RANGKUMAN KUMPULAN PENELITIAN DAN KAJIAN FLU BURUNG DI INDONESIA
2004-2009
ISBN 978-979-19534-0-5
KOMNAS FBPI Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza
LEMBAGA DAN ORGANISASI PENDUKUNG Departemen Pertanian, Departemen Kesehatan, Pusat Penelitian Biologi – LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Kementerian Riset dan Teknologi, Universitas Indonesia, Institur Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjajaran, Universitas Udayana, Universitas Airlangga, Universitas Hasanuddin, CIVAS (Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies), IdOU (Perhimpunan Ornitolog Indonesia), WCS-IP (Wildife Conservation Society-Indonesia Program), WI-IP (Wetlands International-Indonesia Programme), dan Yayasan Kutilang Indonesia.
TIM PERUMUS Drh. Mira Fatmawati Galih Putri, SKM
(
[email protected]) (
[email protected])
TIM PENASEHAT Dr. Bayu Krisnamurthi, Prof. Amin Subandrio, Prof. IGNK Mahardika, Dr. C.A Nidom, Dr. Wiku Adisasmito, Dr. Heru Setijanto, Drh. Memed Zoelkarnain, Drh. Bachtiar Moerad, Dr Agus Suwandono.
DESAIN BUKU Habibie Yukezain, S.Sn
(
[email protected])
KONTRIBUTOR PENYUSUNAN Dr.Emil Agustiono, dr Muladno, drh Mangku Sitepoe, Sarino Trimansyah, Evita Handayani, Rini Lenggogeni, Dedeh Yulianti, Novita Tricahyani, Habibie Yukezain, S.Sn, Andika Aji Pambudi SE.
1
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
DAFTAR SINGKATAN AI
: Avian Influenza
LIPI
: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
APEC
: Asia Pacific Economic Cooperation
LPPM
: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Balitbangkes
: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
NAMRU
: Naval Medical Research Unit
Balitvet
: Balai Penelitian Veteriner
ND
: Newcastle Disease (Tetelo)
BBV
: Balai Besar Veteriner
PSEKP
: Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
BPPV
: Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner
Puslitbangnak
: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
BPPT
: Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Pusvetma
: Pusat Veterinaria Farma
BPTP
: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
RT-PCR
: Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction
CBAIC
: Community Based of Avian Influenza Control
UGM
: Universitas Gadjah Mada
CIVAS
: Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies
UI
: Universitas Indonesia
CMU
: Campaign Management Unit
Unair
: Universitas Airlangga
Depkes
: Departemen Kesehatan
Unibraw
: Universitas Brawijaya
Deptan
: Departemen Pertanian
Unsyiah
: Universitas Syiah Kuala
FAO
: Food & Agriculture Organization
Unud
: Universitas Udayana
Faperta
: Fakultas Pertanian
VAI
: Virus Avian Influenza
Fapet
: Fakultas Peternakan
WCS-IP
: Wildife Conservation Society-Indonesia Program
FEM
: Fakultas Ekonomi Manajemen
WHO
: World Health Organization
FK
: Fakultas Kedokteran
WI-IP
: Wetlands International-Indonesia Programme
FKH
: Fakultas Kedokteran Hewan
YKI
: Yayasan Kutilang Indonesia
FKM
: Fakultas Kesehatan Masyarakat
HA
: Haemaglutinin
HI
: Haemaglutinin Inhibition
HPAI
: Highly Pathogenic Avian Influenza
IdOU
: Indonesian Ornithological Union
IHVCB UI
: Institute for Human Virology and Cancer Biology of the University of Indonesia
ILRI
: International Livestock Research Institute
IPB
: Institut Pertanian Bogor
KIVNAS X PDHI
: National Veterinary Scientific Conference of Indonesian
Veterinary Medical Association Komnas FBPI
: Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza 2
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
3
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Daftar Singkatan..............................................................................2
Gambar 1. Grafik Hasil Pengumpulan Penelitian
Daftar Isi . .....................................................................................4
Daftar Gambar................................................................................5
Gambar 2. Grafik Hasil Pengumpulan Penelitian
Daftar Tabel....................................................................................6
Kata Pengantar................................................................................7
Gambar 3. Grafik Hasil Pengumpulan Penelitian
Ringkasan Eksekutif..........................................................................8
Berdasarkan Tahun.............................................................10
Berdasarkan Instansi...........................................................11
Berdasarkan Jenis Publikasi..................................................11
Kumpulan Abstrak.............................................................................17 Tahun 1985.....................................................................................18 Tahun 2001.....................................................................................20 Tahun 2004.....................................................................................22 Tahun 2005.....................................................................................38 Tahun 2006.....................................................................................58 Tahun 2007.....................................................................................118 Tahun 2008.....................................................................................158 Tahun 2009.....................................................................................276 Daftar Dalam Tabel...........................................................................298
4
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
5
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
DAFTAR TABEL
KATA PENGANTAR
Tabel 1. Daftar Instansi .....................................................................12
Flu burung atau disebut dengan avian influenza menyerang unggas di Indonesia sejak tahun 2003. Sedangkan kasus flu burung pada manusia sudah ada sejak tahun 2005. Dalam kurun waktu kurang lebih 2 tahun penyakit flu burung telah berubah menjadi penyakit zoonosis (penyakit yang menular dari hewan ke manusia).
Tabel 2. Daftar Jenis Publikasi..............................................................13
Upaya penanganan flu burung pada unggas dilaksanakan oleh Departemen Pertanian dan penanganan flu burung pada manusia dilaksanakan oleh Deparemen Kesehatan. Namun mengingat semakin meluasnya dampak penyakit flu burung di Indonesia, banyak departemen dan organisasi yang terlibat dalam upaya pencegahan flu burung. Baik oleh instansi pemerintah, perguruan tinggi, sektor swasta, lembaga internasional, maupun lembaga swadaya masyarakat. Dalam rangka optimalisasi kegiatan Komnas pengendalian flu burung dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza (Komnas FBPI) merasa perlu melakukan koordinasi lintas sektor sebagaimana tercantum dalam mandat pembentukan Komnas FBPI. Sebagaimana yang tercantum dalam rencana strategis pengendalian flu burung dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza (Renstranas) Komnas FBPI tahun 2005, salah satu rencana strategisnya adalah mengkoordinasikan kegiatan penelitian flu burung yang ada di Indonesia. Sejak kasus flu burung terjadi di Indonesia, telah banyak penelitian yang dilakukan di Indonesia. Namun seringkali terkendala dalam hal publikasi. Tidak banyak penelitian yang telah dikerjakan di Indonesia yang diketahui oleh masyarakat Indonesia maupun masyarakat internasional. Oleh karena itu, diharapkan dengan dibuatnya prosiding pengumpulan penelitian dan kajian flu burung di Indonesia tahun 1985, 2001, 2004, 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2009 dapat memperlihatkan bahwa banyak yang telah dilakukan oleh bangsa Indonesia dalam upaya pengendalian flu burung dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza. Selain itu diharapkan dengan adanya prosiding itu dapat berguna bagi para peneliti yang akan merencanakan kegiatan penelitian flu burung, sehingga apa yang akan dikerjakan tidak overlapping dengan penelitian yang sudah. Diharapkan juga setiap instansi dapat mengerjakan kegiatan penelitian yang lebih terfokus kepada salah satu topik penelitian. Koordinasi para peneliti flu burung yang satu dengan yang lain sangat diperlukan dalam keselarasan dan keterpaduan program maupun dalam upaya penyelesaian masalah flu burung di Indonesia. Hasil dari sebuah penelitian yang dirapkan dalam suatu sistem pengambilan keputusan adalah rekomendasi ilmiah. Sehingga ada benang merah antara hasil penelitian dengan kebijakan yang dihasilkan dalam upaya pengendalian flu burung dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza. Prosiding ini merupakan tahap awal dalam rangka koordinasi penelitian flu burung yang ada di Indonesia dan merupakan living document yang akan terus menerus diperbaharui dan ditambahkan sesuai dengan perkembangan penelitian yang dilakukan di Indonesia.
Ketua Pelaksana Harian Komnas FBPI Bayu Krisnamurthi
6
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
7
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
F
lu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan oleh unggas yang dapat menyerang manusia. Terjadinya kasus–kasus flu burung di Indonesia membutuhkan upaya penanganan yang cepat dan tepat. Penelitian terkait pengendalian flu burung dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza sudah banyak dilakukan oleh para peneliti di Indonesia. Akan tetapi hasil dari penelitian-penelitian tersebut belum banyak dipublikasikan secara meluas.
RINGKASAN EKSEKUTIF
Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2006 tentang Komite Nasional Pengendalian Flu Burung (Avian Influenza) dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza pasal 8, Komnas FBPI melakukan koordinasi dan/atau kerjasama dengan instansi Pemerintah Pusat maupun instansi Pemerintah Daerah, dunia usaha, organisasi non pemerintah, organisasi profesi, perguruan tinggi, badan internasional, dan/atau pihak–pihak lain yang dipandang perlu, serta melibatkan partisipasi masyarakat. Terkait kebijakan di atas, maka Komnas FBPI melakukan fasilitasi koordinasi terkait pemaparan hasil-hasil penelitian mengenai Flu Burung di Indonesia. Bentuk kegiatannya adalah berupa Monitoring dan Evaluasi Research and Development Kegiatan Pengendalian Flu Burung yang akan menghasilkan sebuah proceeding dan kumpulan hasil penelitian mengenai flu burung. Kegiatan ini akan melibatkan seluruh peneliti Indonesia yang pernah membahas mengenai flu burung di dalam penelitiannya, yang kedepannya diharapkan dapat menjadi sebuah ajang kerja sama antar peneliti untuk melakukan penelitian yang lebih terpadu. Adapun tujuan dari pembuatan proceeding ini adalah: 1) Mengumpulkan informasi mengenai seluruh penelitian yang telah dilakukan di Indonesia terkait usaha pengendalian flu burung dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi di Indonesia 2) Mengadakan diskusi antar peneliti berdasarkan jenis penelitian yang telah dilakukan di wilayah masing-masing 3) Menghasilkan sebuah proceeding dan kumpulan hasil penelitian tentang flu burung terkait usaha pengendalian flu burung dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi di Indonesia 4) Mendorong pengembangan penelitian tentang flu burung mulai dari penularan flu burung hingga dampak yang dihasilkan dari penyebaran flu burung Rincian proses pembuatan proceeding ini mulai dari pengumpulan data penelitian, pembuatan rekapan dan rangkuman kumpulan penelitian flu burung di Indonesia sebagai bentuk draft awal dari proceeding yang dimaksud. Yang kemudian draft ini dibahas oleh Tim Perumus dalam bentuk Focus Group Discussion. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data para peneliti dan hasil penelitian terkait flu burung yang ada di Indonesia pada bulan Februari-Agustus 2009. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi siapa saja yang melakukan penelitian mengenai flu burung dan usaha 9
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Hasil Penelitian berdasarkan instansi pengendalian Flu Burung dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi inflenza dengan mengumpulkan abstrak/summary dari setiap penelitian yang ada. Dari Abstrak/Summary tersebut diharapkan tersirat tujuan, materi metode dan hasil dari setiap penelitian yang dilakukan. Dan mendapatkan informasi mengenai lingkup penelitian yang dilaksanakan, sehingga dapat diklasifikasikan berdasarkan kategori.
Departemen Kesehatan 4% Departemen Pertanian 24%
LIPI 1% Organisasi Internasional 1%
Universitas 67%
Dari informasi yang telah terkumpulkan maka di buat draf proceeding yang kemudian di bahas oleh Tim Perumus dalam bentuk Focus Group Discussion. FGD dilakukan dalam rangka merumuskan draf proceeding sesuai dengan kategori yang dimaksud dalam draf.
Lembaga Swadaya Masyarakat 4% Lain-lain 2% Tidak ada contact 2%
Pengumpulan data penelitian adalah sebanyak 281 penelitian mengenai flu burung yang tercatat sejak tahun 1985, 2001, 2004, 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2009.
Hasil Pengumpulan Penelitian berdasarkan tahun
Gambar 2. Grafik Hasil Pengumpulan Penelitian Berdasarkan Instansi Hasil pengumpulan penelitian kemudian di kelompokan berdasarkan jenis publikasinya:
1985 0%
tidak diketahui tahunnya 1%
2004 5%
2001 0%
Jenis Publikasi 2005 7%
2009 7%
Tidak diketahui 1%
Makalah 10%
Tesis 7%
Jurnal 15% 2006 22%
2008 30%
Skripsi 27% Artikel 1% Laporan Penelitian 14%
2007 22%
Gambar 1. Grafik Hasil Pengumpulan Penelitian Berdasarkan Tahun Dari total 281 penelitian yang terkumpul, sebanyak 62% berasal dari universitas. Sedangkan sisanya berasal dari instansi pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat.
10
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Proceeding 10%
Buletin 13%
Kajian 1%
Majalah 0%
Disertasi 1%
Gambar 3. Grafik Hasil Pengumpulan Penelitian Berdasarkan Jenis Publikasi
11
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Berikut ini adalah tabel daftar instansi yang melakukan penelitian tentang flu burung.
Berikut adalah tabel daftar jenis publikasi yang digunakan oleh para peneliti
Tabel 1. Daftar Instansi
Tabel 2. Jenis Publikasi
No Instansi A. Departemen Pertanian 1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 2. Balai Besar Penelitian Veteriner 3. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian di Bali 4. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian di NTB 5. Pusat Veterinaria Farma 6. Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan 7. Balai Besar Veteriner, Wates-Yogyakarta 8. Balai Besar Veteriner, Maros- Sulawesi Selatan 9. Balai Besar Veteriner Denpasar 10. Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Medan Sumatera Utara 11. Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Baso Bukit Tinggi 12. Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Banjarbaru, Kalimantan Selatan B. Departemen Kesehatan 1. Departemen Kesehatan Umum 2. RS Sulianti Soeroso C. LIPI 1. LIPI D. Organisasi Internasional 1. WHO 2. ILRI/FAO E. Lembaga Swadaya Masyarakat 1. CBAIC 2. CIVAS 3. WCS 4. Yayasan Yudistira Swarga 5. IdOU F. Lain-lain 1. Dept. Computational Sociology Bandung Fe Institute 2. Federal Research Institute for Animal Health, Germany 3. Fraunhofer USA Center for Molecular Biotechnology 4. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19459276 5. Regional Medical Sciences Center Khon Kaen, Khon Kaen, Thailand G. Tidak ada kontak 1. Tidak ada kontak H. Universitas 1 IPB 2 UGM 3 UI 4 Unair 5 Unibraw 6 Universitas Al Azhar 7 Universitas Negeri Semarang 8 Unsyiah 9 Unud 12
Total 6 31 2 1 2 1 1 11 1 6 5 10 1 4 1 1 1 6 3 1 1 1 1 1 1 1 6 38 33 18 57 1 1 1 1 25
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
No. Jenis Publikasi A. Buletin 1. Analisis Kebijakan Pertanian, VI (4): 314 – 334 B. Jurnal 1. Arch Virol, 154: 677–681 2. J.Poultry Dis.Vo.1.No.1: 1-6 3. Journal of Vaccine, I (390): 1087 - 1092 4. Journal of Virology Vol. 82 No. 21: 10502 – 10509 5. Jurnal Biologi 3. 10 : 466-473 6. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, IX (1): 61 – 71 7. Jurnal Kesehatan Lingkungan, II (2): 183 – 194 Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Vol 1. No. 1, Agustus 2006: 42 – 8. 48 (FKM-UI) 9. Jurnal Mikrobiol Indones. 10. 2. 86-90 10. Jurnal Patologi Veteriner Indonesia, I (1): 7 – 16 11. Jurnal Sain Veteriner Vol 24 No 1 Tahun 2006 12. Jurnal Veteriner, IX (3): 107 – 114) 13. Nature. vol.444 : 378-382. 14. PMID: 19459276 [PubMed - indexed for MEDLINE] 15. Science Direct Virology, (350): 258 - 268 The Journal of Infectious Diseases, 196: 522 – 527 (Depkes-RS. 16. SuliantiSaroso) 17. The New England Journal of Medicine: 2186 – 2194 (Depkes) 18. Vector-Borne and Zoonotic Disease 19. World’s Poultry Science Journal, (61): 491 - 514 20. www. pubmed.gov, diakses tanggal 14 Agustus 2009 C. Artikel 1. Artikel Dept. Computational Sociology Bandung Fe Institute 2. CAS-JSPS Asian Science. Dec.:48. 3. Option for the Control VI.Toronto Canada.June 17-23, 2007 D. Buletin 1. Buletin Informasi Kesehatan Hewan, IX (74): 16 - 20 2. Buletin Laboratorium Veteriner, III (2): 9 - 15 3. Buletin Penelitian Kesehatan XXXVI (2): 71 - 82 4. Buletin Pengujian Mutu Obat Hewan, X : 1 - 4 5. Buletin Penyakit Hewan, XVII (29): 249 - 257 6. Buletin Veterinaria Farma, III (6): 1-26 7. Buletin Veteriner BBVet Denpasar Vol XIX No. 70 Juni 2007 8. Buletin Veteriner BPPV Reg.I Medan, I: 1 - 8 9. Cermin Dunia Kedokteran No. 151: 55 - 57 10. Dilavet, XVI (2): 9 - 12 11. Media Kedokteran Hewan, XXII (2): 5 - 8 12. The Annal Academy of Medicine Singapore, (37): 454 - 457 E. Disertasi 1. Disertasi F. Kajian 13
Jumlah 1 1 1 2 1 2 9 1 1 1 2 4 7 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 8 1 1 1 1 1 9 1 1 4 6 2 2
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
1. Kajian G. Laporan Penelitian Kerjasama antara FKH IPB-Bogor Life Science and Technology dan Propinsi 1. Banten 2. Kerjasama FKH IPB-FAO-Civas 3. Laporan Penelitian umum 4. Program Kompetitif LIPI dari Menristek 5. Riet Unggulan IPB. H. Majalah 1. Majalah Diagnosa Veteriner, IV (2): 8 – 17 I. Makalah Makalah : Workshop Sehari: Tantangan Penelitian Avian Influenza di 1. Indonesia, LIPI, Jakarta 4 September 2008
2
1.
Proceeding 13th International Congress on Infectious Diseases Abstracts, Poster Presentations (hlm 127)
4
1
2.
Proceeding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner
7
1 36 1 1
3.
Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm 311 – 312)
15
1 1
Makalah disajikan dalam Australia-Indonesia Workshop on Human Health, Including Infectious Diseases, Australian Government-Indonesian Government, Jakarta, 14 – 15 April
1
3.
Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Kesehatan dalam Pariwisata untuk Meningkatkan Kualitas Pariwisata dalam Rangka Visit Indonesia Year 2008, Denpasar, 24 Maret
1
4.
Makalah disajikan dalam Workshop Sehari Tantangan Penelitian Avian Influenza di Indonesia, Puslit Biologi & Bioteknologi LIPI, Jakarta, 4 September
2
5.
Makalah ini disajikan dalam “Competition for Resources in a Changing World: New Drive for Rural Development”, Tropentag, 7-9 Oktober
1
6.
Makalah Seminar Evaluasi Hasil Penelitian Avian Influenza, 19-20 Desember 2006, Deptan
8
7.
Makalah Seminar, 28 Februari 2008Workshop Avian Influenza : Assesment, Policy Responses and Socio Economics Impact
7
2.
9.
Makalah: Pertemuan Ilmiah 3-6 September 2008: Dies Natalis Universitas Udayana Regional Health Forum, XI (1): 17 - 23
10.
Rev Science Technology Off. International Epizootic, XXVII (3): 633-642
8.
11. 12.
13.
The 3rd Conference of University Rectors of Thailand and Indonesia. Bangkok 16 – 20 December 2007. APEC symposium in response to outbreaks of avian influenza and preparedness for human health emergency. San Francisco, California July 28-29, 2005. Asian-African Research Forum On Emerging and Re-Emerging Infection, December 15-16,2008 Sapporo Japan
Bangkok International Conference on Avian Influenza, Bangkok, Thailand, 23-25 January 2008 J. Proceeding 14.
14
Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. Prosiding Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Dalam Mendukung Usaha 5. ternak Unggas berdaya saing 6. Prosiding Lokakarya Nasional Penyakit Zoonosis 2005 K. Skripsi 1. Skripsi L. Tesis 1. Tesis M. Tidak ada keterangan 1. Tidak ada keterangan 4.
1 1 1 72 20 4
1 1 1 1 1
1 1
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
15
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
KUMPULAN ABSTRAK
1985 2001 2004 2005 2006 2007 2008
1 1985 1
Penelitian
Ronohardjo, Purnomo, dkk. 1985. The Identification and Distribution of Influenza A Virus in Indonesia. Buletin Penyakit Hewan, XVII (29): 249 – 257
The Identification and Distribution of Influenza A Virus in Indonesia Purnomo Ronohardjo, Soehardjo Hardjosworo, Soeratno Partoatmodjo, Masduki Partadiredja Research Institute for Veterinary Science dan University of Agriculture Bogor Kata Kunci: Avian Influenza, Virus, Identifikasi, Distribusi, Influenza A
18
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Ten influenza A virus isolates were obtained from seven domesticated ducks, and one each from a migrating pelican, a native wild parrot and man. Agar gel precipitation (AGP) test for typing, and haemagglutination inhibition (HI) and neuraminidase inhibition (NI) tests for subtyping were performed on the virus isolates . Besides, another AGP test using matrix (M) antigen of a locally isolated influenza A virus was also carried out to determine the influenza A antibody contents in the sera of birds and mammals qollected from several areas in Indonesia . The results showed that the nine virus isolates obtained from birds and one from human were all type A influenza. Two of the isolates from duck in Tangerang, West Java (Pro-38) and from the pelican (Pik-220) contained H4N6 subtype. The other duck isolates (Kdr-9,Kdr-l0,Kdr-11,K1-15,KI17 from Bali and Pro-40 from Bogor) and from the parrot (Nr) contained H4N2 subtype, while the one from man cantained H4 where its N was not identified yet. It was also shown that influenza A virus had a wide distribution in several areas of Indonesian and might infect poultry, such as improved and native chickens, ducks and muscovy ducks ; and wild cockatoes ; as well as horses, pigs and man. The infection rates in the intensive farms, such as improved chicken farms and piggeries were higher than those found in the extensive farms, such as small holding of native chickens and moscovy ducks . HI tests using several virus isolates for the detection of antibody contents against H4 showed that influenza A (H4N6) virus was commonly distributed in the Western while influenza A (H4N2) in the Eastern part of the Indonesian archipelago .
19
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
2 2001 1
Penelitian
Hernomoadi, L.Parede, dkk. 2001. Isolasi Avian Reovirus dari Kasus Kekerdilan pada Ayam Pedaging. Proceeding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner (hlm 687-694)
Isolasi Avian Reovirus dari Kasus Kekerdilan pada Ayam Pedaging
Avian Reovirus merupakan salah satu genus virus dengan bermacam manifestasi penyakit seperti radang sendi (viral arthritis/tenosynovitis), gejala kerdil (runting and stunting syndrome; IRSS), gangguan pernapasan, dan gangguan pencernaan, yang dikenal dengan malabsorption syndrome (gangguan penyerapan makanan). Tulisan ini melaporkan isolasi Avian Reovirus secara gambaran elektron mikroskopik dan re-isolasi sebagai agen penyebab kekerdilan pada ayam broiler. Hasil serologi enam sampel yang diuji secara ELISA dan AGP menunjukkan reaksi silang dengan antibodi positif Reovirus, dan dua Antibodi dari isolat lokal. Laju hambat pertumbuhan mencapai 23,4% sewaktu dilakukan infeksi buatan pada ayam pedaging.
L.Parede Hernomoadi, T. Syafriati, S.M.Noor dan S.Wahyuwardani Balai Penelitian Veteriner Kata Kunci: Avian Influenza, Reovirus, Ayam Pedaging, Kekerdilan, Isolasi
20
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
21
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
3 2004 13
Penelitian
Nugroho, Eko Prasetiyo. 2004. Analisis Dampak Flu Burung (Avian Influenza) terhadap Pendapatan Tunai Para Peternak Rakyat Ayam Broiler di Kabupaten Bogor. Bogor: Skripsi Fapet-IPB
Analisis Dampak Flu Burung (Avian Influenza) terhadap Pendapatan Tunai Para Peternak Rakyat Ayam Broiler di Kabupaten Bogor Eko Prasetiyo Nugroho Departemen Sosial Ekonomi Industri Peternakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor Kata Kunci: Avian influenza, dampak, ayam broiler
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan peternak rakyat ayam broiler di Kabupaten Bogor mengenai wabah flu burung (AI) dan mengetahui dampak wabah flu burung (AI) terhadap pendapatan peternak rakyat ayam broiler di Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bogor selama satu bulan, yaitu sejak tanggal 15 Maret – 15 April 2004 dengan metode multistage cluster random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 55 orang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang bersifat kuantitatif dan kualitatif, yang meliputi kuesioner dan laporan tahunan dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. Data diolah dengan menggunakan MS Excel 2000. Analisis data yang digunakan adalah analisis arus uang tunai. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kabupaten Bogor terdapat dua bentuk usaha peternakan ayam broiler, yaitu usaha peternakan yang berbentuk kemitraan dan usaha peternakan yang berbentuk mandiri. Cukup banyak peternak rakyat ayam broiler di Kabupaten Bogor, yaitu peternak plasma (66,67%) dan peternak mandiri (68,00%) yang tidak mengetahui penyakit AI tersebut. Pada umumnya para peternak plasma dan peternak mandiri hanya mengetahui satu cara penularan (33,34%) dan tiga cara penularan (12,00%). Apabila usaha peternakan ayam broilernya terkena penyakit AI, maka peternak plasma (46,34%) memilih berhenti berproduksi untuk sementara waktu (dua periode), sedangkan para peternak mandiri (60,00%) memilih untuk terus berproduksi. Pada peternakan plasma (3,33%) dan mandiri (8,00%) yang terkena penyakit AI, semua gejala klinis tersebut ditemukan pada ayam broiler mereka sedangkan pada peternakan plasma (96,67%) dan mandiri (92,00%) yang tidak terkena penyakit AI, ada beberapa gejala klinis yang ditemukan. Adapun bentuk dari penanggulangan yang dilakukan oleh para peternak plasma (3,33%) dan peternak mandiri (8,00%) adalah melakukan depopulasi (pemusnahan unggas selektif) di peternakan tertular yang dilakukan dengan cara membakar dan mengubur ayam broiler yang mati (disposal). Pada umumnya para peternak plasma (50,00%) dan mandiri (68,00%) di Kabupaten Bogor tidak melakukan tindakan apapun untuk mencegah agar ternak dan mereka tidak terserang penyakit AI. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kabupaten Bogor terdapat 11 kecamatan/daerah tertular, 17
22
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
23
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
daerah terancam, dan 4 daerah bebas. Pada umumnya, para peternak plasma (3,33%) dan peternak mandiri (8,00%) melakukan tindakan pemberantasan penyakit AI dengan cara membakar dan mengubur ayam yang sudah mati atau telah terkontaminasi oleh virus AI. Pada peternakan plasma, pendapatan tunai tertinggi terjadi pada periode pertama (sebelum AI), yaitu sebesar Rp. 25.142.680,00/periode, sedangkan pendapatan tunai terendah terjadi pada periode kelima (sesudah AI), yaitu mengalami kerugian sebesar Rp. 32.476.046,42. Selama tujuh periode terakhir para peternak plasma mengalami kerugian sebesar Rp. 41.596.340,81. Pendapatan tunai para peternak mandiri pada tujuh periode terakhir cenderung turun. Pada peternakan mandiri pendapatan tunai tertinggi terjadi pada periode pertama (sebelum AI), yaitu sebesar Rp. 25.966.450/ periode, sedangkan pendapatan tunai terendah terjadi pada periode keenam (sesudah AI), yaitu mengalami kerugian sebesar Rp. 48.925.803,35/periode. Selama tujuh periode terakhir para peternak mandiri mengalami kerugian sebesar Rp. 24.598.270,01.
4 Yuliawati, Sri. 2004. Pengaruh Flu Burung terhadap Perilaku Pembelian Produk Perikanan oleh Mahasiswa IPB di Sekitar Kampus IPB Dramaga, Bogor. Bogor: Skripsi Faperikan-IPB
Pengaruh Flu Burung terhadap Perilaku Pembelian Produk Perikanan oleh Mahasiswa IPB di Sekitar Kampus IPB Dramaga, Bogor
Dalam penelitian ini satuan kasus yang diteliti adalah mahasiswa IPB. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak flu burung terhadap perilaku pembelian produk perikanan oleh mahasiswa IPB dan menganalisa faktorfaktor yang mempengaruhinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada mahasiswa IPB, flu burung tidak menyebabkan terjadi pergantian konsumsi daging ayam oleh produk perikanan. Walaupun ada kasus flu burung namun daging ayam masih relatif aman untuk dikonsumsi asalkan dimasak diatas suhu 800C. Adapun produk perikanan hanyalah variasi makanan saja bukan pengganti daging ayam karena daging ayam masih tetap menjadi menu favorit daripada ikan. Berdasarkan uji Chi Square pada taraf 90% didapatkan bahwa yang mempengaruhi secara nyata terhadap frekuensi pembelian produk perikanan adalah pengetahuan gizi ikan, sedangkan dampak flu burung, motivasi, prestise, dan pengaruh kelompok acuan tidak berpengaruh secara nyata terhadap frekuensi pembelian produk perikanan.
Sri Yuliawati Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi PerikananKelautan Departemen Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan Institut Pertanian Bogor Kata Kunci: Avian influenza, perilaku, perikanan
24
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
25
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
5 Darminto, dkk. 2004. Deteksi Virus Avian Influenza Subtipe H5N1 pada Organ Ayam yang Terserang Flu Burung Sangat Patogenik di Jawa Timur dan Jawa Barat dengan Teknik Imunohistokimia. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, IX (3): 197 – 203
Deteksi Virus Avian Influenza Subtipe H5N1 pada Organ Ayam yang Terserang Flu Burung Sangat Patogenik di Jawa Timur dan Jawa Barat dengan Teknik Imunohistokimia R. Damayanti, N.L.P. I. Dharmayanti, R. Indriani, A. Wiyono, dan Darminto
Penelitian ini dilakukan untuk mendeteksi antigen virus H5N1 yang menyebabkan wabah flu burung sangat patogenik (HPAI) pada sejumlah peternakan ayam di Jawa Timur dan Jawa Barat. Metode ini dipakai karena dengan pewarnaan histopatologi konvensional, yakni hematoksilin-eosin (H&E), antigen tersebut tidak dapat dideteksi pada jaringan organ. Teknik pewarnaan imunohistokimia ini diaplikasikan terhadap sejumlah organ ayam yang dikoleksi dari peternakan di Jawa Timur dan Jawa Barat, pada saat terjadi wabah flu burung sangat patogenik pada bulan September– Oktober 2003. Sejumlah spesimen organ ayam diproses sebagai preparat histopatologi dan jaringan organ yang diduga mengandung virus flu burung direaksikan dengan antisera kelinci anti H5N1 dan avidin biotin kompleks peroksidase. Antigen yang terdapat pada jaringan organ ayam dapat divisualisasikan dengan penambahan pewarna/substrat Amino Ethyl Carbazole (AEC) yang menghasilkan warna coklat kemerahan. Teknik pewarnaan ini terbukti sangat cepat dan akurat untuk mengkonfirmasi diagnosis pada preparat histopatologi dan membuktikan bahwa hewan terinfeksi oleh virus flu burung galur H5N1. Dari kedua lokasi wabah di Jawa Barat maupun Jawa Timur, antigen H5N1 dapat dideteksi dengan sangat jelas pada kulit pial, jengger dan kaki, otak, trakhea, paru-paru, jantung, proventrikulus, hati, limpa, ginjal dan ovarium.
6 Dharmayanti, NLPI, dkk. 2004. Identifikasi Virus Avian Influenza Isolat Indonesia dengan Reverse Transcriptase– Polymerase Chain Rection (RTPCR). Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, IX (2): 136 – 143
Identifikasi Virus Avian Influenza Isolat Indonesia dengan Reverse Transcriptase– Polymerase Chain Rection (RT-PCR) NLP. I. Dharmayanti, R. DamayantI, A. Wiyono, R. Indriani dan Darminto Balai Penelitian Veteriner
Wabah penyakit avian influenza di Indonesia yang dilaporkan pada awal bulan September 2003 menimbulkan kematian yang sangat tinggi pada unggas terutama ayam petelur di Pulau Jawa, Sumatra dan Bali. Dari wabah tersebut telah berhasil diisolasi virus yang sangat patogen dan berdasarkan uji rapid, HA, HI dan AGPT diketahui merupakan virus avian infuenza. Isolat tersebut perlu untuk dikarakterisasi lebih lanjut. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi yakni menentukan subtipe isolat virus penyebab wabah di lapang dengan uji RT-PCR dengan menggunakan primer Matrix, H7 dan H5. Hasil uji RT-PCR dengan primer Matrix menunjukkan bahwa isolat yang berasal dari ayam petelur yaitu isolat Jawa Timur 1 dan isolat Jawa Timur 2, isolat Jawa Barat 1, Jawa Barat 2, Jawa Barat 3, Jawa Barat 4, Jawa Barat 5 dan Jawa Barat 6 dapat diamplifikasi dan menghasilkan amplikon sebesar 200-300 basepairs (bp). Sedangkan uji RT-PCR dengan primer H5 dan H7 menunjukkan bahwa semua isolat tidak teramplifikasi dengan primer H7 tetapi semua isolat dapat diamplifikasi dengan primer H5 dan menghasilkan amplikon sebesar 500-600 bp. Oleh karena itu disimpulkan bahwa wabah penyakit di Jawa Timur dan Jawa Barat yang telah banyak menimbulkan kematian pada unggas disebabkan oleh virus avian influenza dengan subtipe H5.
Kata Kunci: Avian Influenza, Virus, RT-PCR, Ayam Petelur, Identifikasi
Balai Penelitian Veteriner Kata Kunci: Avian Influenza, Ayam, Jawa Timur, Imunohistokimia, antigen
26
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
27
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
7 Indriani, R, dkk. 2004. Deteksi Respon Antibodi dengan Uji Hemaglutinasi Inhibisi dan Titer Proteksi terhadap Virus Avian Influenza Subtipe H5N1. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, IX (3): 204 – 209
Deteksi Respon Antibodi dengan Uji Hemaglutinasi Inhibisi dan Titer Proteksi terhadap Virus Avian Influenza Subtipe H5N1 Risa Indriani, N. L. P. I. Dharmayanti, A. Wiyono, Darminto dan L. Parede Balai Penelitian Veteriner Kata Kunci: Avian Influenza, Antibodi, Hemaglutinasi, Titer, Virus
Penelitian tentang deteksi respon antibodi dengan uji hemaglutinasi inhibisi (HI) dan titer proteksi terhadap virus avian influenza subtipe H5N1 telah dilaksanakan di Balai Penelitian Veteriner. Sebanyak 50 ekor ayam kampung (dan 50 ekor sebagai kontrol) dan 30 ekor burung puyuh disuntik intramuskular dengan virus AI H5N1 subtipe isolat lokal. Sampel serum diambil 3 minggu pasca vaksinasi dan diuji dengan HI. Hubungan antara titer antibodi dan proteksinya terhadap virus AI subtipe H5N1 isolat lokal ditetapkan dengan cara hewan percobaan ditantang dengan virus AI subtipe H5N1 isolat lokal. Uji HI selanjutnya digunakan untuk mengukur titer serum lapang yang telah divaksinasi dengan vaksin beradjuvan komersial, yakni yang berasal dari 48 ekor ayam kampung di Kabupaten Bekasi, Tangerang dan Bogor, serta 96 burung puyuh quails dari dua peternakan di Kota dan Kabupaten Sukabumi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ayam kampung dan burung puyuh 3 minggu setelah vaksinasi telah memberikan respon antibodi terhadap virus AI subtipe H5N1, dan berdasarkan hasil uji tantang yang dilakukan ternyata pada titer ≥ 3 log 2 merupakan titer proteksi ayam kampung dan burung puyuh terhadap infeksi virus AI subtipe H5N1. Berdasarkan titer proteksi ini, maka sampel lapang berupa serum ayam yang berasal dari Kabupaten Tangerang, Bekasi dan Bogor menunjukkan proteksi masing-masing 50, 100 dan 85%. Sementara itu, sampel lapang berupa serum burung puyuh yang berasal dari Kota dan Kabupaten Sukabumi menunjukkan proteksi masing-masing 60-100% dan 0-80%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian ini telah berhasil menetapkan titer proteksi ayam kampung dan burung puyuh terhadap infeksi virus AI subtipe H5N1 isolat lapang sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menganalisis hasil pelaksanaan program vaksinasi dalam rangka eradikasi AI di Indonesia.
28
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
8 Mahardika, IGNK, dkk. 2004. Isolasi Virus Avian Influenza Patogenik pada Ayam Kampung di Bali. Jurnal Veteriner, V (4): 145 – 148
Isolasi Virus Avian Influenza Patogenik pada Ayam Kampung di Bali IGNK Mahardika, M Sibang, M Suamba, KA Adnyana, NMS Dewi, KA Meidiyanti, YA Paulus Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Bali
Isolasi virus avian influenza (AI) pada ayam kampung di Bali dilaporkan dalam studi kasus ini. Kasus dimaksud terjadi pada ayam kampung milik seorang peternak di Desa Kerobokan, Kota Madya Denpasar pada tanggal 16 Juni 2004 yang menunjukkan gejala tidak mau makan dan minum, bulu kusam, lemah, pucat, inkoordinasi dan kepala menunduk. Pada bedah bangkai ditemukan pendarahan titik atau menyebar di bawah kulit, trakea dan paru-paru, proventrikulus dan seka tonsil. Suspensi material paru-paru, seka-tonsil, dan otak ayam contoh diinjeksikan pada ruang alantois telur ayam bertunas umur 10 hari. Sekitar 20 jam pasca injeksi semua embrio telah mati dan mengalami pendarahan seluruh tubuh serta membrannya. Aktivitas hemaglutinasi dapat dideteksi dari cairan alantois dengan uji hemaglutinasi (haemagglutination assay/HA). Aktivitas tersebut dapat dihambat oleh antibodi standar terhadap AI tetapi tidak dapat oleh antibodi terhadap ND dengan menggunakan teknik hambatan hemaglutinasi (haemaglutination inhibition/HI) yang baku. Hasil tersebut menunjukkan bahwa agen yang terlibat adalah virus HPAI. Pengujian dari agen tersebut untuk dijadikan sebagai bibit untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.
Kata Kunci: Avian Influenza, Virus, Ayam Kampung, Bali, Isolasi
29
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
9 Miswati, Y, dkk. 2004. Monitoring dan Surveilans Penyakit Avian Influenza di Regional II Tahun 2004. Buletin Informasi Kesehatan Hewan, VI (68): 1 – 12
Monitoring dan Surveilans Penyakit Avian Influenza di Regional II Tahun 2004 Yuli M, Harry Besar S, Vera O, Ros Purnama, Kartini, Rubama, Desmira, Daniel F Kata Kunci: Avian Influenza, Surveilans, Ayam, Serum, Vaksinasi
Pada tahun 2004 telah dilakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel berupa serum ayam, organ, dan swab kloaka dan laring yang berasal dari propinsi Sumatera Barat (serum 1008 sampel, organ 27 sampel, swab 123 sampel), propinsi Riau (serum 573 sampel, organ 9 sampel, swab 89 sampel), dan propinsi Jambi (serum 474 sampel, organ 7 sampel, swab 47 sampel). Pengujian yang dilakukan adalah mengukur titer antibodi terhadap Avian Influenza H5N1 dan H5N9 dengan metode HA-HI test, isolasi virus AI dengan metode ITET, AGID, Uji Biologis, IVPI dan PCR. Identifikasi virus avian influenza dilakukan dengan menggunakan antiserum H5N1, H5N2, H7N1, dan H9N2. Dari pemeriksaan didapat hasil untuk propinsi Sumatera Barat, titer antibody AI tinggi 1,59%, titer antibody AI rendah 1,39%, positif virus AI 8,0%. Untuk propinsi Riau, titer antobody AI tinggi 0%, titer antibody AI rendah 0%, positif virus AI 1,02%. Untuk propinsi Jambi, titer antibody AI tinggi 2,53%, titer antibodi AI rendah 4,43%, positif virus AI 0%. Hasil identifikasi virus dengan uji HI selain ditemukan virus AI H5N1 juga ditemukan virus AI H5N2 dan H7N1 yang kemungkinan disebabkan adanya reaksi silang. Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa penyakit Avian Influenza telah menyerang ayam di propinsi Sumatera Barat yakni di Kota Pariaman, kota Bukittinggi, Kab. 50 kota, Kab. Tanah Data, dan Kab. Padang Pariaman. Adanya titer antibody dari serum yang diperiksa merupakan hasil vaksinasi yang dilakukan oleh peternak.
10 Miswati, Y, dkk. 2004. Uji Patogenesitas Beberapa Isolat Virus Avian Influenza dengan Penghitungan Indeks Patogenesitas Intravena (Intravenous Pathogenecity Index). Buletin Informasi Kesehatan Hewan, VI (69): 5–9
Uji Patogenesitas Beberapa Isolat Virus Avian Influenza dengan Penghitungan Indeks Patogenesitas Intravena (Intravenous Pathogenecity Index) Yuli M, Harry Besar S, Sodirum, Ros Purnama, Kartini, Rubama, Desmira
Telah dilakukan percobaan uji patogenesitas beberapa isolat virus Avian Influenza (AI) dengan penghitungan indeks patogenesitas intravena. Isolat virus AI yang diuji berasal dari spesimen ayam buras, ayam arab, dan ayam petelur dari Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kabupaten 50 kota, dan Kabupaten Tanah Datar. Kejadian penyakit pada ayam rata-rata menunjukkan kematian mendadak yang menyerang pada umur dara dan dewasa dengan gejala klinis pial merah sampai kebiruan dan sangat edematous, keluar lendir kental dari mulut dan hidung, lakrimasi pada mata. Berdasarkan data di lapangan, kasus kematian unggas yang tinggi diduga penyebabnya oleh virus AI dengan patogenesitas tergolong highly. Pada percobaan ini tiap kelompok ayam disuntik dengan satu jenis isolat berupa cairan alantois dengan titer virus lebih besar dari 16 HAU, sebanyak 0,1ml secara intravena. Setelah 24 jam dilakukan pengamatan terhadap gejala klinis yang terlihat dan diberi nilai. Pengamatan dilakukan setiap hari selama 10 hari. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tiap isolat yang diujicobakan pada ayam menyebabkan kematian 10 dari 10 ekor ayam dalam waktu satu hari. Ayam menunjukkan gejala yang sama seperti kejadian di lapangan. Berdasarkan data hasil percobaan, nilai indeks patogenesitas intravena semua isolat virus AI lebih besar dari 1,2 dan disimpulkan bahwa patogenesitasnya tergolong highly.
Kata Kunci: Avian Influenza, Patogenesitas, Intravena, Ayam, isolat
30
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
31
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
11 Pudjiatmoko, dkk. 2004. Identifikasi Subtipe Virus Avian Influenza Isolat Legok Menggunakan Polymerase Chain Reaction. Buletin Pengujian Mutu Obat Hewan, X:1–4
Identifikasi Subtipe Virus Avian Influenza Isolat Legok Menggunakan Polymerase Chain Reaction
Laboratorium virologi Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan telah mengisolasi virus avian influenza yang berasal dari ayam dengan gejala klinis kelainan saluran pernapasan, dari peternakan ayam layer di Legok, Tangerang. Gejala penyakit yang ditimbulkan menyerupai penyakit avian influenza. Isolat virus diidentifikasi menggunakan RT-PCR dengan sepasang primer NP-1200f dan NP-1529r yang dapat mengamplifikasi gen Nukleoprotein (NP) dari semua virus influenza dari unggas, manusia, babi, dan kuda serta menggunakan 15 pasang primer HI-15 yang dapat mengamplifikasi gen Hemaglutinin (HA) dari subtipe virus avian influenza. Hasil RT-PCR memperlihatkan kedua gen dari virus isolat Legok tersebut dapat teramplifikasi menggunakan pasangan primer NP-1200f dan NP-1529r, dan dengan pasangan primer H5-131f dan H5-580r. Hasil ini menunjukkan bahwa isolat Legok termasuk virus AI subtipe H5N1.
12 Samkhari, dkk. 2004. Kejadian Wabah Avian Influenza di Pulau Jawa 2004. Buletin Laboratorium Veteriner, III (2): 9 – 15
Kejadian Wabah Avian Influenza di Pulau Jawa 2004 Samkhari, Sri Mulyono, dan Sri Niati Kata Kunci: Avian Influenza, Jawa, Wabah, Unggas, Penyebaran
Pudjiatmoko, Bahruddin Syahroni Hasibuan, Sri Murni Astuti, Emilia, dan Enuh Raharjo Jusa
Kematian unggas akibat penyakit yang mewabah di Pulau Jawa terjadi sejak pertengahan tahun 2003 dan mencapai puncaknya pada Februari 2004, penyakit tersebut pertama di sidik oleh Tim Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Regional IV Jogjakarta pada bulan Oktober di daerah Kabupaten Wonosobo, Propinsi Jawa Tengah, yang berasal dari Ayam Buras, juga terdapat kiriman contoh dari Kabupaten Kendal dan Semarang, setelah diadakan Isolasi dengan Inokulasi TAB, penyebab kematian diduga karena Velogenic Viscerotropic Newcastle Disease (VVND). Pada bulan Januari isolatisolat lapangan tersebut dilakukan pengujian dengan anti serum influenza Tipe A Subtipe H5 yang diduga sebagai penyebab Avian Influenza. Awal tahun 2004 sampai April 2004 Avian Influenza mewabah ke daerah Jawa Barat (Purwakarta, Majalengka, dan Tasikmalaya), Jawa Tengah (Pekalongan, Surakarta, Boyolali, Sragen, Brebes, Kendal, Magelang, dan Wonogiri), D.I Jogjakarta (Sleman, Bantul, Kulonprogo, dan Gunung Kidul), Jawa Timur (Blitar, Malang, Madiun, Ngawi, dan Pacitan), walau secara formal di Propinsi Banten dan DKI Jakarta tidak ada kiriman contoh, tetapi secara informal juga telah merambah di semua Propinsi di Pulau Jawa.
Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan Bogor Kata Kunci: Avian Influenza, Legok, RT-PCR, Ayam, Virus
32
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
33
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
13 Wiyono, Agus, dkk. 2004. Isolasi dan Karakterisasi Virus Highly Pathogenic Avian Influenza Subtipe H5 dari Ayam Asal Wabah di Indonesia. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, IX (1): 61 – 71
Isolasi dan Karakterisasi Virus Highly Pathogenic Avian Influenza Subtipe H5 dari Ayam Asal Wabah di Indonesia Agus Wiyono, R. Indriani, N.L.P.I. Dharmayanti, R. Damayanti, l Parede, T. Syafriati dan Darminto Balai Penelitian Veteriner Kata Kunci: Avian Influenza, Ayam, Karakterisasi, Sampel, Uji
Penelitian mengenai isolasi dan karakterisasi virus Highly Pathogenic Avian Influenza dari ayam asal wabah di Indonesia telah dilaksanakan di Balai Penelitian Veteriner. Wabah penyakit unggas sangat patogenik telah terjadi di Indonesia sejak bulan Agustus 2003 menyerang ayam petelur komersial, pedaging, burung puyuh, dan burung unta serta ayam buras dengan gejala klinis antara lain kebiruan pada jengger dan pial, leleran hidung dan hipersalivasi, ptechiae subkutan pada kaki dan paha, diarre dan kematian tinggi yang mendadak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi agen penyebab wabah penyakit unggas. Untuk itu, dari ayam yang sedang terkena wabah penyakit unggas dikoleksi sampel berupa serum, folikel bulu, swab trakhea, dan organ berupa proventrikulus, usus, caecal tonsil, trakhea dan paru-paru. Sampel serum diuji haemaglutination/ haemaglutination inhibition (HA/HI) terhadap virus Newcastle Disease (ND) dan Egg Drop Syndrome (EDS) untuk mengetahui status kesehatan pada flok tertular. Isolasi virus penyebab wabah penyakit dilaksanakan terhadap sampel folikel bulu, swab trakhea dan organ menggunakan telur specific pathogen free (SPF) tertunas berumur 11 hari. Virus selanjutnya dikarakterisasi dengan agar gel precipitation test menggunakan antisera referens swine influenza dan dengan uji HI menggunakan referens antisera H1 hingga H15, dan dengan pemeriksaan menggunakan mikroskop elektron. Patogenitas isolat virus diuji dengan intravenous pathogenicity index (IVPI) test dan dengan diinfeksikan pada biakan sel primer Chicken Embryo Fibroblast tanpa penambahan tripsin. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa agen penyebab wabah penyakit unggas di Indonesia adalah virus avian influenza subtipe H5 berdasarkan uji serologi, isolasi dan karakterisasi virus menggunakan antisera referen swine influenza dan dengan pemeriksaan mikroskop elektron. Sedangkan berdasarkan hasil karakterisasi dengan menggunakan antisera referen H1 hingga H15 menunjukkan bahwa kemunginan besar subtipe virus avian influenza tersebut adalah H5N1. Uji patogenitas terhadap isolat virus menunjukkan bahwa virus tersebut sangat patogen pada hewan percobaan. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa agen penyebab wabah penyakit pada unggas di Indonesia adalah virus avian influenza subtipe H5. Hasil penelitian ini merupakan dasar bagi pelaksanaan penelitian lainnya seperti penelitian pengembangan uji serologi dan pengembangan vaksin. Langkah Pemerintah Indonesia untuk melaksanakan program vaksinasi dengan menggunakan biang virus
yang homolog untuk penanggulangan wabah merupakan keputusan yang tepat namun langkah tersebut harus diikuti dengan surveilen dan monitoring dinamika virus yang terprogram dan terkoordinir secara nasional.
34
35
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
14 Damayanti, R, dkk. 2004. Gambaran Klinis dan Patologis pada Ayam yang Terserang Flu Burung Sangat Patogenik (HPAI) di Beberapa Peternakan di Jawa Timur dan Jawa Barat. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, IX (2): 128 – 135
Gambaran Klinis dan Patologis pada Ayam yang Terserang Flu Burung Sangat Patogenik (HPAI) di Beberapa Peternakan di Jawa Timur dan Jawa Barat R. Damayanti, NLP. I. Dharmayanti, R. Indriani, A. Wiyono dan Darminto Balai Penelitian Veteriner Kata Kunci: Flu Burung, Ayam, Jawa, Klinis, Patologis
Penelitian ini dilakukan dalam rangka mempelajari kasus wabah penyakit menular pada ayam di sejumlah peternakan di Jawa Timur dan Jawa Barat pada bulan September-Oktober 2003. Di Jawa Timur telah dikunjungi enam buah peternakan di Kabupaten Surabaya, Malang dan Blitar dengan populasi terdiri dari ayam petelur (breeder dan komersial) dan pedaging breeder dengan populasi berkisar antara 14.000-80.000 dan berumur 17-70 minggu. Sementara itu, di Jawa Barat kunjungan dilaksanakan di lima buah peternakan di Kabupaten Bekasi, Bogor dan sekitarnya, meliputi jenis petelur komersial dan pedaging breeder, dengan jumlah populasi 3.000-16.000 dan berumur 11-53 minggu. Pengamatan dilakukan terhadap gejala klinis penyakit dan sejumlah organ telah dikoleksi untuk pemeriksaan patologi anatomi (PA) dan histopatologi (HP). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa cyanosis (kebiruan) pada pial dan jengger, petekhi subkutan pada kaki, eksudat cair dari rongga hidung dan kematian mendadak yang beruntun dalam jumlah besar merupakan tanda klinis konsisten yang ditemukan. Secara PA terdapat cyanosis pada pial dan jengger, petekhi pada sub kutan kaki, perdarahan pada otot dada dan paha, trakhea, paru-paru, petekhi pada epikardium, myokardium dan proventrikulus, perdarahan dan nekrosis pada hati dan perdarahan pada ovarium. Gambaran HP yang diamati antara lain berupa perdarahan dan peradangan non supuratif pada otak, kulit (pial, jengger, kaki), otot dada, trakhea, jantung, paru-paru, proventrikulus, hati, ginjal dan ovarium sedangkan vaskulitis terutama ditemukan pada otak, kulit dan ginjal. Berdasarkan gambaran epidemiologis, klinis dan patologis dapat disimpulkan bahwa wabah penyakit unggas yang terjadi di Jawa Timur dan Jawa Barat sangat menunjang pada diagnosis flu burung yang sangat patogenik.
36
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
15 Situngkir, Hokky. 2004. Epidemiology Through Cellular Automata Case Of Study: Avian Influenza In Indonesia. Bandung: Dept. Computational Sociology Bandung Fe Institute
This paper performs the utilization of cellular automata computational analysis as the dynamic model of spatial epidemiology. Here, explored elementary aspects of cellular automata and its application in analyzing contagious disease, in this case avian influenza disease in Indonesia. Computational model is built and mapbased simulation is performed using several simplified data of such transportation through sea in Indonesia, and its accordance with poultries in Indonesia, with initial condition of notified avian influenza infected area in Indonesia. The initial places are Pekalongan, West Java, East Java, and several regions in Sumatera. The result of simulation is showing the spreading-rate of influenza and in simple way and describing possible preventive action through isolation of infected areas as a major step of preventing pandemic.
Epidemiology Through Cellular Automata Case Of Study: Avian Influenza in Indonesia Hokky Situngkir Dept. Computational Sociology Bandung Fe Institute Kata Kunci: epidemiology, cellular automata, spatial model, avian influenza, Indonesia
37
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
16 2005 16
Penelitian
Martindah, Eny, dkk. 2005. Analisis Kebijakan Penanganan Penyakit Avian Influenza di Indonesia. Bogor: Litbang Peternakan
Analisis Kebijakan Penanganan Penyakit Avian Influenza di Indonesia Eny Martindah, Imas Sri Nurhayati, Atien Priyanti, Desmayati Zainuddin, Bambang Setiadi, Ismeth Inounu, Sjamsul Bahri, Agus Wiyono, Abdul Adjid, dan Kusuma Dwiyanto Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan & Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kata Kunci: Avian influenza, kebijakan
Untuk mengamati pelaksanaan penerapan sembilan langkah pencegahan pengendalian dan pemberantasan penyakit AI pada kondisi lapang, telah dilaksanakan studi kasus pada wilayah-wilayah dalam kategori outbreak dan daerah produsen ternak. Lokasi contoh studi kasus dilaksanakan di Kabupaten dan Kota Sukabumi (Jawa Barat), Kabupaten Tangerang (Banten), Kabupaten Blitar dan Kediri (Jawa Timur), Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar (Riau), Kota Jambi dan Kabupaten Batanghari (Jambi), serta Kota Medan dan Kabupaten Binjai (Sumatera Utara). Dalam studi kasus tersebut dilaksanakan survey lapang menggunakan metode RRA (Rapid Rural Appraisal) dengan alat Bantu kuesioner semistruktural yang dipersiapkan sebelumnya. Data dan informasi lapang yang terkumpul dianalisis secara deskriptif, informasi, dan masukan dari narasumber dan lembaga terkait juga dijaring melalui kegiatan lokakarya serta diskusi internal dan eksternal. Sumber dana studi ini berasal dari PAATP. Hasil analisis kebijakan penyakit AI di Indonesia dapat disimpulkan bahwa : 1) penerpaan sembilan langkah strategis telah dilaksanakan dengan baik pada sektor 1 dan 2, namun masalah dan kendala masih ditemui pada sektor 3 dan 4. untuk mengatasi masalah tersebut perlu dipertimbangkan adanya peraturan Pemerintah (PP) tentang pola usaha/sistem pemeliharaan ternak unggas termasuk unggas kesayangan 2) perlu menata kembali kebijakan bagi backyard farm (sektor 4) dan strategi untuk meningkatkan cakupan vaksinasi pada sektor 4 3) perlu pengkajian mendalam mengenai vaksinasi atau tindakan lain terhadap unggas air dan burung kesayangan yang dipelihara di rumah tangga 4) perlu adanya suatu ketetapan dalam hal penegakan hukum yang terkait dengan penerapan beberapa program teknis seperti strategi stamping out di daerah tertular baru strategi depopulasi selektif di daerah endemis yang ditetapkan dengan diagnosa cepat. Untuk melaksanakan kedua strategi ini diperlukan dana kompensasi yang layak dan memadai disertai fasilitas kemudahan dalam akses pencairan dana 5) dalam hal uji cepat untuk penggunaan kit komersial
38
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
39
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
masih perlu dibandingkan dengan uji standar OIE 6) dalam melaksanakan penerapan strategi vaksinasi perlu dipertimbangkan untuk menggunakan master seed LPAI misalnya H5N2 atau H5N lainnya yang bukan HPAI (H5N1) 7) perlu pemikiran untuk menurunkan pencemaran virus (virus load) di lingkungan dengan cara yang efisien dan efektif 8) perlu komitmen yang kuat dari instansi yang berwenang (penegakan aturan) dalam melaksanakan pengawasan lalu lintas ternak terutama dalam mengeluarkan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) 9) peningkatan aspek promosi yang berkelanjutan, bukan hanya pada saat terjadinya wabah penyakit 10) diperlukan koordinasi yang lebih baik antar instansi terkait (Departemen Pertanian, Kesehatan, dan Pemerintah Daerah) dalam upaya mencapai sinergis yang kuat dan konduksif untuk menangani penyakit AI (flu burung). Pemerintah dan instansi terkait merumuskan sinergi kebijakan pusat dan daerah dalam rangka mengoptimalisasi sosialisasi gerakan TUMPAS AI.
17 Ikhsan, Benil. 2005. Peran Sektor Peternakan Unggas dan Dampak Flu Burung terhadap Kinerja Sektor Ekonomi di Indonesia (Analisis InputOutput). Bogor: Skripsi Faperta-IPB
Peran Sektor Peternakan Unggas dan Dampak Flu Burung terhadap Kinerja Sektor Ekonomi di Indonesia (Analisis Input-Output) Benil Ikhsan Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Kata Kunci: Avian influenza, dampak, kinerja
40
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Tujuan penelitian ini yaitu 1) menganalisis besarnya peranan sektor peternakan unggas terhadap perekonomian Indonesia dalam pembentukan struktur permintaan dan struktur penawaran, struktur konsumsi, struktur investasi, struktur ekspor dan impor, struktur nilai tambah bruto, 2) mengetahui besarnya nilai keterkaitan sektor peternakan unggas dengan sektorsektor lain, 3) mengetahui besarnya indeks daya penyebaran sektor peternakan unggas dengan sektor ekonomi lain, 4) mengetahui besarnya efek pengganda yang ditimbulkan sektor ekonomi di Indonesia, 5) menganalisis dampak flu burung terhadap sektor peternakan unggas dan sektor-sektor ekonomi lain di Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2005. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa Tabel Input-Output tahun 2000 dalam bentuk Tabel Transaksi Domestik Atas Dasar Harga Produsen, kemudian diagregasi menjadi 18 sektor yang berkaitan dengan sektor peternakan unggas lalu diolah menggunakan software eviews 4.1 dan Microsoft Excell. Berdasarkan hasil analisis Tabel Input-Output Indonesia tahun 2000 tentang dampak flu burung terhadap perekonomian di Indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) peranan sektor peternakan unggas Indonesia terhadap perekonomian Indonesia output sebesar 1.32 persen, 2) nilai keterkaitan sektor peternakan unggas tertinggi ke depan dengan sektor peternakan non unggas dan nilai keterkaitan ke belakang tertinggi dengan sektor industri pakan ternak, 3) nilai daya penyebaran menunjukkan sektor peternakan unggas lebih mendorong pertumbuhan sektor hulunya dibandingkan sektor hilirnya, 4) dilihat dari nilai multiplier bahwa sektor peternakan unggas memiliki peranan yang cukup baik dalam peningkatan output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja, 5) dampak flu burung yang menurunkan permintaan terhadap permintaan unggas sebesar 50% akan mengurangi total output perekonomian Indonesia sebesar Rp. 34,48 trilyun 1,32% dari total outputnya, pendapatan berkurang sebesar Rp. 7,06 trilyun atau 1,37% dari total pendapatan dan mengurangi penyerapan tenaga kerja sebesar 1.644.356 orang atau 1,74% dari total tenaga kerja.
41
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
18 Abdurakhman. 2005. Perbandingan Prevalensi Infeksi Virus Influenza H5 Pada Feses Itik Asal Jawa Timur Dan Bali Yang Dipotong Di Tempat Pemotongan Itik Di Jalan Gatot Soebroto Denpasar. Bali: Skripsi FKH Udayana
Perbandingan prevalensi infeksi virus influenza H5 pada feses itik asal jawa timur dan bali yang dipotong di tempat pemotongan itik di jalan gatot soebroto denpasar
Dalam epidemiologi VAI itik dikenal sebagai penyimpan dan pembawa virus (reservoir) yang penting termasuk bagi subtipe yang sangat patogenik H5N1. Informasi ilmiah tentang peran ini di Indonesia tidak tersedia. Tujuan penelitian ini adalah sebagai studi pendahuluan mengenai perbandingan prevalensi infeksi VAI-H5 pada itik asal Jawa Timir dan Bali yang di potong di tempat pemotongan itik di Jalan Gatot Soebroto Denpasar. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil specimen usapan kloaka itik asal jawa timur dan bali sebanyak 3 kali. Specimen diinokulasi pada ruang alantois telur ayam bertunan yang berumur 9 hari dan selanjutnya diidentifikasi dengan uji hemaglutinasi (heamagglutinasi assay/HA) dan uji hambatan hemaglutinasi (heamagglutination inhibition assay/HI) dengan antibody H5N1 standar. Prevalensi VAI H5 pada itik asal Jawa Timur dan Bali pada tiga kali pengambilan dianalisis dengan metode Chi-square (X2). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa VAI-H5 dapat diisolasi dan diidentifikasi dari 18,2% itik asal Jawa Timur dan 14,3% itik asal Bali (totak specimen berjumah 36) dan secara statistik tidak berbeda nyata (P>0,05)
19 Tabbu, Charles Rangga, dkk. 2005. Identifikasi Subtipe Hemaglutinin Virus Avian Influenza pada Berbagai Spesies Unggas dengan RT-PCR. Jurnal Sain Veteriner, XXIII (1): 42 – 46
Identifikasi Subtipe Hemaglutinin Virus Avian Influenza pada Berbagai Spesies Unggas dengan RT-PCR Widya Asmara, Michael Haryadi Wibowo, Charles Rangga Tabbu Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Kata Kunci: Avian influenza, RT-PCR, haemaglutinin
Abdurakhman, IGNK Mahardika, I Made Sibang Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Bali Kata Kunci: Avian influenza, pasar tradisional, itik, epidemiologi
Dalam penelitian ini dilakukan identifikasi gen hemaglutinin virus AI yang diisolasi dari berbagai spesies unggas dari berbagai daerah di Indonesia dengan menggunakan Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Isolasi virus AI dari sample itik di Jawa Timur, ayam kampung di Yogyakarta, ayam petelur di Lampung, dan ayam pedaging di Jawa Tengah telah berhasil dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada, menggunakan telur ayam berembrio. Untuk keperluan isolasi genom VAI digunakan Micro-to-Midi Total RNA Purification System (Invitrogen, Carlsbad, California, USA), sedangkan untuk amplifikasi gen hemaglutinin virus memakai Pure Taq TM Ready to Go TM PCR beads (Amersham Bioscience, USA). Subtipe hemaglutinin virus diidentifikasi dengan RT-PCR menggunakan primer spesifik H5 dan H7. Hasil penelitian memberi indikasi bahwa virus AI yang terisolasi tersebut termasuk dalam subtipe H5. Ditemukannya VAI subtipe H5 pada itik mungkin dapat dianggap sebagai hal yang biasa karena itik memang termasuk spesies unggas yang sering menjadi reservoir VAI tanpa adanya gejala klinis yang berarti (Alexander, 2000; Tumpey et al., 2002). Akan tetapi dalam kasus ini terjadi angka kematian yang tinggi di peternakan itik yang bersangkutan dan pada bedah bangkai ditemukan adanya perubahan patognomonis untuk infeksi AI. Demikian pula dengan ditemukannya isolate VAI subtype H5 pada ternak ayam yang diperiksa dalam penelitian ini mengindikasikan adanya wabah AI pada unggas di Indonesia yang disebabkan oleh infeksi VAI subtype H5 yang termasuk dalam kategori HPAIV. Meskipun demikian untuk memastikan apakah keempat isolat virus tersebut termasuk dalam kategori HPAIV masih perlu dilakukan pemeriksaan yang lain seperti misalnya intravenous pathotyping dan deteksi susunan asam amino pada hemaglutinin cleavage site. Primer yang dipakai dalam penelitian ini berdasarkan conserved sequence H5. ketika diterapkan pada isolat VAI H5 dari Amerika akan menghasilkan pita DNA sekitar 220bp (Spackman et al., 2002). Ukuran pita DNA yang diperoleh dalam penelitian ini sekitar 200bp. Dari data yang diperoleh dapat memberi indikasi adanya perbedaan antara isolate di Indonesia dengan yang ada di Amerika. Untuk membuktikan adanya delesi maupun mutasi tipe lain pada gen H5 VAI isolat Indonesia ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, antara lain dengan analisis single strand DNA conformation polymorphism
42
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
43
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
(SSCP) maupun identifikasi sekuen seluruh gen H yang akan mengungkap ada tidaknya perbedaan dengan strain VAI yang sekarang dipakai sebagai vaksin.
20 Budiantono. 2005. Studi Restrospektif: Kajian Histopatologi Kasus Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) di Bali Tahun 2003. Buletin Veteriner BPPV Denpasar, XVII (67): 113 – 119
Studi Restrospektif: Kajian Histopatologi Kasus Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) di Bali Tahun 2003 Budiantono
Sebanyak 18 sampel organ unggas yang berasal dari daerah Tabanan (7 sampel), Karang Asam (6 sampel), Badung (2 sampel), Bangli (2 sampel, dan Jembrana (1 sampel) di Bali telah diperiksa secara histopatologi menggunakan pewarnaan H & E. Pengujian dilakukan untuk mengetahui presentasi/proporsi test yang terjadi pada berbagai organ tubuh akibat infeksi Highly Pathogenic Avian Influenza. Hasil pengujian menunjukkan bahwa perubahan yang mencolok berupa nekrosis fokal pada berbagai organ tubuh mencakup otak, paru, trachea, hati, limpa, jantung, ginjal, proventikel, caeca, tonsil. Perubahan yang mencolok pada otak berupa perivascular cuffing, degenerasi sampai nekrosis, gliosis, vasculitis. Perubahan pada pau adalah kongesti sampai haemorrhagia, perivasculitis, degenerasi hidrophik sampai nekrosis. Gambaran lesi histopatologis yang menonjol pada limpa adalah berupa depletasi folikel sampai nekrosis. Presentasi (proporsi) lesi yang dominan berdasarkan peruabhan histopatologis yang terlihat adalah multifokal nekrosis pada organ otak, paru, hati, limpa, ginjal, proventrikulus, dan disertai infiltrasi limfosit.
BPPV Regional VI Denpasar Kata Kunci: Avian Influenza, Bali, Retrospektif, Histopatologi, Nekrosis
44
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
45
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
21 Damayanti, Rini, dkk. 2005. Monitoring Kasus Penyakit Avian Influenza Berdasarkan Deteksi Antigen Virus Subtipe H5N1 secara Imunohistokimiawi. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, X (4): 322 – 330
Monitoring Kasus Penyakit Avian Influenza Berdasarkan Deteksi Antigen Virus Subtipe H5N1 secara Imunohistokimiawi Rini Damayanti, N.L.P.I. Dharmayanti, R. Indriani, A. Wiyono dan R.M.A. Adjid Balai Penelitian Veteriner Kata Kunci: Avian Influenza, Monitoring, Antigen, Imunohistokimiawi, Organ
Monitoring kasus AI pada penelitian ini dilakukan dengan cara mendeteksi antigen virus AI subtipe H5N1 secara imunohistokimiawi. Sampel berupa organ unggas yang berasal dari daerah-daerah yang pernah terjadi wabah AI dan juga daerah yang baru tertular AI. Sejumlah 212 sampel yang berasal dari Propinsi Jawa Barat (Kabupaten Bogor, Bekasi, Cianjur dan Sukabumi), Propinsi Banten (Kabupaten Tangerang), Propinsi DKI Jakarta dan Propinsi Jawa Timur (Kabupaten Madiun, Tulung Agung, Blitar dan Kediri) telah dikoleksi pada bulan Juni 2004, September 2004, Oktober 2004, dan Januari-Pebruari 2005. Seluruh sampel diwarnai dengan teknik imunohistokimiawi. Hasil pewarnaan imunohistokimia menunjukkan bahwa antigen dapat dideteksi dengan jelas pada kulit pial dan jengger, otak, trakhea, jantung, paru-paru, proventrikulus, hati, limpa, ginjal dan ovarium. Antigen tersebut terdapat pada organ-organ di atas dengan lokasi dan distribusi spesifik, sebagian berkumpul atau soliter. Hasil monitoring kasus AI berdasarkan deteksi antigen secara imunohistokimiawi di Propinsi Jawa Barat, Banten, Jawa Timur dan DKI Jakarta antara bulan Juni 2004 hingga Pebruari 2005 menunjukkan bahwa dari jumlah total sebanyak 212 sampel unggas, 39 sampel (18,4%) dinyatakan positif mengandung antigen virus AI subtipe H5N1. Monitoring penyakit HPAI pada bulan Juni dan September 2004 di Propinsi Jawa Barat, Banten dan Jawa Timur, pada seluruh sampel tidak terdeteksi virus AI. Sedangkan pada monitoring bulan September 2004 dari sampel yang berasal dari Propinsi DKI Jakarta dapat dideteksi virus AI. Demikian pula pada monitoring yang dilaksanakan antara bulan Oktober 2004 hingga Pebruari 2005 berhasil dideteksi antigen virus AI pada organ dari beberapa unggas yang berasal dari Propinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta. Berdasarkan hasil pelaksanaan monitoring terhadap penyakit HPAI dapat disimpulkan bahwa sebenarnya pada bulan Juni dan September 2004 kasus AI tidak lagi ditemukan pada daerah-daerah yang pernah terjadi wabah AI pada tahun 2003 di Jawa Timur, Jawa Barat dan Banten, namun pada bulan September 2004-Pebruari 2005, kasus HPAI mulai menyebar ke Propinsi DKI Jakarta dan selanjutnya juga ditemukan kembali di beberapa kabupaten di Jawa Barat dan Banten. Selain itu, untuk mengantisipasi pola penyebaran penyakit, maka kewaspadaan di daerah yang sebelumnya belum pernah ditemukan kasus AI perlu ditingkatkan.
46
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
22 Dharmayanti, N.L.P.I, dkk. 2005. Karakterisasi Molekuler Virus Avian Influenza Isolat Indonesia. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, X (2): 127 – 133
Karakterisasi Molekuler Virus Avian Influenza Isolat Indonesia N.L.P.I. Dharmayanti, R. Damayanti, R. Indriani, A. Wiyono dan R.M.A. Adjid
Wabah avian influenza di Indonesia telah terjadi sejak bulan Oktober 2003. Balitvet mempunyai beberapa isolat virus avian influenza yang dikoleksi mulai bulan Oktober 2003 sampai Oktober 2004. Sebanyak 14 isolat selanjutnya dikarakterisasi secara molekuler untuk mengetahui kedekatan genetik dengan isolat avian influenza lainnya dan untuk mengetahui dasar molekuler patogenitasnya. Hasil phylogenetic tree menunjukkan bahwa dari semua isolat Indonesia mempunyai kedekatan yang tinggi dengan isolat A/Duck/China/ E319-2/03(H5N1) dan mempunyai kedekatan genetik satu sama lain. Patogenitas isolat Indonesia yang dikoleksi Balitvet dan diteliti berdasarkan sekuen di daerah cleavage site gen Hemaglutinin (HA) virus avian influenza mempunyai multiple basic amino acid di daerah cleavage site (B-X-B-R) yang menunjukkan bahwa semua isolat yang diisolasi sampai bulan Oktober 2004 merupakan virus avian influenza virulen atau virus avian influenza highly pathogenic.
Balai Penelitian Veteriner Kata Kunci: Avian Influenza, Isolat, Genetik, Molekuler, Virus
47
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
23 Dharmayanti, N.L.P.I, dkk. 2005. Karakter Virus Avian Influenza Isolat Indonesia pada Wabah Gelombang Ke Dua. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, X (3): 217 – 226
Karakter Virus Avian Influenza Isolat Indonesia pada Wabah Gelombang Ke Dua N.L.P.I. Dharmayanti, R. Damayanti, R. Indriani, A. Wiyono dan R.M.A. Adjid
Wabah avian influenza gelombang ke dua terjadi mulai bulan Desember 2004 sampai bulan April 2005. Pada bulan Maret 2005, avian influenza telah menginfeksi beberapa peternakan di daerah Sulawesi Selatan yaitu Kabupaten Wajo dan Sopeng. Lebih dari 21 isolat telah dikoleksi sejak Desember 2004 sampai Maret 2005 dan diidentifikasi sebagai virus avian influenza subtipe H5N1. Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi lebih lanjut terhadap 14 isolat avian influenza yang dikoleksi pada periode tersebut dengan metode RT-PCR-sekuensing pada gen Hemaglutinin (HA) kemudian dilanjutkan dengan analisis genetiknya untuk mengetahui apakah telah terjadi mutasi pada isolat tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat Indonesia yang diisolasi pada wabah gelombang ke dua umumnya mempunyai kelompok yang berbeda dengan kelompok isolat tahun 2003 dan 2004. Mutasi titik terjadi pada isolat yang diisolasi pada Agustus 2004–Maret 2005 yaitu basa Guanine menggantikan Adenine pada urutan nukleotida ke-195.
Balai Penelitian Veteriner Kata Kunci: Avian Influenza, Sulsel, Wabah, Peternakan, Isolat
24 Dharmayanti, N.L.P.I. 2005. Analisis Fragmen Gen HA1 Virus Avian Influenza yang Menginfeksi Sebuah Breeding Farm pada Awal Tahun 2004 dan 2005 di Kabupaten Sukabumi. Jurnal Mikrobiologi Indonesia, X (2): 86 – 90
In early 2004 and 2005, H5N1 influenza viruses emerged among chickens in Breeding Farm in Sukabumi. Breeding Farm is one of area target to eradicate of AI in Indonesia. Therefore, we isolated the virus in the field and conducted the homology of the viruses that infected this breeding in fragment HA1 gene. Homology and phylogenetic analyses showed that isolate from breeding farm in 2004 (A/Chicken/West Java/SmiBF/2004) has homology 92% and there were differences if compared with isolate from 2005 that infected the breeding farm (A/Chicken/West Java/Smi-27M/2005).
Analisis Fragmen Gen HA1 Virus Avian Influenza yang Menginfeksi Sebuah Breeding Farm pada Awal Tahun 2004 dan 2005 di Kabupaten Sukabumi NLP Indi Dharmayanti Balai Penelitian Veteriner Kata Kunci: Avian Influenza, Breeding, Sukabumi, Fragmen, Gen
48
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
49
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
25 Dharmayanti, N.L.P.I, dkk. 2005. Pengembangan Prototipe Vaksin Inaktif Avian Influenza (AI) H5N1 Isolat Lokal dan Aplikasinya pada Hewan Coba di Tingkat Laboratoium. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, X (4): 315 – 321
Pengembangan Prototipe Vaksin Inaktif Avian Influenza (AI) H5N1 Isolat Lokal dan Aplikasinya pada Hewan Coba di Tingkat Laboratoium R. Indriani, N.L.P.I. Dharmayanti, T. Syafriati, A. Wiyono dan R.M.A. Adjid
Suatu studi awal yang berhubungan dengan aspek vaksin dan vaksinasi untuk mengendalikan penyakit Avian influenza (AI) subtipe H5N1 telah dilakukan di Laboratorium Virologi, Balai Penelitian Veteriner, Bogor. Prototipe vaksin inaktif AI subtype H5N1 ini dibuat dari virus AI H5N1 isolat lokal dengan identitas A/Chicken/ West Java/67-2/2003. Setelah vaksin dibuat, vaksin tersebut diuji pada ayam petelur sebagai hewan coba. Parameter yang diamati, yaitu tingkat keamanan dan daya proteksi vaksin (respon antibodi, proteksi, dan ekskresi/shedding virus tantang). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa vaksin yang dibuat bersifat aman dan protektif terhadap uji tantang virus AI virulen. Vaksinasi yang dilakukan pada ayam umur 3 minggu saat antibodi maternal sangat rendah menghasilkan respon antibodi tertinggi. Titer antibodi meningkat terus mencapai puncaknya pada saat 8 minggu setelah vaksinasi. Pada saat 4 dan 8 minggu setelah vaksinasi ayam memiliki proteksi (90%) terhadap infeksi virus AI virulen. Disamping itu lama sekresi virus tantang dari tubuh ayam menurun dan tidak terdeteksi lagi mulai hari ke-7 setelah uji tantang. Berdasarkan studi di tingkat laboratorium ini disimpulkan bahwa prototipe vaksin AI yang dibuat hasilnya sangat baik.
