RANCANGAN SISTEM MANAJEMEN KINERJA PADA CV. AL BARRU Oleh : Leni Nurhayati, S.Si., M.A.B Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi STMIK Sumedang
ABSTRAK Pengukuran kinerja menjadi sangat penting karena perusahaan dapat mengetahui apa yang telah dicapai melalui sesuatu yang terukur. Dengan melakukan pengukuran kinerja maka dapat diketahui hal apa yang perlu mendapat perhatian khusus sehingga akan lebih mudah dalam pengelolaannya. Pengukuran kinerja dalam era kondisi perubahan dunia bisnis yang kompleks dan turbulen mengharuskan perusahaan untuk mengevaluasi penerapan sistem manajemen kinerja yang telah dilakukan. Pengukuran kinerja yang relevan dengan kondisi saat ini adalah yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari stakeholders.Pemenuhankepuasan dari setiap stakeholders menjadi hal yang sangat penting bagiperusahaan agar dapat terus bertahan dan berhasil di masa yang akan datang.Untuk memenuhi kepuasan dari setiap stakeholders dapat dituangkan dalam suatusistem manajemen kinerja. Keadaan lingkungan persaingan yang sudah sangat tidak dapat diramalkan, persaingan yang begitu ketat, siklus produk yang menjadi sangat pendek, informasi yang tersebar begitu cepatnya, dan konsumen yang memiliki banyak pilihan produk global membuat pihak manajemen CV. Al Barru harus meningkatkan kinerjanya. Tujuan penelitian ini adalah merancang suatu sistem manajemen kinerja pada CV. Al Barru. Pengukuran kinerja danbenchmarking merupakan tool yang penting bagi pembuat kebijakan dan penyedia jasalayanan yang dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja, meningkatkan akuntabilitaskepada pelanggan dan pada akhirnya meningkatkan pelayanan. Suatu rancangan sistemmanajemen kinerja berbasis IPMS (Integrated Performance Measurement System)meliputi tiga perspektif pengukuran yaitu keluaran organisasi, proses internal, dankemampuan sumber daya. IPMS mampu menterjemahkan visi perusahaan menjadistrategi yang dijadikan objektif,sehingga pada akhirnya pihak manajemen mampu memonitor dan mengontrol apakahstrategi yang selama ini dijalankan sudah mampu untuk mencapai visi perusahaan. Penelitian ini fokus pada tahap perancangan sistem manajemen kinerja berbasisIPMS untuk digunakan di CV. Al Barru. Langkah-langkah yang dilakukan
dalampenelitian dimulai dari penetapan tujuan dari setiap perspektif yang dilanjutkan denganpenetapan variabel penukuran kinerja dan tolok ukur keberhasilan untuk mengetahui apakah tujuan yang ditetapkantercapai.Penelitian yang dilakukan menghasilkan suatu rancangan Sistem Manajemen Kinerja berbasis IPMS dengan variabel pengukuran kinerja perusahaan yang dapat diterapkan CV. Al Barru yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan sehingga terus tumbuh danberkembang. Kata Kunci: Pengukuran kinerja, Stakeholders, Sistem Manajemen Kinerja, IPMS, Tolok ukur keberhasilan, peningkatan kinerja I.
