Handoyo & Setijaningsih: Pengaruh Harga Emas, Kurs, BI Rate dan Volume Perdagangan
PENGARUH HARGA EMAS, KURS, BI RATE DAN VOLUME PERDAGANGAN TERHADAP HARGA SAHAM ANTM Sarwo Edy Handoyo & Herlin Tundjung Setijaningsih Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara Email:
[email protected] Abstract: Investments can be done in various forms both in real assets and financial assets. There is an interesting phenomenon with the financial crisis that hit the European countries. Stock price index in various parts of the world falls, so does the stock price index in Indonesia Stock Exchange. Traditionally investment in gold has always had a high appeal, because when the stock price falls, the price of gold will soar. This study aims to determine the factors that can be used to predict stock prices by using the predictor variables ANTM gold price, exchange rate of rupiah against the U.S. $, the BI rate and trade volume. The results showed that all independent variables simultaneously affect stock prices ANTM. However, only partial variable gold price and exchange rate against the U.S. Dollar a significant influence on stock prices ANTM. Key words: gold price, exchange rate, the BI rate, trading volume, stock prices ANTM. Abstrak: Investasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk baik dalam aset riil dan aset finansial. Ada fenomena menarik dengan krisis keuangan yang melanda negara-negara Eropa. Indeks harga saham di berbagai belahan dunia jatuh, demikian juga indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia. Secara tradisional investasi di emas selalu memiliki daya tarik yang tinggi, karena ketika harga saham jatuh, harga emas akan melambung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat digunakan untuk memprediksi harga saham dengan menggunakan variabel prediktor harga emas ANTM, nilai tukar rupiah terhadap US $, BI rate dan volume perdagangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel independen secara simultan mempengaruhi harga saham ANTM. Namun, hanya parsial variabel harga emas dan nilai tukar terhadap US Dollar pengaruh yang signifikan terhadap harga saham ANTM. Kata kunci: harga emas, nilai tukar, BI rate, volume perdagangan, harga saham ANTM.
PENDAHULUAN Perusahaan didirikan untuk memaksimumkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kesejahteraan pemilik (Gitman, 2003: 15). Faktor yang biasa digunakan untuk mengukur kesejahteraan pemilik adalah harga saham (Brigham dan Houston, 2001: 16). Informasi dibutuhkan investor karena pembelian saham akan dilakukan pada saat harga rendah dan sebaliknya, penjualan saham dilakukan pada saat harga tinggi. Untuk mengetahui kapan dan pada harga berapa saham mencapai harga rendah dan harga tinggi, terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan, di antaranya adalah faktor yang bersifat fundamental dan teknis. Faktor yang bersifat fundamental mendasarkan diri pada kinerja keuangan perusahaan, kondisi persaingan, negara, kawasan bahkan dunia baik dari segi ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan. Sedangkan faktor yang Jurnal Ekonomi/Volume XVIII, No. 02, Juli 2013: 164-173
164
Handoyo & Setijaningsih: Pengaruh Harga Emas, Kurs, BI Rate dan Volume Perdagangan
bersifat teknis dianalisis dengan menggunakan analisis teknikal yang mendasarkan diri pada pergerakan harga saham sebelumnya. Umumnya departemen penelitian dan pengembangan perusahaan sekuritas menyampaikan harga saham menggunakan harga tertinggi, harga terendah, harga rata-rata, harga pembukaan, harga penutupan, harga support, dan harga resistance. Informasi hargaharga tersebut belum bisa langsung digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan. Investor harus mengolah terlebih dahulu informasi harga yang diberikan oleh perusahaan sekuritas. Bagi investor