadap NKT dapat berasal dari sumber internal, dari kegiatan operasi Organisasi itu sendiri (misalnya pembangunan jalan, fragmentasi habitat, polusi, konversi), ataupun berasal dari sumber-sumber eksternal (misalnya perambahan, pembalakan liar dan perburuan, konflik bersenjata, tata kelola yang buruk). Sementara itu, berdasarkan Stewart et al. (2008), dampak pengelolaan NKT dikategorikan menjadi 4, yaitu: 1. Dampak sangat tinggi: Kegiatan pengelolaan melibatkan perubahan yang tidak dapat dipulihkan dari ekosistem atau penurunan/penghilangan NKT secara drastis. Contoh: Konversi vegetasi alam menjadi pertanian, hutan tanaman, pertambangan. 2. Dampak tinggi: Kegiatan pengelolaan melibatkan perubahan ekstensif dan skala besar pada ekosistem, atau kemungkinan penurunan NKT yang bisa dipulihkan dalam jangka menengah atau jangka panjang dan dapat dikurangi dampaknya melalui pengelolaan yang baik. Contoh:Penebangan komersial secara intensif dan tebang habis dengan daur tebang tertentu. 3. Dampak sedang: Kegiatan pengelolaan mengakibatkan perubahan terlokalisir atau sedang di ekosistem alam, atau mempunyai kemungkinan untuk menyebabkan terganggunya NKT dalam skala menengah, dan perubahan/dampak tersebut dapat dipulihkan dalam jangka menengah. Contoh: pengelolaan hutan yang baik, tebang pilih dengan intensitas rendah dengan menggunakan teknik penebangan berdampak rendah (reduced impact logging/RIL) atau teknik tutupan hutan yang kontinyu; perubahan jenis tanaman pada lanskap (utama) pertanian di mana beberapa spesies menggunakan wilayah pertanian tersebut selain habitat alam.
3|P age
4. Dampak rendah: Perubahan pada ekosistem bersifat minimal dan dapat dipulihkan dalam jangka pendek hingga jangka menengah. Contoh: pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK),hutan yang dikelola dengan intensitas kecil dan rendah (SLIMFs) sebagaimana didefinisikan oleh FSC.
DI PT. KALIA, ditemukan beberapa sumber ancaman dan potensi dampak yang terjadi dalam pengelolaan dan pemantauan NKT yaitu kegiatan penebangan, perburuan, pertumbuhan jumlah penduduk, dan perubahan fungsi lahan. Potensi ancaman dan potensi dampak yang terjadi dalam pengelolaan dan pemantauan NKT disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Penilaian Potensi Ancaman dan Potensi Dampak Terhadap Pengelolaan dan Pemantauan NKT di Areal PTKALIA Potensi Ancaman*
NKT 1.1 1.2
1.3 1.4 2.2
3
4.1
4.3
6
Sumber Penebangan Alih fungsi lahan penebangan perburuan perambahan Penebangan Kebakaran Perambahan perburuan Penebangan perambahan kebakaran Penebangan perambahan kebakaran Penebangan Perambahan pemahaman kebakaran Penebangan perambahan kebakaran Penebangan Perambahan Perubahan fungsi lahan kebakaran
Kategori Langsung, internal, eksternal Langsung, eksternal Langsung, internal, eksternal Tidak Langsung, internal, eksternal Langsung, eksternal Langsung, internal, eksternal Langsung, internal, eksternal Langsung, eksternal Langsung, internal, eksternal Langsung, internal, eksternal Langsung, eksternal Langsung, internal, eksternal Langsung, internal, eksternal Langsung, eksternal Langsung, internal , eksternal Langsung, internal, eksternal Langsung, eksternal Tidak langsung, internal, eksternal Langsung, internal, eksternal Langsung, internal Langsung, eksternal Langsung, internal, eksternal Langsung, internal Langsung, eksternal Langsung, eksternal Langsung, internal, eksternal
Potensi Dampak** Sedang Sangat tinggi tinggi Sedang Sangat tinggi sedang tinggi Sangat Tinggi tinggi Sedang Sangat Tinggi Sedang Sedang Sangat Tinggi Sedang Sedang Sangat Tinggi sedang sedang Sedang Sangat Tinggi sedang Sedang Sangat tinggi Sangat Tinggi sedang
Catatan: *= Kategori ancaman berdasarkan HCVRN (2014), yaitu (1) Ancaman langsung; (2) Ancaman tidak langsung; (3) ancaman internal; (4) Ancaman eksternal. **= Kategori dampak berdasarkan Stewart et al. (2008), yaitu: (1) Dampak sangat tinggi; (2) Dampak tinggi; (3) Dampak sedang; (4) Dampak rendah.
4|P age
2.2. Pengelolaan dan Pemantauan NKT Berdasarkan hasil penilaian ancaman dan dampak yang disajikan dalam Tabel 2 di atas, maka dirumuskan rencana pengelolaan dan pemantauan NKT di areal PTKALIA yang disajikan dalam Tabel 3.
5|P age
Tabel 3. Pengelolaan & Pemantauan NKT di PTKALIA WaktuPemantauan NKT
Lokasi
Ancaman
Target Pengelolaan
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan Pemantauan
Alat Ukur
Indikator Keberhasilan
Tahun I 1
1.1
Sempadan Pantai, Sempadan Sungai/alur air, Bukit Radak dan KPPN/KKI. Keberadaan KPS memberikan fungsi ekologis untuk mendukung keanekaragam an hayati di Hutan Lindung Simpang Cabe dan HL Pulau Perling
Kegiatan penebangan
Sempadan Sungai/alur air, Bukit Radak dan KPPN/KKI.