26 Putra, Anak Agung Gde. 2005. Peranan Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Regional VI Denpasar dalam Penanggulangan Avian Influenza di Provinsi Bali, NTB, dan NTT. Buletin Veteriner BPPV Denpasar, XVII (66): 69 – 75
Peranan Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Regional VI Denpasar dalam Penanggulangan Avian Influenza di Provinsi Bali, NTB, dan NTT Anak Agung Gde Putra
Balai Penelitian Veteriner
BPPV Reg. VI, Denpasar
Kata Kunci: Avian Influenza, Vaksin, Laboratorium, Prototipe, Ayam
Kata Kunci: Avian Influenza, Denpasar, Balai, Peranan, Penanggulangan
50
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Karena highly pathogenic avian influenza (HPAI) merupakan penyakit yang beru dikenal di Indonesia dan tergolong dalam daftar A Office International des Epizootics, diperlukan pemahaman yang komprehensif dari penyakit tersebut, baik yang bersifat teknis maupun non-teknis. Dalam aspek teknis, perlu pemahaman yang rinci tentang sifat epidemiologi dari penyakit tersebut yang berkaitan dengan penanggulangannya serta peningkatan kemampuan laboratorium diagnostic. Dalam kaitan itu, Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV) Regional VI Denpasar memiliki peran yang cukup strategis untuk memantau sebaran penyakit di wilayah kerjanya melalui kegiatan pengujian spesimen, penyidikan dan surveilans, dan lain-lainnya, yang dilaksanakan bersama-sama dengan Dinas Peternakan. Informasi yang diperoleh akan sangat bermanfaat bagi Instansi Karantina dalam melakukan pengawasan lalu lintas unggas, produk asal unggas, dan sarana produksi peternakan, yang berpotensi menularkan penyakit antarpulau (daerah). Berdasarkan data epidemiologi yang dimiliki oleh BPPV Regional VI Denpasar penyakit itu pertama kali terjadi di Bali pada bulan Oktober 2003. selanjutnya, penyakit itu diduga telah menyebar ke pulau Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, dan Timor. Dugaan tersebut didasarkan pada pemeriksaan histopatologis dan uji serologis. Usaha untuk mengisolasi agen penyakit kini sedang berlangsung.
51
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
27 Rahayu, Widiyawati. 2005. Perbandingan Prevalensi Infeksi Virus Avian Influenza Pada Entok Dan Ayam Kampung Asal Banyuwangi Yang Dipotong Di Tempat Pemotongan Unggas Jalan Kebo Iwa Denpasar. Bali: Skripsi FKH Udayana
Perbandingan Prevalensi Infeksi Virus Avian Influenza Pada Entok dan Ayam Kampung Asal Banyuwangi yang dipotong di Tempat Pemotongan Unggas Jalan Kebo Iwa Denpasar
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbandingan prevalensi infeksi virus Avian Influenza (VAI) yang diisolasi dari usapan kloaka entok dan ayam kampung asal banyuwangi yang dipotong ditempat pemotongan unggas (TPU) Jalan Kebo Iwa Denpasar. Spesimen diambil dari usapan kloaka, selanjutnya diinokulasikan pada ruang alantois telur ayam bertunas (TAB) umur 9 hari dan virus AI diidentifikasi dengan uji hemaglutinasi (HA) dan uji hambatan hemaglutinasi (HI) dengan serum AI standar. Data prevalensi VAI pada entok dan ayam kampong dari tiga kali pengambilan dianalisis dengan chi-square (X2). Berdasarkan hasil dari penelitian ini, disimpulkan bahwa ternak entok dan ayam kampong asal Banyuwangi-Jawa Timur yang dipotong di tempat pemotongan unggas (TPU) Jalan Kebo Iwa Denpasar terbukti potensinya sebagai pembawa VAI dan kemungkinan ternak ini dapat menyebarkan VAI kelingkungan.
28 Dion, Athena Rivierra. 2005. Prevalensi Antibodi Terhadap Infeksi Virus Influenza H5 Pada Itik Asal Jawa Timur Dan Bali Yang Dipotong Di Tempat Pemotongan Itik Di Jalan Gatot Subroto Denpasar. Bali: Skripsi FKH Udayana
Prevalensi Antibodi Terhadap Infeksi Virus Influenza H5 Pada Itik Asal Jawa Timur Dan Bali Yang Dipotong Di Tempat Pemotongan Itik Di Jalan Gatot Subroto Denpasar Rivierra Dion, I Gusti Ngurah Kade Mahardika, Made Sibang
Widiyawati Rahayu, Gusti Ayu Yuniati Kencana, I Gusti Ngurah Kade Mahardika
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Bali
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Bali
Kata Kunci: Avian Influenza, Itik, Antibodi, Tempat Pemotongan, Denpasar
Virus Avian Influenza (VAI) subtype H5N1 dilaporkan sudah cenderung bersifat endemis pada itik yang secara alami merupakan pembawa dari virus ini sehingga itik dikhawatirkan dapat menjadi pemicu terjadinya pandemic. Sampai dengan saat ini, informasi ilmiah tentang peran itik dalam penyebaran VAI di Indonesia belum tersedia. Penelitian ini ditujukan sebagai studi pendahuluan untuk mengetahui seroprevalensi infeksi virus avian influenza H5 pada itik asal Jawa Timur dan itik asal Bali yang dipotong ditempat pemotongan itik di Jalan Gatot Subroto Denpasar. Pengambilan specimen dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali dengan jumlah sebanyak 115 spesimen asal Jawa Timur dan 66 spesimen asal Bali. Antibodi terhadap VAI H5 dideteksi dengan uji hambatan hemaglutinasi (haemaglutination inhibition/HI) dengan menggunakan antigen H5 standar dan sel darah merah ayam 0.5%. Seroprevalensi infeksi VAI H5 pada itik asal jawa timur dan Bali pada tiga kali pengambilan tersebut dianalisis dengan chi-square (X2). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa antibody terhadap VAi H5, dapat dideteksi dengan prosentase 8.7% pada serum itik asal jawa timur dan 4.8% pada serum itik asal Bali. Analisa statistic menunjukkan bahwa seroprevalensi VAI H5 pada kedua wilayah tersebut tidak berbeda nyata (P>0.05).
Kata Kunci: Avian Influenza, TPU, Denpasar, Prevalensi, Entok
52
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
53
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
29 Rushton, J, dkk. 2005. Impact Of Avian Influenza Outbreaks In The Poultry Sectors Of Five South East Asian Countries (Cambodia, Indonesia, Lao Pdr, Thailand, Viet Nam) Outbreak Costs, Responses And Potential Long Term Control. World’s Poultry Science Journal, (61): 491 – 514
Impact of avian influenza outbreaks in the poultry sectors of five South East Asian countries (Cambodia, Indonesia, Lao PDR, Thailand, Viet Nam) outbreak costs, responses and potential long term control J. Rushton, R.Viscarra, E. Guerne Bleich and A. McLeod Food Agricultural Organization
Macro-level impact appears to be negligible, but can be important where countries have export potential and/or tourism. However, it is the potential danger of a human influenza pandemic, which is of greatest concern with regard to HPAI control and eradication (WHO, 2004a; 2004b). This requires the countries affected to take on international responsibilities. However, the countries affected are generally poor or middle income and do not have extensive resources for dealing with major epidemics. The data analysed would suggest that certain regions with these countries are more badly affected than others and there is a need for the prioritisation of resources in these areas. In order to develop plans of control and future eradication determining micro-level impacts of the disease is critical. There needs to be an understanding of the winners and losers in an outbreak situation in order to set policies and actions that will motivate all actors to become actively involved in a control campaign. The epidemiological role of the different sectors identified appears to be poorly understood at present. Value chain analysis of the formal sectors would allow the identification of key control points and important actors in the movement of eggs, day old chicks, live birds and products. Experiences of studying Newcastle disease in backyard systems in 1980s and 1990s (Copland, 1987; Spradbrow, 1992) would be a useful starting point for the determining the epidemiology in this sector, having a more complete basis to examine economic impact and for determining the risks to human health. An analysis of the socio-economic circumstances of those who have died and their relationship with poultry systems would be of great use in developing risk factors and prioritising scarce resources.
30 Dharmayanti, NLPI, dkk. 2005. Isolasi dan Identifikasi Wabah Avian Influenza pada Bulan Oktober 2004-Maret 2005 di Indonesia. Jurnal Biologi Indonesia, III (9) : 341-350
Isolasi dan Identifikasi Wabah Avian Influenza pada Bulan Oktober 2004-Maret 2005 di Indonesia
Isolation and Identification of Avian Influenza Outbreak in October 2004 – March 2005 in Indonesia. Recent outbreak of avian influenza A (H5N1) in poultry throughout Asia including Indonesia caused major economic problems. Bird’s infection with this virus was identified in Indonesia in January 2004. Since March 2004, the avian influenza cases has decreased, but then in October 2004 was reported that outbreak has occurred in some district in Indonesia. This study is the first to isolation and identification the avian influenza outbreak in Indonesia in October 2004 until March 2005. Our finding revealed that outbreak of poultry disease in this period was caused by an avian influenza H5 subtype.
NLP. I. Dharmayanti, R. Indriani, R. Damayanti & A.Wiyono Balai Penelitian Veteriner Bogor Kata Kunci: Avian Influenza, Identifikasi, Isolasi, Outbreak, Poultry
Kata Kunci: Avian Influenza, Impact, Poultry, South East Asian, Outbreak
54
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
55
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
31 Munier, F.F., 2005. Kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Sulawesi Tengah dalam Penanggulangan Penyakit Flu Burung (Avian Influenza) pada Ayam Ras. Prosiding Lokakarya Nasional Penyakit Zoonosis
Kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Sulawesi Tengah dalam Penanggulangan Penyakit Flu Burung (Avian Influenza) pada Ayam Ras Munier, F.F. Kata Kunci: Kebijakan pemerintah daerah, penanggulangan, flu burung, ayam ras
Usaha ternak ayam ras di Indonesia pada akhir-akhir ini mengalami kelesuan, kondisi ini juga sama terjadi di propinsi Sulawesi Tengah. Permasalahan ini disebabkan oleh adanya serangan wabah penyakit flu burung ( Avian Influenza atau AI ) pada ayam ras yang menyebar dibeberapa kawasan Indonesia . Tipe virus influenza A dengan sub tipe H5N1 yang merupakan jenis virus Highly Pathogenic Avian Influenza yaitu penyakit unggas sangat fatal dan menular. Meskipun propinsi Sulawesi Tengah berstatus terancam, numun harus dilakukan langkah-langkah kebijakan oleh Pemerintah Daerah propinsi Sulawesi Tengah guna mengatasi masalah penyakit AI ini. Langkah awal dengan melakukan pertemuan koordinasi secara intensif setiap bulan antara instansi terkait, Kepolisian dan Pengurus Asosiasi Pengusaha Perunggasan (APP). Penempatan posko untuk mengawasi arus ayam ras yang keluar masuk ke propinsi Sulawesi Tengah. Pengetatan masuknya DOC dan produk unggas lainnya dari luar ke propinsi Sulawesi Tengah. P emusnahan terhadap DOC yang tertular virus AI. Vaksinasi, sanitasi dan penyemprotan desinpektan pada kandang dan peralatan. Langkah terakhir, pemerintah daerah akan melakukan studi pada beberapa pimbibitan DOC di propinsi Kalimantan Timur dan Jawa Timur. Langkah-langkah kebijakan pemerintah ini diharapkan dapat menanggulangi penyakit AI di propinsi Sulawesi Tengah.
56
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
57
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
32 2006 55
Penelitian
Kandun, I. Nyoman, dkk. 2006. Three Indonesian Clusters of H5N1 Virus Infection in 2005. The New England Journal of Medicine: 2186 – 2194
Three Indonesian Clusters of H5N1 Virus Infection in 2005 Nyoman Kandun, Hariadi Wibisono, Endang R. Sedyaningsih, Yusharmen, Widarso Hadisoedarsuno, Wilfried Purba, Hari Santoso, Chita septiawati, Erna Tresnaningsih, Bambang Heriyanto, Djoko Yuwono, Syahrial Harun, Santoso Soeroso, Sardikin Giriputra, Patrick J. Blair, Andrew Jeremijenko, Herman Kosasih, Shannon D. Putnam, Gina Samaan, Marlinggom Silitonga, K.H. Chan, Leo L.M. Poon, Wilina Lim, Alexander Klimov, Stephen Lindstrom, Yi Guan, Ruben Donis, Jacqueline Katz, Nancy Cox, Malik Peiris, D. Phil, and Timothy M. Uyeki
Since 2003, the widespread on going epizootic of avian influenza A (H5N1) among poultry and birds has resulted in human H5N1 cases in 10 countries. The first case of H5N1 virus infection in Indonesia was identified in July 2005. We investigated three clusters of Indonesian cases with at least two ill persons hospitalized with laboratory evidence of H5N1 virus infection from June through October 2005. Epidemiologic, clinical, and virologic data on these patients were collected and analyzed. Severe disease occurred among all three clusters, including deaths in two clusters. Mild illness in children was documented in two clusters. The median age of the eight patients was 8.5 years (range, 1 to 38). Four patients required mechanical ventilation, and four of the eight patients (50%) died. In each cluster, patients with H5N1 virus infection were members of the same family, and most lived in the same home. In two clusters, the source of H5N1 virus infection in the index patient was not determined. Virus isolates were available for one patient in each of two clusters, and molecular sequence analyses determined that the isolates were clade 2 H5N1 viruses of avian origin. In 2005 in Indonesia, clusters of human infection with clade 2 H5N1 viruses included mild, severe, and fatal cases among family members.
Departemen Kesehatan Kata Kunci: Flu burung, manusia, epidemiologi
58
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
59
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
33 CIVAS. 2006. A Review of Free Range Duck Farming Systems in Indonesia and Assessment of Their Implication in the Spreading of the Highly Pathogenic (H5N1) Strain of Avian Influenza (HPAI). Laporan Pertanggungjawaban Badan Pengurus & Badan Pelaksana CIVAS 2006 – 2009 (hlm 21-22)
A Review of Free Range Duck Farming Systems in Indonesia and Assessment of Their Implication in the Spreading of the Highly Pathogenic (H5N1) Strain of Avian Influenza (HPAI) Winda CIVAS Kata Kunci: Flu burung, itik, angon, sistem pemeliharaan
Tujuan tinjauan adalah untuk mengetahui sistem pemeliharaan itik angon dan bagaimana peranan itik angon dalam penyebaran virus HPAI. Studi ini diadakan di Kabupaten Pemalang, Kabupaten Brebes (Jawa Tengah), Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Subang (Jawa Barat), dan Kabupaten Tangerang (Banten) pada tahun 2006. Hipotesa penelitian adalah potensi sistem pemeliharaan itik angon dalam penyebaran virus influenza dikarenakan perpindahan itik angon dari satu area ke area lainnya. Metode penelitian dengan wawancara langsung menggunakan kuisioner kepada 150 peternak itik angon (30 peternak dari masing-masing lokasi) dan data pendukung dari dokumen-dokumen yang telah tersedia di kantor dinas peternakan setempat. Studi ini bekerjasama dengan FAO Indonesia. Hasil adalah sebanyak 86% peternak menggunakan sistem pemeliharaan itik yang memberikan makanan tambahan, 15% sistem angon murni, dan 6% sistem pemeliharaan dengan menyediakan lahan umbaran yang dibatasi pagar dan memberikan makanan tambahan. Tidak ada korelasi positif antara hasil kuisioner dengan kejadian AI di wilayah tertentu dan sebanyak 2,6% total responden yang menyatakan bahwa itiknya terinfeksi avian influenza. Kesimpulannya sistem pemeliharaan itik angon yang diterapkan di Indonesia mempunyai kemungkinan besar peranan dalam penyebaran virus HPAI. Dari studi ini dihasilkan suatu rekomendasi bahwa perlunya memperbaiki sistem biosekuriti pada sistem semi-intensif yang diterapkan dan diperlukan peraturan-peraturan atau kebijakan lainnya khususnya yang berkaitan langsung dengan sistem pemeliharaan itik angon yang didasarkan pada kondisi sosial dan ekonomi peternak itik angon di Indonesia.
60
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
34 Widyasari, Dini. 2006. Pemberantasan Flu Burung (Avian Influenza) Melalui Penerapan Biosecurity dan Pengobatan antiviral di Taman Margasatwa Ragunan. Bogor: Skripsi FKH-IPB
Pemberantasan Flu Burung (Avian Influenza) Melalui Penerapan Biosecurity dan Pengobatan antiviral di Taman Margasatwa Ragunan
Studi kasus ini bertujuan mempelajari metode pemberantasan flu burung dalam praktek di lapangan, dikhususkan pada tempat penangkaran (konservasi) satwa langka dan dilindungi seperti Taman Margasatwa Ragunan (TMR). Keberhasilan didapat dari pemantauan data retrospektif rekaman medis satwa yang berupa data/jurnal harian tindakan biosecurity dan data/ jurnal harian pengobatan antiviral di Taman Margasatwa Ragunan selama masa isolasi (19 September 2005 sampai 10 Oktober 2005) yang dijabarkan secara deskriptif. Studi kasus ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak terkait (dunia veteriner, kesehatan manusia, pemerintah) dan masyarakat mengenai cara yang tepat dan efektif dalam mencegah dan memberantas flu burung di lapangan. Metode yang digunakan oleh TMR adalah biosecurity dan pengobatan antiviral sebagai pengganti dari eradikasi unggas tertular dan vaksinasi. Kesimpulan utama yang didapat adalah metode penerapan biosecurity dan pengobatan antiviral terbukti efektif untuk pemberantasan virus flu burung di Taman Margasatwa Ragunan.
Dini Widyasari Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi Fakultas Kedokterah Hewan Institut Pertanian Bogor Kata Kunci: Flu burung, antiviral, biosecurity, konservasi
61
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
35 Tim AI FKH-Unair. 2006. Model Vaksinasi AI pada Unggas Air dan Burung Merpati. Makalah ini disajikan dalam Seminar Evaluasi Hasil Penelitian Avian Influenza, Deptan RI, 19-20 Desember 2006
Model Vaksinasi AI pada Unggas Air dan Burung Merpati Tim Avian Influenza Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Kata Kunci: Flu burung, vaksinasi, unggas air, burung merpati
Tujuan penelitian ini adalah (1) menentukan model route imunisasi yang efektif, (2) menentukan respons imun humoral dan seluler pada unggas air, merpati, dan ayam yang telah diimunisasi dengan subtipe, H5N1, H5N2, dan H5N9, dan (3) menentukan tingkat protektifitas unggas yang telah diimunisasi. Metodologi penelitian ini antara lain dengan imunisasi pada unggas dengan menggunakan vaksin AI subtipe H5N1, H5N2, dan H5N9, uji respons imun humoral dengan HI, uji respons imun humoral dengan ELISA, uji respons imun seluler dengan imunositokimia, uji imun nonspesifik dengan imunositokimia, uji signaling reseptor, uji tantang (challenge test), patologi anatomi (PA), uji histopatologi, uji imunohistokimia, reisolasi dengan TAB , tissue culture, RT-PCR, dan analisis data. Hasil penelitian menunjukkan (1) respons imun humoral terhadap virus AI H5N1 pada unggas, merpati, dan ayam lebih baik daripada H5N2 atau H5N9, (2) respons imun seluler terhadap virus AI H5N1 pada unggas air, merpati, dan ayam lebih baik daripada H5N2 atau H5N9, (3) perubahan patologi anatomi setelah challenge test dengan virus AI isolat lokal H5N1 pada hewan yang divaksinasi H5N1 lebih ringan selanjutnya diikuti H5N2 dan H5N9, (4) perubahan histopatologi setelah challenge dengan virus AI pada hewan yang divaksinasi H5N1 lebih ringan daripada H5N2 dan H5N9, (5) gejala klinis dan perubahan makroskopis yang tampak setelah dilakukan challenge dengan isolat lokal pada hewan yang divaksinasi H5N1 lebih ringan daripada H5N2 dan H5N9, (6) pada uji HI, respons imun ayam setelah divaksinasi dengan H5N1 secara umum lebih tinggi dibanding H5N2 dan H5N9, (7) pada ELISA, respons imun ayam setelah divaksinasi dengan H5N1 secara umum lebih tinggi dibanding H5N2 dan H5N9, (8) sekresi virus pada mentok, angsa, dan ayam terjadi sampai hari ke-6, sedangkan bebek sampai hari ke-4, tetapi merpati tidak disekresi kecuali tanpa divaksin, dan (9) vaksin yang paling baik berdasarkan hasil penelitian ini adalah H5N1.
62
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
36 Endarti, Ajeng Tias & Djuwita, Ratna. 2006. Epidemiologi Deskriptif Penyakit Avian Flu di Lima Provinsi di Indonesia, 2005-2006. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Vol 1. No. 1, Agustus 2006: 42 – 48 (FKM-UI)
Epidemiologi Deskriptif Penyakit Avian Flu di Lima Provinsi di Indonesia, 2005-2006 Ajeng Tias Endarti dan Ratna Djuwita Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Kata Kunci: Flu burung, manusia, epidemiologi
Jumlah kasus flu burung pada manusia meningkat sangat pesat. Studi ini bertujuan untuk mengetahui gambaran epidemiologi penyakit flu burung (Avian Influenza/AI) pada kejadian luar biasa di lima provinsi Indonesia tahun 2005-2006. Studi ini menggunakan sumber data sekunder data surveilans, sub direktorat Surveilans, Depkes RI, pada periode Juli 2005-2006. Dari 28 kasus konfirmasi ditemukan banyak pada pria (57,1%). Sekitar 89,3% kasus memperlihatkan gejala demam tinggi (≥ 38οC), batuk dan masalah pernapasan dan sekitar 80% diantaranya meninggal dunia. Gejala tersebut mengindikasikan kerusakan jaringan paruparu pada tubuh penderita. Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan laboratorium, terlihat bahwa 60,7% penderita mengalami penurunan kadar leukosit (leucopenia) dan 46,4% penurunan kadar trombosit (thrombocytopenia). Laju fatalitas kasus yang telah mendapat pengobatan Tamiflu mencapai 66,7%. Sekitar 53,6% mempunyai riwayat kontak dengan ayam dan bebek. Banyak kasus terjadi pada kelompok dewasa (> 18 years) dengan frekuensi 57,1%. Sebaliknya, laju respon untuk kasus, terlihat sekitar 64, 3% mengalami pengobatan yang terlambat. Rata-rata semua kasus konfirmasi di Indonesia pada Juli 2005 – Februari 2006 adalah 3.5 kasus/bulan. Kasus-kasus tersebut terjadi dalam wilayah yang mengalami KLB pada binatang ternak. Sampai 28 Februari, 2006, KLB telah ditemukan di lima provinsi yang meliputi: Lampung (10,72%), DKI Jakarta (32,14%), Jawa Barat (39,29%), Banten (14,28%), dan Jawa Tengah (3,57%). Dapat disimpulkan bahwa kasus lebih sering ditemukan pada pria dewasa dan pada orang yang lebih terpapar dengan faktor risiko. Kasus-kasus tersebut menampilkan gejala demam tinggi, batuk, masalah-masalah pernapasan leucopenia dan trombositopenia. Selain itu, angka dan keefektifan ditemukan rendah. Kasus-kasus tersebut terjadi terutama pada musim hujan dan pada wilayah yang sebelumnya mengalami KLB pada binatang seperti ayam dan bebek.
63
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
37 Aditama, Tjandra Yoga. 2006. Perkembangan Terbaru Pengobatan Flu Burung. Cermin Dunia Kedokteran No. 151: 55 – 57
Perkembangan Terbaru Pengobatan Flu Burung Tjandra Yoga Aditama Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI/RS. Persahabatan Jakarta Kata Kunci: Flu burung, manusia, antiviral
Pada dasarnya ada dua jenis obat untuk mengatasi virus influenza, yaitu golongan neuramidase inhibitors seperti osemtamivir dan zanamivir, serta golongan M2 inhibitors yaitu amantadin dan rimantadin. Hanya saja, data dari beberapa negara menunjukkan resistensi terhadap M2 inhibitors. Perlu disadari pula bahwa oseltamivir mempunyai banyak kelemahan, walau harus diakui bahwa saat ini oseltamivir lah satu-satunya obat antivirus yang diharapkan untuk mengatasi pandemi, sebelum ditemukan obat baru yang lebih ampuh. National Institute of Health (NIH) Amerika Serikat sejak tahun 2005 meneliti kemungkinan penggunaan obat Pegylated Interferon Gamma. Obat lain yang juga kini sedang diteliti meliputi obat anti tumor necrosis factor, obat golongan statin, dan ACE inhibitor. Beberapa obat lain yang dalam penelitian antara lain Neuraminidase (NA) inhibitors, Long-acting NA inhibitors (LANI), Conjugated sialidase, HA inhibitors-cyanovirin-N, Polymerase inhibitors, dan Protease inhibitors. Para ahli juga sedang meneliti kemungkinan memberikan gabungan/kombinasi dari beberapa obat-obat tersebut, termasuk juga dengan Oseltamivir. Di pihak lain, juga telah dicoba untuk menggabungkan obat antivirus dengan obat-obat yang dapat mempengaruhi imunologi (daya tahan) seseorang dan berfungsi sebagai cytokine dysregulation karena diduga pada flu burung terjadi cytokine storm atau badai sitokin yang dapat merusak tubuh secara parah. Para ahli sedang mencoba membuat vaksin flu burung. Memang sampai awal 2006 ini belum berhasil, tetapi setidaknya telah ada beberapa kandidat yang diteliti, baik dalam bentuk inactivated (whole and split virion), virosomal atau live-attenuated. Kandidat vaksin ini dicoba diberikan secara im, intradermal, intrasanal. Sebagai ajuvan untuk bentuk inactivated digunakan bahan alum dan MF59. Sekarang ini substrat yang dipakai untuk pertumbuhan kandidat vaksin adalah telur, Vero cells, dan primary monkey cells.
38 Putri, Dwi Desmiyeni. 2006. Deteksi Virus Avian Influenza (H5N1) pada Unggas Air di Propinsi Lampung dengan Uji Haemagglutination Inhibition (HI) dan Reverse TranscriptasePolymerase Chain Reaction (RT-PCR). Bogor: Tesis Pasca Sarjana – IPB
Deteksi Virus Avian Influenza (H5N1) pada Unggas Air di Propinsi Lampung dengan Uji Haemagglutination Inhibition (HI) dan Reverse TranscriptasePolymerase Chain Reaction (RT-PCR)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan antibodi terhadap virus Avian influenza (H5) dan untuk mendeteksi dan menentukan subtipe virus AI (H5N1) pada unggas air di Propinsi Lampung dengan metode RT-PCR. Pada penelitian ini sampel yang digunakan berupa serum dan usap kloaka yang masing-masing berjumlah 673 sampel. Berdasarkan hasil uji serologis, antibodi terhadap AI (H5) ditemukan pada semua Kabupaten/ Kota di Propinsi Lampung dan pada semua jenis unggas air (itik, entok, dan angsa) yang diperiksa dengan persentase tertinggi ditemukan pada Kabupaten Tulang Bawang (69,41%). Rata-rata titer antibodi terhadap virus AI (H5) masih rendah, yaitu dibawah 24 (kecuali Lampung selatan), dan rata-rata titer antibodi paling rendah ditemukan pada Kabupaten Tulang Bawang (20.92). pada pemeriksaan keberadaan materi genetik virus H5N1 secara individu tidak ditemukan virus AI subtipe H5N, tetapi ditemukan virus AI dengan subtipe H5Nx dan HxN1 pada unggas air di Propinsi Lampung.
Dwi Desmiyeni Putri Institut Pertanian Bogor Kata Kunci: Avian influenza, RT-PCR, Haemaglutinin Inhibition, unggas air
Obat lain yang juga diteliti untuk pencegahan adalah Zanamivir dalam bentuk inhalasi. Selain obat-obatan, kini dikenal konsep penting mass geographical prophylaxis atau pencegahan missal atau disebut juga ring prophylaxis. Konsep ini dijalankan dengan memberi profilaksis oseltamivir pada seluruh penduduk satu desa dimana ada kasus pasien flu burung.
64
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
65
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
39 Sedyaningsih, Endang R. 2006. Lack of Transmission of H5N1 Avian-Human Reassortant Influenza Viruses in a Ferret Model, Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. Amerika Serikat
Lack of Transmission of H5N1 Avian-Human Reassortant Influenza Viruses in a Ferret Model Taronna R. Maines, Li-Mei Chen, Yumiko Matsuoka, Hualan Chen, Thomas Rowe, Juan Ortin, Ana Falcon, Nguyen Tran Hien, Le Quyuh Mai, Endang R Sedyaningsih, Syahrial harun, Terrence M. Tumpey, Ruben O Donis, Nancy J Cox, Kanta Subbarao, and Jacqueline M Katz Kata Kunci: Avian influenza, manusia, transmisi, virus, mamalia
Influenza branch, Division of Viral and Rickettsial Diseases, National Center for Infectious Diseases, Centers for Diseases Control and Prevention, Atlanta, Centro National de Biotechnologia, Consejo Superior de Investigaciones Cientificas, Spain, National Institute of Hygiene and Epidemiology, Hanoi, Vietnam, and Center for Biomedical and Pharmaceutical Research and Development, Ministry of Health Indonesia Avian influenza A H5N1 viruses continue to spread globally among birds, resulting in occasional transmission of virus from infected poultry to humans. Probable humanto-human transmission has been documented rarely, but H5N1 viruses have not yet acquired the ability to transmit efficiently among humans, an essential property of a pandemic virus. The pandemics of 1957 and 1968 were caused by avian-human reassortant influenza viruses that had acquired human virus-like receptor binding properties. However, the relative contribution of human internal protein genes or other molecular changes to the efficient transmission of influenza viruses among humans remains poorly understood. Here, we report on a comparative ferret model that parallels the efficient transmission of H3N2 human viruses and the poor transmission of H5N1 avian viruses in humans. In this model, an H3N2 reassortant virus with avian virus internal protein genes exhibited efficient replication but inefficient transmission, whereas H5N1 reassortant viruses with four or six human virus internal protein genes exhibited reduced replication and no transmission. These findings indicate that the human virus H3N2 surface protein genes alone did not confer efficient transmissibility and that acquisition of human virus internal protein genes alone was insufficient for this 1997 H5N1 virus to develop pandemic capabilities, even after serial passages in a mammalian host. These results highlight the complexity of the genetic basis of influenza virus transmissibility and suggest that H5N1 viruses may require further adaptation to acquire this essential pandemic trait.
66
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
40 Tabbu, Charles Rangga, dkk. 2006. Isolasi dan Identifikasi Serologis Virus Avian Influenza dari Sampel Unggas yang Diperoleh di D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah. Jurnal Veteriner, XXIV (1): 77 – 83
Isolasi dan Identifikasi Serologis Virus Avian Influenza dari Sampel Unggas yang Diperoleh di D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah Charles Rangga Tabbu, Michael Haryadi Wibowo, dan Widya Asmara Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Kata Kunci: Avian influenza, isolasi virus, haemaglutinin, antibodi spesifik
Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi apakah wabah penyakit yang telah membingungkan peternak apakah disebabkan oleh virus AI atau virus ND. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan peneguhan diagnosis pada berbagai kasus terdiagnosis sebagai penyakit AI di lapangan. Sampel isolasi diambil dari paru atau trachea, kemudian diproses lebih lanjut untuk diisolasi, dipropagasi secara in ovo menggunakan telur ayam berembrio umur 9 sampai 12 hari, specific pathogen free atau telur yang setidakya bebas antibody terhadap virus AI. Teknik isolasi menurut standar prosedur OIE dan kemungkinan adanya pertumbuhan virus diuji terhadap kemampuan menggalutinasi sel darah merah ayam atau hemaglutinasi (HA). Uji HA positif, mengidikasikan ada pertumbuhan virus ND atau virus AI. Kedua jenis virus tersebut dapat dibedakan dengan uji hemaglutinasi inhibisi (HI) menggunakan serum anti dari masingmasing virus yang diuji. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil suatu kesimpulan bahwa beberapa sample unggas, yaitu: ayam petelur, ayam broiler, ayam kampong, dan burung puyuh, yang diperoleh dari beberapa daerah di D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah dan secara klinis menunjukkan gejala tersifat maupun tidak tersifat AI, secara serologis dapat dikonfirmasi sebagai virus avian influenza subtype H5N1. Penelitian ini bekerjasama dengan UGM (Dana Hibah Penelitian Dosen Muda).
67
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
39 FKH-Unair. 2006. Dinamika Virus Avian Influenza pada Babi dan Burung Liar di Indonesia. Makalah ini disajikan dalam Seminar Evaluasi Hasil Penelitian Avian Influenza, Deptan RI, 19-20 Desember 2006
Dinamika Virus Avian Influenza pada Babi dan Burung Liar di Indonesia Tim Kajian Biologi Molekuler dan Respon Imun Virus AI pada Babi, Burung Liar, dan Unggas Air Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Kata Kunci: Avian influenza, burung liar, babi, virus
Tujuan penelitian ini adalah membandingkan isolat virus AI/H5N1 tahun 2006 dari unggas liar dan babi di beberapa tempat di Indonesia dengan isolat virus AI/ H5N1 tahun-tahun sebelumnya koleksi laboratorium virologi – FKH Unair, untuk mempelajari perkembangan dinamika virus dan membuat suatu hipotesis yang menerangkan mekanisme dari arah evolusi virus AI ini. Tujuan khususnya adalah (1) deteksi dini adanya mutasi antigenic drift dan antigenic shift virus AI/H5N1 pada babi dan burung liar di Indonesia, (2) melakukan analisis fenogenetik untuk mengetahui hubungan kekerabatan isolat lapangan virus AI/H5N1 di indonesia dengan isolat virus AI referens yang ada di laboratorium, dan (3) deteksi adanya perubahan molekuler isolat virus AI/H5N1 di Indonesia, khususnya gen HA dan gen NA, dibandingkan dengan isolat terdahulu. Hasil penelitian ini adalah sebanyak 31 isolat virus AI/ H5N1 telah dapat diisolasi dari berbagai jenis unggas domestik dan liar, serta babi, dari berbagai daerah di Indonesia yang pernah terjangkit wabah AI. Isolat virus AI/H5N1 tahun 2006 di Indonesia ternyata memiliki sifat antigenik yang sama dengan isolat virus AI A/ck/ Indonesia/BL1/H5N1-2003 merupakan isolat virus AI/H5N1 pertama yang diisolasi di Laboratorium virologi dan imunologi FKH-Unair dari ayam petelur di Blitar yang menyebabkan wabah penyakit dengan mortalitas tinggi.
40 Sari, Pranita. 2006. Dampak Merebaknya Wabah Flu Burung dan Isu Formalin Terhadap Perubahan Pola Konsumsi Daging dan Telur Ayam Serta Ikan Konsumen Rumah Tangga (Studi Kasus di Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor). Bogor: Skripsi Faperta-IPB
Dampak Merebaknya Wabah Flu Burung dan Isu Formalin Terhadap Perubahan Pola Konsumsi Daging dan Telur Ayam Serta Ikan Konsumen Rumah Tangga (Studi Kasus di Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) Pranita Sari Program Studi Ekonomi Pertanian dan Sumber Daya Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Kata Kunci: Avian influenza, dampak, konsumsi, telur ayam, pola konsumsi
68
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis dampak merebaknya wabah flu burung dan isu formalin terhadap perubahan pola konsumsi daging dan telur ayam serta ikan konsumen rumah tangga, (2) menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi perubahan permintaan daging dan telur ayam serta ikan. Penelitian lapangan dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan, yaitu pada bulan Juni-Juli 2006. Jumlah sampel penelitian adalah 60 sampel, yaitu 30 sampel mewakili rumah tangga kelas atas dan 30 sampel mewakili rumah tangga kelas bawah. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Analisis dilakukan dengan menggunakan tiga metode analisis yaitu analisis deskriptif, model sikap multiatribut Fishben dan regresi linier berganda. Data diolah dengan menggunakan program komputer SPSS 13 dan Microsoft Office Excell. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah merebaknya wabah flu burung dan isu formalin, sebagian besar responden berhenti dan mengurangi konsumsi pangan hewani (daging dan telur ayam serta ikan). Perubahan perilaku konsumsi ini lebih banyak terjadi pada rumah tangga kelas atas dibandingkan dengan kelas bawah. Pangan alternatif yang dipilih konsumen setelah merebaknya wabah flu burung dan isu formalin berbeda antar kelas sosial. Konsumen rumah tangga kelas atas lebih banyak berpindah ke daging sapi akibat wabah flu burung dan isu formalin. Untuk konsumen rumah tangga kelas bawah lebih memilih untuk berpindah ke ikan, tempe, dan tahu akibat wabah flu burung sedangkan isu formalin, tampak tidak berpengaruh. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan jumlah permintaan daging ayam adalah usia, tingkat pendidikan, pendapatan, dan jenis pekerjaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan jumlah permintaan telur ayam adalah usia, pendidikan ibu, dan jumlah anggota keluarga. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan jumlah permintaan ikan adalah pengambil keputusan dan pendidikan ibu.
69
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
41 Santosa, Dwi Budi, dkk. 2008. Measuring The Economic Impact of AI on Balinese Smallholders. Makalah disajikan dalam Workshop Avian Influenza: Assessment, Policy Responses, and Socio Economics Impact, UnibrawBPTP Bali, 28 Februari 2008
Pengukuran Respon Peternak Ayam di Sektor Tiga dan Empat Terhadap Penyebaran Avian Flu Studi Kasus di Bali Dwi Budi Santosa Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Kata Kunci: Avian influenza, sektor 3, respon peternak, dampak
Dalam makalah ini permasalahan utama yang akan menjadi pokok pembahasan adalah bagaimana mengidentifikasi tingkat tanggapan peternak terhadap penyebaran AI. Tinggi rendahnya respon peternak akan diukur dari besar kecilnya dampak ekonomi yang dirasakan oleh peternak secara individu dalam hal ini adalah dampak AI terhadap perubahan tingkat penghasilannya. Survei pada peternak unggas sektor 3 (memiliki lenih dari 500 ekor) dilakukan pada akhir tahun 2006 oleh BPTP Bali. Penentuan daerah penelitian ditetapkan berdasarkan data penyebaran AI di setiap kabupaten dan kecamatan di Bali yang diperoleh dari DIC (Disease Investigation Center) regional VI di Bali. Penentuan responden dilakukan secara random dengan besaran 160 peternak ayam petelur (layer) dan 40 peternak ayam pedaging (broiler) yang berada di daerah Bangli dan Tabanan. Survei untuk peternak atau pemilik unggas sektor 4 (memiliki kurang dari 500 ekor) dilakukan pada akhir tahun 2007 dengan jumlah peternak sebanyak 600 rumah tangga yang tersebar di Tabanan, Denpasar, Jembrana dan Badung. Penetapan dalam survei ini disamping mempertimbangkan daerah terinfeksi juga didasarkan pada populasi ternak. Berdasarkan hasil analisa menyarankan bahwa reaksi yang paling signifikan dalam merespon wabah AI adalah mereka yang memelihara unggas yang cukup besar dan biasanya adalah mereka yang dapat digolongkan sebagai kelompok masyarakat menengah atas. Pemerintah mempunyai kewajiban intervensi dengan segala keterbatasannya dalam melakukan pencegahan penyebaran AI. Pada dasarnya keterbatasan tersebut adalah keterbatasan dana, infrastruktur (seperti jumlah laboratorium, vaksin dan tenaga ahli) dan tumpang tindihnya kebijakan baik secara vertikal maupun horisontal (USDA, 2006).
70
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
42 FKH-UGM. 2006. Analisis Ekonomi Program Pengendalian Avian Influenza di Jawa. Makalah ini disajikan dalam Se minar Evaluasi Hasil Penelitian Avian Influenza, Deptan, 19-20 Desember 2006
Analisis Ekonomi Program Pengendalian Avian Influenza di Jawa Tim Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Kata Kunci: Avian influenza, pengendalian, analisa ekonomi, dampak
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menyajikan gambaran kerugian ekonomi akibat wabah AI pada unggas di Jawa, (2) membandingkan kerugian ekonomi dengan atau tanpa pengendalian wabah, (3) menganalis strategi pemerintah dalam membandingkan AI, dan (4) memberikan rekomendasi pengendalian AI berdasarkan pertimbangan ekonomi. Penelitian ini menggunakan konsep dasar yang disajikan dalam model ekonomi dari Dijkhuizen et al (1997) dengan sedikit modifikasi. Model analisis ini mengandung tiga komponen, yaitu orang (masyarakat), produk, dan sumberdaya. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penurunan laba per peternak kasus di farm akibat penyakit AI berkisar antara Rp. 9.150.000,- - Rp. 438.040.000,-/ bulan (Ayam Petelur), Rp. 9.350.000,- - Rp. 429.860.000,-/bulan (Ayam Pedaging), Rp. 380.000,- Rp. 286.920.000,-/bulan (Ayam Buras, Itik, dan Puyuh). Pemulihan pasca pengendalian di Jawa berturut-turut adalah Rp. 190.000,- (dengan jumlah 1.500 ekor puyuh) – Rp. 438.040.000,-/bulan (dengan jumlah 20.000 ekor ayam petelur). Hal ini merupakan hasil dari pengendalian yang dilakukan oleh peternak dengan biaya berkisar antara Rp. 20.000,- - Rp. 49.140.000,(0,01% - 57,96% dari nilai pemulihan laba). Disamping itu terdapat peternak yang justru mendapat peningkatan laba akibat wabah yang dialaminya.
71
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
43 Widari, Sri. 2006. Dampak Sosialisasi Flu Burung terhadap Pola Konsumsi Daging dan Telur Ayam Konsumen Rumah Tangga di Kota Bogor. Bogor: Skripsi Faperta-IPB
Dampak Sosialisasi Flu Burung terhadap Pola Konsumsi Daging dan Telur Ayam Konsumen Rumah Tangga di Kota Bogor Sri Widari Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Kata Kunci: Avian influenza, dampak, pola konsumsi, telur ayam, daging ayam
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis dampak sosialisasi flu burung terhadap pola konsumsi daging dan telur ayam, apakah dampak tersebut berbeda menurut kelas social dan (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan daging ayam dan permintaan telur ayam. Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor. Berdasarkan pada kondisi lingkungan fisik dan tempat tinggal (Area cluster sampling) secara sengaja (purposive). Kota Bogor dapat dibedakan atas tiga wilayah yang mewakili tiga kelas sosial yaitu wilayah kelas atas (Vila Indah Padjajaran dan Perumahan Bogor Baru), wilayah kelas menengah (Vila Citra Bantarjati, Kompleks Sindang Barang I dan Perumahan Pondok Rumput), wilayah kelas bawah (Selaawi, Warung Bandrek dan Kebon Kelapa). Data yang digunakan terdiri dari data primer yang dikumpulkan dari wawancara dengan responden dan data sekunder dari instansi terkait. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan kualitatif. Secara kualitatif dengan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi flu burung berdampak positif terhadap pola konsumsi daging dan telur ayam konsumen rumah tangga. Sesudah sosialisasi, tidak ada konsumen rumah tangga yang berhenti mengonsumsi daging dan telur ayam. Perubahan pola konsumsi berbeda menurut kelas sosial. Pola konsumsi yang mengalami perubahan meliputi frekuensi pembelian, jumlah pembelian dan tempat pembelian. Sedangkan untuk pola konsumsi berupa bentuk daging dan telur ayam yang dibeli serta cara membeli keduanya cenderung tidak mengalami perubahan.
72
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
44 Muslim, Fauzan. 2006. Hubungan Persepsi Tentang Flu Burung dan Sikap dalam Mengkonsumsi Telur dan Daging Ayam (Kasus pada Pelanggan Restoran KFC Cabang MT Haryono Jakarta). Bogor: Skripsi Fapet-IPB
Hubungan Persepsi Tentang Flu Burung dan Sikap dalam Mengkonsumsi Telur dan Daging Ayam (Kasus pada Pelanggan Restoran KFC Cabang MT Haryono Jakarta) Fauzan Muslim Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengidentifikasi karakteristik pelanggan KFC, (2) mengetahui persepsi pelanggan KFC tentang flu burung, (3) mengetahui sikap pelanggan KFC, dalam mengkonsumsi telur, daging ayam, dan produk olahannya, (4) menentukan derajat hubungan persepsi tentang flu burung dan sikap pelanggan KFC, dalam mengkonsumsi telur, daging ayam, dan produk olahannya. Populasi penelitian adalah pelanggan (customer) KFC cabang Carrefour MT Haryono, Jakarta yang datang ke lokasi penelitian pada saat penelitian ini dilakukan. Sampel yang digunakan pada penelitian berjumlah 100 orang. Data diperoleh melalui wawancara dengan bantuan kuesioner, data yang didapat diolah dengan menggunakan program computer SPSS versi 13.0 untuk melakukan uji korelasi rank-Spearman (rs). Karakteristik pelanggan KFC dalam penelitian ini mayoritas berusia muda, perempuan, berpendidikan tinggi, berpenghasilan kurang dari Rp. 1.000.000,- per bulan. Persepsi pelanggan KFC tentang flu burung sudah baik, dan sikap responden adalah tetap mengkonsumsi produk unggas meskipun kini mewabah flu burung. Terdapat hubungan sangat nyata (p<0,01) negatif antara tingkat penghasilan dan persepsi tentang pencegahan penularan flu burung. Terdapat hubungan yang nyata (p<0,05) antara persepsi tentang pencegahan penularan flu burung dan sikap dalam mengkonsumsi produk unggas.
Kata Kunci: Avian influenza, dampak, pola konsumsi, telur ayam, daging ayam
73
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
45 Suryadi, Deni Hendra. 2006. Upaya-upaya Pencagahan FB pada Peternak Unggas Skala Kecil di Kabupaten Lima Puluh Kota. Yogyakarta: Tesis IKMUGM
Upaya-Upaya Pencagahan FB Pada Peternak Unggas Skala Kecil di Kabupaten Lima Puluh Kota Deni Hendra Suryadi Program studi IKM jurusan Ilmu-ilmu kesehatan. UGM Kata Kunci: Avian influenza, pencegahan, peternak
Latar belakang : penyakit FB telah berjangkit di Ind dan membawa kerugian yang besar, bahkan menimbulkan kematian pada manusia sehingga ditetapkan menjadi KLB. Peternakan unggas skala kecil yang banyak dan tersebar sangat menyulitkan dalam pengawasan. Penelitian ini bertujuan menganalisis pelaksanaan biosecurity pada peternak, kondisi sanitasi peternakan dan peranan pemerintah daerah melalui sektor yang terkait dalam melakukan kebijakan, perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan serta regulasi dana penegakan hukum. Metode:penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif. Unit analisis peternak dan peternakan unggas, informasi didapatkan melalui wawancara dan formulir inspeksi. Wawancara mendalam (indept interview) terhadap kepada dinas dan instansi yang terkait. Informasi dianalisis dengan teknis kualitatif untuk menjamin validitas data dilakukan teknik triagulasi Hasil : pelaksanaan biosecuruti pada peternak dengan kategori sangat baik 9,87% baik 43,75%, sedang 36,18%, kurang baik 8,55% dan sangat kurang baik 1,64%. Kondisi sanitasi peternakan unggas yang mempunyai resiko pencemaran terhadap kesehatan lingkungan dengan kategori buruk 3,29%, sedang 16,45%, baik 37,5% dan sangat baik 42,76%. Kebijakan oleh masing-masing dinas pada pemerintah daerah sudah tertuju kepada upayaupaya pencegahan penyakit FB. Perencanaan belum ada yang sifatnya strategis. Pengorganisasian, koordinasi, pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan antar sektor yang terkait belum dilaksanakan secara terpadu. Regulasi dan penagakan hokum bagi peternakan unggas yang melanggar ketentuan masih lemah dan tidak terlaksana dengan baik. Kesimpulan : 53,62% peternaka unggas skala kecil sudah menerapkan biosecurity pada peternakannya dengan kategori sangat baik dan baik. Kondisi sanitasi peternakan unggas yang resiko untuk memcemari kesehatan lingkungan dan dalam kondisi buruk 3,29%.
46 CIVAS. 2006. Inventory Study of the Poultry Sector in Sukabumi District. (online), (www.civas.net, diakses tanggal 14 agustus 2009)
Inventory Study of the Poultry Sector in Sukabumi District Centre for Indonesian Veterinary Analytical Studies Kata Kunci: Avian influenza, pemetaan, peternakan
Tujuan studi adalah untuk menggambarkan sistem peternakan unggas, mengidentifikasi peternakan sektor 1, 2, 3 dan populasi unggas sektor 4, serta mengidentifikasi rute perpindahan unggas maupun data demografi penduduk di Kabupaten Sukabumi tahun 2006. Studi ini dilakukan di Kecamatan Jampang Tengah, Kecamatan Cikembar, Kecamatan Cicurug, dan Kecamatan Kebon Pedes Kabupaten Sukabumi. Metode dilakukan dengan mengambil titik koordinat lokasi peternakan di setiap sektor menggunakan GPS unit dan penyebaran kuisioner kepada peternak unggas pada sektor 1, 2, 3, dan 4, petugas kesehatan hewan setempat, dan kantor desa. Studi ini dilakukan atas kerjasama Direktorat Kesehatan Hewan Departemen Pertanian Indonesia dengan Pemerintah Belanda. Hasilnya Kabupaten Sukabumi memiliki 64,7% ayam pedaging/broiler dan 13,7% ayam petelur komersial. Kecamatan Cicurug mempunyai dua peternakan broiler komersial sektor 1; 24 peternakan broiler farms sektor 2; 16 peternakan broiler komersial sektor 3. Semua peternakan ayam layer komersial di Sukabumi termasuk peternakan sektor 3. Selain itu juga terdapat 5 peternakan ayam kampung pedaging intensif, 1 peternakan ayam kampung petelur intensif, 2 peternakan pembibitan/PS broiler dan 1 peternakan pembibitan/PS layer. Kecamatan Cikembar mempunyai 28 peternakan broiler komersial sektor 3; 9 peternakan layer komersial sektor 3; 6 peternakan pembibitan/PS broiler; 1 peternakan pembibitan/PS layer. Selain itu terdapat juga 1 peternakan burung puyuh. Kecamatan Jampang Tengah terdapat 3 peternakan pembibitan/PS broiler, 6 peternakan broiler komersial sektor 2, dan 7 peternakan broiler komersial sektor 3, dan 3 peternakan layer komersial. Kecamatan Kebon Pedes tidak terdapat peternakan sektor 1. sebagian besar peternakan di Kebon Pedes merupakan sektor 3 yang terdiri dari 4 peternakan ayam broiler komersial, 4 peternakan layer komersial, 2 hatheries dan 7 peternakan bebek.
74
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
75
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
47 Jatikusumah, Andri, dkk. 2006. Deteksi Virus Avian Influenza (AI) pada Ayam Kampung dan Estimasi Risiko Penyebarannya di Tempat Penampungan Ayam dan Pasar Unggas Hidup di Jakarta Barat : Studi Pendahuluan. Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm. 273 - 274)
Deteksi Virus Avian Influenza (AI) pada Ayam Kampung dan Estimasi Risiko Penyebarannya di Tempat Penampungan Ayam dan Pasar Unggas Hidup di Jakarta Barat : Studi Pendahuluan Andri Jatikusumah, Chaerul Basri, Sunandar, Surachmi Setianingsih, Deny Widaya Lukman CIVAS, Bagian Kesehatan masyaerakat Veteriner FKH IPB, Bagian Mikrobiologi FKH IPB Kata Kunci: Avian influenza, pasar tradisional, penampungan, virus, ayam kampung
Studi ini bertujuan memperoleh gambaran singkat tentang karakteristik TPnA dan PUH ayam kampung di Jakarta Barat yang terkait sumber pasokan, manajemen kesehatan unggas, penanganan limbah, higiene dan biosekuriti. Selain itu, dalam studi ini akan diperoleh keberadaan virus AI pada ayam kampung yang datang ke TPnA dan PUH di Jakarta Barat, termasuk daerah asal unggas yang terinfeksi virus AI, serta estimasi risiko terkait dengan penerapan biosekuriti di TPnA dan PUH di Jakarta Barat. Studi ini dilakukan selama tiga bulan di Jakarta Barat, dengan cara survei. Data-data yang diambil terdiri dari karakteristik TPnA dan PUH, keberadaan virus AI, dan penilaian biosekuriti, serta penilaian estimasi risiko. Karakteristik TPnA dan PUH dijaring melalui kuesioner dengan cara wawancara dan observasi. Deteksi virus AI hanya dilakukan di dua TPnA, dengan cara mengambil sampel usapan trakea pada ayam kampung yang datang ke TPnA. Jumlah sampel adalah 12 sampel per batch didasarkan pada hasil perhitungan menurut rumus dari Canon dan Roe. Sampel-sampel tersebut diuji di Laboratorium Diagnostik Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor dengan menggunakan rtPCR terhadap H5 dan matriks. Penilaian biosekuriti pada TPnA dan PUH dilakukan dengan cara observasi menggunakan checklist. Estimasi risiko dibuat atas dasar hasil penilaian biosekuriti dan keberadaan virus AI. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Rata-rata penjual pada TPnA dan PUH mengambil ayam dari satu sumber sebesar 50% dalam satu hari transaksi. Hampir semua penjual (91,7%) yang mengirim unggas ke TPnA dan PUH dilengkapi dengan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH). Jenis kendaraan yang paling umum digunakan untuk mengangkut unggas adalah sepeda motor (41,7%). Sebagian besar penjual ayam kampung menjual ayam kampung tidak bercampur dengan unggas lain (83,3%). Sebagian penjual unggas (58,3%) akan langsung memotong unggas yang sakit. Sebagian besar (91,7%) TPnA dan PUH menangani ayam bangkai dengan cara dibuang pada tempat sampah.
48 Martindah, Eny, dkk. 2006. Kajian Pelaksanaan Kebijakan Pengendalian Penyakit Avian Influenza Di Lapang. Makalah ini disajikan dalam Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Dalam Mendukung Usaha Ternak Unggas Berdaya Saing. Bogor: Puslitbangnak
Kajian Pelaksanaan Kebijakan Pengendalian Penyakit Avian Influenza Di Lapang Eny Martindah, Atien Priyanti dan Imas Sri Nurhayati Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Kata Kunci: Avian influenza (AI), kajian, pengendalian
Merebaknya kasus penyakit Avian Influenza (AI) sejak tiga tahun yang lalu di berbagai wilayah Indonesia mempunyai dampak yang cukup serius mengingat dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkannya. Berbagai upaya pemerintah untuk mencegah penyebaran virus dan mengendalikan penyakit AI telah dilakukan, diantaranya dengan membentuk Komite Nasional pengendalian flu burung. Dasar hukum berupa aturan telah dilaksanakan melalui kebijakan strategis yang terdiri dari 9 (sembilan) tindakan yang harus dilakukan secara simultan melalui Surat Keputusan Dirjen Bina Produksi Peternakan No. 17/Kpts/PD.640/ F/02/04 tentang Pedoman Pencegahan, Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Hewan Menular AI pada unggas. Meskipun strategi nasional yang disesuaikan dengan standar WHO, FAO dan Organisasi Kesehatan Hewan Internasional (OIE) sudah dimiliki Indonesia, namun kenyataannya penyakit AI belum dapat dikendalikan secara optimal, dan masih banyak kendala dalam mengimplementasikan strategi tersebut. Kajian dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan 9 strategi pengendalian AI di lapang menunjukkan bahwa kendala utama adalah keterbatasan peternak dan petugas kesehatan hewan dalam melakukan 3E: Early detection, Early reporting dan Early respons, yang berpengaruh pada penyebaran kasus AI. Ini akibat penyuluhan dan sosialisasi tentang penanganan dan pencegahan penyakit AI yang belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga tingkat pengetahuan peternak tentang AI kurang memadai. Lemahnya koordinasi antar instansi terkait dan seluruh lapisan masyarakat menjadi faktor utama penyebab hal ini. Oleh karena itu sosialisasi dan penyuluhan yang tepat, seimbang dan komprehensif kepada masyarakat, peternak dan petugas lapang perlu dilakukan secara berkelanjutan tidak hanya saat terjadi wabah.
Berdasarkan hasil pengujian rt-PCR dua dari tujuh batch (28,6%) yang diperiksa dengan primer H5 dan matrik didapatkan bahwa tiga sampel pool menunjukkan hasil positif untuk H5 dan matrik (10,7%). Berdasarkan penilaian biosekuriti dan keberadaan virus AI maka estimasi risiko terhadap penularan dan penyebaran AI pada TPnA dan PUH berkategori tinggi. 76
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
77
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
49 FKHIPB. 2006. Kajian Terhadap Karakter Virus Avian Influenza (AI) pada Unggas Air Sebagai Dasar Pengendalian Penyakit AI. Makalah ini disajikan dalam Seminar Evaluasi Hasil Penelitian Avian Influenza, Deptan RI, 19-20 Desember 2006
Kajian Terhadap Karakter Virus Avian Influenza (AI) pada Unggas Air Sebagai Dasar Pengendalian Penyakit AI Tim Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Kata Kunci: Avian influenza, virus, unggas air
Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengkaji peran unggas air sebagai reservoir virus AI yang dapat menular ke ayam atau hewan lain berdasarkan analisis filogenik virus; predileksi virus pada bebek, entok, dan angsa; karakter shedding dan sifat biologis isolat virus. Lokasi penelitian ini di empat kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Cirebon. Penelitian ini melakukan penyebaran kuesioner mengenai kualitas SDM peternakan dan karakteristik manajemen peternakan, uji serologis (HI test (H5) & ELISA), identifikasi virus dengan RTPCR, isolasi virus pada BSL 3, hasil sekuensing dianalisa dalam program genedoc V2.3, monitoring shedding virus, patogenesis virus AI, dan keamanan pangan. Hasil penelitian ini antara lain (1) bebek yang dipelihara dengan cara berkeliaran bebas di dalam dan di luar pekarangan rumah memiliki risiko terinfeksi lebih tinggi (OR = 6,87; SK 95%; 1.29-36.54) dibandingkan dengan yang dipelihara dalam kandang tertutup; sistem pemeliharaan antara ayam dan bebek yang dicampur memiliki risiko positif AI cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak dicampur (OR = 4,05) sistem pemeliharaan faktor penting dalam pengendalian AI pad bebek dan implikasi penularan terhadap ternak lain, (2) ternak bebek berperan sebagai reservoir virus AI yang berpotensi menularkan penyakit ke ternak lain didukung oleh hasil studi ada korelasi cukup konsisten antara titer antibodi H5 pada bebek dan unggas, ada kecenderungan risiko terpapar virus AI lebih tinggi pada ayam yang dicampur bebek, ditemukan isolat-isolat virus AI dari bebek sehat, dan ada infeksi silang isolat virus AI dari bebek ke embrio ayam dan dari bebek yang diinokulasi virus AI H5N1 ke ayam sentinel. (3) isolat FKH/IPB/ Duck/NG29 teridentifikasi sebagai subtipe H5N1 yang mengelompok dengan isolat-isolat Indonesia lainnya tidak ada introduksi virus baru ke wilayah Indonesia. (4) pemeliharaan campur antara bebek dan unggas lain berpotensi meningkatkan shedding virus. Bebek dan entok dapat berfungsi sebagai bank virus, sedangkan ayam berfungsi sebagai media biologis perbanyakan virus yang efektif menyebabkan sirkulasi virus di suatu wilayah semakin tinggi dan dapat meningkatkan peluang terjadinya infeksi virus antar spesies hewan.
78
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
50 FKH Udayana. 2006. Kajian Epidemiologi Avian Influenza pada Babi dan Kera serta Produksi Protein Rekombinan NS-1 untuk Pengembangan Reagensia Diagnostik DIVA untuk Memantapkan Program Vaksinasi dalam Pengendalian Avian Influenza. Makalah ini disajikan dalam Seminar Evaluasi Hasil Penelitian Avian Influenza, Deptan RI, 19-20 Desember 2006
Kajian Epidemiologi Avian Influenza pada Babi dan Kera serta Produksi Protein Rekombinan NS-1 untuk Pengembangan Reagensia Diagnostik DIVA untuk Memantapkan Program Vaksinasi dalam Pengendalian Avian Influenza Tim Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Bali Kata Kunci: Avian influenza, epidemiologi, vaksin, babi, kera
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui karakteristik epidemiologi virus AI yang meliputi variasi inang (babi, kera, serta hewan lain yang berinteraksi dengan kedua jenis inang tersebut), karakteristik agen (VAI) seperti ko-sirkulasi berbagai sub-tipe virus serta patogenisitasnya, dan faktor-faktor risiko yang mempengaruhinya, (2) mengembangkan Reagensia Diagnostik DIVA dengan basis protein rekombinan NS1. Penelitian lapangan dilakukan di tiga propinsi yaitu di Bali, NTB, dan NTT, antara Agustus sampai dengan November 2006. penelitian laboratorik dilakukan di Laboratorium Biomedik, Biologi Molekuler, dan Genetika Molekuler Hewan FKH Unud Denpasar. Sequencing dilakukan di Institut Eijkman, Jakarta. Hasil penelitian ini adalah (1) jenis hewan yang terbukti dapat terinfeksi virus influenza A subtipe H5 adalah babi, anjing, kucing, ayam kampung, unggas air, aneka unggas, dan ayam ras di Bali dan NTB, tetapi tidak di NTT, (2) seroprevalensi infeksi VAI H5 dari seluruh wilayah yang disampling adalah 4,34% dengan proporsi pada babi 0,54%, anjing 1,69%, kucing 7,69%, ayam kampung 4,08%, unggas air 12,23%, dan aneka unggas 1,96%, (3) virus AI H5 dapat diisolasi dari babi, anjing, kucing, ayam kampung, unggas air, dan ayam ras di Bali dan NTB dengan tingkat keberhasilan isolasi secara keseluruhan 0,82%, dengan proporsi pada hewan 0,49% pada babi, 3,20% pada anjing, 2,44% pada kucing, 0,73% pada ayam kampung, 1,21% pada unggas air, 1,29% pada aneka burung, dan 4,00% dari ayam ras, (4) antibodi dan/atau virus AI H5 dapat dideteksi pada babi dari 7 kabupaten di Bali dengan seroprevalensi 0,68% dan keberhasilan isolasi 0,51%, (5) proporsi kecamatan tertular di Bali meningkat dari 58,5% tahun 2005 menjadi 85,4% tahun 2006, (6) proporsi desa tertular di Bali meningkat dengan laju insiden desa tertular sebesar 14% per tahun, (7) antibodi dan/atau virus AI H5 belum terdeteksi dari monyet dan burung liar di Bali, dan (8) antibodi dan virus influenza A subtipe H5 tidak dapat dideteksi dari sampel yang dikumpulkan dari semua hewan yang disampling di NTT.
79
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
51 FKH Unsyiah Kuala. 2006. Kajian Epidemiologi Penyebaran Avian Influenza pada Pasar Unggas Tradisional di Nanggroe Aceh Darussalam. Makalah ini disajikan dalam Seminar Evaluasi Hasil Penelitian Avian Influenza, Deptan RI, 19-20 Desember 2006
Kajian Epidemiologi Penyebaran Avian Influenza pada Pasar Unggas Tradisional di Nanggroe Aceh Darussalam Tim Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Kata Kunci: Avian influenza, pasar tradisional, epidemiologi
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melakukan kajian epidemiologi tentang penyebaran avian influenza pada pasar unggas tradisional di Nanggroe Aceh Darussalam. Metode yang dilakukan adalah penyebaran kuesioner dan pemeriksaan titer antibodi melalui pemeriksaan serologis (HI test). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pelatihan pemantapan prosedur operasional standar di laboratorium, pengambilan dan pemeriksaan sampel serum unggas, dan sosialisasi dan penyuluhan ke masyarakat. Lokasi penelitian ini adalah seluruh pasar tradisional yang ada di kabupaten/kota yang terletak di provinsi NAD. Hasil penelitian ini adalah (1) titer antibodi terhadap AI subtipe H5N1 tertinggi pada layer (18,9%), broiler (8,2%), itik (5,1%), ayam buras (2,4%), dan entok (2,2%), (2) tingkat pengetahuan masyarakat dan pelaku pasar terhadap AI masih rendah, (3) pada umumnya sanitasi dan higiene pasar-pasar tradisional di wilayah NAD masih belum memadai dalam usaha untuk mengendalikan penyebaran AI, (4) mayoritas peternakan unggas di NAD tergolong dalam sektor 4, yang sangat berpotensi sebagai penular AI, (5) sebagian besar unggas yang ada di wilayah NAD tidak memiliki antibodi terhadap virus H5, (6) sistem pelaporan penyakit dan vaksinasi di wilayah NAD belum berjalan lancar, dan (7) persentase titer antibodi pada serum unggas di antara pasar tradisional wilayah NAD baik di daerah bebas dan tertular AI tidak menunjukkan perbedaan.
52 FKH UGM. 2006. Kajian Strategi Vaksinasi pada Puyuh dan Monitoring Subtipe Virus AI pada Babi dan Mamalia Lain. Makalah ini disajikan dalam Seminar Evaluasi Hasil Penelitian Avian Influenza, Deptan RI, 19-20 Desember 2006
Kajian Strategi Vaksinasi pada Puyuh dan Monitoring Subtipe Virus AI pada Babi dan Mamalia Lain Tim Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Kata Kunci: Avian influenza, vaksin, burung puyuh, mamalia, babi
Kajian ini bertujuan mengkaji vaksinasi AI pada puyuh, mencakup uji efikasi vaksin, evaluasi serologi pasca vaksinasi, isolasi dan karakterisasi virus shedding dan patologi kematian puyuh. 5000 puyuh sehari dialokasikan pada lima kelompok vaksinasi secara rambang kotak. Kelompok pertama mendapat plasebo, kelompok kedua vaksin H5N1, ketiga H5N2 (produksi A), keempat H5N2 (produksi B), dan kelima H5N9, secara subkutan, dengan dosis anjuran produsen. Untuk serologi, 25 puyuh dari masing-masing kelompok secara diskontinyus diambil semuanya pada hari ke-7 pasca vaksinasi (pv) pertama dan 7, 14, 21 hari pv kedua. Uji HI menggunakan antigen H5N1, isolasi dan karakterisasi virus shedding dilakukan terhadap 10 ekor puyuh tiap kelompok. Untuk kajian AI pada babi, serum dari swab nasofaring dari 226 ekor babi dari peternak dan RPH babi di Kota Yogyakarta, Surakarta, Kabupaten Karanganyar digunakan sebagai sampel. HI digunakan untuk uji serologi, dan PCR multiplek untuk isolasi dan karakterisasi virus isolat. Hal yang sama diambil dari 85 anjing dan kucing yang berasal di sekitar peternakan unggas. Tidak ada kematian spesifik AI pada puyuh, namun efikasi terhadap kematian oleh Coryza menunjukkan angka 29,24% untuk vaksin H5N9, vaksin H5N1 6,60%, H5N2 (A) 5,66%, dan H5N2 (B) 4,72%. Uji immunohistokimia paru, hati, dan ginjal berhasil menunjukkan adanya infeksi influenza tipe A. Titer anti AI tertinggi diperoleh dari vaksin H5N1. vaksin yang lain memberikan titer yang rendah karena digunakan antigen heterolog. Virus shedding dapat diisolasi pada semua kelompok pada dua hari pv pertama. Pada tujuh hari pv pertama pada kelompok vaksin H5N1 dapat terisolasi virus shedding. Sementara HI pada semua babi menunjukkan hasil negatif, PCR konvensional menunjukkan 12 ekor babi memiliki virus AI serotipe H5. Namun, dengan PCR multiplek gena protein M tidak terdeteksi. Satu sampel menunjukkan posisi bp DNA gena tersebut yang lebih tinggi. Ayam dari pasar tradisional memberikan isolasi dan karakterisasi PCR VAI H5N1, yang menunjukkan pasar tradisional dapat menjadi sumber VAI.
80
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
81
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
53 Balai Besar Penelitian Veteriner. 2006. Kajian Epidemiologi Penyakit Avian Influenza (AI) pada Unggas dan Hewan Lainnya. Makalah ini disajikan dalam Seminar Evaluasi Hasil Penelitian Avian Influenza, Deptan RI, 19-20 Desember 2006
Kajian Epidemiologi Penyakit Avian Influenza (AI) pada Unggas dan Hewan Lainnya Balai Penelitian Veteriner Bogor Kata Kunci: Avian influenza, epidemiologi
Kajian epidemiologi ini bertujuan untuk mengetahui epidemiologi penyakit AI di suatu kawasan yang melaksanakan program vaksinasi, dengan luaran mendapatkan gambaran mengenai 1) respon antibodi pasca program vaksinasi pada unggas; 2) kejadian AI pada unggas di sektor 3 dan sektor 4 serta pada hewan lain yang ada di sekitarnya, 3) mendapatkan isolat virus avian influenza dari berbagai spesies rentan, 4) kejadian AI subklinis dengan deteksi antigen secara immunohistokimia, 5) dinamika status infeksi HPAI pada pasar unggas hidup, serta 6) rekomendasi pengendalian avian influenza. Untuk itu telah dilakukan kajian melalui pengamatan dan pengambilan sampel secara berulang dan untuk mendukung kajian ini dilakukan interview guna mendapatkan informasi kejadian penyakit AI pada saat sebelumnya, saat pengamatan, dan saat antar pengamatan, serta kegiatan vaksinasi yang telah dilakukan sebelumnya. Sampel yang diperoleh kemudian diuji di laboratorium, yaitu sampel serum diperiksa dengan uji Haemagglutinasi inhibisi (HI) dan sampel swab kloaka atau nasofaring diisolasi pada telur SPF yang kemudian diidentifikasi sebagai virus AI H5 dengan RT-PCR. Hasil pemeriksaan serologis dari sampel serum terhadap virus AI H5 yang diambil pada bulan Oktober 2006 memperlihatkan unggas yang memiliki seropositif terhadap virus avian influenza (AI) H5, dengan prevalensi yaitu ayam 591 (22,96%); itik 43 (41,74%); entok 43 (27,04%); dan angsa 12 (75,0%). Selanjutnya hasil pemeriksaan serologis untuk sampel yang diambil pada bulan November 2006 memperlihatkan prevalensi unggas seropositif terhadap avian influenza (AI) H5, yaitu ayam 1.038 (33,37%); itik 63 (43,44%); entok 68 (28,21%); dan angsa 11 (42,3%).
54 Putra, Anak Agung Gde. 2006. Surveillance Of Avian Influenza In Mixed Farming System And In Live Bird Markets In Bali. Buletin Veteriner BB-Vet Denpasar, XVIII (68): 16-26
Surveillance Of Avian Influenza In Mixed Farming System And In Live Bird Markets In Bali Anak Agung Gde Putra, Ketut Santhia, I Nyoman Dibia, Ni Made Arsani dan A.A.G. Smara Putra BPPV Denpasar Kata Kunci: Avian influenza, surveilans epidemiologi, Pulau Bali.
Pada bulan Oktober 2003 telah terjadi wabah penyakit unggas di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Wabah tersebut menyerang ayam petelur yang baru beberapa hari dibeli dari Jawa Timur. Berkenaan dengan hal tersebut Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Regional VI Denpasar dan inas Peternakan segera melakukan penyidikan dan surveilans. Dari hasil kegiatan penyidikan / surveilans ditemukan suatu virus yang mampu mengaglutinasi sel darah merah ayam tetapi bukan virus Newcastle. Hasil uji ulang dari isolat tersebut yang dilakukan pada bulan Februari 2004 membuktikan bahwa virus tersebut adalah virus highly pathogenic avian influenza (HPAI) subtipe H5N1. Selanjutnya diketahui wabah menyebar begitu cepat melalui perniagaan unggas hidup dan lalulintas peralatan peternakan yang terkontaminasi virus HPAI. Dalam beberapa bulan penyakit telah dilaporkan terjadi di 8 dari 9 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Bali. Pemerintah Pusat secara resmi melaporkan tejadinya wabah AI ke Office International des Epizooties pada bulan Januari 2004. Untuk mengendalikan penyebaran dari virus AI tersebut di Bali, lebih dari 700.000 ekor ayam telah dimusnahkan antara bulan Januari – Februari 2004. Dari jumlah tersebut, sekitar 650.000 ekor berasal dari Kabupaten Tabanan. Kabupaten Tabanan diketahui memiliki jumlah peternakan ayam ras petelur yang begitu banyak di Bali. Sejalan dengan pemusnahan ayam tersebut, beberapa tindakan lainnya seperti kegiatan vaksinasi terhadap penyakit AI juga dilakukan. Selama wabah HPAI (H5N1) tersebut, 80 dari 686 desa (11,7%) yang ada di Bali tertular. Lebih dari 4.581.104 (38%) ekor unggas yang ada di 80 desa tertular berada dalam posisi terancam, sekitar 938.144 (20.5%) ekor diantaranya dilaporkan sakit atau mati. Mayoritas dari unggas tersebut dimusnahkan oleh pemerintah pada bulan Februari 2004, untuk mengendalikan wabah. Pada saat terjadinya wabah tersebut, ayam ras dilaporkan sangat peka terhadap penyakit avian influenza (H5N1). Dengan sistem peternakan tradisional, dimana kontak antar ayam tidak begitu intensif, tingkat mortalitas penyakit pada ayam kampung dan itik ditemukan relatif rendah. Berkaitan dengan kejadian wabah AI tersebut, surveilans juga dilakukan di dua peternakan babi di Denpasar yang menggunakan praktek swill feeding.
82
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
83
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Dari 20 swab hidung babi yang diambil pada bulan April 2005 di kedua peternakan babi tersebut tidak satupun ditemukan tertular virus avian influenza.
55
Berdasarkan monthly attack rates terlihat bahwa tingkat penyerangan AI terjadi pada bulan kedua sampai bulan kelima setelah masuknya virus AI ke Bali. Tingkat penyerangan selanjutnya menurun secara drastis setelah dilakukan tindakan penanggulangan, salah satu diantaranya pelaksanaan vaksinasi. Lebih dari 70% unggas peka divaksin selama tahun 2004. Setelah wabah AI pertama tersebut, tidak lagi ditemukan wabah seperti sebelumnya. Namun demikian, virus AI masih bersirkulasi dalam lingkungan dan masih menyerang beberapa individu unggas atau kelompok kecil unggas. Hal tersebut terbukti dari hasil kegiatan surveilans yang dilaksanakan di pasar dimana masih menemukan adanya beberapa ekor unggas yang masih tertular virus AI.
Nursanty, Ni Ketut Dias. 2006. Korelasi Titer Antibody Hambatan Hemaglutinasi Dan Titer Antibody Elisa Terhadap Vai Pada Ayam Kampong. Bali: Skripsi FKH Udayana
Mengingat kompleksitas epidemiologi AI di Bali, kiranya Pulau Bali dapat dipertimbangkan menjadi salah satu daerah sebagai pembangunan model pemberantasan penyakit AI. Sebagai mana telah dilaporkan ditempat lain, program vaksinasi saja tanpa didukung oleh upayaupaya lainnya tidaklah akan mampu mengeliminasi virus AI dari suatu daerah/ pulau.
Ni Ketut Dias Nursanty, IGNK Mahardika, G.A. Yuniati Kencana
84
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Korelasi Titer Antibody Hambatan Hemaglutinasi Dan Titer Antibody Elisa Terhadap Vai Pada Ayam Kampong
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Bali Kata Kunci: Avian influenza, antibodi, ELISA
Untuk menanggulangi wabah VAI H5N1, pemerintah Indonesia telah menetapkan Sembilan langkah penangulangan, termasuk melakukan surveilansa dan vaksinasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara titer antibody HI terhadap VAI H5 dengan titer ELISA yang umum digunakan untuk tujuan serosurveilans maupun penentuan status kekebalan pasca vaksinasi. Sebanyak 80 sampel serum ayam kampong yang diperoleh selama program surveialsn pembebasan AI di Bali, NTB dan NTT pada tahun 2005 di gunakan sebagai objek penelitian ini. Antibodi terhadap VAI dideteksi dengan uji hambatan hemaglutinasi (HI) yang baku dengan menggunakan virus standar AI H5N1 (Balitvet Bogor) dan isolate laboratorium virology FKH Unud A/Chicken/Denpasar/AI/2004 (H%N!). Uji ELISA di lakukan dengan menggunakan kit AI virus antibody test Kit (Synbiotic). Titer antibody HI dan ELISA dari masingmasing serum dianalisis dengan korelasi dan regresi Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 44 dari 80 (55%) serum terdeteksi mengandung antibody VAI subtipe H5 dengan uji HI dengan titer antara 0-2.560. sedangkan dengan uji ELISA ditemukan 78 dari 80 (97,5%) serum yang mengandung antibody terhadap virus influenza tipe A dengan titer antara 0-12.302. analisa statistic menunjukan bahwa titer antibody HI terhadap VAI H5 tidak berkorelasi dengan titer antibody ELISA (p>0.05). Dari penelitian ini di sarankan bahwa uji ELISA dengan VAI yang utuh sebaiknya tidak digunakan dalam serosurveilans dan penentuan status kekebalan terhadap VAI H5 pada ayam kampong. Di samping itu pengembangan teknik ELISA untuk deteksi antibody terhadap VAI H5 perlu dilakukan dengan menggunakan protein yang khas sebagai antigen
85
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
56 Susilo, Ubaldus Beny. 2006. Deteksi VAI A Pada Itik Di Pasar Kumbasari Dengan Teknis RT PCR Bali: Skripsi FKH Udayana
Deteksi VAI A pada Itik di Pasar Kumbasari Dengan Teknis RT PCR Ubaldus Beny Susilo, IGNK Mahadika, I. B. Kade Suardana Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Bali Kata Kunci: Avian influenza, pasar tradisional, itik, RT-PCR
Itik dikenal sebagai reservoir alami VAI yang dikwatirkan akan menjadi pemicu terjadinya pandemic. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah vAI dapat didetksi pada itik dan mengungkap suptipe virus selain H5N1 pada itik yang dijual di pasar unggas hidup Kumbasari, Denpasar. Dalam penelitian ini menggunakan 40 sampel feses segar dan usapan kloaka itik yang dijual di pasar Kumbasari. Sampel tersebut di pooled menjadi empat. Semua sampel diisolasi dan di ui dengan RT-PCR dengan menggunakan primer khusus. Primer tersebut untuk mendeteksi matriks influenza A, HA universal, H5, H7, H9 dan N1. Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif. Dari hasil PCR dengan berbagai primer yang tersedia tampak bahwa VAI dapat dideteksi dari empat sampel gabungan (pooled sample) itik yang dijual di pasar Kumbasari dengan sutipe bukan sub tipe H5N1, H7 dan H9. Dua sampel gabungan kemungkinan besar mengandung subtipe H6. Sedangkan dua sampel gabungan yang lain kemungkinan besar dari subtipe selain H5, H6 H7 dan H9. Dalam skripsi ini didiskusikan bahwa pemetaan suptipe AVI di Indonesia, terutama pada itik perlu dilakukan dengan penanaman pada telur bertunas atau biakan sel sebelum diidentifikasi dengan RT PCR dalam fasilitas BSL-3. Untuk itu, primer-primer khas semua subtipe (16HA dan 9NA) perlu disediakan. Pemeliharaan unggas ini penting diperhatikan sehingga kesempatan untuk menyebarkan VAI dapat dikendalikan dan menekan peluang reassortment pada babi dan atau burung puyuh.