yang tidak banyak memiliki waktu untuk mengolah data, informasi harga yang seperti itu belum banyak membantu. Investor memerlukan informasi mengenai prediksi harga saham. Murwaningsari (2008, 178-195) menguji pengaruh volume perdagangan saham, deposito, dan kurs terhadap IHSG beserta prediksi IHSG (Model Garch dan Arima). Hasil penelitian Murwaningsari menunjukan bahwa secara parsial volume perdagangan saham berpengaruh positif terhadap IHSG, deposito berpengaruh negatif terhadap IHSG, dan kurs tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap IHSG. Sedangkan pengujian secara simultan menunjukkan bahwa ketiga variabel berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor prediktor harga saham PT Aneka Tambang (ANTM) yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun alasan dipilihnya ANTM karena perusahaan tersebut merupakan perusahaan tambang emas yang listing di BEI. Disamping itu ketika bursa saham dalam keadaan lesu (bearisk), biasanya emas merupakan alternatif investasi yang menjadi pilihan karena harganya justru membumbung tinggi. Harga emas. Berdasarkan pihak yang terlibat dalam transaksi maka ada pembeli dan penjual sehingga harga dalam suatu transaksi terbagi menjadi harga beli dan harga jual. Harga beli adalah nilai uang yang harus dikorbankan oleh pembeli untuk memperoleh barang atau jasa. Harga jual adalah nilai uang yang diterima oleh penjual untuk barang atau jasa yang diserahkan kepada pembeli. Harga pasar ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Kurs. Beberapa penulis mengemukakan definisi kurs dengan ungkapan yang beragam namun isinya sama. Menurut Keown (2002:737), exchange rate is the price of foreign currency ststed in terms of the domestic or home currency. Foreign exchange rate is the price of one country’s currency in term of another’s is determined (Mishkin, 2004:5). Foreign exchange rate is an exchange rate specifies the number of units of given currency that can be purchased with one unit of another currency (Brigham dan Ehrhardt, 2008:933). Berdasarkan berbagai pendapat tersebut maka kurs adalah nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang asing. Kurs rupiah terhadap US$ berarti nilai tukar rupiah untuk setiap US$ 1. BI Rate. BI rate adalah suku bunga acuan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Suku bunga ini menjadi acuan bagi perbankan dalam menentukan besarnya suku bunga tabungan, suku bunga deposito, suku bunga kredit. Tingkat suku bunga yang tinggi berarti investor mengharapkan tingkat hasil yang tinggi dari investasi (Tandelilin, 2002:213). Investor menggunakan tingkat bunga sebagai benchmark untuk perbandingan bila diinvestasikan dalam bidang lainnya (Manurung, 2008). Jurnal Ekonomi/Volume XVIII, No. 02, Juli 2013: 164-173
165
Handoyo & Setijaningsih: Pengaruh Harga Emas, Kurs, BI Rate dan Volume Perdagangan
Volume perdagangan saham. Volume perdagangan diartikan sebagai jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada hari tertentu (Abdul dan Nasuhi, 2000). Volume perdagangan saham adalah banyaknya jumlah saham yang diperdagangkan di bursa efek dalam di hari perdagangan saham. Volume perdagangan saham yang sedikit menunjukkan kelesuan transaksi saham di bursa efek, sebaliknya jika volume perdagangan saham yang banyak menunjukan kegairahan transaksi saham di bursa efek. Harga Saham. Harga saham merupakan market clearing prices yang ditentukan berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran (Dwiridotjahjono, 2006:31). Herfert (1991) menyatakan bahwa fluktuasi harga saham disebabkan oleh pilihan dan tingkah laku dari mereka yang terlibat di pasar, suasana psikologis yang ada di pasar, sengitnya perang pengambilalihan (take over), kondisi ekonomi makro, perkembangan industri, kondisi politik, dan sebagainya. Sedangkan Geske dan