Penyuluhan kepada karyawan dan masyarakat tentang pentingnya areal konservasi
Melakukan penyuluhan pada karyawan dan masyarakat secara berkala
Membuat modul materi penyuluhan
Masyarakat dan karyawan telah tersosialisasi tentang pentingnya kawasan konservasi
Kegiatan penebangan tidak dilakukan di dalam daerah kawasan lindung
Pengecekan perubahan tutupan hutan menggunakan minimal citra landsat atau resolusi sedang lainnya
SOP pembukaan wilayah hutan, SOP perlindungan kawasan lindung
Tidak terdapat aktifitas penebangan di dalam daerah kawasan lindung
Apabila kegiatan penebangan tidak dapat dihindari, prinsip kehatihatian harus diterapkan dan tidak mengganggu kondisi kawasan lindung
Melakukan penandaan batas sempadan Memimalisir TPn
SOP RIL
Dampak penebangan memiliki resiko kecil dengan menggunakan standarisasi resiko pada RIL
Melakukan kegiatan penanaman kembali areal yang terkena dampak kegiatan penebangan dengan tanaman
Inventarisasi secara berkala (Triwulan 4)
SOP pemeliharaan tanaman, SOP pengayaan tanaman, SOP pengadaan bibit, Peta
Realisasi penanaman minimal tercapai 60 % dari rencana.
2
3
Tahun II 4
√
1
2
3
PIC
Tahun III 4
√
1
2
3
4
√
Asbid. Produksi Asbid. Perencanaan Asbid. Pembinaan Hutan
√√√√√√√√√√√√
√
√
√
√
√
√
6|P age
WaktuPemantauan NKT
Lokasi
Ancaman
Target Pengelolaan
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan Pemantauan
Alat Ukur
Indikator Keberhasilan
Tahun I 1
lokal, terutama jenis yang ditebang. (Triwulan 3)
Alih fungsi lahan
1.2
Sempadan Sungai Keluang dan Sempadan Sungai Kelabau
penebangan
2
3
Tahun II 4
1
2
3
PIC
Tahun III 4
1
2
3
4
luas areal yang sudah dan belum dilakukan penanaman
Sempadan Pantai, Sempadan Sungai/alur air, Bukit Radak dan KPPN/KKI.
Melaksanakan penataan batas areal kerja secara definitive dan mengusahakan penetapan dari menteri LHK
Patroli secara berkala, minimal 4 kali dalam setahun Membuat laporan secara berkala
Tidak terjadi alih fungsi lahan SOP Perlindungan dan pengamanan hutan Membuat modul materi penyuluhan
Luas areal kerja tidak berubah atau tetap
Sempadan Sungai Keluang dan Sempadan Sungai Kelabau
Penyuluhan kepada karyawan dan masyarakat tentang pentingnya areal konservasi
Melakukan penyuluhan pada karyawan dan masyarakat secara berkala
Kegiatan penebangan tidak dilakukan di dalam daerah kawasan lindung
Pengecekan perubahan tutupan hutan menggunakan minimal citra landsat atau resolusi sedang lainnya
SOP pembukaan wilayah hutan, SOP perlindungan kawasan lindung
Tidak terdapat aktifitas penebangan di dalam daerah kawasan lindung
Apabila kegiatan penebangan tidak dapat dihindari, prinsip kehatihatian harus
Melakukan penandaan batas sempadan Memimalisir TPn
SOP RIL
Dampak penebangan memiliki resiko kecil dengan menggunakan
Direksi Manager Camp
√√√√√√√√√√√√
Masyarakat dan karyawan telah tersosialisasi tentang pentingnya kawasan konservasi
√
√
√
√
√
√
Asbid. Produksi Asbid. Perencanaan Asbid. Pembinaan Hutan
√
√
√
7|P age
WaktuPemantauan NKT
Lokasi
Ancaman
Target Pengelolaan
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan Pemantauan
Alat Ukur
Indikator Keberhasilan
Tahun I 1
diterapkan dan tidak mengganggu kondisi kawasan lindung
perburuan
Sempadan Sungai Keluang dan Sempadan Sungai Kelabau
Inventarisasi secara berkala (Triwulan 4)
Melakukan penyuluhan
Penegakan hukum
3
4
1
2
3
PIC
Tahun III 4
1
2
3
4
standarisasi resiko pada RIL
Melakukan kegiatan penanaman kembali areal yang terkena dampak kegiatan penebangan dengan tanaman lokal, terutama jenis yang ditebang. (Triwulan 3)
Peningkatan mata pencaharian alternative
2
Tahun II
SOP pemeliharaan tanaman, SOP pengayaan tanaman, SOP pengadaan bibit, Peta luas areal yang sudah dan belum dilakukan penanaman
Realisasi penanaman minimal tercapai 60 % dari rencana.
Pendataan satwa liar secara berkala, minimal 4 kali dalam satu tahun
Sop perlindungan dan pengamanan hutan
Monev mata pencaharian masyarakat
Terdapat aktivitas yang mendukung peningatan mata pencaharian
Baik : Keanekaragaman satwaliar dan kerapatan spesies flora (termasuk dilindungi dan RTE) di lokasi yang memiliki NKT1.2 tetap atau meningkat.
Catatan proses hokum akibat kegiatan illegal
Ada proses hukum
Sedang: Keanekaragaman satwaliar dan kerapatan spesies flora (termasuk dilindungi dan RTE) di lokasi
√
√
√
√√√√√√√√√√√√
√
√
√
√
√
√
Asbid. Pembinaan hutan Spv. Perlindungan dan pengamanan hutan Asbid. Lingkungan Hidup
8|P age
WaktuPemantauan NKT
Lokasi
Ancaman
Target Pengelolaan
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan Pemantauan
Alat Ukur
Indikator Keberhasilan
Tahun I 1
2
3
Tahun II 4
1
2
3
PIC
Tahun III 4
1
2
3
4
NKT1.2 mengalami penurunan <50%.
