RANCANG BANGUN WEBGIS INTENSITAS HUJAN SECARA REALTIME MENGGUNAKAN DATA RADAR (STUDI KASUS RADAR SERPONG)
Disusun Oleh :
Putri Khairani 105093003071
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M
RANCANG BANGUN WEBGIS INTENSITAS HUJAN SECARA REALTIME MENGGUNAKAN DATA RADAR (STUDI KASUS RADAR SERPONG)
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
Putri Khairani 105093003071
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M ii
RANCANG BANGUN WEBGIS INTENSITAS HUJAN SECARA REALTIME MENGGUNAKAN DATA RADAR (STUDI KASUS RADAR SERPONG)
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh Putri Khairani 105093003071
Menyetujui, Pembimbing I
Pembimbing II
Ir. Bakri La Katjong, MT, M.Kom NIP. 470 035 764
Ir. Yiyi Sulaeman, M.Sc NIP. 080 128 640
Mengetahui, Ketua Program Studi Sistem Informasi
A’ang Subiyakto, M.Kom NIP. 150 411 252 iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN Skripsi ”Rancang Bangun Webgis Intensitas Hujan secara Realtime menggunakan Data Radar (Studi Kasus Radar Serpong)” telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 26 Agustus 2010. Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Program Studi Sistem Informasi. Jakarta, Agustus 2010 Menyetujui, Penguji I
Penguji II
Qurrotul Aini, MT NIP. 19730325 200901 2001 Pembimbing I
Nur Aeni Hidayah, MMSI NIP. 19750818 200501 2008 Pembimbing II
Ir. Bakri La Katjong, MT, M.Kom NIP. 470 035 764
Ir. Yiyi Sulaeman, M.Sc NIP. 080 128 640
Mengetahui, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi,
Ketua Program Studi Sistem Informasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 150 317 956
A’ang Subiyakto, M.Kom NIP. 150 411 252
iv
HALAMAN PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR ASLI KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, September 2010
Putri Khairani 105093003071
v
ABSTRAK PUTRI KHAIRANI, Rancang Bangun Intensitas Hujan secara Realtime Menggunakan Data Radar (Studi Kasus Radar Serpong). (Di bawah bimbingan Bakri La Katjong dan Yiyi Sulaeman). Penerapan teknologi di bidang observasi hujan di Indonesia terus berkembang, antara lain teknologi radar cuaca. Teknologi ini bisa menghasilkan informasi intensitas hujan secara realtime setiap enam menit, artinya wilayah dalam jangkauan sapuan radar dapat terus diamati perubahan cuacanya dalam resolusi temporal enam menit. Penerapan teknologi ini perlu didukung aspek pengelolaan dan pendistribusian informasi dengan baik, antara lain melalui Webgis. Penelitian ini bertujuan membangun prototipe webgis radar cuaca secara realtime dengan studi kasus radar Serpong dan Padang, dengan pemanfaatan jaringan internet dapat menjangkau pengguna dengan menghilangkan aspek jarak dan waktu. Penelitian ini dilakukan dengan studi pustaka, observasi, dan wawancara untuk pengumpulan data dan kebutuhan sistem, serta menggunakan metode rapid application development sebagai metode pengembangan sistem. Tools yang digunakan adalah map server, php, map script, ArcGIS 9.2 serta database POSTGRE SQL 8.3. Hasil penelitian adalah prototipe Webgis offline radar cuaca yang menyajikan informasi curah hujan untuk daerah Serpong. Apabila berjalan pada sistem operasi Windows dengan menggunakan browser Mozilla Firefox, Webgis ini akan menampilkan data curah hujan yang dapat dilihat dan diperoleh dengan cepat, mudah dan murah.
V Bab + 133 halaman + xxii halaman + Daftar Pustaka + lampiran, 2010 Kata kunci: Webgis, radar cuaca, radar Serpong, realtime, basis data spasial. Pustaka Acuan (19, 1996 - 2010)
vi
Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamu'alaikum...
RANCANG BANGUN WEBGIS RADAR CUACA SECARA REALTIME (Studi Kasus Radar Serpong dan Padang )
PUTR I K HA I R A NI 105093003071 SISTEM INFORMASI UIN SYAHID JAKARTA
Di bawah Bimbingan : 1.Bakri La Katjong, MT. M.Kom 2.Ir. Yiyi Sulaeman, M.Sc
Latar Belakang Masalah
Banyaknya bencana alam yang terjadi di Indonesia yang dipengaruhi oleh tingkat intensitas hujan, serta tingginya kerugian yang diderita pasca bencana sebagai suatu akibat kurangnya pemantauan cuaca harian di Indonesia secara realtime. Pemanfaatan teknologi di bidang pemantauan cuaca yang terus berkembang, salah satunya dengan pemanfaatan teknologi radar untuk pengamatan cuaca. Saat ini Indonesia belum memiliki Webgis yang berbasis spatial untuk penyebaran informasi cuaca secara realtime berdasarkan data radar cuaca. Belum adanya media penyampaian informasi cuaca berbasis spatial.
Oleh : Putri Khairani
Perumusan Masalah Û Bagaimana merancang sebuah webGIS
informasi
cuaca yang informatif secara realtime. Û Bagaimana mengatasi semua masalah yang dihadapi oleh pengguna data spasial yang berhubungan dengan manajemen spatial database yang berhubungan dengan data radar cuaca. Û Bagaimana memanfaatkan dan mendistribusikan data radar sehingga menjadi informasi yang lebih berguna melalui jaringan internet. Oleh : Putri Khairani
Batasan Masalah
Pemanfaatan data radar cuaca Serpong dan Padang untuk memberikan informasi cuaca secara realtime dan berbasis spasial kepada pengguna yang berada dalam daerah jangkauan radar. Menganalisis dan merancang prototipe sistem basis data spasial data radar cuaca dengan pemanfaatan software basis data spasial yaitu POSTGRE SQL. Merancang dan membangun webgis untuk informasi radar cuaca secara realtime dengan kemampuan query data yang sesuai dengan kebutuhan pengguna untuk wilayah cakupan radar cuaca Serpong dan Radar cuaca MIA yang ada di Padang Sumatera Barat. Tahapan pembangunan sistem hanya sebatas pada pengujian prototipe sistem oleh pengguna dan tidak sampai pada tahap penerapan sistem. Pembahasan data radar cuaca pada laporan ini hanya menggunakan data radar Serpong karena kesamaan proses dan format data dengan data radar MIA.
Tujuan Û Menghasilkan WebGIS
yang informatif serta sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna. Serta membangun WebGIS yang menyajikan informasi curah hujan dari data radar cuaca secara realtime dan berbasis spasial untuk wilyah jangkauan radar Serpong dan radar MIA. Û Memaksimalkan penggunaan database spatial POSTGRE SQL untuk pengaturan (management) data spasial dengan volume data yang besar dan kompleksitas yang tinggi. Oleh : Putri Khairani
Manfaat Webgis yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan berguna bagi masyarakat dalam memperoleh informasi cuaca secara realtime dengan mudah dan akurat, memperoleh data radar cuaca sesuai dengan kebutuhan dengan memilih dari data yang ada, dan dapat melakukan pengolahan terhadap informasi yang telah ada untuk bahan penelitian lebih lanjut, seperti analisa hujan dan sebagainya. Oleh : Putri Khairani
Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi : Nusantara Earth Observation
Network (NEONet) BPPT Alamat : Gedung 1 Lantai 20 Jl. M.H. Thamrin No.8 Jakarta Waktu : Juli 2009 - selesai
Oleh : Putri Khairani
Pengenalan Radar Cuaca Radar cuaca adalah jenis radar yang digunakan untuk memetakan dan menghitung pergerakan benda-benda seperti hujan, salju, kabut, awan dan lain sebagainya, memperkirakan jenis benda tersebut, serta memperkirakan posisi dan intensitas benda yang diamati pada masa yang akan datang.
Prinsip Kerja Radar Cuaca
Oleh : Putri Khairani
PRINSIP KERJA RADAR CUACA
DATA FLOW RADAR
Server Radar Thamrin
INTERNET
Conversi dgn Cron tab
PEMROSESAN DATA
BANK DATA Radar
FORMAT SPASIAL (SHP)
PUBLIKASI HASIL
Webgis Radar
DB Radar
Generator.bat
Metodologi Penelitian Metode Pengumpulan Data
Studi Pustaka, Observasi, dan Wawancara Metode Pengembangan Sistem
“Prototyping merupakan model pengembangan sistem perangkat lunak yang melibatkan proses-proses pembentukan model (versi) perangkat lunak yang harus bersifat representatif terhadap sistem yang sebenarnya dan menekankan pada aspek pencapaian produk akhir secara cepat (Prahasta : 2005, 227)” Oleh : Putri Khairani
Analisa Sistem Berjalan Vs Sistem Usulan
Oleh : Putri Khairani
Tahapan Pengembangan Sistem Data Spatial
Mulai
Pengumpulan Kebutuhan
Data Atribut
Logical Design
Perancangan Cepat Prototipe
Physical Design
Pembentukan Prototipe
coding Evaluasi Prototipe oleh User
Produk Rekayasa
YA
Prototi pe sesuai keingin an User
Tidak
Perbaikan Prototipe oleh Pengembang
Selesai
Oleh : Putri Khairani
Diagram Konteks
Oleh : Putri Khairani
Diagram Zero
Oleh : Putri Khairani
ERD Spatial
Oleh : Putri Khairani
Kesimpulan
Pembangunan Web GIS radar cuaca secara realtime yang informatif dapat dilakukan dengan menggunakan mapserver serta beberapa tools tambahan seperti Kamap yang dapat menunjang pembangunan webgis. Permasalahan manajemen data radar cuaca berbasis spasial yang komplek, yang sering kali dijumpai pengguna dapat diselesaikan dengan pembangunan basis data spasial secara penuh dengan pemanfaatan database POSTGRE SQL. Dengan adanya web GIS radar cuaca, data radar dapat didistribusikan dengan baik kepada pengguna dengan menghilangkan aspek jarak dan waktu dengan pemanfaatan jaringan internet.
Oleh : Putri Khairani
Saran Pengembangan sistem secara menyeluruh dengan
mengintegrasikan data radar dengan data cuaca lainnya seperti satelit atau BMKG. Proses pengembangan sistem dilanjutkan hingga tahap implementasi sistem pada jaringan internet secara global sehingga informasi radar cuaca bisa sampai kepada masyarakat luas.
Oleh : Putri Khairani
Demo Program
Oleh : Putri Khairani
Any Question ???
Thank You For Your Attention !!!
Wassalamualaikum…
Oleh : Putri Khairani
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia yang diberikan-Nya kepada peneliti. Alhamdullilah yang tiada terkira untuk kemampuan merangkai dua puluh enam huruf menjadi sebuah skripsi dengan judul “Rancang Bangun Webgis Intensitas Curah Hujan Secara Realtime (Studi Kasus Radar Serpong)”. Shalawat dan salam untuk kekasih Allah tercinta Rasulullah SAW semoga peneliti selalu mendapat syafaatnya.amin Dalam penyusunan skripsi ini banyak sekali pihak yang terlibat membantu peneliti dalam memberikan bimbingan, semangat, dan motivasi. Untuk itu pada kesempatan ini rangkaian terima kasih yang sebesar-besarnya peneliti haturkan kepada: 1. DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.SIS, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. dan Nur Aeni Hidayah, MMSI, selaku Ketua dan sekretaris Program Studi Sistem Informasi. 3. Ir. Bakri Lakatjong, MT, MSi selaku pembimbing I peneliti yang telah memberikan waktu, bimbingan, arahan dan semangat hingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Ir. Yiyi Sulaeman, M.Sc selaku pembimbing II peneliti yang telah dengan sabar memberikan waktu dan bimbingan disela-sela kesibukannya.
vii
5. Bapak Winarno, S.Kom selaku pembimbing lapangan peneliti, Bapak Ir. Udrekh, Bapak Awaluddin dan semua staf NEONet BPPT Thamrin, terima kasih untuk segudang ilmu, pengalaman dan waktunya. 6. Kedua Orang tua Peneliti, Bapak Mufti Yasin (alm) dan Mama Hj. Nurhayati yang selalu peneliti rindukan. Uda dan Uni Desi, Aje dan One, Ajo dan Mba Tari, Uni Putiah dan Abang, Kakak, Uni Manis (thank for being so patient to me, sis!!) dan adikku Aat yang jauh disana. Terima kasih untuk setiap do’a dan semangat yang telah diberikan. 7. Keluarga Besar Arco A66 ; Om Dadang dan Tante Tati untuk ketulusan dan kebaikan hatinya. Tante Emi, Abak (alm), Uni Ndut, Da Agung, dan Da Cibay terima kasih untuk semuanya. 8. Keluarga Besar Syalnas, terima kasih untuk do’a dan dukungannya. 9. Seseorang yang ku panggil cinta, terima kasih untuk semangat, pengertiannya dan kesabarannya. 10. Rekan-rekan SIC 2005 Nice to know you all, terima kasih untuk bantuan, dan kebersamaan selama lima tahun ini. Riddle Crew (Ntan, Lilah, Dian, Dewe), thanks untuk “kebawelan” dan semangat tiada henti. 11. Teman-teman seperjuangan; lyta, vicy, bejo, muhdzir, rano, mila, anak2 RENRO, uda uni KMM dan rekan-rekan KKN Sungai Sariak 2008. 12. Sahabat-sahabat di ranah minang yang senantiasa memberikan do’a dan semangat. Thanks all. I miss you. 13. Bapak Zulfiandri, M.Kom selaku pembimbing akademik peneliti.
viii
14. Seluruh Dosen Fakultas Sains dan Teknologi, khususnya Jurusan SI/TI yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, seluruh staf jurusan Sistem Informasi serta Staf Perpustakaan terima kasih atas semua bantuannya. 15. Segenap civitas akademika FST dan UIN Syahid Jakarta yang pernah menjadi bagian dari perjalanan ini. Senang bisa mengenal anda semua.
Peneliti sadar bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena kritik dan saran yang bersifat membangun agar penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik lagi sangat peneliti nantikan. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat khususnya kepada peneliti sendiri dan bagi yang membacanya sebagai pengetahuan dan referensi. Terima kasih.
Jakarta, Agustus 2010
Putri Khairani 105093003071
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................ i Halaman Sampul ............................................................................................. ii Lembar Persetujuan Pembimbing .................................................................... iii Lembar Pengesahan Ujian ............................................................................... iv Halaman Pernyataan ....................................................................................... v Abstrak ........................................................................................................... vi Kata Pengantar ................................................................................................ vii Daftar Isi ......................................................................................................... x Daftar Tabel .................................................................................................... xv Daftar Gambar ................................................................................................ xvii Daftar Istilah ................................................................................................... xx Daftar Lampiran .............................................................................................. xxii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 4 1.3 Batasan Masalah ............................................................................ 5 1.4 Tujuan dan Manfaat ....................................................................... 6 1.4.1 Tujuan Penelitian .................................................................. 6 1.4.2 Manfaat Penelitian ................................................................ 6 1.5 Metode Penelitian .......................................................................... 6 1.5.1 Metode Pegumpulan Data .................................................... 6
x
1.5.2 Metode Pengembangan Sistem ............................................. 7 1.6 Sistematika Penulisan .................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Rancang Bangun ............................................................ 12 2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi ................................................... 12 2.2.1 Definisi dan Karakteristik Sistem ....................................... 12 2.2.2 Definisi Data dan Informasi ............................................... 14 2.2.3 Kualitas dan Nilai Informasi .............................................. 15 2.2.4 Pengertian Sistem Informasi .............................................. 16 2.3 Sistem Informasi Geografis ................................................... 16 2.3.1 Pengertian ........................................................................... 16 2.3.2 Jenis Data .......................................................................... 17 2.3.3 Komponen SIG .................................................................. 18 2.3.4 Kemampuan SIG ............................................................... 21 2.4 Konsep Dasar Webgis .................................................................. 22 2.5 Pengenalan Radar Cuaca ............................................................. 23 2.5.1 Sejarah Radar .................................................................... 23 2.5.2 Jenis Radar ......................................................................... 24 2.5.3 Klasifikasi Radar ............................................................... 26 2.5.4 Komponen Radar ............................................................... 27 2.5.5 Manfaat Radar ................................................................... 29 2.5.6 Radar Cuaca (Weather Radar) ........................................... 30 2.5.7 Prinsip Kerja Radar Cuaca ................................................. 31
xi
2.5.8 Keuntungan dan Kerugian Radar Cuaca ............................. 31 2.6 Konsep Pengertian Realtime ........................................................ 32 2.7 Pengenalan Program Harimau....................................................... 33 2.7.1 Spesifikasi Radar Cuaca Serpong ....................................... 34 2.7.2 Spesifikasi Radar Cuaca Padang ........................................ 35 2.8 Analisis Data ............................................................................... 36 2.8.1 Data Radar Doppler ........................................................... 36 2.8.2 Curah Hujan (Rainrate) ..................................................... 37 2.9 Pendekatan dalam membangun Webgis ........................................ 39 2.9.1 Basis Data .......................................................................... 39 2.9.2 Basis Data Spasial .............................................................. 40 2.9.3 Model Basis data ................................................................ 41 2.9.4 Metode Pengembangan Sistem ........................................... 42 2.10 Tools Analysis and Design Sistem ............................................. 46 2.10.1 Data Flow Diagram (DFD) ........................................... 46 2.10.2 Entity Relationship Diagram (ERD) .............................. 50 2.10.3 Kamus Data .................................................................... 52 2.11 Pengenalan Software .................................................................. 53 2.11.1 Map Server (MS4W) ..................................................... 53 2.11.2 Pengenalan POSTGRE SQL dan POSTGIS SQL ........... 57 2.11.3 Macromedia Dreamweeaver .......................................... 58 2.12 Referensi Penelitian Sebelumnya ............................................... 58 2.13 Profil Organisasi ......................................................................... 60 2.13.1 Sejarah BPPT ................................................................ 60
xii
2.13.2 Logo Organisasi ............................................................ 60 2.13.3 Visi dan Misi Organisasi ................................................ 61 2.13.4 Tugas, Fungsi dan Wewenang ....................................... 61 2.13.5 Struktur Organisasi ........................................................ 62 2.13.6 NEONet ......................................................................... 63 2.13.7 Struktur Organisasi NEONet ......................................... 65
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Pengumpulan Data .................................................... 67 3.2 Peralatan dan Bahan .................................................................... 69 3.3 Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 70 3.4 Kondisi Awal Data ...................................................................... 70 3.5 Metode Pengembangan Sistem .................................................... 71 3.5.1 Pengumpulan Kebutuhan (Scope Definition) ........................ 72 3.5.2 Analisis Sistem (Analysis) ................................................... 73 3.5.2.1 Sistem yang Berjalan ................................................ 73 3.5.2.2 Kekurangan dan Kelebihan Sistem Berjalan ............. 75 3.5.2.3 Sistem Usulan ........................................................... 76 3.5.3 Perancangan Cepat Perangkat Lunak (Design) ..................... 78 3.5.4 Pembentukan Prototipe Perangkat Lunak (Construction) ...... 79 3.5.5 Evaluasi Prototipe oleh Pengguna (Testing) .......................... 80 3.5.6 Delivery of a version ............................................................. 80
xiii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan Cepat Prototipe .............................................. 80 4.1.1 Data Flow Diagram ........................................................... 80 4.1.2 Desain Kamus Data ........................................................... 92 4.1.3 Desain Basis Data .............................................................. 93 4.1.4 Desain Struktur Menu Webgis ............................................ 103 4.1.5 Desain Antar Muka Pengguna ............................................ 104 4.2 Pembentukan Prototipe ................................................................ 106 4.2.1 Pembuatan Database ......................................................... 106 4.2.2 Konversi Data .................................................................... 110 4.2.3 Pembuatan Webmapping .................................................... 114 4.2.4 Pembangunan Web Front ................................................... 118 4.3 Prototipe Webgis .......................................................................... 120 4.4 Testing Sistem ............................................................................. 126
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan .................................................................................... 132 5.2 Saran .............................................................................................. 132
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 134 LAMPIRAN .................................................................................................. 136
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Atribut Informasi................................................................................. 16 Tabel 2.2 Klasifikasi Radar Berdasarkan Band ................................................... 26 Tabel 2.3 Spesifikasi Radar ................................................................................. 34 Tabel 2.4 Spesifikasi Radar Padang .................................................................... 35 Tabel 2.5 Simbol dan Notasi DFD ...................................................................... 49 Tabel 2.6 Simbol dan Notasi Entity Relationship Diagram ................................. 51 Tabel 2.7 Notasi Kamus Data............................................................................. 52 Tabel 2.8 Daftar Penelitian.................................................................................. 58 Tabel 4.1 Alur Proses Sistem .............................................................................. 82 Tabel 4.2 Proses Pengamatan Curah Hujan ......................................................... 83 Tabel 4.3 Proses Pengiriman Data ....................................................................... 84 Tabel 4.4 Proses Pengolahan Data....................................................................... 84 Tabel 4.5 Proses Webgis Radar ........................................................................... 85 Tabel 4.6 Proses Penyapuan Daerah .................................................................... 86 Tabel 4.7 Konversi Data ..................................................................................... 87 Tabel 4.8 Proses Penyapuan Daerah .................................................................... 88 Tabel 4.9 Koreksi Data ....................................................................................... 89 Tabel 4.10 Konversi data ke dalam basis data spasial .......................................... 89 Tabel 4.11 Lihat_info_cuaca ............................................................................... 90 Tabel 4.12 Isi form login..................................................................................... 91 Tabel 4.13 Download .......................................................................................... 91 Tabel 4.14 Contact Us ........................................................................................ 91
xv
Tabel 4.15 Kamus Data ...................................................................................... 92 Tabel 4.16 Tabel kab_serpong ........................................................................... 97 Tabel 4.17 Tabel kec_serpong ............................................................................ 97 Tabel 4.18 Tabel kab_padang ............................................................................ 98 Tabel 4.19 Tabel kec_padang ............................................................................. 99 Tabel 4.20 Tabel Radarserpong .......................................................................... 99 Tabel 4.21 Tabel RadarPadang ........................................................................... 100 Tabel 4.22 Tabel spatial_ref_sys ........................................................................ 101 Tabel 4.23 Tabel Geometry_columns ................................................................. 101 Tabel 4.24 Tabel Pengguna ................................................................................ 102 Tabel 4.25 Tabel Komentar ................................................................................ 103 Tabel 4.26 Pengujian Sistem .............................................................................. 127 Tabel 4.27 Pengujian Metode White ................................................................... 130
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Diagram Pengembangan Sistem dengan Model Prototipe ................ 8 Gambar 2.1 Jenis Data SIG(a)titik, (b)garis, (c)Area .......................................... 18 Gambar 2.2 Fungsi Subsistem SIG ...................................................................... 19 Gambar 2.3 Komponen SIG ................................................................................ 20 Gambar 2.4 Efek Doppler ................................................................................... 25 Gambar 2.5 Radar Bistatik ................................................................................. 26 Gambar 2.6 Komponen Radar ............................................................................. 28 Gambar 2.7 Prinsip kerja Radar .......................................................................... 31 Gambar 2.8 Persamaan Reflektifitas ................................................................... 34 Gambar 2.9 Radar C-Band Serpong ................................................................... 34 Gambar 2.10 Radar X-Band Padang ................................................................... 35 Gambar 2.11Data image Radar Serpong.............................................................. 37 Gambar 2.12 Diagram Rapid Apllication Development (RAD) ............................ 42 Gambar 2.13 Konfigurasi PHP/MapScript ......................................................... 55 Gambar 2.14 Logo BPPT ................................................................................... 60 Gambar 2.15 Struktur Organisasi BPPT ............................................................. 63 Gambar 2.16 Integrasi Sensor-sensor Pemantauan Bumi .................................... 65 Gambar 2.16 Struktur Organisasi NEONet ......................................................... 65 Gambar 3.1 Alur kegiatan penyusunan tugas akhir .............................................. 66 Gambar 3.2 Data image Radar Serpong .............................................................. 71 Gambar 3.3 Diagram Rapid Apllication Development (RAD) .............................. 72 Gambar 3.4 Bagan Alir Dokumen Sistem yang Berjalan .................................... 74
xvii
Gambar 3.5 Diagram Alir Dokumen yang Diusulkan ......................................... 77 Gambar 4.1 Diagram Konteks ............................................................................. 81 Gambar 4.2 Diagram Zero .................................................................................. 83 Gambar 4.3 Diagram Detail Proses 1 .................................................................. 86 Gambar 4.4 Diagram Detail Proses 3 .................................................................. 87 Gambar 4.5 Diagram Detail Proses 4 ................................................................. 90 Gambar 4.6 ERD Non-Spasial Sebelum Normalisasi .......................................... 93 Gambar 4.7 ERD Spasial Sebelum Normalisasi ................................................. 94 Gambar 4.8 Bentuk Tidak Normal (Unnormalized) ............................................. 94 Gambar 4.9 ERD non-spasial .............................................................................. 95 Gambar 4.10 ERD Spatial ................................................................................... 96 Gambar 4.11 Struktur Menu................................................................................ 104 Gambar 4.12Rancangan tampilan (a)halaman home, (b)halaman Radar Serpong, (c)halaman Radar Padang, (d)halaman login user, (e) halaman registrasi user, (f) halaman download data, (g) halaman Gallery, (h) halaman About us, (i)halaman Contact Us ......................................................................................................... 106 Gambar 4.13 Halaman Utama pgAdmin III ......................................................... 107 Gambar 4.14 Data New Database ....................................................................... 107 Gambar 4.15 Create New Table .......................................................................... 108 Gambar 4.16 Data Tabel Baru ............................................................................. 108 Gambar 4.17 Halaman Kolom............................................................................. 108 Gambar 4.18 Data Kolom Baru ........................................................................... 109 Gambar 4.19 Daftar Kolom................................................................................. 109 Gambar 4.20 Command Prompt .......................................................................... 110
xviii
Gambar 4.21 Direktori Bin.................................................................................. 111 Gambar 4.22 shp2pgsql.exe ................................................................................ 112 Gambar 4.23 Import Shapefile ............................................................................ 112 Gambar 4.24 Tabel Data Spasial ......................................................................... 113 Gambar 4.25 Alur Kerja Generator Radar ........................................................... 113 Gambar 4.26 Install Apache ................................................................................ 115 Gambar 4.27 Main Menu Macromedia Dreamweaver ......................................... 118 Gambar 4.28 Tampilan Menu Utama Web .......................................................... 119 Gambar 4.29 Halaman Utama ............................................................................. 120 Gambar 4.30 Tampilan Halaman (a)About, (b)Download, (c)Galery, (d)Contact 121 Gambar 4.31 Halaman Registrasi ........................................................................ 122 Gambar 4.32 Tampilan halaman (a) Pilih radar, (b) Data Serpong, (c) Download Data Serpong, (d) Data Padang ........................................................................... 123 Gambar 4.33 Tampilan Webgis Radar Serpong ................................................... 124
xix
DAFTAR ISTILAH No.
