Reformasi Birokrasi Wujud Tanggung Jawab Negara Atas Hak Asasi Manusia Hesti Armiwulan Dosen tetap Fakultas Hukum Universitas Surabaya Wakil Ketua/Anggota Komnas HAM 2007-2012 Email:
[email protected] Abstract Accordance stipulated in Article 28 I Paragraf (4) of The Constitution of Republic of Indonesia Year 1945, that “Protection, promotion, law enforcement and fulfillment of Human Rights is the State responsibility as well as the Government. This Article should be interpreted as a constitutional obligation that must be actualized in the governance. To create the democratic governance and uphold human rights should be conducted the Bureaucratic reformation in human rights perspective. Key Word: Democracy, human right, reformation, Bureaucratic, government. Abstrak Sebagaimana ditentukan dalam Pasal 28 I Ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, bahwa “Perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah”. Ketentuan ini harus dimaknai sebagai kewajiban Konstitusional yang harus teraktualisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan guna terwujudnya pemerintahan yang demokratis dan menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM). Untuk memastikan seluruh aparatur pemerintah memahami hal tersebut maka harus dilakukan Reformasi birokrasi yang berperspektif HAM. Kata Kunci : Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Reformasi, Birokrasi, Pemerintahan. Pendahuluan
nya di era Pemerintahan Orde Baru (1966-1998) sampai dengan Era
Pembahasan mengenai reformasi
Reformasi yang telah berlangsung 1
birokrasi dalam perspektif hak asasi
(satu) dekade. Potret pemerintahan
manusia di Indonesia tidak mungkin
di Era Orde Baru merupakan gamba-
dapat dilepaskan dari babakan masa
ran yang dapat menjelaskan alasan
pemerintahan di Indonesia setidak-
digulirkannya tuntutan reformasi. 95
96
Rechtldee Jurnal Hukum, Vol. 8. No. 1, Juni 2013
Reformasi birokrasi harus dilihat
tis dan menghormati hak asasi manu-
sebagai salah satu bagian dari tujuan
sia. Bermula dari tuntutan tersebut
reformasi yang diharapkan. Refor-
maka reformasi tidak hanya dimak-
masi birokrasi merupakan salah satu
nai sebagai tuntutan perubahan saja,
dari agenda reformasi yang harus
namun istilah reformasi juga digu-
dilakukan untuk mewujudkan peme-
nakan sebagai nama untuk menun-
rintahan yang demokratis dan men-
jukkan suatu masa/era pemerintahan
junjung tinggi hak asasi manusia
di Indonesia menggantikan era sebe-
(HAM).
lumya yang dikenal dengan Orde
Istilah reformasi mulai menjadi wacana
dan
perbincangan
Baru. Babakan baru sistem Pemerin-
pada
tahan Indonesia yang disebut dengan
Tahun 1997 yaitu sejak digulirkan-
Era-Reformasi mulai berlangsung
nya tuntutan dari berbagai komponen
pada Tahun 1998.
bangsa Indonesia ketika terjadi krisis
Harus diakui bahwa keterpurukan
ekonomi bahkan krisis multi dimensi
Indonesia sehingga mengalami krisis
yang menyebabkan Indonesia me-
multi dimensi disebabkan karena
ngalami keterpurukan di semua
terlalu kuat dan dominannya peme-
sektor
rintahan
kehidupan
baik
politik,
Orde
Baru
(Executive
hukum, ekonomi, sosial, budaya
heavy). Sistem ketatanegaraan yang
maupun pertahanan dan keamanan.
berdasar pada Undang-Undang Da-
Reformasi
Besar
sar 1945 (UUD 1945) sebagai hu-
Bahasa Indonesia diartikan sebagai
kum yang tertinggi (Nugroho N,
perubahan
untuk
1985), dalam Konsensus Nasional
perbaikan (bidang sosial, politik atau
1966-1969 ditegaskan bahwa Peme-
agama) dalam suatu masyarakat atau
rintahan Orde Baru bertekad untuk
negara. Sesuai dengan definisi refor-
melaksanakan
masi, maka Gerakan yang dilakukan
Undang-Undang Dasar 1945 secara
oleh rakyat Indonesia pada Tahun
murni dan konsekuen, ternyata digu-
1997 menuntut pergantian dan peru-
nakan sebagai alat untuk memperta-
bahan pemerintahan Orde Baru yang
hankan dan melanggengkan kekua-
otoriter menuju terbentuknya tata
saan. Sistem chek and balances tidak
perintahan baru yang lebih demokra-
berfungsi sebagaimana yang di-
dalam secara
Kamus drastis
Pancasila
dan
97
Hesti Armiwulan : Reformasi Birokrasi Wujud Tanggung Jawab Negara.....
amanatkan dalam UUD 1945 karena
yang telah dijamin dan diatur dalam
Majelis permusyawaratan Rakyat
UUD 1945. Pembangunan yang
(MPR) maupun Dewan Perwakilan
tidak merata dan diskriminatif di
Rakyat (DPR) didominasi oleh partai
daerah terjadi karena kebijakan yang
politik dan figur-figur yang mono
sentralistik sebagaimana diatur da-
loyalistik. Misalnya Golongan Karya
lam Undang-Undang Nomor 5 tahun
sebagai organisasi politik pemenang
1974. Kondisi birokrasi yang tidak
Pemilihan Umum memiliki keang-
kondusif juga bisa dicermati dari
gotaan dari tiga jalur yaitu TNI,
jajaran Eksekutif mulai dari Men-
Beringin (Pegawai Negeri Sipil) dan
teri-Menteri sebagai pembantu Presi-
golkar (masyarakat). Keberadaan
den sampai dengan aparatur pemer-
Golongan Karya mendapat legitimisi
intah di daerah juga dikondisikan
dalam Undang-Undang tentang Par-
monoloyalitas pada golongan ter-
tai Politik dan Golongan Karya.
tentu. Undang-Undang Nomor 8
Adapun Presiden Soeharto adalah
Tahun 1974 tentang Kepegawaian
Pembina dari Golongan Karya terse-
menentukan bahwa seluruh Pegawai
but.
negari Sipil (PNS) berkewajiban
Kekuasaan
sebagai
untuk loyal pada Pemerintah melalui
kehakiman
sebuah wadah tunggal yaitu Korpri
yang mandiri dan bebas dari inter-
sebagai mekanisme pembinaan yang
vensi siapapun, ternyata juga tidak
muaranya
dapat
Umum, semua PNS diarahkan untuk
pemegang
Yudisiel
kekuasaan
melaksanakan
fungsinya
pada
dengan baik karena semua urusan
memilih
administratif,
mempertahankan
keuangan,
maupun
saat
Golongan
Pemilihan Karya.untuk
kekuasaan.
Hal
pengangkatan dan pemberhentian
tersebut ditandai dengan dibentuk-
hakim tidak dilakukan oleh Mahka-
nya organisasi Korpri sebagai wadah
mah Agung, melainkan ditentukan
tunggal bagi PNS, PGRi sebagai
oleh Presiden melalui Departemen
wadah bagi guru-guru. Lambang dari
Kehakiman. Begitu juga penegakan
organisasi-organisasi tersebut adalah
hukum yang cenderung represif
beringin yang tidak lain merupakan
mengakibatkan tidak terlindunginya
lambang dari Golongan Karya (Gol-
hak-hak warga negara sebagaimana
kar). Akibatnya potret birokrasi yang
98
Rechtldee Jurnal Hukum, Vol. 8. No. 1, Juni 2013
buruk, tidak profesional dan praktek
maka di Era Reformasi penyelengga-
korupsi,
nepotisme
ra Pemilu adalah Komisi Pemilihan
(KKN) terjadi di semua bidang dan
Umum( KPU) yang untuk pertama
sektor.
