MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
REIDENTIFIKASI SEKTOR INDUSTRI POTENSIAL : MENANGKAP PEMBIAYAAN PASAR MODAL
Disampaikan pada Seminar
INDONESIA INVESTOR FORUM 2 Jakarta, 30 Mei 2007 1
I. KONDISI INDUSTRI SAAT INI, PELUANG DAN TANTANGANNYA KEDEPAN
2
Kontribusi Sektor Industri terhadap PDB Nasional No 1
LAPANGAN USAHA PERTANIAN, PETERNAKAN,
Peranan (%) 2004
2005
2006 2007*
14,34 13,07
12,90
13,77
8,94 11,07
10,62
10,76
28,07 27,71
28,05
27,37
5,01
5,20
4,56
23,96 22,70
22,85
22,81
KEHUTANAN DAN PERIKANAN 2
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
3
INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri M i g a s b. Industri bukan Migas
4,11
4
LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH
1,03
0,96
0,91
0,88
5
BANGUNAN
6,59
7,03
7,46
7,36
6
PERDAGANGAN, HOTEL DAN
16,05 15,45
14,87
14,74
7
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
6,20
6,50
6,92
6,58
8
KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA
8,47
8,28
8,13
8,08
9
JASA - JASA
10,32
9,94
10,14
10,46
100
100
100
100
PRODUK DOMESTIK BRUTO * Januari s.d Maret 2007 Sumber : BPS, diolah
3
Peranan Sub Sektor Industri terhadap Total Sektor Industri No
LAPANGAN USAHA
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Makanan, Minuman dan Tembakau Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. Kertas dan Barang cetakan Pupuk, Kimia & Barang dari karet Semen & Brg. Galian bukan logam Logam Dasar Besi & Baja Alat Angk., Mesin & Peralatannya Barang lainnya Total Sektor Industri
2004 29,73 12,99 5,68 5,64 11,64 3,92 2,94 26,54 0,92 100
Kontribusi (%) 2005 2006 2007* 28,18 12,20 5,55 5,41 12,26 3,89 2,88 28,72 0,92 100
27,95 11,91 5,82 5,24 12,56 3,80 2,69 29,09 0,94 100
28,55 11,52 6,01 5,29 12,94 3,67 2,50 28,63 0,90 100
* Januari s.d Maret 2007 Sumber : BPS, diolah
4
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia No 1
LAPANGAN USAHA PERTANIAN, PETERNAKAN,
Pertumbuhan (%) 2004
2005
2006
2007*
2.82
2.66
2.98
-0.54
-4.48
3.11
2.21
5.59
6.38
4.57
4.63
5.40
a. Industri M i g a s
-1.95
-5.94
-1.22
1.27
b. Industri bukan Migas
7.51
5.86
5.27
5.83
4
LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH
5.30
6.30
5.87
8.19
5
BANGUNAN
7.49
7.42
8.97
9.29
6
PERDAGANGAN, HOTEL DAN
5.70
8.38
6.13
8.51
7
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
13.38 12.97
13.64
11.08
8
KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA
7.66
6.79
5.65
7.05
9
JASA - JASA
5.38
5.05
6.22
7.03
5.03
5.68
5.48
5.97
KEHUTANAN DAN PERIKANAN 2
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
3
INDUSTRI PENGOLAHAN
PRODUK DOMESTIK BRUTO * Januari s.d Maret 2007 Sumber : BPS, diolah
5
Pertumbuhan Sektor Industri (1994 – 2006) Sebelum Krisis
Setelah Krisis
15.00% 13.09% 13.52%
11.66%
10.00% 7.57%
7.02%
Pertumbuhan
7.54%
8.22%
3.68%
7.82%
5.00%
6.11% 3.54%
4.70%
3.83% 5.86%
3.95% 4.92% 3.83%
4.38%
4.88%
5.27%
5,03% 5.68% 5.48%
0.79% 0.00%
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001 2002 2003 2004 2005 2006
-5.00%
Pertumbuhan Ekonomi -10.00%
Pertumbuhan Sektor In-dustri Pengolahan (bukan Migas)
Pertumbuhan Sektor Industri (1990 – 2005) -13.10% -13.13% -15.00%
Sumber : BPS
Industri setelah era krisis tumbuh jauh dibawah pertumbuhan sebelum krisis
6
Pertumbuhan Masing-masing Cabang Industri Pertumbuhan (%) 2004 2005 2006 2007* 1 Makanan, Minuman dan Tembakau 1,39 2,75 7,22 9,84 2 Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 4,06 1,31 1,23 0,68 3 Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. -2,07 -0,92 -0,66 -1,74 4 Kertas dan Barang cetakan 7,61 2,39 2,09 12,47 5 Pupuk, Kimia & Barang dari karet 9,01 8,77 4,48 7,05 6 Semen & Brg. Galian bukan logam 9,53 3,81 0,53 6,97 7 Logam Dasar Besi & Baja -2,61 -3,70 4,73 2,11 8 Alat Angk., Mesin & Peralatannya 17,67 12,38 7,55 3,98 9 Barang lainnya 12,77 2,61 3,62 3,60 Pertumbuhan Industri Non Migas 7,51 5,86 5,27 5,83 Pertumbuhan Ekonomi 5,03 5,68 5,48 5,97
No
LAPANGAN USAHA
* Januari s.d Maret 2007 Sumber : BPS, diolah
7
Perkembangan Ekspor Non Migas Indonesia Juta US$ NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
