Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Untuk Aplikasi Persetujuan Kredit Menggunakan Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus “Koperasi Asri”) Ega Pratama Rustandi Universitas Ciputra UC Town, Citraland Surabaya 60219
[email protected]
Alfandi Nugroho Yahya Universitas Ciputra UC Town, Citraland Surabaya 60219
[email protected]
ABSTRAK Perkreditan merupakan aktivitas peminjaman uang dari pemohon kredit pada pemberi kredit, misalnya pada koperasi simpan pinjam. Pemberi kredit akan menentukan pemberian kredit yang diajukan oleh pemohon kredit sesuai dengan kriteria kelayakan tertentu. Melalui adopsi teknologi, aktivitas pengkreditan dapat dibantu oleh sistem pendukung keputusan pemberian kredit. Sistem pendukung keputusan pemberian kredit dapat membantu menentukan kelayakan pemohon, bahkan dalam pemilihan kandidat yang terbaik untuk diberi pinjaman pada suatu jangka waktu tertentu. Penentuan keputusan ini penting bagi bisnis koperasi, sebab konsekuensi kesalahan dalam menentukan kandidat peminjam akan merugikan kedua belah pihak, koperasi dan anggota. Penelitian ini mengusulkan pemanfaatan metode Analytic Hierarchy Process untuk menentukan kandidat penerima kredit berdasarkan kriteria dari koperasi. Kata Kunci: sistem pendukung keputusan, permohonan kredit, AHP 1. PENDAHULUAN
dilakukan karena tidak adanya angka
Perkreditan adalah salah satu cara penggalangan
dana,
misalnya
perhitungan
pasti.
Kesalahan
dalam
untuk
memilih kandidat akan merugikan pihak
keperluan pengembangan usaha rakyat.
koperasi yang berperan sebagai pemberi
Selain bank, lembaga pemberi kredit adalah
kredit, maupun pihak pemohon kredit
koperasi, seperti Koperasi Simpan Pinjam
sendiri yakni anggotanya. Masalah yang
Asri, Bondowoso.
juga ada yakni kesulitan pihak koperasi
Kendala yang dihadapi koperasi
dalam
menentukan
kandidat
terbaik
adalah pemilihan kandidat terbaik untuk
berdasarkan penilaian dari kemampuan dan
diberi persetujuan kredit yang cukup susah
kelayakan pemohon kredit. Hal tersebut
karena tidak adanya skala penilaian berupa
disebabkan keterbatasan dana dimiliki oleh
angka
koperasi, sedangkan permintaan kredit
sebagai
dasar
pengambilan
keputusan. Skala penilaian yang masih bersifat subjektif dari pemberi keputusan membuat penilaian yang diambil sulit
cukup banyak. Penelitian
ini
mengusulkan
pemanfaatan metode Analytic Hierarchy
51 | TIM
Process (AHP)
dalam
sistem
3) Capital. Pihak pemberi kredit juga
pendukung keputusan untuk membantu
akan menganalisa tentang sumber –
koperasi melakukan penentuan kandidat
sumber pembiayaan lain yang dimiliki
penerima
oleh
kredit
bentuk
berdasarkan
kriteria
calon
debitur.
Sehingga
kelayakan yang ditentukan koperasi.
kepercayaan untuk diberikan kredit
2. LANDASAN TEORI
semakin besar dan berpengaruh pada
2.1. Kredit
keputusan pemberian pinjaman.
Prinsip – prinsip yang dianut dalam
4) Collateral. Merupakan jaminan yang
pemberian kredit oleh suatu badan usaha
diberikan
adalah 5C (Jusuf, 2008), sebagai berikut:
pengajuan proses kreditnya. Jaminan
1) Character. Pengertian karakter nasabah
yang diberikan seharusnya lebih besar
yakni pada sifat dan latar belakang
dari nominal yang diberikan. Fungsi
calon
penerima
jaminan
untuk
meyakinkan
kredit.
