RANGKUMAN BMC DALAM BAHASA INDONESIA Sumber: Nuradhi, M. (2015), Kajian Business Model Canvas pada Biro Konsultan Arsitektur dan Desain Interior Hadiprana, Tesis Magister Manajemen Universitas Ciputra, Surabaya. Osterwalder, Alexander and Pigneur, Yves. (2010) ‘Business Model GeneraVon’. New Jersey: John Wiley and Sons Inc Entrepreneurship 2, FEH, Universitas Ciputra, 2016
Apa itu BMC • •
BMC adalah business plan yang formatnya diinovasi menjadi hanya satu halaman yang dibagi menjadi 9 blok masing masing berisi 9 elemen esensial untuk merencanakan start-up maupun business development. Sembilan building blocks atau elemen dasar dalam mendesain bisnis model dan pengembangan bisnis ini meliputi: customer segments, value propositions, channels, customer relationships, revenue streams, key resources, key partnerships dan cost structure. Berikut ini adalah penjelasan tentang masing-masing blok tersebut (Osterwalder dan Pigneur, 2010: 20-41). Entrepreneurship 2, FEH, Universitas Ciputra, 2016
Blok Customer Segments •
Customer segments adalah segmen dari customer yang dituju oleh suatu organisasi. Segmen yang dituju akan menjadi acuan desain dan pelaksanaan sebuah bisnis. Beberapa tipe Customer Segments adalah mass market dimana customers terdiri dari banyak orang dengan kebutuhan yang sama; niche market dimana customers terdiri dari sejumlah kecil orang dengan kebutuhan yang sangat spesifik; segmented dimana customers terbagi menjadi beberapa grup dengan kebutuhan yang sedikit berbeda satu sama lain; diversified dimana customers terdiri dari dua segmen atau lebih yang benar–benar berbeda satu sama lain; dan multi-sided platforms dimana customers terdiri dari beberapa segmen yang berbeda tapi saling berkaitan satu dengan yang lain.
Entrepreneurship 2, FEH, Universitas Ciputra, 2016
Blok Value Proposi>ons • Value Propositions adalah solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan dan memenuhi kebutuhan dari customer yang dituju di blok Customer Segments. Value bisa berupa kebaruan (newness), perbaikan performa berkesinambungan (Performance), customization, reliabilitas (getting the job done), desain (design), brand status, harga (price), pengurangan biaya (cost reduction), pengurangan resiko (risk reduction), aksesibilitas (accessibility) dan kenyamanan/ penggunaan (Convenience/ Utility) Entrepreneurship 2, FEH, Universitas Ciputra, 2016
Blok Channels • Channels adalah bagaimana sebuah perusahaan menyampaikan penawaran valuenya ke segmen yang dituju, dalam hal ini mencakup saluran komunikasi, saluran distribusi dan saluran penjualan. Dengan mengisi blok ini pengguna bisa merencanakan tipe dan tahapan saluran penyampaian yang digunakan. Tipe-tipe channel meliputi direct channels yang terdiri dari sales force, websales, social media dan penjual eceran. Type indirect channel meliputi toko/ gedung, website, marketing tools. Kepemilikan bisa sendiri atau berpartner. Sedangkan tahapan yang terjadi dalam proses menyampaikan dari awal hingga akhir adalah tahapan: awareness, evaluation, purchase, delivery dan after sales. Entrepreneurship 2, FEH, Universitas Ciputra, 2016
Blok Customer Rela>onships •
Customer relationships adalah cara perusahaan berinterkasi dengan segmen yang dituju. Beberapa tipe relationship yang disebut dalam buku ini adalah personal assistance, dedicated personal assistance, self service, automated service, communities dan co-creation dimana customer dilibatkan untuk inovasi performa layanan dan produk .
Entrepreneurship 2, FEH, Universitas Ciputra, 2016
Blok Revenue Streams • Revenue Streams adalah bagaimana sistem aliran pemasukan dan sistem penentuan harga dari semua kegiatan di blok Value Propositions dan Key Activities. Beberapa cara untuk menghasilkan aliran pemasukan bisa dengan penjualan penjualan produk atau jasa (Asset sale), biaya penggunaan (usage fee), biaya berlangganan (subscription fee), biaya sewa (rental fee) dan lisensi (license fee), biaya broker (brokerage fee), biaya iklan (advertising fee). Setelah menentukan cara, selanjutnya pebisnis menentukan pricing mechanism apakah menggunakan fixed menu pricing atau dynamic pricing untuk tiap-tiap cara tersebut.