57 Siudirmartin, Luh Made. 2006. Deteksi Antibody Terhadap Vai H5 dan Pada Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix Japonica) Dari Peternakan Burung Puyuh Di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan Dan Pasar Burung Satria Denpasar. Bali: Skripsi FKH Udayana
Deteksi Antibody Terhadap VAI H5 dan Pada Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix Japonica) Dari Peternakan Burung Puyuh di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan Dan Pasar Bburung Satria Denpasar
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi antibody terhadap VAI H5 pada burung puyuh yang berasal dari peternakan burung puyuh di kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan dan di pasar burung satria denpasar. Sebanayk 63 serum burung puyuh dari peternakan dan 137 serum burung puyuh dari pasar burung yang diambil pada tiga kali pengembilan pada bulan oktober 2004 April 2005 dan februari 2006 digunakan pada penelitian ini. Antibody terhadap VAI H5 dideteksi dari serum tersebut dengan uji hambatan heaglutinasi (HI) standar dengan isolate A/Chicken/Denpasar/01/2004 (h5N1) dan virus standar Balitvet sebagai control dengan serum standar anti H5N1 serum standar ND dari Balitvet, Bogor. HAsil pemelitian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa antibody terhadap VAI H5 tidak dapat dideteksi pada burung puyuh yang berasal dari peternakan burung puyuh di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan dan pasar Burung Satria Denpasar.
Luh made sudirmartini, IGNK Mahadika, I. B. Kade Suardana Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Bali Kata Kunci: Avian influenza, antibodi, burung puyuh
86
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
87
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
58 Dewi, Made Ritha Krisna. 2006. Pengaruh berbagai dosis vaksin AI H5N1 terhadap titer antibody VAI pada itik di Bali. Bali: Skripsi FKH Udayana
Pengaruh Berbagai Dosis Vaksin AI H5N1 Terhadap Titer Antibody VAI Pada Itik Di Bali Ni Made Ritha Krisna Dewi, I.G.N.K Mahardika, I. B. Kade Suardana Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Bali Kata Kunci: Avian Influenza, Itik, Bali, Vaksin, antibodi
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahu pengaruh berbagai dosis suatu vaksin AI H5N1 terhadap titer antibody VAI pada itik Bali, menggunakan rancanganan acak lengkap (RAL) pola split in time. Itik dikelompokan menjadi empat kelompok kandang dan setiap kandang berisi 10 ekor. Sehari sebelum divaksinasi darah itik diambil, sehari setelah diambil darahnya kemudian 4 kelompok itik divaksinasi dengan vaksin AI H5N1 dalam berbagai tingkat dosis yaitu 0, ½, 1, dan 2 dan masing-masing diberi tanda D0, D1/2, D1 dan D2. Serum yang di dapatkan dari itik percobaan pada hari ke-0, 7, 14 dan 21 pasca vaksinasi I yang selanjutnyadisebut P0 P1, P2, dan P3. Sehari setelah pengambilan darah pada hari ke-21, itik percobaan divaksinasi lagi dan darahnya diambil lagi pada hari ke-7 dan 14 pasca vaksinasi II dan disebut dengan P4 dan P5. Semua serum diuji dengan menggunakan uji HI. Hasil penelitian menunjukan bahwa titer antibody pada itik percobaan dengan menggunakan dua kali dosis anjuran memiliki titer antibody yang sangat nyata lebih tinggi (P<0,01) daripada menggunakan satu dosis, setengah dosis dan nol dosis. Titer antibody pada itik percobaan dengan menggunakan satu dosis dan setengah dosis tidak menunjukan perbedaan yang nyata (P>0,05).
88
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
59 Sisyawati, Putu Ayu. 2006. Seroprevalensi Infeksi VAI H5 Dan Virus ND Pada Ternak Itik Di Subak Rejasa, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Bali: Skripsi FKH Udayana
Seroprevalensi Infeksi VAI H5 Dan Virus ND Pada Ternak Itik di Subak Rejasa, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan Putu Ayu Sisyawati, I.G.N.K Mahardika, I. B. Kade Suardana Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Bali Kata Kunci: Avian Influenza, Seroprevalensi, Itik, Bali, Virus
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan seroprevalensi infeksi VAI H5 dan Virus ND pada ternak itik yang diperlihara secara tradisional. Selain itu juga untuk mengenathu seroprevalensi infeksi virus AI H5 dan virus ND antara itik yang sudah pernah bertelur dengan itik yang belum pernah bertelur. Penelitian ini menggunakan 200 sampel itik. Ada tidaknya antibody terhadap AI dan ND diuji dengan uji serologis yaitu uji hambatan hemaglutinasi (HI). Sampel serum diambil dari ternak itik di Subak Rejada, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis statistika non parametric dengan uji tanda (sign test) dan uji chi square. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 200 sampel serum itik yang diperikas , 5% (10 dari 200 sampel) mengandung antibody terhadap AI dengan kisaran titer antara 10 samapai 80 unit HI dan 25% (50 dari 200 sampel) mengandung antibody terhadap ND dengan kisaran titer antara 10 samapi 80 unit HI dan secara statistic berbeda sangat nyata (P<0,01). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa seroprealensi infeksi VAI H5 lebih rendah dibandingkan dengan seroprevalensi VND. Dari 80 sampel serum itik sudah pernah bertelur diperiksa, 10 serum positif mengandung antibody AI H5 dengan presentase sebesar 12,5% dan 15 serum positif mengnadung antibody terhadap ND dengan presentase sebesar 18,75%. Dari 120 sampel serum itik belum pernah bertelur diperiksa, tidak ada serum yang positf megandung antibody terhadap AI H5 dengan presentase sebesar 0% dan 35 serum positif mengandung antibody terhadap ND dengan presentase sebesar 29,17%. Analisis statsistik menunjukan seroprevalesni infeksi VAI H5 pada itik yang sudah pernah bertelur tidak berbeda nyata (P<0,01) dengan itiyang belum pernah bertelur. Hal yang sama juga terjadi pada analisis seroprevalensi infeksi VND pada itik yang sudah pernah bertelur dengan itik yang belum pernah bertelur (P>0,05). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa seroprevalensi infeksi VAI H5 dan ND antara itik yang sudah pernah bertelur dengan itik yang belum pernah bertelur tidak berbeda nyata.
89
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
60 Dewi, Made Ritha Krisna. 2006. Pengaruh berbagai dosis vaksin AI H5N1 terhadap titer antibody VAI pada itik di Bali. Bali: Skripsi FKH Udayana
Pengaruh Berbagai Dosis Vaksin AI H5N1 Terhadap Titer Antibody VAI Pada Itik Di Bali Ni Made Ritha Krisna Dewi, I.G.N.K Mahardika, I. B. Kade Suardana Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Bali Kata Kunci: Avian Influenza, Itik, Bali, Vaksin, antibodi
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahu pengaruh berbagai dosis suatu vaksin AI H5N1 terhadap titer antibody VAI pada itik Bali, menggunakan rancanganan acak lengkap (RAL) pola split in time. Itik dikelompokan menjadi empat kelompok kandang dan setiap kandang berisi 10 ekor. Sehari sebelum divaksinasi darah itik diambil, sehari setelah diambil darahnya kemudian 4 kelompok itik divaksinasi dengan vaksin AI H5N1 dalam berbagai tingkat dosis yaitu 0, ½, 1, dan 2 dan masing-masing diberi tanda D0, D1/2, D1 dan D2. Serum yang di dapatkan dari itik percobaan pada hari ke-0, 7, 14 dan 21 pasca vaksinasi I yang selanjutnyadisebut P0 P1, P2, dan P3. Sehari setelah pengambilan darah pada hari ke-21, itik percobaan divaksinasi lagi dan darahnya diambil lagi pada hari ke-7 dan 14 pasca vaksinasi II dan disebut dengan P4 dan P5. Semua serum diuji dengan menggunakan uji HI. Hasil penelitian menunjukan bahwa titer antibody pada itik percobaan dengan menggunakan dua kali dosis anjuran memiliki titer antibody yang sangat nyata lebih tinggi (P<0,01) daripada menggunakan satu dosis, setengah dosis dan nol dosis. Titer antibody pada itik percobaan dengan menggunakan satu dosis dan setengah dosis tidak menunjukan perbedaan yang nyata (P>0,05).
90
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
61 Sisyawati, Putu Ayu. 2006. Seroprevalensi Infeksi VAI H5 Dan Virus ND Pada Ternak Itik Di Subak Rejasa, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Bali: Skripsi FKH Udayana
Seroprevalensi Infeksi VAI H5 Dan Virus ND Pada Ternak Itik di Subak Rejasa, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan Putu Ayu Sisyawati, I.G.N.K Mahardika, I. B. Kade Suardana Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Bali Kata Kunci: Avian Influenza, Seroprevalensi, Itik, Bali, Virus
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan seroprevalensi infeksi VAI H5 dan Virus ND pada ternak itik yang diperlihara secara tradisional. Selain itu juga untuk mengenathu seroprevalensi infeksi virus AI H5 dan virus ND antara itik yang sudah pernah bertelur dengan itik yang belum pernah bertelur. Penelitian ini menggunakan 200 sampel itik. Ada tidaknya antibody terhadap AI dan ND diuji dengan uji serologis yaitu uji hambatan hemaglutinasi (HI). Sampel serum diambil dari ternak itik di Subak Rejada, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis statistika non parametric dengan uji tanda (sign test) dan uji chi square. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 200 sampel serum itik yang diperikas , 5% (10 dari 200 sampel) mengandung antibody terhadap AI dengan kisaran titer antara 10 samapai 80 unit HI dan 25% (50 dari 200 sampel) mengandung antibody terhadap ND dengan kisaran titer antara 10 samapi 80 unit HI dan secara statistic berbeda sangat nyata (P<0,01). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa seroprealensi infeksi VAI H5 lebih rendah dibandingkan dengan seroprevalensi VND. Dari 80 sampel serum itik sudah pernah bertelur diperiksa, 10 serum positif mengandung antibody AI H5 dengan presentase sebesar 12,5% dan 15 serum positif mengnadung antibody terhadap ND dengan presentase sebesar 18,75%. Dari 120 sampel serum itik belum pernah bertelur diperiksa, tidak ada serum yang positf megandung antibody terhadap AI H5 dengan presentase sebesar 0% dan 35 serum positif mengandung antibody terhadap ND dengan presentase sebesar 29,17%. Analisis statsistik menunjukan seroprevalesni infeksi VAI H5 pada itik yang sudah pernah bertelur tidak berbeda nyata (P<0,01) dengan itiyang belum pernah bertelur. Hal yang sama juga terjadi pada analisis seroprevalensi infeksi VND pada itik yang sudah pernah bertelur dengan itik yang belum pernah bertelur (P>0,05). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa seroprevalensi infeksi VAI H5 dan ND antara itik yang sudah pernah bertelur dengan itik yang belum pernah bertelur tidak berbeda nyata.
91
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
62 Agustia & Wijanarko. 2006. Kekebalan Tubuh Terhadap Infeksi Virus Avian Influenza. Dilavet, XVI (2): 9 – 12
Kekebalan Tubuh Terhadap Infeksi Virus Avian Influenza Agustia dan Wijanarko BBPV Banjarbaru Kata Kunci: Avian Influenza, Kekebalan, Virus, Tanggap, Infeksi
Virus avian influenza adalah salah satu dari sekian banyak bahan di alam yang dapat menimbulkan kekebalan karena memenuhi kriteria sebagai antigen (high molecular wight, chemical complexity.structural diversity, structural rigidity, stability & solubility, foreigness). Virus avian influenza termasuk influenza tipe A dan tergolong ke dalam keluarga Orthomyxoviridae dan dibungkus oleh 2 glikoprotein utama: hemagglutinis (H) dengan subtype 1-15 dan neuramidase (N) dengan subtype 1-9. pada tanggap kebal humoral pengenalan bahan asing oleh tubuh dilakukan karena adanya proses pengingatan terhadap keberadaan bahan asing tersebut pada kejadian sebelumnya dan ini dilaksanakan oleh antibodi. Sedangkan tanggap kebal seluler maka proses pengenalan bahan asing dilakukan dengan perantaraan sel yang dikenal dengan limfosit. Perbedaan dari kedua jalan proses tanggap kebal ini adalah tanggap kebal secara humoral dapat dipindahakan antara yang memiliki kekebalan kepada yang tidak memiliki kekebalan, ini menjadi dasar pengembangan vaksinasi. Tetapi pada tanggap kebal yang dilakukan secara seluler tidak dapat dipindahkan kemampuan tanggap kebalnya.
92
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
63 Azfirman, dkk. 2006. Surveilans dan Monitoring AI di Kabupaten Dharmasraya. Buletin Informasi Kesehatan Hewan, VIII (73): 6 – 10
Surveilans dan Monitoring AI di Kabupaten Dharmasraya Azfirman, Rospurnama Juwita, Sri Winarti, M. Syibli
Telah dilakukan surveilans dan monitoring avian influenza (AI) di Kabupaten Dharmasraya dalam rangka mengetahui dan melacak kemungkinan adanya sumber penularan AI dari ternak unggas terhadap manusia, yang dilaporkan adanya kasus demam tinggi pada manusia di Desa Sungai Kambut Kecamatan Pulau Punjung. Dari hasil investigasi dan pengambilan sampel darah pada ternak unggas, tidak terlihat adanya kasus ayam mati di desa tersebut. Dari hasil pemeriksaan sampel serum dengan metoda HA/HI sebanyak 22 sampel yang diperoleh dari desa yang bersangkutan, semuanya menunjukkan negatif titer antibodi terhadap avian influenza. Demikian juga hasil pemeriksaan swab dan organ burung yang diambil dari desa itu, juga menunjukkan hasil negatif AI. Hasil pengambilan sampel swab pada unggas dari daerah sekitar Desa Sungai Kambut antara lain Desa Lambau, semuanya juga menunjukkan hasil negatif.
BPPV Bukittinggi Kata Kunci: Avian Influenza, Surveilans, Dharmasraya, Kasus, Penularan
93
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
64 Indriani R & Dharmayanti NLPI. 2006. Deteksi Antibodi Avian Influenza dalam Kuning Telur Ayam Pasca Vaksinasi (AI) Subtipe H5N1. Media Kedokteran Hewan, XXII (2): 5–8
Deteksi Antibodi Avian Influenza dalam Kuning Telur Ayam Pasca Vaksinasi (AI) Subtipe H5N1
The outbreaks of higly pathogenic avian influenza (HPAI) H5N1 virus among poultry in Indonesia have occured since 2003. indonesian government has established 9 (nine) strategies including vaccination for controlling the disease. Indonesian veterinary laboratory routinely conduct serological of blood to detect antibody past vaccination, but not from egg yolk. The egg yolk is rich of antibody content, because chicken transmitted the antibody for their progeny through the eggs. The purpose of this study to detect of antibody in egg yolk from vaccinated chickens, unvaccinated chicken and eggs from retail market by using haemagglutination inhibition (HI) test and agar gel immunodiffusion test (AGID). The result of this study showed that antibody of AI can be detected in egg yolk from vaccinated chicken and can be used as alternative to detect antibody in vaccination chickens.
65 Dharmayanti, NLPI, dkk. 2006. Kajian Vaksinasi Avian Influenza Subtipe H5N1 Pada Burung Puter (Stretopelia Bitorquata) Dan Merpati (Columba Livia). Proceeding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Bogor, (hlm 812-817)
Balai Penelitian Veteriner
Kajian Vaksinasi Avian Influenza Subtipe H5n1 Pada Burung Puter (Stretopelia Bitorquata) Dan Merpati (Columba Livia)
Kata Kunci: Avian influenza, vaccination, egg yolk, antibody.
Risa Indriani, N.L.P.I. Dharmayanti, Lies Parede dan R.M.A. Adjid
R. Indriani dan NLP Indi Dharmayanti
Kajian efikasi vaksinasi Avian Influenza (AI) subtipe H5N1 isolat lokal pada burung Puter (Stretopelia bitorquata) dan burung Merpati (Columba livia) dilakukan pada peternakan milik rakyat. Kedua kelompok divaksinasi dengan vaksin inaktif AI H5N1 komersial sebanyak 2 kali dengan selang waktu 4 minggu. Dan tidak mempunyai titer terhadap virus H5N1 pada dua kelompok saat sebelum divaksinasi. Monitoring dilakukan 4 minggu pascavaksinasi pertama dan 3 minggu pascavaksinasi booster dengan uji serologic hemaglutinasi inhibisi (HI). Respon vaksinasi pada Stretopelia bitorquata memperlihatkan hasil geometric mean titer (GMT) 4,12 pada 4 minggu pascavaksinasi pertama, namun pada 3 minggu pascavaksinasi booster memperlihatkan geometrik mean titer (GMT) proteksi, yaitu 80,35 dengan presentase coefisien variasi (CV) 47,9%. Sementara pada Columba livia titer antibodi 4 minggu pascavaksinasi pertama masih memperlihatkan GMT 1,14 dan 3 minggu pascavaksinasi booster geometrik mean titer meningkat menjadi 4,45 dengan coefisien variasi 72%. Hasil kajian respon antibodi terhadap vaksinasi inaktif AI H5N1 pada Stretopelia bitorquata dan Columba livia memperlihatkan respon antibodi dengan nilai GMT lebih baik sesudah 2 kali pemberian vaksinasi.
Balai Penelitian Veteriner Kata Kunci: Burung Puter, Merpati, Vaksin inaktif AI subtipe H5N1, Uji hemaglutinasi inhibisi (HI), Respon antibodi
94
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
95
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
66 Dharmayanti, NLPI, dkk. 2006. Identifikasi Virus Avian Influenza pada Beberapa Jenis Unggas di Taman Margawatwa Ragunan dan Upaya Eradikasinya. Media Kedokteran Hewan, XXII (2): 79 – 83
Identifikasi Virus Avian Influenza pada Beberapa Jenis Unggas di Taman Margawatwa Ragunan dan Upaya Eradikasinya
Avian influenza virus (AI) can infected a variety of species, including birds and human. Since August 2004, there were some cases of AI affected some birds such as peacock and pigeon in Jakarta. In september 2005, we conducted field investigation to monitor virus circulation of AI in Jakarta including in Taman Margasatwa Ragunan. We collected the cloacal samples from some birds by Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) method. Result of the study showed that avian influenza H5N1 subtype has infected some birds in Taman Margasatwa Ragunan. Some treatments have been done to eradicate the virus such as isolation and antiviral treatment for infected birds and disinfectant treatment for environment. Fifth day after treatment, the virus can be eliminated from the body of birds.
67 Tabbu, Charles Rangga, dkk. 2006. Isolasi dan Identifikasi Serologis Virus Avian Influenza dari Sampel Unggas yang Diperoleh di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah. Jurnal Sains Veteriner, XXIV, (1): 77 – 83
Isolasi dan Identifikasi Serologis Virus Avian Influenza dari Sampel Unggas yang Diperoleh di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah Charles Rangga Tabbu, Widya Asmara, dan M. Haryadi Wibowo
NLP Indi Dharmayanti, R. Indriani, dan RMA Adjid Balai Penelitian Veteriner
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada
Kata Kunci: Avian influenza, virus, burung, Taman Margasatwa Ragunan, antiviral
Kata Kunci: Avian influenza, isolasi virus, hemaglutinasi, antibodi spesifik
96
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Avian Influenza (AI) merupakan penyakit penting pada unggas, karena dapat menyebabkan kerugian ekonomi secara signifikan dengan tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit sangat tinggi lebih dari itu potensi penularan penyakit AI dari hewan ke manusia, memberikan dampak ekonomi tersendiri. Beberapa kasus yang diduga sebagai AI banya mewabah di beberapa daerah di Indonesia. Penyakit tersebut cukup membingungkan peternak dan sangat dikacaukan dengan penyakit NewCastle (ND) karena kedua penyakit mempunyai kemiripan karakter dan gejala klinis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi apakah wabah penyakit tersebut disebabkan oleh virus AI atau virus ND. Sampel isolasi diambil dari paru atau trakhea, kemudian diproses lebih lanjut untuk diisolasi, dipropagasi secara in ivo menggunakan telur ayam berembrio umur 9 – 12 hari, spesifik pathogen free atau telur yang setidaknya bebas antibodi terhadap virus AI. Teknik isolasi menurut standar prosedur office international des Epizooties (OIE) dan kemungkinan adanya pertumbuhan virus diuji terhadap kemampuan mengaglutinasi sel darah merah ayam atau hemaglutinasi (HA). Uji HA positif, mengindikasikan ada pertumbuhan virus ND atau virus AI. Kedua jenis virus tersebut dapat dibedakan dengan uji hemaglutinasi inhibisi (HI) menggunakan serum anti dari masingmasing virus yang diuji. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil suatu kesimpulan bahwa beberapa sampel unggas, yaitu ayam petelur, ayam broiler, ayam kampung, dan burung puyuh, yang diperoleh dari beberapa daerah di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah dan secara klinis menunjukkan gejala tersifat maupun tidak tersifat AI, secara serologis dapat dikonfirmasi sebagai virus AI subtype H5N1.
97
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
68 Indriani R & Dharmayanti NLPI. 2006. Deteksi Virus Avian Influenza Subtipe H5 Pada Beberapa Jenis Burung Di Jakarta Dan Sukabumi (Detection Of Avian H5 Influenza Virus In Some Birds In Jakarta And Sukabumi). Proceeding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Bogor, (hlm 723-727)
Deteksi Virus Avian Influenza Subtipe H5 Pada Beberapa Jenis Burung Di Jakarta Dan Sukabumi
Pada tahun 2005, virus avian influenza masih bersirkulasi di Indoensia termasuk daerah Jakarta dan Sukabumi. Rentang spesies unggas yang diinfeksi juga semakin meluas. Bukan hanya ayam, puyuh dan itik tetapi beberapa jenis burung juga telah terinfeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan virus avian influenza pada beberapa jenis burung milik beberapa penggemar burung, di penangkaran burung dan taman rekreasi di Jakarta dan Sukabumi, mengingat beberapa jenis burung terinfeksi seringkali tidak menunjukkan gejala klinis yang jelas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan isolasi RNA virus langsung dari usap kloaka dan kemudian dilakukan deteksi dengan RT-PCR dengan menggunakan primer spesifik H5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa jenis burung milik beberapa penggemar burung dan di sebuah penangkaran burung di Jakarta telah terinfeksi virus avian influenza.
69 Sudarisman. 2006. Pengaruh Penggunaan Vaksin H5N1 Dan H5N2 Virus Avian Influenza Pada Peternakan Unggas Di Daerah Jawa Barat. Proceeding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Bogor, (hlm 766 – 773)
Pengaruh Penggunaan Vaksin H5N1 dan H5N2 Virus Avian Influenza pada Peternakan Unggas Di Daerah Jawa Barat Sudarisman
N.L.P. Indi Dharmayanti dan Risa Indriani
Balai Penelitian Veteriner
Balai Penelitian Veteriner
Kata Kunci: Avian Influenza, Vaksin, Unggas, Jawa Barat, peternakan
Kata Kunci: Avian influenza, deteksi, burung, jakarta, sukabumi
98
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Wabah flu burung atau Avian Influenza (AI) di Indonesia yang disebabkan oleh virus highly pathogenic H5N1 tipe A mulai ditemukan pada tahun 2003. Penyakit ini telah menyebar ke banyak propinsi dan menjadi endemik di daerah tersebut. Pengendalian dan pemberantasan virus penyakit AI di Indonesia telah mencakup program vaksinasi secara meluas. Hasil vaksinasi pada unggas dengan penggunaan tipe vaksin tertentu telah dievaluasi untuk menentukan adanya proteksi dan reaksi silang dari vaksin. Pengamatan lapangan telah dilakukan di Kabupaten Bogor, Sukabumi dan Bekasi meliputi monitoring adanya kasus AI, dan uji serologic dari unggas di daerah endemik. Vaksin homolog (mengandung virus mati AI H5N1) dan vaksin heterolog (mengandung virus mati AI H5N2) telah digunakan secara meluas di lapangan. Hasil pengamatan menunjukkan sampai saat ini kasus AI masih terjadi meskipun telah dilakukan program vaksinasi. Analisa serologis menggunakan uji hemagglutination inhibition menujukkan adanya perbedaan yang besar dari respon antibodi yang tergantung dari tipe berbeda dari virus AI vaksin. Pengamatan proteksi pascavaksinasi di lapangan yang dikonfirmasikan dengan hasil serologis in vitro menunjukkan bahwa vaksin yang mengandung virus mati H5N2 tidak mampu mencegah terjadinya wabah AI yang disebabkan virus AI H5N1. Kemungkinan persistensi virus AI di lapangan dapat disebabkan oleh penggunaan galur vaksin yang mempunyai perbedaan antigenik dari virus penyebab wabah AI di Indonesia. Dari hasil pengamatan diatas disarankan agar penggunaan vaksin heterolog pada unggas di Indonesia harus dipertimbangkan kembali.
99
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
70 Suwarno, dkk. 2006. Karakterisasi Virus Avian influenza dengan Uji Serologik dan Reverse TranscriptasePolymerase Chain Reaction. Media Kedokteran Hewan, XXII (2): 74 – 78)
Karakterisasi Virus Avian influenza dengan Uji Serologik dan Reverse TranscriptasePolymerase Chain Reaction Suwarno, Adi Prijo Rahardjo, Fauziah, dan Eko Agus Srihanto
The aims of this study were identified of avian influenza (AI) virus by serological test, and characteized of cDNA virus by reverse transcriptase-polymerase chain reaction (RT-PCR). The samples were taken from live or dead birds that include cloacal and tracheal swab, and internal organs (lungs, spleen, pancreas, and kidney). The suspensions in antibiotic solution of cloacal and tracheal swab were inoculated into the alantoic cavity of 10-day-old embryonated fowl eggs. The allantoic fluid of embryonated eggs containing AI virus identified by hemagglutination Inhibition (HI) and immunodiffusion (ID) test. The presence of AI virus from allantoic fluid or internal organ could confirmed by the use of RT-PCR with H5 specific primers. The result showed that HI test could used by the identification of AI virus from allantoic fluid or the internal organ, but ID test was detected samples in allantoic fluid only. The PCR product was amplificated in this technique was 235 base pairs (bp) against to hemagglutinin gene and amplicon with 200300 bp against to matrix gene, and specifically for the presence of H5 subtype.
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga
71 Putra, Anak Agung Gde, dkk. 2006. Surveilans of Avian influenza in Mixed Farming System and in Live Bird Markets in Bali. Buletin Veteriner BPPV Denpasar, XVIII (68): 16 – 26
Surveilans of Avian influenza in Mixed Farming System and in Live Bird Markets in Bali Anak Agung Gde Putra, Ketut Santhia AP, I Nyoman Dibia, Ni Made Arsam, dan A.A.G Smara Putra Disease Investigation Centre Denpasar
Kata Kunci: Avian influenza, HI test, ID test, RT-PCR
Kata Kunci: Avian influenza, surveilans, epidemiologi, Pulau Bali
Pada bulan Okotober 2003 telah terjadi wabah penyakit unggas di Kabupaten Karangasam, Provinsi Bali. Wabah tersebut menyerang ayam petelur yang baru beberapa hari dibeli dari Jawa Timur. Berkenaan dengan hal tersebut Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Regional VI Denpasar dan Dinas Peternakan segera melakukan penyidikan dan surveilans. Dari hasil isolasi pada telur ayam berembrio ditemukan suatu virus yang mampu mengaglutinasi sel darah merah ayam tetapi negatif virus Newcastle. Hasil uji ulang dari isolat tersebut yang dilakukan pada Bulan Februari 2004 membuktikan bahwa virus tersebut adalah virus highly pathogenic avian influenza (HPAI) subtipe H5N1. selanjutnya diketahui wabah menyebar begitu cepat melalui perniagaan unggas hidup dan lalu lintas peralatan peternakan yang terkontaminasi virus HPAI. Dalam beberapa bulan penyakit telah dilaporkan terjadi di 8 dan 9 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Bali. Pemerintah Pusat secara resmi melaporkan terjadinya wabah AI ke Office International des Epizooties pada bulan Januari 2004. Untuk mengendalikan penyebaran dari virus AI tersebut di Bali, lebih dari 700.000 ekor ayam telah dimusnahkan antara bulan Januati – Februari 2004. Dari jumlah tersebut, sekitar 650.000 ekor berasal dari Kabupaten Tabanan. Kabupaten Tabanan diketahui memiliki jumlah peternakan ayam ras petelur yang begitu banyak di Bali. Sejalan dengan pemusnahan ayam tersebut, seberapa tindakan lainnya seperti kegiatan vaksinasi terhadap penyakit AI juga dilakukan. Selama wabah HPAI (H5N1) tersebut, 80 dari 686 desa (11,7%) yang ada di Bali tertular. Lebih dari 4.581.104 (38%) ekor unggas yang ada di 80 desa tertular berada dalam posisi terancam, sekitar 938.144 (20,5%) ekor diantaranya dilaporkan sakit atau mati. Mayoritas dari unggas tersebut dimusnahkan oleh pemerintah pada bulan Februari 2004, untuk mengendalikan wabah. Pada saat terjadinya wabah tersebut, ayam ras dilaporkan paling banyak terserang avian influenza (H5N1). Dengan sistem peternakan tradisional, dimana kontak antar ayam tidak begitu intensif, tingkat mortalitas penyakit pada ayam kampung dan itik ditemukan relatif rendah. Berkaitan dengan kejadian wabah AI tersebut, surveilans juga dilakukan di dua peternakan babi di Denpasar yang menggunakan praktek swill feeding.
100
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
101
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Dari 20 swab hidung babi yang diambil pada bulan April 2005 di kedua peternakan babi tersebut tidak satupun ditemukan tertular virus avian influenza. Berdasarkan monthly attack rates terlihat bahwa tingkat penyerangan AI terjadi pada bulan kedua sampai bulan kelima setelah masuknya virus AI ke Bali. Tingkat penyerangan selanjutnya menurun secara drastis setelah dilakukan tindakan penanggulangan, salah satu diantaranya pelaksanaan vaksinasi. Lebih dari 70% unggas peka divaksin selama tahun 2004. setelah wabah AI pertama tersebut, tidak lagi ditemukan wabah seperti sebelumnya. Namun demikian, virus AI masih bersirkulasi dalam lingkungan dan masih menyerang beberapa individu unggas atau kelompok kecil unggas. Hal tersebut terbukti dari hasil kegiatan surveilans yang dilaksanakan di pasar dimana masih ditemukan adanya beberapa ekor unggas yang masih tertular virus AI. Mengingat kompleksitas epidemiologi AI di Bali, kiranya pulan Bali dapat dipertimbangkan menjadi salah satu daerah sebagai pembangunan model pemberantasan AI. Sebagai mana telah dilaporkan di tempat lain, program vaksinasi saja tanpa didukung oleh upaya-upaya lainnya tidaklah akan mampu mengeliminasi virus AI dari suatu daerah/pulau.
72 Sybli, Muhammad, dkk. 2006. Identifikasi Virus Avian Influenza (AI) dengan Metode Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) di BPPV Regional II Bukittinggi. Buletin Informasi Kesehatan Hewan, VIII (72): 9 – 12
Identifikasi Virus Avian Influenza (AI) dengan Metode Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) di BPPV Regional II Bukittinggi
Telah terjadi kasus penyakit avian influenza di wilayah kerja Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Regional II Bukittinggi. Sampel yang diperiksa berupa organ dan swab dari unggas yang diduga secara klinis dan epidemiologi terinfeksi virus AI. Sampel diperiksa dengan metode RT-PCR memakai kit PCR (sacace, Italia) untuk mengamplifikasi 365 pasangan basa virus Avian Influenza tipe A dan 235 pasangan basa virus Avian Influenza H5. produk amplifikasi di analisis dengan elektroforesis gel agarose. Hasil menunjukkan terdapat pita-pita DNA yang terang dan tajam di bawah pengamatan sinar UV. Pemeriksaan sampel sejak Januari – Oktober 2006 sebanyak 98 sampel, yang terdiri dari 41 sampel dari Propinsi Sumbar, 9 sampel dari Propinsi Jambi, 37 sampel dari Propinsi Riau dan 11 sampel dari Propinsi Kepulauan Riau sebanyak 55% (54) sampel positif virus avian influenza subtype H5 dan 45% (44) sampel negatif virus avian influenza.
Muhammad Sybli, Vera Oktavia, I Gde Eka Budhiyadnya BPPV Regional II Bukittinggi Kata Kunci: Avian influenza, RT-PCR, Bukittinggi, Virus, Unggas
102
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
103
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
73 Mudigdo, R, dkk. 2006. Upaya Pembebasan Avian Infuenza di Kabupaten Manokawari Provinsi Irian Jaya Barat. Majalah Diagnosa Veteriner, IV (2): 8 – 17
Upaya Pembebasan Avian Infuenza di Kabupaten Manokawari Provinsi Irian Jaya Barat R. Mudigdo, D. Muhammad, Muflihanah, D.W. Yudiningtyas Medik Veteriner Balai Besar Veteriner Maros Kata Kunci: Avian influenza, PCR, isolasi TAB, Manokwari, Pembebasan
Telah dilaksanakan survey dan monitoring avian influenza pasca depopulasi unggas dan burung peliharaan di lokasi kasus pada 26 Maret 2006 di Kabupaten Manokwari Propinsi Irian Jaya Barat. Pengamatan dan pengambilan sampel dilaksanakan pada 20 – 24 Juli 2006 dengan perolehan sampel serum 229 yang berasal dari ternak ayam 216 ekor, entok 9 ekor, itik 4 ekor, dan swab kloaka 145 dari ayam 119 ekor, entok 9 ekor, itik 4 ekor, kakatua 1 ekor, nuri 2 ekor, merpati 1 ekor, dan rak telur bekas 9 sampel. Sampel dikoleksi dari 88 responden di 22 desa/kelurahan dalam wilayah 8 distrik/kecamatan di wilayah Kabupaten Manokwari. Hasil uji laboratorium menunjukkan adanya antibody AI di kelurahan/desa Sanggeng, Manokwari Barat dan Ambon (Distrik Manokwari Barat), Wasegi (Distrik Prafi), Sidey Baru (Distrik Sidey), Marunapi (Distrik Manokwari Selatan), Subsay (Distrik Warmare), Bakaro Inggandi dan Pasir Putih (Ditrik Manokwari Timur), Wariori, Sumber Boga, Bowi Subur dan Meiforga (Distrik Masni), Sidomulyo, Akeju, Margo Rukun dan Margo Mulyo (Distrik Oransbari). Hasil uji swab kloaka dengan metoda PCR dan uji isolasi pada TAB dan diidentifikasi virus avian influenza A (H5) dilokasi seorang peternak di Kelurahan Manokwari Barat distrik Manokwari Barat. Tidak ada kasus kematian unggas ataupun gejala klinis AI dikelompok ternak lokasi kasus, demikian pula halnya dilokasi yang positif antibody AI tidak ditemukan kasus kematian atau klinis AI. Sehubungan dengan itu diharapkan penelusuran lebih lanjut sumber antibody AI tersebut mengingat didaerah tersebut tidak ada penerapan vaksinasi. Untuk pembebasan kembali wilayah ini diperlukan survey dan monitoring disertai pengambilan sampel 3 (tiga) bulan kemudian.
104
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
74 Sybli, M, dkk. 2006. Surveilans Pasar Becek/Tradisional: Kajian Kemungkinan Pasar Becek Sebagai Sumber Penyebaran Penyakit Avian Influenza di Regional II Sumatera. Buletin Informasi Kesehatan Hewan, VIII (73): 20 – 26
Surveilans Pasar Becek/Tradisional: Kajian Kemungkinan Pasar Becek Sebagai Sumber Penyebaran Penyakit Avian Influenza di Regional II Sumatera
Telah dilakukan surveilans oleh Team BPPV Regional II Bukittinggi pada pasar becek dan pasar tradisional/ toko burung yang menjual ternak unggas hidup (ayam, burung, itik/bebek, dll) di daerah yang pernah tertular maupun terancam AI di wilayah Regional II Sumatera yang meliputi Sumatera Barat, Riau, Jambi, dan Propinsi Kepulauan Riau. Tujuan surveilans untuk melihat kemungkinan pasar tradisional/pasar becek sebagai penyebar/pemicu kejadian AI di daerah tertular. Metode survei adalah dengan mengambil sampel berupa swab kloaka mapun serum darah dari satu ekor ternak yang sama yang kemudian dilakukan uji laboratorium dengan HA-HI test dan biokulasi pada telur embryo tertunas (ITET). Dari 507 sampel serum darah hanya 8,88% (45 sampel serum darah) yang memiliki titer antibody AI tinggi sedang sisanya bertiter rendah dan bertiter Nol secara berturut-turut 5,92% dan 83,23%. Setelah dilakukan ITET pada sampel yang positif titer antibody AI baik yang tinggi, rendah maupun Nol serta pada 40 swab kloaka lainnya ternyata 99,35% negatif virus avian influenza. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pasar becek/tradisional di daerah surveilans tidak berpotensi sebagai pemicu/penyebar kejadian AI di wilayahnya.
Muhammad Sybli, Rudi Harso Nugroho, dan Vera Oktavia BBPV Regional II Bukittinggi Kata Kunci: Avian influenza, Pasar, Sumatera, Tradisional, Surveilans
105
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
75 Sybli, M, dkk. 2006. Gambaran Titer Antibodi Avian Influenza pada Unggas Pasca Vaksinasi Pertama di Beberapa Wilayah Kerja BPPV Regional II Bukittinggi. Buletin Informasi Kesehatan Hewan, VIII (72): 5–8
Gambaran Titer Antibodi Avian Influenza pada Unggas Pasca Vaksinasi Pertama di Beberapa Wilayah Kerja BPPV Regional II Bukittinggi I Gde Eka Budhiyadnya, Budi Santosa, M. Sybli BPPV Regional II Bukittinggi Kata Kunci: Avian influenza, Vaksinasi, Antibodi, Bukittinggi, Unggas
Surveilans dan monitoring AI dilakukan guna mengetahui perkembangan penyakit AI dan mengetahui tingkat keberhasilan vaksinasi AI di beberapa wilayah kerja BPPV Regional II Bukittinggi. Pengambilan sampel dilakukan dalam satuan wilayah desa atau flok pada tiap-tiap kabupaten. Jumlah sampel yang diambil berdasar jumlah populasi dan asumsi prevalensi daerah tersebut. Penelitian ini berdasarkan data hasil vaksinasi dan surveilans AI di beberapa wilayah kerja BPPV Regional II Bukittinggi. Untuk penelitian pasca vaksinasi 2 bulan diambil data dari kabupaten 50 kota (102 sampel), Muara Jambi (53 sampel), dan Dumai (94 sampel). Sedangkan untuk penelitian 4 bulan pasca vaksinasi diambil data dari kabupaten Dharmasraya (291 sampel), Kerinci (160 sampel), dan Pekanbaru (270 sampel). Metode pemeriksaan yang digunakan adalah Haemaglutination Inhibition (HI) Test. Dari pemeriksaan yang dilakukan pada sampel serum 2 bulan pasca vaksinasi diperoleh hasil sebagai berikut: Kabupaten 50 kota: Titer Antibodi AI tinggi (≥16) = 24,45%, Titer Antibodi AI rendah (<16) = 21,57%, Titer Antibodi Negatif = 50,98%. Muara Jambi: Titer Antibodi AI Tinggi (≥16) = 56,60%, Titer Antibodi AI Rendah (<16) = 11,32%, Titer Antibodi AI Negatif = 32,08%. Kerinci Titer Antibodi AI Tinggi (≥16) = 30%, Titer Antibodi AI Rendah (<16) = 2,5%, Titer Antibodi AI Negatif = 67,5%. Dan Dumai Titer Antibodi AI Tinggi (≥16) = 70,14%, Titer Antibodi AI Rendah (<16) = 14,91%, Titer Antibodi AI Negatif = 14,96%. Sedangkan pada pemeriksaan 4 bulan pasca vaksinasi diperoleh hasil sebagai berikut: Dharmasraya Titer Antibodi AI Tinggi (≥16) = 10,31%, Titer Antibodi AI Rendah (<16) = 48,11%, Titer Antibodi AI Negatif = 41,58%. Kerinci Titer Antibodi AI Tinggi (≥16) = 15,62%, Titer Antibodi AI Rendah (<16) = 21,35%, Titer Antibodi AI Negatif = 63,13% dan Pekanbaru Titer Antibodi AI Tinggi (≥16) = 44,44%, Titer Antibodi AI Rendah (<16) = 18,52%, Titer Antibodi AI Negatif = 37,04%.
76 Tabbu, Charles Rangga, dkk. 2006. Kajian Kasus-Kontrol Avian Influenza pada Unggas di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta. Jurnal Sains Veteriner, XXIV (1): 71 – 76
Kajian Kasus-Kontrol Avian Influenza pada Unggas di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta Dyah Ayu Widiasih, Heru Susetya, Bambang Sumiarto, Charles Rangga Tabbu, dan Setyawan Budiharta
Kajian kasus-kontrol yang dirancang untuk menyidik kejadian avian influenza (AI) dan mencari hubungannya dengan faktor resiko penyakit, telah dilakukan terhadap 218 dusun di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagai kasus (109 dusun) adalah dusun yang pernahdilaporkan atau sedang mengalami kasus AI, dan kontrol (109 dusun), adalah dusun yang dilaporkan belum pernah mengalami, tetapi dekat dengan dusun kasus. Kuesioner digunakan untuk menjaring variabel yang diperkirakan berasosiasi dengan kejadian AI. Data yang diperoleh dianalisis dengan Chi Square (x 2) dan odds ratio (OR). Hasil kajian menunjukkan bahwa faktor adanya hewan pengerat (OR = 1,90), faktor adanya burung liar (OR = 24,00), faktor pekerja pulang sehabis kerja (OR = 2,65), dan faktor sektor III (OR = 1,79) mempunyai asosiasi kuat dengan kejadian AI di suatu dusun, sedangkan beberapa faktor biosekuriti berasosiasi lemah (OR = 1,0 – 1,5) terhadap kejadian AI.
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Kata Kunci: Avian influenza, kasus-kontrol, odds ratio
Pada empat bulan pasca vaksinasi terjadi penurunan prosentase populasi yang titernya protektif di semua kabupaten yang diteliti. Sedangkan daerah yang protektif berdasarkan standar pemerintah (>70% populasi titernya protektif) terjadi di Propinsi Riau Kabupaten Dumai pada 2 bulan pasca vaksinasi AI yang pertama.
106
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
107
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
77 Siswoyo, Tiwuk Wulan. 2006. Deteksi dan Penetuan Subtipe Virus Avian Influenza Pada Feses Itik dan Ayam Kampung yang ditahan dikarantina hewan Gilimanuk dengan Transcriptase-Polymerase Chain Reaction. Bali: Skripsi FKH Udayana
Deteksi dan Penetuan Subtipe Virus Avian Influenza Pada Feses Itik dan Ayam Kampung yang Ditahan Dikarantina Hewan Gilimanuk dengan TranscriptasePolymerase Chain Reaction
Virus Avian Influenza (VAI) subtype H5N1 bersifat endemis dan saat ini sedang mewabah di Indonesia. Itik yangs secara alami merupakan pembawa virus ini dikhawatirkan dapat memicu terjadinya pendemi, sedangkan ayam kampung merupakan hewan yang peka terhadap virus ini. Penelitian ini dilakukan untuk mendeteksi dan menentukan subtype VAI pada feses itik dan ayam kampung yang ditahan dikarantina hewan Gilimanuk dengan Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Sampel pada penelitian ini diambil dari usapan kloaka sebanyak 4 kali. Gen virus dideteksi dengan RT-PCR yang menggunakan primer khas Matriks (H1E dan H1F), HA H5 (H5-3 dan H5-1, CU-H5F dan CU-H5R, H5F dan H5B), HA Universal (RHA dan FHA-1144), NA N1 (CU-N1F dan CU-N1R), HA H7 (FH7-12 dan RH-645) dan HA H9 (FH9 dan RH9). Hasilnya ditunjukkan melalui gambar dari foto Polaroid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa VAI tipe A dan H5 dapat dideteksi sedangkan N1, H7 dan H9 tidak dapat dideteksi dari itik dan ayam kampung asal Jawa Timur.
78 Klopfleisch, R, dkk. 2006. Neurotropism of Highly Pathogenic Avian Influenza Virus A/Chicken/ Indonesia/2003 (H5N1) in Experimentally Infected Pigeons (Columbia livia f. domestica). Vet Pathol, (43): 463 – 470
Neurotropism of Highly Pathogenic Avian Influenza Virus A/Chicken/ Indonesia/2003 (H5N1) in Experimentally Infected Pigeons (Columbia livia f. domestica) R. Klopfleisch, O.Werner, E. Mundt, T. Harder, and J. P. Teifke
Tiwuk Wulan Sari siswoyo, I Gusti Ngurah Kade Mahardika, dan I.B. Eka Ludra Manuaba
Institute of Infectology, Institute of Molecular Biology, and Institute of Diagnostic Virology, Friedrich-Loeffler Institut, Federal Research Institute for Animal Health
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Kata Kunci: Avian influenza, itik, Gilimanuk, RT-PCR, ayam kampung
This investigation assessed the susceptibility of experimentally infected pigeons to the highly pathogenic avian influenza virus (HPAIV) H5N1 that caused recent outbreaks of avian influenza in birds and humans in several countries of Asia. For this purpose 14 pigeons were infected ocularly and nasally with 108 EID50 and clinical signs were recorded and compared with five chickens infected simultaneously as positive controls. The chickens demonstrated anorexia, depression, and 100% mortality within 2 days postinoculation. Three of the pigeons died after a history of depression and severe neurological signs consisting of paresis to paralysis, mild enteric hemorrhage, resulting in a mortality of 21%. Gross lesions in these pigeons were mild and inconsistent. Occasionally subcutaneous hyperemia and hemorrhage and cerebral malacia were observed. Microscopic lesions and detection of viral antigen were confined to the central nervous system of these pigeons. In the cerebrum and to a minor extent in the brain stem a lymphohistiocytic meningoencephalitis with disseminated neuronal and glial cell necrosis, perivascular cuffing, glial nodules, and in one bird focally extensive liquefactive necrosis could be observed. The remaining nine pigeons showed neither clinical signs nor gross or histological lesions associated with avian influenza, although seroconversion against H5 indicated that they had been infected. These results confirm that pigeons are susceptible to HPAIV A/ chicken/Indonesia/2003 (H5N1) and that the disease is associated with the neurotropism of this virus. Although sentinel chickens and most pigeons did not develop disease, further experiments have to elucidate whether or not Columbiformes are involved in transmission and spread of highly pathogenic avian influenza.
Kata Kunci: Avian influenza; chicken; meningoencephalitis; neuronal necrosis; pigeon.
108
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
109
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
79 Naipospos, T.S.P, dkk. 2006. Evolution And Adaptation Of H5n1 Influenza Virus In Avian And Human Hosts In Indonesia And Vietnam. Science Direct Virology, (350): 258 – 268
Evolution and adaptation of H5N1 influenza virus in avian and human hosts in Indonesia and Vietnam G.J.D. Smith, T.S.P. Naipospos, T.D. Nguyen, M.D. de Jong, D. Vijaykrishna, T.B. Usman, S.S. Hassan, T.V. Nguyen, T.V. Dao, N.A. Bui, Y.H.C. Leung, C.L. Cheung, J.M. Rayner, J.X. Zhang, L.J. Zhang, L.L.M. Poon, K.S. Li, V.C. Nguyen, T.T. Hien, J. Farrar, R.G. Webster, H. Chen, J.S.M. Peiris, Y. Guan State Key Laboratory of Emerging Infectious Diseases, Department of Microbiology, The University of Hong Kong, Faculty of Medicine Building, Joint Influenza Research Center (SUMC and HKU), Shantou University Medical College, Shantou, Ministry of Agriculture and Animal Health, Government of Indonesia, National Institute of Veterinary Research, Dong Da, Hanoi, Vietnam, Oxford University Clinical Research Unit, at the Hospital for Tropical Diseases, Ho Chi Minh City, Vietnam, Disease Investigation Center, Yogyakarta, Indonesia, Veterinary Research Institute, Ipoh, Malaysia, Hospital for Tropical Diseases, Ho Chi Minh City, Vietnam, Virology Division, Department of Infectious Diseases, St Jude Children’s Research Hospital, Memphis, TN 38105, USA
Highly pathogenic avian influenza virus H5N1 is endemic in poultry in East and Southeast Asia with disease outbreaks recently spreading to parts of central Asia, Europe and Africa. Continued interspecies transmission to humans has been reported in Vietnam, Thailand, Cambodia, Indonesia and China, causing pandemic concern. Here, we genetically characterize 82 H5N1 viruses isolated from poultry throughout Indonesia and Vietnam and 11 human isolates from southern Vietnam together with sequence data available in public databases to address questions relevant to virus introduction, endemicity and evolution. Phylogenetic analysis shows that all viruses from Indonesia form a distinct sublineage of H5N1 genotype Z viruses suggesting this outbreak likely originated from a single introduction that spread throughout the country during the past two years. Continued virus activities in Indonesia were attributed to transmission via poultry movement within the country rather than through repeated introductions by bird migration. Within Indonesia and Vietnam, H5N1 viruses have evolved over time into geographically distinct groups within each country. Molecular analysis of the H5N1 genotype Z genome shows that only the M2 and PB1-F2 genes were under positive selection, suggesting that these genes might be involved in adaptation of this virus to new hosts following interspecies transmission. At the amino acid level 12 residues were under positive selection in those genotype Z viruses, in the HA and PB1-F2 proteins. Some of these residues were more frequently observed in human isolates than in avian isolates and are related to viral antigenicity and receptor binding. Our study provides insight into the ongoing evolution of H5N1 influenza viruses that are transmitting in diverse avian species and at the interface between avian and human hosts. Kata Kunci: Influenza A; Virus evolution; Molecular epidemiology; Positive selection
110
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
80 Nidom, CA, dkk. 2006. Haemagglutinin Mutations Responsible For The Binding Of H5n1 Influenza A Viruses To Human-Type Receptors. Journal of Medicine and The National Institutes of Health. (online), 444 (7117), (www. pubmed.gov, diakses tanggal 14 Agustus 2009)
Haemagglutinin Mutations Responsible For The Binding Of H5n1 Influenza A Viruses To Human-Type Receptors Shinya Yamada, Yasuo Suzuki, Takashi Suzuki, Mai Q. Le, Chairul A. Nidom, Yuko SakaiTagawa, Yukiko Muramoto, Mutsumi Ito, Maki Kiso, Taisuke Horimoto, Kyoko Shinya, Toshihiko Sawada, Makoto Kiso, Taiichi Usui, Takeomi Murata, Yipu Lin, Alan Hay, Lesley F. Haire, David J. Stevens, Rupert J. Russell, Steven J. Gamblin, John J. Skehel, & Yoshihiro Kawaoka
H5N1 influenza A viruses have spread to numerous countries in Asia, Europe and Africa, infecting not only large numbers of poultry, but also an increasing number of humans, often with lethal effects1, 2. Human and avian influenza A viruses differ in their recognition of host cell receptors: the former preferentially recognize receptors with saccharides terminating in sialic acid2,6-galactose (SA 2,6Gal), whereas the latter prefer those ending in SA 2,3Gal (refs 3–6). A conversion from SA 2,3Gal to SA 2,6Gal recognition is thought to be one of the changes that must occur before avian influenza viruses can replicate efficiently in humans and acquire the potential to cause a pandemic. By identifying mutations in the receptor-binding haemagglutinin (HA) molecule that would enable avian H5N1 viruses to recognize human-type host cell receptors, it may be possible to predict (and thus to increase preparedness for) the emergence of pandemic viruses. Here we show that some H5N1 viruses isolated from humans can bind to both human and avian receptors, in contrast to those isolated from chickens and ducks, which recognize the avian receptors exclusively. Mutations at positions 182 and 192 independently convert the HAs of H5N1 viruses known to recognize the avian receptor to ones that recognize the human receptor. Analysis of the crystal structure of the HA from an H5N1 virus used in our genetic experiments shows that the locations of these amino acids in the HA molecule are compatible with an effect on receptor binding. The amino acid changes that we identify might serve as molecular markers for assessing the pandemic potential of H5N1 field isolates.
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Kata Kunci: Avian influenza, haemaglutinin, human-type receptors, mutations, virus
111
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
81 Yudhastuti, Ririh & Sudarmaji. 2006. Mengenal Flu Burung dan Bagaimana Kita Menyikapinya. Jurnal Kesehatan Lingkungan, II (2): 183 – 194
Mengenal Flu Burung dan Bagaimana Kita Menyikapinya Ririh Yudhastuti & Sudarmaji
Wabah penyakit flu burung yang melanda dunia, khususnya kawasan Asia, memang sangat menjadi perhatian, baik masyarakat luas maupun badan kesehatan dunia seperti WHO. Hal ini disebabkan oleh flu burung yang dapat menular pada manusia dan berakibat fatal karena dapat membawa kematian. Kasusnya sangat gencar diberitakan di berbagai media massa sehingga membuat resah banyak pihak. Bahkan, world health organization (WHO) mengkhawatirkan virus flu burung akan menjadi ancaman serius di kawasan Asia melebihi tsunami yang pernah terjadi pada akhir 2004 di Aceh, Thailand, Bangladesh, Sri langka, dan India. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun ikut memperingatkan bahwa flu burung lebih berbahaya dari penyakit Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), karena virus flu burung mampu menekan system imunitas tubuh manusia.
82 Mulyadi, B & Prihatini. 2006. Diagnosis Laboratorik Flu Burung (H5N1). Jurnal Universitas Airlangga (online), (www.unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Diagnosis Laboratorik Flu Burung (H5N1) B. Mulyadi dan Prihatini
Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Unair & RSU Dr. Soetomo
Kata Kunci: Flu burung, sikap, dunia, pengetahuan
Kata Kunci: Flu burung, diagnosis, laboratorik, human, transmission
112
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Pandemic of avian influenza (AI) cause outbreak in Asia including in Indonesia. Transmission of virus are caused by direct contact with avian animals, swine poultry, horses or dogs to human, maybe could also happened between human being. Some victims of AI showed signs and symptoms of repiratoric failure, such as: progressive respiratoric failure difuse, bilateral, infiltration and like ARDS (acute respiratoric distress syndrome). Beside those multiorgan failure which showed signs of renal disfunction, including cardiac dilatation and supraventricular tachyarrythmias. Other complications that may happened including ventilator-associated pneumoniae, pulmonary hemorrhage, pneumothorax, pancytopenia, Reye’s syndrome and sepsis syndrome without documented bacteremia. The illness begins abruptly acute, worse and manifested with high fever, myalgias, and non-productive cough frequently present in AI (H5N1) infections. This bibliography study, consist of reviewing the screening examination such as serologic assay, exactly assay of viral culture and RT-PCR. The results of this study may get the information which is sensitive and specific for diagnosing the disease. In this case should be known the necessity of some assays phases to assist the exact diagnosis of AI. AI disease spreading in poultry or migration endemic area must be monitored.
113
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
83 Adisasmito, Wiku. 2006. Unreported Influenza Like Illness Case, a brother of an AI Confirmed Human Case in West Java, 2006: an Obstacle in Policy Implementation of AI Case Management. Depok: FKM-UI
Unreported Influenza Like Illness Case, a brother of an AI Confirmed Human Case in West Java, 2006: an Obstacle in Policy Implementation of AI Case Management Wiku Adisasmito Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Kata Kunci: Avian influenza, ILI, kebijakan
Little is known of the Avian Influenza transmission in the field. There are research with field investigations which may lead to explain the probable mode of AI transmission from animal to human. The objective of this case report is to describe: policy for AI case management, field investigation, action, and reporting of ILI. The policy for AI case management is that every case with ILI has to be followed by report to district health office, animal husbandry district office, Ministry of Health, conduct epidemiological investigation, and collect blood samples.
with ILI in the location of AI confirmed case 2) The implementation of policy for AI case management from the central government in collaboration with local health authorities has failed to follow up the ILI case which be suspected AI. The response time, dedication for investigation, and understanding the local conditions of the team from the government were not sufficient to detect & investigate “Cicadas case” as a possible AI case.
The research employed qualitative method using field observation and in depth interview. The research instrument was validated using similar characteristics of ILI. Subject of the research was “UK” a male aged 27 years, a brother of “TZ” who confirmed death of AI on September 27, 2006. the informants for this study were the mother of the case, the community leaders, the village head, the district health officers, and the dstrict animal husbandry officers. The data was triangulated & analyzed qualitatively. The study was conducted in May-June 2008. the location of the study was in Cicadas in Bandung, West Java, Indonesia. The ILI case “IJK” called “Cicadas case” was found accidentally in the effort to study AI confirmed case in West Java. The IJK is the older brother of TZ who was confirmed death of AI. Based on the epidemiological investigation report, TZ lived ini family who owned around 50 chicken managed in their backyard. IJK & TZ lived in the same house. TZ was a student in the local university where IJK was unemployed. Both of them on Sept 3, 2006 went a village called Cikelet in the south of West Java. In this area 3 confirmed AI human cases were found in the period July-Aug 2006. the purpose of their visit to this area was to participate “Adu Bagong” Boar (wild pig) fight with dogs. TZ was reported sick with ILI on Sept 17, 2006, admitted to the hospital on Sept 24, 2006, pronounced dead, and confirmed AI on Sept 27, 2006. IJK started to have ILI on Sept 15, 2006 (2 days before TZ). He was then reffered to local private hospital; however the finding has never been reported. He then died on Sept 23, 2006 (8days after the sickness). The team from CDC investigated TZ has missed to detect IJK with ILI. It is included that: 1) This research has found a possible case of AI case 114
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
115
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
84 Widjaja, Nanik Sianita. 2006. Kajian Serologik Dan Reaksi Silang Antara Beberapa Vaksin Avian Influenza Komersial Dengan Isolat Virus Ai Lapangan. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www. unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Kajian Serologik Dan Reaksi Silang Antara Beberapa Vaksin Avian Influenza Komersial Dengan Isolat Virus Ai Lapangan Nanik Sianita Widjaja Faculty of Veterinary Airlangga University Kata Kunci: Avian Influenza, Vaccines, Viruses Isolation
Virus Avian Influenza (AI) merupakan salah satu penyebab penyakit pada ayam yang menimbulkan efek yang sangat besar baik secara ekonomis maupun psikologis bagi peternak maupun masyarakat secara luas. Dalam memenuhi kebutuhan vaksin AI yang sangat mendesak dan harus dipenuhi dalam waktu singkat untuk mengatasi wabah penyakit Al, maka telah dibuat beberapa vaksin produksi dalam negeri maupun dilakukan impor vaksin. Sehubungan dengan hal ini, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui bahwa beberapa jenis vaksin Al komersial yang beredar “homolog” dengan isolat virus AI lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya reaksi silang antara beberapa jenis vaksin AI komersial dengan isolat virus AI lapangan atas dasar uji serologik. Prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahap, meliputi : pengumpulan sampel serum yang berasal dari peternakan ayam yang divaksin dengan vaksin AI produk berbeda (produk lokal I, lokal asal impor I, dan impor II), pembiakan virus AI isolat lapangan (isolat Blitar, Jombang, dan Jogjakarta) pada telur ayam berembrio umur 8 hari, pengujian sampel serum terhadap antigen AI isolat lapangan (Blitar, Jombang, dan Jogjakarta) dengan uji serologik haemagglutination inhibition (HI) dan agar gel immunodtffusion (AGID). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada reaksi silang antara serum ayam yang divaksin AI produk lokal I, produk lokal II, produk asal impor I, maupun produk impor II dengan virus AI isolat lapangan Blitar, Jombang, maupun Jogjakarta, meskipun pada serum ayam yang divaksin Al produk lokal II menunjukkan perbedaan titer HI bila diuji menggunakan antigen virus Al isolat Blitar dan Jogjakarta.
116
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
117
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
85 2007 36
Penelitian
Sedyaningsih, Endang R, dkk. 2007. Epidemiology of Cases of H5N1 Virus Infection in Indonesia, July 2005-June 2006. The Journal of Infectious Diseases, 196: 522 – 527
Epidemiology of Cases of H5N1 Virus Infection in Indonesia, July 2005-June 2006 Endang R Sedyaningsih, Siti Isfandari, Vivi Setiawati, Lutfah Rifati, Syahrial Harun, Wilfried Purba, Sholah Imari, Sardikin Giriputra, Patrick J Blair, Shannon D Putnam, Timothy M, Uyeki, and Triono Soendoro National Institute of Health Research and Development, Directorate General of Disease Control and Environmental Health, Ministry of Health, Infectious Disease Hospital Sulianti Saroso, and US Naval Medical Research Unit No. 2 Jakarta, Indonesia, Centers for Disease Control and Prevention, Atlanta Georgia
Highly Pathogenic Avian Influenza A (H5N1) virus was detected in domestic poultry in Indonesia beginning in 2003 and is now widespread among backyard poultry flocks in many provinces. The first human case of H5N1 virus infection in Indonesia was identified in July 2005. Respiratory specimens were collected from persons with suspected H5N1 virus infection and were tested by reverse-transcriptase polymerase chain reaction and viral culture. Serum samples were tested by a modified hemagglutinin inhibition antibody and/or microneutralization assay. Epidemiological, laboratory, and clinical data were collected through interviews and medical records review. Close contacts of persons with confirmed H5N1 virus infection were investigated. From July 2005 through June 2006, 54 cases of H5N1 virus infection were identified, with a case-fatality proportion of 76%. The median age was 18,5 years, and 57,4% of patients were male. More than one-third of cases occurred in 7 clusters of blood-related family members. Seventy six percent of cases were associated with poultry contact, and the source of H5N1 virus infection was not identified in 24% of cases. Sporadic and family clusters of cases of H5N1 virus infection, with a high case-fatality proportion, occurred throughout Indonesia during 2005-2006. Extensive efforts are needed to reduce human contact with sick and dead poultry to prevent additional cases of H5N1 virus infection.
Kata Kunci: Flu burung, manusia, epidemiologi
118
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
119
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
86 Basri, Chaerul, dkk. 2007. Avian Influenza Surveillance in Poultry Collecting Facilities in DKI Jakarta Province, (online), (www.civas.net, diakses tanggal 14 Agustus 2009)
Avian Influenza Surveillance in Poultry Collecting Facilities in DKI Jakarta Province Chaerul Basri, G.M. Sofyan Noor, Andri Jatikusumah, Sunandar CIVAS, Laboratorium Epidemiology FKH IPB Kata Kunci: Flu burung, penampungan, pasar, surveilans
Penelitian ini ditujukan untuk melihat adanya sirkulasi virus AI pada TPnA yang berada di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Sebanyak 304 ekor ayam sentinel ditempatkan pada 38 TPnA di lima wilayah Kotamadya Provinsi DKI Jakarta dan dipelihara selama 90 hari masa penelitian. Sebelum ditempatkan di TPnA, ayam sentinel tersebut dipelihara khusus dan dipantau berkala secara klinis dan serologis terhadap kemungkinan infeksi virus AI. Selama ditempatkan di TPnA, ayam sentinel dipelihara dan diperlakukan seperti perlakuan terhadap ayam yang dijual di TPnA tersebut. Pemeriksaan sampel berupa swab kloaka dan trakea terhadap ayam sentinel dilakukan secara terjadwal dan tidak terjadwal. Pemeriksaan terjadwal dilakukan pada hari ke 15, 30, 45, 60, 75, dan 90 hari masa pemeliharaan, sedangkan pemeriksaan tidak terjadwal dilakukan terhadap sentinel yang mati selama masa pemeliharaan. Pemeriksaan sampel dilakukan dengan RT-PCR di Laboratorium Balai Kesehatan Hewan dan Ikan Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan DKI Jakarta. Dari total 304 ayam sentinel yang ditempatkan di TPnA, tercatat 16,8% (51/304) ayam sentinel hidup, 63,2% (192/304) ayam sentinel mati, dan 20,1% (61/304) ayam sentinel hilang. Pemeriksaan laboratorium sampel swab kloaka dari ayam sentinel mati dengan RT-PCR terhadap virus H5 diperoleh hasil 95,3% (183/192) menunjukkan hasil positif dan 4,7% (9/192) ayam sentinel negative. TPnA di wilayah DKI Jakarta yang positif menunjukkan adanya sirkulasi virus AI H5 sebesar 84,6% (32/38) dan yang negative sebesar 15,4% (6/38).
120
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
87 Philippa, Joost. 2007. Vaccination of Non-Domestic Avian Species Against Highly Pathogenic Avian Influenza Viruses, Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm. 59 – 60)
Vaccination of NonDomestic Avian Species Against Highly Pathogenic Avian Influenza Viruses Joost Philippa Wildlife Conservation Society Kata Kunci: Flu burung, burung liar, vaksinasi
The goals of the study were to evaluate the safety and efficacy of avian influenza vaccines (commercially available for use in poultry) in a wide selection of avian species in zoos, and to discuss the role of vaccination in conjunction with increased bio-security and monitoring as an alternative to large scale preemptive culling and confirnement in case of an outbreak of HPAI virus infections. Following H7 vaccination, 81,5% of the vaccinated birds had H7-specific antibody titres ≥40, with an overall geometric mean titre (GMT) of 190 (Philippa et al., 2005). Birds of the taxonomic orders Anseriformes, Galliformes and Phoenicopteriformes showed higher GMT, and larger percentages developed a serum HI antibody titre ≥40 than those of the other orders. Furthermore, a decrease in antibody response with an increase in body weight >1,5 kg was shown. There was high agreement between post-vaccination antibody titres determined by serum HI test (using the vaccine strain), and VN titres (using the field strain). After 2 H5 vaccinations the overall GMT measured in 334 birds, was 190 (95% CI:152-236), and 80,5% of vaccinated birds developed a titre of ≥40. Titres to the HPAI H5N1 virus followed a similar trend, but were lower (GMT:61(95% CI: 49-76); 61%≥40) (Philippa et al., 2007). The birds clustered in two groups based on the breadth of antibody responses. Group 1 (Anseriformes, Galliformes, Phoenicopteriformes, Psittaciformes, and Struthioniformes) showed a very broad response to vaccination, with predicted protection against future strains up to 12 antigenic units from the current vaccine. Group 2 (Ciconiiformes, Gruiformes, Pelecaniformes, and Sphenisciformes) had low HI antibody titres against the prototype strain of the most antigenically distant clade (A/Indonesia/5/05).
121
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
88 Pamungkas, Joko, dkk. 2007. Antibodies to H5 Subtype of Avian Influenza Virus in Macaca Fascicularis in Indonesia, Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm. 149 – 150)
Antibodies to H5 Subtype of Avian Influenza Virus in Macaca Fascicularis in Indonesia Joko Pamungkas, Diah Iskandriati, Maulana ArRaniri Putra and Dede Setiawan Primate Research Center at Bogor Agricultural University The objective of the study was to trace and confirm the indication of AI virus natural infection in long tail macaques by antibody detection against the H5 antigen of the AIV.
This study utilized 132 serum samples from long tail macaques that are in the archive collection of Microbiology and Immunology Laboratory at IPB Primate Research Center (IPB PRC). Serum samples were grouped based on the type of breeding colony from which they were taken from. Three types of breeding colony were categorized as type A breeding colony for one managed as semi-free breeding colony on an island, type B breeding colony is outdoor captive breeding colony managed on area with the presence of poultry farms within the radius of two kilometers, while type C breeding colony is outdoor captive breeding colony managed on area with the absence of poultry farm within five kilometer range and direct contact with wild bird. The detection of antibodies against H5 antigen of the virus was based on the beta method of Hemagglutination Inhibition (HI) Test described by OIE with minor modifications (OIE, 2008b) using inactivated reference H5N1 of AI virus purchased from BBlitvet as standard virus. The results showed strong indication of natural infection by H5 subtype of AI virus in long tail macaques, as shown that out of 132 serum samples, 124 (94%) were tested positive by HI, while only eight (6%) were tested negative. When analyzed based on their breeding type of origin, positive HI tested serum samples were found at 97,7% in type A breeding colony, 100% in type B breeding colony, and 89,4% in type C breeding colony.
89 Prima, Iwan Berri. 2007. Upaya Penanganan dan Pengendalian Flu Burung (Avian Influenza) pada Unggas di Kota Bogor. Bogor: Skripsi FKH-IPB
Upaya Penanganan dan Pengendalian Flu Burung (Avian Influenza) pada Unggas di Kota Bogor Iwan Berri Prima Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Kata Kunci: Flu burung, pengendalian, unggas, peran pemerintah
Studi kasus ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada pihak terkait (dunia veteriner, kesehatan masyarakat, pemerintah pusat) dan khususnya masyarakat Kota Bogor terhadap peran pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Agribisnis Bidang Usaha Peternakan dalam penanganan dan pengendalian flu burung pada unggas sejak merebaknya flu burung di Kota Bogor hingga bulan Mei 2007. studi ini berdasarkan hasil data yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara mengikuti beberapa kegiatan teknis lapang secara langsung bersama petugas Dinas Agribisnis Bidang Usaha Peternakan Kota Bogor dan pembagian kuesioner kepada masyarakat (pemilik unggas) di Kota Bogor, sedangkan data sekunder (retrospektif) didapatkan dari laporan kegiatan teknis lapang petugas Dinas Agribisnis Bidang Usaha Peternakan Kota Bogor dalam penanganan dan pengendalian penyakit atau LDCC (Local Disease Controlling Centre) flu burung (avian influenza) Bogor serta sumber data lainnya (internet, buku, majalah, dan koran). Berdasarkan hasil kuisioner tentang flu burung kepada masyarakat Kota Bogor (pemilik unggas), sebanyak 57,41% pemilik unggas (responden) mengetahui tentang penyakit flu burung dan 61,11% responden pernah mendapat penyuluhan flu burung dari petugas Dinas Agribisnis, serta sebanyak 82,52% responden mengaku unggas miliknya pernah divaksinasi oleh petugas Dinas Agribisnis. Akan tetapi, sebagian besar responden (74,08%) belum mengetahui keberadaan posko flu burung di Kota Bogor.
Kata Kunci: Flu burung, mamalia, antibodi
122
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
123
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
90 Wibowo, Michael Haryadi, dkk. 2007. Identifikasi Molekuler Virus Avian Influenza yang diisolasi dari Kasus dengan dan tanpa Gejala Klinis yang Khas Penyakit Avian Influenza. Jurnal Veteriner, VIII (3): 103 – 110
Identifikasi Molekuler Virus Avian Influenza yang diisolasi dari Kasus dengan dan tanpa Gejala Klinis yang Khas Penyakit Avian Influenza
Penyakit avian influenza (AI) pada unggas umumnya ditandai dengan munculnya gejala klinik dan lesi yang khas berupa hemoragi multisistemik. Namun, belakangan ini gejala klinis tersebut tidak selalu dapat diamati pada unggas terinfeksi virus AI sehingga memunculkan spekulasi tentang adanya virus AI subtipe lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi subtipe virus AI yang diisolasi pada kasus dengan gejala klinik dan lesi spesifik maupun tidak spesifik, dengan reverse transcriptase-polimerase chain reaction (RTPCR). Isolat virus AI dipropagasi pada telur ayam berembrio bebas patogen (specific pathogen free/ SPF) umur 11 hari. RNA virus diekstrak dengan Microto Midt RNA isolation kit, serta fragmen gen H5 dan N1 diamplifikasi dengan RT-PCR menggunakan Superscript III-one-step-RT-PCR kit with platinum Taq. Hasil amplifikasi fragmen gen H5 teramati pita DNA pada posisi 600 bp, sedangkan pada gen N1 teramati pita DNA pada posisi 131 bp. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa isolat virus AI dari kasus dengan gejala spesifik maupun tidak spesifik masih diidentifikasi sebagai virus AI Subtipe H5N1.
91 Mudiata, I Wayan, dkk. 2007. Dampak Penjualan Unggas Hidup di Pasar Tradisional Terhadap Kesejahteraan Hewan, Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan. Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm. 271 – 272). Bogor: Yayasan Yudhistira Swarga (Bali)
Dampak Penjualan Unggas Hidup di Pasar Tradisional Terhadap Kesejahteraan Hewan, Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan
Michael Haryadi Wibowo, Heru Susetya, Tri Untari, AETH Wahyuni, Charles Rangga Tabbu, dan Widya Asmara
I Wayan Mudiata, Putu Astri Wulandari, Luh Putu Listriani
Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Epidemiologi, Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada
Kata Kunci: Kesejahteraan hewan, pasar tradisional, dampak
Teknik penelitian ini dilaksanakan dengan mengunakan kuesioner melalui wawancara dengan bertanya langsung kepada responden untuk mendapatkan jawaban sesuai kuesioner/daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Teknik yang dilaksanakan dengan mengamati secara langsung (direct observation) mengenai kondisi kesejahteraan unggas hidup yang dijual di pasar tradisional bersamaan dengan dilaksanakannya survey. Penilaian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2007, di 53 pasar tradisional di Jawa dengan total 250 responden. Hasil penelitian menunjukkan adanya permasalahan kesejahteraan unggas hidup yang dijual di pasar tradisional. Permasalahan kesejahteraan hewan yang terjadi meliputi : transportasi yang tidak manusiawi, tidak tersedianya pakan dan air minum, pencampuran unggas dari sek maupun spesies yang berbeda, kepadatan yang tinggi dalam penampungan, unggas dihandle dengan cara yang kasar dan lingkungan tidak sesuai.
Yayasan Yudisthira Swarga
Kata Kunci: Avian influenza, virus, lesi, propagasi, amplifikasi, RT-PCR
124
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
125
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
92 Imran, Muhammad. 2007. Hubungan antara Wabah Flu Burung dengan Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus pada PT. Multibreeder Adirama, Tbk). Bogor: Skripsi Faperta-IPB
Hubungan antara Wabah Flu Burung dengan Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus pada PT. Multibreeder Adirama, Tbk) Muhammad Imran Program Studi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Kata Kunci: Avian influenza, kinerja, keuangan
Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan wabah flu burung dengan kinerja keuangan, khususnya biaya produksi dan penjualan perusahaan, serta mengetahui komponen-komponen biaya yang berpengaruh terhadap penurunan profitabilitas perusahaan. Pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus tahun 2006 di Bursa Efek Jakarta (BEJ), melalui Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Jakarta (PRPM-BEJ). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari BEJ dan literatur yang berhubungan dengan penelitian. Wabah flu burung yang menyebar di Indonesia pada tahun 2003 memiliki hubungan dengan penurunan penjualan dan peningkatan biaya produksi perusahaan. Penurunan nilai penjualan bersih hanya terjadi pada tahun 2003. Wabah flu burung yang menyebar di Indonesia pada tahun 2003 memiliki hubungan dengan penurunan rasio profitabilitas. Rasio-rasio profitabilitas seperti rasio laba kotor, rasio laba usaha, rasio laba bersih, serta ROI mengalami penurunan pada tahun 2003 sedangkan ROE mengalami peningkatan pada tahun 2003. Walaupun demikian, perusahaan dapat meningkatkan kemampuan profitabilitasnya pada tahun 2005 dimana pada tahun ini flu burung masih menyebar di Indonesia. Wabah flu burung yang menyebar di Indonesia pada tahun 2003 juga memiliki hubungan dengan penurunan rasio aktivitas. Rasio-rasio aktivitas seperti rasio perputaran persediaan, rasio perputaran piutang, rasio perputaran aktiva tetap, serta rasio total aktiva mengalami penurunan pada tahun 2003. namun, perusahaan mampu memperbaiki kemampuan rasio aktivitasnya kecuali rasio perputaran persediaan pada tahun 2004 sampai dengan 2005 dimana flu burung masih menyebar di Indonesia.
126
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
93 Alenia, Sri Andini. 2007. Dampak Finansial Flu Burung terhadap Usaha Peternakan Ayam Broiler “X” di Bogor. Bogor: Skripsi Fapet-IPB
Dampak Finansial Flu Burung terhadap Usaha Peternakan Ayam Broiler “X” di Bogor Sri Andini Alenia Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor Kata Kunci: Avian influenza, dampak, ayam broiler
Penelitian ini bertujuan untuk : 1) mengetahui tatalaksana pemeliharaan ayam broiler di Usaha Peternakan Ayam Broiler X, 2) menghitung pendapatan Usaha Peternakan X sebelum berjangkitnya flu burung (AI), 3) menghitung pendapatan Usaha Peternakan X pada saat berjangkitnya flu burung (AI), 4) menghitung besarnya perubahan dampak finansial yang dialami oleh Usaha Peternakan X. Pengumpulan data dilaksanakan selama satu bulan sejak 15 Januari 2007 hingga 15 Februari 2007 yang didesain sebagai studi kasus pada Usaha Peternakan Ayam Broiler X dan bersifat deskriptif analitis. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis pendapatan, dan analisis dampak finansial. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeliharaan ayam broiler di Usaha Peternakan X dilakukan dengan sistem all in all out. Rencana produksi atau panen ditentukan oleh pemilik peternakan, kemudian kegiatan produksi berlangsung mulai dari penerimaan dan pembesaran Day Old Chick (DOC) hingga siap dipasarkan dalam bentuk ayam hidup. Besarnya pendapatan Usaha Peternakan X sebelum berjangkitnya flu burung yaitu tahun 2003 sebesar Rp. 362.932.150,00, sedangkan pendapatan saat berjangkitnya flu burung di tahun 2004 sebesar Rp. (97.689.630,00), tahun 2005 sebesar Rp. (274.680.539,00) dan tahun 2006 sebesar Rp. 246.785.487,00. Evaluasi dari dampak finansial (2003-2006) menunjukkan bahwa Usaha Peternakan Ayam Broiler X mengalami kerugian. Berdasarkan hasil analisis dampak finansial dari tahun 2003 hingga 2006, penurunan volume produksi yang paling besar terjadi pada tahun 2004 di lokasi Sinarsari yaitu sebesar 67,44%, sedangkan untuk harga jual penurunan yang paling besar terjadi di lokasi Pabangbon sebesar 15,39%. Perubahan harga jual dan volume produksi secara langsung mempengaruhi pendapatan yang diterima Usaha Peternakan X. Kerugian terbesar terjadi pada tahun 2005, karena hampir semua lokasi mengalami rugi yang besar.