URA I A N Tekstil Dan Produk Tekstil Elektronika, Telematika, Mesin Listrik Dan Lainnya Besi Baja, Mesin & Otomotif Kayu Dan Barang Dari Kayu Kulit, Brg. Dari Kulit Dan Alas Kaki Kimia Dasar Dan Kimia Lainnya Kertas Dan Brg. Dari Kertas Karet Alam Dan Brg. Dari Karet Lemak Dan Minyak Hew ani/Nabati Permata Dan Perhiasan Biji Coklat/Kakao Makanan Dan Minuman
2004 7,647.4 10,738.0 2,064.3 3,271.4 1,553.0 3,216.4 2,817.6 2,998.6 4,486.0 338.3 549.3 867.4
2005 8,604.1 12,211.3 2,607.3 3,111.3 1,683.7 3,516.5 3,257.5 3,580.5 5,040.2 329.7 668.0 994.0
2006 9,446.3 11,988.3 3,787.7 3,355.6 1,902.6 4,067.6 3,983.3 5,529.1 6,172.2 698.1 855.0 1,121.7
2007* 2,425.2 3,080.9 1,134.2 827.8 497.1 1,138.6 1,178.7 1,360.3 1,329.0 239.1 175.7 259.4
Non Migas
55,939.3
66,428.4
79,589.1
21,364.3
Migas
15,645.3
19,231.6
21,209.5
4,494.6
TOTAL * Januari s.d. Maret 2007
71,584.6
85,660.0
100,798.6
25,858.9
Sumber : B P S, dio lah
8
II. TANTANGAN SEKTOR INDUSTRI
9
Tantangan Utama
Kondisi Kondisi iklim iklim usaha usaha yang yang belum belum mendukung, mendukung, seperti seperti :: penyelundupan, penyelundupan, kepastian kepastian hukum, hukum, ekonomi ekonomi biaya biaya tinggi, tinggi, sistem sistem perpajakan, perpajakan, sistem sistem kepabeanan, kepabeanan, perburuhan. perburuhan. Persaingan Persaingan diantara diantara bangsa-bangsa bangsa-bangsa di di dunia dunia semakin semakin ketat. ketat. Struktur Struktur industri industri relatif relatif masih masih lemah, lemah, antara antara industri industri hulu hulu –– hilir hilir dan dan industri industri besar besar –– menengah menengah -- kecil kecil Ketergantungan Ketergantungan yang yang tinggi tinggi terhadap terhadap impor impor bahan bahan baku, baku, barang barang setengah setengah jadi jadi & & komponen komponen Hasil Hasil ekspor ekspor produk produk manufaktur manufaktur masih masih terbatas terbatas pada pada negara negara tujuan tujuan dan dan komoditi komoditi tertentu tertentu Industri Industri Kecil Kecil dan dan Menengah Menengah masih masih lemah lemah peranannya peranannya dalam dalam sumbangan sumbangan terhadap terhadap PDB PDB Industri Industri masih masih terkonsentrasi terkonsentrasi di di Pulau Pulau Jawa Jawa 10
Persebaran Industri 4,83%
12,60% NAD
8,14% 0,78%
Sumut
0,91% Kaltim
Kep. Riau
Sulut Sumbar
Riau
Maluku Utara
Kalbar Gorontalo
Jambi
Kalten g
Babel Bengkulu
Sulteng Maluku
Kalsel
Sumsel
Sulsel Lampung
Papua
Jateng
Banten
11,02%
Jatim
Jabar
62,79%
Sultra
26,36% DKI Jakarta
DI Yogya
Irian Jaya Barat
Bali
NTB
12,80% NTT
4,41%
18,14%
11
III. PERMASALAHAN AKTUAL SEKTOR INDUSTRI
12
Masalah Yang Harus Dipecahkan Dalam Pengembangan Sektor Industri
Kecendrungan penurunan daya saing industri di pasar internasional Struktur industri (dari hulu ke hilir) kurang dalam dan kuat 9 Ketahanan industri tidak kokoh Ketergantungan impor bahan baku, penolong & komponen tinggi Tingginya suku bunga Ekonomi biaya tinggi Penyelundupan Belum memadainya layanan birokrasi 13
Beberapa Permasalahan Aktual Yang Dihadapi Oleh Kelompok Industri Tertentu Industri Tekstil dan Produk Tekstil, permasalahan pokok, yaitu permesinan yang relatif sudah tua, keterbatasan industri bahan baku dan industri pendukung, maraknya penyelundupan, dan semakin ketatnya persaingan di pasar ekspor setelah skema kuota dihapuskan. Industri Baja, menghadapi masalah ketergantungan pada bahan baku impor, keterbatasan kapasitas produksi, ketertinggalan teknologi proses, dan tersendatnya pasokan energi. Industri Elektronika, menghadapi masalah keterbatasan teknologi, ketergantungan pada komponen dan bahan baku impor, ketergantungan pada prinsipal untuk pasar ekspor, maraknya produk impor illegal, serta keterbatasan sumberdaya manusia yang berkeahlian dan terampil. Industri Petrokimia, menghadapi masalah tersendatnya pasokan bahan baku, belum terintegrasinya industri primer (migas) dengan industri petrokimia, dan keterbatasan kapasitas produksi Industri Minyak Kelapa Sawit, menghadapi masalah keterbatasan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan muat dan tangki timbun, ketergantungan terhadap pasar ekspor tradisional, serta keterbatasan dalam pengembangan industri hilir.
