Reinterpretasi Hukum Saksi Dalam Talak dan Rujuk Oleh: Ahmad Zumaro1 Abstrak Talak dan rujuk dalam islam hukumnya mubah/halal. Suami yang menjatuhkan talak terhadap istrinya mempunyai dua kali kesempatan untuk mentalak dan merujuk istrinya. Diberikannya waktu dua kali talak memungkinkan suami dapat kembali kepada istrinya, apabila hubungan perkawinan dimungkinkan dapat memberikan kebaikan bagi kedua belah pihak. Talak dan rujuk mempunyai aturan tertentu, diantaranya adalah; saksi. Ulama sunni (paham yang dianut banyak masyarakat islam indonesia) berpendapat bahwa talak tidak wajib mendatangkan saksi, karena hak talak berada di tangan suami, sedangkan saksi dalam rujuk, mereka berbeda pendapat ada yang wajib dan tidak wajib mendatangkan saksi. Tetapi Ulama Syiah Imamiyah mempunyai pendapat yang bertolak belakang dengan pandangan ulama sunni. Mereka berpendapat bahwa saksi dalam talak wajib hukumnya dan salah satu rukun dalam talak, sedangkan saksi dalam rujuk tidak wajib. Perbedaan inilah yang menjadi dasar, apakah sah talak dan rujuk tanpa saksi?
Kata Kunci: talak, rujuk, saksi. Pendahuluan Suatu keluarga yang diawali pembentukannya dengan perkawinan melahirkan hak dan kewajiban serta status yang jelas maupun fungsi masing-masing dalam melakukan sesuatu sebagai akibat dan untuk mencapai tujuan dari perkawinan itu dilaksanakan, menuju terciptanya tujuan tersebut adalah dengan adanya ikatan lahir batin yang kokoh dari pasangan suami isteri. Hal yang sejak awal harus difahami sungguh-sungguh ialah bahwa perkawinan itu adalah suatu aqad atau perjanjian yang diformulasi dengan suatu prosesi “ijab – qabul” dan terbuka (dengan peran saksi-saksi) sebagai suatu deklarasi atau peristiwa hukum dengan muatan spiritual religius yang demikian sacral. Kemudian, dengan perkawinan itu mengikat kedua belah pihak sebagai suatu akibat yang harus ditanggung jawabi masingmasing atau bersama dengan penuh kesadaran dan ketulusan atas dasar kesetiaan. 1
Dosen STAIN Jurai Siwo Metro Al-Dzikra Vol. 5 No. 9 Juli - Desember Tahun 2011
76
Ahmad Zumaro
Seiring dengan perjalanan perkawinan, hal yang diharapkan untuk mencapai keluarga bahagia, sering terjadi kerikil-kerikil yang dapat merusak hubungan keharmonisan dalam rumah tangga mengingat kondisi manusia yang tidak bisa lepas dari kelemahan dan kekurangan, sementara ujian dan cobaan selalu mengiringi kehidupan manusia, maka tidak jarang pasangan yang sedianya hidup tenang, tentram dan bahagia justru dilanda kemelut perselisihan dan percekcokan. Usaha yang dilakukan pasangan sudah maksimal tetapi tidak menemui solusi yang dapat mempersatukan hubungan mereka. Keluarga yang sebelumnya tentram dan bahagia berubah menjadi kekacauan, bahkan sering terjadi perselisihan dan percekcokan antar pasangan. Dalam hal ini, islam, membolehkan talak, untuk menghindari bahaya yang lebih besar lagi. Perhatian Islam terhadap institusi rumah tangga dan keinginan Islam demi kekalnya hubungan baik antara suami isteri. Karena itu, tatkala Islam membolehkan talak, ia tidak menjadikan kesempatan menjatuhkan talak hanya sekali yang kemudian hubungan kedua suami isteri terputus begitu saja selama-lamanya, tidak demikian, namun memberlakukannya sampai beberapa kali. Pada masa jahiliah penjatuhan talak terhadap istri tidak ada aturan, sekendak suami, kapan saja dia bisa menjatuhkan talak dan merujuknya, sehingga talak dibuat main-main dan menyiksa istri, sedangkan dalam islam talak dan rujuk mempunyai aturan tertentu dan waktu yang telah diatur dalam sebuah hukum islam tentang perceraian. Dalam hal menghadirkan saksi masalah talak dan rujuk terjadi perbedaan pendapat antara ulama Sunni dengan Syiah tentang hukum saksi dalam masalah talak dan rujuk. Ulama Sunni sepakat, bahwa saksi dalam talak tidak wajib, sedangkan saksi dalam hal rujuk ada dua pendapat yaitu wajib dan sunnah. Ulama Syiah Imamiyah mempunyai pandangan yang berbeda masalah saksi dalam talak. menghadirkan saksi dalam masalah talak hukumnya wajib, sedangkan saksi dalam rujuk tidak wajib. Tulisan ini akan meninjau kembali tentang hukum saksi dalam masalah talak dan rujuk. Pengertian, Macam Dan Hukum Talak Mempertahan pernikahan dalam sebuah rumah tangga yang penuh dengan perselisihan dan percekcokan dan segala upaya untuk mendamaikan sudah dilakukan menemui jalan buntu, Al-Dzikra Vol. 5 No. 9 Juli - Desember Tahun 2011
Reinterpretasi Hukum Saksi
77
