Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
RASIO AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA OPTIK AIRLANGGA SURABAYA Ika Puspitasari
[email protected] Budiyanto
[email protected] Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to find out how the application of activity ratio and profitability is in order to assess the financial performance at Optic Airlangga Surabaya for 4 years during the years of 2009– 2012. The data analysis technique is carried out by calculating the financial ratio manually which consists of activity ratios (total asset turn over, receivable turn over, and account receivable billing period) and profitability ratios (net profit margin (NPM), return on investment (ROI),and return on equity (ROE)) based on the financial statement in the period of 2009-2012, from the calculation of each financial ratio. The following technique is to determine the equation of line trend linear y’ = a + bx, and finally is to perform the interpretation of the line trend direction. The result of research which has been done shows that the financial performance is assessed by using Activity Ratio and Profitability shows good performance. It can be seen from the calculation result of activity ratios (total asset turn over and receivable turn over)and profitability ratios (NPM, ROI, and ROE) which increase each year. Besides the company has been benefited by the decline in accounts receivable billing period ratio so the funds’ length of time which has been invested in account receivable becomes shorter. When the financial performance is assessedby using the equation of line trend linear y’ = a + bx, it shows good performance as well, the result can be seen from the line trend direction from the activity ratios (total asset turn over and receivable turn over) and profitability ratios (NPM, ROI, dan ROE) which is tend to increase, and accounts receivable billing period ratio is tend to decrease each period. Keywords: Activity Ratios, Profitability Ratios, Linear Trend, Financial Performance. ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui aplikasi rasio aktivitas dan profitabilitas untuk menilai kinerja keuangan Optik Airlangga Surabaya periode 2009–2012. Teknik analisis data dilakukan dengan cara menghitung rasio keuangan secara manual yang terdiri dari rasio aktivitas (total asset turn over, receivable turn over, dan periode penagihan piutang) dan rasio profitabilitas (net profit margin, return on investment (ROI),dan return on equity (ROE)) berdasarkan laporan keuangan pada periode 2009-2012, dari perhitungan masing-masing rasio keuangan tersebut teknik analisis data selanjutnya adalah menentukan persamaan garis trend linier y’= a + bx, dan terakhir melakukan interpretasi arah garis trend. Hasil penelitian menunjukan kinerja keuangan dinilai dengan rasio aktivitas dan profitabilitas menunjukan kinerja yang baik. Hasil ini tampak dari hasil perhitungan rasio aktivitas (total asset turn over dan receivable turn over) dan rasio profitabilitas (NPM, ROI, dan ROE) yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, selain itu perusahaan diuntungkan dengan semakin menurunnya periode penagihan piutang sehingga jangka waktu lamanya dana yang tertanam dalam piutang menjadi semakin pendek. Adapun dinilai dengan persamaan garis trend linier y’ = a + bx, menunjukan kinerja yang baik, hasil tersebut tampak dari arah garis trend dari rasio aktivitas (total asset turn over dan receivable turn over) dan rasio profitabilitas (NPM, ROI, dan ROE) yang cenderung naik, dan periode penagihan piutang yang cenderung turun setiap periodenya. Kata kunci: Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, Trend Linier, Kinerja Keuangan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
2
PENDAHULUAN Optik adalah istilah untuk perusahaan, toko, atau gerai yang melakukan kegiatan usaha di bidang kaca mata. Optik Airlangga adalah sebuah gerai yang terletak di Jl. Srikana no. 36 Surabaya, dan merupakan salah satu dari sekian banyak optik resmi yang menyediakan kacamata dan lensa kontak segala merk dan ukuran untuk memenuhi kebutuhan konsumennya. Seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, banyak pesaing baru bermunculan baik pesaing lama yang membuka cabang baru maupun optik-optik baru yang turut andil mengambil peluang dari situasi yang terjadi, hal tersebut tentuya berpotensi besar mengurangi pangsa pasar dari Optik Airlangga. Menanggulangi hal tersebut optik Airlangga perlu meningkatkan kinerjanya agar tetap mampu bersaing dengan para pesaingnya terutama kinerja dalam bidang keuangan. Kinerja dari suatu perusahaan dapat menentukan berhasil atau tidaknya perusahaan tersebut, kinerja juga dapat menunjukan kekuatan dan kelemahan dari suatu perusahaan. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diartikan sebagai prospek atau masa depan, gambaran setiap hasil ekonomi yang mampu diraih oleh perusahaan melalui aktivitas penjualan yang dilakukan perusahaan dalam periode tertentu, dan pada umumnya banyak yang beranggapan bahwa keadaan keuangan akan mencerminkan keadaan seutuhnya kinerja sebuah perusahaan. Disamping itu untuk memprediksi prestasi suatu perusahaan yang paling umum dilakukan adalah dengan melakukan penilaian terhadap kondisi kesehatan dan kinerja keuangan. Sebagaimana pendapat Sutrisno (2009:53) yang menyatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut. Tujuan dari penilaian kinerja keuangan adalah untuk mengetahui keberhasilan atau prestasi suatu perusahaan dalam mengelola keuangannya pada periode tertentu sehingga dapat digunakan sebagai alat bagi manajemen perusahaan dalam proses pengambilan keputusan dan strategi perusahaan untuk periode yang akan datang, juga untuk memperlihatkan kepada pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan mempunyai kredibilitas yang baik, seperti dikemukakan oleh Jumingan (2009:239) bahwa tujuan kinerja keuangan adalah untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan perusahaan. Mengingat pentingnya peran kinerja keuangan dalam suatu perusahaan maka wajib bagi perusahaan untuk menjaga kinerja keuangan selalu dalam kondisi stabil, sebab apabila kinerja keuangan mengalami penurunan akibat yang