REFERAT HALAMAN JUDUL Diajukan sebagai salah satu persyaratan PPDS1 Radiologi
MUCOSAL COATING PADA BARIUM ENEMA
Oleh: dr. Shiska Novalia
Pembimbing: dr. Bambang Purwanto Utomo, Sp.Rad
Bagian Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2013
i
HALAMAN PENGESAHAN
MUCOSAL COATING PADA BARIUM ENEMA
Telah dipresentasikan pada tanggal …
Diajukan sebagai salah satu persyaratan PPDS1 Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Pembimbing
dr. Bambang Purwanto Utomo, Sp.Rad
Ketua Program Studi
Kepala Bagian Radiologi FK UGM
PPDS 1 Radiologi FK UGM
Prof.dr. Arif Faisal, Sp.Rad(K),DHSM
dr. Edy Moeljono, Sp.Rad(K)RA
ii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................................ii DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 2 A. Radiografi Colon ............................................................................................................... 2 B. Radiocontrast..................................................................................................................... 2 C. Barium Enema ................................................................................................................... 2 1. Indikasi dan Kontraindikasi ............................................................................................ 2 2. Persiapan ......................................................................................................................... 3 3. Bahan Kontras ................................................................................................................ 4 4. Proses Pemeriksaan ........................................................................................................ 4 5. Obat-obatan yang Berpengaruh pada Kondisi Usus saat Pemeriksaan .......................... 5 BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................................... 7 A. Persiapan Pemeriksaan Barium Enema ............................................................................. 7 1. Upaya untuk memperoleh konsistensi isi usus setengah cair ......................................... 7 2. Upaya untuk mendapatkan kondisi colon bersih dan kering .......................................... 7 B. Bahan Kontras ................................................................................................................... 8 C. Proses Pemeriksaan ........................................................................................................... 9 D. Obat-obatan yang Berpengaruh pada Kondisi Usus saat Pemeriksaan ........................... 10 BAB IV SIMPULAN ............................................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12 LAMPIRAN ............................................................................................................................. 14
iii
BAB I PENDAHULUAN Walau saat ini endoskopi makin banyak digunakan dalam diagnosis gangguan gastrointestinalis, pemeriksaan tractus gastrointestinalis secara radiologis tetap memiliki peran penting. Pemeriksaan endoskopi bersifat invasif dan memerlukan sedasi rutin, sehingga berpotensi menimbulkan sejumlah komplikasi. Selain masalah potensi komplikasi, biaya yang dibutuhkan untuk pemeriksaan dengan endoskopi juga lebih mahal.1 Walau endoskopi merupakan pemeriksaan yang bermanfaat dalam menilai penyakit mukosal, pemeriksaan dengan barium memiliki keunggulan dalam mengevaluasi lesi massa submukosal dan ekstrinsik dan untuk menilai fungsi gastrointestinalis dan motilitas dari faring hingga anorectal junction. Pemeriksaan barium juga sangat diperlukan untuk mengklarifikasi temuan yang membingungkan pada endoskopi atau CT. Jadi, pada kondisi tertentu peran pemeriksaan dengan barium tidak dapat digantikan dengan modalitas yang lain.1 Bahan kontras barium sulfate tetap menjadi bahan yang disukai untuk opasifikasi tractus gastrointestinalis untuk pemeriksaan fluoroskopik konvensional. Bahan kontras ini menghasilkan delineasi detil mukosal dengan baik dan lebih resisten terhadap dilusi daripada bahan kontras yang mengandung iodium.2 Untuk mengoptimalkan visualisasi abnormalitas pada pemeriksaan single- dan double-contrast, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah mucosal coating, distensi, barium pool, proyeksi, dan kompresi.1 Pada referat ini akan diuraikan lebih lanjut mengenai mucosal coating. Tujuan penulisan referat ini adalah membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pada mucosal coating pada pemeriksaan double contrast barium enema.