sungguh tidak realistis jika perkawinan itu tetap dipertahankan, karena akan menimbulkan bahaya yang lebih besar dalam lingkungan keluarga tersebut. Maka jalan terakhir yang ditempuh adalah melakukan talak/cerai. 1. Pengertian Talak Talak ( )طالقberasal dari kata طلقsecara bahasa melepaskan2 Kata Talak di dalam kamus bahasa Indonesia diartikan juga cerai.3 Sedangkan yang dimaksud cerai adalah putus hubungan sebagai suami istri atau lepas ikatan perkawinan. Sinonim talak dalam bahasa inggris ialah divorce atau perpisahan, yaitu terputusnya perkawinan secara legal, perpisahan secara legal dari ikatan perkawinan antara suami dan istri di pengadilan atau akhir dari sesuatu.4 Di dalam al-Quran kata طلقmempunyai sinonim yaitu فرق. Artinya: apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik. Selain kata فرقada sinonim lain untuk kata طلقyaitu 5 سرحdi dalam surat al-Ahzab ayat 49 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan- perempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya Maka sekali-sekali tidak
Husen Ahmad Faris Ibn Zakariya, Mu’jam Maqoyis Al-Lughoh (Mesir: Maktabah Al-Khonijiy, 1981), H. 420. Lih. Juga Abu Al-Fadl Jamaluddi Muhammad Ibn Muim Ibn Manzur, Lisan Al-Arab, Juz 10 (Beirut:Darul Fikr, t.t), hlm. 226 3 Tim, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka, 2005), hlm. 1126 4 Webster Dictionary (Usa:William Collin‟s, 1980), hlm. 538 5 Abdullah Muhammad Al-Anshori Al-Qurtubi, Aljami’ Al-Ahkam Alquran, (Beirut:Darul Fikr, Tt.H) Juz 7, hlm. 205 2
Al-Dzikra Vol. 5 No. 9 Juli - Desember Tahun 2011
78
Ahmad Zumaro
wajib atas mereka 'iddah bagimu yang kamu minta menyempurnakannya. Maka berilah mereka mut'ah dan lepaskanlah mereka itu dengan cara yang sebaik- baiknya. Sedangkan talak secara terminologi ialah melepaskan ikatan perkawinan dan mengakhiri hubungan suami istri.6 Yang dimaksud melepas tali perkawinan ialah memutuskan ikatan perkawinan yang dulu diikat oleh akad (ijab Kabul) sehingga status suami istri di antara keduanya menjadi hilang, termasuk hilangnya kewajiban hak suami istri. Al-Jaziri dalam kitabnya 7 الطالق إزالة النكاح أو نمصان حله بلفظ مخصىص Artinya: Talak ialah menghilangkan ikatan perkawinan atau mengurangi pelepasan ikatannya dengan menggunakan kata-kata tertentu. 2. Macam-Macam Talak a) Talak menurut haram tidaknya ada 2 macam: 1) Talak Sunni Talak Sunni ialah talak yang waktunya tertentu dengan jumlah tertentu pula.8 Atau talak yang dijatuhi suami pada istri pada saat istri dalam keadaan suci. Dan selama suci tidak digauli oleh suaminya. Abu Hanifah membagi talak sunni menjadi dua: talak sunni hasan dan talak sunni ahsan. 9 Talak sunni ahsan ialah suami menceraikan istrinya dengan talak satu dalam keadaan suci dan tidak berhubungan badan serta tidak menggaulinya dalam keadan haid sebelumnya. Jika suami ingin menjatuhkan talak yang kedua dia harus menunggu sampai haid pertama dari iddahnya dan istri dalam keadaan suci lalu menjatuhkan talak sekali lagi, dan jika ingin menjatuhkan talak yang ketiga kalinya suami Wahbah Zuhaili, Alfiqhul Islami Wa Adillatuhu, (Beirut:Darulfikr, 1997), Juz Ix, hlm. 6863 7 Abdurrahman Al-Jaziry, Al-Fiqh ‘Ala Al-Madzahib Al-Arba’ah, Qism Ahwal Al-Syakhsiyah, Mesir:Dar Al-Irsyad, Tth. Juz 4, hlm. 249 8 Al-Sayyid As-Sabiq, Fiqh Sunnah (Beirut:Darul Kutub AlIlmiyyah, 1973), hlm. 341. Wahbah Zuhaili, Al-Fiqhu Al-Islam Wa Adillatuhu, (Beirut:Darul Fikr, 1997), hlm. 6863 9 Al-Jaziri, Al-Fiqh ‘Ala Al-Madzahib….., hlm. 265 6
Al-Dzikra Vol. 5 No. 9 Juli - Desember Tahun 2011
Reinterpretasi Hukum Saksi
79
menunggu sampai haid yang kedua dan istri dalam keadaan suci kemudian menjatuhkan talak yang ketiga (bain). Talak sunni hasan bisa terjadi apabila memenuhi empat syarat: pertama; suami menceraikan suaminya dalam keadaan suci dari haid dan nifas. Jika suami menjatuhkan talak dalam keadaan haid atau nifas maka talaknya dinamakan talak bid‟I dan itu perbuatan makasiat, haram hukumnya. Kedua; tidak mendekati istri ketika dalam keadaan suci. Apabila suami menggauli istri kemudian menjauhkan talak, maka talaknya haram. Ketiga; suami menjatuhkan talak satu kemudian menjatuhkan talak yang kedua dalam keadaan suci dari haid yang pertama lalu menjatuhkan talak yang ketiga setalah suci dari haid yang kedua dari iddahna. Jika suami menjatuhkan talak terhadap istri dalam keadaan suci talak dua atau tiga sekaligus dinamakan juga talak bid‟i. keempat; tidak menggauli istri dalam keadan haid sebelum suci. Jika suami beristimta‟ pada masa haid kemudian istri suci dari haid maka tidak boleh suami menjatuhkan talak, tetapi suami menunggu sampai istri haid dan jangan mendekatinya ketika haid, maka ketika istri dalam keadaan suci suami boleh menjatuhkan talak dengan tidak mendekatinya.10 Sedangkan talak ahsan sama dengan talak sunni hasan tetapi ada tambahan, yaitu; setelah suam menjatuhkan talak satu suami tidak menjatuhkan talak yang kedua pada masa iddah. 2) Talak Bid’i Talak Bid‟i ialah talak yang dijatuhkan suami kepada istri pada masa haid atau pada masa suci tetapi sudah digauli. b) Talak Berdasarkan Boleh Tidaknya Suami Rujuk Kembali 1) Talak Raj’i Talak raj,i ialah talak satu atau dua di mana dalam masa iddah suami dapat merujuk kembali istrinya tanpa akad nikah baru.