127
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
94 Hanafiah, Khairul. 2007. Persepsi Anggota Kelompok Tani Ternak Terhadap Flu Burung (Avian Influenza) (Kasus Kelompok Tani-Ternak Pandan Wangi Desa Karehkel, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor). Bogor: Skripsi Fapet-IPB
Persepsi Anggota Kelompok Tani Ternak Terhadap Flu Burung (Avian Influenza) (Kasus Kelompok Tani-Ternak Pandan Wangi Desa Karehkel, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor) Khairul Hanafiah Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) persepsi anggota kelompok terhadap flu burung, 2) karakteristik anggota kelompok, dan 3) hubungan antara faktor internal dan eksternal anggota kelompok dengan persepsi terhadap flu burung. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Karehkel Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor, dari bulan April sampai Mei 2006. Desain penelitian menggunakan metode penelitian survey. Penarikan sampel menggunakan metode Proportionate Random Sampling. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Hasil analisis berdasarkan rataan skor dan uji korelasi rank Spearman disajikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi anggota kelompok tani-ternak Pandan Wangi terhadap flu burung adalah masih memerlukan informasi flu burung lebih lengkap, ragu-ragu untuk memelihara dan mengkonsumsi unggas dan melaksanakan manajemen kesehatan ternak dengan lebih baik, dan terus mencari informasi. Terdapat hubungan yang nyata (α 0,05) antara tanggungan keluarga dengan aspek afektif, antara pendapatan usaha tani-ternak dengan aspek kognitif dan afektif. Sementara untuk faktor eksternal, ketersediaan sumber informasi flu burung berhubungan nyata negatif (α 0,05) dengan aspek afektif dan frekuensi berkomunikasi berhubungan sangat nyata (α 0,01) dengan aspek kognitif.
95 Rizal, Dodi. 2007. Persepsi Ibu Rumah Tangga dalam Mengkonsumsi Daging dan Telur Ayam Pasca Isu Flu Burung (Kasus di Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor). Bogor: Skripsi Fapet-IPB
Persepsi Ibu Rumah Tangga dalam Mengkonsumsi Daging dan Telur Ayam Pasca Isu Flu Burung (Kasus di Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor) Dodi Rizal Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor Kata Kunci: Avian influenza, dampak, pola konsumsi, telur ayam, daging ayam
Kata Kunci: Avian influenza, persepsi, kelompok tani, dampak
128
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Tujuan penelitian adalah : (1) mengetahui faktor internal dan faktor eksternal ibu rumah tangga di Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, (2) mengetahui persepsi ibu rumah tangga di Desa Petir dalam mengkonsumsi daging dan telur ayam pasca isu flu burung, dan (3) menganalisis hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal dengan persepsi ibu rumah tangga di Desa Petir dalam mengkonsumsi daging dan telur ayam pasca isu flu burung. Penelitian berlangsung selama satu bulan, dari bulan Mei sampai Juni 2007 di Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Populasi penelitian adalah ibu rumah tangga yang berada di Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dengan jumlah populasi 2.906 ibu rumah tangga. Sampel yang diambil sebanyak 44 orang berdasarkan rumus Slovin yang dilakukan secara multistage sampling method. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Analisis data meliputi analisis deskriptif (rataan skor dan persentase) dan uji korelasi rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu rumah tangga berumur muda, tingkat pendidikan rendah, pendapatan keluarga rendah dan memiliki jumlah tanggungan keluarga kecil. Lokasi tempat tinggal ibu rumah tangga sebagian besar dekat dengan peternakan unggas, dan sumber informasi yang paling banyak digunakan berupa televisi. Persepsi ibu rumah tangga dalam mengkonsumsi daging dan telur ayam pasca isu flu burung berada pada kategori baik. Hasil uji rank Spearman (rs) diketahui bahwa terdapat hubungan sangat nyata antara pendapatan keluarga dengan persepsi ibu rumah tangga terhadap frekuensi mengkonsumsi daging dan telur ayam dan terdapat hubungan nyata antara sumber informasi dengan persepsi ibu rumah tangga terhadap isu flu burung.
129
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
96 Muhani. 2007. Analisis Perilaku Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Flu Burung Di Jakarta Selatan Tahun 2007. Depok: Skripsi FKM-UI
Analisis Perilaku Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Flu Burung Di Jakarta Selatan Tahun 2007 Muhani Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi tentang perilaku masyarakat mencegah flu burung di Jakarta Selatan dalam upaya pencegahan flu burung. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui diskusi kelompok terarah dan wawancara mendalam serta telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi flu burung kepada masyarakat belum optimal. Pengetahuan masyarakat tentang cara penularan dan cara pencegahan masih kurang, sikap untuk mencegah penularan flu burung belum positif dan perilaku sebagian masyarakat belum positif dalam mencegah penularan flu burung. Faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku tersebut adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara penularan dan pencegahan, mata pencaharian, kebiasaan “ngadu ayam”, tidak adanya pengawasan petugas dan tidak adanya sangsi bila melanggar kebijakan yang ditetapkan Pemerintah DKI Jakarta, serta belum ditekankannya kompensasi dalam pengendalian flu burung dengan cara pemusnahan.
Kata Kunci: Avian influenza, perilaku, masyarakat, pencegahan
97 Utami, Dewi. 2007. FaktorFaktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Flu Burung Ibu Rumah Tangga Di Lingkungan Posyandu Puskesmas Pondok Jagung Kabupaten Tanggerang Tahun 2007. Depok: Skripsi FKM-UI
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Flu Burung Ibu Rumah Tangga Di Lingkungan Posyandu Puskesmas Pondok Jagung Kabupaten Tanggerang Tahun 2007 Dewi Utami N Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Kata Kunci: Avian influenza, perilaku, pengetahuan, sikap
130
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional. Metode pengambilan sampelnya yaitu cluster random sampling. Populasi penelitian ini adalah ibu rumah tangga di lingkungan posyandu Puskesmas Pondok Jagung. Manajemen data dilakukan pada Epidemiologi Data. Analisis bivariat yang digunakan adalah uji-t, uji ANOVA, dan uji korelasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran pengetahuan dan sikap terhadap flu burung dan gambaran determinannya. Pengetahuan flu burung ibu rumah tangga di lingkungan posyandu Puskesmas Pondok Jagung cukup baik (62,6% responden memiliki skor > mean), terutama pengetahuan seperti gejala, vektor dan pencegahan flu burung. Sikap terhadap flu burung ibu rumah tangga tersebut tergolong biasa saja atau netral namun cenderung negatif (48,6% responden memiliki skor > mean), terutama sikap terhadap iklan flu burung, takut berlebihan pada saat peningkatan kasus dengan tidak mengkonsumsi unggas dan produknya atau memegang unggas sehat sekalipun. Mereka yang sudah terpapar penyuluhan (57%), media cetak flu burung (12%-42%), media elektronik (> 85%, kecuali radio 22%), percakapan sehari-hari (74%). Sebagian besar dari mereka tidak memelihara unggas mereka, masih sedikit memiliki fasilitas memelihara hidup bersih. Ibu rumah tangga tersebut sedikit (30%) yang cenderung fatalism. Selain gambaran, diperoleh juga hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap flu burung dengan determinannya. Rata-rata pengetahuan flu burung lebih tinggi pada kelompok yang pernah terpapar penyuluhan dan media. Akan tetapi secara statistik tidak signifikan perbedaan rata-rata pengetahuan diantara kelompok menurut frekuensi terpapar metode atau media promosi kesehatan tersebut (p>0,05). Ada perbedaan signifikan rata-rata sikap terhadap flu burung di antara kelompok yang menurut frekuensi terpapar penyuluhan, spanduk, media cetak, percakapan dengan yang kurang terpapar (p<0,05). Ada perbedaan rata-rata sikap terhadap flu burung diantara ketiga kelompok fatalism. Ada hubungan yang sedang antara pengetahuan dengan sikap terhadap flu burung.
131
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
98 Darwan. 2007. Sistem Pakar Sebagai Media Konsultasi Identifikasi Penyakit FB Pada Ayam dan Penanggulangannya. Yogyakarta: Tesis MIPA-UGM
Sistem Pakar Sebagai Media Konsultasi Identifikasi Penyakit FB Pada Ayam dan Penanggulangannya Darwan Program Studi Komputer Jurusan Ilmu-Ilmu Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada Kata Kunci: Sistem pakar, FB, aturan dasar, basis pengetahuan, forward chaining, CF
Penyakit pada ternak tidaklah asing lagi bagi peternak, namun ini merupakan kendala yang sering dihadapi peternak. Para peternak kadang tahu klo ternakanya terserabf penyakit, tetapi peternak tidak tahu penyakit apa yang sedang menyerang ternaknya serta bagaimana mengatasinya. Sehingga untuk mengenathui penyakit yang sedang menyerangternaknya dibutuhkan suatu system pakar. System ini dapat digunakan sebagai petunjuk untuk membantu petani dalam mengobati ternak mereka dari infeksi yang disebabkan oleh penyakit yang berujung pada kematian. Penelitian ini mencoba untuk membangun system pakar dapat melakukan identifikasi pennyekit FB pada ayam dengan melihat cirri-ciri gejala fisik yang ada pada ayam tersebut. Data mesukan gejala dilakukan dengan memilih satu gambar gejala, sehingga pemakai dapat membandingkan gejala fisik yang diderita ayamnya. Setiap pilihan selanjutnya dikodekan dan dalam penggunakaannya memiliki atura dasar dalam menarik keseimpulan untuk menemukan penyakit yang mempunyai CF Proses ini menggunakan metode forward chaining/ pelacakan kedepan. Tipe penyakit ini lalu dipergunakan untuk menentukan terapi dengan cara yang sama. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa system pakar ini akan memudahkan user dalam melakukan analisis, serta meniadakan kesalahan masukan yang terjadi jika menggunakan masukan berupa teks dan penambahan basis pengetahuan akan lebih mudah dilakukan, sehingga dapat di organisis dan dikontrol oleh pakar.
99 Kartika, Wening Bayu. 2007. Kinerja Dinas Pertanian dan Kehutanan dalam Penangulangan Wabah Flu Burung pada Unggas di Kabupaten Sleman Tahun 2004-2006. Yogyakarta: Tesis Administrasi Publik UGM
Kinerja Dinas Pertanian Dan Kehutanan Dalam Penangulangan Wabah Flu Burung Pada Unggas Di Kabupaten Sleman Tahun 20042006 Wening Bayu Kartika Program Studi Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada Kata Kunci: Avian influenza, penanggulangan, dinas pertanian, dinas peternakan, kebijakan
Pesatnya perkembangan industry perunggasan, ternyata belum diiringi dengan upaya yang maksinal dari pihak yangterlibat langsung, untuk mengamankan lingkungan wilayah usahanya dari berbagai serangan penyakit yang sewaktu-waktu bias mawabah. Sebagaimana AI yang menyerang berbagai unggas di sebagaian wilayah Indonesia, ini tidak terlepas dari system penanggulangulangan yang ada, baik system yang dijalankan oleh pihak yang semestinya punya tanggungjawab dalam hal pencegahan dan penangkalan masuknya penyakit dari luar ke wilayah Indonesia, maupun lemahnya kinerja birokrasi dan rendahnya upaya penangulangan penyakit oleh peternak. Analisis terhadap kinerja birokrasi sampai saat ini menjadi sangat penting karena memiliki nilai yang amat strategis. Pengukuran kinierja aparatur dapat diterjemahkan sebagai suatu kegiatan evaluasi yang menilai atau melihat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan tugas dan fungsi yang di emban. Disisi lain pengukuran keberhasilan maupun kegagalan instansi pemerintah dalam menjalankan tugas dan fungsinya sulit untuk dilakukan secara objectif. Tesis yang berjudul Kinerja Unggas di Kabupaten Sleman Tahun 2004-2006 bertujuan untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi mengapa kemtian unggas akibat flu burung di Kabupaten Sleman pada tahun 2004 sangat tinggi dan turun secara signifikan pada tahun 2006, sedangkan kemtian ayam buras akibat FB justru meningkat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknis observasi, wawancara dan teknis dokumentasi. Data primer diperoleh secara langsung didapatkan dari hasil wawancara terhadap informan yang kompeten, sedang kan untuk data sekunder diperoleh secara tidak langsung dikumpulkan dari dokumen, data statistic dari instansi. Penelitian yang dilakukan menghasilkan jawaban bahwa kemtian unggas pada tahun 2004 sangat tinggi disebabkan oleh kinerja Dinas Pertanidan dan kehutanan dalam penangulangan FB belum optimal karena adanya perubahan struktur organisasi sehingga terkesan lamban dan kurang responsive, kurangnya koordinasi dan partisipasi masyarakat. Kematian inggas akibat Fb pada tahun 2006 sudah dapat ditekan secara signifikan melalui kegiatan yang dilakukan seperti vaksinasi, desinfeksi, depopulasi terbatas, sosialisasi dan koordinasi lintas sektoral, sedangkan jumlah kematian ayam buras akibat FB tidak dapat ditekan dengan baik karena kegiatan vaksinas yang tidak sesuai
132
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
133
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
dengan yang di harapkan. Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah di harapkan dinas pertanian dan kehutanan untuk mempertahankan atau meningkatkan kinerja dalam penangulangan FB (dilihat dari penurunan kematian unggas secara significan tahun 2006), adanya peningkatan jumlah vaksin dan desinfektan, koordinasi intas sektoral tetap berlanjut, juga pelaksanaan sosialisasi perlu terus agar meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam penanggulangan FB di wilayahnya.
100 Kurniawan, Rizal Java. 2007. Identifikasi molekuker VAI pada ayam petelur dengan metode RTPCR. Yogyakarta: Skripsi FKH UGM
Isolate ayam dari purwokerto, klaten, lampung. Hasil adanya indikasi bahwa VAI yang menyerang ayam petelur di daerah tersebut H5N1
Identifikasi molekuker VAI pada ayam petelur dengan metode RTPCR Rizal Java Kurniawan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Kata Kunci: Avian influenza, ayam petelur, virus, RT-PCR
134
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
135
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
101
Tidak ada hasil signifikan jumlah leukosit.
Windrati, Yuli. 2007. Pengaruh Pemberian Vaksin AI Subtipe H5N1 Terhadap Gambaran Leukosit Ayam Broiler. Yogyakarta: Skripsi FKH UGM
102 Jatmiko, Didid Wahyu. 2007. Studi Pustaka Dinamika Perkembangan Flu Burung/ Avian Influenza (AI) di Indonesia (2003-2007). Bogor: Skripsi FKH-IPB
Pengaruh pemberian vaksin AI sutipe H5N1 terhadap gambaran luekosit ayam broiler
Studi Pustaka Dinamika Perkembangan Flu Burung/Avian Influenza (AI) di Indonesia (2003-2007)
Yuli Windrati Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada
Didid Wahyu Jatmiko Fakultas Kedokteran Hewan Institute Pertanian Bogor
Kata Kunci: Avian influenza, vaksin, ayam broiler, leukosit
Kata Kunci: Avian influenza, virus, dampak, kebijakan
136
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran perkembangan avian influenza (AI) di Indonesia dari awal kejadian kasus pada tahun 2003, ditinjau dari kerugian ekonomi, kesehatan manusia, dan upaya penanganannya. Penelitian ini mengambil data sekunder yang diperoleh dari sumber informasi internet, media massa, dan jurnal ilmiah serta data dari Komnas FBPI dan UPP-AI Puast Deptan. Virus Avian Influenza diketahui sebagai virus influenza tipe A yang merupakan virus dengan antigenic shift dan drift yang mempunyai kemampuan untuk merubah komponen genetic, yang mengakibatkan perubahan penampakan biologi. Pada kondisi endemis AI di sebagian besar wilayah Indonesia ditunjukkan dengan penampakan subklinis dari penyakit ini, dimana virus AI dapat diisolasi dari ayam, bebek, dan angsa yang terlihat dalam kondisi klinis sehat. Kondisi ini memegang peranan penting dalam shedding virus dan pencemaran lingkungan. Dari tahun 2005 hingga Juli 2007, kasus kejadian flu burung pada manusia di Indonesia menurut laporan mencapai 105 orang dengan 84 kematian. Kerja sama antar institusi dalam upaya penanganan wabah flu burung sangat diperlukan. Diantaranya yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dengan pendirian Komisi Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza (Komnas FBPI) sebagai coordinator semua upaya pengendalian flu burung di Indonesia.
137
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
103 Prawiradilaga, Dewi M. dkk. 2007. Surveilance & Monitoring of Avian Influenza Viruses in Indonesian Migratory Birds. Jakarta: LIPI-Balitvet
Surveilance & Monitoring of Avian Influenza Viruses in Indonesian Migratory Birds Dewi M. Prawiradilaga, Darminto, Dwi Astuti, NLP Indi Dharmayanti, R. Damayanti, R. Indriani, T. Haryoko, M. Irham, S. Wijamukti, Dwi Warni Idaman, Suparno, W. Novarino, P. Kurniadhi, & A. Endang Pusat Penelitian Biologi LIPI dan Balai Penelitian Veteriner Kata Kunci: Avian influenza, burung liar, surveilans
In Indonesia, the project focused the study areas on Java island and South Sulawesi Province since the hitspots of Avian Influenza occurred in those areas. Data collections were conducted at P. Dua Nature Reserve, Tanjung Burung, and Tanjung Pasir-Tangerang, Banten Province: P. Rambut Wildlife Preservation – Jakarta Province, Segara Anakan Conservation Area - Central Java Province and Danau Tempe – South Sulawesi. We collected 454 serum samples. 1316 tracheal and cloacal swabs and 59 tissue samples from a total of 85 bird species (68 resident species and 17 migratory species), 6 domestic species: Gallus gallus dom., Cairina moschata dom., Anas platyhynchos dom., Columba livia dom., Capra hircus dom., Felis sp.dom. and wild bats (Chiroptera: Cynopterus brachyotis and Kerivoula picta). Samples were examined by Agar Gel Precipitation (AGP), Hemagglutinin Inhibition (HI) test, Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (RTPCR) and Immunohistochemistry test (IHC). All tests were conducted at the laboratories of the Institute of Indonesian Research Centre for Veterinary. The results of AGP and HI tests indicated that only domestic birds i.e. Muscovy ducks (Cairina moschata dom.) and feral ducks (Anas platyrhynchos dom.) from Tanjung Pasir were infected by H5. The results of RT-PCR tests showed that one of the migratory species from Tanjung Burung was infected by Avian Influenza subtype H5N1 (HPAI). Also, resident species from Tanjung Burung and from Segara Anakan-Central Java were infected by HPAI.
138
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
104 Wibawan, IWT, dkk. 2007. Uji Kemampuan Filter K-AVF dari Pendingin Udara LG Neo Plasma Plus Ion dalam menginaktivasi Virus Avian Influenza H5N1. Bogor: FKHIPB & PT. LG Electronics Indonesia
Uji Kemampuan Filter K-AVF dari Pendingin Udara LG Neo Plasma Plus Ion dalam menginaktivasi Virus Avian Influenza H5N1 I Wayan Y. Wibawan, Retno D. Soejoedono, Sri Murtini Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor
Kemampuan filter K-AVF pada pendingin udara LG Neo Plasma Plus Ion dalam melakukan virus removal dan menginaktivasi virus Avian Influenza H5N1 telah diuji dalam testing chamber dengan ukuran 1m3 (1m x 1m x 1m) yang dialiri virus AI Serotipe H5N1 sebanyak 109 EID50. Pemeriksaan viabilitas virus dalam telur ayam berembrio (TAB) terhadap contoh dari udara yang keluar dari alat pendingin, dinding testing chamber dan filter K-AVF dilakukan sesaat, serta pada 0,5 1,2,3 dan 4 jam setelah alat dioperasikan. Hasil uji menunjukkan terjadinya penurunan viabilitas (daya hidup) virus dari contoh udara dan dinding testing chamber setelah pengoperasian alat selama 1, 2, 3 dan 4 jam masingmasing sebesar 50%, 37,5%, 75%, dan 100%. Virus yang menempel pada filter tidak ada yang dapat tumbuh dalam TAB. Dengan kemampuan menyedot dan mengeluarkan udara 6,8 m3/menit maka pada tingkat kontaminasi 109 virus/m3 kemampuan clearance alat ini adalah 61.275 virus/menit. Virus AI H5N1 yang menempel pada filter K-AVF telah mampu diinsktifasi dalam waktu sekurangkurangnya 30 menit pengoperasian alat. Pada tingkat cemaran virus pada udara di ruang tertutup (in door) 109 EID 50/m3, diperlukan pengoperasian pendingin udara LG Neoplasma Plus Ion, memerlukan waktu sekurangkurangnya 4 jam untuk dapat menginaktivasikan virus tersebut.
Kata Kunci: Avian influenza, virus, filter K-AVF
139
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
105 Supartika, I.K.E, dkk. 2007. Wabah Flu Burung Pada Ayam Buras Dan Kemungkinan Kaitannya Dengan Kasus Flu Burung Pada Manusia Di Propinsi Bali. Buletin Veteriner BB-Vet Denpasar, XIX (71): 47 – 53
Wabah Flu Burung Pada Ayam Buras Dan Kemungkinan Kaitannya Dengan Kasus Flu Burung Pada Manusia Di Propinsi Bali
Kasus flu burung pada manusia telah dilaporkan untuk pertama kali di Propinsi Bali pada pertengahan bulan Agustus 2007. Dua orang meninggal dunia, masingmasing berasal dari Kabupaten Jembrana dan Tabanan dengan keduanya positif terjangkiti virus flu burung H5N1. Sebelum meninggalnya dua orang akibat flu burung itu, telah terjadi kematian ayam buras cukup tinggi di hampir semua kabupaten di Bali akibat virus flu burung H5N1. Data kasus flu burung pada unggas yang tercatat di Balai Besar Veteriner Denpasar menunjukkan peningkatan kasus flu burung pada ayam buras, dari bulan Januari sampai dengan September 2007. Dari total 105 ekor bangkai unggas yang dinekropsi di Laboratorium Patologi, 86,66% adalah ayam buras dan 63,74% di antaranya positif flu burung H5N1. Bangkai unggas tersebut berasal dari Kabupaten Badung (38,09%), Tabanan (15,24%), Klungkung (10,47%), Gianyar (8,57%), Jembrana (4,76%), Buleleng (3,81%), Bangli (1,90%), dan Kotamadya Denpasar (17,14%). Tulisan ini melaporkan tentang wabah flu burung pada ayam buras dan kemungkinan kaitannya dengan kasus flu burung pada manusia pertama kali terjadi di Propinsi Bali.
106 Supartika, I. K. E, dkk. 2007. Avian Influenza H5N1 Subklinis Pada Ayam Petelur (Laporan Kasus). Buletin Veteriner BBVet Denpasar, XIX (70): 1 – 11
Avian Influenza H5N1 Subklinis Pada Ayam Petelur I. K. E. Supartika., A. Budiantono., D. M. N. Dharma., N. Dibia, W. B. Armana., W. Sudiarka, W. Sudira Balai Besar Veteriner Denpasar
Avian Influenza H5N1 subklinis telah didiaganosa pada tiga ekor ayam petelur berumur 33 minggu yang dinekropsi di Laboratorium Patologi, Balai Besar Veteriner Denpasar pada tanggal 7 Pebruari 2007. Ketiga ayam petelur tersebut secara klinis nampak sehat. Tidak ada gejala klinis mengarah ke Avian Influenza, dan tidak ada kematian, namun dari anamnesa disebutkan adanya penurunan produksi telur. Pada nekropsi dijumpai adanya perdarahan petekie pada seka tonsil, kongesti disertai perdarahan pada ovarium serta terjadi kekeruhan pada kantong hawa sedangkan organ-organ lain nampak normal. Pada pengamatan mikroskopik ditemukan infiltrasi sel-sel mononuklear pada pial, hati, ginjal dan proventrikulus. Infiltrasi selsel mononuklear dan heterofil dijumpai pada bronkus dan alveoli. Pada bagian serosa usus dan seka tonsil dijumpai adanya infiltrasi sel-sel mononuklear dan heterofil. Otak besar mengalami vaskulitis ringan. Hasil uji immunohistokimia, antigen Avian Influenza hanya terdeteksi pada stroma vaskuler ovarium dan ditemukan pada satu ekor ayam petelur saja. Hasil isolasi virus diidentifikasi sebagai highly pathogenic avian influenza H5N1.
Kata Kunci: Avian influenza, kongesti, nekropsi, perdarahan ptekie, seka tonsil, subklinis.
I.K.E. Supartika, A. Budiantono, D.M.N. Dharma, W.B. Armana, W. Sudiarka dan W. Sudira Balai Besar Veteriner Denpasar Kata Kunci: Avian influenza, ayam kampung
140
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
141
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
107 Putra, Anak Agung Gde. 2007. Distribusi Geografi dan Tingkat Insidens Avian Influenza H5N1 Pada Unggas di Pulau Bali dan Lombok: Analisis Potensi Munculnya Ancaman Wabah Kembali Pada Unggas dan Ancaman Kesehatan Masyarakat. Makalah disajikan dalam Workshop Avian Influenza : Assessment, Policy Responses, and Socio Economics Impact, BPTP, NTB, 28 Februari 2008
Distribusi Geografi dan Tingkat Insidens Avian Influenza H5N1 Pada Unggas di Pulau Bali dan Lombok: Analisis Potensi Munculnya Ancaman Wabah Kembali Pada Unggas dan Ancaman Kesehatan Masyarakat
Masuknya virus AI H5N1 ke Pulau Lombok diduga terjadi sekitar bulan Desember 2003, tidak lama setelah virus ini ditemukan di Bali, berkaitan dengan adanya kematian unggas di Lombok. Konfirmasi secara laboratoris (isolasi) keberadaan virus ini di Lombok baru dapat ditetapkan pada bulan Juni 2004. Dengan kejadian yang hampir bersamaan, sebaran geografi virus AI di Lombok jauh lebih sempit dari yang terjadi di Bali, demikian juga kejadian wabahnya lebih ringan dibandingkan dengan wabah AI yang terjadi di Bali. Membandingkan sifat wabah AI yang terjadi di Bali dan Lombok nampak ada kaitan dengan tingginya tingkat kepadatan unggas peka yang berimplikasi pada tingginya tingkat kontak antar unggas. Selain itu, besarnya proporsi ayam ras dengan unggas non ayam ras mempengaruhi besar kecilnya wabah yang terjadi. Di Bali, dengan proporsi ayam ras sekitar 57,6% dari total populasi unggas telah mengakibatkan wabah AI yang terjadi demikian besar dibandingkan dengan wabah yang relatif lebih kecil di Lombok dimana proporsi ayam rasnya berkisar 20,5% . Setelah empat tahun virus AI H5N1 bersirkulasi, nampaknya kasus AI pada manusia di Bali berkaitan dengan meningkatnya tingkat insidens AI pada unggas dan terjadinya perluasan distribusi geografi dari virus ini. Analisis potensi munculnya wabah kembali pada unggas dan ancaman pada kesehatan masyarakat didiskusikan dalam makalah.
108 Istianah, Ni’mah. 2007. Pola Pertumbuhan One Step Growth Curve Vai Subtipe H5n1 Isolat Local Pada Ayam Yang Diisolasi Pada Daerah Tertentu. Bali: Skripsi FKH Udayana
Pola Pertumbuhan One Step Growth Curve VAI Subtipe H5N1 Isolat Lokal Pada Ayam Yang Diisolasi Pada Daerah Tertentu Ni’mah Istianah, IGNK Mahardika, dan I Nyoman Suartha Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Kata Kunci: Avian influenza, one-step growth curve, virus
VAI subtipe H5N1 asal Indonesia telah mengalami evoluasi menjadi beberapa sub-liniage, sebagai akibat dari pengaruh geografi, sehingga masing-masing wilayah memiliki kekhasan genetic yang berbeda-beda. Untuk itu perlu dilakukan karakterisasi isolate lokat VAI. Dalam penelitian ini dilakukan karakterisasi terhadap VAI isolate local pada ayam yang diisolasi pada daerah berbeda, yaitu A/Chicken/Denpasar/FKHUNUD/01/2004 (H5N1), A/Chicken/Klungkung/FKHUNUD/0002006 (H5N1), dan A/Chicken/Jembrana/ FKH-UNUD/00/2006 (H5N1). Karakterisasi dilakukan terhadap pola replikasi VAI melalui gambaran One Step Growth Curve (Pola Pertumbuhan satu langkah). Karekterisasi dilakukan dengan mengukur titer virus setiap 1,3,6,12,24 dan 48 jam pasca inokulasi melalui uji HA dan PCR dengan menggunakan primer H5. Ketiga isolate VAI di inolukasikan pada TAB umur 9 hari melalui ruang alantois, masing-masing sebanyak 1 unit HA dan dilakukan dua kali pengulangan pada setiap jam pengamatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa titer virus dari ketiga isolate terdeteksi pada 48 jam pasca inokulasi melalui uji HA dan 24 jam pasca inokulasi memalui PCR. Hal ini disebabkan karena secara PCR memiliki sensitifitas lebih tinggi dibandingkan uji HA. Hasil analisis statistic kedua uji tersebut menunjukan tidak berbeda nyata (p>0,05) antar virus, namun berbeda sangat nyata (p<0,01) antar waktu pengamatan.
Anak Agung Gde Putra Balai Besar Veteriner Denpasar Kata Kunci: Avian influenza, wabah, unggas, human, Bali, Lombok
142
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
143
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
109 Indriani R & Dharmayanti NLPI. 2007. Patogenesitas Molekuler Virus Avian influenza (AI) di Jakarta, Banten, dan jawa Barat pada Wabah AI Tahun 2005. Media Kedokteran Hewan, XXIII (2): 68 - 73
In Indonesia, until early 2005, clevage site of amino acid sequence of HA which determinant molecular pahogenicity of avian influenza virus (AI) in birds shown highly pathogenic of AI with PQRERRRKKR//G motif. The aims of this study to identity molecular pathogenicity and phylogenetic analysis of AI virus and during 2005 especially in Jakarta, Banten, and West Java. Result of this study show that there were 3 different cluster of AI isolates and most of cleavege site amino acid sequence have PQRERRRKKR//G except one isolate has PQRESRRKKR//G motif.
Patogenesitas Molekuler Virus Avian influenza (AI) di Jakarta, Banten, dan jawa Barat pada Wabah AI Tahun 2005
110 Collins, Darin. 2007. Global Avian Influenza Network for Surveillance: Rancangan Rencana Global untuk Emergent Animal Disease dan Dampaknya pada Burung Liar. Proceeding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Bogor, (hlm 759 – 760)
Global Avian Influenza Network for Surveillance: Rancangan Rencana Global untuk Emergent Animal Disease dan Dampaknya pada Burung Liar
NLP Indi Dharmayanti dan Risa Indriani Balai Penelitian Veteriner Kata Kunci: Avian influenza, molecular, pathogenicity
Darin Collins Wildlife Conservation Society Kata Kunci: Avian Influenza, Burung Liar, GAINS
144
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
US Agency for International Development (USAID) dan Centers for Disease Control (CDC) memberikan dukungan kepada Wildlife Conservation Society (WCS) untuk mengelola program burung liar Global Avian Influenza Network for Surveillance (GAINS).Kerjasama telah dibentuk antara WCS dan organisasiorganisasi Amerika dan internasional, termasuk pemerintah, LSM dan perguruan tinggi dalam bekerjasama untuk meningkatkan pemahaman kita tentang dinamika AI, dan untuk mengevaluasi resiko penyakit terhadap manusia, keanekaragaman hayati, dan unggas domestik. Dari Afganistan sampai ke Zimbabwe, surveilens lapang untuk HPAI saat ini sedang berlangsung. Mongolia telah menjadi pusat wabah HPAI selama dua tahun belakangan ini, dan suatu negara dimana burung liar menjadi masalah penting dalam ekologi penyakit flu burung. Tahun lalu staf WCS mengkoleksi lebih dari 3.500 samples dari 42 lokasi di negara ini. Bekerjasama dengan staf WCS, peneliti USGS memasang transmiter satelit (disediakan oleh FAO) pada angsa liar di kawasan tersebut pada awal Agustus, dan beberapa diantaranya telah ditelusuri berada di Cina, Korea dan Rusia. Tipe data ini memberikan informasi akan kemungkinan rute transmisi virus disepanjang benua Asia. Kegiatan lapangan tahun 2007 telah dimulai – sampling untuk pengujian HPAI terus berlanjut, dan lokasi wabah HPAI yang lalu akan tetap dimonitor sebagai sumber penting untuk informasi epidemiologi penyakit. Langkah pertama dalam menghadapi pandemi adalah “early warning system” untuk influenza global yang mengamati penyakit pada burung. Kegiatan lapangan GAINS juga mampu melakukan isolasi strain virus baru yang dapat memberi sumbangan untuk pengembangan vaksin dan membantu persiapan dalam menghadapi pandemi tersebut di Amerika Serikat dan masyarakat internasional. Salah satu tujuan utama GAINS adalah saling memberikan informasi penyakit secara internasional melalui interaktif, database web yang dapat diakses masyarakat. Database tersebut telah mulai untuk memetakan lokasi koleksi sampel, jalur terbang burung dan menghasilkan surveilans bahan biologik. Surveilans GAINS meliputi monitoring burung liar secara sistematis sepanjang jalur terbang utama global. Migrasi burung liar dapat memberi konstribusi dalam penyebaran HPAI jarak jauh, tetapi data yang lebih banyak lagi masih diperlukan untuk memahami ancaman yang aktual. Penangkaran burung liar dan burung lainnya dalam perdagangan satwa liar/hewan kesayangan juga sedang dimonitor, karena burung145
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
burung ini dapat berkontak langsung dengan manusia dan peternakan ayam, dan sering dipindahkan untuk jarak jauh dan melewati batas internasional. Perpindahan unggas dan produk unggas secara legal maupun illegal harus tetap menjadi fokus utama pemerintah diseluruh dunia, sebagaimana telah diketahui bahwa perpindahan unggas demikian menjadi ancaman nyata dalam artian penyebaran HPAI. Kawasan dimana HPAI telah dilaporkan berjangkit adalah Asia, Eropa, Timur Tengah, dan barubaru ini benua Afrika. Dari 291 kasus infeksi H5N1 pada manusia yang tercatat dari tahun 2003 sampai sekarang, 172 menimbulkan kematian. Kerugian ekonomi dari pemotongan (pemusnahan) jutaan ayam diperkirakan milaran dolar. Karena pergerakan dan mutasi virus pada burung liar, hewan domestik dan manusia berpotensi untuk menimbulkan pandemi seperti kejadian tahun 1918 yang membunuh sekitar 40 juta orang diseluruh dunia. HPAI dan pemotongan (pemusnahan) burung liar dalam upaya untuk mengendalikan penyakit adalah ancaman dalam status konservasi beberapa spesies hewan. Sebagai contoh, antara 5 dan 10% dari populasi bebek bar-headed (Anser indicus) musnah pada wabah AI di Danau Qinghai Cina pada musing semi 2005. Petugas kesehatan masyarakat dan kesehatan hewan kadangkadang memerintahkan pemotongan burung liar dalam upaya mengendalikan atau membatasi penyebaran virus, meskipun kurang bukti bahwa Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2007 pemotongan burung liar natif dapat memberantas penyakit pada hewan liar secara sempurna, dan kenyataannya bahwa upaya pemotongan sering meningkatkan pengusiran burung liar.
146
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
111 Sudarisman. 2007. Beberapa Aspek Epidemiologi Kejadian Avianinfluenza Pada Unggas Di Lapangan. Proceeding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Bogor, (hlm 767 – 775)
Beberapa Aspek Epidemiologi Kejadian Avianinfluenza Pada Unggas Di Lapangan Sudarisman Balai Penelitian Veteriner Kata Kunci: Avian Inluenza, Unggas, Kasus Lapangan
Avian Influenza (AI) yang terjadi di Indonesia merupakan penyakit unggas menular yang disebabkan oleh virus Influenza type A yang sangat patogen. Permasalahan AI di lapangan, faktor resiko, penyebaran penyakit serta program vaksinasi yang telah dilakukan telah dievaluasi. Penelitian ini dilakukan terhadap berbagai hal seperti: metoda Partisipatory Disease Searching (PDS), berbagai program vaksinasi, kejadian infeksi, uji deteksi cepat, dan peraturan sehubungan dengan adanya kasus AI. Di Local Disease Control Center (LDCC) Bogor terutama kabupaten Bekasi, Sukabumi dan.Bogor merupakan daerah endemis penyakit AI dengan faktor resiko tertinggi seperti burung liar dan penjaja ayam keliling serta sungai. Kekebalan asal induk ayam yang divaksinasi, akan bertahan hingga umur anak mencapai sembilan hari, dan penurunan paling rendah terjadi pada umur delapan belas hari. Sebaiknya anak ayam divaksinasi pertama kali pada umur sepuluh hingga dua belas hari. Infeksi pada ayam yang divaksinasi dapat terjadi sangat ringan tanpa gejala klinis, tetapi terlihat dari meningkatnya persentase koefisien keseragaman(CV) Vaksinasi ulang dapat dilakukan jika CV lebih besar dari 30%. Uji deteksi cepat merupakan uji yang dapat diandalkan sebagai indikator pertama dalam situasi tanggap penyakit di lapangan. Program vaksinasi menggunakan vaksin local ternyata cukup memberikan proteksi yang cukup baik dalam pencegahan AI di lapangan. Tindakan depopulasi merupakan tindakan yang tidak populer di antara peternak, terutama jika ternak yang dikorbankan tidak setara nilainya dengan uang penggantian.
147
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
112 Wijanarko, dkk. 2007. Program Pengendalian Avian Influenza di Wilayah Kerja Kalimantan Melalui Sero Surveilans dan Studi Epidemiologi. Dilavet, XVII (2): 8 – 19
Program Pengendalian Avian Influenza di Wilayah Kerja Kalimantan Melalui Sero Surveilans dan Studi Epidemiologi Wijanarko, Jimmy S K, dan Bambang Sumiarto BPPV Regional V Banjarbaru dan FKH Universitas Gadjah Mada Kata Kunci: Avian influenza, kalimantan, sero-surveilans, studi epidemiologi, pengendalian
Pada perkembangannnya sampai dengan tahun 2005, penyebaran avian influenza di Kalimantan telah menyerang 4 propinsi, daerah tertular eks tertular tersebut diantaranya Propinsi Kalbar (Kab. Pontianak dan Kota Pontianak), Propinsi Kaltim ( Kota Samarinda dan Kab. Kutai Kartanegara), Propinsi Kalteng ( Kab. Kotawaringin Timur dan Kab. Barito Utara), dan Propinsi Kalsel (Kab. Amuntai, Kab. Tanah Laut, dan Kota Banjarbaru). Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV) Regional V Banjarbaru bekerjasama dengan Dinas Peternakan Propinsi Kabupaten Kota telah merencanakan dan melaksanakan suatu penelitian epidemiologi dan surveilans aktif untuk mengetahui perkembangan penyakit AI di wilayah regional Kalimantan terkait program pengendalian avian influenza (AI) di wilayah regional Kalimantan. Kegiatan sero surveilans di 28 Kabupaten/Kota di Kalimantan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan realisasi di 26 Kab./Kota dari 28 lokasi di 4 propinsi di Kalimantan yang direncanakan semula. Dari 4379 jumlah sampel serum yang terkoleksi berasal dari 1183 sampel serum dari 7 kab./kota di Propinsi Kalsel, 1001 sampel serum dari 6 kab./kota di Propinsi Kaltim, 1216 sampel serum dari 7 kab./kota di Propinsi Kalteng, dan 979 sampel serum dari 6 kab./kota di Propinsi Kalbar. Berdasarkan hasil pemeriksaan serologis dari 4379 sampel serum yang diuji HA/HI avian influenza (AI) memberikan hasil secara keseluruhan adalah sebagian besar 90,41% (3950/4379) tidak memiliki titer antibodi AI (seronegatif), 2,56% (112/4379) memiliki titer antibodi AI rendah (seropositif rendah dan 7,03% (308/4379) memiliki titer antibodi AI tinggi (seropositif tinggi).
148
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
113 Agustia, dkk. 2007. Gambaran Histopatologik dan Immunohistokimia pada Ayam Broiler yang Diinfeksi Virus Avian influenza (H5N1) Isolat Banjarbaru Secara Intravena dan Intranasal. Dilavet, XVII (1): 6 – 1
Gambaran Histopatologik dan Immunohistokimia pada Ayam Broiler yang Diinfeksi Virus Avian influenza (H5N1) Isolat Banjarbaru Secara Intravena dan Intranasal Agustia, Sitarina W, Kurniasih, dan Wijanarko BPPV Regional V Banjarbaru Kata Kunci: Avian influenza, ayam broiler, histopatologik, immunohistokimia, Banjarbaru
Peneguhan diagnosa AI secara histopatologi adalah dengan melihat lesi yang spesifik. Lesi highly pathogenic AI berupa ensefalitis difus nonsupuratif bersifat ringan sampai sedang, pankreatitis nekrotikan, subakut miositis nekrotikan, sedangkan low pathogenic AI berupa sinusitis, airsakulitis, pankreatitis, sistem pernapasan sedikit mengalami perubahan, perubahan lebih terkonsentrasi pada organ-organ reproduksi. Kejadian AI di Kalimantan dengan spesifik area yang berbeda dengan daerah lain di Indonesia berpeluang mengalami perubahan mutasional dengan memperlihatkan gejala klinis dan histopatologis yang berbeda pula. Hasil penelitian pada studi ini memperlihatkan bahwa infeksi buatan dengan rute intravena dengan virus AI isolat Banjarbaru menyebabkan perubahan berupa trakheitis ringan, pneumonia interstisialis ringan, lokal nekrosis hati, fokal nekrosis pankreas, splenitis ringan, fokal nekrosis proventrikulus dan nephritis interstisial ringan pada 24 jam pasca infeksi. Derajat kerusakan yang terparah pada jam ke-24 adalah pada organ hati berupa fokal nekrosis dan hepatitis. Sedangkan 48 jam berikutnya kerusakan bahkan terlihat lebih berat dibandingkan 24 jam pasca infeksi. Berdasarkan hasil analisa data skore perubahan histopatologi organ-organ ayam dengan Kruskal-Wallis Test terlihat organ trakhea, paru-paru, proventrikulus dan ginjal mengalami peningkatan perubahan yang sangat berarti dari jam ke-24 sampai ke-48 berikutnya, sedangkan organ otak, hati, dan pankreas tidak menunjukkan peningkatan perubahan yang berarti. Kelompok perlakuan infeksi AI dengan rute intranasal pada 24 jam pasca infeksi memperlihatkan perubahan yang terjadi pada organ trakhea, paru-paru, hati, pankreas, dan ginjal. Paru-paru menunjukkan perubahan dengan skore tertinggi. Perubahan mikroskopik pada paru-paru tersebut berupa infiltrasi sel radang limposit, cairan fibrin, dan nekrosis sel-sel epitel para bronchus pada lumen bronchus. Pada jam ke-72 kerusakan pada paru-paru terlihat lebih berat dibandingkan organ lain dan kerusakan ini makin berat terutama pada jam ke120 pasca infeksi.
149
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
114 Ruff, Natalya. 2007. Pola Pertumbuhan Satu Langkah Virus Avian Influenza Subtipe H5N1 Isolat Lokal Asal Ayam yang Diisolasi Pada Membran Korio Alantois dan Embrio Telur Ayam Bertunas. Bali: Skripsi FKH Udayana
Pola Pertumbuhan Satu Langkah Virus Avian Influenza Subtipe H5N1 Isolat Lokal Asal Ayam yang Diisolasi Pada Membran Korio Alantois dan Embrio Telur Ayam Bertunas Natalya Ruff, IB Kade Suardana, dan I Gusti Ngurah Kade Mahardika Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Kata Kunci: Avian influenza, ayam, pertumbuhan, embrio telur, membran korio alantois
Flu burung atau Avian Influenza (AI) merupakan penyakit virus yang sejak akhir tahun 2003 sampai saat ini sangat meresahkan beberapa Negara di Asia, termasuk Indonesia khususnya Propinsi Bali. Letak Indonesia dengan kondisi geografis sebagai Negara kepulauan membuat Virus Avian Influenza (VAI) H5N1 asal Indonesia memiliki kekhasan genetic yang berbedabeda, sehingga perlu dilakukan karakterisasi isolate local VAI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan satu langkah dari tiga isolat lokal virus AI H5N1 asal ayam. Isolat virus yang digunakan berasal dari tiga daerah berbeda di Bali, yaitu: isolat virus Denpasar (V1), isolate virus Klungkung (AKKLK) dan isolate virus Jembrana (PTC). Isolat diinokulasikan pada telur ayam bertunas (TAB) umur 10 hari melalui ruang alantois. Pengamatan dilakukan setelah 1, 3, 6, 12, 24 dan 48 jam paska inokulasi pada membrane korio-alantois (chorio allantoic membrane/CAM) dan embrio. Deteksi virus dilakukan dengan uji hemaglutinasi (hemaglutination assay/HA) dan uji Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Hasil uji HA menunjukkan bahwa virus baru dapat terdeteksi pada CAM dan embrio setelah 48 jam paska inokulasi. Dengan metode RT-PCR, semua virus sudah terdeteksi dari CAM pada 24 jam paska inokulasi. Sedangkan pada embrio, dua virus, yaitu V1 dan AKKLK, sudah dapat dideteksi 24 jam paska inokulasi. Sementara satu isolate yang lain, yaitu PTC, baru dapat terdeteksi setelah 48 jam paska inokulasi. Hasil analisis statistic dari uji HA maupun PCR menunjukkan antar isolate virus tidak berbeda nyata (P>0.05) tetapi antar waktu pengamatan (jam) berbeda sangat nyata (P<0.01).
150
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
115 Widodo. 2007. Pelacakan Antigen Virus AI pada ayam dengan teknik imunohistokimia menggunakan antibody monoclonal anti-virus AI-H5N1. Bali: Skripsi FKH Udayana
Pelacakan Antigen Virus AI pada ayam dengan teknik imunohistokimia menggunakan antibody monoclonal anti-virus AI-H5N1 Widodo, I.N. Mantik Astawa, dan I.B. Oka Winaya Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Kata Kunci: Avian influenza, ayam, immunohistokimia, antibodi monoklonal, pelacakan
Penelitian tentang Pelacakan Antigen Virus AI pada Ayam dengan teknik Imunohistokimia menggunakan antibody monoclonal antivirus AI-H5N1 telah dilakukan di Laboratorium Virologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana pada bulan November 2006 sampai Januari 2007. Rancangan percobaan yang digunakan adalah model deskripsi dengan melakukan pengamatan terhadap hasil pelacakan antigen virus AI menggunakan antibody monoklonal dengan uji imunohistokimia. Organ yang digunakan dalam penelitian ini adalah: otot, proventrikulus, usus, paru-paru, ginjal dan limpa. Seluruh ayam yang digunakan adalah sampel dari mahasiswa koasistensi di FKH Universitas Udayana. Semua ayam yang dipakai dalam penelitian ini sebelumnya telah diuji dengan cara isolasi virus pada telur ayam tertunas dan diidentifikasi dengan uji hambatan haemglutinasi dan haemaglutinasi (HA/HI). Hasil dari uji tersebut kemudian dikonfirmasi lebih lanjut dengan uji RT-PCR menggunakan primer spesifik subtype H5 dan N1 di laboratorium Biomedik FKH Unud. Dua ayam dipastikan terinfeksi virus AI dan dua ekor ayam lainnya tidak terinfeksi virus AI. Antigen virus AI, dilacak dengan teknik imunohistokimia menggunakan antibodi monoclonal, hasil positif ditandai dengan warna coklat pada sitoplasmanya. Sedangkan pada keadaan tidak terinfeksi virus AI, sitoplasma sel akan berwarna ungu. Warna coklat merupakan visualisasi penambahan subtract diamino benzydin (DAB). Antigen virus AI dengan intensitas tinggi (+++) ditemukan pada organ proventrikulus dan usus halus. Antigen virus AI dengan intensitas sedang (++) ditemukan pada organ lain seperti pada paru-paru dan limfa (table 4, gambar 4). Antigen virus AI tidak/sulit ditemukan (+_) pada organ otak, jaringan otot dan ginjal. Selai itu tidak ditemukannya perbedaan distribusi yang nyata dari penyebaran antigen virus AI pada jaringan yang diamati dari dua ayam yang terinfeksi. Hasil ini menunjukkan bahwa antigen virus AI dapat dilacak dengan teknik imunohistokimia menggunakan antibody monoclonal anti virus AI H5N1.
151
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
116 Miswaty, Yuli, dkk. 2007. Laporan Hasil Penyidikan Penyakit Avian Influenza di Kota Pekanbaru. Buletin Informasi Kesehatan Hewan, IX (74): 16 – 20
Laporan Hasil Penyidikan Penyakit Avian Influenza di Kota Pekanbaru
Adanya kasus flu burung pada manusia yang terjadi di kota Pekanbaru untuk pertama kalinya membuat semua pihak terhenyak, karena korban selama ini tinggal di lokasi pertokoan (Ruko) yang berada di tengah kota dan tidak adanya kontak langsung antara korban dan unggas. Penyidikan dan pengambilan sampel di lokasi yaitu pupuk dalam pot bunga yang terletak di depan ruko korban, dan pengambilan sampel di lokasi penampungan ayam sementara (broker) yang berjarak sekitar 500 meter dari tempat tinggal korban. Hasil laboratorium (isolasi virus dan PCR) menunjukkan bahwa sampel yang diambil dari pot bunga korban positif virus avian influenza. Demikian juga sampel yang berasal dari tempat penampungan ayam sementara (broker). Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan dekat tinggal korban telah tercemar virus avian influenza subtype H5.
Yuli M, Nurhayna, M. Sybli
117 Sodirun, dkk. 2007. Penyidikan Penyakit Avian Influenza di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau Tanggal 12-13 November 2007. Buletin Informasi Kesehatan Hewan, IX (75): 4–6
Penyidikan Penyakit Avian Influenza di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau Tanggal 12-13 November 2007
BPPV Regional Bukittinggi
Sodirun, Ristion P, M. Sybli
Kata Kunci: Penyidikan, avian influenza, laporan, Pekanbaru
BPPV Regional Bukittinggi
Menindaklanjuti adanya kasus avian influenza/flu burung pada manusia di kecamatan Mandau kab. Bengkalis adalah dengan melakukan investigasi/penyidikan ke lokasi tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk mencari kemungkinan asal/sumber virus tersebut sampai menimbulkan korban pada manusia. Pengambilan sampel dari unggas (burung walet, entok, angsa, balam Jambi) dan tanah kandang, lalat yang ada di sekitar lokasi kejadian dilakukan untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium. Dengan metode isolasi virus pada Telur Embryo Tertunas didapat hasil semua sampel tersebut negatif virus avian influenza, tetapi pada entok dan angsa dari serum yang diambil dilakukan pemeriksaan dengan metode HA-HI didapat hasil semua sampel (100%) memiliki titer antibodi AI tinggi (>16).
Kata Kunci: Avian influenza, investigasi/penyidikan
152
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
153
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
118 Faizah, dkk. 2007. Aplikasi Metode Real Time- RT PCR dengan Menggunakan Sybr Green Untuk Mendeteksi Virus Influenza A Subtipe H5N1. Buletin Veteriner BB-Vet Denpasar, XIX (71): 54 – 63
Virus influenza A subtipe H5N1 dapat menyebabkan infeksi sistemik yang fatal pada unggas peliharaan dan dapat menyebar dari unggas ke manusia. Tujuan percobaan ini ialah untuk melihat perkembangan pengujian Real Time PCR dengan menggunakan SYBR Green untuk mendeteksi virus influenza A subtipe H5N1. Dari beberapa sampel yang diuji, terlihat bahwa dengan menggunakan SYBR Green maka dapat dideteksi virus influenza A subtipe H5N1. jadi disimpulkan bahwa SYBR Green dapat digunakan sebagai alternatif pengganti TaqMan dalam mendeteksi virus ifluenza A subtipe H5N1.
119 Bell, Jonathan. 2007. A Community Based Approach in The Prevention of Avian Influenza (AI) Among a Smallholder Farmers. Proceeding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Bogor, (hlm 15)
Aplikasi Metode Real Time- RT PCR dengan Menggunakan Sybr Green Untuk Mendeteksi Virus Influenza A Subtipe H5N1
A Community Based Approach in The Prevention of Avian Influenza (AI) Among a Smallholder Farmers
Faizah, Srihanto E, Cahyaningsari D, Wirdanila
DAI CBAIC
Jonathan Bell
Kata Kunci: Flu Burung, Pencegahan, Peternak Skala Usaha Kecil
Balai Besar Veteriner Denpasar dan Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Regional III Lampung Kata Kunci: Avian influenza, RT-PCR, SYBR Green, deteksi, aplikasi
154
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Peternakan ayam skala rumah tangga mempunyai posisi penting di Indonesia, dimana ternak dipelihara sebagai bagian dari keluarga. Virus H5N1 saat ini sedang endemik dibanyak daerah pada penduduk di Indoensia, dan telah terbukti adanya kasus penularan dari unggas ke manusia dengan tingkat kematian tinggi (lebih dari 77 kematian). Proyek USAID Community Based Avian Influenza Control mencoba merespon terhadap tantangan bagaimana mengendalikan penyakit dengan cara yang tidak akan berpengaruh negatif pada budaya peternakan ayam skala rumah tangga di Indonesia. Proyek ini didasarkan pada pendekatan epidemiologis partisipatif untuk melatih suatu tim yang disebut ”Disease Surveillance and Response Team” di berbagai dinas peternakan. Namun demikian, kegiatan ini dimaksudkan untuk menjangkau lebih jauh ke dalam masyarakat dengan melatih seorang koordinator flu burung di setiap desa. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan jejaring yang ada dari 2 organisasi berbasis komunitas di tingkat nasional. Sukarelawan di desa dilatih dalam hal 5 aspek penting: (1) bagaimana mengenali penyakit flu burung, (2) bagaimana menemukan kasus dengan surveilan, (3) bagaimana mencegah penularan terhadap unggas, (4) bagaimana mencegah penularan dari unggas ke manusia, dan (5) bagaimana merespon terhadap kasus flu burung. Kegiatan bersifat partisipatif yang dapat membantu masyarakat merumuskan rencana melawan flu burung. Walaupun masih terlalu awal untuk memperoleh hasil kuantitatif, hasil sementara menunjukkan kegiatan proyek telah membantu masyarakat dalam mengenali penyakit dan merespon timbulnya wabah dengan baik.
155
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
120 Adisasmito, Wiku. 2007. Pandemic Influenza Preparedness: Policy analysis (Analysis in 3 countries: Indonesia, Vietnam, Thailand). Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Pandemic Influenza Preparedness: Policy analysis (Analysis in 3 countries: Indonesia, Vietnam, Thailand) Drh Wiku Adisasmito, M.Sc, Ph.D Kata Kunci: Avian influenza, pandemic, oseltamivir, kebijakan
Objective of this research was expanded to provide opportunity for students, undergraduate and graduate, in Faculty of Public Health for their academic research while improving the main research objective in this Policy Analysis Topic. The results of the additional objectives will strengthen the effort to describe the contextual factors of policy analysis. Training for enumerators and in depth interview : 5 times in Jakarta dan 3 in Banten, Jakata and west Java. Field trial for instrument : 2 times in Depok.
Skripsi yaitu: Gambaran manajemen program surveilans avian influenza (flu burung) terintegrasi di tingkat Kota Bekasi tahun 2008 gambaran pelaksanaan manajemen logistic antiviral dalam penanganan flu brung di propinsi banten tahun 2006-2008, gambaran pelaksanaan kebijakan surveilans epidemiological integrasi flu burung (Avian Influenza) di DKI Jakarta tahun 2008.
Data collection from informant with field in dept interview from central govermemnt and 3 provinces (DKI Jakarta, West Java, Banten) : 190 Informants. Respondents for qualitative study (case control) interviewed 201 persons. Main research data from news media articles : 330 (Number media 46), Jurnal articles : 80 (number of jurnal > 30), Additional scientific articles from current search : 22 papers. Central and local government regulation and guidelines related to Ai and infectious disease. Qualitative data for antiviral policy from in dept interview. Qualitative data for vaccination policy from in dept interview. Field observation data: profile of field condition (antiviral storage, poultry farms, hospital logistic, isolation room in hospital. Poultry AI cases : recap National and local data (incomplete). Mapping AI cases human and poutry. Vaccines and vaccination applied to poultry. Additional research data: Ai human cases: complete epidemiological investigation report for all cases to date (description). Picture in field observation. Output : Cases studies –policy on Ai (20 case studies). Availabe for graduate studies in Faculty of Public health University of Indonesia. Scientific dialogues in electronic media (TV) DAAI TV Indonesia Topic : Health Life – Avian Influena date Feb 8, 2008. Draft of policy reference book (health Policy analysis) Sciences arricles in international forum. Thesis: Analisis Content Context,, actor, proses penanganan antiviral dalam penangulangan flu burung di Indonesia, analisis kebijakan pengelolaan obat antiviral dan implementasinya di RS Rujukan kasus flu burung di wilayah DKI kalarta, determinan yang berhubungan dengan avian influenza di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten tahun 2006-2008, 156
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
157
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
121 2008 98
Penelitian
Santhia, Ketut, dkk. 2008. Avian Influenza A H5N1 Infections in Bali Province, Indonesia: a Behavioral, Virological and Seroepidemiological Study. Jurnal Influenza and Other Respiratory Viruses. (online), Jilid 3, hlm 81 – 89, (www. blackwellpublishing.com/ influenza, diakses tanggal 27 Juli 2009)
Avian Influenza A H5N1 Infections in Bali Province,Indonesia: A Behavioral, Virological And Seroepidemiological Study Ketut Santhia, Ayu Ramy, Putri Jayaningsih, Gina Samaan, Anak Agung Gde Putra, Nyoman Dibia, Cynthia Sulaimin, Gusti Joni, Connie Y. H. Leung, Joseph Sriyal Malik Peiris, Toni Wandra, Nyoman Kandun
Background Bali Province was affected by avian influenza H5N1 outbreaks in birds in October 2003. Despite ongoing circulation of the virus, no human infection had been identified by December 2005. Objectives To assess behavioral patterns associated with poultry rearing in Bali, and to identify potential risk factors for H5N1 infection in humans and in household chickens, ducks and pigs. Methods A behavioral, virological and seroepidemiologic survey in 38 villages and three live bird markets was completed in December 2005. A multistage cluster design was used to select 291 households with 841 participants from all nine districts in Bali. Specimens were collected from participants as well as a maximum of three pigs, chickens and ducks from each household. Eighty-seven market vendors participated, where specimens were collected from participants as well as chickens and ducks. Results Twenty out of the 38 villages sampled had H5N1 outbreaks. Despite exposure to H5N1 outbreaks, none of the participants from villages or markets were seropositive for H5N1. None of the pigs tested were positive for H5N1. Virus isolation rate in ducks and chicken in markets was higher than in households. Transport of poultry in or out of villages was a risk factor for outbreaks in household chickens and ducks. Conclusions The study highlighted that the market chain and associated behaviors may play a role in maintaining the virus in household flocks. The study adds evidence that transmission of H5N1 to humans remains a rare event despite high level handling of both healthy and sick birds.
Kata Kunci: Avian influenza, Indonesia, pigs, risk factors, seroepidemiological study.
158
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
159
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
122 Darminto, dkk. 2008. Characteristics and Dynamics of Backyard Poultry Raising Systems in Five Asian Countries in Relation to The Reduction and Management of Avian Influenza Risk: a Progress Report of Project Activities in Indonesia. Makalah disajikan dalam Workshop Sehari Tantangan Penelitian Avian Influenza di Indonesia, Balitvet, Bogor, 4 September
Characteristics and Dynamics of Backyard Poultry Raising Systems in Five Asian Countries in Relation to The Reduction and Management of Avian Influenza Risk: a Progress Report of Project Activities in Indonesia Darminto, Agus Wiyono, Agus Setiyono, R. Damayanti, S.E Estuningsih Indonesian Research Centre for Veterinary Science Kata Kunci: Flu burung, ayam kampong, backyard, sistem pemeliharaan
An international collaborative project entitled “Characteristics and Dynamics of Backyard Poultry Raising Systems in Five Asian Countries in Relation to The Reduction and Management of Avian Influenza Risk” has been conducting in five Asian countries, including Indonesia. This paper is aimed to be a progress report of the project activities conducted in Indonesia. The general objective of the project is to characterize backyard poultry rearing systems, the variations among them, their roles in rural livelihood systems, and to work with stakeholders in this sector to device practical, equitable and sustainable options to reduce the likelihood of a human AI pandemic in 5 Asian Coutries. While the specific objectives are (1) to describe and analyze characteristics and dynamics of backyard poultry systems and how these influence AI related risks; (2) to describe and analyze the networks through which poultry from backyard flocks move from their yards of origin to consumers and how this relates to AI risks; (3) together with the stakeholders, to identify and promote changes in backyard poultry systems at various scales that can minimize AI risk to animals and people while maintaining key advantages (economic, gender, ecological) of backyard systems; and (4) to facilitate conversation and feedback between backyard farming stakeholders and policy makers at several scales (e.g. village, district, national) and explore the policy implications of the research. Ten (10) villages in eight (8) Districts of four (4) Provinces were selected based on the agreed criteria among five collaborating countries. The enumerators were then interviewing respondents such as midllemen, traders, and consumers for the primary data collection using the modified questionnaires. A Paricipatory Rural Appraisal (PRA) tools/methodologies were used for village assessment. The FGD’s were conducted for three meetings in each village to provide prevalence estimates of various activities, but to dig more deeply into the social and ecological dynamics of a range of household types within a range of village-types.
160
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
123 Muchlisoh, Lilis. 2008. Analisis Content, Context, Actors, Dan Process Kebijakan Penggunaan Antiviral Oseltamivir Dalam Penanggulangan Flu Burung Di Indonesia Tahun 2007. Depok: Tesis FKM-UI
Analisis Content, Context, Actors, Dan Process Kebijakan Penggunaan Antiviral Oseltamivir Dalam Penanggulangan Flu Burung Di Indonesia Tahun 2007 Lilis Muchlisoh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Kata Kunci: Avian influenza, antiviral, oseltamivir, kebijakan
Penelitian ini merupakan penelitian kebijakan retrospektif menggunakan rancangan kualitatif dengan metode wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah, telaah dokumen dari institusi dan publikasi dari media terhadap content, context, actors, dan process kebijakan penggunaan Antiviral Oseltamivir dalam penanggulangan flu burung di Indonesia tahun 2007. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Oseltamivir, saat ini menjadi satu-satunya alternatif pengobatan flu burung di Indonesia. Saat ini Departemen Kesehatan dinilai belum menerapkan pendekatan integral dan holistik baik dalam keilmuan maupun koordinasi lintas sektor dalam penanggulangan flu burung secara umum. Aktor kebijakan penentu penggunaan Antiviral Oseltamivir ini terdiri dari aktor internasional dan aktor nasional, dimana WHO, Departemen Kesehatan, Komnas FBPI, dan industri obat BUMN memegang peranan penting. Proses pembuatan kebijakan penggunaan Antiviral Oseltamivir ini dipengaruhi oleh lingkungan internasional terutama oleh organisasi kesehatan dunia (WHO). Saran dari penelitian ini adalah bahwa analisis ekonomi (coss benefit & cost effectiveness) terkait dengan kebijakan penggunaan dan penerimaan bantuan luar negeri terhadap Antiviral Oseltamivir sangat dibutuhkan untuk menjawab efektivitas dan efisiensi kebijakan di masyarakat yang akan datang.
161
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
124 Oktaviani, Rina. 2008. Dampak Merebaknya Flu Burung Terhadap Ekonomi Makro Indonesia : Suatu Pendekatan CGE. Makalah disajikan dalam Workshop Avian Influenza : Assessment, Policy Responses, and Socio Economics Impact, FEM-IPB, 28 Februari 2008
Dampak Merebaknya Flu Burung Terhadap Ekonomi Makro Indonesia : Suatu Pendekatan CGE
Dengan menggunakan model keseimbangan umum (CGE) maka dapat dianalisis dampak merebaknya virus ini terhadap ekonomi makro dan mikro Indonesia. Model yang digunakan adalah kombinasi model INDOF (Oktaviani, 2000), dan WAYANG (Wittwer, 2002). Meski kontribusi sektor peternakan relatif kecil terhadap ekonomi Indonesia, namun pecahnya kasus AI memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ekonomi makro dan kinerja industri. Peran pemerintah dalam mengawasi berkembangnya AI menjadi faktor penting terkendalinya virus ini. Kesimpulannya adalah dari berbagai simulasi kebijakan, secara umum serangan flu burung akn berdampak negatif terhadap kinerja ekonomi makro Indonesia. Sedangkan dilihat dari PDB sisi penerimaan, harga-harga faktor produksi di semua simulasi, yaitu tenaga kerja, lahan dan kapital mengalami kenaikan. Dampak merebaknya flu burung terhadap performa industri di Indonesia menunjukkan dampak yang negatif.
125 Suandy, Imrón. 2008. Evaluasi Program Vaksinasi Avian Influenza pada Unggas Sektor 4 di Kecamatan Cicurug dan Kecamatan Cikembar. Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm. 284 - 286)
Evaluasi Program Vaksinasi Avian Influenza pada Unggas Sektor 4 di Kecamatan Cicurug dan Kecamatan Cikembar Imron Suandy
Rina Oktaviani
CIVAS
Departemen Ilmu Ekonomi, FEM – IPB
Kata Kunci: Avian influenza, ayam kampung, vaksin
Kata Kunci: Avian influenza, dampak, CGE
Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi keberhasilan program vaksinasi avian influenza pada unggas sektor 4 di Kecamatan Cicurug dan Kecamatan Cikembar yang menggunakan dua metode pelaksanaan vaksinasi yang berbeda selama satu tahun periode pelaksanaan program. Hasil program vaksinasi di kedua kecamatan tersebut, akan dianalisa tingkat cakupan vaksinasi secara deskriptif, tingkat seroprevalensi dengan uji perbandingan antar dua proporsi dan geometry means titer (GMT) dengan menggunakan t-Student untuk hasil pengujian serologis post vaksinasi akhir periode program, data laporan kejadian kasus selama kegiatan program vaksinasi, dan menilai tingkat pengetahuan peternak (sektor 4) dengan metode survey penyebaran kuesioner secara acak untuk 25 responden/pemilik ternak perdesa yang akan dianalisa secara scoring dan dianalisa dengan t-Student. Tingkat cakupan vaksinasi di Kecamatan Cicurug menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan di Kecamatan Cikembar. Hasil serologis post vaksinasi akhir periode menunjukkan titer post vaksinasi di Kecamatan Cicurug secara signifikan lebih tinggi (p<0,005) dibandingkan di Kecamatan Cikembar, baik dilihat dari tingkat seroprevalensi maupun dari ratarata GMT yang dihasilkan. Hasil kuesioner menunjukkan tingkat pengetahuan di Kecamatan Cikembar signifikan lebih baik daripada di Kecamatan Cicurug (p<0,005). Dari kajian ini dapat disimpulkan, bahwa untuk pelaksanaan vaksinasi lebih baik digunakan metode pada model A di Kecamatan Cicurug (yang menggunakan tiga kali periode vaksinasi dalam satu tahun, dengan vaksin H5N1, serta melakukan satu kali program penyuluhan dan sosialisasi), hal ini jika ditinjau dari hasil cakupan vaksinasi, hasil titer serologis post vaksinasi (tingkat seroprevalensi dan tingkat GMT yang dicapai), serta kemampuan dalam menekan tingkat kejadian AI secara klinis. Akan tetapi untuk program penyuluhan dan sosialisasi sebaiknya dilakukan dua kali dalam setahun seperti yang dilakukan di Kecamatan Cikembar melalui model B (menggunakan dua kali periode vaksinasi dalam satu tahun, dengan vaksin H5N2, serta melakukan dua kali program penyuluhan dan sosialisasi). Secara umum hasil vaksinasi di kedua model tersebut belum mampu mencapai tingkat optimal vaksinasi yang diharapkan, dengan tingkat protektif masih <70% dan rata-rata GMT <24. hal tersebut perlu dikaji lebih dalam segala
162
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
163
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
hal terkait faktor yang mempengaruhi keberhasilan vaksinasi.
126 Purnamawati, Ati & Sudarnika, Etih. 2008. Kajian Hasil Vaksinasi Avian Influenza pada Ayam Buras Rakyat di Kabupaten Tasikmalaya. Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm. 281 - 283)
Kajian Hasil Vaksinasi Avian Influenza pada Ayam Buras Rakyat di Kabupaten Tasikmalaya Ati Purnamawati dan Etih Sudarnika Dinas Peternakan Perikanan dan kelautan kabupaten Tasikmalaya, Dept. Ilmu Penyakit hewan dan Kesmavet FKH IPB Kata Kunci: Avian influenza, vaksin, ayam kampung
Kajian ini dilakukan untuk mempelajari keberhasilan vaksinasi melalui pengukuran titer antibody pada sebelum vaksinasi (prevaksinasi) dan setelah vaksinasi (posvaksinasi). Penelitian dilakukan pada Bulan November 2007 sampai Mei 2008 di empat kecamatan di Tasikmalaya yaitu Rajapolah, Pagerageung, Manonjaya, dan Sukaratu. Keempat kecamatan tersebut merupakan daerah endemis Avian Influenza. Pada desa terpilih dipilih peternak sampel. Pemilihan sampel peternak dilakukan dengan convenient sampling, yaitu peternak-peternak di desa terpilih yang mudah dikunjungi oleh petugas. Pengambilan serum darah dilakukan dua kali yaitu sebelum vaksinasi dan minimal satu bulan sesudah vaksinasi. Serum darah kemudian diuji dengan Haemagglutination Inhibition (HI) test. Antigen yang dipakai untuk uji serologis adalah Ag H5N1. Pengambilan serum darah dilakukan oleh teknisi dari Laboratorium Kesehatan Hewan Kabupaten Tasikmalaya. Untuk analisa titer Antibodi AI pra dan post vaksinasi digunakan uji t-Student untuk data yang tidak berhubungan (independent). Uji χ2 digunakan untuk melihat pengaruh vaksinasi terhadap peningkatan titer antibodi protektif terhadap AI. Data dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 13.0. Hasil menunjukkan bahwa jumlah sampel yang menunjukkan titer protektif terhadap AI (≥ 24) pada prevaksinasi adalah 2,49% (8 sampel). Sedangkan frekuensinya pada postvaksinasi adalah sebesar 45,72% (123 sampel). Data tersebut menunjukkan bahwa perlakuan vaksinasi telah meningkatkan titer antibody pada unggas. Rataan titer antibodi prevaksinasi pada penelitian ini adalah 20.23 dan posvaksinasi 23.1. Hal itu menunjukkan bahwa perlakuan vaksinasi dapat meningkatkan titer yang protektif secara signifikan (pada selang kepercayaan 95%). Tetapi kenaikan titer antibodi yang dicapai masih dibawah standar minimum titer antibodi yang protektif terhadap virus AI yaitu 24. Adanya kenaikan jumlah ayam buras yang memiliki titer antibodi protektif terhadap AI setelah divaksinasi yaitu peningkatannya sebesar 43,23% (45,72% pada post-vaksinasi dan 2,49% pada pre-vaksinasi). Dari hasil uji χ2 diperoleh kesipulan bahwa perlakuan vaksinasi secara nyata meningkatkan efek protektif terhadap AI dengan tingkat kepercayaan 95%. Nilai Odds ratio perlakuan vaksinasi adalah
164
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
165
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
34,30 (SK 95%; (16,35 – 71,95) yang artinya perlakuan vaksinasi dapat memproteksi unggas dari penyakit AI 34 kali lebih besar daripada sebelum divaksinasi.
127 Prawiradilaga, Dewi M, dkk. 2008. Forming of Regional Network for Surveillance and Monitoring of Avian Influenza Viruses in Migratory Birds. Bogor: LIPI Makalah ini disajikan dalam Workshop Sehari Tantangan Penelitian Avian Influenza di Indonesia, Puslit Biologi LIPI, 4 September 2008
Forming of Regional Network for Surveillance and Monitoring of Avian Influenza Viruses in Migration Birds Dewi M. Prawiradilaga, Darminto, Dwi Astuti, Rini Damajanti, NLP Indi Dharmayanti, Risa Indriani, Mohammad Irham, Tri Haryoko, Satrio Wijamukti, Hidayat Asyhari, Dwi Warni I, Wilson Novarino Pusat Penelitian Biologi LIPI dan Balai Penelitian Veteriner Kata Kunci: Avian influenza, burung liar
166
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
The general objective of this research is to enhance at the regional level the early detection and characterization of AI infection and reporting in migratory birds through a coordinated surveillance network. The specific objectives are (1) confirm suspected and identify additional key species of migratory birds that have potential to play a role in spreading AI viruses between participating countries, (2) study the diversity of AI virus infection in selected key species of migratory birds, (3) study the distribution pattern (geospatial and temporal) of key selected species of migratory birds in each country, (4) carry out the surveillance and monitoring of avian influenza in migratory birds through the establishment of a regional network, and (5) improve understanding and disseminate the scientific information on the role of migratory birds in spreading avian influenza to different audiences (government and scientific). Material and method are sample collections in field with Mistnet, Vena Jugularis, Vena Brachialis, Internal Organ, Uropharyngeal, and Cloaca, and analysis in laboratory with AGP and HI tests, Immunohistocheministry, and RT-PCR. The locations are Pulau Dua, Segara Anakan, Tanjung Pasir, and Pulau Rambut. The result showed that from AGP & HI Test all birds (migrants & residents) are negatives, but Muscovy ducks & Feral ducks positive H5. IHC Tests showed that one individual of Magpie Robin (Copsychus saularis) from Pulau Rambut and two individuals of Eurasian Tree Sparrow (Passer Montanus) are positive H5. Tentative conclusions are (1) there has been no migratory bird species infected by HPAI (H5N1) in the study area. However, two migratory species i.e an individual of Yellow Bittern (Ixobrychus sinensis) from Tanjung Pasir and Whimbrel (Numenius phaeopus) from Segara Anakan were infected by flu A (LPAI) and (2) two individuals of resident Slaty-breasted Rail (Gallirallus striatus) from Segara Anakan was infected by HPAI (H5N1).
167
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
128 Darminto, 2008. Survei Avian Influenza pada Pasar Unggas Hidup: Titik Kritis untuk Pengambilan Sampel (Live Bird Markets Survey on Avian Influenza: Critical Points for Sampling). Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm. 61 - 63)
Survei Avian Influenza pada Pasar Unggas Hidup: Titik Kritis untuk Pengambilan Sampel (Live Bird Markets Survey on Avian Influenza: Critical Points for Sampling) Risa Indriani, NLP Indi, D. darminto, RM. Abdul Adjid Balai Besar Penelitian Veteriner Kata Kunci: Avian influenza, pasar tradisional
Pada penelitian ini telah dilakukan survey virus AI pada pasar unggas hidup yang bertujuan untuk mengetahui titik kritis yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel. Disamping itu untuk mengetahui pemahaman para pelaku pasar terhadap adanya kontaminasi lingkungan oleh virus AI, kendala melakukan identifikasi serta pelaksanaan biosekuritas dalam lingkungan pasar unggas hidup.
memperlihatkan bahwa 14 (4,98%) dari 281 sampel yang positif RT-PCR menunjukkan pertumbuhan virus AI.
Penelitian dilakukan di 83 pasar unggas hidup tersebar di 7 kota (Bogor, Tangerang, Bekasi, Depok, Cilegon, Bandung, Karawang), 4 kabupaten (Tangerang, Bogor, Bekasi, Bandung) dan 5 wilayah DKI Jakarta (Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Pusat). Pada setiap pasar, ditetapkan 5 tempat/ area pengambilan sampel yang terdiri dari beberapa titik kritis, yaitu sebanyak 27 Titik Kritis (Critical Points) telah ditetapkan dan digunakan sebagai titik sampling. Rincian titik kritis, yaitu; 3 titik pada Alat Pengangkut (mobil/motor), 7 titik pada Tempat Penempatan Unggas Hidup, 9 titik pada Tempat Pemotongan Unggas, 6 titik pada Tempat Penjajaan (display) Produk Unggas, serta 2 titik pada Tempat Pembuangan Limbah. Dengan menggunakan “cotton swab”, sampel pada titik kritis (yang lembab/basah) diambil, dimasukkan kedalam media transport, yang selanjutnya diuji di laboratorium terhadap virus AI subtipe H5 dengan RT-PCR. Bila hasil uji positif, maka dilakukan isolasi virus AI pada telur SPF tertunas umur 9-11 hari. Penelitian ini berlangsung mulai bulan Oktober 2007 hingga April 2008 dengan perolehan sampel sebanyak 1862 sampel. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dari 1862 sampel yang diuji berasal dari 83 pasar, sebanyak 281 sampel (15,05%) terbukti mengandung virus AI. Sampel yang mengandung virus AI tadi berasal dari 39 pasar. Dengan demikian makan jumlah pasar yang terkonaminasi virus AI adalah 39 pasar (46,98%) dari 83 pasar yang diteliti. Selanjutnya semua titik kritis (27 titik) di 39 pasar tadi ternyata mengandung virus AI. Jumlah titik kritis tertinggi yang terkontaminasi virus AI adalah Tempat Penjajaan (display) Produk Unggas, yaitu sebanyak 30 pasar (76,92%), diikuti Tempat Pemotongan Unggas di 29 pasar (74,35%), pada Tempat Penempatan Unggas Hidup di 24 pasar (61,53%), Alat Pengangkutan di 11 pasar (28,20%), dan pada Tempat Pembuangan Limbah di 9 pasar (23,07%). Hasil penumbuhan sampel pada telur tertunas dan sampel yang bereaksi positif RT-PCR terhadap AU, 168
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
169
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
129 Putra, Anak Agung Gde. 2008. Prevalensi Avian Influenza H5 Pada Itik, Entok Dan Ayam Kampung Yang Dipelihara Secara Tradisional Di Desa Tertular Di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Buletin Veteriner BB-Vet Denpasar, XX (73): 62 – 71
Prevalensi Avian Influenza H5 Pada Itik, Entok Dan Ayam Kampung Yang Dipelihara Secara Tradisional Di Desa Tertular Di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat Anak Agung Gde Putra Balai Besar Veteriner Denpasar Kata Kunci: Avian Influenza H5N1, Prevalensi, Peternakan Tradisional, Itik, Entok, Ayam Kampung, Pulau Lombok.
