Riskhy Tia Femianita dan Nadia Asandimitra; Reaksi Pasar Sebelum …
REAKSI PASAR SEBELUM DAN SESUDAH KENAIKAN HARGA BBM PADA PERUSAHAAN YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) RISKHY TIA FEMIANITA NADIA ASANDIMITRA Jurusan Manajamen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, Kampus Ketintang Surabaya 60231 E-mail:
[email protected] Abstract: Fuel price increase that happened on June 2013 for gasoline and diesel fuel. Fuel price increase policy should taken by goverment in order to decrease hyper subsidy that effected to deficit budget. This research’s aim is to dict the differences market reaction between before and after fuel price increase with measure abnormal return and trading volume activity. Analysis method that use in this research is event study with event period during 21 days by using market adjusted model. The result of this reseacrh with one sample t test are the average abnormal return is significantly positive values around the date of announcement of fuel price increases. The result of this reseacrh with paired sample t-test there are differences in average abnormal return and average trading volume activity significantly before and after the announcement of fuel price increases. It shows that the market reacts to the announcement of fuel price increases. Keywords: fuel price increase, abnormal return, and trading volume activity. PENDAHULUAN Perekonomian Indonesia mengalami perubahan yang cukup mencolok dengan hadirnya kebijakan dari pemerintah. Kebijakan yang dikelurakan pemerintah berupa kenaikan harga BBM yang terjadi pada tanggal 21 Juni 2013. Pemerintah mengambil kebijakan ini dengan tujuan mengalihkan subsidi BBM kepada rakyat miskin yang lebih membutuhkan dan subsidi tersebut tidak jatuh ke tangan yang salah. Pengalihan subsidi BBM berupa Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, beasiswa untuk siswa miskin, beras untuk rakyat miskin kepada masyarakat yang lebih membutuhkan. Pemerintah harus mengambil kebijakan ini karena harga minyak mentah dunia yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Sedangkan konsumsi BBM dalam negeri terus meningkat sementara produksi
1069
minyak dalam negeri menurun. Sehingga berpotensi meningkatnya subsidi BBM. Apabila subsidi BBM ditingkatkan maka defisit anggaran negara mencapai keadaan yang cukup mengkhawatirkan. Melalui kenaikan harga BBM diharapakan dapat menurunkan defisit anggaran negara dan menjaga sustainbilitas fiskal, mengurangi defisit neraca perdagangan khususnya yang berasal dari migas, serta mengurangi tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Per tanggal 21 Juni 2013 pemerintah menaikan harga BBM bersubdisi untuk premium sebesar Rp 2.000 per liter dan solar sebesar Rp 1.000 per liter (Sari, 2013). Artinya, harga premium menjadi Rp 6.500 per liter dan harga solar menjadi Rp 5.500 per liter. Pengumuman kenaikan harga BBM tersebut merupakan informasi yang bersifat makro. Setiap peristiwa yang berskala nasional dan terkait
Jurnal Ilmu Manajemen |Volume 2 Nomor 3 Juli 2014
Riskhy Tia Femianita dan Nadia Asandimitra; Reaksi Pasar Sebelum …
langsung dengan permasalahan ekonomi dan bisnis, menimbulkan reaksi para pelaku pasar yang berupa respon positif dan respon negatif. Perbedaan pendapat pro dan kontra terhadap kenaikan harga BBM menginspirasi penelitian ini untuk berusaha mengetahui dampak langsung kenaikan harga BBM terhadap harga saham dan aktivitas perdagangan saham pada pasar modal Indonesia. Dengan adanya penelitian ini diharapakan dapat diketahui reaksi pasar atau respon dari pelaku pasar modal terhadap suatu peristiwa ekonomi secara makro yang terjadi di Indonesia. Pengujian reaksi pasar terhadap kenaikan harga BBM merupakan event study. Pada umumnya event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman. Menurut Muharram dan Widiawati (2006) apabila informasi pengumuman kenaikan harga BBM memberikan sinyal positif kepada investor, maka investor akan bereaksi