10 Keith Hodkinson, Muslim Family Law……, hlm. 220. Atau Lihat, Al-Jaziri, Al-Fiqh ‘Ala Al-Madzahib …….., hlm. 265
Al-Dzikra Vol. 5 No. 9 Juli - Desember Tahun 2011
80
Ahmad Zumaro
Artinya: Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Dalam kompilasi hukum islam yang dinamakan talak raj,i ialah talak ke satu atau ke dua, di mana suami berhak merujuk selama masa iddah. 2) Talak Bain Sughra Talak bain sughra yaitu talak yang dijatuhkan suami terhadap istri, di mana suami tidak dapat kembali lagi kepada istrinya, kecuali dengan akad nikah dan mahar yang baru. Ada tiga macam talak bain sughra, yaitu: a. Talak yang terjadi qobla dukhul b. Talak dengan tebusan dari pihak istri c. Talak yang dijatuhkan melalui pengadilan agama11 3) Talak Bain Kubra Talak bain kubra talak tiga yang dijatuhkan suami kepada istri secara terpisah. Akibat dari talak bain kubra ialah seorang suami tidak dapat menikah lagi dengan mantan istrinya kecuali mantan istri tersebut sudah menikah dengan laki-laki lain kemudian bercerai dan telah melakukan hubungan intim, tanpa ada maksud tahlil dan telah habis masa iddahnya.12 Berdasarkan firman Allah SWT Artinya: kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah Talak yang kedua), Maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga mantan istrinya kawin dengan suami yang lain. kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, Maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya kepada kaum yang (mau) mengetahui.( QS: Al-Baqorah ayat 230)
Wahbah Zuhaili, Alfiqhul Islami….., Juz 9, hlm. 6926-6963 Jamal J Nasie, The Status Of Womwn Under Islamic Law (London:Graham And Trotman, 190), hlm. 77 11 12
Al-Dzikra Vol. 5 No. 9 Juli - Desember Tahun 2011
Reinterpretasi Hukum Saksi
81
Hukum Talak Islam dalam masalah perceraian mengambil posisi tengahtengah. Cerai hukumnya mubah, tetapi cerai sebisa mungkin dihindari, karena perbuatan yang boleh dilakukan (halal), tetapi Allah sangat membencinya ialah talak. Hukum talak secara terperinci menurut para fuqoha sebagai berikut: 1. Wajib, jika pihak hakam (juru damai) tidak bisa menyelesaikan perpecahan antara suami istri dan tidak bisa diperbaiki lagi hubungan mereka serta hakam berkeyakinan bahwa cerai merupakan satu-satunya jalan keluar yang dapat menyelesaikan masalah 2. Haram. Jika talak dijatuhkan tanpa alasan. Talak tersebut diharamkan karena merugikan suami atau istri dan tidak adanya maslahat yang dicapai. 3. Sunnah. Jika istri mengabaikan kewajiban kepada Allah, seperti: mengabaikan shalat, puasa dan sebagainya. Suami tidak mampu memaksa istri menjalankan kewajiban tersebut13 Dalil Hadis
ُع ْنال َع َعال ِعا إِعلَعى َّن ِع تَع َععالَعى الطَّن َعال ُع ق
صلَّنى َّن ُع َع لَع ْن ِعه َعو َع لَّن َع لَعا َعا أَع ْنب َع َع ْن ا ْنب ِع ُع َع َع َع ْن النَّن ِع ِّي َع
Artinya: dari Ibn Umar Dari Nabi SAW berkata, “ seseungguhnya perbuatan halal yang dimurkai Allah ialah talak.14 Hadis di atas mengisyaratkan, bahwa seperti halnya perkawinan, talak bukanlah sekedar peristiwa hukum. Melainkan harus pula diletakkan dalam konteks moral dan prinsip kemanusiaan. Sebab, pada prinsipnya setiap pasangan suami istri diperintahkan untuk seia-sekata dalam mewujudkan kemaslahatan dan berusaha semaksimal mungkin menghindari talak. Kebencian Allah terhadap talak seharusnya menjadi pertimbangaqn utama bagi suami istri sebelum memutuskan talak. Bukankan tidak ada ancaman yang lebih menakutkan di banding murka Allah. Islam memberikan kepada seorang muslim waktu tiga kali talak, dengan dua syarat: Pertama, Bahwa tiap kali talak dijatuhkan, Al-Jaziri, Al-Fiqh ‘Ala Al-Madzahib …….., hlm. 264 Abu Dawud, Sunan Abu Daud, Kitab At-Talak:Bab Fi Karohiyat At-Talak, Hadis N0.2177 13 14
Al-Dzikra Vol. 5 No. 9 Juli - Desember Tahun 2011
82
Ahmad Zumaro
harus dalam keadaan isteri suci dari haidh. Bila talak dijatuhkan dalam keadaan isteri sedang haidh, maka hukumnya haram dan berdosa, meski tetap jatuh talak. Kedua, Pada saat dijatuhkan talak dalam masa suci, tidak boleh sebelumnya telah disetubuhinya. Seorang suami tidak boleh menyetubuhi isterinya sejak suci dari haidh bila ingin mentalak isterinya. Pengertian dan Hukum Rujuk Antara talak dan rujuk tidak dapat dipisahkan, karena rujuk dapat terjadi apabila telah terjadi perceraian. 15
Artinya: hai orang-orang yang beriman jika kamu menikahi wanita-eanita mukmin kemudian menceraikannnya…..