dapat ditimbulkan antara lain, perusahaan akan kesulitan membiayai kegiatan operasionalnya sehingga akan berdampak pada menurunnya volume penjualan, apabila penjualan mengalami penurunan maka laba perusahaanpun akan turut mengalami penurunan, apabila hal tersebut terus berlanjut maka perusahaan akan berpeluang mengalami kebangkrutan. Itulah mengapa kinerja keuangan menjadi sangat penting dalam sebuah perusahaan. Tolok ukur dalam penilaian kinerja keuangan dan prestasi perusahaan adalah analisis keuangan yaitu rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Penilaian kinerja keuangan perusahaan umumnya menggunakan anaslisis rasio, dengan menggunakana alat analisis rasio akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran tentang posisi keuangan perusahaan terutama apabila angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Pada penelitian ini jenis rasio yang digunakanan antara lain adalah rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Kelebihan pengukuran dengan metode analisis rasio adalah kemudahan dalam perhitungannya selama data historis tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kinerja keuangan Optik Airlangga dengan melakukan analisis rasio aktivitas dan profitabilitas berdasarkan data laporan keuangan periode 2009-2012. Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu dalam hal
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
3
analisis, dimana penelitian terdahulu hanya membandingkan hasil analisis rasio antar satu periode dengan periode lain, sedangkan pada penelitian ini ada tambahan berupa penyajian grafik trend linier y’=a+bx, dimana akan mempermudah pihak perusahaan dalam menilai kinerja keuangannya dengan melihat kecenderungan arah garis trend dari masing-masing rasio keuangan. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Kinerja Keuangan Prestasi suatu perusahaan bisa diketahui dari seberapa sehat posisi keuangan perusahaan. Perusahaan dikatakan berprestasi apabila kinerja keuangannya menunjukan peningkatan yang signifikan. Kinerja keuangan yang stabil akan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam mengasilkan laba, apabila jumlah laba setiap periode mengalami peningkatan maka kelangsungan hidup perusahaanpun akan terjamin. Menurut Sutrisno (2009:53) kinerja keuangan adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut. Berbeda dengan Fahmi (2011:2) yang menyatakan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja keuangan adalah suatu gambaran kondisi keuangan yang menjadi ukuran keberhasilan atau prestasi yang dicapai perusahaan dalam menjaga kesehatan dan kestabilan dalam bidang keuangan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar selama periode tertentu. Cara Menilai Kinerja Keuangan Penilaian kinerja keuangan sebagai suatu indikator atas hasil kerja dalam bidang keuangan yang telah dicapai sebelumnya. Penilaian kinerja keuangan untuk menilai seberapa sehat keuangan perusahaan, dengan melakukan penilaian apabila terjadi penurunan kinerja keuangan maka akan dapat diketahui lebih dini dan perusahaan bisa melakukan langkah perbaikan lebih cepat sehingga hal-hal yang tidak diharapkan bisa lebih cepat diatasi. Adapun cara yang dapat ditempuh untuk menilai kinerja keuangan yaitu dengan menggunakan metode analisis terhadap laporan keuangan, sebagaimana dikemukanan oleh Munawir (2010:36-37), teknik analisis laporan keuangan terdiri dari : 1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, adalah metode dan teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan: Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah, kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah, kenaikan atau penurunan dalam persentase, perbandingan yang dinyatakan dalam rasio, persentase dalam total. 2. Trend atau tendensi atau posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase (Trend Percentage Analysis), adalah suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun. 3. Laporan dengan Persentase per Komponen (Common Size Statement), adalah suatu metode analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aset terhadap total asetnya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. 4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
4
5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas (Cash Flow Statement Analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. 6. Analisis Rasio, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari akunakun tertentu dalam neraca atau laporan laba-rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. 7. Analisis Perubahan Laba Kotor (Gross Profit Analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari suatu periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor dari suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut. 8. Analisis Break Even, adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan, dengan analisis ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan. Adapun dari beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menilai kinerja keuangan, dalam penelitian ini kinerja keuangan dinilai menggunakan analisis rasio yang terdiri dari rasio aktivitas dan profitabilitas, kemudian dari masing-masing rasio keuangan yang telah dihitung, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis trend dengan menentukan garis trend dengan persamaan trend linier: y’= a + bx, menggunakan metode Least Square. Dimana : y = Rasio Keuangan (Aktivitas/ Profitabilitas) x = Variabel waktu (tahun) a = Nilai trend pada periode dasar, dengan rumus a=Σy /n b = Perubahan trend (Koefisien arah garis), dengan rumus b=Σxy/Σx2 y’= Nilai trend pada periode tertentu n = Banyaknya data Selanjutnya melakukan interpretasi arah garis trend dari masing-masing rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan apakah menujukkan tendensi tetap, naik, ataukah mengalami penurunan Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah suatu media yang dapat menyajikan semua aktivitas keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Laporan keuangan yaitu merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut (Fahmi, 2011:2). Pernyataan lain oleh Kasmir (2012:27) menyatakan pengertian dari laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Tujuan laporan keuangan menurut Fahmi (2011:5) adalah memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan moneter. Sedangkan tujuan laporan keuangan menurut Kasmir (2012:11) antara lain : Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta), kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh, dan jumlah biaya dan jenis biaya yangdikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva dan modal perusahaan. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan dan informasi keuangan lainnya.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