untuk melakukan pembelian saham dalam mengomptimalkan return saham yang diperoleh sehingga ada abnormal return saham positif yang diharapkan. Tetapi sebaliknya, apabila investor melihat bahwa pengumuman kenaikan harga BBM memberikan sinyal negatif, maka sinyal negatif tersebut akan direspon oleh investor yang tercermin oleh turunnya harga saham perusahaan yang bersangkutan. Sehingga return saham yang diperoleh rendah dan tidak ada abnormal return saham yang dapat dinikmati investor. Selain terjadinya perubahan harga saham akibat abnormal return, pada penelitian event study juga memungkinkan terjadinya perubahan pada aktivitas volume perdagangan saham. Volume perdagangan saham dapat diukur dengan menggunakan trading volume activity. Trading volume activity merupakan instrumen untuk mengukur seberapa banyak 1070
pembelian dan penjualan (trading) saham pada periode tertentu (Setyawan, 2009: 6).Trading volume activity juga dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap suatu informasi. Berbagai penelitian telah dilakukan yang berkaitan dengan perubahan harga minyak atau BBM dan harga saham. Penelitian yang dilakukan Setyawan (2006) menguji reaksi pasar terhadap kenaikan harga BBM yang terjadi dua kali pada tahun 2005. Peneliti ini menggunakan objek indeks LQ-45 di Bursa Efek Jakarta. Kenaikan harga BBM menyebabkan adanya fluktuasi harga saham di Bursa Efek Jakarta dan hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan abnormal return dantrading volume activity yang tidak signifikan pada sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM. Selain itu tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan kenaikan harga BBM 1 Maret 2005 dengan 1 Oktober 2005. Hall dan Kenjegaliev (2009) menguji fluktuasi harga minyak terhadap harga saham di negara China dan Rusia. Penelitian ini menggunakan waktu pengamatan selama 41 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fluktuasi harga minyak mempengaruhi perubahan harga saham. Dua penelitian diatas dilakukan di luar negeri dan di dalam negeri. Sedangkan penelitian ini dilakukan di dalam negeri. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah terletak pada obyek penelitian, metode penelitian dan fenomena. Penelitian ini menggunakan obyek seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode pengamatan, menggunakan metode market adjusted model dan fenomena kenaikan harga BBM pada tanggal 21 Juni 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
Jurnal Ilmu Manajemen |Volume 2 Nomor 3 Juli 2014
Riskhy Tia Femianita dan Nadia Asandimitra; Reaksi Pasar Sebelum …
rata-rata abnormal return yang bernilai positif signifikan di sekitar tanggal pengumuman kenaikan harga BBM. Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui dan menganalisis ratarata abnormal return dan rata-rata trading volume activity yang bernilai positif signifikan di sekitar tanggal pengumuman kenaikan harga BBM. KAJIAN PUSTAKA Investasi menurut Jogiyanto (2013: 5) adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2010: 4). Menurut Tandelilin (2007: 3), investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Sehingga dapat disimpulkan investasi dapat dilihat sebagai upaya untukmeningkatkan kesejahteraan investor baik sekarang maupun yang akandatang. Investasi dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama, yaitu: investasi dalam bentuk aktiva riil (real assets) dan investasi dalam bentuk surat-surat berharga atau sekuritas (marketable securitires atau financial assets). Aktiva riil adalah aktiva berwujud seperti emas, perak, intan, barang-barang seni dan real estate. Sedangkan aktiva financial adalah surat-surat berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva riil yang dikuasi oleh suatu entitas (Sunariyah, 2010: 4). Pendefinisian pasar modal menurut Kasmir (2009: 207) adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal. Penjual dalam pasar modal
1071