ق إِع َّن فِع َع ا َع َعال َع
صلَّنى َّن ُع َع لَع ْن ِعه َعو َع لَّن َع لَعا َعا َع َع ْن َع ْن ِعو ْنب ِع ُع َعع ْن ٍب َع ْن أَعبِع ِعه َع ْن َع ِّي ِع أَع َّنن النَّن ِع َّن َع ك إِع َّن فِع َع ا تَع ْن لِع ُع َعو َع بَع ْن َع إِع َّن فِع َع ا تَع ْن لِع ُع َعو َع ِع ْن َع
Artinya: Dari Amru Bin Syuaib Dai Bapaknya Dari Kakeknya, Rasulullah Saw bersabda sesungguhnya tidak ada talak kecuali apa yang dimilikinya, tidak ada pembebasan kecuali apa yang dimilikinya, dan tidak ada jual beli kecuali apa yang dimilikinya.16 Rujuk secara terminologi kembali, yaitu kembali pada asalnya. Menurut Imam Syafii rujuk ialah: Mengembalikan wanita kepada perkawinan dari cerai bukan bain di masa iddah. Sedangkan Menurut Hanafi mengekalkan kepemilikan yang dia punya (suami) tanpa tebusan pada masa iddah17 Jadi rujuk ialah; kembalinya suami kepada ikatan nikah dengan istrinya sebagaimana semula, selama istrinya masih berada dalam masa 'iddah, tanpa tebusan, tidak mengadakan akad baru dan bukan talak bain. a. Hukum Rujuk
QS: Al-Ahzab ayat 49 Riwayat Abu Daud Hadis No.1873, An-Nasai Hadis No. 4532 Dan 4533, Imam Ahmad Hadis No.6637. nama bapaknya amru bin syuaib ialah syuaib bin muhammad bin amr bin Ash, sedangkan kakeknya bernama abdullah bin amr bin Ash bin wail. Hadis hasan. 17 Aljaziri, Al-Fiqh ‘Ala Al-Madzahib …….., hlm. 429-439 15 16
Al-Dzikra Vol. 5 No. 9 Juli - Desember Tahun 2011
Reinterpretasi Hukum Saksi
83
Hukum rujuk asalnya mubah, artinya boleh rujuk dan boleh pula tidak. Akan tetapi, hukum rujuk bisa berubah, sebagai berikut : Pertama, Sunah, misalnya apabila rujuknya suami kepada istrinya dengan niat karena Allah, untuk memperbaiki sikap dan perilaku serta bertekad untuk menjadikan rumah tangganya sebagai rumah tangga bahagia.18 Kedua, Wajib, misalnya bagi suami yang mentalak salah seorang istrinya, sedangkan sebelum mentalaknya, ia belum menyempurnakan pembagian waktunya. Ketiga, Makruh (dibenci), apabila meneruskan perceraian lebih bermanfaat daripada rujuk Keempat, Haram, misalnya jika maksud rujuknya suami adalah untuk menyakiti istri atau mendurhakai Allah SWT.19 b. Dalil-Dalil Kehujjahan Rujuk Rujuk dalam islam dapat dilakukan sebelum terjadi Talak Bain Kubra. Banyak sekali dalil-dalil baik di dalam Al-Quran maupun Hadis a. Dalil Al-Quran 20
Artinya: dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah. 21 Artinya: Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat Lih. Surat Al-Baqorah ayat 228 Lih. Surat Al-Baqorah ayat 231 20 QS. Al-Baqorah ayat 288 21 QS: Al-Baqorah ayat 229 18 19
Al-Dzikra Vol. 5 No. 9 Juli - Desember Tahun 2011
84
Ahmad Zumaro
menjalankan hukum-hukum Allah, Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, Maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka Itulah orang-orang yang zalim. Artinya: Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar.22 Dalil Hadis
َع َع ِع َع َّن ُع َع ْننهُع َع ا َع لَّن َع فَع َع َع َعا ُع َع ُع ْنب ُع َّن ُع َع لَع ْن ِعه َعو َع لَّن َع ُعم ْن ُع
َع ْن نَعافِع ٍب َع ْن َع ْن ِع َّن ِع ْنب ِع ُع َع صلَّنى َّن ُع َع لَع ْن ِعه َعو ُعى ِعا َّن ِع َع صلَّنى َع لِع َع فَعمَعا َعا َع ُعى ُعا َّن ِع َع
