PENGARUH ORIENTASI PASAR EKSPOR TERHADAP KINERJA PROFITABILITAS USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) KERAJINAN KERAMIK (STUDI KASUS KERAJINAN KERAMIK DI PLERED, KABUPATEN PURWAKARTA, JAWA BARAT) Tomi Anggoro Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen-Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh orientasi pasar yang terdiri dari orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi interfungsional terhadap kinerja profitabilitas Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) eksportir kerajinan keramik di Plered, kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh UMKM kerajinan keramik di Plered, kabupaten Purwakarta. Sampel yang berhasil dikumpulkan adalah sebanyak 49 responden. Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling (teknik pengambilan sampel dengan menentukan kriteria-kriteria tertentu). Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas, uji asumsi klasik dan regresi linear berganda dengan bantuan software SPSS versi 14.00 for Windows. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda variabel orientasi pasar yang terdiri dari orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi interfungsional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja profitabilitas Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) eksportir kerajinan keramik di Plered, kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Hal ini sesuai dengan penelitian Kuncoro dan Supomo (2002) dan Kusmawati (2005), semuanya memberikan hasil yang positif terhadap pengaruh orientasi pasar dengan kinerja perusahaan. Kata Kunci : Kinerja Profitabilitas, Orientasi Pasar, UMKM EFFECT OF EXPORT MARKET ORIENTATION ON PROFITABILITY PERFORMANCE OF SMALL AND MEDIUM BUSINESS (SMEs) CERAMIC CRAFT (CASE STUDIES CERAMIC CRAFT IN PLERED, DISTRICT PURWAKARTA, WEST JAVA)
ABSTRACT
This study aims to determine the influence of market orientation consisting of customer orientation, competitor orientation and coordination interfungsional on profitability performance SMEs exporters of ceramics craft in Plered, Purwakarta district, West Java. The population in this study are all SMEs ceramics craft in Plered, Purwakarta district. The questionnaire collected a total of 49 respondents. Sampling method used in this study was purposive sampling (sampling techniques to determine the specific criteria). Techniques of data collection using questionnaires, while the technique of data analysis by testing the validity and
reliability, normality test, the assumption of classical and multiple linear regression with the help of SPSS 14.00 Version software for Windows. Based on the results of multiple linear regression analysis variables that market orientation consists of customer orientation, competitor orientation and coordination interfungsional has positive and significant impact on the profitability performance of SMEs exporters of ceramics craft in Plered, Purwakarta district, West Java. This is in accordance with the research and Supomo Kuncoro (2002) and Kusmawati (2005), all gave positive results on the effect of market orientation to firm performance.
Keywords: Market Orientation, Profitability Performance, SMEs 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam mengatasi krisis global yang terjadi pada bangsa ini beberapa tahun lalu memberikan kontribusi yang sangat baik bagi kestabilan perekonomian nasional. Jumlah UMKM pun kian berkembang, pada periode tahun 2007-2008 jumlah UMKM mengalami peningkatan sebesar 2,88%. Jumlah UMKM yang tadinya 49.824.123 pada tahun 2007 meningkat di tahun 2008 menjadi 51.257.537 dengan jumlah peningkatan sebesar 1.433.414 (Depkop, 2009) Plered adalah nama daerah di kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, dengan luas wilayah sekitar 97.172 Ha (atau sekitar 36,79 KM persegi). jumlah penduduk di kecamatan plered sekitar 65.172 jiwa yang tersebar di 16 desa atau kelurahan. Produksi kerajinan keramik Plered selain untuk permintaan pasar lokal, juga diekspor ke berbagai negara, di antaranya Jepang, Taiwan, Korea, Australia, New Zeland, Belanda, Kanada, Saudi Arabia, Amerika Serikat, dan Latin, Inggris, Spanyol, dan Italia. Berdasarkan latar belakang diatas, maka mendorong penulis
untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Profitabilitas UMKM Eksportir Kerajinan Keramik di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat”. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah orientasi pasar berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap kinerja (diukur dari sisi profitabilitas) UMKM kerajinan keramik di kabupaten Plered? 2. Apakah orientasi pasar berpengaruh secara bersamasama dan signifikan terhadap kinerja (diukur dari sisi profitabilitas) UKM kerajinan keramik di kabupaten Plered?. 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut. (1) Untuk mengetahui orientasi pasar berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap kinerja (diukur dari sisi profitabilitas) UMKM kerajinan keramik di kabupaten Plered