14
IV. ARAH KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL
15
Perkembangan Kebijakan Industri Nasional Jenis Jenis Kebijakan Kebijakan
Industri Industri
Orientasi Orientasi
Periode Periode Rehabilitasi Rehabilitasi dan dan Stabilisasi Stabilisasi (1967 (1967 -- 1972) 1972)
Periode Periode Boom Boom Minyak Minyak (1973 (1973 -1981) 1981)
Pengembangan Pengembangan industri industri Substitusi Substitusi Impor Impor
Inward Inward looking looking
Periode Periode Penurunan Penurunan Harga Harga Minyak Minyak (1982 (1982 -- 1985) 1985)
Periode Periode Penurunan Penurunan Harga Harga Minyak Minyak (1986 (1986 -- 1996) 1996)
•• Pengembangan Pengembangan Industri Industri Substitusi Substitusi Impor Impor dengan dengan Pendalaman Pendalaman && pemantapan pemantapan struktur struktur industri. industri. •• Pengembangan Pengembangan industri industri melalui melalui penguasaan penguasaan teknologi teknologi di di beberapa beberapa bidang bidang (pesawat terbang, (pesawat terbang, mesin, mesin, perkapalan) perkapalan)
•• Pengembangan Pengembangan Industri Industri Substitusi Substitusi Impor Impor dengan dengan Pendalaman Pendalaman && pemantapan pemantapan struktur struktur industri. industri. •• Pengembangan Pengembangan industri industri melalui melalui penguasaan penguasaan teknologi teknologi di di beberapa bidang beberapa bidang (pesawat (pesawat terbang, terbang, mesin, mesin, perkapalan) perkapalan) •• Pengembangan Pengembangan industri industri orientasri orientasri ekspor ekspor
Periode Periode Krisis Krisis dan dan Pemulihan Pemulihan 1997-2004 1997-2004 •• Revitalisasi, Revitalisasi, konsolidasi, konsolidasi, dan dan restrukturirestrukturisasi sasi industri industri
Pemulihan&PePemulihan&Pengembangan ngembangan (2005-2009) (2005-2009) •• Revitalisasi, Revitalisasi, konsolidasi, konsolidasi, dan dan restrukturisasi restrukturisasi industri industri •• Pengembangan Pengembangan industri industri berkeunggulan berkeunggulan kompetitif kompetitif dengan dengan pendekatan pendekatan klaster klaster dan dan kompetensi kompetensi inti inti daerah daerah
Inward Inward and and Outward Outward Outwardlooking Outwardlooking
looking looking
16
Visi dan Misi
VISI VISI Membangun Indonesia Membangun Indonesia menjadi sebuah menjadi sebuah Negara Industri yang Tangguh Negara Industri yang Tangguh di Dunia di Dunia
MISI MISI 2020-2024 2020-2024 MISI MISI 2015-2019 2015-2019 MISI MISI 2010-2014 2010-2014 MISI MISI 2004-2009 2004-2009
VISI VISI 2024 2024 Indonesia Indonesiamenjadi menjadi
Negara NegaraIndustri Industri Maju MajuBaru Baru
Industri Industri Nasional Nasional sebagai: sebagai: pemenuh pemenuh kebutuhan kebutuhan hidup hidup masyarakat; masyarakat; motor pertumbuhan ekonomi motor pertumbuhan ekonomi nasional; nasional; pengganda kegiatan usaha produktif pengganda kegiatan usaha produktif di di sektor sektor riil riil ;; wahana peningkatan kemampuan wahana peningkatan kemampuan teknologi teknologi nasional; nasional; wahana wahana modernisasi modernisasi kehidupan kehidupan dan dan wawasan budaya masyarakat; dan wawasan budaya masyarakat; dan penopang penopang pertahanan pertahanan negara negara dan dan rasa rasa aman masyarakat. aman masyarakat.
17
Tujuan Pembangunan Sektor Industri Masalah Masalah Sektor Sektor Industri: Industri: Impor Impor bahan bahan baku, baku, barang barang setengah setengah jadi jadi & & komponen komponen perlu perlu ditekan ditekan Ragam Ragam dan dan jenis jenis industri industri perlu diperbanyak perlu diperbanyak Struktur Struktur perlu perlu lebih lebih diperdalam diperdalam Perlu Perlu diversifikasi diversifikasi produk produk ekspor ekspor Perlu Perlu penguatan penguatan industri industri menengah menengah & & kecil kecil industri industri perlu perlu lebih lebih disebarkan disebarkan
Masalah Masalah Nasional: Nasional: Tingginya Tingginya pengangguran pengangguran dan dan kemiskinan kemiskinan Melambatnya Melambatnya ekspor ekspor Rendahnya Rendahnya pertumbuhan pertumbuhan ekonomi ekonomi Lemahnya Lemahnya sektor sektor infrastruktur infrastruktur Ketertinggalan Ketertinggalan kemampuan kemampuan teknologi teknologi
Tujuan Tujuan Pembangunan Pembangunan Industri Industri (2004-2009): (2004-2009): 1. 1. Menyerap Menyerap tenaga tenaga kerja kerja 2. 2. Meningkatkan Meningkatkan ekspor ekspor 3. 3. Menyumbang Menyumbang pertumbuhan pertumbuhan terhadap terhadap Perekonomian Perekonomian 4. 4. Mendukung Mendukung pengembangan pengembangan sektor sektor infrastruktur infrastruktur 5. 5. Menyumbang Menyumbang peningkatan peningkatan kemampuan kemampuan teknologi teknologi 6. 6. Mendukung Mendukung pendalaman pendalaman struktur struktur dan diversifikasi dan diversifikasi produk produk 7. 7. Menyebarkan Menyebarkan industri industri
Tujuan Tujuan Pembangunan Pembangunan Industri Industri (2010-2024): (2010-2024):
1. 1. Kuatnya Kuatnya Basis Basis Industri Industri Manufaktur Manufaktur sehingga sehingga menjadi menjadi World World Class Class Industry. Industry. 2. 2. Kuatnya Kuatnya industri industri prioritas prioritas yang yang memotori memotori pertumbuhan pertumbuhan industri industri dan perekonomian. dan perekonomian. 3. 3. Seimbangnya Seimbangnya sumbangan sumbangan IKM IKM thd thd PDB PDB dibandingkan dibandingkan dengan dengan industri industri besar. besar.