Istilah
Keterangan
1.
Spatial / Spasial
Sesuatu yang memiliki unsur keruangan.
2.
Prototipe
Model atau tiruan yang represenratif terhadap produk yang sebenarnya.
3.
Hardware
Perangkat lunak dapat juga dikatakan sebagai 'penterjemah' perintah-perintah yang dijalankan pengguna komputer untuk diteruskan ke atau diproses oleh perangkat keras.
4.
Software
Program komputer yang berfungsi sebagai sarana interaksi antara pengguna dan perangkat keras. Perangkat lunak dapat juga dikatakan sebagai 'penterjemah' perintah-perintah yang dijalankan pengguna komputer untuk diteruskan ke atau diproses oleh perangkat keras.
5.
Shapefile
Merupakan format data spasial yang memiliki unsur keruangan, yang terdiri dari data gambar, metadata dan basis data.
6.
Spatial Database
Sekumpulan data yang digunakan untuk memberikan informasi keruangan (spasial) suatu kajian wilayah, terutama untuk menghasilkan informasi keadaan alam dan potensi yang ada pada suatu wilayah.
7.
Web
Merupakan sistem informasi terdistribusi berbasis hypertext.
8.
Webgis
Aplikasi sistem informasi geografis yang dapat dijalankan pada web browser baik yang berada pada satu jaringan global (internet) maupun yang hanya berbasis jaringan lokal (intranet) namun memiliki dan terkonfigurasi pada jaringan web server
xx
9.
Realtime
sebagai jumlah waktu sesungguhnya (waktu aktual) yang dibutuhkan menjalankan/menyelesaikan suatu operasi.
10.
Rainrate
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu.
11.
Reflectivity
Nilai pemantulan dari titik air yang jatuh hingga kembali pada radar.
12.
Velocity
Pengamatan kecepatan angin atau kecepatan sampainya nilai hujan dari titik pengamatan ke radar.
13.
Sistem Informasi
Sistem berbasis komputer yang digunakan untuk
Geografi
memperoleh, memasukkan, menyimpan, mengelola, memperbaharui (update), menganalisis, memanipulasi dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan (geografi) untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan.
14.
Raw Image
Gambar mentah hasil tangkapan sensor yang belum mengalami proses perubahan sama sekali. Gambar dengan ukuran pixel biasanya setiap pixel-nya hanya terdiri dari satu warna, yaitu merah, hijau atau biru.
15.
Localhost
Fasilitas untuk melihat halaman web/situs secara local (tidak terhubung dengan internet)
16.
Sudut Elevasi
Sudut pengamatan antena radar terhadap benda
17.
Interface
Tampilan yang menjadi perantara antar user dengan software/program aplikasi.
18.
Debizle (dBz)
Satuan baku untuk rainrate atau laju hujan.
19.
Resolusi spasial
Perbandingan perhitungan pixel pada gambar hasil penginderaan jauh dengan kondisi sebenarnya di permukaan bumi
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Wawancara....................................................................................... 136 Lampiran II Source Code..................................................................................... 138 Lampiran III Dokumen Penelitian ........................................................................144
xxii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Letak geografis Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa dan diapit dua
samudera dan dua benua, mengakibatkan kondisi iklim di negara ini berpengaruh terhadap kondisi iklim di belahan benua lainnya. Salah satu faktor penentu iklim adalah cuaca harian yang dipengaruhi oleh intensitas curah hujan
di suatu
kawasan dan beberapa elemen lain seperti ketinggian tempat dari permukaan laut dan arah angin. Saat ini cuaca harian Indonesia juga dipengaruhi oleh efek pemanasan global (global warming). Hal ini dapat diamati dari terjadinya perubahan yang nyata pada pola hujan yang terjadi di Indonesia. Curah hujan dengan intensitas tinggi biasanya terjadi pada penghujung hingga awal tahun (September-Februari). Namun, sekarang pola ini mulai mengalami pergeseran, terjadi mulai bulan Oktober – Maret (BMG, 2009). Pola hujan dan intensitas hujan merupakan hal yang sangat penting untuk diamati di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh hampir semua bencana alam yang terjadi di Indonesia dipengaruhi tingkat intensitas hujan. Ditambah lagi dengan ketidaktahuan masyarakat atau lambatnya informasi mengenai tingkat intensitas curah hujan yang terjadi di suatu wilayah, yang berdampak terhadap tingginya kerugian yang diderita pasca bencana.
1
2
Bencana banjir di daerah Jakarta misalnya, dengan mengetahui dan mengamati secara langsung (realtime) intensitas hujan yang terjadi di daerah hulu sungai (Bogor) selama waktu tertentu, masyarakat atau peneliti dapat memperkirakan apakah hujan akan berpotensi banjir atau tidak. Sehingga hal ini setidaknya akan mengurangi kerugian baik harta maupun jiwa yang disebabkan oleh bencana yang terjadi. Untuk itu, diperlukan pengamatan curah hujan dengan menggunakan teknologi mutakhir yang dapat memantau intensitas dan pola hujan yang terjadi secara cepat dan akurat. Selain itu, diperlukan suatu media berbasis internet untuk menyampaikan informasi curah hujan secara realtime yang dapat diakses oleh masyarakat dimanapun berada. Dengan ketersediaan informasi yang baik, resiko terjadinya bencana akibat perubahan iklim baik di Indonesia maupun di negara yang dipengaruhi oleh iklim Benua Maritim Indonesia (BMI) diharapkan dapat berkurang. Penerapan teknologi di bidang pemantauan hujan di Indonesia terus berkembang. Salah satunya dengan pemanfaatan teknologi radar cuaca dalam pemantauan cuaca harian di BMI. Penerapan teknologi ini menghasilkan data realtime setiap enam menit, artinya wilayah dalam jangkauan sapuan radar dapat terus diamati perubahan cuacanya dalam resolusi temporal enam menit. Pengamatan cuaca dengan menggunakan radar sebenarnya bukan teknologi baru. Ini dikarenakan keakuratan data radar yang cukup tinggi serta proses distribusi yang tidak terlalu sulit. Banyak Negara asing dan instansi swasta yang telah memanfaatkan teknologi ini untuk observasi cuaca seperti Malaysia, Korea,
3
Australia, NOAA dan lain-lain. Sedangkan di Indonesia teknologi Radar baru diterapkan untuk pengamatan cuaca dalam lima tahun terakhir. Teknologi radar untuk pengamatan cuaca harian ini dikembangkan dalam program HARIMAU (Hydrometeorological Array for ISV Monsoon Auto Monitoring) kerja sama Jepang dengan Indonesia yang baru berlangsung selama dua tahun. Radar ditempatkan di lokasi-lokasi strategis untuk pengamatan cuaca seperti di Padang (Sumatera Barat) yang merupakan wilayah yang dilalui garis khatulistiwa serta di Serpong (Banten). Meskipun teknologi ini telah dikembangkan di Indonesia, pemanfaatan datanya masih sangat minim. Datanya belum didistribusikan secara baik dan belum berbasis spasial. Selain itu data juga belum didistribusikan untuk umum melainkan hanya dipakai untuk keperluan tertentu. Tidak adanya distribusi data yang baik mengakibatkan informasi curah hujan dari data radar cuaca tidak sampai kepada masyarakat. Saat ini data hasil pemantauan radar untuk setiap stasiun radar di backup secara terpisah pada masing-masing server di daerah tersebut. Data radar belum terintegrasi dengan baik dan belum memiliki database spatial yang
mampu
mengelola data dengan tingkat kompleksitas yang cukup tinggi. System backup data radar HARIMAU yang masih terdistribusi ini sangat menyulitkan penggunaan data radar untuk pengolahan lebih lanjut. Untuk itu diperlukan adanya implementasi sistem basis data spasial pada data ini, sehingga management data radar dapat lebih baik dari sebelumnya dan data dapat diakses
4
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna, selain itu keamanan data juga dapat ditingkatkan. Pembangunan basis data spasial membuat data dapat didistribusikan kepada pengguna melalui webgis. Webgis merupakan wujud perkembangan teknologi GIS untuk dapat memenuhi kebutuhan solusi atas berbagai permasalahan yang hanya dapat dijawab dengan teknologi GIS (Prahasta, 2005). Implementasi webgis pada informasi radar cuaca diperlukan karena hingga saat ini di Indonesia belum ada media yang mampu memberikan informasi cuaca secara realtime dan berbasis spasial yang dapat menjangkau pengguna dengan menghilangkan aspek jarak dan waktu karena berbasis internet. Web ini juga dapat menjadi bank data radar yang interaktif dengan kebutuhan user, yaitu dengan melakukan query data sesuai dengan kebutuhan user. Berbagai permasalahan tersebut melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul ”Rancang Bangun WebGIS Intensitas Hujan secara Realtime” dengan menggunakan data radar cuaca yang dikembangkan dalam program HARIMAU, yang terletak pada daerah Puspitek Serpong – Tangerang sebagai studi kasus. Perancangan webgis dengan menggunakan map server, php, map script, serta database POSTGRE SQL.
1.2
Rumusan Masalah Atas dasar permasalahan yang dipaparkan pada latar belakang, maka
perumusan masalah penelitian ini adalah:
5
1. Bagaimana mengembangkan sebuah webGIS informasi intensitas curah hujan yang informatif secara realtime. 2. Bagaimana mengatasi masalah yang berhubungan dengan manajemen spatial database data radar cuaca yang dihadapi oleh pengguna data spasial. 3. Bagaimana memanfaatkan dan mendistribusikan data radar sehingga menjadi informasi yang lebih berguna melalui jaringan internet.
1.3 Batasan Masalah Masalah yang dikaji pada penelitian ini dibatasi pada beberapa hal berikut: 1. Pemanfaatan data radar cuaca Serpong untuk memberikan informasi cuaca secara realtime dan berbasis spasial kepada pengguna yang berada dalam daerah jangkauan radar. 2. Menganalisis dan merancang prototipe sistem basis data spasial data radar cuaca dengan pemanfaatan software basis data spasial yaitu POSTGRE SQL. 3. Merancang dan membangun webgis untuk informasi radar cuaca secara realtime dengan kemampuan query data yang sesuai dengan kebutuhan pengguna untuk wilayah cakupan radar cuaca Serpong. 4. Tahapan pembangunan sistem hanya sebatas pada pengujian prototipe sistem oleh pengguna dan tidak sampai pada tahap implementasi sistem.
6
1.4
Tujuan dan Manfaat
1.4.1 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menghasilkan WebGIS yang informatif serta sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna. Serta membangun WebGIS yang menyajikan informasi curah hujan dari data radar cuaca secara realtime dan berbasis spasial untuk wilyah jangkauan radar Serpong. 2. Memaksimalkan penggunaan database spatial POSTGRE SQL untuk pengaturan (management) data spasial dengan volume data yang besar dan kompleksitas yang tinggi. 1.4.2 Manfaat Penelitian Webgis yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan berguna bagi masyarakat dalam memperoleh informasi cuaca secara realtime dengan mudah dan akurat, memperoleh data radar cuaca sesuai dengan kebutuhan dengan memilih dari data yang ada dan dapat melakukan pengolahan terhadap informasi yang telah ada untuk bahan penelitian lebih lanjut, seperti analisis hujan dan sebagainya.
1.5
Metode Penelitian
1.5.1 Metode Pengumpulan Data 1. Studi Pustaka Untuk menambah referensi akan teori-teori yang diperlukan peneliti melakukan studi pustaka dengan membaca dan mempelajari secara mendalam
7
literatur-literatur yang mendukung penelitian ini. Diantaranya buku-buku mengenai radar dan intensitas hujan, diktat, catatan, makalah dan artikel baik cetak maupun elektronik. Daftar bacaan untuk penelitian ini dirinci pada daftar pustaka. 2. Observasi Observasi dilaksanakan pada tahap awal penelitian selama satu bulan yaitu selama bulan April 2009 di NEONet BPPT Thamrin. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi oleh pengguna dengan data radar yang ada dan masalah pada sistem yang tengah berjalan saat ini, serta mengetahui bagaimana cara terbaik untuk mengatasi masalah tersebut. 3. Wawancara / Interview Wawancara
memungkinkan
peneliti
sebagai
pewawancara
(interviewer) untuk mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarai (interview). Hal ini membuat peneliti dapat menggali permasalahan secara lebih mendalam. Melalui wawancara peneliti juga mengetahui masalah dan solusi pengembangan sistem yang diperlukan dan diinginkan oleh pengguna. 1.5.2 Metode Pengembangan Sistem Metode yang digunakan untuk pengembangan webgis ini adalah metode Rapid application development, karena metode ini paling cocok digunakan untuk pengembangan dan pembangunan webgis.
8
Rapid application development merupakan model pengembangan sistem perangkat lunak yang melibatkan proses-proses pembentukan model (versi) perangkat lunak secara iteratif yang harus bersifat representatif terhadap sistem yang sebenarnya dan menekankan pada aspek pencapaian produk akhir secara cepat (Prahasta, 2005). Adapun alur pengembangan sistem dengan menggunakan metode RAD dijelaskan pada diagram pengembangan sistem pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Diagram Pengembangan Sistem dengan Model RAD
Dari diagram diatas dapat diketahui aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam pengembangan sistem dengan metode RAD adalah sebagai berikut: 1. Scope Definition Menentukan tujuan, kebutuhan, batasan dan ukuran sistem yang akan dibangun serta mengumpulkan data yang diperlukan. Selain itu menggambarkan pandangan umum mengenai permasalahan sistem secara singkat dan jelas. Proses pengumpulan kebutuhan juga melibatkan proses 2. Analisis Sistem (Analysis)
9
Pada proses ini dijabarkan mengenai analisis terhadap berbagai permasalahan yang mungkin terjadi pada sistem yang berjalan sehingga diperoleh solusi untuk masalah yang dihadapi. Metode analisis yang digunakan adalah pendekatan analisis terstruktur dengan menggunakan diagram aliran data, contexs diagram, diagram entitas dan diagram pendukung lainnya. 3. Perancangan Cepat Perangkat Lunak (Design) Terdiri dari logical design dan phisical design, dengan tujuan untuk menghasilkan suatu model atau bentuk representasi dari entitas yang akan dibangun. Adapun tools yang digunakan untuk mendukung desain sistem adalah dengan menggunakan diagram aliran data (Data Flow Diagram – DFD), ERD (Entity Relation Diagram).
4. Implementasi Sistem (Construction & Testing) a. Construction Pembangunan prototipe merupakan bentuk implementasi dari desain sistem. Prototipe dibangun dengan menggunakan mapserver yang berbasis bahasa pemograman php dan map script. Sedangkan untuk database digunakan PostGre SQL dengan template PostGIS yang mendukung aspek spasial dalam pembangunan database. b. Testing Tahapan pengujian prototipe dilakukan oleh pengembang dan pengguna untuk mengurangi kesalahan yang terjadi pada sistem serta untuk
10
mengetahui apakah prototipe yang ada telah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna atau belum. Tahapan ini meliputi dua metode pengujian sistem yaitu, Black Box dan White Box Testing. 5. Perbaikan Prototipe oleh Pengembang Perbaikan prototipe dilakukan berdasarkan hasil evaluasi prototipe oleh pengguna. Jika masih ada features yang harus ditambahkan atau mungkin dihilangkan dari prototipe yang telah dirancang. 6. Produk Rekayasa Merupakan implementasi sistem yang telah dibangun dan telah disetujui oleh user.
1.6 Sistematika Penulisan Dalam skripsi ini, pembahasan yang peneliti sajikan terbagi dalam lima bab, yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Bab ini membahas secara singkat teori yang diperlukan dalam penelitian skripsi.
BAB III
METODE PENELITIAN
11
Pada bab ini akan dijelaskan metodologi yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian. BAB IV
PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan hasil analisis dan perancangan sistem yang dibuat.
BAB V
PENUTUP Bab ini adalah bab terakhir yang menyajikan kesimpulan serta saran dari apa yang telah diterangkan dan diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
12
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Rancang Bangun Menurut Pressman (2002) perancangan sistem merupakan serangkaian prosedur untuk menerjemahkan hasil analisis dari sebuah sistem ke dalam bahasa pemograman untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponenkomponen sistem diimplementasikan. Sedangkan pengertian pembangunan sistem adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada baik secara keseluruhan maupun sebagian (Pressman, 2002). Dengan demikian pengertian rancang bangun sistem adalah serangkaian proses yang saling terintegrasi dengan baik untuk menerjemahkan hasil analisis ke dalam bahasa pemograman, dan mengimplementasikan komponen-komponen sistem yang diperlukan dalam rangka penciptaan maupun pengembangan sebuah sistem baik secara keseluruhan maupun sebagian.
2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.2.1 Definisi dan Karakteristik Sistem Sistem menurut Fatta (2007) adalah kumpulan dari bagian-bagian yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Sistem juga diartikan sebagai kumpulan elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Jogiyanto, 2007).
13
Definisi sistem menurut Rober dan Michael (1991) dalam Prahasta (2005) adalah kumpulan elemen yang saling berinteraksi membentuk kesatuan, dalam inteaksi yang kuat maupun lemah dengan pembatas (boundary) yang jelas. Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan kumpulan dari elemen-elemen atau dapat dikatakan sebagai sub sistem yang saling berinteraksi baik secara kuat maupun lemah untuk mencapai suatu tujuan yang sama dalam batasan sistem yang jelas. Sistem memiliki karakterisitik atau beberapa sifat
tertentu, yang
membedakan satu sistem dengan sistem lainnya. Karakter dan sifat tersebut menurut Jogiyanto (2001) adalah: 1.
Komponen (components), biasa disebut subsistem yang memiliki tugas dan fungsi masing-masing. Komponen tersebut saling berinteraksi dalam sistem dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
2.