َعح َّن ثَعنَعا إِع ْن َع ا ِع ُعي ْنب ُع َع ْن ِع َّن ِع لَعا َعا َعح َّن ثَعنِع َعمالِع ٌك. أَعنَّنهُع َعلَّن َع ك ا ْنم َع أَعتَعهُع َعو ِع َع َعحااِع ٌك َع لَعى َع ْنه ِع َع صلَّنى َّن ُع َع لَع ْن ِعه َعو َع لَّن َع َع ْن ا َع ُعى َعا َّن ِع َع ْنالخَعطَّنا ِع
َعطهُع َع ثُع َّن تَع ِع َع ثُع َّن ت ْن فَع ْنل ُع َع ا ِع ْنعهَعا ثُع َّن لِع ُع ْن ِع ْنكهَعا َعح َّنى ت ْن ك َعطهُع َع ثُع َّن إِع ْنن َعا َعا أَع ْنم َع َع بَع ْنع ُع َعوإِع ْنن َعا َعا َعلَّن َع 23 ك لَعهَعا النِّي َع ا ُعا لَع ْن َعي أَع ْنن َع َع َّن فَع ِع ْنل َع ْنال ِعع َّن ُع الَّن ِع أَع َعم َع َّن ُع أَع ْنن تُعطَعلَّن َع
QS: Al-Baqoroh:ayat 224 Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al-Ja‟fi AlBukhori, Shahih Bukhori, Riyad:baitul Afkar, 1998, hlm, 1039, Kitab At-Talak, Muslim, Kitab At-Talak:Bab Tahrim At-Talak Al-Haid Bigoiri Ridhoha, Wa Annahu Lau Khalafa Waqo’a At-Talak Wa Yu’maru Bi Raj’atiha, N0. 147, Abu Daud, Kitab At-Talak:Bab At-Talak Al-Sunnah, hlm, 130 No. 2179, Ahmad Bin Hanbal, Musnad Ahmad, Saudi Arabia:Baitul Afkar ad-Dauliyah, 1998. Hadis No. 304, 5025, 5228, 5792, 61119. Malik Bin Anas, Muwato’, Juz 2, hlm, 83. As-Syafi, Musnad As-Syafi, hlm, 192-193. Hadis Ini Juga Penyebab Turunnya Srat At-Talak Ayat 1. Lihat. Abu Hasan Ali Bin Ahmad AlWahidi, Asbabun Nuzul, (Mesir:Darul Hadits, 2003) hlm. 342 22
23Abu
Al-Dzikra Vol. 5 No. 9 Juli - Desember Tahun 2011
Reinterpretasi Hukum Saksi
85
Artinya: dari ibn umar RA dia menceraikan istrinya ketika sedang haid pada masa rasulullah SAW, lalu Umar Bin Khatab menanyakan hal tersebut kepada Rasulullah SAW, kemudian Rasulullah SAW menyuruh kembali kepada istrinya sampai dia bersih dari haid, kemudian haid lagi, suci lagi, kalau dia mau meneruskan perkawinan, atau menceraikannya sebelum di sentuhnya. Dan itulah iddah yang diperintahkan oleh allah mengenai perceraian. Rasulullah SAW pernah menceraikan istrinya Hafsoh kemudian dia merujuknya kembali 24
صةَع ثُع َّن َع ا َع َععهَعا صلَّنى َّن ُع َع لَع ْن ِعه َعو َع لَّن َع َعلَّن َع ك َعح ْنف َع َع ْن ُع َع َع أَع َّنن َع ُعى َعا َّن ِع َع
Artinya: Dari Umar Sesungguhnya Rasulullah menceraikan Hafsah kemudian rujuk c. Syarat-Syarat Sahnya Rujuk Rujuk dapat dilakukan dengan beberapa syarat: 1. Talak yang dijatuhi belum melampaui batas lebih dari tiga. Jika sudah sampai batas tersebut , maka suami tidak berhak lagi untuk rujuk kembali pada istrinya sebelum istri menikah dengan orang lain 2. Istri yang diceraikan pernah digauli. Jika suami menceraikan istrinya sebelum digauli, maka tidak berhak rujuk kepada istri. Karena istri yang belum digauli tidak mempunyai masa iddah. Sebagaimana firman Allah: Artinya:/Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan- perempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya Maka sekali-sekali tidak wajib atas mereka 'iddah bagimu yang kamu minta menyempurnakannya. Maka berilah mereka mut'ah dan lepaskanlah mereka itu dengan cara yang sebaik- baiknya.
24
Abu Daud, Sunan Abu Daud, Kitab At-Talak:Bab Muroja‟ah, no.
