Komposisi dan Stratifikasi Vegetasi Pohon di Hutan Pendidikan Universitas Sumatera Utara, Tongkoh, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara (Composition and Stratification of Vegetation in the Forest Education of University of North Sumatra, Tongkoh, Karo District, North Sumatra Province) Rehulinaa*, Agus Purwokob, Siti Latifahb aMahasiswa
Prodi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Jl. Tri Dharma Ujung No. 1 Kampus USU Medan 20155 (Korespondensi penlis, Email:
[email protected]) bDosen Prodi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Jl. Tri Dharma Ujung No. 1 Kampus USU Medan 20155 Abstract
The purpose of this research is to know the composition and stratification of vegetation at Education Forest of North Sumatra University, Tongkoh, Karo District, North Sumatra Province. This research conducted from May to June 2013. Data collection was using “lines method”. The sample plot techniques was a Purposive Sampling method with random start. The plot size was 20 m x 100 m. The results showed that found 73 species of 31 Families of trees, in which 5 Families with the most species of trees which Lauraceae (9 species), Meliaceae (7 specie), Myrtaceae (6 species), Fagaceae (5 species), and the Guttiferae, Moraceae, and respective Sapotaceae (each are 4 species). Education Forest of USU compiled by A stratum (62 individuals), stratum B (416 individuals), stratum C (2133 individuals), and stratum D (164 individuals) in a 2 ha area. Keywords: tforest compotiion, frest stratification, education forest of North Sumatra University (USU) PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk dalam megadiversitas, yaitu merupakan negara yang memiliki keanekaragaman yang tinggi. Depkes R.I (2007), menambahkan bahwa Indonesia merupakan pusat keragaman hayati dan menduduki urutan terkaya kedua di dunia setelah Brazilia. Diperkirakan sekitar 25% aneka jenis di dunia ini berada di Indonesia, yang dari setiap jenis tersebut memuat ribuan plasma nuftah dalam kombinasi yang unik sehingga terdapat aneka gen dalam individu (Arief, 2001). Sebagian besar hutan-hutan di Indonesia termasuk dalam hutan hujan tropis, yang merupakan masyarakat yang kompleks, tempat yang menyediakan pohon dari berbagai ukuran. Hutan hujan tropik merupakan jenis vegetasi yang paling subur. Arief (1986) dalam Idriyanto(2008) menjelaskan bahwa di hutan hujan tropis terdapat stratifikasi tajukdari berbagai spesies pohon yang berbeda ketinggiannya. Ciri-ciri khas tersebut dimiliki oleh hutan hujan tropik. Di Indonesia, hutan hujan tropik terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya. Hutan ini mempunyai lebih kurang 3.000 jenis pohon besar dan termasuk ke dalam 450 marga atau genus. Peneliti memilih tempat di Hutan Pendidikan USU Sumatera Utara, yang merupakan bagian dari kawasan TAHURA Bukit Barisan dengan luas kawasan ± 1.325 ha. Hutan Pendidikan USU terletak di dua
wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Karo. Hutan Pendidikan USU sendiri baru diresmikan pada tanggal 25 Mei 2011 (Setiawan, 2012) berdasarkan Memorandum of Understanding (MoU) 2011 antara pihak USU dengan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, sehingga sampai saat ini belum banyak diketahui kekayaan sumberdaya alam hayati yang dimiliki Hutan Pendidikan USU, khususnya jenis pohon. Perlu diadakan berbagai penelitian untuk menggali kekayaan sumberdaya alam hayati di kawasan hutan pendidikan ini untuk meningkatkan manajemen pengelolaan, terutama jika kawasan ini akan dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata, pendidikan dan penelitian.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis pohon yang terdapat di Hutan Pendidikan USU. BAHAN DAN METODE Penelitian lapangan dilakukan pada tanggal 4 Juni – 16 Juli 2013 di kawasan Hutan Pendidikan Universitas Sumatera Utara, Desa Tongkoh, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara serta pengidentifikasian pohon dilakukan di kantor Balai Pengelola TAHURA Bukit Barisan Desa Tongkoh Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara, Bukit Barisan dengan luas kawasan ± 1.325 ha dengan letak geografis Hutan Pendidikan USU adalah 3013’ LU 3011’ LU dan 98034’ BT - 98032’ BT. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
