Ngismatul Choiriyah, Rasionalisme Rene Descartes
RASIONALISME RENE DESCARTES NGISMATUL CHOIRIYAH Dosen Pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Palangkaraya ABSTRACT Rasionalisme is assumption where mind is the only resource to overcome truth which is beyond sense. Rene Descarates found method to make realistic philosophic and logic by doubtful everyting or implementing doubtful method which mean doubtful should include all informations we have. According to Descartes mind is the stand-alone substance in term I think I exist, mind is immaterial. Mind is conscious and its character is to think and body is part of matery. Matery character is immensity. Key words : rationalization, Rene Descartes ABSTRAK Rasionalisme adalah paham yang menganggap bahwa pikiran akal merupakan satu-satunya dasar untuk memecahkan kebenaran yang lepas dari jangkauan indera. Rene Descartes menemukan metode agar hasil dari mempelajari filsafat benar-benar logis yaitu dengan menyangsikan segala-galanya atau menerapkan metode keragu-raguan artinya keragu-raguan harus meliputi seluruh pengetahuan yang dimilki. Menurut Descartes akal adalah substansi yang berdiri sendiri dengan istilah aku berfikir maka aku ada (cogito ergo sum), akal itu immaterial. Akal adalah kesadaran dan sifatnya adalah berfikir, sedangkan tubuh adalah bagian dari alam materi. Sifat materi adalah keluasan. Kata kunci : rasionalisasi, Rene Descartes
PENDAHULUAN Rasionalisme adalah
pernyataan-pernyataan
salah satu bagian
mengesampingkan
yang
pemikiran
logis yang
serta bersifat
dalam penelaahan ilmu filsafat. Secara umum
metafisika atau yang berada di luar jangkauan
rasionalisme dipahami sebagai cabang yang
manusia untuk memperoleh nilai yang lebih
mempelajari
aplikatif bagi kehidupan manusia.
sumber-sumber
watak
dan
kebenaran pengetahuan yang diperoleh dari
Filsafat rasionalisme ini dimotori oleh Rene Descartes yang bergelar “Bapak Filsafat Modern”
penalaran akal manusia. Rasionalisme adalah paham filsafat yang
dan kemudian dikembangkan oleh Spinoza (1632-
menyatakan bahwa akal (reason) adalah alat
1677 M) dan Leibniz (1646-1716 M). Untuk lebih
terpenting
pengetahuan.
jelas dan mendalamnya pengetahuan tentang
Menurut aliran rasionalis, suatu pengetahuan
rasionalisme maka dalam makalah ini, penulis
diperoleh dengan cara berfikir.
ingin
untuk
memperoleh
Dalam kaitannya dengan pembentukan ilmu
pengetahuan,
rasionalisme
memaparkan
mengenai
rasioanilime
khususnya dari Rene Descartes.
menarik
pemikiran-pemikiran empiris tersebut ke dalam
237
Anterior Jurnal, Volume 13 Nomor 2, Juni 2014, Hal 237 – 243
RIWAYAT HIDUP RENE DESCARTES
umur 8 tahun ia masuk Royal College yang
Descartes lahir pada tahun 1596. Dia
dikelola pastur-pastur Yesuit. Ia belajar di tempat
dilahirkan di francis, ayahnya seorang anggota
itu selama 10 tahun. Ia mendapat pelajaran
parlemen Inggris, ibunya meninggal ketika Rene
bahasa Yunani, latin, Francis, musik, drama,
berumur satu tahun, ayahnya menikah lagi
mengarang, bermain anggar, dan naik kuda. Pada
kemudian Descartes dipelihara oleh neneknya,
tahun terakhir saat kuliyah ia belajar filsafat,
sejak itu ia tidak pernah melihat ayahnya lagi.