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Radiografi Colon Ada beberapa jenis pemeriksaan radiografi colon, yaitu radiografi polos, barium enema dan water soluble enema. Radiografi polos tetap menjadi pilihan pertama dalam kondisi akut dan berguna pada penilaian awal berbagai diagnosis penting termasuk perforasi usus, obstruksi, volvulus, dan colitis. Saat diperlukan evaluasi luminal, barium atau water soluble enema dengan fluoroskopi menjadi pilihan. Pemeriksaan double contrast barium enema dapat menilai perubahan mukosa dini.3 Pada referat ini akan diuraikan mengenai mucosal coating pada double contrast barium enema. B. Radiocontrast Radiocontrast dapat meningkatkan atau menurunkan densitas struktur yang diinginkan.4 Ada dua macam radiocontrast, yaitu positive contrast media dan negative contrast media. Negative contrast media mengabsorpsi lebih sedikit sinar X daripada jaringan sekitarnya. Yang paling sering digunakan sebagai negative contrast media adalah udara. Udara sebagai bahan kontras paling banyak digunakan pada double-contrast barium enema.4 Positive contrast media mengabsorpsi lebih banyak sinar X daripada jaringan sekitarnya.4 Positive contrast media dapat dibagi menjadi water soluble iodine agents dan non water soluble barium agents.5 C. Barium Enema 1. Indikasi dan Kontraindikasi Ada dua teknik pemeriksaan barium enema, yaitu single contrast barium enema dan double contrast barium enema. Penentuan teknik yang digunakan berdasarkan pada indikasi dan kontraindikasi. Indikasi single contrast barium enema antara lain: untuk mengkonfirmasi
2
atau menyingkirkan obstruksi, volvulus, apendisitis, fistula, dan lain-lain, pasien tidak dapat bekerja sama, cacat, sangat tua, atau sangat kesakitan sehingga tidak dapat mentoleransi atau menahan maneuver yang diperlukan untuk pemeriksaan double contrast. Indikasi double contrast barium enema antara lain: perdarahan per rectal baik berupa gross maupun occult, kecurigaan atau telah diketahui adanya polip atau karsinoma, kecurigaan atau telah diketahui adanya inflammatory bowel disease, dan pasien berusia lebih dari 40 tahun yang dapat bekerja sama dan berguling-guling tanpa bantuan. Kontraindikasi barium enema tipe single maupun double contrast di antaranya: kecurigaan perforasi akut, acute fulminating colitis, dan segera setelah biopsi.6 2. Persiapan Untuk memvisualisasi mukosa, pasien harus menjalani persiapan pemeriksaan usus secara lengkap.7 Persiapan terdiri kombinasi dari efektif pembatasan diet, hidrasi, laksatif (pada dosis yang tepat sesuai berat badan), dan cleansing enema (colonic lavage).8-10 Tujuan dari persiapan ini adalah colon yang bersih namun kering.11 Kesuksesan pembersihan colon sering merupakan fungsi dari pemahaman pasien dan kepatuhan terhadap prosedur periapan, juga motilitas colon pasien itu sendiri. Kondisi banyak feses yang terdeteksi pada pemeriksaan awal menandakan ketidakmampuan mencapai colon yang bersih.8 Persiapan termasuk diet residu rendah selama 1-3 hari sebelum pemeriksaan, larutan yang menjaga konsistensi isi usus sangat lembek (setengah cair), dan pencahar. Pasien harus minum banyak cairan (lebih dari 2 liter) untuk meminimalkan dehidrasi yang disebabkan oleh persiapan.8 Pencahar digunakan untuk membantu membersihkan colon. Penentuan pilihan jenis pencahar yang digunakan ditentukan ketersediaannya.11 Pada beberapa regimen, cleansing enema (colonic lavage) dilakukan.8
3