merupakan perusahaan yang membutuhkan modal (emiten), sehingga mereka berusaha untuk menjual efek-efek di pasar modal. Sedangkan pembeli (investor) adalah pihak yang ingin membeli modal di perusahaan yang menurut mereka menguntungkan. Salah satu instrumen pasar modal yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia adalah saham. Menurut Kasmir (2009: 209) saham merupakan surat berharga yang bersifat kepemilikan. Artinya si pemilik saham merupakan pemilik perusahaan. Semakin besar saham yang dimilikinya, maka semakin besar pula kekuasaannya di perusahaan tersebut. Keuntungan yang diperoleh dari saham dikenal dengan nama deviden. Pembagian deviden ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Menurut pemahaman Jogiyanto (2013: 547), suatu pasar bereaksi terhadap suatu informasi untuk mencapai harga keseimbangan yang baru merupakan hal yang penting. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan yang baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut dengan pasar efisien. Sehingga pasar akan memproses informasi untuk menuju harga ekuilibrium yang baru dan harga ekuilibrium ini akan tetap bertahan sampai nantinya terdapat suatu informasi baru lain yang merubahnya kembali pada harga ekuilibirum yang baru. Selain itu Jogiyanto (2013: 586) juga berpendapat bahwa pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas
Jurnal Ilmu Manajemen |Volume 2 Nomor 3 Juli 2014
Riskhy Tia Femianita dan Nadia Asandimitra; Reaksi Pasar Sebelum …
bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak memberikan abnormal return kepada pasar. Nikmah (2009: 61) berpendapat informasi merupakan poin penting bagi investor karena di dalam informasi tersebut menyajikan keterangan, gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Pergerakan harga saham yang berfluktuasi dipengaruhi oleh informasi baru (news information). Informasi baru tersebut dapat berupa kabar buruk (bad news) ataupun kabar baik (good news). Bad news berarti bahwa informasi akan berdampak negatif terhadap harga saham, yaitu penurunan harga saham. Contoh bad news adalah kenaikan dratis tingkat bunga bank, kenaikan drastis harga bahan bakar, kenaikan inflasi yang tajam, dan lainlain. Good news berarti bahwa informasi akan berdampak positif terhadap harga saham, yaitu kenaikan harga saham. Contoh good news adalah kenaikan tajam penjualan, penurunan suku bunga kredit, dan perluasan usaha Samsul (2006: 269). Pengertian pasar yang efisien (market efficient) menurut Fahmi (2012: 260) adalah suatu kondisi dimana informasi tentang semua harga dapat diperoleh secara terbuka dan cepat tanpa ada hambatan yang 1072
khusus. Artinya semua informasi yang diketahui bukan saja mengacu pada informasi yang lalu, tetapi juga informasi saat ini yang diterima oleh orang umum (seperti laporan keuangan, deviden) dan informasi privat. Jogiyanto (2013: 549) mengklasifikasikan bentuk pasar yang efisien ke dalam 3 efficient market hypothesis, yaitu: a) Efisiensi pasar bentuk lemah (Weak form)Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas tidak secara penuh mencerminkan (fully reflect) informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi, b) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form)Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan (allpublicly available information) termasuk informasi yang berada di laporan keuangan perusahaan emiten, c) Efsiensi pasar bentuk kuat (strongform)Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mar’ati (2012) teori efisiensi pasarmodal Indonesia untuk bentuk semikuat (semi strong form) sudah efisien, karena suatu pengumuman yang dipublikasikan dapat mempengaruhiperubahan harga saham di pasar modalIndonesia. Jadi pasar modal Indonesia termasuk pasar modal yang efisien dalam bentuk efisiensi pasar setengah kuat. Efisiensi pasar setengah kuat dilihat dari pergerakan harga saham yang berfluktuasi. Fluktuasi harga saham disebabkan adanya peristiwa atau pengumuman yang di dalamnya terdapat informasi yang dapat di analisis oleh investor.