moral, dan matematika, tetapi ilmu pengetahuan
Pada tahun 1612 M ia pergi ke Paris
yang ia terima hanya menimbulkan keraguan
Prancis dan di sana ia mendapatkan kehidupan
dalam jiwanya kecuali matematika. Dan karena
social yang menjemukan hingga ia mengucilkan
alas an kesehatannya lemah ia diperbolehkan
diri
untuk
terlambat kuliyah atau tidak megikuti kuliyah,
mengerjakan ilmu ukur, ia tidak pernah menikah
meskipun demikian pada tahun 1616 pada umur
tetapi punya anak bersama dengan pembantunya,
20 tahun ia berhasil memperoleh gelar ahli
namun
hukum.
ke
Faoubourg
anak
Sain
German
tersebut
meninggal
dan
menyebabkan kesedihan yang mendalam.
Tahun
1621,
Descartes
berhenti
dari
Pada tahun 1617, Descartes masuk ke
medan perang dan setelah berkelana ke Italia,
tentara Belanda dan tinggal di negeri kincir angin
lalu ia menetap di Paris. Tiga tahun kemudian ia
selama dua tahun, di sana ia mengalami suasana
kembali masuk tentara, tetapi tidak lama ia keluar
damai
dapat
lagi dan akhirnya memutuskan untuk hidup di
mengerjakan renungan filsafatnya. Tahun 1619 ia
Negeri Belanda. Di sinilah ia menetap selama 20
bergabung dengan tentara Bavaria dan selama
tahun dalam iklim bebas berfikir.
dan
tentram
sehingga
ia
musim dingin antara tahun 1619-1620 di kota ini ia
mempunyai
pengalaman
kemudian
Swedia, tatkala ia memenuhi undangan ratu
dituangkan dalam buku pertamanya Descour de
Cristine yang menginginkan pelajaran darinya
la Methode yang berarti uraian tentang metode
yang
(1637), yang isinya malukiskan perkembangan
menyebabkan
intelektualnya.
akhirnya meninggal pada tahun 1650 sebelum
Di
dalam
yang
Descartes menghabiskan sisa hidupnya di
karya
inilah,
ia
menyatakan ketidakpuasannya atas filsafat dan ilmu
pengetahuan
yang
menjadi
bahan
diajarkan
setiap
Descartes
jam
lima
pagi,
jatuh
sakit
yang
sempat menikah . Karya-karya Rene Descartes yang terkenal
penyelidikannya. Di dalam bidang ilmiah tidak ada
adalah
sesuatupun yang dianggap pasti karena semua
Meditationes de Prima Philosophia (1641), Taite
dapat dipersoalkan dan
des Passions (1649), Dioptrique, la Geometrie,
pada kenyataannya
adalah
anak
yang
sangat
cerdas, suka berfikir dan suka menyendiri. Pada waktu
ayahnya
meninggal
dan
saudara
sekandungnya menikah ia tak mau dating. Pada
238
de
la
method
(1637),
les Meteores, Prinsipia, De la Formation du
memang dipersoalkan juga. Descartes
Descours
Foetus.
Ngismatul Choiriyah, Rasionalisme Rene Descartes
RASIONALISME RENE DESCARTES (1596-1650 M)
dapat dipercaya adalah rasio (akal). Hanya pengetahuan yang diperoleh melalui akallah yang
Descartes adalah tokoh rasionalisme dalam filsafat
modern.
