Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitii kasus yang bersifat korelatif deskriptif. Penelitiin ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang bemubungan dengan kebertahanan suatu kelompok. Faktor-faktor tersebut adalah faktor internal kebmpok, faktor ekstemal kelompok, dan faktor peranan pemimpin informal.
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian bertempat di Gabungan Kelompok temak domba Mekar Jaya , Desa Kadipaten. Kec. Kadipaten, Kab. Majalengka. Pemilihan lokasi ini lebih didasarkan atas pertimbangan kasus, bahwa di lokasi ini telah terjadi proses pemberdayaan dan keberlanjutan kelompok dengan sejumlah karakteristik di dalamnya, termasuk faktor kepemimpinan informal. I
Populasi, Sampel, dan Unit analisis Populasi penelitian adalah semua anggota kelompok Temak Domba Mekar
Jaya yang berjumlah 79 orang. Semua anggota populasi menjadi sampel penelitii.
Hal ini dimaksudkan untuk menambah siginifikansi hasil penelitii (Complete enurnerstion ). Unit analisis penelitin ini adalah Peranan pemirnpin informal dalam kebmpok dengan anggota kebmpok sebagai responden. Pengumpulan Data Data dikumpulkan rnelalui penggunaan daftar pertanyaan, wawancara mendalam, pengamatan dan kajiin temadap data sekunder. Data sekunder yang dikaji
meliputi buku-buku administrasi kelompok, laporan-iaporan hasil peneliian dan kepustakaan lam tentang kepemimpinan informal, rnonografi desa, dan catatan statistik
Kantor Pemerintah Desa setempat. Oalam pengisian daftar pertanyaan, jawaban responden digali dari wawancara yang berpedoman pada pertanyaan dalam daftar pertanyaan. Se&ngkan pengamatan di
lapangan dilakukan dengan
menghadiri pertemuan-pertemuan kelompok.
Pengumprlbn data dilakukan dari Bulan Maret sampai April 2002.
Uji validitas Uji validitas data dilakukan untuk mendapatkan pengukuran yang tepat, meliputi validitas isi ( content validity ) dan validitas kerangka ( construct validity ). Uji validitas isi dilakukan dengan cara mencemrati tiigkat isi instrumen yang mewakili seluruh aspek yang dinyatakan sebagai kerangka konsep. Semakin lengkap aspek yang merupakan kerangka konsep penelitin &pat terkandung dalam instrumen penelitin, maka akan sernakin tinggi pula validitas instrumen tersebut.
ValMis kerangka (construct validity) dilakukan dengan menetapkan kerangkakerangka konsep yang digunakan &lam penewin. Kemudian atas dasar konsep konsep itulah disusun t o m ukut operasionalnya. Kmepkonsep yang digunakan dalam penelitinn ini disusun dari hasil pemaharnan kepustakaan serta pendapat para ahii di bidangnya ( komisi pembimbig ).
Uji Reliabilitas Uji reliibilitas dilakukan untuk mendapatkan instrumen dengan keterandalan yang tinggi dalam pengukuran variabel peneliti. Metodenya rnenggunakan metode ulang, artinya dilakukan dua kati dengan responden yang sama hanya dalam waktu
yang berbeda. Uji releilitas dilakukan di lokasi yang serupa dengan lokasi peneiitiin dengan sampel sebanyak 10 % dari sampel sesungguhnya. Kemudian hasil pengukuran pertama dan kedua dles dengan teknik korelasi product moment. Dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : r = koefisien korelasi
N = Banyaknya kasus X = Variabel bebas Y = Variabel tergantung
Tabel 1. Hasil Uji Korehsi Antar Pertilnyaan dalam Suatu Varhbel yang diukur Variabel Utama
Kisaran Korelasi
Karakteristik internal anggota
0.61
-
0.67
Motivasi masuk menjadi anggota
0.53
-
0.67
Sikap anggda thd Usaha temakdomba
0.54
Sikap anggota thd kekmpok
0.51
Peranan Pemimpin lnfonnal
0.61
0.52
-
Faktor eksternal kelompok
0.53
-
0.72
Keberlanjutan Kelompok
0.54
-
0.67
0.62
0.69
I
I
Analisis data Analisis data dilakukan secara deskriptii. Analisis kualitatif dilakukan untuk semua tujuan penelitian. Analisis kuantitatif dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Teknik pengujian korelasi menggunakan teknik korelasi Tau-b Kendall. Analisis tingkat keberlanjutan kelompok menggunakan tahapan perkembangan ala Tuckman (Syamsu, 1991), tahapan perubahan terencana (Lippit, 1958), dan metode tangga (Sumardjo, 1987). Selain itu, dilakukan juga analisis sosiometri untuk menemukan pemimpin-pemimpin informal dalam kelompok. Analisis ini juga nantinya berguna untuk menunjukkan klik-klik dalam kelompok (Selltiz, et a/, 1959) atau jaringan komunikasi yang ada dalam kelompok (Chu et a/, 1976 ).