Entrepreneurship 2, FEH, Universitas Ciputra, 2016
Blok Key Ac>vi>es
• Key Activities adalah aktivitas utama untuk mengoperasikan bisnis. Aktivitas ini bisa berupa produksi barang(production) maupun jasa (problem solving) atau membuat dan melaksanakan aktivitas penghubung (platform/ network).
Entrepreneurship 2, FEH, Universitas Ciputra, 2016
Blok Key Resources •
Key Resources mendeskripsikan sumber daya yang paling penting yang dibutuhkan sebuah perusahaan untuk bisa mengoperasikan semua bloknya. Sumber daya utama ini bisa berupa SD intelektual (Intellectual), SD fisik (physical), SD finansial (financial) dan SD manusia (Human).
Entrepreneurship 2, FEH, Universitas Ciputra, 2016
Blok Key Partnership • Key Partnership adalah partner utama dari luar organisasi yang sangat dibutuhkan untuk beroperasi. Motivasi yang mendasari untuk berpartner ada tiga yaitu untuk mengoptimalkan skala bisnis, mengurangi resiko dan ketidakpastian atau mengakuisisi aktifitas dan sumber daya tertentu yang dibutuhkan. Berdasarkan jenis motivasi, pebisnis bisa menentukan siapa yang tepat dijadikan partner dan peran apa yang akan dijalankan oleh partner tersebut. Type partnership dengan non kompetitor disebut strategic alliance, dengan kompetitor disebut co-opetition, dengan penyedia disebut buyer-supplier, menggabungkan dua perusahaan menjadi satu disebut joint-venture Entrepreneurship 2, FEH, Universitas Ciputra, 2016
Blok Cost Structure • Cost Structure adalah blok yang mendeskripsikan semua pembiayaan operasional di tujuh blok lainnya. Dari deskripsi ini bisa diketahui blok mana yang paling mahal, mana yang paling murah dan mana yang bisa diefektifkan. Selanjutnya bisa diketahui model pembiayaan seperti apa yang tepat untuk digunakan dalam operasional, apakah itu cost driven, value-driven. Sedangkan komponen dalam pembiayaan meliputi: biaya tetap (fixed costs), biaya tidak tetap (variable costs) Entrepreneurship 2, FEH, Universitas Ciputra, 2016
Gambar Nine Building Blocks Dalam Template Business Model Canvas
Entrepreneurship 2, FEH, Universitas Ciputra, 2016
Patra BMC (BMC PATTERN) •
Desainer dari Business Model Canvas memetakan ratusan strategi pengembangan bisnis dari hasil upload para pebisnis yang menggunakan BMC ke situs resmi businessmodelgeneration.org menjadi lima patra dalam pengembangan bisnis. Patra-patra itu meliputi: unbundled corporation, Long tail, multisided platform, free, open business modeling. Masing-masing patra dijelaskan dengan contoh nyata dari banyak perusahaan berskala global (Osterwalder dan Pigneur, 2010: 56-73). Berikut adalah penjelasan tentang masing–masing patra BMC ini.
Entrepreneurship 2, FEH, Universitas Ciputra, 2016
Unbundled corpora:on • dipaparkan di Harvard Business Review oleh Hagel, John, Singer, Marc. March April 1999. Suatu model bisnis yang ketiga core business- nya: customer relationships, product innovations, infrastructure, yang masing-masing punya karakter ekonomi, kompetitor dan budaya imperatif yang berbeda akan tetapi disatukan di dalam sebuah perusahaan. Implementasi model ini dengan cara: outsourcing, atau membagi jadi divisi divisi dan masing masing divisi mempunyai desain BMC. Contohnya Apple Ipod dan Apple Application Store ITunes (Osterwalder dan Pigneur, 2010: 56-73). Untuk contoh di Indonesia, pola ini sering digunakan dalam Badan Usaha Milik Negara, contohnya PT. Telkom yang melakukan joint operation dengan swasta asing untuk infrastruktur dan customer relationship. Di sektor swasta, Grup Ciputra, dan Grup Lippo mempunyai patra yang hampir sama, melakukan unbundling dengan pembedaan divisi properti, edukasi dan manajemen properti, selain itu dua korporasi ini melakukan outsourcing jasa konsultan desain dan konstruksi untuk produksi properti mereka. Entrepreneurship 2, FEH, Universitas Ciputra, 2016
Long Tail Business Model •