3. Bahan Kontras Sediaan barium sulfate digunakan untuk memvisualisasi tractus gastrointestinal. Suspensi barium sulfate bersifat tidak larut yang tidak diabsorpsi dari usus.5 Suspensi diharapkan dapat menghilangkan kelebihan mucus dan cairan serta dapat menempel (coat) pada permukaan mukosa dalam waktu yang cukup lama untuk paparan radiografi.8 Bahan kontras harus cukup radiopak sehingga selapis tipis bahan kontras akan terlihat tapi juga tidak terlalu opak sehingga menyembunyikan lesi yang menonjol ke lumen.8 Barium dengan densitas tinggi (suspensi 85 hingga 100% w/v) direkomendasikan untuk pencitraan colon untuk pemeriksaan double contrast.2 4. Proses Pemeriksaan Barium dalam volume yang cukup besar dibutuhkan untuk membersihkan dan melapisi colon. Barium yang terlalu sedikit menghasilkan mucosal coating yang buruk atau pengisian yang tidak penuh di sisi kanan colon. Terlalu banyak barium menghasilkan barium pool yang berlebihan yang dapat menyembunyikan lesi en face (Gambar 1).8 Pasien dapat berputar pada berbagai posisi untuk memudahkan pasase barium melalui colon. Umumnya, mengubah posisi pasien ke left anterior oblique atau sisi kiri di bawah menggerakkan barium ke bagian proksimal colon sigmoid, colon descendens, dan flexura lienalis. Menempatkan pasien pada posisi sedikit Trendelenburg membantu pasase barium ke flexura lienalis. Saat kolumna barium mencapai apeks flexura lienalis, memutar pasien ke posisi prone akan menggerakkan barium ke pertengahan colon transversum. Pada saat ini, spesialis radiologi menggunakan fluoroskopi untuk menganalisis kontur colon dan mencari filling defects pada barium pool. Jika abnormalitas terlihat saat barium mengisi colon, maka dibuatlah spot radiograph.8 Umumnya, barium dimasukkan hingga mencapai colon transversum di tempat colon melintasi vertebrae. Saat barium mencapai pertengahan colon transversum, enema bag
4
perlahan direndahkan ke lantai dan rectum dikeringkan dengan gravitasi. Tujuannya adalah mengosongkan ampulla recti dari barium, sehingga ketika udara dimasukkan, gelembung tidak tercipta pada barium pool; bukan untuk membersihkan seluruh colon rectosigmoid dari barium. Pada pasien dengan colon sigmoid yang redundant, pasien dapat diputar pada berbagai posisi oblique, termasuk posisi erect dan semierect, untuk membersihkan barium dari colon sigmoid.8 Udara ruangan perlahan dimasukkan ke colon. Pemompaan secara cepat menghasilkan ketidaknyamanan dan dapat membangkitkan spasme rectosigmoid. Banyak spesialis radiologi mendistensi colon dengan karbondioksida daripada udara ruangan, karena karbondioksida cepat direabsorpsi dari colon, yang menghasilkan ketidaknyamanan yang lebih sedikit saat dan setelah pemeriksaan. Ketika Rubesin et al. mencoba berbagai macam sistem untuk memasukkan karbondioksida, mereka tidak mendapatkan distensi colon dengan cukup, khususnya pada akhir pemeriksaan.8 5. Obat-obatan yang Berpengaruh pada Kondisi Usus saat Pemeriksaan a. Obat-obatan untuk menciptakan kondisi colonic hypotonia Di beberapa pusat pelayanan kesehatan digunakan obat-obatan untuk menciptakan kondisi colonic hypotonia pada pasien yang menjalani pemeriksaan barium enema. Obatobatan yang digunakan di antaranya glucagon dan obat-obatan dari golongan antispasmodics (antikolinergika). Glucagon. Glucagon merupakan hormon polipeptida yang identik dengan human glucagon yang meningkatkan glukosa darah dan merelaksasi otot polos tractus gastrointestinalis.12 Rubesin et al. secara rutin menggunakan glucagon untuk menginduksi colonic hypotonia. Satu miligram glucagon diinjeksikan perlahan intravenosa dalam periode 1 menit. Glucagon yang diberikan intravenosa bekerja dalam 1 menit dan bertahan sekitar 10-
5