Perambahan
1.3
Buffer HL Simpang Cabe, Bukit Radak, KKI/KPPN, Sungai Kelabau, Sungai Keluang, Sungai Sepada, Sungai Sepada Kanan, Sungai Sepada Kiri
penebangan
Sempadan Sungai Keluang dan Sempadan Sungai Kelabau
Memasang tanda larangan dan tanda pengelolaan areal
Buffer HL Simpang Cabe, Bukit Radak, KKI/KPPN, Sungai Kelabau, Sungai Keluang, Sungai Sepada, Sungai Sepada Kanan, Sungai Sepada Kiri
Penyuluhan kepada karyawan dan masyarakat tentang pentingnya areal konservasi
Kegiatan penebangan tidak dilakukan di dalam daerah kawasan lindung
Pengecekan secara berkala Melakukan patrol dan melaporkansetiap ada aktivitas illegal Melakukan penyuluhan pada karyawan dan masyarakat secara berkala
Pengecekan perubahan tutupan hutan menggunakan minimal citra landsat atau
SOP litmanhut SOP Pembukaan lahan
Membuat modul materi penyuluhan
SOP pembukaan wilayah hutan, SOP perlindungan kawasan
Buruk : Keanekaragaman satwaliar dan kerapatan spesies flora (termasuk dilindungi dan RTE) di lokasi NKT1.2 mengalami penurunan >50%. Tidak terjadi penebangan di sempadan sebagai koridor satwa
√√√√√√√√√√√√
Masyarakat dan karyawan telah tersosialisasi tentang pentingnya kawasan konservasi Tidak terdapat aktifitas penebangan di dalam daerah kawasan lindung
√
√
√
√
√
Direksi Manager Camp Asbid Perencanaan
Asbid. Produksi Asbid. Perencanaan Asbid. Pembinaan Hutan
√
9|P age
WaktuPemantauan NKT
Lokasi
Ancaman
Target Pengelolaan
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan Pemantauan
Alat Ukur
Indikator Keberhasilan
Tahun I 1
resolusi sedang lainnya
lindung
Apabila kegiatan penebangan tidak dapat dihindari, prinsip kehatihatian harus diterapkan dan tidak mengganggu kondisi kawasan lindung
Melakukan penandaan batas sempadan Memimalisir TPn
SOP RIL
Melakukan kegiatan penanaman kembali areal yang terkena dampak kegiatan penebangan dengan tanaman lokal, terutama jenis yang ditebang. (Triwulan 3)
Inventarisasi secara berkala
SOP pemeliharaan tanaman, SOP pengayaan tanaman, SOP pengadaan bibit, Peta luas areal yang sudah dan belum dilakukan
Realisasi penanaman minimal tercapai 60 % dari rencana.
Menetapkan titiktitik pemnatauan kualitas air
Memetakan sebaran kualitas air yang dilakukan secara berkala 4)
SOP Pemantauan kualitas air penanaman
Tidak terdapat pencemaran yang disebabkan oleh operasional perusahaan
Dampak penebangan memiliki resiko kecil dengan menggunakan standarisasi resiko pada RIL
2
3
Tahun II 4
1
2
3
PIC
Tahun III 4
1
2
3
4
√
√
√
√
√
√
√
√
√
10 | P a g e
WaktuPemantauan NKT
Lokasi
Ancaman
Target Pengelolaan
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan Pemantauan
Sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat dan karyawan
Membuat modul yang tepat dan trainer yg berpengalaman
Memasang signboard pada lokasi-lokasi strategis
Memastikan signboard komunikatif dan terpelihara
Memasang early warning system yang teritegrasi dengan jaringan internet
Alat Ukur
Indikator Keberhasilan
Tahun I 1
kebakaran
Bukit Radak, KKI/KPPN,
Buku pedoman dan SOP Pemadaman api Sesuai standar dan lengkap
Baik :
Memastikan alat yang terpasang berfungsi dengan baik
SOP pemasangan dan monitoring
Pelatihan pemadaman kebakaran hutan dan lahan yang melibatkan masyarakat dan karyawan
Memastikan yang mengikuti pelatihan memahami dan melibatkan masyarakat terkait
Modul atau materi pelatihan
Keanekaragaman satwaliar dan kerapatan spesies flora (termasuk dilindungi dan RTE) di lokasi NKT1.3 mengalami penurunan <50%.
Membentuk tim pemadaman kebakaran dengan pelibatan masyarakat
Tim yang terbentuk, memahami tugas dan tanggungjawabny a Mengecek bahwa peralatan berfungsi dengan baik
SOP Kebakaran hutan dan lahan
Menyiapkan sarana dan prasarana pemadaman api
Kawasan dengan NKT 1.3 dalam kondisi tetap atau tidak mengalami perubahan.
3
4
1
2
3
Keanekaragaman satwaliar dan kerapatan spesies flora (termasuk dilindungi dan RTE) di lokasi NKT1.3 mengalami penurunan >50%.
PIC
Tahun III 4
1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Sedang:
Buruk :
Daftar peralatan yang diperlukan
2
Tahun II
2
3
4 Direksi Manager Camp Asbid. Lingkungan Hidup Spv. Sosial Asbid. Pembinaan hutan
11 | P a g e
WaktuPemantauan NKT
Lokasi
Ancaman
Target Pengelolaan
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan Pemantauan
Buffer HL Simpang Cabe, Bukit Radak, KKI/KPPN, Sungai Kelabau, Sungai Keluang, Sungai Sepada, Sungai Sepada Kanan, Sungai Sepada Kiri
Memperjelas tandatanda batas dilapangan;
Mengecek tanda batas areal kerja
Memasang signboard Pemeliharaan signboard; Patroli `pengamanan dan perlindungan hutan
Melakukan patrol dan menginventarisir lokasi yang terkena perambahan
Penanaman kembali areal yang dirambah sesuai dengan jenis aslinya
Pengecekan tingkat keberhasilan dan jenis yang ditanam Pendataan satwa liar secara berkala, minimal 1 kali dalam satu tahun
SOP penanaman dan rehabilitasi hutan Sop perlindungan dan pengamanan hutan
Catatan proses hokum akibat kegiatan illegal
Ada proses hukum
Alat Ukur
Indikator Keberhasilan
Tahun I 1
perambahan
1.4
Sungai Sepada
Perburuan
Sungai Sepada
Melakukan penyuluhan kepada masyarakat dan karyawan
Penegakan hukum
SOP penataan batas
SOP Perambahan Hutan
Tandabatas terpelihara dan jelas terlihat
2
3
Tahun II 4
1
2
3
PIC
Tahun III 4
1
2
3
4
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Direksi Manager Camp Asbid Perencanaan
Tidak terjadi perambahan dalam areal kerja
Tingkat keberhasil penanaman > 60%
Baik : Keanekaragaman satwaliar dan kerapatan spesies flora (termasuk dilindungi dan RTE) di lokasi yang memiliki NKT1.4 tetap atau meningkat.