Surveilans avian influenza (AI) ini dilakukan di desa yang sebelumnya diketahui sebagai desa tertular AI di Pulau Lombok, dengan maksud untuk memantau keberadaan virus AI tersebut terutama pada itik, entok dan ayam kampung, menggunakan metode sampling dengan pendekatan pekarangan ternak. Pada saat surveilans dilaksanakan juga dilakukan penyidikan berkaitan dengan adanya laporan wabah kematian ayam kampung pada suatu rumah tangga di Desa Lendang Nangka, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur. Hasil pengujian serologi memperlihatkan bahwa 5 (13,8%) ekor itik, 2 (2,9%) ekor ayam dan satu ekor dari 3 ekor angsa yang diperiksa memiliki antibodi terhadap virus AI H5, dengan titer antibodi bervariasi antara 2 sampai 64. Tidak satupun dari 108 sera entok yang diuji mengandung antibodi terhadap virus AI H5. Hasil isolasi virus pada telur ayam bertunas ditemukan virus AI H5 pada itik, entok dan ayam kampung, di 3 pekarangan ternak di Desa Batukumbang, Lombok Barat dan 8 pekarangan ternak di Desa Jurit, Lombok Timur. Keseluruhan unggas yang diperiksa, secara klinis nampak sehat. Hasil surveilans ini mengkonfirmasi bahwa virus AI H5 (mungkin H5N1) masih bersirkulasi di tiga desa (Pagesangan, Batukumbang, Jurit) yang sebelumnya memang berstatus sebagai desa tertular. Sedangkan terhadap 3 desa (Bertais, Ampenan Utara, Praya) yang juga sebelumnya berstatus sebagai desa tertular AI, walaupun dalam surveilans ini tidak menemukan indikasi keberadaan virus AI tersebut, belum dapat dinyatakan sebagai desa bebas AI mengingat metode surveilans yang diterapkan tidak mampu mendeteksi prevalensi pekarangan ternak tertular di bawah 40%. Peran ayam kampung sebagai karier penularan AI H5N1 masih membutuhkan studi lanjutan, mengingat masih ada ayam kampung yang masih membawa virus AI H5 tetapi secara klinis sehat dan pada wabah yang terjadi di Desa Lendang Nangka hampir seluruh ayam kampung yang berjumlah 24 ekor dalam satu rumah tangga berakhir dengan kematian yang diakibatkan oleh virus AI H5. Demikian juga peran entok sebagai karier H5N1 masih membutuhkan studi lanjutan.
170
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
130 Murtini, S, dkk. 2008. Seroprevalensi Avian Influenza H5N1 pada Kucing-Kucing Liar di Bogor, Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm 313 – 314)
Seroprevalensi Avian Influenza H5N1 pada Kucing-Kucing Liar di Bogor S. Murtini, R. Susanti, E. Handharyani Bagian Mikrobiolgi Medik Dept IPHK IPB, Jurusan Biologi FMIPA Univ. Negeri Semarang, Bagian Patology Dept. KRP-FKH IPB Kata Kunci: Flu burung, kucing, bogor, seroprevalensi
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui status serologis dan keberadaan virus AI pada kucing liar di Bogor. Sebanyak 97 sampel serum dan usap rectal diambil dari kucing-kucing liar yang berkeliaran di sekitar pasar tradisional (Pasar Gunung Batu, Pasar Kebon Jahe Merdeka, Pasar Baru Bogor, Pasar Warung Jambu), lingkungan pemukiman (di Kelurahan Bantarjati Kota Bogor dan Kelurahan Babakan Kecamatan Darmaga Kabupaten Bogor), serta peternakan ayam komersial di daerah Bogor. Uji serologi untuk mendeteksi adanya antibodi anti H5N1 dengan uji penghambatan aglutinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seroprevalensi virus AI H5N1 pada kucing di Bogor sebesar 18,9% dengan rataan titer antibodi sampel yang positif sebesar log 23,1. Kucing liar yang hidup di pasar tradisional maupun sekitar peternakan ayam di Bogor pernah terpapar oleh virus AI H5N1. Tingkat keterpaparan kucing yang berasal dari keempat pasar tradisional berkisar antara log 22,8 – 24,5 dimana rataan tertinggi pada serum dari kucing di Pasar Gunung Batu dan terendah di Pasar Baru Bogor. Tingkat keterpaparan kucing yang hidup di sekitar peternakan yang diperiksa 22,2% dengan rataan titer antibody log 21. Tidak ditemukan adanya antibodi anti AI H5N1 pada serum kucing liar di wilayah pemukiman, karena tingkat kontak kucing liar di perumahan dengan unggas sangat rendah. Berdasarkan gambaran hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kucing liar yang hidup di pasar tradisional maupun sekitar peternakan ayam di Bogor pernah terpapar oleh virus AI H5N1 dengan angka keterpaparan berkisar antara 18-40%. Tingkat dengan tingkat keterpaparan tertinggi dan terendah masingmasing adalah kucing yang ada di Pasar Kebon Jahe dan Pasar Warung Jambu.
171
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
131 Kurniawan, Rio A & Dwiyanto, Rivi. 2008. Deteksi Antibodi Avian Influenza H5N1 pada Kucing Jalanan (Felis slivestris catus) di Wilayah Semarang, Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm 311 – 312)
Deteksi Antibodi Avian Influenza H5N1 Pada Kucing Jalanan (Fells Silvestris Catus) Di Wilayah Semarang Rio Kurniawan dan Rivi Dwiyanto Universitas Airlangga Kata Kunci: Avian Influenza, antibody, stray cats, Semarang
Deteksi Antibodi Avian Influenza H5N1 Pada Kucing Jalanan (Felis Silvestris Catus) di Wilayah Semarang. Penelitian ini dibawah bimbingan Ibu Rahmi Sugihartuti, M.Kes., Drh, selaku pembimbing pertama dan Bapak Muchammad Yunus, Ph.D., M.Kes., Drh, selaku pembimbing kedua.
pada kucing (Felis silvestris catus) di wilayah lain yang memiliki resiko tinggi terhadap penyebaran virus Avian Influenza H5N1. Serta perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang peranan kucing (Felis silvestris catus) sebagai hospes perantara dalam mata rantai penyebaran virus Avian Influenza H5N1.
Wabah penyakit Avian Infleunza (AI) sub tipe H5N1 atau juga dikenal sebagai Flu Burung terjadi di Indonesia sejak pertengahan 2003 (Raharjo dan Nidom, 2004). Secara umum penyebaran virus AI di Indonesia yang diawali di daerah Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah. Selanjutnya virus menyebar dengan cepat ke berbagai daerah dan Propinsi di Indonesia dan sampai sekarang sudah semua propinsi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan ada atau tidaknya antibodi terhadap virus Avian Influenza H5N1 pada kucing (Felis silvestris catus) di wilayah Semarang. Avian Influenza disebabkan oleh virus influenza (virus RNA) yang mempunyai aktifitas Hemaglutinin dan Neuraminidase dan tergolong dalam famili Orthomixoviridae. Virus ini memiliki envelope dan memiliki genom ss RNA bersegmen sehingga dapat terjadi genetic reassortment (Raharjo dan Nidom, 2004) dan memiliki struktur antigen permukaan seperti hemaglutinin (HA), Neurominidase (NA), matriks protein dan nukleoprotein (NP) (Rantam, 2005). Virus Avian Influenza terdiri atas 15 subtipe (berdasarkan atas kandungan hemaglutinin) dan terdiri 9 subtipe (berdasarkan atas kandungan Neurominidase) (Raharjo dan Nidom, 2004). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling, karena kucing yang diperiksa pada penelitian ini merupakan hasil tangkapan langsung. Sampel darah kucing diambil langsung dari lapangan, dibawa serta dilakukan pengujian di laboratorium. Hasil penelitian pada deteksi antibodi terhadap Avian Influenza H5N1 melalui pemeriksaan serum darah kucing dari beberapa wilayah di Semarang (Pasar Johar, Bandarejo, Babatan, Bitingan dan Pasar Kobong) menunjukkan bahwa dari 30 sampel yang digunakan, terdapat 10 sampel yang mempunyai antibodi Avian Influenza H5N1. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kucing¬kucing tersebut pernah terpapar oleh virus Avian Influenza. Untuk itu disarankan untuk dilakukan deteksi antibodi 172
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
173
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
132 Darminto, dkk. 2008. Infeksi Virus Flu Burung pada Kucing di Jawa Barat, Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm. 308 – 310)
Infeksi Virus Flu Burung pada Kucing di Jawa Barat Simson Tarigan, Darminto, Leo Loth, Risa Indriani, NLP Indi D Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor Kata Kunci: Flu burung, kucing, jawa barat
Penelitian ini bertujuan mengungkapkan hubungan dan interaksi sosial antara manusia, kucing, dan unggas di Jawa Barat, menginvestigasi seberapa tinggi tingkat infeksi virus AI pada kucing, dan mendeskripsikan manifestasi infeksi pada kucing.
bebas (kontrol), yang sedang terjadi wabah AI pada ayam (kasus) ataupun yang sekitar setahun yang lalu mengalami wabah AI pada ayam.
Sebanyak 268 pemilik kucing di Jawa Barat (Bogor, Sukabumi, Depok, dan Bekasi) diwawancarai menggunakan kuesioner. Specimen berupa darah untuk serum, ulas tenggorokan dan rektum diambil dari 260 kucing dari 3 kelompok populasi, yakni (kontrol, kasus, dan retrospektif) diambil. RNA virus pada ulas diekstraksi dan keberadaan RNA yang sekuensinya sama dengan virus H5N1 dideteksi dengan RT-PCR menggunakan primer spesifik untuk gen matriks dan H5. Isolasi virus pada telur ayam tertunas dilakukan terhadap sampel yang positif PCR. Spesifik antibodi terhadap nucleoprotein virus influenza tipe A dideteksi pada sampel serum dengan ELISA. Pemeriksaan lanjutan terhadap serum yang positif terhadap influenza tipe A dilakukan dengan HI test untuk mendeteksi keberadaan antibody terhadap hemaglutinin H5. Sebagian besar responden (86%) memiliki 1-4 ekor kucing. Sisanya memiliki lebh dari 4 ekor. Lebih dari setengah (57%) responden bukanlah pemilik yang sesungguhnya. Hanya 25% dari responden yang benarbenar tidak membiarkan kucing memasuki rumah mereka. Sebagian besar (63%) responden membenarkan bahwa anggota keluarga mereka memiliki hubungan yang dekat dengan kucing. Mayoritas responden (>92%) menyatakan bahwa mereka tidak melihat ketika kucing mereka sakit dalam enam bulan terakhir. Hampir semua (>96%) menyatakan bahwa mereka tidak melihat atau tahu adanya yang mati akibat penyakit di lingkungan mereka. Sebanyak 25% responden memiliki ayam atau itik yang dikandangkan pada malam hari di sebelah rumah mereka dan siang hari dilepas dan berkeliaran di halaman atau halaman tetangga mereka. Sebanyak 20,1% dari serum kucing yang diperiksa memiliki antibodi terhadap virus influenza tipe A. hasil pemeriksaan HI terhadap serum yang positif influenza A tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar (86,5%) positif terhadap H5. Lebih dari setengah (51,8%) dari kucing yang diperiksa mengandung RNA virus H5 pada tenggorokan atau rektumnya. Akan tetapi tidak ada virus influenza yang dapat diisolasi dari ulas tenggorokan dan rektum pada telur tertunas. Tidak terlihat perbedaan yang mencolok antara desa-desa yang dianggap 174
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
175
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
133 Wibawan, I. W. T, dkk. 2008. The Efficacy of H5N2 Vaccination of Indonesian Native Chicken Against Avian Influenza on the Course of Infection With a Highly Pathogenic H5N1 Strain, Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm. 275 – 276)
The Efficacy of H5N2 Vaccination of Indonesian Native Chicken Against Avian Influenza on the Course of Infection With a Highly Pathogenic H5N1 Strain O.N Poetri, A. Bouma, I. Claasseen, G. Koch, R. D. Soejoedono, S. Murtini, I. W. T. Wibawan Faculty of Veterinary Medicine Dept. Infectious Diseases and Public Health, Bogor Agriculture University, Faculty of Veterinary Madicine Dept. Farm Animal Health, Utrecht the netherland, Central Veterinary Institute (Wageningan University and Research Centre) Lelystade the Netherlands Kata Kunci: Flu burung, ayam kampung, vaksinasi
We carried out a transmission experiment to study the effect of vaccination with H5N2 vaccine on the transmission characteristic of a HPAI H5N1 in groups native chickens. The experiment consisted of two groups, one was vaccinated twice at the age of 4 and 7 weeks, the other group remained unvaccinated. Half of each group was inoculated with a field strain of H5N1. challenge of one bird per pair at 10 weeks of age: intra-tracheally 106 EID50/chick. After 24 hours the birds were placed back in their original rooms. The five sentinel were kept between the two goups. Monitoring for infection by daily clinical inspections, of trachea and cloacal swabbing daily during 10 days after challenge and serological test at days of age : 1, 14, 28, 35, 42, 49, 56, and 63. The infection chain was monitored by virus isolation from tracheal and cloacal specimens, and serology. The vaccinated birds developed high HI antibody titers. Quantification of transmission measured by mathematical model (susceptible-infectious removed SIR). The experiment showed that, all vaccinated native chickens developed high titers of H5N1 and H5N2 antibodies. The mean HI titer of H5N2 antibodies was five log steps higher than H5N1 antibodies. None of the inoculated birds shed virus in trachea or cloaca. There was no indication of infection of the inoculated birds at all, we did not calculate the R value. In addition, we found that transmission and viral shedding occurred in unvaccinated birds, which also transmitted the virus to the contact birds. No virus transmission and viral shedding occurred in the vaccinated group in field trial we might be see different result, titers in experimental condition were higher than in the field. There are some explanation for this condition which is : inappropriate vaccination programme on the field (the vaccination only done one time without booster). Lack of vaccination monitoring on the field. In conclusion, native chicken had a good immune response by vaccination. AI vaccination could be, in principle, a success in native chicken. Native chicken can become infected, and spread virus. Native chicken can act as reservoir as long as the contact structure between native chicken is intense enough. These findings suggest that H5N2 vaccine, in principle, is able to prevent horizontal transmission of virus in native chickens.
176
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
134 Mahardika, I G N, dkk. 2008. Model Penanggulangan Flu Burung Berbasis Hasil Penelitian yang Berkelanjutan. Makalah disajikan dalam Pertemuan Ilmiah Dies Natalis 2008 Universitas Udayana, Universitas Udayana, Denpasar, 3 – 6 September
Model Penanggulangan Flu Burung Berbasis Hasil Penelitian yang Berkelanjutan I G N Mahardika, I N Suartha, I G A A Suartini, I M S Antara, I M Sukada Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana Kata Kunci: Flu burung, pengendalian, vaksinasi, masyarakat
Dalam rangka menyikapi perkembangan kejadian flu burung di Indonesia, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana telah dan sedang melakukan kajian-kajian ilmiah tentang virus flu burung sejak 2004 sampai sekarang. Dari kajian-kajian itu, beberapa model penanggulangan flu burung telah dan sedang dicobakan. Dari kegiatan survei tahun 2005 dan 2006, aktivitas VAI H5N1 dapat dipetakan di seluruh Bali, yakni ‘hotspot’ aktivitas virus adalah di Jembrana, Buleleng, dan Klungkung. Salah satu komponen penting dalam penanggulangan AI pada unggas dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza pada manusia adalah vaksin. Namun salah satu masalah dalam strategi vaksinasi adalah penentuan bibit (seed) virus yang digunakan sebagai bibit vaksin yang baku. Akumulasi dari penelitian akan menjadi basis yang kuat sebagai dasar pengambilan keputusan dalam mengatisipasi perkembangan virus flu burung sehingga risiko kerugian ekonomi dan kesehatan masyarakat dapat ditekan. Luaran dari aktivitas sivitas akademika antara lain adalah pengetahuan tentang dinamika virus, prosedur diagnostik yang tepat guna, vaksin yang lebih berkhasiat, dan model-model penanggulangan flu burung berbasis masyarakat. Dari pengetahuan yang tersedia, pengendalian flu burung diusulkan dilakukan secara serentak dari desa, peternakan komersial, pengepul dan pedagang unggas, serta pasar unggas. Penelitian ini bekerjasama dengan Penelitian tentang flu burung (staf akademik dan mahasiswa FKH-UNUD, staf Dinas Peternakan di seluruh Bali, NTB, dan NTT), Program desa tanggap dan pengembangan model penanggulangan flu burung pada pengepul dan pasar unggas (KKR V, Staf akademik dan mahasiswa FKH-UNUD, dan Yayasan Create Bali), dan Sumber pendanaan (APBN melalui Deptan dan Komnas FBPI, Pemerintah Kanada melalui UNICEF Indonesia, Program Hibah A2, Program Hibah Bersaing Dikti, Program Riset Unggulan Insentif Menrsitek, CIVAS Jakarta, dan Pemerintah Kabupaten Klungkung).
177
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
135 Narulita, Yusi. 2008. Gambaran Pelaksanaan Manajemen Logistik Antiviral Dalam Penanganan Flu Burung Di Provinsi Banten Tahun 20052008. Depok: Skripsi FKM-UI
Gambaran Pelaksanaan Manajemen Logistik Antiviral Dalam Penanganan Flu Burung Di Provinsi Banten Tahun 20052008 Yusi Narulita Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Kata Kunci: Flu burung, manusia, antiviral
Penelitian ini menggunakan kerangka berpikir siklus logistik yang terdiri dari perencanaan, penganggaran, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pemanfaatan, penghapusan, dan pengendalian. Namun dalam penelitian ini variabel perencanaan dan penganggaran tidak diteliti. Hal ini dikarenakan kedua variabel tersebut dilakukan oleh Departemen Kesehatan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, serta telaah dokumen. Informan penelitian ini sebanyak delapan orang yang telah dipilih berdasarkan prinsip kecukupan dan kesesuaian. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai gambaran manajemen logistik Antiviral di Provinsi Banten tahun 2005-2008. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen logistik yang berjalan sebenarnya sudah cukup baik. Pendistribusian telah sesuai dengan pedoman, begitu juga ketersediaan obat di seluruh instansi yang terkait. Namun terdapat beberapa masalah dalam penelitian ini yaitu tidak adanya pelaporan atas penggunaan Oseltamivir sehingga hal ini dapat mengganggu keberlangsungan siklus logistik yang ada. Apabila tidak ada pelaporan atas penggunaan Oseltamivir maka tidak ada informasi untuk membuat perencanaan selanjutnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen logistik Antiviral flu burung di Provinsi Banten diantaranya pencatatan tersendiri terhadap penggunaan Oseltamivir serta pelaporan atas penggunaannya ke instansi yang memberikan, serta tempat penyimpanan lebih teratur.
136 Sibagariang, Helda Yessy Maria. 2008. Gambaran Epidemiologi Kejadian Flu Burung (Avian Influenza) Pada Manusia Di Indonesia Tahun 2005-2007. Depok: Skripsi FKM-UI
Gambaran Epidemiologi Kejadian Flu Burung (Avian Influenza) Pada Manusia Di Indonesia Tahun 2005-2007 Helda Yessy Maria Sibagariang Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Kata Kunci: Flu burung, manusia, epidemiologi
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan serial kasus untuk menggambarkan kejadian epidemiologi flu burung dan melakukan analisis beberapa variabel epidemiologi (orang, tempat, waktu) terhadap kematian akibat kejadian flu burung pada manusia tersebut. Data yang digunakan merupakan data sekunder periode Juni 2005-Desember 2007 dari Subdit Surveilans Ditjen PP&PL Departemen Kesehatan RI. Selama 2005-2007, terdapat 117 kasus konfirmasi flu burung, terjadi kematian kasus sebanyak 95 kasus (CFR = 81,2%) dan prevalensi kasus 52 per 100 juta penduduk, kasus banyak terjadi pada laki-laki (51%), namun kematian banyak dialami perempuan yaitu 50 kasus (CFR = 89,3%). Kelompok usia 20-39 tahun (dewasa muda) merupakan kelompok yang paling banyak mengalami kejadian kasus, dan kelompok 5-19 tahun (anak sekolah) merupakan kelompok dengan prevalensi dan tingkat kematian tertinggi. Kelomok usia mempengaruhi jenis pekerjaan yang banyak mengalami kejadian penyakit yaitu pelajar. Berdasarkan hasil laboratorium, penderita mengalami trombostitopenia dan leukopenia, serta demam atau panas ≥ 38ºC merupakan gejala klinis yang paling banyak dialami. Penderita memiliki respon ke pelayanan kesehatan segera setelah timbulnya gejala penyakit yang lambat (> 5 hari) dengan proporsi 71%. Sekitar 42% kasus belum dilakukan penyelidikan epidemiologi. Faktor resiko terbanyak ialah kontak langsung dengan unggas sebanyak 47% kasus. Rumah sakit swasta merupakan pilihan utama masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan pertama saat sakit dan menerima penanganan lebih lanjut (dirawat inap). Jumlah penerima tamiflu sebagai upaya penanganan kasus hanya 44%. Kejadian flu burung pada manusia terjadi di 12 propinsi di Indonesia, dengan Jawa Barat (23,07%) merupakan propinsi dengan jumlah kasus terbanyak, terdapat pula kasus kluster yaitu 10 kasus dengan jumlah kejadian 25 kasus (21,4%). Berdasarkan variabel waktu, kejadian banyak terjadi pada bulan Juni 2006 dan musim hujan. Perempuan lebih beresiko 2,69 kali lebih besar dibandingkan laki-laki. Penderita dengan respon sedang (3-5 hari) mengalami kematian 8 kali lebih besar dibandingkan dengan respon cepat (< 3 hari), sedangkan penderita dengan respon lambat (> 5 hari) mengalami kematian 7,89 kali lebih besar dibandingkan dengan respon cepat (< 3 hari). Upaya penurunan
178
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
179
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
kematian akibat kejadian penyakit harus difokuskan terhadap penanganan kasus terutama pada kelompok perempuan dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan segera setelah timbul gejala penyakit.
137 Susanti R, dkk. 2008. Analisis Molekuler Fragmen Gen Penyandi Hemaglutinin Virus Avian Influenza Subtipe H5N1 dari Unggas Air. JITV XIII (3): 229 - 239
Analisis Molekuler Fragmen Gen Penyandi Hemaglutinin Virus Avian Influenza Subtipe H5N1 dari Unggas Air R. Susanti, RD Soejoedono, IGNK Mahardika, IWT Wibawan, dan MT Suhartono
Virus avian influenza (VAI) subtype H5N1 yang diisolasi dari unggas air di Jawa Barat bersifat patogenik dengan pola asam amino daerah pemotongan HA QRERRRKKR dan QRESRRKKR. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis domain-domain penting gen penyandi hemaglutinin (HA) isolate-isolat tersebut. Fragmen gen HA diamplifikasi dengan metode RT-PCR menggunakan pasangan primer yang didisain khusus, dan disekuensing dengan metode dideoksi dengan ABI automatic sequencer (Applied Biosystems). Runutan nukleotida hasil sekuensing dan asam amino turunannya disepadankan dengan ClustalW dari program MEGA 3.1. Domain asam amino daerah antigenic, posisi glikosilasi dan kantong pengikat reseptor virus yang dianalisis menunjukkan adanya polimorfisme. Sedangkan domain residu pengikat reseptor, semua isolate mempunyai glutamine (Q) dan glisin (G) berturut-turut pada asam amino nomor 222 dan 224. Temuan ini menunjukkan bahwa semua VAI H5N1 dalam penelitian ini mempunyai spesifisitas reseptor avian α-2,3 NeuAcGal.
FMIPA Universitas Negeri Semarang, FKH Institur Pertanian Bogor, FKH Universitas Udayana Kata Kunci: Daerah antigenik, posisi glikosilasi, kantong pengikat reseptor, virus AI H5N1, unggas air
180
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
181
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
138 S, Rosmelati. 2008. Kloning dan Karakterisasi Gen HA1 Virus Avian Influenza (AI) Subtipe H5N1 Isolat Lokal Untuk Pembuatan Vaksin Subunit, Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm. 277 – 278). Bogor: Pusvetma
Kloning dan Karakterisasi Gen HA1 Virus Avian Influenza (AI) Subtipe H5N1 Isolat Lokal Untuk Pembuatan Vaksin Subunit Rosmelati S, Anieka Rohmah, Dyah Estikoma, Endhang P, Sapto Rini, Indah Mukti, Harry Besar S PUSVETMA Surabaya Kata Kunci: Avian influenza, vaksin, gen, rekombinan
Tahap penelitian meliputi ekstraksi dan amplifikasi gen HA1 dan kloning dan purifikasi protein rekombinan HA1. Amplifikasi gen HA1 dilakukan dengan menggunakan primer RSAI-1 (sense) dan RSAI-2 (anti sense). Primer ini menghasilkan fragmen elektrophoetik agarose pada posisi ± 1100 pb. Produk PCR yang telah dipurifikasi dikloningkan dengan vektor pET101/D-TOPO sehingga dihasilkan DNA plasmid rekombinan yang akan ditranformasi pada hospes E.coli TOP10 untuk propagasi dan maintenance dari plasmid rekombinan. Ekspresi protein rekombinan HA1 dilakukan dalam hospes E.coli BI-21 star. Protein rekombinan yang diperoleh dianalisis dengan SDS PAGE dan Western Blotting. Telah dilakukan identifikasi virus avian influenza H5N1 isolat Pare dengan metoda one-step reversetranscription PCR. Identifikasi gen HA1 dilakukan dengan menggunakan pasangan primer HA1F/R. Identifikasi virus ini menghasilkan fragmen DNA pada posisi ± 1100 pb. Gen HA1 inilah yang nantinya akan digunakan dalam proses cloning. Gen hemaglutinin (HA) mengalami translasi menjadi protein HA yang berfungsi sebagai glikoprotein permukaan. Glikoprotein ini berfungsi sebagai receptor-binding dan membrane fusion glycoprotein. Protein hemaglutinin disusun oleh 568 asam amino dengan berat molekul 56 kDA. Molekul HA terdiri dari subunit HA1 dan subunit HA2. Protein subunit HA1 berperan dalam mediator kontak awal dengan membrane sel dan protein subunit HA2 bertanggungjawab terhadap fusi membran. Protein HA1 mempunyai berat molekul 45 kDA. Kloning gen HA1 virus AI subtipe H5N1 isolat Indonesia digunakan untuk mendapatkan protein rekombinan HA1 dalam jumlah besar, yang nantinya digunakan sebagai bahan vaksin rekombinan AI dalam rangka pencegahan dan penanggulangan serta pengendalian penyakit AI di Indonesia.
182
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
139 Angi, Andrijanto Hauferson. 2008. Kemampuan Netralisasi Antibodi Spesifik Avian Influenza H5 Terhadap Beberapa Virus H5N1 Isolat Lapang. Bogor: Tesis Pasca Sarjana – IPB
Kemampuan Netralisasi Antibodi Spesifik Avian Influenza H5 Terhadap Beberapa Virus H5N1 Isolat Lapang Andrijanto Hauferson Angi Institut Pertanian Bogor Kata Kunci: Avian influenza, antibodi, virus
Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi antibodi anti H5 (Ab anti H5) dan mengetahui kemampuan netralisasi antibodi tersebut terhadap berbagai isolat lapang. Penelitian dilaksanakan dalam empat tahap yaitu titrasi virus dengan uji Hemaglutinasi dan Uji Egg Infectious Dose50 (EID 50), Produksi antibodi terhadap avian influenza H5N1 (Ab anti H5), identifikasi dan titrasi antibodi dengan uji AGP dan uji penghambatan agglutinasi serta uji Netralisasi menggunakan prosedur β untuk mengetahui kemampuan netralisasi antibodi terhadap virus isolate lapang. Hasil titrasi menunjukkan bahwa isolat lapang yang dimiliki FKH IPB sejak tahun 2003-2006 mempunyai titer antara 28 – 29 HAU/25 ul dan 108,3 – 1011,8 EID50/ml. hasil tersebut menunjukkan bahwa virus koleksi FKH IPB memiliki titer dan viabilitas yang tinggi sehingga layak digunakan dalam pengujian. Produksi antibodi dilakukan pada cavia yang divaksinasi sebanyak dua kali dengan interval penyuntikan dua minggu, koleksi serum dilakukan dua minggu setelah vaksinasi kedua. Hasil pemeriksaan Ab dengan virus standar H5N1 menunjukkan bahwa Ab yang diproduksi homolog dengan Antigen standar. Hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya garis presipitasi pada Agar Gel Presipitasi (AGP). Titer Ab yang terbentuk cukup tinggi mencapai 29 dengan uji HI. Hasil uji netralisasi menunjukkan Indeks Netralisasi dari Ab yang diperoleh terhadap virus isolate tahun 20032006 adalah 1,1 – 1,3. berdasarkan hasil uji netralisasi terlihat bahwa antibody anti H5 yang diproduksi memiliki kemampuan menetralisasi virus uji. Isolate tahun 2003, tahun 2005, dan tahun 2006, antibodi anti H5 dapat menetralisasi 50% virus dengan titer 104 EID50 pada pengenceran 1:20, sedangkan terhadap virus AI H5N1 isolat tahun 2004, Ab dapat menetralisasi pada pengenceran 1:13. Penelitian ini menunjukkan bahwa antibodi anti H5 (antisera) yang diproduksi dapat menetralisasi virus dengan sempurna pada titer 28. Kemampuan Ab anti H5 asal cavia ini lebih rendah bila dibandingkan dengan kemampuan netralisasi Ab asal unggas.
183
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
140 Wibowo, M Haryadi, dkk. 2008. Molecular Study on The Pathogenicity of Avian Influenza Virus. Yogyakarta: UGM
Molecular Study on The Pathogenicity of Avian Influenza Virus M. Haryadi Wibowo, Heru Susetya, Tri Untari, Khrisdiana Putri, Charles Rangga Tabbu, and Widya Asmara
Highly pathogenic avian influenza virus (HPAI) differ from Low pathogenic avian influenza virus (LPAI) based on multiple basic amino acid motif of the carboxyl terminus of HPAI, especially arginine and lysine. The propose of this work was to amplify and sequence the cleavage site region of HA gene of avian influenza virus isolated from both cases with characteristic or unspecific lesion, using reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR). Primer designed for amplification and sequence was H5-F: 5’ ggagactcagcaatcccatgaaaag 3’ and H5-R: 5’ ccataccaaccgtctaccattcc 3’, and expected product size was 246 bp. The result were that two kinds of isolates could be amplified and sequence on the cleavage site position, which have multiple basic amino acid motif _PQRERRRKKR/ /GLF- and classified as highly pathogenic avian influenza. Philogenetic study of HA gene fragment indicated that each type of characteristic lesion created philo-groups.
Faculty of Veterinary Medicine, Gadjah Mada University Kata Kunci: Avian influenza, lesi, hemaglutinin, cleavage site, phylogeni
141 Murakami S, dkk. 2008. Growth Determinants for H5N1 Influenza Vaccine Seed Viruses in MDCK Cells. Journal of Medicine and The National Institutes of Health. (online), 82 (21), (www.pubmed. gov, diakses tanggal 14 Agustus 2009)
Growth Determinants for H5N1 Influenza Vaccine Seed Viruses in MDCK Cells Shin Murakami, Taisuke Horimoto, Le Quynh Mai, CA Nidom, Hualan Chen, Yukiko Muramoto, Shinya Yamada, Ayaka Iwasa, Kiyoko Iwatsuki-Horimoto, Masayuki Shimojima, Akira Iwata, and Yoshihiro Kawaoka Division of Virology, Department of Microbiology and Immunology. International Research Center for Infectious Diseases. Institute of Medical Science, University of Tokyo, Tokyo, Japan; Core Research for Evolutional Science and Technology (CREST). Japan Science and Technology Agency, Saitama, Japan. National Institute of Hygiene and Epidemiology, Hanoi, Vietnam. Avian Influenza Laboratory, Tropical Disease Centre, Airlangga University, Surabaya, Indonesia. Animal Influenza Laboratory of the Ministry of Agriculture and National Key Laboratory of Veterinary Biotechnology, Harbin Veterinary Research Institute, Chinese Academy of Agricultural Sciences, harbin, People’s Republic of China. Nippon Institute for Biological Science, Tokyo, Japan. Department of Pathobiological Sciences, School of Veterinary Medicine, University of Wisconsin, Madison, Wisconsin
184
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
H5N1 influenza A viruses are exacting a growing human toll, with more than 240 fatal cases to date. In the event of an influenza pandemic caused by these viruses, embryonated chicken eggs, which are the approved substrate for human inactivated-vaccine production, will likely be in short supply because chickens will be killed by these viruses or culled to limit the worldwide spread of the infection. The Madin-Darby canine kidney (MDCK) cell line is a promising alternative candidate substrate because it supports efficient growth of influenza viruses compared to other cell lines. Here, we addressed the molecular determinants for growth of an H5N1 vaccine seed virus in MDCK cells, revealing the critical responsibility of the Tyr residue at position 360 of PB2, the considerable requirement for functional balance between hemagglutinin (HA) and neuraminidase (NA), and the partial responsibility of the Glu residue at position 55 of NSI. Based on these findings, we produced a PR8/H5N1 reassortant, optimized for this cell line, that derives all of its genes for its internal proteins from the PR8(UW) strain except for the NS gene, which derives from the PR8(Cambridge) strain; its N1 NA gene, which has a long stalk and derives from an early H5N1 strain; and its HA gene, which has an avirulent-type cleavage site sequence and is derived from a circulating H5N1 virus. Our findings demonstrate the importance and feasibility of a cell culture-based approach to producing seed viruses for inactivated H5N1 vaccines that grow robustly and in a timely, costefficient manner as an alternative to egg-based vaccine production. Kata Kunci: avian influenza, vaksin, seed, virus
185
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
142 Sunarko, Bambang & Atmosukarto, Ines C. 2008. Bioassay Berbasis Molekuler dan Seluler untuk Penapisan Senyawa Antiviral H5N1 dari Sumber Daya Hayati. Makalah disajikan dalam Workshop Sehari Tantangan Penelitian Avian Influenza di Indonesia, Puslit Biologi & Bioteknologi LIPI, Jakarta, 4 September
Tujuan penelitian ini adalah untuk menciptakan metode penapisan yang dapat digunakan untuk mencari ekstrak mikrob endofit yang berpotensi untuk menghambat aktivitas protein M2, yang merupakan protein asal virus AI yang penting fungsinya untuk siklus kehidupan virus. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan produk yang dapat menjadi garis pertahanan pertama untuk Indonesia seandainya pandemi menjadi kenyataan dan akses pada obat dan vaksin yang dihasilkan oleh perusahaan multi-nasional kurang mencukupi.
143 Arsan, Zulfi, dkk. 2008. Evidence of Avian Influenza Viruses of The H5 Subtype in Wild Wandering Whistling Ducks (Dendrocygna Arcuata) Captured in Kalimantan for Human Consumption. Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm 64 – 65)
Evidence of Avian Influenza Viruses of The H5 Subtype in Wild Wandering Whistling Ducks (Dendrocygna Arcuata) Captured in Kalimantan for Human Consumption
Bioassay Berbasis Molekuler dan Seluler untuk Penapisan Senyawa Antiviral H5N1 dari Sumber Daya Hayati Dr. Bambang Sunarko dan Ines C. Atmosukarto
Samples were collected in October 2007 and in January 2008 at two sites: a hunter’s place in East Kalimantan (n=117 and n=142) and a duck collector’s place in South Kalimantan (n=41 and n=27). Cloacal and oropharyngeal swabs were taken from individual wandering whistling ducks using sterile synthetic swabs and samples were stored in liquid Nitrogen. All samples were analyzed in the Veterinary Investigation Center (BPPV Banjar Baru). To detect the presence of influenza A matrix and H5 genes, RNA isolation and RT-PCR were performed on all samples. For the positive samples, virus culture and isolation was performed in embryonated egg incubated for 5 days. In September 2007, one (0,85%) of the samples collected in East Kalimantan, and three (7,3%) from South Kalimantan were tested positive for the influenza A matrix and H5 gene, but negative for the N1 gene. All samples that were collected in January 2008 were negative for the H5 and matrix genes of Influenza A virus. No virus could be grown or isolated from the samples that tested positive by RT-PCR.
Zulfi Arsan, Iwan Febrianto, Darin Collins, Joost Philippa
Pusat Penelitian Biologi dan Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI
Wildlife Conservation Society Kata Kunci: Avian influenza, burung liar, itik
Kata Kunci: Avian influenza, antiviral, bioassay, molekuler, seluler
186
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
187
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
144 Pratiwi, Dwi Intan. 2008. Gambaran Pelaksanaan Kebijakan Surveilans Epidemiologi Integrasi Flu Burung (Avian Influenza) Di DKI Jakarta Tahun 2008. Depok: Skripsi FKM-UI
Gambaran Pelaksanaan Kebijakan Surveilans Epidemiologi Integrasi Flu Burung (Avian Influenza) Di DKI Jakarta Tahun 2008
Penelitian merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan melibatkan 9 informan. Data primer diperoleh melalui wawancara menggunakan pedoman wawancara serta observasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2008. Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan bahwa kebijakan surveilans integrasi flu burung ini secara konsep sangat baik, namun dalam pelaksanaannya kebijakan ini belum mampu membentuk jejaring yang kuat, khususnya keterlibatan peran serta masyarakat maupun swasta, sehingga kasus flu burung selama ini belum terpantau dengan baik. Oleh karena itu perkembangan surveilans berbasis masyarakat diantaranya melalui RW siaga sangat diperlukan guna menungkatkan kemandirian dan peran aktif masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit flu burung.
145 Saptonohadi, Wahyu. 2008. Analisis Kebijakan Pengendalian Flu Burung (Avian Influenza) Dan Implementasinya Di DKI Jakarta. Depok: Skripsi FKM-UI
Analisis Kebijakan Pengendalian Flu Burung (Avian Influenza) Dan Implementasinya Di DKI Jakarta Wahyu Saptonohadi
Dwi Intan Pratiwi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Kata Kunci: Avian influenza, kebijakan
Kata Kunci: Avian influenza, kebijakan, surveilans
188
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Penelitian ini akan menganalisis pembuatan kebijakan pengendalian AI dan implementasinya di DKI Jakarta, dengan titik berat pada input kebijakan, proses kebijakan dan output kebijakan serta outcome kebijakan. Data primer dari hasil wawancara akan dikonfirmasi dengan data sekunder, telaah terhadap dokumen dan observasi di lapangan. Analisis data dilakukan dengan analisis isi (Content Analysis), terhadap data primer dan interpretasi dilengkapi data sekunder. Hasil disajikan dalam bentuk narasi, tabel, dan grafik agar mudah dipahami oleh pengguna kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peraturan gubernur nomor 15 dan peraturan daerah nomor 4 tahun 2007 telah merujuk pada peraturan yang lebih tinggi. Terbitnya kebijakan ini diintrodusir oleh situasi perkembangan kasus AI global, nasional maupun lokal DKI, disamping itu pengaruh tekanan masyarakat, interest group dan aspek kepemimpinan stakeholder kunci yaitu Gubernur Sutiyoso. Beberapa implementasi kebijakan yang berhasil adalah sosialisasi peraturan gubernur sudah baik namun peraturan daerah masih harus dilakukan terus. Koordinasi, komunikasi, dan informasi antara instansi terkait telah berjalan dengan baik. Depopulasi sektor 4 peternakan telah dilaksanakan namun belum tuntas. Vaksinasi tidak lagi menjadi strategi utama pengendalian namun biosecurity adalah strategi pilihan yang dianjurkan sertifikasi kesehatan hewan merupakan kebijakan kompromistis untuk mewadahi penggemar unggas peliharaan, pelaksanaan bagus di awal pada sertifikasi periodik 6 bulanan kurang baik. Kepatuhan masyarakat terhadap produk kebijakan perlu disosialisasikan dengan langkah yang tegas dalam Law Enforcement oleh aparat. Jumlah morbiditas kasus pra dan pasca implementasi kebijakan terdapat tren menurun. Demikian pula jumlah mortalitas namun CFR confirm AI masih tetap tinggi.
189
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
146 Sudaratmaja, I Gak & Suharyanto, 2008. Analisis Respon Pemerintah Terhadap Penyakit Flu Burung di Provinsi Bali. Makalah disajikan dalam Workshop Avian Influenza : Assessment, Policy Responses, and Socio Economics Impact, BPTP, Bali, 28 Februari 2008
Analisis Respon Pemerintah Terhadap Penyakit Flu Burung di Provinsi Bali I Gak Sudaratmaja dan Suharyanto BPTP Bali Kata Kunci: Avian influenza, kebijakan
Kajian dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal kebijakan pemerintah dalam pengendalian, pencegahan, dan pemberantasan AI di Bali. Metode pengkajian melalui: 1) Eksplorasi berbagai pemerintah
Untuk mendukung program pengendalian/ pemberantasan AI mutlak diperlukan peningkatan partisipasi masyarakat, kesiapsiagaan petugas, sistem pencegahan dini yang kuat dan transparan, efektifitas koordinasi dan informasi didukung dengan penyuluhan dari berbagai aspek.
2) Eksplorasi data primer dan sekunder (Disnak Peternakan Provinsi, Dinas Kesehatan Provinsi, Balai Besar Veteriner Denpasar, Balai Karantina Hewan Ngurah Rai, Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kab. Jembrana) 3) Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, and Threath) 4) Beberapa variabel SWOT yang digunakan antara lain: staff, dana, koordinasi vertikal, koordinasi horisontal, sarana, dan prasarana fisik, lalu lintas unggas, kebijakan pemerintah daerah, kondisi/ lingkungan Bali, jejaring kerjasama 5) Hasil analisis diimplementasikan dalam bentuk peta kuadran SWOT dan matrix analisis SWOT. Kesimpulan dan implikasi kebijakan: 1) Pemerintah daerah dan institusi terkait di Bali memiliki responsibilitas yang cukup tinggi dengan munculnya kasus AI baik pada unggas maupun manusia, mengingat Bali sebagai daerah Pariwisata. 2) Pemerintah Daerah Bali secara umum saat ini memiliki kemanmpuan yang cukup untuk mengatasi AI, terutama jika dilaksankan secara terpadu, menyeluruh dan kontinyu dengan dukungan anggaran, SDM serta sarana dan prasarana. 3) Untuk mengoptimalkan penerapan 9 langkah pengendalian dan pemberantasan AI di Bali perlu sinkronisasi antar kab./kota baik menyangkut anggaran maupun operasional ditingkat lapangan untuk meminimalisir penyebaran penyakit. 4) Alah satu strategi untuk mengurangi pemasukan unggas utamanya yang ilegal adalah dengan peningkatan produksi ternak unggas yang memiliki daya saing serta adanya penegakan hukum yang konsisten. 190
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
191
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
147 Praptomo, Dwi & Hilmiati, Nurul. 2008. Analisis Kebijakan Pemerintah Sebagai Respon Terhadap Bahaya Flu Burung di Lombok. Makalah disajikan dalam Workshop Avian Influenza : Assessment, Policy Responses, and Socio Economics Impact, BPTP, NTB, 28 Februari 2008
Studi ini bertujuan untuk menganalisa kebijakan pemerintah dalam menanggulangi AI serta melihat alternatif kebijakan lain untuk penanganan AI yang optimal. Materi adalah kebijakan pemerintah hasil interview dari beberapa stakeholders serta survei pada peternakan sektor 3. Metode menggunakan analisa kebijakan pemerintah dan kondisi stakeholders yang terlibat menggunakan SWOT analysis. Kesimpulannya antara lain pelaksanaan kebijakan pemerintah untuk pengendalian AI di NTB khususnya Lombok sepertinya mengalami banyak kendala terutama bila kebijakan tersebut sangat tergantung pada ketersediaan dana dan sarana fisik.
Analisis Kebijakan Pemerintah Sebagai Respon Terhadap Bahaya Flu Burung di Lombok
148 Iqbal, Muhammad, dkk. 2008. Dampak Penerapan Legislasi Perunggasan Terhadap Pendapatan Usaha Ternak Ayam Buras dan Itik di Jakarta. Makalah disajikan dalam Workshop Avian Influenza : Assessment, Policy Responses, and Socio Economics Impact, PSEKP, Bogor, 28 Februari 2008
Dampak Penerapan Legislasi Perunggasan Terhadap Pendapatan Usaha Ternak Ayam Buras dan Itik di Jakarta
Dwi Praptomo dan Nurul Hilmiati
Makalah ini bertujuann mendiskusikan dampak penerapan legislasi tersebut terhadap pendapatan usaha ternak unggas, khususnya ayam buras dan itik sebagai usaha ternak rakyat dominan di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah penerapan legislasi, pendapatan usaha ternak ayam buras dan itik mengalami agregasi penurunan seberat 17,5 tahun persen. Selain menyebabkan penurunan pendapatan usaha ternak, penerpan legislasi dinilai kurang disosialisasikan secara konfrenhensif kepada masyarakat.ayam buras dan itik sebagai. Oleh karena itu penataan kembali subsattansi dan penerapan legislasi perlu dilakukan melalui urun rembug segenap pelaku atau pemangku kepentingan (stakeholders) perunggasan. Hal tersebut ditujukan guna mendapatkan umpan balik penerapan legislasi dalam kaitannya dengan upaya pengamanan hayati (bio-security) perunggasan yang konfrehensif dan holistik mendukung industri perunggasan di Jakarta.
Muhammad Iqbal, Adang Agustian dan A. Rozany Nurmanaf
BPTP NTB Kata Kunci: Avian influenza, kebijakan
PSEKP Bogor Kata Kunci: Legislasi perunggasan, dampak, pendapatan ternak, ayam buras, itik
192
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
193
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
149 Adisasmito W, dkk. 2008. Antiviral Policy for Avian Influenza in Indonesia. Depok: FKM-UI
Antiviral Policy for Avian Influenza in Indonesia Adisasmito W, Muchlisoh L, Niarti M, Narulita Y Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Kata Kunci: Avian influenza, antiviral, kebijakan
Indonesia has the highest number of AI case in the world to date (137 cases as of September 10, 2008). The Government of Indonesia (GoI) with decentralized system of governance in 33 provinces and 498 districts is challenged greatly in the antiviral policy and its implementation. Antiviral has been used as treatment to help control AI on human. This qualitative research aimed at exploring the policy formulation of antiviral in Indonesia and its implementation in Jakarta and Banten provinces. The research was conducted in Feb 2007-June 2008. the primary data were collected through in depth interviews and focus group discussions in Ministry of Health, public referral hospitals, provincial and district health offices. The secondary data were hospital’s data, previous research results, and news articles. The data were analyzed using content, context, and actor schemes and were triangulated. The research showed Oseltamivir is the antiviral of choice by GOI as recommended by WHO. Tamiflu containing oseltamivir then selected as the product by GOI mentioned in the technical guideline to use Oseltamivir. Some Tamiflu stocks were provided by WHO, AusAid, and some were purchased at discounted rate. Later, GOI produced generic oseltamivir through State-owned pharmaceutical company PT.Indo Farma for stockpile. The logistic management of the antiviral using dropping mechanism has led to overstocked in the health facilities, i.e. public referral hospitals, district health offices. Minimal Ministry of Health monitoring, lack of recording and direction for disposal when expires (some drugs expire by end of 2008), have caused confusion. It may lead to improper disposal and affecting future stockpiling plan.
150 Basuno, Edi. 2008. Review Dampak Wabah dan Kebijakan Pengendalian Avian Influenza di Indonesia. Analisis Kebijakan Pertanian, VI (4): 314 – 334
Review Dampak Wabah dan Kebijakan Pengendalian Avian Infuenza di Indonesia Edi Basuno Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Bogor Kata Kunci: Avian influenza, peraturan, dampak, asia tenggara, SDM
Kekhawatiran global tentang terjadinya pandemi Avian Influenza (AI) telah menempatkan Asia, termasuk Aisa Tenggara sebagai wilayah yang harus dicermati. Berbagai upaya telah banyak dilakukan oleh Pemerintah Indoensia, melalui koordinasi Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza (Komnas FBPI). Berbagai dampak muncul dari upaya pengendalian virus AI, seperti menurunnya jumlah peternak, menurunnya skala usaha, dan menurunnya pendapatan dari memelihara unggas. Minimnya kesadaran masyarakat dan terbatasnya lahan realokasi merupakan kendala program pengandangan ayam buras. Dampak wabah AI juga mempengaruhi penurunan suplai, impor dan ekspor DOC baik untuk broiler maupun layer, serta harga input output usaha perunggasan. Sebalikna wabah AI justru meningkatkan penjualan obat-obatan dan feed suplements yang meningkat sampai 80% pada tahun 2004. usaha ayam petelur ternyata paling menderita dan lebih rentan terhadap penyakit AI dibanding ayam broiler. Pemulihan usaha peternakan skala kecil pasca wabah AI merupakan keharusan karena mampu menyediakan lapangan kerja dan menekan urbanisasi. Komnas FBPI, memperkirakan besarnya kerugian di Indonesia akibat wabah AI dari 2004-2008 sebesar Rp. 4,3 triliun, di luar kerugian dari hilangnya kesempatan kerja dan berkurangnya konsumsi protein masyarakat. FAO memperkirakan adanya mutasi virus AI di Indonesia yang kemungkinan menyebabkan pandemi. Saat ini telah ditemukan strain baru H5N1 yang kebal terhadap vaksin yang tersedia. Berbagai peraturan yang telah dikeluarkan, baik di tingkat pusat maupun daerah tidak menjadi jaminan dalam mengendalikan virus AI. Indonesia memerlukan SDM yang andal, alokasi dana cukup dan komitmen politik yang kuat, di samping adanya koordinasi yang prima. Menggerakan partisipasi masyarakat dalam penanggulangan AI merupakan pilihan yang tepat, di samping murah. Kata Kunci:
194
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
195
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
151 Basuno, Edi, dkk. 2008. Dampak Wabah AI dan Usaha Pengendaliannya Terhadap Sosial-Ekonomi Peternak Unggas Skala Kecil di Indonesia. Bogor: PSEKP-IDRC
Dampak Wabah AI dan Usaha Pengendaliannya Terhadap SosialEkonomi Peternak Unggas Skala Kecil di Indonesia Yusmichad Yusdja, Edi Basuno, Nyak Ilham Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) dan International Development for Research Center (IDRC) Kata Kunci: Avian influenza, dampak, peternak
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji dan mengukur efek wabah AI dan cara pengendaliannya terhadap tingkat kehidupan dan kesejahteraan, mengkaji bagaimana peternak kecil dan backyard merespon hal-hal yang berkaitan dengan usaha ternaknya dan praktek pemasaran dalam menghadapi wabah dan berbagai pengendalian AI, dan membuat desain kebijakan pengendalian AI dan intervensi lain serta bagaimana implementasinya (networking antar sektor pemerintahan dan swasta) untuk mengurangi kerugian sosial ekonomi akibat wabah dan pengendalian AI. Metode penelitian dengan menggunakan struktur peternakan unggas berdasarkan manajemen dan skala usaha yang membagi sektor menjadi lima versi PSEKP dan menjadi empat versi FAO. Penelitian ini menggunakan data primer yang dilakukan dengan wawancara mendalam dan FGD para peternak, dan menggunakan data sekunder yang didapat dari instansi yang mempunyai kaitan dengan AI. Kegiatan penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bandung Selatan dan Bandung Barat (Jawa Barat), Kabupaten Blitar dan Magetan (Jawa Timur), dan Kabupaten Lampung Selatan dan Lampung timur (Lampung). Hasil penelitian ini antara lain dampak wabah AI dalam suatu wilayah tidak menyebabkan kerusakan kekayaan sosial yang sudah ada namun terindikasi bahwa semakin padat populasi ayam dan peternak dalam sebuah desa maka semakin berat wabah AI yang terjadi yang dicirikan oleh banyak usaha ternak yang bangkrut dan kematian ayam yang tinggi. Wabah AI tidak merusak apapun keadaan sosial pedesaan tetapi sangat merusak pada sendi perekonomian pedesaan yakni terjadinya kerusakan ekonomi yang telah eksis, meningkatkan pengangguran, peningkatan migrasi dan sebagainya.
196
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
152 Santosa, Dwi Budi, dkk. 2008. Measuring The Economic Impact of AI on Balinese Smallholders. Makalah disajikan dalam Workshop Avian Influenza : Assessment, Policy Responses, and Socio Economics Impact, UnibrawBPTP Bali, 28 Februari 2008
Measuring The Economic Impact of AI on Balinese Smallholders Dwi Budi Santosa, Suharyanto, dan Phil Simmons School of Economics Brawijaya University Malang, BPTP Bali, Agricultural Economics University of New England Armidale Australia
The primary goal of this research is to measure smallholder financial and home consumption losses from AI and determine how this relatively new disease influences poverty. Secondary objectives are to (1) examine the role played by biosecurity in managing the disease and (2) how smallholders might be ‘grouped’ or categorized for more effective policy targeting. The method of this research is spread questionnaire which was undertaken as a collaboration with the University of New England who are leading the project, Brawijaya University, Region VI Disease Investigation Center (DIC), and The Assessment Institute of Agriculture Technology (BPTP) in Bali. Interviews of 605 smallholders were conducted in the districts and villages, with 600 usable forms returned. The first of these concerns price effects. Initially AI reduced prices to consumers because demands fell because of consumer’s fears of infection. A second ‘overflow’ effect is that one more infected farm increases the risk that other, as yet uninfected farms, will be hit by AI. When a smallholder decides to undertake biosecurity he cannot capture all of the benefits of this action for himself. The survey indicated losses to Balinese smallholders from AI are relatively small when compared to the total income for these households which, by Indonesian smallholder standards, are high.
Kata Kunci: Avian influenza, dampak, peternak
197
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
153 Amelia, Rika. 2008. Pilihan Jenis Telur yang Dikonsumsi Rumah Tangga Pasca Kasus Flu Burung (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor). Bogor: Skripsi FapertaIPB
Pilihan Jenis Telur yang Dikonsumsi Rumah Tangga Pasca Kasus Flu Burung (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Rika Amelia Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Kata Kunci: Avian influenza, dampak, telur ayam
Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) mendeskripsikan pola konsumsi telur ayam bermerek dan curah pada konsumen rumah tangga di Hero Supermarket Padjajaran Bogor saat sebelum dan sesudah kasus flu burung, (2) membandingkan sikap kondumen rumah tangga di Hero Supermarket Padjajaran Bogor terhadap telur bermerek dan telur cerah, (3) menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen rumah tangga dalam memilih telur ayam yang akan dikonsumsi. Penelitian dilakukan di Hero Supermarket Padjajaran Bogor. Metode pemilihan sampel responden yang digunakan adalah non probability sampling dengan teknik convenience sampling. Jumlah responden yang diambil sebanyak 60 orang, terdiri dari 30 orang yang mengkonsumsi telur ayam curah. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif, uji t berpasangan, analisis multiatribut fishbein, dan analisis regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telur bermerek dipilih oleh konsumen berusia 32-40 tahun, berpendidikan terakhir sarjana, memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dengan pendapatan Rp. 5.000.001 - Rp. 10.000.000, dan memiliki jumlah balita sebanyak satu orang dengan jumlah anggota keluarga 4-5 orang, dan memiliki tuntutan kesehatan yang menderita penyakit tertentu/dianjurkan dokter. Sedangkan konsumen telur curah dipilih oleh konsumen berusia 32-40 tahun, berpendidikan terakhir sarjana, memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dengan pendapatan antara Rp. 2.500.001 - Rp. 5.000.000 serta tidak memiliki balita dan jumlah anggota keluarga 4-5 orang, dan memiliki tuntutan kesehatan yang tidak menderita penyakit tertentu/dianjurkan dokter.
kandungan gizinya yang baik. Pada tahap pencarian informasi, sumber informasi sebagian besar konsumen telur bermerek berasal dari leaflet, sedangkan konsumen telur curah dari anggota keluarga. Selanjutnya, pada tahap evaluasi alternatif, sebagian besar konsumen telur bermerek dan telur curah mempertimbangkan atribut kandungan gizi sebagai atribut yang paling mempengaruhi keputusan pemilihan alternative yang disukainya. Dalam proses pembelian, sebagian besar konsumen membeli telur bermerek dan curah di supermarket. Secara keseluruhan skor sikap responden telur bermerek memiliki interpretasi penilaian baik, sedangkan untuk telur curah memiliki interpretasi penilaian biasa. Hasil analisis nilai sikap responden terhadap masing-masing atribut produk secara umum menunjukkan bahwa telur bermerek memiliki atribut yang sudah memenuhi harapan konsumen dibandingkan dengan telur curah. Adapun atribut yang paling membedakan pilihan konsumen terhadap telur bermerek dan telur curah adalah atribut kemasan, kebersihan, dan izin Depkes.
Pola konsumsi telur bermerek dilihat dari frekuensi pembelian pada saat sebelum dan sesudah terjadinya kasus flu burung di Bogor tidak berbeda nyata, sedangkan pola konsumsi telur bermerek dilihat dari jumlah pembelian sebelum dan sesudah flu burung di Bogor juga tidak berbeda nyata. Untuk telur curah diketahui bahwa pola konsumsinya jika dilihat dari frekuensi pembelian pada saat sebelum dan sesudah terjadinya kasus flu burung di Bogor tidak berbeda nyata, sedangkan pola konsumsi telur curah dilihat dari jumlah pembelian sebelum dan sesudah flu burung juga tidak berbeda nyata. Pada tahap pengenalan kebutuhan, sebagian besar konsumen membeli telur bermerek dan curah karena 198
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
199
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
154 Kuswidanti. 2008. Gambaran Kemitraan Lintas Sektor Dan Organisasi Di Bidang Kesehatan Dalam Upaya Penanganan Flu Burung Di Bidang Komunikasi Komnas FBPI Tahun 2008. Depok: Skripsi FKM-UI
Gambaran Kemitraan Lintas Sektor Dan Organisasi Di Bidang Kesehatan Dalam Upaya Penanganan Flu Burung Di Bidang Komunikasi Komnas FBPI Tahun 2008 Kuswidanti Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Kata Kunci: Avian influenza, kemitraan, organisasi, komunikasi
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kemitraan yang dibangun bidang komunikasi pengendalian flu burung dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza dengan sektor lain dan organisasi dalam upaya penanganan penyakit flu burung. Sedangkan tujuan khususnya yaitu untuk memperoleh informasi tentang faktor pelaku kemitraan yang terdiri dari pengetahuan flu burung, pemahaman konsep kemitraan, keahlian dan pembagian peran dan pengalaman kemitraan tiap mitra. Selain itu, tujuan khusus lainnya yaitu untuk memperoleh informasi tentang tingkat atau jenjang kemitraan, faktor pengelolaan kemitraan, serta pengembangan yang dilakukan dan tingkat keberhasilan kemitraan. Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif dengan metode wawancara mendalam (indepth interview) dan telaah dokumen terkait dengan kemitraan yang dilakukan dari bidang komunikasi Komnas FBPI pada tahun 2008. Hasil penelitian menggambarkan bahwa tingkat pengetahuan SDM terhadap flu burung sudah baik dan mereka mendapatkan informasi tersebut dari berbagai media dan juga karena ada pembagian informasi dalam forum kemitraan tersebut. Pemahaman akan konsep kemitraan masih belum menyeluruh, masih ada anggapan kemitraan hanya merupakan hubungan yang sejajar, padahal ada faktor lain yaitu adanya keterbukaan dan saling menguntungkan. Dalam hal pengalaman, instansi-instansi telah melakukan kerjasama dengan pihak lain baik pemerintah maupun nonpemerintah diluar kemitraan dalam penanganan flu burung. Walaupun bentuk kerjasamanya tidak semua berbasis kemitraan. Kemitraan di bidang komunikasi Komnas FBPI ini dinilai sudah cukup berhasil karena sebagian besar memenuhi indikator keberhasilan kemitraan yang dibuat oleh Ditjen P2M & PL.
200
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
155 Cahyosasongko, Rhadyan Anggrawisnu. 2008. Gambaran Perilaku Guru-Guru SDN Petir 02 Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Flu Burung Di Sekolah Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Tahun 2008. Depok: Skripsi FKM-UI
Gambaran Perilaku Guru-Guru SDN Petir 02 Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Flu Burung Di Sekolah Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Tahun 2008
Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi lebih mendalam mengenai gambaran perilaku guru-guru SDN petir 02 dalam upaya pencegahan penyakit flu burung di sekolah kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan guru-guru mengenai cara penularan dan pencegahan flu burung masih kurang, belum semua guru bersikap positif dan tindakan pencegahan yang sudah dilakukan guru-guru di sekolah, sebagain besar guru hanya memberika himbauan kepada murid-murid untuk selalu cuci tangan pakai sabun sebelum dan sesudah makan dan menjaga kebersihan, tetapi sebagian kecil guru sudah mempraktikkan langsung kepada murid tentang cara cuci tangan pakai sabun yang benar dan sudah menerapkan peraturan untuk cuci tangan pakai sabun sebelum belajar di kelas. Hal ini berkaitan dengan masih kurangnya pemahaman guru-guru mengenai cara pencegahan flu burung dan guru-guru belum pernah menerima informasi dari penyuluhan oleh pihak puskesmas.
Rhadyan Anggrawisnu Cahyosasongko Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Kata Kunci: Avian influenza, perilaku, guru, pencegahan
201
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
156 Wibowo, Joko Tri. 2008. Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Buah Mengkudu (Morinda Citrifalia L.) terhadap titer antibody ayam petelur yang diinduksi vaksin flu burung. Yogyakarta: Skripsi FarmasiUGM
Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Buah Mengkudu (Morinda citrifalia l.) Terhadap Titer Antibody Ayam Petelur yang Diinduksi Vaksin Flu Burung Joko Tri Wibowo Universitas Gadjah Mada
Upaya vaksinasi AI (avian Influenaza) pada unggas mengalami permasalahan yaitu rendahnya titer antibody yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk meng tahui pengaruh pemberian ekstrak air buah mengkudu terhadap titer antibody ayam petelur yang diinduksi vaksin subtipe H5N2. Penelitian ini bersifat ekspeerimental. Hewan uji yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 28 minggu. Sebanyak 20 ekor ayam petelur dibagi kedalam 5 kelompok. Kelompok I: control nul; Kelompok II: control negative; Kelompok III : dosis 1,14g/1,7kg kg BB; Kelompok Iv : dosis 0,57 g/1,7 kg BB; Kelompok V : dosis 0,29 g/1,7 kg BB. Vaksinasi dilakukan pada minggu ke 0 (7 hari setelah pengkonsidian). Pengambilan sampel serum dilakukan pada minggu ke-0, minggu ke-3, minggu ke-6 dan minggu ke-10. Title antibody diukur menggunakan uji hambatan hemaglutinisi (HI test). Data yang diperoleh dari hasil pengukuran titer antibody dianalisis secara statistic menggunakan analisis variansi slit plot dialnjutkan dengan uji turkey. Hasil penelitian menunjukan titer antibody yang dihasilkan pada minggu ke-3 setelah vaksinasi berbeda significant dengan titer antibody pada minggu ke-6 dan ke-10 setelah vaksinasi. Ekstrak air buah mengkudu dosis 0,57 g/1,7 kg BB meningkatkantiter antibody secara significant terhadap control negative (P,0,05).
Kata Kunci: Morinda Citrifalia L, flu burung, ayam petelur, HI test
157 Yulianingsih, Nengsih. 2008. Persepsi Masyarakat terhadap penanggulangan penyakit flu burung di kecamatan Bongas Kabupaten Indramayu. Yogyakarta: Tesis IKM-UGM
Persepsi Masyarakat Terhadap Penanggulangan Penyakit Flu Burung di Kecamatan Bongas Kabupaten Indramayu Nengsih Yulianingsih Minat Utama Perilaku dan Promosi Kesehatan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Jurusan Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Gadjah Mada Kata Kunci: Flu burung, persepsi masyarakat, penanggulangan
Latar belakang Kasus Flu Burung di Jawa Barat merupakan kasus tertinggi di Indonesia, sedangkan Kabupeten Indramayu menempatu urutan pertama dalam jumlah kasus. Promosi penanggulangan FB telah di lakukan baik oleh Dinas Pertanian dan Peternakan maupun oleh Dinas Kesehatan, tetapi kasus positif flu burung tetap bermunculan terutama pada unggas. Hal ini berhubungan dengan masyarakat yang mempunyai presepsi tertentu terhadap penangulangan FB Tujuan penelitian : mengkaji presepsi masyarakat terhadap penangulangan Fb di kecamatan Bongas Kab Indramayu Metode Penelitian : merupakan penelitian kualitatif fenomenologi. Informan utama adalah masyarakat peternak unggas di Kecamatan Bongas Kab Indramayu, didukung oleh Petugas penanggulangan FB dari dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Kesehatan dan petugas puskesmas. Penelitian dilaksankanan di 2 desa di Kecamatan Bongas Kab Indramayu yang merupakan lokasi korban flu burung pada manusia. Cara pengumpulan data dengan wawancara mendalam. Analisis data menggunakan metode constant comparative analysis. Keabsahan data menggunakan tragulasi sumber dan metode Hasil dan pembahasan : Informan belum memahami penyakit flu burung. Informan mengganggap Fb bukan penyakit yang membahayakan bagi mereka. Pencegahan belum dilaksanakan secara benar dan penanganan terhadap unggas yang mati mendadak belum dilaksanakan secara benar yaitu dengan membuang ke sungai. Petugas penanggulangan FB baik dari Dinas per tanian dan peternakan maupun dari dinas kesehatan sudah melaksanakan penangulangan FB, tetapi hanya pada waktu kasus FB pada manusia terjadi. Promosi penangulangan FB belum sepenuhnya dimengerti oleh Informan. Kesimpulan : FB dipersepsikan oleh masyarakat bukan penyakit yang membahayakan baik bagi manusia maupun unggas di Kec Bongos. Bagi pemegang kewenangan dii harapkan melakukan program promosi kesehatan dalam memberikan pengertian dan penanggulangan FB di masyarakat.
202
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
203
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
158 Pracoyo, Noer Endah. 2008. Faktor-faktor yang berperan dalam kejadian AI di Indonesia. Yogyakarta: Tesis Ilmu Kedokteran Klinis UGM
Faktor-faktor yang Berperan dalam Kejadian AI di Indonesia Noer Endah Pracoyo Program Studi Ilmu Kedokteran Klinik Minat Utama Epidemiologi Klinis Universitas Gadjah Mada Kata Kunci: Avian influenza, kasus suspect, pengendalian
Penelitian factor-faktor yang berperan dalam kejadian AI A H5N1 di Indonesia dilakukan dengan menggunakan desain kasus control, tujuannnya untuk mencari hubungan antara factor resiko dengan kejadian penyakit pada penderita kasus AI A H5N1. Data yang dikumpulkan berupa data retrospektif, subjek penelitian adalah penderita suspect AI A H5N1 di Rumah Sakit Rujukan selama 6 bulan Januari 2006 sampai bulan Februari 2007. Dan pemderita suspect yang tinggal berdekatan dengan kasus. Populasi target adalah penderita suspect AI A H5N1, sedangkan popilasi terjangkau adalah penderita positif AI H5N1 menurut criteria WHO. Kontrol adalah penderita suspect di sekitar kasus. Sampel dipadankan dengan umur pada kelompok kasus dan kelompok control. Variable yang diuji pada penelitian ini adalah umur responden, jenis kelamin, dilingkungan responden ada unggas mati, pekerjaan responden, responden memelihara unggas di rumah dan kontak unggas mati. Pengolahan data diuji dengan uji univariat, bivariat dan multivariat. Faktor resiko yang bermakna dengan kejadian AI A H5N1 pada penelitian ini adalah kontak dengan unggas mati mendadak mempynaui resiko 72,61 kali menjadi positif AI A H5N1 dibandingkan dengan yang tidak kontak dengan unggas mai mendadak. Nilai p=< 0,001, ods ratio = 72,61, CI 95%:16,403 -321,437 Perlu penelitian lebih mendalam pada factor resiko yang tidak bermakna dalam penelitian ini.
204
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
159 Budiwinarni, Ardi. 2008. Deteksi Virus Ai Tipe A Subtipe H5N1 dengan Teknik Reverse Transcriptase Polimetase Chain Reaction (RT_PCR) Pada Sampel Feces dan Swab Telur Burung Merpati. Yogyakarta: Skripsi FKH UGM
Deteksi Virus AI Tipe A Subtipe H5N1 Dengan Teknik Reverse Transcriptase Polimetase Chain Reaction (RT_PCR) Pada Sampel Feces dan Swab Telur Burung Merpati
Kasus kematian salah seorang warga dusun pleberan, desa sucen kecamatan salam kab magelang akibat FB telah terjadi pada bulan Januari 2007. Suber VAi diduga berasal dari ayam mati akibat Ai. Keberadaan vAI pasa spesies unggas lain termasuk burung mrpati perlu diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan VAI A suptipe H5N1 pada sampel feses dan swab kerabang telur 2 ekor burung merpati sampel dengan mengunakan teknis RTPCR Penelitian dilakukan di Lan mikrobiologi FKH terhadap 2 sempel feces dan 2 sampel swab telur yang diambil dari dusun…. Isolasi RNA virus menggunakan Introgen Pure Link TM Viral RNA DNA mini kit yang diidentifikasi dengan metode RT PCR. Reaksi RT PCR mengunakan nitrogen Superscrip…. Hasil positif VAI
Ardi Budiwinarni Universitas Gadjah Mada Kata Kunci: Avian influenza, burung merpati, virus, RT-PCR
205
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
160 Napitu, Herawati. 2008. Kemampuan Hemaglutinasi dan Elusi Virus AI Isolate Petelur dan Puyuh pada Berbagai Eritrosit Mamalia. Yogyakarta: Skripsi FKH UGM
Hasil aktivitas hemaglutinasi menunjukan aktifitas hemaglutinasi pada eritrosit kuda, anjing dan marmot dengan titer variasi dari 24 sampai 211 unit HA. Pada eritrosit sampi tidak ada aktivitas hemaglutinasi. Waktu elusi berbeda-beda
161 Fiqri, Anna Januar & Agustia. 2008. Hasil Survey AI di Pasar Tradisional Wilayah Kalimantan dengan Menggunakan Metode IHK. Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm. 291)
Kemampuan Hemaglutinasi dan Elusi Virus AI Isolat Petelur dan Puyuh Pada Berbagai Eritrosit Mamalia
Hasil Survey AI di Pasar Tradisional Wilayah Kalimantan dengan Menggunakan Metode IHK
Herawati Napitu
Anna Januar Fiqri dan Agustia
Universitas Gadjah Mada
BPPV Regional Bukittinggi
Kata Kunci: Avian influenza, ayam petelur, puyuh, virus, mamalia
Kata Kunci: Avian influenza, pasar tradisional, Kalimantan
206
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Survey ini bertujuan untuk mengetahui sebaran penyakit Avian Influenza di wilayah Kalimantan dengan menggunakan metode pengujian immunohistokimia. Lokasi yang menjadi sasaran survey adalah pasar-pasar tradisional yang ada di wilayah tersebut. Sampel berasal dari beberapa kabupaten yang ada di wilayah Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Di wilayah Kalimantan Selatan ada lima kabupaten yang menjadi lokasi pengambilan sampel. Kalimantan Tengah ; 3 kabupaten, Kalimantan Timur ; 4 kabupaten, dan Kalimantan Barat ; 2 kabupaten. Jumlah sampel yang diambil per kabupaten adalah 14 sampel. Sampel yang diambil adalah organ yang berasal dari ayam buras yang terlebih dahulu diambil serum darahnya. Sampel organ terbagi menjadi 2 bagian yaitu sampel dengan pengawet formalin dan sampel dalam keadaan segar. Sampel dengan pengawet formalin kemudian diolah dan diteruskan pemeriksaannya dengan menggunakan metode penguji an immunohistokimia. Metode pengujian immunohistokimia yang digunakan adalah Avidin Biotin Complex (ABC). Dari 196 sampel yang diperiksa ada tiga sampel yang menunjukkan hasil positif AI H5N1. sampel-sampel tersebut masing-masing berasal dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan di Kalimantan Selatan, Kota Samarinda di Kalimantan TImur, dan Kabupaten Landak di Kalimantan Barat.
207
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
162 Ernawati. 2008. Pengkajian Vaksin Kombinasi AI dan ND. Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm. 279 - 280)
Pengkajian Vaksin Kombinasi AI dan ND Ernawati Y, Endhang P, Andre H, Saptorini BP, Siti H dan Harry BS Kata Kunci: Avian influenza, vaksin, NewCastle Disease
Pengkajian pengembangan kombinasi vaksin AI dan ND (AI-ND) dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan vaksinasi di lapangan. Vaksin kombinasi AI-ND diuji keamanan pada 15 ekor ayam umur enam minggu, disuntik secara IM dengan dosis 2 ml. Pengamatan dilakukan selama 21 hari. Uji potensi dilakukan pada 20 ekor ayam umur enam minggu, disuntik secara IM dengan dosis 1 ml. Booster dilakukan 18 minggu pasca vaksinasi. pengamatan dilakukan selama 27 minggu. Vaksin juga diuji sterilitas terhadap kontaminasi mikroorganisme dan uji stabilitas vaksin dengan meletakkan vaksin pada suhu 37οC selama satu minggu. Pengamatan selama 21 hari pasca vaksinasi pada uji keamanan, tidak ditemukan gejala abnormal dan seluruh hewan dalam keadaan sehat. Hasil pengamatan titer antibodi terhadap H5N2, pada minggu ke-3 pasca vaksinasi pertama GMT=78,8, minggu ke-6 turun menjadi 27,9, minggu ke-9 naik lagi menjadi 111,4, minggu ke-12 dan ke-15 turun lagi menjadi 90,5 dan 59,7, minggu ke-18 naik lagi menjadi 111,4. Minggu ke-3 pasca booster titer antibodi turun menjadi 29,9. Titer antibodi minggu ke-6 dan minggu ke-9 naik menjadi 84,4 dan 675,6. Hasil pengamatan titer antibodi terhadap ND, pada minggu ke-3 pasca vaksinasi pertama GMT=34,3, minggu ke-6 dan minggu ke-9 naik menjadi 59,7 dan 111,4. Titer antibodi mengalami penurunan pada minggu ke-12, 15, dan 18 menjadi 128; 42,2; dan 36,6. Titer antibody minggu ke 3,6, 9 pasca booster mengalami kenaikan menjadi 55,7, 59,7, dan 62. Vaksin AI-ND mampu menghasilkan titer protektif sehingga diharapkan mampu melindungi ayam dari infeksi virus virulen. Penggunaan vaksin AI di lapangan sebaiknya menggunakan virus dengan subtipe yang sama sehingga bisa memberikan perlindungan yang efektif.
208
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
163 Shalat, Rosaliana. 2008. Gambaran Manajemen Program Surveilans Avian Influenza (Flu Burung) Integrasi Di Tingkat Kota Bekasi Tahun 2008. Depok: Skripsi FKM-UI
Gambaran Manajemen Program Surveilans Avian Influenza (Flu Burung) Integrasi Di Tingkat Kota Bekasi Tahun 2008 Rosaliana Shalat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Kata Kunci: Avian influenza, surveilans, pengendalian
Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif dengan metode wawancara mendalam, observasi partisipatif, telaah dokumen dan telaah publikasi terkait dengan pelaksanaan manajemen surveilans AI integrasi di Kota Bekasi pada tahun 2008. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, metode dan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SDM surveilans AI masih belum ideal baik dalam hal kuantitas dan kualitas, terutama masih terbatasnya tenaga surveilans yang memiliki kemampuan menganalisis data. Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) pada petugas surveilans masih belum optimal, hal ini dikarenakan ketika investigasi, APD seringkali mendapat penolakan dari masyarakat terutama dari keluarga kasus. Pemakaian APD investigasi ke tempat tinggal keluarga kasus menjadi situasional. Pedoman surveilans AI integrasi sudah tersedia pada Dinas Kesehatan, beberapa fotocopy hasil pelatihan DSO Kesmavet (Kesehatan Masyarakat Veteriner) mengacu kepada Kepmentan. Koordinasi lintas sektor antara Denas Kesehatan dan Kesmavet sudah cukup baik dalam melakukan investigasi di lapangan, namun belum ada pertemuan rutin dalam hal pertukaran data dan informasi antar dua instansi ini. Proses perencanaan yang terintegrasi belum dilakukan, perencanaan surveilans AI masih direncanakan secara terpisah antara Dinas Kesehatan dan Kesmavet. Struktur organisasi khusus penanganan AI belum ada baik pada Dinas Kesehatan dan Kesmavet, struktur dan uraian kerja surveilans AI masih mengacu pada struktur Dinas. Pelaksanaan sosialisasi sudah dilakukan baik oleh Dinas Kesehatan dan Kesmavet yaitu melalui poster, brosur, radio, kegiatan ”Minggon” sedangkan penyuluhan dilakukan secara langsung ketika investigasi namun survei atau evaluasi terhadap sosialisasi tersebut belum pernah dilakukan. Depopulasi di Kota Bekasi sudah dilakukan 16 kali, dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 unggas yang dimusnahkan baik ayam, angsa, entog dan burung berjumlah 939 ekor. Sedangkan vaksinasi sudah dilakukan 15 kali di 12 kelurahan. Pengawasan yang dilakukan dalam pelaksanaan surveilans AI sudah dilakukan baik pengawasan langsung maupun tidak langsung, namun hasil evaluasi menunjukkan bahwa kegiatan surveilans AI masih belum berjalan secara maksimal.