Definisi Operasional serta pengukurannya
Pemimpin Informal adalah orang-orang yang berpengaruh dalam kelompok dan rnenjadi anggota kelompok.
A. Peranan pemimpin informal informal . Peranan pemimpin informal adalah perangkat perilaku dari pemimpin informal yang diharapkan dilakukan dalam
kelompok, yaitu sebagai pembina kelompok. Diukur dari : (1)
Kontribusi tindakan pemimpin informal dalam membantu kelompok dalam mencapai tujuannya. Pengukurannya didasarkan atas pengarahan kegiatan, penjelasan tujuan kegiatan, pelopor pelaksanaan kegiatan. Kemudian dikatagorikan menjadi tiga, yaitu kecil, sedang dan besar. Kontribusi tindakan pemimpin informal dalam membantu pencapaian tujuan kelompok termasuk rendah jika tidak mampu membantu pencapaian tujuan kelompok, termasuk
sedang jika dapat membantu pencapaian sebagian besar tujuan kelompok, dan termasuk tinggi jika dapat rnembantu pencapaian sernua tujuan kelompok. Kontribusi tindakan pemimpin infomnal &lam
membantu para anggota
memenuhi kebutuhannya, diukur dari pengetahuan akan kebutuhan anggota, penjelasan hubungan kebutuhan anggota dengan tujuan kelompdr, Bersikap adil pada anggota. Kemudian dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu rendah
, sedang dan tinggi. Kontribusi tindakan pemimpin informal meml?antu pemenuhan kebutuhan anggda termasuk rendah jika tidak mampu membantu pemenuhan kebutuhan anggota, termasuk sedang bila dapat membantu pemenuhan kebutuhan sebagian anggota kelompok, &n termasuk tiggi jika dapat membantu pernenuhan kebutuhan semua anggota kebmpok.
(3)
.,
Kontribusi tindakan peminpin informal dalam mewujudkan nilai kebmpok. Di ukur &ri kedekatan anggota dengan pemimpin, kesepahaman anggota dan pemimpin akan nilai dalam kelompok,
pemimpin dapat menarnpiang
aspirasi/keinginan anggda. Kemudian dikategorikan menjadi tiga yaitu rendah, sedang dan tinggi. Kontribusi tindakan pemimpin informal dalam mewujudkan nilai kebmpok termasuk rendah j i i t i a k dapat mewujudkan nilai kelompok, sedang jika dapat mewujudkan sebagian besar nilai kelompok, clan termasuk tinggi jika dapat mewujudkan sernua nilai kelompok. (4)
Kontribusi tindakan pemimpin informal d a m mewakili penclapat anggota dalam berinteraksi dengan pemimpin kelompok lain. Pengukurannya didasarlcan atas kekmpok dapat berinteraksi dengan kelompok lain dengan pecan pemimpin, hubungan yang baik antam anggota kelompok dengan anggota kebmpok lain. Dikategorikan menjadi tiga yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Dikatakan rendah, jib pemimpin tidak mampu m d i l i pendapat anggota , sedang jika hanya
sebagian anggota yang mampu diwakili, dm rnewakili
tiiggi jika mampu menjadi
semua pendapat anggota dalam berinteraksi dengan pemimpin
kelompok lain. (5)
Kontribusi tindakan pemimpin informal sebagai fasilitator penengah konfiik. Dikategorikan menjadi tiga, yaihr kecil, sedang, dan besar. Diukur dari ketergantungan anggota dengan keberadaan pemimpin, frekwensi pemimpin dapat berperan rnenengahi konflik antar anggota. Dikatakan rendah jika pemimpin informal tidak mampu menjadi penengah konflik, sedang jika hanya sebagian konflik yang bisa diatasi , dan tinggi jika mampu menjadi penengah semua konflik yang pernah terjadi.
B. Faktor internal keiompok, meliputi 1. Umur anggota yang dihitung sejak dilahirkan sampai saat sekarang (ulang tahun terakhir ), yaitu rendah jika kurang dari 34 tahun , sedang jika berkisar antam 34
sampai 53 tahun ,clan tinggi, jika lebii dari 53 tahun. 2. Pendapatan anggata, dilihat dari jumtah penghasilan yang diterima deh anggota dalam satu bulannya. Pengkategoriannya rendah jika kurang dari Rp, 250.000.00
, sedang jika berkisar mtara Rp. 250.000, 00 s.d Rp. 500.000, 00, dan tinggi jika lebih dari Rp. 500.000,OO. 3. Pendidikan formal anggota yang d i t i dari jenjang pendidikan akademis terakhir
yang berhasil dicerpai anggda. Kemudii dikategorikan menjadi tiga, yaitu rendah jika tidak tarnat SD, sedang jib tamat SD , dan tinggi jika tamat SMP. 4. Pendidikan non formal anggota dilihat dari banyaknya anggota pernah mengikuti
kegiatan penyuluhan dan lain-lain yang
berkaitan dengan peningkatan
pengetahuan dan pendapatan keluarganya selama 3 tahun terakhir. Kemudian dikategorikan menjadi 3. yaitu rendah jika kurang dari dua kali ,sedang jika berkisar antara dua hingga empat kali, dan tinggi jika lebih dari empat kali. 5. Masa Keanggotaan anggota kelompok yang dihitung sejak masuk menjadi anggota
kelompok hingga menjadi responden dahm penelitian ini. Kemudian dikategorikan menjadi tiga, yaitu rendah (baru) jika kurang dari lima tahun, sedang jika berkisar antara lima hingga sepuluh tahun, dan tinggi (lama) jika lebih dari sepuluh tahun. 6.