18
Sasaran a) a) Sasaran Sasaran Kualitatif Kualitatif Jangka Jangka Menengah Menengah 2004 2004 -- 2009 2009 1. 1. Tumbuhnya Tumbuhnya industri industri yang yang mampu mampu menciptakan menciptakan kesempatan kesempatan kerja kerja dalam dalam jumlah yang besar. jumlah yang besar. 2. 2. Terselesaikannya Terselesaikannya program program Revitalisasi, Revitalisasi, Konsolidasi Konsolidasi dan dan Restrukturisasi Restrukturisasi Industri. Industri. 3. 3. Teroptimalisasikannya Teroptimalisasikannya pasar pasar dalam dalam negeri negeri dalam dalam rangka pembangunan rangka pembangunan industri industri komponen komponen lokal lokal dan dan industri industri pengolah pengolah sumberdaya sumberdaya dalam dalam negeri negeri lainnya. lainnya. 4. 4. Meningkatnya Meningkatnya daya daya saing saing industri berorientasi industri berorientasi ekspor. ekspor. 5. 5. Tumbuhnya Tumbuhnya industri industri potensial potensial yang yang menjadi menjadi motor motor pertumbuhan pertumbuhan industri industri masa masa depan. depan. 6. 6. Meningkatnya Meningkatnya pertumbuhan pertumbuhan IKM IKM khususnya khususnya Industri Industri Menengah Menengah tiga tiga kali kali lebih lebih cepat cepat dari dari industri industri kecil kecil yang yang diharapkan. diharapkan.
Keluaran Keluaran Yang Yang Diharapkan Diharapkan 1. 1. Mengatasi Mengatasi masalah masalah pengangguran pengangguran 2. 2. Mengembalikan Mengembalikan kinerja kinerja industri industri yang yang terpuruk terpuruk akibat akibat krisis krisis 3. 3. Meningkatkan Meningkatkan kandungan kandungan bahan bahan baku/penolong, baku/penolong, komponen komponen lokal lokal 4. 4. Meningkatkan Meningkatkan kinerja kinerja ekspor ekspor secara secara signifikan signifikan 5. 5. Membangun Membangun pilar-pilar pilar-pilar industri industri masa masa depan depan 6. 6. Memperkuat Memperkuat struktur struktur industri industri
2010 2010 -2024 -2024
2024 2024 -20…. -20….
Negara Negara industri industri Maju Maju baru baru
Negara Negara Industri Industri yang yang Tangguh Tangguh di di Dunia Dunia
19
b) b) Sasaran Sasaran Kuantitatif Kuantitatif 2005 2005 -- 2009 2009 Sektor Industri (ISIC 2-digit)
Harga konstan 2000
Laju Pertumbuhan Per – tahun (%)
Jumlah Tenaga Kerja (Orang)
1. Makanan, Minuman dan Tembakau (ISIC- 31)
5,64
983.786
2. Tesktil, Barang Kulit dan Alas Kaki (ISIC-32)
5,32
162.539
3. Barang Kayu dan Hasil Hutan lainnya (ISIC-33)
4,34
7.119
4. Kertas dan Barang Cetakan (ISIC-34)
9,21
40.496
10,36
200.765
6. Semen dan Galian Non-Logam (ISIC-36)
8,39
5.942
7. Logam Dasar, Besi dan Baja (ISIC-37)
6,74
163.186
11,95
78.014
7,26
179.913
8,56
1.822.062
5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet (ISIC-35)
8. Alat Angkut, Mesin dan Peralatan (ISIC-38) 9. Barang lainnya (ISIC-39)
Total
20
STRATEGI
a) a) Strategi Strategi Pokok Pokok (Peningkatan (Peningkatan Daya Daya Saing) Saing) Peningkatan Peningkatan Nilai Nilai Tambah, Tambah, Produktivitas, Produktivitas, Efisiensi Efisiensi dan dan Pendalaman Pendalaman Struktur; Struktur; Pembangunan Pembangunan Industri Industri yang yang Berkelanjutan; Berkelanjutan; Pengembangan Industri Pengembangan Industri Kecil Kecil dan dan Menengah. Menengah.
b) b) Strategi Strategi Operasional: Operasional:
Pengembangan Pengembangan Industri Industri dilakukan dilakukan dengan dengan Pendekatan Pendekatan Klaster; Klaster; Penyebaran Penyebaran Industri Industri ke ke Daerah Daerah dengan dengan pendekatan pendekatan Kompetensi Kompetensi Inti Inti Daerah Daerah Pengembangan Pengembangan Lingkungan Lingkungan Bisnis Bisnis yang yang Kondusif. Kondusif.
21
Bangun Industri Masa Depan (2025)
INDUSTRI AGRO
PETRO KIMIA SEMEN BAJA DLL
INDUSTRI TELEMATIKA
INDUSTRI BARANG MODAL
INDUSTRI KOMPONEN (BASIS U K M)
SDA TERBARUKAN
INDUSTRI ALAT ANGKUT
TPT SEPATU ELEKTRONIK DLL
INDUSTRI ANDALAN MASA DEPAN
BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR
SDA TIDAK TERBARUKAN
SUMBERDAYA MANUSIA
22
Industri Prioritas Agar pembangunan industri dapat dilakukan secara lebih fokus, dipilih industri-industri prioritas yang mampu didorong untuk mencapai mencapai tujuan tujuan pembangunan industri Industri tersebut bila berhasil dikembangkan akan membawa industri-industri lainnya turut berkembang Industri prioritas dipilih berdasarkan potensi daya saing internasionalnya serta potensi ke depan untuk berkembang Potensi daya saing diukur dari sisi Supply (15 parameter) dan dari sisi Demand ( 8 parameter) dari 422 industri (ISIC 5 digit). Terpilih 32 industri prioritas dengan total output 35% dan total ekspor 53%. 23
Parameter yang Mempengaruhi Daya saing Internasional 1.