Jurnal Ilmu Manajemen |Volume 2 Nomor 3 Juli 2014
Riskhy Tia Femianita dan Nadia Asandimitra; Reaksi Pasar Sebelum …
Brigham dan Houston (2006: 40) berpendapat bahwa sinyal atau isyarat merupakan suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor mengenai bagaimana cara pandang menejemen terhadap prospek perusahaan.Menurut Ross (1977) signaling theory menyatakan bahwa pihak eksekutif perusahaan memiliki informasi lebih baik mengenai perusahaannya akan terdorong untuk menyampaikan informasi tersebut kepada calon investor agar harga saham perusahaannya meningkat. Menurut Samsul (2006: 273) event study digunakan untuk mempelajari pengaruh suatu peristiwa terhadap harga saham di pasar, baik pada saat peristiwa itu terjadi maupun beberapa saat setelah peristiwa itu terjadi. Sedangkan menurut Tandelilin (2007: 126), penelitian yang mengamati dampak dari pengumuman informasi terhadap harga sekuritas sering disebut dengan event studies. Penelitian event studies umumnya berkaitan dengan seberapa cepat suatu informasi yang masuk ke pasar dapat tercermin pada harga saham. Setiap penelitian yang menguji reaksi pasar terhadap informasi yang masuk ke pasar, tentunya hasil dari penelitian tersebut berbeda. Berbeda disini dalam artian ada atau tidaknya reaksi dari pasar. Adanya reaksi pasar dapat dilihat dengan adanya kandungan informasi yang tercermin lewat adanya abnormal return yang diperoleh oleh investor. Sedangkan apabila tidak ada reaksi, informasi yang masuk ke pasar tidak ada kandungannya sehingga tidak tercermin adanya abnormal return yang diperoleh oleh investor. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sakti dan Rini (2013) menyimpulkan bahwa tidak adanya reaksi pasar yang signifikan setelah pengumuman informasi, hal itu merefleksikan bahwa investor di Indonesia masih belum 1073
mengantisipasi secara cepat informasi yang diterimanya di pasar modal atau investor menganggap bahwa peristiwa tersebut bukanlah good news. Sedangkan hasil penelitian dari Budiman dan Supatmi (2009) menyimpulkan bahwa abnormal return membuktikan adanya pengumuman memiliki kandungan informasi yang cukup kuat untuk dapat mempengaruhi pengambilan keputusan investor, sehingga pasar merespon informasi tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat ditarik suatu hipotesis dari permasalahan yang diajukan pada penelitian ini, yaitu: H1 = Terdapat rata-rata abnormal return yang bernilai positif signifikan di sekitar tanggal pengumuman kenaikan harga BBM H2 = Terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata abnormal return pada periode sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM H3 = Terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata trading volume activity pada periode sebelum dan sesudah pengumuman kenaikaanharga
BBM METODE Jenis penelitian ini termasuk penelitian dengan menggunakan metode studi peristiwa (event study). Dimana event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman (Jogiyanto, 2013: 585). Penelitian ini menggunakan metode market-adjusted model untuk mencari nilai expected return yang nantinya digunakan untuk menghitung abnormal return. Populasi dalam penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Jurnal Ilmu Manajemen |Volume 2 Nomor 3 Juli 2014
Riskhy Tia Femianita dan Nadia Asandimitra; Reaksi Pasar Sebelum …
Indonesia selama periode pengamatan. Jumlah populasi selama periode pengamatan adalah sebanyak 478 perusahaan. Melalui teknik purposive sampling, diperoleh sampel sebanyak 249 perusahaan dari 478 perusahaan. Periode pengamatan (event window) dalam penelitian selama 21 hari dimana terdapat 10 hari sebelum pengumuman kenaikan harga BBM, 1 hari saat pengumuman kenaikan harga BBM, dan 10 hari sesudah pengumuman kenaikan harga BBM. Penelitian ini menggunakan variabel abnormal return dan trading volume activity untuk mengukur reaksi pasar. Abnormal return merupakan selisih antara actual return dengan expected return. Trading volume activity merupakan aktivitas perdagangan di pasar modal. Perhitungan abnormal return memerlukan nilai actual return dan Trading volume activity atau yang sering disebut dengan aktivitas perdagangan sekuritas di pasar modal. Pada penelitian ini, hasil perhitungan trading volume activity harus dirata-rata agar memudahkan dalam membandingkan antara sebelum dan sesudah adanya pengumuman kenaikan harga BBM.