Batas sistem (boundary),
menunjukkan ruang lingkup dari sistem, serta
menunjukkan batasan antara satu sistem dengan sistem yang lain maupun dengan lingkungan luar sistem. Batasan inilah yang membentuk suatu sistem menjadi suatu kesatuan yang saling berhubungan. 3.
Lingkungan luar sistem (environments), segala sesuatu yang berada diluar sistem namun berpengaruh terhadap kerja sistem baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh yang diberikan lingkungan luar kepada sistem dapat memberikan keuntungan maupun kerugian bagi sistem itu sendiri.
14
4.
Penghubung (interface), merupakan media yang menghubungkan elemenelemen atau subsistem dengan subsistem lainnya. Dengan adanya media penghubung dalam sistem dimungkinkan adanya pengiriman input dan output antar subsistem.
5.
Masukan (input), segala sesuatu yang diperlukan dan dimasukkan ke dalam sistem untuk diproses, sehingga sistem dapat berjalan atau menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Masukan dapat berupa data, bahan baku, peralatan, maupun energi.
6.
Keluaran (output), hasil yang diperoleh dari masukan yang telah diproses dalam sistem. Keluaran dapat berupa hasil akhir yang ingin dicapai seperti informasi, laporan, dokumen, tampilan layar komputer, dan barang jadi. Serta dapat pula berupa masukan bagi subsistem lain.
7.
Proses (process), bagian dari sistem yang mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output).
8.
Sasaran atau tujuan (goal), merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh sistem, tujuan akan menjadi penentu masukan, alur dan keluaran sistem. Sasaran atau tujuan
menjadi
tolak
ukur
keberhasilan
sistem
yaitu
dengan
memperhitungkan apakah keluaran telah sesuai dengan harapan atau belum. 2.2.2 Definisi Data dan Informasi Data Menurut Ladjamudin (2005) dapat didefinisikan sebagai deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi. Informasi adalah data yang telah diproses atau diorganisasi ulang menjadi bentuk yang berarti. Informasi diperoleh dari
15
kombinasi data yang diharapkan memiliki arti bagi penerima (Whitten et al, 2004). Prahasta (2005) dalam bukunya menjelaskan pengertian informasi adalah makna atau pengertian yang dapat diambil dari suatu data dengan menggunakan konversi-konversi umum yang digunakan didalam representasinya. Perbedaan data dan informasi sangat relatif bergantung pada nilai gunanya dalam sebuah sistem dan level manajerial. Sebuah informasi dapat saja menjadi data bagi proses yang lain. Informasi dapat menjadi keluaran bagi suatu subsistem dan menjadi masukan bagi subsistem selanjutnya. 2.2.3 Kualitas dan Nilai Informasi Kualitas dan nilai informasi ditinjau dari konsep informasi bergantung pada atribut-atribut yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengambarkan kebutuhan informasi yang spesifik. Informasi yang baik memiliki atribut-atribut yang dijelaskan pada Table 2.1. Tabel 2.1 Atribut Informasi No
Kriteria
Keterangan
1.
Akurat
Derajat informasi dari kesalahan
2.
Presisi
3.
Tepat waktu
4.
Jelas
5.
Dibutuhkan
6.
Quantifiable
Ukuran detail yang digunakan di dalam penyediaan informasi Penerimaan informasi masih dalam jangkauan waktu yang dibutuhkan oleh user Derajat informasi dari keraguan Tingkat
relevansi
yang bersangkutan dengan
kebutuhan user Tingkat
atau kemampuan dalam menyatakan
16
informasi dalam bentuk numeric Tingkat kesepakatan atau kesamaan nilai sebagai 7.
Verifiable
hasil pengujian informasi yang sama oleh berbagai user
8.
Accessible
Tingkat
kemudahan
dan
kecepatan
dalam
memperoleh informasi yang bersangkutan Derajat perubahan yang sengaja dibuat untuk
9.
Non-bias
merubah atau memodifikasi informasi dengan tujuan mempengaruhi para penerima
10.
Comprehensive
Tingkat kelengkapan informasi
Sumber: Prahasta, 2005 2.2.4 Pengertian Sistem Informasi Dari pengertian sistem dan informasi sebelumnya maka dapat diartikan bahwa sistem informasi adalah serangkaian sumber daya fisik dan logika yang saling terkait membentuk satu kesatuan dengan tujuan menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Selain itu, sistem informasi berarti pengaturan sumber daya manusia, data, proses, dan teknologi informasi yang berintegrasi untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan menghasilkan output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi (Whitten et al, 2004).
2.3 Sistem Informasi Geografis 2.3.1 Pengertian Geografi berasal dari bahasa Yunani, gabungan dari dua suku kata, yaitu Geo yang berarti bumi dan Graphien yang berarti lukisan. Sehingga dapat diartikan bahwa geografi merupakan lukisan bumi. Pengertian geografi secara
17
umum adalah ilmu yang mempelajari masalah-masalah bumi secara luas dalam hubungannya dengan keruangan (Barus, 1996). Sistem Informasi Geografis (SIG) didefinisikan oleh Prahasta (2005) sebagai sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memperoleh, memasukkan, menyimpan, mengelola, memperbaharui (update), menganalisis, memanipulasi dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan (geografi) untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan. Kemampuan dasar SIG adalah mengintegrasikan berbagai operasi basis data seperti query, menganalisisnya dan menyimpan serta menampilkannya dalam bentuk pemetaan berdasarkan letak geografisnya. Inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya. Berdasarkan cara pengolahannya SIG dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog) dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer). Sistem Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan. Seluruh data tersebut kemudian dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi (Prahasta, 2005). 2.3.2 Jenis Data Data-data yang diolah dalam SIG terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah
18
analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data spasial. Data spasial disajikan dalam tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik (point), garis (line) atau area (polygon) seperti terlihat pada Gambar 2.1. Struktur data spasial dibagi menjadi dua model yaitu model data raster dan model data vektor. Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid) atau sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Data vektor adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau area (polygon).
Gambar 2.1 Jenis data SIG (a). titik, (b) garis, dan (c) Area 2.3.3 Komponen SIG Komponen
SIG
dapat
dikelompokkan
berdasarkan
fungsi
dan
arsitekturnya. SIG menyajikan informasi keruangan beserta atributnya yang terdiri dari beberapa fungsi subsistem. Adapun alur fungsi subsistem SIG tersebut seperti Gambar 2.2.
19
Manipulasi Data & Analisis
Masukan Data
SIG
Pelaporan Data
Manajemen Data
Gambar 2.2 Fungsi Subsistem SIG Sumber: Prahasta, 2005 1.
Masukan data merupakan proses pemasukan data pada komputer dari peta (peta topografi dan peta tematik), data statistik, data hasil analisis penginderaan jauh data hasil pengolahan citra digital penginderaan jauh dan lain-lain. Pada proses ini data ditransformasikan ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG.
2.
Manipulasi data dan analisis ialah serangkaian kegiatan untuk menentukan informasi yang dapat dihasilkan oleh sistem, dengan cara memanipulasi dan melakukan pemodelan data. Manipulasi data merupakan proses penting dalam SIG. Kemampuan SIG dalam melakukan analisis gabungan dari data spasial dan data atribut menghasilkan informasi yang berguna untuk berbagai aplikasi.
3.
Manajemen data merupakan tahapan pengorganisasian data baik dalam bentuk spasial maupun atribut ke dalam suatu basis data, sehingga lebih mudah dipanggil, di-update dan di-edit.
4.
Pelaporan data ialah menyajikan data hasil pengolahan serta menampilkan basis data baik secara keseluruhan maupun sebagian. Pelaporan data dapat berupa softcopy maupun hardcopy dari peta, tabel, grafik dan lain-lain.
20
Sedangkan berdasarkan arsitektur menurut Prahasta (2005), SIG dibangun dengan komponen dasar (Gambar 2.3) yang terdiri dari perangkat keras (Hardware), Perangkat lunak (software), data geografis dan sumber daya manusia. Dalam SIG semua komponen ini harus terintegrasi secara efektif dan menyeluruh untuk menghasilkan informasi (output) yang sesuai dengan kebutuhan user dan tujuan pengembangan sistem. Berikut gambaran keterkaitan komponen-komponen dalam SIG:
Perangkat Keras
SIG
Data Data dan Informasi Geografis
Sumber Daya Manusia
Perangkat Lunak
Gambar 2.3 Komponen SIG Sumber: Prahasta, 2005 Pertama, komponen perangkat keras dalam SIG yang umum digunakan adalah CPU, RAM, storage, input device, output device, dan peripheral lainnya. Kedua, komponen perangkat lunak, merupakan suatu sistem untuk mengolah data dan informasi geografis, seperti ArcGIS, ERDAS, ArcView, MapInfo dan lainlain. Komponen ketiga yaitu data dan Informasi, yang terdiri dari data spatial maupun non-spatial. Komponen keempat, adalah Sumber Daya Manusia (SDM), teknologi SIG tidaklah menjadi bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem
21
dan membangun perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai kondisi dunia nyata. Sama seperti pada Sistem Informasi lain user SIG pun memiliki tingkatan tertentu, dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan memelihara sistem hingga pengguna yang menggunakan SIG untuk memudahkan pekerjaan mereka. Kombinasi yang benar antara keempat komponen utama ini akan menentukan kesuksesan suatu proyek pengembangan SIG. 2.3.4 Kemampuan SIG Secara jelas, kemampuan SIG juga dapat dilihat dari pengertian atau definisinya. Kemampuan-kemampuan SIG yang diambil dari beberapa definisi SIG yaitu: 1. Memasukan dan mengumpulkan data geografi. 2. Mengintegrasikan data geografi. 3. Memeriksa, meng-update data geografi. 4. Menyimpan dan memanggil kembali data. 5. Mempresentasikan atau menampilkan data geografi. 6. Mengelola data geografi. 7. Memanipulasi data geografi. 8.
Menganalisis data geografi.
9.
Menghasilkan keluaran (output) data geografi dalam bentuk: peta tematik (view dan layout), tabel, grafik (chart), laporan (report), dan lainnya baik dalam bentuk softcopy ataupun hardcopy.
22
2.4 Konsep Dasar Webgis Web merupakan bentuk aplikasi sistem informasi terdistribusi yang berbasis hypertext dengan menggunakan konsep hyperlink. Web atau lebih dikenal dengan world wide web (www)
merupakan aplikasi jaringan
yang mendukung
terlaksananya HTTP (hypertext transfer protocol) dalam suatu jaringan internet. Sedangkan aplikasi sistem informasi geografis yang dapat dijalankan pada web browser baik yang berada pada satu jaringan global (internet) maupun yang hanya berbasis jaringan lokal (intranet) namun memiliki dan terkonfigurasi pada jaringan web server dikenal dengan Webgis atau SIG yang berbasis web. Webgis mendukung penggunaan aplikasi web dalam melakukan operasi SIG. Webgis terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait, dan merupakan gabungan antara desain grafis, pemetaan, peta digital dengan analisis spasial, pemograman komputer dan database (Prahasta, 2007). Menurut Prahasta (2007), Webgis memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan, yaitu: 1. Kelebihan: a. Data menjadi terpusat pada satu tempat. b. Biaya untuk hardware dan software menjadi lebih murah. c. Lebih mudah digunakan (user friendly). d.
Pengaksesan yang lebih luas terhadap data dan fungsinya.
2. Kelemahan: a. Lamanya waktu akses bergantung pada spesifikasi komputer yang dimiliki baik pada server maupun client. Selain itu juga bergantung pada koneksi
23
internet, traffic web site, dan efisiensi data. b. Resolusi dan ukuran tampilan monitor (display) perlu diatur supaya sesuai dengan tampilan web. Selain itu juga diperlukan pengaturan terhadap resolusi maupun menu browser. c. Kompleksitas dan ketahanan sistem. d. Variasi dari teknologi baru.
2.5 Pengenalan Radar Cuaca 2.5.1 Sejarah Radar Radar (radio detection and ranging) adalah sistem yang digunakan untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat dan hujan. Istilah radar pertama kali digunakan pada tahun 1941, menggantikan istilah RDF (Radio Direction Finding). Prinsip kerja radar adalah pengiriman gelombang radio kuat dan menangkap gema hasil pemantulan gelombang radio tersebut. Dengan menganalisis sinyal yang dipantulkan, pemantul gema dapat ditentukan lokasi dan jenisnya. Pada tahun 1865 James Clerk Maxwell mengembangkan dasar-dasar teori tentang elektromagnetik. Satu tahun kemudian, Heinrich Rudolf Hertz membuktikan teori Maxwell dengan menemukan gelombang elektromagnetik. Penggunaan gelombang elektromagnetik untuk mendeteksi keberadaan suatu benda, pertama kali digunakan oleh Christian Hülsmeyer pada tahun 1904 dengan membuktikan kemampuan untuk mendeteksi keberadaan sebuah kapal pada cuaca berkabut tebal, tetapi belum sampai mengetahui jarak kapal tersebut.
24
Pada Tahun 1921 Albert Wallace Hull menemukan Magnetron sebagai tabung pemancar sinyal atau transmitter efisien. Setahun berikutnya A. H. Taylor and L.C.Young berhasil menempatkan transmitter pada kapal kayu. Kemudian pada tahun 1930 L. A. Hyland dari Laboratorium Riset kelautan Amerika Serikat berhasil menerapkan transmitter pada pesawat terbang untuk pertama kalinya. Sebelum Perang Dunia II, antara tahun 1934 hingga 1936, ilmuan dari Amerika, Jerman, Prancis dan Inggris mengembangkan sistem radar. Setelah Perang Dunia II sistem radar berkembang sangat pesat, baik tingkat resolusi dan portabilitas yang lebih tinggi, maupun peningkatan kemampuan sistem radar sebagai pertahanan militer. Hingga saat ini sistem radar sudah lebih luas lagi penggunaannya yakni meliputi kendali lalu lintas udara (Air Traffic Control), pemantau cuaca, jalan dan lain-lain. 2.5.2 Jenis Radar 1.
Radar Doppler Merupakan jenis radar yang menggunakan Efek Doppler untuk mengukur kecepatan radial (kecepatan benda dalam garis lurus [lihat (Gambar 2.4)] dari sebuah objek yang masuk daerah tangkapan radar. Radar jenis ini sangat akurat dalam mengukur kecepatan radial. Contoh Radar Doppler yaitu Weather radar atau radar cuaca yang digunakan untuk mendeteksi cuaca. Contoh pengukuran Radar Doppler adalah dalam mengukur kecepatan dan arah angin dengan menggunakan efek Doppler. Radar Doppler merupakan jenis radar yang memiliki dua kutub dimana radar dapat
25
berfungsi sebagai penerima dan pengirim sinyal, inilah yang membedakan radar Doppler dengan radar biastik. Perbedaan lainnya adalah radar Doppler bekerja dengan prinsip efek Doppler.
Gambar 2.4 Efek Doppler1 2.
Radar Bistatik Radar Bistatik (Gambar 2.5) kebalikan dari radar doppler. Radar ini mempunyai dua komponen bistatik yang terpisah. Komponen tersebut adalah pemancar sinyal (transmitter) yang dipisahkan dengan jarak tertentu dari penerima sinyal (receiver). Jarak antara kedua komponen ini biasanya dapat dibandingkan dengan jarak target atau objek yang dideteksi. Dengan adanya dua komponen sinyal yang terpisah maka radar ini dapat digunakan untuk melengkapi hasil pengamatan angin dengan radar Doppler. Pada radar bistatik Objek dideteksi berdasarkan pantulan sinyal dari objek tersebut (bias) ke pusat antena. Contoh Radar Bistatik yaitu Passive radar.
1
sumber: http://www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=279&fname=materi3.html
26
Gambar 2.5 Radar Bistatik 2.5.3 Klasifikasi Radar Radar dapat diklasifikasikan berdasarkan Band (Gelombang Radar). Radar dapat dikelompokkan sesuai dengan panjang gelombang sinyal radar. Kebanyakan imaging radar dioperasikan pada frekuensi antara 1.25 dan 35.2GHz dengan panjang gelombang antara 24 cm – 0.8 cm. Penamaan Band atau gelombang pita radar dinamakan secara sembarangan oleh militer pada Perang Dunia II untuk menjaga kerahasiaan teknologi radar. Klasifikasi radar berdasarkan band dijelaskan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Klasifikasi Radar Berdasarkan Band Jenis Band
Frekuensi Normal 3 – 30 MHz 30 – 300 MHz 300 – 1,000 MHz
Panjang Gelombang
L-band
1 – 2 GHz
30 – 15 cm
S-band
2 – 4 GHz
15 – 8 cm
HF VHF UHF
100 – 10 m 10 – 1 m 1 – 0.3 m
Target Pengamatan Hujan, Turbulence Hujan, Turbulence Hujan, Turbulence Hujan, Turbulence
Hujan, Ketinggian
Kegunaan
Gelombang televise Dalam bidang militer dan satelit penginderaan jauh Observasi cuaca jarak dekat maupun jarak jauh. NWS (National Weather Service) menggunakan Radar band S untuk observasi cuaca pada gelombang 10. kekurangan radar ini adalah membutuhkan antena yang besar serta daya listrik yang besar.
27
C-band
4 – 8 GHz
8 – 4 cm
Hujan, Ketinggian
X-band
8 – GHz
12
4 – 2.5 cm
Hujan
Ku-band
12 – GHz
18
2.7 – 1.7 cm
Hujan
K-band
18 – GHz
27
1.7 – 1.2 cm
Drizzle, Kabut/Asap, Awan
Ka-band
27 – GHz
40
mm or W-band
40 – 300 GHz
1.2 – 0.75 cm 7.5 - 1 mm
Drizzle, Kabut/Asap, Awan Kabut/asap, Awan
Selain itu ukuran piringan radar juga besar sekitar 25 kaki. Sangat Baik untuk Observasi Cuaca. Keuntungannya adalah ukuran piringan radar tidak terlalu besar, sehingga radar jenis ini sangat banyak digunakan untuk stasiun televisi. Selain itu daya listrik yang dibutuhkan tidak terlalu besar dan keakuratan data hasil observasi cukup baik Pengamatan awan karena dapat menangkap sinyal dari partikel air dan juga dapat digunakan untuk memantau salju. Jangkauan radar ini lebih kecil dari Radar Band C. Biasanya digunakan untuk pengamatan jarak dekat, portable radar, pengamatan cuaca pada pesawat serta pada lembaga kepolisian. Biasanya digunakan dalam; beroperasi pada frekuensi, dengan panjang gelombang. dapat digunakan untuk pengukuran tinggi penyerapan air serta banyak digunakan pada lembaga kepolisian.
Pemetaan gambar (image mapping) pada USA JPL-Airsat
Sumber: BPPT, 2009 2.5.4 Komponen Radar Radar terdiri dari tiga komponen utama yang merupakan bagian dari antena dan transmitter (Gambar 2.6). Tiga komponen tersebut adalah Radar Data Acquisition (RDA), Radar Product Generator (RPG), dan Principal User Processor (PUP). Ketiga kompoenen ini sangat peka terhadap sensor. Oleh karena itu, biasanya radar diberi tutupan pada bagian atasnya, seperti tutupan yang menyerupai bola pada radar cuaca. Tutupan ini berfungsi sebagai pelindung dari
28
berbagai macam gangguan, bencana, serta untuk alasan keamanan.
Gambar 2.6 Komponen Radar Sumber: BPPT, 2009 Tiga komponen tersebut yang pertama, RDA (Radar Data Acquisition) berfungsi sebagai antena pengirim gelombang elektromagnetik kepada benda atau hujan dalam jangkauan radar. RDA terdiri dari antena dan transmitter (Gambar 2.6). Antena radar bersifat dwikutub (untuk mengirim dan menerima sinyal). Receiver pada antena ini berfungsi untuk menangkap kembali gelombang yang dipantulkan oleh benda yang terkena sinyal radar untuk setiap detiknya. RDA juga terdiri dari transmitter yang berfungsi untuk memancarkan gelombang elektromagnetik melalui reflektor antena agar sinyal objek yang berada pada daerah tangkapan radar dapat dikenali, umumnya transmitter mempunyai bandwidth yang besar dan tenaga yang kuat serta dapat bekerja efisien, dengan akurasi data yang tinggi, kelebihannya adalah ukuran data tidak terlalu besar. Selain itu, RDA juga tidak terlalu berat serta mudah perawatannya. Selanjutnya data ini akan dikirim ke dalam komponen RPG (Radar
29
Product Generator) atau disebut juga receiver berfungsi untuk menerima pantulan kembali gelombang elektromagnetik dari sinyal objek yang tertangkap radar melalui reflektor antena. Umumnya receiver mempunyai kemampuan untuk menyaring sinyal agar sesuai dengan pendeteksian serta menguatkan sinyal objek yang lemah dan meneruskan sinyal objek tersebut ke signal and data processor (Pemroses data dan sinyal), kemudian menampilkan gambarnya di layar monitor (Display). Data hasil pengolahan biasanya memiliki nilai reflectivity dan velocity dengan menggunakan perhitungan efek dopler. Komponen PUP (Principal User Processor) atau disebut juga control and communication processor merupakan komponen yang bertugas untuk mengatur atau mengendalikan proses penyapuan daerah oleh radar untuk mengatur sudut pengamatan serta untuk mengirimkan data ke server melalui jaringan internet. Sebelum data dikirim data terlebih dahulu diproses dengan menggunakan software khusus untuk mengolah data radar. Hasil pengolahan data oleh software radar ini menghasilkan file gambar dengan resolusi temporal enam menit. 2.5.5 Manfaat Radar 1.
2.
Keperluan Militer a.
Airborne early warning (AEW)
b.
Radar Pengendali atau pemandu peluru kendali
Keperluan Kepolisian Radar Gun dan Microdigicam radar merupakan contoh radar yang sering digunakan pihak kepolisian untuk mendeteksi kecepatan kendaraan bermotor di jalan.
30
3.
Keperluan Penerbangan Air traffic control (ATC) adalah kendali lalu lintas udara yang bertugas mengatur kelancaran lalulintas udara bagi pesawat terbang yang akan lepas landas, ketika terbang di udara maupun ketika akan mendarat serta memberikan layanan informasi bagi pilot tentang cuaca, situasi dan kondisi Bandara.
4.
Keperluan Cuaca a. Weather radar; merupakan jenis radar cuaca yang mampu mendeteksi intensitas curah hujan dan cuaca buruk seperti adanya badai. b. Wind profiler; merupakan jenis radar cuaca yang menggunakan gelombang suara (SODAR) untuk mendeteksi kecepatan dan arah angin.