Tujuannya
calon
debitur
adalah
dalam
pelindung
pihak
pemberi
pemberi pinjaman dari segi resiko
kredit untuk memilih calon debitur
kerugian. Jaminan ada baiknya untuk
yang tepat untuk diberi pinjaman
diteliti
kredit.Penilaian yang diambil dapat
mengurangi
bersifat pribadi seperti latar belakang
terjadinya masalah.
pihak
keabsahannya resiko
penipuan
5) Condition
watak dan gaya hidup. Pada dasarnya
pemberian
penilaian karakter adalah penilaian
pemberi
“kemauan”
ekonomi pada saat ini dan mendatang.
latar
belakang
calon
debitur
untuk
Economy.
dan
usaha,
pendidikan,
of
sehingga
kredit, kredit
layaknya melihat
Dalam pihak kondisi
Sehingga mengetahui sejauh mana
mengembalikan pinjaman. 2) Capacity. Untuk mengetahui sejauh
pemberian
kredit
mana calon penerima kredit mampu
merugikan
dan
mengembalikan pinjaman, maka dapat
keuangan badan usaha. Selain itu juga
dilihat dari kapasitas calon penerima
dapat diketahui prospek usaha pada
kredit tersebut. Kapasitas dapat diukur
masa mendatang.
dari
pekerjaan
dan
bagaimana
mengelola bisnisnya untuk mendapat
tersebut
tidak
membahayakan
2.2. Analytic Hierarchy Process (AHP) AHP adalah metode terstruktur
diperkirakan
untuk mengorganisasi dan menganalisis
kemampuan calon debitur dalam proses
keputusan yang kompleks berdasarkan
pengembalian kredit.
matematika dan psikologi. Cara kerja
laba,
sehingga
dapat
metode AHP, seperti diilustrasikan oleh 52 | TIM
Gambar 1, terdiri dari tahapan berikut
kriteria-kriteria
(Otok, 2009):
mempertimbangkan alternatif, alternatif
yang
cocok
untuk
atau
sekaligus tersebut.
menilai
menentukan Tiap
kriteria
mempunyai intensitas yang berbedabeda.
Hirarki
dilanjutkan
dengan
subkriteria (jika mungkin diperlukan). 3) Membuat
matrik
perbandingan
berpasangan untuk menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya. 4) Melakukan perbandingan berpasangan. Hasil
perbandingan
dari
masing-
masing elemen akan berupa angka dari 1
sampai
9
perbandingan
masalah
dan
menentukan solusi yang diinginkan. Dalam tahap ini, masalah yang akan dipecahkan harus didefinisikan secara jelas, detail dan mudah dipahami. Kemudian, ditentukan solusi yang mungkin cocok bagi masalah tersebut. Solusi
dari
masalah
mungkin
berjumlah lebih dari satu. Solusi tersebut nantinya di kembangkan lebih struktur
hierarki
yang
diawali dengan tujuan utama. Setelah menyusun tujuan utama sebagai level teratas,
level
berikutnya
tingkat
kepentingan
dalam matriks dibandingkan dengan dirinya
berupa
sendiri
maka
hasil
perbandingan diberi nilai 1. Skala 9 telah terbukti dapat diterima dan bisa membedakan intensitas antar elemen. Hasil perbandingan tersebut diisikan pada sel yang bersesuaian dengan elemen yang dibandingkan. 5) Menguji
konsistensi
perbandingan konsistensi
lanjut dalam tahap berikutnya. 2) Membuat
menunjukkan
suatu elemen. Apabila suatu elemen
Gambar 1. Flowchart tahapan AHP
1) Mendefinisikan
yang
kriteria.
dari Nilai
matriks rasio
harus lebih kecil sama
dengan 0,1 atau kurang dari (CR < 10%). Jika tidak konsisten (lebih besar) maka pengambilan data terlalu acak dan perlu diperbaiki (diulangi). (Otok, 2009). 53 | TIM
6) Menghitung
nilai
eigenvector dari
matriks kriteria.
keputusan ini akan merekam data seluruh
7) Mengulang langkah 4, 5, 6 untuk tingkatan alternatif.
anggota dan calon anggota yang telah mendaftar pada koperasi. Data anggota
8) Mendapat nilai eigenvalue dengan cara mengkalikan
wawancara di atas, aplikasi pendukung
eigenvector
tersebut
diperlukan
dalam
pemrosesan
kriteria
kredit, karena kredit hanya diberikan untuk
dengan eigenvector alternatif sehingga
anggota koperasi saja. Pengelolaan data
didapat nilai prioritas.
digital oleh sistem ini akan memudahkan pengaksesan dan menjaga integritas data.