1943 Al-Dzikra Vol. 5 No. 9 Juli - Desember Tahun 2011
86
Ahmad Zumaro
3. Talak tersebut bukan talak tebus (khulu,). Jika talak tersebut dengan membayar tebusan, maka suami tidak berhak rujuk kecuali dengan akad nikah yang baru dengan ridha istri. 4. Nikah yang terjalin adalah nikah sah. 5. Rujuk tersebut terjadi pada masa iddah. Kewajiban Suami kepada Istri yang dicerai selama masih masa iddah, statusnya tetap sama sebagai seorang istri. Dia berhak mendapatkan apa yang seharusnyadidapatkan oleh seorang istri, baik itu nafkah, pakaian maupun tempat tinggal. Dia juga berhak mendapatkan warisan dari suaminya jika dia meninggal dunia, sedang dia masih dalam masa iddah. Reinterpretasi Saksi Talak dan Rujuk Terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama, tentang menghadirkan saksi dalam talak dan rujuk. Abu Hanifah tidak mewajibkan adanya saksi dalam masalah talak dan rujuk, tetapi menurut Imam Syafii dalam hal rujuk saja yang harus ada saksi. Masih menurut Abu Hanifah , Talak dan rujuk lebih disukai ada saksi;tidak wajib, beliau mempersamakan dengan jual beli. Ada juga yang dinisbahkan kepada Imam Syafii, Ahmad dan Malik perintah itu untuk rujuk bukan untuk perceraian.25 Tetapi Imam Syafii dalam qaul jadidnya mengatakan bahwa rujuk juga tidak perlu saksi, karena tujuan perkawinan adalah kelanggengan.26 Dan mereka juga berpendapat tidak ada satupun hadis yang menerangkan wajibnya saksi dalam talak dan rujuk. Menurut mazhab Zahiri, harus ada saksi ketika suami hendak rujuk kepada istrinya., tetapi menurut mazhab Syiah Imamiyah wajib mendatangkan saksi dalam kasus talak, sedangkan rujuk tidak wajib. 27
Muahammad Ali As-Shobuni, Rawa’iul Bayan Tafsir Ayatul Ahkam Minal Quran, (Beirut:Darul Fikr, tt.h), jilid II, hlm. 602. Lih. JugaMuhammad An-Nawawi Al-Jawi, Marrah Labid, (Semarang:Toha Putra, tth) hlm. 383 26 Muhammad Ali As-Salis, Tafsir Ayat Ahkam, tth:ttp. hlm. 162 27 Abu Ali Fadl Ibn al-Hasan At-Tibrisi, Majmu’ Al-Bayan Fi Tafsir Al-Quran, (Beirut:Darul Ma‟rifah, 1986), Juz. 9, hlm. 458. Mazhab Syiah berdasarkan surat At-Talak ayat 2. 25
Al-Dzikra Vol. 5 No. 9 Juli - Desember Tahun 2011
Reinterpretasi Hukum Saksi
87
Ibnu Katsir menafsirkan wa asyhidu zawai ‘adliminkum, persaksian untuk masalah rujuk, bukan cerai.28 Ibn taimiyyah menafsirkan fariquhunna, jauhilah wanita itu hingga mendekati masa iddahnya, bukan cerai, maka menurutnya rujuk saja yang harus ada saksinya.29 Fairuz Abadi dalam tafsirnya mengatakan bahwa talak dan rujuk harus ada saksi30 Perbedaan pendapat di kalangan sunnni disebabkan oleh adanya pertentangan antara qiyas dengan lahir nash surat At-Talak ayat 2. Artinya: apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. Surat At-Talak ayat 2 di atas menghendaki perintah adanya saksi. Akan tetapi, penqiyasan hak tersebut dengan hak-hak lain yang (suami) tidak wajib mendatangkan saksi (sunnah) ketika talak, 31karena hak talak berada di tangan suami. Berdasarkan ayat:
Imadudin Abul Fida Ismail Bin Katsir Al-Qursyi Ad-Damsyiqi, Tafsir Al-Quran Al-Adzim, Tp:Dar Misro, Juz IV, hlm. 379 29 Ibn Taimiyyah, Majmu’ Alfatawa Al-Kubra, Kahirah:Dar Fikr, 1993, Jilid IV, hlm. 69 30 Abu Tohir Muhammad Bin Ya‟qub Al-Fairuz Abadi, Tanwirul Miqbas Min Tafsir Ibn Abbas, Libanon:Darul Fikr, Tth., hlm. 358 31 Ibn Rusyd, Bidayatul Mujtahid, Kairo:Darrul Fikr, Juz 2, hlm. 63. 28
Al-Dzikra Vol. 5 No. 9 Juli - Desember Tahun 2011
88
Ahmad Zumaro
32 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan- perempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya Maka sekali-sekali tidak wajib atas mereka 'iddah bagimu yang kamu minta menyempurnakannya. Maka berilah mereka mut'ah dan lepaskanlah mereka itu dengan cara yang sebaik- baiknya. Ayat di atas menerangkan apabila laki-laki menikahi wanita dan kemudian dia menjadi istrinya yang berada di bawah kekuasaan suami, maka suami berkewajiban memeliharanya sekiranya berkeberatan menunaikan kewajibannya, maka suami berhak melepaskannya (menceraikannya). Ibn Qoyyim berkata bahwa talak itu menjadi hak orang yang menikahi, karena itu yang berhak menahan istri, yakni merujuknya, suami tidak memerlukan persaksian untuk mempergunakan haknya bahkan tanpa memerlukan persetujuan istri berdasarkan AlQuran surat Al-Baqorah ayat 228: Artinya: Dan suami-suami lebih berhak untuk merujuk jika menginginkan perbaikan. Ada hadis yang secara tegas menyatakan keharusan saksi dalam talak dan rujuk,
َع ال ِّي ْن ِع َع ْن ُعمطَع ِّي ِع ْنب ِع َع ْن ِع َّن ِع أَع َّنن ُع بِعهَعا َعولَع ْن ُع ْن ِعه ْن َع لَعى َع َعاللِعهَعا َعو َع َع لَعى