kalinya anggota KPU berasal dari
kolusi
dan
Sejak Tahun 1998 yaitu di Era
Partai Politik. Di bidang hukum
Reformasi harus diakui adanya ber-
terjadi
bagai upaya perubahan yang cukup
signifikan terhadap sistem ketatane-
signifikan, seperti reformasi bidang
garaan Indonesia sebagai konsekuen-
politik, hukum, ekonomi, pertahanan
si dari Perubahan Undang-Undang
dan keamanan. Perubahan yang
Dasar 1945. Reformasi mengenai
cukup mendasar di awal Era-Refor-
Susunan dan Kedudukan Lemba-
masi adalah di bidang politik, terjadi
ga-lembaga negara seperti MPR,
perubahan sistem kepartaian yang
DPR, Presiden, BPK, MA serta pem-
semula hanya mengenal dua Partai
bentukan lembaga negara yang baru
Politik dan satu Golongan Karya,
seperti DPD, Mahkamah Konstitusi,
menjadi sistem multi partai yang
dan Komisi Yudisiil, termasuk juga
pada prinsipnya memberikan pelu-
pembentukan
ang seluas-luasnya kepada warga
untuk mengawal perbaikan institu-
negara Indonesia untuk membentuk
sional seperti Komisi Nasional Hak
Partai Politik sesuai dengan syarat-
Asasi Manusia, Komisi Pemberan-
syarat yang diatur dalam Undang-
tasan Korupsi, Komisi Perlindungan
Undang. Dengan adanya sistem
Anak, Ombudsman, Lembaga Per-
multi partai tersebut maka konse-
lindungan saksi dan Korban, Komisi
kuensinya yang menjadi peserta
Kejaksaan, Komisi Kepolisian, Ko-
pemilihan umum (Pemilu) yaitu
misi Penghapusan Kekerasan terha-
seluruh Partai Politik yang meme-
dap Perempuan dan lain-lain. Seba-
nuhi persyaratan sebagai peserta
gaimana diketahui bahwa Komisi
Pemilihan Umum. Perubahan lain
Nasional Hak Asasi Manusia (Kom-
yang cukup drastis di bidang politik
nas HAM) dibentuk pada Tahun
adalah berkaitan dengan penyeleng-
1993 yaitu masa pemerintahan Orde
gara Pemilu yang semula adalah
Baru berdasarkan Keputusan Presi-
Presiden sebagai mandataris MPR
den (KepPres) Nomor 51 Tahun
perubahan
yang
lembaga
cukup
auxiliare
99
Hesti Armiwulan : Reformasi Birokrasi Wujud Tanggung Jawab Negara.....
1993. Dasar pembentukan Komnas
manusia. Hal ini dibuktikan dengan
HAM dengan KepPres tersebut
menjadikan Hak Asasi Manusia
menuai kritik dari berbagai pihak
sebagai
karena hal itu sangat berpengaruh
diatur dalam UUD Negara RI tahun
pada independensi Komnas HAM.
1945. Bahkan kalau memperhatikan
Solusi
eksistensi
perubahan yang dilakukan di bidang
Komnas HAM terselesaikan melalui
politik dan hukum tersebut di atas di
momentum gerakan Reformasi Ta-
satu sisi merupakan perwujudan dari
hun 1998. Berdasarkan Ketetapan
penegasan Indonesia sebagai negara
MPR Nomor XVII/MPR/1998 di-
demokrasi dan negara hukum. Di sisi
amanatkan pembentukan Komnas
yang lain apabila dilihat dari pers-
HAM
pektif hak asasi manusia, sesung-
dari
masalah
melalui
Undang-Undang.
hak
konstitusonal
yang
Adapun Undang-Undang dimaksud
guhnya
adalah Undang-Undang Nomor 39
koreksi terhadap praktek pemerin-
Tahun 1999 tentang Hak Asasi
tahan yang otoriter pada masa
Manusia yang didalamnya mengatur
Pemerintahan
juga mengenai Komnas HAM.
menyebabkan hak-hak rakyat se-
merupakan
wujud
Orde
Baru
dari
yang
Selain itu pembangunan di bidang
bagai pemegang kedaulatan tertinggi
hukum juga dapat dicermati dari
tidak terpenuhi sehingga pelangga-
reformasi lembaga penegak hukum
ran hak asasi manusia terjadi di ranah
berkaitan dengan kedudukan Mahka-
hak sipil dan politik maupun di ranah
mah Agung sebagai lembaga Yudisi-
hak ekonomi, sosial dan budaya.
el pemegang kekuasaan kehakiman
Melalui reformasi bidang politik dan
yang bebas dari intervensi siapapun
hukum diharapkan semua hak warga
dengan menyerahkan seluruh kewe-
negara yang telah dijamin oleh UUD
nangan yang semula dilakukan oleh
Negara RI Tahun 1945 dan peraturan
Depertemen
perundang-undangan benar-benar di-
Kehakiman
kepada
Mahkamah Agung. Hal lain yang juga perlu diapresi-
jamin pemenuhannya tanpa ada diskriminasi
atas
dasar
apapun.
asi di Era Reformasi adalah komit-
Melalui reformasi bidang politik dan
men Indonesia untuk menghormati
hukum diharapkan setiap orang
dan menjunjung tinggi hak asasi
dapat
menikmati kebebasan dan
100 keadilan
Rechtldee Jurnal Hukum, Vol. 8. No. 1, Juni 2013
sekaligus
memperoleh
Indonesia, maka pemerintahan di era
perlindungan dari tindakan kese-
Reformasi harus dapat menjamin
wenang-wenangan penguasa. Di-
terwujudnya Tujuan Nasional seba-
harapkan pembangunan bidang poli-
gaimana yang ditegaskan dalam
tik dan hukum benar-benar sesuai
Pembukaan UUD Negara RI Tahun
dengan tujuan reformasi yaitu untuk
1945 yaitu melindungi segenap
mewujudkan
yang
rakyat Indonesia, memajukan kese-
demokratis dan menjunjung tinggi
jahteraan umum, mencerdaskan ke-
hak asasi manusia.
hidupan bangsa dan ikut melak-
pemerintahan
Ditinjau dari perspektif Hak asasi manusia
maka
reformasi
sanakan ketertiban dunia.
harus
Berdasarkan pada uraian-uraian
dilihat dalam kerangka penyelengga-
di atas maka reformasi dalam pers-
raan Negara secara umum yang tidak
pektif hak asasi manusia harus
hanya mampu menjamin penghor-
dimaknai sebagai perubahan men-
matan, perlindungan dan pemenuhan
dasar dalam kerangka penyelengga-
hak sipil dan politik saja melainkan
raan negara yang menjunjung tinggi
juga menjamin terpenuhinya hak
nilai-nilai hak asasi manusia, men-
ekonomi, sosial dan budaya secara
cakup di dalamnya penguatan ma-
paralel dan dalam posisi yang
syarakat sipil (civil society), supre-
sama-sama penting. Pemerintahan
masi hukum, strategi pembangunan
Era Reformasi, di satu sisi harus
ekonomi dan pembangunan politik
mampu menjamin setiap orang mem-
yang saling terkait dan mempe-
punyai kedudukan yang sama dan
ngaruhi. Reformasi bidang politik,
dapat menikmati kebebasan serta
hukum, ekonomi, pertahanan dan
memperoleh perlindungan dari kese-
keamanan harus dibangun dalam
wenang-wenangan penguasa. Di sisi
sinergitas yang saling berkaitan
yang lain, Pemerintah juga harus
antara demokrasi, hak asasi manusia
mampu menjamin terwujudnya kese-
dan pembangunan.
jahteraan yang semakin baik yang dapat dinikmati oleh seluruh rakyat
Permasalahan
Indonesia. Dengan kata lain, dalam kerangka penyelenggaraan Negara
Agar seluruh rakyat Indonesia
Hesti Armiwulan : Reformasi Birokrasi Wujud Tanggung Jawab Negara.....