3. PERANCANGAN SISTEM
Proses
3.1. Analisis Hasil Wawancara Koperasi Asri menjalankan proses administrasi
simpan
pinjamnya
menggunakan
cara
masih
administrasi,
seperti
pengisian form survei, juga akan dikelola melalui
aplikasi.
Survei
tersebut
manual.
dikelompokkan ke dalam tiga bagian besar
mengajukan
yaitu karakter, jaminan, dan pekerjaan
permohonan kredit, diminta untuk mengisi
sesuai dengan ketentuan koperasi. Seluruh
pada kertas formulir pengajuan kredit yang
data
berisi tentang segala data yang diperlukan
pembuatan keputusan akan disimpan dalam
bagi pihak koperasi dalam penentuan
database.
pemberian kredit. Formulir tersebut juga
3.2. Kriteria Peneriman Kredit
dengan Anggota
yang
akan
yang
diperlukan
Kriteria
disertai dengan formulir survei untuk
aplikasi
penerimaan
untuk
kredit
di
jaminan
Koperasi Asri didasarkan pada karakter,
pemohon kredit dalam mengembalikan
kapasitas, finansial dan jaminan. Kriteria-
pinjamannya. Dari hasil survei tersebut,
kriteria tersebut menjadi bahan acuan
orang yang berwenang dalam memberi
dalam
keputusan, akan menentukan pemohon
pemohon kredit untuk menentukan prioritas.
kredit
Subkriteria
mengetahui
kemampuan
tersebut
apakah
dan
layak
diberi
menentukan dari
nilai
karakter
setiap
yakni
belakang
pemberian nominal pinjaman sesuai dengan
hutang, dan riwayat pembayaran tagihan
barang jaminan yang dijaminkan oleh
lainnya. Subkriteria dari kapasitas yakni
pemohon kredit yang juga merupakan
status tempat tinggal, lama usaha / masa
bagian
kerja, prospek usaha, dan angsuran lain.
syarat
dalam
pengajuan
riwayat
Subkriteria finansial yaitu penghasilan dan
pinjaman. Berdasarkan
nasabah,
latar
pinjaman kredit atau tidak. Jika layak,
dari
(goodwill)
dari
temuan
hasil
pengeluaran nasabah tiap bulannya. Dan yang menjadi subkriteria jaminan yaitu 54 | TIM
lokasi barang jaminan, tahun pembuatan, keadaan
barang
jaminan,
dan
status
kepemilikan barang jaminan.
4.2. Menghitung Konsistensi Matriks Kriteria Tahapan
ini
digunakan
untuk
4. PENERAPAN DAN PENGUJIAN
mendapatkan nilai konsistensi dari sebuah
4.1. Menentukan Matriks Kriteria
matriks kriteria yang merupakan tahapan
Penilaian
diberikan
awal dari AHP. Rasio Konsistensi (CR)
petugas
menurut Saaty (2008) harus lebih kecil dari
berwenang di koperasi Asri. Hasil dari
< 0.1 sehingga matriks dikatakan konsisten.
didasarkan
yang
pada
akan
keputusan
wawancara pada pihak Koperasi Asri, maka didapatkan
penilaian
kriteria
sebagai
Cara
hitung
nilai
konsistensi
ditunjukkan oleh snippet code berikut:
berikut berdasar pada tabel kepentingan, Tabel 1, dari Saaty (2008):
//hitung konsistensi double satu = 0; double dua = 0; double tiga = 0; double empat = 0;
Tabel 1. Tabel Kepentingan Saaty
Maka terbentuk sebuah matriks: Karakter 7x penting dibanding Jaminan pemohon kredit. Karakter 3x penting dibanding Kapasitas pemohon kredit. Kapasitas 3x penting dibanding Jaminan pemohon kredit. Finansial sama penting (1) dengan Kapasitas.