5
Laporan keuangan merupakan suatu bentuk informasi yang disajikan setiap periodenya, dimana dari laporan keuangan tersebut nantinya dapat dipakai sebagai dasar atau acuan dalam pengambilan keputusan, mulai dari investor atau calon investor sampai dengan manajemen perusahaan itu sendiri. Laporan keuangan akan memberikan berbagai macam informasi yang berpengaruh terhadap harapan bagi para pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan terdiri dari neraca dan laporan mengenai laba-rugi serta laporan mengenai perubahan modal. Dimana neraca menunjukan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada periode tertentu, sedangkan perhitungan laporan labarugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukan sumber dan penggunaan modal atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan. Laporan keuangan memberikan informasi yang bisa dipakai oleh pihak manajemen terkait sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan karena laporan keuangan memberikan informasi mengenai profitabilitas, risiko, aliran kas, dimana semua informasi tersebut sangat diperlukan oleh pihak- pihak yang berkepentingan, oleh sebab itu dalam suatu perusahaan laporan keuangan menjadi sangat penting. Analisis laporan keuangan adalah suatu bentuk penilaian atas laporan keuangan yang disusun oleh akuntan suatu perusahaan yang dilakukan setiap akhir periode. Laporan keuangan yang dianalisis adalah neraca, laporan laba-rugi, dan laporan arus kas. Analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melibatkan hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat (Harahap, 2010:190). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit yang lebih sederhana dan bermakna yang nantinya bisa digunakan sebagai alat atau bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan perusahaan. Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti) (Harahap, 2009:297). Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya. Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dimana laporan keuangan merupakan alat ukurnya. Rasio keuangan menyederhanakan informasi dalam laporan keuangan yang menggambarkan hubungan antara pos satu dengan pos-pos lainnya, dimana dari penyederhanaan tersebut nantinya dapat menilai secara cepat hubungan antar pos dan dapat membandingkannya dengan rasio-rasio sehingga dapat diperoleh informasi yang dapat memberikan penilaian yang diperlukan. Analisis dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, karena dari analisis rasio keuangan maka akan dapat diperoleh hubungan dan perbandingan hasil angka maupun elemenelemen yang ada di laporan keuangan dari periode satu dengan periode yang lainnya. Menurut Sutrisno (2009:214), analisis rasio keuangan adalah menghubungkan elemenelemen yang ada di laporan keuangan. Sedangkan menurut Kasmir (2012:104) analisis rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Jenis-jenis rasio yang sering digunakan dalam bisnis diantaranya: Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
6
Rentabilitas/Profitabilitas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, Rasio Pertumbuhan, Market Based (Penilaian pasar), Rasio Produktivitas. Rasio Aktivitas Penilaian efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya sangatlah penting, dimana dari penilaian tersebut akan dapat diketahui apakah suatu perusahaan sudah efektif dan maksimal dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya, sebab pengelolaan dan pemanfaatan yang kurang tepat akan berakibat suatu perusahaan tidak akan memperoleh pencapaian sesuai dengan yang diharapkan, atau dengan kata lain pemanfaatan sumber daya yang kurang efektif akan menghasilkan pencapaian yang kurang maksimal. Rasio aktivitas adalah suatu cara yang bisa digunakan perusahaan dalam melakukan penilaian terhadap efektifitas pemanfaatan sumber dayanya, sebagaimana dikemukakan oleh Raharjaputra (2009:199) bahwa rasio aktivitas yaitu rasio yang mengukur seberapa efektif (hasil guna) perusahaan menggunakan sumber dayanya. Pendapat lebih lanjut dikemukakan oleh Kasmir (2012:173) yang menyatakan bahwa rasio aktivitas (activity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan. Pendapat berbeda dikemukakan oleh Harahap (2009:308) yang menyatakan bahwa rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur efektivitas perusahaan dalam rangka memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya melalui kegiatan operasinya. Adapun metode-metode untuk mengukur kinerja keuangan menggunakan rasio aktivitas diantaranya adalah, total asset turn over, inventory turnover, average collection period atau day of receivable, dan receivable turn over. Metode untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan menggunakan rasio aktivitas dalam penelitian ini terdiri dari tiga metode antara lain: 1. Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over), rasio ini menunjukan efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan. Rasio ini menunjukan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan atau dengan kata lain rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode. Apabila perputarannya lambat, maka hal ini menunjukan bahwa aktiva yang dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan untuk menjual. 2. Perputaran Piutang (Receivable Turn Over), rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang pada suatu periode tertentu di mana piutang yang dimiliki perusahaan mempunyai hubungan erat dengan volume penjualan kredit, sehingga posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulan piutang dapat dilakukan dengan menghitung tingkat perputaran piutangnya, yakni dengan membagi total penjualan kredit dengan rata-rata piutang. Rasio ini juga menunjukan seberapa cepat penagihan piutang, semakin besar semakin baik karena penagihan putang dilakukan dengan cepat. 3. Periode Penagihan Piutang (Days of Receivable), rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan piutang perusahaan, rata-rata jangka waktu penagihan adalah rata-rata jangka waktu lamanya perusahaan harus menunggu pembayaran setelah melakukan penjualan. Rasio