20 menit. Glucagon yang diberikan intravenosa mengurangi ketidaknyamanan saat pemeriksaan barium enema.8 Antispasmodics (antikolinergika). Antispasmodics bekerja terutama melalui aktivitas antikolinergik. Obat ini menghambat reseptor muskarinik kolinergik plexus entericus dan pada otot polos. Di tractus gastrointestinalis pengeblokan reseptor muskarinik memiliki efek dramatis pada motilitas dan beberapa fungsi sekresi usus. Dinding viscera menjadi relaks, dan baik tonus maupun daya dorong berkurang.13 Rubesin et al. membandingkan agen antikolinergika hyoscyamine sulfate (Levsin) dengan glucagon dan menemukan bahwa hyoscyamine sulfate kurang memuaskan. Di beberapa negara, agen antikolinergika hyoscine N-buthylbromide (Buscopan) merupakan agen yang dipilih untuk menginduksi colonic hypotonia. Hyoscine N-buthylbromide ketika dibandingkan dengan glucagon menghasilkan distensi colon sigmoid yang lebih baik.8 b. Obat yang mengganggu pelekatan barium pada dinding usus Obat-obatan yang berpotensi mengganggu pelekatan bahan kontras pada mukosa perlu dihindarkan. Contoh dari obat ini adalah komponen besi. Komponen besi cenderung melekat pada dinding colon sehingga menghambat pelekatan barium saat barium enema.14
6
BAB III PEMBAHASAN Mucosal coating merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi kualitas visualisasi gambar hasil pemeriksaan contrast enema.15 Mucosal coating diperoleh pada double contrast enema.7 Mucosal coating dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu persiapan pemeriksaan, bahan kontras, proses pemeriksaan, dan kondisi usus saat pemeriksaan. A. Persiapan Pemeriksaan Barium Enema Penelitian mengenai persiapan pemeriksaan barium enema yang berpengaruh pada mucosal coating telah dilakukan. Berdasarkan uraian di kepustakaan, penulis menyimpulkan bahwa persiapan terdiri dari upaya untuk memperoleh konsistensi isi usus setengah cair serta upaya untuk membersihkan colon dan “mengeringkan” colon. Rubesin et al. menggunakan persiapan 24 jam yang meliputi diet residu rendah, magnesium citrate, bisacodyl tablet, dan bisacodyl supositoria. Preparat lain mungkin memiliki efektifitas yang sama.8 1. Upaya untuk memperoleh konsistensi isi usus setengah cair Tham et al mengajukan protokol persiapan pemeriksaan barium enema dengan kombinasi diet cair khusus dan laksatif tanpa cleansing enema. Dengan protokol tersebut Tham et al melaporkan, pada penilaian residu feses, detil mukosal, coating, dan kualitas secara keseluruhan, radiografi colon yang dihasilkan sangat baik.16 2. Upaya untuk mendapatkan kondisi colon bersih dan kering Cittadini et al meneliti jenis cairan yang digunakan dalam proses pembersihan colon. Untuk mucosal coating, protokol kombinasi sennosides and magnesium sulphate lebih efektif daripada protokol yang menggunakan PEG-saline solution. Kondisi ini mungkin disebabkan interaksi antara sisa ion magnesium dalam lumen colon dengan suspensi barium.17 Pada penelitian lain Cittadini mengemukakan bahwa ion magnesium meningkatkan barium coating pada mukosa colon.18
7
Conry et al. melaporkan bahwa komponen magnesium dalam Picolax bertanggung jawab dalam meningkatkan viskositas suspensi barium. Penambahan komponen magnesium dalam jumlah kecil sedikit meningkatkan viskositas dan thixotropy sehingga menimbulkan “gel effect” dan meningkatkan penempelan barium pada mukosa. Penambahan komponen magnesium yang berlebihan berpotensi menimbulkan terjadinya flokulasi barium (Gambar 2).19 Selain penggunaan obat-obatan seperti tersebut di atas, minum banyak cairan pada hari sebelum pemeriksaan membantu pembersihan colon. Langkah ini kemudian diikuti pembatasan cairan sehingga diperoleh colon yang kering saat pemeriksaan.11 Rubesin tidak merekomendasikan penggunaan sejumlah besar (4 liter) isotonic lavage agent, seperti PEG-3350 dan elektrolit untuk oral solution (GoLYTELY; Braintree Pharmaceuticals, Braintree, Mass), karena larutan-larutan tersebut meninggalkan banyak cairan di colon dan mengganggu mucosal coating pada banyak pasien.8 Halligan juga mengatakan sisa cairan berlebihan di colon tidak cocok untuk persiapan barium enema; larutan irigasi dalam volume besar (misal: Klean-Prep dan Golytely) memacu terjadinya colon yang basah dengan mucosal coating yang buruk.11 Cittadini et al. melakukan penelitian