Sebelum
membahas
rasionalismenya Descartes ada baiknya diuraikan
Rasionalisme adalah faham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat untuk
memperoleh
pengetahuan,
bahwa kebenaran tertinggi berada pada akal atau rasio manusia. Atau rasionalisme adalah sebuah anggapan mengenai teori pengetahuan yang menekankan akal atau rasio yang membentuk pengetahuan. Ini berarti bahwa sumbangan akal lebih besar dari pada indera. Rasionalisme atau gerakan rasionalis adalah doktrin filsafat yang menyatakan
bahwa
kebenaran
haruslah
ditentukan melalui pembuktian logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, dari pada malalui iman,
mengajarkan
bahwa
Rasionalisme pengetahuan
adalah diperoleh
Filosof tidak puas dengan filsafat scolastik pandangan-pandangannya
saling
bertentangan dan tidak ada kepastian disebabkan
Masa ini yang dipandang sebagai sumber pengetahuan hanya apa yang secara alamiah dapat dipakai manusia, yaitu akal (rasio) dan pengalaman (empiri), padahal orang cendrung tekanan pada salah satu dari
keduanya, maka pada abad ini timbul 2 aliran yang
saling
bertentangan,
berpendapat
bahwa
empiri atau pengalamanlah yang menjadi sumber pengetahuan, baik pengalaman batiniah maupun pengalaman yang lahiriah. Akal bukan sumber pengetahuan akan tetapi akal mendapat tugas. Rasionalisme adalah Rene Descartes atau Cartesius, pandangannya takkan pernah goyah , tentang kebenaran tertinggi pada akal atau rasio manusia. Ia juga filosof yang tidak puas dengan pemikiran
atau
filsafat
skolastik
yang
pandangannnya saling bertentangan dan tidak ada kepastian, maka Ia mengemukakan metode baru yaitu metode keragu-raguan. Jika sesorang yang ragu-ragu terhadap sesuatu maka sangat
Descartes
mulai
berfikir
keras.
Ia
meragukan segalanya, ia meragukan adanya
yaitu
“Benarkah tuhan ada? Benarkah dunia ada? Benarkah badanku ada?” Akhirnya ia pada kesimpulan ini, bahwa “karena saya ragu, maka saya befikir, karena saya berfikir maka saya
oleh miskinnya metode berfikir yang tepat.
untuk memberi
empirisme
dunia, adanya Tuhan, bahkan adanya dirinya.
dengan jalan berfikir.
yang
oleh semua pengetahuan ilmiah.
jelas ia sedang berfikir.
dogma,atau ajaran agama. Kesimpulannya
dan yang perlu mutlak, yaitu syarat yang dituntut
Aliran
dulu pengertian rasionalisme.
terpenting
memenuhi syarat yang dituntut oleh sifat umum
aliran
rasionalisme dan empirisme. Aliran rasionalisme berpendapat, bahwa sumber pengetahuan yang mencukupi dan yang
ada, karena saya ada maka Tuhan ada, dan orang lainpun ada.
Untuk membuktikan hasil
pemikirannya di atas bahwa rasionalisme sangat utama,
Descartes
mengemukakan
metode
keragu-raguan, jika orang ragu-ragu terhadap sesuatu, dalam keragu-raguannya itu, jelas ia sedang berfikir, ia juga berpendapat bahwa apa yang harus dipandang sebagai yang benar adalah apa yang jelas dan terpilah pilah (clear dan distinctly)
harus
dipandang
sebagai
suatu
239
Anterior Jurnal, Volume 13 Nomor 2, Juni 2014, Hal 237 – 243
kebenaran (apa yang jelas dan terpilah-pilah itu
Bagi Descartes manusia harus menjadi titik
tidak mungkin didapatkan dari apa yang berada di
berangkat dari pemikiran yang rasional demi
luar kita , akan ragu-ragu, atau akan berfikir oleh
mencapai kebenaran yang pasti. Untuk mencapai
karena akan berfikir, maka akan ada (cogito ergo
kebenaran yang pasti maka rasio harus berperan
sum), demikianlah filsafat yang pertama (premium
semaksimal mungkin, tidak begitu saja menerima
philosophicum) yang dijadikan semboyan oleh
kebenaran
Descartes.
dasarnya Ia tetap bersikukuh bahwa semua yang
Pemikirannya membuat sebuah revolusi falsafi
di
karena
pancaindera.
Pada
dilihatnya harus diragukan kebenarannya dan setiap yang terlihat jelas dan tegas harus dipilah-
revolusioner bahwa semuanya tidak ada yang
pilah hingga mendapat bagian-bagian yang kecil.
pasti, kecuali kenyataan bahwa seorang bisa
Atas dasar aturan-aturan itulah , Descartes
Descartes
pendapatnya
dasar
yang
berfikir.