101
sebagai pemegang kedaulatan dapat
birokrasi pemerintahan di pusat
menikmati hak sipil dan politik serta
maupun daerah harus dilakukan agar
hak ekonomi, sosial dan budaya
bisa berjalan efektif dan efisien serta
sebagaimana yang dijamin oleh
transparan. Dengan kata lain, kuali-
UUD Negara RI tahun 1945 maka
tas birokrasi sangat menentukan
penyelenggara negara terutama Pe-
kualitas penghormatan, perlindungan
merintah bertanggung jawab untuk
dan pemenuhan hak asasi manusia.
melakukan berbagai upaya untuk memastikan dan menjamin penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak tersebut. Hal ini berarti bahwa reformasi birokrasi juga menjadi hal penting yang harus dilakukan karena bagaimanapun salah satu penyebab kondisi yang carut marut di Indonesia adalah disebabkan birokrasi yang kurang profesional. Sebagaimana diketahui bahwa untuk memastikan agenda reformasi terwujud sesuai dengan kehendak seluruh komponen bangsa Indonesia, maka penguatan sangat
kapasitas
penting
untuk
Pemerintah mendapat
perhatian. Lembaga eksekutif atau Pemerintah yang dalam hal ini adalah Presiden dengan seluruh jajaran birokrasinya, baik di Pusat maupun di daerah mempunyai tanggung jawab dan kewajiban terhadap jalannya pemerintahan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Oleh karena itu, evaluasi dan penataan
Pembahasan Hak Asasi Manusia dan Relevansinya dengan Good Governance, Pembangunan dan Reformasi Birokrasi Secara konseptual Hak Asasi Manusia
(HAM)
dan
reformasi
birokrasi sebetulnya memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Di satu sisi, gerakan HAM merupakan perlawanan rakyat terhadap tindakan yang sewenang-wenang
dari
penguasa
yang dapat menyebabkan rakyat sengsara/menderita. Gerakan HAM menentang kekuasaan yang absolut dan memberi jaminan diakuinya kebebasan individu. Konsep HAM merupakan konsep normative yang melibatkan gagasan dan nilai tentang bagaimana Negara menjamin hakhak individu. Konsep tentang HAM pada hakikatnya dimaksudkan untuk menunjukkan hubungan antara manusia dengan negara yaitu konsep tentang hak manusia atau kelompok
102
Rechtldee Jurnal Hukum, Vol. 8. No. 1, Juni 2013
manusia berhadapan dengan kewa-
kemajuan dalam penghargaan dan
jiban negara untuk menghormati,
penghormatan umum terhadap HAM
melindungi, dan memenuhi hak
dan
tersebut. Hak Asasi Manusia adalah
(Hafid Abbas , 2006 : 10). Bahkan
suatu cara untuk mencapai tujuan
dalam Piagam PBB, Pasal 1 dan
martabat manusia Di sisi yang lain,
Pasal 55 ditentukan bahwa PBB
reformasi birokrasi adalah salah satu
mewajibkan kepada seluruh negara
upaya untuk mewujudkan Good
bertanggung jawab untuk mematuhi
Governance yang dilaksanakan seba-
standar-standar
gai bagian integral dari pelaksanaan
dalam DUHAM tersebut. Deklarasi
pembangunan. Hak atas pembangu-
ini merupakan “komitmen moral”
nan adalah hak asasi manusia, begitu
pada perlindungan HAM oleh karena
pula good governance dalam konteks
itu DUHAM digunakan sebagai
Reformasi di Indonesia tidak lain
acuan oleh berbagai negara bahkan
dimaksudkan untuk mewujudkan
dalam terminologi hukum interna-
tatanan pemerintahan yang menjun-
sional
jung tinggi demokrasi dan hak asasi
DUHAM merupakan hukum kebia-
manusia.
saan Internasional sehingga bersifat
kebebasan-kebebasan
dapat
yang
dasar
terkandung
dikatakan
bahwa
Gerakan HAM mencapai titik
mengikat semua negara (Hans-Otto
yang gemilang pada saat Perserika-
Sano, Gudmundur Alfredsson (Ed),
tan Bangsa-Bangsa (PBB) mem-
2003 : 22). Secara berturut-turut
proklamasikan Universal Declara-
substansi DUHAM mengatur me-
tion of Human Rights pada tanggal
ngenai hakikat HAM, prinsip-prinsip
10 Desember 1948. Sebagaimana
HAM, Hak-hak dan Kebebasan
ditegaskan dalam bagian Mukadi-
dasar manusia yang harus dijamin
mah Deklarasi Universal HAM
perlindungan dan pemenuhannya
tersebut bahwa Deklarasi Universal
seperti hak sipil dan politik serta hak
HAM (DUHAM) dimaksud sebagai
ekonomi, sosial dan budaya, selain
pedoman sekaligus merupakan stan-
itu DUHAM juga mengatur tentang
dar umum yang bersifat universal
adanya
bagi semua bangsa dan semua negara
HAM. Dalam DUHAM setidaknya
yang telah berjanji untuk mencapai
ditegaskan bahwa pada hakekatnya
pembatasan-pembatasan
103
Hesti Armiwulan : Reformasi Birokrasi Wujud Tanggung Jawab Negara.....
setiap orang mempunyai harkat dan
(CEDAW) dan lainnya. Dalam ber-
martabat yang sama, dikaruniai akal
bagai teori maupun dalam konsep
dan hati nurani yang secara kodrati
HAM menjelaskan bahwa Negara
melekat pada hakekat dan kebe-
terutama Pemerintah adalah pihak
radaannya sebagai manusia. Mencer-
yang mempunyai kewajiban menja-
mati hakikat HAM tersebut mene-
min penghormatan, perlindungan,
gaskan mengenai prinsip kesetaraan
maupun pemenuhan hak-hak dan
dan anti diskriminasi sebagai ciri
kebebasan dasar manusia.
khas dominan HAM. Pada prin-
Dalam dinamika HAM yaitu pada
sipnya setiap orang harus mendapat-
Tahun 1978 hak atas pembangunan
kan
yang
ditegaskan sebagai salah satu hak
setara, memiliki kedudukan yang
asasi yang fundamental yang pada
sama di hadapan hukum, mempunyai
hakikatnya telah dijamin dalam
kesetaraan
memperoleh
Piagam PBB dan juga instrumen
pelayanan umum serta kesetaraan
HAM internasional seperti Deklarasi
dalam
kesempatan
Umum Hak Asasi Manusia, Kovenan
maupun akses atas pendidikan, kese-
Internasional tentang Hak-Hak Sipil
hatan, dan lain-lain. Begitu pula
dan Politik, dan Kovenan Internasi-
mengenai prinsip tentang larangan
onal tentang Hak-Hak Ekonomi,
adanya diskriminasi dalam pelaksa-
Sosial, dan Budaya. Bahkan hak atas
naan hak selalu tercantum dalam
pembangunan tersebut secara khusus
semua instrumen HAM termasuk
mendapat perhatian dari PBB dengan
larangan diskriminasi berdasarkan
diproklamasikannya Deklarasi Hak
jenis kelamin, ras, etnis, bahasa,
Atas Pembangunan. Deklarasi ini
keyakinan atau agama. Hal tersebut
diterima oleh Majelis Umum PBB
juga diatur dalam The International
berdasarkan
Covenan Civil and Political Rights
41/128, 4 Desember 1986. Deklarasi
(ICCPR), The International on Eco-
ini menyatakan dengan tegas bahwa
nomic, Social and Culture Rights
hak atas pembangunan adalah hak
(ICESCR), The International Con-
yang tidak dapat dicabut (an inalien-
vention on The Elimination all form
able right) dengan dasar bahwa
Discrimination
setiap individu dan seluruh umat
perlindungan
dalam
memperoleh
hukum
Against
Women
pada
Resolusi
No.
