REAKSI PASAR MODAL INDONESIA ATAS PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2009 PADA BURSA EFEK INDONESIA
Vini Sundari E-mail:
[email protected] Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat berbedaan yang signifikan pada rata-rata abnormal return saham disekitar pelaksanaan dengan diluar pelaksanaan pemilu dan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata abnormal return saham sebelum dan sesudah pelaksanaan pemilu. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dari analisis yang dilakukan pada 45 perusahaan yang tergabung dalam LQ45 yang dimulai dari 2 Februari sampai 27 April 2009. Alat analisis yang digunakan adalah uji beda dua rata-rata(paired samples tets). Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan pemilu 9 April 2009 tidak memberikan pengaruh yang kuat terhadap pergerakan harga saham disekitar maupun diluar pelaksanaan pemilu, ini dibuktikan dari nilai t
hitung
(-
0,193) < t tabel (2,093), sehingga Ho diterima. Begitu juga pada periode sebelum dan sesudah pelaksanaan pemilu yang tidak memberikan pengaruh yang kuat terhadap pergerakan harga saham, ini terbukti dari nilai thitung (-0,413) < ttabel (2,262), sehingga Ho diterima. Berdasarkan hasil tersebut, maka pelaksanaan pemilu 9 April 2009 tidak memberikan pengaruh yang kuat terhadap pergerakan harga saham di bursa efek Indonesia. Para investor merasa yakin bahwa pelaksanaan pemilu pada 9 April 2009 akan berjalan dengan lancar, mereka juga merespon baik pelaksanaan pemilihan umum legislatif 9 April 2009. Kata Kunci : Saham, Abnormal Return
PENDAHULUAN Perkembangan harga saham di pasar modal merupakan suatu indikator yang penting untuk mengetahui tingkah laku pasar, yaitu para investor dalam upaya menentukan apakah investor akan melakukan transaksi di pasar modal, biasanya mereka akan mendasarkan keputusannya pada berbagai informasi yang tersediadi publik maupun informasi pribadi. Informasi tersebut akan memiliki makna atau nilai bagi investor jika keberadaan informasi tersebut menyebabkan melakukan transaksi di pasar modal, yang akan tercermin dalam perubahan harga saham dan tingkat perdagangan yang dapat diukur dengan menggunakan abnormal pengembalian dan volume perdagangan saham. Pasar modal sebagai instrument ekonomi, tidak lepas dari berbagai pengaruh ingkungan. Pengaruh lingkungan ekonomi mikro seperti kinerja perusahaan, perubahan strategi perusahaan, pengumuman laporan keuangan atau deviden perusahaan. Lingkungan ekonomi makro juga dapat memberikan pengaruh seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi.
TINJAUAN PUSTAKA Pasar Modal Menurut Sigit Triandaru (2007), pasar modal adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang dan merupakan pasar yang konkret. Sedangkan menurut kamus pasar uang dan modal adalah pasar konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun keatas. Menurut Suad Husnan (2002) faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal diantaranya adalah : a) Supply sekuritas b) Demand sekuritas
1
c) Kondisi ekonomi dan politik d) Masalah hukumdan peraturan e) Keberadaan lembaga yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal. Sedangkan instrument yang ada didalam pasar modal antara lain :
a) Saham b) Obligasi c) Right Issue d) Warrant e) Reksa Dana Efisiensi Pasar Konsep pasar efisien pertama kali dikemukakan dan dipopulerkan oleh Fama (1970) dalam Jogiyanto. Dalam konteks ini yang dimaksud dengan pasar adalah pasar modal. Suatu pasar dikatakan efisien apabila tidak seorangpun, baik investor individu maupun investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal return), setelah disesuaikan dengan risiko, dengan menggunakan strategi perdagangan yang ada. Artinya, harga-harga yang terbentuk dipasar merupakan cerminan dari informasi yang ada atau (stock prices reflect all avalaible information). Ekspresi yang lain menyebutkan bahwa dalam pasar yang efisien harga-harga asset atau sekuritas secara cepat dan utuh mencerminkan informasi yang tersedia tentang asset atau sekuritas tersebut. Dalam mempelajari konsep pasar efisien, perhatian kita akan diarahkan pada sejauh mana dan seberapa cepat informasi tersebut dapat mempengaruhi pasar yang tercermin dalam perubahan harga sekuritas. Dalam Jogiyanto (2000:367) pasar dikatakan efisien terhadapsuatu system informasi, jika dan hanya jika harga-harga sekuritas bertindak seakan-akan setiap orang mengamati system informasi tersebut. Definisi Beaver ini mempunyai arti bahwa pasar dikatakan efisien terhadap satu set informasi yang spesifik (dihasil dari suatu system informasi) jika harga yang terjadi setelah informasi diterima oleh para pelaku pasar sama dengan harga yang akan terjadi jika setiap orang akan mendapatkan set informasi tersebut. Harga yang terjadi dipasar yang efisien ini disebut dengan “ fully information price “.