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
7
ini dapat dibandingkan dengan persyaratan pembayaran yang diberikan perusahaan kepada para pelanggannya. Rasio ini sejalan dengan informasi yang digambarkan Receivable Turn Over. Hasil dari perhitungan rasio ini jika menunjukan hasil yang semakin kecil maka hal tersebut semakin baik untuk perusahaan. Rasio Profitabilitas Perusahaan melakukan kegiatan usaha selalu didasari keinginan untuk memperoleh laba atau keuntungan. Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang perusahaan, dan lain sebagainya (Harahap, 2009:304). Cara yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk mengukur kemampuannya dalam menghasilkan laba adalah dengan menggunakan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan (Sutrisno, 2009:222). Sejalan dengan pendapat Kasmir (2012 : 196) yang menyatakan bahwa rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Sehingga secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa rasio profitabilitas adalah suatu alat yang digunkan untuk mengukur kinerja atau kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan dalam periode tertentu melalui sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Pada umumnya metode-metode yang digunakan perusahaan untuk mengukur kinerja keuangan menggunakan rasio profitabilitas diantaranya adalah profit margin, return on asset, return on equity, return on investment, earning per share. Metode yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan menggunakan rasio profitabilitas dalam penelitian ini terdiri dari tiga metode antara lain : 1. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin), rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersihnya terhadap penjualan. Rasio ini juga dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat besar kecilnya laba usaha yang dihasilkan dari penjualan. Margin laba bersih semakin tinggi maka semakin baik bagi perusahaan karena dianggap kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba cukup tinggi. 2. Return On Investment (ROI), merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Return on investement merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan (Syamsuddin, 2009:63). Semakin tinggi rasio ini maka perusahaan dapat dikatakan dalam keadaan baik. 3. Return On Equity (ROE), rasio ini memperlihatkan sejauh mana perusahaan dalam mengelola modalnya secara efektif. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Dimana menunjukan seberapa besar perusahaan memberikan imbal hasil tiap tahunnya per satu mata uang yang diinvestasikan baik oleh pemilik modal maupun investor ke perusahaan tersebut.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
8
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian Jenis penelitian termasuk penelitian studi kasus dimana hanya memusatkan pada satu kasus yang terjadi pada Optik Airlangga yaitu menilai kinerja keuangan perusahaan dengan menganalisis rasio aktivitas dan profitabilitas berdasarkan laporan keuangan periode 2009-2012. Subjek penelitian adalah Optik Airlangga dengan pertimbangan tersediannya data yang, sedangkan objek penelitian adalah menilai kinerja keuangan dengan laporan keuangan Optik Airlangga periode 2009-2012 yang kemudian dianalisis menggunakan rasio aktivitas dan profitabilitas selanjutnya diinterpretasikan dengan garis trend dengan persamaan trend linear y’= a + bx. Teknik Pengumpulan Data Sumber data yang dihimpun adalah data skunder yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber yang telah ada, dengan cara menyalin arsip dari informan yaitu pihak manajer dan staff Optik Airlangga berupa laporan keuangan tahunan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi periode 2009-2012, serta data lain yang mendukung dan berhubungan dengan penelitian. Oleh karena sumber data yang diteliti berupa data skunder maka pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010:201). Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel yang diteliti adalah kinerja keuangan. Penjabaran atas kinerja keuangan, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas adalah sebagai berikut : 1. Kinerja Keungan, merupakan suatu ukuran keberhasilan atau prestasi yang dicapai perusahaan dalam menjaga kesehatan dan kestabilan dalam bidang keuangan selama periode tertentu. Kinerja keuangan perusahaan dinilai dengan menghitung rasio aktivitas dan profitabilitas, kemudian menentukan garis trend dari hasil perhitungan masing-masing rasio keuangan dengan persamaan trend linier : y’ = a + bx dengan metode Least Square. 2. Rasio Aktivitas, mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Indikator-indikator yang digunakan: a. Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over), rasio ini menunjukan efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio perputaran total aktiva adalah : Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over)
=
Penjualan Total Asset
b. Perputaran Piutang (Receivable Turn Over), rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang pada suatu periode tertentu.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
9
Rumus untuk menghitung rasio perputaran piutang adalah sebagai berikut : Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)
=
Penjualan Kredit bersih Piutang (Rata-rata)
c. Periode Penagihan Piutang, mengukur efisiensi pengelolaan piutang perusahaan,yaitu rata-rata harian yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi kas atau rata-rata jangka waktu lamanya perusahaan harus menunggu pembayaran setelah melakukan penjualan kredit. Rumus untuk menghitung rasio ini dapat dijabarkan sebagai berikut: Periode Penagihan Piutang
=
Periode Penagihan Piutang
=
Piutang (Rata-rata) x 360 Penjualan
Atau, 360 Rasio Receivable Turn Over