mengenai apakah penambahan ion magnesium pada larutan elektrolit yang mengandung polyethylene glycol (PEG-ELS) untuk oral lavage meningkatkan barium mucosal coating saat pemeriksaan double contrast barium enema. Hasil penelitian tersebut adalah penambahan magnesium pada larutan isotonik PEG-ELS dapat menjadi faktor yang memperbaiki buruknya mucosal coating yang dipengaruhi oleh larutan normal yang menginduksi oral lavage.20 B. Bahan Kontras Seluruh sediaan barium berdasarkan barium sulfate, yang merupakan material berat tidak larut yang dihasilkan dari barite. Suspensi barium sulfate murni tidak cocok untuk
8
pencitraan GIT karena mudah terflokulasi dan menghasilkan mucosal coating yang sangat buruk. Oleh karena itu, zat aditif (misal pectin, sorbitol, agar-agar, carboxymethyl-cellulose) digunakan pada sediaan barium komersial untuk meningkatkan mucosal coating dari suspensi tersebut, mencegah flokulasi dan memperbaiki rasa untuk penggunaan per oral (Almen dan Aspelin 1995).5 Bray and Mathieson melakukan penelitian mengenai mucosal coating antara dua jenis sediaan barium sulfate, yaitu dry powder dan premixed suspension. Dalam publikasinya dilaporkan bahwa premixed suspension menghasilkan kualitas mucosal coating lebih baik daripada suspensi yang dibuat dari dry powder.21 C. Proses Pemeriksaan Selama proses pemeriksaan, pasien menjalani beberapa posisi, yaitu left lateral, LAO, prone, RAO, right lateral, RPO, supine, left lateral, dan prone6, untuk membantu pengaliran dan pelapisan bahan kontras pada colon8 serta untuk kepentingan visualisasi colon6. Oleh karena itu, pasien diharapkan dapat berguling-guling tanpa bantuan.6 Jadi, pada proses pemeriksaan diperlukan kemampuan mobilitas pasien.7 Dari segi volume suspensi barium yang digunakan, pada kepustakaan dikatakan bahwa dibutuhkan volume suspensi barium yang cukup. Suspensi diharapkan tidak terlalu sedikit agar suspensi barium dapat melapisi seluruh lumen colon namun tidak terlalu banyak agar tidak menggenang dan menyembunyikan lesi mukosal. Untuk bisa mengetahui perjalanan kolumna barium dalam colon, diperlukan panduan fluoroskopi. Dengan fluoroskopi, bisa didapatkan gambar secara real time dari proses yang sedang terjadi.22 Suspensi barium akan tampak sebagai gambaran radiopak dan perjalanannya dalam colon dapat diamati. Dengan demikian, secara tidak langsung penggunaan fluoroskopi membantu pelapisan suspensi barium pada colon.
9
D. Obat-obatan yang Berpengaruh pada Kondisi Usus saat Pemeriksaan Seperti telah diuraikan di tinjauan pustaka, ada beberapa obat yang berpengaruh pada kondisi usus. Pada pembahasan ini akan diuraikan mengenai pengaruh obat-obatan tersebut terhadap mucosal coating pada pemeriksaan double contrast barium enema. Obat yang pertama dibahas dalam tulisan ini adalah spasmolitika. Pada 1958, Welin merekomendasikan penggunaan rutin atropine sebelum barium enema untuk mengurangi sekresi mukus dan membuat pemeriksaan ini lebih nyaman. Kemudian, banyak spesialis radiologi percaya bahwa spasmolisis otot polos berguna untuk ditambahkan pada barium enema dan menggunakan agen spasmolitika, baik glucagon maupun antikolinergika. Namun, penggunaan agen spasmolitika ini masih kontroversial apakah agen spasmolitika mempunyai peran bermakna dalam performa dan interpretasi barium enema. Skucas membahas mengenai apakah penggunaan agen spasmolitika menghasilkan diagnosis yang lebih akurat. Obatobatan tersebut menurunkan tonisitas usus, mengurangi spasme, dan oleh karenanya membuat pemeriksaan lebih nyaman bagi pasien. Berkurangnya spasme dan pasien yang lebih santai juga dapat menghasilkan pemeriksaan yang lebih baik. Dari segi mucosal coating, Skucas mengatakan bahwa mucosal coating oleh suspensi barium sulfate tidak dipengaruhi oleh penggunaan agen spasmolitika.23 Obat lain yang juga berpengaruh pada kondisi usus adalah obat dengan komponen besi. Komponen besi melekat pada dinding colon. Akibat perlekatan tersebut, pelekatan barium pada dinding colon terhambat.