PENDAHULUAN Tingkat persaingan dalam dunia bisnis di abad ke-21 ini semakin ketat. Dengan diberlakukannya era perdaagangan bebas semakin mendukung persaingan bebas dalam perdagangan. Dalam mengantisipasi era persaingan yang kompleks dan turbulen tersebut, banyak perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa maupun manufaktur mulai melakukan kajian terhadap tujuan stratejik perusahaan dan melakukan evaluasi terhadap kompetensi internal perusahaan itu sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan peningkatan kinerja tersebut, banyak perusahaan merasa perlu untuk menerapkan suatu Sistem Manajemen Kinerja yang baru yang tidak hanya mengcu pada sistem pengukuran finansial saja. Pengukuran kinerja yag berfokus pada laporan finansial tidak lagi memadai. Keterbatasan sisstem pengukuran kinerja berbasis finansial sebagaimana diterangkan oleh Kaplan (1983) dan Cooper dkk. (1992) dalam Wibisono (2006), meliputi aspekaspek kekurangrelevanan sistem pengukuran berbasis finansial bagi pengelolaan usaha saat ini (lack of relevance), sistem konvensional berorientasi pada pelaporan kinerja masa lalu (lagging metrics), berorientasi jangka pendek (short-termism), kurang fleksibel (inflexible), tidak memicu perbaikan (does not foster improvement), dan rancu pada aspek biaya (cost distortion). Dengan demikian perusahaan harus mulai menerapkan suatu sistem pengukuran kinerja yang tidak hanya berbasis finansial yang hanya dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan shareholders, akan tetapi harus mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan semua stakeholders.Pemenuhan kepuasan dari setiap stakeholders menjadi hal yang sangat penting bagi perusahaan agar dapat terus bertahan dan berhasil di masa yang akan datang.Untuk memenuhi kepuasan dari setiap stakeholders dapat dituangkan dalam suatu sistem manajemen kinerja. Sampai saat ini telah banyak diperkenalkan berbagai kerangka sistem manajemen kinerja yang dapat diterapkan oleh berbagai perusahaan. Beberapa yang sangat terkenal diantaranya adalah Malcolm Balridge National Quality Award (Department of Commerce, USA, 1987), The Balanced Scorecard (Kaplan & Norton, 1996), dan Prism (Neely & Adams, 2002). Setiap kerangka sistem manajemen kinerja tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Salah satu alternatif lain sistem manajemen kinerja yang bisa diterapkan adalah kerangka sistem manajemen kinerja berbasis Integrated Performance Measurement System (IPMS) yang dikemukakan oleh Dermawan Wibisono Ph.D (2006). Sistem manajemen kinerja berbasis IPMS meliputi tiga perspektif pengukuran yaitu keluaran organisasi, proses internal, dan kemampuan sumber daya. IPMS mampu menterjemahkan visi perusahaan menjadi strategi yang dijadikan objektif bagi setiap divisi atau departemen pada level operasional, sehingga pada akhirnya pihak
manajemen mampu memonitor dan mengontrol apakah strategi yang selama ini dijalankan sudah mampu untuk mencapai visi perusahaan. CV. Al Barru merupakan suatu perusahaandi kota Sumedang yang bergerak dalam bidang jasa pembuatan produk hasil las. Kondisi perubahan dunia usaha juga dirasakan oleh CV. Al Barru, seperti lingkungan persaingan yang sudah sangat tidak dapat diramalkan, persaingan yang begitu ketat, siklus produk yang menjadi sangat pendek, informasi yang tersebar begitu cepatnya, dan konsumen memiliki banyak pilihan produk global. Hal tersebut membuat pihak manajemen CV. Al Barru harus meningkatkan kinerjanya agar dapat terus bertahan dan berhasil di masa yang akan datang. Sementara itu sampai saat ini CV. Al Barru belum memiliiki suatu sistem manajemen kinerja. Pengukuran kinerja yang dilakukan hanya dengan melihat rasio keuangan saja, sehinga belum mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan stakeholders. Dengan demikian perlu dibuat suatu rancangan sistem manajemen kinerja berbasis IPMS untuk CV. Al Barru Tujuan dari penelitian ini adalah merancang suatu Sistem Manajemen Kinerja berbasis IPMS pada CV. Al Barru yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan stakeholdersnya sehingga diharapkan mampu meningkatkan kinerjanya.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Integrated Performance Measurement System (IPMS) Sistem manajemen kinerja merupakan suatu metode untuk mengukur kemajuan program atau aktivitas yang dilakukan suatu organisasi dalam mencapai pemenuhan kepuasan dari setiap stakeholders. Sistem manajemen kinerja juga merupakan suatu pendekatan sistematik untuk memperbaiki kinerja melalui proses berkelanjutan dan berjangka panjang yang meliputi kegiatan penetapan sasaran stratejik, pengukuran kinerja, serta analisis dan pelaporan data kinerja untuk digunakan dalam perbaikan berkelanjutan (Mahmudi, 2005). Konsep IPMS lebih sederhana dari konsep Balanced Scorecard (BSC) yangdikembangkan oleh Kaplan & Norton (1996). Konsep IPMS hanya meliputi tiga perspektif pengukuran yaitu keluaran organisasi, proses internal, dan kemampuan sumber. IPMS mampu menterjemahkan visi perusahaan menjadi strategi yang dijadikan objektif bagi setiap divisi atau departemen pada level operasional, sehingga pada akhirnya pihak manajemen mampu memonitor dan mengontrol apakah strategi yang selama ini dijalankan sudah mampu untuk mencapai visi perusahaan. Dampak yang ditimbulkan adalah perusahaan akan dapat bersaing dan terus bertahan. Konsep IPMS ini dapat diterapkan di berbagai model industri manufaktur maupun jasa baik di sektor swasta maupun pemerintah. Adapun Tahapan Perancangan Sistem Manajemen Kinerja dengan konsep IPMSoleh Dermawan Wibisono Ph.D (2006) dijelaskan seperti pada Gambar 2.1 di bawah ini.