√
√
√
√
√
√
Asbid. Pembinaan hutan Spv. Perlindungan dan pengamanan hutan Asbid. Lingkungan Hidup
Sedang: Keanekaragaman satwaliar dan kerapatan spesies flora (termasuk dilindungi dan RTE) di lokasi NKT1.4
12 | P a g e
WaktuPemantauan NKT
Lokasi
Ancaman
Target Pengelolaan
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan Pemantauan
Alat Ukur
Indikator Keberhasilan
Tahun I 1
2
3
Tahun II 4
1
2
3
PIC
Tahun III 4
1
2
3
4
mengalami penurunan <50%.
2.2
lokasi ekotone (peralihan ekosistem mangrove dan ekosistem hutan dataran rendah) yakni lokasi Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah (KPPN).
Penebangan
1) Hutan Rawa dan hutan mangrove, 2) Hutan nipah hutan dataran rendah,
Kegiatan penebangan tidak dilakukan di dalam daerah kawasan zona transisi (ekoton)
Pengecekan perubahan tutupan hutan menggunakan minimal citra landsat atau resolusi sedang lainnya
SOP pembukaan wilayah hutan, SOP perlindungan kawasan lindung
Apabila kegiatan penebangan tidak dapat dihindari, prinsip kehatihatian harus diterapkan dan tidak mengganggu kondisi ekoton yang ada
Inventarisasi secara berkala (Triwulan)
SOP RIL, SOP penebangan
Melakukan kegiatan penanaman kembali areal yang terkena dampak
Monev terhadap lokasi yang sudah ditanam, sesuai dengan jenis
Buruk : Keanekaragaman satwaliar dan kerapatan spesies flora (termasuk dilindungi dan RTE) di lokasi NKT1.4 mengalami penurunan >50%. Baik : Kawasan dengan NKT2.2 dalam kondisi tetap atau tidak mengalami perubahan.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Asbid. Produksi Asbid. Perencanaan Asbid. Pembinaan Hutan
Sedang: Kawasan dengan NKT2.2 dalam kondisi tetap atau tidak mengalami perubahan. Buruk :
SOP pemeliharaan tanaman, SOP pengayaan
Kawasan dengan NKT2.2 mengalami perubahan dan pengurangan luasan, dengan
13 | P a g e
WaktuPemantauan NKT
Lokasi
Ancaman
Target Pengelolaan
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan Pemantauan
Alat Ukur
Indikator Keberhasilan
Tahun I 1
Perambahan
1) Hutan Rawa dan hutan mangrove, 2) Hutan nipah hutan dataran rendah,
kegiatan penebangan dengan tanaman lokal, terutama jenis yang ditebang.
semula
Memperjelas tandatanda batas dilapangan;
Mengecek tanda batas areal kerja
Memasang signboard Pemeliharaan signboard; Patroli `pengamanan dan perlindungan hutan
Melakukan patrol dan menginventarisir lokasi yang terkena perambahan
Penanaman kembali areal yang dirambah sesuai dengan jenis aslinya
Pengecekan tingkat keberhasilan dan jenis yang ditanam
tanaman, SOP penga-daan bibit, Peta luas areal yang sudah dan belum dilakukan penanaman SOP penataan batas
SOP Perambahan Hutan
2
3
Tahun II 4
1
2
3
4
1
2
3
4
pengurangan > 0,5 meter/tahun
Baik : Kawasan dengan NKT2.2 dalam kondisi tetap atau tidak mengalami perubahan.
Direksi
√
√
√
√
Kawasan dengan NKT2.2 dalam kondisi tetap atau tidak mengalami perubahan.
√
√ Manager Camp Asbid Perencanaan
Sedang:
SOP penanaman dan rehabilitasi hutan
PIC
Tahun III
√
√
√
Buruk : Kawasan dengan NKT2.2 mengalami perubahan dan pengurangan luasan, dengan pengurangan > 0,5 meter/tahun
14 | P a g e
WaktuPemantauan NKT
Lokasi
Ancaman
Target Pengelolaan
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan Pemantauan
1) Hutan Rawa -, 2) hutan dataran rendah,
Sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat dan karyawan
Membuat modul yang tepat dan trainer yg berpengalaman
Memasang signboard pada lokasi-lokasi strategis
Memastikan signboard komunikatif dan terpelihara
Memasang early warning system yang teritegrasi dengan jaringan internet
Alat Ukur
Indikator Keberhasilan
Tahun I 1
Kebakaran
Buku pedoman dan SOP Pemadaman api Sesuai standar dan lengkap
Baik :
Memastikan alat yang terpasang berfungsi dengan baik
SOP pemasangan dan monitoring
Pelatihan pemadaman kebakaran hutan dan lahan yang melibatkan masyarakat dan karyawan
Memastikan yang mengikuti pelatihan memahami dan melibatkan masyarakat terkait
Modul atau materi pelatihan
Keanekaragaman satwaliar dan kerapatan spesies flora (termasuk dilindungi dan RTE) di lokasi NKT 2.2 mengalami penurunan <50%.
Membentuk tim pemadaman kebakaran dengan pelibatan masyarakat
Tim yang terbentuk, memahami tugas dan tanggungjawabny a Mengecek bahwa peralatan berfungsi dengan baik
SOP Kebakaran hutan dan lahan
Menyiapkan sarana dan prasarana pemadaman api
Kawasan dengan NKT 2.2 dalam kondisi tetap atau tidak mengalami perubahan. Sedang:
Buruk : Keanekaragaman satwaliar dan kerapatan spesies flora (termasuk dilindungi dan RTE) di lokasi NKT 2.2 mengalami penurunan >50%.