1
1)
Gambar 1. Hutan Pendidikan USU (Setiawan, 2012)
Bahan dan alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tegakan pohon pada Hutan Pendidikan USU, Peta Kawasan Hutan Pendidikan USU, alkohol 70%, dan bagian-bagian pohon hasil koleksi pada plot penelitian. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS, meteran, tali rafia, tongkat kayu/bambu, pita ukur, parang, gunting tanaman, spidol, label nama, clinometer, blangko pengamatan, plastik sampel, timbangan, oven, desikator, alat tulis, dan kamera digital. Pengumpulan Data Pengambilan 10 plot contoh (ukuran tiap plot 20 m x 100 m untuk pohon besar, dan subplot 5 m x 40 m untuk pohon kecil) ini dilakukan dengan metode jalur dengan teknik pengambilan sampel adalah metode Purposive Sampling with random start. Metode ini merupakan metode penentuan lokasi penelitian secara sengaja yang dianggap representatif. Posisi dan arah blok pengamatan ditentukan dengan GPS. Besar plot contoh dan metode mengacu pada Hairiah dan Rahayu (2007). Skema pembuatan plot dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Buku Literatur Potensi Flora di Taman Nasional Gunung Leuser (Zulfan dkk., 2011); 2) Daftar Nama Pohon-pohonan Sumatera Utara (Tantra, dkk., 1973); 3) Pedoman Identifikasi Jenis Kayu di Lapangan (Mandang dan Pandit, 1997); 4) Tumbuhan Berguna Indonesia II (Heyne, 1981); 5) Tumbuhan Berguna Indonesia III (Heyne, 1981); 6) Tumbuhan Berguna Indonesia IV (Heyne, 1950). b. Stratifikasi Vegetasi Stratifikasi diukur berdasarkan tinggi tegakan vegetasi. Klasifikasi tinggi tegakan vegetasi menurut Indriyanto (2006) sebagai berikut: 1. Stratum A : Tinggi tegakan ≥ 30 m 2. Stratum B : Tinggi tegakan 20-30 m 3. Stratum C : Tinggi tegakan 4-20 m 4. Stratum D : Tinggi tegakan 1-4 m. HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Vegetasi Pohon Komposisi merupakan penyusun suatu tegakan yang meliputi jumlah jenis/famili ataupun banyaknya individu dari suatu jenis pohon.Hasil penelitian dari 10 plot dengan luas total pengamatan 2 Ha diperoleh 73 jenis pohon dengan 31 Famili. Diantaranya Bucklandia tricuspis Hall.f. (kapas-kapas), Castanopsis tungurrut A. DC (kecing ndiket), Cryptocarya tomentosa Bl (belobelo), Knema mandarahan (kulit labang), Evodia robusta Hook.f. (Sitelubulung), Toona sureni Merr. (limperah), Pinus merkusii (tusam), Altingia excelsa (tulasan), dan Cratoxylon arborescens Bl (Sudu-sudu). Beberapa koleksi daun dari jenis pohon yang terdapat di Hutan Pendidikan USU dapat dilihat pada Gambar 3.
(a)
Gambar 2. Plot Penelitian Keterangan: a. Plot pengukuran pohon Ф≥30 cm b. Plot pengukuran pohon Ф 5-30 cm
Setiap individu tingkat pohon yang terdapat di dalam setiap PC diidentifikasi, dan diukur diameter pohon, ditaksir tinggi total pohon (TT) dan diameter pohon yang diukur adalah diameter setinggi dada (diameter at breast height; DBH), spesimen contoh jenis pohon diambil untuk kepentingan identifikasi. Buku-buku yang digunakan untuk membantu pengenalan jenis adalah:
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
Gambar 3. Koleksi Daun Beberapa Jenis Pohon di Hutan Pendidikan USU Keterangan: (a) Litsea cubeba Pers, (b) Evodia robusta Hook.f, (c) Turpinia ssphaerocarpa Hassk, (d) Pinus merkusii, (e) Manglietia glauca, (f) Prunus acuminata Hook.
2
Beberapa jenis pohon yang terdapat di Hutan Pendidikan USU berasal dari Famili pohon yang sama. Lima (5) Famili dengan jenis spesies pohon terbanyak diantaranya Lauraceae memiliki 9 spesies yaitu Cinnamomun parthenoxylon Neissn, Cryptocarya tomentosa Bl, Litsea cubeba Pers, Litsea firma Hook. F, Litsea tomentosa Bl, Phoebe opaca Bl, Phoebe sp. 1, Phoebe sp. 2, dan Phoebe sp. 3, Meliaceae 7 spesies yaitu Aglaia sp., Celtis wightii Planch, Dysoxylum alliaceum Bl., Dysoxylum densiflorum, Dysoxylum excelsum, Dysoxylum sp., dan Toona sureni Merr., Myrtaceae 6 spesies yaitu Eugenia sp. 1, Eugenia sp. 2, Eugenia sp. 3, Eugenia sp. 4, Eugenia sp. 5, dan Eugenia sp. 6, Fagaceae 5 spesies yaitu Castanopsis sp., Castanopsis tungurrut A.D.C., Castanopsis tungurrut Bl., Querous javensis Miq., Querous subsericea A.Camus dan Guttiferae, Moraceae, dan Sapotaceae masing-masing 4 spesies yaitu Guttiferae meliputi Calluphilum fuccerinum, Cratoxylon arborescens Bl, Garcinia rostrata T.et B, dan Garsinia dioica Bl, Moraceae meliputi Ficus benjamina, Ficus fistulosa Reinw, Ficus Grossularioides Burm, dan Ficus racemosa, dan Sapotaceae meliputi Meliosma nitida BI., Madhuca cuneata, Palaqium hexandrum, dan Payena Leerii. Untuk lebih jelasnya, nama jenis dan famili pohon yang terdapat di Hutan Pendidikan USU Tahura dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jenis-jenis Pohon di Hutan Pendidikan USU No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Latin Aglaia sp. Altingia excelsa Brassaiopsis sp. Brassaiopsis speciosa Bucklandia tricuspis Hall.f. Calluphilum fuccerinum Castanopsis sp. Castanopsis tungurrut A. DC. Castanopsis tungurrut Bl Celtis wightii Planch Cinnamomun parthenoxylon Neissn Cratoxylon arborescens Bl Cryptocarya tomentosa Bl Dysoxylum alliaceum Bl. Dysoxylum densiflorum Dysoxylum excelsum Dysoxylum sp. Elaeccarpus stipularis Bl.var Endospermum malaccensa Meull.Arg Eugenia sp. 1 Eugenia sp. 2 Eugenia sp. 3 Eugenia sp. 4 Eugenia sp. 5 Eugenia sp. 6 Eurya acuminata A.P.DC Evodia robusta Hook.f Ficus benjamina Ficus fistulosa Reinw Ficus Grossularioides Burm
Famili Meliaceae Hamamelidaceae Araliaceae Araliaceae Hamamelidaceae Guttiferae Fagaceae Fagaceae Fagaceae Meliaceae Lauraceae Guttiferae Lauraceae Meliaceae Meliaceae Meliaceae Meliaceae Elaeocarpaceae Euphorbiaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Theaceae Rutaceae Moraceae Moraceae Moraceae
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
Ficus racemosa Garcinia rostrata T.et B Garsinia dioica Bl. Ilex bogoriensis Loes Knema mandarahan Litsea cubeba Pers Litsea firma Hook. F Litsea tomentosa Bl Macaranga rhizinoides Macropanax sp. Madhuca cuneata Manglietia glauca Manglietia glauca Bl Meliosma nitida BI. Nyssa javanica Wang Palaqium hexandrum Payena Leerii Phoebe opaca Bl Phoebe sp. 1 Phoebe sp. 2 Phoebe sp. 3 Pinus merkusii Platea excelsa Bl Polyosma sp. Prunus Acuminta Hook Querous javensis Miq Querous subsericea A.Camus Saurauia sp. 1 Saurauia sp. 2 Saurauia sp. 3 Schima wallichi Sloanea sigun Szysz Styrax benzoin Symplocos fasciculata Zoll Tarrietia javanica Toona sureni Merr. Trema orientalis Bl Turpinia sphaerocarpa Hassk. Urena lubata LINN Vernonia arborea Ham Villebrunea sp 1 Anonim spesies 1 Anonim spesies 2
Moraceae Guttiferae Guttiferae Caesalpiniaceae Myristicaceae Lauraceae Lauraceae Lauraceae Euphorbiaceae Araliaceae Sapotaceae Magnoliaceae Magnoliaceae Sabiaceae Nyssaceae Sapotaceae Sapotaceae Lauraceae Lauraceae Lauraceae Lauraceae Pinacea Icacinaceae Saxfragaceae Rosaceae Fagaceae Fagaceae Saurauiaceae Saurauiaceae Saurauiaceae Theaceae Elaecocarpaceae Styracaceae Symplocaceae Sterculiaceae Meliaceae Ulmaceae Staphyeaceae Malvaceae Compositae Urticaceae -
Hasil penelitian ini menemukan bahwa di Hutan Pendidikan USU terdapat 73 jenis pohon dengan 31 Famili. Hasil ini memiliki perbedaan dengan penelitian-penelitian analisis vegetasi dari penelitipeneliti sebelumnya di daerah yang sama. Diantaranya penelitian Karo (2011) yang bertempat di Taman Hutan Raya Bukit Barisan khususnya di Kabupaten Karo menemukan 59 jenis dan 29 famili pada tingkat pohon, 55 jenis dan 25 famili pada tingkat pertumbuhan tiang, dan 77 jenis dan 34 famili pada tingkat pertumbuhan pancang, dan secara total terdapat 120 jenis spesies dari 42 Famili. Sedangkan penelitian Tampubolon (2011) di lokasi yang sama dengan penelitian ini, yaitu Hutan Pendidikan USU menemukan vegetasi pada tingkat semai 12 jenis, tingkat pancang 13 jenis, tingkat tiang 13 jenis, dan tingkat pohon 13 jenis, dan secara total terdapat 19 jenis spesies dari 13 Famili. Jumlah Spesies yang ditemukan pada penelitian ini lebih besar dibandingkan Tampubolon yang hanya menemukan 19 jenis spesies dari 13 famili, namun lebih kecil dari Karo (2011) yang menemukan 120 spesies dari 42 famili.