104
Rechtldee Jurnal Hukum, Vol. 8. No. 1, Juni 2013
manusia memiliki hak untuk berpar-
pembangunan yang berkelanjutan,
tisipasi, berkontribusi, dan menik-
berjanji untuk memerangi kemis-
mati pembangunan ekonomi, sosial,
kinan, meningkatkan pekerjaan se-
budaya, dan politik. Perhatian ba-
cara penuh dan produktif, serta mem-
nyak negara terhadap hak atas pem-
bantu mencapai perkembangan inte-
bangunan
dicermati
grasi sosial yang stabil, aman, dan
dalam Deklarasi Bangkok yang
berkeadilan sosial untuk semua.
diterima oleh Negara-Negara Asia
Sebagai konsekuensi dari hak yang
pada bulan April 1993 yang antara
tak bisa dicabut (an inalienable
lain mempertegas bahwa hak atas
right), pembangunan harus bisa ter-
pembangunan adalah hak asasi.
penuhi dan dinikmati oleh seluruh
Begitu pula dengan Deklarasi Wina
masyarakat. Pembangunan seharus-
dan Program Aksi (Vienna Declara-
nya menjamin pemenuhan terhadap
tion and Programme of Action) tahun
unsur-unsur
1993 yang selain menegaskan kem-
secara nyata, seperti hak atas pangan,
bali bahwa HAM bersifat universal,
kesehatan, partisipasi politik dan lain
tidak terpisah (indivisible), saling
sebagainya. Hak atas pembangunan
tergantung (interdependen), saling
sudah seharusnya memberikan ruang
berhubungan (interrelated), tidak
yang luas bagi rakyat untuk berparti-
berpihak (non-selectivity) dan mem-
sipasi, berkontribusi dan menikmati
pertahankan obyektivitas (objectivi-
hasil pembangunan dalam segala
ty), Deklarasi ini juga menegaskan
aspek yang mendukung terhadap
kembali tentang keberadaan hak atas
pemenuhan nilai-nilai penghormatan
pembangunan. Hak atas pembangu-
dan pemajuan hak asasi manusia,
nan ini pun dinyatakan kembali pada
baik hak sipil dan politik maupun
tahun 1995 dalam Deklarasi Copen-
hak ekonomi, sosial, dan budaya.
dapat
juga
hak
asasi
manusia
hagen, yang menegaskan hubungan
Sedangkan konsep Good Gover-
antara hak asasi manusia dan pemba-
nance adalah mengacu kepada tugas
ngunan. Melalui konsensus barunya,
dalam menjalankan roda pemerintah-
Deklarasi Copenhagen menyatakan
an atau organisasi. Good governance
bahwa masyarakat harus ditempat-
dapat dipandang sebagai standar
kan sebagai pusat perhatian untuk
umum bagi tata pemerintahan demo-
105
Hesti Armiwulan : Reformasi Birokrasi Wujud Tanggung Jawab Negara.....
kratis dan penyelenggaraan kekua-
dua aspek, yaitu pertama, aspek poli-
saan. Konsep good governance ini
tik yang berkaitan dengan isu legiti-
muncul sebagai reaksi keprihatinan
masi, kebertanggapan dan akuntabi-
kepada negara yang melakukan
litas dan kedua, aspek teknis yang
penyalahgunaan,
dan
berkaitan dengan manajemen sektor
patrimonial.
publik, peningkatan kapasitas Nega-
Konsep ini muncul sebagai agenda
ra, efisiensi dan efektivitas. Jika
pembangunan yang mulai digagas
dilihat dari kedua aspek tersebut,
pada awal tahun 1980 (R. Herlam-
maka
bang, 2007 : 14).
Hal ini berarti
penyelenggaraan pemerintahan ha-
bahwa konsep good governance
rus semakin berpusat pada ma-
berkaitan dengan kompetensi Negara
syarakat
dan sekaligus peranan dan tanggung
proses. Akuntabilitas
jawab Negara dalam pembangunan
hanya berhubungan dengan sumber
(Hans-Otto
daya dan manajemen sektor publik
menguatnya
inefisiensi
negara
Sano,
Gudmundur
Alfredsson (Ed), 2003 : 2-6).
good
dan
governance
dalam
berorientasi tidak
pada lagi
melainkan juga harus mencerminkan
Tata pemerintahan disini berarti
gagasan pluralisme, isu-isu desen-
cara menggunakan kekuasaan dalam
tralisasi, perwakilan dan legitimasi,
mengelola sumber daya ekonomi dan
serta tujuan dan partisipasi. Good
sosial suatu Negara untuk pemba-
governance sebagaimana yang telah
ngunan. Pengalaman dari lembaga
digambarkan di atas, prinsipnya me-
keuangan internasional seperti World
rupakan
Bank atau negara donor menilai
yang dapat diperkirakan, member-
bahwa untuk keberhasilan pertumbu-
dayakan
han ekonomi yang berkelanjutan
dengan etos professional, pemerintah
isunya
dan
yang akuntabel atas tindakan yang
akuntabilitas. Dalam hal ini diperlu-
dilakukan, masyarakat sipil yang
kan penguatan kapasitas badan-
kuat dengan kesadaran partisipatif
badan penting pemerintah, efisiensi
yang tinggi serta tunduk pada kori-
dan efektivitas serta manajemen
dor rule of law (Hans-Otto Sano,
sektor publik. Menurut World Bank,
Gudmundur Alfredsson (Ed), 2003:
konsep good governance memiliki
77). Hal tersebut berarti bahwa untuk
adalah
transparansi
proses-proses dan
terbuka,
kebijakan birokrasi
106
Rechtldee Jurnal Hukum, Vol. 8. No. 1, Juni 2013
mewujudkan good governance salah
transparan dan akuntabel berarti erat
satu syarat yang harus dilakukan
kaitannya
adalah melakukan reformasi birokra-
HAM yaitu kebebasan dan kese-
si. Reformasi birokrasi dilakukan
taraan. Agar
melalui reformasi layanan umum dan
terlaksana dengan baik maka semua
peningkatan kapasitas yang mene-
warga Negara harus dijamin kebe-
kankan pada perubahan birokrasi
basannya untuk berpendapat, berse-
yang berkaitan dengan sikap dan
rikat dan berkumpul maupun kebe-
struktural dengan tujuan terwujud-
basan memperoleh informasi. Begitu
nya suatu birokrasi yang penekanan-
pula dalam upaya melaksanakan
nya pada penyampaian layanan
akuntabilitas maka standar-standar
sesuai dengan apa yang dibutuhkan,
yang mensyaratkan kesetaraan untuk
sehingga penghargaan dan sanksi
mengakses semua layanan publik,
mencerminkan kinerja dan prestasi.
peradilan yang mandiri dan tidak
dengan
prinsip-prinsip
transparansi
dapat
Mencermati konsep good gover-
memihak, pengadilan yang fair,
nance termasuk di dalamnya refor-
penegakan hukum yang tidak tebang
masi birokrasi dalam berbagai doku-
pilih menjadi suatu keharusan. Un-
men sebagaimana dikemukan oleh
tuk dapat mewujudkan akuntabilitas,
Bank Dunia maupun UNDP secara
masyarakat sipil dan mereka yang
eksplisit memang belum menunjuk-
berkaitan harus memiliki informasi
kan adanya korelasi yang tegas
lengkap dan terbuka tentang kegia-
antara good governance dengan
tan-kegiatan yang dilakukan oleh
HAM. Good Governance merupakan
negara dan sumber daya yang dialo-
konsep manajerial yang bertujuan
kasikan untuk kegiatan-kegiatan itu.
untuk
pembangunan
Transparansi diperlukan pertama dan
yang berkelanjutan. Dalam praktik
terutama untuk kepentingan pendu-
pembangunan, memang HAM tidak
duknya sendiri. Transparansi diper-
dianggap sebagai bagian integral dari
lukan untuk meningkatkan dan men-
good governance. Namun dari uraian
jamin terciptanya transparansi inter-
di atas yang menjelaskan mengenai
nal, dan diperlukan juga masyarakat
konsep good governance sebagai tata
internasional dalam hubungannya
pemerintahan
dengan badan-badan hak asasi manu-
memajukan
yang
demokratis,
107
Hesti Armiwulan : Reformasi Birokrasi Wujud Tanggung Jawab Negara.....
sia internasional yang memantau
ber daya yang tersedia secara tepat
kepatuhan negara terhadap pelaksa-
dibutuhkan transparansi keuangan.
naan kewajiban menurut perjanjian
Korupsi contoh kongkrit perbuatan
internasional hak asasi manusia.
yang akan mengurangi sumber daya
Dalam perspektif hak asasi manusia,
yang tersedia, oleh karena itu, korup-
Good governance harus diuji teruta-
si yang dilakukan oleh penyelengga-
ma berkenaan dengan kemampuan-
ra negara, pemerintah atau para
nya menjamin bahwa seluruh hak
birokrat disebut sebagai pelanggaran
asasi manusia dapat dinikmati oleh
langsung terhadap HAM. Dalam
semua orang yang berada dalam
Kovenan tersebut juga ditentukan
yuridiksi negara. Negara memiliki
bahwa Komisi menyerukan negara
kewajiban untuk melaksanakan hak
untuk mengambil tindakan-tindakan
asasi manusia. Artinya tata pemerin-
hukum, administratif dan politis
tahan harus dikonstruksikan untuk
terhadap tindak korupsi, menyingkap
mencapai perwujudan hak asasi
dan menghukum semua orang yang
manusia yang optimal bagi semua
terlibat dalam tindak korupsi yang
orang.
dilakukan oleh pejabat Negara.