Modal Dasar
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Spesialisasi Penganekaragaman Keluaran Nilai Tambah Biaya Tenaga Kerja Aset Tetap Produktifitas Cakupan Ekspor Ketergantungan Impor FDI dan cakupan Ekspor Faktor Intensitas Teknologi
16. Nilai ekspor 17. Pangsa di Pasar dunia
Kontribusi Cabang Industri Persaingan
Organisasi Industri
Internasional Faktor Klasifikasi Struktur Ekspor Peringkat Daya Saing
18. Impor
19. Intra Industry Trade
20. Keunggulan Komparatif (RCA) 21. Dinamisme Ekspor 22. Struktur Pasar Impor Dunia 23. Struktur Persaingan Dunia
Sisi Penawaran
Kemampuan Organisasi
Sisi Permintaan (Penggerak Ekspor)
Posisi Daya Saing
24
Industri Prioritas Terpilih 32 industri prioritas total output 35% total ekspor 53%
I. AGRO
II. ALAT ANGKUT Fokus Industri Prioritas
1. 1. 2. 2. 3. 3.
Otomotif Otomotif Perkapalan Perkapalan Kedirgantaraan Kedirgantaraan
1. 1.Turunan Turunan Minyak Minyak Kelapa Kelapa Sawit Sawit 2. 2.Pengolahan Pengolahan Ikan Ikan 3. 3.Karet Karetdan danBarang BarangKaret Karet 4. 4.Pengolahan Pengolahan Kayu Kayu 5. 5.Pengolahan Pengolahan Tembakau Tembakau 6. 6.Pengolahan Pengolahan Kelapa Kelapa 7. 7.Pengolahan Pengolahan Cokelat Cokelat 8. 8.Pengolahan Pengolahan Kopi Kopi 9. 9.Pengolahan Pengolahan Buah Buah 10.Pengolahan 10.Pengolahan Gula Gula
III. III. TELEMATIKA TELEMATIKA V. IKM Tertentu 1. 1. Kerajinan Kerajinan dan dan Barang Barang Seni Seni 2. 2. Batu Batu Mulia Mulia dan dan Perhiasan Perhiasan 3. 3. Gerabah/Keramik Gerabah/Keramik Hias Hias 4. Garam 4. Garam Rakyat Rakyat 5. 5. Minyak Minyak Atsiri Atsiri 6. Makanan 6. Makanan Ringan Ringan
IV. BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR 1. 1.Tekstil Tekstil dan dan Produk Produk Tekstil Tekstil 2. 2.Alas Alas Kaki Kaki 3. 3.Keramik Keramik 4. 4.Elektronika Elektronika Konsumsi Konsumsi 5. 5.Pulp Pulpdan danKertas Kertas 6. 6.Petrokimia Petrokimia 7. 7.Semen Semen 8. 8.Baja Baja 9. 9.Mesin Mesin Listrik Listrik && AlatListrik AlatListrik 10.Alat 10.Alat Pertanian Pertanian 11.Peralatan 11.Peralatan Pabrik Pabrik
25
Strategi Pengembangan Menurut Jenis Industri Prioritas (1)
Memperkuat rantai nilai :
INDUSTRI AGRO
•• Penguatan Penguatan struktur struktur •• Diversifikasi Diversifikasi produk produk •• Peningkatan Peningkatan nilai nilai tambah tambah •• Peningkatan Peningkatan mutu mutu •• Perluasan Perluasan penguasaan penguasaan pasar pasar
Pembangunan Industri agro yang mandiri dan berdaya saing tinggi
26
Strategi Pengembangan Menurut Jenis Industri Prioritas (2) KBM Roda 4: KBM Roda 2: 9Full manufacturing 9Disain & engineering
INDUSTRI ALAT ANGKUT
Perkapalan 9Penguasaan teknologi rancang bangun dan perekayasaan
• Peningkatan komponen lokal • Disain & engineering komponen • Disain & engineering kendaraan utuh (tidak hand-on dengan MNC) • Full manufacturing (untuk kendaraan Niaga & penumpang kecil) Kedirgantaraan: 9Penguasaan teknologi roket 9Peningkatan kemampuan industri penunjang pesawat terbang
27
Strategi Pengembangan Menurut Jenis Industri Prioritas (3)
INDUSTRI TELEMATIKA
Peralatan Telekomunikasi: Disain dan engineering untuk memenuhi kebutuhan DN terhadap peralatanperalatan yang sesuai dengan kondisi geografis industri Perangkat Lunak (Software): • Kemampuan SDM • Disain & engineering komponen • Infrastruktur (IT technopark, business incubator)
28
Strategi Pengembangan Menurut Jenis Industri Prioritas (4)
BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR
9 Restrukturisasi 9 Peningkatan efisiensi dan daya saing 9 Peningkatan kapasitas 9 Peningkatan litbang, teknologi & desain industri
29
Strategi Pengembangan Menurut Jenis Industri Prioritas (5)
INDUSTRI KECIL & MENENGAH
Pengembangan sentra-sentra IKM dengan meningkatkan fasilitas layanan UPT yang didukung oleh kelembagaan yang ada di daerah
30
V. PENDEKATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI DI DAERAH
31
Pendekatan Yang Digunakan Dalam Pembangunan Industri di Daerah Implementasi pembangunan industri nasional dilakukan secara holistic, sinergi dan terintegrasi Sinergi dengan sektor ekonomi lain dilakukan dengan membentuk Working Group di tingkat pusat, Propinsi, dan Kabupaten/Kota, dengan mengikut sertakan seluruh pemangku kepentingan. Sinergi dengan daerah, pendekatan, yaitu : Top-Down (By Design)
Bottom-Up
dilakukan
dengan
2
(dua)
dengan memperhatikan industri prioritas yang ditentukan secara nasional melalui Klaster Industri melalui penetapan Kompetensi Inti yang merupakan keunggulan daerah 32
VI. INDUSTRI POTENSIAL UNTUK MASUK PASAR MODAL
33
INDUSTRI POTENSIAL UNTUK MASUK PASAR MODAL Pemerintah akan mendorong industri-industri agar memenangkan persaingan tetapi terdapat beberapa kendala yang dihadapi termasuk kebutuhan pendanaan. Terdapat perusahaan yang mengalami keterbatasan sumberdaya dan keterbatasan akses pada perbankan, sehingga pasar modal memberikan solusi yang dapat dipertimbangkan sebagai pembiayaan alternatif. Berdasarkan identifikasi industri potensial yang akan didorong untuk dikembangkan di masa depan (menurut analisa daya saing) terdapat 16 cabang industri yang potensial untuk masuk ke pasar modal, termasuk para pelaku utamanya adalah sebagai berikut : 34
INDUSTRI POTENSIAL YANG DIDORONG UNTUK PASAR MODAL NO.