3. Rasio Profitabilitas, mengukur tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan dalam menghasilkan laba. Indikator-indikator yangdigunakan: a. Net Profit Margin, rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersihnya terhadap penjualan, atau merupakan perbandingan antara laba bersih yang telah dicapai dengan tingkat penjualan. Rumus untuk menghitung net profit margin adalah sebagai berikut : Net Profit Margin
=
Laba bersih Penjualan
x 100%
b. Return On Investment (ROI), rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, atau merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rumus untuk menghitung return on investment adalah sebagai berikut : Return On Investment
=
Laba Bersih Total Aktiva
x 100%
c. Return On Equity (ROE), rasio ini memperlihatkan sejauh mana perusahaan dalam mengelola modalnya secara efektif. Return On Equity dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Return On Equity
=
Laba Bersih Modal
x 100%
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
10
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan Optik Airlangga Surabaya disusun dalam bentuk neraca dan laporan rugi laba tahunan dimana terangkum seperti pada Tabel 1 dan 2 berikut : Tabel 1 Neraca Optik Airlangga Surabaya CV. KARIYONO MANDIRI (Optik Airlangga - Surabaya) NERACA Periode 2009-2012 No. Akun
Akun
Jumlah 2009
2010
2011
2012
Aktiva Lancar & Aktiva Tetap Aktiva Lancar 111 kas & Setara Kas 112 Investasi 113 Piutang Usaha 114 Piutang Lain-lain 115 Persediaan Optik 116 Persediaan Mobile 117 Persediaan Megumi 118 Piutang Usaha Megumi
172,142,600 464,021,000 83,708,600 1,156,666,100 332,929,200 -
223,869,900 472,767,600 214,768,500 1,177,423,900 451,095,600 -
295,244,500 499,258,300 241,934,000 1,164,377,700 371,588,900 -
436,242,900 514,216,550 220,841,800 1,208,425,250 441,112,600 -
Jumlah Aktiva Lancar
2,209,467,500
2,539,925,500
2,572,403,400
2,820,839,100
Aktiva Tetap 131 Aktiva Tetap 132 Akumulasi Penysutan 133 Aktiva Tidak Berwujud 134 Aktiva Lain-lain Jumlah Aktiva Tetap Total Aktiva
659,049,500 (72,111,000) 586,938,500 2,796,406,000
659,049,500 (99,462,000) 559,587,500 3,099,513,000
659,049,500 (130,379,300) 528,670,200 3,101,073,600
659,049,500 (168,571,800) 490,477,700 3,311,316,800
Kewajiban dan Ekuitas Kewajiban 211 Hutang Bank 212 Hutang Hubungan Istimewa 213 Hutang Sewa Guna Usaha 214 Hutang Usaha 215 Hutang Usaha Mobile 216 Hutang Usaha Megumi 217 Hutang Pihak III 218 Hutang Pajak 219 Kewajiban Pajak Tangguhan Jumlah Kewajiban
73,392,800 801,581,200 394,675,800 752,393,200 447,900,000 2,145,500 2,472,088,500
71,545,300 806,277,600 948,208,700 903,253,900 3,478,600 2,732,764,100
949,399,250 921,343,700 775,417,800 3,113,700 2,649,274,450
968,928,000 1,076,890,650 663,418,500 3,186,300 2,712,423,450
Ekuitas 291 Modal saham 298 Saldo Laba Ditahan Awal 299 Laba(Rugi) Tahun Berjalan 230 Saldo Laba Ditahan Akhir Jumlah Ekuitas Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
353,279,500 (59,722,900) 30,760,900 (28,962,000) 324,317,500 2,796,406,000
353,279,500 (28,962,000) 42,431,400 13,469,400 366,748,900 3,099,513,000
353,279,500 13,469,400 85,050,250 98,519,650 451,799,150 3,101,073,600
353,279,500 98,519,650 147,094,200 245,613,850 598,893,350 3,311,316,800
Sumber Data : Optik Airlangga Surabaya, Laporan Keuangan Tahunan 2009-2012 (Rekap)
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
11 Tabel 2 Laporan Laba Rugi Optik Airlangga Surabaya CV. KARIYONO MANDIRI (Optik Airlangga - Surabaya) LAPORAN LABA RUGI Periode 2009-2012 NO. AKUN Pendapatan Usaha 311 312 313 314
JUMLAH
AKUN
2009
Penjualan Optik Penjualan Mobile Pendapatan Lain-lain Akun sementara Jumlah Penjualan
2010
2011
2012
145,821,800 628,067,100 721,600 -
103,987,900 943,391,000 403,800 -
116,167,850 1,123,062,500 380,000 -
105,167,800 1,291,062,500 405,000 -
774,610,500
1,047,782,700
1,239,610,350
1,396,635,300
Harga Pokok Penjualan Counter Harga Pokok Penjualan Mobile
(54,820,600) (101,842,800)
(46,133,800) (260,492,300)
(44,578,000) (355,881,700)
(41,578,000) (395,881,800)
Jumlah Harga Pokok Pembelian
(156,663,400)
(306,626,100)
(400,459,700)
(437,459,800)
Laba (Rugi) Usaha
617,947,100
741,156,600
839,150,650
959,175,500
Beban usaha 511 Beban Operasional 512 Bebab Umum & Adm Total Beban Usaha Laba Usaha
392,202,800 195,030,800 587,233,600 30,713,500
499,774,700 200,228,400 700,003,100 41,153,500
566,874,400 189,788,700 756,663,100 82,487,550
606,874,400 207,788,800 814,663,200 144,512,300
Pendapatan (Beban) Lain 611 Pendapatan Lain-lain 612 Biaya Lain-Lain 613 Biaya Di Luar Usaha
(47,400) -
(2,353,100) 1,075,200 -
(2,563,600.00) 900 -
(2,583,800) 1,900 -
Total Pendapatan dan biaya Lain
(47,400)
(1,277,900)
(2,562,700)
(2,581,900)
30,760,900
42,431,400
85,050,250
147,094,200
325 326
Laba/ Rugi Sebelum Pajak
Sumber Data : Optik Airlangga Surabaya, Laporan Keuangan Tahunan 2009-2012 (Rekap)
Rasio Aktivitas 1. Total Asset Turn Over Hasil perhitungan total asset turn over periode 2009-2012 adalah sebagai berikut : Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over)
=
Tahun 2009
=
Tahun 2010
=
Tahun 2011
=
Penjualan Total Asset
X 1 Kali
774.610.500,00 2.209.467.500,00 = 0,35 Kali 1.047.782.700,00 2.539.925.500,00 = 0,41 Kali 1.239.610.350,00 2.572.403.400,00 = 0,48 Kali
X 1 Kali
X 1 Kali
X 1 Kali
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
12
Tahun 2012
1.396.635.300,00 2.820.839.100,00 = 0,50 Kali =
X 1 Kali
Selanjutnya hasil perhitungan total asset turn over digunakan untuk menentukan garis trend dengan persamaan trend linear y’ = a + bx, seperti dalam Tabel 3 sebagai berikut : Tabel 3 Perhitungan Persamaan Trend Linier Total Asset Turn Over
Tahun
Rasio TATO (y)
x
xy
x²
y'
2009 2010 2011 2012 n=4
0,35 0,41 0,48 0,50 1,74
-3 -1 1 3 -
-1,05 -0,41 0,48 1,49 0,50
9,00 1,00 1,00 9,00 20,00
0,35 0,41 0,47 0,53
y’ = a + bx Dimana, a
=
b =
∑y n ∑xy ∑x²
= =
1,74 4 0,50 20
=
0,44
=
0,03
Sehingga, y’ = 0,44 +0,03x Selanjutnya grafik trend total asset turn over dari persamaan trend linier y’=0,44+0,03x disajikan dalam Gambar 1, sebagai berikut :
Rasio TATO (y)
0.60
y' = 0,44 + 0,03x
0.50
0.53
0.40
0.35
0.30 0.20 0.10 2008
2009
2010 2011 Periode Waktu (x)
2012
2013
Gambar 1 Grafik Trend Total Asset Turn Over