Gambar 2.1 Tahap Perancangan Sistem Manajemen Kinerja Dalam menyusun suatu kerangka sistem manajemen kinerja, terdapat beberapa halyang harus diperhatikan oleh perusahaan agar kerangka yang telah dirancang berhasil memenuhi kepuasan dari stakeholders. Hal yang pertama adalah perusahaan harus dapat menerjemahkan keinginan dan kebutuhan (wants andneeds) dari setiap stakeholders dan kemudian harus dapat mencocokkannya dengan wants and needs perusahaan sehingga tidak akan terjadi hal yang saling kontradiksi. Hal penting lainnya adalah ukuran kinerja yang digunakan harus sesuai dengan strategi, proses, dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi wants and needs tersebut. Dengan kata lain pengukuran kinerja harus dilakukan pada variabel yang tepat. Dalam sistem manajemen kinerja berbasis IPMS yang dikemukakan oleh Dermawan Wibisono Ph.D (2006) membagi variabel kinerja menjadi tiga perspektif yaitu keluaran organisasi, proses internal, dan kemampuan sumber daya. Ketiga perspektif ini merupakan modelpendekatan yang cocok diterapkan di Indonesia karena berdasarkan pengalaman penerapan di beberapa perusahaan di Indonesia, rancangan ini memiliki aspek kepraktisan dan nilai tambah. Ketiga perspektif beserta aspeknya secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut. Tabel 2.1 Perspektif Sistem Manajemen Kinerja Perspektif Aspek Keluaran Organisasi Finansial Non Finansial Proses Internal Inovasi Proses Operasi Pemasaran Pelayanan Purna Jual Kemampuan Sumber Daya Sumber Daya Insani Sumber Daya Teknologi Sumber Daya Organisasi Pengukuran kinerja menjadi sangat penting karena perusahaan dapat mengetahuiapa yang telah dicapai melalui sesuatu yang terukur. Dengan melakukan pengukuran kinerja maka dapat diketahui hal apa yang perlu mendapat perhatian khusus sehingga akan lebih mudah dalam pengelolaannya. Dapat dinyatakan bahwa
pengukuran kinerja menjadi sebuah alat untuk mengkaji ulang manajemen stratejik yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen (Wibisono, 2006). 2.2 Conceptual Framework Dalam penelitian ini, dasar pemikiran awal yang terbentuk mengacu kepada kinerja CV. Al Barru. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja CV. Al Barru ditentukan kemudian dijelaskan satu per satu sehingga terbentuklah peta pemikiran konseptual seperti gambar 2.2 di bawah ini: Kondisi Keuangan
Isu lingkungan
Sumber Daya Manusia
Regulasi Pemerintah
Hubungan dengan pemasok / mitra bisnis
Kepuasan pelanggan
Proses Operasi dan Inovasi
Teknologi
Kinerja CV. Al Barru
Budaya perusahaan
Rancangan Sistem Manajemen Kkinerja Berbasis IPMS Gambar 2.2 Peta Pemikiran Konseptual
III.
METODOLOGI Untuk mendapatkan langkah pemecahan yang tepat dan tidak terlalu melebar pembahasannya, maka pada penelitian ini ditetapkan pembatasan masalah sebagai berikut yaitu : 1. Penelitian ini hanya difokuskan pada perancangan sistem manajemen kinerja saja. 2. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari perusahaan dan interview dengan pihak manajemen. Sementara itu data sekunder diperoleh dari internet serta didukung oleh hasil dari penelitian-penelitian lain yang dianggap relevan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini digambarkan pada Gambar 3.1 berikut.