Ditinjau
dari
HAM,
Seperti disebutkan di atas, dalam
akuntabilitas dan transparansi keua-
konteks pembangunan, Good Gover-
ngan juga menjadi syarat dalam
nance merupakan konsep manajerial
pembentukan kelembagaan. Ditentu-
yang bertujuan untuk memajukan
kan dalam Pasal 2 Kovenan Interna-
pembangunan yang berkelanjutan.
sional tentang Hak Ekonomi Sosial
Oleh karena itu, tidak berlebihan
dan
apabila pembangunan yang ideal
Budaya
Negara
standar
(ICESCR),
wajib
lang-
seharusnya
dapat
yang sungguh-sungguh didedikasi-
menggunakan
kan sebagai proses menuju perbaikan
sumber daya yang tersedia untuk
masyarakat secara kultural maupun
melaksanakan hak ekonomi, sosial
struktural. Pembangunan haruslah
dan budaya yang diatur dalam Kove-
dilaksanakan
nan tersebut (progressif realization).
HAM. Dalam perspektif hak asasi
Untuk mengetahui penggunaan sum-
manusia
kah-langkah dilakukan
mengambil
bahwa
sejauh dengan
yang
adalah
pembangunan
dengan
pembangunan
pendekatan dimaknai
108
Rechtldee Jurnal Hukum, Vol. 8. No. 1, Juni 2013
sebagai “berpusat pada manusia, partisipatif,
memperhatikan
Pembangunan berwawasan hak
lingkungan”.(http://www.unhchr.ch/
asasi manusia memunculkan suatu
development/approaches-02.html).
koreksi atas hubungan antara hak
Meskipun pertumbuhan ekonomi
asasi manusia dengan pembangunan.
tetap dibutuhkan, akan tetapi proses
Di sini, pembangunan dan hak asasi
pembangunan juga harus menjamin
manusia saling berkait dan tidak
distribusi yang merata, peningkatan
berada dalam posisi yang berlawa-
kemampuan manusia dan ditujukan
nan. Tidak pula ada dikotomi antara
untuk memperbanyak pilihan-pilihan
hak ekonomi, sosial, budaya dengan
bagi mereka (http://www.unhchr.ch/
hak sipil politik. Program Aksi dan
development/approaches-02.html.
Deklarasi Wina menyatakan keter-
Pembangunan dilihat sebagai suatu
kaitan antara hak asasi manusia dan
proses ekonomi, sosial, budaya dan
pembangunan yang dalam hal ini
politik yang komprehensif. Obyek
juga dikaitkan dengan demokrasi:
pembangunan adalah kemajuan yang
“Demokrasi,
terus menerus pada kesejahteraan
penghormatan terhadap hak asasi
dari segenap penduduk dan individu
manusia dan kebebasan asasi saling
yang didasarkan pada partisipasi
bergantung dan saling memperkuat
bebas, aktif dan berarti dari mereka
….”. (Deklarasi dan Program Aksi
dalam proses pembangunan. Pende-
Wina, 1993 : paragraf 8). Penegasan
katan hak asasi manusia dalam pem-
keterkaitan antara hak asasi manusia
bangunan dengan demikian integra-
dan pembangunan itu menegaskan
ted dan multidisiplin. Pendekatan
bahwa dalam proses pembangunan
pembangunan berbasis hak asasi
tidak boleh ada trade-off dimana hak
manusia (rights-base approach to
asasi manusia dikorbankan untuk
development): proses pembangunan
pembangunan.
pada
dan
development/approaches-02.html).
dasarnya
harus
pembangunan
serta
menginte-
Pembangunan manusia juga me-
grasikan norma, standar dan instru-
mandang hak ekonomi, sosial dan
men hak asasi manusia ke dalam
budaya dan hak sipil dan politik
rencana, kebijakan dan proses pem-
sama penting. Kutipan dari Human
bangunan.”.(http://www.unhchr.ch/
Development Report 2000 menya-
109
Hesti Armiwulan : Reformasi Birokrasi Wujud Tanggung Jawab Negara.....
takan bahwa “Konsepsi pembangu-
lopment/docs/al ston.doc
nan manusia yang memadai tidak
Pembangunan berbasis hak asasi
dapat menyangkal pentingnya kebe-
manusia mengandung elemen-ele-
basan politik dan kebebasan demo-
men dasar yang harus menjadi
kratis. Oleh karena memang kebe-
landasan :
basan demokratis dan kebebasan
a. menyatakan secara jelas kaitan
sipil adalah hal yang sangat penting
antara hak asasi manusia dan
untuk peningkatan kemampuan rak-
pembangunan;
yat miskin….”. (Human Development Report, 2000:.20. dan Alston, http://www.ohchr.org/english/issues/millenium-development/docs/
b. menjamin
pertanggungjawaban
(accountability); c. merupakan proses yang memberdayakan,
alston.doc.). Analisis yang diambil
d. menjamin adanya partisipasi,
dari Human Development Report
e. dan memberi perhatian pada
2000 juga menyatakan bahwa dua
kelompok khusus serta tidak
jenis hak itu saling berkaitan dan
diskriminatif
saling menguatkan yang dapat men-
hchr.ch/development/approa-
ciptakan sinergi bagi mereka yang
ches-04.html)
miskin untuk mendapatkan hak-hak
Elemen-elemen itu menjadikan
mereka
sekaligus
(http://www.un-
meningkatkan
pembangunan berwawasan hak asasi
kemampuan mereka serta menjauh-
manusia lebih effektif, lebih berke-
kan mereka dari kemiskinan. Kedua,
lanjutan, lebih rasional dan menjan-
standar hidup yang baik, kecukupan
jikan sebuah proses pembangunan
gizi, kesehatan dan capaian ekono-
yang lebih sejati (http://www.un-
mis dan sosial lainnya bukanlah
hchr.ch/development/approches-
hanya tujuan pembangunan namun
07.html,) Berbagai elemen-elemen
pada hakikatnya adalah hak asasi
di atas juga memberi pembedaan
manusia yang menjadi bagian dari
yang sangat mendasar pada proses
kebebasan dan martabat manusia
pembangunan yang kemudian men-
(Human Development Report, 2000 :
jadi sejalan dengan pembangunan
20. Dan Alston, http://www.ohchr.
manusia. Elemen akuntabilitas teru-
org/english/issues/milleniumdeve-
tama harus digarisbawahi membuat
110
Rechtldee Jurnal Hukum, Vol. 8. No. 1, Juni 2013
cara pandang dan analisa yang berbeda pada proses pembangunan manusia karena mengaitkannya dengan konsep pemegang hak dan pemangku kewajiban dan telah mengubah analisa pembangunan manusia. Dalam hal ini kemudian memperkaya strategi, tindakan dan upaya yang harus dilakukan oleh pemangku kewajiban untuk memenuhi hak asasi manusia yang pada akhirnya adalah untuk mencapai pembangunan manusia (Human Development Report, 2000:21). Fakta-fakta yuridis tersebut menunjukkan
bahwa
Pembangunan,
Good Governance dan HAM mempunyai relasi yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Dalam konteks ini sangat tepat apabila Pembangunan, Good governance dan hak asasi manusia diposisikan sebagai hal yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Walaupun di sisi lain harus diakui
juga
bahwa
bagaimana
pemerintahan mengkaitkan antara pembangunan dengan HAM sangat bergantung kepada bagaimana cara mendefinisikan good governance dalam konteks pembangunan dengan HAM.