10
BAB IV SIMPULAN Mucosal coating pada pemeriksaan double contrast barium enema dipengaruhi oleh banyak faktor: 1. Persiapan: Tujuannya adalah kondisi colon yang bersih dan kering. Faktor-faktor yang berpengaruh di antaranya: a. Penggunaan isotonic lavage agent murni mengganggu mucosal coating. b. Ion magnesium meningkatkan barium coating pada mukosa colon. c. Minum/pemberian banyak cairan pada hari sebelum pemeriksaan; kemudian diikuti pembatasan pemasukan cairan. 2. Bahan kontras: a. komponen pada suspensi barium sulfate yang menyebabkan mucosal coating baik di antaranya sorbitol, agar-agar, atau carboxymethyl-cellulose. b. kualitas mucosal coating dari premixed suspension lebih baik daripada suspensi yang dibuat dari dry powder 3. Proses pemeriksaan; hal-hal yang membantu tercapainya mucosal coating yang baik: a. Volume suspensi barium yang cukup. b. Kemampuan mobilitas pasien. c. Penggunaan fluoroskopi. 4. Obat-obatan yang mempengaruhi kondisi usus: a. Obat-obatan yang menimbulkan colonic hypotonia/spasmolitika tidak mempengaruhi mucosal coating. b. Komponen besi menghambat mucosal coating.
11
DAFTAR PUSTAKA 1. Levine MS, Rubesin SE, and Laufer I. Barium Studies in Radiology: Do They have a Role? Radiology. 2009;250:18-22 2. ACR Committee on Drugs and Contrast Media. ACR Manual on Contrast Media. Version 9. USA: ACR (American College of Radiology). 2013 [cited 2013 Sept 20]. Availble from: http://www.acr.org/~/media/ACR/Documents/PDF/QualitySafety/Resources/Contrast%2 0Manual/2013_Contrast_Media.pdf. 3. Robinson C, Punwani S, and Taylor S. Imaging of the Gastrointestinal Tract in 2008. Clin Med 2009;9(6):609-12 4. Kovács B. Contrast materials. [cited 2013 May 6]. Available from: http://oftankonyv.reak.bme.hu/tiki-index.php?page=Contrast+materials. 5. Thomsen HS, editor. Contrast Media, Safety Issues and ESUR Guidelines. Berlin: Springer; 2006. 6. Radiology Schools [homepage in the internet]. © 2000-2011 [cited 2013 April 16]. Available from: http://www.radiologyschools.com/RadiologyCourses/gi/procedures/enema02.html, http://www.radiologyschools.com/RadiologyCourses/gi/procedures/enema06.html, http://www.radiologyschools.com/RadiologyCourses/gi/procedures/enema07.html 7. Bohl JL dan Timmcke AE. Chapter 6 Radiology. In: Beck DE, Roberts PL, Saclarides TJ, Senagore AJ, Stamos MJ, and Wexner SD, editors. 2nd edition. The ASCR Textbook of Colon and Rectal Surgery. USA: Springer; 2011. pp 77-106 8. Rubesin SE, Levine MS, Laufer I, and Herlinger H. Double-Contrast Barium Examination Technique. Radiology 2000; 215:642–650 9. Collaborative Committee of the ACR Commission on Pediatric Radiology – SPR. ACRSPR Practice Guideline of Pediatric Fluoroscopic Contrast Enema Evaluation. USA: ACR. 2011 [cited 2013 May 2]. Available from: http://www.acr.org/~/media/D69451719C8C4A97AAF36106B2E99136.pdf 10. Lee JR and Ferrando JR. Variables in the Preparation of the Large Intestine for Double Contrast Barium Enema Examination. Gut;25:69-72. 11. Halligan S. Chapter 21, The Large Bowel. In: Sutton D, editor. Textbook of Radiology and Imaging, Volume 1. 7th ed. London. Elsevier Churchill Livingstone; 2003. pp 635-63. 