Identifikasi Masalah Kondisi perubahan dunia usaha yang mengharuskan CV. Al Barru meningkatkan kinerjannya yang masih belum memenuhi kepuasan seluruh stakeholders yang dipengaruhi oleh beberapa faktor dan variabel pengukuran kinerja yang dilakukan belum tepat
Tujuan Penelitian Merancang sistem manajemen kinerja pada CV. Al Barru dengan pengukuran variabel yang tepat sehingga diharapkan kinerja CV. Al Barru akan memenuhi kepuasan seluruh stakeholders
Studi Pustaka Literatur/referensi : - Konsep Integrated Performance Management System (IPMS) dari Dermawan Wibisono (2006)
Pengumpulan dan Pengolahan Data Data primer didapatkan melalui interview dan diskusi dengan pihak manajemen dan karyawan CV. Al Barru Data sekunder didapatkan dari laporan dan dokumen perusahaan sertabeberapa literature dan sumber dari internet
Analisis Situasi Bisnis
Analisis SWOT
Analisis lingkungan makro meliputi analisis industri, pemerintah dan masyarakat,pasar dan pesaing, serta produk daan jasa yang dihasilkan sehingga diketahui kondisi situasi bisnis yang terjadi yang dapat mempengaruhi perusahaan
Analisis SWOT menggunakan data primer dann sekunder, serta diskusi dengan pihak manajemen sehingga diketahui aspek internal & eksternal perusahaan
Perancangan Sistem Manajemen Kinerja Metodologi perancangan Sistem Manajemen Kinerja berdasarkan konsep IPMS dari Dermawan Wibisono (2006)
Gambar 3.1 Tahap Pelaksanaan Penelitian IV. PEMBAHASAN 4.1 Sejarah, Visi, dan Misi Perusahaan CV. Al Barru berdiri sejak tahun 2006 di kota Sumedang. Sejak awal pendirian sampai saat ini, perusahaan dipimpin langsung oleh pemiliknya yaitu Adi Cahyadi. Perusahaan ini bergerak dalam bidang jasa pembuatan produk hasil las seperti pagar, tralis, canopi, henderson, sliding door, dan aneka konstruksi lainnya sesuai dengan permintaan pelanggan (made by order). Perusahaan ini telah mampu melayani pelanggan yang berasal dari kota Sumedang dan berbagai kota lainnya seperti Bandung, Garut, Tasikmalaya, Majalengka, Subang, Purwakarta dan wilayah Jabodetabek. Perusahaan ini memiliki 15 karyawan.
Visi CV. Al Barru adalah menjadi perusahaan las lokal yang terdepan, terpercaya dan terhandal dengan terus berupaya melakukan perbaikan berkelanjutan. Misi CV. Al Barru adalah memberikan produk dan pelayanan yang berkualitas, inovatif, dapat diandalkan, dan bermaanfaat bagi para pelanggan. 4.2 Analisis Situasi Bisnis Analisis Teknologi Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk dalam teknologi yang terkait pengelasan telah memberikan pengaruh terhadap efisiensi dan kemudahan dalam proses operasional CV. Al Barru . Teknik pengelasan dan penggunaat alat yang lebih efisien dan lebih ramah lingkungan telah memungkinkan CV. Al Barru untuk dapat meningkatkan kualitas produk dan layanan yang dihasilkannya. Selain itu, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi juga membantu CV. Al Barru dalam pelayanan dan promosi, sehingga dapat menjangkau orderan yang lebih luas. Analisis Sosial Budaya Populasi jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi mengakibatkan peningkatan akan kebutuhan pemukiman atau perumahan yang lebih banyak. Peningkatan kebutuhan tersebut merupakan peluang yang optimis untuk bisnis pengelasan. Peningkatan laju industri, dan peningkatan perekonomian masyarakat juga berdampak pada kemampuan membeli maasyarakat sehingga hal ini dapat menjadi suatu peluang yang baik. Analisis Politik, Hukum, dan Regulasi Politik dalam negeri dapat berpengaruhterhadap perkembangan dunia usaha, termasuk lingkungan industri untuk sektorusaha kecil dan menengah. Secara umum pengaruh situasi dan kondisi keamanan nasional yang kurang kondusif mengakibatkan kurang tertariknya investor untuk ikut berinvestasi. Adanya