209
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
164 Murtini, Sri, dkk. 2008. Potensi Kucing Sebagai Reservoir Virus Avian Influenza H5N1 dan Bahaya Penularannya ke Manusia: Kajian Molekuler dan Dinamika Virus. Bogor: LPPMIPB
Potensi Kucing Sebagai Reservoir Virus Avian Influenza H5N1 dan Bahaya Penularannya ke Manusia: Kajian Molekuler dan Dinamika Virus Sri Murtini, R. Susanti, Ekowati Handharyani Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat Institut Pertanian Bogor Kata Kunci: Avian influenza, virus, kucing
Ditemukannya kasus penularan virus avian influenza pada kucing di berbagai negara telah menimbulkan kecurigaan peran kucing dalam penularan lintas spesies dari virus AI. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui status serologis dan keberadaan virus AI pada kucing serta kemungkinan peran dan potensinya sebagai reservoir dan penular virus avian influenza (VAI) ke manusia. Sebanyak 97 sampel serum dan usap rektal diambil dari kucing-kucing liar yang berkeliaran di sekitar pasar tradisional, lingkungan pemukiman, serta peternakan ayam di daerah Bogor. Uji serologi untuk mendeteksi adanya antibody anti H5N1 dengan uji penghambatan aglutinasi. Keberadaan virus pada usap rektal diisolasi pada telur ayam berembrio bebas pathogen tertentu (SPF) dan diidentifikasi secara konvensional dengan uji HI dan AGPT serta identifikasi molekuler dengan uji RT-PCR. Seroprevalensi virus AI H5N1 pada kucing di Bogor sebesar 18,9% dengan rataan titer antibodi sampel yang positif sebesar log 23,1. Kucing liar yang hidup di pasar tradisional maupun sekitar peternakan ayam di Bogor pernah terpapar oleh virus AI H5N1. Tingkat keterpaparan kucing yang berasal dari keempat pasar tradisional berkisar antara 18-40% dengan rataan titer antibodi sampel positif di keempat pasar berkisar antara log 22,8 – 24,5 dimana rataan tertinggi pada serum dari kucing di Pasar Gunung Batu dan terendah di Pasar Baru Bogor. Tingkat keterpaparan kucing yang hidup di sekitar peternakan yang diperiksa 22,2% dengan rataan titer antibodi log 21 tidak ditemukan adanya antibodi anti AI H5N1 pada serum kucing liar di wilayah pemukiman. Berdasarkan hasil isolasi virus dari sampel usap kloaka ditemukan delapan isolate dengan identifikasi konvensional dan molekuler menunjukkan sebagai virus AI H5N1. Hasil sekuensing menunjukkan bahwa virus memiliki sekuen asam amino daerah cleavage site yang sama dengan isolat asal manusia. Berdasarkan filogeninya virus ini dekat kekerabatannya dengan virus AI H5N1 asal manusia. Virus isolat asal kucing ini termasuk dalam kelompok virus AI H5N1 Clade 2 subclade 1.
berdasarkan jenis isolat yang ditemukan kucing liar ini memiliki potensi untuk dapat menularkan virus ini ke manusia. Identifikasi molekuler belum menunjukkan bahwa ketiga isolat adalah virus AI H5.
Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa kucing dapat terinfeksi virus AI H5N1 dengan filogeni mirip virus isolat manusia. Kucing yang tertular merupakan kucing asal pasar tradisional yang menjual unggas dan kucing yang hidup dan di daerah sekitar peternakan unggas. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar kucing tersebut tertular virus dari unggas yang ada di lingkungannya. Penularan antar kucing belum diketahui demikian juga penularan dari kucing ke manusia. Namun 210
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
211
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
165 Muzakiroh, Umi, dkk. 2008. Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi dengan Perilaku dan Sikap Masyarakat Terhadap Penyakit Flu Burung dan HIV/ AIDS di Indonesia. Laporan Penelitian Analisis Lanjut Riskesdas Tahun 2008 (hlm i – iv)
Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi dengan Perilaku dan Sikap Masyarakat Terhadap Penyakit Flu Burung dan HIV/AIDS di Indonesia Umi Muzakiroh, Weny Lestari, Niniek I. Pratiwi Puslitbang Sistem dan Kebijakan Kesehatan, Balitbangkes, Departemen Kesehatan Kata Kunci: Avian influenza, dampak, perilaku masyarakat, HIV/AIDS
Angka kejadian atau case fatality rate (CFR) penyakit flu burung dan HIV/AIDS di Indonesia cukup tinggi. Namun demikian pengetahuan masyarakat tentang kedua penyakit tersebut masih berkecenderungan salah. Pencegahan dan penanggulangan kedua penyakit tersebut, berkaitan dengan perilaku masyarakat. Pola perilaku kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat. Sebuah komunitas bisa dikatakan sehat, apabila telah memenuhi tiga pilar derajat kesehatan. Ketiga pilar tersebut merupakan perilaku sehat, lingkungan sehat, serta pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau. Perilaku sehat merupakan pilar paling utama. Karena komponen tersebut ternyata sangat berpengaruh pada kedua pilar lainnya. Seperti seseorang dengan perilaku sehat, tentu akan menjaga lingkungannya tetap sehat juga. Dan juga dengan perilaku sehat, seseorang akan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada untuk memelihara kesehatannya. Analisis lanjut Riskesdas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan masyarakat mengenai masalah flu burung dan HIV/AIDS tersebut dan faktor-faktor apa saja dalam sosial ekonomi masyarakat yang kemungkinan berkecenderungan berhubungan dengan tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap penyakit flu burung dan HIV/AIDS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat yang tinggal di desa, masyarakat dengan usia tua, masyarakat kelompok petani-buruhnelayan, dan masyarakat yang tingkat pengeluaran rendah secara mayoritas belum memiliki pengetahuan dan sikap yang benar mengenai penyakit flu burung dan HIV/AIDS. Hasil uji regresi logistik menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi dengan pengetahuan dan sikap tentang penyakit flu burung dan HIV/AIDS.
212
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
166 Putra, Anak Agung Gde. 2008. Lama Sekresi, Daya Tahan Hidup Virus Pada Feses Dan Profil Antibodi Yang Terbentuk Pada Ayam Kampung Yang Tertular Virus Avian Influenza H5N1 Secara Alami. Buletin Veteriner BB-Vet Denpasar, XX (72): 1 – 8
Lama Sekresi, Daya Tahan Hidup Virus Pada Feses Dan Profil Antibodi Yang Terbentuk Pada Ayam Kampung Yang Tertular Virus Avian Influenza H5N1 Secara Alami Anak Agung Gde Putra Balai Besar Veteriner Denpasar Kata Kunci: Virus AI H5N1, lama sekresi, daya tahan hidup, profil antibodi, ayam kampung.
Sejak penyakit avian influenza (AI) ditemukan di Bali, lebih dari satu juta unggas telah dimusnahkan untuk mengendalikan penyakit, dan kini penyakit sudah bersifat endemik. Sifat epidemiologi penyakit ini sangat unik dan banyak sekali yang belum terungkap sehingga penanganan penyakit di lapangan mengalami banyak kesulitan. Penyidikan ini bertujuan untuk mengungkap beberapa aspek epidemiologi AI subtipe H5N1 pada 7 ekor ayam kampung yang tertular secara alami. Hasil penyidikan mengindikasikan bahwa virus AI tidak tahan hidup lama di luar tubuh hospes, pada suhu kamar sekitar 28oC dan kelembaban nisbi lingkungan sekitar 85%, virus AI dalam feses ayam penderita yang ditaruh dalam cawan petri mampu bertahan hidup dibawah 24 jam. Ayam kampung diduga memiliki daya tahan yang cukup kuat dari serangan virus AI subtipe H5N1. Ayam kampung yang tertular virus AI mensekresikan virus dalam feses diperkirakan berlangsung selama 18-28 hari sejak ia tertular, dengan titer virus sekitar 23 per gram feses. Sekresi virus dalam feses terjadi secara intermiten. Titer antibodi terhadap virus AI H5N1 yang terbentuk pada ayam yang terinfeksi secara alami, diperkirakan mulai muncul sekitar 10 hari pasca infeksi dan mencapai puncak titer pada mingu 4 sampai minggu ke 8 pasca infeksi dengan titer 24-29, selanjutnya mengalami penurunan. Diperkirakan antibodi terhadap virus AI H5N1 bertahan dalam tubuh ayam selama sekitar 5-6 bulan. Seluruh ayam yang diteliti tidak memiliki antibodi terhadap virus AI H5N1 16 bulan setelah ia pertama kali diketahui tertular. Interpretasi dari data yang diperoleh didiskusikan dalam makalah.
213
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
167 Susanto, Khusnul. 2008. Prevalensi Virus AI H5 dan H5N1 pada itik di pasar unggas di Denpasar, Badung Dan Tabanan. Bali: Skripsi FKH Udayana
Prevalensi Virus AI H5 dan H5N1 pada Itik di Pasar Unggas di Denpasar, Badung, dan Tabanan Khusnul Susanto, IGNK Mahardika, dan I.B. Kade Suardana
Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi VAI H5 maupun H5N1 pada itik asal pasar Beringkit-Badung, Pasar Kediri-Tabanan dan Pasar Kumbasari-Denpasar. Sampel peneltian adalah swab kloaka yang diambil sebanyak 4 kali pada masing-masing pasar dengan total sampel sebanyak 221 spesimen. Sampel ditumbuhkan pada telur ayam berembrio (TAB) dan VAI H5 dan VAI H5N1 dideteksi dengan teknis uji Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Angka Prevalensi dianalisis dengan uji Chi Kuadrat (X2). Hasil penelitian menunjkan bahwa prevalensi VAI H5 pada itik di Pasar Beringkir sebesar 5% di Pasar Kediri 4,4% dan di pasar kumbasari 1,9%. Sedangkan prevalensi VAI H5N1 pada itik di pasar Beringkit sebesar 0%, di pasar Kediri 1,5% dan di pasar Kumbasari 0%. Prevalensi VAI H5 di ketiga pasar adalah 4,1% dan prevelanesi VAI H5N1 0,5%. Analisis statistic menunjukan prevalensi VAI H5 dan prevalensi VAI H5N1 pada ketiga pasar tersebut tidak berbeda nyata (P<0,05).
168 Hakim, Gazwa Mettilia. 2008. Survei Epidemiologis Avian Influenza pada Ayam Buras di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2008. Buletin Veteriner BPPV Reg.I Medan, I: 1 - 8
Survei Epidemiologis Avian Influenza pada Ayam Buras di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2008 Gazwa Mettilia Hakim
An epidemiological survey for Avian Influenza in native chicken was carried out in North Sumatera Province in 2008. A total of 100 farmers were selected randomly with 8 – 15 chicken sampled per farm. The sampling method used a multi-stage random sampling combined with a probability proportional sampling, simple random sampling, purposive and convenience sampling. The survey was carried out in early January 2008 with a questionnaire of demographic management with bloods and cloacal swabs collected for serology and virus isolation. Overall 14,6 % (14/96) of farms had at least one positive antibody titer. Avian Influenza virus was isolated from one farm in the Asahan District. The result of epidemiologic model building with stepwise regression approach using positive antibody titer as outcome variable with some potential explanatory variables indicated that vaccination status has a significant positive relationship and the presence of positive antibody titer appeared to be protective for soft shelled eggs (P < 0,05).
BPPV Regional I Medan
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Kata Kunci: Avian influenza, ayam buras, sumatera utara, survei epidemiologis
Kata Kunci: Avian influenza, pasar tradisional, itik, epidemiologi
214
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
215
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
169 JF, Anna, dkk. 2008. Deteksi Antigen AI dengan Metode IHK di Pasar Unggas Kalimantan. Dilavet, XVII (4): 7 – 16
Deteksi Antigen AI dengan Metode IHK di Pasar Unggas Kalimantan Anna JF, Agustia, dan Wijanarko BPPV Regional Bukittinggi Kata Kunci: Avian influenza, antigen, pasar, metode IHK, kalimantan
Surveilans ini bertujuan untuk mengetahui sebaran penyakit avian influenza di wilayah Kalimantan dengan menggunakan metode pengujian immunohistokimia. Lokasi yang menjadi sasaran surveilans adalah pasarpasar tradisional unggas yang ada di wilayah tersebut. Sampel berasal dari beberapa kabupaten yang ada di wilayah Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Di wilayah Propinsi Kalimantan Selatan ada 5 kabupaten yang menjadi lokasi pengambilan sampel, Kalimantan Tengah 3 kabupaten, Kalimantan Timur 4 kabupaten, dan Kalimantan Barat 2 kabupaten. Jumlah sampel yang diambil per kabupaten adalah 14 sampel. Sampel yang diambil adalah organ yang berasal dari ayam buras yang terlebih dahulu diambil serum darahnya. Sampel organ terbagi menjadi 2 bagian yaitu sampel dengan pengawet formalin dan sampel yang dalam keadaan segar. Sampel dengan pengawet formalin kemudian diolah dan diteruskan pemeriksaannya dengan metode pengujian immunohistokimia. Metode pengujian immunohistokimia yang digunakan adalah Avidin Biotin Complex (ABC). Dari 196 sampel yang diperiksa ada 3 sampel yang menunjukkan hasil positif AI H5N1. Sampel-sampel tersebut masing-masing berasal dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan di Kalimantan Selatan, Kota Samarinda di Kalimantan Timur dan Kabupaten Landak di Kalimantan Barat.
170 Susup, Ni Made T B, dkk. 2008. Perbandingan sekuens Fragmen Gen Hemaglutinin (HA-1) Virus Avian Influenza Isolat ayam kampong di Kabupaten Klungkung tahun 2007 dengan isolat Bali tahun 2004-2007. Bali: Skripsi FKH Udayana
Perbandingan Sekuens Fragmen Gen Hemaglutinin (HA-1) Virus Avian Influenza Isolat Ayam Kampong di Kabupaten Klungkung tahun 2007 dengan Isolat Bali Tahun 2004-2007 Ni Made Tarrin Bulangwangi Susup, I Gusti Ngurah Kade Mahardika, I G A A Suartini Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Kata Kunci: Avian influenza, ayam kampung, fragmen, gen hemaglutinin, Bali
216
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Wabah penyakit Avian Influenza atau lebih dikenal dengan nama Flu burung (Bird Flu) telah dilaporkan menyebar ke berbagai Negara dan virus ini mampu menular dari hewan ke manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji sekuens gen hemaglutinin virus A/KLK_DW/FKH-20/07 dibandingkan dengan virus yang diisolasi dari bali tahun 2004 sampai 2007 yang sekuensnya telah tersedia. Dalam penelitian ini digunakan isolate ayam kampong dari Klungkung. Isolat tersebut telah diidentifikasi dengan RT-PCR, disebut A/KLK_DW/FKH-20/07. Sampel diisolasi dan diuji dengan RT-PCR dengan menggunakan primer HA01-RHA645 dan primer HA552-RHA1168. Produk PCR virus A/KLK_DW-20/07 diskuensing dengan metode automatic chain termination di perusahaan dengan memberi jasa sequencing 1st BASE Malaysia. Hasil sequencing disepadankan (align) dan diedit menggunakan software CrustalW. Sekuens yang diperoleh dibandingkan dengan isolate virus 2004-2007 asal Bali. Estimasi jarak genetic dan konstruksi pohon phylogenetik dianalalisa dengan metode NeighborJoining dan kalkulasi distance matrix dengan model Kimura 2-parameter pada program Mega 3.1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fragmen HA-1 virus A/klk_DW/FKH-20/07 berbeda dengan virus asal bali yang diisolasi mulai tahun 2004 sampai tahun 2007. Ciri-ciri virus tersebut yaitu berasal dari virus yang telah ada di bali sejak 2006, memiliki jarak genetic terdekat 1.0% dan jarak genetic terjauh 4.5% dibandingkan dengan virus Bali lainnya, bersifat virus avian, mempunyai cleavage site QRESRRKKR yang khas highly pathogenic avian influenza (HPAI) dan mempunyai penanda molekuler pada posisi 121 Y dan 125 Q.
217
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
171 Lestari, Putu Devi. 2008. Prevalensi Virus Avian Influenza Subtipe H5 Pada Ayam Kampung di Pasar Kediri, Psar Beringkit dan Pasar Kumbasari. Bali: Skripsi FKH Udayana
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi Virus Avian Influenza (VAI) subtipe H5 pada ayam kampung di Pasar Kediri (Tabanan), Pasar Beringkit (Badung) dan Pasar Kumbasari (Denpasar) berdasarkan swab kloaka. Selama penelitian dikumpulkan 159 sampel dengan pengambilan 4 kali. Sampel ditanam dalam telur ayam bertunas (TAB) dan dideteksi denga teknik Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Prevalensi yang diperoleh dari masing-masing pasar dianalisa secara non parametik dengan distribusi Chi-Square (X2).
Prevalensi Virus Avian Influenza Subtipe H5 Pada Ayam Kampung di Pasar Kediri, Psar Beringkit dan Pasar Kumbasari
Angka prevalensi VAI subtype H5 pada ayam kampung di Pasar Kediri (Tabanan) adalah 5.3%, Pasar Beringkit (Badung) adalah 1.3 % dan Pasar Kumbasari (Denpasar) adalh 2.3%. Hasil uji analisis statistika menunjukkan bahwa prevalensi terhadap VAI subtype H5 pada ayam kampung di Pasar Kediri (Tabanan), Pasar Beringkit (Badung) dan Pasar Kumbasari (Denpasar) tidak berbeda nyata (p<0.05).
172 Budiantono. 2008. Deteksi Antigen Avian Influenza Kasus Lapangan dengan Teknik Immunohistokimia. Jurnal Patologi Veteriner Indonesia, I (1): 7 – 16
Deteksi Antigen Avian Influenza Kasus Lapangan dengan Teknik Immunohistokimia Budiantono Balai Besar Veteriner Denpasar
Putu Devi Yunitha Lestari, I Gusti Ngurah Kade Mahardika, IB Kade Suardana
The aim of present research is to develop of immunohistochemical (IHC) assays to improve diagnostic ability of avian influenza using antivirus antibody H5 HPAI Indonesia isolate. This technique was applied to detect AI virus on tissues and cells of infected birds. The results indicated that immunohistochemical assays can be applied to detect of AI virus on the tissue of affected birds in accordance with the severity of histopathological lesions, from most to least severe lesions in guts, liver, spleen, pancreas, lungs, kidneys, comb, bursa of fabricius, and brain consecutively. Production of polyclonal antivirus antibody H5 HPAI Indonesia isolate has also been succesful in the present research. It is concluded that immunohistochemical assays using antivirus antibody H5 HPAI has been successfully developed and applied to improve diagnosis of AI to becaming more confirmative, especially from field pathological point. It is also suggested that the antibody be applied for other histochemical assays such as Agar Gel Precipitation (AGP), Western Blotts (WB), and Enzyme-Linked immunosorbent Assay (ELISA).
Kata Kunci: Immunohistochemical, avian influenza, birds
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Kata Kunci: Avian influenza, ayam kampung, pasar, Bali, prevalensi
218
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
219
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
173 Yuwono, Djoko, dkk. 2008. Epidemiological Study of Influenza in Jakarta and Surrounding Areas. Buletin Penelitian Kesehatan XXXVI (2): 71 – 82
Epidemiological Study of Influenza in Jakarta and Surrounding Areas Djoko Yuwono, Rudi Hendro Putranto, Sehatman, Subangkit, Krisna Nur AP, Susilowati, Klino, Wasiyo, Santono, B. Heriyanto, Gendrowahyuhono, and Endang R. Sedyaningsih Center of Biomedical and Pharmaceutical for Research and Development Kata Kunci: Avian influenza, puskesmas, pasien ILI, infeksi, virus
Telah dilakukan suatu studi epidemiologi Influenza Like Illness (ILI) berbasis Puskesmas di daerah Jakarta dan sekitarnya (Jabotabek). Penelitian dilaksanakan sejak Bulan Agustus 2004 sampai Juli 2006. Populasi adalah penderita ILI, semua kelompok umur. Lokasi penelitian di: Puskesmas Matraman ; Jakarta Timur; Puskesmas Wana herang, Kabupaten Bogor; Puskesmas Ciputat, Kabupaten Tangerang dan Puskesmas Rawa Tembaga, Kotamadya Bekasi. Spesimen berupa usap tenggorok atau usap nasal, ditampung dalam media transport virus (VTM) disimpan dalam termos es dingin (4ºC - 8ºC). Dikirim ke laboratorium Virologi Puslitbang Biomedis dan Farmasi. Pengambilan spesiemn dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih, pengiriman dilakukan sebulan dua kali pada minggu ke 1 dan minggu ke 3. Selama penelitian telah terkumpul sebanyak 2712 spesimen usap tenggorok dan atau usap nasal, masing-masing 606 spesimen dari Jakarta; 622 dari Kabupaten Bogor; 784 dari Kabupaten Tangerang dan 700 spesimen dari Kota Bekasi. Isolasi virus influenza dilakukan pada biakan sel MDCK (canine kidney); identifikasi isolate diuji terhadap antiserum influenza: sub tipe A/H3N2; A/H1N1 dan tipe B menggunakan uji Heaglutinasi Inhibisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: ditemukan sub tipe A/H1N1 sebanyak 96 isolat dan A/H3N2 sebanyak 124 isolat, sedangkan tipe B sebanyak 12 isolat. Selain itu ditemukan 91 isolat yang belum teridentifikasi dengan antisera yang ada. Hubungan antara umur penderita dan infeksi virus influenza menunjukkan bahwa sebanyak 8,5% anak balita telah terkena infeksi virus influenza. Data ini tidak menggambarkan keadaan influenza yang sebenarnya pada masyarakat, karena 97,0% penderita yang berobat ke Puskesmas adalah anak balita dan hanya 3,0% orang dewasa. Hubungan antara gejala dan isolasi virus menunjukkan bahwa bila dikaitkan dengan hasil isolasi virus influenza maka gejala; batuk 97,21% (314) dan pilek 98,14% (317) serta suhu badan (37,1 – 38,4ºC) sebanyak 92,56% (299), merupakan gejala yang dominant ditemukan pada penderita ILI. Hubungan antara iklim dan isolasi virus menunjukkan bahwa insiden influenza terjadi sepanjang tahun dengan adanya peningkatan kasus sekitar bulan Agustus sampai April. 220
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
174 Kristanto, Ige, dkk. 2008. H5N1 Surveillance in Migratory Birds in Java, Indonesia. Jakarta: NAMRU 2, IdOu, Yayasan kutilang Indonesia, Ecology and Health Status Research and Development Center, National Institute of Health Research and Development
H5N1 Surveillance in Migratory Birds in Java, Indonesia Arthur C Stoops, Katie A Barbara, Mochamad Indrawan, Ima N. Ibrahim, Wicaksana B Petrus, Susan Wijaya, Arik Farzeli, Ungke Antonjaya, Lim W Sin, N. Hidayatullah, Ige Kristanto, AM Tampubolon, S Purnama, Adam Supritana, Timothy H Burgess, Maya Williams, Shannon D Putnam, Steve Tobias, and Patrick J Blair NAMRU 2, IdOu, Yayasan kutilang Indonesia, Ecology and Health Status Research and Development Center, National Institute of Health Research and Development
We sought to elucidate the role of migratory birds in transmission of H5N1 in an enzoonotic area. Resident, captive, and migratory birds were sampled at five sites in Java, Indonesia. Mist nets were used to trap birds. Birds were identified to species. RNA was extracted from swabs and reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR) conducted for the HA and M genes of H5N1. Antibodies were detected by enzyme-linked immunosorbent assay and hemagglutination inhibition test. Between October 2006 and September 2007, a total of 4,067 captive, resident, and migratory birds comprising 98 species in 23 genera were sampled. The most commonly collected birds were the common sandpiper (6% of total), striated heron (3%), and the domestic chicken (14%). The overall prevalence of H5N1 antibodies was 5,3%. A significantly higher percentage of captive birds (16,1%) showed antibody evidence of H5N1 exposure when compared to migratory or resident birds. The greatest number of seropositive birds in each category were Muschovy duck (captive), striated heron (resident), and the Pacific golden plover (migratory). Seven apparently well captive birds yielded molecular evidence of H5N1 infection. Following amplification, the HA, NA, and M genes were analyzed. Phylogenetic analysis of the HA gene showed that the isolates were 97% similar to EU124153.1 A/Chicken/West Java/Garut May 2006, an isolate obtained in a similar region of West Java. While no known markers of neuraminidase inhibitor resistance were found within the NA gene, M segment analysis revealed the V27A mutation known to confer resistance to adamantanes. Our results demonstrate moderate serologic evidence of H5N1 infection in captive birds, sampled in five sites in Java, Indonesia, but only occasional infection in resident and migratory birds. These data imply that in an enzoonotic region of Indonesia the role of migratory birds in transmission of H5N1 is limited.
Kata Kunci: Avian influenza, burung liar, surveilans, jawa, transmisi
221
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
175 Bournai, A, dkk. 2008. Field trial for assessment of avian influenza vaccination effectiveness in Indonesia. Rev Science Technology Off. International Epizootic, XXVII (3): 633-642
Field Trial For Assessment Of Avian Influenza Vaccination Effectiveness In Indonesia A Bournai, A. Teguh Mufjono, A. Jatikusumah A.J. Nell i, S. Mudjiartiningsih, I. Dharmayanti, E. Sawitri Siregar. I. Claasseni, G. Koch i & J.A. Stegeman
The aim of this field study was to determine the efficacy of vaccination against highly pathogenic avian influenza (HPAl) virus strain H5N1 in Indonesia. A limited, prototype clinical trial was performed using a standardised treatment group, in which poultry flocks were vaccinated at least twice with a selected H5N1 vaccine, and a control group comprising flocks treated with nonstandardised procedures chosen by the farmer. Each group consisted of six flocks comprising either layers or native chickens. Haemagglutination inhibition (HI) antibody levels were determined by regular serum sampling, and outbreak surveillance relied on non-AIvaccinated sentinel birds. After three vaccinations high antibody titres were produced in the treatment group, and the percentage of layers with an HI titre > 40 was approximately 90%. Although no conclusions can be drawn regarding reduction of virus transmission, this study demonstrated that 11 farms remained free from A! during the observation period, and that a surveillance programme based on differentiating infected from vaccinated animals (DIVA) can be implemented.
Faculty of Veterinary Medicine, Department oí Farm Animal Health. Marburglaan 2., CN Utrecht, the Netherlands, Center for Indonesian Veterinary Anaiytical Studies, Wageningen International (Wageningen University and Research Centre), Provincial Animal Health Laboratory, Bbaiitvet, Campaign Management Unit, Directorate of Animal Health. Uinisti’y of Agriculture, Building C, Partnership Office, IndonesiaNetherlands Partnership on HPAl Prevention Control, CMU, Central Veterinary Institute of Wageningen University and Research Centre
176 Giriputro, Sardikin, dkk. 2008. Clinical and Epidemiological Features of Patients With Confirmed Avian Influenza Presenting to Sulianti Saroso Infectious Diseases Hospital, Indonesia, 2005-2007. Annal Academy of Medicine Singapore, (37): 454 – 457
Clinical and Epidemiological Features of Patients With Confirmed Avian Influenza Presenting to Sulianti Saroso Infectious Diseases Hospital, Indonesia, 2005-2007
Introduction: Since the first human cases of H5N1 avian influenza virus infection were detected in Indonesia in 2005, the Sulianti Saroso Infectious Diseases Hospital in Jakarta has managed 27 confirmed cases from September 2005 to December 2007. Materials and Methods: We reviewed the clinical and epidemiological data of these patients. Results: Clinical and radiological features were not specific. Most patients were young and had indirect contact with infected poultry. The majority of cases presented to the Infectious Diseases hospital late when the patients already had features of the systemic inflammatory response syndrome (SIRS). The mortality was high at 77%. Conclusion: There is clearly an urgent need for better field diagnostics and therapeutics for the management of this emerging pathogen.
Sardikin Giriputro, Rismali Agus, Sri Sulastri, Dewi Murniati, Fitryani Darwis, IB Sila Wiweka, Adria Rusli, Sondang Sirait, Susi Marhaningtyas, Tuti Hendrawardati, Rinaldi, Tony Soetanto, Elly Deliana, Iman Firmansyah Kata Kunci: H5N1, Severity of illness
Kata Kunci: Avian influenza, vaksinasi, assessment, efektivitas, percobaan
222
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
223
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
177 Bournai, A, dkk. 2008. Field trial for assessment of avian influenza vaccination effectiveness in Indonesia. Rev Science Technology Off. International Epizootic, XXVII (3): 633-642
Field Trial For Assessment Of Avian Influenza Vaccination Effectiveness In Indonesia A Bournai, A. Teguh Mufjono, A. Jatikusumah A.J. Nell i, S. Mudjiartiningsih, I. Dharmayanti, E. Sawitri Siregar. I. Claasseni, G. Koch i & J.A. Stegeman
The aim of this field study was to determine the efficacy of vaccination against highly pathogenic avian influenza (HPAl) virus strain H5N1 in Indonesia. A limited, prototype clinical trial was performed using a standardised treatment group, in which poultry flocks were vaccinated at least twice with a selected H5N1 vaccine, and a control group comprising flocks treated with nonstandardised procedures chosen by the farmer. Each group consisted of six flocks comprising either layers or native chickens. Haemagglutination inhibition (HI) antibody levels were determined by regular serum sampling, and outbreak surveillance relied on non-AIvaccinated sentinel birds. After three vaccinations high antibody titres were produced in the treatment group, and the percentage of layers with an HI titre > 40 was approximately 90%. Although no conclusions can be drawn regarding reduction of virus transmission, this study demonstrated that 11 farms remained free from A! during the observation period, and that a surveillance programme based on differentiating infected from vaccinated animals (DIVA) can be implemented.
Faculty of Veterinary Medicine, Department oí Farm Animal Health. Marburglaan 2., CN Utrecht, the Netherlands, Center for Indonesian Veterinary Anaiytical Studies, Wageningen International (Wageningen University and Research Centre), Provincial Animal Health Laboratory, Bbaiitvet, Campaign Management Unit, Directorate of Animal Health. Uinisti’y of Agriculture, Building C, Partnership Office, IndonesiaNetherlands Partnership on HPAl Prevention Control, CMU, Central Veterinary Institute of Wageningen University and Research Centre
178 Giriputro, Sardikin, dkk. 2008. Clinical and Epidemiological Features of Patients With Confirmed Avian Influenza Presenting to Sulianti Saroso Infectious Diseases Hospital, Indonesia, 2005-2007. Annal Academy of Medicine Singapore, (37): 454 – 457
Clinical and Epidemiological Features of Patients With Confirmed Avian Influenza Presenting to Sulianti Saroso Infectious Diseases Hospital, Indonesia, 2005-2007
Introduction: Since the first human cases of H5N1 avian influenza virus infection were detected in Indonesia in 2005, the Sulianti Saroso Infectious Diseases Hospital in Jakarta has managed 27 confirmed cases from September 2005 to December 2007. Materials and Methods: We reviewed the clinical and epidemiological data of these patients. Results: Clinical and radiological features were not specific. Most patients were young and had indirect contact with infected poultry. The majority of cases presented to the Infectious Diseases hospital late when the patients already had features of the systemic inflammatory response syndrome (SIRS). The mortality was high at 77%. Conclusion: There is clearly an urgent need for better field diagnostics and therapeutics for the management of this emerging pathogen.
Sardikin Giriputro, Rismali Agus, Sri Sulastri, Dewi Murniati, Fitryani Darwis, IB Sila Wiweka, Adria Rusli, Sondang Sirait, Susi Marhaningtyas, Tuti Hendrawardati, Rinaldi, Tony Soetanto, Elly Deliana, Iman Firmansyah Kata Kunci: H5N1, Severity of illness
Kata Kunci: Avian influenza, vaksinasi, assessment, efektivitas, percobaan
224
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
225
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
179 Bournai, A, dkk. 2008. Field trial for assessment of avian influenza vaccination effectiveness in Indonesia. Rev Science Technology Off. International Epizootic, XXVII (3): 633-642
Field Trial For Assessment Of Avian Influenza Vaccination Effectiveness In Indonesia A Bournai, A. Teguh Mufjono, A. Jatikusumah A.J. Nell i, S. Mudjiartiningsih, I. Dharmayanti, E. Sawitri Siregar. I. Claasseni, G. Koch i & J.A. Stegeman
The aim of this field study was to determine the efficacy of vaccination against highly pathogenic avian influenza (HPAl) virus strain H5N1 in Indonesia. A limited, prototype clinical trial was performed using a standardised treatment group, in which poultry flocks were vaccinated at least twice with a selected H5N1 vaccine, and a control group comprising flocks treated with nonstandardised procedures chosen by the farmer. Each group consisted of six flocks comprising either layers or native chickens. Haemagglutination inhibition (HI) antibody levels were determined by regular serum sampling, and outbreak surveillance relied on non-AIvaccinated sentinel birds. After three vaccinations high antibody titres were produced in the treatment group, and the percentage of layers with an HI titre > 40 was approximately 90%. Although no conclusions can be drawn regarding reduction of virus transmission, this study demonstrated that 11 farms remained free from A! during the observation period, and that a surveillance programme based on differentiating infected from vaccinated animals (DIVA) can be implemented.
Faculty of Veterinary Medicine, Department oí Farm Animal Health. Marburglaan 2., CN Utrecht, the Netherlands, Center for Indonesian Veterinary Anaiytical Studies, Wageningen International (Wageningen University and Research Centre), Provincial Animal Health Laboratory, Bbaiitvet, Campaign Management Unit, Directorate of Animal Health. Uinisti’y of Agriculture, Building C, Partnership Office, IndonesiaNetherlands Partnership on HPAl Prevention Control, CMU, Central Veterinary Institute of Wageningen University and Research Centre
180 Giriputro, Sardikin, dkk. 2008. Clinical and Epidemiological Features of Patients With Confirmed Avian Influenza Presenting to Sulianti Saroso Infectious Diseases Hospital, Indonesia, 2005-2007. Annal Academy of Medicine Singapore, (37): 454 – 457
Clinical and Epidemiological Features of Patients With Confirmed Avian Influenza Presenting to Sulianti Saroso Infectious Diseases Hospital, Indonesia, 2005-2007
Introduction: Since the first human cases of H5N1 avian influenza virus infection were detected in Indonesia in 2005, the Sulianti Saroso Infectious Diseases Hospital in Jakarta has managed 27 confirmed cases from September 2005 to December 2007. Materials and Methods: We reviewed the clinical and epidemiological data of these patients. Results: Clinical and radiological features were not specific. Most patients were young and had indirect contact with infected poultry. The majority of cases presented to the Infectious Diseases hospital late when the patients already had features of the systemic inflammatory response syndrome (SIRS). The mortality was high at 77%. Conclusion: There is clearly an urgent need for better field diagnostics and therapeutics for the management of this emerging pathogen.
Sardikin Giriputro, Rismali Agus, Sri Sulastri, Dewi Murniati, Fitryani Darwis, IB Sila Wiweka, Adria Rusli, Sondang Sirait, Susi Marhaningtyas, Tuti Hendrawardati, Rinaldi, Tony Soetanto, Elly Deliana, Iman Firmansyah Kata Kunci: H5N1, Severity of illness
Kata Kunci: Avian influenza, vaksinasi, assessment, efektivitas, percobaan
226
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
227
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
181 Priyono, Walujo Budi, dkk. 2008. Avian Influenza Control in Indonesia: A Situation Overview, Pro Poor Orientated Research Approaches of ILRI Targeting Backyard Poultry – Preliminary Results. Makalah ini disajikan dalam “Competition for Resources in a Changing World: New Drive for Rural Development”, Tropentag, 7-9 Oktober
Avian Influenza Control in Indonesia: A Situation Overview, Pro Poor Orientated Research Approaches of ILRI Targeting Backyard Poultry – Preliminary Results Fred Unger, Jeff Mariner, Bernard Bett, Melissa McLaws, Sally Crafter, Christine Jost, Walujo Budi Priyono, Elly Sawitri Siregar International Livestock Research Institute (ILRI), Kenya, Disease Investigation Center Yogyakarta, Indonesia, Campaign Management Unit, MoA, Indonesia
HPAI has become endemic in most parts of Indonesia despite the interventions that have been implemented by the government and international organisations. The current situation and applied control measures will be shortly presented and discussed. The main programme increasingly implemented in Indonesia is the Participatory Disease Surveillance and Response (PDSR), an active search for AI like cases on village level followed by adapted control measures in case of an outbreak. Although the PDSR programme was able to sensitize farmers on the clinical manifestation of the disease as well as simple measures that can be applied in the villages to prevent exposure and limit spread, there is a growing fear that the persistence of the disease in the country is causing apathy amongst the farmers and PDSR officers. The International Livestock Research Institute (ILRI) has profound experience on participatory approaches and expanded its activities recently also to SE Asia, Indonesia. One of the ILRI research activities in Indonesia is the Operational Research Project (ORI). The overall objective is to determine and evaluate different control strategies (treatment sets) that would work under the local circumstances. The study targets backyard chickens and the treatment sets to be evaluated include: preventive mass vaccination against AI, preventive mass vaccination against AI and Newcastle disease, and culling with compensation fully provided. The baseline treatment level would be the control measures being implemented by the PDSR program, which include disinfection, community education and focal (voluntary) culling as compensation funds are often not available. The main research will be supported by limited targeted research activities like specific vaccination trials and sensitivity/ specificity studies on the currently applied PDSR programme. In addition base line data will be collected for each District (e.g. on household level, poultry movement and population). Selected preliminary results of the on-going project will be presented.
Kata Kunci: Avian Influenza, backyard poultry, poultry control, Indonesia
182 Sedyaningsih, E, dkk. 2008. Seroprevalence of avian influenza A/H5N1 among poultry farmers in rural Indonesia. Proceeding 13th International Congress on Infectious Diseases Abstracts, Poster Presentations (hlm 133)
Seroprevalence Of Avian Influenza A/ H5N1 Among Poultry Farmers In Rural Indonesia M. Robert, V. Setiawaty, K. Pangesti, E. Sedyaningsih, M. Kivi, A. Bouma, A.J. Nell Du Ry van Beest Holle - National Institute for Public Health and the Environment (RIVM), Centre for Infectious Disease Control, Epidemiology and Surveillance, Bilthoven, Netherlands - National Institute for Health Research and Development (NIHRD), Jakarta, Indonesia, - European Programme for Intervention Epidemiology Training (EPIET), National Institute for Public Health and the Environment (RIVM), Centre for Infectious Disease Control, Epidemiology and Surveillance, Bilthoven, Netherlands - Utrecht University, Faculty of Veterinary Medicine, Utrecht, Netherlands, - Wageningen University and Research Centre, Wageningen International, Wageningen, Netherlands
Background: Since 2003, about a third (>100 cases) of human cases of highly pathogenic avian influenza (HPAI) A/H5N1 worldwide are reported from Indonesia. There is concern for viral reassortment and a pandemic. Seroprevalence studies that may reveal unrecognized cases are lacking. We aimed to measure H5N1 seroprevalence among poultry farmers in rural Indonesia. Methods: The present cross-sectional study is an extension of an agricultural HPAI project by Dutch and Indonesian Ministries, who recruited 12 farms in a postulated endemic area in West-Java. In 2007, poultry workers and farm residents were interviewed about possible risk factors. H5N1 serostatus was determined by hemagglutination inhibition tests by NIHRD Jakarta and neutralization tests by NIID Tokyo. Results: In the 12 farms, 495 of 622 (80%) farmers participated. Of these, 95% lived on the farm, 71% were male and median age was 29 years (interquartile range 23—36 years). In the previous six months, confirmation of H5N1 in poultry was available for one farm. Masks were never worn by 54% of participants. Eighty-six percent were afraid to become infected. Fever, cough and shortness of breath were reported as not being a symptom by 23%, 31% and 33%. Validation of serological tests is pending. Conclusions: Validation of serological tests is pending. These results influence the rationale for concern for frequent mild infections in poultry farmers. Incomplete evidence for H5N1 in the poultry sheds doubt on the H5N1 exposure. In light of the severity of human HPAI infection and the risk of a pandemic, we recommend to sustain ongoing efforts to educate poultry farmers about HPAI prevention and symptoms.
Kata Kunci: Avian influenza, poultry, farmers, seroprevalence, rural
228
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
229
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
183 Shoji, Yoko, dkk. 2008. Plant-derived hemagglutinin protects ferrets against challenge infection with the A/Indonesia/ 05/05 strain of (avian influenza). Journal of Vaccine, XXVII (7): 1087 – 1092
Plant-Derived Hemagglutinin Protects Ferrets Against Challenge Infection With The A/ Indonesia/05/05 Strain Of (Avian Influenza)
The global spread of highly pathogenic avian influenza virus (H5N1 subtype) has promoted efforts to develop human vaccines against potential pandemic outbreaks. However, current platforms for influenza vaccine production are cumbersome, limited in scalability and often require the handling of live infectious virus. We describe the production of hemagglutinin from the A/Indonesia/05/05 strain of H5N1 influenza virus by transient expression in plants, and demonstrate the immunogenicity and protective efficacy of the vaccine candidate in animal models. Immunization of mice and ferrets with plant-derived hemagglutinin elicited serum hemagglutinin-inhibiting antibodies and protected the ferrets against challenge infection with a homologous virus. This demonstrates that plantderived H5 HA is immunogenic in mice and ferrets, and can induce protective immunity against infection with highly pathogenic avian influenza virus. Plants could therefore be suitable as a platform for the rapid, largescale production of influenza vaccines in the face of a pandemic.
Yoko Shoji, Hong Bi, Konstantin Musiychuk, Amy Rhee, April Horsey, Gourgopal Roy, Brian Green, Moneim Shamloul, Christine E. Farrance, Barbara, Natalia Ugulava, Shailaja Rabindran, Vadim Mett, Jessica A. Chichester and Vidadi Yusibov ,
184 Wang, J, dkk. 2008. Identification Of The Progenitors Of Indonesia 1 And Vietnam Avian Influenza A (H5n1) Viruses From Southern China. Journal of Virology, 10.1128/JVI.02468-07
Identification Of The Progenitors Of Indonesia And Vietnam Avian Influenza A (H5n1) Viruses From Southern China . Wang, D. Vijaykrishna, L. Duan, J. Bahl, J.X. Zhang, R.G. Webster, J.S.M. Peiris, H. Chen, Gavin J. D. Smith1, and Y. Guan Kata Kunci: Avian influenza, progenitors, transmission, viruses, identification
The transmission of highly pathogenic avian influenza (HPAI) H5N1 virus to Southeast Asian countries triggered the first major outbreak and transmission wave in late 2003, accelerating the pandemic threat to the world. Due to the lack of influenza surveillance prior to these outbreaks, the genetic diversity and the transmission pathways of H5N1 viruses from this period remain undefined. To determine the possible source of the wave 1 H5N1 viruses we recently conducted further sequencing and analysis of samples collected in livepoultry markets from Guangdong, Hunan and Yunnan in southern China from 2001 to 2004. Phylogenetic analysis of the hemagglutinin and neuraminidase genes of 73 H5N1 isolates from this period revealed a greater genetic diversity in southern China than previously reported. Moreover, results show that eight viruses isolated from Yunnan in 2002/2003 were most closely related to the Clade 1virus sublineage from Vietnam, Thailand and Malaysia, while two viruses from Hunan in 2002/2003 were most closely related to viruses from Indonesia (Clade 2.1). Further phylogenetic analyses of the six internal genes showed that all 10 of those viruses maintained similar phylogenetic relationships as the surface genes. The 10 progenitor viruses were genotype Z and shared high similarity (≥99%) with their corresponding descendent viruses in most gene segments. These results suggest a direct transmission link for H5N1 viruses between Yunnan and Vietnam and also between Hunan and Indonesia during 2002/2003. Poultry trade may be responsible for virus introduction to Vietnam, while the transmission route from Hunan to Indonesia remains unclear.
Fraunhofer USA Center for Molecular Biotechnology, Taggart, Nutan Mytle Southern Research Institute Kata Kunci: Highly pathogenic avian influenza; Hemagglutinin; Plant-derived vaccine
230
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
231
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
185 Leuprasert, L, dkk. 2008. From Rapid Response Mobile LAB. Service to Accredited ISO15189 Avian/Human Influenza Mobile Laboratory. Proceeding 13th International Congress on Infectious Diseases Abstracts, Poster Presentations (hlm 136)
From Rapid Response Mobile LAB. Service to Accredited ISO15189 Avian/Human Influenza Mobile Laboratory L. Leuprasert, P. Wongveerachant, A. Choosriying, S. Vimolsarte, T. Janlueang Regional Medical Sciences Center Khon Kaen, Khon Kaen, Thailand Kata Kunci: Avian influenza, laboratory, rapid response, acredited, patients
Permanent Laboratory Service turnaround time was 3 days in 2006 to analyse Avian influenza virus using RT-PCR technique. Remote hospitals might take more time for sample transport to Regional Medical Sciences Center laboratory that caused inefficient control of the serious epidemic disease. The Regional Medical Sciences Center Khon Kaen in co-operation with Thai National Institute of Health therefore provided an innovative rapid response mobile laboratory service to serve the community at epidemic areas in the upper northeastern region of Thailand. Quality system of the mobile laboratory was monitored in compliance with ISO 15189 requirements. Quality laboratory practice of the situational reality mobile laboratory was firstly arranged at Nakornpanom hospital. The avian influenza H5 N 1 was detected in chicken farms at Tambon Banklang, Nakornpanom Province. the nasopharyngeal or nasal swabs from suspected patients were examined during 1—14 August 2006. The 129 cases, 65 male (50.39%) and 64 female (49.61%) were examined, 61 exposed cases (47.29%) who had contacted with the chicken and 68 cases (52.71%) had no chicken-exposure history. The analytical results showed that the genetic materials of avian influenza H5N1 was undetectable, human influenza A/H1 was detected in 25 cases (19.38%) and human influenza B was detected in 9 cases (6.98%). The rapid examination results were reported to all related personnel and helped solving community health problems and the economy and also encouraged responsible persons psychologically. The proactive mobile laboratory examination in real situation was implemented to meet all requirements of international standard ISO 15189:2003. The formal recognition was processed and the avian/human influenza mobile laboratory of Regional Medical Sciences Center khon Kaen was then accredited the ISO15189 to meet needs of patients and all clinical personnel responsible for the patient care on 26 September 2006 by Bureau of Laboratory Quality Standards.
232
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
186 Lawson, S.E, dkk. 2008. Avian Influenza H5N1 Outbreaks in Village Poultry of West Java, Indonesia: A Detailed Investigation Using Participatory Epidemiology. Proceeding 13th International Congress on Infectious Diseases Abstracts, Poster Presentations (hlm 136)
Avian Influenza H5N1 Outbreaks in Village Poultry of West Java, Indonesia: A Detailed Investigation Using Participatory Epidemiology S.E. Lawson - Tufts University, North Grafton, MA, USA, J. Mariner, C. Jost International Livestock Research Institute (ILRI), Nairobi, Kenya, A.P. Madri Dewi - United Nations Food and Agriculture Organization (UNFAO), Jakarta, Indonesia
Avian influenza A H5N1 is now considered enzootic in poultry throughout much of Indonesia and has been detrimental to the health and livelihoods of villagers who depend on backyard poultry as a source of income. In June 2006, interviews were conducted to characterize outbreaks in two villages, Cinunuk andWangunsari, located outside the city of Bandung in West Java. Interviews were semi-structured and incorporated the techniques of participatory epidemiology. Key informants included members of households affected by the disease, political and non-political village leaders, and poultry traders. In Cinunuk, sudden death was observed in poultry for several months before two WHOconfirmed human cases occurred. The disease followed a geographic trend away from the main road with close neighbors being affected almost simultaneously. In Wangunsari, the first two outbreaks occurred within a day of each other in different parts of the village separated by a large vegetable garden but connected by a main road. In both villages the mortality rate approached 100% in affected households with nearly all adjacent poultry owning households affected. Control measures were implemented in both villages to stop the spread of the virus including voluntary culling of poultry in the immediate vicinity of the outbreaks and ring vaccination of the remaining poultry. The ability to implement culling was limited due to an inability to immediately compensate owners. Poultry deaths continued to occur after control measures were taken in both villages. This study suggests that a single exposure of poultry in a village is enough to cause a widespread outbreak of H5N1 and emphasizes the importance of controlling the outbreak as quickly as possible to limit geographic spread and human exposure to the virus. Culling campaigns will be more effective if immediate compensation is available.
Kata Kunci: Avian influenza, west java, village poultry, participatory epidemilogy, investigation
233
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
187 Wibawan, I.W.T, dkk. 2008. Prevalence of Avian Influenza Virus Subtype H5n1 in Waterfowl in West Java Province of Indonesia. Proceeding 13th International Congress on Infectious Diseases Abstracts, Poster Presentations (hlm 127)
Prevalence of Avian Influenza Virus Subtype H5N1 in Waterfowl in West Java Province of Indonesia R. Susanti, I.W.T. Wibawan, R.D. Soejoedono, I.G.N. Mahardika Faculty of Mathematic and Natural Science State University of Semarang, Semarang, Indonesia, Bogor Institute of Agriculture, Bogor Indonesia, Udayana University, Denpasar
West Java The source of avian influenza virus (AIV) subtype H5N1 transmission in poultry and human continuous to be unclear. This research aimed to isolate AIV, primarily subtype H5N1, from backyard waterfowls (ducks, muscovy ducks, geese) in West Java. Cloacal swab sample was obtained from healthy and unvaccinated backyard waterfowls from the districts of Sukabumi and Bogor. Cloacal swab was propagated in nine day old specific pathogen free (SPF) embryonated chicken eggs. Allantoic fluid was harvested at the 4th day of incubation and then tested for hemagglutination activity. Positive allantoic fluid was further tested for the present of AIV subtype H5N1 using Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction with standard primer pairs. Of the total 460 samples, 21 were positive VAI H5N1 (4.57%). Another 13 were HxN1(2.83%), 3 were H5Nx (0.65%) and 8 were HxNx (1.74%) subtypes. Of the total number (21 isolate) of AIV subtype H5N1 isolated from backyard waterfowls in West Java, 17 isolate (6.49%) from Bogor Regency and 4 isolate (2.02%) from Sukabumi Regency. The prevalence for each species are 6.67%, 4.85% and 4.04% for goose, duck and muscovy duck respectively. In Bogor regency, prevalence for goose was 8.57%, duck 6,49% and muscovy duck 5.48%. In Sukabumi regency, prevelence for goose was 4.00%, muscovy duck 3.33% and duck 1.40%. This finding indicate that backyard waterfowls seem to play an important role as the source of AI of H5N1 subtype transmission to terrestrial poultry and human.
188 C.A Nidom, dkk. 2008. CrossClade Protective Immunity of H5N1 Influenza Vaccines in a Mouse Model. Journal of Medicine and The National Institutes of Health. (online), 26 (50), (www.pubmed.gov, diakses tanggal 14 Agustus 2009)
Cross-Clade Protective Immunity Of H5n1 Influenza Vaccines In A Mouse Model Murakami S, Iwasa A, IwatsukiHorimoto K, Ito M, Kiso M, Kida H, Takada A, Nidom CA, Mai le Q, Yamada S, Imai H, Sakai-Tagawa Y, Kawaoka Y, Horimoto T
H5N1 highly pathogenic avian influenza viruses evolved into several clades, leading to appreciably distinct antigenicities of their hemagglutinins. As such, candidate H5N1 pre-pandemic vaccines for human use should be sought. Here, to evaluate fundamental immunogenic variations between H5N1 vaccines, we prepared four inactivated H5N1 test vaccines from different phylogenetic clades (clade 1, 2.1, 2.2, and 2.3.4) in accordance with the WHO recommendation, and tested their cross-clade immunity in a mouse model by vaccination followed by challenge with heterologous virulent viruses. All H5N1 vaccines tested provided full or partial cross-clade protective immunity, except one clade 2.2-based vaccine, which did not protect mice from clade 2.3.4 virus challenge. Among the test vaccines, a clade 2.1-based vaccine possessed the broadestspectrum cross-immunity. These results suggest that currently stockpiled pre-pandemic vaccines, especially clade 2.1-based vaccines, will likely be useful as backup vaccines in a pandemic situation, even one involving antigenic-drifted viruses.
Fakultar Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Kata Kunci: Avian influenza, vaccines, cross-clade protective immunity, mouse model, pandemic
Kata Kunci: Waterfowls; AIV H5N1
234
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
235
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
189 Sabdoningrum, Emy Koestanti. 2008. Prevalensi Flu Burung Melalui Identifikasi Dan Isolasi Virus Avian Infuenza Pada Peternakan Ayam Ras Di Jawa Timur. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www.unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Prevalensi Flu Burung Melalui Identifikasi Dan Isolasi Virus Avian Infuenza Pada Peternakan Ayam Ras Di Jawa Timur Emy Koestanti Sabdoningrum Faculty of Veterinary Airlangga University Kata Kunci: Flu burung; Virus Avian Influenza; Ayam ras
Adanya wabah penyakit Avian Influenza di Indonesia sejak tahun 2003, serta belum adanya data tentang prevalensi adanya isolat virus avian influenza di peternakan ayam ras JawaTimur pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Sehingga timbul permasalahan tentang bagaimana prevalensi flu burung melalui identifikasi dan isolasi virus avian influenza pada peternakan ayam ras di Jawa Timur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sampai seberapa tinggi prevalensi ditemukannnya virus Avian Influenza pada peternakan ayam ras di Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan sarana di Laboratorium Virologi Bagian Mikrobiologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Penelitian dilaksanakan melalui 4 (empat) tahap yaitu (1) tahap penentuan desain penelitian, (2) tahap pengambilan sampel di lapangan, (3) tahap pemeriksaan laboratoris dan (4) tahap pengolahan data dan pembuatan laporan. Tahap penentuan desain penelitian dan penentuan besaran sample meliputi desain penelitian yang dipakai adalah survey dan penentuan lokasi peternakan ayam ras, sebagai tempat pengambilan sample menggunakan metode stratified random sampling, masing-masing lima peternakan dari 4 wilayah yaitu Blitar, Mojokerto, Jember dan Lamongan.
20%. Terdapat 50% wilayah yang diperiksa terdeteksi adanya virus Avian Influenza subtipe H5 pada ayam ras yaitu daerah Lamongan dan Blitar. Saran dari penelitian ini adalah penerapan biosecurity secara ketat di tingkat peternak mulai dari transportasi DOC, manajemen kandang, transport ayam hidup sampai pengolahan pasca panen. Perlu kerjasama antar instansi terkait terhadap sosialisasi pada masyarakat tentang virus Avian Influenza mulai dari penyebaran sampai penanggulangannya sehingga kasus ini dapat dicegah.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa peternakan ayam ras di Jawa Timur positip terdeteksi adanya virus Avian Influenza sebesar 20% dari 100 sampel. Hasil penelitian juga menunjukkan dari empat (4) daerah terdapat dua (2) daerah yang positip terdeteksi virus Avian Influenza yaitu Blitar dan Lamongan. Berarti 50% daerah yang diambil sampelnya positip terdeteksi virus Avian Influenza sehingga dapat dikatakan bahwa wilayah di Jawa Timur sudah terinfeksi virus Avian Infuenza. Kedua daerah ini merupakan lumbung ternak ayam ras Jawa Timur dengan produksi yang besar untuk daging dan telur ayam ras. Produksi ayam ras berupa daging dan telur ayam dari Lamongan dan Blitar dikirim kedaerah-daerah lain yang tidak menutup kemungkinan bertindak sebagai pembawa penyakit flu burung yang tidak menutup kemungkinan daerah lain tertular. Berdasarkan hasil penelitian dari 100 sampel ekor ayam ras dengan 4 daerah yaitu Lamongan, Blitar, Jember dan Mojokerto disimpulkan bahwa terdeteksi adanya virus Avian Influenza subtipe H5 pada ayam ras sebesar 236
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
237
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
190 Dewi, Ary Ratna Susana. 2008. Deteksi Virus Avian Influenza Subtipe H5 Pada Kucing Jalanan (Fells Silvestris Catus) Di Wilayah Kota Bandung. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www.unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Deteksi Virus Avian Influenza Subtipe H5 Pada Kucing Jalanan (Fells Silvestris Catus) Di Wilayah Kota Bandung Ary Ratna Susana Dewi Undergraduate Theses Airlangga University Kata Kunci: Avian Influenza, stray cats
Avian Influenza atau flu burung disebabkan oleh virus Influenza A dan termasuk famili orthomixoviridae. Virus ini merupakan virus RNA rangkaian tunggal dan negative stranded. Virus ini mempunyai antigen permukaan yaitu Haemaglutinin (H) dan Neuraminidase (N). Haemaglutinin (H) adalah molekul glikoprotein selubung virus yang berfungsi untuk mengikatkan reseptor ke sel target dan mengawali terjadinya infeksi. Neuraminidase (N) adalah enzim yang dibutuhkan virus untuk melepas keturunan virus dari sel yang terinfeksi (Rahardjo, 2004). Berdasarkan atas struktur antigen permukaan maka virus Influenza A dikelompokkan menjadi banyak subtipe. Sampai saat ini, virus Influenza A dikelompokkan ke dalam 16 macam protein H (HI H16) dan 9 macam protein N (N1 - N9).
ayam yang terinfeksi Avian Influenza subtipe H5 atau memakan karkas ayam yang juga terinfeksi Avian Influenza subtipe H5.
Avian Influenza merupakan penyakit kontagius yang menyerang unggas. Tetapi pada kenyataan di beberapa negara Eropa dan Asia telah dilaporkan bahwa virus tersebut telah menginfeksi spesies mamalia, antara lain macan, kucing, dan leopard. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya virus Avian Influenza subtipe H5 pada kucing jalanan (Fells silvestris catus) di wilayah kota Bandung. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional. Sampel yang diambil sebanyak 34 ekor kucing yang berupa swab hidung dan trakhea. Sampel yang berupa swab hidung dan trakhea kemudian dilakukan inokulasi pada TAB berumur 9 -11 hari yang bersifat SPF (Spesific Pathogenic Free) kemudian dilakukan identifikasi dengan menggunakan uji HI mikroteknik. Hasil penelitian melalui pemeriksaan isolat menggunakan uji HI menunjukkan terdapat satu ekor kucing yang terdeteksi merupakan virus Avian Influenza subtipe H5 di wilayah kota Bandung khususnya di Pasar Ciroyom. Pasar Ciroyom merupakan tempat penampungan ayam yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat. Adanya satu sampel yang teridentifikasi terhadap virus Avian Influenza subtipe H5 menunjukkan bahwa kemungkinan beberapa ayam tersebut membawa virus Avian Influenza subtipe H5, sehingga kucing - kucing yang berkeliaran di sekitar pasar tersebut terinfeksi dengan virus tersebut. Walaupun hanya satu sampel yang teridentifikasi terhadap virus. Avian Influenza subtipe H5. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan penularan virus Avian Influenza pada kucing dapat terjadi melalui kontak langsung dengan 238
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
239
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
191 Mubin, Ali. 2008. Deteksi Antibodi Avian Influenza H5N1 Pada Kucing Jalanan (Felis Silvestris Catus) Di Wilayah Kota Bandung. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www. unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Deteksi Antibodi Avian Influenza H5N1 Pada Kucing Jalanan (Felis Silvestris Catus) Di Wilayah Kota Bandung Ali Mubin Undergraduate Theses Airlangga University Kata Kunci: H5N1 Avian Influenza, Antibody, Stray Cats
Ali Mubin. Deteksi Antibodi Avian Influenza H5N1 pada Kucing jalanan (Fells silvestris catus) dengan Uji Serologis Hemaglutinin Inhibisi (HI) di Wilayah Kota Bandung. Di bawah bimbingan Bapak Dr. Garry Cores de Vries, MSc., MS., Drh. sebagai pembimbing pertama dan Bapak R. Budi Utomo, MSi., Drh. sebagai pembimbing kedua.
kejadian adanya antibodi terhadap avian influenza H5N1 di wilayah kota Bandung dari 28 sampel adalah sebesar 25 %.
Avian Influenza merupakan penyakit viral yang menginfeksi berbagai macam unggas dan juga mamalia (macan, kucing dan leopard). Penyakit ini merupakan penyakit infeksi yang menyerang saluran pernafasan, pencernaan dan sistem saraf. Virus AI merupakan virus RNA golongan Ortomyxoviridae mempunyai envelope yang memiliki aktivitas Hemaglutinin (H) dan Neuraminidase (N), antigen H menyebabkan virus influenza tipe A dapat mengaglutinasi eritrosit, sedangkan N melepaskan ikatan antara H dengan permukaan eritrosit sehingga ikatan antara virus dengan eritrosit bersifat sementara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya antibodi terhadap Avian Influenza H5N1 pada kucing jalanan di Wilayah Kota Bandung. Penentuan lokasi pengambilan sampel didasarkan pada wilayah yang mempunyai risiko tinggi terhadap virus Avian Influenza H5N1. Pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling, hal ini karena kucing yang digunakan pada penelitian ini merupakan hasil tangkapan langsung yang dilakukan oleh peneliti. Jumlah sampel yang diperiksa adalah 28 ekor kucing yang diambil serum darahnya, dan kemudian dilakukan uji serologis HI mikroteknik. Sampel yang digunakan untuk uji Hambatan Hemaglutinasi (HI) diisolasi dari serum kucing jalanan (Fells silvestris caws) yang telah ditambahkan dengan RDE (Receptor Destroying Enzyme). Hasil penelitian pada deteksi antibodi terhadap Avian Influenza H5N1 melalui pemeriksaan serum darah kucing dari beberapa Wilayah di kota Bandung (Rumah Sakit Hasan Sadikin, pasar Ciroyom, kebun binatang, pemukiman penduduk di kelurahan Cicadas dan kecamatan Padasuka) menunjukkan bahwa dari 28 sampel yang digunakan, terdapat 7 sampel (HS4, HS() dari Rumah Sakit Hasan Sadikin, CIR 10 dari Pasar Ciroyom, ZB1 dari kebun binatang dan CCD3, CCD10, CCD15 dari Kelurahan Cicadas) yang mempunyai antibodi terhadap avian influenza H5N 1 (sero positif). Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa persentase 240
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
241
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
192 Kriswardani, Yunita. 2008. Gambaran Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Masyarakat Dalam Mencegah Flu Burung Di Daerah Tertular. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www. unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Flu burung merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah besar bagi dunia termasuk Indonesia. Pada Tahun 2006, Kabupaten Tulungagung merupakan daerah yang ditemukan kasus positif flu burung pada unggas dan manusia. Desa Kaligentong merupakan desa yang ditemukan kasus positif flu burung pada unggas dan manusia sedangkan Desa Sumberdadap ditemukan kasus positif flu burung pada unggas. Upaya yang tepat untuk penanggulangan flu burung yakni dengan melakukan pencegahan terhadap flu burung. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat dalam mencegah flu burung di daerah tertular.
Gambaran Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Masyarakat Dalam Mencegah Flu Burung Di Daerah Tertular
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang dilaksanakan dengan rancangan studi kasus. Pemberian angket dan observasi dilakasanakan pads 28 responden di Desa Kaligentong dan 34 responden di Desa Sumberdadap Kecamatan Pucanglaban. Responden diambil dari populasi dengan cara purposive sampling. Variabel pada penelitian ini adalah pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat dalam mencegah flu burung.
Yunita Kriswardani Undergraduate Theses Airlangga University Kata Kunci: Daerah tertular, pencegahan flu burung, perilaku
Hasil penelitian didapatkan yakni sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang rendah (59,7%) tentang flu burung sebanyak 57,1% di Desa Kaligentong dan sebanyak 61,8% di Desa Sumberdadap. Sebagian besar mendukung pencegahan flu burung sebesar 54,8% baik di Desa Kaligentong (60,7%) maupun di Desa Sumberdadap (50%). Sebagian besar responden mempunyai tindakan kurang sebesar 75,8% yaitu 75% responden di Desa Kaligentong yang mempunyai tindakan yang kurang dan sebanyak 76,5% responden di Desa Sumberdadap mempunyai tindakan kurang dalam mencegah flu burung.
193 Ayu, Heny Kusuma Ning. 2008. Evaluasi Sistem Surveilans Avian Influenza Di Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur : Studi Di Dimas Kesebatum Propinsi Jawa Timur. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www. unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Evaluasi Sistem Surveilans Avian Influenza Di Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur : Studi Di Dimas Kesebatum Propinsi Jawa Timur Heny Kusuma Ning Ayu Undergraduate Theses of Airlangga University Kata Kunci: Avian Influenza, Evaluasi, Sistem Surveilans
Penyakit flu burung (Avian Influenza = Al) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A yang ditularkan oleh jenis unggas dan dapat pula ditularkan melalui babi. Penyakit ini bisa menyebabkan kematian dan berpotensi untuk menjadi KLB. Di propinsi Jawa Timur sekarang ini, banyak ter adi kematian unggas yang akan menularkan ke masyarakat sekitar, untuk itu kasus ini sekarang menjadi perhatian masyarakat. Untuk mengatasi hal ini, dibutuhkan system surveilans yang baik dan mampu memantau kejadian sedini mungkin untuk dapat dilakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi pelaksanaan system surveilans avian influenza berdasarkan atribut sistem surveilans epidemiologi avian influenza yang berada di bawah dinas kesehatan propinsi Jawa Timur. Dalam hal ini terdiri dari 38 kabupaten/ kota, yang respondennya adalah pelaksana surveilans. Hasil penelitian ini menunjukkan pengumpulan data, kelengkapan data, pengolahan data dan menunjukkan bahwa kasus yang banyak ter adi pada usia 0-10 tahun, dan kasus terbanyak tedadi di daerah Tulungagung. Atribut sistem surveilans menunjukkan bahwa sistem surveilans belum bedalan maksimal. Oleh karena itu perlu adanya pembinaan melalui pelatihan surveilans kepada pengolah surveilans di dinas kesehatan kota, rumah sakit maupun puskesmas, petugas dinas kesehatan diharapkan mengolah data menggunakan acuan yang telah ada dan menggunakan variabel epidemiologi (waktu, tempat dan orang). Dalam pelaksanaan desimilasi informasi dan umpan balik perlu ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya.
Kesimpulannya adalah sebagian besar responden mempunyai pengetahuan rendah, sikap yang mendukung dan tindakan yang kurang dalam mencegah flu burung. Responden di Desa Sumberdadap memililiki Pengetahuan yang rendah dan tindakan lebih banyak di bandingkan dengan Desa Kaligentong, sedangkan di Desa Kaligentong memiliki sikap yang mendukung tentang pencegahan flu burung.
242
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
243
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
194 Kurniawati, Nia. 2008. Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Pencegahan Flu Burung Di Daerah Berbatasan. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www.unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Pencegahan Flu Burung Di Daerah Berbatasan Nia Kurniawati Undergraduate of Airlangga University Kata Kunci: Flu burung, perilaku, daerah berbatasan
Flu burung merupakan penyakit menular yang saat ini menjadi perhatian Indonesia maupun dunia karena dapat menimbulkan kematian pada manusia. Kejadian flu burung terus meningkat dan pads tahun 2007 jawa I-i-mur dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa flu burung. Kabupaten Tulungagung dan Blitar merupakan daerah endemis flu burung yang saling berbatasan. Kejadian flu burung disebabkan karena terganggunya keseimbangan antara pejamu (manusia), agen (virus), dan lingkungan. Pada manusia salah satu taktor yang mempengaruhi adalah perilaku. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku masyarakat yang melipub pengetahuan, sikap, dan tindakan dalam pencegahan flu burung. Penelitian ini merupakan jems penelitian desknptit dengan rancangan studi kasus. Wawancara dengan kuesioner dilaksanakan pada 30 responden di Desa Sumberdadap dan 30 responden di Desa Panggung Duwet yang diambil dan populasi dengan cara purposive sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan. Hasil yang didapatkan adalah sebagian besar masyarakat mempunyai pengetahuan yang sedang tentang flu burung sebanyak 65,00%, yaitu 56,70% di Desa Sumberdadap dan 66,70% di Desa Panggung Duwet. Sebagian besar masyarakat di Desa Sumberdadap (53,30%) mendukung pencegahan flu burung, sedangkan masyarakat di Desa Panggung Duwet lebih banyak yang tidak mendukung pencegahan flu burung yaitu sebesar 51,7U%. Sebagian besar masyarakat mempunyai tindakan yang sedang dalam pencegahan flu burung sebesar 76,70%, yaitu 70,00% di Desa Sumberdadap dan 83,30% di Desa Panggung Duwet. Kesimpulan hasil penelitian adalah sebagian besar masyarakat mempunyai pengetahuan dan tindakan yang sedang dalam pencegahan flu burung. Sebagian besar masyarakat di Desa Sumberdadap mempunyai sikap mendukung terhadap pencegahan flu burung, sedangkan masyarakat di Desa Panggung Duwet lebih banyak yang tidak mendukung.
195 Ningtias, Novarida Hendratiana. 2008. Perbedaan Titer Antigen Dari Virus Avian Influenza Subtipe H5n1 Yang Menginfeksi Kucing Jalanan Pada Uji Hemaglutinasi Dengan Sel Darah Merah Ayam Dan Sel Darah Merah Kuda. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www. unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Perbedaan Titer Antigen Dari Virus Avian Influenza Subtipe H5N1 Yang Menginfeksi Kucing Jalanan Pada Uji Hemaglutinasi Dengan Sel Darah Merah Ayam Dan Sel Darah Merah Kuda Novarida Hendratiana Ningtias Undergraduate Theses Airlangga University Kata Kunci: AI Viruses, Cat Antigen Titer, Horse and Chicken RBC
Novarida Hendratiana Ningtias. Penelitian dengan judul “Perbedaan Titer Antigen dari Virus Avian Influenza H5N1 yang Menginfeksi Kucing Jalanan pada Uji Hemaglutinasi dengan Sel Darah Merah Ayam dan Sel Darah Merah Kuda” di bawah bimbingan Dr. Chairul Anwar Nidom, drh., M.S. selaku Dosen Pembimbing I dan Didik Handijatno, drh., M.S. selaku Dosen Pembimbing I1. Penelitian ini bertujuan guna mengetahui dan membandingkan titer antibodi kucing di wilayah Jakarta yang terinfeksi virus avian influenza H5N1 bila digunakan sel darah merah ayam dan sel darah merah kuda pada uj i hemaglutinasi. Pada akhir bulan Februari 2006, Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI), yang disebabkan oleh virus H5N1 terdeteksi pada seekor kucing domestik yang ditemukan mati di sebelah utara dari Kepulauan Ruegen, Jerman. Begitu juga di Asia, kucing dan fellidae lainnya seringkali ditemukan terinfeksi oleh virus H5N1 sejak dimulai terjadinya epidemik pada akhir 2003. Avian Influenza merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Avian Influenza. Virus tersebut termasuk dalam famili Orthomyxoviridae yang merupakan virus RNA dan mempunyai aktivitas hemaglutinin dan neuraminidase. Uji Hemaglutinasi (Haemagglutination, HA Test) dapat digunakan untuk mendeteksi virus yang memiliki hemaglutinin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan titer antibodi kucing di wilayah Jakarta yang terinfeksi virus Avian Influenza H5N1 bila digunakan sel darah merah ayam dan sel darah merah kuda pada uji hemaglutinasi. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan kedua jenis sel darah merah ayam dan kuda dengan antigen dari kucing menggunakan uji HA. Sel darah merah digunakan dengan konsentrasi 0,3% sebesar 50 µl dan volume antigen sebesar 50µl. Sampel yang berjumlah 13 tersebut diuji secara duplo, kemudian dirata-rata dan hasil titer yang didapat diuji menggunakan uji t dengan menggunakan aplikasi program SPSS. Berdasarkan atas data hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perbandingan titer antigen kucing di wilayah Jakarta yang terinfeksi virus Avian Influenza H5N1 dengan menggunakan sel darah merah ayam dan sel darah merah kuda memberikan hasil yang sangat
244
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
245
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
signifikan Sehingga disarankan, perlu dilakukan penelitian lanjut dengan mengunakan antigen dari beberapa spesies dengan beberapa sel darah merah dari spesies yang sejenis untuk mengetahui faktor penyebab perbedaan terebut.
196 Dewisavitry, Mia Ika. 2008. Deteksi Antibodi Avian Influenza H5n1 Pada Kucing (Fells Silvestris Catus) Di Jakarta. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www. unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Deteksi Antibodi Avian Influenza H5n1 Pada Kucing (Fells Silvestris Catus) Di Jakarta
Avian Influenza is an infectious disease caused by Avian Influenza viruses. These viruses can infect fowl, birds and another mammal species like tiger, cat and leopard. The aim of the research is to detect H5N1 Avian Influenza antibody on cats (Fells silvestris catus). The method of the research is survey in Jakarta. There are 43 sera of cats samples have been used a modified haemagglutination inhibition (HI) test that used H5N I antigen. Sera were pre-treated with Receptor Destroying Enzyme (RDE) (1-part sera : 3-part RDE). The HI test is positive when horse RBC form a compact button on the bottom of microplate’s wells. Result of the test that 43 samples have been analysed, there were 29 positive samples on HI test. The conclusion of the research some cats in Jakarta has an H5N1 avian influenza antibody.
Mia Ika Dewisavitry Undergraduate Theses Airlangga University Kata Kunci: H5N1 avian influenza, antibody, cats
246
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
247
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
197 Cahyani, Jossie Intan. 2008. Deteksi Antibodi Avian Influenza Pada Burung Air Liar (Egretta Garzetta Dan Nycticorax Nycticorax) Di Muara Bengawan Solo Desa Tajung-Gresik. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www. unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Deteksi Antibodi Avian Influenza Pada Burung Air Liar (Egretta Garzetta Dan Nycticorax Nycticorax) Di Muara Bengawan Solo Desa TajungGresik Jossie Intan Cahyani Post Graduate Airlangga University
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya antibodi terhadap virus Avian Influenza pada burung air liar yaitu Kuntul kecil (Egretta garzetta) dan Koak malam (Nycticorax nycticorax) di Desa Tajung Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik. Penelitian ini merupakan penelitian observasional. Sampel darah burung air liar yang didapatkan berjumlah 47 sampel, terdiri 27 sampel dari Kuntul kecil (Egretta garzetta) dan 20 sampel dari Koak malam (Nycticorax nycticorax). Seluruh sampel diambil senmmya kemudian diperiksa dengan menggunakan uji serologis HI mikroteknik. Uji HI dinyatakan positif jika terjadi hambatan aglutinasi yang ditandai dengim adanya pengendapan eritrosit pads dasar lubang mikoroplat. Data yang diperoleh dari uji serologis HI mikroteknik dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa Kuntul kecil (Egretta garzetta) dan Koak malam (Nycticorax nycticorax) di desa Tajung positif terdeteksi antibodi virus Avian influenza dengan masing-masing sampel positif sebesar 7,4 persen untuk Kuntul kecil (Egretta garzetta) dan 15 persen untuk Koak malam (Nycticorax nycticorax). Adanya antibodi virus Avian Influenza pads sampel darah dari Kuntul kecil (Egretta garzetta) dan Koak malam (Nycticorax nycticorax) di Desa Tajung Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik dapat diartdcan bahwa burung air liar tersebut carrier terhadap virus Avian influenza dan dapat menjadi reservoir virus Avian Influenza.
198 Vivini, Kholivia. 2008. Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Pencegahan Flu Burung : Studi Kasus Di Kabupaten Mojokerto Dan Kota Surabaya. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www. unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Pencegahan Flu Burung : Studi Kasus Di Kabupaten Mojokerto Dan Kota Surabaya Kholivia Vivini Undergraduate Theses of Airlangga University Kata Kunci: Masyarakat, flu burung, perilaku
Kejadian flu burung terus meningkat dan pada tahun 2007 Jawa Timur dinyatakan sebagai kejadian luar biasa flu burung. Upaya yang utama untuk mengurangi angka kejadian flu burung adalah dengan melakukan pencegahan terhadap flu burung. Surabaya dan Mojokerto merupakan kota dengan kasus positif flu burung. Penelitian ini dlakukan untuk mengetahui perilaku masyarakat yang meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat tentang pencegahan flu burung. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang dilaksanakan dengan rancangan studi kasus. Pemberian angket dan observasi dilaksanakan pada 55 keluarga di Kelurahan Keputih dan 30 keluarga di Desa Perning. Responden diambil dari populasi dengan Cara purposive sampling. Variabel pada penelitian ini adalah pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat. Dari hasil penelitian didapatkan sebagian besar masyarakat mempunyai pengetahuan yang tinggi tentang pencegahan flu burung sebanyak 69%, yaitu 71% di Kelurahan Keputih dan sebanyak 67% di Desa Peming. Sebagian besar masyarakat mendukung pencegahan flu burung sebesar 58%, baik di Kelurahan Keputih (58,2%) maupun di Desa Peming (57%). Sebagian besar masyarakat mempunyai tindakan yang baik sebesar 52%, yaitu 87% di Desa Perning mempunyai tindakan yang baik dan sebanyak 67% masyarakat di Kelurahan Keputih mampunyai tindakan yang kurang tentang pencegahan flu burung. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagian besar masyarakat mempunyai pengetahun yang tinggi, sikap yang mendukung dan tindakan yang baik tentang pencegahan flu burung. Pengetahuan yang tinggi dan sikap yang mendukung lebih banyak dimiliki oleh masyarakat di Kelurahan Keputih. Tindakan yang baik lebih banyak dimiliki oleh masyarakat di Desa Perning.
Kata Kunci: Avian influenza, burung air liar, gresik, antibodi, deteksi
248
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
249
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
199 Sari, Citra. 2008. Deteksi Antibodi Avian Influenza Subtipe 115 Pada Kucing Jalanan (Fells Silvestris Catus) Di Beberapa Pasar Dan Perumahan Di Surabaya Dengan Uji Hemaglutinasi Inhibisi (Hi Test). ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www. unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Deteksi Antibodi Avian Influenza Subtipe 115 Pada Kucing Jalanan (Fells Silvestris Catus) Di Beberapa Pasar Dan Perumahan Di Surabaya Dengan Uji Hemaglutinasi Inhibisi (Hi Test)
The aim of this study is to detect the presence of Avian Influenza antibody subtype H5 on stray cats (Felis silvestris catus) in several place in Surabaya such as Keputran traditional market, Turi traditional market, Pacar Keling traditional market, Wonokromo traditional market, Pucang traditional market, Keputih housing complex dan Sukomanunggal housing complex. Samples for HI test were isolated from sera of stray cats that have been added RDE (Reseptor Destroying enzyme) (3:1). HI test is positive when inhibition of agglutination is shown, that is signed by the erytrosite’s precipitation on the base of microplate’s wells.The result showed that from 40 samples, there were 7 samples (Keputeran traditional market, Wonokromo traditional market dan Sukomanunggal housing complex) that have Avian Influenza antibody subtype H5. The percentage of the presence of Avian Influenza antibody subtype H5 is 17,5.