Pengahman berusaha ternak domba yaitu lama anggota berusaha ternak domba. Diukur dari jumlah tahun berusaha ternak. Kemudian dikategorikan menjadi tiga, yaitu rendah (baru) jika kurang dari lima tahun, sedang jika berkisar antara lima hingga sepuluh tahun, dan tinggi (lama) jika lebih dari sepuluh tahun.
7. Motivasi menjadi anggota yaitu dorongan/alasan anggota ingin menjadi anggota kelompok. Dalam ha1 ini dibagi menjadi motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Hasilnya dikategorikan menjadi tiga, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. 8. Sikap anggota terhadap usaha ternak domba, yang dilihat dari minat, dan
dukungan anggota terhadap pengembangan ternak. Dikategorikan menjadi tiga, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
9. Sikap anggota tehadap kelompok, dilihat dari minat berkelompok dan dukungan terhadap segala kegiatan kebmpok. Dikategorikan menjadi tiga, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. 10. Norma kelompok, dilihat dari pengetahuan dan ketaatan anggota terhadap norrna
kelompok. Dikategorikan menjadi rendah, sedang, dan tinggi. C.
Keberlanjutan kelompok Keberlanjutan kebmpk diukur dari dinamika kelompok . Dinamika kelompok adalah kekuatan-kekuatan yang terdapat
dalam kelompok tersebut. Diukur dari :
(1)
Struktur Kelompok, meiiputi : a. Kesesuaian struktur kekuasaan atau pengambilan keputusan dengan keinginan dan kepuasan seluwh anggota dalam kelompok. komunikasi b. Aliran-aliran informasi yang mernadai dalam St~ktur
c. Ketersedii sarana untuk tetjadinya interaksi. Kemudian dikategorbn menjadi tiga, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
(2)
p e m b i kekmpok, meiiputi : a. Adanya usaha untuk meningkatkan partisipasi anggota dalam setiap kegiatan kebrnpok. Kemudian dikategorikan menjadi tiga, yaitu tidak baik, kurang baik dan baik. b.
Adanya usaha untuk mengadakan kegiatan agar kelompok menjadi lebih hidup.
c. Adanya usaha mengadakan koordinasi guna menghindari konflik yang membahayakan kelompok d.
i
Adanya usaha untuk mengadakan komunikasi vertlkal rnaupun horisontal.
e.
Adanya usaha untuk menentukan standar atau norma perilaku sebagai
aW konW wid dalam kelompok. Haurikrya dik&egor&an menjadi tiga, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
(3) Suasana kelompok yaitu keadaan moral, dkap dan perasran-perasaan yang umumnya brdrpat dalam kelompok. Dilihat dari (1) hubungan antara anggota k
e
e (2) kebebasan berpartisipasi ; (3) Lingkungan fisik.
Hasilnya dikategorikan menjadi tiga, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
(3) Peningkatan produktititas anggota, yaitu keberhasilan anggota dalam
mencapai tujuan kelornpok. D i i dad peningkatan jumlah temak domba anggota, dan jumlah kegMan yang dilakukan dalam kelompok. Setelah didapat datanya lalu dikategorikan dengan rendah, sedang, dan tinggi
0. Faktor Eksternal Kelompok :
a. Bantuan dad Pernerintah Daerah, diukur dari pengetahuan anggota akan bantuan itu, jumlah dan jenis bantuan, sikap anggota terhadap bantuan , dan kelangsungan bantuan tersebut. Dikategorikan menjaditiga, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. b. Bantuan dari Perguruan Tinggi, diukur dari pengetahuan anggota akan bantuan itu, jumlah dan jenis bantuan, sikap anggota terhadap bantuan , dan kelangsungan bantuan tersebut. Hasilnya dikategorikan menjadi rendah, sedang, dan tinggi.
c. Intensitas Penyuluhan, diukur dari frekwensi penyuluhan, jumlah dan ragam rnateri penyuluhan. Dikategorikan menjadi tiga, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
i