2
3
Tahun II 4
1
2
3
PIC
Tahun III 4
1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
2
3
4 Direksi Manager Camp Asbid. Lingkungan Hidup Spv. Sosial Asbid. Pembinaan hutan
Daftar peralatan yang diperlukan
15 | P a g e
WaktuPemantauan NKT
Lokasi
Ancaman
Target Pengelolaan
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan Pemantauan
Penyuluhan kepada karyawan dan masyarakat tentang pentingnya areal konservasi
Melakukan penyuluhan pada karyawan dan masyarakat secara berkala
Membuat modul materi penyuluhan
Kegiatan penebangan tidak dilakukan di dalam daerah kawasan lindung
Pengecekan perubahan tutupan hutan menggunakan minimal citra landsat atau resolusi sedang lainnya
SOP pembukaan wilayah hutan, SOP perlindungan kawasan lindung
Apabila kegiatan penebangan tidak dapat dihindari, prinsip kehatihatian harus diterapkan dan tidak mengganggu kondisi kawasan lindung
Melakukan penandaan batas sempadan Memimalisir TPn
SOP RIL
Melakukan kegiatan penanaman kembali areal yang terkena dampak kegiatan penebangan dengan tanaman lokal, terutama jenis yang
Inventarisasi secara berkala (Triwulan
SOP pemeliharaan tanaman, SOP pengayaan tanaman, SOP pengadaan bibit, Peta luas areal yang sudah
Alat Ukur
Indikator Keberhasilan
Tahun I 1
3
KPPN sungai radak dan keluang; Buffer Zone Hutan Lindung SS. Sapar; SS. Sepada; SS. Simpang cabe; SS. Radak; SS. Keluang; SS Pasut Radak Guntung; SS Sepada kiri; SS. Kelabau; SS Sepada kanan; SS. Berembang dan SS Kepayang
penebangan
1) Hutan Rawa dan hutan mangrove, 2) Hutan nipah hutan dataran rendah,
Baik : Kawasan dengan NKT3 (kawasan mangrove) dalam kondisi tetap atau tidak mengalami perubahan. Sedang: Kawasan dengan NKT3 (kawasan mangrove) dalam kondisi tetap atau mengalami perubahan. Buruk : Kawasan dengan NKT3 (kawasan mangrove) mengalami perubahan dan pengurangan luasan, dengan pengurangan > 0,5 meter/tahun
2
3
Tahun II 4
1
2
3
PIC
Tahun III 4
1
2
3
4
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Asbid. Produksi Asbid. Perencanaan Asbid. Pembinaan Hutan
16 | P a g e
WaktuPemantauan NKT
Lokasi
Ancaman
Target Pengelolaan
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan Pemantauan
Alat Ukur
Indikator Keberhasilan
Tahun I 1
ditebang. (Triwulan 3) Menetapkan titiktitik pemnatauan kualitas air
perambahan
1) Hutan Rawa dan hutan mangrove, 2) Hutan nipah hutan dataran rendah,
2
3
Tahun II 4
1
2
3
PIC
Tahun III 4
1
2
3
4
dan belum dilakukan Memetakan sebaran kualitas air yang dilakukan secara berkala 4)
SOP Pemantauan kualitas air penanaman
Memperjelas tandatanda batas dilapangan;
Melakukan patrol dan menginventarisir lokasi yang terkena perambahan
SOP penataan batas dan pemsangan tanda batas
Memasang signboard Pemeliharaan signboard; Patroli `pengamanan dan perlindungan hutan
Mengecek keberadaan dan pemeliharaan signboard
SOP Perambahan Hutan
Penanaman kembali areal yang dirambah sesuai dengan jenis aslinya
Mengecek Jenis dan jumlah yang ditanam cukup dan sesuai
SOP penanaman dan rehabilitasi hutan
√ Baik : Kawasan dengan NKT3 (kawasan mangrove) dalam kondisi tetap atau tidak mengalami perubahan. Sedang: Kawasan dengan NKT3 (kawasan mangrove) dalam kondisi tetap atau mengalami perubahan. Buruk : Kawasan dengan NKT3 (kawasan mangrove) mengalami perubahan dan pengurangan luasan, dengan pengurangan > 0,5 meter/tahun
√
√
√
√ Manager Camp
Direksi
√
Asbid Perencanaan
√
√
√
√
√
√
17 | P a g e
WaktuPemantauan NKT
Lokasi
Ancaman
Target Pengelolaan
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan Pemantauan
Sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat dan karyawan
Membuat modul yang tepat dan trainer yg berpengalaman
Memasang signboard pada lokasi-lokasi strategis
Memastikan signboard komunikatif dan terpelihara
Memasang early warning system yang teritegrasi dengan jaringan internet
Memastikan alat yang terpasang berfungsi dengan baik
SOP pemasangan dan monitoring
Pelatihan pemadaman kebakaran hutan dan lahan yang melibatkan masyarakat dan karyawan
Memastikan yang mengikuti pelatihan memahami dan melibatkan masyarakat terkait
Modul atau materi pelatihan
Membentuk tim pemadaman kebakaran dengan pelibatan masyarakat
Tim yang terbentuk, memahami tugas dan tanggungjawabny a Mengecek bahwa peralatan berfungsi dengan baik
SOP Kebakaran hutan dan lahan
Alat Ukur
Indikator Keberhasilan
Tahun I 1
kebakaran
1) Hutan Rawa dan hutan mangrove, 2) Hutan nipah hutan dataran rendah,
Menyiapkan sarana dan prasarana pemadaman api
Buku pedoman dan SOP Pemadaman api Sesuai standar dan lengkap
Baik : Kawasan dengan NKT3 (kawasan mangrove) dalam kondisi tetap atau tidak mengalami perubahan. Sedang: Kawasan dengan NKT3 (kawasan mangrove) dalam kondisi tetap atau mengalami perubahan. Buruk : Kawasan dengan NKT3 (kawasan mangrove) mengalami perubahan dan pengurangan luasan, dengan pengurangan > 0,5 meter/tahun.
2
3
Tahun II 4
1
2
3
PIC
Tahun III 4
1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
2
3
4 Direksi Manager Camp Asbid. Lingkungan Hidup Spv. Sosial Asbid. Pembinaan hutan
Daftar peralatan yang diperlukan
18 | P a g e
WaktuPemantauan NKT
Lokasi
Ancaman
Target Pengelolaan
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan Pemantauan
Alat Ukur
Indikator Keberhasilan
Tahun I 1
4.1
Sempadan sungai
Kegiatan penebangan
Sempadan sungai
Kegiatan penebangan tidak dilakukan di areal sempadan sungai
Apabila kegiatan penebangan tidak dapat dihindari, prinsip ke-hatihatian harus diterapkan dan tidak mengganggu keadah ekosistem air (Penebangan untuk pembuatan TPn dilakukan Sepanjang Tahun) Melakukan kegiatan penanaman kembali areal yang terkena dampak kegiatan penebangan dengan tanaman lokal terutama jenis yang ditebang. (Triwulan 3)
Pengecekan perubahan tutupan hutan menggunakan minimal citra landsat atau resolusi sedang lainnya. (Triwulan 4)
SOP pembukaan wilayah hutan, Peta sebaran sempadan sungai
Inventarisasi secara berkala (Triwulan 4)
SOP RIL, SOP pemantauan kualitas air, SOP konservasi tanah dan air, SOP penebangan
2
3
Tahun II 4
1
2
3
PIC
Tahun III 4
1
2
3
4
Baik: Tidak ada gangguan dan kualitas air baik, tidak ada pencemaran.