2.5.6 Radar Cuaca (Weather Radar) Radar cuaca adalah jenis radar yang digunakan untuk memetakan dan menghitung pergerakan benda-benda seperti hujan, salju, kabut, awan dan lain sebagainya, memperkirakan jenis benda tersebut, serta memperkirakan posisi dan intensitas benda yang diamati pada masa yang akan datang.2 Radar cuaca biasanya ditempatkan dengan ketinggian tertentu dari permukaan bumi, Hal ini dilakukan karena sinyal radar tidak dapat mendeteksi cuaca jika terhalang oleh bangunan, pohon dan benda padat lainnya. Pemanfaatan teknologi radar untuk observasi cuaca di wilayah Indonesia pada penelitian ini dikembangkan oleh BPPT. Teknologi serupa juga dikembangkan oleh BMKG untuk pengamatan cuaca di Indonesia.
2
(http://www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=279&fname=materi2.html)
31
2.5.7
Prinsip Kerja Radar Cuaca Prinsip kerja radar Doppler (Gambar 2.7) pada dasarnya tidaklah berbeda
dengan radar lainnya. Hanya saja radar Doppler menggunakan prinsip Doppler untuk mendapatkan nilai reflektivitas dari objek yang diamati.
Keterangan : h : tinggi gelombang ө : sudut elevasi λ : panjang gelombang D : jarak titik hujan dari radar
Gambar 2.7 Prinsip kerja Radar Gambar 2.7 menganalogikan nilai-nilai yang diperlukan untuk menghitung reflektifitas hujan. Radar akan mengirimkan gelombang elektromagnetik pada sudut elevasi tertentu untuk menangkap gelombang pantulan dari titik hujan, sehingga nantinya akan diketahui panjang dan tinggi gelombang elektromagnetik radar untuk menghitung jarak titik hujan dari radar. 2.5.8
Keuntungan dan Kerugian Radar Cuaca Ada banyak keuntungan penggunaan radar untuk remote sensing. Sensor
radar tersedia pada semua kapabilitas cuaca sebagaimana energi gelombang mikro menembus awan dan hujan. Hujan menjadi sebuah faktor pada radar wavelength kecil dari tiga cm. Sensor radar merupakan sistem penginderaan jauh yang aktif (active remote sensing system), independen terhadap cahaya matahari, menyediakan sumber energi sendiri dan juga mampu melakukan pengambilan data baik pada siang maupun malam hari.
32
Namun Radar juga memiliki kekurangan dan kelemahan. Kelemahan tersebut antara lain sensitif terhadap topografi, penutup tanah (ground cover), dan gerakan. Kemampuan pendeteksian cuaca oleh radar tidak dapat menembus pohon maupun gedung tinggi sehingga pada ketinggian dan elevasi tertentu curah hujan tidak akan terpantau.
2.6
Pengertian Realtime Menurut Arlinda (2005) dalam kamus istilah komputer dan internet
realtime diartikan sebagai jumlah waktu sesungguhnya (waktu aktual) yang dibutuhkan menjalankan/menyelesaikan suatu operasi. Sistem komputer yang tetap mampu menjaga hubungan/berinteraksi dengan dunia luar. Artinya, memberikan hasil keluaran beberapa saat kemudian setelah masukan diberikan. Contohnya pada sistem informasi cuaca yang dibangun ini. Sistem realtime menurut Pressman (2002) terdiri dari beberapa komponen sebagai berikut: 1. Komponen pengumpul data yang mengumpulkan dan memformat informasi dari lingkungan eksternal 2. Komponen analisis yang mentransformasikan informasi pada saat dibutuhkan oleh aplikasi. 3. Komponen kontrol yang memberikan respon kepada lingkungan eksternal. 4. Komponen monitor yang mengkoordinasikan semua komponen lain agar respon realtime-nya dapat tetap terjaga.
33
2.7
Pengenalan Program Harimau Harimau (Hydrometeorological Array for Intra Session Variation
Moonsoon Automonitoring) merupakan program kerjasama Indonesia dengan JAMSTEC (Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology), yang dimulai sejak bulan Maret 2006 – Oktober 2010. Tujuan program HARIMAU untuk mengetahui lebih jauh proses fisik variasi antarmusiman (periode 60-90 harian) yang terkait langsung dengan aktivitas awan konveksi dan curah hujan di Benua Maritim Indonesia (BMI) dan mempunyai implikasi yang sangat besar terhadap perubahan iklim global, seperti El Nino dan La Nina (ENSO) serta Indian Ocean Dipole (IOD). Informasi yang diperoleh antara lain dapat digunakan untuk: a.
Penentuan waktu tanam komoditas pertanian.
b.
Manajemen sumber daya air.
c.
Transportasi laut, udara dan darat.
d.
Monitoring polusi udara.
e.
Peringatan dini.
f.
Sebagainya. Riset ini memanfaatkan teknologi Radar Cuaca (Weather Radar) yang
tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Sejauh ini sudah dipasang X dan C Band Doppler Radar (XDR dan CDR) serta Wind Profiler Radar (WPR) di wilayah ekuator Benua Maritim Indonesia. XDR di Pantai Tiku, Kabupaten Ketaping, Sumatera Barat (Sumbar). Sedangkan WPR dipasang di Pontianak dan Biak pada Februari dan Maret 2007. Menyusul kemudian CDR di Laboratorium
34
Teknologi Kebumian dan Mitigasi Bencana (GEOSTECH) BPPT Puspitek Serpong pada Juni 2007. Program HARIMAU akan berlangsung hingga 2010 dengan target memasang 22 radar di lokasi berbeda di Indonesia pada 2009. 2.7.1
Spesifikasi Radar Cuaca Serpong Radar cuaca Serpong (Gambar 2.9) digunakan untuk pemantauan cuaca di
wilayah DKI Jakarta termasuk kepulauan seribu dan hampir seluruh wilayah Jawa Barat spesifikasi secara jelas mengenai radar ini dijelaskan pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Spesifikasi Radar Nama
Radar Serpong
Gambar
Gambar 2.9 Radar C-Band Serpong Lokasi
PUSPITEK SERPONG
Koordinat
106,70 BT dan -6,40 LS
Kegunaan
Observasi Cuaca
Jenis Band
Doppler Radar C Band Frekuensi 5,32 GHz
Resolusi Temporal
6 menit
Radius Jangkauan
105 km
Elevasi
10 - 810 (18 sudut elevasi, diantaranya 10, 4,50 , dan 23,80)
Ketinggian
4,6 meter
35
Type Observasi
Observasi hujan
Transmitter Power
140 kW (140.000 watt)
Sistem Operasi
RedHat Enterprise Linux 4 (EL4)
Output
Data RAW dan Data Image
Spesifikasi Image
Data Resolusi Spatial : 1 km x 1 km Waktu akuisisi data (dalam GMT+7) Data Reflectivity awan dan hujan dalam dBz
Sumber: www.turbulance.ddo.jp 2.7.2 Spesifikasi Radar Cuaca Padang Radar cuaca Padang (Gambar 2.10) berada di kawasan Minangkabau Internasional Airport (MIA). Merupakan jenis radar Doppler band X yang beroperasi pada frekuensi delapan hingga dua belas GHz. Selengkapnya mengenai spesifikasi radar ini dibahas pada Tabel 2.4. Tabel 2.4 Spesifikasi Radar Padang Nama
Radar MIA
Gambar
Gambar 2.10 Radar X-Band Padang Lokasi
Bandara Internasiolnal Sumatera Barat
Koordinat
100.3 BT dan -0.79 LS
Kegunaan
Observasi Cuaca
Minangkabau
Padang
–
36
Jenis Band
Doppler Radar X Band Frekuensi 9.7 GHz
Resolusi Temporal
6 menit
Radius Jangkauan
200 km
Elevasi
10 - 810 (18 sudut elevasi, yaitu 0.60, 1.10, 2.40, 3.20, 4.10, 5.10, 6.30, 7.80, 9.60, 11.80, 14.50, 17.80, 21.80, 26.60, 32.60, 40.00, 50.00)
Ketinggian
5 meter
Type Observasi
Observasi hujan
Transmitter Power
70 KW (700.000 watt)
Output
Data RAW dan Data Image
Sistem Operasi
RedHat Enterprise Linux 4 (EL4)
Spesifikasi Data Image Resolusi Spasial : 1km x 1 km Waktu akuisisi data (dalam GMT+7) Data Reflectivitas awan dan hujan dalam dBz
Sumber: www.turbulance.ddo.jp 2.8 Analisis Data 2.8.1
Data Radar Doppler Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data Image (Gambar
2.11) dari hasil penyapuan wilayah dengan menggunakan radar Doppler yang ada di Puspitek Serpong serta di Padang-Sumatera Barat. Dalam data gambar dari radar Serpong (Gambar 2.11) dapat diamati titiktitik hujan yang jatuh di wilayah DKI Jakarta, Banten dan hampir seluruh wilayah Jawa Barat. Sedangkan dari data radar Padang diperoleh informasi titik-titik hujan yang jatuh di wilayah Sumatera Barat.
37
Gambar 2.11 Data Image Radar Serpong Pengamatan dilakukan dalam berbagai sudut elevasi dari 1 – 810, namun yang diambil untuk pengolahan pada laporan ini adalah data dengan elevasi 6.10 karena dinilai paling tinggi tingkat akurasi datanya. Adapun informasi yang ada dalam gambar radar cuaca tersebut (Gambar 2.11) adalah informasi mengenai reflektivitas, velocity dan rainrate (curah hujan) dalam satuan debizle (dBz). Reflektivitas adalah nilai pemantulan dari titik air yang jatuh hingga kembali pada radar. Sedangkan velocity adalah pengamatan kecepatan angin atau kecepatan sampainya nilai hujan dari titik pengamatan ke radar. Nilai curah hujan hasil pengamatan radar masih dalam satuan dBz. Nilai ini akan dikonversi untuk mendapatkan nilai curah hujan dalam satuan milimeter per jam. 2.8.2
Curah Hujan (Rainrate) Hujan adalah butiran-butiran air yang dicurahkan dari atmosfer turun ke
permukaan bumi. Sedangkan curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Biasanya curah hujan diukur dengan
38
menggunakan Rain Gauge. Namun dalam skripsi ini nilai curah hujan didapatkan dari radar Doppler yang merupakan jenis radar cuaca. Curah hujan diukur dalam satuan milimeter, satu milimeter berarti dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau sebanyak satu liter. Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1) Bentuk medan atau topografi; 2) Arah lereng medan; 3) Arah angin yang sejajar dengan garis pantai; dan 4) Jarak perjalanan angin di atas medan datar. Pola Distribusi Hujan di Indonesia, ada 3 yaitu: 1.
Pola Monsoonal (Monsun): intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada awal dan akhir tahun, adanya musim kemarau dan musim hujan yang masing-masing berlangsung kurang lebih 6 bulan.
2.
Pola Ekuatorial: mengalami dua Puncak curah hujan tertinggi dalam 1 tahun yaitu bulan Maret dan Oktober saat matahari berada di dekat ekuator.
3.
Pola Lokal: daerah yang di pengaruhi hujan dengan satu puncak dengan puncak yang terbalik dengan pola hujan munson. Untuk radar sendiri pola yang diamati adalah pola monsoonal yang
dianggap paling berpengaruh terhadap kondisi iklim global dan adanya badai El Nino dan La Nina (ENSO) serta Indian Ocean Dipole (IOD).
39
2.9
Pendekatan dalam membangun Webgis
2.9.1 Basis Data Basis data merupakan suatu komponen penting dalam sistem, karena merupakan dasar dalam menyediakan informasi. Basis data menurut pustaka Prahasta (2005) merupakan kumpulan tabel-tabel atau files yang saling berelasi satu dengan lainnya.. Dapat juga diartikan sebagai kumpulan data non-redundant yang dapat dipakai secara bersama (shared) oleh sistem-sistem aplikasi yang berbeda. Basis data adalah kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras (hardware) komputer dan menggunakan perangkat lunak (software) dalam memanipulasi basis data tersebut (Jogiyanto, 2007). Dengan adanya basis data proses editing dan updating data dapat dilakukan tanpa mempengaruhi komponen-komponen lainnya di dalam sistem yang bersangkutan. Perubahan tersebut antara lain proses konversi (perubahan format data), struktur file, atau relokasi data dari satu perangkat ke perangkat lainnya. Keuntungan penggunaan basis data adalah: a. Meminimalkan duplikasi data. b. Efisiensi, kecepatan dan kemudahan dalam pengaksesan data. c. Penjagaan integritas data. d. Data menjadi self-documented dan self-descriptive. e. Meminimalkan biaya pengembangan perangkat lunak. f. Meningkatkan security atau keamanan data.
40
2.9.2 Basis Data Spasial Basis data spasial atau basis data SIG atau dikenal juga dengan geodatabase (geographic database) tidak jauh berbeda dengan basis data lainnya baik dalam hal perancangan, manajemen maupun strukturnya. Perbedaan yang terjadi adalah terdapat dua jenis data yang harus disimpan dan diintegrasikan untuk membangun SIG yang utuh. Suwahyono (1999) dalam BAKOSURTANAL (2002) mendefinisikan basis data spasial sebagai sekumpulan data yang digunakan untuk memberikan informasi keruangan (spasial) suatu kajian wilayah, terutama untuk menghasilkan informasi keadaan alam dan potensi yang ada pada suatu wilayah. Basis data spasial mendeskripsikan sekumpulan entitas (entity-set) baik yang memiliki lokasi atau posisi yang tetap maupun yang tidak tetap (memiliki kecenderungan untuk berubah, bergerak dan berkembang). Tipe-tipe entitas spasial ini memiliki properties topografi dasar yang meliputi lokasi, dimensi dan bentuk (titik, garis, ruang). (Prahasta, 2009) Pemanfaatan basis data spasial untuk mendapatkan informasi keruangan dan kajian wilayah dilakukan dalam satu sistem informasi geografis (SIG). Pada intinya, SIG mencakup dua kemampuan yang berbeda yaitu: (1) Melakukan pemanggilan (query) dan menyediakan informasi; (2) Menggabungkan modelmodel analisis. Namun demikian, kedua kemampuan SIG ini sangat tergantung pada inti (core) dari SIG itu sendiri yaitu basis data yang terorganisir atau disebut juga basis data spasial. Pentingnya basis data spasial dalam SIG berawal dari kenyataan bahwa elemen dari basis data tersebut saling terkait satu sama lain,
41
sehingga harus dibuat dalam suatu struktur yang mudah untuk diintegrasikan dan dipanggil kembali. Basis data spasial juga harus dapat digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan aplikasi. Pengembangan basis data spasial merupakan bagian penting untuk mewujudkan suatu sistem informasi keruangan (spatial). Komponen yang termasuk dalam pengembangan basis data spasial adalah (1) Sub-sistem masukan data; (2) Sub-sistem penyimpanan dan pemanggilan data; (3) Sub-sistem manipulasi dan analisis; (4) Sub-sistem tampilan dan (updating) data. (Prahasta, 2005) 2.9.3 Model Basis data File-file yang disusun tidak berstruktur rentan terutama untuk data yang terdapat dalam jumlah besar atau untuk data yang berubah secara terus-menerus. Semua sistem basis data (database) ditujukan untuk mempermudah pencarian, penghubung data tabular, serta dapat digunakan untuk memanipulasi berbagai tipe dan variasi hubungan antar obyek. Model basis data menunjukkan mekanisme yang digunakan untuk mengelola atau mengorganisasi data secara fisik dalam memori sekunder yang akan berdampak terhadap bagaimana mengelompokkan dan membentuk keseluruhan data yang terkait dalam sistem yang ditinjau. Secara konvensional model basis data dikelompokkan menjadi tiga bentuk, yaitu: model hierarki, jaringan dan relasional. Model basis data yang baru mulai dikembangkan, khususnya pada era 1990-an adalah model berorientasi obyek (Barus, 1996).
42
2.9.4 Metode Pengembangan Sistem Proses pengembangan sistem diartikan sebagai sekumpulan aktivitas, metode, best practice, deliverable dan tools-tools otomatis yang digunakan stakeholder untuk mengembangkan sistem informasi dan software secara kontinu, artinya pengembangan yang dilakukan secara bertahap dari hal-hal yang menjadi kendala sistem sampai hal-hal yang menjadi kebutuhan sistem (Whitten, 2004:84). Untuk mengembangkan sistem, dibutuhkan metode yang tepat agar memenuhi tujuannya. Pada sistem ini dipilih metode pengembangan RAD. RAD
(rapid
application
development)
adalah
sebuah
strategi
pengembangan sistem yang menekankan kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkain prototype/ prototipe bekerja sebuah sistem yang pada akhirnya berkembang kedalam sistem final (atau sebuah versi). (Jeffrey L. Whitten, Lonnie D. Bentley, Kevin C. Dittman, 2004). Berikut diagram yang menerangkan rute dalam RAD, yaitu:
The User Community
Scope Definition
Problem Analysis + Requirement Analysis + Decision Analysis
Design
Current System Operation & Maintenance
Delivery of a version
Construction & Testing
Gambar 2.12 Diagram Rapid Apllication Development (RAD) Sebagai respon pada kemajuan ekonomi pada umumnya, rapid application development (RAD) / pengembangan aplikasi cepat telah menjadi rute yang
43
populer untuk mengakselerasi pengembangan sistem. Gagasan-gagasan RAD adalah (Jeffrey L. Whitten, Lonnie D. Bentley, Kevin C. Dittman, 2004 : 104): 1. Lebih aktif melibatkan para pengguna sistem dalam aktifitas analisis, desain, konstruksi. 2. Mengorganisasikan pengembangan sistem ke dalam rangkaian seminar yang intensif dan berfokus dengan para pemilik, pengguna, analis, desainer, pembangun sistem. 3. Mengakselerasi fase-fase analisis dan desain persyaratan melalui pendekatan konstruksi berulang. 4. Memperpendek waktu yang diperlukan sebelum para pengguna mulai melihat sebuah sistem yang bekerja. Adapun aktivitas yang terlibat dalam pengembangan sistem dengan metode RAD adalah sebagai berikut: 7. Scope Definition Menentukan tujuan, kebutuhan, batasan dan ukuran sistem yang akan dibangun serta mengumpulkan data yang diperlukan. Selain itu menggambarkan pandangan umum mengenai permasalahan sistem secara singkat dan jelas. Proses pengumpulan kebutuhan juga melibatkan proses 8. Analisis Sistem (Analysis) Tahapan analisis sistem dimulai karena adanya permintaan terhadap sistem baru. Bisa juga karena diinginkannya pengembangan dari sistem yang sedang berjalan. Permintaan dapat datang dari seorang manajer di luar
44
departemen sistem informasi atau dari pihak eksekutif yang melihat adanya masalah atau menemukan adanya peluang baru. (Abdul Kadir, 2003) Namun, adakalanya inisiatif pengembangan sistem baru berasal dari bagian yang bertanggung jawab terhadap pengembangan sistem informasi seperti bagian inventori science pada sistem ini, yang bermaksud mengembangkan sistem yang sudah ada atau mendefinisikan masalahmasalah yang belum tertangani. Pada proses ini dijabarkan mengenai analisis terhadap berbagai permasalahan yang mungkin terjadi pada sistem yang berjalan sehingga diperoleh solusi untuk masalah yang dihadapi. Metode analisis yang digunakan adalah pendekatan analisis terstruktur dengan menggunakan diagram aliran data, contexs diagram, diagram entitas dan diagram pendukung lainnya. 9. Perancangan Cepat Perangkat Lunak (Design) Perancangan dilakukan setelah proses analisis selesai dan merupakan tahapan atau proses pemodelan untuk memperoleh pengertian yang lebih baik terhadap aliran data dan kontrol, proses-proses fungsional dan informasi-informasi yang terkandung di dalamnya. Terdiri dari logical design dan phisical design, dengan tujuan untuk menghasilkan suatu model atau bentuk representasi dari entitas yang akan dibangun. Adapun tools yang digunakan untuk mendukung desain sistem adalah dengan menggunakan diagram aliran data (Data Flow Diagram – DFD), ERD (Entity Relation Diagram).
45
10. Implementasi Sistem (Construction & Testing) a. Construction Pembangunan prototipe merupakan bentuk implementasi dari desain sistem. Prototipe dibangun dengan menggunakan mapserver yang berbasis bahasa pemograman php dan map script. Sedangkan untuk database digunakan PostGre SQL dengan template PostGIS yang mendukung aspek spasial dalam pembangunan database. b. Testing Tahapan pengujian prototipe dilakukan oleh pengembang dan pengguna untuk mengurangi kesalahan yang terjadi pada sistem serta untuk mengetahui apakah prototipe yang ada telah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna atau belum. Tahapan ini meliputi dua metode pengujian sistem yaitu, Black Box dan White Box Testing. Black-box testing adalah pengujian yang dilakukan untuk antar muka perangkat lunak, pengujian ini dilakukan untuk memperlihatkan bahwa fungsi-fungsi pada program bekerja dengan baik dan benar, dalam arti masukan yang diterima benar dan keluaran yang dihasilkan benar-benar tepat, pengintegrasian dari eksternal data berjalan dengan baik. (Pohan, 2008) White Box Testing adalah pengujian terhadap source code sistem, untuk mengetahui pada browser dan sistem operasi apa sistem ini dapat berjalan dengan baik.
46
11. Delivery of a version Merupakan tahapan implementasi sistem yang telah melalui proses testing, dan telah disetujui oleh pengguna. Webgis intensitas curah hujan ini tidak sampai pada tahap implementasi sistem karena sistem yang dihasilkan merupakan prototipe sistem yang akan dikembangkan kembali. 12. Maintenace Merupakan
tahapan
pemeliharaan
sistem
yang
telah
diimplementasikan untuk mengurangi kesalahan penggunaan sistem dan menjaga stabilitas sistem.
2.10 Tools Analysis and Design Sistem 2.10.1 Data Flow Diagram (DFD) Pada tahap perancangan sistem dibutuhkan rancangan sistem dalam suatu bagan yang menunjukkan prosedur-prosedur dari sistem tersebut. Alat yang digunakan untuk merancang sistem ada bermacam-macam, di antaranya adalah DFD dan Bagan Alir (Flow Chart). Menurut Whitten, et al (2006) DFD adalah alat yang menggambarkan aliran data melalui sistem dan kerja atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem tersebut. Diagram aliran data juga diartikan sebagai gambaran grafis dari suatu sistem yang menggunakan sejumlah bentuk-bentuk simbol untuk menggambarkan bagaimana data mengalir dari suatu proses yang saling berkaitan. (McLeod, 2004)
47
Untuk memudahkan pembacaan DFD, maka penggambaran DFD disusun berdasarkan tingkatan atau level dari atas ke bawah, yaitu: a.