Keterangan: TVAit = volume perdagangan saham perusahaan i pada waktu t Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi dilakukan dengan dua cara. Pertama, melakukan pencarian data di internet untuk menemukan data yang diperlukan dalam penelitian ini seperti jurnal, artikel dan informasi-informasi lainnya. Kedua, studi kepustakaan dengan memanfaatkan sumber bacaan dan penelitian terdahulu untuk mengetahui perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. 1074
nilai axpected return terlebih dahulu. Setelah diperoleh nilai abnormal retrun maka nilai abnormal retrun tersebut dirata-rata untuk mendapat nilai average abnormal return.
Abnormal Return = ARit = Rit – E(Rit) Keterangan: Rit = Return yang sesungguhnya Pt = Harga saham periode t Pt-1 = Harga saham periode t-1 E(Rit) = expected return saham i IHSGt = harga saham gabungan penutupan pada periode ke t IHSGt = harga saham gabungan penutupan pada periode ke t-1 ARit = abnormal return sekuritas ke-i pada periode peristiwa
ke-t Setiap data dalam sebuah penelitian harus diuji terlebih dahulu, apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak normal. Uji normalitas tersebut dilakukan dengan Kolmogorov Smirnov. Setelah didapatkan hasil dari uji normalitas, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji t dengan one sample t test dan uji beda dengan paired sampel t test atau dengan wilcoxon signed rank test. Pada uji one sample t test, apabila t hitung ≥ t tabel maka H1 diterima. Pada paired sampel t test atau wilcoxon signed rank tes, apabila hasil dari uji normalitas yang didapatkan adalah berdistribusi normal maka uji beda yang digunakan adalah paired sampel t test. Apabila hasil dari uji normalitas yang didapatkan adalah berdistribusi tidak normal maka uji beda yang digunakan adalah wilcoxon signed rank test.
Jurnal Ilmu Manajemen |Volume 2 Nomor 3 Juli 2014
Riskhy Tia Femianita dan Nadia Asandimitra; Reaksi Pasar Sebelum …
HASIL Pergerakan abnormal return dan trading volume activity selama periode pengamatan dapat dilihat pada gambar 1.Berdasarkan gambar 1, terlihat pergerakan abnormal return yang cukup fluktuatif. Terkadang mengalami kenaikan dan terkadang mengalami penurunan. Selama
periode pengamatan, nilai abnormal return didominasi dengan nilai positif, akan tetapi nilai negatifpun juga sering terjadi setelah adanya pengumuman kenaikan harga BBM. Sedangkan pada trading volume activity, pergerakannya cenderung menurun setelah adanya pengumuman kenaikan harga BBM.
Gambar 1 Pergerakan Abnormal Return dan Trading Volume Activity 0,04 0,02 ATVA
-0,02
t-10 t-9 t-8 t-7 t-6 t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t t+1 t+2 t+3 t+4 t+5 t+6 t+7 t+8 t+9 t+10
0
AAR
-0,04 Sumber: Data diolah, 2014
Hasil uji normalitas diperoleh nilai sig. untuk rata-rata abnormal return sebesar 0,999 dan rata-rata trading volume activity sebesar 0,836 yang artinya nilai tersebut lebih dari 0,05 atau diatas 5%. Dapat
disimpulkan bahwa data kedua variabel tersebut berdistribusi normal. Sehingga uji beda yang digunakan adalah uji stastistik non parametrik test dengan alat uji paired sample ttest.