pemberlakuan UU No 8/99 tentang perlindungan konsumen juga mengakibatkan semakin kuatnya posisi tawar pelanggan, dengan adanyakepastian hukum untuk melindungi hak konsumen. Hal ini menyebabkan tuntutanbagi para pelaku usaha untuk memberikan: - Pelayanan/ produk yang handal dan berkualitas - Pelayanan dan memberikan informasi yang benar mengenai kondisi - barang atau jasa yang ditwarkan - Kompensasi dan ganti rugi terhadap kerugian penggunaan barang ataujasa Analisis Lingkungan Ekonomi Makro Perekonomian di Indonesia cenderung menuju ke arah lebihbaik. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan indikator ekonomi makro sepertipertumbuhan GDP, penurunan tingkat inflasi, penurunan suku bunga SBI,penurunan suku bunga pinjaman dan penguatan nilai tukar rupiah. Kondisi inimemungkinkan adanya pasar potensial untuk mengembangkan investasi diIndonesia termasuk investasi dalam bisnis pengelasan.Adanya pengaruh globalisasi dan liberalisasi perdagangan dunia melalui beberapakesepakatan yang akan direalisasikan dikawasan regional Asia-Pasifik sepertiWTO, APEC dan AFTA, akan membuat kawasan ini menjadi suatu pasar bebas untuk segala jenis bisnis termasuk bisnis pengelasan. Indonesia yang beradadi kawasan ini, akan ikut mengalami persaingan usaha yang semakin ketat.Sehingga CV. Al Barru harus lebih kompetitif dan memiliki keunggulan bersaing Analisis Sumber Daya Perusahaan
Sumber daya perusahaan terdiri dari tangible assets dan intangible assets.Intangible assets CV. Al Barru terdiri dari sumber daya insani, teknologi,dan organisasi. Untuk sumber daya insani, jumlah pegawaiadalah 15 orang. Jumlah pegawai yang sedikit dan sering keluar masuk serta struktur organisasi yang tidak jelas pada CV. Al Barru dapat menimbulkan beberapa permasalahan sebagaiberikut: - Pengendalian dan pengawasan kinerja kurang optimal - Pelayanan yang lamban - Pegawai yang tidak optimal - Kompetensi dan skill pegawai sulit berkembang Sumber daya lainnya adalah sumber daya fisik untuk mendukung proses bisnisnya. Seperti mesin las, mesin pemotong, mesin bubut, alat bor, ruang kantor, alat transportasi, Analisis Lingkungan Hidup Kebijakan untuk memperhatikan lingkungan hidup bagi perusahaan dapat memberikan keuntungan tersendiri. Seperti telah diketahui bahwa isu-isu lingkungan hidup saat ini menjadi perhatian bagi setiap perusahaan. Dengan ikut berpartisipasi dalam pengelolaan lingkungan hidup dapat juga meningkatkan citra perusahaan. Analisis Mitra Kerja / Pemasok Pemasok merupakan salah satu pihak yang turut menentukan kinerja perusahaan. Pada CV. Al Barru, pemasok merupakan mitra strategis untuk mendukung proses bisnis, yaitu pemasok bahan baku sperti besi dan bahan lainnya yang diperlukan dalam pembuatan produk. Mitra kerja lainnya adalah pihak sswasta maupun instansi pemerintah daerah dalam pengerjaan proyek-proyek perumahan, perkantoran, dan lainlain. 4.3
Analisis SWOT Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats), dilakukan pada semua aspek kegiatan dalam perusahaan dan aspek di luar perusahaan. Analisis ini dilakukan dalam rangka mengidentifikasi faktor internal dan eksternal lingkungan perusahaan yang akan menjadi bagianyang sangat penting dari proses perencanaan strategis. Faktor internal lingkungan dalam perusahaanbisa diklasifikasikan pada Strength/kekuatan dan weakness/kelemahan. Sedangkan faktor eksternal pada perusahaan bisa diklasifikasikan dengan opportunities/peluang dan threaths/ancaman. SWOT analisis memberikan informasi yang akan membantu menyatukan sumber daya perusahaan dengan kapasitas untuk menjadi lingkungan yang kompetitif dalam pengoperasian bisnis. Hasil identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan dituangkan dalam tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Analisis SWOT CV. Al Barru Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan (Strengths) Peluang (Opportunities) Jangkauan order yang luas Potensi pasar yang cukup baik
