ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
REAKSI HARGA SAHAM PERBANKAN TERHADAP PERUBAHAN BI RATE DI INDONESIA SKRIPSI
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA MANAJEMEN PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
DIAJUKAN OLEH: YOLLA ADI KISWORO PUTRI NIM: 041411223059
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
iii SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui reaksi harga saham perbankan terhadap pengumuman kebijakan moneter di Indonesia. Sampel penelitin meliputi bank umum go publik di bursa efek Indonesia selama 2013 – 2016. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 20 sampel. Variabel yang digunakan pada penelitan ini adalah AAR dan CAAR. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah one sample Ttest dengan menggunakan metode market model dan market adjusted model. Hasil analisis one sample t-test menunjukkan bahwa harga saham perbankan bereaksi negatif terhadap kenaikan BI rate yang ditunjukkan oleh average abnormal return (AAR) dan cumulative average abnormal return (CAAR) di sekitar tanggal pengumuman kenaikan BI rate. Sementara, harga saham perbankan bereaksi positif terhadap perubahan penurunan BI rate yang ditunjukkan oleh average abnormal return (AAR) dan cumulative average abnormal return (CAAR) di sekitar tanggal pengumuman penurunan BI rate.
Kata kunci : kebijakan moneter, suku bunga, perbankan, return, harga saham.
iv SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ABSTRACT
This study aims to explore the reaction of bank stock price towards monetary policy announcement in Indonesia. The sample of this study is go public bank which listed on Indonesia Stock Exchange (IDX) during 2013 – 2016. The number of bank sample which uses in this study are 20 banks. The variabel used in this study are AAR and CAAR. The technique analysis used is one sample t test with both of market model and market adjusted model method. The one sample t-test analysis result show that bank stock prices react negatively toward increasing of BI rate which show by Average Abnormal Return (AAR) and Cummulative Average Abnormal Return (CAAR) on event studies. In addition, bank stock prices react positively toward decreasing of BI rate which show by Average Abnormal Return (AAR) and Cummulative Average Abnormal Return (CAAR) on BI rate event studies.
Keywords: monetary policy, Interest rate, banking, return, stock price
v SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tiada terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan berkah, rahmat, dan karuniaNya sehingga selesailah penulisan karya ilmiah skripsi dengan judul “Reaksi Harga Saham Perbankan Terhadap Perubahan BI rate di Indonesia”. Shalawat serta salam juga tak lupa tercurah kepada junjungan dan kekasih Allah SWT, Nabi besar Muhammad SAW beserta para sahabatnya dan kita para pengikutnya. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan pada program sarjana (S1) pada program studi Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. Penulisan skripsi ini pada hakikatnya tidaklah selalu mulus dan kadangkala halangan dan masalah merintang didepan mata. Namun berkat dukungan dari berbagai pihak akhirnya selesailah penyusunan skripsi ini. Tak lupa penulis ini mengucapakan terima kasih kepada: 1. Kedua orang tua penulis, Bapak Hadi Kiswanto, S.E., M.M. dan Mama Endang Wuryaningsih, S.Pd, yang menjadi sumber inspirasi bagi penulis yang senantiasa dengan tulus memberikan doa, semangat, kesabaran, kasih sayang, dan dukungan yang tak akan pernah tergantikan oleh siapapun. Kepada kakak tercinta, Artharini Kisworo Putri, dan juga Rosyid Hadi Nugroho yang selalu memberikan dorongan agar penulis tetap semangat dalam keadaan apapun untuk menyelesaikan skripsi ini.
vi SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2. Prof. Dr. Dian Agustia, S.E., M.Si., Ak., C.M.A., C.A. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya. 3. Dr. Praptini Yulianti, Dra.Ec., M.Si., selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya. 4. Dr. Masmira Kurniawati, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya 5. Dr. Rahmat Setiawan, S.E., M.M., selaku dosen pembimbing yang selalu berkenan memberikan waktu, bimbingan, kesabaran, saran, dan bantuan selama proses penyusunan skripsi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan hasil yang baik. 6. Segenap dosen pada program studi S1 Manajemen khususnya yang mengajar pada kelas Alih Jenis Manajemen 2014 untuk semua ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan kepada penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Airlangga selama 2 tahun. 7. Sahabat seperjuangan mulai dari sejak bersama – sama di Program Diploma SV UGM, Kenny, Riska, Maratu Rifa, Prisma, Rafita, Desy Ratih yang selalu menjadi sahabat terbaik dalam suka dan duka. 8. Teman – teman seperjuangan sesama dari Diploma UGM: Riyan yang selalu membantu, meluangkan waktunya, dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi. Akbar, Ibel, Dea, Novi, Thoyib, Anggun dan Erda yang selalu memberikan motivasi, semangat, keceriaan, di setiap hari yang sudah kita lewati, dan terima kasih sudah menjadi teman sekelompok yang
vii SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
baik selama 4 semester di UNAIR. Hope see you on top and good luck for all of us, guys! 9. Rekan – rekan seperjuangan sidang bulan Oktober. Terima kasih untuk semua kebersamaan dan semua diskusi yang sudah kita lewati. Hope to see you again! 10. Segenap teman – teman di kelas Alih Jenis Manajemen 2014 yang tidak bisa saya sebut satu per satu. Terima kasih banyak kawan untuk semua hari – hari yang penuh warna selama kita bersama – sama menempuh studi di kampus tercinta UNAIR. See you on top, guys! Demikian sedikit kata pengantar yang penulis dapat sampaikan, semoga hasil karya skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah khazanah pengetahuan khususnya mengenai literatur perbankan. Ibarat kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”, hasil penelitian ini tentu masih jauh dari kata sempurna, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran agar penelitian selanjutnya dapat menjadi semakin baik.
Surabaya, 15 Oktober 2016
Yolla Adi Kisworo Putri
viii SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR ISI Halaman BAB 1
PENDAHULUAN 1.1
BAB 2
Latar Belakang...............................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................
4
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................
5
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................
5
1.5 Sistematika Penulisan ....................................................................
6
TINJAUAN PUSTAKA 2.1
BAB 3
Landasan Teori ..............................................................................
8
2.1.1. Bentuk Efisiensi Pasar .......................................................
8
2.1.2. Pengujian efisiensi pasar setengah kuat; studi peristiwa....
11
2.1.3. Pengumuman BI Rate ........................................................
15
2.2 Penelitian Sebelumnya ..................................................................
21
2.3 Hipotesa Penelitian ........................................................................
22
2.4 Model Penelitian............................................................................
23
2.5 Kerangka Konseptual ....................................................................
25
METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian....................................................................
26
3.2
Identifikasi Variabel ......................................................................
26
3.3 Definisi Operasional ......................................................................
26
3.4 Jenis dan Sumber Data ..................................................................
27
3.5 Prosedur Pengumpulan Data .........................................................
28
3.6 Prosedur Penentuan Sampel ..........................................................
28
3.7 Teknik Analisis..............................................................................
29
ix SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 4
PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian...............................................
32
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................
35
4.3 Analisa Model dan Pengujian Hipotesis........................................
42
4.4 Pembahasan ...................................................................................
50
4.4.1 Reaksi Pasar Saham Terhadap Peristiwa Kenaikan Suku Bunga BI Rate Pada Metode Market Model ....................
50
4.4.2 Reaksi Pasar Saham Terhadap Peristiwa Penurunan Suku Bunga BI Rate Pada Market Model .................................
52
4.4.3 Reaksi Harga Saham Terhadap Peristiwa Kenaikan Suku Bunga BI Rate Pada Market Ajusted Model .....................
53
4.4.4 Reaksi harga Saham Terhadap Peristiwa Penurunan Suku Bunga BI Rate Pada Market Adjusted Model ...................
BAB 5
55
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan........................................................................................
56
5.2 Saran ..............................................................................................
56
x SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.
Average Actual Return, Average Expected Return, Average Abnormal Return, Cummulative Average Abnormal Return Kenaikan BI Rate Perusahaan Sampel Pada Periode Uji .................
Tabel 4.2.
38
Average Actual Return, Average Expected Return, Average Abnormal Return, Cummulative Average Abnormal Return Penurunan BI Rate Perusahaan Sampel Pada Periode Uji................
41
Tabel 4.3.
Nilai AAR dan Hasil Signifikansi......................................................
43
Tabel 4.4.
Nilai AAR dan Hasil Uji Signifikansi ..............................................
45
Tabel 4.5.
Nilai CAAR dan Hasil Uji Signifikansi.............................................
47
Tabel 4.6.
Nilai CAAR dan Hasil Uji Signifikansi.............................................
49
xi SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.5. Kerangka Konseptual ......................................................................
25
Gambar 4.1. Pergerakan Nilai AAR Selama Periode Uji .....................................
44
Gambar 4.2. Pergerakan Nilai AAR Selama Periode Uji .....................................
46
Gambar 4.3. Pergerakan Nilai CAAR Selama Periode Uji...................................
48
Gambar 4.4. Pergerakan Nilai CAAR Selama Periode Uji...................................