Tabel 1 Hasil Uji One Sample T Test
1075
Jurnal Ilmu Manajemen |Volume 2 Nomor 3 Juli 2014
Riskhy Tia Femianita dan Nadia Asandimitra; Reaksi Pasar Sebelum …
Hasil pengujian hipotesis 1 dengan uji t (one sample t test) pada tabel 1, dapata dilihat bahwa nilai yang signifikan pada tingkat 10% terjadi pada t+7 karena nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,651021. Disamping itu, nilai yang signifikan pada tingkat 1% terjadi pada t-1, t, t+2, t+6 dan t+8 karena t
hitung lebih besar dari nilai t tabel sebesar 2,595799. Nilai t hitung tertinggi terjadi pada t-1 yaitu sebesar 5,374 dan nilai tersebut signifikan pada tingkat 10%. Sehingga kesimpulannya adalah terdapat ratarata abnormal return yang bernilai positifsignifikan di sekitar tanggal pengumuman kenaikan harga BBM.
Tabel 2 Hasil Uji Paired Sample T-Testuntuk AAR dan ATVA
Hasil uji beda pada tabel 2, rata-rata abnormal return pada sebelum dan sesudah terdapat perbedaan yang signifikan karena nilai sig. sebesar 0,000 < 0,005. Disamping itu, hasil uji beda pada tabel 3, rata-rata trading volume activity pada sebelum dan sesudah terdapat perbedaan yang signifikan karena nilai sig. sebesar 0,000 < 0,005. PEMBAHASAN Perbedaan Rata-rata Abnormal Return yang Bernilai Positif Signifikan di Sekitar Tanggal Pengumuman Kenaikan Harga BBM Pengujian hipotesis 1 menunjukkan adanya rata-rata abnormal return yang bernilai positif signifikan di sekitar tanggal pengumuman kenaikan harga BBM. Nilai positif signifikan terjadi pada t-1, t, t+2, t+6, t+7, dan t+8. Pasar mulai bereaksi pada t-1 dimana hari sebelum pengumuman kenaikan harga BBM. Diduga investor telah merespon adanya rencana pemerintah dalam menaikkan harga BBM. Pasar juga bereaksi pada hari dimana kenaikan harga BBM resmi diumumkan oleh pemerintah. Kedua
1076
hari ini memiliki nilai t hitung yang tertinggi daripada nilai t hitung di hari lainnya. Sesuai dengan penelitian Wardhani (2012) menyebutkan adanya nilai abnormal return yang positif disekitar tanggal pengumuman. Selain itu pada t+1 pasar tidak bereaksi dengan ditunjukkan nilai abnormal return yang negatif. Akan tetapi pada t+2 pasar kembali bereaksi dengan nilai abnormal return yang positif. Diduga beberapa kelompok investor ada yang baru mendengar pengumuman kenaikan harga BBM sehingga mereka baru merespon informasi tersebut pada t+2. Nilai abnormal return yang negatif kembali muncul pada t+3, t+4, dan t+5. Diduga beberapa kelompok investor tidak peduli dengan informasi kenaikan harga BBM yang masuk ke pasar. Investor kembali bereaksi pada t+6, t+7, dan t+8 yang diduga nilai abnormal return yang positif tersebut disebabkan karena adanya informasi lain yang masuk ke pasar. Informasi lain tersebut adalah rencana kenaikan tarif listrik per 1 Juli 2013. Pada t+9 dan t+10 terdapat nilai abnormal return yang negatif, hal itu diduga informasi kenaikan harga BBM sudah menyebar rata ke seluruh
Jurnal Ilmu Manajemen |Volume 2 Nomor 3 Juli 2014
Riskhy Tia Femianita dan Nadia Asandimitra; Reaksi Pasar Sebelum …