Diagram Konteks ( Level 0 ) Merupakan diagram paling atas yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup proses. Menurut Pressman (2002) DFD level 0 merepresentasikan seluruh elemen sistem sebagai sebuah bubble tunggal dengan data input dan output yang ditunjukkan oleh anak panah yang masuk dan keluar secara berurutan. Hal yang digambarkan dalam diagram konteks adalah hubungan terminator dengan sistem dan juga sistem dalam suatu proses. Sedangkan hal yang tidak digambarkan dalam diagram konteks adalah hubungan antar terminator dan data store. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggambar diagram konteks: a.
Terminologi sistem: a)
Batas Sistem adalah batas antara “daerah kepentingan sistem”.
b)
Lingkungan Sistem adalah segala sesuatu yang berhubungan atau mempengaruhi sistem tersebut.
c)
Interface adalah aliran yang menghubungkan sebuah sistem dengan lingkungan sistem tersebut.
b.
Menggunakan satu simbol proses,
c.
Nama atau keterangan di simbol proses tersebut sesuai dengan fungsi sistem tersebut,
48
d.
Antara
entitas
eksternal
atau
terminator
tidak
diperbolehkan komunikasi secara langsung, e.
Jika terdapat terminator yang mempunyai banyak masukan dan keluaran, diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu sehingga mencegah penggambaran yang terlalu rumit, dengan memberikan tanda asterik (*) atau garis silang (#),
f.
Jika terminator mewakili individu (personil) sebaiknya diwakili oleh peran yang dipermainkan personil tersebut,
g.
Aliran data ke proses dan keluar sebagai output keterangan aliran data berbeda.
b.
Diagram Zero ( Level 1 ) Merupakan diagram yang berada diantara Diagram Konteks dan Diagram Detail serta menggambarkan proses utama dari DFD. Hal yang digambarkan dalam Diagram Zero adalah proses utama dari sistem serta hubungan Entity, Proses, alur data dan data store.
c.
Diagram Detail (Diagram Rinci) Menurut
Ladjamudin (2005) diagram rinci adalah diagram yang
menguraikan proses apa yang ada dalam diagram zero atau diagram level diatasnya. Menggambarkan rincian tiap proses yang terdapat pada diagram nol, dimana proses rinci ini dapat dipecahkan sampai pada proses yang paling rinci hingga tidak dapat diuraikan lagi.
49
Ada dua versi simbol atau notasi grafik yang digunakan untuk pemodelan entitas dalam DFD. Notasi grafis / simbol yang digunakan dalam DFD dalam dua versi berbeda dijelaskan pada Tabel 2.5. Tabel 2.5 Simbol dan Notasi DFD Gene dan Serson
Keterangan Terminator entity)
Yourdan dan DeMarco (External
Proses
Data Flow (Arus Data)
Data Store (Penyimpanan Data)
Sumber: Whitten, Bentey & Dittman, 2004 a.
Terminator (External entity); Mendefinisikan orang, unit organisasi, sistem lain, atau organisasi lain yang berada di luar sistem tetapi berinteraksi dengan sistem. Terminator diberi nama yang berhubungan dengan sistem tersebut dan biasanya menggunakan kata benda. Simbol ini menggambarkan asal dan tujuan dari data dan atau informasi.
b.
Proses; Kerja yang dilakukan pada atau sebagai respon terhadap aliran data masuk/kondisi. Komponen proses menggambarkan transformasi input
50
menjadi output. Penamaan proses disesuaikan dgn proses/kegiatan yang sedang dilakukan. c.
Alur data (garis berarah); Digunakan untuk menerangkan perpindahan data/paket data dari satu bagian ke bagian lainnya. Alur data dapat berupa kata, pesan, formulir/ informasi. Arah panah menjelaskan arah aliran data dalam sistem.
d.
Data store; Menggambarkan tempat penyimpanan data (sementara) yang akan digunakan oleh proses-proses yang ada di dalam sistem. Komponen ini digunakan untuk membuat model sekumpulan paket data dan diberi nama dengan kata benda bersifat jamak. Data store dapat berupa file/ database yang tersimpan dalam disket, harddisk atau bersifat manual seperti buku alamat, file folder. (Whitten, 2004)
2.10.2 Entity Relationship Diagram (ERD) ERD adalah diagram yang menunjukan hubungan antar entitas. ERD digunakan untuk menggambarkan struktur logika dari database secara keseluruhan. Menurut McLeod (2004) ERD adalah mendokumentasikan data dengan mengindentifikasikan jenis entitas dan hubungannya. ERD merupakan peralatan pembuatan data yang paling fleksibel, dapat di adaptasi untuk berbagai pendekatan dalam pengembangan sistem. Pada Tabel 2.6 dijelaskan notasi Entity Relationship Diagram menurut McLeod (2004):
51
No
Tabel 2.6 Simbol dan Notasi Entity Relationship Diagram Simbol Keterangan
1.
2.
3.
4.
Persegi panjang Entitas/tipe entitas menyatakan objek atau kejadian Ellips menyatakan atribut-atribut entity set Atribut adalah item data yang menjadi bagian dari entitas Belah ketupat (Diamond) menggambarkan relationship set. Relationship adalah asosiasi antara dua entitas Garis, menghubungkan antara entity set dengan atribut-atributnya dan antara entity set dengan relationship setnya.
Sumber: McLeod, 2006 Derajat hubungan antar entitas dapat di katagorikan dalam tiga jenis, yaitu: 1.
Derajat hubungan 1 : 1 (One to one) Derajat hubungan antar entitas 1 : 1 terjadi bila entitas A hanya boleh berpasangan dengan satu anggota dari entitas B. Demikian pula sebaliknya.
2.
Derajat hubungan 1 : m (One to many) atau m :1 (Many to one) Derajat hubungan ini terjadi bila tiap anggota entitas A boleh berpasangan dengan lebih dari satu anggota entitas B. Sebaliknya setiap anggota entitas B hanya boleh berpasangan dengan satu anggota entitas A.
3.
Derajat hubungan m : n (Many to many) Terjadi bila tiap anggota entitas A boleh berpasangan dengan lebih dari satu anggota entitas B. Demikian pula sebaliknya.
52
2.10.3 Kamus Data Menurut Jogiyanto (2005), kamus data adalah sistem fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan kamus data analis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap dan terstruktur. Kamus data dibuat pada tahap analisis sistem dan perancangan suatu sistem. Pada tahap analisis, kamus data digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. Pada tahap perancangan, kamus data digunakan untuk merancang input, laporan-laporan dan basis data. Kamus data harus dapat mencerminkan keterangan yang jelas tentang data yang dicatatnya. Simbol dan notasi yang digunakan dalam kamus data dapat dilihat pada Tabel 2.7. Tabel 2.7 Notasi Kamus Data No 1.
Simbol =
Keterangan Terdiri dari
2.
+
Dan
3.
()
Opsional
4.
{}
Pengulangan
5.
[]
Memilih salah satu dari sejumlah alternatif
6.
**
Komentar
7.
@
Identifikasi atribut kunci
Sumber: Jogiyanto, 2005
53
2.11 Pengenalan Software 2.11.1 Mapserver (MS4W) a.
Pengenalan Mapserver Mapserver merupakan salah satu perangkat lunak (software) open source
untuk pemetaan online (webgis) yang pertama kali dikembangkan oleh Universitas Minnesota, NASA dan Departemen Sumber Daya Alam Minnesota (Minnesota Department of Natural Resource). Mapserver compatible dengan sistem operasi Windows, Unix/Linux dan MacOS. Map Server for Windows atau yang lebih dikenal dengan MS4W merupakan bundle instalasi mapserver untuk windows yang disediakan secara gratis oleh mapserver.org, untuk memudahkan pengguna mapserver dalam proses instalasi maupun dalam pembangunan dan distribusi aplikasi mapserver. MS4W juga dilengkapi dengan berbagai macam modul tambahan yang memberikan
kemudahan
bagi
pengguna
dalam
membangun
dan
mengadministrasikan sistem webgis, antara lain : MapLab, KaMap, Chameleon, Pmapper, Gmap dan lain-lain. Adapun fitur yang didukung oleh mapserver adalah: 1) Format vektor: ESRI shapefile, ESRI ArcSDE, serta Format raster: TIFF/GeoTIFF, GIF, PNG, ERDAS, JPEG, EPPL7 dan mendukung penggabungan kedua format data dalam penyajian. 2) Quadtree spatial indexing untuk shapefile. 3) Dapat sepenuhnya dikustomisasi untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. 4) Mendukung TrueType font.
54
5) Mendukung OpenGIS. 6) Legenda dan skala yang otomatis. 7) Mendukung pengembangan peta tematik online. 8) Pelabelan fitur 9) Konfigurasi dapat dilakukan secara online (on-the fly configuration) 10) Proyeksi dapat dilakukan secara online (on-the-fly projection) b. Pengenalan PHP dan Map Script PHP atau Personal Home Pages merupakan bahasa pemograman yang digunakan untuk membangun web server-side. PHP awalnya merupakan program CGI yang dikhususkan untuk menerima input melalui form yang ditampilkan dalam browser web. Dibuat pertama kali oleh Rasmus Lerdoff, dan kemudian secara resmi disebarkan dan dilisensikan sebagai perangkar lunak open source. PHP script merupakan bahasa pemograman PHP yang disisipkan pada tag HTML. Penggunaan PHP menjadikan dokumen HTML sebagai suatu dokumen yang dihasilkan dari aplikasi bukan dari text editor atau HTML editor lagi. Script PHP digunakan dengan format penyisipan terhadap tag HTML, kemudian menggunakan “” untuk menutup script serta keluar dari mode script PHP. Mapscript adalah modul PHP yang dapat melakukan operasi-operasi untuk data spasial termasuk dalam mengolah data spasial, proyeksi ulang peta dan operasi lainnya. Mapscript diawali dengan tag MAP dan diakhiri dengan tag END sebagai penutup script.
55
c.
Konfigurasi Mapserver Untuk menjalankan dan menampilkan peta yang dihasilkan oleh
MapServer, diperlukan dua file yaitu Map File dan HTML File. Map File berisikan konfigurasi penyajian peta yang ditulis dalam bahasa dan syntax tersendiri. Informasi ini kemudian diolah dan disajikan oleh program MapServer. Sedangkan file HTML digunakan untuk melakukan format penyajian hasil (peta). File HTML dapat berupa HTML biasa atau template yang disisipi syntax MapServer atau file HTML yang disisipi PHP/Mapscript. Konfigurasi PHP/MapScript ini dikembangkan oleh DM Solutions (http://www.dmsolutions.on.ca/PHP/MapScript) untuk konfigurasi MapScript dapat dilihat pada Gambar 2.13.
Gambar 2.13 Konfigurasi PHP/MapScript
56
d. Pengembangan Web SIG menggunakan Mapserver Sebelum membuat aplikasi web SIG menggunakan Mapserver hal yang harus diperhatikan adalah arsitektur penyimpanan file Mapserver dan data SIG. Secara umum ada tiga kategori data yang dimiliki yaitu: 1)
File Mapserver; map file dan PHP/MapScript.
2)
File HTML dan gambar/grafis; file web dan gambar yang disertakan.
3)
Data SIG; data vektor dan citra (raster) yang digunakan.
Contoh Map File: MAP NAME INDO SIZE 700 500 STATUS ON EXTENT 699493.82895484706000 9233848.75381607750000 703636.19825386233000 9236285.34508262020000 UNITS METERS SHAPEPATH "master/shp/" WEB IMAGEPATH "C:/ms4w/test/tmp/" IMAGEURL "tmp/" END LAYER NAME "batas" TYPE POLYGON STATUS ON DATA "bts_prop" CLASS COLOR 211 254 210 OUTLINECOLOR 200 200 200 END END END
Contoh file PHP sederhana yang menyajikan data geospasial: draw();
57
$image_url=$image->saveWebImage(); ?> <TITLE>Contoh 1
2.11.2 Pengenalan POSTGRE SQL dan POSTGIS SQL Postgre SQL merupakan suatu sistem manajemen hubungan objek dalam suatu basis data atau lebih dikenal dengan object-relational database management system (ORDBMS). Merupakan perangkat database open source yang cukup populer. Dikembangkan pertama kali pada tahun 1982 oleh Barkley, University of California. Saat ini berada di bawah lisensi dari BSD-style dan dikembangkan secara gratis oleh berbagai komunitas database di seluruh dunia. Postgre memiliki ketangguhan dan kemampuan pengelolaan data yang cukup baik sehingga database ini banyak digunakan untuk pembangunan database baik berbasis web maupun berbasis desktop. Software ini dapat diunduh melalui situs http://www.postgresql.org. PostGIS SQL merupakan ekstensi tambahan yang tersedia pada database
58
Postgre SQL. PostGIS mendukung pengelolaan data spasial untuk aplikasi sistem informasi geografis. Data dari database Postgre ataupun PostGIS dapat digunakan sebagai data sumber untuk software server spasial seperti Mapserver dan Geoserver. PostGIS seperti halnya Postgre merupakan perangkat lunak yang didistribusikan secara gratis di bawah lisensi dari GNU GPL. PostGIS dikembangkan oleh Refractions Research Inc, yang merupakan salah satu perusahaan konsultan database di Canada. 2.11.3 Macromedia Dreamweeaver Menurut Pranomo (2005) Macromedia Dreamweaver adalah software yang dikhususkan untuk pembuatan halaman web secara visual. Software termasuk jenis HTML editor professional yang membantu visualisasi perancangan halaman web secara langsung. Dreamweaver memungkinkan seseorang untuk merancang dan membuat halaman web dengan cepat tanpa harus memahami sintaks HTML secara mendalam.
2.12 Referensi Penelitian Sebelumnya Penelitian ini juga merujuk kepada beberapa penelitian mengenai radar yang telah dilakukan sebelumnya. Keterangan mengenai penelitian tersebut dijelaskan pada Tabel 2.8. Tabel 2.8 Daftar Penelitian No
Nama
Judul Penelitian
1
Dwi Rahardjo Membangun
Sistem 2010
Penelitian
Putro
Curah
proses konversi data radar
Konversi
Data
Tahun
Hujan Secara Otomatis
Keterangan
secara
ini
otomatis
mengenai
dengan
59
Dengan Pendekatan Basis
sistem operasi Linux, untuk
Data Spasial (Studi Kasus
mengubah
Serpong dan Padang)
radar (Raw) menjadi data
data
mentah
spasial yang disimpan dalam sebuah basis data spasial. Penelitian ini menghasilkan basis
data
radar
berisikan
yang
informasi
mengenai intensitas curah hujan, sudut tembak radar, dan
satuan
pengamatan
waktu
dari
tahun,
bulan, tanggal, jam dan menit. 2
J. M. Yuan,
Real-time urban drainage 1999
Penelitian mengenai Sistem
K.A. Tilford, system modelling using
Drainase
H.Y Jiang dan weather
(Urban Drainage System -
I. D. Cluckie
radar
rainfall
data
di
Perkotaan
UDS). Dengan menggunakan pemodelan RHINOS (Real-
Pemodelan Drainase
Sistem
time
urban
Hydrological
Perkotaan
Infrastructure and Output
Realtime
modelling Strategy). RHINOS
menggunakan Data Curah
menggunakan perhitungan
Hujan Radar Cuaca
curah
secara
hujan
kuantitatif
secara untuk
memperkirakan aliran pipa pembuangan
pada
suatu
lokasi dengan menggunakan jaringan pipa. Penelitian ini menjelaskan pemanfaatan
bahwa data
radar
60
cuaca dapat digunakan pada berbagai
bidang
seperti
pemodelan sistem drainase perkotaan yang lebih akurat.
2.13 Profil Organisasi 2.13.1 Sejarah BPPT Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga pemerintah non-departemen yang berada di bawah koordinasi Kementerian Negara Riset dan Teknologi yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi. Proses pembentukan BPPT bermula pada tanggal 28 Januari 1974, melalui gagasan Mantan Presiden Soeharto kepada Prof Dr. Ing. B.J. Habibie. Dengan surat keputusan no. 76/M/1974 tanggal 5 Januari 1974, Prof Dr. Ing. B.J. Habibie diangkat sebagai penasehat pemerintah dibidang advance teknologi dan teknologi penerbangan (ATTP) yang bertanggung jawab langsung pada presiden. Melalui surat
keputusan Dewan
Komisaris
Pemerintah Pertamina
No.04/Kpts/DR/DU/1975 tanggal 1 April 1976, ATTP diubah menjadi Divisi Advance Teknologi Pertamina. Kemudian diubah menjadi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No.25 tanggal 21 Agustus 1978. KEPRI ini kemudian diperbaharui dengan Surat Keputusan Presiden No.47 tahun 1991. 2.13.2 Logo Organisasi Logo BPPT adalah seperti yang terlihat pada gambar 2.14.
61
Gambar 2.14 Logo BPPT
2.13.3 Visi dan Misi Organisasi BPPT memiliki misi untuk Mewujudkan teknologi sebagai pilar utama pembangunan untuk meningkatkan daya saing industri dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan visii yang ingin dicapai oleh organisasi ini adalah sebagai berikut: 1.
Meningkatkan daya saing industri.
2.
Mewujudkan BPPT sebagai agen pembangunan masyarakat dalam bidang teknologi.
3.
Menyusun kebijakan pengkajian dan penerapan teknologi.
4.
Mengembangkan BPPT sebagai pusat unggulan teknologi dan SDM yang handal (technology center of excellence).
2.13.4 Tugas, Fungsi dan Wewenang a) Tugas Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b) Fungsi Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengkajian dan penerapan teknologi.
62
Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPPT. Pemantauan, pembinaan dan pelayanan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan swasta dibidang pengkajian dan penerapan teknologi dalam rangka inovasi, difusi dan pengembangan kapasitas, serta membina alih teknologi. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan
umum,
ketatausahaan,
organisasi
dan
tatalaksana,
kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga. c) Wewenang Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro. Penetapan sistem informasi di bidangnya. Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu: Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengkajian dan penerapan teknologi.
Serta pemberian rekomendasi penerapan teknologi dan
melaksanakan audit teknologi. 2.13.5 Struktur Organisasi Struktur organisasi pada BPPT dijelaskan pada Gambar 2.15.
63
Direktorat TISDA
NEOnet
Gambar 2.15 Struktur Organisasi BPPT
2.13.6 NEONet Nusantara Earth Observation Networking (NeoNet) berada dibawah Direktorat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam (TISDA). Dibentuk pada awal tahun 2008, dengan visi menjadi Pusat Informasi Kebumian Nusantara, merupakan lembaga untuk memfasilitasi kegiatan jejaring observasi kebumian di Indonesia terutama dalam observasi dan pemetaan sumber daya alam. NEONet bertujuan untuk menyediakan informasi kebumian secara lengkap dan realtime, serta mampu menjadi bank data dan mengumpulkan ataupun menjadi penghubung (networking) setiap lembaga terkait baik yang telah memiliki data maupun yang memerlukan data mengenai kebumian Indonesia untuk pengolahan lebih lanjut.
64
Beberapa program unggulan yang dikelola oleh NEONet adalah sebagai berikut: a.
Webgis yang merupakan wadah untuk informasi spasial yang dapat diakses melalui web.
b.
Awal Earth yang merupakan aplikasi online yang dapat menampilkan beragam informasi kebumian secara online, baik yang berskala menitan maupun yang ter-update harian atau mingguan.
c.
Geo-network yang merupakan wadah untuk menyatukan semua meta-data informasi kebumian di seluruh nusantara.
d.
Integrated web yang merupakan antar-muka yang menghubungkan seluruh produk di atas. Pembangunan Sistem Nusantara Earth Observation Network (NEONet)
yang terintegrasi diharapkan akan mendukung pengelolaan informasi spasial yang terhimpun dari berbagai stasiun pengamatan di seluruh nusantara sehingga akan memudahkan para pengguna dalam mengakses data dan informasi tentang kondisi dan dinamika kebumian di bumi nusantara ini. Pada tahun 2008 silam proses pembuatan sistem difokuskan pada observasi beberapa peristiwa alam yang terkait dengan bencana. Integrasi dari berbagai stasiun pengamatan bumi yang terhubung dengan NEONet dijelaskan pada Gambar 2.16.
65
Gambar 2.16 Integrasi Sensor-sensor Pemantauan Bumi 2.13.7 Struktur Organisasi NEONet Adapun struktur organisasi NEONet adalah seperti pada Gambar 2.17.
Gambar 2.17 Struktur Organisasi NEONet
66
BAB III METODE PENELITIAN
Alur kegiatan pada penelitian perancangan dan pembangunan WebGIS radar cuaca secara realtime meliputi beberapa tahapan seperti Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Alur kegiatan penyusunan tugas akhir
67
Penelitian ini dimulai dengan tahapan pengumpulan data dan identifikasi kebutuhan pengguna. Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka, observasi dan wawancara langsung di BPPT Thamrin. Sedangkan identifikasi pengguna dilakukan untuk mengetahui kelemahan sistem yang berjalan dan kebutuhan penggunan terhadap sistem yang dirancang. Setelah tahapan ini selesai penelitian dilanjutkan ke tahapan perancangan Webgis dengan menggunakan mapserver yang akan menghasilkan rancangan Webgis. Webgis ini kemudian dihubungkan dengan basis data spasial radar cuaca, dimana datanya merupakan hasil konversi dari data image radar dalam format gif ke format shapefile yang kemudian dikonversi lagi ke format basis data spasial postgre sql. Penelitian ini menghasilkan prototipe Webgis radar cuaca yang menampilkan data curah hujan untuk wilayah Serpong, yang telah diuji melalui tahapan white box dan black box testing. Tahapan proses ini dijelaskan pada sub bab berikut: 3.1 Pendekatan Pengumpulan Data Pendekatan yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Studi Pustaka Tahap awal pada penelitian adalah mengumpulkan serta mengkaji informasi dan data pendukung penelitian. Dengan tujuan untuk menambah pengetahuan dan sebagai referensi terhadap penelitian yang dilakukan. Data dan informasi tersebut diperoleh dari berbagai sumber pustaka seperti bukubuku, artikel, jurnal, baik cetak maupun elektronik. Daftar kepustakaan yang
68
digunakan pada penelitian ini dipaparkan pada Daftar Pustaka, yaitu terdiri dari 17 buku dan dua artikel dari internet. 2. Observasi (field research) Observasi dilaksanakan pada tahap awal penelitian selama satu bulan yaitu selama bulan April 2009 di NEONet BPPT Thamrin. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi oleh pengguna dengan data radar yang ada dan masalah pada sistem yang tengah berjalan saat ini, serta mengetahui bagaimana cara terbaik untuk mengatasi masalah tersebut. Selain itu melalui observasi dapat dianalisis sistem seperti apa yang paling cocok untuk dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna. Dari observasi yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa diperlukan pengembangan sistem monitoring intensitas curah hujan dari data radar cuaca yang terdapat di daerah Serpong (Banten) dan di Padang (Sumatera Barat), secara realtime melalui media berbasis jaringan internet yaitu dengan membangun sebuah Webgis. 3. Wawancara Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperlukan melalui tatap muka secara langsung dengan Bapak Winarno, S.kom sebagai penanggung jawab data radar dan koordinator pembangunan Webgis radar. Hasil wawancara terlampir pada Lampiran I.