(2) Untuk mengetahui orientasi pasar berpengaruh secara bersamasama dan signifikan terhadap kinerja (diukur dari sisi profitabilitas) UKM kerajinan keramik di kabupaten Plered. 1.4 Manfaat Penelitian Memberikan sumbangan ilmiah dalam ilmu manajemen pemasaran berkaitan dengan orientasi wirausaha dan orientasi pasar terhadap kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Memberikan masukan dalam penyusunan profil Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
dalam kaitannya dengan orientasi pasar ekspor. 1.5
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja UMKM ekspotir kerajinan keramik di Plered. Berdasarkan pada latar belakang masalah, rumusan masalah, landasan teori, dan penelitian sebelumnya (Kohli dan Jaworski : 1990), maka kerangka pemikiran yang dibangun untuk melihat pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja UMKM eksportir kerajinan keramik di Plered adalah sebagai berikut:
Orientasi Pasar
Orientasi Pelanggan (X1)
Orientasi Pesaing (X2)
Kinerja UMKM
(Profitabilitas) (Y)
Koordinasi Interfungsional (X3)
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran positif terhadap kinerja Dari penjelasan diatas dapat Profitabilitas UMKM disimpulkan bahwa dimensi orientasi eksportir. pelanggan, orientasi pesaing, dan H3: Koordinasi Interfungsional koordinasi interfungsional dalam secara parsial mempunyai orientasi pasar mempunyai pengaruh pengaruh positif terhadap signifikan terhadap kinerja UMKM kinerja profitabilitas UMKM eksportir kerajinan keramik di eksportir. Plered. Sehingga hipotesis penelitian H4: Secara bersama-sama ada ini adalah: pengaruh orientasi pelanggan, H1 : Orientasi Pelanggan secara orientasi pesaing dan parsial mempunyai pengaruh koordinasi interfungsional positif terhadap kinerja terhadap kinerja profitabilitas profitabilitas UMKM UMKM. eksportir H2 : Orientasi Pesaing secara parsial mempunyai pengaruh
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Orientasi Pasar Narver dan Slater (1995) mendefinisikan orientasi pasar sebagai budaya organisasi yang menghasilkan perilaku sangat efektif dan efisien untuk menciptakan nilai superior bagi pembeli dan akhirnya menciptakan kinerja superior bagi perusahaan. Orientasi pasar memiliki tiga komponen yaitu; orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi lintas fungsi dalam perusahaan. Dengan demikian orientasi pasar juga menyangkut pembelajaran organisasi terhadap pelanggan dan pesaingnya. Orientasi pasar merupakan salah satu bagian dari pemasaran. Pemasaran adalah kegiatan yang memberikan arah kepada seluruh aktivitas bisnis/niaga yang meliputi bauran pemasaran di mana produk (barang, jasa, dan ide) yang dipasarkan merupakan perwujudan dari konsep yang telah mengalami proses pengembangan uji coba dan produksi yang ditujukan kepada pemakai akhir. Dalam penelitian ini dimensi orientasi pasar yang dipakai adalah menururt Narver dan Slater (1990), yang terdiri dari orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi interfungsional. 1. Orientasi konsumen Orientasi konsumen mengharuskan seorang penjual memahami rantai nilai pembeli secara keseluruhan ( Day dan Wensley, 1988), baik sekarang maupun yang akan datang karena perubahan lingkungan internal maupun eksternal.
2. Orientasi pesaing Orientasi pesaing berarti bahwa penjual memahami kekuatan dan kelemahan jangka pendek dan bisnis mereka yang sedang berlaku, dan juga dari kuncikunci bisnis milik kompetitor yang potensial (Aaker, 1988; Day Wensley, 1988; Porter, 1980– 1985). Analisa konsumen paralel, analisa prinsip bisnis yang berlaku, dan analisa kompetitor potensial harus termasuk dalam keseluruhan set teknologi yang mampu memuaskan kebutuhan pembeli saat ini dan yang mampu memuaskan apa yang diharapkan oleh pembeli yang ditargetkan penjual. 3. Koordinasi interfungsional Koordinasi antar fungsi yakni koordinasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam menciptakan nilai kemanfaatan terbaik untuk konsumen yang ditargetkan. Beberapa poin dalam rangkaian nilai kemanfaatan untuk pembeli menghasilkan kesempatan bagi penjual dalam menciptakan nilai keuntungan untuk agen-agen penjualan yang langsung berhubungan dengan pembeli. Oleh karena itu, beberapa individu dalam berbagai bagian yang terkait dengan usaha-usaha penjualan dapat secara potensial member masukan penciptaan nilai kemanfaatan suatu barang yang dijual
untuk pembeli 1985:358).