investor sehingga pasar sudah tidak lagi bereaksi. Perbedaan Signifikan Antara RataRata Abnormal Return pada Sebelum dan Sesudah Pengumuman Kenaikan Harga BBM Setiap keputusan yang diambil oleh investor akan berpengaruh terhadap harga saham. pergerakan harga saham terkadang mengalami penurunan, akan tetapi terkadang juga mengalami kenaikan. Fluktuasi harga saham itulah yang dapat dijadikan masukan apakah pasar bereaksi atau tidak terhadap informasi yang masuk ke pasar. Kenaikan harga BBM memang sudah direncanakan oleh pemerintah dan pemerintah tidak merahasiakan hal itu. Banyak media masa yang memuat berita tentang rencana kenaikan harga BBM. Masyarakat pun merasakan dampak dari rencana tersebut. Salah satu dampaknya adalah naiknya harga bahan pangan dan harga transportasi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan abnormal return yang signifikan. Dapat dikatakan informasi kenaikan harga BBM memiliki kandungan informasi (information content). Sebuah informasi yang maasuk ke pasar akan memberi pengaruh investor dalam mengambil suatu keputusan dimana harus membeli atau menjual saham. Disamping itu, sinyal kenaikan harga BBM memberikan sinyal baik bagi investor sehingga terlihat adanya perbedaan abnormal return pada sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Budiman dan Supatmi (2009) yang menyimpulkan adanya perbedaan abnormal return pada sebelum dan sesudah adanya suatu pengumuman yang ditunjukkan dengan adanya respon dari pasar
1077
mengenai informasi yang masuk ke pasar. Selain itu, Budiman dan Supatmi (2009) memperkuat bahwa adanya perbedaan abnormal return membuktikan bahwa suatu pengumuman memiliki kandungan informasi yang cukup kuat untuk memperngaruhi investor dalam mengambil keputusan. Perbedaan Signifikan Antara RataRata Trading Volume Activity pada Sebelum dan Sesudah Pengumuman Kenaikan Harga BBM Informasi kenaikan harga BBM merupakan suatu fenomena atau kejadian yang penting karena menyangkut hajat seluruh rakyat Indonesia. Dampaknya dapat dirasakan sejak kenaikan harga BBM direncanakan oleh pemerintah. Saat rencana kenaikan harga BBM di dengar oleh masyarakat, disitulah kenaikan harga akan barang dan jasa mengalami peningkatan. Begitu halnya dengan investor, investor akan merespon informasi kenaikan harga BBM melalui aktivitas perdagangan saham atau yang sering disebut dengan trading volume activity atau TVA. Sebelum adanya pengumuman kenaikan harga BBM pergerakan rata-rata trading volume activity cukup fluktuatif. Namun setelah adanya pengumuman kenaikan harga BBM, pergerakan rata-rata trading volume activity cenderung menurun. Setelah informasi kenaikan harga BBM masuk ke pasar, investor tidak sering melakakuan perdagangan saham, sehingga menyebabkan ratarata trading volume activity mengalami penurunan. Diduga, pergerakan rata-rata trading volume activity yang cenderung menurun tersebut menyebabkan adanya perbedaan rata-rata trading volume activity antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM.