69
3.2 Peralatan dan Bahan Adapun data-data yang diperlukan dalam pembangunan Webgis informasi radar cuaca secara realtime adalah data image dari radar cuaca yang ada di Serpong dan Padang, serta peta Indonesia dengan detail informasi administrasi kecamatan, jalan, sungai, danau dan ketinggian. Peta Indonesia yang digunakan adalah peta Data Elevation Model (DEM). Sedangkan alat-alat untuk pembangunan aplikasi adalah sebuah perangkat komputer dengan spesifikasi sebagai berikut: 1.
Hardware Processor Intel Pentium Dual Core Hardisk 160 GB Memory 2 GB DVD – RW LAN Card Perangkat keras lainnya (Keyboard, Mouse dan lain - lain)
2.
Software Windows XP Service Pack 2 Macromedia Dreamweaver MX 2004 Aplikasi Postgre 8.3 dan PostGIS 1.3.5 Arcview 3.3 Mapserver : MS4W 2.3.1 Mapbender 2.4.3 Geoserver
70
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian Tempat
: Nusantara Earth Observation Network (NEONet), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Alamat
: Gedung I lt. 20 BPPT Jl. M.H Thamrin No. 8 Jakarta
Waktu
: 1 April 2009 – Januari 2010
3.4 Kondisi Awal Data Berdasarkan prinsip kerja radar yang telah dibahas pada Bab 2, diperoleh hasil penyapuan radar berupa data binary (RAW data). Meskipun dalam format binary namun ukuran data ini cukup besar untuk satu kali pengambilan data. Oleh karena itu, Data RAW terlebih dahulu diekstrak oleh radar itu sendiri ke dalam bentuk peta dasar yang disimpan dalam format gif. Setiap peta mengandung nilai reflektifitas dan kecepatan hujan dalam bentuk titik (point) sesuai dengan perhitungan di lokasi mana titik-titik hujan tersebut ditangkap oleh radar. Radar ini juga telah dilengkapi dengan fasilitas V-sat, untuk melakukan komunikasi data melalui jaringan internet. Dimana gambar hasil sapuan radar dalam format gif tersebut (Gambar 3.2) akan terkirim secara otomatis ke web server yang ada di Jepang. Dalam data gambar dari radar Serpong (Gambar 3.2) dapat diamati titiktitik hujan yang jatuh di wilayah DKI Jakarta, Banten dan hampir seluruh wilayah Jawa Barat. Sedangkan dari data radar Padang diperoleh informasi titik-titik hujan yang jatuh di wilayah Sumatera Barat.
71
Gambar 3.2 Data Image Radar Serpong Gambar inilah yang kemudian diolah untuk membangun sebuah Webgis informasi radar cuaca secara realtime yang berbasis spasial dan interaktif dengan user, sehingga user tidak hanya dapat mengamati tetapi juga dapat memperoleh informasi secara detail dan dapat mengunduh data sesuai dengan keperluan untuk pengolahan atau penelitian lebih lanjut. Tahapan pengolahan data radar secara lengkap akan dibahas pada Bab 4.
3.5 Metode Pengembangan Sistem Metode yang digunakan untuk pengembangan sistem berbasis Webgis pada penelitian ini adalah metode pengembangan aplikasi cepat atau lebih dikenal dengan RAD (Rapid Application Development). RAD menurut Whitten, et al (2004) adalah sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan pada kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan bertambah
72
serangkaian prototype/ prototipe bekerja sebuah sistem yang pada akhirnya berkembang kedalam sistem final (atau sebuah versi). Metode ini dipilih karena metode ini yang paling mewakili kebutuhan pengguna yang menginginkan perancangan sistem secara cepat serta melibatkan pengguna secara langsung dalam proses perancangan. Selain itu metode ini lebih efiesien dalam hal biaya dan waktu jika dibandingkan dengan metode pengembangan sistem lainnya. Adapun alur pengembangan sistem dengan menggunakan metode RAD dijelaskan pada diagram pengembangan sistem seperti terlihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Diagram Rapid Apllication Development (RAD) Dari diagram di atas dapat diketahui aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam pengembangan sistem dengan metode prototipe adalah sebagai berikut: 3.5.1 Pengumpulan Kebutuhan (Scope Definition) Pengumpulan kebutuhan pengguna merupakan tahap awal pada proses perancangan sistem. Identifikasi kebutuhan pengguna diperoleh melalui tahapan wawancara dan penelitian secara langsung di BPPT. Hasil dari identifikasi kebutuhan tersebut antara lain:
73
1. Kebutuhan terhadap database spasial yang mampu menyimpan, mengatur dan mengorganisir data dengan baik. 2. Kebutuhan pembangunan sebuah webgis radar cuaca secara realtime yang memungkinkan query dan pengunduhan data oleh pengguna untuk radar cuaca di daerah Serpong dan Padang. 3.5.2 Analisis Sistem (Analysis) Dari hasil pengumpulan kebutuhan dilakukan proses analisis sistem yang berjalan maupun sistem usulan yang menjabarkan berbagai permasalahan yang mungkin terjadi pada sistem untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem sehingga diperoleh solusi untuk masalah yang dihadapi. 3.5.2.1 Sistem yang Berjalan Webgis radar cuaca untuk wilayah Serpong pernah dibangun oleh BPPT dengan menggunakan mapserver namun web ini belum sepenuhnya berbasis spasial. Dari analisis yang dilakukan diketahui kelemahan sistem yang berjalan yaitu : 1. Sistem yang ada berada di bawah pengawasan BPPT melalui program Harimau (Hydrometeorological Array for Intra Session Variation Moonsoon Automonitoring). Sistem ditangani oleh tim yang terdiri dari beberapa orang. 2. Data radar cuaca yang ada di Serpong dikirim melalui jaringan internet ke server BPPT yang ada di Thamrin.
74
3. Data yang diperoleh berupa RAW_imageradar (peta dasar radar) yang secara otomatis di convert kedalam format shapefile (shp) dan textfile (txt). Data ini kemudian tersimpan dalam satu direktori yang telah ditentukan. 4. Data radar cuaca kemudian ditampilkan pada webgis radar cuaca. Adapun bagan alir dokumen sistem yang berjalan seperti pada Gambar 4.6. Radar
Start Perekaman Data Hujan
Data hasil pengamatan radar
Data disimpan dalam server radar
Data Radar
NEONet
Data Radar (RAW Image *gif) Data disimpan dalam direktori tertentu
Koversi data ke dalam format shp & txt
Data Radar dan peta administrasi
(RAW Image *gif)
Data dikirim ke server di Thamrin
Input data ke dalam map file
Display data pada Webgis
End
Gambar 3.4 Bagan Alir Dokumen Sistem yang Berjalan
75
Gambar 3.4 menjelaskan aliran dokumen sistem yang berjalan, data hasil perekaman hujan disimpan dalam server radar yang kemudian data radar ini dikirim ke server di Thamrin. Pada server Thamrin data disimpan dalam direktori tertentu untuk kemudian dikonversikan lagi ke dalam format shapefile (shp) dan textfile (txt). Selanjutnya data radar dan peta administrasi di overlay untuk kemudian ditampilkan dalam webgis radar. Dari proses alir dokumen ini dapat diidentifikasi beberapa permasalahan dalam sistem ini yaitu: 1. Sistem yang berjalan hanya menampilkan data hujan dari radar cuaca pada sebuah Webgis namun belum berbasis spasial secara penuh. 2. Belum adanya manajemen data radar cuaca dalam sebuah database spasial sehingga sering kali para admin kesulitan melakukan pencarian data. 3. Pada sistem lama (saat ini tidak beroperasi lagi) pengguna hanya dapat melihat data radar dan tidak dapat melakukan query untuk mengunduh data. 4. Pada sistem yang telah ada, data radar yang ditampilkan hanya berasal dari satu radar cuaca yaitu radar Serpong. 5. Sistem masih bersifat beta dalam artian masih berupa produk uji coba yang masih belum sempurna, sistem juga belum dipublikasikan melalui jaringan internet, tetapi masih sebatas intranet. 3.5.2.2 Kekurangan dan Kelebihan Sistem Berjalan a. Kelebihan Sistem berjalan Sistem informasi cuaca berdasarkan data radar cuaca merupakan teknologi yang baru diterapkan di Indonesia untuk pengamatan cuaca secara realtime.
76
b. Kekurangan Sistem berjalan 1. Belum adanya manajemen data yang baik. 2. Penyebaran informasi masih terbatas pada lingkungan tertentu. 3. Pengguna tidak dapat mengunduh data untuk keperluan penelitian lainnya. 3.5.2.3 Sistem Usulan Berdasarkan permasalahan yang ada pada sistem berjalan yang telah diuraikan di atas, maka solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan pembangunan prototipe Webgis radar cuaca secara realtime untuk radar di daerah Serpong dan Padang. Webgis yang dibangun secara penuh berbasis spasial dan terkoneksi dengan spatial database untuk manajemen data. Informasi yang disajikan pada Webgis nanti berbasis spatial dan terus ter-update dalam kurun waktu enam menit. Hal ini berarti setiap enam menit data akan terus ter-update secara langsung oleh sistem tanpa adanya administrator untuk pengolahan data radar. Gambar 3.5 menjelaskan diagram alir dokumen pada sistem yang diusulkan, yang merepresentasikan kebutuhan dan keinginan pengguna:
77
Radar
Start
NEONet
Data Radar (RAW Image *gif)
Perekaman Data Curah Hujan (rainrate)
Data hasil pengamatan radar
Data disimpan dalam server radar Data Radar
Data disimpan dalam direktori tertentu
DB Radar
Display data pada Webgis
Koversi data ke dalam format shp dan txt
Lihat Informasi Curah hujan
Data Radar dan peta administrasi
Download data curah hujan
(RAW Image *gif) Data dikirim ke server di Thamrin
Pengguna
End Input data dalam spatial database
Gambar 3.5 Diagram Alir Dokumen yang Diusulkan Adapun kelebihan yang diajukan dari sistem usulan jika dibandingkan dengan sistem yang telah ada antara lain: 1. Data radar disimpan dalam spatial database dengan menggunakan Postgre SQL. 2. Database terkoneksi langsung dengan webgis sehingga tampilan informasi cuaca pada webgis terus ter-update. 3. Sistem memungkinkan pengguna melakukan query terhadap data yang ada untuk memperoleh data yang diinginkan.
78
4. Tersedianya data history untuk setiap pengunduhan data yang dilakukan oleh pengguna. 3.5.3 Perancangan Cepat Perangkat Lunak (Design) Perancangan dilakukan setelah proses analisis selesai dan merupakan tahapan atau proses pemodelan untuk memperoleh pengertian yang lebih baik terhadap aliran data dan kontrol, proses-proses fungsional, dan informasiinformasi yang terkandung di dalamnya. Terdiri dari logical design dan phisical design, dengan tujuan untuk menghasilkan suatu model atau bentuk representasi dari entitas yang akan dibangun. Perancangan cepat pada metode prototipe dilakukan dengan melibatkan pengguna sehingga dapat dilakukan evaluasi secara langsung terhadap sistem yang dirancang. Dalam tahap ini digunakan beberapa alat bantu (tools) untuk perancangan sistem yang berguna sebagai alat pemodelan proses dan dokumentasi sistem. Tools yang digunakan antara lain adalah sebagai berikut: 1.
Perancangan Proses Pada tahapan perancangan sistem digunakan alat (tools) berupa Diagram Aliran Data (Data Flow Diagram - DFD) untuk menggambarkan aliran data dalam sistem yang dirancang dan dilengkapi dengan kamus data spasial (Spatial Data Dictionary) untuk menjelaskan data yang ada pada DFD. DFD merupakan hasil analisis terhadap kebutuhan pengguna dan menggambarkan sistem yang diusulkan.
79
2.
Perancangan Basis Data Perancangan basis data dilakukan setelah perancangan proses selesai. Perancangan ini menggunakan Spatial Entity Relationship Diagram (Spatial ERD) sebagai alat bantu untuk menjelaskan hubungan antar entitas-entitas spasial yang ada dalam sistem. Perancangan ER Diagram merupakan bentuk penggambaran relasi(hubungan) yang terjadi antar tabel. Sedangkan ERD spasial digunakan untuk menggambarkan hubungan antar tabel dengan menambahkan atribut spasial di dalamnya. Selain itu juga dilakukan normalisasi basis data untuk menghindari duplikasi data dalam database yang dirancang.
3.
Perancangan Struktur Menu Aplikasi Perancangan struktur menu aplikasi bertujuan untuk menentukan menu-menu yang dibutuhkan pada aplikasi yang akan dikembangkan serta untuk menjelaskan navigasi menu yang ada kepada pengguna.
4.
Perancangan GUI (Grafic User Interface) GUI pada Webgis ini dirancang secara sederhana dan optimal sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pengguna. Perancangan GUI ini penting untuk diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap kenyamanan pengguna pada saat berinterkasi dengan sistem ketika mengakses data. Rancangan GUI yang diusulkan dijelaskan pada bab selanjutnya.
3.5.4 Pembentukan Prototipe Perangkat Lunak (Construction) Pembangunan prototipe merupakan bentuk implementasi dari desain sistem. Prototipe dibangun dengan menggunakan mapserver yang berbasis bahasa
80
pemograman php dan map script. Sedangkan untuk database digunakan PostGre SQL dengan template PostGIS yang mendukung aspek spasial dalam pembangunan database. Proses pembentukan prototipe lebih lanjut dijelaskan pada Bab 4. 3.5.5 Evaluasi Prototipe oleh Pengguna (Testing) Tahapan pengujian prototipe oleh pengguna untuk mengetahui apakah prototipe yang ada telah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna atau belum. Pada tahapan ini juga dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah ada kesalahan dalam interface dan apakah terjadi kesalahan struktur data atau akses database. Tahapan ini meliputi white-box testing dan black-box testing. Hasil evaluasi pengguna dibahas pada bab selanjutnya. 3.5.6 Delivery of a version Merupakan implementasi sistem yang telah dibangun dan telah disetujui oleh user. Namun seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya mengenai pembatasan masalah bahwa skripsi ini hanya membahas pengembangan sistem hingga tahap testing sistem.
81
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tahapan rancang bangun webgis radar cuaca secara realtime dengan menggunakan mapserver, beserta hasil analisis dan perancangan sistem serta hasil perancangan dan pengujian sistem. 4.2
Hasil Perancangan Cepat Prototipe Proses
perancangan
cepat
prototipe
sistem
dilakukan
dengan
mempertimbangkan hasil analisa dan identifikasi terhadap kebutuhan sistem. Hasil analisa dan identifikasi kemudian diterjemahkan ke dalam sebuah representasi perangkat lunak sebelum dimulai pengkodean. Ini dilakukan untuk mendapatkan bentuk yang optimal dari aplikasi yang dibangun. Perancangan ini juga didokumentasikan dengan menggunakan serangkaian alat bantu perancangan sebagai bagian dari konfigurasi sistem. Tahapan perancangan terdiri dari perancangan arsitektur perangkat lunak, antarmuka pemakai, masukan, proses dan keluaran. Dengan menggunakan alat bantu perancangan sistem seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Hasil dari proses perancangan tersebut adalah sebagai berikut: 4.1.1 Data Flow Diagram Data Flow Diagram (DFD) digunakan untuk menggambarkan aliran data dalam sistem. Secara garis besar DFD menggambarkan data masukan dan keluaran yang terjadi pada sistem. Melalui diagram ini pengembang dan user dapat berkomunikasi mengenai sistem yang dibangun.
82
Perancangan DFD untuk sistem webgis Radar cuaca merupakan hasil analisis terhadap kebutuhan pengguna. Diagram aliran data tersebut terdiri dari diagram konteks/ Context Diagram, Diagram Zero dan DFD level 2. Diagram Konteks (Level 0) Diagram konteks menjelaskan semua entitas luar yang menerima atau memberikan informasi dari webgis radar cuaca. Namun pada diagram ini (Gambar 4.1) proses yang masuk dan keluar tidak dijelaskan secara rinci. Gambar 4.1 adalah diagram konteks untuk webgis radar cuaca secara realtime.
Gambar 4.1 Diagram konteks Diagram konteks tersebut menjelaskan hubungan entitas luar yaitu Radar Serpong dan Padang, NEONet dan Pengguna terhadap sistem. Dimana sistem menerima input berupa gambar hujan, rainrate dan velocity dari Radar Serpong dan Padang yang kemudian diolah dalam sistem yang menghasilkan Raw_imageradar yang menjadi masukan bagi NEONet. NEONet meng-input Raw_imageradar dan peta_administrasi ke dalam sistem, kedua masukan ini diproses menjadi informasi_hujan_harian dan DB_radar yang dapat dimanfaatkan
83
oleh pengguna. Secara singkat alur Proses webgis radar cuaca digambarkan dalam Tabel 4.1. Tabel 4.1 Alur Proses Sistem Nama Proses
: Webgis Informasi Radar Cuaca Secara Realtime
Deskripsi
: Proses mendeskripsikan tentang sistem berjalan pada Webgis radar cuaca secara realtime
Input
: 1. Proses Konversi 2. Proses Pengolahan Data 3. Proses Web Mapping 4. Webgis Radar
Output
:1.
Informasi Data Radar Cuaca
2.
Informasi Mengenai Radar dan Program Harimau
Diagram Zero (Level 1) Diagram Zero (Gambar 4.9) menjelaskan proses-proses yang terdapat pada webgis Radar Cuaca Secara Realtime, proses utama yang pada sistem ini meliputi Proses rekam data oleh radar, Proses Pengolahan data radar di NEONet, Proses Lihat Data dan Proses Download Data. Semua proses ini digambarkan pada Diagram Zero seperti pada Gambar 4.2.
84
Gambar 4.2 Diagram Zero Proses rekam data oleh radar merupakan proses serangkaian proses dalam memperoleh gambar hujan, rainrate, dan velovity yang akan menghasilkan RAW_ImageRadar untuk disimpan pada database Image2_Radar. Alur proses pengamatan curah hujan dijelaskan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Proses Pengamatan Curah Hujan No. Proses
:
1.0
Nama Proses
:
Proses Pengamatan Curah Hujan
Deskripsi
:
Proses
mendeskripsikan
tentang
tahapan
pengamatan curah hujan oleh radar. Input
:
Gambar_hujan dari hasil sapuan radar yang mengandung nilai rainrate (curah hujan) dan velocity terhadap wilayah dalam jangkauan radar.
Output
:
Raw_ImageRadar
85
Proses Pengamatan Curah Hujan kemudian dilanjutkan dengan proses
pengiriman data ke server NEONet untuk diolah dan di-overlay dengan peta administrasi wilayah. Alur ke dua proses ini dijelaskan pada Tabel 4.3 dan 4.4. Tabel 4.3 Proses Pengiriman Data No. Proses
:
2.0
Nama Proses
:
Pengiriman Data
Deskripsi
:
Proses ini merupakan proses pengiriman data image radar yang ada pada server radar, ke server NEONet yang ada di Thamrin melalui koneksi jaringan internet.
Input
:
RAW_ImageRadar
Output
:
Data RAW_ImageRadar disimpan pada server NEONet, serta adanya report pengiriman data radar.
Tabel 4.4 Proses Pengolahan Data No. Proses
:
3.0
Nama Proses
:
Pengolahan Data
Deskripsi
:
Proses ini merupakan proses pengolahan data image radar menjadi informasi yang dapat disajikan dalam webgis informasi cuaca.
Input
:
RAW_Image Radar, Peta_administrasi (Kab, Kec, Kota, Sungai),
Output
:
Basisdata spasial data radar (DB_Radar).
86
Hasil olahan ini disimpan pada database radar. Dari database ini data melalui beberapa proses untuk ditampilkan pada webgis radar. Sehingga pengguna dapat memperoleh informasi mengenai curah hujan dan informasi mengenai radar. Alur proses webgis Radar dijelaskan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Proses Webgis Radar No. Proses
:
4.0
Nama Proses
:
Webgis Radar
Deskripsi
:
Proses ini merupakan proses menampilkan data radar pada webgis serta proses melihat dan mendownload data yang dilakukan oleh pengguna.
Input
:
Basis data spasial radar (DB_Radar) Data_pengguna
Output
:
Webgis Spasial Informasi Cuaca Secara Realtime
Diagram Rinci (Level 2) Proses 1 Level 2 Proses 1 level 2 merupakan penjabaran (detail) dari proses proses pengamatan curah hujan. Diagram detail untuk proses ini dijelaskan pada Gambar 4.3.
87
Gambar 4.3 Diagram Detail Proses 1 Proses 1 level 2 terdiri dari 2 proses yaitu proses penyapuan daerah untuk mendapatkan data_binary yang berisikan data skala_rainrate dan velocity, dan proses konversi Data_binary menjadi Raw_ImageRadar. Alur Proses Diagram Detail Proses 1 level 2 dijelaskan pada Tabel 4.6 – Tabel 4.7. Tabel 4.6 Proses Penyapuan Daerah No. Proses
:
1.1
Nama Proses
:
Penyapuan daerah pengamatan
Deskripsi
:
Proses ini merupakan proses penyapuan daerah yang berada dalam jangkauan pengamatan radar untuk memperoleh data mengenai rainrate serta velocity hujan pada suatu daerah
Input
:
Gambar_hujan,
88
Data rainrate dan velocity Output
:
Informasi rainrate dan velocity pada daerah sapuan radar dalam format binary atau disebut data binary.