INDUSTRI POTENSIAL
1. Industri Makanan dan Minuman a. Industri Pengolahan Kakao dan Cokelat
PEMAIN UTAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PT. Efeem Indonesia (Sumut/Sulut) PT. Budidaya Cacao (DKI) PT. General Food Industries (Jabar) PT. Ceres Indonesia (Jabar) PT. Bumi Tanggerang Mesindotama (Banten) PT. Davo Mas (Banten) PT. Cacao Wangi Murni (Banten) PT. Teja Sekawan (Jatim) PT. Budi Daya Cacao PT. Maju Bersama (Sulsel)
b. Industri Pengolahan Buah
1 PT. Great Giant Pineapple (Lampung) 2 PT. Pulau Sambu (Kepri)
c. Industri Pengolahan Kelapa
1 PT. Pulau Sambu (Kepri) 2 PT. Palco (Jabar)
d. Industri Pengolahan Kopi
1 2 3 4 5
PT. Sari Incofood Corporation (Sumut) PT. Mayora Indah Tbk (Banten) PT. Santos Jaya Abadi (Jatim) PT. Nestle Indonesia (Jatim) PT. Aneka Cofee Industry (Jatim)
e. Industri Pengolahan Gula
1 2 3 4 5 6 7 8 9
PT. Sugar Group (Lampung) PT. Gunung Madu Plantation (Lampung) PT. RNI (Jabar/DKI) PT. Jawamanis Rafinasi (Banten) PT. Angels Products (Banten) PT. Sentra Usahatama Jaya (Banten) PTPN.IX (Jateng) PTPN.X (Jatim) PTPN.XI (Jatim)
f. Industri Pengolahan Tembakau
1 2 3 4 5
PT. Djarum (Jateng) PT. Gudang Garam (Jatim) PT. HM. Sampurna (Jatim) PT. Bentoel (Jatim) BAT Indonesia
1 2 3 4
PT. Medan Tropical Canning & Froz (Sumut), , PT. Dharma Samudra Fishing Industri (Sulteng) PT. Maya Muncar (Jatim) PT. Aneka Tuna Indonesia (Jatim)
2. Industri Pengolahan Hasil Laut
PERUSAHAAN YANG MASUK PASAR MODAL
1. BAT Indonesia 2. PT. Gudang Garam (Jatim) 3. PT. HM. Sampurna (Jatim)
35
Lanjutan 5 6 7 8 9 10 11
PT. Kelola Mina Laut (Jatim) PT Bali Maya Permai (Bali) PT. Biak Minajaya (Biak) PT. Deho PT. Karab Sakti PT. Escada Pesca PT. Sinar PF Internasional (Sulut)
3. Industri Tekstil dan Produk Tekstil
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
PT. Great River Garment (Jabar) PT. Kahatex (Jabar) PT. Caterindo Garment Ind (DKI) PT. Golden Flower (Jateng) PT. Kater Busana Cemerlang (DKI) PT. Apac Citra Centertex Tbk (Jateng) PT. Sri Rejeki Isman (Jateng) PT. Polysindo Eka Perkasa (Jabar) PT. Teijin Indonesia Corp.(Banten) PT. Indorama Synthetics (Jabar) PT. Indo Toray Synthetics(banten) PT. Apac Inti Corpora (Jateng) PT. Argopantes (Banten, Jabar) PT. Tifico Tbk PT. Texmaco Jaya Tbk PT. Centex Tbk PT. Eratex Djaja Tbk PT. Ever Shine Textile I. Tbk PT. Hanson International Tbk PT. Roda Vivatex Tbk PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk PT. Delta Dunia Petroindo Tbk
1. PT. Tifico Tbk 2. PT. Argo Pantes Tbk 3. PT. Texmaco Jaya Tbk 4. PT. Centex Tbk 5. PT. Eratex Djaja Tbk 6. PT. Ever Shine Textile I. Tbk 7. PT. Hanson International Tbk 8. PT. Indorama Synthetics Tbk 9. PT.Apac Citra Centertex Tbk. 10. PT. Roda Vivatex Tbk 11. PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk 12. PT. Delta Dunia Petroindo Tbk
4. Industri Alas Kaki
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
PT. Adis Dimension Footwear (Banten) PT. Arka Footwear Indo (Jabar) PT. KMK Global Sports (Banten) PT. Prima Inreksa Industries (Jabar) PT. Fortuna Shoes (Jabar) PT. Prestasi Ide Jaya (Jatim) PT. Panarub Industry Co. Ltd (Banten) PT. Daewa Leather Lestari (Jabar) PT. Sepatu Bata (DKI) PT. Sepatu Mas Idaman (Jabar) PT. Hardaya Aneka Shoes (Banten) PT. Asia Sport (Jabar) PT. Spotec Indonesia (Banten) PT. Dong Joe (Banten) PT. Garuda Indawa (Banten) PT. Osaga Mas Utama (DKI)
1. 2. 3. 4.
PT. PT. PT. PT.