Penerapan teknologi yang cukup maju Penetapan harga jual yang bersaing Kualitas produk tinggi Pelayanan yang ramah
Kondisi sosial budaya masyarakat yang memadai Dukungan pemerintah daerah Hubungan Mitra Kerja Kemampuan masyarakat untuk membeli Kelemahan (Weakness) Ancaman (Threaths) Manajemen waktu yang kurang baik Sarana dan prasarana kota yang tidak memadai Tingkat keluar masuk karyawan tinggi Pemasok yang kurang memadai Kepemimpinan yang lemah Kondisi perekonomian nasional, stabilitas Keterbatasan sumber daya manusia dan politik dan keamanan keuangan Pesaing yang semakin banyak Budaya perusahaan 4.4
Variabel Pengukuuran Kinerja Rancangan variabel-variabel pengukuran kinerja dan tolak ukur keberhasilan terdiri dari tiga perspektif yatitu perspektif keluaran organisasi, proes internal, dan kemampuan sumber daya. Perspektif keluaran organisasi terdiri dari aspek finansial dan aspek non finansial. Perspektif proses internal meliputi aspek inovasi, aspek proses operasi, aspek pemasaran, dan aspek purna jual. Perspektif kemampuan sumber daya mencakup aspek teknologi, insani, dan organisasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Variabel Pengukuran Kinerja PERSPEKTIF
ASPEK
TUJUAN STRATEGIS
VARIABLE
TOLAK UKUR
F1:Peningkatan profitabilitas
Profitability ratio
F2:Efisiensi penggunaan dana
Activity Ratio
F3: peningkatan kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek F4: Efektivitas pemanfaatan modal pinjaman
Liquidity ratio Solvability ratio
ROE Profit Margin on Sales ROI Working Ratio Asset turnover Collection Period Current ratio Debt Ratio Time Interest earned
FINANSIAL
KELUARAN ORGANISASI
N1: peningkattan pelayanan pelanggan
waktu antar Tingkat Kepuasan pelanggan Tingkat Komplain NON FINANSIAL N2: Peningkaatan Kepuasan Karyawan Tingkat Kepuasan Karryawan N3: Peningkatan kepuasan pemerintah dan masyarakat Keterlibatan terhadap komunitas Aspek hukum dan aturan N4: Peningkatan kemitraan mitra kerja N5: Peningkatan citra di masyarakat Achievement I1: penngembangan inovasi yang mendukung proses bisnis Inovasi produk INOVASI inovasi proses inovasi service P1: Penurunan biaya operasional P2: Perbaikan proses secara konntinu P3: Peningkatan efisiensi proses
PROSES INTERNAL PROSES OPERASI
P4: peningkatan kualittas
PEMASARAN
P5: Peningkatan kapabilitas pemassok S1: Peningkatan pangsa pasar
AFTER SALES
A1: Peningkatan pelayanan pelanggan H1: Peningkatan produktivitas karyawan
INSANI H2: Peningkatan kualitas karyawan TEKNOLOGI
T1: efektivitas penggunaan teknologi
KEMAMPUAN SUMBER DAYA
ORGANISASI O1: pengembangan budaya untuk perbaikan berkelanjutan O2: pengembangan kompetensi kepemimpinan O3: pengembangan organnisasi yanngg tersusun rapi
delivery time indeks kepuasan pelanggan jumlah pengaduan indeks kepuasan karyawan kegiatan sosial penerapan GCG jumlah mitra kerja penghargaan / sertifikat ari pemerintah / suatu organisasi jumlah produk baru yang dikeluarkan jumlah proses baru yang diterapkan jumlah servvice baru yang diterapkan
waktu yang
jumla
Biaya operasional unit operational cost ju penggunaan activity-based costing jumlah penggunaan activity-based costing untuk proses operasi penting jumlah pengg proses inefisien/ non-value added jumlah proses inefisien/ non-value added yang dieliminasi jumlah Cycle time waktu siklus daari awal produksi sampai selesai wa Lead time waktu dari pemesanan sampai pengiriman process time waktu proses aktual proses efisiensi rasio cycle time/process time on time delivery persentase pengiriman tepat waktu (jumla First time yield jumlah barang yang yang diproduuksi tanpa harus melewati perbaikan Jumlah barang y jjumlah komplain Jumlah pengaduan pelanggan Produk tanpa cacat persentase produk yang dikirimkan tanpa kerusakan (jumlah produk yan Kualifikasi pemasok persentase pemassok yang memenuhi kualifikasi (Jumlah pema Pencapaian target potensial pasar yang dapat diraih vs pasar potensial yang direncanakan akan diraih pasar yang da promosi rasio biaya promosi terhadap penjualan Tingkat layanan produktivitas pegawai Employee Turnover Tingkat keselamatan kerja Training Karyawan
jumlah komplain yang dapat diselesaaikan dan memuaskan jumlah k produktivitas pegawai dibandingkan dengan pesaing prod jumlah pegawai yang masuk/keluar daari perusahaan juml jumlah kecelakaan kerja persentase training yang sesuai dengan kebutuhan (jumlah training
daya guna teknologi Rata-rata jangka waktu beroperasi teknologi yang digunakan perusahaan Rata-rata jang tingkat peenggunaan persentasi penggunaan teknologi/waktu hidup p tinngkat kerusakan persentase waktu rusak/waktu hidup tingkat perbaikan persentase teknologi yang digunakan yang membutuhkan reparasi persentase waktu perbaikan perseentase waktu yang digunakan untuk memperbaiki perse pproduksi hilang persentase produksi hilang karena proses pemeliharaan persen ide perbaikan persentase saran karyawan unntuk perbaikan yang diiplementasikan(jumlah saran efektivitas kepemimpinan indeks efektivitas kepemimpinan kelenggkapan dokumen kerja ketersediaan SOP
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini menghasilkan suatu perancangan Sistem Manajemen Kinerja berbasis IPMS yang mampu menterjemahkan visi CV. Al Barru menjadi strategi yang dijadikan objektif, sehingga pada akhirnya pihak manajemen mampu memonitor dan mengontrol apakah strategi yang selama ini dijalankan sudah mampu untuk mencapai visi perusahaan. Dalam rancangan Sistem Manajemen Kinerja ini ditetapkan variabelvariabel pengukuran kinerja dan tolak ukur keberhasilan dari tiga perspektif yatitu perspektif keluaran organisasi, proes internal, dan kemampuan sumber daya. Perspektif keluaran organisasi terdiri dari aspek finansial dan aspek non finansial. Perspektif proses internal meliputi aspek inovasi, aspek proses operasi, aspek pemasaran, dan aspek purna jual. Perspektif kemampuan sumber daya mencakup aspek teknologi, insani, dan organisasi. Dengan rancangan sistem manajemen kinerja berbas IPMS ini dapat menjadi suatu acuan bagi CV. Al Barru untuk dapat melakukan pengukuran kinerja yang memenuhi kepuasan stakeholders sehingga dapat meningkatkan kinerjanya dalam upaya menjawab tantangan bisnis yang dihadapi. Penelitian ini hanya menghasilkan suatu rancangan sistem manajemen kinerja sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut agar menghasilkan rekomendasi usulan strategi dalam pencapaian target untuk peningkatan kinerja berdasarkan sistem manajemen kinerja yang dirancang. DAFTAR PUSTAKA Basu, R., and Wright, N.J. (1997), Total Manufacturing Solutions, Oxford: ButterworthHeinemann. Kaplan, R. S. and Norton, D. P., 1996, The Balanced Scorecard: Translating Strategy into Action, Boston: Harvard Business School Press. Mahmudi, 2005, Manajemen Kinerja sector Publik, Yogyakarta, INA: Akademi Manajemen Perusahaan YPKN. Neely, A., Adams, C., and Kennerly, M., 2002. The Performance Prism – The scorecard for Measuring and Managing Business Success, London: Pearson Education LimiteD. Rangkuti, F., 2006. Analisis SWOT; Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta, INA: PT. Gramedia Pustaka Utama. Wibisono, D., 2006, Manajemen Kinerja; Konsep, Desain, dan Teknik Meningkatkan Daya saing Perusahaan, Jakarta, INA: Erlangga.