Tanggung Jawab Pemerintah dalam Penghormatan, Perlindungan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia melalui Reformasi Birokrasi. Komitmen
Negara
Republik
Indonesia untuk menghormati dan menjunjung
tinggi
HAM
telah
ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD Negara RI Tahun 1945). Selain diatur mengenai HAM sebagai hak konstitusional bagi setiap orang, penduduk dan Warga Negara Indonesia, UUD Negara RI Tahun 1945, ditentukan dalam Pasal 28 I Ayat (4) juga menegaskan mengenai kewajiban/tanggung jawab konstitusional
yang
diamanatkan
kepada penyelenggara Negara terutama Pemerintah untuk menghormati, melindungi, memajukan, menegakkan dan memenuhi HAM. Kewajiban Pemerintah dalam pemajuan, perlindungan dan pemenuhan HAM juga bisa dilihat dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999, sebagai berikut : a. Pasal 8 : Perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan HAM terutama menjadi tanggung jawab Pemerintah.
Hesti Armiwulan : Reformasi Birokrasi Wujud Tanggung Jawab Negara.....
111
b. Pasal 71 :
against Women (CEDAW), Conven-
Pemerintah wajib dan bertanggu-
tion on the Rights of The Child
ng jawab menghormati, melindungi,
(CRC), Convention on The Elemina-
menegakkan, dan memajukan HAM
tion of All Forms of Racial Discrimi-
yang diatur dalam undang-undang
nation (CERD) dan lain-lain yang
ini, peraturan perundang-undangan
membawa konsekuensi Indonesia
lain, dan hukum internasional ten-
menjadi Negara pihak yang mempu-
tang HAM yang diterima oleh RI
nyai kewajiban-kewajiban sebagai-
c. Pasal 72 :
mana ditentukan dalam instrumen
Kewajiban Pemerintah meliputi
HAM internasional tersebut. Ber-
langkah-langkah implementasi yang
dasarkan praktik badan-badan inter-
efektif dalam bidang hukum, politik,
nasional memperlihatkan bahwa da-
ekonomi, sosial, budaya, pertahanan
lam ranah HAM ada tiga jenis atau
keamanan Negara dan bidang lain.
tingkat kewajiban dari Negara yaitu
Bahkan komitmen Indonesia untuk
kewajiban untuk menghormati (to
mengormati dan menjunjung tinggi
respect), melindungi (to protect) dan
HAM tidak hanya dalam konteks
memenuhi (to fulfill) (Committee on
nasional
Economic,
melainkan
juga
dalam
Social
and
Cultural
konteks internasional yang ditunjuk-
Rights, General Comment No. 12
kan dengan peranan aktif Indonesia
(May 1999), Paragraf 15.).
di PBB termasuk di Dewan HAM
Namun komitmen Indonesia yang
dan juga keikutsertaan Indonesia
secara
meratifikasi instrumen HAM inter-
kelembagaan menunjukkan kema-
nasional seperti International Cove-
juan dan prestasi yang patut untuk
nant on Civil and Political rights
dibanggakan, ternyata belum seiring
(ICCPR), International Covenant on
dengan fakta dan realitasnya yang
Economic, Social and Culture Rights
pada kenyataannya masih ditemu-
(ICESCR), Convention Againts Tor-
kan adanya inkonsistensi dalam
ture and Other Cruel, Inhuman or
implementasinya. Potret Indonesia
Degrading Treatment or Punishment
sampai saat ini secara umum menun-
(CAT), Convention on The Elimina-
jukkan masih tingginya pelanggaran
tion of all forms of Discrimination
HAM, baik hak sipil dan politik
normatif
maupun
secara
Rechtldee Jurnal Hukum, Vol. 8. No. 1, Juni 2013
112
maupun hak ekonomi, sosial dan
lam kontrak-kontrak bisnisnya de-
budaya. Berbagai pelanggaran HAM
ngan perusahaan-perusahaan asing
serta banyaknya tuntutan berbagai
dalam pengelolaan sumber daya
komponen masyarakat mengeluhkan
alam
bahwa Pemerintah Pusat maupun
isu-isu kesejahteraan dan hak-hak
Pemerintahan daerah dalam melak-
ekonomi dan sosial masyarakat men-
sanakan Pembangunan tidak bero-
jadi tidak diperhatikan. Demikian
rientasi pada Pembangunan Manu-
pula perhatian besar pemerintah
sia.
dan
untuk mengamankan kondisi makro
pemenuhan hak politik, ketidak-
ekonomi dan sektor moneter dan
adilan dalam penegakan hukum,
finansial, membuat isu-isu pemba-
pengunaan berbagai bentuk keke-
ngunan lebih dilihat sebagai proyek
rasan oleh aparat, angka kemiskinan
belaka yang tidak punya akar dalam
masih tinggi, krisis pangan masih
kebutuhan
ditemukan
daerah.
tentang hak ekonomi, sosial dan
Maraknya bencana alam di tanah air,
budaya kurang mendapat perhatian
meningkatnya harga-harga kebutu-
dibanding dengan isu tentang hak
han pokok, makin sempitnya lapa-
sipil dan politik. Apabila dicermati
ngan pekerjaan dan terbatasnya
fenomena yang terjadi di Indonesia
akses ke sumber-sumber ekonomi
pada sepuluh tahun terakhir ini
seperti tanah, pasar tradisional dan
perhatian lebih difokuskan pada
usaha- usaha informal, makin mem-
advokasi terhadap hak sipil dan poli-
perburuk kondisi kesejahteraan ma-
tik daripada melakukan advokasi
syarakat.
kurangnya
terhadap hak ekonomi, sosial dan
perhatian publik terhadap isu kese-
budaya. Dalam Piagam Hak Asasi
jahteraan, dan lebih ke isu-isu seksi
Manusia yang dikeluarkan oleh PBB
dalam politik, korupsi dan pilkada,
yaitu Universal Declaration of Hu-
membuat
dalam
man Rights, dikemukakan bahwa
isu-isu kesejahteraan dan pembangu-
hak-hak ekonomi, sosial dan budaya
nan menjadi lemah. Begitu pula
sebagai sesuatu yang asasi, oleh
kurangnya kontrol publik terhadap
karena itu penegakannya harus di-
kebijakan-kebijakan pemerintah da-
jamin demi kebahagiaan dan kese-
Masalah
perlindungan
di
beberapa
Selain
kontrol
itu,
publik
Indonesia,
juga
masyarakat.
membuat
Isu-isu
Hesti Armiwulan : Reformasi Birokrasi Wujud Tanggung Jawab Negara.....
113
jahteraan manusia tanpa ada diskri-
dalam kebijakan pembangunan. Pe-
minasi apapun juga. Materi hak
menuhan hak ekonomi, sosial dan
ekonomi, sosial dan budaya antara
budaya masih digambarkan sebagai
lain meliputi: hak atas jaminan
statement politik, bersifat programa-
sosial, hak untuk memperoleh peker-
tik yang harus direalisasikan ber-
jaan maupun kebebasan memilih
tahap (bersifat progresif yaitu sangat
lapangan kerja, hak memperoleh
bergantung pada kemampuan Ne-
upah yang sama atas pekerjaan yang
gara). Padahal dalam Kovenan Hak
sama, hak membentuk serikat buruh
Ekonomi, Sosial dan Budaya dite-
termasuk hak mogok, hak memper-
gaskan mengenai hak-hak positip
oleh pendidikan, hak untuk memper-
dimana negara dituntut untuk berper-
oleh standar hidup yang layak agar
an aktif dalam hal menjamin peme-
dapat hidup sehat dengan memper-
nuhan hak ekonomi, sosial dan
oleh sandang, pangan dan tempat
budaya.
tinggal yang sesuai dengan martabatnya sebagai manusia, dan lain-lain.
Gambaran tentang kondisi HAM di Indonesia khususnya pemenuhan
Ketidakadilan dalam pemenuhan
hak ekonomi sosial dan budaya yang
hak ekonomi, sosial dan budaya
masih memprihatinkan sebenarnya
belum dianggap sebagai persoalan
secara tidak langsung menjelaskan
bersama sehingga kesadaran untuk
bagaimana orientasi pembangunan
mempersoalkan ketidakadilan terse-
yang dilakukan oleh Pemerintah.
but kurang menjadi perhatian publik.