Roll (1983) menunjukkan ada hubungan yang kuat antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dengan inflasi dan tingkat pengembalian saham pada pasar modal suatu negara. McQueen dan Roley (1993) dan Jones (1996) menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi dapat berdampak pada keseluruhan harga saham. Pengaruh Harga Emas terhadap Harga Saham. Emas tergolong barang hasil pertambangan yang memiliki nilai yang tinggi dan jumlahnya terbatas karena tidak dapat diperbaruhi sebagaimana minyak. Hal ini berdampak pada keterbatasan penawaran emas. Padahal dari waktu ke waktu permintaan terhadap emas terus meningkat. Akibatnya harga emas cenderung naik. Harga emas dapat dinyatakan dalam satuan tertentu misalnya per kg, troyons maupun per gram. Emas merupakan salah satu komoditi yang diperdagangkan di berbagai bursa berjangka di dunia, sehingga setiap hari perdagangan di bursa tersebut akan melaporkan harga pembukaan, harga tertinggi, harga terendah dan harga penutupan per troy ons. Disamping itu harga emas per gram juga dapat ditemui di pasar-pasar tradisonal seperti harga yang terjadi di toko-toko emas. Ketika harga emas naik, maka pendapatan dan laba perusahaan pertambangan emas juga naik karena laba berasal dari pendapatan dikurangi dengan biaya. Jika laba naik, maka earning per share (EPS) juga naik dan pada akhirnya akan berdampak terhadap kenaikan harga saham. Dengan menggunakan price/earning multiple aprroach harga saham dapat dihitung berdasarkan EPS dikalikan dengan price earning ratio (PER). Menurut Gitman (2003: 334) price/earning multiple approach merupakan teknik populer yang digunakan untuk mengestimasi harga saham perusahaan dihitung dengan mengalikan EPS yang diharapkan dengan PER rata-rata industri. Dengan demikian jika harga jual emas naik, maka akan berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan tambang emas dan sebaliknya jika harga jual emas turun. Pengaruh Kurs terhadap Harga Saham. Keown (2002: 737) mendefinisikan kurs sebagai the price of foreign currency stated in terms of the domestic or home currency. Sementara Mishkin (2004: 5) mendefinisikan kurs sebagai the price of one country’s currency in term of another’s is determined. Kemudian Brigham dan Ehrhardt (2008: 933) menyatakan bahwa foreign exchange rate is an exchange rate specifies the number of units of given currency that can be purchased with one unit of another currency. Berdasarkan berbagai pendapat tersebut, maka definisi kurs adalah nilai tukar mata uang suatu negara
Jurnal Ekonomi/Volume XVIII, No. 02, Juli 2013: 164-173
166
Handoyo & Setijaningsih: Pengaruh Harga Emas, Kurs, BI Rate dan Volume Perdagangan
terhadap mata uang asing. Dalam hal ini, kurs Rp terhadap US$ berarti nilai tukar rupiah untuk setiap US$ 1. Mayoritas investor di BEI adalah investor asing. Jika minat investor asing untuk berinvestasi saham di BEI meningkat, maka akan banyak membawa US$ masuk ke Indonesia. Selanjutnya US$ tersebut ditukar dengan Rp sehingga meningkatkan permintaan terhadap rupiah. Akibatnya kurs rupiah terhadap US$ mengalami apresiasi. Dana yang dimiliki oleh investor asing selanjutnya dibelikan saham sehingga meningkatkan permintaan terhadap saham di BEI dan mendorong kenaikan harga saham. Dengan demikian, ketika kurs Rp terhadap US$ mengalami apresiasi, maka harga saham akan naik dan jika kurs Rp mengalami depresiasi, maka harga saham akan turun. Pengaruh BI Rate terhadap Harga Saham. BI rate adalah suku bunga acuan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI). Suku bunga ini menjadi acuan bagi perbankan dalam menentukan besarnya suku bunga tabungan, suku bunga deposito, dan suku bunga kredit. Sementara investor pada saat akan memutuskan investasi memerlukan informasi mengenai besarnya BI rate sebagai dasar untuk menentukan besarnya