METODE PENELITIAN Data dan Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder. Semua perusahaan yang tergabung dalam LQ45 periode Februari 2009 – April 2009 yaitu sebanyak 45 perusahaan yang didapat dari
homepage Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan adalah data harga saham harian periode 2 Februari 2009 – 27 April 2009. Tahapan Penelitian dan Alat Analisis Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini diantaranya adalah mencari return sesungguhnya dan return pasar saham LQ45, mencari return tidak normal (abnormal return) saham LQ45, mencari reta-rata return tidak normal (abnormal return) saham LQ45, serta melakukan pengujian statistic dengan mencari nilai thitung dan nilai paired sample t test. Alat analisis dan model perhitungan return saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah abnormal return dan uji-t. penentuan abnormal return dan rata-rata harga saham LQ45 selengkapnya adalah sebagai berikut. 9 Return sesungguhnya dan return pasar saham LQ45 Menurut Jogiyanto (2000:109) actual return merupakan returnyang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya. Dihitung per hari per masing-masing saham. Rit = Pit – Pit-1 Pit-1 Keterangan : Rit
= Actual return untuk saham i pada hari t
Pit
= Harga saham i pada hari ke-t
Pit-1
= Harga saham i pada hari ke t-1
Return pasar digunakan sebagai standar evaluasikinerja secara umum. Besaran untuk menghitung return pasar digunakan indeks LQ-45. Rmt = indeks LQ-45t – indeks LQ-45t-1 Indeks LQ-45t-1 Keterangan : Rmt
= Return pasar pada hari ke-t
indeks LQ-45t = Indeks LQ-45 pada hari ke-t
9 Return Tidak Normal (Abnormal Return) Menurut Jogiyanto (2000:429) abnormal return merupakan selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi. ARit = Ri,t – E[Ri,t] Keterangan : ARi,t = return tidak normal (abnormal return) sekuritas ke-I pada periode peristiwa ke-t. 9 Rata-rata Return Tidak Normal (Abnormal Return) Menurut Jogiyanto (2000:429) menghitung rata-rata abnormal return untuk 45 saham setiap hari pada periode peristiwa. Digunakan sebagai dasar untuk menghitung signifiansi abnormal return sehingga dapat menentukan adanya reaksi pasar, kecepatan pasar terhadap kandungan informasi, dan efisiensi pasar. ARit = K Keterangan : ARit = Average abnormal return pada hari ke-t K
= Jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman Peristiwa.
HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui apakah pasar akan bereaksi terhadap pemilihan umum 9 April 2009 dilihat dari abnormal return, digunakan hipotesis sebagai berikut : Ho1 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata abnormal return saham disekitar pelaksanaan dengan diluar pelaksanaan pemilihan umum 9 April 2009.
Ha1 : Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata abnormal return saham disekitar pelaksanaan dengan diluar pelaksanaan pemilihan umum 9 April 2009. Ho2 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata abnormal return saham sebelum dan sesudah pelaksanaan pemilihan umum 9 April 2009. Ha2 : Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata abnormal
return saham
sebelum dan sesudah pelaksanaan pemilihan umum 9 April 2009.
Average abnormal return disekitar dan diluar periode peristiwa pemilu
Hari Ke-
disekitar
diluar
Hari Ke-
disekitar
diluar
1
-0,0032
0,0045
11
0,0130
-0,0054
2
0,0020
-0,0035
12
0,0195
0,0039
3
-0,0038
-0,0003
13
0,0103
0,0030
4
-0,0035
0,0126
14
-0,0054
0,0013
5
0,0067
0,0007
15
0,0433
0,0015
6
-0,0060
0,0110
16
-0,0138
-0,0033
7
0,0383
0,0079
17
0,0122
0,0027
8
0,0039
-0,0063
18
-0,0130
0,0039
9
-0,0676
0,0097
19
0,0232
0,0074
10
0,0437
0,0117
20
-0,0242
-0,0092
Sumber : data diolah
Uji Paired Sample T-test A.