50
xii SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Output SPSS One Sample T-Test AAR Terhadap Peristiwa Penetapan kenaikan Suku Bunga BI Rate dengan Market Model
Lampiran 2
Output SPSS One Sample T-Test AAR Terhadap Peristiwa Penetapan Penurunan Suku Bunga BI Rate dengan Market Model
Lampiran 3
Output SPSS One Sample T-Test CAAR Terhadap Peristiwa Penetapan kenaikan Suku Bunga BI Rate dengan Market Model
Lampiran 4
Output SPSS One Sample T-Test CAAR Terhadap Peristiwa Penetapan Penurunan Suku Bunga BI Rate dengan Market Model
Lampiran 5
Output SPSS One Sample T-Test AAR Terhadap Peristiwa Penetapan kenaikan Suku Bunga BI Rate dengan Market Adjusted Model
Lampiran 6
Output SPSS One Sample T-Test AAR Terhadap Peristiwa Penetapan Penurunan Suku Bunga BI Rate dengan Market Adjusted Model
Lampiran 7
Output SPSS One Sample T-Test CAAR Terhadap Peristiwa Penetapan kenaikan Suku Bunga BI Rate dengan Market Adjusted Model
Lampiran 8
Output SPSS One Sample T-Test CAAR Terhadap Peristiwa Penetapan Penurunan Suku Bunga BI Rate dengan Market Adjusted Model
Lampiran 9
Daftar Sampel penelitian
Lampiran 10 BI rate
xiii SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena
sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari investor. Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain sebagainya. Pasar modal juga sebagi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen. Saham perusahaan publik yang diperdagangkan di pasar modal dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal perusahaan yang bersangkutan. Faktor internal berasal dari perusahaan yang mengeluarkan saham itu sendiri, dan faktor eksternal berasal dari faktor ekonomi maupun non ekonomi. Pengumuman kebijakan moneter dari pemerintah merupakan salah satu faktor ekonomi yang mempengaruhi saham perusahaan publik yang diperdagangkan di pasar modal. Kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh penguasa moneter (biasanya bank sentral) untuk mempengaruhi jumlah uang beredar dan kredit yang pada gilirannya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat (Nopirin,
1
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2
1992:45). Bank sentral adalah lembaga yang berwenang mengambil langkah kebijakan moneter untuk mempengaruhi jumlah uang beredar Kebijakan moneter bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi terdapat interdependensi terhadap berbagai variabel dalam perekonomian. Di satu sisi, kebijakan moneter banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam perekonomian, di sisi lain kebijakan moneter secara langsung juga memengaruhi kondisi moneter dan keuangan yang akan membawa pengaruh terhadap kondisi sektor riil atau sektor nyata. Implementasi kebijakan moneter tidak dapat dilakukan secara terpisah dari kebijakan ekonomi makro lainnya, seperti kebijakan fiskal, kebijakan sektoral, dan kebijakan lainnya. Semuanya mengarah pada pencapaian suatu tujuan akhir, yakni kesejahteraan sosial masyarakat. Kebijakan perubahan suku bunga BI Rate mempengaruhi perekonomian makro melalui perubahan harga aset. Kenaikan suku bunga akan menurunkan harga aset seperti saham dan obligasi sehingga mengurangi kekayaan individu dan perusahaan yang pada gilirannya mengurangi kemampuan mereka untuk melakukan kegiatan ekonomi seperti konsumsi dan investasi. Investor akan merespon informasi kenaikan dan penurunan suku bunga tersebut sebagai sinyal terhadap adanya peristiwa (event) tertentu yaitu berupa sinyal positif (good news) atau berupa sinyal negatif (bad news). Fluktuasi harga saham di Indonesia tidak lepas dari fenomena pengumuman kebijakan moneter oleh bank Indonesia. Pada tahun 2015 Indonesia tidak bisa mengambil kebijakan yang melawan pasar apalagi Indonesia bukan negara maju dengan tingkat produktivitas yang tinggi, Bank Indonesia (BI) menegaskan tetap akan
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 3
mengambil kebijakan moneter ketat. BI tetap melakukan stabilisasi makro ekonomi dengan menggunakan instrumen suku bunga. Bank Indonesia pada 17 Desember 2015 lalu memutuskan menahan BI Rate di level 7,50%, dengan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility masingmasing pada level 5,50% dan 8,00%, mulai terlihat signal arah kebijakan BI lebih akomodatif. Kebijakan moneter BI akan lebih longgar, karena beberapa persyaratan hampir terpenuhi. BI memandang ruang bagi pelonggaran kebijakan moneter semakin terbuka dengan terjaganya stabilitas makroekonomi, khususnya inflasi akhir 2015 yang cukup rendah, dengan realisasi 3,35%, Inflasi tahunan pada Desember 2015 yang di posisi terendah dalam enam tahun terakhir dinilai akan membuka jalan bagi BI untuk memangkas suku bunga acuan yang dipertahankan 7,50% sejak Februari 2015, dan defisit transaksi berjalan (DTB) berada pada kisaran 2% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pada Februari 2016 Bank Indonesia memutuskan menurunkan suku bunga acuan., keputusan dipengaruhi dua faktor, yakni kondisi internal dan eksternal. Dari internal atau domestik dikarenakan inflasi masih dalam target Bank Indonesia di kisaran 4 plus minus 1%. Kemudian, nilai tukar rupiah stabil dan cenderung menguat seiring adanya capital inflow. Selain itu, pertumbuhan ekonomi kuartalan juga dalam tren meningkat seiring dengan defisit transaksi berjalan masih terjaga di sekitar 2% dari PDB Penelitian mengenai reaksi harga saham perbankan terhadap perubahan BI rate di Indonesia pernah dilakukan oleh (Madura dan Schnusenberg, 2000; Yin dan
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 4
Yang, 2013) menunjukkan bahwa dampak dari intervensi kebijakan moneter bervariasi secara signifikan di seluruh bank, tergantung pada karakteristik khusus mereka, Temuan mereka mendukung gagasan disiplin pasar memegang dan bank dianggap kurang aman oleh investor, lebih rentan terhadap guncangan kebijakan moneter. Penelitian lain yang dilakukan oleh Kolari dan Pynnonen (2010) menyimpulkan bahwa ketika bank sentral Eropa memberlakukan kebijakan moneter ketat akan berimplikasi pada reaksi negatif pada harga saham di bursa saham Eropa. Fiordelisi et al. (2014) meneliti dampak intervensi kebijakan moneter pada harga saham G-SIBs selama periode Juni 2007-Juni 2012, mengukur cumulative abnormal return untuk seluruh kelompok G-SIBs, tanpa menganalisa faktor penentu respon harga saham individu dan, adanya heterogenitas di bank. Adanya kondisi tersebut mendorong penulis untuk meneliti reaksi harga saham perbankan terhadap perubahan BI rate di Indonesia sebagai peristiwa berskala nasional yang mempunyai dampak luas dan dapat berpengaruh pada iklim perekonomian perbankan di Indonesia.
1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah harga saham perbankan bereaksi negatif terhadap perubahan kenaikan BI rate yang ditunjukkan oleh average abnormal return (AAR) dan cumulative average
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 5
abnormal return (CAAR) yang negatif di sekitar tanggal pengumuman kenaikan BI rate? 2. Apakah harga saham perbankan bereaksi positif terhadap perubahan penurunan BI rate yang ditunjukkan oleh average abnormal return (AAR) dan cumulative average abnormal return (CAAR) yang psoitif di sekitar tanggal pengumuman penurunan BI rate?
1.3.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah harga saham perbankan bereaksi negatif terhadap perubahan kenaikan BI rate yang ditunjukkan oleh average abnormal return (AAR) dan cumulative average abnormal return (CAAR) yang negatif di sekitar tanggal pengumuman kenaikan BI rate. 2. Untuk mengetahui apakah harga saham perbankan bereaksi positif terhadap perubahan penurunan BI rate yang ditunjukkan oleh average abnormal return (AAR) dan cumulative average abnormal return (CAAR) yang positif di sekitar tanggal pengumuman penurunan BI rate.
1.4.
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 6
1.
Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang peristiwa peristiwa kebijakan moneter di Indonesia, terutama terkait pengaruhnya terhadap harga saham bank di Indonesia.
2.
Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan keputusan investasi.
3.
Bagi penulis selanjutnya, hasil penelitian ini sebagai bentuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya pada bidang manajemen keuangan dan dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya.
1.5.
Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut : BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini terdiri atas latar belakang yang menjadi dasar penulisan skripsi, perumusan masalah, tujuan penelitian yang ingin dicapai, manfaat dilakukannya penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dipaparkan teori yang melandasi penelitian ini, yaitu mengenai, bentuk efisiensi pasar, pengujian efisiensi pasar setengah kuat; studi peristiwa, pengumuman BI Rate, yang bersumber dari berbagai literatur, selain itu, diuraikan pula mengenai hasil penelitian sebelumnya, hipotesis, model analisis, dan kerangka konseptual.
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 7
BAB 3 : METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai pendekatan penelitian, identifikasi, dan definisi operasional variabel, jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian, prosedur pengumpulan data, prosedur, prosedur penetuan sampel, dan teknik analisis, serta pengujian hipotesis menggunakan one sample t-test.
BAB 4 : HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dibahas tentang gambaran umum mengenai kebijakan moneter yang diteliti, deskripsi hasil penelitian, pembuktian hipotesis yang telah dirumuskan serta pembahasan yang didasarkan pada hasil pengolahan data dan analisis data. BAB 5 : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, serta saran saran yang dapat diberikan penulis bagi pihak pihak yang berkepentingan untuk penelitian selanjutnya.
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Bentuk Efisiensi Pasar Bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau dari segi ketersediaan informasinya saja dan dapat dilihat dari kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis dari informasi yang tersedia. Pasar efisien yang ditinjau dari sudut informasi disebut dengan efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market). Sedang pasar efisien yang ditinjau dari sudut kecanggihan pelaku pasar dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia disebut dengan efisiensi pasar secara keputusan (decisionally efficient market). 1. Efisiensi Pasar Secara Informasi Kunci utama untuk mengukur pasar yang efisien adalah hubungan anatar harga sekuritas dengan informasi. Fama (1970) menyajikan tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam bentuk informasi, yaitu informasi masa lalu, informasi sekarang yang sedang dipublikasikan dan informasi privat sebagai berikut ini. a. Efisiensi Pasar Bentuk lemah (Weak Form) Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga – harga dari sekuritas tercermin secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini merupakan infromasi yang sudah terjadi.
8
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 9
Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang. Jika pasar efisien secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Ini berarti bahwa untuk pasar yang efisien bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal. b. Efisiensi Pasar Setengah Kuat (Semi Strong). Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh
mencerminkan
(fully
reflect)
semua
informasi
yang
dipublikasikan termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten. Informasi yang dipublikasikan dapat berupa sebagi berikut ini. 1. Informasi yang dipublikasikan yang hanya mempengaruhi harga sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan informasi tersebut. Contohnya dalam bentuk pengumuman. 2. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga – harga sekuritas sejumlah perusahaan. Contohnya : peraturan pemerintah atau peraturan dari regulator yang berdampak pada harga – harga sekuritas perusahaan yang terkena regulasi. 3. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga – harga sekuritas semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham.
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 10
Contohnya: peraturan pemerintah yang berdampak ke semua perusahaan emiten. c. Efisiensi Pasar Bentuk Kuat (storng form) Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang tersedia termasuk informasi privat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada individual investor atau grub dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal (abnormal return) karena mempunyai informasi privat. 2. Efisiensi Pasar Secara Keputusan Pembagian efisiensi pasar oleh Fama ini didasarkan pada ketersediaan informasi, sehingga efisiensi pasar seperti ini disebut dengan efisiensi pasar secara informasi. Efisiensi pasar perlu juga dilihat berdasarkan kecanggihan pelaku pasar dalam mengolah informasi untuk pengambilan keputusan. Efisiensi pasar secara keputusan juga merupakan efisiensi pasar bentuk setengah kuat menurut versi fama yag didasarkan pada informasi yang didistribusikan. Perbedaannya adalah, jika efisiensi pasar secara informasi hanya mempertimbangkan sebuah faktor saja, yaitu ketersediaan informasi, maka efisiensi pasar secara keputusan mempetimbangkan dua buah faktor, yaitu ketersediaan informasi dan kecanggihan pelaku pasar.