200 Wahyu, Fajar Setya. 2008. Deteksi Antibodi Virus Avian Influenza (Ai) Tipe A Dengan Metode Elisa Pada Telur Itik Dan Entok Dari Beberapa Pasar Tradisional Di Surabaya. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www. unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Deteksi Antibodi Virus Avian Influenza (AI) Tipe A Dengan Metode Elisa Pada Telur Itik Dan Entok Dari Beberapa Pasar Tradisional Di Surabaya Fajar Setya Wahyu Under graduate Theses Airlangga University
Citra Sari
Kata Kunci: Egg yolk, Antibody of Avian Influenza A, Duck, Muscovy, ELISA
Undergraduate Theses Airlangga University Kata Kunci: Avian Influenza, antibody, stray cats
Avian influenza (AI) atau yang lebih dikenal dengan nama flu burung adalah virus dari golongan ortomixoviridae. Virus ini menyerang unggas dan dapat mengakibatkan kematian pada unggas serta dapat menular pada manusia. Pada unggas yang pernah terpapar virus AI akan selalu timbul antibodi di dalam tubuh unggas tersebut. Antibodi dapat ditemukan pada serum dan cairan tubuh yang lainnya serta juga dapat didapatkan pada telur. Pada telur antibodi dapat didapatkan pada kuning telur dan putih telur. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan deteksi antibodi AI pada telur itik dan entok dari beberapa pasar tradisional di Surabaya. Penentuan lokasi pengambilan sampel dilakukan dengan cara “ stratified random sampling “. Lokasi pengambilan sampel ditentukan dengan pembagian wilayah Surabaya yaitu, Wilayah barat, selatan, timur, utara dan wilayah pusat. Masing - masing wilayah diwakili oleh 3 pasar dan tiap pasar sampel yang diambil adalah 20 sampel telur. Setelah sampel telur terkumpul kemudian dilakukan ekstraksi pada kuning telur untuk mendapatkan antibodi. Setelah itu dilakukan pengujian dengan uji “Indirect ELISA”. Hasil penelitian pada deteksi antibodi terhadap virus AI tipe A melalui pemeriksaan serum kuning telur itik dan entok dari beberapa pasar di Surabaya didapatkan hasil 32% sampel terdapat antibodi terhadap virus AI tipe A. Hasil ini mengindikasikan bahwa itik dan entok penghasil telur – telur ini pernah terpapar oleh virus AI tipe A baik itu karena infeksi alam ataupun karena vaksinasi. Unggas air termasuk itik dan entok merupakan reservoir dari virus Al. Unggas air lebih tahan terhadap infeksi virus Al. Bila terjadi infeksi jarang sekali menunjukkan gejala dan jarang sekali terjadi kematian. Maternal antibodi pada unggas bisa didapatkan pada telur. Antibodi pada telur terdapat pada kuning telur dan putih telur. Bila induk unggas memiliki titer anti bodi tinggi, maka kandungan antibodi dalam kuning telur dan putih telur juga tinggi (Butcher, 2006). Antibodi yang terdapat pada kuning telur dapat diisolasi serta dapat digunakan untuk mengukur titer antibodi dan juga untuk melihat status infeksi pada seekor unggas (Trampel et al, 2006).
250
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
251
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
201 Nidom, Chairul Anwar. 2008. Analisis Molekuler Genoma Virus Avian Influenza H5n1 Di Indonesia. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www. unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Analisis Molekuler Genoma Virus Avian Influenza H5n1 Di Indonesia Chairul Anwar Nidom Post Graduate Airlangga University Kata Kunci: Avian Influenza, antibody, stray cats
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya mutasi pada genoma virus Avian Influenza (AI) subtipe H5N1 yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Dimulai sejak pertengahan tahun 2003 sampai dengan pertengahan 2005, telah terjadi wabah pada peternakan ayam di Indonesia yang telah membunuh jutaan ekor ayam di pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera. Penyebab wabah ini telah diketahui disebabkan oleh virus AI subtipe H5N1. Di samping menginfeksi ayam, virus AI ini juga telah menginfeksi babi. Virus Influenza merupakan virus RNA yang termasuk dalam famili orthomyxoviridae, yang dapat menginfeksi unggas, mamalia dan manusia. Virus Influenza ini agak unik karena genoma virus ini terfragmentasi ke dalam beberapa fragmen, masing¬-masing memiliki satu atau dua gen.Virus Influenza dibagi menjadi tiga tipe yaitu A, B dan C, tergantung pada susunan material genetiknya. Virus AI termasuk dalam virus Influenza A dengan genoma terdiri dari delapan fragmen yang akan menghasilkan protein masing¬-masing, yaitu terdiri dari HA atau H (hemaglutinin), NA atau N (neuraminidase), PA (polymerase acidic), PBl (polymerase basicl), PB2 (polymerase basic 2), NP (nukleoprotein), NS (NonStruktural), dan M (matriks). Gen HA dan NA akan mengkode untuk menghasilkan protein permukaan, sisanya enam gen mengkode untuk menghasilkan protein internal. Gen M dan NS akan menghasilkan dua macam protein, secara berurutan yaitu protein M1,M2 dan NS1, NS2. Sementara itu, enam fragmen sisanya hanya mengkode untuk menghasilkan satu protein. Virus Influenza A selanjutnya dibagi dalam subtipe berdasarkan struktur protein permukaannya. H5N1 merupakan salah satu subtipe virus Influenza A ( yang berarti alela HA ke lima dan NA pertama). Gen HA dan NA, karena mengkode protein permukaan, mempunyai peran penting dalam rancangan vaksin yang spesifik untuk masing-masing subtipe. Lagi pula, hasil gen HA (hemaglutinin) digunakan oleh virus untuk menempel pada reseptor spesifik sel inang yang diketahui sebagai tropism cell. VirusRNA, tidak seperti virus DNA, menunjukkan kecenderungan mudah terjadi mutasi. Mutasi yang terjadi dalam virus Influenza ada dua macam : antigenic drift dan antigenic shift. Antigenic drift disebabkan karena terjadi mutasi secara acak (random), kebanyakan mutasi titik, sementara itu antigenic shift 252
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
menghasilkan reassorment gen, ketika dua macam virus yang berbeda seperti virus AI dengan HI (Human Influenza) menginfeksi hewan yang sama seperti babi, karena virus AI dan HI masing-masing mempunyai reseptor spesifik yang berbeda. Infeksi ganda antara AI dan HI ini dan karena genomanya terfragmentasi tersebut menyebabkan kemungkinan munculnya virus barn yang berisi gen dari AI dan HI. Jika virus bare ini memiliki gen HA dari manusia, mengakibatkan virus baru ini dapat menular antar manusia, menyebabkan timbulnya epidemik atau bahkan pandemik, karena adanya hasil gen AI tidak akan dikenali oleh sistem imun manusia. Dalam penelitian ini, sampel diperoleh dari ayam (organ) dan babi (usapan hidung). Virus AI diinokulasi pada Telur Ayam bertunas (TAB) yang bersifat Specific Pathogen Free (SPF). Cairan alantois selanjutnya diuji dengan uji HA (Hemaglutination test). Cairan alantois yang akan digunakan untuk penelitian selanjutnya jika menunjukkan titer minimum 108. Dan prosedur tersebut diperoleh sampel sebanyak 21 sampel (19 sampel dari ayam dan dua sampel dari babi). RNA virus yang diisolasi dari sampel positif tersebut dilakukan RT-PCR (Reverse Transcriptase- Polymerase Chain Reaction) dan cDNA yang dihasilkan selanjutnya di sekuensing untuk menentukan urutan nukleotida dari delapan fragmen. Urutan nukleotida yang diperoleh kemudian di analisis filogenetik dan dibandingkan dengan data dan negara¬negara yang mengalami wabah H5N1 dari GenBank. Hasil peneltian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Semua isolat menunjukkan adanya asam amino basic yang banyak (multiple basic amino acids) yaitu arginin dan lisin, pada cleavage site yang menunjukkan bersifat Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI). 2) Semua isolat mempunyai asam amino glutamat pada posisi nomer 92 dari protein NS 1 yang menunjukkan sifat resisten terhadap IFN dan TNF-α. 3) Meskipun urutan nukleotida masing-masing gen bervariasi antar isolat, namun urutan tersebut menunjukkan tingkat homologi yang tinggi yaitu lebih dari 90% yang paling rendah pada gen PB1 yaitu 93,8% dan yang tertinggi pada gen NA sebesar 253
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
99,9%. 4) Analisis kekerabatan dari gen HA dan NA menunjukkan gen NA hanya mempunyai satu grup (kerabat), sementara itu gen HA memiliki dua grup (kerabat) yang berbeda yang sangat penting untuk merancang vaksin. 5) Isolat Indonesia jika dibandingkan dengan data dari GenBank menunjukkan berada dalam satu grup yang mempunyai kedekatan virus H5N1 dari China (Guangdong dan Yunan), tetapi mempunyai janak kekerabatan yang jauh dengan isolat dari Vietnam dan Thailand yang menggambarkan adanya satu sumber isolat Indonesia. 6) Tidak terjadi antigenic shift, kecuali hanya antigenic drift, yang terdeteksi pada isolat Indonesia yang berarti pada saat ini, setidaknya belum muncul virus baru yang mampu menular antar manusia.
202 Wijaya, Nanik Sianita. 2008. Karakterisasi Serologik Isolat Virus Avian Influenza Dari Burung Puyuh. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www. unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Karakterisasi Serologik Isolat Virus Avian Influenza Dari Burung Puyuh Nanik Sianita Wijaya Faculty of Veterinary Airlangga University Kata Kunci: Virus, Avian Influenza, Burung puyuh
Sejak masuknya wabah penyakit eksotis Avian Influenza (AI) yang disebabkan oleh virus Influenza A (H5N1) ke Indonesia pada pertengahan tahun 2003 telah menyebabkan kematian sebanyak 10.259.378 ekor ayam. Kasus AI dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi juga ditemukan pada beberapa peternakan burung puyuh, antara lain di Jogjakarta dan Mojokerto, dimana pada kota yang disebutkan terakhir ini sebelumnya hanya ditemukan pada bebek. Pemerintah Indonesia sendin sampai sekarang masih yakin bahwa virus AI yang menyerang unggas Indonesia hanya terdiri dari subtipe H5N1 saja. Demikian juga vaksin AI yang digunakan untuk pencegahan penyakit AI pads peternakan unggas di Indonesia adalah subtipe H5N1 atau H5N2. Guna mengetahui adanya subtipe virus influenza yang lain selain subtipe H5 serta untuk membantu pengendalian penyakit AI di Indonesia, maka perlu dilakukan karakterisasi isolat virus AI dari burung puyuh secara serologik untuk memastikan apakah virus AI dari burung puyuh adalah subtipe H5. Prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahap, meliputi : preparasi serum anti – AI dengan menggunakan 12 ayam pedaging umur tiga minggu yang dibagi tiga kelompok yang masing-masing divaksinasi dengan vaksin AI produk dari dua perusahaan vaksin dalam negeri (mengandung subtipe H5N1) dan satu perusahaan vaksin impor (mengandung subtipe H5N2), perbanyakan isolat virus AI dari burung puyuh pada telur ayam bertunas (TAB), pengujian isolat virus AI dari burung puyuh terhadap serum anti AI dengan uji Hambatan Hemaglutinasi (Haemagglutination Inhibition, HI test) dan uji agar gel imunodifusi (AGID). Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat virus AI dan burung puyuh dapat dihambat hemaglutinasinya balk oleh serum anti AI yang mengandung antibodi anti 115N1 maupun anti — I 15N2 dengan uji III dan pada uji AGID ditunjukkan adanya garis presipitasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa isolat virus AI dari burung puyuh adalah subtipe H5 atas dasar uji serologik HI atau AGID.
254
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
255
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
203 A’la, Rofiqul. 2008. Prevalensi Avian Influenza Subtipe 115 Pada Burung Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica) Di Kecamatan Pare Kabupaten Kediri. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www. unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Prevalensi Avian Influenza Subtipe 115 Pada Burung Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica) Di Kecamatan Pare Kabupaten Kediri
This observe to known Avian Influenza subtype H5 titration antibody value and virus isolation from Quail (Coturnix coturnix japonica) at Kecamatan Pare Kabupaten Kediri. To take sample use “blind sampling” and “stratified random sampling” methods used for determine location. From 104 sample quail has take serum and cloacal swab. HI microtechnic test use to test serum sample, and from cloacal swab will be inoculated in embryonated chicken eggs SPF (Specific Pathogen Free) with pooling system, then alantois fluid test with HI microtechnic test. Agglutination inhibition precipitate of erytrocite in deep of microplate well if HI test positive. Data has examinated from HI microtechnic serological test will be entered to descriptive analyze to know prevalence level . And result obtained the from 104 sample 23 sample positive detection had antibody AI virus or prevalence is 22%, and virus isolation has examined 1 pool positive has infected by the virus. With this observed and examination there we had known prevalence level and get isolation avian influenza virus on quail from several flock in village kecamatan Pare kabupaten Kediri.
204 Kurniadewi, Linda. 2008. Pengaruh Pemberian Crude Chlorella Terhadap Ekspresi Interferon-Γ Di Ileum Ayam Petelur Yang Disuntik Vaksin Avian Influenza. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www. unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Pengaruh Pemberian Crude Chlorella Terhadap Ekspresi Interferon Di Ileum Ayam Petelur Yang Disuntik Vaksin Avian Influenza
Rofiqul A’la
Linda Kurniadewi
Undergraduate Theses Airlangga University
Undergraduate Theses Airlangga University
Kata Kunci: Avian influenza, Quail
Kata Kunci: Chlorella, interferon-γ, ileum, Avian Influenza
256
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
The purpose of this study is to observe the development of interferon-γ expression at ileum’s layer which has vaccinated with Avian Influenza and given crude chlorella supplementation. This research used completely random design with six treatments and each treatment repeated seven times. Treatments group consisted of low protein feed control, basal protein feed control, 2,5% crude chlorella supplementation in low protein feed, 2,5% crude chlorella supplementation in basal protein feed, 5% crude chlorella supplementation in low protein feed, and 5% crude chlorella supplementation in basal protein feed. The ileum’s layer was collected after 24 weeks old. The expression of interferon-γ explored by immunohistochemical technique. The data were analyzed by Kruskal-Wallis One-Way Analysis of Variance By Rank used SPSS for windows 12. The result show that 5% crude chlorella supplementation in basal protein feed can increase the interferon-γ at ileum’ layer that vaccinated by Avian Influenza.
257
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
205 Rahmawati, Nor Endah. 2008. Evaluasi Pelaksanaan Sistem Surveilans Avian Influenza Di Dinas Kesehatan Kabupaten Tulung Agung Jawa Timur Tahun 2007. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www. unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Evaluasi Pelaksanaan Sistem Surveilans Avian Influenza Di Dinas Kesehatan Kabupaten Tulung Agung Jawa Timur Tahun 2007 Nor Endah Rahmawati Undergraduate Theses Airlangga University Kata Kunci: Flu Burung, Evaluasi, Sistem Surveilans, Avian Influenza (AI)
Flu burung merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang senus di dunia termasuk di Indonesia. Hal ini disebabkan pandemi flu burung pernah terjadi di dunia, meskipun dengan subtipe virus yang berbedabeda. Selain itu, angka fatalitas kasus pads penyakit ini sangat tinggi. Di Kabupaten Tulungagung, pada tahun 2007 telah terjadi empat kasus suspek pads manusia yang disebabkan kontak dengan unggas sakit atau mati positif H5NI. Surveilans sebagai alat utama kesehatan masyarakat diperlukan untuk mendeteksi dan memonitor penyakit ini.
menyebarluaskan inform asi tersebut. Berdasarkan hasil di atas, diperlukan upaya peningkatan sosialisasi dan penyuluhan mengenai flu burung baik kuantitas maupun kualitasnya serta peningkatan pertukaran data/informasi tentang flu burung dan pertemuan antara petugas Dimas Kesehatan dan Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung.
Tujuan penelitian ini adalah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan sistem surveilans flu burung di Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Jawa Timur tahun 2007, yang meliputi komponen masukan (data, tenaga, sarana, pembiayaan); proses (kompilasi, analisis, dan interpretasi data); serta luaran (diseminasi informasi) sehingga dapat diketahui kelemahan/ hambatan dalam pelaksanaan sistem surveilans yang ada di sana. Penelitian ini menggunakan penelitian evaluasi untuk menilai suatu program yang sedang atau sudah dilakukan pads tahun 2007 apakah sudah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam pads pelaksana sistem surveilans dan studi dokumentasi dengan melihat arsip data surveilans flu burung di Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan surveilans flu burung dilakukan untuk mendeteksi secara dini kasus flu burung pads unggas, risiko penularannya pada unggas, manusia, serta gambaran faktor risiko flu burung. Pala komponen masukan, jenis data yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung adalah data penderita, basil pemeriksaan laboratorium, pengobatan, kematian unggas, dan kontak penderita. Kinerja sistem surveilans flu burung di Puskesmas belum baik karena kelengkapan dan ketepatan laporan mingguan masih sebesar 89% dan 40%. Kinerja petugas surveilans di Kabupaten juga belum optimal karena partisipasi dari masyarakat masih rendah dan sarana pendukung yang dijanjikan belum teralisir hingga akhir tahun 2007. Pada komponen proses, kompilasi data sudah dilakukan dengan baik, tetapi analisis data sangat jarang dilakukan karena tim yang telah terbentuk belum berjalan dengan baik. Pada komponen luaran, infonnasi epidemiologi flu burung telah disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan peta, sehingga petugas dapat mengetahui daerah risiko tinggi flu burung dan 258
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
259
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
206 Chasanah, Nur. 2008. Deteksi Virus Avian Influenza Strain 115 Pada Ayam Buras Dari Beberapa Pasar Di Kota Surabaya. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www. unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Deteksi Virus Avian Influenza Strain 115 Pada Ayam Buras Dari Beberapa Pasar Di Kota Surabaya Nur Chasanah Undergraduate Theses Airlangga University Kata Kunci: Avian Influenza; Poultry-Virus Diseases
Penelitian ini bertujuan mengetahui adanya titer antobodi terhadap virus AI strain H5 serta apakah dapat diisolasi adanya virus AI H5 pada ayam buras dari beberapa pasar di kota Surabaya. Sampel diambil secara blind sampling dan penentuan lokasi dilakukan dengan cara stratified random sampling. Jumlah sampel yang diperiksa adalah 100 ekor ayam buras yang diambil serum maupun usapan kloakanya yang kemudian dilakukan isolasi dan identifikasi dengan uji HI mikroteknik. Virus AI merupakan virus RNA beramplop golongan orthomyxovirus yang memiliki aktivitas Hemaglutinin (HA) dan Neuraminidase (NA), antigen HA menyebabkan virus influenza A dapat mengaglutinasi eritrosit, sedangkan NA melepaskan ikatan antara HA dengan permukaan eritrosit sehingga ikatan antara virus dengan eritrosit bersifat sementara (Ernawati dkk, 1996). Hasil penelitian pada deteksi antibodi terhadap AI strain H5 melalui pemeriksaan serum ayam buras dari beberapa pasar di kota Surabaya adalah 0%, sedangkan dari usapan kloakanya yang diisolasi dan diidentifikasi didapatkan hasil 9%. Dari pemeriksaan serum diatas menunjukkan belum atau tidak terbentuknya antibodi pada ayam buras tersebut terhadap AI. Kemungkinannya karena ganasnya jenis virus AI yang menyerang dan didukung dengan tak adanya cara pengendalian penyakit yang diterapkan pada ayam buras menyebabkan kematian yang segera setelah infeksi (2-3 hari pasca infeksi). Tempat replikasi virus AI adalah di saluran pencernaan, akibatnya ekskresi virus dengan titer tertinggi ada pada feses. Penularan AI pada ayam buras dapat melalui kontak dengan burung liar atau dari peternakan lain yang terinfeksi maupun dari petugas kandang atau tenaga medis, ayam tersebut juga dapat berperan dalam penyebaran AI.
260
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
207 Wicaksana, Dimas. 2008. Pengaruh Pemberian Crude Chlorella Dan Probiotik Terhadap Gambaran Histologis Bursa Fabricius Ayam Broiler Yang Divaksinasi Avian Influenza. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www. unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Pengaruh Pemberian Crude Chlorella Dan Probiotik Terhadap Gambaran Histologis Bursa Fabricius Ayam Broiler Yang Divaksinasi Avian Influenza
The aim of this study is to find out the influence of supliying crude chlorella and probiotics to the total lymphochyte and folicle diameters of bursa of fabricius of broiler vaccinated by Avian Influenza. Seven day old broiler devided randomly into nine groups with supplemented of 0% chlorella and 0 ml probiotics; 5% chlorella and 0 ml probiotics; 10% chlorella and 0 ml probiotics; 0% chlorella and 2 ml probiotics; 5% chlorella and 2 ml probiotics; 10% chlorella and 2 ml probiotics; 0% chlorella and 4 ml probiotics; 5% chlorella and 4 ml probiotics; 10% chlorella and 4 ml probiotics. When the broiler was six weeks old, they were sacrificed and the bursa fabricius were collected histological examination. The data were analyzed by Univariated ANOVA using SPSS for windows 13.00. The result show that supplementation with crude chlorella and probiotics had significant effect on the total lymphocyte and the folicle diameters.
Dimas Wicaksana Undergraduate Theses Airlangga University Kata Kunci: Crude chlorella, probiotics, bursa of fabricius, vaccination
261
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
208 Soeharsono. 2008. Rekayasa Vaksin Inaktif Avian Influenza Isolat Lokal Indonesia. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www. unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Identifikasi Sub-Tipe Virus Avian Influenza Di Indonesia Hana Eliyani Faculty of Veterinary Airlangga University Kata Kunci: Avian influenza, virus
Tujuan penelitian yang dilaksanakan adalah mengetahui sub-tipe dari virus AI yang menyerang ayam-ayam dari Kabupaten yang ada di Jawa Timur, khususnya daerah yang telah tertular penyakit ini yaitu Pare, Blitar dan Tulung agung, mengetahui tingkat homologi virus AI dari daerah-daerah tersebut. Manfaat hasil penelitian yang diharapkan adalah dengan mengetahui sub tipe dari virus AI yang menyerang daerah-daerah yang ada di Indonesia, merupakan hal yang sangat penting untuk pembuatan vaksin AI. Dengan mengetahui sub tipe dari virus AI yang menyerang daerah-daerah yang ada di Indonesia, dapat digunakan sebagai patokan apakah ada penularan sub tipe yang lain ataukah telah terjadi mutasi dari virus yang sudah ada. Metode yang digunakan meliputi ekstraksi RNA, RT-PCR , purifikasi DNA dan gel electrophoresis. Kesimpulan yang diperoleh adalah telah diketahui sub tipe dari virus AI yang menyerang daerah Pare, Blitar dan Tulung agung yaitu H5N1 dengan tingkat homologi sebagai berikut ( Pare : 91,50%; Blitar : 94,53%; dan Tulung agung 93,92%). Sub tipe yang menyerang daerahdaerah tersebut merupakan sub tipe yang patogen dan dikhawatirkan dapat menular ke manusia karena hingga saat ini, sub tipe H5N1 merupakan satu-satunya sub tipe virus AI yang menyerang manusia.
209
Penelitian yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui kelayakan vaksin AI inaktif isolat lokal yang dikembangkan berdasarkan standar internasional.
Soeharsono. 2008. Rekayasa Vaksin Inaktif Avian Influenza Isolat Lokal Indonesia. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www. unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Rekayasa Vaksin Inaktif Avian Influenza Isolat Lokal Indonesia Soeharsono Faculty of Veterinary Airlangga University Kata Kunci: Avian influenza, vaccines
Manfaat penelitian yang diharapkan mengetahui potensi vaksin AI inaktif isolat lokal yang dikembangkan dengan melakukan vaksinasi pada ayam berumur 4 minggu dengan satu dosis vaksin dengan cara: mengukur kadar antibodi protektif setelah vaksinasi, challenge test dengan menginokulasikan virus virulen, titer 104TCID50, 3 minggu setelah vaksinasi, mengetahui keamanan dan dari vaksin isolat lokal setelah disuntik ke ayam berumur 4 minggu dengan dosis ganda. Metode penelitian meliputi isolasi virus AI isolat lokal (Pare, Blitar, Tulungagung), inokulasi suspensi virus AI isolat lokal pada TAB, inaktifasi hasil panenan virus Al isolat lokal, formulasi vaksin AI isolat lokal, pengujian vaksin AI isolat lokal. Kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh adalah hasil rekayasa vaksin AI inaktif isolat lokal, setelah dilakukan Uji Keamanan hasilnya baik yaitu semua ayam selama masa observasi tidak menunjukkan gejala abnormal. Hasil rekayasa vaksin AI inaktif isolat lokal, setelah dilakukan Uji Kemampuan hasilnya baik yaitu semua kelompok ayam yang divaksin dan ditantang hidup semua ( 100 % ) dan kelompok ayam kontrol yang tidak divaksin dan ditantang mati semua.
Saran yang perlu disampaikan adalah untuk pembuatan vaksin AI pada unggas, sebaiknya diupayakan didapat dari sub tipe H5N1 yang low pathogenic, karena lebih aman bagi lingkungan dan para pekerja laboratorium yang membuat vaksin tersebut.
Saran yang perlu disampaikan adalah untuk pembuatan vaksin AI pada unggas, sebaiknya diupayakan didapat dari sub tipe H5N1 yang low pathogenic, karena lebih aman bagi lingkungan dan para pekerja laboratorium yang membuat vaksin tersebut.
262
263
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
210 Orinda, Dinasty. 2008. Gambaran Faktor Lingkungan Fisik Biologis Dan Sosial Budaya Daerah Endemis Avian Influenza Di Wilayah Berbatasan. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www. unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Gambaran Faktor Lingkungan Fisik Biologis Dan Sosial Budaya Daerah Endemis Avian Influenza Di Wilayah Berbatasan Dinasty Orinda Undergraduate Theses Airlangga University Kata Kunci: Faktor lingkungan, flu burung, daerah berbatasan secara administrative
Flu burung merupakan penyakit menular melalui reservoir yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Penyakit yang ditularkan melalui unggas termasuk flu burung ini, penularannya tidak tergantung pada wilayah administrative. Dua daerah endemis flu burung di Jawa Timur dan saling berbatasan secara administratif salah satunya adalah Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Blitar. Upaya yang utama untuk mengurangi angka kejadian flu burung adalah melakukan pencegahan terhadap flu burung. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh faktor lingkungan daerah endemis flu burung di daerah berbatasan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang dilaksanakan dengan rancangan studi kasus. Populasi kasus dalam penelitian ini adalah penduduk dari dua daerah yang berbatasan yaitu Desa Sumberdadap dan Desa Panggung Duwet. Pemberian kuesioner dan observasi dilaksanakan pada 60 kepala keluarga. Responden diambil dari populasi dengan purposive sampling. Variabel bebas meliputi faktor lingkungan fisik, biologis dan social budaya, karakteristik masyarakat dan reservoir dan variabel terikat adalah wilayah dengan kejadian flu burung dimana variabel — variabel tersebut dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki — laki dengan usia 30 — 39 tahun dengan tingkat pendidikan tamat sekolah dasar, memiliki kandang, memiliki kebersihan kandang yang buruk, tata letak kandang di luar rumah dan jarak kandang kurang dari 10 m. Mobilitas antar wilayah penelitian tinggi serta spesies yang banyak dipelihara yaitu ayam. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa suhu, sinar matahari, keberadaan kandang, tata letak dan jarak kandang dapat mempengaruhi perkembangbiakan agent.Vegetasi, pemeliharaan ternak dan mobilitas penduduk dapat mempengaruhi penyebaran penyakit flu burung.
211 Mahardika, IGNK, dkk. 2008. Amino Terminus Gen Polimerase Basik-2 Virus Avian Influenza Subtipe H5N1 Asal Berbagai Spesies Hewan di Indonesia. Jurnal Veteriner, IX (3): 107 – 114)
Amino Terminus Gen Polimerase Basik-2 Virus Avian Influenza Subtipe H5N1 Asal Berbagai Spesies Hewan di Indonesia
The information on pathogenicity and adaptation factors of avian influenza virus (AIV) in mammals is very important in an effort to reduce the risk of avian influenza (AI) pandemic in the future. Polymerase gene complex appears to be the major factors for adaptation of AIV to certain animal species. A preliminary study on role of non-coding region (NCR) and amino-terminus of polymerase-basic 2 (PB2) is presented. Purified viral RNA of AIV isolated from chicken, duck, pig, and quail of Bali and Yogyakarta was reverse transcribed into cDNA and amplified using reverse transcriptase-polymerase chain reaction (RT-PCR) using PB-2 universal forward primer and specifically designed backward primer. The result showed that all AIV’s H5N1 isolated from chicken, duck, quail, and pig, posed PB2 amino-terminus typical for Indonesian AIV H5N1. However, polymorphic amino acids of the protein fragment did not show any species specific motive, with the exception of the pig isolate Sw/Tabanan/2006 which had specific substitution of D16E, H17Q, M401, and H124Y.
Gusti Ayu Yuniat Kencana, Widya Asmara, Charles Rangga Tabbu, I Gusti Ngurah Kade Mahardika FKH Udayana, FKH UGM Kata Kunci: Avian influenza, virus, amino terminus, pathogenicity
Kesimpulan penelitian ini adalah menunjukkan faktor lingkungan secara tidak langsung mempengaruhi kejadian flu burung. Sebagai tindak lanjut perlu adanya Avian influenza Early Warning System pada dua daerah yang berbatasan, memperbaiki lingkungan tempat tinggal, menjaga kebersihan kandang, meningkatkan biosekuritiserta melaporkan pada petugas kesehatan apabila ada kasus baik pada unggas dan pada manusia. Diperlukan kerjasama pihak terkait dalam pelaksanaan manajemen penyakit menular.
264
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
265
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
212 Mahardika, IGNK, dkk. 2008. Filogenetik dan Struktur Antigenik Virus Avian Influenza Subtipe H5N1 Isolat Unggas Air. Jurnal Veteriner, IX (3): 99 – 106
Filogenetik dan Struktur Antigenik Virus Avian Influenza Subtipe H5N1 Isolat Unggas Air R. Susanti, Retno Damajanti Soejoedono, IGNK Mahardika, I Wayan Teguh Wibawan, Maggy Thenawidjaja Suhartono – FMIPA Unness, FKH IPB, dan FKH Udayana Kata Kunci: Avian Influenza, Filogenetik, unggas air, struktur genetik, Jabar
A study was carried to analyze the phylogenetic relationship of fragment hemaglutinin (HA) gene of avian influenza viruses (AIV) subtype H5N1 isolated from apparently healthy backyard waterfowls in West Java with representative of animal and human isolates from Indonesia and some countries in Asia; (2) to fins out cross-reactivity of those viruses with a standard Indonesian strain. Nucleotide sequences of HA gene of AIV H5N1 from backyard waterfowls along with other H5N1 isolates of Indonesian and Asian origin were aligned using with ClustalW of MEGA 3.1 program. Estimation of genetic distance and the construction phylogenetic tree were conducted by Neighbor Joining method and calculation of distance matrix using Kimura 2-parameter. Antigenic analysis was conducted using hemagglutination inhibition (HI) test. Result of phylogenetic analysis indicated that all viruses from backyard waterfowls form three distinct sublineages. One lineage was located in Indonesia cluster and two lineages in Asia cluster. In the phylogenetic analysis, it was concluded that multiple introductions of AIV H5N1 to Indonesia have occurred. Six AI H5N1 viruses from backyard waterfowls (IPBI-RS to IPB6-RS) appeared to be different ancestors those isolated previously in Indonesia. Cross-antigenic analysis showed that nine viruses isolates used in this study were antigenically different to Legok 2003 chicken strain of AIV H5N1. The HI titer of anti-Legok 2003 antibody with all newly isolated viruses is up to 6 log lower then the HI titer using homolog strain.
213 Mahardika, IGNK, dkk. 2008. Motif Sekuens Asam Amino Pembentuk Kantong Pengikat Oseltamivir pada Protein Neuraminidase Virus Avian Influenza (H5N1) asal Manusia dan Hewan di Indonesia. Jurnal Veteriner, IX (4): 204 – 206
The previous finding on avian influenza (AI) virus of H5N1 subtype from Indonesia shows reduced sensitivity against oseltamivir is critically reviewed in this study based on observation of the amino-acid sequence motive of neuraminidase protein (NA) of all H5N1 virus human and animal isolates in Indonesia available in the GeneBank. Amino acid sequence of oseltamivir binding pocket of NA protein on all Indonesian viruses is typical for sensitive virus with a conserved motive of H274, E276, R292, and N294. Resistance issue could not be explained based on the available data.
Motif Sekuens Asam Amino Pembentuk Kantong Pengikat Oseltamivir pada Protein Neuraminidase Virus Avian Influenza (H5N1) asal Manusia dan Hewan di Indonesia IGNK, Mahardika, I Made Sukada, Made Suma Antara, dan Ni Gusti Agung Ayu Suartini – FKH Udayana Kata Kunci: Avian influenza, oseltamifir, motif sekuens, protein neuramidase, isolat
266
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
267
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
214 Mahardika, IGNK. 2008. Avian Influenza H5N1 Virus in Poultry and Other Animal in Bali and Nusa Tenggara in 2005 – 2006. Makalah disajikan dalam Australia-Indonesia Workshop on Human Health, Including Infectious Diseases, Australian Government-Indonesian Government, Jakarta, 14 – 15 April
Avian Influenza H5N1 Virus in Poultry and Other Animal in Bali and Nusa Tenggara in 2005 – 2006 IGNK Mahardika FKH Udayana Serological, virological, and molecular surveys of highly pathogenic avian influenza (HPAI) viru of subtype H5N1 have been conducted in Bali and Nusa Tenggara, in 2005 – 2006. Kata Kunci: Avian influenza, Poultry, Bali dan NTT, serological, virological
Sera and fecal or throat swabs of unvaccinated animals were collected from 992 households in 2005 and 996 households in 2006 which were selected using stratified random sampling procedure. Anti H5 antibody in pre-treated sera was detected using a standard Haemaglutination Inhibition (HI) test using a national standard virus H5N1 provided by BALITVET Bogor. AI virus in fecal or throat swabs was propagated in SPF chicken embryo of 9 days old and confirmed using HI test and Reverse-Transcription-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) using standard primer sets for M, H5 and N1. Haemaglutinin gene fragment of 12 isolates was sequenced and analyzed using Mega version 3.1. software. Some findings are (1) the prevalence of anti H5 antibody and H5N1 virus in domestic waterfowl (duck, goose, and muscovy duck) is higher then in village chicken in Bali and West Nusa Tenggara; (2) Neither anti H5 antibody nor H5N1 virus could be detected in samples from East Nusa Tenggara; (3) anti H5 antibody and H5N1 virus were detected from pigs, dogs, and cats in Bali that were located in villages with recent history of AI outbreak in fowl (1-3 months before sampling); (4) risk factors that are significantly increase the prevalence of positive animal in household are stall floor, water source, and mixed pig and fowl raising; (5) HA gene fragment of 12 AI H5N1 viruses from Bali shows a genetic variability and forms three groups in typical Indonesian cluster H5N1 which is not difference with the viruses that are circulating in Java Island as previously reported; (6) All analyzed viruses from Bali pose Receptor Binding Site (RBS) of G221-Q222-S223-G224; and (7) The most of them exhibit a HA-cleavage site variant of ‘RESRRKKR’ which is known to be a sequence motif found in the most isolates from human cases in Indonesia.
268
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
215 Mahardika, IGNK, dkk. 2008. Menekan Dampak Flu Burung Berbasis Kajian Ilmiah Terbaik. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Kesehatan dalam Pariwisata untuk Meningkatkan Kualitas Pariwisata dalam Rangka Visit Indonesia Year 2008, Denpasar, 24 Maret
Menekan Dampak Flu Burung Berbasis Kajian Ilmiah Terbaik IGNK Mahardika, IN Suartha, IGAA Suartini, IM Sukada, IM Suma Antara FKH Udayana Kata Kunci: Flu burung, kajian ilmiah, dampak, Bali, Bes scientific evidence
Infeksi virus flu burung – istilah popular untuk virus avian influenza subtype H5N1 – telah menjadi ancaman nasional dan global. Virus itu berpotensi menyebabkan pandemi jika mudah menular antar manusia dan terjadi di seluruh dunia. Industri pariwisata dapat menjadi pemicu pandemi dan sekaligus industri yang menderita kerugian yang amat besar jika pandemi terjadi. Virus flu burung telah menyebar keseluruh dunia dari tempat asalnya, Hongkong dan Cina sejak 2003. sejak saat itu pula Indonesia termasuk negara tertular. Sampai sekarang, virus itu tampaknya belum terkendali dan menyebar ke seluruh Indonesia bersama lalu-lintas unggas dan produk-produknya. Kini, penyakit itu telah endemic di 31 dari 33 propinsi. Flu burung terbukti fatal pada manusia. Sejak 2005, jumlah kasus telah mencapai 129 orang. 105 kasus berakhir kematian. Fatalitasnya sangat tinggi, lebih dari 80%. Propinsi Bali, sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama dunia, telah tertular sejak 2003 juga. Makalah ini membahas perkembangan virus flu burung di Indonesia dan dunia pada umumnya, dan Bali pada khususnya. Potensi dampak berdasarkan data yang tersedia dan bagaimana mereduksi dampak tersebut juga didiskusikan. Untuk menekan dampak flu burung, diajukan pendekatan yang berbasis pengetahuan terbaik (best scientific evidence), dengan mengedepankan transparansi dan akurasi data kepada publiks, serta kolaborasi nasional dan internasional.
269
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
216 Nature 454, 890-893 (14 August 2008) | doi:10.1038/ nature07151; Received 15 October 2007; Accepted 5 June 2008; Published online 9 July 2008
Drosophila RNAI Screen Identifies Host Genes Important For Influenza Virus Replication Kata Kunci: Avian influenza, RNAI screen, replication
1) 2) 3) 4)
Institute for Molecular Virology, Howard Hughes Medical Institute, Department of Pathobiological Sciences, and, Departments of Statistics and of Biostatistics and Medical Informatics, University of Wisconsin-Madison, Madison, Wisconsin 53706, USA 5) Faculty of Veterinary Medicine, and, 6) Collaborating Research Center-Emerging & Reemerging Infectious Diseases, Tropical Disease Centre, Airlangga University, Surabaya 60115, Indonesia 7) Division of Virology, Department of Microbiology and Immunology, and, 8) International Research Center for Infectious Diseases, Institute of Medical Science, University of Tokyo, Tokyo 108-8639, Japan 9) Division of Zoonosis, Department of Microbiology and Infectious Diseases, Graduate School of Medicine, Kobe University, Kobe 650-0017, Japan 10) These authors contributed equally to this work. 11) Present address: First Department of Forensic Science, National Research Institute of Police Science, 6-3-1 Kashiwanoha, Kashiwa 277-0882, Japan.
development of new classes of antiviral drugs for chemoprophylaxis and treatment, which are urgently needed given the obstacles to rapid development of an effective vaccine against pandemic influenza and the probable emergence of strains resistant to available drugs.
All viruses rely on host cell proteins and their associated mechanisms to complete the viral life cycle. Identifying the host molecules that participate in each step of virus replication could provide valuable new targets for antiviral therapy, but this goal may take several decades to achieve with conventional forward genetic screening methods and mammalian cell cultures. Here we describe a novel genome-wide RNA interference (RNAi) screen in Drosophila 1 that can be used to identify host genes important for influenza virus replication. After modifying influenza virus to allow infection of Drosophila cells and detection of influenza virus gene expression, we tested an RNAi library against 13,071 genes (90% of the Drosophila genome), identifying over 100 for which suppression in Drosophila cells significantly inhibited or stimulated reporter gene (Renilla luciferase) expression from an influenza-virus-derived vector. The relevance of these findings to influenza virus infection of mammalian cells is illustrated for a subset of the Drosophila genes identified; that is, for three implicated Drosophila genes, the corresponding human homologues ATP6V0D1, COX6A1 and NXF1 are shown to have key functions in the replication of H5N1 and H1N1 influenza A viruses, but not vesicular stomatitis virus or vaccinia virus, in human HEK 293 cells. Thus, we have demonstrated the feasibility of using genomewide RNAi screens in Drosophila to identify previously unrecognized host proteins that are required for influenza virus replication. This could accelerate the 270
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
271
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
217 Sedyaningsih, Endang R, dkk. 2008. Towards a Mutual Trust, Transparency and Equity in Virus Sharing Mechanism: The Avian Influenza Case of Indonesia. The Annals, Academy of Medicine, Singapore (2008). Vol.37 No.6. p. 482-8
Towards a Mutual Trust, Transparency and Equity in Virus Sharing Mechanism: The Avian Influenza Case of Indonesia Endang R.Sedyaningsih, Siti Isfandari, Triono Soendoro, Siti Fadilah Supari.
Introduction: As the country hardest hit by avian influenza, both in poultry and in human, Indonesia’s decision to withhold samples of avian influenza virus A (H5N1) has fired up a global controversy. The objective of this paper is to describe the position taken by Indonesia in the events leading to the decision and in those conducted to resolve the situation. Methods: The sources for this paper are the Indonesian human influenza A(H5N1) case reports and study results, summaries, minutes and reports of national and international meetings of virus sharing, and other related Indonesian and WHO documents. Results: The International Health Regulations2005 has been applied in different ways based on different interpretations.While one party insists on the importance of free, non-conditional, virus sharing for risk assessment and risk response, Indonesia – as supported by most of the developing countries – stresses on the more basic principles such as sovereignty of a country over its biological materials, transparency of the global system, and equity between developed and developing nations.
218 Sulandari, Sri. 2008. Gen Mx Sebagai Marker Detektor Resistensi Ayam Terhadap Serangan Virus Avian Influenza. Jakarta: Puslit Biologi LIPI
Gen Mx Sebagai Marker Detektor Resistensi Ayam Terhadap Serangan Virus Avian Influenza Sri Sulandari - Pusat Penelitian Biologi LIPI Kata Kunci: Avian influenza, ayam kampung, gen Mx, resisten, MAS
Penelitian bertujuan (1) terpetakannya jumlah frequensi alel yang tahan, rentan atau tahan/rentan dari populasi ayam yang berbeda (breed ayam lokal, ayam kampung, ayam hutan dan ayam komersil/ras), (2) sebagai dasar informasi untuk pengembangan lebih lanjut pada program breeding, (3) membentuk referensi Bank DNA ayam lokal Indonesia, (4) menciptakan usaha peternakan yang berkesinambungan dalam rangka peningkatan ketahanan pangan, dan (5) memperluas networking internasional. Lokasi kegiatan laboratorium: 1) Laboratorium Genetika Molekuler, Bidang Zoologi, Pusat Biologi – LIPI, Bogor, Indonesia 2) Laboratory of Population and Molecular Genetics, International Livestock Research Institute (ILRI), Nairobi, Kenya, East Africa 3) The CAAS-ILRI Joint Laboratory on Livestock and Forage Genetic Researces, Institute of Animal Science (IAS) Chinese Academy of Agricultural Science (CAAS), Beijing, PR China Materi penelitian terdiri atas koleksi sampel darah ayam komersil dan sampel darah breed ayam lokal Indonesia. Pimer/marker yang digunakan adalah Mx-1 (target produk PCR = 611 bp) dan Mx-2 (target produk PCR = 110 bp).
Balitbangkes, Departemen Kesehatan Kata Kunci: Avian influenza, virus sharing
Tahapan kerja: Ekstraksi/isolasi DNA Amplifikasi PCR PCR amplicon was quality tested on a 2,0% agarose gel Squencing Data analysis Polymorphism & RFLP Digestion patterns will be evaluated via PAGE Data analysis Efek disseminasi hasil penelitian antara lain (1) sebagai dasar melakukan seleksi untuk menghasilkan bibit ayam yang tahan terhadap serangan penyakit AI, (2) meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap teknologi DNA, (3) dipeliharanya ayam yang tahan terhadap serangan penyakit AI maka dapat terjadi penurunan tingkat mortalitas sehingga dapat meningkatkan produksi, akibatnya dapat merangsang terjadinya peningkatan pertumbuhan usaha peternakan rakyat maupun industri peternakan, 272
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
273
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
dan (4) dengan tersedianya produk ayam yang sehat dan tingkat produksi yang tinggi akan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan daging dan telur secara berkesinambungan.
274
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
275
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
219 2009 17
Penelitian
Mahardika, IGNK. 2009. Variasi Non-Coding Region dan Coding Region Ujung-5’ cRNA Polimerase Basik 1 dari Virus Avian Influenza Subtipe H5N1. Jurnal Veteriner, X (1): 17 – 23
Variasi Non-Coding Region dan Coding Region Ujung-5’ cRNA Polimerase Basik 1 dari Virus Avian Influenza Subtipe H5N1 Gusti Ayu Yuniati Kencana, Widya Asmara, Charles Rangga Tabbu, IGNK Mahardika – FKH UGM & FKH Udayana
Kajian tentang sekuens Non-Coding Region (NCR) dan Coding Region (CR) Ujung-5’ dari gen polimerase basik 1 (PB1) sebagai salah satu faktor utama dalam adaptasi spesies virus avian influenza subtipe H5N1 (VAI H5N1) dilakukan pada penelitian ini. Informasi tersebut dapat menjadi sinyal virologis bagi kemunculan galur virus yang berpotensi pandemi. RNA dari dua puluh enam (26 ) diamplifikasi dengan reverse-transcriptasepolymerase chain reaction (RT-PCR) dengan universal forward primer virus influenza dengan backward primer yang dirancang khusus. Lima belas (15) RNA isolat dapat diamplifikasi. Produk RT-PCR disekuensing dan dianalisis dengan Mega4. Panjang NCR adalah 24 basa dengan sekuens seragam, kecuali substitusi C-7T pada satu isolate Dk/Badung/2006. Komposisi A/T NCR PB1 adalah 54,2%, kecuali pada isolat Dk/Badung/2006 yaitu 58,3%. Kekhasan spesies dan geografis tidak dapat diungkapkan berdasarkan analisis jarak genetik, asam amino polimorfik, maupun filogenetik dari CR. Subsitusi C-7T dan sekuensing RNA didiskusikan dan disarankan untuk dikaji lebih lanjut.
Kata Kunci: Avian Influenza, region, sekuens, RT-PCR, RNA
276
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
277
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
220 Mahardika, IGNK & Jonas, Melina. 2009. Perkembangan Virus Avian Influenza H5N1 Di Indonesia Tahun 2008-2009. Makalah ini disajikan dalam Seminar Nasional Dalam Rangka HUT ke-24 Balai Besar Veteriner Denpasar
Perkembangan Virus Avian Influenza H5n1 Di Indonesia Tahun 2008-2009 I Gusti Ngurah Mahardika1, Melina Jonas2 Kata Kunci: Avian influenza, perkembangan, virus, vaksin, genebank
Virus Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) subtype H5N1, yang secara popular disebut flu burung, telah menyebar di Indonesia sejak 2003. Informasi dari Departemen Pertanian Indonesia menyebutkan bahwa virus ini telah tersebar di 31 dari 33 propinsi di seluruh negeri. Untuk memantau dinamika virus dan memprediksi daya guna vaksin, analisis sekuens hemaglutinin (HA) dilakukan terhadap isolat-isolat virus avian influenza H5N1 asal peternakan ayam di Jawa tahun 2008 s/d April 2009. Sampai saat ini, jumlah spesimen AI H5N1 yang dianalisis adalah 17 spesimen. Sebelas spesimen dari peternakan ayam petelur, dan enam broiler. Sejarah vaksinasi, gejala klinis, dan perubahan patologi anatomi dari sebagian besar kasus dapat diketahui. Spesimen berasal dari Jawa (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten), Sumatra (Sumatra Utara dan Jambi), serta Sulawesi Selatan. Konfirmasi spesimen dilakukan menggunakan teknik standar internasional OIE (2008) dan WHO (2008). Analisis difokuskan pada fragmen HA-1 dari gen HA yang diketahui paling berperan dalam menginduksi kekebalan terhadap influenza. Analisis dilakukan dengan cara mensekuens gen tersebut yang diperbanyak dengan secara in-vitro dengan teknik molekuler RT-PCR. Hasil sekuens dibandingkan dengan fragmen gen HA-1 dari beberapa virus AI asal unggas Indonesia yang informasinya tersedia di GeneBank dan sekuens bibit vaksin Legok. Analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus yang diisolasi tahun 20082009 berevolusi dari kelompok virus yang sebelumnya diidentifikasi sebagai grup A (Smith dkk. 2006). Virusvirus tersebut mengelompok menjadi empat kelompok. Satu kelompok berada bersama-sama dengan virus PWT-WIJ dan SMI-PAT, satu kelompok bersama-sama dengan virus Muscovy Duck/HABWIN yang dekat dengan virus Subang (yang terakhir datanya tidak tersedia di GeneBank). Dua kelompok yang lain tidak ada kerabat dekatnya di data GeneBank. Kemungkinan adanya kelompok tambahan masih terbuka. Dua isolat asal Sumatra dan Sulawesi Selatan berada terpisah dengan kelompok yang disebut diatas. Disamping itu analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus-virus baru tidak membentuk klaster geografis tertentu terutama di Pulau Jawa. Jarak genetik pada tingkat asam amino virus-virus 2008-2009 dengan virus legok (seed vaksin 2003) antara 2,1% sampai 8,7%. Sedangkan dengan virus PWT-WJ/ SMIPAT dan Habwin adalah 2,4-7,1% dan 0,5-6,3% Jarak genetik tersebut terjadi karena banyaknya asam amino yang berbeda pada isolate tahun 2008-2009. Analisis berikutnya adalah asam-asam amino panting pada HA-1
yang dikenal merupakan determinan biologis penting bagi masing-masing isolat. Seperti diketahui HA-1 berperan dalam pengikatan pada reseptor (receptor binding), pembentuk kantung pengikat reseptor, polibasik cleavage site sebagai ciri khas virus HPAI dan lima titik antigenic (antigenic site). Semua isolate baru mempunyai asam amino Q222 dan G224 pada tempat ikatan dengan reseptor yang dianggap lebih mempunyai preferensi pada reseptor avian of _-2,3-NeuAcGal (Ha et al. 2001). Akan tetapi, asam amino yang dekat dengan posisi itu mengalami perubahan S217T, N220H, dan E227D pada tiga isolat. Varian S217P, M226I, and E227G ditemukan pada satu isolat. Pada cleavage site, semua isolat mempertahankan motif kaya arginin (R) and lisin (K) yang menjadi ciri khas HPAI (WHOGISNP 2005; OEI, 2008). Akan tetapi, hampir semua isolat mempunyai subtitusi (S) dari arginin (R) pada asam amino 325, kecuali pada isolat asal Sumatra Utara. Perubahan R325S itu kemungkinan mempengaruhi cleavability virus-virus baru yang meningkatkan kehebatan penyakit. Analisis antigenic site yang berhubungan protektivitas silang antar virus, semua isolate menunjukkan perubahan pada tiga determinan antigenik, yaitu site A, B, dan E, sementara site C dan D stabil. Determinan antigenic site A pada posisi 138, 140, dan 141 dari asam amino Q, K, dan S pada virus Legok, berubah menjadi L, S, dan P pada virus 2008-2009. Posisi 156 dan 189 pada bibit vaksin lama berubah menjadi T dan R/G/M pada virus baru. Perubahan determinan antigenic site E adalah N84N/S, A86T. Perubahan pada posisi 156, 84, dan 86 menyebabkan penambahan glikosilasi pada virus 2008-2009. Untuk mengungkapkan pengaruh perbedaan genetik itu dengan daya-lindung vaksin, kajian biologi mendesak untuk dilakukan. Dari data yang tersedia, vaksin AI yang dibuat dengan bibit vaksin Legok tampaknya sudah tidak dapat memberikan kekebalan yang baik dari tantangan virus lapang. Vaksin-vaksin yang berbasis H5N2 atau H5N9 bahkan mempunyai perbedaan genetik yang lebih jauh dibandingkan virusvirus AI H5N1 Indonesia. Dengan pertimbangan tersebut, bibit vaksin AI hendaknya segera diperbaharui. Jika tidak, kerugian peternak akan semakin besar, serta penyakit AI tidak terkendali. Mengingat virus yang ada di Lapang sudah semakin beragam, vaksin AI generasi baru diusulkan berisi campuran beberapa isolat yang diinaktivasi (vaksin polivalen). Beberapa isolat yang tersedia diajukan sebagai calon bibit vaksin yang baru.
278
279
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
221 Nidom, Chairul A, dkk. 2009. Phylogenetic Characterization of H5N1 Avian Influenza Viruses Isolated in Indonesia from 2003–2007. Journal of Vaccine, I (390): 1087 – 1092
Phylogenetic characterization of H5N1 avian influenza viruses isolated in Indonesia from 2003– 2007
The wide distribution of H5N1 highly pathogenic avian influenza viruses is a global threat to human health. Indonesia has had the largest number of human infections and fatalities caused by these viruses. To understand the enzootic conditions of the viruses in Indonesia, twenty-four H5N1 viruses isolated from poultry from 2003 to 2007 were phylogenetically characterized. Although previous studies exclusively classified the Indonesian viruses into clades 2.1.1–2.1.3, our phylogenetic analyses showed a new sublineage that did not belong to any of the present clades. In addition, novel reassortant viruses were identified that emerged between this new sublineage and other clades in 2005– 2006 on Java Island. H5N1 viruses were introduced from Java Island to Sulawesi, Kalimantan, and Sumatra Island on multiple occasions from 2003–2007, causing the geographical expansion of these viruses in Indonesia. These findings identify Java Island as the epicenter of the Indonesian H5N1 virus expansion.
(Ryo Takano, Maki Kiso, Yukiko Muramoto, Shinya Yamada, Yuko Sakai-Tagawa - Division of Virology, Department of Microbiology and Immunology, Institute of Medical Science, University of Tokyo, Chairul A. Nidom - Faculty of Veterinary Medicine, Tropical Disease Centre, Airlangga University & Collaborating Research CenterEmerging and Reemerging Infectious Diseases, Tropical Disease Centre, Airlangga University, Catherine Macken - Theoretical Division, Los Alamos National Laboratory, Los Alamos, and Yoshihiro Kawaoka - International Research Center for Infectious Diseases, Institute of Medical Science, University of Tokyo & Department of Pathobiological Sciences, School of Veterinary Medicine, University of Wisconsin-Madison)
222 Nidom, Chairul A, dkk. 2009. A comparison of the pathogenicity of avian and swine H5N1 influenza viruses in Indonesia. Arch Virol, 154: 677–681
A Comparison Of The Pathogenicity Of Avian And Swine H5N1 Influenza Viruses In Indonesia
Abstract Highly pathogenic avian influenza H5N1 viruses are circulating in many countries. We recently discovered that these viruses have been transmitted to pigs on multiple occasions in Indonesia. To investigate whether avian H5N1 influenza viruses adapted to mammals through their introduction into pigs, we examined the growth of avian and swine isolates in cell culture and compared their pathogenicity in mice. We found that swine isolates were less virulent to mice than avian isolates, suggesting that the viruses became attenuated during their replication in pigs. Continuous surveillance of H5N1 viruses among pigs is clearly warranted.
(Ryo Takano, Chairul A. Nidom, Maki Kiso, Yukiko Muramoto, Shinya Yamada, Kyoko Shinya, Yuko Sakai-Tagawa, Yoshihiro Kawaoka) Kata Kunci: Avian Influenza, athogenicity, transmitted, swine, comparison
Kata Kunci: Influenza; H5N1 subtype; Indonesia; Phylogenetic analysis; Reassortment; Evolution
280
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
281
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
223 Afriyanti, Mamik Wahyu. 2009. Karakterisasi Protein Hemaglutinin (Ha)Dan Neuraminidase (Na) Isolat Virus Avian Influenza (Ai) Dari Beberapa Daerah Di Jawa Timur. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www.unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Karakterisasi Protein Hemaglutinin (Ha) Dan Neuraminidase (Na) Isolat Virus Avian Influenza (Ai) Dari Beberapa Daerah Di Jawa Timur
This research due to investigate protein moleculer weight (mw) of Hemaglutinin (HA) Neuraminidase (NA) of Avian Influenza virus from many places at East Java. The samples of Avian Influenza virus were isolated from Blitar, Pasuruan, Mojokerto, Jombang, and Surabaya. The first step, the samples were identified by SDSPAGE (Sodium Dodecyl Sulphate-Poly Acrylamide Gel Electrophoresis). The second step, the samples were analyzed by western blot which was detected about protein reactivity toward AI polyklonal antibody. The result of the research showed that molecular weight of HA of the samples were 62,4 kDa and NA were 56,1 kDa. That proteins were antigenic proteins because it’s showed reactivity when were reacted with AI poliklonal antibody. Kata Kunci:
224 Liestiyoningtiyas, Wijayanti. 2009. Deteksi Antibodi Terhadap Virus Avian Influenza A/H5 Pada Kuning Telur Ayam Dari Beberapa Pasar Tradisional Di Kota Surabaya. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www.unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Deteksi Antibodi Terhadap Virus Avian Influenza A/H5 Pada Kuning Telur Ayam Dari Beberapa Pasar Tradisional Di Kota Surabaya
Afriyanti, Mamik Wahyu - Undergraduate Theses Airlangga University
Liestiyoningtiyas, Wijayanti - Undergraduate Theses Airlangga University
Kata Kunci: Avian Influenza, SDS-PAGE, western blot, jatim, protein heamaglutinin, neuraminidase
Kata Kunci: Antibody, Avian Influenza virus, egg yolk, Haemagglutination Inhibition, egg yolk, Surabaya
282
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
The aim of this study is to detect the antibody of A/H5 Avian Influenza (AI) virus in egg yolk from consumption eggs sold in traditional markets in Surabaya. Total of 300 eggs were collected from 15 markets of five districts in Surabaya using Stratified Random Sampling method and were examined by Haemaglutination Inhibition test. The result showed that there were significantly different (p<0,05) among the five districts in Surabaya, North Surabaya was a district with the highest AI A/H5 antibody titer and Central Surabaya was the lowest. The variable of egg type showed that antibody titer against Al A/H5 of kampong chicken egg yolk was higher then domestic (p<0,01). The combination of district and type of egg was significantly different (p<0,01). The Al A/H5 antibody titer of kampong chicken egg yolk from North Surabaya and domestic from West Surabaya were the highest.
283
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
225 Mahesy, Imanuel. 2009. Perbandingan Titer HI Avian Influenza Subtipe H5 Pada Babi Dengan Menggunakan Sel Darah Merah Dari Spesies Dan Konsentrasi Yang Berbeda. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www.unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
The aim of this research was to find out and to compare titer HI Avian Influenza subtype H5 on pig with erythrocyte of different species and concentrations. Serum sample used was 15. Positive result if titer yielded is 16 (2ı or log 2ı) or more. HI test result showed that 15 pig serum which are positive use the erythrocyte of pig 0,75%, 11 pig serum which are positive use the erythrocyte of horse 0,5% and 8 pig serum which are positive use the erythrocyte of chicken 0,5%. This indicated that the mean of titer HI Avian Influenza on pig use the erythrocyte of pig 0,75% its higher compared to erythrocyte of horse 0,5% and erythrocyte of chicken 0,5%.
Perbandingan Titer HI Avian Influenza Subtipe H5 Pada Babi Dengan Menggunakan Sel Darah Merah Dari Spesies Dan Konsentrasi Yang Berbeda
226 Hastanti, Nurma Supri. 2009. Perbandingan Efektivitas Desinfektan Kaporit Dan Alkyl Dimethyl Benzyl Ammonium Chlorida Terhadap Virus Avian Influenza Al A/ Ck/ Indonesia/ Bl/ 03(H5N1)Pada Feses Basah. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www.unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Mahesy, Imanuel Undergraduate Theses Airlangga University
Perbandingan Efektivitas Desinfektan Kaporit Dan Alkyl Dimethyl Benzyl Ammonium Chlorida Terhadap Virus Avian Influenza Al A/ Ck/ Indonesia/ Bl/ 03(H5N1) Pada Feses Basah
Kata Kunci: Avian Influenza, species, concentrations, erythrocyte, swine
Hastanti, Nurma Supri Undergraduate Theses Airlangga University
The aim of this research was comparing the effect of disinfectant Calcium hypochlorite and Alkyl Dimethyl Benzyl Ammonium Chlorida (ADBAC) to eradicate Al virus isolate A/ck/Indonesia/BL/03 (H5N1) in wet feces. The design study used in this experimental was splitsplit plot which was disinfectant calcium hypochlorite I% and ADBAC 0,6% as a first factor and contact time as a second factor. The data were analyzed by analysis of variant and followed by Honestly Significant Difference (HSD) with level of confidence 5%. The results of this study showed that Calcium hypochlorite 1% was more effective than ADBAC 0,6% in killing Al virus isolate A/ck/Indonesia/bl/03 (H5N1) in wet feces. Unlike to ADBAC 0,6%, the virus concentration of 105 could not be reisolated after being treated with Calcium hypochlorite 1 %.
Kata Kunci: Avian Influenza virus; Alkyl Dimethyl Benzyl Ammonium Chlorida, desinfektan, efektivitas, kaporit
284
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
285
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
227 L. Jamaluddin. 2009. Titer Antibodi Ayam Buras (Gallus Domesticus) Pasca Vaksinasi Avian Influenza Dengan Vaksin Homolog H5N1 Dan Heterolog H5N2. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www.unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Titer Antibodi Ayam Buras (Gallus Domesticus) Pasca Vaksinasi Avian Influenza Dengan Vaksin Homolog H5N1 Dan Heterolog H5N2
Avian Influenza have been starting to spread in Indonesia since the middle of 2003. Many kinds of policies have been released by government to solve this disease. One of the policies is vaccination programs. Vaccination program that have been done by government was “DIVA” system using H5N2 heterolog vaccine. These policies become a debatation because the viruses that have been spreading in Indonesia is H5N1. The aims of this research were to know the increasing of antibody titre of domestic chicken post vaccination and also ton compare the effectivity of H5N1 homolog vaccine and H5N2 heterolog vaccine. The result of this research was the antibody titre of the domestic chickens which were vaccinated by H5N1 homolog vaccine showed higher than antibody titre of domestic chickens which were vaccinated by H5N2 heterolog vaccine.
L. Jamaluddin - Undergraduate Theses Airlangga University
228 Adinugraha, Riestyarta. 2009. Efek Pemberian Chlorella Dan Probiotik Sebagai Suplemen Pakan Terhadap Titer Antibodi Ayam Petelur Setelah Vaksinasi Avian Influenza. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www. unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Efek Pemberian Chlorella Dan Probiotik Sebagai Suplemen Pakan Terhadap Titer Antibodi Ayam Petelur Setelah Vaksinasi Avian Influenza
The aim of this study was to evaluate effects suplementation of chlorella¬probiotic to titer antibody post vaccination against Avian influenza, a trial was conducted using twenty eight Lohman strain layer hens. Experiment was conducted by using completely randomized design factorial pattern with 4 treatments, 7 replicates and 1 hens each replicate. The treatments involved: P0 basal protein diet with 18% level, P1 low protein diet with only 14% level, P2 low protein diet plus 5% probiotics and P3 low protein diet plus 5% chlorella probiotics. Vaccination was held one week after treatments and 2 times booster were given each two weeks later, the sera for Hemaglutination Inhibition test (HI test) were collected one week post vaccination. The result was, post vaccination 2 gain the highest titer among the other, treatments indicates P2 the highest however not significant differences with P3. And the best titer HI on the end of trial was shown by P3, again not significant differences with P2. Immune response of laying hen with probiotics and chlorella was greater among the other.
Adinugraha, Riestyarta - Undergraduate Theses Airlangga University
Kata Kunci: Avian Influenza, Antibody, homolog and heterolog vaccine.
Kata Kunci: Avian influenza, antibody, chlorella, probiotics, protein
286
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
287
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
229 Wibowo, Andes Seno. 2009. Pengaruh Pemberian Pakan Basal Yang Disubstitusi Crude Chlorella Terhadap Kecernaan Protein Dan Jumlah Ig A Pada Mukosa Ileum Ayam Petelur Yang Divaksin Avian Influenza. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www.unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Pengaruh Pemberian Pakan Basal Yang Disubstitusi Crude Chlorella Terhadap Kecernaan Protein Dan Jumlah Ig A Pada Mukosa Ileum Ayam Petelur Yang Divaksin Avian Influenza
This study was conducted to evaluate the effect of basal feed with substitution Crude Chlorella to the protein digestibility and immunoglobulin A in ileum of laying hen with vaccinated by Avian Influenza. Twentyone Lohman’s strain laying hens were randomly devided into three dietary treatments and seven replicates per treatment. The control group (P0), were fed a “basal protein diet” containing 18% protein. The others were fed a “basal protein diet” suplemented with 2,5% Chlorella (P1) ; a basal protein diet suplemented with 5% Chlorella (P2). The experimental diet were fed for eight weeks and than the hens were sacrified. In the other to determine of digestibility protein, the fecal protein concentration were analyzed by macro-Kjeldhal method. The result of the experiment showed that the protein digestibility and increase the IgA expressions in the mucosal of ileum of diet suplemented with 2,5% Chlorella is better than the other treatment.
230 Widodo, Agus. 2009. Pengaruh Pemberian Crude Chlorella Dan Probiotik Terhadap Jumlah Sel Limfosit Pada Limpa Ayam Broiler Yang Divaksinasi Ai (Avian Influenza). ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www. unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Pengaruh Pemberian Crude Chlorella Dan Probiotik Terhadap Jumlah Sel Limfosit Pada Limpa Ayam Broiler Yang Divaksinasi Ai (Avian Influenza)
The aim of this experiment was to know the effects of crude chlorella and probiotic on the limfosit total at spleen of Al vaccinated broiler chicken. It’s used 45 DOC (Day Old Chicken) broilers strain CP 707 average weight 37 gram. It’s Completolity Randomisid design with Factorial method (30) by 5 replicant. First factor (Factor A) was crude chlorell, it has tree level 0 % , 5 % and 10 % which mixed on feed. The second one (Factor B) was probiotik, it has tree level 0 %, 0,2 % and 0,4 % on drinking water. The broiler chicken had been treated for 33 days. Then at the age of 27 day had been Al vaccinated. Section to splemotory done 14 day vaccinated. Observe on limfosit at spleen of broiler chicken use microscope and analyzed use Analysis of Variance (ANOVA) continued by Duncan test. The result showed that the treatment crude chlorella with 10 % on feed was significant different than 5 % or 0%. Probiotik treatment 0,4 % on drinking water soo that was significant different to the another probiotic treatment (0,2 % or 0 % ). Whereas interaction treatments between the crude chlorella and probiotic was significantly different on the limfosit total at spleen of Al vaccinated broiler chicken.
Widodo, Agus - Undergraduate Theses Airlangga University
Wibowo, Andes Seno Undergraduate Theses Airlangga University
Kata Kunci: Crude chlorella, Probiotic, limfosit, broiler chiken, vaccination
Kata Kunci: Chlorella, protein digestibility, Ig A, ileum.
288
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
289
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
231 Hidayati, Dewi Noor. 2009. Perbandingan Metode Generalized Maximum Likelihood Spline Untuk Memperkirakan Jumlah Leukosit Pada Tersangka Flu Burung Di Jawa Timur. ADLN Digital Collections Universitas Airlangga. (online), (www. unair.ac.id, diakses tanggal 31 Juli 2009)
Perbandingan Metode Generalized Maximum Likelihood Spline Untuk Memperkirakan Jumlah Leukosit Pada Tersangka Flu Burung Di Jawa Timur Hidayati, Dewi Noor Postgraduate Theses Airlangga University
Dalam model regresi non parametrik bentuk kurva regresi hanya diasumsikan mulus (smooth), dalam arti termuat di dalam ruang Sobolev kontinyu absolute dan . Data dihar apkan mencari sendiri bentuk estimasinya, tanpa dipengaruhi oleh faktor subyektifitas peneliti (Eubank, 1988). Dengan demikian, fleksibilitas yang tinggi akan dimiliki oleh pendekatan regresi onparametrik (Khair, 2006). Terdapat beberapa pendekatan untuk memperoleh bentuk estimator kurva regresi dalam regresi nonparametrik. Diantaranya adalah pendekatan histogram (Green dan Silverman, 1994), pendekatan Kernel (Hardle, 19 90), Spline (Wahba, 1990), estimator deret orthogonal atau regresi Fourier (Eub ank, 1998), K-Nearest Neighbour (Hardle, 1990) dan analisis Wavelet (Antoniadis dkk, 1994). Menurut (Khair, 2006) penggunaan pendekatan spline dengan b asis polynomial truncated yang penyelesaiannya menggunakan optimasi least square dapat menjadi pilihan yang lebih baik. Spline polynomial truncated merupakan jumlahan dari fungsi polynomial dengan suatu fungsi (Sutarsi, 2008). Spline mempunyai keunggulan dalam mengatasi pola data yang menunjukkan naik/turun yang tajam dengan bantuan titik knot, serta kurva yan g dihasilkan relative smooth / mulus (Hardle, 1990). Dari hasil penelitian dengan sampel leukosit pada tersangka flu burung di Jawa Timur, didapatkan hasil, bahwa metode GC V dengan Spline linier adalah yang paling menghasilkan kurva yang smooth / mulus dibandingkan dengan meto de GML.
Kata Kunci: Leukosit, jatim, metode generalized maximum likehood spline, kurva regresi
290
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
232 Endang R Sedyaningsih, Hana A Pawestri, Thanh Tran Tan, SitiIsfandari, PhungQuoc Tuan, Menno D de Jong. 2009. Virological factors affecting mortality of influenza A (H5N1) patient in Indonesia. [Submitted for publication]
Virological factors affecting mortality of influenza A (H5N1) patient in Indonesia Endang R Sedyaningsih, Hana A Pawestri, Thanh Tran Tan, Siti Isfandari, PhungQuoc Tuan, Menno D de Jong Balitbangkes, Departemen Kesehatan Kata Kunci: Avian influenza, mortality
Background. Between July 2005 and March 2009 Indonesia reported 141 human H5N1 cases. All were caused by clade 2.1 H5N1 viruses, with fatality proportion 81.5%. Improved insight into the virological factors for this high mortality is essential to improve clinical outcomes and to better prepare for a potential influenza pandemic. Methods. Quantitative detection of H5N1 RNA was conducted on 358 clinical specimens from 110 H5N1 patients. Mutations in the neuraminidase and M2 genes that confer resistance to oseltamivir and adamantanes respectively were assessed by pyrosequencing. Results. High viral loads were associated with fatal outcome. Our findings suggest high rates of virus detection in the blood, less pronounced antiviral responses to oseltamivir when compared to clade 1 H5N1 viruses, and higher viral loads and increasing mortality correlated with progressive emergence of adamantane-resistance conferring mutations in the infectingviruses. This adamantane-resistance was independently associated with fatal outcomes. Conclusions. High mortality of human H5N1 infections in Indonesia suggests highvirulence of clade 2.1 viruses, which is possibly associated with the emergence ofadamantane-resistance mutations in the viral M2 gene. Development of sensitive point-of-care tests and early initiation of antiviral drugs that completely suppress viral replication while preventing emergence of drug resistance are needed.
291
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
233 Pudjiastuti, Endhang, dkk. Pengukuran Titer Antibodi Ayam SPF Pasca Vaksinasi Vaksin Avian Influenza Adjuvan Emulsi Minyak. Pusvetma
Pengukuran Titer Antibodi Ayam SPF Pasca Vaksinasi Vaksin Avian Influenza Adjuvan Emulsi Minyak Endhang Pudjiastuti, Ernawati Yulia, Dyah Estikoma, SNR. Anieka R
There are many vaccines of avian influenza distributed in Indonesia. Pusvetma as a government institution had been produced avian influenza vaccines. In its development there was a new AI vaccines with oil emulsion adjuvant which need research prior its application in Indonesia. This study is a laboratory experimental. The aims of this study are to explore the increasing of antibody titer post vaccination in chicken with AI vaccines with oil emulsion adjuvant. There was agroup of SPF chicken with eight birds vaccinated with AI oil emulsion adjuvant vaccine. Birds were examined until the titer decreased. The result showed the titer start to increase in the week 2 & reach the peak in week 8. it recent that the AI vaccine in oil emulsion adjuvant has an immunomodulating activity.
Pusat Veterinaria Farma Surabaya
234 Martindah, Eny, dkk. Kajian Pelaksanaan Kebijakan Pengendalian Penyakit Avian Influenza di Lapang. Proceeding Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Dalam Mendukung Usaha Ternak Unggas Berdayasaing, 4 Agustus 2006, Semarang, (hlm 168-175). Puslitbangnak
Kajian Pelaksanaan Kebijakan Pengendalian Penyakit Avian Influenza di Lapang
Kajian dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan sembilan strategi pengendalian AI di lapang menunjukkan bahwa kendala utama adalah keterbatasan peternak dan petugas kesehatan hewan dalam melakukan 3E: Early Detection, Early Reporting, dan Early Respons, yang berpengaruh pada penyebaran kasus AI. Ini akibat penyuluhan dan sosialisasi tentang penanganan dan pencegahan penyakit AI yang belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga tingkat pengetahuan peternak tentang AI kurang memadai. Lemahnya koordinasi antar instansi terkait dan seluruh lapisan masyarakat menjadi faktor utama penyebab hal ini. Oleh karena itu, sosialisasi dan penyuluhan yang tepat, seimbang dan komprehensif kepada masyarakat, peternak, dan petugas lapang perlu dilakukan secara berkelanjutan tidak hanya saat terjadi wabah.
Eny Martindah, Atien Priyanti, dan Imas Sri Nurhayati
Kata Kunci: Vaksin savian influenza, titer antibodi, adjuvan emulsi minyak
Puslitbangnak Kata Kunci: Kajian, pengendalian, kebijakan, lapang
292
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
293
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
235 Soerachman, Rachmalina, dkk. Deskripsi Lingkungan dan perilaku masyarakat yang behubungan dengan penularan Flu Burung di Tangerang (Balitbangkes Depkes)
Deskripsi Lingkungan dan perilaku masyarakat yang behubungan dengan penularan Flu Burung di Tangerang Soerachman, Rachmalina; Balitbangkes Kata Kunci: Flu burung, perilaku, lingkungan, penularan, masyarakat
Penelitian ini merupakan studi pendahuluan tentang situasi lingkungan dan perilaku yang berhubungan dengan kejadian luar biasa (KLB) flu burung. Peningkatan dan penyebaran flu burung (Avian Influenza) pada manusia yang mengakibatkan kematian dikonfirmasi di Tangerang pada Juli 2005 kemudian meluas ke daerah lain. Sampai dengan akhir tahun 2005 di Indonesia telah dikonfirmasi 5 propinsi memiliki kasus AI pada manusia yaitu Banten, DKI Jakarta, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah. Dalam upaya mengatasi penyebaran flu burung diperlukan informasi mengenai factor lingkungan fisik dan perilaku manusia, yang berhubungan dengan kejadian flu burung. Penelitian ini merupakan studi eksploratif dan dilakukan secara potong lintang (cross sectional). Penelitian dilakukan di wilayah kabupaten dan kota tangerang. Responden pada penelitian kuantitatif adalah masyarakat sekitar rumah penderita atau daerah resiko. Data situasi lingkungan fisik dan perilaku tersebut akan diperoleh dengan metode kuantitatif melalui wawancara menggunakan kuesioner terstruktur tertutup. Sampel penelitian berjumlah 150 orang dengan unit analisis individu. Metode kualitatif dilakukan dengan menggunakan kuesioner terbuka melalui wawancara mendalam pada tokoh masayarakat dan pengambil keputusan sejumlah 30.
kurang mengetahui. Berdasarkan hat tersebut di atas, secara umum dapat dinyatakan bahwa pengetahuan tentang masalah lingkungan serta pemukiman yang sehat bagi warga masyarakat setempat sehubungan dengan kejadian flu burung sangat kurang terlihat pada sikap mereka berhubungan dengan masalah fisik misalnya dalam menangani kebersihan kandang ternak. Saat membersihkan kandang, mereka hanya menggunakan sapu dan tidak menyiram dengan air atau menggunakan antiseptic/desinfektan. Selain itu kebiasaan mencuci tangan setelah membersihkan kandang belum membudaya, hal tersebut berhubungan dengan adanya keterbatasan ilmu dan pengetahuan dari responden tentang kesehatan, masalah kebersihan lingkungan, serta permukiman yang sehat bagi warga masyarakat setempat.