Total asset turn over selama kurun waktu empat tahun menunjukan adanya peningkatan perputaran yang signifikan, sehingga bisa menjadi indikator bagi perusahaan bahwa kinerja keuangannya tergolong cukup baik. Tahun 2009 perputaran terjadi sebanyak 0,35 kali, tahun 2010 sebanyak 0,41 kali atau terjadi peningkatan sebesar 0,06 dari tahun
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
13
sebelumnya, tahun 2011 meningkat sebesar 0,07 dari tahun sebelumnya, dan pada tahun 2012 terjadi peningkatan sebesar 0,02 dari tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah penjualan perusahaan seperti tampak pada Tabel 2. Akan tetapi peningkatan masih tergolong lambat yang dikarenakan adanya penambahan jumlah aktiva khususnya persediaan seperti tercantum pada Tabel 1, yang masih belum bisa diimbangi kemampuan melakukan penjualan dengan baik. Garis trend y’ = 0,44 + 0,03x, dimana a = 0,44, merupakan nilai trend total asset turn over pada periode waktu dasar. Sedangkan b = 0,03, merupakan rata-rata kenaikan total asset turn over yang dipengaruhi oleh periode waktu. Sehingga kinerja keuangan Optik Airlangga menunjukan kinerja yang baik, dikarenakan garis trend menunjukan kecenderungan naik, yang berarti bahwa perusahaan dapat dengan efektif mengelola aktiva yang diinvestasikan untuk menghasilkan penjualan. 2. Receivable Turn Over Hasil perhitungan receivable turn over periode 2009-2012 adalah sebagai berikut : Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)
=
Tahun 2009 = = Tahun 2010 = = Tahun 2011 = = Tahun 2012 = =
Penjualan Kredit bersih X 1 Kali Piutang (Rata-rata) 628.067.100,00 X 1 Kali 464.021.000,00 1,35 Kali 943.391.000 (464.021.00,00 + 472.767.600,00)/2 2,01 Kali 1.123.062.500,00 (472.767.600,00 + 499.258.300,00)/2 2,31 kali 1.291.062.500,00 (499.258.300,00 + 514.261.550,00)/2 2,55 Kali
X 1 Kali
X 1 Kali X 1 Kali
Selanjutnya hasil perhitungan receivable turn over digunakan untuk menentukan garis trend yang dihitung dengan persamaan trend linear y’ = a + bx, seperti dalam Tabel 4 sebagai berikut : Tabel 4 Trend Linier Receivable Turn Over
Tahun
Rasio RTO (y)
x
xy
x2
y'
2009 2010 2011 2012 n=4
1,35 2,01 2,31 2,55 8,23
-3 -1 1 3 -
-4,06 -2,01 2,31 7,64 3,88
9,00 1,00 1,00 9,00 20,00
1,49 1,87 2,25 2,63
y‘ = a + bx Dimana, a
=
∑y n
=
8,23 4
=
2,06
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
14
b =
∑xy ∑x²
=
3,88 20
=
0,19
Sehingga, y‘= 2,06 +0,19x
Rasio Receivable Turn Over (y)
Selanjutnya grafik trend receivable turn over dari persamaan trend linier y’=2,06+0,19x disajikan dalam Gambar 2, sebagai berikut : 3.00
y' = 2,06 + 0,19x 2,63
2.50 2.00
1.50
1,49
1.00 0.50 2008
2009
2010 2011 2012 Periode Waktu (x)
2013
Gambar 2 Grafik Trend Receivable Turn Over
Kinerja keuangan tergolong dalam kondisi baik dikarenakan receivable turn over terus mengalami peningkatan perputaran setiap tahunnya, yaitu tahun 2009 sebanyak 1,35 kali, tahun 2010 sebanyak 2,01 kali, tahun 2011 sebanyak 2,31 kali dan terakhir tahun 2012 sebanyak 2,55 kali. Hasil tersebut tampak pada Tabel 1 dan Tabel 2 dimana jumlah penjualan semakin meningkat namun piutang dalam kondisi yang cukup stabil. Apabila jumlah peningkatan penjualan terus diimbangi dengan peningkatan kemampuan penagihan piutang maka perputaran piutang akan semakin cepat dan dana yang tertanam dalam piutang akan terkelola lebih efektif, sehingga kinerja keuangan akan terus mengalami peningkatan ditahun-tahun yang akan datang. Garis trend y’ = 2,06 + 0,19x, dimana a = 2,06 merupakan nilai trend receivable turn over pada periode waktu dasar. Sedangkan b = 0,19 merupakan rata-rata kenaikan receivable turn over yang dipengaruhi oleh periode waktu. Sehingga kinerja keuangan termasuk dalam kategori baik dikarenakan garis trend menunjukan kecenderungan naik. Garis trend yang cenderung naik setiap tahunnya menunjukan efektivitas perusahaan dalam mengelola piutangnya. 3. Periode Penagihan Piutang (Days of Receivable) Hasil perhitungan periode penagihan periode 2009-2012 adalah sebagai berikut : Periode Penagihan Piutang Tahun 2009
=
= =
360 Receivable Turn Over 360 1,35 266 Hari atau ± 9 Bulan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
15
360 2,01 = 179 Hari atau ± 6 Bulan 360 Tahun 2011 = 2,31 = 156 Hari atau ± 5 Bulan 360 Tahun 2012 = 2,55 = 141 Hari atau ± 5 Bulan Selanjutnya hasil perhitungan periode penagihan piutang digunakan untuk menentukan garis trend yang dihitung dengan persamaan trend linear y’ = a + bx, seperti dalam dalam Tabel 5 sebagai berikut : Tahun 2010
=
Tabel 5 Trend Linier Rasio Periode Penagihan Piutang
Tahun
Rasio DoR (y)
x
xy
x²
y'
2009 2010 2011 2012 n=4
266 179 156 141 742
-3 -1 1 3 -
-798 -179 156 424 -397
9,00 1,00 1,00 9,00 20,00
245 205 165 125
y’ = a + bx Dimana, a
=
b =
∑y n ∑xy ∑x²
742 4 -397 20
= =
=
185
=
-20
Sehingga, y’ = 185 - 20x
Rasio Periode Penagihan Piutang (y)
Selanjutnya grafik trend periode penagihan piutang dari persamaan trend linier y’=185 -20x disajikan dalam Gambar 3, sebagai berikut : 300 250
245
200 150
y' =185 - 20x
125
100 50 2008
2009
2010 2011 Periode Waktu (x)
Gambar 3 Grafik Trend Periode Penagihan Piutang
2012
2013
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
16
Periode penagihan piutang menunjukan kinerja keuangan dalam kondisi baik dikarenakan jangka waktu atau lamanya dana yang tertanam dalam piutang menjadi kas semakin pendek setiap tahunnya, yaitu tahun 2009 lamanya 266 hari atau kurang lebih 9 bulan, tahun 2010 lamanya 179 hari atau kurang lebih 6 bulan, tahun 2011 lamanya 156 hari atau kurang lebih 5 bulan, dan terkhir tahun 2012 lamanya 141 hari atau kurang lebih 5 bulan. Pada dua tahun terakhir menunjukan adanya pengaruh yang signifikan antara receivable turn over dengan Periode penagihan piutang dimana untuk masing-masing pelanggan pelunasan piutang dapat diterima oleh perusahaan dalam jangka waktu 5 bulan, padahal ditahun-tahun sebelumnya penulasan diterima perusahaan bisa lebih lama dari waktu tersebut. Garis trend y’ = 185 - 20x, dimana a = 185, merupakan nilai trend periode penagihan piutang pada periode waktu dasar. Sedangkan b = -20 merupakan rata-rata penurunan periode penagihan piutang yang dipengaruhi oleh periode waktu. Sehingga kinerja keuangan dikatakan dalam kondisi baik, karena garis trend menunjukan kecenderungan turun setiap tahunnya, yang berarti bahwa jangka waktu penerimaan kas setelah melakukan penjualan kredit menjadi semakin pendek. Rasio Profitabilitas 1. Net Profit Margin. Hasil perhitungan net profitmMargin periode 2009-2012 adalah sebagai berikut : Net Profit Margin