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 11
2.1.2. Pengujian Efisiensi Pasar Setengah Kuat: Studi Peristiwa Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda. Pengujian kandungan informasi dimaksutkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga. Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Menurut Jogiyanto (1998: 109), return saham dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi (actual return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko dimasa mendatang. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Sementara itu, selisih antara actual return dengan expected return merupakan abnormal return. Masing masing jenis pendapatan saham akan dijelaskan sebagai berikut :
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 12
1. Actual Return Actual return merupakan pendapatan sebenarnya dari investasi yang terdiri dari capital gain. Capital gain adalah selisih laba yang dialami pemegang saham karena adanya perbedaan harga saham sekarang lebih tinggi dibandingkan dengan harga saham periode sebelumnya. Menghitung actual return menggunakan rumus : …………………….......(2.1) Keterangan : Rit = Return saham i pada waktu t Pit = Harga saham i pada waktu t Pit = Harga saham i pada waktu t-1 2. Expected return Expected return merupakan pendapatan yang diharapkan atas investasi yang dilakukan. Dalam penelitian ini, menggunakan market model dan market adjusted model untuk menghitung expected return. Market adjusted model menganggap bahwa return indeks pasar pada saat tertentu adalah indikator terbaik untuk mengestimasi pendapat suatu sekuritas. Model ini tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi karena pendapatan sekuritas yang diestimasi sama dengan return indeks pasar. Menghitung expected return menggunakan rumus market adjusted model : E (Rit ) = Rmt …………………………………………………(2.2) Keterangan :
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 13
E(Rit) : expected return Rmt : return indeks pasar pada periode ke-t Return indeks pasar (Rmt) dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut: …………………………………………(2.3)
=
Keterangan : Rmt
: return indeks pasar periode ke-t
IHSGt
: nilai indeks pasar pada periode ke-t
IHSGt-1
: nilai indeks pasar pada periode sebelum ke-t-1
Market model menggunakan resiko pasar untuk menyesuaikan return ekspektasian sesuai dengan tingkat resikonya. Model pasar sering juga disebut dengan model indeks pasar tunggal (single indeks model) karena menggunakan sebuah indeks yaitu indeks pasar. Perhitungan return ekspektasian dengan model pasar (market model) ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu membentuk model ekspektasian dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi, dan menggunakan model ekspektasian ini untuk mengestimasi return ekspektasian di periode jendela. Model ekspektasian dapat dbentuk menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square) dengan persamaa: Ri,t = αi + βi • RM,t + ei,t ……………………………………………(2.4) Keterangan:
SKRIPSI
Ri,t
= return realisasian sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-t
αi
= intersep untuk sekuritas ke-t
βi
= koefisien slop yang merupakan beta dari sekuritas ke-i
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 14
RM,t = return indeks pasar pada periode estimasi ke-t yang dapat dihitung dengan rumus:
……………………………………… (2.5)
=
Keterangan :
ei,t
Rmt
: return indeks pasar periode ke-t
IHSGt
: nilai indeks pasar pada periode ke-t
IHSGt-1
: nilai indeks pasar pada periode sebelum ke-t
= kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-t
3. Abnormal return Abnormal return adalah kelebihan pendapatan yang sesungguhnya didapat investor terhadap pendapatan yang diharapkan investor (Jogiyanto,2013:609). Abnormal return dapat terjadi karena adanya peristiwa-peristiwa tertentu, misalnya awal tahun, awal bulan, stock split, pengumuman deviden, kejadiankejadian yang luar biasa, penawaran perdana saham, dan lain-lain. Studi peristiwa dapat digunakan untuk menganalisis abnormal return dari sekuritas yang mungkin terjadi disekitar tanggal peristiwa. Perhitungan abnormal return dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut: ARit = Rit – E(Rit) ……………………………………… (2.6) ARit
: Abnormal return sekuritas i pada periode ke-t
Rit
: Actual return sekuritas i pada period ke-t
E(Rit)
: Expected return sekuritas i pada periode ke-t
Pengujian abnormal return tidak dilakukan pada masing-masing saham, melainkan secara agregat dengan menguji average abnormal return seluruh
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 15
saham untuk maisng-masing hari di periode peristiwa. Average abnormal return untuk hari ket dapat dihitung sebagi berikut : =
∑
……………………………………….(2.7)
Keterangan : AARt
: average abnormal return pada periode ke-t
ARit
: abnormal return sekuritas i pada periode ke-t
N
: jumlah sekuritas yang menjadi sampel
Cummulative average abnormal return merupakan akumulasi AARt, mulai dari hari pertama sampai hari ke-t selam periode uji yang dapat dihitung dengan rumus berikut : =
∑
…………………………………... (2.8)
Keterangan : CAARt
: cumulative average abnormal return pada hari ke-t
CARt
: Cumulative abnormal return sekuritas ke-i pada hari ke-t
N
: Jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa
2.1.3. Pengumuman BI Rate BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 16
management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan. Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan. Penetapan respons (stance) kebijakan moneter dilakukan setiap bulan melalui mekanisme RDG Bulanan dengan cakupan materi bulanan. Respon kebijakan moneter (BI Rate) ditetapkan berlaku sampai dengan RDG berikutnya. Penetapan respon kebijakan moneter (BI Rate) dilakukan dengan memperhatikan efek tunda kebijakan moneter (lag of monetary policy) dalam memengaruhi inflasi. Dalam hal terjadi perkembangan di luar prakiraan semula, penetapan stance kebijakan moneter dapat dilakukan sebelum RDG Bulanan melalui RDG Mingguan. Respon kebijakan moneter dinyatakan dalam perubahan BI Rate (secara konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25 basis poin (bps). Dalam kondisi untuk menunjukkan intensi Bank Indonesia yang lebih besar terhadap pencapaian
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 17
sasaran inflasi, maka perubahan BI Rate dapat dilakukan lebih dari 25 bps dalam kelipatan 25 bps. Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004:81) adalah: a. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan. b. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. c. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian. Sebagaimana telah disebutkan dalam inflation targeting framework bahwa BI rate merupakan suku bunga acuan Bank Indonesia dan merupakan sinyal dari kebijakan moneter Bank Indonesia. Dari pengertian tersebut terlihat jelas bahwa BI rate berfungsi sebagai sinyal dari kebijakan moneter Bank Indonesia, dengan demikian dapat dsimpulkan bahwa respon kebijakan moneter dinyatakan dalam kenaikan, penurunan, atau tidak berubahnya BI rate tersebut.
2.1.4. Reaksi Harga Saham terhadap Kenaikan BI Rate Pasar modal pada suatu negara merupakan salah satu indikator dan refleksi kondisi perekonomian pada negara tersebut. Hal tersebut tercermin pada pergerakan harga saham pada pasar modal tersebut. Pergerakan harga saham yang cenderung positif mencerminkan bahwa kondisi perekonomian pada negara
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 18
tersebut relatif baik dan demikian sebaliknya. Ditinjau pada tingkat yang lebih mikro, pergerakan harga saham pada suatu perusahaan mencerminkan kondisi dan prospek kinerja perusahaan tersebut meskipun hal tersebut juga tidak terlepas dari faktor makro. Pergerakan harga saham pada perusahaan maupun pasar modal mencerminkan adanya reaksi atas informasi tertentu. Reaksi informasi tersebut dapat bersifat makro seperti: prospek pertumbuhan ekonomi, perkiraan inflasi, dan pengumuman suku bunga bank sentral, atau bersifat mikro seperti: pergantian direksi, pembagian dividen, dan stock split. Reaksi atas informasi tersebut dapat bersifat positif yang terindikasi dari harga saham yang meningkat dan bersifat negatif yang terindikasi pada harga saham yang menurun. Pengumuman atas informasi yang bersifat makro salah satunya pengumuman suku bunga bank sentral (BI rate) merupakan salah satu informasi yang seringkali dinanti oleh para pelaku pasar. Pasalnya, pengumuman BI rate merupakan refleksi prospek kondisi perekonomian dan perbankan kedepannya. Pengumuman kenaikan BI rate kerapkali direspon negatif baik oleh pasar maupun saham perbankan. Kenaikan BI rate mencerminkan adanya sinyal negatif dibalik informasi kenaikan tersebut. Ada dua informasi penting terkait sinyal negatif yang dibawa oleh kenaikan BI rate. Sinyal pertama mencerminkan prospek perekonomian secara makro sedang kurang membaik. Kenaikan BI rate menunjukan bahwa perekonomian Indonesia kedepannya sedang kurang menggembirakan atau dengan kata lain perekonomian sedang menghadapi tekanan inflasi yang cukup
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 19
berat kedepannya. Sinyal kedua dari sisi prospek perkembangan perbankan, dampak kenaikan BI rate bagi perbankan ibarat dua sisi mata pisau. Pada satu sisi membawa dampak baik dengan meningkatnya likuiditas perbankan dengan masuknya dana masyarakat ke bank. Namun disisi lain, dapat berdampak
pada
melemahnya
kinerja
perbankan
seperti:
melambatnya
pertumbuhan kredit, meningkatnya risiko kredit, dan menurunnya profitabilitas perbankan. Kedua informasi yang mencerminkan bahwa adanya sinyal negatif tersebut yang kemudian berimplikasi pada reaksi negatif harga saham terhadap kenaikan BI rate yang ditandai dengan menurunnya harga saham. Oleh karena itu ketika Bank Indonesia mengumumkan kenaikan BI rate akan berimplikasi pada reaksi negatif harga saham baik pada perbankan maupun pasar modal secara keseluruhan. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kolari dan Pynnonen (2010) yang menyimpulkan bahwa ketika bank sentral Eropa memberlakukan kebijakan moneter ketat akan berimplikasi pada reaksi negatif pada harga saham di bursa saham Eropa.
2.1.5. Reaksi harga saham terhadap penurunan BI Rate Pasar modal pada suatu negara merupakan salah satu indikator dan refleksi kondisi perekonomian pada negara tersebut. Hal tersebut tercermin pada pergerakan harga saham pada pasar modal tersebut. Pergerakan harga saham yang cenderung positif mencerminkan bahwa kondisi perekonomian pada negara tersebut relatif baik dan demikian sebaliknya. Ditinjau pada tingkat yang lebih mikro, pergerakan harga saham pada suatu perusahaan mencerminkan kondisi dan
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 20
prospek kinerja perusahaan tersebut meskipun hal tersebut juga tidak terlepas dari faktor makro. Pergerakan harga saham pada perusahaan maupun pasar modal mencerminkan adanya reaksi atas informasi tertentu. Reaksi informasi tersebut dapat bersifat makro seperti: prospek pertumbuhan ekonomi, perkiraan inflasi, dan pengumuman suku bunga bank sentral, atau bersifat mikro seperti: pergantian direksi, pembagian dividen, dan stock split. Reaksi atas informasi tersebut dapat bersifat positif yang terindikasi dari harga saham yang meningkat dan bersifat negatif yang terindikasi pada harga saham yang menurun. Pengumuman atas informasi yang bersifat makro salah satunya pengumuman suku bunga bank sentral (BI rate) merupakan salah satu informasi yang seringkali dinanti oleh para pelaku pasar. Pasalnya, pengumuman BI rate merupakan refleksi prospek kondisi perekonomian dan perbankan kedepannya. Pengumuman penurunan BI rate kerapkali direspon positif baik oleh pasar maupun saham perbankan. Penurunan BI rate mencerminkan adanya sinyal positif dibalik informasi penurunan tersebut. Ada dua informasi penting terkait sinyal positif yang dibawa oleh penurunan BI rate. Sinyal pertama mencerminkan prospek perekonomian secara makro membaik. Penurunan BI rate menunjukan bahwa perekonomian Indonesia kedepannya
sedang menggembirakan atau dengan kata lain
perekonomian menghadapi inflasi dibawah pertumbuhan ekonomi, dan investasi meningkat.
Sinyal
kedua
dari
sisi
prospek
perkembangan
perbankan,
meningkatnya kinerja perbankan seperti: meningkatnya pertumbuhan kredit,
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 21
menurunnta risiko kredit, dan meningkatnya profitabilitas perbankan. Kedua informasi yang mencerminkan bahwa adanya sinyal positif tersebut yang kemudian berimplikasi pada reaksi positif harga saham terhadap penurunan BI rate yang ditandai dengan meningkatnya harga saham. Oleh karena itu ketika Bank Indonesia mengumumkan penurunan BI rate akan berimplikasi pada reaksi positif harga saham baik pada perbankan maupun pasar modal secara keseluruhan. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Granger (dalam Mok, 1993) yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara suku bunga dan harga saham, sehingga dapat disimpulkan bahwa suku bunga yang rendah akan menyebabkan biaya peminjaman yang lebih rendah. Selain itu suku bunga yang rendah akan merangsang investasi dan aktivitas ekonomi yang akan menyebabkan harga saham meningkat.
2.2 Penelitian Sebelumnya Penelitian mengenai reaksi harga saham perbankan terhadap perubahan BI rate pernah beberapa kali dilakukan sebelumnya, diantaranya penelitian yang telah dilakukan (Ornella Ricci, 2013) dengan menggunakan metode market model, mengukur rekasi harga saham bank di Eropa dengan mengestimasi abnormal return, menunjukkan pada kondisi ekonomi krisis global direspon negatif oleh pasar baik pada kondisi sebelum terjadinya peristiwa, saat peristiwa, dan sesudah peristiwa terjadi.