َعح َّن ثَعنَعا بِع ْن ُع ْنب ُع ِع َعال ٍبا أَع َّنن َع ْنعفَع َع ْنب َع ُع لَع ْن َع انَع َعح َّن ثَعهُع ْن َع ْن َع ِع ك ا ْنم َع أَعتَعهُع ثُع َّن َعمَع َع ْن ال َّن ُع ِعي ُعطَعلِّي ُعs ص ْن ٍب ُع ِع َعي ِع ْن َع انَع ْنب َع ُعح َع َع ْن َعع ِعهَعا فَعمَعا َعا َعلَّن ْنم َع لِع َع ْن ِع ُع نَّن ٍبة َعو َع ا َع ْنع َع لِع َع ْن ِع ُع نَّن ٍبة أَع ْن ِعه ْن َع لَعى َع َعاللِعهَعا َعو َع لَعى َع ْن َعع ِعهَعا َعو َع تَع ُعع ْن Artinya: sesungguhnya Imran Bin Hushain ditanya tentang lakilaki yang menceraikan istrinya dan perceraiannya dan talaknya tidak ada saksi, kemudian dia berkata, “ kamu bercerai dan rujuk
32
QS:Al-Ahzab ayat 49 Al-Dzikra Vol. 5 No. 9 Juli - Desember Tahun 2011
Reinterpretasi Hukum Saksi
89
tidak mengikuti sunnah, maka saksikan atas cerai dan rujuknya dan jangan kamu ulangi.33 Syiah Imamiyah berpendapat bahwa surat At-Talak ayat 2 merupakan perintah, jadi ketika seorang suami menjatuhkan talak terhadap istrinya wajib mendatangkan saksi dua laki-laki yang adil. Perintah mendatangkan saksi, dikemukan setelah pembicaraan tentang talak dan kebolehan rujuk. Maka yang tepat adalah persaksian itu dimaksudkan untuk talak. Disebutkan persaksian sebagai alasan dapat memberikan nasihat bagi orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir memperkuat hal di atas. Sebab, adanya saksi-saksi akan memberikan nasihat yang baik yang ditujukan kepada suami istri yang bisa menjadi jalan keluar dalam permasalahan talak. Maka tidak dipandang cukup satu orang saksi saja, meskipun orang tersebut amat terpercaya atau bahkan ma’sum, 34 juga tidak diterima kesaksian sekelompok orang (tanpa syarat keadilan), sekalipun banyak. Juga tidak sah, bila suami menjatuhkan talak atas istrinya, baru kemudian dia mendatangkan saksi. Ali RA berkata, sesungguhnya dia berkata kepada orang yang menanyakan tentang talak, “ apakah talaknya disaksikan oleh dua orang yang adil seperti apa yang diperintahkan oleh Allah?, kemudian orang itu berkata, “tidak”, pergi, karena sesungguhnya talakmu bukan talak. jadi menurut pendapat Syiah Imamiyah bahwa saksi dalam talak merupakan rukun talak.35 Kehadiran saksi yang adil menurut mereka adalah untuk memastikan dan untuk menangguhkannya dengan harapan ke duanya (suami-istri) dapat besatu kembali setelah diberi solusi atau nasehat yang akan menimbulkan penyesalan bagi ke dua pasangan, Sedangkan rujuk tidak perlu saksi karena Allah ingin menyegerakan persatuan antara suami dan istri. Di dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) disebutkan dalam BAB XVI; tentang Putusnya Perkawinan: Pasal 115; perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan Agama setelah Pengadilan Agama tersebut
Abu Daud, hadis no. 1870. ini berstatus mauquf sehingga tidak bisa dijadikan sandaran hukum. 34 Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqh Lima Mazhab,Jakarta;Basrie Press, 1994, hlm. 172-173 35 Muhammad Jawad Mughniyah, Ibid. hlm. 173 33
Al-Dzikra Vol. 5 No. 9 Juli - Desember Tahun 2011
90
Ahmad Zumaro
berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak dan Pasal 129; Seorang suami yang menjatuhkan talak kepada istrinya mengajukan permohonan baik lisan maupun tertulis kepada pengadilan agama yang mewilayahi tempat tinggal istri desertai dengan alasan serta meminta agar diadakan sidang untuk keperluan itu. Pasal 147; Setelah perkara perceraian itu diputuskan, maka panitera pengadilan agama menyampaikan salinan surat putusan tersebut kepada suami istri atau kuasanya dengan menarik kutipan akta nikah dari masing-masing yang bersangkutan.36 Masalah rujuk dalam KHI disebutkan bahwa: Pasal 164; Seorang wanita dalam iddah talak raj,I berhak mengajukan keberatan atas kehendak rujuk dari bekas suaminya di hadapan Pegawai Pencatat Nikah disaksikan dua orang saksi. Pasal 165; Rujuk yang dilakukan tanpa persetujuan bekas istri, dapat dinyatakan tidak sah dengan putusan Pengadilan Agama. Tentang tata cara rujuk dalam KHI: Pasal 167; (1) Suami yang hendak merujuk isterinya datang bersamasama isterinya ke Pegawai Pencatat Nikah atau Pembantu Pegawai Pencatat Nikah yang mewilayahi tempat tinggal suami isteri dengan membawa penetapan tentang terjadinya talak dan surat keterangan lain yang diperlukan (2) Rujuk dilakukan dengan persetujuan isteri dihadapan Pegawai Pencatat Nikah atau Pembantu Pegawai Pencatat Nikah. (3) Pegawai Pencatat Nikah atau Pembantu Pegawai Pencatat Nikah memeriksa dan menyelidiki apakah suami yang akan merujuk itu memenuhi syarat-syarat merujuk menurut hukum munakahat, apakah rujuk yang akan dilakukan masih dalam iddah talak raj`i, apakah perempuan Direktorat Pembinaan Peradilan Agama Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Dan Penyelenggaraan Haji Departemen Agama Ri, H. 67 Th. 2002 36
Al-Dzikra Vol. 5 No. 9 Juli - Desember Tahun 2011
Reinterpretasi Hukum Saksi
1.
2.
3. 4.