12. Drugs.com, Drugs Information Online [homepage in the internet]. USA: Eli Lilly and Company [revised 2012 Sept; cited 2013 Sept 30]. Available from: http://www.drugs.com/pro/glucagon.html 13. Katzung BG, Masters S, and Trevor AJ, editors. Basic & Clinical Pharmacology. 12th ed. New York: Mc Graw Hill; 2012. 14. Sarre R. Bowel Preparation. Aust Prescr 2005;28:16-7 15. Wright NB, Carty HML, Sprigg A, Kampenes VB, Petersen KK, Stake G, et al. Iodixanol in Pediatric Gastrointestinal Imaging: Safety and Efficacy Comparison with Iohexol. BJR 2002;75:127-35 16. Tham RT, Korte JH, Bom EP, van Kints MJ, and Zwinderman AH. Preparation of the colon for single- and double-contrast barium enema examination: a simplified method. Radiology. 1993;188(2):578-80. 17. Cittadini G, Sardanelli F, De Cicco E, Valle M, Rosso E, and Parodi RC. Bowel preparation for the double-contrast barium enema: how to maintain coating with cleansing? [Clinical Trial, Comparative Study, Journal Article, Randomized Controlled Trial]. Clin Radiol 1999; 54(4):216-20.
12
18. Cittadini G, Sardanelli F, De Cicco E, Valle M, Cangelosi C, and Rosso E. Do magnesium ions influence barium mucosal coating of the large bowel? Eur Radiol. 1999;9(6):1135-8. 19. Conry BG, Jones S, and Bartram CI. The effect of oral magnesium-containing bowel preparation agents on mucosal coating by barium sulphate suspensions. Br J Radiol. 1987;60:1215-9. 20. Cittadini G, De Cicco E, Cittadini G Jr, De Cata T, Dogliotti L, and Rosso E. A New Magnesium-containing PEG-electrolyte Solution for the Oral Lavage of the Colon. Clin Radiol. 1999;54(3):160-3. 21. Bray HJ and Mathieson JR. Quality of Mucosal Coating in Double Contrast Barium Enema Studies: Comparison of Two Barium Preparations. Can Assoc Radiol J. 1993;44(1):25-8. 22. Panchbhavi VK. Fluoroscopy. Medscape Reference [homepage in the internet]. Web MD LLC; © 1994-2013 [updated 2012 Sept 21; cited 2013 Jul 9]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1890603-overview#showall. 23. Skucas J. The Use of Antispasmodic Drugs during Barium Enemas. Am J Roentgenol. 1994;162:1323-5.
13
LAMPIRAN
(a)
(b) Gambar 1. Barium pool menyembunyikan polip di flexura lienalis. (a) Spot radiograph yang didapatkan dengan pasien pada posisi right posterior oblique menunjukkan flexura lienalis. Barium pool menyembunyikan en face detil mukosal aspek descendens dari flexura lienalis. Kontur luminal tampak sebagai garis putih kontinyu (panah hitam) atau sebagai tepi halus dari kolumna barium (panah putih). (b) Spot radiograph yang diperoleh dengan pasien posisi right posterior oblique menunjukkan flexura lienalis. Tampak polip berbentuk bowler hat berukuran 7 mm. Tepi dari topi (panah penuh) menggambarkan barium terjebak antara basis polip dan mukosa normal sekitarnya. Puncak topi (panah terbuka) menggambarkan puncak polip. Polip menunjuk ke dalam, terhadap aksis longitudinal usus.8
14
Gambar 2. Pemeriksaan double contrast barium enema dengan persiapan menggunakan pencahar yang mengandung magnesium (Picolax) per oral sebagai satu-satunya komponen dalam persiapan. Tampak viskositas suspensi meningkat dan menyebabkan coating yang tebal dan tidak merata.19
15