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 22
Penelitian juga dilakukan oleh (Madura dan Schnusenberg, 2000; Yin dan Yang, 2013) dengan menggunakan metode kuantitatif, menunjukkan bahwa dampak dari intervensi kebijakan moneter bervariasi secara signifikan di seluruh bank, tergantung pada karakteristik khusus mereka, temuan mereka mendukung gagasan bahwa disiplin pasar memegang dan bank dianggap kurang aman oleh investor, lebih rentan terhadap guncangan kebijakan moneter. Sementara itu,Fiordelisi et al. (2014) meneliti dampak intervensi kebijakan moneter pada harga saham G-SIBs selama periode Juni 2007-Juni 2012, mengukur cumulative abnormal return untuk seluruh kelompok G-SIBs, tanpa menganalisa faktor penentu respon harga saham individu dan, adanya heterogenitas di bank. Kesimpulan yang sama ditunjukkan oleh studi Brissimis dan Deli (2010), mengadopsi perspektif yang berbeda dan berkonsentrasi pada pinjaman dan mengambil saluran risiko. Selain mempertimbangkan efek dalam hal pinjaman dan pengambilan risiko, mereka juga mengukur dampak dari perubahan kebijakan moneter pada tingkat profitabilitas bank. hasil penelitian menunjukkan bahwa kapitalisasi tinggi, likuiditas dan kekuatan pasar umumnya cenderung untuk kelancaran efek dari perubahan kebijakan suku bunga.
2.3
Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan penelitian sebelumnya yang telah
dikemukakan, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 23
H1 : harga saham perbankan bereaksi negatif terhadap perubahan kenaikan BI rate yang ditunjukkan oleh average abnormal return (AAR) dan cumulative average abnormal return (CAAR) yang negatif di sekitar tanggal pengumuman kenaikan BI rate. H2 : harga saham perbankan bereaksi positif terhadap perubahan penurunan BI rate yang ditunjukkan oleh average abnormal return (AAR) dan cumulative average abnormal return (CAAR) yang positif di sekitar tanggal pengumuman penurunan BI rate.
2.4
Model Penelitian Model analisisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah event study
untuk menguji adanya reaksi harga saham perbankan terhadap perubahan Bi rate di Indonesia, meliputi tinjaun pengumuman BI rate bank Indonesia. Reaksi tersebut akan ditunjukkan oleh AAR dan CAAR disekitar tanggal peristiwa. Abnormal return dihitung dari selisih actual return dengan expected return. Expected return dihitung dengan menggunakan market model dan market adjusted model. Pengujian abnormal return menggunakan one sample t-test dengan persamaan sebagai berikut : ℎ
=
/√
ℎ
=
/√
dan
Keterangan :
SKRIPSI
……………………………………… (2.9)
……………………………………...... (2.10 )
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 24
AARt
: average abnormal return pada periode ke-t
CAARt : cumulative average abnormal return pada periode ke-t S
: Standar Deviasi
N
: Jumlah yang menjadi sample Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis terhadap AAR dan CAAR
menggunakan one sample t-test dilakukan dengan bantuan SPSS . Pengujian hipotesis tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat AAR dan CAAR yang signifikan atau tidak disekitar tanggal peristiwa.
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 25
2.5 Kerangka Konseptual
Kebijakan Suku Bunga BI rate
Sebelum kebijakan perubahan BI rate oleh BI
Perusahaan perbankan
Abnormal Return
Sesudah kebijakan perubahan BI rate oleh BI
Gambar 2.5 Kerangka Konseptual
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif untuk mengetahui reaksi harga saham perbankan terhadap perubahan Bi rate di Indonesia. Penelitian ini menitik beratkan pada pengujian hipotesis dan pengukuran variabel yang diteliti untuk menghasilkan kesimpulan yang dapat digeneralisasi.
3.2. Identifikasi Variabel Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi variabel yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Average abnormal return (AAR) 2. Commulativ abnormal return (CAAR)
3.3. Definisi Operasional Variabel Untuk memperoleh pemahaman yang lebih jelas terhadap variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka masing masing variabel tersebut didefinisikan sebagai berikut : 26
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 27
1. Average abnormal return (AAR) Average abnormal return (AAR) adalah rata rata pendapatan abnormal saham harian dari seluruh sampel selama 1 hari sebelum peristiwa, 1 hari saat peristiwa, dan tiga hari setelah peristiwa yang diperoleh dari persamaan. (2.7) 2. Cummulative average abnormal return (CAAR) Cummulative average abnormal return adalah jumlah dari AAR pada periode uji, yaitu selama 5 hari kerja bursa, yang diperoleh dari persamaan. (2.8)
3.4. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis data sekunder yang berkaitan dengan penelitian selama periode uji, yaitu : 1. Tanggal terjadinya tinjuan pengumuman Bi rate yang dilakukan bank Indonesia yang diperoleh dari situs resmi bank Indoensia www.bi.go.id 2. Data harian harga saham dan data indeks harga saham gabungan (IHSG) pada waktu penutupan (closing price) selama periode pengujian. Data tersebut diperoleh dari melalui website http://www.finance.yahoo.com dan http:// www.duniainvestasi.com . 3. Data mengenai perusahaan yang tidak melakukan kegiatan lain, seperti stock split, right issue, atau merger dan lain lain selama periode uji yang dapat diperoleh melalui website http://www.finance.yahoo.com
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 28
3.5 Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Survey kepustakaan, yaitu mempelajari literature untuk memperoleh pemahaman mengenai permasalahan yang ada dan untuk mendapatkan alternative pemecahannya. 2. Survey lapangan, yaitu mendapatkan data kuantitatif yang diperlukan dengan menggunakan teknik dokumentasi untuk analisis serta sebagai penerapan teori yang telah dipelajari sebelumnya.
3.6. Prosedur Pengumpulan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sample dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun batasan kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut : 1. Sampel penelitian ini adalah saham saham bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013- 2016. 2. Saham perusahaan sampel adalah perusahaan yang tidak mengeluarkan pengumuman corporate action, seperti stock split, right issue, pembagian deviden, merger, atau publikasi lain yang kemungkinan dapat mengpengaruhi harga saham selama periode uji.
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 29
3. Saham bank sampel merupakan saham yang aktif diperdagangkan selama periode uji.
3.7. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis Analisis dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menentukan tanggal terjadinya event 2. Menentukan periode uji (event period), yaitu periode uji perubahan harga saham sehubungan adanya pengumuman kebijakan moneter. 3. Menghitung actual return perusahaan sampel selama periode uji masing masing peristiwa dengan menggunakan rumus. 4. Menghitung market return perusahaan sampel selama periode uji masing masing peristiwa dengan menggunakan rumus. 5. Menghitung abnormal return perusahaan sampel selama periode uji masing masing peristiwa dengan menggunakan rumus. 6. Menghitung expected return perusahaan sampel selama periode uji masing masing peristiwa dengan menggunakan rumus. 1. Expected return untuk metode market model dihitung dengan menggunakan rumus 2. Expected return untuk metode market adjusted model dihitung dengan menggunakan IHSG. 7. Menghitung .average abnormal return perusahaan sampel selama periode uji masing masing peristiwa dengan menggunakan rumus.
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 30
a. Melakukan pengujian hipotesis terhadap average abnormal return (AAR) masing masing peristiwa dengan menggunakan one sample t-test. b. Merumuskan hipotesis statistic : H0: AARt = 0, tidak terdapat AARt disekitar tanggal peristiwa H1: AARt ≠ 0, terdapat AARt disekitar tangal peristiwa c. Menentukan tingkat signifikansi, yaitu α : 1%, 5%, 10% d. Menetapkan kriteria diterima atau ditolaknya H0 dengan bantuan program SPSS sebagai berikut : H0 diterima jika hasil signifikansi nilai t ≥ 0,10 berarti tidak terdapat AARt yang signifikan pada tanggal peristiwa tersebut. H0 ditolak jika hasil signifikansi nilai t < 0,10 berarti terdapat AARt pada tanggal peristiwa tersebut 8. Menghitung commulative average abnormal return (CAAR) kelompok perusahaan sampel selama periode uji masing masing peristiwa dengan menggunakan rumus. a.
Melakukan pengujian hipotesis terhadap commulative average
abnormal return (CAAR) masing masing peristiwa dengan menggunakan one sample t-test. b.
Merumuskan hipotesis statistic :
H0: CAARt = 0, tidak terdapat AARt disekitar tanggal pengumuman H1:C AARt ≠ 0, terdapat CAARt disekitar tangal pengumuman c.
SKRIPSI
Menentukan tingkat signifikansi, yaitu α : 1%, 5%, 10%
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 31
d.
Menetapkan kriteria diterima atau ditolaknya H0 dengan bantuan
program SPSS sebagai berikut : H0 diterima jika hasil signifikansi nilai t ≥ 0,10 berarti tidak terdapat CAARt yang signifikan pada tanggal peristiwa tersebut. H0 ditolak jika hasil signifikansi nilai t < 0,10 berarti terdapat CAARt yang signifikan pada tanggal peristiwa tersebut. 9. Membandingkan hasil uji kedua peristiwa secara deskriptif untuk melihat reaksi pasar terhadap maisng masing peristiwa dan menarik kesimpulan berdasarkan hasil dan pembahsan yang telah dilakukan.
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Peristiwa Pengumuman BI Rate di Indonesia yang Diteliti Perbankan selama ini dikenal sebagai lembaga intermediasi antara pihak yang kelebihan dana (surplus) dengan pihak pihak yang kekurangan dana (defisit), baik untuk kepentingan usaha maupun konsumsi. Guna menyeimbangkan kepentingan pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana terdapat mekanisme suku bunga. Mekanisme suku bunga berfungsi untuk merangsang agar masyarakat yang kelebihan dana dapat menyimpan dananya di bank dan disisi yang berbeda guna menstimulus kredit untuk memenuhi kebutuhan pihak yang kekurangan dana. Mekanisme suku bunga tersebut diatur oleh Bank Indonesia. Suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan. BI Rate diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan BI melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank
32
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 33
Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan. BI pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan. Sebaliknya, BI akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan. Respon kebijakan moneter dinyatakan dalam perubahan BI Rate secara konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25 basis poin (bps). Dalam kondisi untuk menunjukkan intervensi BI yang lebih besar terhadap pencapaian sasaran inflasi, maka perubahan BI Rate dapat dilakukan lebih dari 25 bps dalam kelipatan 25 bps. Ada beberapa mekanisme penetapan BI Rate. BI Rate ditetapkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) triwulanan setiap bulan Januari, April, Juli dan Oktober. Dalam kondisi tertentu, jika dipandang perlu, Bi Rate dapat disesuaikan dalam RDG pada bulan-bulan yang lain. Pada dasarnya perubahan BI Rate menunjukkan penilaian Bank Indonesia terhadap prakiraan inflasi ke depan dibandingkan dengan sasaran inflasi yang ditetapkan. Pelaku pasar dan masyarakat akan mengamati penilaian Bank Indonesia tersebut melalui penguatan dan transparansi yang akan dilakukan, antara lain dalam Laporan Kebijakan Moneter yang disampaikan secara triwulanan dan press release bulanan.