yang dipaparkan oleh Anderson, Chris (2004) adalah patra yang kedua. Pola ini fokus pada penawaran banyak macam produk yang masing-masing hanya dijual dengan jumlah dan frekuensi terbatas, big revenue didapatkan dari penjumlahan semuanya, ketertarikan pembeli semata mata karena banyaknya pilihan (selling less of more). Lawan dari ‘top 20%’ selling method atau best seller centric, pola ini lebih mengarah pada penjualan yang jarang tapi sekali terjual bisa mencakup semua pengeluaran. Menurut Anderson, Chris (2006), “Long tail: Low inventory cost, strong platform”. Contoh: Netflix dan Lulu (self publishing services), serta Lego User Generated Content (Osterwalder dan Pigneur, 2010: 65-74). Bisnis di Indonesia yang menggunakan model bisnis seperti ini contohnya adalah para penjual mobil bekas, kolektor batik langka, buku langka, lukisan, pemilik galeri seni dan toko kerajinan untuk high-end buyer. Entrepreneurship 2, FEH, Universitas Ciputra, 2016
Mul:sided Pla=orm •
dipaparkan oleh Eisenmann, Parker, Van Alstyne di Harvard Business Review, October 2006 dikutip oleh Osterwalder dan Pigneur, 2010 adalah patra yang ketiga. Pola ini punya dua group customer yang benar benar berbeda tapi saling membutuhkan, value dan revenue datang dari aktivitas menjadi fasilitator antara dua group ini. Contoh: Google, eBay, Microsoft Window, Finansial Times, Visa, Facebook, Apple, Wii. Kunci sukses adalah value propositions dan customer releationships harus didesain secara spesifik per group customer (Osterwalder dan Pigneur, 2010: 75-106). Di Indonesia, patra ini banyak digunakan pada bisnis perantara jual beli. Customer Segment yang dilayani oleh bisnis ini terbagi jadi penjual dan pembeli barang. Contohnya antara lain: toko emas, bayibekas.com, preloved branded bags, Sidharta Auctioneer for affordable art, tokobagus.com, blibli.com dan masih banyak lagi. Entrepreneurship 2, FEH, Universitas Ciputra, 2016
Free Business Model • dipaparkan oleh Anderson, Chris (2008) dalam buku Free: The Future of a Radical Price. Patra ini adalah patra yang keempat yaitu sebuah model bisnis yang memungkinkan salah satu segmennya bisa menggunakan produk atau jasa dengan gratis. Segmen yang tidak dikenakan biaya ini dibiayai oleh segmen lain. Contohnya seperti Facebook, Google, Yahoo yang mendapatkan revenue dari pemasang iklan. Bisa juga dengan menawarkan layanan dasar gratis tapi apabila hendak meningkat ke premium maka ada beban biaya, contohnya seperti beberapa aplikasi Android seperti Skype, Linkedin, Kaskus, Dropbox dan lain-lain (Osterwalder dan Pigneur, 2010: 88-107). Dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia, contohnya adalah Kaskus, yang menyediakan layanan gratis untuk layanan dasar, sekaligus juga menyediakan yang berbayar berupa premium membership apabila membutuhkan layanan penuh. Contoh yang diluar bisnis online sering dijumpai pada bisnis hiburan, yang menggratiskan tiket masuk dan pertunjukan musik, revenue didapatkan dari penjualan makanan dan minuman. Entrepreneurship 2, FEH, Universitas Ciputra, 2016
Open Business Model •
dipaparkan oleh Chesbrough, Henry pada artikel “The Era of Open Innovation.” MIT Sloan Management Review (2003) no. 3, dikutip oleh Osterwalder dan Pigneur 2010 adalah patra yang kelima. Model bisnis ini dipicu oleh era open innovation, dimana sebuah perusahaan menghasilkan dan menangkap value dengan berkolaborasi dengan pihak luar. Dua patra kolaborasi yang terjadi adalah kolaborasi dari luar ke dalam dan kolaborasi dalam ke luar. Kolaborasi luar ke dalam adalah mengeksploitasi ide dan penemuan dari luar, sebaliknya kolaborasi dalam ke luar adalah menyediakan ide, teknologi atau penemuan untuk pihak luar melalui paten dan lisensi. Dua perusahaan besar yang kerap melakukan patra ini adalah Nestle dan Procter and Gamble (Osterwalder dan Pigneur, 2010: 108-117). Di Indonesia, untuk open innovation baru dilakukan oleh perusahaan asing yaitu Unilever yang membuka undangan untuk kegiatan co-creation pada website versi Indonesia. Sedangkan perusahaan Indonesia yang melakukan ini masih sangat jarang, diantaranya ada PT.ASA Forestry dan PT. ASA Timber Estate. Dua perusahaan ini melakukan open sourcing dengan pemilik modal perorangan, pemilik lahan budidaya kayu, komunitas petani penggarap dan lembaga desa untuk berkolaborasi mengelola hutan dan hasil hutan. Entrepreneurship 2, FEH, Universitas Ciputra, 2016
HAPPY READING
Entrepreneurship 2, FEH, Universitas Ciputra, 2016