required rate of return. Tingkat suku bunga yang tinggi mengindikasikan investor mengharapkan tingkat hasil yang tinggi dari investasi yang dilakukan (Tandelilin, 2002: 213). Dalam hal ini, investor menggunakan tingkat bunga sebagai benchmark untuk perbandingan apabila dana yang dimiliki diinvestasikan dalam bidang lainnya (Manurung, 2008). Sementara pihak manajemen perusahaan memerlukan informasi BI rate sebagai dasar untuk menentukan besarnya coupon rate obligasi yang akan diterbitkan, dividend rate, bahkan juga untuk memprediksi cost of capital. Semakin tinggi BI rate, maka akan meningkatkan cost of capital perusahaan dan akan mempersulit perusahaan untuk mendapatkan proyek-proyek investasi yang feasible untuk dibiayai. Dengan semakin terbatasnya proyek yang dapat dibiayai, maka akan berpengaruh terhadap rendahnya net present value (NPV) proyek-proyek yang ada. NPV yang rendah menunjukkan tambahan arus kas yang menjadi hak pemilik atau pemegang saham juga rendah, dan berakibat memicu rendahnya harga saham. Dengan demikian perubahan BI rate berpengaruh secara berlawanan terhadap harga saham. Artinya kalau BI rate meningkat, maka harga saham akan turun dan sebaliknya jika BI rate turun, maka harga saham akan naik. Pengaruh Volume Perdagangan terhadap Harga Saham. Volume perdagangan diartikan sebagai jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada hari tertentu (Abdul dan Nasuhi, 2000). Volume perdagangan saham digunakan untuk untuk mengukur apakah para pemodal individu mengetahui informasi yang yang dikeluarkan perusahaan dan menggunakannya dalam pembelian atau penjualan saham sehingga akan mendapatkan keuntungan di atas normal. Volume perdagangan merupakan suatu indikator likuiditas saham atas suatu informasi yang ada dalam pasar modal. Kegiatan perdagangan saham diukur dengan menggunakan indikator aktivitas volume perdagangan, yang dapat digunakan untuk melihat apakah investor individual menilai laporan informatif, dalam arti apakah informasi tersebut membuat keputusan perdagangan pada kondisi normal (Prasetio dan Sutoyo, 2003). Lemahnya permintaan terhadap saham suatu perusahaan akan mengakibatkan menurunnya harga penawaran saham perusahaan tersebut. Sebaliknya ketika volume perdagangan kuat, artinya permintaan terhadap saham tersebut banyak sehingga mendorong harga jual yang ditawarkan juga meningkat. Dengan demikian volume Jurnal Ekonomi/Volume XVIII, No. 02, Juli 2013: 164-173
167
Handoyo & Setijaningsih: Pengaruh Harga Emas, Kurs, BI Rate dan Volume Perdagangan
perdagangan saham memiliki pengaruh yang positif terhadap harga saham. Ketika volume perdagangan saham lemah akan menurunkan harga saham dan sebaliknya jika volume perdagangan saham kuat, maka harga saham akan meningkat. Penelitian yang Terdahulu. Ada beberapa hasil penelitian terdahulu yang mendukung topik penelitian ini. Keterkaitan antara harga emas dengan harga saham perusahaan emas dapat dijelaskan sebagai berikut. Jika harga emas naik maka memberikan kontribusi terhadap kenaikan pendapatan dan laba serta earning pershare perusahaan tambah emas, dalam hal ini adalah PT Aneka Tambang (ANTM). Penelitian yang dilakukan oleh Handoyo dan Sarwo (2010: 56) menemukan bahwa earning per share mempunyai pengaruh terhadap harga saham salah satu perusahaan tambang batubara di BEI. Dengan demikian kenaikan harga emas berpengaruh terhadap kenaikan harga saham perusahaan emas. Penelitian tentang kurs kaitannya dengan harga saham adalah sebagai berikut. Chow, et al (1997) menemukan bahwa nilai tukar riil US$ berkorelasi signifikan positif dengan return saham dan nilai tukar riil dapat menjelaskan return saham perusahaan pada periode Maret 1977 sampai dengan Desember 1989. Setyastuti (2001) melakukan studi tentang hubungan dinamis antara indeks harga saham dengan nilai