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 34
“Operasi Moneter dengan BI Rate dilakukan melalui lelang mingguan dengan mekanisme variabel rate tender dan multiple price allotments” (Siamat, 2005). Dengan demikian sinyal respon kebijakan moneter melalui BI Rate yang ditetapkan oleh Bank indonesia akan diperkuat melalui berbagai transaksi keuangan di pasar keuangan. Proses Penetapan respon kebijakan moneter dalam hal ini BI Rate: 1. Penetapan respon kebijakan moneter dilakukan dalam RDG triwulanan. 2. Respon kebijakan moneter diharapkan untuk periode satu triwulan kedepan 3. Penetapan respon kebijakan moneter diakukan dengan memperhatikan efek tunda (Lag) kebijakan moneter dalam mempengaruhi inflasi. Tahun 2013 – 2016 Bank Indonesia telah mengumumkan perubahan BI Rate secara rutin setiap bulannya. Pada tahun 2013 bulan Juni sampai dengan November BI rate mengalami kenaikan secara terus menerus dari 6,00% - 7,50%, Hasil evaluasi menunjukkan perekonomian Indonesia tahun 2013 menghadapi tantangan yang tidak ringan akibat dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Perekonomian negara-negara maju melambat dan diikuti koreksi pertumbuhan ekonomi negara-negara emerging markets. Pertumbuhan ekonomi global yang melambat pada gilirannya mendorong menurunnya harga komoditas dunia. Selain itu, ketidakpastian keuangan global juga meningkat tajam sejalan dengan sentimen negatif terhadap rencana pengurangan stimulus moneter (tapering off) di AS. Perkembangan terkini menunjukkan membaiknya kondisi ekonomi global dimotori oleh AS dan Jepang, serta indikasi pemulihan ekonomi
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 35
di kawasan Eropa, China dan India. Perbaikan ini diperkirakan dapat berlanjut pada tahun 2014 sehingga dapat menopang ekonomi Indonesia ke depan, baik dari jalur perdagangan maupun jalur finansial. Pada tahun 2014 – 2016 BI Rate mengalami penurunan dari 7,75% 6,75% pada bulam Maret, menunjukkan membaiknya keadaanya perekonomian Indonesia, inflasi
masih terjaga dan
Pemulihan perekonomian
global
diperkirakan masih berlangsung meskipun berjalan tidak merata. Ekonomi AS diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi dari perkiraan semula. Sementara itu, ekonomi Jepang dan Tiongkok diperkirakan tumbuh lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Pemulihan ekonomi Eropa di perkirakan masih berjalan lambat seiring dengan tingkat keyakinan konsumen yang menurun dan ancaman deflasi. Kondisi tersebut telah mendorong European Central Bank (ECB) melakukan stimulus perekonomian melalui kebijakan Expanded Asset Purchase Program (EAPP). Rencana kebijakan stimulus moneter tersebut diperkirakan akan mendorong arus modal portofolio asing ke emerging market termasuk Indonesia, meskipun berpotensi menimbulkan ketidakpastian dan volatilitas di pasar keuangan global.
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian Objek dari penelitian ini adalah bank umum yang terdapat di Indonesia serta telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Ada dua kriteria dalam penetapan sampel penelitian. Pertama, bank tersebut beroperasi di Indonesia serta terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama kurun waktu periode dalam penelitian ini yakni dari tahun 2013 hingga tahun 2016. Kriteria kedua adalah
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 36
bank tersebut konsisten terus berada di list Bursa efek Indonesia selam kurun waktu 2013-2016. Sebanyak 20 bank memenuhi kriteria tersebut yang tersaji dalam lampiran. Tabel 4.1. menyajikan average abnormal return, average expected return, Average abnormal return, dan cumulative average abnormal return saham perusahaan yang menajdi sampel dalam penelitian ini selama periode uji. Pada Tabel 4.1. dalam metode market model dapat dilihat bahwa mayoritas average actual return pada periode uji peristiwa penetapan kenaikan suku bunga BI rate menunjukkan angka positif dengan nilai average actual return tertinggi terjadi pada t+1 setelah peristiwa penetapan kenaikan suku bunga Bi rate sebesar 0,0072, sedangkan average actual return terendah terjadi pada t+2, yaitu setelah terjadinya peristiwa penetapan kenaikan suku bunga BI Rate dengan nilai -0,0030. Untuk nilai average expected return, mayoritas juga didominasi oleh angka positif dengan nilai tertinggi terjadi pada t+1 setelah peristiwa penetapan kenaikan suku bunga BI Rate sebesar 0,0113, sedangkan average expected return terendah terjadi pada t+2 setelah terjadinya peristiwa penetapan kenaikan suku bunga BI Rate dengan nilai -0,0048. Meskipun demikian, AAR pada periode uji sebagian besar menunjukkan angka negatif. AAR terendah terjadi pada t0 saat terjadinya peristiwa sebesar -0,0001, sedangkan AAR tertinggi terjadi pada t+2 sesudah terjadinya peristiwa sebesar 0,0018. Nilai CAAR sebagian besar juga menunjukkan angka negatif. Perhitungan nilai CAAR yang mayoritas negatif mengindikasikan bahwa penetapan kenaikan suku bunga BI Rate merupakan bad news bagi investor.
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 37
Tabel 4.1 Average Actual Return, Average Expected Return, Average Abnormal Return, Cummulative Average Abnormal Return Perusahaan Sampel Pada Periode Market Model
Market Adjusted Model
Peristiwa Penetapan Kenaikan Suku Bunga BI Rate Hari
AV Actual Return
AV Expected return
t-1
-0.0595
-0.0411
t0
0.0049
0.0050
t+1
0.0072
0.0113
t+2
-0.0030
-0.0048
t+3
0.0034
0.0054
AAR
CAAR
-0.0184
-0.0184
-0.0001
-0.0185
-0.0041
-0.0226
0.0018
-0.0208
-0.0020
-0.0228
Peristiwa Penetapan Kenaikan Suku Bunga BI Rate Hari
AV Actual Return
AV Expected return
t-1
-0.0595
-0.0701
t0
0.0049
0.0093
t+1
0.0072
0.0206
t+2
-0.0030
-0.0063
t+3
0.0034
0.0103
AAR
CAAR
0.0106
0.0106
-0.0044
0.0062
-0.0134
-0.0072
0.0034
-0.0039
-0.0069
-0.0108
37
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 38
Pada metode market adjusted model dapat dilihat bahwa mayoritas average actual return pada periode uji peristiwa penetapan kenaikan suku bunga Bi rate menunjukkan angka positif dengan nilai average actual return tertinggi terjadi pada t+1 setelah peristiwa penetapan kenaikan suku bunga Bi rate sebesar 0,0072, sedangkan average actual return terendah terjadi pada t+2, yaitu saat terjadinya peristiwa penetapan kenaikan suku bunga BI Rate dengan nilai 0,0030. Untuk nilai average expected return, mayoritas juga didominasi oleh angka positif dengan nilai tertinggi terjadi pada t+1 setelah peristiwa penetapan kenaikan suku bunga BI Rate sebesar 0,0206, sedangkan average expected return terendah terjadi pada t+2 setelah terjadinya peristiwa penetapan kenaikan suku bunga BI Rate dengan nilai -0,0063. Meskipun demikian, AAR pada periode uji sebagian besar menunjukkan angka negatif. AAR terendah terjadi pada t0 saat terjadinya peristiwa sebesar -0,0044, sedangkan AAR tertinggi terjadi pada t-1 sebelum terjadinya peristiwa sebesar 0,0106. Namun demikian, Nilai CAAR pada metode market adjusted model sebagian besar menunjukkan angka positif. Perhitungan nilai CAAR yang mayoritas positif mengindikasikan bahwa penetapan kenaikan suku bunga BI Rate merupakan good news bagi investor. Tabel 4.2 menyajikan average abnormal return, average expected return, Average abnormal return, dan cumulative average abnormal return saham perusahaan yang menajdi sampel dalam penelitian ini selama periode uji.
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 39
Tabel 4.2 Average Actual Return, Average Expected Return, Average Abnormal Return Cummulative Average Abnormal Return Perusahaan Sampel Pada Periode
Market Model
Market Adjusted Model
Peristiwa Penetapan Penurunan Suku Bunga BI Rate Hari
AV Actual Return
AV Expected return
t-1
0.0151
0.0007
t0
0.0032
0.0021
t+1
0.0004
-0.0013
t+2
0.0066
0.0009
t+3
-0.0037
-0.0028
AAR
CAAR
0.0144
0.0144
0.0011
0.0145
0.0017
0.0313
0.0057
0.0228
-0.0009
0.0342
Peristiwa Penetapan Penurunan Suku Bunga BI Rate Hari
AV Actual Return
AV Expected return
t-1
0.0151
0.0014
t0
0.0032
0.0033
t+1
0.0004
-0.0021
t+2
0.0066
0.0013
t+3
-0.0037
-0.0055
AAR
CAAR
0.0137
0.0137
-0.0002
0.0135
0.0026
0.0161
0.0053
0.0214
0.0017
0.0094
40
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 40
Dengan metode market model nilai average actual return pada periode uji peristiwa penetapan penurunan suku bunga BI Rate yang menggunakan periode uji sepanjang lima hari, nilai average actual return sebagian besar menunjukkan angka positif. Average actual return tertinggi sebesar 0,0151 terjadi pada t-1 sebelum pengumuman peristiwa penetapan penurunan suku bunga BI Rate, sedangkan average actual return terendah bernilai -0,0037 terjadi pada saat t+3. Nilai average expected return tertinggi terjadi pada t0 sebesar 0,0021 dan average expectedreturn terendah terjadi pada t+1 sebesar -0,0013, dan nilai average expected return mayoritas bernilai positif. Nilai AAR tertinggi sebesar 0,0144 terjadi pada t-1 sebelum terjadinya peristiwa penetapan penurunan suku bunga BI rate, sedangkan nilai terendah AAR sebesar -0,0009 terjadi pada t+3. Sementara itu, nilai CAAR sebagian besar bernilai positif dengan nilai tertinggi sebesar 0,0251 terjadi pada t+2 dan nilai terendah terjadi pada t+1 sebesar 0,0014. Pada metode market adjusted model dapat dilihat bahwa nilai average actual return pada periode uji peristiwa penetapan penurunan suku bunga BI Rate yang menggunakan periode uji sepanjang lima hari, nilai average actual return sebagian besar menunjukkan angka positif. Average actual return tertinggi sebesar 0,0151 terjadi pada t-1 sebelum pengumuman peristiwa penetapan penurunan suku bunga BI Rate, sedangkan average actual return terendah bernilai -0,0037 terjadi pada saat t+3. Nilai average expected return tertinggi terjadi pada t0 sebesar 0,0033 dan average expected return terendah terjadi pada t+1 sebesar -0,0021, dan nilai average expected return mayoritas
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 41
bernilai positif. Nilai AAR tertinggi sebesar 0,0113 terjadi pada t-1 sebelum terjadinya peristiwa penetapan penurunan suku bunga BI rate, sedangkan nilai terendah AAR sebesar -0,0004 terjadi pada t0. Sementara itu, nilai CAAR bernilai positif dengan nilai tertinggi sebesar 0,0188 terjadi pada t+1 dan nilai terendah terjadi pada t+2 sebesar 0,0074.
4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis 4.3.1. Analisis Averaga Abnormal return Pada Perusahaan Sampel Pada tabel 4.3 disajikan hasil perhitungan AAR dan uji signifikansi perusahaan sampel untuk peristiwa penetapan kenaikan suku bunga BI rate di Indonesia. Tabel 4.3 Nilai AAR dan Hasil Uji Signifikansi Market Model
Hari
Peristiwa Kenaikan Suku Bunga BI rate
AAR -0.0184 -0.0001 -0.0041 0.0018 -0.0020
t-1 t0 t+1 t+2 t+3
Keterangan:
Sig. (2-tailed) 0.001* 0.969 0.147 0.426 0.480
Market Adjusted Model Peristiwa kenaikan Suku Bunga BI rate AAR Sig. (2-tailed) 0.0106 0.151 -0.0044 0.218 -0.0134 0.000* 0.0034 0.201 -0.0069 0.025**
* Signifikan pada level 1% ** Signifikan pada level 5%
Berdasarkan Tabel 4.3 dengan α = 0,1, dapat dilihat pada metode market model selama lima hari pengujian pada peristiwa pengumuman kenaikan BI rate, sebagian besar menunjukan nilai AAR yang negatif. Adapun nilai AAR yang
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 42
menunjukan hasil negatif dan signifikan hanya terjadi pada t-1. Hal tersebut menunjukan hasil yang sejalan dengan hipotesa penelitian yang mana terdapat AAR disekitar tanggal peristiwa sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak. Berdasarkan Tabel 4.3 dengan α = 0,10, dapat dilihat pada metode market adjusted model selama lima hari pengujian pada peristiwa pengumuman kenaikan suku bunga BI rate, hanya terdapat satu hari nilai AAR negatif signifikan yaitu terjadi pada t+1 dan t+3. Nilai AAR negatif signifikan mengindikasikan bahwa pada hari tersebut memiliki kandungan informasi dengan sinyal negatif bagi investor dalam mengambil keputusan investasi, karena akibat adanya kenaikan suku bunga BI rate, harga saham mengalami penurunan.