=
Tahun 2009
= =
Tahun 2010
= =
Tahun 2011
= =
Tahun 2012
= =
Laba bersih X 100% Penjualan 30.760.900 X 100% 774.610.500 3,97 % 42.431.400 X 100% 1.047.782.700 4,05 % 85.050.250.00 X 100% 1.239.610.350,00 6,86 % 147.094.200,00 X 100% 1.396.635.300,00 10,53 %
Selanjutnya hasil perhitungan net profit margin digunakan untuk menentukan garis trend yang dihitung dengan persamaan trend linear y’ = a + bx seperti dalam Tabel 6 sebagai berikut : Tabel 6 Trend Linier Net Profit Margin
Tahun
Rasio NPM (y)
x
xy
x²
y'
2009 2010 2011 2012 n=4
3,97 4,05 6,86 10,53 25,41
-3 -1 1 3 -
-11,91 -4,05 6,86 31,60 22,49
9,00 1,00 1,00 9,00 20,00
2,99 5,23 7,47 9,71
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
17
y’ = a + bx Dimana, =
∑y n
=
25,41 4
=
6,35
b =
∑xy ∑x²
=
22,49 20
=
1,12
a
Sehingga, y’ = 6,35 + 1,12x
Rasio Net Profit Margin (y)
Selanjutnya grafik trend net profit margin dari persamaan trend linier y’ = 6,35 + 1,12x disajikan dalam Gambar 4, sebagai berikut : 12.00
y' = 6,35+ 1,12x
10.00
9,71
8.00
6.00 4.00
2,99
2.00 2008
2009
2010 2011 Periode Waktu (x)
2012
2013
Gambar 4 Grafik Trend Net Profit Margin
Net profit margin terus mengalami peningkatan secara signifikan setiap tahunnya, sebagaimana pada tahun 2009 menghasilkan laba sebesar 3,97 %, tahun 2010 sebesar 4,05 %, atau terjadi peningkatan jumlah laba sebesar 0,08 % dari tahun sebelumnya, tahun 2011 atau terjadi peningkatan sebesar 2,81 % dari tahun sebelumnya, dan terakhir pada tahun 2012 menghasilkan laba sebesar 10,53 % atau terjadi peningkatan jumlah laba sebesar 3,67 % dari tahun sebelumnya atau dengan kata lain untuk nilai penjualan sebesar Rp 100.000 mampu menghasilkan laba sebesar Rp. 10.530. Hasil tersebut terlihat pada Tabel 2, dimana penjualan semakin meningkat ditunjang dengan penekanan biaya usaha sehingga berpengaruh terhadap peningkatan jumlah laba usaha. Garis trend y’ = 6,35 + 1,12x , dimana a = 6,35, merupakan nilai trend net profit margin pada periode waktu dasar. Sedangkan b = 1,12, merupakan rata-rata kenaikan net profit margin yang dipengaruhi oleh periode waktu. Sehingga kinerja keuangan dapat dikatakan dalam kondisi baik karena garis trend cenderung naik setiap tahunnya, yang berarti bahwa kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba cukup tinggi. 2. Return On Investment (ROI). Hasil perhitungan return on investment periode 2009-2012 adalah sebagai berikut : Return On Investment
=
Laba Bersih Total Aktiva
X 100%
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
18
Tahun 2009
= =
Tahun 2010
= =
Tahun 2011 Tahun 2012
= = = =
30.760.900,00 2.209.467.500,00 1,39 % 42.431.400,00 3.539.925.500,00 1,67 % 85.050.250,00 2.572.403.400,00 3,31 % 147.094.200,00 2.820.839.100,00 5,21 %
X 100%
X 100%
X 100% X 100%
Selanjutnya hasil perhitungan return on investment digunakan untuk menentukan garis trend yang dihitung dengan persamaan trend linear y’ = a + bx seperti dalam Tabel 7 sebagai berikut : Tabel 7 Trend Linier Return On Investment (ROI)
Tahun 2009 2010 2011 2012 n=4
Rasio ROI (y) 1,39 1,67 3,31 5,21 11,58
x -3 -1 1 3 -
xy -4,18 -1,67 3,31 15,64 13,10
x² 9,00 1,00 1,00 9,00 20,00
y' 0,92 2,24 3,56 4,88
y’ = a + bx Dimana, a
=
b =
∑y n ∑xy ∑x²
= =
11,58 4 13,10 20
=
2,90
=
0,66
Sehingga, y’ = 2,90 + 0,66x
Rasio ROI (y)
Selanjutnya grafik trend return on investment dari persamaan trend linier y’=2,90+0,66x disajikan dalam Gambar 5, sebagai berikut : 6.00 y' = 2,90+ 0,66x 5.00 4,88 4.00 3.00 2.00 1.00 0,92 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Periode Waktu (x) Gambar 5 Grafik Trend Return On Investment (ROI)
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
19
Return on investment tahun 2009 menghasilkan laba sebesar 1,39%, tahun 2010 sebesar 1,67%, atau terjadi peningkatan jumlah laba sebesar 0,28% dari tahun sebelumnya, tahun 2011 meningkat 1,64% dari tahun sebelumnya, dan terakhir tahun 2012 menghasilkan laba sebesar 5,21% meningkaat sebesar 1,90% dari tahun sebelumnya, dengan kata lain pada tahun 2012 dari total aktiva lancar yang dimilikinya perusahaan mampu menghasilkan 5,21%. Return on investment terus mengalami peningkatan secara signifikan setiap tahunnya, seperti pada Tabel 1 dimana meningkatnya jumlah aktiva lancar setiap tahunnya dapat diimbangi dengan peningkatan jumlah laba usaha yang dihasilkan oleh perusahaan, sehingga kinerja keuangan tergolong dalam kondisi baik. Garis trend y’ = 2,90 + 0,66x, dimana a = 2,90, merupakan nilai trend return on investment pada periode waktu dasar. Sedangkan b =0,66 merupakan rata-rata kenaikan return on investment yang dipengaruhi oleh periode waktu. Sehingga Kinerja keuangan menunjukan kondisi yang baik dikarenakan garis trend cenderung naik setiap tahunnya. Garis trend yang cenderung terus naik menunjukan seberapa banyak laba yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. 3. Return On Equity (ROE). Hasil perhitungan return on equity periode 2009-2012 adalah sebagai berikut : Return On Equity
=
Tahun 2009
= =
Tahun 2010
= =
Tahun 2011
= =
Tahun 2012
= =
Laba Bersih X 100% Modal 30.760.900,00 X 100% 353.279.500,00 8,71 % 42.431.400,00 X 100% 353.279.500,00 12,01 % 147.094.200,00 X 100% 353.279.500,00 41,64 % 147.094.200,00 X 100% 353.279.500,00 41,64 %
Selanjutnya hasil perhitungan return on equity digunakan untuk menentukan garis trend yang dihitung dengan persamaan trend linear y’ = a + bx, seperti dalam Tabel 8 sebagai berikut : Tabel 8 Trend Linier Return On Equity (ROE)
y’ = a + bx Dimana,
Tahun
Rasio ROE (y)
x
xy
x²
y'
2009 2010 2011 2012 n=4
8,71 12,01 24,07 41,64 86,43
-3 -1 1 3 -
-26,12 -12,01 24,07 124,91 110,85
9,00 1,00 1,00 9,00 20,00
4,99 16,07 27,15 38,23 21,61
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
20
=
∑y n
=
86,43 4
=
21,61
b =
∑xy ∑x²
=
110,85 9
=
5,54
a
Sehingga, y’ = 21,61 + 5,54x
Rasio ROE (y)