(Porter,
2.2 Kinerja Perusahaan Pause (2000) dalam (Mulyadi, 2006:14) menyatakan bahwa pengukuran kinerja (performance) merupakan salah satu upaya supaya dapat dilakukan sumberdaya secara efektif dan dapat memberikan arah pada pengambilan keputusan strategis yang menyangkut perkembangan suatu organisasi pada masa yang akan datang. Kinerja merupakan status organisasi secara keseluruhan dibanding organisasi lain yang sejenis, atau terhadap suatu standar yang disepakati bersama. 2.3 Penelitian Sejenis Penelitian terdahulu yang memiliki relevansi dengan penelitian ini antara lain yang dilakukan oleh Dini Kusumawati (2005) dalam penelitiannya yang berjudul hubungan antara orientasi pasar dan kinerja bisnis. Dalam penelitiannya diperoleh hasil ada hubungan antara orientasi pasar dan kinerja bisnis yang didasrkan teori dan penelitian empiris, faktor eksternal selanjutnya menjadi moderator dalam hubungan tersebut, apabila suatu pasar semakin dinamis maka semakin kuat hubungan atara orientasi pasar dan kinerja bisnis, jenis strategi yang digunakan perusahan berpengaruh terhadap kekuatan hubungan antara orientasi pasar dan kinerja bisnis, dalam upaya mencapai keberhasilan bersaing di era globalisasi ini maka suatu perusahaan harus mengerti konsep dan aplikasi dari orientasi pasar serta mengimplementasikannya Mudrajad Kuncoro dan Irwan Adimasandara Supomo (2002) dalam penelitiannya tentang orientasi pasar industri keramik di Kasongan
mengatakan bahwa variabel tenaga kerja, umur perusahaan, keaktifan promosi, dan teknologi berpengaruh positif terhadap orientasi pasar ekspor sentra industri keramik di Kasongan. Hal itu menunjukan bahwa semakin banyak tenaga kerja, semakin tua umur perusahaan, semakin aktif berpromosi dan semakin modern menggunakan teknologi maka probabilitas orientasi ekspor industri keramik semakin besar. Mukhamad Najib dalam penelitianya yang berjudul hubungan antara gaya kepemimpinan, orientasi pasar dan kinerja bisnis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia (Studi kasus UKM di Jakarta). Penelitian tersebut memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan, variabelvariabael indikator orientasi pasar dan mempelajari pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja bisnis UKM. Dalam penelitian tersebut di dapat hasil ada pengaruh orientasi pasar dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja bisnis UKM 3. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kerajinan Keramik di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat yang sudah melakukan ekspor. 3.2 Operasionalisasi Variabel Variabel dalam penelitian ini meliputi tiga variabel independen (X), yaitu Orientasi Pelanggan (X1), Orientasi Pesaing (X2), dan Koordinasi interfungsional (X3). Sebaliknya, variabel dependen (Y) hanya satu yaitu kinerja UMKM.
Variabel serta indikator penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
membagi sumber daya kepada unit fungsional
Dimensi Orientasi Pelanggan (X1) Orientasi pelanggan menunutut penjual untuk memahami keseluruhan rantai nilai pembeli bukan hanya saat ini namun juga untuk masa yang akan datang (Day dan Wensley, 1988). Diensi ini diukur melalui pelayanan, komitmen melayani pelanggan, strategi untuk meningkatkanpelanggan,Keunggulan kompetitif, perhatian pasca pelayanan, rutin mengukur kepuasan pelanggan
3.3 Teknik Penentuan Sampel Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan menentukan kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2008:122). Kriteriakriteria yang dipakai dalam penelitian ini adalah: a. Merupakan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). b. Sudah melakukan ekspor. c. Memproduksi kerajinan keramik. Berhubung dalam penelitian ini menggunakan uji F maka sampel minimal dalam penelitian ini adalah 30 unit usaha (UMKM). Jadi sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 50 UMKM kerajinan keramik di Plered.
Dimensi Orientasi Pesaing (X2) Orientasi pesaing berarti bahwa organisasi penjual memahami kekuatan dan kelemahan jangka pendek serta kemampuan dan strategi jangka panjang dari pesaing saat ini dan pesaing potensial (Day dan Wensley 1988; Porter 1994). Orientasi pesaing diukur dengan mencari informasi pesaing, merespon tindakan pesaing, mendiskusikan kekuatan dan kelemahan pesaing ,
pelanggan target pelayanan Dimensi Koordinasi Interfungsional (X3) Koordinasi Interfungsional berkaitan dengan penggunaan-penggunaan sumber daya perusahaan yang terkoordinasi dalam menciptakan nilai pelanggan target. Dimensi ini diukur melalui bagaimana UMKM bertemu dengan pelanggan, bidangbidang fungsional dintegrasikan melayani kebutuhan pasar usaha Informasi, dikomunukasikan bebas ke seluruhan organisasi, pemimpin mempunyai pemahaman bagaimana karyawan memberikan kontribusi meningkatkan nilai pelanggan,
3.4 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner. Data sekunder adalah data yang yang diperoleh dengan cara mempelajari buku-buku, literatur-literatur, jurnal ilmiah, hasil penelitian dan penelusuran internet. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kuesioner Kuesioner tersebut akan dibagikan kepada pemilik UMKM kerajinan keramik di Plered.
2. Wawancara Wawancara ini dilakukan pada pemilik UMKM kerajinan keramik di Plered.
inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance mendekati 1 dan nilai VIF berkisar 1 maka tidak ada korelasi (Ghozali, 2009:95).
3. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan merupakan suatu metode pengumpulan data dengan membaca dan mempelajari buku-buku literatur, jurnal-jurnal yang berhubungan dengan penelitian yang sedang penulis lakukan.
b. Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika tidak terdapat suatu pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali 2009:125).
3.6 Teknik Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Statistical Package for Social Science (SPSS). Adapun analisis dalam penelitian ini meliputi: 3.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang dalam kuesioner konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika memberikan nilai cronbach alpha di atas 0,6 (Ghozali, 2009:45).
c. Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Ukuran yang digunakan untuk menyatakan ada tidaknya autokorelasi, yaitu apabila nilai statistik Durbin – Watson mendekati 2, maka dapat dinyatakan bahwa data pengamatan di antara variabel bebas tersebut tidak memiliki autokorelasi.
3.6.2 Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji regresi, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik, diantaranya sebagai berikut: a. Multikolinieritas Uji multikolinieritas dilakukan bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Ada multikolonieritas atau tidak dilihat dari nilai tolerance dan variance
3.6.3 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu data dapat dideteksi dengan melihat normal probability plot. Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka menunjukkan model regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2009:147). Normalitas data
juga dapat dilihat dengan menggunakan uji normal Kolmogorov-Smirnov. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05. 3.6.4 Analisis Regresi Linier Berganda Sebelum dilakukan analisis regresi linier berganda data ordinal harus ditransformasikan menjadi data interval. Metode transformasi yang digunakan yakni method of successive interval, dengan bantuan makro minitab. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan dependen apakah masing-masing variabel berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Bentuk persamaannya adalah sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 Dimana: Y = Kinerja UMKM α = Konstan β = Koefisien regresi X1 = Orientasi Pelanggan X2 = Orientasi Pesaing X3 = Koordinasi interfungsional
3.6.5 Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi digunakan untuk menentukan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Menurut Santoso (2001) dalam (Duwi Priyatno, 2008:81), bahwa untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan
Adjusted R2 determinasi.
sebagai
koefisien
3.6.6 Uji Hipotesis Uji hipotesis ini dimaksudkan untuk mengetahui jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan Uji T dan Uji F. a. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F) Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Jika probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka hasilnya signifikan berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009:88). b. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam hal probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka hasilnya signifikan berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara individual terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009:88).
Berikut hasil uji validitas dan reliabilitas:
4. PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Reliabilitas
Validitas dan
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Orientasi Pelanggan (X1)
Orientasi Pesaing (X2)
Koordinasi Interfungsional (X3)
Kinerja UMKM (Y)
Pernyataan
Cronbach’s Alpha If Item Deleted
Cronbach’s Alpha
Keterangan
Status
P1
0.437
Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha
Valid
P2 P3 P4 P5 P6 P1 P2 P3 P4 P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4
0.554 0.510 0.578 0.611 0.497 0.789 0.864 0.751 0.687 0.516 0.510 0.522 0.670 0.477 0.396 0.539 0.554 0.572
Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0,646
0,904
0,649
0.646
Sumber: Data diolah Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa semua pernyataan untuk ke empat variabel (Orientasi Pelanggan, Orientasi Pesaing, Korrdinasi Interfungsional dan kinerja UMKM) mempunyai nilai cronbach’s alpha if item deleted ≤ cronbach’s alpha, hal ini menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan telah valid dan dapat digunakan sebagai indikator dalam penelitian ini. Berarti butir-butir pernyataan yang dipergunakan layak (reliabel) digunakan pada analisis berikutnya. 4.3.4 Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji regresi, maka terlebih dahulu
dilakukan uji asumsi klasik, diantaranya sebagai berikut: a. Uji Multikolinieritas Berikut ini adalah hasil dari uji multikolinieritas: Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a
Model 1
Orientasi Pelanggan Orientasi Pesaing Koordinasi Interfungsional
Collinearity Statistics VIF Tolerance 1.267 .789 1.439 .695 .867
1.153
a. Dependent Variable: Kinerja UMKM
Sumber: Output SPSS Terlihat pada coefficient, variabel risk taking memiliki nilai VIF sebesar 1,001 dan tolerance sebesar 0,999, innovativeness dan proactiveness dan memiliki nilai VIF yang sama yaitu sebesar 1,044 dan tolerance yang sama sebesar 0,958.
Ketiga variabel tersebut mempunyai nilai VIF dan tolerance mendekati 1 sehingga model regresi tidak terdapat multikolinieritas.
autokorelasi di antara variabel bebas dalam penelitian. 4.3.3 Uji Normalitas Adapun hasil uji normalitas adalah sebagai berikut:
b. Uji Heteroskedastisitas Berikut ini adalah hasil dari pengujian heteroskedastisitas:
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters
a,b
Unstandardiz ed Residual 49 .0000000 1.35158339 .120 .084 -.120 .840 .481
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: Output SPSS
b. Calculated from data.
Sumber: Output SPSS
c. Uji Autokorelasi Berikut ini adalah hasil dari uji autokorelasi: Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi
Dari tabel 4.12 diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi datanya adalah normal karena variabel orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi interfungsional memiliki p-value > 0,05. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Kinerja UMKM 1.0
0.8
Expected Cum Prob
Grafik Scatterplot di atas menunjukkan kelayakan model regresi, terlihat titik-titik sebaran data residual tidak membentuk pola tertentu. Model regresi yang dihasilkan memiliki kelayakan untuk digunakan dan tidak terdeteksi adanya heteroskedastisitas sehingga memenuhi persyaratan asumsi klasik.
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
Model Summary(b) R Square R .456 .675a
Adjusted R Square .419
Std. Error of the Estimate 1.39591
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Model Summaryb
Model 1
0.2
DurbinWatson 1.947
a. Predictors: (Constant), Koordinasi Interfungsional, Orientasi Pelanggan, Orientasi Pesaing
Gambar 4.3 P-P Plot Variabel Kinerja UMKM Sumber: Output SPSS
b. Dependent Variable: Kinerja UMKM
Sumber: Output SPSS Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat nilai Durbin-Watson sebesar 1.947. Nilai tersebut dapat dinyatakan mendekati nilai 2. Jadi, disimpulkan bahwa tidak terjadi
Berdasarkan Gambar 4.3 berupa grafik normal probability plots dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar berhimpit di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan bahwa
residual terdistribusi secara normal, maka model regresi layak digunakan.
4.3.5 Analisis Berganda
Regresi
Linier
Berikut adalah hasil dari regresi linier berganda: Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda a Coefficients
Standardized Unstandardized CoefficientsCoefficients t B Std. Error Beta Model 1 (Constant) .043 .569 .075 Orientasi Pelanggan .313 2.381 .413 .173 Orientasi Pesaing .295 2.138 .283 .132 Koordinasi .251 2.067 .281 .136 Interfungsional
Sig. .940 .022 .038 .045
a.Dependent Variable: Kinerja UMKM
Sumber: Output SPSS Persamaan regresinya sebagai berikut : Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 Y = 0,043 + 0,413 XI + 0,283X2 + 0,281 X3 Nilai konstanta sebesar 0,043 artinya jika orientasi pelanggan (X1), Orientasi pesaing (X2) dan koordinasi interfungsional (X3) nilainya 0 maka besarnya kinerja UMKM adalah 0,043. Tingkat koefisien variabel orientasi pelanggan (X1) sebesar 0,413 artinya, jika faktor orientasi pelanggan meningkat satu satuan maka kinerja profitabilitas UMKM akan mengalami kenaikan sebesar 0,413 satuan. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara faktor orientasi pelanggan dengan kinerja UMKM, semakin naik faktor orientasi
pelanggan maka semakin meningkat kinerja UMKM. Tingkat koefisien variabel orientasi pesaing (X2) sebesar 0,283 artinya, jika faktor orientasi pesaing meningkat satu satuan maka kinerja profitabilitas UMKM akan mengalami kenaikan sebesar 0,283 satuan. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara faktor orientasi pesaing dengan kinerja UMKM, semakin naik faktor orientasi pelaing maka semakin meningkat kinerja UMKM. Tingkat koefisien variabel orientasi pelanggan (X3) sebesar 0,281 artinya, jika faktor koordinasi interfungsional meningkat satu satuan maka kinerja profitabilitas UMKM akan mengalami kenaikan sebesar 0.281 satuan. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara faktor koordinasi interfungsional dengan kinerja UMKM, semakin naik faktor koordinasi interfungsional maka semakin meningkat kinerja UMKM.
4.3.7 Analisis Determinasi Berikut hasil analisis determinasi: Tabel 4.8 Hasil Analisis Determinasi b Model Summary
Model 1
Adjusted Std. Error of R SquareR Squarethe Estimate R .49484 .368 .408 .639a
a.Predictors: (Constant), Koordinasi Interfungsional, Orientasi Pelanggan, Orientasi Pesaing
b.Dependent Variable: Kinerja UMKM
Sumber: Output SPSS Berdasakan tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,368 atau 36,8%. menyatakan bahwa 36.80% variabel
terikat kinerja UMKM dijelaskan oleh variabel bebas yang terdiri dari orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi interfungsional dan sisanya 63.20% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan. Jadi sebagian besar variabel terikat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang digunakan dalam model. 4.3.8 Uji Hipotesis Uji hipotesis ini dimaksudkan untuk mengetahui jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berikut hasil pengujian uji hipotesis yang terdiri dari Uji F dan Uji t : a. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F) Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)
> F tabel (10,326 > 2,812) dan nilai sig < alpha (0,05), maka kesimpulan yang dapat diambil adalah Ho ditolak yang berarti ada pengaruh secara signifikan antara orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi interfungsional secara bersama-sama terhadap kinerja profitabilitas UMKM. hitung
b. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) a Coefficients
Standardized Unstandardized CoefficientsCoefficients t B Std. Error Beta Model 1 (Constant) .043 .569 .075 Orientasi Pelanggan .313 2.381 .413 .173 Orientasi Pesaing .295 2.138 .283 .132 Koordinasi .251 2.067 .281 .136 Interfungsional
Sig. .940 .022 .038 .045
a.Dependent Variable: Kinerja UMKM
Sumber: Output SPSS
Berikut ini adalah analisis dari uji t masing-masing variabel: b ANOVA 1. Orientasi Pelanggan (X1) Sum of Pengaruh orientasi pelanggan Sig. Squares df Mean Square F Model 1 Regression 2.528 10.326 .000a 3 7.585 terhadap kinerja UMKM eksportir Residual .245 11.019 45 ditunjukkan dengan nilai t hitung Total 18.604 48 sebesar 2,381 maka ttabel < thitung a.Predictors: (Constant), Koordinasi Interfungsional, Orientasi Pelanggan, Orientasi dan nilai signifikasinya sebesar Pesaing b.Dependent Variable: Kinerja UMKM 0,022 < 0,05 oleh karena itu H0 Ditolak. Sehingga dapat dikatakan Sumber: Output SPSS ada pengaruh antara orientasi pelanggan terhadap kinerja Berdasarkan tabel diatas profitabilitas UMKM eksportir memperlihatkan nilai F hitung sebesar kerajinan keramik di Plered diterima. 10,326 dengan signifikansi adalah Penjelasan tersebut dapat diartikan 0,000. Dengan tingkat signifikansi α bahwa semakin UMKM tersebut = 5%, df 1 (jumlah variabel - 1) atau meningkatkan orientasi pelanggan, 4-1 = 3, dan df 2 (n-k-1) atau 49-3-1 maka hal itu akan mempengaruhi = 45 (n adalah jumlah responden dan kinerja profitabilitas UMKM k adalah jumlah variabel eksportir kerajinan keramik di independen), hasil yang diperoleh Plered. untuk F sebesar 2,812 Nilai F tabel
2.
Orientasi Pesaing (X2) Pengaruh orientasi pesaing terhadap kinerja pertumbuhan penjualan UMKM eksportir ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 2,138 sehingga ttabel < thitung dan nilai signifikasinya sebesar 0,038 < 0,05 oleh karena itu H0 Ditolak. Sehingga dapat dikatakan ada pengaruh antara orientasi pesaing terhadap kinerja pertumbuhan penjualan UMKM eksportir kerajinan keramik di Plered diterima. Hasil pengujian tersebut dapat diartikan bahwa dengan ditingkatkannya orientasi pesaing maka hal itu akan memepngaruhi kinerja profitabilitas UMKM eksportir kerajinan keramik di Plered . 3. Koordinasi interfungsional (X3) 1. Pengaruh koordinasi interfungsional terhadap kinerja pertumbuhan penjulan UMKM eksportir ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 2,067 maka ttabel < thitung dengan nilai signifikasinya sebesar 0,045 < 0,05 oleh karena itu H0 Ditolak. Sehingga dapat dikatakan ada pengaruh antara koordinasi interfungsional terhadap kinerja UMKM eksportir kerajinan keramik di Plered diterima. Hasil pengujian tersebut dapat diartikan bahwa dengan ditingkatkannya koordinasi interfungsional maka hal itu akan mempengaruhi kinerja profitabilitas UMKM eksportir kerajinan keramik di Plered. 4.4 Analisis Pembahasan Analisis pembahasan dimulai dari persamaan regresi yang di dapat
dari pengolahan data yaitu Y = 0,043 + 0,413 XI + 0,283X2 + 0,281 X3 didapat nilai orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi interfungsional positif, ini mengartikan bahwa jika ketiga faktor tersebut berubah searah dan berpengaruh terhadap kinerja profitabilitas UMKM keramik Plered. Orientasi pelanggan merupakan unsur yang penting, karena dengan ini UMKM dapat mengerti kebutuhan pelanggan dan memuaskan pelanggan. Maka UMKM dapat memperoleh keuntungan jangka panjang dengan mengedepankan sisi pemasaran. Orientasi pesaing memberikan pengaruh terhadap kinerja profitabilitas UMKM, karena UMKM memahami kekuatan dan kelemahan pesaing dan bisnis mereka yang sedang berlaku, dan juga dari kunci-kunci bisnis milik kompetitor yang potensial. Sehingga dapat membuka potensi untuk lebih maju dari pesaing. Pengaruh koordinasi interfungsional terhadap kinerja profitabilitas UMKM kerajinan keramik di Plered adalah bagaimana perusahaan mengontrol kegunaan dari sumber daya perusahaan yang terkoordinasi dalam menciptakan nilai unggul bagi pelanggan yang ditargetkan. Maka UMKM kerajinan keramik bisa terus mengembangkan keuntungan yang diperoleh dengan terus meningkatkan orientasi pasarnya. Seperti pada penelitian sebelumnya yang memiliki hasil positif antara orientasi pasar dengan kinerja. Seluruh penelitian yang dilakukan dalam mengukur hubungan tingkat orientasi pasar rata-rata menunjukkan hasil yang positif.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini sesuai dengan hasil Sejumlah studi dilakukan untuk membuktikan hal tersebut, seperti yang dilakukan Kohli dan Jaworski (1990), Slater dan Narver (1994) di Amerika Serikat. Selain itu penelitian Kuncoro dan Supomo (2002) dan Kusmawati (2005), semuanya memberikan hasil yang positif terhadap pengaruh orientasi pasar dengan kinerja perusahaan. 5. SIMPULAN DAN IMPLIKASI 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian setelah diolah dengan menggunakan alat analisis yang digunakan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ketiga indikator orientasi pasar yang digunakan yaitu orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi interfungsional mempengaruhi kinerja profitabilitas UMKM secara parsial, 2. Orientasi pasar yang terdiri dari Orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi interfungsional secara bersamasama mempunyai pengaruh terhadap kinerja profitabilitas UMKM. Kesimpulan yang di dapat dalam penelitian ini sesuai dengan hasil Sejumlah studi dilakukan untuk membuktikan hal tersebut, seperti yang dilakukan Kohli dan Jaworski (1990), Slater dan Narver (1994) di Amerika Serikat. Selain itu penelitian Kuncoro dan Supomo (2002) dan Kusmawati (2005), semuanya memberikan hasil yang positif terhadap pengaruh orientasi pasar dengan kinerja perusahaan. 5.2 Implikasi
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan mengenai apakah berorientasi pasar akan memberikan pengaruh positif terhadap kinerja. Hasil penelitian ternyata menunjukkan hasil yang positif, dimana tingkat orientasi pasar UMKM berkaitan dengan kinerja profitabilitas yang dihasilkan. Karena itu, berdasarkan hasil penelitian, maka direkomendasikan bagi UMKM untuk lebih berorientasi pada pasar demi memperoleh kinerja yang lebih baik. Aktivitas orientasi pasar tentunya akan memerlukan biaya dan pengeluaran bagi perusahaan, namun hal tersebut terbukti meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga terdapat alasan yang cukup kuat bagi perusahaan untuk berorientasi pasar. DAFTAR PUSTAKA Chaniago, Junaidi, Menghitung Nilai t dan F tabel dengan Excel, http://junaidichaniago.wordpress .com/2008/05/28/menghitung/ download1des2009 Ghozali, Imam, 2009, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi ke empat, Badan Penerbit UNDIP, Semarang. Hartono, Sri., 2008, “Pengaruh Control System dan Reward System dalam Hubungan Employee Empowerment terhadap kinerja UKM di Kota Semarang”, ekobis, Vol 9 (2), hal 197-191 Haryono, Agus, 2006, “ Analisis Rasio Keuangan untuk Penilaian Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Malang”, Jurnal Eksekutif, Vol. 3 (3).
Kohli, A.K., dan Jaworski, B.J. 1990. Market Orientation: The Construct Research Propositions, and Managerial Implications, Journal of Marketing, vol 54 (April). Kuncoro, Mudrajat., 2003, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Kusmawati, Dini, Mei 2005, “Hubungan Orientasi Pasar dan Kinerja Bisnis”, Jurnal Compact, Vol. 2 (1), hal 27-40. Mulyono. 1991 analisis keuanagn rasio keuanagn. Yogyakarta : Liberty Porter, Michel E., 1994, Keunggulan Bersaing, Edisi Indonesia, Cetakan Pertama, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta. Raju, P.S., Lonial, S.C., and Gupta, Y.P. 1995. Market Orientation and Performance in the Hospital Industry, Journal of Health Care Marketing, Vol.15 No.4 hal. 34– 41. Slater S.F. dan Narver, J.C., 1990. The Effect of a Market Orientation on a Business Profitability, Journal of Marketing, October, hal. 20–35. Slater dan Narver, J.C., 1995, “Market Orientation on and the learning organization,” Journal Of Marketing, 59 (July), hal 6374. Santoso, Singgih, 2003, Statistik Deskriptif Konsep dan Aplikasi dengan Microsoft Excel dengan SPSS. Penerbit Andi, Yogyakarta. Simamora, Bilson., 2004, Panduan Riset Perilaki Konsumen, Jakarta : Pustaka Utama. Sugiyono, 2008, Metodologi Penelitian bisnis, Alfa Beta, Jakarta
Sutrisno. J dan Lestari. S., 2006, “Kajian Usaha Mikro di Indonesia”, Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM, No.2. Tambunan, Mangara., 2004. Tiga Kendala Besar Pengembangan UKM Berorientasi Ekspor. Makalah dalam Diskusi Panel Pengembangan UKM dalam Kegiatan Ekspor, 21 September 2004, Hotel Bumi Karsa, Jakarta. Umar, Husein. 2002. Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia. Webster, F.E. Jr. 1988. The Rediscovery of The Marketing Concept, Business Horizon Greenwch, May/Jun. 31. pg. 29.