Kondisi tersebut juga menjelaskan
Kurangnya perhatian untuk menga-
apakah good governance berkaitan
kui, melindungi dan memenuhi hak
dengan pelaksanaan kewajiban pe-
ekonomi, sosial dan budaya, adanya
merintah dalam perlindungan dan
perlakuan yang diskriminatif dan
pemenuhann HAM di Indonesia. Era
tidak adil menjadi kendala untuk
Reformasi yang secara tegas menya-
mewujudkan kebahagiaan dan kese-
takan komitmennya untuk menjamin
jahteraan manusia. Kondisi seperti
pemajuan, perlindungan, pemenuhan
ini terjadi karena HAM khususnya
dan penegakan hak asasi manusia
hak ekonomi, sosial dan budaya
seharusnya terwujud dalam program
belum digunakan sebagai paradigma
pembangunan. Begitu pula dengan
114
Rechtldee Jurnal Hukum, Vol. 8. No. 1, Juni 2013
kebijakan otonomi daerah yang
dap pengaruh global dan pemuli-
menyerahkan sebagian besar urusan
han aktivitas usaha nasional,
pemerintahan kepada Pemerintahan Daerah,
maka
program-program
2. Mewujudkan kedaulatan rakyat dalam seluruh sendi kehidupan
pembangunan di daerah haruslah
bermasyarakat
berkorelasi dengan peningkatan ke-
bernegara melalui perluasan dan
sejahteraan rakyat sekaligus menja-
peningkatan partisipasi politik
min pemajuan, perlindungan dan
rakyat secara tertib untuk mencip-
pemenuhan hak asasi manusia setiap
takan stabilitas nasional,
berbangsa
dan
orang tanpa ada diskriminasi apapun.
3. Menegakkan hukum berdasarkan
Yang menjadi pertanyaan, apakah
nilai-nilai kebenaran dan ke-
pembangunan yang dilakukan pada
adilan, hak asasi manusia menuju
masa reformasi telah mengalami
terciptanya ketertiban umum dan
perubahan
perbaikan sikap mental,
paradigmatik.
Sejauh
mana pembangunan yang dilakukan
4. Meletakkan dasar-dasar kerangka
pada masa reformasi telah dilakukan
dan agenda reformasi pembangu-
sebagai upaya untuk pemenuhan hak
nan agama dan social budaya
asasi manusia.
dalam usaha mewujudkan ma-
Secara konseptual
kalau mencermati tujuan reformasi
syarakat madani.
pembangunan sebagaimana diatur
Ternyata tidak satupun menyebut-
dalam Ketetapan MPR Nomor X/M-
kan adanya tujuan yang berkaitan
PR/1998 tentang Pokok-Pokok Re-
dengan peningkatan kualitas hidup
formasi Pembangunan Dalam Rang-
dan kesejahteraan rakyat, tidak ada
ka Penyelamatan Dan Normalisasi
pilar yang mengakomodasi adanya
Kehidupan Nasional Sebagai Haluan
penghormatan,
Negara. Sementara itu tujuan Refor-
pemenuhan
masi Pembangunan adalah sebagai
sebagai tujuan reformasi pembangu-
berikut:
nan. Hal ini memberikan suatu gam-
1. Mengatasi krisis ekonomi dalam
baran yang cukup komprehensif
waktu sesingkat-singkatnya teru-
bahwa hak asasi manusia secara
tama untuk menghasilkan stabili-
tegas tidak menjadi sebuah main-
tas moneter yang tanggap terha-
streaming dalam pelaksanaan pem-
perlindungan
hak
asasi
dan
manusia
115
Hesti Armiwulan : Reformasi Birokrasi Wujud Tanggung Jawab Negara.....
bangunan di Indonesia. Oleh kare-
tas dalam pembuatan kebijakan men-
nanya, mudah untuk dipahami apabi-
jadi tidak jelas, kompetensi aparatur
la dalam praktik ternyata orientasi
yang memperihatinkan, penyalahgu-
pembangunan masih tetap lebih
naan
difokuskan pada masalah ekonomi
marak, agenda kebijakan yang tidak
daripada menyoal mengenai hak
efektif dalam menghadapi permas-
asasi manusia yang cenderung fokus
alahan dan tantangan pembangunan
pada masalah kemanusiaan (human-
bangsa . Carut marut kondisi birokra-
isme).
si di Indonesia jelas sangat berpe-
wewenang
yang
semakin
Dalam perspektif HAM, Upaya
ngaruh pada kualitas kehidupan
Pemerintah berkaitan dengan pelak-
bangsa Indonesia secara keseluru-
sanaan kewajibannya untuk mewu-
han. Oleh karena itu, agar kondisi
judkan kondisi yang kondusif bagi
Indonesia tidak semakin terpuruk
penghormatan,
maka
perlindungan
dan
birokrasi
Indonesia
perlu
pemenuhan HAM dapat dicermati
melakukan reformasi secara menye-
dari komitmen dan kondisi birokrasi
luruh. Reformasi birokrasi dalam hal
Pemerintah Pusat dan juga Pemerin-
ini dimaksudkan untuk terwujudnya
tahan Daerah. Harus diakui bahwa
good governance dalam memperkuat
gambaran kondisi HAM yang masih
kapasitas Pemerintah melaksanakan
memprihatinkan tidak dapat dilepas-
kewajibannya dalam perlindungan
kan dari isu aktual mengenai kondisi
dan pemenuhan HAM. Reformasi
birokrasi Pemerintah yang belum
birokrasi artinya upaya perubahan
menunjukkan performanya kearah
dalam sebuah institusi publik yang
good
governance.
diarahkan pada upaya peningkatan
Pelanggaran HAM masih marak
performansi layanan kepada umum
terjadi bisa jadi disebabkan karena
atau masyarakat luas. Melalui refor-
masalah-masalah rendahnya kualitas
masi birokrasi diharapkan pemerin-
birokrasi, susunan tatanan organisasi
tahan di pusat maupun daerah bisa
dan manajemen birokrasi dinilai
berjalan efektif dan efisien serta
selama ini masih belum mantap dan
transparan, segala bentuk urusan
tumpang tindih di pemerintahan
birokrasi lebih disederhanakan se-
pusat maupun daerah sehingga otori-
hingga tidak menyusahkan ma-
terwujudnya
116
Rechtldee Jurnal Hukum, Vol. 8. No. 1, Juni 2013
syarakat. Reformasi birokrasi me-
pendidikan dan mutu kesehatan bagi
nuntut dikembangkannya model dan
seluruh bangsa Indonesia. Mena-
kreasi penerapan etos kerja dan
namkan
budaya kerja bagi jajaran aparatur
nilai-nilai keadilan maupun nilai-
negara, sehingga bisa mengubah
nilai kesetaraan menjadi satu wujud
pola pikir (mind set) mereka, dan
kepribadian yang menghormati dan
pada gilirannya mampu memberikan
menjunjung tinggi hak asasi manusia
pelayanan terbaik kepada masyara-
harus dilakukan melalui pendidikan,
kat. Harus diakui bahwa saat ini
sehingga arah kebijakan pendidikan
kualitas pelayanan belum memuas-
selain memberikan wawasan ke-
kan, kedisiplinan dan etos kerja
ilmuan harus pula mampu menanam-
pegawai yang masih rendah, dan
kan nilai-nilai kepribadian yang
tingkat transparansi serta akuntabili-
menjunjung tinggi hak asasi manu-
tas yang juga rendah.
sia. Kualitas sumber daya manusia
nilai-nilai
kemanusiaan,
Reformasi birokrasi harus berko-
harus disadari sebagai modal utama
relasi dengan hakikat pembangunan
dalam mewujudkan cita-cita bangsa
manusia yang memberi perhatian
dan Negara Indonesia. Oleh karena
terhadap pemenuhan hak ekonomi,
itu sejalan dengan tujuan nasional
sosial dan budaya tersebut sebaiknya
yaitu mencerdaskan kehidupan bang-
sudah mulai dilakukan mengingat
sa, maka berarti bahwa pendidikan
proses globalisasi harus final pada
harus menjadi prioritas untuk me-
tahun 2020. Manusia Indonesia
ningkatkan kualitas sumber daya
harus mulai dilatih dan dididik
manusia. Pemerintah harus mengu-
menuju suatu kehidupan yang senan-
payakan adanya kebijakan yang
tiasa menjunjung tinggi hak asasi
memungkinkan seluruh anak bangsa
manusia sehingga terwujudlah suatu
untuk memperoleh pendidikan yang
budaya yang menghormati hak asasi
baik dan murah, bahkan dalam kebi-
manusia (human rights culture).