Tabel 4.7 Konversi Data No. Proses
:
1.2
Nama Proses
:
Konversi Data
Deskripsi
:
Proses ini merupakan proses konversi data yang dilakukan dalam server radar untuk merubah format data dari binary menjadi image (*.gif).
Input
:
Data binary hasil sapuan radar
Output
:
RAW_ImageRadar
Proses 3 Level 1 Diagram detail untuk proses 3 level 1 dijelaskan pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Diagram Detail Proses 3
89
Gambar 4.4 menjelaskan bahwa terdapat 3 proses yang merupakan penjabaran dari proses 3 yaitu Proses Pengolahan Data. Proses yang pertama yaitu proses konversi data ke format shapefile (shp). Pada proses ini fomat data Raw_Image (*.gif) dikonversikan secara otomatis dengan menggunakan generator ke dalam format shp. Demikian juga halnya dengan peta administrasi, peta ini dikonversikan ke dalam format shp. Selanjutnya data ini akan masuk ke dalam proses koreksi dan konversi data ke format basis data spasial. Proses koreksi perlu dilakukan untuk meminimalkan persentase kesalahan pada data hasil konversi. Data hasil koreksi kemudian dikonverikan lagi ke dalam basis data spasial dan disimpan dalam database radar. Alur Proses Diagram Detail Proses 3 level 2 Webgis Radar Cuaca Secara Realtime lebih lanjut dijelaskan pada Tabel 4.8 – Tabel 4.10. Tabel 4.8 Proses Penyapuan Daerah No. Proses
:
3.1
Nama Proses
:
Konversi Data ke Format shp
Deskripsi
:
Proses ini merupakan proses merubah format data image radar yang berformat gif menjadi shapefile (shp)
Input
:
Raw_ImageRadar, peta_administrasi
Output
:
Shapefile radar.
90
Tabel 4.9 Koreksi Data No. Proses
:
3.2
Nama Proses
:
Koreksi data
Deskripsi
:
Proses ini merupakan tahapan penyaringan data untuk memilih shapefile yang mengandung nilai dan shapefile yang kosong.
Input
:
Semua Shapefile radar
Output
:
Shapefile radar yang hanya memiliki data
Tabel 4.10 Konversi data ke dalam basis data spasial No. Proses
:
3.3
Nama Proses
:
Konversi data ke dalam basis data spasial.
Deskripsi
:
Proses ini merupakan proses konversi data dari format shp ke format basis data spasial yang nantinya akan ditampilkan dalam webgis.
Input
:
Shapefile hasil koreksi data, Shapefile peta administrasi (Kab, Kec, Kota, Sungai)
Output
:
Basis data spasial radar (DB_Radar).
Proses 4 Level 2 Diagram detail proses 4 level 2 merupakan penjabaran dari proses Webgis Radar. Terdiri dari 4 proses seperti digambarkan pada Gambar 4.5.
91
Gambar 4.5 Diagram Detail Proses 4 Alur Proses Diagram Detail Proses 4 level 2 pada Webgis Radar Cuaca Secara Realtime dijelaskan pada Tabel 4.11 – Tabel 4.14. Tabel 4.11 Lihat_info_cuaca No. Proses
:
4.1
Nama Proses
:
Lihat_ cuaca_harian
Deskripsi
:
Proses untuk mengamati cuaca secara realtime berdasarkan data radar, pada daerah-daerah yang berada dalam jangkauan pengamatan radar.
Input
:
Query lihat cuaca
Output
:
Tampilan cuaca secara realtime
92
Tabel 4.12 Isi form login No. Proses
:
4.2
Nama Proses
:
Isi form login
Deskripsi
:
Merupakan tahapan unt.k user melakukan login ke dalam sistem untuk dapat men-download data radar.
Input
:
Username, password Request_data
Output
:
Validasi user, Menuju halaman download
Tabel 4.13 Download No. Proses
:
4.3
Nama Proses
:
Isi Form Download
Deskripsi
:
Proses untuk men-download data radar yang diinginkan
Input
:
Query Request_data
Output
:
Data dalam bentuk zip file
Tabel 4.14 Contact Us No. Proses
:
4.4
Nama Proses
:
Contact Us
Deskripsi
:
Proses untuk menghubungi admin web.
Input
:
Comment pengguna
Output
:
Form pengiriman email kepada admin web.
93
4.1.2 Desain Kamus Data Perancangan kamus data diperlukan untuk menjelaskan kepada pengguna mengenai aliran data dan informasi yang terdapat pada saat analisa dan perancangan sistem. Tabel 4.15 menggambarkan kamus data untuk webgis informasi radar cuaca secara realtime. Tabel 4.15 Kamus Data Radarserpong
=*file radarserpong.pgsql* {@oid + id + rainrate + tahun + bulan + tanggal + jam + menit + @the_geom}
Radarpadang
=*file radarpadang.pgsql* {@oid + id + rainrate + tahun + bulan + tanggal + jam + menit + @the_geom}
spatial_ref_sys
=*file spatial_ref_sys.pgsql* {@ srid + auth_name + auth_srid + srtext + proj4text}
geometry_columns =*file geometry_columns.pgsql* {oid + @f_table_catalog + @f_table_schema + @f_table_name
+
@f_geometry_column
@coord_dimension + @ srid + type} Pengguna
=*file pengguna.pgsql* {@id_user + pass + nama + email + keperluan}
Komentar
=*file komentar.pgsql*
+
94
{@id + nama + email + pesan} Kab_serpong
=*file Kab_serpong.pgsql* {@oid + id_kab + nama_kab + provinsi + type_kab + sumber_kab + @the_geom }
Kec_serpong
=*file Kec_serpong.pgsql* {@oid + id_kec + nama_kec + type_kec + sumber_kec + @id_kab + @the_geom }
Kab_padang
=*file Kab_padang.pgsql* {@oid + id_kab + nama_kab + provinsi + type_kab + sumber_kab + @the_geom }
Kec_padang
=*file Kec_padang.pgsql* {@oid + id_kec + nama_kec + type_kec + sumber_kec + @id_kab + @the_geom }
4.1.3 Desain Basis Data Desain basis data dimulai dengan membuat sebuah pemodelan data konseptual yang akan dijadikan landasan dalam pembangunan basis data. Setelah didapatkan model basis data yang sesuai kebutuhan, maka tahapan selanjutnya adalah membangun hubungan relational antar tabel berdasarkan pada model data konseptual yang menghasilkan model data relational. Tahapan perancangan basis data pada sistem ini adalah sebagai berikut: 1. Perangancangan Entity Relationship Diagram (ERD)
95
Rancangan ERD untuk data non-spasial pada sistem yang dibangun sebelum normalisasi data seperti pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6 ERD Non-Spasial Sebelum Normalisasi 2. Perangancangan Spatial Entity Relationship Diagram (ERD Spasial) Rancangan ERD untuk data spasial pada sistem yang dibangun dijelaskan melalui relational tabel atau hubungan antar tabel pada Gambar 4.7.
Gambar 4.7 Relational tabel Normalisasi data pada sistem ini merupakan tahapan pemisahan data spasial dan data non-spasial. Adapun bentuk data spasial dan non-spasial sebelum dinormalisasi pada sistem ini adalah seperti pada Gambar 4.8.
id_kec
rainrate
tahun
Email
id_kec
nama_kec
tahun
bulan
Tlpn
nama_kec
type_kec
bulan
tanggal
Instansi
type_kec
sumber_kec
tanggal
jam
Keperluan
sumber_kec
jam
menit
Id
menit
Id_user
Nama
id_kab nama_kab provinsi
id_kab nama_kab provinsi
96
Gambar 4.8 Bentuk Tidak Normal (Unnormalized) Kemudian data ini dipisah berdasarkan data spasial dan data non-spasial. Tahapan normalisasi pada data non-spasial meliputi proses menghilangkan elemen data yang berulang, menghilangkan ketergantungan fungsional serta menghilangkan ketergantungan transitif pada atribut data yang ada. Bentuk data setelah proses normalisasi digambarkan dalam sebuah diagram hubungan antar entitas atau yang lebih dikenal dengan Entity Relationship Diagram (ERD), dimana data saling berelasi dalam suatu database seperti pada Gambar 4.9.
Gambar 4.9 ERD non-spasial Pada basis data spasial normalisasi dilakukan secara otomatis dimana data dikonfersikan dari format shapefile ke dalam format database spatial (pgsql)
97
sehingga tabel data yang ada merupakan bentuk data yang telah dinormalisasikan. Hasil normalisasi data tersebut digambarkan pada Gambar 4.10.
Gambar 4.10 ERD Spasial 3. Struktur Data a.
Spasial Rancangan basis data atribut spasial dalam aplikasi webgis ini terdiri dari
tabel-tabel sebagai berikut: 1. Tabel Kabupaten 1) Nama File
: kab_serpong.pgsql
2) Isi
: Data Atribut Kabupaten
3) Primary Key
: oid
4) Foreign Key
: the_geom
98
Tabel 4.16 Tabel kab_serpong Nama Field
Type
Lebar
Keterangan
*oid
Integer
10
Penomoran field sebagai primary key
id_kab
Varchar
11
Id Kabupaten
nama_kab
Varchar
30
Nama Kabupaten
provinsi
Varchar
20
Nama Provinsi
type_kab
Varchar
20
Tipe shp Kabupaten
Sumber_kab
Varchar
20
Sumber data Kabupaten
The_geom
Geometry
-
Nilai geometri dari data kabupaten sebagai Foreign Key
2. Tabel Kecamatan 1) Nama File
: kec_serpong.pgsql
2) Isi
: Data Atribut Kecamatan
3) Primary Key
: oid
4) Foreign Key
: id_kab, the_geom Tabel 4.17 Tabel kec_serpong
Nama Field
Type
Lebar
Keterangan
*oid
Integer
10
Penomoran field sebagai primary key
id_kec
Varchar
11
Id Kecamatan sebagai primary key
nama_kec
Varchar
30
Nama Kecamatan
type_kab
Varchar
20
Tipe shp Kecamatan
Sumber_kab
Varchar
50
Sumber data Kecamatan
Id_kab
Varchar
20
Foreign Key
The_geom
Geometry
-
Nilai geometri dari data kabupaten
99
sebagai Foreign Key
3. Tabel Kabupaten 1) Nama File
: kab_padang.pgsql
2) Isi
: Data Atribut Kabupaten
3) Primary Key
: oid
4) Foreign Key
: the_geom Tabel 4.18 Tabel kab_padang
Nama Field
Type
Lebar
*oid
Integer
10
Keterangan Penomoran field sebagai primary key
id_kab
Varchar
11
Id Kabupaten
nama_kab
Varchar
30
Nama Kabupaten
provinsi
Varchar
20
Nama Provinsi
type_kab
Varchar
20
Tipe shp Kabupaten
Sumber_kab
Varchar
20
Sumber data Kabupaten
The_geom
Geometry
-
Nilai geometri dari data kabupaten sebagai Foreign Key
4. Tabel Kecamatan 1) Nama File
: kec_padang.pgsql
2) Isi
: Data Atribut Kecamatan
100
3) Primary Key
: oid
4) Foreign Key
: id_kab, the_geom
Tabel 4.19 Tabel kec_padang Nama Field
Type
Lebar
Keterangan
*oid
Integer
10
Penomoran field sebagai primary key
id_kec
Varchar
11
Id Kecamatan sebagai primary key
nama_kec
Varchar
30
Nama Kecamatan
type_kab
Varchar
20
Tipe shp Kecamatan
Sumber_kab
Varchar
50
Sumber data Kecamatan
Id_kab
Varchar
20
Foreign Key
The_geom
Geometry
-
Nilai geometri dari data kabupaten sebagai Foreign Key
5. Tabel Radarserpong 1) Nama File
: Radarserpong.pgsql
2) Isi
: Data radarserpong
3) Primary Key
: oid
4) Foreign Key
: the_geom Tabel 4.20 Tabel Radarserpong
Nama Field
Type
Lebar
Keterangan
*oid
Integer
default
Id
Integer
default Id Kecamatan sebagai primary key
rainrate
Varchar
30
tahun
Integer
-
Tahun pengamatan
bulan
Varchar
10
Bulan Pengamatan
tanggal
Integer
-
Penomoran field sebagai primary key
Skala rainrate
Tanggal Pengamatan
101
Jam
Integer
-
Jam pengamatan
menit
Integer
-
Menit Pengamatan
The_geom
Geometry
-
Nilai geometri dari data kabupaten sebagai Foreign Key
6. Tabel RadarPadang 1) Nama File
: RadarPadang.pgsql
2) Isi
: Data radarserpong
3) Primary Key
: oid
4) Foreign Key
: the_geom Tabel 4.21 Tabel RadarPadang
Nama Field
Type
Lebar
Keterangan
Oid
Integer
default Penomoran field sebagai primary key
Id
Integer
default Id Kecamatan sebagai primary key
rainrate
Varchar
30
tahun
Integer
-
Tahun pengamatan
bulan
Varchar
10
Bulan Pengamatan
tanggal
Integer
-
Tanggal Pengamatan
Jam
Integer
-
Jam pengamatan
menit
Integer
-
Menit Pengamatan
The_geom
Geometry
-
Nilai geometri sebagai Foreign Key
Skala rainrate
7. Tabel spatial_ref_sys 1) Nama File
: spatial_ref_sys.pgsql
2) Isi
: Data atribut referensi spasial
102
3) Primary Key
: srid
Tabel 4.22 Tabel spatial_ref_sys Nama Field Type Lebar
Keterangan
srid
Integer
Default primary key
auth_name
Varchar
256
auth_srid
Integer
-
srtext
Varchar
2048
Tahun pengamatan
proj4text
Varchar
2048
Bulan Pengamatan
Id Kecamatan sebagai primary key Skala rainrate
8. geometry_columns 1) Nama File
: geometry_columns.pgsql
2) Isi
: Data atribut geometry
3)
Primary Key
: f_table_schema,
f_table_name, f_table_catalog, f_geometry_column 4) Foreign Key
: oid, srid
Tabel 4.23 Tabel geometry_columns Nama Field
Type
Lebar
Keterangan
Oid
integer
f_table_catalog
varchar
256
primary key
f_table_schema
varchar
256
primary key
f_table_name
varchar
256
primary key
f_geometry_column
varchar
256
primary key
default Foreign Key
103
coord_dimension
integer
Srid
integer
Type
varchar
Foreign key 30
b. Non-Spasial Rancangan basis data non-spasial terdiri dari dua tabel yaitu tabel data pengguna serta tabel komentar untuk menyimpan saran dan pesan dari pengguna. 1.
Tabel Pengguna 1) Nama File
: pengguna.pgsql
2) Isi
: Data Atribut pengguna
3) Primary Key
: id_user Tabel 4.24 Tabel pengguna
Nama Field
Type
Lebar
id_user
varchar
50
Primary key
Pass
varchar
50
Password pengguna
Nama
Text
Nama pengguna
Email
Text
Email pengguna
Tlpn
Text
Telepon pengguna
Instansi
Text
Instansi pengguna
Keperluan
Text
Keperluan pengguna terhadap data
2.
Keterangan
Tabel komentar 1) Nama File
: komentar.pgsql
104
2) Isi
: Data komentar pengguna
3) Primary Key
: id
Tabel 4.25 Tabel komentar Nama Field Type Lebar 10
Keterangan
Id
Integer
Primary key
Nama
Text
Nama pengguna
Email
Text
Email pengguna
Pesan
Text
Komentar pengguna
4.1.4 Desain Struktur Menu Webgis Desain struktur menu pada webgis radar cuaca ini bertujuan untuk menentukan menu-menu yang diperlukan dalam aplikasi yang akan dibangun sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Webgis ini terdiri dari webfront atau halaman pembuka yang akan menghubungkan pengguna dengan webgis. Karena produk aplikasi yang dihasilkan adalah prototipe untuk sistem yang akan dikembangkan nantinya, maka menu pada sistem ini dirancang secara sederhana. Halaman pembuka pada web ini terdiri dari beberapa menu utama yaitu halaman pembuka (Home), About, Download, Gallery, Contact Us, serta beberapa menu pendukung yang menghubungkan ke halaman web pendukung lainnya, seperti website UIN Jakarta, website Neonet dan beberapa web pendukung lainnya. Gambar 4.11 adalah gambaran hierarki struktur menu webgis radar cuaca:
105
Gambar 4.11 Struktur Menu 4.1.5 Desain Antar Muka Pengguna Desain antar muka pengguna (user interface) bertujuan untuk menemukan bentuk yang paling optimal untuk tampilan webgis radar cuaca. Sehingga interaksi pengguna dengan sistem dapat berjalan dengan baik, dan sistem dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Rancangan desain antar muka yang akan digunakan pada web GIS radar cuaca ini adalah seperti pada Gambar 4.12.
(
106
(a)
b)
(c)
(d)
(e)
(f)
107
( (g)
h)
(i)
Gambar 4.12 Rancangan tampilan (a)halaman home, (b)halaman Radar Serpong, (c)halaman Radar Padang, (d)halaman login user, (e) halaman registrasi user, (f) halaman download data, (g) halaman Gallery, (h) halaman About us, (i)halaman Contact Us
4.3
Pembentukan Prototipe Pembentukan prototipe dapat diartikan sebagai tahapan implementasi dari
rancangan sistem yang telah ditentukan sebelumnya. Proses pembentukan prototipe pada webgis radar cuaca ini meliputi beberapa tahapan yaitu: 4.2.1 Pembuatan Database
108
Database yang digunakan pada webgis ini adalah PostGRE SQL 8.3, dengan langkah-langkah pengerjaan sebagai berikut; 1.
Buka aplikasi PostGRE melalui start menu program files PostGRE SQL 8.3 PgAdmin III.
2.
Klik close pada layar “tips of the day” atau klik “next tip” untuk membaca beberapa keterangan mengenai PostGRE SQL.
3.
Klik ganda pada postgreSQL 8.3 (Gambar 4.13), kemudian masukkan password yang telah ditentukan pada saat instalasi postgre, default password yang ditentukan oleh postgre adalah root. Kemudian klik ok.
Gambar 4.13 Halaman Utama pgAdmin III 4.
Klik edit pada menu bar kemudian pilih new object new database. Selanjutnya masukkan data mengenai database yang akan dibangun. Pada web ini database dibangun dengan nama DBRadar, dengan menggunakan template postgis dan owner postgres, seperti pada Gambar 4.14.
109
Gambar 4.14 data new database 5.
Setelah database berhasil dibuat, klik kanan pada DBRadar schema public kemudian klik new object kemudian pilih new table, seperti Gambar 4.15.
Gambar 4.15 Create New Table 6.
Kemudian masukkan nama tabel yang akan dibuat
110
Gambar 4.16 Data Tabel Baru 7.
Klik columns yang ada pada menu bar untuk membuat, menambah, maupun menghapus kolom yang ada pada tabel. Menu bar columns
Untuk membuat atau menambah kolom
Gambar 4.17 Halaman Kolom 8.
Kemudian klik add dan masukkan atribut kolom yang diinginkan pada tampilan new columns…. Jika semua kolom yang dibutuhkan telah dibuat klik ok.
111
Gambar 4.18 Data Kolom Baru 9.
Untuk menghapus kolom yang telah dibuat klik kolom yang telah dibuat kemudian klik Remove, dan klik yes pada box klarifikasi untuk menghapus kolom.
Untuk menghapus kolom
Gambar 4.19 Daftar Kolom Setelah semua tabel beserta atributnya selesai dibuat. Selanjutnya adalah mengkonversikan data shapefile kedalam format basis data spasial.
4.2.2 Konversi Data Konversi data dilakukan untuk menyamakan format data yang akan ditampilkan dalam web GIS ke dalam format basisdata spasial (format pgsql).
112
Dengan mengkonversikan data ke dalam basisdata spasial, ukuran data menjadi lebih kecil, data terintegrasi dan tersimpan dengan baik serta menjadikan data lebih mudah diakses. Proses konversi sebenarnya sudah terjadi sebelum data radar diterima di server NEONet, proses ini terjadi pada radar itu sendiri yaitu konversi dari format binary ke dalam format
Image. Konversi data dilakukan dengan mengubah
format data dari Image menjadi shapefile dengan menggunakan generator yang telah tersedia di server NEONet. Selanjutnya data radar dan peta administrasi dikonversikan dari format shapefile (shp) ke dalam format basis data spasial (pgsql), dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1.
Buka program command prompt melalui start menu run kemudian ketik cmd dan klik ok. Kemudian masuk ke direktori postgre sql hingga ke direktori bin (Gambar 4.20).
Gambar 4.20 Command Prompt 2.
Ketik “dir” kemudian tekan “enter” untuk mengetahui content dari direktori bin (Gambar 4.21). Direktori bin merupakan tempat
113
penyimpanan data dan fungsi-fungsi postgre yang dapat dieksekusi sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Gambar 4.21 Direktori Bin 3.
Ketik “shp2pgsql.exe” kemudian tekan “enter” (Gambar 4.22) untuk merubah format shapefile menjadi pgsql. Sehingga layar akan menampilkan aturan pengetikkan sintak untuk mengkonversi file, serta beberapa “option” atau pilihan fungsi pendukung yang dapat digunakan sebagai alternatif tabel database yang akan dihasilkan.
aturan penulisan sintak
Pilihan fungsi (options)
114
Gambar 4.22 shp2pgsql.exe 4.
Selanjutnya file dapat langsung dikonversikan dari shapefile ke dalam format sql, kemudian dikonversikan lagi ke dalam format postgres sql (pgsql) dengan menggunakan syntax seperti Gambar 4.23.
Gambar 4.23 Import Shapefile 5.
Dengan demikian table hasil konversi data dari shapefile ke dalam format pgsql telah berhasil dibentuk seperti pada Gambar 4.24.