0.0150 0.0100 0.0050 0.0000 -0.0050
t-1
t0
t+1
t+2
t+3
-0.0100 -0.0150 -0.0200 Market Model
Market Adjusted Model
Gambar 4.1 Pergerakan Nilai AAR selama Periode Uji Gambar 4.1 memperlihatkan pergerakan nilai AAR perusahaan sampel pada peristiwa penetapan kenaikan suku bunga BI rate. Dapat dilihat bahwa terjadi fluktuasi kecenderungan penurunan dan kenaikan yang sama yaitu pada waktu dan setelah terjadinya peristiwa. Nilai AAR terendah terjadi di metode
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 43
market model pada waktu t0 saat terjadinya peristiwa sebesar -0,0001 dan tertinggi terjadi pada t+2 setelah terjadinya peristiwa sebesar 0,0034 di metode market adjusted model.
4.3.2. Analisis Averaga Abnormal return Pada Perusahaan Sampel Pada tabel 4.3 disajikan hasil perhitungan AAR dan uji signifikansi perusahaan sampel untuk peristiwa penetapan penurunan suku bunga BI rate di Indonesia. Tabel 4.4 Nilai AAR dan Hasil Uji Signifikansi Market Model
Hari t-1 t0 t+1 t+2 t+3
Peristiwa Penurunan Suku Bunga BI rate
AAR 0.0144 0.0011 0.0017 0.0057 -0.0009
Sig. (2-tailed) 0.057*** 0.730 0.471 0.144 0.665
Market Adjusted Model Peristiwa Penurunan Suku Bunga BI rate AAR Sig. (2-tailed) 0.0137 0.073*** -0.0002 0.952 0.0026 0.335 0.0053 0.172 0.0017 0.431
Keterangan: *** Signifikan pada level 10% Berdasarkan Tabel 4.4. dengan α = 0,1, selama lima hari pengujian pada peristiwa pengumuman penurunan suku bunga BI rate, sebagian besar menunjukan nilai AAR yang positif. Hasil tersebut menunjukan bahwa pasar menangkap adanya sinyal positif sehubungan dengan terjadinya penurunan BI Rate. Adapun nilai AAR yang positif signifikan terjadi pada t-1 atau satu hari sebelum pengumuman penurunan BI Rate. Hasil tersebut sejalan dengan hipotesa penelitian yakni terdapat AAR disekitar tanggal peristiwa sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak.
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 44
Berdasarkan Tabel 4.3.2. dengan α = 0,10, dapat dilihat pada metode market adjusted model selama lima hari pengujian pada peristiwa pengumuman penurunan suku bunga BI rate menunjukan sebagian besar nilai AAR dengan hasil positif. Adapun nilai AAR yang positif signifikan terjadi pada t-1 atau satu hari sebelum pengumuman penurunan BI Rate. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa penurunan BI Rate membawa good news sehingga investor merespon positif pengumuman penurunan BI Rate tersebut. Hasil tersebut sejalan dengan hipotesa penelitian yakni terdapat AAR disekitar tanggal peristiwa sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. 0.0160 0.0140 0.0120 0.0100 0.0080 0.0060 0.0040 0.0020 0.0000 -0.0020
t-1
t0
t+1
Market Model
t+2
t+3
Market Adjsted Model
Gambar 4.2 Pergerakan Nilai AAR selama Periode Uji Gambar 4.2. memperlihatkan pergerakan nilai AAR perusahaan sampel pada peristiwa penetapan penurunan suku bunga BI rate. Dapat dilihat bahwa terjadi fluktuasi kecenderungan penurunan dan kenaikan yang sama yaitu pada waktu sebelum peristiwa, saat peristiwa terjadi, dan setelah terjadinya peristiwa. Nilai AAR terendah terjadi di metode market adjusted model pada waktu t0 saat
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 45
terjadinya peristiwa sebesar -0,0002 dan tertinggi terjadi pada t-1 sebelum terjadinya peristiwa sebesar 0,0144 di metode market model.
4.3.3. Analisis Cummulative Averaga Abnormal return Pada Perusahaan Sampel Pada tabel 4.5 disajikan hasil perhitungan CAAR dan uji signifikansi perusahaan sampel untuk peristiwa penetapan kenaikan suku bunga BI rate di Indonesia. Tabel 4.5 Nilai CAAR dan Hasil Uji Signifikansi Hari
Market Model Peristiwa Kenaikan Suku Bunga BI rate
CAAR -0.0184 -0.0185 -0.0226 -0.0208 -0.0228
t-1 t0 t+1 t+2 t+3
Keterangan
Sig. (2-tailed) 0.001* 0.000* 0.000* 0.000* 0.001*
Market Adjusted Model Peristiwa kenaikan Suku Bunga BI rate CAAR Sig. (2-tailed) 0.0106 0.151 0.0062 0.381 -0.0072 0.287 -0.0039 0.575 -0.0108 0.143
: * Signifikan pada level 1% ** Signifikan pada level 5%
Berdasarkan Tabel 4.5 dengan α = 0,1, pada metode market model selama lima hari pengujian pada peristiwa pengumuman penurunan suku bunga BI rate, Hasil menunjukan nilai CAAR yang negatif signifikan. Nilai CAAR yang negatif signifikan menunjukan bahwa secara kumulatif pasar mereaksi negatif terhadap keputusan kenaikan BI Rate, yang mana hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian bahwa terdapat CAAR disekitar tanggal peristiwa pengumuman. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak.
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 46
Berdasarkan tabel 4.5 dengan α = 0,1, Pada metode market adjusted model selama lima hari pengujian pada peristiwa pengumuman penurunan suku bunga BI rate, sebagian besar menunjukan nilai CAAR yang negatif. Nilai CAAR yang negatif menunjukan bahwa secara kumulatif pasar mereaksi negatif terhadap keputusan kenaikan BI Rate. Hasil pada tabel 4.5. diatas menunjukan bahwa nilai CAAR pada metode market adjusted model tidak ada yang signifikan. Hal ini menunjukan bahwa tidak terdapat CAAR disekitar tanggal peristiwa atau dapat disimpulkan bahwa H0 diterima
0.0400 0.0200 0.0000 -0.0200
t-1
t0
t+1
t+2
t+3
-0.0400 -0.0600 Market Model
Market Adjusted Model
Gambar 4.3 Pergerakan Nilai CAAR selama Periode Uji Gambar 4.3 memperlihatkan pergerakan nilai CAAR perusahaan sampel pada peristiwa penetapan kenaikan suku bunga BI rate. Dapat dilihat bahwa terjadi fluktuasi kecenderungan penurunan dan kenaikan yang sama yaitu pada waktu sebelum peristiwa, saat peristiwa terjadi, dan setelah terjadinya peristiwa. Nilai CAAR terendah terjadi di metode market adjusted model pada waktu t+2
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 47
setelah terjadinya peristiwa sebesar -0,0039 dan tertinggi terjadi pada t-1 sebelum terjadinya peristiwa sebesar 0,0106 di metode market adjusted model.
4.3.4. Analisis Cummulative Averaga Abnormal Return Pada Perusahaan Sampel Pada tabel 4.6. disajikan hasil perhitungan CAAR dan uji signifikansi perusahaan sampel untuk peristiwa penetapan penurunan suku bunga BI rate di Indonesia. Tabel 4.6. Nilai CAAR dan Hasil Uji Signifikansi Market Model
Hari t-1 t0 t+1 t+2 t+3
Peristiwa Penurunan Suku Bunga BI rate
CAAR 0.0144 0.0145 0.0313 0.0228 0.0342
Keterangan:
Sig. (2-tailed) 0.057*** 0.054*** 0.000* 0.003** 0.000*
Market Adjusted Model Peristiwa Penurunan Suku Bunga BI rate CAAR Sig. (2-tailed) 0.0137 0.073*** 0.0135 0.075*** 0.0161 0.054*** 0.0214 0.004** 0.0094 0.103
* Signifikan pada level 1% ** Signifikan pada level 5%
*** Signifikan pada level 10% Berdasarkan Tabel 4.6. dengan α = 0,1, selama lima hari pengujian pada peristiwa pengumuman penurunan suku bunga BI rate, sebagian besar menunjukan nilai CAAR yang positif. Nilai CAAR yang positif menunjukan bahwa secara kumulatif pasar mereaksi positif terhadap keputusan kenaikan BI Rate. Nilai CAAR yang signifikan tersebut sejalan dengan hasil penelitian bahwa
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 48
terdapat CAAR disekitar tanggal peristiwa pengumuman. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Berdasarkan Tabel 4.6. dengan α = 0,1, dapat dilihat pada metode market adjusted model selama lima hari pengujian pada peristiwa pengumuman penurunan suku bunga BI rate, terdapat nilai CAAR positif signifikan yaitu terjadi pada waktu pengumuman penurunan suku bunga BI rate pada t-1, t0, t+1, t+2. Nilai CAAR menunjukkan positif signifikan pada hari tersebut mengindikasikan bahwa terdapat kandungan informasi yang dianggap sebagi sinyal positif oleh investor untuk melakukan keputusan investasi karena akibat adanya penuruan suku bunga BI rate, harga saham mengalami kenaikan sehingga terjadinya peristiwa tersebut di respon positif. 0.0400 0.0350 0.0300 0.0250 0.0200 0.0150 0.0100 0.0050 0.0000 t-1
t0
t+1
Market Model
t+2
t+3
Market Adjusted Model
Gambar 4.4 Pergerakan Nilai CAAR selama Periode Uji Gambar 4.4 memperlihatkan pergerakan nilai CAAR perusahaan sampel pada peristiwa penetapan penurunan suku bunga BI rate. Dapat dilihat bahwa
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 49
terjadi fluktuasi kecenderungan penurunan dan kenaikan yang berbeda yaitu pada waktu sebelum peristiwa, saat peristiwa terjadi, dan setelah terjadinya peristiwa. Nilai CAAR terendah terjadi di metode market adjusted model pada waktu t+3 setelah terjadinya peristiwa sebesar 0,0094 dan tertinggi terjadi pada t+3 setelah terjadinya peristiwa sebesar 0,0342 di metode market model.