jakan pemerintah harus menjamin
Untuk mewujudkan idealisme terse-
bahwa setiap orang memperoleh
but, upaya yang harus dilakukan
pendidikan dasar tanpa dipungut
adalah adanya kemauan dari peme-
biaya apapun juga. Pemenuhan hak
rintah untuk meningkatkan mutu
akan pendidikan tersebut adalah hak
117
Hesti Armiwulan : Reformasi Birokrasi Wujud Tanggung Jawab Negara.....
asasi yang mutlak harus dijamin dan
kemanusiaan daripada pendekatan
dipenuhi oleh Negara, sehingga tidak
kekuasaan harus menjadi pijakan
ada alasan bahwa Negara tidak
pemerintah
memiliki kemampuan untuk meme-
program-program pembangunan.
dalam
melaksanakan
nuhi hak untuk memperoleh pendidikan tersebut. Begitu pula hak untuk
Kesimpulan
memperoleh standar hidup yang layak agar setiap manusia dapat
Dari uraian di atas, arah reformasi
hidup sehat merupakan hak dasar
birokrasi untuk mewujudkan good
yang harus dijamin dan dipenuhi
governance di Indonesia tidak boleh
oleh Negara. Kebijakan pemerintah
dilepaskan dari paradigma pemba-
harus diarahkan pada upaya untuk
ngunan manusia serta tanggung
meningkatkan kesejahteraan rakyat
jawab Pemerintah untuk melindungi,
tanpa ada diskriminasi apapun. Pem-
me-
berdayaan rakyat untuk memahami
meme- nuhi HAM yang dijamin
hakikat sehat merupakan tanggung
dalam UUD Negara RI Tahun 1945
jawab pemerintah. Oleh karena itu,
dan Peraturan Perundang-undangan
penanaman pola hidup bersih, jami-
RI. Akar masa- lah dari rendahnya
nan pada lingkungan yang bersih dan
kualitas birokrasi pemerintah di
sehat harus terus menerus dilakukan
Indonesia sebenarnya disebabkan
baik oleh pemerintah maupun oleh
karena rendahnya pemahaman dan
seluruh rakyat. Kebijakan pemerin-
kesadaran para birokrat terhadap
tah dalam rangka mewujudkan ke-
HAM. Rendahnya komitmen para
adilan sosial harus berlandaskan
birokrat terhadap HAM tersebut
pada prinsip mendahulukan rakyat
disebabkan karena selama ini tidak
yang tidak beruntung dalam proses
ada
pengambilan
Mereka
HAM dalam penetapan program
yang secara ekonomi, sosial dan
pembangunan yang berkelanjutan.
budaya, termarjinalkan harus men-
Semua upaya reformasi birokrasi
dapat jaminan perlindungan yang
seperti penataan organisasi/lembaga
memadai dari pemerintah. Kebijakan
birokrasi, tata laksana, manajemen
yang
SDM aparatur, termasuk pembentu-
keputusan.
menggunakan
pendekatan
majukan,
kebijakan
menegakkan
dan
pengarusutamaan
118
Rechtldee Jurnal Hukum, Vol. 8. No. 1, Juni 2013
kan Komite Pengarah Reformasi
tiasa mengakui dan menghormati
Birokrasi
dan
Reformasi
bahwa semua orang mempunyai hak
Birokrasi
Nasional
berdasarkan
dan kebebasan yang melekat pada
Keputusan Presiden Nomor 14 tahun
hakekat keberadaannya yang wajib
2010, dipastikan tidak akan memba-
untuk dilindungi dan dipenuhi sesuai
wa perubahan yang signifikan apabi-
dengan harkat dan martabatnya
la reformasi birokrasi tersebut tidak
sebagai manusia. Melalui pemaha-
diletakkan dalam kerangka mewu-
man yang tepat mengenai HAM,
judkan
yang
meningkatnya kesadaran aparatur
menghormati dan menjunjung tinggi
terhadap komitmen Negara untuk
HAM. Apabila dicermati kebija-
menghormati, melindungi dan me-
kan-kebijakan pembangunan yang
menuhi HAM serta perubahan para-
belum memberikan titik berat arah-
digma terhadap pembangunan yang
nya pada HAM dimungkinkan akan
berdimensi HAM secara langsung
banyak menyimpang dari tatanan
atau tidak langsung akan berkorelasi
pemeritahan yang demokratis. Isu-
dengan terwujudnya birokrasi yang
isu aktual berkaitan dengan problem
bebas dari KKN, profesional serta
birokrasi pemerintahan yang korup,
birokrasi yang mampu memberikan
tidak profesional, tidak transparan,
layanan publik secara prima.
tata
Tim
pemerintahan
tidak kompeten, tidak akuntabel, dan
Akhirnya dalam kerangka mewu-
lain lain, berakibat pada tidak ter-
judkan good governance yang meng-
lindunginya dan tidak terpenuhinya
hormati
dan
menjunjung
tinggi
hak-hak warga Negara, dalam pers-
HAM,
maka
Pemerintah
harus
pektif HAM dikualifikasikan sebagai
memiliki kesadaran bahwa program
pelanggaran HAM. Oleh karena itu
pembangunan yang baik adalah
Reformasi birokrasi tidak bisa hanya
program yang mampu meningkatkan
sekedar difokuskan pada upaya pem-
kesejahteraan bagi seluruh rakyat
berantasan korupsi dan pelayanan
tanpa
publik saja, melainkan ada hal yang
Dalam kehidupan sosial maupun
lebih penting yaitu membangun
kehidupan individual, setiap orang
kesadaran,
dapat menggunakan seluruh potensi
mengubah
paradigma
(main set) para birokrat agar senan-
ada
diskriminasi
manusiawinya
termasuk
apapun.
jaminan
Hesti Armiwulan : Reformasi Birokrasi Wujud Tanggung Jawab Negara.....
perlindungan dan pemenuhan hak sipil dan politik maupun hak ekonomi, sosial dan budaya secara bertanggung jawab demi penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia dengan mengedepankan prinsip-prinsip hak asasi manusia, yaitu kesetaraan (equality), universalitas (universality),
martabat
manusia
(human dignity), non-diskriminasi (non-discrimination),
tak
terbagi
(indivisibility), tidak dapat dicabut (inalienability), saling terkait (interdependency), tanggung jawab Negara (state responsibility). Daftar Rujukan Anonymous, What Is a Rights-Based Approach to Development, Rights-Based Approach, Human Rights in Development, http://www.unhchr.ch/development/approaches 04 html, 16 Desember 2005 Committee on Economic, Social and Cultural Rights, United Nation, General Comment No. 12 (May 1999) Gudmundur Alfredsson, Hans-Otto Sano (Ed), 2003, Human Rights and Good Governance atau Hak Asasi Manusia dan Good Governance, terj. Rini Adriati, Raoul
119
Wallenberg Institute of Human Rights and Humanitarian Law dan Departemen Hukum dan HAM Indonesia. Hafid Abbas dan Ibnu Purna (Ed), 2006, Landasan Hukum Dan Rencana Aksi Nasional HAM di Indonesia 2004-2009, Direktorat Jenderal Perlindungan HAM, Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara, Raoul Wallenberg Institute, dan Pusat Studi HAM dan Demokrasi Jakarta, Universitas Indonesia. Hesti Armiwulan, 2013, Diskriminasi Rasial dalam Hukum HAM, Yogyakarta, Genta Publishing. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, 2010, Laporan Tahunan 2009, Jakarta. Philip Alston, 2006. ‘A Human Rights Perspective on the Millenium Development Goals: Paper Prepared as a Contribution on the Work of the Millenium Project Task Force on Poverty and Economic Development R. Herlambang Perdana Wiratratman,. 2007, Good Governance and Legal Reform in Indonesia, Mahidol University. Rigts Base Approachs, How Do Rights Base Approaches Differ and What Is the Value Added?, http://www.unhchr.ch/development/approches-07.html, 19 Desember 2005