3
Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan kreteria objek yang diamati dan penempatan plot contoh yang berbeda. Objek yang diamati dimana dalam penelitian ini hanya mengidentifikasi pohon berukuran ≥5cm, sedangkan Karo (2011) dan Tampubolon (2011) mengamati pohon mulai dari tingkat semai, pancang, tiang dan pohon. Jenis-jenis pohon yang ditemukan di lokasi penelitian beberapa merupakan jenis komersial. Jenisjenis pohon yang termasuk jenis komersial adalah Litsea Firma (sangketen pakpak), Palaquium hexandrum (mayang Susu), Calluphilum fuccerinum (lintanggur), Payena Leerii (mayang batu), Altingea Excelsa (tulasan), Cinnamomum parthenoxylon Neissn (jambu-jambu), Castanopsis tungurrut A. DC. (kecing ndiket), Castanopsis sp. (kecing bunga), Schima wallichii (martelu) dan Toona Sureni (limperah). Beragamnya jumlah Famili yang didapatkan tiap lokasi mungkin disebabkan oleh kondisi lingkungan yang sangat khas pada hutan pegunungan. Di mana pada hutan ini terjadi perubahan faktor-faktor lingkungan seiring dengan meningkatnya ketinggian tempat, seperti keadaan tanahnya. Edwards et al, (1990), dalam Monk et al, (2000), menyatakan distribusi jenis-jenis tumbuhan menurut ketinggian tempat berkaitan dengan perubahan jenis tanah. Perubahan penting pada tanah karena perubahan ketinggian adalah penurunan pH, peningkatan karbon organik dan penurunan kedalaman perakaran. Variasi jumlah tersebut dapat juga disebabkan oleh kondisi iklim yang berubah seiring dengan naiknya ketinggian tempat. Jenis pepohonan yang tumbuh sangat miskin akan jenis tetapi kaya akan epifit. Pohon ini mempunyai satu stratum, dimana semakin tinggi dari permukaan air laut semakin rendahlah pohon-pohon yang dijumpai. Tinggi dan rendahnya jumlah spesies pada suatu hutan selain dipengaruhi oleh kondisi habitat dan faktor lingkungan juga tingkat gangguan baik dari hewan dan terutama akibat kegiatan manusia. Kegiatan manusia yang mengeksploitasi hutan dengan menebang pohon menyebabkan dampak yang tidak menguntungkan bagi kelestarian jenis, terutama apabila kemoditi yang ditebang seringkali terdiri atas jenis yang sudah langka. Stratifikasi Vegetasi Stratifikasi atau pelapisan tajuk merupakan susunan tumbuhan secara vertikal di dalam suatu komunitas tumbuhan atau ekosistem hutan. Tiap lapisan dalam stratifikasi itu disebut dengan stratum. Lapisan-lapisan ini dibedakan atas lapisan tajuk (kanopi) (A dan B) dan lapisan bawah (C dan D), kanopi merupakan atap hutan. Rata-rata ketinggiannya adalah 20 sampai 35 meter, tumbuh rapat, sehingga tajuknya saling bertautan membentuk kesinambungan dan menjadi atap hutan. Lapisan B dihuni oleh pohonpohon yang masih muda dan kecil. Ketinggian rata-rata 4 sampai 20 meter. Lapisan C dan D adalah lapisan semak dan lapisan penutup tanah (Hafild, 1984). Di
Hutan Pendidikan USU bentuk stratifikasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Stratifikasi Vegetasi di Hutan Pendidikan USU
Gambar 4 menyatakan bahwa di Hutan Pendidikan USU, stratifikasi vegetasinya tersusun atas stratum A, B, C, dan D. Stratum A disusun oleh 62 Individu, stratum B tersusun atas 416 individu, stratum C tersusun atas 2133 individu, dan stratum D tersusun oleh 164 individu dalam 2 Ha areal. Hal ini menjelaskan bahwa di Hutan ini masih banyak dijumpai pohon-pohon besar dan tinggi, namun yang paling banyak mendominasi adalah pohon-pohon muda dengan tinggi berkisar 20-30 m. Indriyanto (2006) menjelaskan bahwa adanya stratum ini dikarenakan persaingan antar tumbuhan serta sifat toleransi spesies pohon terhadap radiasi matahari. Selain itu stratum juga menunjukkan kelas umur dari masing-masing vegetasi penyusun hutan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari tidak seragamnya tajuk-tajuk pohon (stratum) di Hutan Pendidikan USU, atau dengan kata lain di hutan ini terdapat perbedaan kelas umur dari setiap vegetasi. Hal ini disebabkan karena pada hutan hujan tropik, faktor lingkungan berfluktuasi. Seperti yang umum dijumpai, pada tegakan hutan alam di hutan hujan tropik bahwa stratifikasi (pelapisan tajuk hutan) berkembang dengan baik sehingga hutan hujan tropik yang sempurna akan memiliki lima strata atau lapisan tajuk hutan, yaitu strata A, B, C, D dan E. Kondisi seperti ini mencerminkan tegakan hutan tidak seumur (Indriyanto, 2008). Gambar 2 menunjukkan Hutan Pendidikan USU hanya terdiri dari 4 stratum yaitu A, B, C, dan D. Hal ini dikarenakan pengamatan hanya dilakukan pada pohon dengan diameter ≥ 5 cm,sedangkan stratum E tersusun oleh spesies-spesies tumbuhan penutup tanah (ground cover) yang tingginya 0-1 m, sedangkan stratum A dibentuk oleh pepohonan yang tingginya lebih dari 30 m, stratum B dibentuk oleh pepohonan yang tingginya 20-30 m, stratum C dibentuk oleh pepohonan yang tingginya 4-20 m, dan stratum D dibentuk oleh spesies tumbuhan semak dan perdu yang tingginya 1-4 m. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah.Hutan Pendidikan USU memiliki 73 jenis pohon dari 31 Famili, dimana 5 Famili dengan
4
jenis pohon terbanyak adalah Lauraceae memiliki 9 spesies, Meliaceae 7 spesies, Myrtaceae 6 spesies, Fagaceae 5 spesies, dan Guttiferae, Moraceae, serta Sapotaceae masing-masing 4 spesies, dan stratifikasi hutan Pendidikan USU didominasi oleh stratum C yang disusun oleh 2133 individu dengan tinggi 4-20 m. Saran Disarankan agar dilakukan pemeliharaan, pengayaan dan pemanfaatan keragaman spesies pohon di hutan pendidikan USU agar lestari dan membeikan manfaat yangoptimal bagi dunia pendidikan serta masyarakat secara luas. Selain itu disarankan agar terus dilakukan penelitian lebih lanjut dalam rangka menggali potensi hayati di kawasan ini agar bisa dimanfaatkan dengan baik.
Tapanuli). Laporan No. 171 revisi. Bagian botani hutan. Lembaga Penelitian Hutan. Dirjen Kehutanan, Departeman Pertanian. Setiawan, A. 2012. Pemetaan Batas dan Potensi Alam Hutan Pendidikan Universitas Sumatera Utara di Kawasan Taman Hutan Raya Bukit Barisan Desa Tongkoh Kabupaten Karo. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan. Zulfan, S. Indarjo, Y. Aprilia, A. Yasin, Y. Budhiyanto, N. Tribuono, A. Rihady, N. Hanifah, G.T. Wulandari. 2011. Buku Literatur Potensi Flora di Taman Nasional Gunung Leuser. Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser. Medan.
DAFTAR PUSTAKA Arief, A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Kanisius. Yogyakarta. Hairiah, K., dan S. Rahayu. 2007. Pengukuran ‘karbon tersimpan’ di berbagai macam penggunaan lahan. Bogor. World Agroforestry Centre ICRAF, SEA Regional Office, University of Brawijaya, Unibraw. Bogor. Heyne K. 1950. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid IV. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kehutanan. Jakarta. Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kehutanan. Jakarta. Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid III. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kehutanan. Jakarta. Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara. Jakarta. .
. 2008. Pengantar Budidaya Hutan. Jakarta. Penerbit: PT Bumi Aksara.
Karo, Saringen. 2011. Potensi Karbon Tersimpan Pada Tegakan Di Taman Hutan Raya Bukit Barisan Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara. Tesis. Sekolah PascasarjanaUniversitas Sumatera Utara. Medan. Mandang, Y.I dan I.K.N. Pandit. 1997. Pedoman Identifikasi Jenis Kayu di Lapangan. Yayasan PROSEA. Bogor. Monk, K.A., Y, De Fretes., R.G.-Lilley. 2000. Ekologi Nusa Tenggara dan Maluku. Jakarta: Prenhallindo. Prawira, B.S.A. dan I.G.M. Tantra. 1973. Pengenalan Jenis-Jenis Pohon Penting (89 Jenis Pohon). Lembaga Penelitian Hutan. Bogor. Prawira, R.S.A., I.G.M. Tantra, Wasiat, Oetja, dan Momo. 1973. Daftar nama pohon-pohonan Sumatera Utara (Sumatera Timur dan
5