Faktor lingkungan fisik yang berhubungan dengan flu burung adalah keberadaan kandang unggas. Sebesar 43,3% responden mengaku memelihara ternak (termasuk unggas) dan dari pengakuan mereka sebesar 69,2% jenis unggas yang diperlihara adalah ayam. Sebesar 51,6% responden menyatakan bahwa kotoran kandang unggas dibersihkan setiap hari, dan 45,4% responden mengaku membersihkan kandang setiap hari cukup dengan sapu dan tidak menggunakan antiseptic. Hasil kualitatif tentang pengetahuan masyarakat menunjukan bahwa masyarakat sudah mengentahui flu burung tetapi dalam praktek kesehariannya mereka masih belum menunjukan kepeduliannya pada penyakit flu burung. Didaerah kasus sebagian masyarakat mengatakan bahwa flu burung adalah penyakit yang membahayakan dan dapat mengekibatkan kematian. Masyarakat sudah mengetahui penyebab flu burung adalah virus, begitu juga dengan gejala flu burung. Hal ini terlihat dari sikap mereka jika anggota keluarganya yang sakit panas/demam disertai batuk sedikit sudah langsung dibawa ke puskesmas. Tetapi mekanisme penularan flu burung pada manusia atau hewan mereka 294
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
295
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Tabel Daftar Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
No
1
DAFTAR DALAM TABEL
Judul
The Identification and Distribution of Influenza A Virus in Indonesia
Tahun
1985
Peneliti
Peneliti
Jenis Publikasi
Kontak Peneliti
Purnomo Ronohardjo
Soehardjo Hardjosworo, Soeratno Partoatmodjo, Masduki Partadiredja
Buletin Penyakit Hewan, XVII (29): 249 - 257
Balitvet dan IPB
Balitvet
2
Isolasi Avian Reovirus dari Kasus Kekerdilan pada Ayam Pedaging
2001
L.Parede Hernomoadi
T. Syafriati, S.M.Noor dan S.Wahyuwardani
Proceeding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner (hlm 687-694)
3
Analisis Dampak Flu Burung (Avian Influenza) terhadap Pendapatan Tunai Para Peternak Rakyat Ayam Broiler di Kabupaten Bogor
2004
Eko Prasetiyo Nugroho
Skripsi
IPB, Fapet
4
Pengaruh Flu Burung terhadap Perilaku Pembelian Produk Perikanan oleh Mahasiswa IPB di Sekitar Kampus IPB Dramaga, Bogor
2004
Sri Yuliawati
Skripsi
IPB, FEM
299
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
5
Deteksi Virus Avian Influenza Subtipe H5N1 pada Organ Ayam yang Terserang Flu Burung Sangat Patogenik di Jawa Timur dan Jawa Barat dengan Teknik Imunohistokimia
6
Identifikasi Virus Avian Influenza Isolat Indonesia dengan Reverse Transcriptase– Polymerase Chain Rection (RT-PCR)
7
Deteksi Respon Antibodi dengan Uji Hemaglutinasi Inhibisi dan Titer Proteksi terhadap Virus Avian Influenza Subtipe H5N1
8
9
10
Isolasi Virus Avian Influenza Patogenik pada Ayam Kampung di Bali
Monitoring dan Surveilans Penyakit Avian Influenza di Regional II Tahun 2004
Uji Patogenesitas Beberapa Isolat Virus Avian Influenza dengan Penghitungan Indeks Patogenesitas Intravena (Intravenous Pathogenecity Index)
2004
2004
2004
2004
2004
2004
R. Damayanti
N.L.P. I. Dharmayanti, R. Indriani, A. Wiyono dan Darminto
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, IX (3): 197 – 203
Darminto
R. DamayantI, A. Wiyono, R. Indriani dan NLP. I. Dharmayanti
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, IX (2): 136 – 143
Darminto
Risa Indriani, N. L. P. I. Dharmayanti, A. Wiyono, dan L. Parede
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, IX (3): 204 – 209
Balitvet
IGNK Mahardika
M Sibang, M Suamba, KA Adnyana, NMS Dewi, KA Meidiyanti, YA Paulus
Jurnal Veteriner, V (4): 145 – 148
Universitas Udayana FKH
Harry Besar S, Vera O, Ros Purnama, Kartini, Rubama, Desmira, Daniel F
Buletin Informasi Kesehatan Hewan, VI (68): 1 - 12
Harry Besar S, Sodirum, Ros Purnama, Kartini, Rubama, Desmira
Buletin Informasi Kesehatan Hewan, VI (69): 5-9
Yuli Miswaty
Yuli Miswaty
300
Balitvet
Balitvet
Pudjiatmoko
Bahruddin Syahroni Hasibuan, Sri Murni Astuti, Emilia, dan Enuh Raharjo Jusa
Buletin Pengujian Mutu Obat Hewan, X :1-4
Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan
Samkhari
Sri Mulyono dan Sri Niati
Buletin Laboratorium Veteriner, III (2): 9 - 15
Agus Wiyono
R. Indriani, N.L.P.I. Dharmayanti, R. Damayanti, l Parede, T. Syafriati dan Darminto
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, IX (1): 61 – 71
Balitvet
R. Damayanti
NLP. I. Dharmayanti, R. Indriani, A. Wiyono dan Darminto
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, IX (2): 128 – 135
Balitvet
Dept. Computational Sociology Bandung Fe Institute Unair, FKH
11
Identifikasi Subtipe Virus Avian Influenza Isolat Legok Menggunakan Polymerase Chain Reaction
12
Kejadian Wabah Avian Influenza di Pulau Jawa 2004
13
Isolasi dan Karakterisasi Virus Highly Pathogenic Avian Influenza Subtipe H5 dari Ayam Asal Wabah di Indonesia
14
Gambaran Klinis dan Patologis pada Ayam yang Terserang Flu Burung Sangat Patogenik (HPAI) di Beberapa Peternakan di Jawa Timur dan Jawa Barat
15
Epidemiology Through Cellular Automata Case Of Study: Avian Influenza in Indonesia
2004
Hokky Situngkir
Artikel Dept. Computational Sociology Bandung Fe Institute
16
Identifikasi dan Subtyping DNA Virus Avian Influenza di Indoensia.
2004
Nidom
Laporan Penelitian
2004
2004
2004
2004
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
301
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
17
Analisis Kebijakan Penanganan Penyakit Avian Influenza di Indonesia
18
Peran Sektor Peternakan Unggas dan Dampak Flu Burung terhadap Kinerja Sektor Ekonomi di Indonesia (Analisis Input-Output)
19
Perbandingan prevalensi infeksi virus influenza H5 pada feses itik asal jawa timur dan bali yang dipotong di tempat pemotongan itik di jalan gatot soebroto denpasar
20
Identifikasi Subtipe Hemaglutinin Virus Avian Influenza pada Berbagai Spesies Unggas degan RT-PCR
21
Studi Restrospektif: Kajian Histopatologi Kasus Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) di Bali Tahun 2003
2005
2005
2005
2005
2005
Eny Martindah
Benil Ikhsan
Imas Sri Nurhayati, Atien Priyanti, Desmayati Zainuddin, Bambang Setiadi, Ismeth Inounu, Sjamsul Bahri, Agus Wiyono, Abdul Adjid, dan Kusuma Dwiyanto
Laporan Penelitian
Skripsi
IPB, Faperta
Skripsi
Widya Asmara
Michael Haryadi Wibowo, Charles Rangga Tabu
Jurnal Sains Veteriner, I : 42 - 46
UGM, FKH
Buletin Veteriner BPPV Denpasar, XVII (67): 113 - 119
BBV Denpasar
302
23
Karakterisasi Molekuler Virus Avian Influenza Isolat Indonesia
24
Karakter Virus Avian Influenza Isolat Indonesia pada Wabah Gelombang Ke Dua
25
Analisis Fragmen Gen HA1 Virus Avian Influenza yang Menginfeksi Sebuah Breeding Farm pada Awal Tahun 2004 dan 2005 di Kabupaten Sukabumi
26
Pengembangan Prototipe Vaksin Inaktif Avian Influenza (AI) H5N1 Isolat Lokal dan Aplikasinya pada Hewan Coba di Tingkat Laboratoium
27
Peranan Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Regional VI Denpasar dalam Penanggulangan Avian Influenza di Provinsi Bali, NTB, dan NTT
2005
Rini Damayanti
N.L.P.I. Dharmayanti, R. Indriani, A. Wiyono dan R.M.A. Adjid
2005
N.L.P.I. Dharmayanti
R. Damayanti, R. Indriani, A. Wiyono dan R.M.A. Adjid
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, X (2): 127 - 133
Balitvet
2005
N.L.P.I. Dharmayanti
R. Damayanti, R. Indriani, A. Wiyono dan R.M.A. Adjid
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, X (3): 217 - 226
Balitvet
2005
NLP Indi Dharmayanti
Jurnal Mikrobiologi Indonesia, X (2): 86 - 90
Balitvet
2005
N.L.P.I. Dharmayanti
R. Indriani, T. Syafriati, A. Wiyono dan R.M.A. Adjid
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, X (4): 315 - 321
Balitvet
2005
Anak Agung Gde Putra
Buletin Veteriner BPPV Denpasar, XVII (66): 69 - 75
BBV Denpasar
Deptan, PAATP
Abdurakhman
Budiantono
22
Monitoring Kasus Penyakit Avian Influenza Berdasarkan Deteksi Antigen Virus Subtipe H5N1 secara Imunohistokimiawi
Unud, FKH
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
303
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, X (4): 322 - 330
Balitvet
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
28
Perbandingan Prevalensi Infeksi Virus Avian Influenza Pada Entok dan Ayam Kampung Asal Banyuwangi yang dipotong di Tempat Pemotongan Unggas Jalan Kebo Iwa Denpasar
29
Prevalensi Antibodi Terhadap Infeksi Virus Influenza H5 Pada Itik Asal Jawa Timur Dan Bali Yang Dipotong Di Tempat Pemotongan Itik Di Jalan Gatot Subroto Denpasar
30
Impact of avian influenza outbreaks in the poultry sectors of five South East Asian countries (Cambodia, Indonesia, Lao PDR, Thailand, Viet Nam) outbreak costs, responses and potential long term control
2005
Isolasi dan Identifikasi Wabah Avian Influenza pada Bulan Oktober 2004Maret 2005 di Indonesia
2005
Analisis Molekular Genoma Virus Avian Influenza H5N1 di Indonesia.
2005
31
32
2005
2005
Widiyawati Rahayu
Drh. Gusti Ayu Yuniati Kencana,MP Dr.drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika
Athena Rivierra Dion
Dr.drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika, Drh. I Made Sibang, MS
Skripsi
J. Rushton
R.Viscarra, E. Guerne Bleich, and A. McLeod
World’s Poultry Science Journal, (61): 491 - 514
NLP. I. Dharmayanti
Nidom
Skripsi
Unud, FKH
Unud, FKH
R. Indriani, R. Damayanti & A.Wiyono
Jurnal Biologi Indonesia, III (9) : 341-350
Balitvet
Disertasi
Unair, FKH
304
33
Molecular Analysis H5N1 Subtype of Avian Influenza Virus Genome in Indonesia.
34
Kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Sulawesi tengah dalam penangulangan penyakit flu burung (avian influenza) pada ayam ras
35
Field of efficacy avian influenza vaccine using local isolate to control poultry disease outbreak in Jawa island.
36
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
APEC Economy Experience : Animal Health Impact in Indonesia. In :
2005
2005
2005
2005
CAS-JSPS Asian Science. Dec.:48.
Unair, FKH
Munier
Prosiding Lokakarya Nasional Penyakit Zoonosis 2005
Deptan, Puslitbangnak
Dharmayanti, NLP.I
R. Damayanti, R.Indriani, A. Wiyono and R MA. Adjid. 2005.
3. 10 : 466-473
Balitvet
APEC symposium in response to outbreaks of avian influenza and preparedness for human health emergency. San Francisco, California July 28-29, 2005.
Balitvet
Nidom
Dharmayanti, NLP.I
305
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
37
38
42
43
44
Analysis of HA1 gene fragment of avian influenza virus that infected breeding farm in early 2004 and 2005 in Sukabumi district.
Three Indonesian Clusters of H5N1 Virus Infection in 2005
2005
2006
Epidemiologi Deskriptif Penyakit Avian Flu di Lima Provinsi di Indonesia, 20052006
2006
Perkembangan Terbaru Pengobatan Flu Burung
2006
Deteksi Virus Avian Influenza (H5N1) pada Unggas Air di Propinsi Lampung dengan Uji Haemagglutination Inhibition (HI) dan Reverse TranscriptasePolymerase Chain Reaction (RT-PCR)
2006
Jurnal Mikrobiol Indones. 10. 2. 86-90
Dharmayanti, NLP.I
I. Nyoman Kandun
, Hariadi Wibisono, Endang R. Sedyaningsih, Yusharmen, Widarso Hadisoedarsuno, Wilfried Purba,
The New England Journal of Medicine: 2186 – 2194 (Depkes)
Depkes
, Ajeng Tias & Djuwita, Ratna
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Vol 1. No. 1, Agustus 2006: 42 – 48 (FKM-UI)
UI, FKM
Cermin Dunia Kedokteran No. 151: 55 - 57
Depkes
Tesis
IPB, Program Pasca Sarjana
Endarti
Tjandra Yoga Aditama
Dwi Desmiyeni Putri
306
45
Lack of Transmission of H5N1 AvianHuman Reassortant Influenza Viruses in a Ferret Model
2006
Taronna R. Maines
, Li-Mei Chen, Yumiko Matsuoka, Hualan Chen, Thomas Rowe, Juan Ortin, Ana Falcon, Nguyen Tran Hien, Le Quyuh Mai, Endang R Sedyaningsih, Syahrial harun, Terrence M. Tumpey, Ruben O Donis, Nancy J Cox, Kanta Subbarao, and Jacqueline M Katz
46
Isolasi dan Identifikasi Serologis Virus Avian Influenza dari Sampel Unggas yang Diperoleh di D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah
2006
Michael Haryadi Wibowo
Widya Asmara
Jurnal Sain Veteriner Vol 24 No 1 Tahun 2006
UGM, FKH
Makalah Seminar Evaluasi Hasil Penelitian Avian Influenza, 19-20 Desember 2006, Deptan
Unair, FKH
Balitvet
47
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Dinamika Virus Avian Influenza pada Babi dan Burung Liar di Indonesia
2006
Unair
307
Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America.
Depkes, Litbangkes
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
48
49
Dampak Merebaknya Wabah Flu Burung dan Isu Formalin Terhadap Perubahan Pola Konsumsi Daging dan Telur Ayam Serta Ikan Konsumen Rumah Tangga (Studi Kasus di Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor)
Pengukuran Respon Peternak Ayam di Sektor Tiga dan Empat Terhadap Penyebaran Avian Flu Studi Kasus di Bali
50
Analisis Ekonomi Program Pengendalian Avian Influenza di Jawa
51
Dampak Sosialisasi Flu Burung terhadap Pola Konsumsi Daging dan Telur Ayam Konsumen Rumah Tangga di Kota Bogor
2006
2006
2006
2006
Pranita Sari
Dwi Budi Santosa
tim FKH UGM
Sri Widari
Skripsi
Makalah Seminar, 28 Februari 2008Workshop Avian Influenza : Assesment, Policy Responses and Socio Economics Impact Makalah Seminar Evaluasi Hasil Penelitian Avian Influenza, 19-20 Desember 2006, Deptan
Skripsi
308
IPB, Faperta
Unibraw, Ekonomi
UGM, FKH
IPB, Fapet
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
52
53
Hubungan Persepsi Tentang Flu Burung dan Sikap dalam Mengkonsumsi Telur dan Daging Ayam (Kasus pada Pelanggan Restoran KFC Cabang MT Haryono Jakarta)
Upaya-upaya pencagahan FB pada peternak unggas skala kecil di kabupaten Lima puluh kota
54
Inventory Study of the Poultry Sector in Sukabumi District
55
Deteksi Virus Avian Influenza (AI) pada Ayam Kampung dan Estimasi Risiko Penyebarannya di Tempat Penampungan Ayam dan Pasar Unggas Hidup di Jakarta Barat : Studi Pendahuluan
2006
2006
2006
2006
Fauzan Muslim
Deni Hendra Suryadi
Skripsi
IPB, Fapet
Tesis
UGM, Kebijakan dan MAnajemen Pelayanan Kesehatan Program studi IKM jurusan Ilmu-ilmu kesehatan
Laporan Penelitian
CIVAS, http:// www.civas. net/content/ inventorystudy-poultrysectorsukabumidistrict
Andri Jatikusumah
, Chaerul Basri, Sunandar, Surachmi Setianingsih, Deny Widaya Lukman
Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm. 273 - 274)
CIVAS
309
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
56
Kajian Pelaksanaan Kebijakan Pengendalian Penyakit Avian Influenza di Lapang
57
Kajian Terhadap Karakter Virus Avian Influenza (AI) pada Unggas Air Sebagai Dasar Pengendalian Penyakit AI
58
Kajian Epidemiologi Avian Influenza pada Babi dan Kera serta Produksi Protein Rekombinan NS-1 untuk Pengembangan Reagensia Diagnostik DIVA untuk Memantapkan Program Vaksinasi dalam Pengendalian Avian Influenza
59
60
Kajian Epidemiologi Penyebaran Avian Influenza pada Pasar Unggas Tradisional di Nanggroe Aceh Darussalam
Kajian Strategi Vaksinasi pada Puyuh dan Monitoring Subtipe Virus AI pada Babi dan Mamalia Lain
2006
2006
2006
2006
2006
Eny Martindah
tim FKH IPB
tim FKH Udayana
tim FKH Unsyah Kuala
tim FKH UGM
Atien Priyanti, dan Imas Sri Nurhayati
Kajian
Makalah Seminar Evaluasi Hasil Penelitian Avian Influenza, 19-20 Desember 2006, Deptan
Makalah Seminar Evaluasi Hasil Penelitian Avian Influenza, 19-20 Desember 2006, Deptan
Makalah Seminar Evaluasi Hasil Penelitian Avian Influenza, 19-20 Desember 2006, Deptan Makalah Seminar Evaluasi Hasil Penelitian Avian Influenza, 19-20 Desember 2006, Deptan
310
Deptan
IPB, FKH
Unud, FKH
Bbalitvet
Makalah Seminar Evaluasi Hasil Penelitian Avian Influenza, 19-20 Desember 2006, Deptan
2006
Anak Agung Gde Putra
Ketut Santhia, I Nyoman Dibia, Ni Made Arsani dan A.A.G. Smara Putra
Buletin Veteriner BPPV Denpasar Vol XVIII No. 68 Juni 2006
BBV denpasar
Korelasi titer antibody hambatan hemaglutinasi dan titer antibody ELISA terhadap VAI pada ayam kampong
2006
Ni Ketut Dias Nursanty
Skripsi
Unud, FKH
64
Deteksi VAI A pada itik di pasar kumbasari dengan teknis RT PCR
2006
Ubaldus Beny Susilo
Skripsi
Unud, FKH
65
Deteksi antibody terhadap VAI H5dan pada burung puyuh (Coturnix-coturnix japonica) dari peternakan burung puyuh di kecamatan Kediri, kabupaten tabanan dan pasar bburung satria denpasar
2006
Luh made sudirmartini
Skripsi
Unud, FKH
61
Kajian Epidemiologi Penyakit Avian Influenza (AI) pada Unggas dan Hewan Lainnya
62
Surveillance of Avian Influenza In Mixed Farming System And In Live Bird Markets In Bali
63
2006
Bbalitvet
Unsyah, FKH
UGM, FKH
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
311
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
66
67
68
69
Pengaruh berbagai dosis vaksin AI H5N1 terhadap titer antibody VAI pada itik di Bali
Seroprevalensi infeksi VAI H5 dan Virus ND pada ternak itik di subak rejasa, kecamatan penebel, kabupaten tabanan
Kekebalan Tubuh Terhadap Infeksi Virus Avian Influenza
Surveilans dan Monitoring AI di Kabupaten Dharmasraya
2006
2006
2006
2006
Ni Made Ritha Krisna Dewi
Dr. drh. I.G.N.K Mahardika dan Drh. I. B. Kade Suardana, M.Si
Skripsi
Putu Ayu Sisyawati
Dr. drh. I.G.N.K Mahardika Drh. I. B. Kade Suardana, M.Si
Skripsi
Wijanarko
Dilavet, XVI (2): 9 - 12
Agustia
Azfirman
Rospurnama Juwita, Sri Winarti, M. Syibli
Buletin Informasi Kesehatan Hewan, VIII (73): 6 - 10
Universitas Udayana FKH
71
Kajian Vaksinasi Avian Influenza Subtipe H5n1 Pada Burung Puter (Stretopelia Bitorquata) Dan Merpati (Columba Livia)
72
Identifikasi Virus Avian Influenza pada Beberapa Jenis Unggas di Taman Margasatwa Ragunan dan Upaya Eradikasinya
73
Isolasi dan Identifikasi Serologis Virus Avian Influenza dari Sampel Unggas yang Diperoleh di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah
Universitas Udayana FKH
BBPV Reg. 5 Banjarbaru
70
2006
Indriani R
NLPI Dharmayanti
312
Media Kedokteran Hewan, XXII (2): 5-8
Risa Indriani, Lies Parede dan R.M.A. Adjid
2006
NLPI Dharmayanti
Risa Indriani dan R.M.A. Adjid
Media Kedokteran Hewan, XXII (2): 79 - 83
Balitvet
2006
Charles Rangga Tabbu
Widya Asmara dan M. Haryadi Wibowo
Jurnal Sains Veteriner, XXIV, (1): 77 – 83
UGM, FKH
Risa Indriani
Proceeding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Bogor, (hlm 723-727)
Balitvet
2006
BBPV Reg. 2 Bukittinggi 74
Deteksi Antibodi Avian Influenza dalam Kuning Telur Ayam Pasca Vaksinasi (AI) Subtipe H5N1
NLPI Dharmayanti
Proceeding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Bogor, (hlm 812-817)
Deteksi Virus Avian Influenza Subtipe H5 Pada Beberapa Jenis Burung Di Jakarta Dan Sukabumi
2006
N.L.P. Indi Dharmayanti
Balitvet
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
313
Balitvet
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
75
76
77
78
79
Pengaruh Penggunaan Vaksin H5N1 dan H5N2 Virus Avian Influenza pada Peternakan Unggas Di Daerah Jawa Barat
Karakterisasi Virus Avian influenza dengan Uji Serologik dan Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction
Surveilans of Avian influenza in Mixed Farming System and in Live Bird Markets in Bali
Identifikasi Virus Avian Influenza (AI) dengan Metode Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) di BPPV Regional II Bukittinggi
Upaya Pembebasan Avian Influenza di Kabupaten Manokwari Provinsi Irian Jaya Barat
2006
2006
2006
2006
2006
Sudarisman
Suwarno
Anak Agung Gde Putra
Muhammad Sybli
R. Mudigdo
Proceeding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Bogor, (hlm 766 – 773)
Adi Prijo Rahardjo, Fauziah, dan Eko Agus Srihanto
Ketut Santhia AP, I Nyoman Dibia, Ni Made Arseni, dan AAG Smara Putra
Vera Oktavia, I Gde Eka Budhiyadnya
D. Muhammad, Muflihanah, dan DW Yudiningtyas
314
Media Kedokteran Hewan, XXII (2): 74 – 78) Buletin Veteriner BPPV Denpasar, XVIII (68): 16 - 26 Buletin Informasi Kesehatan Hewan, VIII (72): 9 – 12 Majalah Diagnosa Veteriner, IV (2): 8 – 17
Balitvet
80
Surveilans Pasar Becek/Tradisional: Kajian Kemungkinan Pasar Becek Sebagai Sumber Penyebaran Penyakit Avian Influenza di Regional II Sumatera
81
Gambaran Titer Antibodi Avian Influenza pada Unggas Pasca Vaksinasi Pertama di Beberapa Wilayah Kerja BPPV Regional II Bukittinggi
82
Kajian Kasus-Kontrol Avian Influenza pada Unggas di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta
83
Pengawasan dan Diagnosa Avian Influenza
84
Deteksi dan Penetuan Subtipe Virus Avian Influenza Pada Feses Itik dan Ayam Kampung yang Ditahan Dikarantina Hewan Gilimanuk dengan TranscriptasePolymerase Chain Reaction
Unair, FKH
BBV Denpasar
BBPV Reg. 2 Bukittinggi
BBV Maros
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
2006
2006
2006
2006
2006
Muhammad Sybli
Rudi Harso Nugroho, Vera Oktavia
Buletin Informasi Kesehatan Hewan, VIII (73): 20 - 26
BBPV Reg. 2 Bukittinggi
Muhammad Sybli
I Gde Eka Budhiyadnya dan Budi Santosa
Buletin Informasi Kesehatan Hewan, VIII (72): 5 - 8
BBPV Reg. 2 Bukittinggi
Charles Rangga Tabbu
Dyah Ayu Widiasih, Heru Susetya, Bambang Sumiarto, dan Setyawan Budiharto
Jurnal Sains Veteriner, XXIV (1): 71 - 76
UGM, FKH
Wriningati
Buletin Veterinaria Farma, III (6): 1-26
Tiwuk Wulan Sari siswoyo
Dr.drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika dan Drh. I.B. Eka Ludra Manuaba
Skripsi
Unud, FKH
315
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
85
86
Neurotropism of Highly Pathogenic Avian Influenza Virus A/Chicken/ Indonesia/2003 (H5N1) in Experimentally Infected Pigeons (Columbia livia f. domestica)
Evolution and adaptation of H5N1 influenza virus in avian and human hosts in Indonesia and Vietnam
2006
2006
R. Klopfleisch
O.Werner, E. Mundt, T. Harder, and J. P. Teifke
TSP Naipospos
G.J.D. Smith, T.D. Nguyen, M.D. de Jong, D. Vijaykrishna, T.B. Usman, S.S. Hassan, T.V. Nguyen, T.V. Dao, N.A. Bui, Y.H.C. Leung, C.L. Cheung, J.M. Rayner, J.X. Zhang, L.J. Zhang, L.L.M. Poon, K.S. Li, V.C. Nguyen, T.T. Hien, J. Farrar, R.G. Webster, H. C
316
Vet Pathol, (43): 463 - 470
Science Direct Virology, (350): 258 - 268
Federal Research Institute for Animal Health, Germany
www.pubmed. gov, diakses tanggal 14 Agustus 2009
Unair, FKH
Unair, FKM
87
Haemagglutinin Mutations Responsible For The Binding Of H5n1 Influenza A Viruses To Human-Type Receptors
88
Mengenal Flu Burung dan Bagaimana Kita Menyikapinya
2006
Ririh Yudhastuti
Sudarmaji
Jurnal Kesehatan Lingkungan, II (2): 183 – 194
89
Diagnosis Laboratorik Flu Burung (H5N1)
2006
B. Mulyadi
Prihatini
Unair FK & RSU Dr. Soetomo
90
Analisa sekuen fragmen gen hemaglutinin virus avian influenza isolat asal ayam kampung Malang, Demak dan Purworejo. Thesis S2 Sain Veteriner UGM.
2006
Krisdiana Putri
Tesis
UGM, FKH
2006
CA Nidom
Deptan, CMU
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Shinya Yamada, Yasuo Suzuki, Takashi Suzuki, Mai Q. Le, Yuko SakaiTagawa, Yukiko Muramoto, Mutsumi Ito, Maki Kiso, Taisuke Horimoto, Kyoko Shinya, Toshihiko Sawada, Makoto Kiso, Taiichi Usui, Takeomi Murata, Yipu Lin, Alan Hay, Lesley F. Haire, David J.
317
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Yamada S., Y.Suzuki, Mai Q Le, Nidom C.A., Takagawa Y.S.,Muramoto Y.,Ito M. Horimoto T.,Shinya K.,Kawaoka Y.2006.
Nature. vol.444 : 378-382.
Unair, FKH
J.Poultry Dis. Vo.1.No.1: 1-6
Unair, FKH
Balitvet
UI, FKM
Haemagglutinin mutations responsible for the binding of H5N1 influenza A viruses to human-type receptors.
2006
92
Karakterisasi Neuraminidase Virus Avian Influenza H5N1 Dari Unggas dan Babi.
2006
93
Patogenisitas Molekuler Virus Avian Influenza (AI) di Jakarta, Banten dan Jawa Barat pada wabah AI tahun 2005.
2006
Dharmayanti, NLP.I
R. Indriani
Media Kedokteran Hewan. 23. 2. 68-73.
94
Unreported Influenza Like Illness Case, a brother of an AI Confirmed Human Case in West Java, 2006: an Obstacle in Policy Implementation of AI Case Management
2006
Adisasmito W
Laporan Penelitian
91
95
Kajian Serologik Dan Reaksi Silang Antara Beberapa Vaksin Avian Influenza Komersial Dengan Isolat Virus Ai Lapangan
2006
Nidom
Nidom
Nanik Sianita Widjaja
Laporan Penelitian
318
96
Unair, FKH
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Epidemiology of Cases of H5N1 Virus Infection in Indonesia, July 2005-June 2006
97
Avian Influenza Surveillance in Poultry Collecting Facilities in DKI Jakarta Province
98
Vaccination of Non-Domestic Avian Species Against Highly Pathogenic Avian Influenza Viruses
2007
Endang R Sedyaningsih
2007
Chaerul Basri
2007
Joost Philippa (jphilippa@wcs. org) - wildlife Conservation Society
, Siti Isfandari, Vivi Setiawati, Lutfah Rifati, Syahrial Harun, Wilfried Purba, Sholah Imari, Sardikin Giriputra, Patrick J Blair, Shannon D Putnam, Timothy M, Uyeki, and Triono Soendoro
The Journal of Infectious Diseases, 196: 522 – 527 (Depkes-RS. SuliantiSaroso)
Depkes
Sunandar, Gusti muhammad Sofyan Noor, Andri Jatikusumah
Laporan Penelitian
CIVAS, http:// www.civas. net/content/ avianinfluenzasurveillancepoultrycollectingfacilitiesdki-jakartaprovince
Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm. 59 – 60)
WCS
319
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
99
Antibodies to H5 Subtype of Avian Influenza Virus in Macaca Fascicularis in Indonesia
100
Upaya Penanganan dan Pengendalian Flu Burung (Avian Influenza) pada Unggas di Kota Bogor
101
Identifikasi Molekuler Virus Avian Influenza yang diisolasi dari Kasus dengan dan tanpa Gejala Klinis yang Khas Penyakit Avian Influenza
102
Dampak Penjualan Unggas Hidup di Pasar Tradisional Terhadap Kesejahteraan Hewan, Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan
103
Hubungan antara Wabah Flu Burung dengan Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus pada PT. Multibreeder Adirama, Tbk)
2007
Joko Pamungkas
Diah Iskandriati, Maulana ArRaniri Putra and Dede Setiawan
Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm. 149 – 150)
IPB, Pusat Primata
104
Dampak Finansial Flu Burung terhadap Usaha Peternakan Ayam Broiler “X” di Bogor
2007
Sri Andini Alenia
Skripsi
IPB, Fapet
105
Persepsi Anggota Kelompok Tani Ternak Terhadap Flu Burung (Avian Influenza) (Kasus Kelompok Tani-Ternak Pandan Wangi Desa Karehkel, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor)
2007
Khairul Hanafiah
Skripsi
IPB, Fapet
2007
Dodi Rizal
Skripsi
IPB, Fapet
2007
Iwan Berri Prima
Skripsi
IPB, FKH
2007
Michael Haryadi Wibowo
Tri Untari, AETH Wahyuni, Widya Asmara
Jurnal Veteriner, VIII (3): September 2007 103 – 110
UGM, FKH
106
Persepsi Ibu Rumah Tangga dalam Mengkonsumsi Daging dan Telur Ayam Pasca Isu Flu Burung (Kasus di Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor)
I Wayan Mudiata
Putu Astri Wulandari, Luh Putu Listriani
Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm. 271 – 272)
Yayasan Yudisthira Swarga - Bali
107
Analisis Perilaku Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Flu Burung Di Jakarta Selatan Tahun 2007
2007
Muhani
Skripsi
UI, FKM
108
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Flu Burung Ibu Rumah Tangga Di Lingkungan Posyandu Puskesmas Pondok Jagung Kabupaten Tanggerang Tahun 2007
2007
Dewi Utami N
Skripsi
UI, FKM
2007
2007
Muhammad Imran
Skripsi
320
IPB, Faperta
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
321
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
109
110
111
112
113
Sistem pakar sebagai media konsultasi identifikasi penyakit FB pada ayam dan penanggulangannya
2007
Kinerja dinas pertanian dan kehutanan dalam penangulangan wabah flu burung pada unggas di Kbupaten Sleman Tahun 2004-2006
2007
Identifikasi molekuker VAI pada ayam petelur dengan metode RTPCR
2007
Pengaruh pemberian vaksin AI sutipe H5N1 terhadap gambaran luekosit ayam broiler
Studi lesi makroskopis dan mikroskopis embrio ayam yang diinfeksi VAI isolate ayam petelur
2007
2007
Darwan
Wening Bayu Kartika
Rizal Java Kurniawan
Yuli Windrati
Mario Lintang Pratama
Tesis
Tesis
Skripsi
Skripsi
Skripsi
322
UGM, Program studi computer jurusan ilmu-ilmu matematika dan pengetahuan alam UGM, Program studi megister administrasi public
114
Identifikasi molekuker VAI isolate burung puyuh dari demak dan yogjakarta menggunakan RT PCR
2007
Romli Ainul Kusumo
Skripsi
UGM, FKH
115
Pengaruh pemberian Vaksin AI subtipe H5N1 terhadap gambaran eritrosit ayam broiler
2007
Ratri Retno Ifada
Skripsi
UGM, FKH
116
Efek vaksin Volvac (Virus AI galur H5N2) pada burung puyuh terhadap uji serologis.
2007
Devie Natalia Krishnawatie
Skripsi
UGM, FKH
117
Prospek pemanfaatan telur ayam berkhasiat anti virus avian influenza dalam usaha pengendalian infeksi virus flu burung dengan pendekatan pengebalan pasif
2007
I Wayan Teguh Wibawan
Laporan Penelitian
IPB, FKH
118
produksi kolostrum anti virus avian influenza dalam rangka pengendalian infeksi virus flu burung
2007
Anita Esfandiari
Laporan Penelitian
IPB, LPPM
UGM, FKH
UGM, FKH
UGM, FKH
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
323
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
119
upaya penanggulangan dan pengendalian flu burung pengembangan uji diagnostic pada manusia
120
uji serologi infeksi avian influenza virus (AIV) H5N1 pada burung-burung air liar di kawasan Cagar Alam Pulau Dua Serang
121
Studi Pustaka Dinamika Perkembangan Flu Burung/Avian Influenza (AI) di Indonesia (2003-2007)
122
Surveillance & Monitoring of Avian Influenza Viruses in Indonesian Migratory Birds
2007
Fera Ibrahim
Laporan Penelitian
Laporan Penelitian
2007
Dewi Elfidasari
2007
Didid Wahyu Jatmiko
Dewi M. Prawiradilaga
, Darminto, Dwi Astuti, NLP Indi Dharmayanti, R. Damayanti, R. Indriani, T. Haryoko, M. Irham, S. Wijamukti, Dwi Warni Idaman, Suparno, W. Novarino, P. Kurniadhi, & A. Endang
2007
Skripsi
324
Laporan Penelitian
UI, IHVCB
Universitas Al Azhar
IPB, FKH
LIPI
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
123
Uji Kemampuan Filter K-AVF dari Pendingin Udara LG Neo Plasma Plus Ion dalam menginaktivasi Virus Avian Influenza H5N1
124
Wabah Flu Burung Pada Ayam Buras dan Kemungkinan Kaitannya dengan Kasus Flu Burung pada manusia di Propinsi Bali
125
126
Avian Influenza H5N1 Subklinis pada ayam petelur
Distribusi Geografi dan Tingkat Insidens Avian Influenza H5N1 Pada Unggas di Pulau Bali dan Lombok: Analisis Potensi Munculnya Ancaman Wabah Kembali Pada Unggas dan Ancaman Kesehatan Masyarakat
2007
2007
2007
2007
I Wayan Y. Wibawan
Retno D. Soejoedono, Sri Murtini
Laporan Penelitian
IPB, FKH
I.K.E. Supartika
, A. Budiantono, D.M.N. Dharma, W.B. Armana,W. Sudiarka dan W. Sudira.
Buletin Veteriner BBVet Denpasar Vol XIX No. 71 Desember 2007
BBV denpasar
I. K. E. Supartika
A. Budiantono., D. M. N. Dharma., N. Dibia W. B. Armana., W. Sudiarka, W. Sudira
Buletin Veteriner BBVet Denpasar Vol XIX No. 70 Juni 2007
BBV denpasar
Makalah disajikan dalam Avian Influenza: Assessment, Policy Responses and Socio Economic Impact Workshop, diselenggarakan di Sanur Bali pada tanggal 28 Februari 2008
BBV denpasar
Anak Agung Gde Putra
325
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
127
Pola pertumbuhan one step growth curve VAI subtipe H5N1 isolat local pada ayam yang diisolasi pada daerah tertentu
128
Patogenesitas Molekuler Virus Avian influenza (AI) di Jakarta, Banten, dan jawa Barat pada Wabah AI Tahun 2005
129
Global Avian Influenza Network For Surveillance: The Design Of A Global Plan For An Emergent Animal Disease And The Impacts On Wild Birds
130
131
Beberapa Aspek Epidemiologi Kejadian Avianinfluenza Pada Unggas Di Lapangan
Program Pengendalian Avian Influenza di Wilayah Kerja Kalimantan Melalui Sero Surveilans dan Studi Epidemiologi
2007
2007
2007
2007
2007
Ni’mah Istianah
NLPI Dharmayanti
Darin Collins
Sudarisman
Wijanarko
Skripsi
R. Indriani
Media Kedokteran Hewan, XXIII (2): 68 - 73
Proceeding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner
Proceeding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner
Balitvet
Dilavet, XVII (2): 8 - 19
BBPV Reg. 5 Banjarbaru, Universitas Gajah Mada FKH
Jimmy SK dan Bambang Sumiarto
326
Unud, FKH
Balitvet
WCS
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
132
Gambaran Histopatologik dan Immunohistokimia pada Ayam Broiler yang Diinfeksi Virus Avian influenza (H5N1) Isolat Banjarbaru Secara Intravena dan Intranasal
133
Pola Pertumbuhan Satu Langkah Virus Avian Influenza Subtipe H5N1 Isolat Lokal Asal Ayam yang Diisolasi Pada Membran Korio Alantois dan Embrio Telur Ayam Bertunas
134
Pelacakan Antigen Virus AI pada Ayam dengan Teknik Imunohistokimia Menggunakan Antibody Monoclonal Antivirus AI-H5N1
135
Laporan Hasil Penyidikan Penyakit Avian Influenza di Kota Pekanbaru
136
Penyidikan Penyakit Avian Influenza di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau Tanggal 12-13 November 2007
2007
2007
2007
2007
2007
Wijanarko
Agustia, Sitarina W, dan Kurniasih
Dilavet, XVII (1): 6 - 19
BBPV Reg. 5 Banjarbaru, Universitas Gajah Mada FKH
Natalya Ruff
Drh. IB Kade Suardana, M.Si dan Dr.drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika
Skripsi
Unud, FKH
Widodo
Drh. I.N. Mantik Astawa, Ph.D Drh. I.B. Oka Winaya, M.Kes
Skripsi
Unud, FKH
Yuli M dan Nurhayna
Buletin Informasi Kesehatan Hewan, IX (74): 16 - 20
BBPV Reg. 2 Bukittinggi
Sodirun dan Ristion P
Buletin Informasi Kesehatan Hewan, IX (75): 4-6
BBPV Reg. 2 Bukittinggi
Muhammad Sybli
Muhammad Sybli
327
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
137
138
139
Aplikasi Metode Real Time- RT PCR dengan Menggunakan Sybr Green Untuk Mendeteksi Virus Influenza A Subtipe H5N1
A Community Based Approach in The Prevention of Avian Influenza (AI) Among a Smallholder Farmers
Avian Influenza H5N1 in Indonesia
2007
2007
2007
Faizah
Jonathan Bell
Gina Samaan
Srihanto E, Cahyaningsari D, Wirdanila
Buletin Veteriner BB-Vet Denpasar, XIX (71): 54 – 63
Proceeding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner,
Regional Health Forum, XI (1): 17 - 23
BBV Denpasar, BBPV Reg. 3 Lampung
CBAIC
WHO Indonesia
140
Pandemic Influenza Preparedness: Policy analysis (Analysis in 3 countries: Indonesia, Vietnam, Thailand)
2007
Wiku Adisasmito
Laporan penelitian
UI, FKM
141
Analisis molekuler cleavage site region hemaglutinin virus avian influenza H5N1 isolat unggas Bantul dan Purworejo. Thesis S2 Kedokteran Tropis UGM.
2007
Rahmiati
Tesis
UGM, FKH
328
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
142
Analisis molekuler receptor binding site fragmen gen hemaglutinin virus avian influenza H5N1 isolat unggas asal Bantul DIY dan Purworejo Jateng. Thesis S2 Kedokteran Tropis UGM
2007
Triwibowo Ambar Garjito
Tesis
UGM, FKH
143
Karakter molekuler tapak perlekatan reseptor virus avian influenza H5N1 isolat burung puyuh asal demak dan ayam kampung asal Purworejo. Thesis S2 Kedokteran Tropis UGM
2007
Siwi pratama Mars Wijayanti
Tesis
UGM, FKH
144
Analisis molekuler regio cleavage site hemaglutinin virus avian influenza H5N1 isolat asal Demak dan Purworejo Jawa Tengah. Thesis S2 Kedokteran Tropis UGM.
2007
Dwi Wulansih
Tesis
UGM, FKH
The 3rd Conference of University Rectors of Thailand and Indonesia. Bangkok 16 – 20 December 2007.
Unair, FKH
Option for the Control VI.Toronto Canada.June 1723, 2007
Unair, FKH
145
Avian Influenza H5N1 and Anthrax Diseases In Indonesia.
146
Clinical Evaluation of Conventional and Reverse Genetic Vaccines for Chickens against H5N1 HPAI Viruses.
2007
2007
Nidom
Nidom
329
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
147
148
149
150
Development of Rapid Diagnosis Test for Avian Influenza Viruses.
Pemetaan dan Penyusunan system informasi pengendalian penyebaran avian influenza (AI) di Banten.
Patogenisitas molekuler virus avian influenza (AI) di Jakarta, banten dan Jawa Barat pada wabah AI tahun 2005.
Avian influenza A H5N1 infections in Bali province,Indonesia: a behavioral, virological and seroepidemiological study
2007
2007
2007
2008
Nidom
Wibawan, IWT
Takahashi T.,Nakagawa N.,Nidom C.A., Okuno Y.2007.
Option for the Control VI.Toronto Canada.June 1723, 2007
Unair, FKH
Kerjasama antara FKH IPB-Bogor Life Science and Technology dan Propinsi Banten
IPB, FKH
Media Kedokteran Hewan. 23. 2. 68-73
Balitvet
Dharmayanti, NLP.I
Ketut Santhia
Nyoman Dibia,a Cynthia Sulaimin,b Gusti Joni,e Connie Y. H. Leung,f Joseph Sriyal Malik Peiris,fToni Wandra,g Nyoman Kandung
330
PMID: 19459276 [PubMed indexed for MEDLINE]
http://www. ncbi.nlm. nih.gov/
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Makalah : Workshop Sehari: Tantangan Penelitian Avian Influenza di Indonesia, LIPI, Jakarta 4 September 2008
Bbalitvet
151
Characteristics and Dynamics of Backyard Poultry Raising Systems in Five Asian Countries in Relation to The Reduction and Management of Avian Influenza Risk: a Progress Report of Project Activities in Indonesia.
2008
Darminto
Agus Wiyono, Agus Setiyono, R. Damayanti, S.E Estuningsih
152
Analisis Content, Context, Actors, Dan Process Kebijakan Penggunaan Antiviral Oseltamivir Dalam Penanggulangan Flu Burung Di Indonesia Tahun 2007
2008
Lilis Muchlisoh
Tesis
UI, FKM
Makalah Seminar, 28 Februari 2008Workshop Avian Influenza : Assesment, Policy Responses and Socio Economics Impact
IPB, FEM
Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm. 284 - 286)
CIVAS
153
Dampak Merebaknya Flu Burung Terhadap Ekonomi Makro Indonesia : Suatu Pendekatan CGE
154
Evaluasi Program Vaksinasi Avian Influenza pada Unggas Sektor 4 di Kecamatan Cicurug dan Kecamatan Cikembar
2008
2008
Rina Oktaviani
Imron Suandy
331
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
155
156
Kajian Hasil Vaksinasi Avian Influenza pada Ayam Buras Rakyat di Kabupaten Tasikmalaya
Forming of Regional Network for Surveillance and Monitoring of Avian Influenza Viruses in Migratory Birds
157
Survei Avian Influenza pada Pasar Unggas Hidup: Titik Kritis untuk Pengambilan Sampel (Live Bird Markets Survey on Avian Influenza: Critical Points for Sampling)
158
Prevalensi Avian Influenza H5 pada Itik, Entok dan Ayam Kampung yang dipelihara secara tradisional di Desa Tertular di Pulau Lombok, Propinsi Nusa Tenggara Barat
159
Seroprevalensi Avian Influenza H5N1 pada Kucing-Kucing Liar di Bogor
2008
2008
2008
2008
2008
Ati Purnamawati
Etih Sudarnika
Dewi M Prawiradilaga
Parntep Ratanakorn (vsprt@mahidol. ac.th), Lei Fumin (
[email protected]), Nguyen Tien Dzung (
[email protected])
Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm. 281 - 283)
Laporan Penelitian
IPB, FKH
LIPI
NLP Indi, D. darminto, RM. Abdul Adjid
Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm. 61 - 63)
Anak Agung Gde Putra
Buletin Veteriner BBVet Denpasar Vol XX No. 73 Desember 2008
BBV denpasar
S. Murtini
R. Susanti, E. Handharyani
Proceedings KIVNAS X PDHI 2008I (hlm 313 – 314)
IPB, FKH
Risa Indriani
332
160
Deteksi Antibodi Avian Influenza H5N1 pada Kucing Jalanan (Felis slivestris catus) di Wilayah Semarang
161
Infeksi Virus Flu Burung pada Kucing di Jawa Barat
162
The Efficacy of H5N2 Vaccination of Indonesian Native Chicken Against Avian Influenza on the Course of Infection With a Highly Pathogenic H5N1 Strain
Bbalitvet
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
2008
2008
2008
Rivi Dwiyanto
Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm 311 – 312)
Unair, FKH
Simson Tarigan
Darminto, Leo Loth, Risa Indriani, NLP Indi D
Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm. 308 – 310)
Bbalitvet
O.N Poetri
A. Bouma, I. Claasseen, G. Koch, R. D. Soejoedono, S. Murtini, I. W. T. Wibawan
Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm. 275 – 276)
IPB, FKH
Unud, FKH
UI, FKM
Rio Aditya Kurniawan
163
Model Penanggulangan Flu Burung Berbasis Hasil Penelitian yang Berkelanjutan
2008
I G N Mahardika
I N Suartha, I G A A Suartini, I M S Antara, I M Sukada
Makalah: Pertemuan Ilmiah 3-6 September 2008: Dies Natalis Universitas Udayana
164
Gambaran Pelaksanaan Manajemen Logistik Antiviral Dalam Penanganan Flu Burung Di Provinsi Banten Tahun 20052008
2008
Yusi Narulita
Skripsi
333
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
165
Gambaran Epidemiologi Kejadian Flu Burung (Avian Influenza) Pada Manusia Di Indonesia Tahun 2005-2007
2008
Helda Yessy Maria Sibagariang
Skripsi
166
167
Kloning dan Karakterisasi Gen HA1 Virus Avian Influenza (AI) Subtipe H5N1 Isolat Lokal Untuk Pembuatan Vaksin Subunit
168
169
Kemampuan Netralisasi Antibodi Spesifik Avian Influenza H5 Terhadap Beberapa Virus H5N1 Isolat Lapang
Molecular Study on The Pathogenicity of Avian Influenza Virus
2008
2008
2008
2008
Susanti R
Disertasi
IPB, FKH
Rosmelati S,
Anieka Rohmah, Dyah Estikoma, Endhang P, Sapto Rini, Indah Mukti, Harry Besar S
Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm. 277 – 278)
PUSVETMA Surabaya
Andrijanto Hauferson Angi
Tesis
IPB, Program Pasca Sarjana
M. Haryadi Wibowo
, Heru Susetya, Tri Untari, Khrisdiana Putri, Charles Rangga Tabbu, and Widya Asmara
Kajian
UGM, FKH
334
Journal of Virology Vol. 82 No. 21: 10502 – 10509
Unair, FKH
Dr. Bambang Sunarko
Ines C. Atmosukarto
Makalah disajikan dalam Workshop Sehari Tantangan Penelitian Avian Influenza di Indonesia, Puslit Biologi & Bioteknologi LIPI, Jakarta, 4 September
LIPI
Zulfi Arsan
Iwan Febrianto, Darin Collins, Joost Philippa
Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm 64 – 65)
WCS
UI, FKM
170 Analisis Molekuler Fragmen Gen Penyandi Hemaglutinin Virus Avian Influenza Subtipe H5N1 dari Unggas Air
Taisuke Horimoto, Le Quynh Mai, CA Nidom, Hualan Chen, Yukiko Muramoto, Shinya Yamada, Ayaka Iwasa, Kiyoko IwatsukiHorimoto, Masayuki Shimojima, Akira Iwata, and Yoshihiro Kawaoka
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Growth Determinants for H5N1 Influenza Vaccine Seed Viruses in MDCK Cells
171
Bioassay Berbasis Molekuler dan Seluler untuk Penapisan Senyawa Antiviral H5N1 dari Sumber Daya Hayati
172
Evidence of Avian Influenza Viruses of The H5 Subtype in Wild Wandering Whistling Ducks (Dendrocygna Arcuata) Captured in Kalimantan for Human Consumption
2008
2008
2008
Shin Murakami
335
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
173
174
175
176
Gambaran Pelaksanaan Kebijakan Surveilans Epidemiologi Integrasi Flu Burung (Avian Influenza) Di DKI Jakarta Tahun 2008
Analisis Kebijakan Pengendalian Flu Burung (Avian Influenza) Dan Implementasinya Di DKI Jakarta
Analisis Respon Pemerintah Terhadap Penyakit Flu Burung di Provinsi Bali
Analisis Kebijakan Pemerintah Sebagai Respon Terhadap Bahaya Flu Burung di Lombok
2008
2008
2008
2008
Dwi Intan Pratiwi
Wahyu Saptonohadi
I Gak Sudaratmaja
Dwi Praptomo
Skripsi
Tesis
Suharyanto
Makalah Seminar, 28 Februari 2008Workshop Avian Influenza : Assesment, Policy Responses and Socio Economics Impact
Nurul Hilmiati
336
Makalah Seminar, 28 Februari 2008Workshop Avian Influenza : Assesment, Policy Responses and Socio Economics Impact
177
Dampak Penerapan Legislasi Perunggasan Terhadap Pendapatan Usaha Ternak Ayam Buras dan Itik di Jakarta
2008
Muhammad Iqbal
Adang Agustian dan A. Rozany Nurmanaf
Makalah Seminar, 28 Februari 2008Workshop Avian Influenza : Assesment, Policy Responses and Socio Economics Impact
178
Antiviral Policy for Avian Influenza in Indonesia
2008
Adisasmito W
Muchlisoh L, Niarti M, Narulita Y
Laporan Penelitian
UI, FKM
IPB, PSEKP Bogor
IPB, PSEKP Bogor
UI, FKM
UI, FKM
BPTP Bali
BPTP NTB
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
179
Review Dampak Wabah dan Kebijakan Pengendalian Avian Infuenza di Indonesia
2008
Edi Basuno
Analisis Kebijakan Pertanian, Vol 6 No 4, Desember 2008: 314-334
180
Dampak Wabah AI dan Usaha Pengendaliannya Terhadap SosialEkonomi Peternak Unggas Skala Kecil di Indonesia
2008
Yusmichad Yusdja
Edi Basuno, Nyak Ilham
Laporan Penelitian
337
IPB. PSEKP Bogor
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
181
Measuring The Economic Impact of AI on Balinese Smallholders
2008
Dwi Budi Santosa
Suharyant, Phil Simmons
Makalah Seminar, 28 Februari 2008Workshop Avian Influenza : Assesment, Policy Responses and Socio Economics Impact
182
Pilihan Jenis Telur yang Dikonsumsi Rumah Tangga Pasca Kasus Flu Burung (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor)
2008
Rika Amelia
Skripsi
183
Gambaran Kemitraan Lintas Sektor Dan Organisasi Di Bidang Kesehatan Dalam Upaya Penanganan Flu Burung Di Bidang Komunikasi Komnas FBPI Tahun 2008
184
Gambaran Perilaku Guru-Guru SDN Petir 02 Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Flu Burung Di Sekolah Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Tahun 2008
185
Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Buah Mengkudu (Morinda Citrifalia L.) terhadap titer antibody ayam petelur yang diinduksi vaksin flu burung
2008
2008
2008
Kuswidanti
Rhadyan Anggrawisnu Cahyosasongko
Joko Tri Wibowo
Skripsi
Skripsi
Skripsi
338
BPTP Bali, Brawijaya Malang
IPB, Fapet
186
Persepsi Masyarakat terhadap penanggulangan penyakit flu burung di kecamatan Bongas Kabupaten Indramayu
2008
Nengsih Yulianingsih
Tesis
UGM, Minat Utama Perilaku dan Promosi Kesehatan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Jurusan Ilmu-ilmu Kesehatan
187
Faktor-faktor yang berperan dalam kejadian AI di Indonesia
2008
Noer Endah Prakoyo
Tesis
UGM, Program studi Ilmu kedokteran Klinik minat utama epidemiologi klinis
188
Deteksi virus AI tipe A subtipe H5N1 dengan teknik reverse transcriptase polimetase chain reaction (RT_PCR) pada sampel feces dan swab telur burung merpati.
2008
Ardi Budiwinarni
Skripsi
UGM, FKH
189
Deteksi AI pada anjing dan kucing dengan menggunakan RTPCR
2008
Mei Ita Riyani
Skripsi
UGM, FKH
UI, FKM
UI, FKM
UGM, FKH
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
339
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
190
Kemampuan hemaglutinasi dan elusi virus AI isolate petelur dan puyuh pada berbagai eritrosit mamalia.
2008
Herawati Napitu
Skripsi
UGM, FKH
195
Peningkatan khasiat vaksin untuk penangulangan FB di Indonesia
2008
Mahardika
Laporan Penelitian
Unud, FKH
191
Tinjauan system pengendalian penyakit AI di Kab Maros, Sulsel tahun 2006
2008
Subaedy Yusuf
Skripsi
UGM, FKH
196
Studi immunogenitas vaksin influenza H5N1 berbasis Viral Like Partikel pada hewan coba
2008
Silvia Tri Widyaningtyas
Laporan Penelitian
UI, IHVCB
192
Perbandingan sensitifitas dan spesifikasi metode, PCR dan metode Elisa dalam mendeteksi Virus Flu Burung subtipe H5 N1pada pemotong dan penjual ayam di kota Surabaya
Laporan Penelitian
Unair
197
Hasil Survey AI di Pasar Tradisional Wilayah Kalimantan dengan Menggunakan Metode IHK
2008
Anna Januar Fiqri
Agustia
Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm. 291).
BPPV banjarbaru
193
Pengembangan Viral Like Particle sebagai kandidat vaksin FB H5N1 bagi manusia
Proceedings KIVNAS X PDHI 2008 (hlm. 279 - 280)
194
Potensi unggas air sebagai reservoir virus HPAI subtipe H5N1 dan peluang penularannya ke manusia
Skripsi
IPB, FKH
2008
2008
2008
Moh Yusuf, Alamudi
Silvia Tri Widyaningtyas.
Susanti
340
Laporan Penelitian
UGM, FK
Laporan Penelitian
Universitas Negeri Semarang
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
198
Pengkajian Vaksin Kombinasi AI dan ND
2008
Ernawati Y
Endhang P, Andre H, Saptorini BP, Siti H dan Harry BS
199
Gambaran Manajemen Program Surveilans Avian Influenza (Flu Burung) Integrasi Di Tingkat Kota Bekasi Tahun 2008
2008
Rosaliana Shalat
341
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
200
Potensi Kucing Sebagai Reservoir Virus Avian Influenza H5N1 dan Bahaya Penularannya ke Manusia: Kajian Molekuler dan Dinamika Virus
201
Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi dengan Perilaku dan Sikap Masyarakat Terhadap Penyakit Flu Burung dan HIV/ AIDS di Indonesia
202
Lama Sekresi, Daya tahan hidup virus pada feses dan Profil antibodi yang terbentuk pada ayam kampung yang tertular virus avian influenza H5N1 secara alami.
203
204
Prevalensi Virus AI H5 dan H5N1 pada itik di pasar unggas di Denpasar, Badung Dan Tabanan
Survei Epidemiologis Avian Influenza pada Ayam Buras di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2008
2008
2008
2008
2008
2008
Sri Murtini
Umi Muzakiroh
Anak Agung Gde Putra
Khusnul Susanto
drh. Gazwa Mettilia Hakim
Susanti, Ekowati Handharyani
Weny Lestari, Niniek I. Pratiwi
Laporan Penelitian
IPB, LPPM
Laporan Penelitian
Depkes, Puslitbang Sistem dan Kebijakan Kesehatan, Balitbangkes
Buletin Veteriner BBVet Denpasar Vol XX No. 72 Juni 2008
Skripsi
Buletin Veteriner BPPV Reg.I Medan, I: 1-8
342
BBV denpasar
Unud, FKH
BBPV Reg. 1 Medan
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
205
Deteksi Antigen AI dengan Metode IHK di Pasar Unggas Kalimantan
206
Perbandingan Sekuens Fragmen Gen Hemaglutinin (HA-1) Virus Avian Influenza Isolat Ayam Kampong di Kabupaten Klungkung tahun 2007 dengan Isolat Bali Tahun 2004-2007
207
Prevalensi Virus Avian Influenza Subtipe H5 Pada Ayam Kampung di Pasar Kediri, Psar Beringkit dan Pasar Kumbasari
208
Deteksi Antigen Avian Influenza Kasus Lapangan dengan Teknik Immunohistokimia
209
Epidemiological Study of Influenza in Jakarta and Surrounding Areas
2008
Wijanarko
Anna JF dan Agsutia
Dilavet, XVII (4): 7 - 16
BBPV Reg. 5 Banjarbaru
2008
Ni Made Tarrin Bulangwangi Susup
Dr.drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika, Drh. I G A A Suartini, M.Si
Skripsi
Unud, FKH
Putu Devi Yunitha Lestari
Dr.drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika, Drh. IB Kade Suardana, M.Si
Skripsi
Unud, FKH
Budiantono
Jurnal Patologi Veteriner Indonesia, I (1): 7 – 16
BBV Denpasar
Endang R Sedyaningsih
Djoko Yuwono, Rudi Hendro Putranto, Sehatman, Subangkit, Krisna Nur AP, Susilowati, Klino, Wasiyo, Santono, B. Heriyanto, Gendrowahyuhono
Buletin Penelitian Kesehatan XXXVI (2): 71 - 82
Depkes, Balitbangkes
2008
2008
2008
343
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
210
211
H5N1 Surveillance in Migratory Birds in Java, Indonesia
Field trial for assessment of avian influenza vaccination effectiveness in Indonesia
2008
2008
Muhamad Indrawan
A. Bournai
Arthur C Stoops, Katie A Barbara, Mochamad Indrawan, Ima N. Ibrahim, Wicaksana B Petrus, Susan Wijaya, Arik Farzeli, Ungke Antonjaya, Lim W Sin, N. Hidayatullah, AM Tampubolon, S Purnama, Adam Supritana, Timothy H Burgess, Maya Williams, Shannon D Putnam, A. Teguh Mufjono, A. Jatikusumah A.J. Nell i, S. Mudjiartiningsih, I. Dharmayanti, E. Sawitri Siregar. I. Claasseni, G. Koch i & J.A. Stege
Vector-Borne and Zoonotic Disease
Rev Science Technology Off. International Epizootic, XXVII (3): 633-642
212 IdOU, YKI, Namru
213 CIVAS, Balitvet, CMU
214
344
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
Clinical and Epidemiological Features of Patients With Confirmed Avian Influenza Presenting to Sulianti Saroso Infectious Diseases Hospital, Indonesia, 2005-2007
Avian Influenza Control in Indonesia: A Situation Overview, Pro Poor Orientated Research Approaches of ILRI Targeting Backyard Poultry – Preliminary Results
Seroprevalence of avian influenza A/ H5N1 among poultry farmers in rural Indonesia
2008
2008
2008
Sardikin Giriputro
Walujo Budi Priyono
Endang R Sedyaningsih
Rismali Agus, Sri Sulastri, Dewi Murniati, Fitryani Darwis, IB Sila Wiweka, Adria Rusli, Sondang Sirait, Susi Marhaningtyas, Tuti Hendrawardati, Rinaldi, Tony Soetanto, Elly Deliana, Iman Firmansyah
Annal Academy of Medicine Singapore, (37): 454 - 457
RS. Sulianti Saroso
Elly Sawitri Siregar, Fred Unger, Jeff Mariner, Bernard Bett, Melissa McLaws, Sally Crafter, Christine Jost
Makalah ini disajikan dalam “Competition for Resources in a Changing World: New Drive for Rural Development”, Tropentag, 7-9 Oktober
Deptan, CMU, BBPV Yogjakarta
M. Robert, V. Setiawaty, K. Pangesti, M. Kivi, A. Bouma, A.J. Nell
Proceeding 13th International Congress on Infectious Diseases Abstracts, Poster Presentations (hlm 133)
Depkes, Balitbangkes
345
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
215
216
217
Plant-derived hemagglutinin protects ferrets against challenge infection with the A/Indonesia/05/05 strain of (avian influenza)
Identification of the progenitors of Indonesia 1 and Vietnam avian influenza A (H5N1) viruses from southern China
From Rapid Response Mobile LAB. Service to Accredited ISO15189 Avian/ Human Influenza Mobile Laboratory
2008
2008
2008
Yoko Shoji
J. Wang
L. Leuprasert
Hong Bi, Konstantin Musiychuk, Amy Rhee, April Horsey, Gourgopal Roy, Brian Green, Moneim Shamloul, Christine E. Farrance, Barbara, Natalia Ugulava, Shailaja Rabindran, Vadim Mett, Jessica A. Chichester and Vidadi Yusibov
Journal of Vaccine, XXVII (7): 1087 - 1092
D. Vijaykrishna, L. Duan, J. Bahl, J.X. Zhang, R.G. Webster, J.S.M. Peiris, H. Chen, Gavin J. D. Smith1, and Y. Guan
Journal of Virology, 10.1128/ JVI.02468-07
P. Wongveerachant, A. Choosriying, S. Vimolsarte, T. Janlueang
Proceeding 13th International Congress on Infectious Diseases Abstracts, Poster Presentations (hlm 136)
346
Fraunhofer USA Center for Molecular Biotechnology
218
219
Avian Influenza H5N1 Outbreaks in Village Poultry of West Java, Indonesia: A Detailed Investigation Using Participatory Epidemiology
Prevalence of Avian Influenza Virus Subtype H5n1 in Waterfowl in West Java Province of Indonesia
2008
2008
J. Mariner, C. Jost, A.P. Madri Dewi
Proceeding 13th International Congress on Infectious Diseases Abstracts, Poster Presentations (hlm 136)
ILRI & FAO
I.W.T. Wibawan
R. Susanti, R.D. Soejoedono, I.G.N. Mahardika
Proceeding 13th International Congress on Infectious Diseases Abstracts, Poster Presentations (hlm 127)
IPB, Unud FKH, Universitas Negeri Semarang FMIPA
CA Nidom
Murakami S, Iwasa A, IwatsukiHorimoto K, Ito M, Kiso M, Kida H, Takada A, Mai le Q, Yamada S, Imai H, Sakai-Tagawa Y, Kawaoka Y, Horimoto T
www.pubmed. gov, diakses tanggal 14 Agustus 2009
Unair, FKH
S.E. Lawson
Regional Medical Sciences Center Khon Kaen, Khon Kaen, Thailand
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
220
Cross-Clade Protective Immunity Of H5n1 Influenza Vaccines In A Mouse Model
2008
347
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
221
Prevalensi Flu Burung Melalui Identifikasi Dan Isolasi Virus Avian Infuenza Pada Peternakan Ayam Ras Di Jawa Timur
222
Deteksi Virus Avian Influenza Subtipe H5 Pada Kucing Jalanan (Fells Silvestris Catus) Di Wilayah Kota Bandung
2008
Ary Ratna Susana Dewi
Skripsi
223
Deteksi Antibodi Avian Influenza H5n1 Pada Kucing Jalanan (Felis Silvestris Catus) Di Wilayah Kota Bandung
2008
Ali Mubin
224
Gambaran Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Masyarakat Dalam Mencegah Flu Burung Di Daerah Tertular
2008
Yunita Kriswardani
225
Evaluasi Sistem Surveilans Avian Influenza Di Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur : Studi Di Dimas Kesebatum Propinsi Jawa Timur
2008
Heny Kusuma Ning Ayu
2008
Emy
226
Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Pencegahan Flu Burung Di Daerah Berbatasan
2008
Nia Kurniawati
Skripsi
Unair, FKH
Unair, FKH
227
Perbedaan Titer Antigen Dari Virus Avian Influenza Subtipe H5n1 Yang Menginfeksi Kucing Jalanan Pada Uji Hemaglutinasi Dengan Sel Darah Merah Ayam Dan Sel Darah Merah Kuda
2008
Novarida Hendratiana Ningtias
Skripsi
Unair, FKH
Skripsi
Unair, FKH
228
Deteksi Antibodi Avian Influenza H5n1 Pada Kucing (Fells Silvestris Catus) Di Jakarta
2008
Mia Ika Dewisavitry
Skripsi
Unair, FKH
Skripsi
Unair, FKH
229
Deteksi Antibodi Avian Influenza Pada Burung Air Liar (Egretta Garzetta Dan Nycticorax Nycticorax) Di Muara Bengawan Solo Desa Tajung-Gresik
2008
Jossie Intan Cahyani
Tesis
Unair, FKH
Skripsi
Unair, FKH
230
Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Pencegahan Flu Burung : Studi Kasus Di Kabupaten Mojokerto Dan Kota Surabaya
2008
Kholivia Vivini
Skripsi
Unair, FKH
Laporan Penelitian
348
Unair, FKH
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
349
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
231
Deteksi Antibodi Avian Influenza Subtipe 115 Pada Kucing Jalanan (Fells Silvestris Catus) Di Beberapa Pasar Dan Perumahan Di Surabaya Dengan Uji Hemaglutinasi Inhibisi (Hi Test)
232
Deteksi Antibodi Virus Avian Influenza (Ai) Tipe A Dengan Metode Elisa Pada Telur Itik Dan Entok Dari Beberapa Pasar Tradisional Di Suraba
233
Analisis Molekuler Genoma Virus Avian Influenza H5n1 Di Indonesia
2008
2008
2008
Citra Sari
Fajar Setya Wahyu
CA Nidom
Skripsi
Skripsi
Tesis
236
Pengaruh Pemberian Crude Chlorella Terhadap Ekspresi Interferon Di Ileum Ayam Petelur Yang Disuntik Vaksin Avian Influenza
2008
Linda Kurniadewi
Skripsi
Unair, FKH
Unair, FKH
237
Evaluasi Pelaksanaan Sistem Surveilans Avian Influenza Di Dinas Kesehatan Kabupaten Tulung Agung Jawa Timur Tahun 2007
2008
Nor Endah Rahmawati
Skripsi
Unair, FKH
Unair, FKH
238
Deteksi Virus Avian Influenza Strain 115 Pada Ayam Buras Dari Beberapa Pasar Di Kota Surabaya
2008
Nur Chasanah
Skripsi
Unair, FKH
2008
Dimas Wicaksana
Skripsi
Unair, FKH
2008
Hana Eliyani
Laporan Penelitian
Unair, FKH
Unair, FKH
234
Karakterisasi Serologik Isolat Virus Avian Influenza Dari Burung Puyuh
2008
Nanik Sianita Wijaya
Laporan Penelitian
Unair, FKH
239
Pengaruh Pemberian Crude Chlorella Dan Probiotik Terhadap Gambaran Histologis Bursa Fabricius Ayam Broiler Yang Divaksinasi Avian Influenza
235
Prevalensi Avian Influenza Subtipe 115 Pada Burung Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica) Di Kecamatan Pare Kabupaten Kediri
2008
Rofiqul A’la
Skripsi
Unair, FKH
240
Identifikasi Sub-Tipe Virus Avian Influenza Di Indonesia
350
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
351
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
241
Rekayasa Vaksin Inaktif Avian Influenza Isolat Lokal Indonesia
242
Gambaran Faktor Lingkungan Fisik Biologis Dan Sosial Budaya Daerah Endemis Avian Influenza Di Wilayah Berbatasan
243
Amino Terminus Gen Polimerase Basik-2 Virus Avian Influenza Subtipe H5N1 Asal Berbagai Spesies Hewan di Indonesia
244
245
Filogenetik dan Struktur Antigenik Virus Avian Influenza Subtipe H5N1 Isolat Unggas Air
Motif Sekuens Asam Amino Pembentuk Kantong Pengikat Oseltamivir pada Protein Neuraminidase Virus Avian Influenza (H5N1) asal Manusia dan Hewan di Indonesia
2008
Soeharsono
Laporan Penelitian
Dinasty Orinda
Skripsi
Unair, FKH
2008
I Gusti Ngurah Kade Mahardika
Gusti Ayu Yuniat Kencana, Widya Asmara, Charles Rangga Tabbu
Jurnal Veteriner, IX (3): 107 – 114)
Unud, UGM FKH
2008
2008
I Gusti Ngurah Kade Mahardika
I Gusti Ngurah Kade Mahardika
Jurnal Veteriner, IX (3): 99 – 106
I Made Sukada, Made Suma Antara, dan Ni Gusti Agung Ayu Suartini
Jurnal Veteriner, IX (4): 204 – 206
352
Unud, FKH
IN Suartha, IGAA Suartini, IM Sukada, IM Suma Antara
Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Kesehatan dalam Pariwisata untuk Meningkatkan Kualitas Pariwisata dalam Rangka Visit Indonesia Year 2008, Denpasar, 24 Maret
Unud, FKH
Unair, FKH
2008
R. Susanti, Retno Damajanti Soejoedono, I Wayan Teguh Wibawan, Maggy Thenawidjaja Suhartono
Makalah disajikan dalam AustraliaIndonesia Workshop on Human Health, Including Infectious Diseases, Australian GovernmentIndonesian Government, Jakarta, 14 – 15 April
IPB, Unud FKH, Universitas Negeri Semarang FMIPA
246
247
Avian Influenza H5N1 Virus in Poultry and Other Animal in Bali and Nusa Tenggara in 2005 – 2006
Menekan Dampak Flu Burung Berbasis Kajian Ilmiah Terbaik
2008
2008
IGNK Mahardika
IGNK Mahardika
Unud, FKH
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
353
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
248
249
250
251
252
Asia Flu Capacity (AsiaFluCap): Health systems analysis to support capacity development to respond to pandemic influenza in Asia (Analysis in 5 countries: Indonesia, Vietnam, Thailand, Combodia, Taiwan)
2008
Influenza Case Analysis & Emerging Infectious Disease
2008
Analisis molekuler gen polimerase basic 2 (PB2) virus avian influenza yang diisolasi dari unggas asal purworejo Jateng dan Bantul DIY. Thesis S2 Kedokteran Tropis UGM.
2008
Analisis Molekuler gen NS1 virus avian influenza H5N1 yang diisolasi dari unggas asal purworejo JawaTengah dan Bantul DIY. Thesis S2 Kedokteran Tropis UGM.
Surveillance of H5N1 highly pathogenic avianinfluenza viruses in Indonesia
2008
2008
Wiku Adisasmito
Wiku Adisasmito
Riandini Aisyah
Shoyatul Yunma
Nidom
Laporan penelitian
Laporan penelitian
UI, FKM
Tesis
UGM, FKH
Tesis
Reviany V.
354
UI, FKM
Asian-African Research Forum On Emerging and Re-Emerging Infection, December 1516,2008 Sapporo Japan
253
254
Drosophila RNAI Screen identifies host genes important for influenza virus replication
Isolation of Avian Influenza Viruses in Stray Cats (Felis silvestris cats) in Indonesia By Using Serological Test and Real Time PCR.
2008
2008
Nidom
Hao L.,Sakurai L., Watanabe T., Sorencen E.,Nidom C.A.,Newton M.A., Ahlquist P., Kawaoka Y.
Nature. vol.564 : 378-382.
Unair, FKH
Nidom
Nidom C.A, Sasayama M, Yamaoka M, Reviany V. N., Arlita L. A, Yusuf M, Amin M, Suzuki Y.,Kawaoka Y.,Hotta H. 2008.
Bangkok International Conference on Avian Influenza, Bangkok, Thailand, 23-25 January 2008
Unair, FKH
Endang R Sedyaningsih
Siti Isfandari, Triono Soendoro, Siti Fadilah Supari
The Annals, Academy of Medicine, Singapore (2008). Vol.37 No.6. p. 482-8
Depkes, Litbangkes
Jurnal Biologi Indonesia. 5. 2 : 155-171
Balitvet
Program Kompetitif LIPI dari Menristek
LIPI
255
Towards a Mutual Trust, Transparency and Equity in Virus Sharing Mechanism: The Avian Influenza Case of Indonesia
256
Genetic mapping of Indonesian avian influenza viruses in 2007.
2008
Dharmayanti, NLP.I
R.Hartawan, D.A. Hewajuli, A. Ratnawati and Darminto.
257
Gen Mx Sebagai Marker Detektor Resistensi Ayam Terhadap Serangan Virus Avian Influenza
2008
M Syamsul Arifin Zein
Sri Sulandari, Tike Sartika, Retno D Soejoeono
2008
UGM, FKH
Unair, FKH
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
355
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
258
Fusi protein matriks dan nucleoprotein virus avian influenza H5N1 dengan Fragellin Ligand Toll Like Reseptor-5 (TLR-5) sebagai kandidat vaksin pandemic
259
Variasi Non-Coding Region dan Coding Region Ujung-5’ cRNA Polimerase Basik 1 dari Virus Avian Influenza Subtipe H5N1
260
261
262
Perkembangan Virus Avian Influenza H5n1 Di Indonesia Tahun 2008-2009
Phylogenetic characterization of H5N1 avian influenza viruses isolated in Indonesia from 2003–2007
A Comparison Of The Pathogenicity Of Avian And Swine H5n1 Influenza Viruses In Indonesia
2009
2009
2009
2009
2009
Chairul Anwar Nidom
Laporan Penelitian
IGNK Mahardika
Gusti Ayu Yuniati Kencana, Widya Asmara, Charles Rangga Tabbu
IGNK Mahardika
Melina Jonas
CA Nidom
Ryo Takano, Maki Kiso, Yukiko Muramoto, Shinya Yamada, Yuko Sakai-Tagawa, Catherine Macke, Yoshihiro Kawaoka
CA Nidom
Ryo Takano, Maki Kiso, Yukiko Muramoto, Shinya Yamada, Kyoko Shinya, Yuko SakaiTagawa, Yoshihiro Kawaoka
356
Jurnal Veteriner, X (1): 17 – 23
Jurnal Veteriner, X (1): 17 – 23
Journal of Vaccine, I (390): 1087 - 1092
Arch Virol, 154: 677–681
Unair, FKH
Unud, FKH dan UGM, FKH
Universitas Udayana FKH
263
Karakterisasi Protein Hemaglutinin (Ha) Dan Neuraminidase (Na) Isolat Virus Avian Influenza (Ai) Dari Beberapa Daerah Di Jawa Timur
2009
Mamik Wahyu Afriyanti
Skripsi
Unair, FKH
264
Deteksi Antibodi Terhadap Virus Avian Influenza A/H5 Pada Kuning Telur Ayam Dari Beberapa Pasar Tradisional Di Kota Surabaya
2009
Wijayanti Liestiyoningtiyas
Skripsi
Unair, FKH
265
Perbandingan Titer Hi Avian Influenza Subtipe H5 Pada Babi Dengan Menggunakan Sel Darah Merah Dari Spesies Dan Konsentrasi Yang Berbeda
2009
Imanuel Mahesy
Skripsi
Unair, FKH
266
Perbandingan Efektivitas Desinfektan Kaporit Dan Alkyl Dimethyl Benzyl Ammonium Chlorida Terhadap Virus Avian Influenza Al A/ Ck/ Indonesia/ Bl/ 03(H5n 1)Pada Feses Basah
2009
Nurma Supri Hastanti
Skripsi
Unair, FKH
267
Titer Antibodi Ayam Buras (Gallus Domesticus) Pasca Vaksinasi Avian Influenza Dengan Vaksin Homolog H5N1 Dan Heterolog H5N2
2009
Jamaluddin L
Skripsi
Unair, FKH
Unair, FKH
Unair, FKH
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
357
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
268
Efek Pemberian Chlorella Dan Probiotik Sebagai Suplemen Pakan Terhadap Titer Antibodi Ayam Petelur Setelah Vaksinasi Avian Influenza
269
Pengaruh Pemberian Pakan Basal Yang Disubstitusi Crude Chlorella Terhadap Kecernaan Protein Dan Jumlah Ig A Pada Mukosa Ileum Ayam Petelur Yang Divaksin Avian Influenza
270
Pengaruh Pemberian Crude Chlorella Dan Probiotik Terhadap Jumlah Sel Limfosit Pada Limpa Ayam Broiler Yang Divaksinasi Ai (Avian Influenza)
2009
Agus Widodo
Skripsi
271
Perbandingan Metode Generalized Maximum Likelihood Spline Untuk Memperkirakan Jumlah Leukosit Pada Tersangka Flu Burung Di Jawa Timur
2009
Dewi Noor Hidayati
Tesis
Laporan penelitian
272
Global AI Registry
2009
2009
2009
Riestyarta Adinugraha
Andes Seno Wibowo
Wiku Adisasmito
Skripsi
Skripsi
358
Unair, FKH
273
Studi variabilitas fragmen gen NS1 virus avian influenza H5N1 isolat Balai Penyidika dan Pengujian Veteriner Regional I Medan Tahun 2005-2008. Thesis S2 Sain veteriner UGM
2009
Faisal
Tesis
UGM, FKH
Endang R Sedyaningsih
Hana A Pawestri, Thanh Tran Tan, Siti Isfandari, Phungquoc Tuan, Menno D de Jong
Depkes, Litbangkes
Laporan Penelitian
IPB, FKH
274
Virological factors affecting mortality of influenza A (H5N1) patient in Indonesia
Unair, FKH
275
Manifestation of Sub-clinical Infection of Avian Influenza Virus among Kampong Chicken and Backyard Poultry in Banten Province
2009
Wibawan, IWT
Surachmi Setyaningsih, Retno D Soejoedono and Sri Murtini
Unair, FKH
276
Avian Influenza surveillance for ducks species in live bird markets in Jakarta
2009
Wibawan, IWT
Kerjasama FKH IPB-FAO-Civas
IPB, FKH
UI, FKM
277
Pembuatan Rapid Test menggunakan teknik koaglutinasi tidak langsung untuk deteksi antibody Flu Burung.
2009
Wibawan, IWT
Riet Unggulan IPB.
IPB, FKH
Unair, FKH
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
2009
359
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia
278
Molecular Analysis of H5N1 Avian Influenza Virus from Avian Species: Compared with Genbank Data of the Indonesian H5N1 Human Cases Microbiol Indones. 3. 2.
2009
Dharmayanti, NLP.I
Balitvet
279
Pengukuran Titer Antibodi Ayam SPF Pasca Vaksinasi Vaksin Avian Influenza Adjuvan Emulsi Minyak
Endhang Pudjiastuti
Ernawati Yulia, Dyah Estikoma, SNR, Anieka R
Laporan Penelitian
Pusvetma
280
Kajian Pelaksanaan Kebijakan Pengendalian Penyakit Avian Influenza Di Lapang
Eny Martindah
Atien Priyanti dan Imas Sri Nurhayati
Laporan Penelitian
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
281
Deskripsi Lingkungan dan perilaku masyarakat yang behubungan dengan penularan Flu Burung di Tangerang
Rachmalina Soerachman
Laporan Balitbangkes Depkes
Depkes, Balitbangkes
360
Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia