PENGADAAN DATA SPASIAL DENGANTEKNOLOGI RADAR Ishak Hanafiah Ismullah ABSTRACT The limitation of optical imaging such as Aerial photography and Satellite imdgeries have always beena constraint,especiallyto overcomethe cloud problem. Certainparts of Indonesia are coveredby cloud almost all year long, which result in the delay of mahng topographical mapsfor thoseparts oflndonesia. Radar lechnologtfor earth observationwas started in /960s. The launching of ERS-I satellite in 1991,followed by ERS-2satellite in 1995,and will befolloved by the ENWSATmission in the mid 2000, rely on an active sensorcalled ASAR (AdvanceSyntheticAperture Radar). This article discusseshow we can acquire a Spatial Information using Radar Interferometry techniqueto derive the Digital ElevationModel (DEM).
I.
PENDAHULUAN
Sejak terbakamya satelit SEA-SAT, yang membawasendor Radar, pada akhir tahun 1979, beberapa negara saling berlomba mencobameneruskan misi SEA-SATtersebut. Negara-negaratersebut adalah JPL (Amerika Serikat) dengan SIR A dan B (Shuttle Imaging Radar) yang dibawa oleh wahana ulang alik Columbi4 Canadadengan RADARSAT, Eropa dengan ERS-I dan ERS-2 yang akan dilanjutkan dengan ENVISAT,METOP dst, NASDA dengan JERS (sejak awal 1999tidak berfungsi lagi) dan baru-baru ini misi Endeavourmeluncur pada tanggal I I Februari 2000 dengan SRTM (Shuttle Radar Topography Mission) dengan menggunakanteknologi INSAR. Hasil yang dicapai sangatmengagumkan. II, TEKNOLOGI RADAR PENGINDERAAN JAUH
PADA
Dibandingkan dengan sensor optik, penggunaanteknik radar untuk pengamatanbumi bisa dikatakanbaru dimulai.Hal paling penting dalam penggunzurn teknik radar seperti ditulis sebelumnyadibandingkande-
Jurnal PWK - 48
ngan sensoroptik adalahkemampuanyang "lebih" yangdimiliki teknik ini, yaitu dapat menembusawan,hujan, salju dan dapat dilakukansiang maupunmalam. Selaindapat diinterpretasi untuk mendapatkanliputan latnn dari suatu area denganteknik radar interferometri,dari citra radar dapat diperoleh Model KetinggianDigital (Digital Elevation Model - DEITI) dui area yang diinderanya. 2.1 Apa itu pencitraanradar? Pencitraanradar bekerja hampir sama denganpemotretanyang menggunakanpencahayaan (flash,bliE), yain cahaya pantul yang dipantulkan obyek diterima kembali oleh kamera.Akan tetapi pada sistim radar, hal ini dilakukan pada panlanggelombang radio dan gelombangmikro. Padakamera" hasil pemotretandirekamdi film sedangkan pada radar digunakanantena dan pita digital untuk merekamcitra ini. Radzr (Mdio Detection And Rangtng) mengukurdaya dan waktu yang diperlukan suatu sinyal gelombangmikro yang dipancarkan oleh antena radar dan dipantulkan oleh suatuobyek ataupunsuatupermukaan.
Vol. I 1. No.l/Maret 2fiX)
Panjanggelombangmikro yang digunakan berkisar dalam rentang I milimeter hingga 1 meter, ataupadafrekuensisekitar rentang 300 MHz hingga 30 GFIz. Dengan demikian sistem radar memancarkanpulsa dan mengukur pantulan yang diterima kembali (baclacatter). Pada awalnya panjang antenamenontukan resolusi spasial pada arah sepanjanglintzsan (azimuth). Sernakin panjang anten4 semakintinggi rosolusiyang dicapai(semakin teliti). Akan tetapi ini merupakankendala, karena sangatsulit mgnsmpadranantena yang sangatpanjangpada suatuwahana. Sehinggadengandemikianborkembang sistem baru yang dikenal dengan Radar Apertur Sintesa( SyntheticAperture Radar - SAR). Toknik ini monggunakan efek dcippler, yaitu dengan mengkombinasikan sinyal pantul (echoes) yang diterima oleh sistemradar sspanjanglintasanponerbangan, diolah sedemikianrupa hingga seolaholah kita menggunakanantona yang panjang, Sistem SAR ini terus dikembangkan dan selalu diusahakanuntuk mendapatkan informasi sedetailmungkin dari obyek yang diinderanya.
pulsion Laboratory), yang mengembangkan sistemSAR denganmenggunakandua antena yang dipasangdi pesawatterbaru, baik melintang wahana ataupun memanjang wahana, dengan v/ahana pesawat terbang DC-8 pada tahun 1984. I|'lelintury (across track) artinya adalahkedua antenadilotakkan di kiri dan kanansayap,sodangkanmcranjang (along track), antenadiletakkandi bawahbadanpesawat,di depandan di belakang.Jat4kantarakeduaantenaseringdisebut denganbasis(baseline).Sistemini berkembanglagi dengandiluncurkannyasatelit ERSI/1991dan ERS2:/I995,yangnantinya akandiikuti oloh prograrnEnvisaL Metop dan seterusnya. Padasistam satolit digunakan satu antona. Oleh karenaitu diperlukan dua lintasan satelit untuk mendapatkanpasaryan citr4 hingga disebutrepeatpass radar inlerferonetry $tengalanganorbr$. Basis pada repeat Ws ini merupakanjarak yang diukur antara lintasan orbit pertama dan lintasan orbit kedua, yang koduanya meliput ar€a yangs:!maBagaimana deng;a Space s& tte lfiususnya Endeavourbaru-baruini ?
2.2 Apa itu citra radar? Citra radarterdiri dari sekumpulantitik atau pixtl ( Ptcnre elements).Setiappixel pada citra radarmerupakanpantulanbalik (Backscatter) dari area ymg diindera. Area yang tampakgelap di citra menunjukkanpantulan balik yang lema[ sedangkanarea yang cerah menunjukkan pantulan balik yang kuat. Pantulan balik ini sangat tergantmg dari berbagaihal, yaitu: ukuranobyek, kondisi. kelembabarmya,polarisasipuls4 sudut pengamtan, dan bentuk obyek. Pantulan balik ini juga saryat tergantungdari panjang gelombangyang digunakan.Biasanya pengukuranpantulan balik ini dinyatakan dalam besarandecibel (dB) dan besararmya bertisar padarentangantara+ 5 dB (sangat cerah) hingga - 40 dB (sangatgelap). 2.3 Apa pula radar intcrferometri? Pangembang;an teknik ini awalnya dilakukan oleh group yang pda di JPL (Jet Pro-
Vol. 1l. No.l/Maret 2000
Endeavourterbangpadakctinggian sekirtar 300 Krn (190 Nm) dan salah sanr misinya adalah SRTM (ShuttleRadar Topograflic Mi ssion),ya;MErdeavourmongindorahampir seluruhpermukaanbumi, dari lintang 60 derajat Utara hingga lintang 50 dcrajat sefatan.Sistemnyamenggunakan2 antsna, satudiletakkanpadapesawatutamascdangkan lainnya dilotali'kanpada 'tangan" yang keluar dari perut Endeavouryang jaraknya bisa diatur hingga sekitar 60 metor dari posawatutama.(dangandemikian basistfur bisaditentukan). Prinsip utama dari sistern ini adalah, lnstrumen radar memancarkanpulsa gelombang mikro ke permukaanbumi melalui salah satu antena.Pulsa ini dipantulkan oleh permukaanbumi dan sebagian kecil dari pantulannyadapat t€rdeteksi kembali oleh keduaantenaradar,baik yang beradadi pe'tasawat ut ma mauplm 'ang berada di ngan"-nya.Sinyal yang diterima oleh ante-
Jund PWK - 49
na radarterdiri dari amplitudo,yangtorgantung dari intensitaspantulandari permukaan bumi, serta ftsa. Dengan diketaluinya panjanggelombangdari radiasiyang dipancarkan, fasa yang terekam dapat diperhitungkanuntuk mengukurjarak. Dongan diketahuinyajarak antara pesawat denganobyek dan jarak antarakeduaantana, makadapat dihitung ketinggiandari suatu obyek di permukaanbumi di atas suatu referensi tertentu. Pertama.tamadihitung citra Ma fasa yang dihasilkan dari citra pertamahasil antenaportamadan citra kodua hasil antonakedua. Citra Ma fasa ini dise},lt interlerogram Pengolahanberikutnya adatah phase unwrapping, untuk mengatasi ambiguitas 2 n pada interferogram tersebut. Dari hasil phaseunwrappingkita dapatkan fasa yang absolut dan fasa absolut inilah yang kemudian dikonversi menjadi keting' gian. Jika untuk setiap titik (piksel) dapat dikstahuildihitung ketinggianny4 naka akan terbentuk model kotinggian digital (Digital Elovation Digital - DEM) untuk areayangdiindera dan akanterlihat dongan jelas gambarantopografinya. llal lang sangat menarik dan saal ini masih t€rus diteliti adalahbagaimanamendapatkanketelitian yang terbaik, karenaftktor yang menentukan hasil alhir dalammendapatkaninformasi topografi dari sistem SAR Interferometri ini sangatbanyak,arfiaralain: bentuk topografi, basis, liputan lahan, kondisi atmosfir, panjang gelombang, sudut pengamatan,dan perubahanwaktu. Padasaatini cukup banyaklembagapenelitian ataupunperguruantinggi di dunia yang t€rus melakukanpenelitian unurk monggunakan teknik ini pada aplikasi-aplil€si tertentu. Disamping Jet Propulsion L"abomtory, lembagalain diantaranyaadalah: Delft University of Technology(Faculty of Geodesy), Stanford University, Stufigart University (Institute of Navigation), DaimlerBenz (Jerman), CNES (Centre National d'Etudes Spatials), University of Milarl Radarsat(Canada),NASDA (Jepang),dan Iostitut Teknologi Bandung (Gsodesi dan Elektro).
Jurnal FWK - 50
Dibandingkan dengan penurunan Model Ketinggian Digital (DEM) dengan m€toda sebelumnya,yaitu denganTeknik Fotogramotri, kolihatannyahampir sama,yaitu safia-sama menggunakandua sensordengan jarak tcrtentu (basis) antara kodua sensor. Berdasarkanhal t€rsebut dapat diturudkan informasi ketinggian. Perbsdaafinyq pada fotogramstrijarak antarakeduasensorOasis) harus proporsional dengan kainggian sensor@aseto height ratio) dan informasi ketinggian didapat dari pengukuran paralaks padakeduaobyek yang sama padakedua citra (foto), sedangpada radar hterferometri basis harus pendek/dokat.Disamping itu, padaradarinterferometriinformasi stereodidapatdari pengrkuran&sa, sohingga dengan demikian ketelitiannya sangat t€rgantung dari panjang gelombang png digunakan. Kelebihan dari radar inlerferometri adalah cakupannyasangatluas, hingga 100 hn x 100 km (untuk penggunaandengansatelit) dan dapatmenombusawan, sodangkanmetoda fotogrametri dilakukan untuk setiap pasangan fco, yang cakupannya relatif sempit. Disamping itu pencitraan metoda fotogrametri dilakukan secara optis )4ang bekerja denganpanjanggelombangsangat kecil ( antara 0.5 hingga 0.7 mikron) yang oleh karonanya tidak dapat mencmbus awan. III.DASAR-DASAR TURSINTESA
RADAR
APER-
Tehik Padar paling canggih saat ini yang digunakandalam penginderaanjauh adalah Radar Apertur Sfuxosa(SyntheticAperture Rafor/&4B). Dalam sistem ini digunakan antenayang relatif kecil dan mampumeirggantikan ant€na yang panjang. Perbedaan dengan sistem radar konvensional, adalah bahwa golombang tidak dideteksi secara (serortak) dalam seluruhbabersama-sama gian antenasintetis. SebagaiPengganti,selama antonakecil bergerak sepanjanglintasan,sinyal yang diterima pada setiap po sisi dirokam,komudiandikombinasikandengan sistempengolahandata. Sebagaiilustrasi, dap6t dilihat pada glmber 3.1. Dari gambardapat dilihat bahwa targd. T Wd^
Vol.I I, No lnltrrct 2ln0
jarak G denganlebar panquan yang tetap p. Untuk jarak L, akan menjadi L= G. p, yaltu resolusi searahlintasan.Sistem Radar Apertur Sintesa merekam sinyal balik dari target T pada posisi yang ber urutan, sesuaidengangerakanwahanasepanjang lintasan. Sinyal-sinyal yang terrekam kemudian diolah denganhasil yang sesuaidengan susunanbarisan antenasintetis sepanjangL. Kualitas hasil di setiaptitik sangattergantung dari intensitas energi balik yang dipantulkan oleh setiap obyek di lapangan. Oleh karena itu intensitas sinyal balik ini sangattergantungpada sifat fisis dan bentuk permukaanyang diindera.(bentuktopografi, kekasaranpermukaan,liputan vegetasi), juga sifat elektrisnya(konduktifitas). IV. PENGOLAIIAN CITRA SAR - INTERFEROMETRI Pada dasamya, secara umum pengolahan citra SAR-Interferometridibagi menjadibeberapabagianutama,yaitu: l. Pemilihancitra 2. Koregistrasi 3. Pembentukaninterferogram
4. Prosesphaseunwrapping 5. Konversi fasa ke ketinggian dan pembentukanmodelketinggiandigital 6. Proses-geo-coding 4.1 Pemilihancitra Seperti ditulis sebelumnya,pencitraan untuk SAR-Interferometri h.rrus dilakukan dua kali, bisa sekaligusdengandua antena atau satuantenatetapi dilakukan pencitraan dua kali di areayang sama.Oleh karonaitu pertarna-tamaharus dipilih sepasangcitra SAR yang sesuai,dalam hal ini keduacitra mencakuparea y,urg sama dan perbedaan waktu antarapencitraanpertamadan kedua tidak terlalu lama (dalam hal penggunaan satu antena).Karenajika waktunya terlalu lama, akanterjadi perubahanliputan lahannya, dan ini berakibatmenggangguterjadinya interferogram.Selainitu, juga harusdipilih jarak antara orbit pertama dan orbit kedua.Dari penelitianyang dilakukan oleh ESA (EuropeanSpaceAgency),jarak paling ideal untuk mendapatkanModel Ketinggian Digital yangbaik adalahartara l0 meterhingga 600 meter.
arahlintasan
Gambar 3.1. Konsep sistem SAR
Vol.l1. No.l/llla ret 20{X)
Jurnsl PWK - 5l
4,2 Koregistrasi Dalam SAR Interferometri, dua set data SAR digunakanuntuk m€nghitungbedafasa dari kedua set data tersebut. Beda fasa yang terjadi adalah proporsional (kecuali untuk ambiguitas2 r ) terhadapjarak antara obyek yang terekamdengankedua posisi dari antenaSAR. Visualisasi dari beda fasa tersebut berupa citra, yang sering disebut denganinterferogram.Interferogramini dapat dimanfaatkan untuk pengamatandeformasiataupununtuk menurunkan Model ketinggian digitaldan hal ini tergantungdari kondisi geometridan sistim pengumpulandatanya. Tahap yang sangatpenting dalam pembentukaninterferogram adalah koregistrasi, yaitu penggabungan dua citra SAR. Tahap ini sangat penting karena memerlukanwaktu cukup banyakdan sangatberpengaruhterhadapinterferogramyangterbentuk. Citra SAR merupakancitra kompleksyang setiappixelnya mempunyaihargadalambilangankompleks.Pixel kompleksdapatdigambarkan sebagai suatu vektor, dengar panjang vektornya menyatakanamplitudo a sedangarah/orientasinyamenyatakan fasu I. Amplitudo dan Fasa dari pixel pada citra komplekss di dapatmelalui:
d(s)* atan{]A(9 t' ' Re(s)
a (.t) =
Imt 1s;+ Re'(s)
4.2.1 Hal-hal yang mempengaruhi koregistrasi Perbedaan geometrik antara citra utama (master image) dengan citra laimya (slave image) dtakibatkwt oleh beberapa faktor. Faktor utama yang mempengaruhi kondisi tersebut adalah: 1. Akibat bentuk topografi. Titik-titik penting mengakibatkan pertampalan
Jurnal PWK - 52
yang tidak sempuma.Dalam hal orbit yang tidak sejajar, kondisi topografi mengakibatkanpergeseranke arah azimuth(Gabriel& Goldstein,1988). 2. Akibat defornasi. Deformasilokal dengan komponen tegak lurus terhadap slant Range antara dua pengambilan data,mengakibatkanperbedaangeometri. Gempa bumi merupakan contoh yangjolas.(Massonet et al., 1994). 3, Akibat kondisi atmoslir. Kondisi atmosfir yang berbeda mongakibatkan perbedaanrefraksi dan penghambatan sinyal radar (Tarayre and Massone! 1996). 4. Akibat antena. Ketidaksempumiurn fungsi antenaselamapengambilandata mengakibatkan perbedaan geometri (Iust andBamler,1994). Gambar 4.1 menunjukkanproseskoregistrasi untuk dua citra SAR, masing-masing citra utama qnasterimdge)dan citra kedua (slaveimage).Dari gabungankeduanya,dihitung beda fasa yang terjadi di setiap piksel. 4.3
Pembentukaninterferogram
Interferogram didefinisikan sebagai hasil perkalian nilai kompleks dari suatu citra Radar Apertur Sintesa tertentu (s/dve image) dengatkomplekskonjugasidari citra ldfama(masterimage'). Berufti amplitudo dari pixel-pixel sekutu dirata-ratakandan hargabedafasauntuk setiaptitildpixel pada citra dihitung. Data ERS mempunyaiukuran pixel sebesar 20 meter ke arah melintang (rangel dan 4 meterke arahsearahorbit (azimuth)sehingga jika diambil bentukpixel bujur sangkar denganukuran 20 m x 20 m rnakajumlah dataakandireduksimenjadi5 kali lebih kecil. Untuk menghitunginterferogram,dapat dilihathubungansebagaiberikut: I = M.S+ Dimana: {.}* :
konjugasi Kompleks Perkalian
Vol.ll. Nol/Mlrea 2lxl0
I
=
M
=
S
=
Interferogram dalam bentuk kompleks Citra utama (master image) dalambentukkompleks Citra kedua (slave image) dalam bentukkompleks
Penentuanhargafasa untuk setiappixel ditentukan dari fingsi arctan, denganharga dari - r hinsga z, sehinggadapatditulis,
Prosesphaseunwrapping
4.4
il '#
#
i-.i :i i-:i i"i 'i:r # i-.i i-:.: : i"""i""i !'-': i-.i ii i-.i i-'i.'.'! r..... ....,i_:i i-.i i-.i i....!
i: i,...1
Slave image
->
il
I^lM S'-l R"{M.s'l
d=d+k.2n
Phaseunwrapping dua dimensi merupakan salah satu talnp penting dalam pengolahan Radar Apertur Sintesa Interferometri. Seperti telah dibicarakan sebelumnya,bahwa lnterferogram terdiri atas informasi fas4 yang langsungberhubungandengankondisi to,pografi. Phase unwrapping merupakan cara untuk menyelesaikanambiguitas 2 z.
#
=.lr"t*
i'
dimana: Q = Fasa relatif absolut
dan
d
= Fasa
nn trtrtr
trtr ntr trtr trtr tru
F tr; #
trtrtr
ntrtr trtrtr trEltr
trtrtr
Mastorimage
i.f]
#'trin # F itr| # # # i"it I lF ffi # itr :F..#
il ffi itr in t i.nr"tr
+
Gambar4.1 Proseskoregistrasi
Vol. I 1. No.l/Maret 20011
Jurnrl PWK - 53
Fasainterferometri hanya dapat diukur dalam kelipatan 2 t , sehinggahargainteger & tidak diketahui. Untuk menentukanharga ketinggian di setiap pixel, perlu ditentukan harga fasa absolut $. Masalah utama dalamphaseunwrappingadalah,bagaimana mendapatkan fasa hterferometri sebaik mungkin. tlal ini sebagaiakibat pengaruh dekorelasi dan bentuk-bentuk topografi lang ada,yang menyebabkanketidak pasti an fasa- Dengan demikian dapat diambil kesimpulanbahwa,
PhaseUnwrapping= Problem bagaimanamenyelesaikanambiguitas 2 rt. (Menghilangfun ambiguitas panjanggelombang) Gembar 4,2 adalah contoh hasil proses phaseunwrappinguntuk 2 (dua) dimensi. Bila kita telah mehdapatkanharga fasaabsolut di setiap pixel, maka pengolahanselanjutnya adalah bagaimanakita menghitr:ng hargafasa tersebutmenjadi ketinggian.
Interferogram : Peta dua dimensi yang menunjukkandistribusi beda fasa pada setiappixel. Fasadi sini terletakdalam interval ( -z , r), karena echo radar hanya dapat diukur dalam modulo 2 z. Fasaini merupakanmasukanpada pengolahanPftaseUnwrapping.
Z Wrapped phase
z Unwrapped phase
Gambar4.2 phasedalam kasusdua dimensi wrapped PhaseUnwrapping dari
Jrrnal PrffK - 54
Vol.I l. No.l/Mar€t 2lxl0
4.5
Konversi fasa ke ketinggian dan pembentukanmodel ketinggiandigital
Dari hasil prosesp/,ase unwrapping, krta dapatkanfasayang absolut,dan fasa ini kemudian dirubah menjadi ketinggian untuk setiappiksel, Penggabungan hubunganfisika dan hubungangeometriantaradua pengamatan akan menghasilkaninformasi ketinggian. Setelah dilakukan konversi dari fasaabsolutke ketinggianuntuk semuapiksol, akan kita hasilkan bentuk Model Ketinggian Digital. (Digital ElevationModel , DFlv[). UnUk lebih jelasnya, dapat dilihat padagambar4.3. 4.6
Prosesgeo-coding
Geo-Codingmerupakan prosespengolahan mengoreksi Model Ketinggian Digital 1'ang yang sudahterbentuk menjadi model yang bergeo-referensi. DengandemikianModel
Kctinggian Digital tadi rcrikat terhadapreferensi yang ada, baik posisi planimetris (X,Y) maupunketinggiannya (Z ) benar. V. KESIMPULAN Dengan kenyataandi atas,dapatdisimpulkan bahwa teknik radar interferometri, karena mampu mencakuparea Srangluas, dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang mcnyangkutareayang luas, antaralain: Perencanaanwilayah, penelitian deformasi, monrtoring gempa, monitoring gunung api, gerakanlempengtektonik, penurunanlahan,dan pemetaan. Secaraumum,teknologi ini sangatmenjanjikan terutama untuk mereka yang berkecimpungdi dunia Perencanaan, Teknik Si, pil, Geodesi,dan Geologi. Lebih dari itu, hanrs juga diperhitungkanharga citranya, dan konfigurasi peralatandan perangkatlu-
Gambar4.3 ModelKetinggianDigital (Digital ElevationModel)
Vol. I L No.l/llar€t
2000
JurnalPWK - 55
nak yang mendukung.Sebagaicontoh,harga satu citra ERS sebesarUSD 1.500dan diperlukanminimum 2 citra, danharusdipilih citra sedemikianrupa sehinggadapatdilakukan pengolahansecara interferometri, karenatidak selalu pasangancitra radardapat diolah secarainterferometri (perlu penelitian ). Dari hasil yaag disebarkan, Endeavour mengoperasikanradar interferometri pada par{ang gelombang X (sekitar 2,5 Cm hingga 3 Cm, yang seringdisebutBand-X). Pertanyaannya adalah,apakahmisi tersebut juga menggunakanpanjang gelombanglain?, karena dengan panjang gelombang yanglebihbesarlisa didapatinformasilain. Apakah hasil dengan panjang gelombang yang lebih besarjuga akan di sebarkan/dikomersialkan? hanyanegaraadikuasayang tahu! Kita masih ingat program SEASAT, yang membawasensorradar, pada tahun 1979, Dircncanakanhasil citranya akan dikomersialkan. Akan tetapi menurut pembuatnya, SEASAT terbakar pada 3 bulan setelahdiluncurkan sehinggadengandemikian tidak jadi dikomersialkan.Yang menarik adalah, beberapanegaraEropa sangatyakin bahwa misi SEASAT sangat mengejutkan,bisa mendapatkaninformasi yang sangatakurat untuk hal-hal yang menyangkutsumberdaya alam dan lain-lain, yang menyebabkan pihak pembuat SEASAT tidak mau informasi itu diketahuioleh negaralain! dan lebih baik dinyatakanterbakar, padahal"sebenamya" saatitu masih beroperasi.Mana yangbenar?
JurnslPWK - 56
VI. PUSTAKA Costantini, M. 1996a. A Phase Unwrapping methodebased on network programming. Proceedingof the FRINGE 96 Workshop Switzerland:Zurich Bertsekas,Dimitd P. and Paul Ts€ng. 1998b. Relax: A computercode for minimrun cosl network flow problems Annals of Operation Research13,127-190. 1994.Re. lax-IV: A faste( of the Relax code for soMng minimum CostFlow Problems. Davidson, G.W. and R.Bamler. 1996. Robust 2D phaseunwrappingbasedon multiresolution. ,SP/EProceeding Series 2958,226237 Goldstei&R.M., H.A.Zebk€r,and C.L.Werner. 1988. Satellite Radar Interferometry: Two Dimensional phase unwnpping. Radio Science23,713-720. Hartl, Ph. 1996. SAR l erferometry, Lecture notes.TU-Delft Ismullall Ishakllanafralt 1997.Phase{Jnwrapping in SAR Interferometry as cost flov, Minimization problem. Delft: Delft Institute for Earth OdentedSpaceResearch(DEOS), Delft University of technology 2000. Mendapatkan inlormasi ketinggian dari informasi fasa pada SAR - Interferometri.Jurnal lkdtan Survqtor Indonesia, Jartrulari, Prati, M.Giani, and N.Leuratri. 1990. SAR Intederomety: A 2D Phase Unwrapping techniquebasedon pbaseand absolutevalue informations Proceeding of the IGARSS90 Symposium,2043-2046. van den Hout" P.T,A.1997.The development and Evaluafon of a Multi Resolution,Multigid phase unwrapping algorithms for SAR Interferometry. TNO-ReportFEL-97s009
Vol. I l. No.l/Maret 20fl)
PARAPENULIS
Bakti Setiawan r StafPengajarProgramMagisterPerencanaan KotadanDaerah,Universitas GadjahMada(MPKD-UGM)Yogyakarta . StafPenelitipadaPusatPenelitian Hidup,Univarsitas Lingkungan Gadjah Mada(PPLH-UGM) Yogyakarta Firsta Jusra lskandar o Mahasiswa Program Magister dalam bidang Regional Development Planning and Managementdi Fakultaet Raumplanung, Universitaet Dortmund,Germany Hastu Prabatmodjo r Staf Pengajar Jurusan Teknik Planologi,Fakultas Teknik Sipil dan - InstitutTeknologiBandung Perencanaan lshak Hanafiahlsmullah o Staf Pengajar Jurusan Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan- InstitutTeknologiBandung. Widjajono Partowidagdo r Ketua Program Pasca Sarjana Studi Pembangunan- Institut Teknologi Bandung r Staf PengajarJurusanTeknik Perminyakan,Fakultasllmu Kebumiandan TeknologiMineral- InstitutTeknologiBandung. o Staf Pengajar Program Pasca Sarjana Teknik Pertambangan- Institut TeknologiBandung Widyo NugrohoSULASDI o Staf Pengajar Program Sarjana dan ProgramMagisterJurusanTeknik - lnstitut Teknologi Geodesi, FakultasTeknik Sipil dan Perencanaan Bandung r Koordinator Peneliti Bidang Geodesi dan Geomatika Kelautan, Pusat Penelitian Kelautan- InstitutTeknologiBandung
Vol. 1I, No.l/M.ret 2000
Jurnal PWK - 57