Surya Intirindo Makmur Tbk. Agis Tbk Fortune Mate Indonesia Tbk Sepatu Bata Tbk
36
Lanjutan 17 18 19 20 21
PT. Kreasi Polart Asri (Banten) PT. Surya Intrindo Makmur (Jatim) PT. Halim Jaya Sakti (Jatim) PT. Agis Tbk PT. Fortune Mate Indonesia Tbk
5. Industri Turunan Minyak Kelapa Sawit
1 PT. Bina Karya Prima(Jabar) 2 PT. Bukit Kapur Reksa (Riau) 3 PT. Astra Agro Lestari (Sumut) 4 PT. Multi Nabati Asahan (Sumut) 5 PT. Asian Agri (DKI, Sumut, Riau) 6 PT. Salim Oil Grain (DKI, Sumut, Riau, Jatim) 7 PT. Smart Corporation (DKI, Sumut, Riau, Jatim) 8 PT. Musim Mas (DKI, Sumut, Riau) Industri Oleo Kimia : 9 PT. Wings Group(Jatim) 10 PT. Sumi Asih (Jabar) 11 PT. Cisadane Raya Chemical (Banten) 12 PT. Flora Sawita (Sumut) 13 PT. Ecogreen (Riau) 14 PT. Domba Mas (Sumut)
1. PT. Smart Corporation Tbk
6. Industri Pengolahan Kayu (Termasuk Rotan dan Bambu)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. PT. 2. PT. 3. PT. 4. PT. 5. PT. 6. PT.
7. Industri Pengolahan Karet dan Barang Karet
Industri Ban : 1 PT. Gajah Tunggal (Banten) 2 PT. Good Year (Jabar) 3 PT. Bridgestone (Jabar) 4 PT. Industri Karet Deli (Sumut) 5 PT. Sumi Rubber (Jabar) 6 PT. Elang Perdana (Jabar) 7 PT. Mega Safe Tyoe (Jateng) 8 PT. Branta Mulia Tbk Industri Sarung Tangan Karet : 1 PT. Arista Latindo Industrial Ltd (DKI) 2 PT Shamrock Manufacturing Corporation (Sumut) 3 PT. Healthcare Glovindo(Sumut)
Hadinata Brothers /Ligna (Jatim) Cahaya Sakti Furintraco/(Olimpic Group (Jabar) Victor Indah Prima (DKI) Panca Eka Group (Riau) PT. Surya Dumai Industri Tbk PT. Tirta Mahakam Plywood Tbk PT. Arona Bina Sejati Tbk PT. Barito Pacific Timber Tbk PT. Daya Sakti Unggul Corp. Tbk PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk
Surya Dumai Industri Tbk Tirta Mahakam Plywood Tbk Arona Bina Sejati Tbk Barito Pacific Timber Tbk Daya Sakti Unggul Corp. Tbk Sumalindo Lestari Jaya Tbk
1. PT. Gajah Tunggal Tbk 2. PT. Goodyear Indonesia Tbk 3. PT. Branta Mulia Tbk
37
Lanjutan 8. Industri Pulp dan Kertas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Sinar Mas Group (Banten, Riau) Pura Group (Jateng) RAPP (Sumsel) PT. Fajar Surya Wisesa (Jabar) PT. Surabaya Agung (Jatim) PT. Gudang Garam (Jatim) PT. Tanjung Enim Lestari (Sumsel) PT. Kiani Kertas (Sumsel) PT. Kertas Leces (Jatim) PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk PT. Suparma Tbk
9. Industri Mesin Listrik dan Peralatan Listrik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
PT. Unindo (DKI) PT. Fuji Dharma Electric (DKI) PT. Schneider Indonesia (Jabar) PT. ABB Instalation Materials (DKI) PT. Siemens Indonesia (Banten) PT. Taiyo Electric Indonesia (DKI, Jatim) PT. ABB Transmission & Distribution (DKI) PT. Trafo Indo Prima Perkasa (Banten) PT. Asata Utama Elec. Ind. (DKI) PT. AEG Indonesia (DKI) PT. Bambang Djoya (Jatim) PT. Broco Mutiara Electrical Industri (Banten) PT. Mecomdo (Jabar) PT. Metbelosa (DKI) PT. Melcoimda (Jabar) PT. Pindad (Jabar) PT. Teco Multiguna Elektro (Jabar) PT. Trafindo Perkasa (Banten) PT. Tatung Budi Indonesia (Banten) PT. Asata Electrical Industries Ltd (DKI)
10. Industri Petrokimia
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
PT. Chandra Asri Petrochemical Complexs (Banten) PT. Tri Polytan Indonesia (Banten) PT. Petrokimia Nusantara (Banten) Interindo (PENI) (Banten) PT. Styrindo Mono Indonesia (Banten) PT.Asahimas Chemical (Banten) PT. Dow Chemical Indonesia (Banten) PT. Amoco Mitsui PTA Indonesia (Banten) PT. GT Petrochem Industries (Banten) PT. Satomo Indovy Monomer (Banten) PT. Pertamina UP IV (Banten) PT. Petrokimia Gresik (Jatim) PT. Petro Widada (Jatim) PT. Aktif Indonesia Indah (Jatim)