√
√
√
√
√
√
Asbid. Produksi Asbid. Perencanaan Asbid. Pembinaan Hutan
Sedang: Gangguan terhadap NKT4.1 mulai muncul, kualitas air berkurang dan mulai timbul pencemaran Buruk : Gangguan terhadap NKT4.1 mulai bertambah, kualitas air buruk, dan timbul pencemaran.
SOP pemeliharaan tanaman, SOP pengayaan tanaman, SOP penga-daan bibit, Peta luas areal yang sudah dan belum dilakukan penanaman
19 | P a g e
WaktuPemantauan NKT
Lokasi
Ancaman
Target Pengelolaan
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan Pemantauan
Sempadan sungai
Memperjelas tandatanda batas dilapangan;
Melakukan patrol dan menginventarisir lokasi yang terkena perambahan
SOP penataan batas dan pemsangan tanda batas
Memasang signboard Pemeliharaan signboard; Patroli `pengamanan dan perlindungan hutan
Mengecek keberadaan dan pemeliharaan signboard
SOP Perambahan Hutan
Penanaman kembali areal yang dirambah sesuai dengan jenis aslinya
Mengecek Jenis dan jumah yang ditanam cukup dan sesuai
Alat Ukur
Indikator Keberhasilan
Tahun I 1
Sempadan sungai
perambahan
2
3
Tahun II 4
1
2
3
PIC
Tahun III 4
1
2
3
4
Baik : Tidak ada gangguan terhadap kawasan NKT 4.2 dan kondisi penutupan lahan tetap atau lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Direksi Manager Camp Asbid Perencanaan
Sedang: SOP penanaman dan rehabilitasi hutan
Kawasan NKT 4.2 yang terganggu rendah (< 25%) dan tingkat gangguan sedang atau kawasan NKT3 yang terganggu sedang (< 50%) dan tingkat gangguan rendah, serta kondisi penutupan lahannya mengalamipenuru nan sebesar 25% dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Buruk :
20 | P a g e
WaktuPemantauan NKT
Lokasi
Ancaman
Target Pengelolaan
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan Pemantauan
Alat Ukur
Indikator Keberhasilan
Tahun I 1
Sempadan sungai
4.3
(SS) Apung, SS Berambang, SS Kelabau, SS Keluang, SS Koras, SS Sapar, SS Sepada, SS Sepada Kanan, SS Sepada Kiri, SS Simpang Cabe, SS Tamiang, dan SS Tanjung Enambelas ,
Pemahaman
penebangan
Sempadan sungai
Sempada sungai, KPPN/KKI dan Buffer HL Simpang Cabe
Melakukan penyuluhan dan sosialisasi tentang pentingnya areal kawasan konservasi
Ada bukti yang jelas telah dilaksanakan penyuluhan dan sosialisais
SOP konsultasi stake holder
Penyuluhan kepada karyawan dan masyarakat tentang pentingnya areal konservasi
Melakukan penyuluhan pada karyawan dan masyarakat secara berkala
Membuat modul materi penyuluhan
Kegiatan penebangan tidak dilakukan di dalam daerah kawasan lindung
Pengecekan perubahan tutupan hutan menggunakan minimal citra landsat atau resolusi sedang
SOP pembukaan wilayah hutan, SOP perlindungan kawasan lindung
Kawasan NKT4.2 yang terganggu besar (> 50%) dan tingkat gangguan tinggi, serta kondisi penutupan lahannya mengalami penurunan sebesar > 50% dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Tidak terjadi penebangan secara illegal pada kawasan konservasi
2
3
Tahun II 4
√
1
2
3
4
√
Baik : Tidak ada gangguan terhadap kawasan NKT 4.3 dan kondisi penutupan lahan tetap atau lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.
PIC
Tahun III
√
V
√
√
1
2
3
4
√
Asbid. Perencanaan Asbid Kelola Lingkungan
Asbid. Produksi V Asbid. Perencanaan Asbid. Pembinaan Hutan
√
Sedang: Kawasan NKT 4.3
21 | P a g e
WaktuPemantauan NKT
Lokasi
Ancaman
Target Pengelolaan
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan Pemantauan
Alat Ukur
Indikator Keberhasilan
Tahun I 1
KPPN/KKI dan Buffer HL Simpang Cabe.
lainnya Apabila kegiatan penebangan tidak dapat dihindari, prinsip kehatihatian harus diterapkan dan tidak mengganggu kondisi kawasan lindung
Melakukan penandaan batas sempadan Memimalisir TPn
SOP RIL
Melakukan kegiatan penanaman kembali areal yang terkena dampak kegiatan penebangan dengan tanaman lokal, terutama jenis yang ditebang. (Triwulan 3)
Inventarisasi secara berkala (Triwulan
SOP pemeliharaan tanaman, SOP pengayaan tanaman, SOP pengadaan bibit, Peta luas areal yang sudah dan belum dilakukan
Menetapkan titiktitik pemnatauan kualitas air
Memetakan sebaran kualitas air yang dilakukan secara berkala 4)
SOP Pemantauan kualitas air penanaman
yang terganggu rendah (< 25%) dan tingkat gangguan sedang atau kawasan NKT3 yang terganggu sedang (< 50%) dan tingkat gangguan rendah, serta kondisi penutupan lahannya mengalamipenuru nan sebesar 25% dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.