Selanjutnya grafik trend return on equity dari persamaan trend linier y’ = 21,61 + 5,54x disajikan dalam Gambar 6, sebagai berikut : 45.00 40.00 35.00 30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 -
y' = 21,61+ 5,54x 38,23
4,99 2008
2009
2010 2011 Periode Waktu (x)
2012
2013
Gambar 6 Grafik Trend Return On Equity (ROE)
Return on equity menunjukan kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan dalam kondisi baik, hal tersebut dikarenakan rasio ini terus mengalami peningkatan secara signifikan setiap tahunnya, yaitu tahun 2009 menghasilkan laba sebesar 8,71%, tahun 2010 laba tersebut meningkat sebesar 3,30% dari tahun sebelumnya, tahun 2011 meningkat sebesar 12,06% dari tahun sebelumnya, dan terakhir tahun 2012 menghasilkan laba sebesar 41,64% atau terjadi peningkatan jumlah laba sebesar 17,57% dari tahun sebelumnya. Hasil tersebut terlihat pada Tabel 1 dimana setiap tahunnya jumlah laba usaha yang dihasilkan oleh perusahaan terus meningkat sehingga berpengaruh terhadap efektivitas perusahaan dalam mengelola modal yang diinvestasikannya. Garis trend y’ = 21,61 + 5,54x, dimana a = 21,61 merupakan nilai trend return on equity pada periode waktu dasar. Sedangkan b sebesar 5,54 merupakan rata-rata kenaikan return on equity yang dipengaruhi oleh periode waktu. Sehingga Kinerja keuangan menunjukan kondisi yang baik, hal tersebut terlihat dari arah garis trend yang cenderung naik setiap tahunnya. Garis trend yang cenderung naik menunjukan efektivitas perusahaan dalam mengelola modalnya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan dari hasil penelitian adalah, berdasarkan analisis rasio aktivitas Optik Airlangga mampu meningkatkan total asset turn over setiap periodenya meskipun perputarannya masih tergolong lambat. Penyebab utama adalah besarnya jumlah aktiva
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
21
khususnya persediaan belum mampu diimbangi oleh kemampuan melakukan penjualan dengan baik. Sedangkan receivable turn over terus mengalami peningkatan setiap tahunya. Selanjutnya periode penagihan piutang setiap tahun jangka waktu penagihan piutang menunjukan waktu yang semakin pendek. Sehingga kesimpulan secara umum bahwa hasil analisis dan pembahasan rasio aktivitas (total asset turn over, receivable turn over, dan periode penagihan piutang) dan persamaan garis trend linier kinerja keuangan Optik Airlangga Surabaya tergolong dalam kondisi cukup baik. Berdasarkan analisis rasio profitabilitas, net profit margin menunjukan peningkatan secara signifikan setiap tahunnya, terakhir pada tahun 2012 nilai net profit margin mencapai angka 10,53%, dengan kata lain untuk penjualan senilai Rp. 100.000 mampu menghasilkan laba senilai Rp. 10.530. Demikian juga dengan hasil analisis dan pembahasan return on investment dimana setiap tahunnya mengalami peningkatan yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah laba bersih yang diterima oleh perusahaan. Selanjutnya return on equity menunjukan modal yang dimiliki perusahaan setiap periodenya mampu menghasilkan laba yang terus meningkat cukup signifikan dimana tahun 2012 perusahaan mampu menghasilkan laba hingga 41,64%. Sehingga kesimpulan secara umum bahwa hasil analisis dan pembahasan rasio profitabilitas (net profit margin, return on investment, dan return on equity) dan persamaan garis trend linier, kinerja keuangan Optik Airlangga Surabaya tergolong baik. 1.2
Saran Saran yang disampaikan adalah , berdasarkan analisis rasio aktivitas perputaran total asset turn over tergolong lambat yang disebabkan besarnya jumlah aktiva. Saran untuk pihak perusahaan adalah melakukan klasifikasi faktor-faktor yang dominan mempengaruhi peningkatan jumlah aktiva, dalam kasus ini adalah jumlah persediaan yang terlampau besar, untuk mengatasi hal tersebut yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan meningkatkan volume penjualan dengan menerapkan metode first in first out untuk menghindari penyimpanan stok yang terlalu lama yang berpotensi menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Selanjutnya untuk receivable turn over diharapkan perusahaan terus menjaga dan meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan piutangnya, antara lain dengan menambah jumlah staff collector dan memaksimalkan pembayaran piutang dengan sistem transfer. Terakhir untuk periode penagihan piutang¸ diharapkan pihak perusahaan meningkatkan efisiensi pengelolaan piutang perusahaan dengan memperpendek jangka waktu jatuh tempo piutang, bisa dengan cara memberikan diskon khusus kepada customer yang melakukan pembayaran sebelum jatuh tempo tiba, dan menjalin kerjasama yang baik dengan bagian keuangan pihak perusahaan mitra kerja untuk mengkoordinir pembayaran hutang karyawannya yang menjadi debitur Optik Airlangga dengan menerapkan sistem potong gaji. Berdasarkan Analisis Rasio Profitabilitas, agar net profit margin terus meningkat diharapkan pihak Optik Airlangga menjaga dan meningkatkan volume penjualan dan terus melakukan efisiensi biaya usaha, selain itu harus pula diimbangi dengan meningkatkan kemampuan melakukan penagihan untuk menghindari laba usaha yang bersifat semu. Selanjutnya diharapkan pihak Optik Airlangga terus konsisten dalam menjaga dan meningkatkan kemampuan menghasilkan laba usahanya agar return on investmet dan return on equity semakin meningkat setiap tahunnya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. RinekaCipta. Jakarta. Fahmi, I. 2011. Analisis Kinerja Keuangan. Cetakan Kesatu. Alfabeta. Bandung.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
22
Harahap, S. S. 2009. Analisa Kritis atas laporan Keuangan. Edisi 1-8. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Harahap, S. S. 2010. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Jumingan. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Bumi Aksara. Jakarta. Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Keenam. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Empat. Liberty. Yogyakarta. Raharjaputra, H. S. 2009. Buku Panduan Praktis Manajemen Keuangandan Akuntansi untuk Eksekutif Perusahaan. Salemba Empat. Jakarta. Sutrisno, E. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Penerbit Kencana. Jakarta. Syamsudin, L. 2009. Manajemen keuangan Perusahaan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. ●●●