4.4. Pembahasan 4.4.1. Reaksi Harga Saham Terhadap Peristiwa Kenaikan Suku Bunga BI Rate Pada Metode Market Model Pengumuman kenaikan suku bunga bank sentral pada umumnya akan diikuti dengan penurunan harga saham yang berimplikasi pada nilai AAR dan CAAR yang negatif. Berdasarkan hasil penelitian yang telah ditampilkan pada bagian sebelumnya menunjukan bahwa sebagian besar nilai AAR dan CAAR menunjukan nilai yang negatif pada pengumuman kenaikan BI Rate. Nilai negatif pada kedua variabel tersebut menunjukan bahwa kenaikan BI Rate membawa sinyal negatif bagi investor. Sinyal negatif tersebut terkait dengan kekhawatiran investor mengenai situasi perekonomian Indonesia kedepan terutama berkaitan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi dan pergerakan laju inflasi. Adapun terhadap kondisi perbankan terdapat kekhawatiran dengan kenaikan BI rate dapat memicu meningkatnya risiko kredit yang dapat memperlemah kinerja perbankan. Lebih lanjut kenaikan BI rate secara langsung maupun tidak langsung dapat berdampak terhadap melemahnya kemampuan perbankan dalam menyalurkan kredit. Hal ini
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 50
dikarenakan pada kondisi ketika suku bunga mengalami kenaikan, masyarakat lebih cenderung untuk menyimpan dananya di perbankan dibandingkan melakukan investasi. Dua kekhwatiran tersebut merupakan isu sentral yang memicu investor bereaksi negatif terhadap terjadinya pengumuman kenaikan BI rate yang berimplikasi pada nilai AAR dan CAAR yang negatif. Berdasarkan hasil pada penelitian ini nilai AAR hanya signifikan pada t-1 atau satu hari sebelum peristiwa. Hal ini menunjukan bahwa pasar telah bereaksi sebelum terjadinya pengumuman kenaikan BI rate. Adanya reaksi yang terjadi sebelum kenaikan BI rate tidak terlepas dari kondisi perekonomian Indonesia yang sedang melemah. Kondisi perekonomian yang melemah tersebut kemudian ditangkap oleh investor bahwa akan terjadi kenaikan BI rate. Adapun hasil CAAR pada hasil penelitian ini menunjukan hasil negatif signifikan tersebut menunjukan bahwa secara akumulatif selama periode tersebut pengumuman kenaikan BI Rate memengaruhi keputusan investor untuk berinvestasi. Hal ini tidak terlepas dari kondisi perekonomian Indonesia yang pada saat terjadinya kenaikan BI rate sedang dalam kondisi kurang baik pasca terjadinya kenaikan BBM dan tekanan inflasi yang cukup tinggi pada periode tersebut. Sehingga hal tersebut berdampak pada naiknya BI rate yang berimplikasi pada terjadinya cumulative abnormal return yang negatif selama periode uji.
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 51
4.4.1.. Reaksi Harga Saham Terhadap Peristiwa Penurunan Suku Bunga BI Rate Pada Market Model Pengumuman penurunan suku bunga bank sentral pada umumnya akan berimplikasi pada meningkatnya harga saham yang tercermin pada nilai AAR dan CAAR. Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar nilai AAR dan CAAR menunjukan nilai yang positif. Nilai positif pada AAR dan CAAR tersebut menunjukan bahwa ada good news dan sinyal positif yang ditangkap oleh investor sehubungan dengan penurunan BI rate tersebut. Sinyal positif tersebut terkait dengan dua aspek yakni: kondisi makro ekonomi dan perbankan. Ditinjau dari sisi makro ekonomi, penurunan BI Rate membawa sinyal adanya perbaikan prospek perekonomian Indonesia kedepannya. Perbaikan prosek perekonomian Indonesia tersebut tidak lepas dari keseriusan pemerintah dalam meningkatkan prospek perekonomian dan membaiknya kondisi perekonomian global. Adapun dari perspektif perbankan, penurunan BI rate, dapat menstimulus pertumbuhan kredit yang dapat mendorong meningkatnya kinerja perbankan. Disisi lain, suku bunga yang lebih rendah diharapkan dapat menekan risiko kredit yang ditandai dengan meningkatnya kemampuan masyarakat dalam membayar kewajiban kepada perbankan. Kedua ekspekstasi positif tersebut, menstimulus reaksi positif para investor sehingga berimplikasi pada meningkatnya AAR dan dan CAAR. Nilai AAR yang positif signifikan pada hasil penelitian ini terjadi pada t-1. Hasil ini menunjukan bahwa pasar telah bereaksi sebelum terjadinya pengumuman penurunan BI rate. Reaksi tersebut tidak lepas dari membaiknya prospek
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 52
perekonomian Indonesia dan intervensi pemerintah melalui berbagai paket kebijakan ekonomi. Adapun hasil CAAR pada hasil penelitian ini menunjukan hasil yang positif signifikan selama periode uji. Nilai CAAR yang positif signifikan tersebut menunjukan bahwa secara akumulatif selama periode tersebut pengumuman kenaikan BI Rate memengaruhi keputusan investor untuk berinvestasi. Kondisi ini tidak terlepas dari semakin membaiknya prospek kondisi perekonomian Indonesia kedepannya dan sejalan dengan membaiknya perekonomian global. Hal tersebut kemudian direspon oleh BI melalui penurunan BI rate guna menstimulus agar perekonomian dapat tumbuh semakin baik.
4.4.3. Reaksi Harga Saham Terhadap Peristiwa Kenaikan Suku Bunga BI Rate Pada Metode Market Adjusted Model Pengumuman kenaikan suku bunga bank sentral pada umumnya akan diikuti dengan penurunan harga saham yang berimplikasi pada nilai AAR dan CAAR yang negatif. Berdasarkan hasil penelitian yang telah ditampilkan pada bagian sebelumnya menunjukan bahwa sebagian besar nilai AAR dan CAAR menunjukan nilai yang negatif pada pengumuman kenaikan BI Rate. Nilai negatif pada kedua variabel tersebut menunjukan bahwa kenaikan BI Rate membawa sinyal negatif bagi investor. Sinyal negatif tersebut terkait dengan kekhawatiran investor mengenai situasi perekonomian Indonesia kedepan terutama berkaitan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi dan pergerakan laju inflasi. Adapun terhadap kondisi
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 53
perbankan terdapat kekhawatiran dengan kenaikan BI rate dapat memicu meningkatnya risiko kredit yang dapat memperlemah kinerja perbankan. Lebih lanjut kenaikan BI rate secara langsung maupun tidak langsung dapat berdampak terhadap melemahnya kemampuan perbankan dalam menyalurkan kredit. Hal ini dikarenakan pada kondisi ketika suku bunga mengalami kenaikan, masyarakat lebih cenderung untuk menyimpan dananya di perbankan dibandingkan melakukan investasi. Dua kekhwatiran tersebut merupakan isu sentral yang memicu investor bereaksi negatif terhadap terjadinya pengumuman kenaikan BI rate yang berimplikasi pada nilai AAR dan CAAR yang negatif. Nilai AAR pada metode market adjusted model menunjukan hasil yang negatif dan signifikan pada periode t+1 dan t+3. Kondisi ini menunjukan reaksi AAR pada metode ini terjadi setelah pengumuman kenaikan BI Rate. Hasil AAR pada metode market adjusted model tersebut berbeda dengan hasil AAR pada metode market model yang menunjukan hasil yang signifikan pada t-1. Demikian pula dengan CAAR pada metode market adjusted model, secara akumulatif menunjukan hasil yang negatif namun dengan hasil yang tidak signifikan selama periode uji. Hasil ini sejalan dengan landasan teori pada bagian sebelumnya yang mana kenaikan BI rate umumnya akan diikuti dengan AAR dan CAAR yang negatif. Hasil yang tidak signifikan tersebut mencerminkan bahwa kebijakan kenaikan BI rate tidak berpenaruh terhadap keputusan investasi oleh investor. Penentuan expected return pada metode market model menggunakan periode estimasi dan beta pada masing – masing bank adapun pada metode market adjusted model hanya didasarkan pada return pasar dengan basis IHSG. Basis
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 54
IHSG yang menjadi dasar dalam penentuan expected return pada metode market adjusted model mempunyai kelemahan yakni dapat menyebabkan terjadinya bias pada hasil. Pasalnya fluktuasi IHSG tidak hanya dipengaruhi oleh satu informasi saja melainkan dipengaruhi juga oleh berbagai informasi dan peristiwa pada perusahaan di sektor lain maupun peristiwa diluar pengumuman kenaikan BI rate.
4.4.3. Reaksi Harga Saham Terhadap Peristiwa Penurunan Suku Bunga BI Rate Pada Metode Market Adjusted Model Pengumuman penurunan suku bunga bank sentral pada umumnya akan berimplikasi pada meningkatnya harga saham yang tercermin pada nilai AAR dan CAAR. Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar nilai AAR dan CAAR menunjukan nilai yang positif. Nilai positif pada AAR dan CAAR tersebut menunjukan bahwa ada good news dan sinyal positif yang ditangkap oleh investor sehubungan dengan penurunan BI rate tersebut. Sinyal positif tersebut terkait dengan dua aspek yakni: kondisi makro ekonomi dan perbankan. Ditinjau dari sisi makro ekonomi, penurunan BI Rate membawa sinyal adanya perbaikan prospek perekonomian Indonesia kedepannya. Perbaikan prosek perekonomian Indonesia tersebut tidak lepas dari keseriusan pemerintah dalam meningkatkan prospek perekonomian dan membaiknya kondisi perekonomian global. Adapun dari perspektif perbankan, penurunan BI rate, dapat menstimulus pertumbuhan kredit yang dapat mendorong meningkatnya kinerja perbankan. Disisi lain, suku bunga yang lebih rendah diharapkan dapat menekan
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 55
risiko kredit yang ditandai dengan meningkatnya kemampuan masyarakat dalam membayar kewajiban kepada perbankan. Nilai AAR pada metode market adjusted model menunjukan hasil yang positif signifikan pada t-1 selama periode uji. Kondisi ini mencerminkan bahwa penurunan BI rate tidak memengruhi keputusan investor dalam berinvestasi. Hasil AAR pada metode market adjusted model tersebut sama dengan hasil AAR pada metode market model yang menunjukan hasil yang signifikan pada t-1. Demikian pula dengan CAAR pada metode market adjusted model, menunjukan hasil yang positif signifikan pada t-1, t0, t+1 dan t+2. Hasil tersebut berbeda dengan market model yang menunjukan hasil positif signifikan selama periode uji. Perbedaan tersebut disebabkan oleh penentuan expected return pada kedua metode. Penentuan expected return pada metode market model menggunakan periode estimasi dan beta pada masing – masing bank adapun pada metode market adjusted model hanya didasarkan pada return pasar dengan basis IHSG. Basis IHSG yang menjadi dasar dalam penentuan expected return pada metode market adjusted model mempunyai kelemahan yakni dapat menyebabkan terjadinya bias pada hasil. Pasalnya fluktuasi IHSG tidak hanya dipengaruhi oleh satu informasi saja melainkan dipengaruhi juga oleh berbagai informasi dan peristiwa pada perusahaan di sektor lain maupun peristiwa diluar pengumuman kenaikan BI rate.
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagi berikut : 1. Harga saham perbankan bereaksi negatif terhadap kenaikan BI rate yang ditunjukkan oleh average abnormal return (AAR) dan cumulative average abnormal return (CAAR) yang negatif signifikan di sekitar tanggal pengumuman kenaikan BI rate. 2. Harga saham perbankan bereaksi positif terhadap perubahan penurunan BI rate yang ditunjukkan oleh average abnormal return (AAR) dan cumulative average abnormal return (CAAR) yang positif signifikan di sekitar tanggal pengumuman penurunan BI rate.
5.2. Saran Berdasarkan uraian pembahasan dan kesimpulan yang telah disampaikan, saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi para investor, sebaiknya melakukan analisis lebih mendalam sebelum mulai berinvestasi, karena banyak informasi yang beredar di pasar, tetapi tidak semua informasi tersebut merupakan informasi relevan yang dapat mempengaruhi kinerja saham di pasar modal.
56
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 57
2. Menggunakan
perhitungan
metode
market
adjusted model
tidak
disarankan oleh penulis, karena akan mendapatkan hasil yang tidak mencerminkan keadaan pasar yang sebenarnya.