Hipotesis I
hasil uji rata-rata abnormal return return disekitar dan diluar pelaksanaan pemilu Paired Differences 95% Confidence Interval of
Mean Pair 1 diluar
Std.
Deviation
Mean
Lower
Upper
t
df
tailed)
.0056377
-.0128899
.0107099
-.193
19
.849
- -.0010900 .0252126
Error
the Difference
Std.
Sig.
(2-
disekitar
Dari hasil analisis diatas maka diperoleh nilai t-hitung sebesar -0,193 lebih kecil dari t-tabel sebesar 2,093 dengan nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka dapat diambil keputusan Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata abnormal return disekitar dengan diluar tanggal pelaksanaan pemilu. B.
Hipotesis II
hasil uji rata-rata abnormal return return disekitar dan diluar pelaksanaan pemilu
Paired Differences 95% Confidence Interval of
Mean
Error the Difference
Std.
Std.
Deviation
Mean
Lower
Upper
t
df
tailed)
.0132057
-.0353335
.0244135
-.413
9
.689
Pair 1 sebelum - sesudah -.0054600 .0417602
Sig.
Dari hasil analisis diatas maka diperoleh nilai t-hitung sebesar -0,413 lebih kecil dari t-tabel sebesar 2,262 dengan nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka dapat diambil keputusan Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata abnormal return sebelum dengan sesudah tanggal pelaksanaan pemilu.
(2-
PENUTUP 1. Tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan antara periode disekitar pemilu dengan periode diluar pemilu. Hal ini dibuktikan dengan uji t dan diperoleh t-hitung sebesar -0,193 lebih kecil dari t-tabel sebesar 2,093. Para investor merasa kondisi politik dan ekonomi disekitar maupun diluar pelaksanaan pemilu sama saja, walaupun ada beberapa kejadian penting yang terjadi. Namun para investor masih tetap melakukan transaksi dipasar modal. 2. Tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan antara sebelum pelaksanaan dengan sesudah pelaksanaan pemilu. Hal ini dibuktikan dengan uji-t dan diperoleh nilai t-hitung sebesar -0,413 lebih kecil dari t-tabel sebesar 2,262. Para investor merasa pemilu legislatif yang dilaksanakan pada tanggal 9 April 2009 telah berjalan lancar. Mereka juga merespon baik pelaksanaan pemilu legislatif ini.
DAFTAR PUSTAKA Chairul, Anwar. “Studi Peristiwa Reaksi Pasar Terhadap Pemilihan Umum Tanggal 5 April 2004 Pada Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, No. 2, Jilid 9, Tahun 2004. Christopher, Pass dan Lowes Bryan. 1994. “Kamus Lengkap Ekonomi”. PT. Gelora Aksara Pratama Erlangga, Jakarta. Corry, Annelia PH dan Prihantoro. 2007. “Pengaruh Resuffel Kabinet Terhadap Pergerakan Harga Saham LQ45 di Indonesia”. Jakarta. Gumanti, A. Tatang dan Elok Sri Utami. 2002. “Bentuk Pasar Efisien dan Pengujiannya”. Jurnal
Akuntansi
dan
Keuangan
Vol.4,
No.
1,
Mei
2002
:54-68.
http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/ Jogiyanto. 2000. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”. Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta. Sandi, Herigita K. 2004. “Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Non Ekonomi (Studi Kasus Peristiwa Bom Kuningan 9 September 2004)”. Jurnal Akuntansi.
Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso. 2007. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”. Salemba Empat, Jakarta. Sunariyah. 2003. “Pengantar Pengetahuan Pasar Modal”. Edisi ketiga, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Wiji Purwanta dan Hendy Fakhruddin. 2006. “Mengenal Pasar Modal”. Salemba Empat, Jakarta. Winarto. 1997. “Pasar Modal Indonesia, Retropeksi Lima Tahun Swastanisasi. Cetakan Pertama, Jakarta. www.repository.gunadarma.ac.id. www.yahoofinance.com www.idx.co.id www.duniainvestasi.com www.BI.go.id