Eropa
atas
atau
mengembangkan pikiran filosofonya. Dia sendiri
sebagai kebenaran, sebab zaman itu yang
meragukan apakah sekarang sedang berdiri
disebut benar adalah kata-kata pejabat baik
menyaksikan realitas yang tampak di matanya
pejabat Negara, gereja, atau pejabat pendidikan.
atau sedang tidur dan bermimpi, Sebagaimana ia
Konsep
mencari
berfikir
kebenaran
digunakanya
dalam
pengertian yang sangat luas, sesuatu yang berfikir
menurutnya
adalah
sedang gila.
yang
Keraguan ini sangat rasional, karena tidak
meragukan, memahami, mengerti, menegaskan,
ada perbedaan signifikan antara kenyataan dalam
menolak,
mimpi dan kenyataan ketika terjaga karena
berkehendak,
sesuatu
meragukan dirinya apakah sedang sadar atau
membayangkan
merasakan, karena perasaan
dan
ketika muncul
gambarannya
sama.
Misalnya
seseorang
dalam mimpi adalah sebuah bentuk berfikir.
bermimpi bertemu dengan kakeknya kemudian ia
Karena berfikir adalah esensi dari pikiran, maka
benar-benar bertemu kakeknya, Apakah yang
pikiran pasti selalu berfikir bahkan ketika sedang
benar itu ketika tertidur atau terjaga, tidak jelas
tertidur nyenyak.
karena hasilnya tidak ada bedanya.
Rene Descartes pun berfikir demikian ia mengatakan
bahwa
filosof
sejak
Descartes
filsafat
memandang penting teori pengetahuan ini dan
membutuhkan metode tersendiri agar hasilnya
sikap mereka ini terutama disebabkan oleh
benar-benar
Descartes tentang teori “aku berfikir maka aku
logis.
mempelajari
Kebanyakan
Ia
sendiri
mendapatkan dengan
ada” membuat pikiran menjadi lebih pasti dari
menyangsikan segala-galanya atau menerapkan
pada materi dan pikiran saya lebih pasti dari pada
metode keragu-raguan artinya kesangsian atau
pikiran orang lain. Makanya semua sifat filsafat
keragu-raguan
yang
metode
yang
pengetahuan
dicarinya
ini yang
kebenaran-kebenaran
itu,
harus
yaitu
meliputi
seluruh
Descartes
cendrung
pada
dimilki
termasuk
juga
subyektivisme dan cendrung untuk menganggap
yang
sampai
kini
materi sebagai suatu hanya bias diketahui dengan
dianggapnya sudah final dan pasti.
cara menarik kesimpulan dari apa yang diketahui pikiran.
240
diturunkan
Ngismatul Choiriyah, Rasionalisme Rene Descartes
Dalam karya Descartes, ia menjelaskan pencarian kebenaran melalui metode keragu-
dan sebagai awal menyelidikinya, kebenaran harus melibatkan Tuhan.
raguan, karyanya yang berjudul A Discours on Methode
mengemukakan
perlunya
Yang paling fundamental dalam mencari kebenaran adalah senantiasa merujuk kepada
memperhatikan empat hal berikut :
prinsip Cogito ergo sum (saya berfikir maka saya
1.
Kebenaran baru dinyatakan sahih apabila
ada),
jika
dan
kebenaran lebih terjamin dan terjaga. Dalam diri
realitasnya telah jelas dan tegas, sehingga
sendiri terdapat tiga ide bawaan saya sejak lahir,
tidak ada suatu keraguan apapun yang
yaitu :
mampu merobohkannya.
1.
2.
telah
benar-benar
inderawi
4.
keyakinan
dalam
diri
sendiri,
Pemikiran; sebab saya memahami diri saya
Pecahkanlah setiap kesulitan atau masalah
sebagai makhluk berfikir, harus diterima
itu sampai sebanyak mungkin sehingga tidak
bahwa juga bahwa pemikiran merupakan
ada suatu keraguan apapun yang mampu
hakekat saya.
merobohkannya. 3.
karena
2.