115
Gambar 4.24 Tabel Data Spasial Proses konversi manual ini kemudian di-generate menjadi program sederhana dalam format bat file (*.bat) yang disebut generator. Generator ini berfungsi mengkonversi
setiap file radar baru secara otomatis ke dalam
format pgsql dengan interval enam menit. Alur kerja generator otomatis ini dijelaskan pada Gambar 4.25 berikut:
Gambar 4.25 Alur Kerja Generator Radar Pada Gambar 4.25 dianalogikan bahwa shp radar masuk ke dalam direktori server setiap enam menit melalui jaringan internet, namun pada skripsi ini karena keterbatasan jaringan maka shp radar akan di-input ke dalam direktori server secara manual. Kemudian generator akan membaca adanya file baru dalam direktori, dan menyalin file tersebut ke dalam direktori baru yaitu direktori conv. Selanjutnya semua file dalam direktori conv akan otomatis dikonversi ke dalam format database spasial. Hasil konversi disimpan pada database DB_Radar dalam dua tabel yang berbeda, yaitu tabel yang menyimpan semua data dan tabel yang hanya menyimpan data terbaru. Tabel yang hanya menyimpan data terbaru inilah yang ditampilkan pada webgis radar.
116
4.2.3 Pembuatan Webmapping Webmapping adalah proses menampilkan peta spasial dalam aplikasi berbasis internet. Proses ini menggunakan perangkat lunak MS4W yang dikhususkan bagi sistem operasi windows dan menggunakan kamap sebagai framework-nya. Tahapan pembuatan webmapping webgis radar cuaca adalah sebagai berikut: MS4W Proses pertama yang diperlukan dalam pembuatan webmapping adalah menginstall ms4w. perangkat lunak ini dapat di-download secara gratis di situs resmi mapserver3, aplikasi ini dapat di download dalam versi lengkap atau paket (sudah termasuk aplikasi apache webserver,php,pgsql,gmap) seperti file ms4w_1.2.2.zip atau ms4w_1.0.1.zip maupun file tunggal (hanya aplikasi ms4w) seperti file ms4w-4.4.0-win32-php4.3.7.zip. MS4W yang digunakan pada pengembangan ini adalah ms4w_1.2.2.zip. Karena pada versi paket ini terdapat aplikasi php. 1) Untuk meng-install ms4w ekstrak file ms4w_1.2.2.zip pada direktori C:\ sehingga menjadi C:\ms4w, setelah itu double-click pada apache-install.bat untuk instalasi aplikasi web server-nya.
3
http://mapserver.gis.umn.edu/download
117
Gambar 4.26 Install Apache 2) Untuk memeriksa hasil instalasi jalankan browser (IE, firefox, opera atau aplikasi browser lainnya) dengan mengetikkan http://localhost/. Kita dapat menggunakan program Apache Monitor untuk mengontrol web server Apache dengan lebih mudah. Jalankan program ApacheMonitor.exe pada direktori C:\ms4w\Apache\bin klik kanan lalu pilih Create Shortcut.
Mapfile Mapfile digunakan untuk menampilkan data spasial yaitu peta administrasi wilayah Serpong dan Padang sebagai peta dasar dan menampilkan peta hujan untuk wilyah jangkauan radar Serpong dan Padang. Dimana semua peta tersebut sudah dalam format pgsql. Sehingga pada setiap layer dalam mapfile ditambahkan script seperti berikut:
LAYER NAME 'radarserpong' CONNECTIONTYPE postgis
118
CONNECTION
"user=postgres
dbname=DBRadar
password='root'
host=localhost" DATA "the_geom from radarserpong" OPACITY 60 PROJECTION "+proj=latlong" "+ellps=WGS84" END #end projection METADATA "DESCRIPTION" "Radar" "RESULT_FIELDS" "rainrate" "RESULT_HEADERS" "rainrate" "ows_title" "Radar" END
Jika ingin menggunakan template dalam penyajian mapfile, buat template dalam format htm atau html (template.html). Kemudian di dalam mapfile tambahkan baris template, seperti: WEB TEMPLATE 'map.html' IMAGEPATH '/ms4w/tmp/ms_tmp/' IMAGEURL '/ms_tmp/' END
KaMap Kamap yang digunakan pada aplikasi ini adalah versi 1.0. Langkahlangkah penggunaan modul kamap dalam aplikasi web gis adalah sebagai berikut: 1) Download paket modul kamap secara gratis dari situs resmi http://kamap.maptools.org/. Pada sistem ini digunakan KaMap versi 1.0.
119
2) Unzip file ke dalam suatu sub-direktori sementara sehingga akan menghasilkan beberapa file dan sub-direktori seperti berikut: (1) file “/ms4w/apache/htdoc/ka-map.pkg.html”, (2) file “/downloads/ms4w/http.d/ httpd_ka-map.conf”, dan (3) sub-direktori “/ms4w/apps/ka-map-1.0. 3) Salin sub-direktori ka-map-1.0 ke direktori webserver yang diinginkan, contoh “c:/ms4w/apache/webgisradar/”. Kemudian ganti nama sub-direktori tadi menjadi kamap. 4) Salin file “ka-map.pkg.html” ke dalam direktori “c:/ms4w/apache/htdoc”. 5) Salin file “/downloads/ms4w/http.d/httpd_ ka-map.conf” ke dalam subdirektori mapserver “c:/ms4w/http.d/. Edit file ini sesuai dengan konfigurasi yang sebenarnya, seperti berikut ini : Alias /kamap "/ms4w/apps/WebgisRadar/kamap/htdocs" AllowOverride None Options Indexes FollowSymLinks Multiviews Order allow,deny Allow from all
6) Buka file “../htdocs/kamap/include/config.php”, kemudian sesuaikan kode (versi atau nama file DLL) yang berhubungan dengan setting pustaka PHP dan modul GD dengan lingkungan MapServer (lihat di dalam sub-direktori “c:/ms4w/apache/php/extentions/”). 7) Kemudian edit file “config.php” untuk mendeklarasikan data lokasi mapfile, format image, skala dan lain-lain. Data ini diisimpan dalam variabel
120
“$aszMapfile” sebagai fungsi array. Setelah selesai test dengan menggunakan browser dengan alamat http://localhost/kamap/. 4.2.4 Pembangunan Web Front Pembuatan web Front sistem ini menggunakan software Macromedia Dreamweaver MX 2004, berikut adalah tampilan jendela Macromedia Dreamweaver saat pertama kali digunakan pada Gambar 4.27: Insert Bar
Document Toolbar
Tag Selector
Property
Coding Area
Panel
Design Area
Gambar 4.27 Main Menu Macromedia Dreamweaver Macromedia Dreamweaver digunakan untuk memudahkan dalam proses pembuatan rancangan tampilan antar muka pengguna beserta source code-nya. Hasil dari pembuatan rancangan kode interface ini disimpan dalam format *.php atau *.htm. Namun dalam web ini setiap halaman utama disimpan dalam format *.php untuk mendukung fungsi php pada coding web. Gambar 4.28 merupakan
121
salah satu contoh fungsi Macromedia Dreamweaver dalam membuat tampilan menu web database:
Gambar 4.28 Tampilan Menu Utama Web Setelah semua tampilan dan coding program diselesaikan dengan baik, file disimpan dalam satu folder pada “C:/ms4w/apps/”. Kemudian edit file konfigurasi MS4W httpd.conf yang terdapat pada direktori “C:/ms4w/Apache/conf” sehingga terlihat seperti script berikut: Alias /WebgisRadar "C:\ms4w\apps\WebgisRadar" AllowOverride None DirectoryIndex ndex.htm Options None Order allow,deny Allow from all
122
Fungsi script tersebut adalah untuk memanggil halaman utama web dengan alamat “http://localhost/WebgisRadar/”. Tampilan layar yang terdapat dalam web GIS radar cuaca dilampirkan pada lampiran.
4.4
Prototipe Webgis Prototipe sistem hasil perancangan dan analisa sistem adalah berupa webgis
radar cuaca dengan tampilan halaman utama seperti terlihat pada Gambar 4.29.
KLik Menuju halaman radar
Gambar 4.29 Halaman Utama Menu pembuka pada halaman utama prototipe radar menampilkan gambar peta Indonesia yang menampilkan lokasi-lokasi radar. Apabila salah satu halaman ini di klik maka akan menuju ke halaman radar Serpong ataupun radar Padang. Pada halaman ini juga terdapat button atau tombol menuju halaman lain, yaitu menuju halaman “About”, “Download”,”Gallery”, dan “’Contact”. Tampilan untuk setiap halaman tersebut digambarkan pada Gambar 4.30.
123
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 4.30 Tampilan Halaman (a) About, (b) Download, (c) Galery, (d) Contact
Pada Halaman About (Gambar 4.30 (a)) ditampilkan mengenai radar dan program HARIMAU secara singkat. Hal ini diperlukan untuk memperkenalkan teknologi radar kepada pengguna sehingga pengguna tidak hanya menggunakan data radar tetapi juga dapat mengetahui bagaimana perkembangan teknologi radar saat ini.
124
Halaman selanjutnya adalah halaman Download [lihat Gambar 4.30 (b)]. Halaman ini adalah halaman untuk download data radar, pengguna dapat mengunduh data radar sesuai dengan kebutuhan, namun sebelumnya pengguna diminta untuk melakukan login terhadap sistem. Hal ini diperlukan untuk mendapatkan history pengunduhan data yang dilakukan oleh pengguna. Pengguna yang tidak memiliki account dapat melakukan registrasi secara gratis. Halaman untuk registrasi pengguna digambarkan seperti pada Gambar 4.31.
Gamba r 4.31 Halaman Registrasi Pada halaman ini pengguna diminta untuk mengisi data-data untuk mengetahui identitas dan kepentingan pengguna terhadap data yang akan diunduh. Setelah melakukan registrasi pengguna dapat melakukan login dan masuk ke dalam halaman download data. Tampilan halaman download data pada radar Serpong dan Padang ditunjukkan pada Gambar 4.32.
125
(a)
(b)
(c) (d)
Gambar 4.32 Tampilan halaman (a) Pilih radar, (b) Data Serpong, (c) Download Data Serpong, (d) Data Padang Pada download data, pengguna dapat memilih data radar mana yang akan diunduh (Gambar 4.32.a). Pengguna dapat memilih untuk menngunduh data radar Serpong atau Padang, kemudian dapat memilih kembali data pada tanggal, bulan dan tahun apa yang akan diunduh. Data hasil unduhan yang diperoleh oleh pengguna berupa data spasial dengan format shp, shx, dan dbf.
126
Halaman lainnya adalah halaman contact (Gambar 4.32 [d]) yang dapat digunakan pengguna untuk menghubungi administrator web. Sedangkan tampilan untuk webgis radar adalah seperti Gambar 4.33.
Gambar 4.33 Tampilan Webgis Radar Serpong Pada halaman ini ditampilkan curah hujan secara realtime dari radar Serpong. Curah hujan ditunjukkan oleh point-point kecil yang ada pada peta administrasi. Pengamatan dilakukan pada ketinggian 2000 meter dari permukaan tanah. Sehingga terkadang adanya distorsi jarak jatuhnya titik hujan apabila terjadi angin di bawah ketinggian 2000 meter. Pada Gambar 4.33 juga diperlihatkan daerah jangkauan radar dalam lingkaran dengan radius 200 km dari titik pusat radar Serpong pada koordinat 106.7 BT dan -6.4 LS. Pada layar Web GIS radar di atas, terdapat sub menu yang mengantarkan pengguna untuk kembali ke halaman depan dan ke halaman bantuan penggunaan web GIS ini. Layar Web GIS mempunyai button yang dapat digunakan untuk
127
mengoptimalkan fungsi kendali peta. Berikut ini merupakan penjelasan dari button tersebut: 1. Tombol zoom, terdapat empat jenis tombol zoom pada layar peta ini yang pertama adalah zoom in
yang digunakan untuk memperbesar tampilan
peta. Kedua, tombol zoom out
yang berfungsi untuk memperkecil
tampilan peta. Menu zoom lainnya adalah rubber zoom
untuk
memperbesar tampilan peta pada area tertentu dan zoom to full extents untuk menampilkan peta secara penuh. 2. Tombol map info
untuk menampilkan informasi mengenai peta di
sebelah kiri peta. 3. Tombol
untuk menampilkan legenda peta pada layar di sebelah peta.
4. Tombol
untuk mencetak peta yang ada pada layar peta dalam format pdf.
5. Tombol
untuk menggeser tampilan peta sesuai dengan keinginan.
6. Pilihan untuk mengatur skala peta pada menu
skala
dapat dipilih dari 1:1000000 hingga 1:40000000. 7. Tombol 8. Tombol 9. Tombol
untuk menampilkan query peta. untuk melakukan pencarian daerah melalui database. untuk mengirimkan tampilan peta dalam format gambar (*.jpg)
melalui email kepada seseorang.
128
10. Selain tombol-tombol tersebut, terdapat juga beberapa fungsi yang dapat dilakukan dengan bantuan mouse,
seperti memperbesar peta dengan
melakukan klik ganda pada peta, atau klik kanan untuk melakukan drag and drop peta. 11. Selain itu, tampilan peta juga dapat diatur dengan menggunakan tomboltombol pada keyboard, tombol-tombol tersebut antara lain : a.
untuk memperbesar tampilan peta, melihat peta lebih dekat dan lebih rinci.
4.5
b.
untuk memperkecil tampilan peta.
c.
untuk menggeser tampilan peta ke arah kiri.
d.
untuk menggeser tampilan peta ke arah kanan.
e.
untuk menggeser tampilan peta ke arah atas.
f.
untuk menggeser tampilan peta ke arah bawah.
Testing Sistem Pada tahapan ini dilakukan pengujian coding dan interface webgis radar
cuaca. Hal ini bertujuan untuk memastikan apakah aplikasi yang dibuat telah mencakup seluruh fungsi dan bekerja sesuai dengan yang diinginkan atau masih adakah perbaikan dan penyempurnaan yang perlu dilakukan. Webgis radar cuaca dapat dijalankan pada browser Internet Explorer, Mozilla Firefox, Opera dan Google Chrome. Namun untuk tampilan yang
129
maksimal disarankan menggunakan Mozilla Firefox karena lebih compatible dengan sistem. Karena web ini baru ter-install pada server lokal, maka pengujian sistem menggunakan server lokal (localhost) dengan alamat “http://localhost/ WebgisRadar/”. Pengujian yang dilakukan penulis menggunakan dua metode yaitu metode black box dan white box. Adapun hasil pengujian adalah sebagai beriku: 1. Metode Black Box Metode Black Box testing dipilih karena berfokus pada persyaratan fungsional (Pressman, 1997). Dengan demikian memungkinkan diperoleh serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Sehingga dapat diketahui apakah proses yang dilakukan dapat sesuai dengan hasil yang ingin diperoleh. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang. 2) Kesalahan interface. 3) Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal. 4) Kesalahan kinerja sistem. Tabel 4.26 berikut ini merupakan tabel hasil pengujian Webgis Radar Cuaca secara realtime untuk studi kasus radar Serpong dan Padang : Tabel 4.26 Pengujian Sistem No
1
Nama Kegiatan / Test Menu Utama Web (home)
Hasil yang diharapkan
Masuk kehalaman home
Hasil Test Sesuai
Ket
130
Masuk ke halaman webgis 2
Klik pada icon Serpong
radar untuk wilayah
Sesuai
Serpong berbasis spasial. Masuk ke halaman webgis 3
Klik pada icon Padang
radar untuk wilayah
Sesuai
Padang berbasis spasial. 9.
Klik navigasi Zoom In
10. Klik navigasi Zoom Out
Perbesar tampilan peta
Sesuai
Perkecil tampilan peta
Sesuai
Peta 11. Klik navigasi Full Extent
jangkauan
pengamatan
Radar
Serrpong
terlihat
Sesuai
seluruhnya Wilayah kecamatan yang 12. Klik navigasi Query
di-klik akan ditampilkan informasi
objek
yang
Sesuai
berada di dalamnya 13
Arahkan Cursor peta
14
Klik Search
15
Option Padang
16
Option Serpong
17
Klik Download
pada Mengetahui
informasi
wilayah Menampilkan daerah yang dicari Menampilkan Peta Padang Menampilkan Peta Serpong Masuk ke halaman download data
Sesuai
Sesuai Sesuai Sesuai
Sesuai
Masuk ke dalam halaman 18
Menu About
about radar sistem dan program kerjasama
Sesuai
observasi cuaca 19
Menu Download
Masuk ke dalam Halaman
Sesuai
131
login 20
21
22
23
24
Klik Register for free
Menampilkan pesan
kemudian klik Go
kesalahan
Pengisian form Registrasi
Menampilkan pesan sukses
kemudian klik Go
silahkan login
Mengisi form login dan klik login
download
27
Menu Contact
30
Klik pada icon UIN
31
Klik pada icon BPPT
32
Klik icon mapserver
Sesuai
Sesuai
Data valid
user
Download data sesuai dengan query pengguna Masuk ke halaman galeri foto Masuk ke halaman Contact Us
admin web.
Sesuai
Sesuai Input Sesuai
data
Input Sesuai
data invalid
jendela
baru
untuk website UIN Membuka jendela baru ke halaman website NEONet Membuka
Sesuai
valid
kesalahan Membuka
user valid
Klik Send pada Menu Menampilkan pesan contact
invalid
Data
Klik Send pada Menu Mengirim pesan kepada contact
Sesuai
Data
invalid
klik login
Menu Gallery
Sesuai
Kembali ke halaman login
Masuk ke halaman
26
Sesuai
Data
Mengisi form login dan
Klik download
29
pengguna
Pengisian form Registrasi
25
28
Masuk ke halaman daftar
jendela
baru
Sesuai
Sesuai Sesuai
132
halaman
website
mapserver
2. Metode White Box Pengujian dilakukan pada sistem dengan lebih memperhatikan di dalam source code sistem yang dibuat, agar dapat mengetahui pada browser apa saja sistem ini dapat berjalan normal. Tabel 4.27 merupakan tabel dari hasil uji coba program menggunakan metode white box. Tabel 4.27 Pengujian Metode White Hardware
Pengujian
Hasil
Sistem Operasi Windows
Kurang baik
XP Profesional SP2 Internet Explorer 6.0 Laptop monitor 14 inchi, Sistem Operasi Windows resolusi layar 1024 x 768 pixels
Sangat Baik
XP Profesional SP2 Mozila Firefox Sistem Operasi Windows
Kurang Baik
XP Profesional SP2 Google Crome
Setelah melakukan pengujian terhadap sistem diperoleh produk rekayasa web GIS radar cuaca. Produk ini nantinya dapat dikembangkan ataupun diintegrasikan ke dalam sistem lain yang lebih komplek. Sesuai dengan
133
pembatasan masalah pada penulisan skripsi ini, maka prototipe yang dihasilkan tidak dikembangkan ataupun diintegrasikan ke dalam sistem lain karena keterbatasan waktu. Namun untuk pengembangan, pengintegrasian dan penerapan sistem ini dapat dilakukan dengan mengikuti beberapa tahapan seperti pada pengembangan sistem lainnya. Adapaun tahapan tersebut antara lain adalah: 1. Perencanaan dan inisiasi masalah 2. Analisa kebutuhan yang ingin dipenuhi. 3. Desain pengembangan aplikasi. 4. Implementasi sistem yang telah didesain dan testing aplikasi yang telah dikembangkan. 5. Pemeliharaan aplikasi dan pengembangan lebih lanjut.
134
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan : 1. Pembangunan Web GIS radar cuaca secara realtime yang informatif dapat dilakukan dengan menggunakan mapserver serta beberapa tools tambahan seperti Kamap yang dapat menunjang pembangunan webgis. 2. Permasalahan manajemen data radar cuaca berbasis spasial yang komplek, yang
sering
kali
dijumpai
pengguna
dapat
diselesaikan
dengan
pembangunan basis data spasial secara penuh dengan pemanfaatan database POSTGRE SQL. 3. Dengan adanya web GIS radar cuaca, data radar dapat didistribusikan dengan baik kepada pengguna dengan menghilangkan aspek jarak dan waktu dengan pemanfaatan jaringan internet.
5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang telah dikemukakan, penulis mengajukan beberapa saran antara lain : 1. Pengembangan sistem secara menyeluruh dengan mengintegrasikan data radar dengan data cuaca lainnya seperti satelit atau BMKG.
135
2. Proses pengembangan sistem dilanjutkan hingga tahap implementasi sistem pada jaringan internet secara global sehingga informasi radar cuaca bisa sampai kepada masyarakat luas. 3. Data radar pada sistem ini dapat dikembangkan dan dikaji lebih jauh untuk membuat early warning system bahaya banjir.
134
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi Yogyakarta Al Fatta, Hanif. 2007. Analisa dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Edisi I. Yogyakarta : Andi Barus, Baba. 1996. Sistem Informasi Geografi. Bogor : Laboratorium Penginderaan Jauh dan Kartografi Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Hartono, Jogiyanto. 2005. Analisa dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset Jogiyanto H.M. 2001. Analisis & Design Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi Yogyakarta Jogiyanto, Prof.Dr. HM,MBA, Akt. 2007. Sistem Teknologi Informasi. Edisi II. Yogyakarta : Andi Ladjamudin, bin Al-Bahra. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta : Graha Ilmu. McLeod, Raymond. 2001. Management Information Systems. 8th Edition. Prentice Hall International. Prahasta, Eddy. 2005. Sistem Informasi Geografis: Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Goegrafis. Bandung: Informatika Bandung. Prahasta, Eddy. 2007. Sistem Informasi Geografis, Membangun Aplikasi WebBased GIS dengan MapServer. Bandung : Informatika Bandung Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis, Konsep-Konsep Dasar (Perspektif Geodesi dan Geomatika) . Bandung : Informatika Bandung Pramono, Andi & M.Syafii. 2005. Kolaborasi Flash, Dreamweaver, dan PHP untuk aplikasi Website. Edisi I. Yogyakarta: Andi. Pressman, Roger S. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan praktisi (buku I). Yogyakarta: Andi.
135
Pohan, Ryan Fahreza. 2008. Pengembangan Sistem Informasi Inventori Berbasis Jaringan Local Area Network (LAN) Pada pt. Mitra mega semesta (doctorabbit). Skripsi UIN Jakarta Sidik, Bheta Ir. 2006. Pemograman Web dengan PHP. Cetakan II. Bandung : Informatika Bandung Whitten, Jeffrey L., Lonnie D. Bentley and Kevin C. Dittman. 2004. Metode Desain & Analisis Sistem. Edisi keenam. Mc Graw Hill Education. Yogyakarta: Andi. Wibowo, Agus. 2009. Pelatihan WebGIS dengan Mapserver, PostGRESQL, Postgis, dan mapbender. http://aw3126.blogspot.com (17/06/09 16:00 WIB) http://www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=279&fname=materi2.html (18/06/09 16:35 WIB) http://www.everythingweather.com/weather-radar/Weather_radar.shtml (18/06/09 16:53 WIB)