2
3
Tahun II 4
1
2
3
PIC
Tahun III 4
1
2
3
4
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Buruk : Kawasan NKT4.3 yang terganggu besar (> 50%) dan tingkat gangguan tinggi, serta kondisi penutupan lahannya mengalami penurunan sebesar > 50% dibandingkan dengan kondisi sebelumnya
22 | P a g e
WaktuPemantauan NKT
Lokasi
Ancaman
Target Pengelolaan
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan Pemantauan
Memperjelas tandatanda batas dilapangan;
Melakukan patrol dan menginventarisir lokasi yang terkena perambahan
SOP penataan batas dan pemsangan tanda batas
Memasang signboard Pemeliharaan signboard; Patroli `pengamanan dan perlindungan hutan
Mengecek keberadaan dan pemeliharaan signboard
SOP Perambahan Hutan
Penanaman kembali areal yang dirambah sesuai dengan jenis aslinya
Jenis dan jumah yang ditanam cukup dan sesuai
Alat Ukur
Indikator Keberhasilan
Tahun I 1
perambahan
Sempadan sungai, KPPN/KKI dan Buffer HL Simpang Cabe
2
3
Tahun II 4
1
2
3
PIC
Tahun III 4
1
2
3
4
Baik : Tidak ada gangguan terhadap kawasan NKT 4.3 dan kondisi penutupan lahan tetap atau lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Direksi Manager Camp Asbid Perencanaan
Sedang: SOP penanaman dan rehabilitasi hutan
Kawasan NKT 4.3 yang terganggu rendah (< 25%) dan tingkat gangguan sedang atau kawasan NKT3 yang terganggu sedang (< 50%) dan tingkat gangguan rendah, serta kondisi penutupan lahannya mengalamipenuru nan sebesar 25% dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Buruk :
23 | P a g e
WaktuPemantauan NKT
Lokasi
Ancaman
Target Pengelolaan
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan Pemantauan
Alat Ukur
Indikator Keberhasilan
Tahun I 1
2
3
Tahun II 4
1
2
3
PIC
Tahun III 4
1
2
3
4
Kawasan NKT4.3 yang terganggu besar (> 50%) dan tingkat gangguan tinggi, serta kondisi penutupan lahannya mengalami penurunan sebesar > 50% dibandingkan dengan kondisi sebelumnya kebakaran
KPPN/KKI
Sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat dan karyawan
Membuat modul yang tepat dan trainer yg berpengalaman
Buku pedoman dan SOP Pemadaman api Sesuai standar dan lengkap
Baik :
Memasang signboard pada lokasi-lokasi strategis
Memastikan signboard komunikatif dan terpelihara
Memasang early warning system yang teritegrasi dengan jaringan internet
Memastikan alat yang terpasang berfungsi dengan baik
SOP pemasangan dan monitoring
Memastikan yang mengikuti pelatihan memahami dan melibatkan
Modul atau materi pelatihan
Keanekaragaman satwaliar dan kerapatan spesies flora (termasuk dilindungi dan RTE) di lokasi NKT4.3 mengalami penurunan <50%.
Pelatihan pemadaman kebakaran hutan dan lahan yang melibatkan
Kawasan dengan NKT 4.3 dalam kondisi tetap atau tidak mengalami perubahan.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Sedang:
Direksi Manager Camp Asbid. Lingkungan Hidup Spv. Sosial Asbid. Pembinaan hutan
Buruk :
24 | P a g e
WaktuPemantauan NKT
Lokasi
Ancaman
Target Pengelolaan
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan Pemantauan
Alat Ukur
Indikator Keberhasilan
Tahun I 1
masyarakat dan karyawan
masyarakat terkait
Membentuk tim pemadaman kebakaran dengan pelibatan masyarakat
Tim yang terbentuk, memahami tugas dan tanggungjawabny a Mengecek bahwa peralatan berfungsi dengan baik Penyuluhan dan sosialisasi secara berkala tentang fungsi bukit radak sebagai tempat keramat kepada karyawan dan masyarakat
Menyiapkan sarana dan prasarana pemadaman api 6
tempat keramat yaitu Bukit Radak.
Penebangan
tempat keramat yaitu Bukit Radak.
Penyuluhan dan sosialisasi tentang fungsi bukit radak sebagai tempat keramat kepada karyawan dan masyarakat
Pemasangan tanda/plang areal hutan sagu Aribena sebagai tempat keramat
Melakukan pemantauan secara berkala terhadap keberadaan dan kualitas tanda/plang
SOP Kebakaran hutan dan lahan
Daftar peralatan yang diperlukan Modul/materi penyuluhan, SOP RIL, SOP Kelola sosial, SOP Identifikasi NKT 6, SOP Pemantauan NKT 6, SOP Resolusi konflik, SOP Perlindungan terhadap situs budaya SOP Perlindungan hutan, SOP Kawasan lindung, SOP Perlindungan terhadap situs budaya
Keanekaragaman satwaliar dan kerapatan spesies flora (termasuk dilindungi dan RTE) di lokasi NKT4.3 mengalami penurunan >50%.
2
3
Tahun II 4
√
1
2
3
PIC
Tahun III 4
√
1
2
3
4
√
Baik : Tidak ada kerusakan terhadap areal tempat keramat dan intensitas gangguan tidak ada
√
√
√
Asbid. Produksi Asbid. Perencanaan Asbid. Pembinaan Hutan
Sedang : Luas areal tempat keramat yang rusak rendah (< 25%) dan tingkat gangguan rendah
√
√
√
Buruk :
25 | P a g e
WaktuPemantauan NKT
Lokasi
Ancaman
Target Pengelolaan
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan Pemantauan
Alat Ukur
Indikator Keberhasilan
Tahun I 1
Melakukan kegiatan FPIC (free and prior informed consent) kepada masyarakat
Melakukan pemantauan secara partisipatif terhadap kondisi bukit radak
SOP RIL, SOP Kelola sosial, SOP Identifikasi NKT 6, SOP Pemantauan NKT 6, SOP Resolusi konflik, SOP Perlindungan terhadap situs budaya
Membuat perjanjian yang jelas dan tegas antara masyarakat dengan perusahaan terkait dengan perlindungan terhadap tempat keramat atau situs budaya masyarakat/ada SOP atau Pernyataan UP tentang hal terkait
Melakukan pemantauan secara partisipatif dan berkala terhadap pelaksanaan perjanjian yang dibuat antara perusahaan dengan masyarakat terkait dengan perlindungan terhadap tempat keramat atau situs budaya masyarakat/SOP atau Pernyataan UP tentang hal terkait
SOP RIL, SOP Kelola sosial, SOP Identifikasi NKT 6, SOP Pemantauan NKT 6, SOP Resolusi konflik, SOP Perlindungan terhadap situs budaya
Luas tempat keramat yang rusak besar (> 50%) dan intensitas gangguan tinggi
2
3
Tahun II 4
1
2
3
PIC
Tahun III 4
1
2
3
4
√
√
√
√
√
√
26 | P a g e
WaktuPemantauan NKT
Lokasi
Ancaman
Target Pengelolaan
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan Pemantauan
tempat keramat yaitu Bukit Radak.