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR PUSTAKA Sudana, I made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan: Teori dan Praktek. Jakarta. Erlangga Sari, Kartika. 2011. Pengantar Bank dan Lembaga Keuangan. Gunadarma: Jakarta Rose, Stephen A. dkk. 2010. Modern Financial Management 8th edition. McGraw Hill: New York Ornella, Ricci. 2015. The Impact of Monetary Policy Annoucements On the Stock Price of large European banks During the Financial Crisis. Journal of Banking and Finance page 245 – 255 Bomfin. AN., 2003. Pre-announcements effects, news effects, and volatility: monetary policy and the stock market. Journal of Banking & Finance 27. 133151 Mulyawan, Setia. 2015. Manajemen Keuangan. Bandung. Pustaka Setia Andjani, Yuli Ike. dkk. 2011. Modul Praktikum Statistika 1: Yogyakarta. Cipta Prima Nusantara Hartono, Jogiyanto. 2010. Studi Peristiwa. Yogyakarta. BPFE Hartono, Jogiyanto. 2004. Metodologi penelitian Bisnis. Yogyakarta. BPFE Tandelili, Eduardus, 2010. Portofolio dan Invetsasi. Yogyakarta.Kanisius
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Hartono, Jogiyanto. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta. BPFE www.idx.co.id
http://www.bi.go.id http://www.Duniainvestasi.com http://www.sahamoke.com
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 1 OUTPUT SPSS ONE SAMPLE T-TEST AAR TERHADAP PERISTIWA PENETAPAN KENAIKAN SUKU BUNGA BI RATE DENGAN MARKET MODEL SELAMA PERIODE UJI
One-Sample Statistics N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
SEBELUM_PENGUMUMA
60
-.018363
.0387708
.0050053
PENGUMUMAN
60
-.000127
.0250125
.0032291
PLUS_SATU
60
-.004112
.0216480
.0027947
PLUS_DUA
60
.001808
.0174856
.0022574
PLUS_TIGA
60
-.002010
.0219267
.0028307
One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference
Mean t SEBELUM_PENGUMUMA
Sig. (2-tailed)
Difference
Lower
Upper
-3.669
59
.001
-.0183633
-.028379
-.008348
-.039
59
.969
-.0001267
-.006588
.006335
-1.471
59
.147
-.0041117
-.009704
.001481
PLUS_DUA
.801
59
.426
.0018083
-.002709
.006325
PLUS_TIGA
-.710
59
.480
-.0020100
-.007674
.003654
PENGUMUMAN PLUS_SATU
SKRIPSI
df
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAMPIRAN 2 OUTPUT SPSS ONE SAMPLE T-TEST AAR TERHADAP PERISTIWA PENETAPAN PENURUNAN SUKU BUNGA BI RATE DENGAN MARKET MODEL SELAMA PERIODE UJI
One-Sample Statistics N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
SEBELUM_PENGUMUMA
60
.014350
.0571795
.0073818
PENGUMUMAN
60
.001095
.0244507
.0031566
PLUS_SATU
60
.001692
.0180420
.0023292
PLUS_DUA
60
.005682
.0297063
.0038351
PLUS_TIGA
60
-.000893
.0159069
.0020536
One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference
Mean t SEBELUM_PENGUMUM
df
Sig. (2-tailed)
Difference
Lower
Upper
1.944
59
.057
.0143500
-.000421
.029121
PENGUMUMAN
.347
59
.730
.0010950
-.005221
.007411
PLUS_SATU
.726
59
.471
.0016917
-.002969
.006352
PLUS_DUA
1.482
59
.144
.0056817
-.001992
.013356
PLUS_TIGA
-.435
59
.665
-.0008933
-.005003
.003216
A
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAMPIRAN 3
OUTPUT SPSS ONE SAMPLE T-TEST CAAR TERHADAP PERISTIWA PENETAPAN KENAIKAN SUKU BUNGA BI RATE DENGAN MARKET MODEL SELAMA PERIODE UJI
One-Sample Statistics N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
SEBELUM_PENGUMUMA
60
-.018363
.0387708
.0050053
PENGUMUMAN
60
-.018490
.0377477
.0048732
PLUS_SATU
60
-.022602
.0423839
.0054717
PLUS_DUA
60
-.020793
.0426060
.0055004
PLUS_TIGA
60
-.022803
.0491874
.0063501
One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference
Mean t SEBELUM_PENGUMUM
df
Sig. (2-tailed)
Difference
Lower
Upper
-3.669
59
.001
-.0183633
-.028379
-.008348
PENGUMUMAN
-3.794
59
.000
-.0184900
-.028241
-.008739
PLUS_SATU
-4.131
59
.000
-.0226017
-.033551
-.011653
PLUS_DUA
-3.780
59
.000
-.0207933
-.031800
-.009787
PLUS_TIGA
-3.591
59
.001
-.0228033
-.035510
-.010097
A
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAMPIRAN 4
OUTPUT SPSS ONE SAMPLE T-TEST CAAR TERHADAP PERISTIWA PENETAPAN PENURUNAN SUKU BUNGA BI RATE DENGAN MARKET MODEL SELAMA PERIODE UJI
One-Sample Statistics N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
H_1
60 ,014350
,0571795
,0073818
H_Pengumuman
60 ,004015
,0571765
,0073815
H_PLUS1
60 -,001352
,0571860
,0073827
H_PLUS2
60 ,025082
,0571706
,0073807
H_PLUS3
60 ,011757
,0571761
,0073814
One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference
Mean t
SKRIPSI
df
Sig. (2-tailed)
Difference
Lower
Upper
SEBELUM_PENGUMUMA
1.944
59
.057
.0143500
-.000421
.029121
PENGUMUMAN
1.969
59
.054
.0145150
-.000239
.029269
PLUS_SATU
4.247
59
.000
.0313150
.016561
.046069
PLUS_DUA
3.094
59
.003
.0228150
.008061
.037569
PLUS_TIGA
4.640
59
.000
.0342150
.019461
.048969
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAMPIRAN 5
OUTPUT SPSS ONE SAMPLE T-TEST AAR TERHADAP PERISTIWA PENETAPAN KENAIKAN SUKU BUNGA BI RATE DENGAN MARKET ADJUSTED MODEL SELAMA PERIODE UJI
One-Sample Statistics N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
SEBELUM_PENGUMUMA
60
.010622
.0565556
.0073013
PENGUMUMAN
60
-.004430
.0275839
.0035611
PLUS_SATU
60
-.013430
.0246344
.0031803
PLUS_DUA
60
.003350
.0200454
.0025879
PLUS_TIGA
60
-.006885
.0231889
.0029937
One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference
Mean t SEBELUM_PENGUMUM
df
Sig. (2-tailed)
Difference
Lower
Upper
1.455
59
.151
.0106217
-.003988
.025232
PENGUMUMAN
-1.244
59
.218
-.0044300
-.011556
.002696
PLUS_SATU
-4.223
59
.000
-.0134300
-.019794
-.007066
PLUS_DUA
1.295
59
.201
.0033500
-.001828
.008528
PLUS_TIGA
-2.300
59
.025
-.0068850
-.012875
-.000895
A
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAMPIRAN 6
OUTPUT SPSS ONE SAMPLE T-TEST AAR TERHADAP PERISTIWA PENETAPAN PENURUNAN SUKU BUNGA BI RATE DENGAN MARKET ADJUSTED MODEL SELAMA PERIODE UJI
One-Sample Statistics N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
SEBELUM_PENGUMUMA
60
.013700
.0580586
.0074953
PENGUMUMAN
60
-.000187
.0240933
.0031104
PLUS_SATU
60
.002577
.0205245
.0026497
PLUS_DUA
60
.005267
.0295253
.0038117
PLUS_TIGA
60
.001732
.0169197
.0021843
One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference
Mean t SEBELUM_PENGUMUM
df
Sig. (2-tailed)
Difference
Lower
Upper
1.828
59
.073
.0137000
-.001298
.028698
-.060
59
.952
-.0001867
-.006411
.006037
PLUS_SATU
.972
59
.335
.0025767
-.002725
.007879
PLUS_DUA
1.382
59
.172
.0052667
-.002361
.012894
PLUS_TIGA
.793
59
.431
.0017317
-.002639
.006102
A PENGUMUMAN
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAMPIRAN 7
OUTPUT SPSS ONE SAMPLE T-TEST CAAR TERHADAP PERISTIWA PENETAPAN KENAIKAN SUKU BUNGA BI RATE DENGAN MARKET ADJUSTED MODEL SELAMA PERIODE UJI
One-Sample Statistics N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
SEBELUM_PENGUMUMA
60
.010622
.0565556
.0073013
PENGUMUMAN
60
.006203
.0544687
.0070319
PLUS_SATU
60
-.007222
.0520751
.0067229
PLUS_DUA
60
-.003875
.0533029
.0068814
PLUS_TIGA
60
-.010763
.0561840
.0072533
One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference
Mean t SEBELUM_PENGUMUM
df
Sig. (2-tailed)
Difference
Lower
Upper
1.455
59
.151
.0106217
-.003988
.025232
.882
59
.381
.0062033
-.007867
.020274
PLUS_SATU
-1.074
59
.287
-.0072217
-.020674
.006231
PLUS_DUA
-.563
59
.575
-.0038750
-.017645
.009895
PLUS_TIGA
-1.484
59
.143
-.0107633
-.025277
.003751
A PENGUMUMAN
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAMPIRAN 8
OUTPUT SPSS ONE SAMPLE T-TEST CAAR TERHADAP PERISTIWA PENETAPAN PENURUNAN SUKU BUNGA BI RATE DENGAN MARKET ADJUSTED MODEL SELAMA PERIODE UJI One-Sample Statistics N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
SEBELUM_PENGUMUMA
60
.013700
.0580586
.0074953
PENGUMUMAN
60
.013530
.0578223
.0074648
PLUS_SATU
60
.016093
.0634391
.0081900
PLUS_DUA
60
.021367
.0559149
.0072186
PLUS_TIGA
60
.009407
.0439727
.0056768
One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Mean t SEBELUM_PENGUMU
df
Sig. (2-tailed)
Difference
Difference Lower
Upper
1.828
59
.073
.0137000
-.001298
.028698
PENGUMUMAN
1.812
59
.075
.0135300
-.001407
.028467
PLUS_SATU
1.965
59
.054
.0160933
-.000295
.032481
PLUS_DUA
2.960
59
.004
.0213667
.006922
.035811
PLUS_TIGA
1.657
59
.103
.0094067
-.001953
.020766
MA
SKRIPSI
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 9 Daftar Sampel Penelitian 2013 – 2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
SKRIPSI
Kode Emiten AGRO BABP BACA BBKP BBRI BBTN BDMN BEKS BJTM BNBA BNGA BNII BNLI BSIM BTPN BVIC INPC MCOR PNBN WOORI
Nama Emiten Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Bank MNC Internasional Bank Capital Indonesia Bank Bukopin Bank Rakyat Indonesia Bank Tabungan Negara Bank Danamon Bank Pundi Indoensia Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Bank Bumi Arta Bank Cimb Niaga Bank Maybank Indonesia Bank Permata Bank Sinarmas Bank Tabungan Pensiunan Nasional Bank Victoria International Bank Arta Graha International Bank Windu Kentjana International Bank Pan Indoneisa Bank Woori Saudara Indonesia
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 10 BI Rate Tanggal 13 Juni 2013 11 Juli 2013 29 Agustus 2013 12-Sep-13 12 Nopember 2013 18 Nopember 2014 17 Februari 2015 14 Januari 2016 18 Februari 2016 17 Maret 2016
SKRIPSI
BI rate 6.00% 6.50% 7.00% 7.25% 7.50% 7.75% 7.50% 7.25% 7.00% 6.75%
Siaran Pers Pranala Siaran Pers Pranala Siaran Pers Pranala Siaran Pers Pranala Siaran Pers Pranala Siaran Pers Pranala Siaran Pers Pranala Siaran Pers Pranala Siaran Pers Pranala Siaran Pers Pranala Siaran Pers
REAKSI HARGA SAHAM ...
YOLLA ADI KISWORO PUTRI