tukar. Hasilnya menunjukkan bahwa pada periode sebelum krisis dan periode krisis, pengaruh nilai tukar terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) lebih kuat dibandingkan dengan pengaruh IHSG terhadap nilai tukar. Penelitian yang dilakukan oleh Ying (1966) tentang hubungan antara harga saham dengan volume perdangan saham menyimpulkan bahwa ketika volume perdagangan saham terus menurun, harga biasanya jatuh; ketika volume perdagangan terus menerus membesar, biasanya harga saham akan naik. Apabila volume perdagangan mulai menurun secara berurutan selama 5 hari perdagangan, maka akan ada suatu tendensi bagi harga akan jatuh selama 4 hari perdagangan berikutnya dan apabila volume perdagangan mulai meningkat secara berurutan selama 5 hari perdagangan, maka akan ada tendensi bagi harga untuk naik selama 4 hari perdagangan berikutnya. Penelitian tentang pengaruh suku bunga terhadap saham yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya menunjukkan terdapat hubungan negatif antara tingkat suku bunga dengan pendapatan saham (Patelis, 1977 dalam Pangemanan (2001). Jika suku bunga turun, maka pendapatan saham akan naik yang berarti harga saham naik dan sebaliknya jika suku bunga naik maka pendapatan saham turun yang berarti harga saham turun. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Murwaningsari (2008) menunjukkan bahwa volume perdagangan berpengaruh positif dan suku bunga berpengaruh negatif terhadap IHSG. Hipotesis. Berdasarkan kerangka teori dan penelitian terdahulu tersebut maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: Ha1: Harga emas, kurs Rp terhadap US$, BI rate, dan volume perdagangan saham ANTM secara simultan berpengaruh terhadap harga saham ANTM Ha2: Harga emas, kurs Rp terhadap US$, BI rate, dan volume perdagangan saham ANTM secara parsial berpengaruh terhadap harga saham ANTM Tujuan dan Manfaat Penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi harga saham ANTM. Sedangkan manfaat hasil penelitian ini dapat digunakan oleh beberapa pihak. Bagi investor memberi masukan dalam mengambil keputusan berinvestasi. Bagi pihak manajemen perusahaan ANTM memberikan masukan Jurnal Ekonomi/Volume XVIII, No. 02, Juli 2013: 164-173
168
Handoyo & Setijaningsih: Pengaruh Harga Emas, Kurs, BI Rate dan Volume Perdagangan
terhadap berbagai faktor yang harus diperhatikan dalam mencapai tujuan perusahaan yang dikelolanya. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian di masa yang akan datang. METODE Penelitian ini dilakukan hanya pada satu perusahaan tambang emas yang go public di BEI yaitu PT Aneka Tambang Tbk., yang sahamnya dalam trading diberi simbol ANTM. Data yang digunakan dalam menganalisis harga saham ANTM adalah harga saham periode 1 Januari 2008 hingga 31 Desember 2011. Dengan demikian data yang akan dianalisis merupakan data time series bulanan meliputi: harga saham ANTM, harga emas per troy ons, BI rate, kurs Rp per US $, dan volume perdagangan saham ANTM. Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan adalah variabel harga emas, kurs, BI rate, dan volume perdagangan saham. Sedangkan sebagai variabel dependen adalah harga saham. Data yang dibutuhkan adalah data sekunder yang meliputi harga emas per troy ons setiap akhir bulan, BI rate, kurs rupiah terhadap US$, volume perdagangan saham ANTM pada setiap akhir bulan, dan harga penutupan saham ANTM pada setiap akhir bulan. Data diambil untuk periode penelitian dari 1 Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2011. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah melakukan observasi melalui media internet. Data yang berhasil dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan netode regresi linier. Untuk mencapai tujuan penelitian dilakukan uji terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi harga saham yang hubungan fungsional antar varibelnya dapat dinyatakan sebagai berikut: P = f(Pg, BI rate, kurs, vol). Setelah data lolos uji asumsi klasik, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan metode regresi, baik secara simultan (uji F) parsial (uji t) maupun secara. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS for windows versi 20. HASIL DAN PEMBAHASAN Output uji multikolinearitas menghasilkan nilai VIF harga emas rata-rata, kurs tengah rata-rata, BI rate, dan volume perdagangan secara berurutan sebesar 3,220; 2,707; 1,009; 1,884 yang berarti <10. Dengan demikian tidak terjadi multikolinieritas walaupun terdapat korelasi sesama variabel bebas namun masih jauh di bawah 0,90. Nilai Eigen value sebesar 4,139 berada jauh di tas 0 pada model 1, hal ini menunjukkan tidak ada pengeluaran variabel independen. Uji autokorelasi dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 (periode sebelumnya) pada persamaan regresi linear. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi. Salah satu cara yang dapat mendeteksinya adalah melalui uji Durbin – Watson. Jika D-W terletak pada interval -2 ≤ D-W ≥ 2 maka pada model regresi tersebut tidak terdapat autokorelasi. Dari hasil pengujian ternyata besarnya nilai D-W adalah 0.478. Hal ini berarti nilai D-W berada di antara -2 < D-W < 2 . Dengan demikian model regresi terbebas dari autokorelasi. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mendeteksi apakah terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan dengan pengamatan lainnya dalam model regresi. Jurnal Ekonomi/Volume XVIII, No. 02, Juli 2013: 164-173
169
Handoyo & Setijaningsih: Pengaruh Harga Emas, Kurs, BI Rate dan Volume Perdagangan
Apabila varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas (Tony, 2011: 126).. Model regresi yang baik seharusnya yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Menunjukkan terjadi heteroskedastisitas apabila dalam grafik flot terdapat titik-titik dengan pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit atau mengumpul di suatu sisi. Tidak terjadi heteroskedastisitas apabila tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas atau di bawah angka 10 pada sumbu Y. Output hasil uji menunjukkan titik-titik menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka nol dari sumbu Y. Dengan demikian tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model regresi ini. Uji normalitas bertujuan untuk mendeteksi apakah dalam model regresi variabel dependen dan independen meiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik jika variabel-variabelnya berdistribusi normal. Untuk mengetahui data dari variabel berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dari Normal Probability Plot (P-P Plot). Jika grafik normal pola menunjukkan penyebaran titik-titik di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka mengindikasikan model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya, model regresi tidak memenuhi uji normalitas apabila data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal. Berdasarkan output hasil pengujian titik-titik titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah dari garis diagonal tersebut. Dengan demikian mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Analisis regresi linier digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan demikian dalam analisis ini untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh harga emas, kurs Rp terhadap US $, BI rate dan volume perdagangan saham ANTM berpengaruh terhadap harga saham ANTM dalam dilakukan secara simultan (bersama-sama) maupun secara parsial. Nilai R2 (koefisien determinasi) digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen.. Berdasarkan nilai adjusted R square sebesar 0,671 menunjukkan besarnya kontribusi variabel harga emas, kurs Rp terhadap US $, BI rate, dan volume perdangan saham ANTM mampu menjelaskan variabel harga saham ANTM sebesar 67,10%. Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh varibel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Tabel 1 berikut, meruapakan output untuk uji simultan. Tabel 1. Uji Simultan ANOVAb Sum of Model Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 3569034.405 4 892258.601 18.835 .000a Residual 1468540.595 31 47372.277 Total 5037575.000 35 a. Predictors: (Constant), vol perdag rata-rata, bi_rate, kurs tengah rata-rata, harga emas rata- rata b. Dependent Variable: harga rata-rata penutupan antm
Sumber: pengolahan data Jurnal Ekonomi/Volume XVIII, No. 02, Juli 2013: 164-173
170
Handoyo & Setijaningsih: Pengaruh Harga Emas, Kurs, BI Rate dan Volume Perdagangan
Uji hipotesis 1: Ha1: Harga emas, kurs Rp terhadap US $, BI rate, dan volume perdagangan saham ANTM secara simultan berpengaruh terhadap harga saham ANTM. Nilai probabilitas F hitung dalam regresi berganda sebesar 0,000 < 0,05 menolak Ho1, menunjukkan bahwa variabel harga emas, kurs Rp terhadap US $, BI rate, dan volume perdagangan saham ANTM secara simultan berpengaruh terhadap harga saham ANTM. Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh harga emas, kurs Rp terhadap US $, BI rate, dan volume perdagangan saham ANTM secara parsial terhadap harga saham ANTM. Tabel 2 berikut menunjukkan output untuk uji parsial. Tabel 2. Uji Parsial Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 8859.647 859.111 -1.294 .243 -.926
T 10.313 -5.324
Sig. .000 .000
-1.366
-8.561
.000
.049 .127
.501 .955
.620 .347
Model 1 (Constant) harga emas ratarata kurs tengah rata-.559 .065 rata bi_rate 190.287 380.018 vol perdag rata-rata 1.772E-6 .000 a. Dependent Variable: harga rata-rata penutupan antm
Sumber: pengolahan data Uji hipotesis 2: Ha2: Harga emas, kurs Rp terhadap US $, BI rate, dan volume perdagangan saham ANTM secara parsial berpengaruh terhadap harga saham ANTM. Berdasarkan output uji t bahwa nilai probabilitas t-hitung variabel harga emas, kurs Rp terhadap US $ masing-masing sebesar 0,000 < 0,05. Ini berarti harga emas secara parsial berpengaruh terhadap harga saham ANTM dan kurs Rp terhadap US$ secara parsial berpengaruh terhadap harga saham ANTM. Sebaliknya untuk variabel BI rate nilai probalilitas t-hitung nya sebesar 0,620 > 0,05 dan volume perdagangan saham ANTM nilai probabilitas t-hitungnya sebesar 0,347 > 0,05. Dengan demikian variabel BI rate secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham ANTM, demikian pula variabel volume perdagangan saham ANTM secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham ANTM. PENUTUP Berdasarkan hasil pembahasan tersebut, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan. Berdasarkan uji F, secara simultan harga emas, kurs Rupiah terhadap US $, BI rate, dan volume perdagangan saham ANTM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham ANTM. Berdasarkan uji t, secara parsial harga emas dan kurs Rupiah terhadap US $ berpengaruh secara signifikan sedangkan BI rate dan volume perdagangan saham ANTM tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan kesimpulan tersebut maka dapat diberikan beberapa saran. Investor , perlu mempertimbangkan harga emas dan kurs Rupiah terhadap US$ dalam melakukan Jurnal Ekonomi/Volume XVIII, No. 02, Juli 2013: 164-173
171
Handoyo & Setijaningsih: Pengaruh Harga Emas, Kurs, BI Rate dan Volume Perdagangan