Memperjelas tandatanda batas dilapangan;
Melakukan patrol dan menginventarisir lokasi yang terkena perambahan
SOP penataan batas dan pemsangan tanda batas
Memasang signboard Pemeliharaan signboard; Patroli `pengamanan dan perlindungan hutan
Mengecek keberadaan dan pemeliharaan signboard
SOP Perambahan Hutan
Penanaman kembali areal yang dirambah sesuai dengan jenis aslinya
Jenis dan jumah yang ditanam cukup dan sesuai
Alat Ukur
Indikator Keberhasilan
Tahun I 1
tempat keramat yaitu Bukit Radak.
Perambahan
2
3
Tahun II 4
1
2
3
PIC
Tahun III 4
1
2
3
4
Baik : Tidak ada kerusakan terhadap areal tempat keramat dan intensitas gangguan tidak ada
√
√
√
√
√
√
√
√
Direksi Manager Camp Asbid Perencanaan
Sedang :
SOP penanaman dan rehabilitasi hutan
Luas areal tempat keramat yang rusak rendah (< 25%) dan tingkat gangguan rendah
√
Buruk : Luas tempat keramat yang rusak besar (> 50%) dan intensitas gangguan tinggi
27 | P a g e
WaktuPemantauan NKT
Lokasi
Ancaman
Target Pengelolaan
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan Pemantauan
Alat Ukur
Indikator Keberhasilan
Tahun I 1
tempat keramat yaitu Bukit Radak.
Perubahan fungsi Lahan
tempat keramat yaitu Bukit Radak.
Pemasangan tanda/plang areal kerja perusahaan
Melakukan patroli, komunikasi dan koordinasi secara berkala dengan pemangku kepentingan, terutama kepada masyarakat dan para pihak terkait
SOP Kelola sosial, SOP Identifikasi NKT 6, SOP Pemantauan NKT 6, SOP Resolusi konflik, SOP Perlindungan terhadap situs budaya
2
3
Tahun II 4
1
2
3
4
1
2
3
Baik : Tidak ada kerusakan terhadap areal tempat keramat dan intensitas gangguan tidak ada
√
√
PIC
Tahun III 4
Direksi Manager Camp Asbid. Perencanaan
√
Sedang : Luas areal tempat keramat yang rusak rendah (< 25%) dan tingkat gangguan rendah Buruk : Luas tempat keramat yang rusak besar (> 50%) dan intensitas gangguan tinggi
tempat keramat yaitu Bukit Radak.
kebakaran
tempat keramat yaitu Bukit Radak.
Sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat dan karyawan
Membuat modul yang tepat dan trainer yg berpengalaman
Memasang signboard pada lokasi-lokasi strategis
Memastikan signboard komunikatif dan terpelihara
Buku pedoman dan SOP Pemadaman api Sesuai standar dan lengkap
Baik : Tidak ada kerusakan terhadap areal tempat keramat dan intensitas gangguan tidak
√
√
√
√
√
√
Direksi Manager Camp Asbid. Lingkungan Hidup Spv. Sosial Asbid. Pembinaan hutan
28 | P a g e
WaktuPemantauan NKT
Lokasi
Ancaman
Target Pengelolaan
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan Pemantauan
Alat Ukur
Indikator Keberhasilan
Tahun I 1
2
3
Tahun II 4
1
2
3
PIC
Tahun III 4
1
2
3
4
ada Memasang early warning system yang teritegrasi dengan jaringan internet
Memastikan alat yang terpasang berfungsi dengan baik
SOP pemasangan dan monitoring
Pelatihan pemadaman kebakaran hutan dan lahan yang melibatkan masyarakat dan karyawan
Memastikan yang mengikuti pelatihan memahami dan melibatkan masyarakat terkait
Modul atau materi pelatihan
Membentuk tim pemadaman kebakaran dengan pelibatan masyarakat
Tim yang terbentuk, memahami tugas dan tanggungjawabny a Mengecek bahwa peralatan berfungsi dengan baik
SOP Kebakaran hutan dan lahan
Menyiapkan sarana dan prasarana pemadaman api
Sedang :
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Luas areal tempat keramat yang rusak rendah (< 25%) dan tingkat gangguan rendah Buruk : Luas tempat keramat yang rusak besar (> 50%) dan intensitas gangguan tinggi.
Daftar peralatan yang diperlukan
29 | P a g e
BAB
3
PENUTUP
Penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan NKT ini disusun berdasarkan hasil Identifikasi NKT PTKALIA yang dilakukan oleh PTKALIA bekerjasama dengan Fakultas Kehutanan IPB. Penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan NKT ini merupakan kegiatan dalam rangka menghasilkan dokumen penunjang yang dapat digunakan sebagai panduan di lapangan bagi PTKALIA dalam melakukan kegiatan pengelolaan dan pemantauan NKT yang telah teridentifikasi. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pemantauan NKT ini sangat dipengaruhi oleh besarnya komitmen PTKALIA dalam bentuk ketersediaan sumberdaya manusia dan dukungan pendanaan yang memadai. Hasil dari kegiatan pengelolaan dan pemantauan NKT ini harus dapat dijadikan sebagai data dasar utama yang dapat diintegrasikan ke dalam program perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan serta evaluasi bagi PTKALIA terhadap seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya hutan secara berkelanjutan dan berkeadilan.
30 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA FAHUTAN IPB. 2014. Identifikasi Nilai Konservasi Tinggi PT. Kandelia Alam, September 2014. Fakultas Kehutanan IPB. Tropenbos. 2008. Panduan Identifikasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi di Indonesia. Konsorsium Revisi HCV Toolkit Indonesia.Tropenbos International Indonesia Programme. Stewart, C; P. George, T. Rayden and R. Nussbaum. 2008. Pedoman Pelaksanaan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi. Edisi I-Mei 2008. Proforest. HCVRN. 2014. Common Guidance: Management and Monitoring of Identification of High Conservation Value.
31 | P a g e