1. PT. 2. PT. 3. PT. 4. PT.
Surabaya Agung I.P And K Tbk Fajar Surya Wisesa Tbk Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Suparma Tbk
1. PT. Unggul Indah Cahaya Tbk 2. PT. Budi Acid Jaya Tbk 3. PT. Bumi Teknokultura Unggul Tbk 4. PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk 5. PT. Indo Acidatama Tbk 6. PT. Intanwijaya Internasional Tbk. 7. PT. Sorini Corp. Tbk
38
Lanjutan
11. Industri Baja
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
PT.Eterindo Nusa Graha (Jatim) PT. Maspion Polystyrin (Jatim) PT. Pertamina UP II PT. Pupuk Sriwijaya (Sumsel) PT. Kalitim Methanol Industry (Kaltim) PT. Kaltim Pasific Amoniak (Kaltim) PT.Kaltim Parna Industri (Kaltim) PT. Medcomethanol Bunyu (Kaltim) PT. Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim) PT. Unggul Indah Cahaya Tbk PT. Budi Acid Jaya Tbk PT. Bumi Teknokultura Unggul Tbk PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk PT. Indo Acidatama Tbk PT. Intanwijaya Internasional Tbk. PT. Sorini Corp. Tbk
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PT. Karakatau Steel (Banten), , PT. Gunung Garuda Group (Jabar) PT. Gunawan Dian Jaya (Jatim) PT. Essar Dhanan Jaya (Jabar) PT. Ispatindo (Jatim) PT. Jakarta Cakra Tunggal (Jakarta) PT. Inter World (Banten) PT. Master Steel (DKI) PT. Jakarta Kyoei Steel Works Limited Tbk PT. Jaya Pari Steel Tbk
1. PT. Jakarta Kyoei Steel Works Limited Tbk 2. PT. Jaya Pari Steel Tbk
12. Industri Mesin dan Peralatan Pabrik, 1 PT. Boma Bisma Indra (Jatim) Konstruksi dan Pertambangan 2 PT. Barata Indonesia (Jatim) 3 PT. Bukaka Teknik Utama (Jabar) 4 PT. Guna Nusa Utama Fabricators (Banten) 5 PT. Atmindo (Sumut) 6 PT. PAL Indonesia (Jatim) 7 PT. Puspetindo (Jatim) 8 PT. Basuki Pratama Eng. (DKI) 9 PT. Meco Inox Prima (Jatim) 10 PT. Sanggar Sarana Baja (DKI) 11 PT. Pindad (Jabar) 12 PT. PIMSF Pulogadung (DKI) 13 PT. Fuji Presisi Tool Indonesia (Jabar) 14 PT. Kerta Laksana (Jabar) 15 PT. Gikoko Kogyo Indonesia (DKI)
39
Lanjutan 13. Industri Alat/Mesin Pertanian
1 2 3 4 5 6 7 8 9
PT. Boma Bisma Indra (Jatim) PT. Barata Indonesia (Jatim) PT. Texmaco Group (Jabar) PT. Agrindo Group (Jatim) PT. Karya Hidup Santoso (DIY) PT. Yamindo(Jatim) PT. Yanmar Diesel Indonesia (Jabar) PT. Kubota Indonesia (Jateng) PT. Tri Ratna Diesel (Jatim)
14. Industri Semen
1 2 3 4 5 6 7 8 9
PT. Indocement (Jabar) PT. Semen Gresik (Jatim) PT. Semen Bosowa (Sulsel) PT. Semen Baturaja (Sumsel) PT. Semen Tonasa (Sulut) PT. Semen Padang (Sumbar) PT. Semen Kujang (Jabar) PT. Holcim Indonesia Tbk PT. Semen Andalas Indonesia (NAD)
15. Industri Elektronika Konsumsi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
PT. Sharp Yasonta Indonesia (DKI) PT. Panasonic Manufacturing Indonesia (DKI, Jabar) PT. Sanyo Electronics Indonesia (Jabar) PT. Toshiba Consumer Products Indonesia (Jabar) PT. Samsung Electronics (Jabar) PT. LG Electronics (Banten) PT. Changhong Elek. Utama (Banten) PT. Sanken Argadwija (Banten) PT. Rinnai Indonesia (Banten) PT. Hitachi Consumer Elec (Banten) PT. Tirta Intimizu Nusantara (Banten) PT. Hartono Istana Teknologi(Jateng) PT.Maspion (Jatim), PT. Star Cosmos (Jatim) PT. Panggung Electric Corp. (Jatim)
16. Industri Keramik
1 2 3 4 5 6 7
PT. Satyaraya Keramindo Indah (Tangerang) PT. Surya Toto Indonesia (Banten) PT. Mulia Ceramic (Jabar/Cikarang, Bekasi) PT. Inti Keramik Alam Asri (Tengerang) PT. Asia Victory Industri (Surabaya) PT. Arwana Citramulia Tbk PT. Asahimas Flat Glass Tbk
1. PT. Holcim Indonesia Tbk 2. PT. Indocement T.P. Tbk 3. PT. Semen Gresik ( Persero) Tbk
1. PT. Surya Toto Indonesia Tbk 2. PT. Arwana Citramulia Tbk 3. PT. Asahimas Flat Glass Tbk 4. PT. Intikeramik Alam Asri Industri Tbk
40
Lanjutan
17. Industri Otomotif
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (DKI dan Jabar) PT. Astra Honda Motor (DKI) PT. Astra Daihatsu Motor (DKI) PT. Yamaha Indonesia Motor (DKI) PT. Indomobil Suzuki Intl (DKI) Honda Prospect Motor (Jabar) Hyundai Mobil Indonesia (Jabar) PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motor (DKI) PT. Astra Nissan Diesel (DKI) PT. Hino Indonesia Mfg (Jabar) PT. Kawasaki Motor Indonesia (Jabar) PT. Semesta Citra Motorindo (Jabar) PT. Astra International Tbk PT. Astra Otoparts Tbk PT. Indospring Tbk PT. Sanex Qianjiang Motor Intl Tbk PT. Selamat Sempurna Tbk PT. Sugi Samapersada Tbk
1. PT. Astra International Tbk 2. PT. Astra Otoparts Tbk 3. PT. Indospring Tbk 4. PT. Sanex Qianjiang Motor Intl Tbk 5. PT. Selamat Sempurna Tbk 6. PT. Sugi Samapersada Tbk
41
Berdasarkan data di atas, masih terdapat pelaku-pelaku industri yang belum masuk pasar modal, sehingga pemerintah perlu mendorong agar masuk ke pasar modal supaya dapat bersaing di pasar global.
42
43