Jurnal Ilmu Manajemen |Volume 2 Nomor 3 Juli 2014
Riskhy Tia Femianita dan Nadia Asandimitra; Reaksi Pasar Sebelum …
Seperti halnya dengan hasil penelitian rata-rata abnormal return, hasil penelitian rata-rata trading volume activity juga menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM. Adanya perbedaan ratarata trading volume activity muncul dugaan bahwa pasar bereaksi terhadap pengumuman kenaikan harga BBM. Pengumuman kenaikan harga BBM memang suatu fenomena yang bersifat makro, tidak hanya memberi pengaruh pada naiknya harga barang dan jasa, akan tetapi pengumuman tersebut juga memberi penagruh pada aktivitas perdagangan di pasar modal. Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Satria dan Supatmi (2013) yang menyimpulkan adanya perbedaan trading volume activity pada sebelum dan sesudah adanya suatu pengumuman. Satria dan Supatmi (2013) juga berpendapat bahwa pasar bereaksi terhadap pengumuman yang dilakukan oleh pemerintah. Sehingga aktitivitas perdagangan saham mengalami perbedaan setelah adanya informasi yang masuk ke pasar. KESIMPULAN Terdapat rata-rata abnormal return yang bernilai positif signifikan di sekitar tanggal pengumuman kenaikan harga BBM. Pasar mulai bereaksi pada t-1 dimana hari sebelum pengumuman kenaikan harga BBM. Pasar juga bereaksi pada hari dimana kenaikan harga BBM resmi diumumkan oleh pemerintah. Terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan mengindikasikan bahwa informasi kenaikan harga BBM memiliki kandungan informasi (information content). Terdapat perbedaan trading volume activity yang signifikan antara sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM menunjukkan bahwa
1078
pasar bereaksi terhadap pengumuman kenaikan harga BBM. Saran bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperpanjang periode pengamatan agar memperoleh hasil yang sempurna yang dapat menjelaskan mengenai reaksi pasar. Bagi investor diharapkan dapat membaca informasi-informasi yang masuk ke dalam pasar karena hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan sebelum dan sesudah adanya informasi pengumuman kenaikan harga BBM. Bagi pemerintah diharapakan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam mengambil suatu kebijakan baru khususnya kebijakan kenaikan harga BBM. DAFTAR PUSTAKA Brigham, Eugene F. & Houston, Joel F. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Budiman, Ferry dan Supatmi. 2009. Pengaruh Pengumuman Indonesia Sustainbility Reporting award (ISRA) terhadap Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Pemenang ISRA Periode 20052008). Simposium Nasional Akuntansi XII Palembang. Fahmi, Irham. 2012. Pengantar Pasar Modal. Bandung: Alfabeta. Hall, G. Stepen dan Amangeldi Kenjegaliev. 2009. Effect of Oil Price Changes on The Price of Russian and Chinese Oil shares: Evidence from United Kingdom. University of Leicester, UK. Jogiyanto. 2013. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Kedelapan. Yogyakarta: BPFEYogyakarta. Kasmir. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Revisi.
Jurnal Ilmu Manajemen |Volume 2 Nomor 3 Juli 2014
Riskhy Tia Femianita dan Nadia Asandimitra; Reaksi Pasar Sebelum …
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Mar’ati, Fudji Sri. 2012. Analisis Efisiensi Pasar Modal. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 3(2): 35-44. Muharram, Harjun & Widawati, Riris Retno. 2006. Analisis Reaksi Pasar Modal terhadap Pengumuman Investasi Teknologi Informasi: Studi Kasus pada Perusahaan yang Listing di BEJ Periode 20022005. Jurnal Studi Manajemen & Organisasi, 3(2): 29-45. Nikmah, Nur Utami. 2009. Pengaruh Pengumuman Kenaikan Harga BBM terhadap Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham (Studi Empiris pada PerusahaanPerusahaan yang Masuk Jakarta Islamic Center).Skripsi dipublikasikan. Yogyakarta:Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Jogjakarta. Ross, Stepen A. 1977. The Determination if Financial Structure: the IncentiveSignaling Approach. The Bell Journal of Economics 1(1): 2340.
1079
Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga. Sari, Puspita. 2013. Tempo. Berita dipublikasikan. Diakses tanggal 12 Juni 2014. Satria dan Supatmi. 2013. Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Internet Financial Reporting. Jurnal Akuntansi dan Keuangan 15(2): 86-94. Setyawan, Tri Adi. 2006. Analisis Reaksi Pasar Modal terhadap Kenaikan Harga BBM (Studi Kasus: di Bursa Efek Jakarta untuk Saham-saham LQ45).Tesis dipublikasikan.Semarang: Universitas Diponegoro Semarang. Sunariyah. 2010. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yoyakarta: UPP AMP YKPN. Tandelilin, Eduardus. 2007. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Wardhani, Laksmi Swastika. 2012. Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Pemilihan Gubernur DKI Jakarta Putaran II 2012 (Event Study pada Saham Anggota Indeks Kompas 100).Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB 1(1).
Jurnal Ilmu Manajemen |Volume 2 Nomor 3 Juli 2014