Allah sebagai wujud yang sama sekali
Bimbinglah pikiran dengan teratur dengan
sempurna; karena saya mempunyai ide
memulai dari hal yang sederhana dan mudah
sempurna,
diketahui secara bertahap sampai pada yang
sempurna untuk ide itu, karena akibat tidak
paling sulit dan kompleks.
bisa melebihi penyebabnya, wujud yang
Dalam proses pencarian dan pemeriksaan
sempurna itu tidak lain daripada Allah.
hal-hal
sulit
selamanya
harus
dibuat
3.
mesti
ada
suatu
penyebab
Keluasan; saya mengerti materi sebagai
perhitungan-perhitungan yang sempurna dan
keluasan atau eksistensi sebagaimana hal ini
pertimbangan yang menyeluruh sehingga
dilukiskan dan dipelajari oleh ahli ilmu ukur.
diperoleh
keyakinan
bahwa
tidak
ada
Descartes juga telah mencari hakikat
satupun yang mengabaikan atau ketinggalan
sesuatu, akan tetapi agar hakikat segala sesuatu
dalam penjelajahan itu.
dapat ditentukan maka dipergunakan pengertian-
Descartes memulai filsafat dari metode,
pengertian tertentu, yaitu : substansi, atribut atau
metode keraguan itu bukanlah tujuannya. Tujuan
sifat dasar dan modus.
metode ini bukanlah untuk mempertahankan
Substansi
adalah
apa
yang
berada
keraguan. Sebaliknya metode ini bergerak dari
sedemikian rupa sehingga tidak memerlukan
keraguan itu sendiri untuk menuju kepastian.
sesuatu yang lain untuk berada. Substansi yang
Keraguan
untuk
dipikirkan seperti itu sebenarnya hanya ada satu
menjelaskan perbedaan sesuatu yang dapat
saja, yaitu Allah. Segala sesuatu yang lain hanya
diragukan
dapat
Descartes
dan
hanya
sesuatu
ditujukan
yang
tidak
dapat
diragukan.
dipikirkan
pertolongan
Allah.
sebagai Jadi
berada sebutan
dengan substansi
Kebenaran yang dihasilkan oleh rasio tetap
sebenarnya tidak dapat dengan cara yang sama
diambang keraguan, agar terbebas dari yang
diberikan kepada Allah. Hal-hal bendawi dan
meragukan,
rohani yang diciptakan memang dapat juga
akhir
dari
pencarian
kebenaran
241
Anterior Jurnal, Volume 13 Nomor 2, Juni 2014, Hal 237 – 243
dimasukkan ke dalam pengertian substansi itu,
sebagai pemikiran dan tubuh sabagi keluasan.
dan dalam praktiknya Descartes memasukkan
Dia mencontohkan tubuh sebagai mesin dan jiwa
jiwa dan materi dalam pengertian substansi juga.
menjalankannya. Karena stiap substansi yang
Pemahaman terhadap substansi di sini
satu sama lain saling terpisah dari substansi lain,
penulis mencoba memaparkan memakai bahasa
sudah
sederhana
adalah
manusia. Kesulitan untuk mengartikan pengaruh
keberadaan sesuatu tetapi sesuatu tersebut tidak
tubuh atas jiwa dan sebaliknya. Satu kali ia
memerlukan pertolongan atau bantuan apapun
mengartikan pengaruh tubuh atas jiwa dan
dan siapapun atas keberadaannya, dan yang
sebaliknya. Satu kali ia mengatakan bahwa
termasuk dalam substansi di sini adalah Allah
kontak antara tubuh dan jiwa berlangsung dalam
karena
tidak
glandula ninealis yaitu sebuah kelenjar kecil yang
memerlukan pertolongan pada sesuatu apapun
letaknya di bawah otak akan tetapi, akhirnya
atas keberadaannya. Namun dalam praktiknya
pemecahan ini tidak memadai baginya.