91
yang akan dirujuk itu adalah isterinya. (4) Setelah itu suami mengucapkan rujuknya dan masingmasing yang bersangkutan beserta saksi-saksi menandatangani Buku Pendaftaran Rujuk. 37 Urgensi adanya saksi dalam hal talak dan rujuk: Menghindari adanya pengingkaran dari kedua belah pihak, atau suami lupa kapan dia mengucapkan talak dan sudah berapa kali mengucapkan kata talak. ketika terjadi talak bain kubro suami meninggal dunia, maka istri yang ditalak tidak berhak mendapatkan warisan dari suami yang telah meninggal38 untuk menghindari wanita dari talak raj‟I dari suami ketika terjadi talak bain kubro Untuk menghindari salah seorang dari mereka (suami atau istri) menikah dengan pria atau wanita lain pada masa „iddah.39
Dengan mempertimbangkan semakin meningkatnya angka perceraian dan melihat dampak negative yang ditimbulkan, terutama bagi anak, maka persoalan talak dan rujuk bukan lagi menjadi urusan domestic, melainkan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama dalam menanganinya. Untuk menghindari talak “liar” dan penyalahgunaan talak dan rujuk, sudah seharusnya pemerintah berperan dalam masalah pengadilan talak. Talak harus di depan pengadilan dan rujuk yang tidak dijatuhkan suami di depan pengadilan dan harus ada saksi dianggap tidak sah. C. Kesimpulan Talak merupakan pintu terakhir dalam mengakhiri kehidupan berumah tangga antara suami dan istri. Diberikan waktu selama tiga kali suci agar kedua kedua belah pihak dapat rujuk kembali setelah berfikir dan mempertimbangkan segala kebaikan dan keburukan yang akan ditimbulkan paska perceraian. Pemerintah dalam hal ini Kementrian Agama dalam KHI walaupun tidak menyebutkan secara eksplisit tentang keharusan mendatangkan saksi dalam talak, seperti yang tertulis pada masalah Ibid, hlm. 75 Wanita tidak lagi mendapatkan warisan akibat talak bain kubra, karena tidak ada lagi ikatan perkawinan. 39 Ahmad Mustofa Al-Maroghi, Tafsir Al-Maroghi, (Mesir:Mustofa Al-Babi Al-hilabi, 1973), hlm. 140. 37 38
Al-Dzikra Vol. 5 No. 9 Juli - Desember Tahun 2011
92
Ahmad Zumaro
rujuk, tetapi kalau talak tidak dijatuhkan di depan pengadilan agama maka talak tersebut tidak sah. Penulis memahami juga dengan adanya hakim talak di depan pengadilan merupakan adanya saksi ketika terjadi talak. Kehadiran saksi dalam masalah talak dan rujuk wajib dan harus di depan pengadilan, karena sangat urgen untuk menghindari hal-hal yang dapat merugikan ke dua belah pihak dan agar tidak terjadi talak “liar” sebagaimana yang terjadi di zaman jahiliah karena ajaran islam selalu membawa kemaslahatan bagi umatnya. Daftar Pustaka Abdullah Muhammad Al-Anshori Al-Qurtubi, Aljami’ Al-Ahkam Alquran, Beirut:Darul Fikr, Tt.h Abdurrahman Al-Jaziry, Kitab Al-Fiqh ‘Ala Al-Madzahib Al-Arba’ah, Qism Ahwal Al-Syakhsiyah, Mesir:Dar Al-Irsyad, Tth. Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al-Ja‟fi AlBukhori, Shahih Bukhori, Riyad:baitul Afkar, 1998 Abu Al-Fadl Jamaluddi Muhammad Ibn Muim Ibn Manzur, Lisan Al-Arab, Beirut:Darul Fikr, t.th Abu Ali Fadl Ibn al-Hasan At-Tibrisi, Majmu’ Al-Bayan Fi Tafsir AlQuran, Beirut:Darul Ma‟rifah, 1986 Ahmad Mustofa Al-Maroghi, Tafsir Al-Maroghi, Mesir:Mustofa AlBabi Al-hilabi, 1973 Abu Tohir Muhammad Bin Ya‟qub Al-Fairuz Abadi, Tanwirul Miqbas Min Tafsir Ibn Abbas, Libanon:Darul Fikr, Tth., H. 358 Al-Sayyid As-Sabiq, Fiqh Sunnah, Beirut:Darul Kutub Al-Ilmiyyah, 1973. Direktorat Pembinaan Peradilan Agama Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Dan Penyelenggaraan Haji Departemen Agama Ri, 2002 Husen Ahmad Faris Ibn Zakariya, Mu’jam Maqoyis Al-Lughoh, Mesir: Maktabah Al-Khonijiy, 1981 Ibn Rusyd, Bidayatul Mujtahid, Kairo:Darrul Fikr, 1994 Ibn Taimiyyah, Majmu’ Alfatawa Al-Kubra, Kahirah:Dar Fikr, 1993 Imadudin Abul Fida Ismail Bin Katsir Al-Qursyi Ad-Damsyiqi, Tafsir Al-Quran Al-Adzim, Tp:Dar Misro Jamal J Nasie, The Status Of Womwn Under Islamic Law, London:Graham And Trotman, 1990 Al-Dzikra Vol. 5 No. 9 Juli - Desember Tahun 2011
Reinterpretasi Hukum Saksi
93
Keith Hodkinson, Muslim Family Law, Muhammad Ali As-Salis, Tafsir Ayat Ahkam, ttp:tth Muhammad Ali As-Shobuni, Rawa’iul Bayan Tafsir Ayatul Ahkam Minal Quran, Beirut:Darul Fikr, tt.h Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqh Lima Mazhab,Jakarta;Basrie Press, 1994 Muhammad An-Nawawi Al-Jawi, Marrah Labid, Semarang:Toha Putra, tth Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka, 2005 Wahbah Zuhaili, Alfiqhul Islami Wa Adillatuhu, Beirut:Darulfikr, 1997 Webster Dictionary, Usa:William Collin‟s, 1980
Al-Dzikra Vol. 5 No. 9 Juli - Desember Tahun 2011
94
Ahmad Zumaro
Al-Dzikra Vol. 5 No. 9 Juli - Desember Tahun 2011