investasi. Pada saat harga emas akan naik sebaiknya menjual saham dan melakukan investasi pada emas. Jika kurs Rupiah terhadap US $ menguat, maka sebaiknya menjual US$ dan investasi dalam bentuk saham. Manajemen PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), perlu memperhatikan perubahan harga emas, kurs Rp terhadap US$, BI rate dan volume perdangan dan harga saham dalam mengelola perusahaan agar dapat memaksimumkan harga saham. Bagi peneliti berikutnya, sebaiknya mengambil data yang lebih banyak dan lebih lama, untuk mengatasi kemungkinan yang menyebabkan BI rate dan volume perdagangan saham secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham ANTM DAFTAR RUJUKAN Abdul dan Nasuhi Hidayat, (2000). Studi Empiris tentang Pengaruh Volume Perdagangan dan Return terhadap Bid-ask Spread Industri Rokok di Bursa Efek Jakarta dengan Model Koreksi Kesalahan, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.3 (1), Januari, Hal 69-85. Brigham, Eugene F.; Ehrhardt, Michael, (2008), Financial Management, 12th Edition, United States: Thomson South-Western. Brigham, Eugene F.; Houton, Joel F., (2001). Fundamentals of Financial Management, Ninth Edition, United States: Harcourt College Publishers. Dwiridotjahjono, Jojok, (2006). Analisis Pengaruh Variabel-variabel Ekonomi Makro terhadap Harga Saham pada Perusahaan Food dan Beverage yang Listing di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Manajemen, Akuntansi, dan Bisnis, Volume 5, No. (1) April, 31-37. Geske, R., and Roll, R., (1983). The Fiscal and Monetary Linkage between Stock Returns and Inflation, Journal of Finance, Vol. 38, (1), pp. 1-33. Gitman, Lawrence J., (2003). Priciples of Managerial Finance, Tenth Edition, United States of America: Addison-Wesley World Student Series. Handoyo dan Sarwo Edy Handoyo, (2010). Pengaruh Ekonomi Makro, Price Book Value, Earning per Share dan Return on Equity Perusahaan terhadap Harga Saham, Jurnal Ekonomi, Tahun XV/01/2010, Maret, 47-58. Helfert, E. A., (1994). Techniques of Finmancial Analysis: A Practical Guide to Managing and Measuring Business Performance, Richard D. Irwin, Inc. Jones, C. P., (1996). Investment: Analysis and Management, Fifth Edition, Canada: John Wiley & Sons, Inc. Keown, Arthur J. et.al, (2002). Financial Management Principles and Applications, International Edition, 9th Edition, New Jersey: Pearson Education, Inc. Manurung, Adler Haymans, (2008), Reksa Dana Investasiku, Jakarta: Penerbit Buku Kompas. McQueen, G., and Roley, V. V., (1993). Stock Prices, News, and Business Conditions, Review of Financial Studies, Vol. 6. (3), pp. 683-707. Mishkin, Frederic S., (2004). The Economics of Money, Banking and Financial Markets, 7th Edition, United States of America: Addison-Wesley. Murwaningsari, Etty, (2008). Pengaruh Volume Perdagangan Saham, Deposito, dan Kurs terhadap IHSG beserta Prediksi IHSG (Model Garch dan Arima), Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.23, (2), hal 178-195. Pangemanan, Adriani, (2001). Pengaruh Kondisi Moneter terhadap Value Effect dan Small Firm Effect di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Manajemen Indonesia, Vol. 1 (1). Jurnal Ekonomi/Volume XVIII, No. 02, Juli 2013: 164-173
172
Handoyo & Setijaningsih: Pengaruh Harga Emas, Kurs, BI Rate dan Volume Perdagangan
Prasetio, J. E. Dan Sutoyo, (2003). Analisis Pengaruh Interaksi Laba Akuntansi dengan Arus Kas terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham, Jurnal Manajemen & Bisnis, Vol. 5. (3), September, h. 239-252. Setyastuti, (2001). Hubungan Dinamis antara IHSG dengan Nilai Tukar, Thesis S2 tidak dipublikasikan, Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada. Tandelilin Eduardus, (2002). Analisa Investasi dan Manajemen Portfolio, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Tony Wijaya, (2011). Cepat Menguasai SPSS 19, Yogyakarta: Penerbit Cahaya Atma. Wing Wahyu Winarno, (2009). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, Edisi Kedua, Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Ying, Charles, C., (1966). Stock Market Prices and Volumes of Sales, Econometrica.
Jurnal Ekonomi/Volume XVIII, No. 02, Juli 2013: 164-173
173