bahwa
Allah
substansi
merupakan
Zat
ini
yang
Descartes juga memasukkan jiwa dan materi ke dalam pengertian Substansi juga.
tentu
Roh
ia
atau
menganut
jiwa
dualism
memilki
tentang
sebagai
sifat
asasinya yaitu pemikiran dan memiliki sebagai
Atribut adalah sifat asasi. Tiap substansi
modinya yaitu pikiran-pikiran individual, gagasan-
memiliki sifat asasinya sendiri yang menetukan
gagasan dan gejala-gejala kesadaran yang lain.
hakekat substansi itu. Sifat asasi ini mutlak perlu
Roh atau jiwa pada hakekatnya berbeda dengan
dan tidak dapat ditiadakan, sifat asasi ini adanya
benda, sifat asasi roh adalah pemikiran sedang
diandaikan oleh segala sifat yang lain.
asasi
benda
adalah
keluasan.
Roh
dapat
Modus adalah segala sifat substansi yang
dipikirkan dengan jelas dan terpilah-pilah, tanpa
tidak mutlak perlu dan yang dapat berubah. Dari
memerlukan sifat asasi benda. Oleh karena itu
penjelasan tersebut di atas jelaslah bahwa segala
secara apriori tiada kemungkinan yang satu
substansi bendawi memilki sebagai atribut atau
mempengaruhi yang lain, sekalipun dalam praktek
sifat asasi yaitu keluasan dan memiliki sebagai
tampak ada pengaruhnya, jiwa telah memiliki
modus (modi) yaitu bentuk dan besarnya yang
sebagai bawaannya.
lahiriyah serta gerak dan perhentiannya. Dengan KESIMPULAN
demikian maka segala benda tidak memiliki ketentuan yang kualitatif, yang menunjukkan
1.
Rasionalisme
adalah
paham
yang
kualitas atau mutunya. Seluruh realitas bendawi
menganggap bahwa pikiran akal merupakan
dihitungkan ke kuantitas atau bilangan. Oleh
satu-satunya
karena itu segala hal yang bersifat bendawi pada
kebenaran yang lepas dari jangkauan indera.
hakekatnya
adalah
sama,
perbedaan-
2.
dasar
untuk
memecahkan
Rene Descartes menemukan metode agar
perbedaannya bukan mewujudkan hal yang asasi
hasil dari mempelajari filsafat benar-benar
melainkan hanya tambahan saja.
logis yaitu dengan menyangsikan segala-
Descartes memandang bahwa manusia sebagai makhluk dualitas (substansi) yaitu jiwa
242
galanya atau menerapkan metode keragu-
Ngismatul Choiriyah, Rasionalisme Rene Descartes
raguan artinya keragu-raguan harus meliputi seluruh pengetahuan yang dimilki. 3.
Menurut Descartes akal adalah substansi yang berdiri sendiri dengan istilah aku berfikir maka aku ada (cogito ergo sum), akal itu immaterial. Akal adalah
kesadaran dan
sifatnya adalah berfikir, sedangkan tubuh adalah bagian dari alam materi. Sifat materi adalah keluasan.
DAFTAR PUSTAKA Hadi Wijoyo, Harun, 1980. Sari Sejarah Filsafat Barat, Kanisius, Yogyakarta. Russel, Betrand, 2007. Sejarah filsafat Barat, kaitannya Dengan Kondisi Sosio Politik Zaman Kuno Hingga Sekarang, diterjemahkan Sigit Jatmiko dkk, judul asli History of western philosophy and Its Connection With Political and Social Cireumstances From The Earliest Times to The Present Day, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Sadali, Ahmad, Mudzakir, 2004. Filsafat Umum, CV. Pustaka setia, Bandung, Cet.II Sudarsono, 2001. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, Rineka Cipta, Cet.II, Jakarta. Tafsir, Ahmad, 2008. Filsafat Umum, Akal dan hati Sejak thales, PT.Remaja Rosda Karya, Bandung.
243