satu = A.m[0][0] + A.m[1][0] + A.m[2][0] + A.m[3][0]; dua = A.m[0][1] + A.m[1][1] + A.m[2][1] + A.m[3][1]; tiga = A.m[0][2] + A.m[1][2] + A.m[2][2] + A.m[3][2]; empat = A.m[0][3] + A.m[1][3] + A.m[2][3] + A.m[3][3]; double[] plus = new double[4]; plus[0] = (A.m[0][0] / satu) + (A.m[0][1] / dua) + (A.m[0][2] / tiga) + (A.m[0][3] / empat); plus[1] = (A.m[1][0] / satu) + (A.m[1][1] / dua) + (A.m[1][2] / tiga) + (A.m[1][3] / empat); plus[2] = (A.m[2][0] / satu) + (A.m[2][1] / dua) + (A.m[2][2] / tiga) + (A.m[2][3] / empat); plus[3] = (A.m[3][0] / satu) + (A.m[3][1] / dua) + (A.m[3][2] / tiga) + (A.m[3][3] / empat);
j++) {
double[] bagi = new double[4]; for (int j = 0; j < bagi.length; bagi[j] = plus[j] / 4; } double[] nBagi = new double[4]; double lamda = 0; for (int k = 0; k < nBagi.length;
k++) {
Tabel 2. Matriks perbandingan kriteria Karakter
Kapasitas
Finansial
Jaminan
Karakter
1
3
3
7
Kapasitas
1/3
1
1
7/3
Finansial
1/3
1
1
7/3
Jaminan
1/7
3/7
3/7
1
nBagi[k] = plus[k] / bagi[k]; lamda += nBagi[k]; } double CI = 0; CI = ((lamda / 4) - 4) / (nBagi.length - 1); double CR = 0; CR = CI / 0.89; CR = (CR < 0) ? CR * -1 : CR;
55 | TIM
4.3. Menghitung Eigenvalue Kriteria Penghitungan kriteria
dalam
nilai
eigenvalue
penerimaan
kredit
ditunjukkan oleh snippet code berikut: if (CR < 0.1) { B = mmult(A, A); double[] sembarang = new double[B.m.length]; for (int i = 0; i < B.m.length; i++) { sembarang[i] = 0; for (int j = 0; j < B.m[i].length; j++) { sembarang[i] = sembarang[i] + B.m[i][j]; } System.out.println("hasil jumlah row=" + sembarang[i] + ""); } double total = 0; int counter; for (counter = 0; counter < sembarang.length; counter++) { total += sembarang[counter]; } System.out.println("hasil tambah=" + total); double[] hasil = new double[sembarang.length]; for (int count = 0; count < sembarang.length; count++) { hasil[count] = 0; for (int k = 0; k < sembarang[count]; k++) { hasil[count] = sembarang[count] / total; } System.out.println("eigenvector=" + hasil[count]); } matrix kriteria = new matrix(4, 1); for (int i = 0; i < hasil.length; i++) { kriteria.m[i][0] = hasil[i]; }
4.4. Menghitung Eigenvalue Alternatif Penghitungan nilai eigenvalue alternatif dalam penerimaan kredit Koperasi Asri, yaitu semua pemohon kredit, diperoleh dengan mengalikannya kepada eigenvalue kriteria untuk mendapat prioritas. Caranya ditunjukkan oleh snippet code berikut: //hitung eigenvalue alternatif double karakterOrang = 0; double kapasitasOrang = 0; double penghasilanOrang = 0; double jaminanOrang = 0;
double[][] alternatif = new double[kumpulanNoAnggota.size()][4]; for (int l = 0; l < kumpulanNoAnggota.size(); l++) { karakterOrang = jumlahKarakter[l] / jumlahSemuaKarakter; alternatif[l][0] = karakterOrang; kapasitasOrang = jumlahKapasitas[l] / jumlahSemuaKapasitas; alternatif[l][1] = kapasitasOrang; penghasilanOrang = jumlahPenghasilan[l] / jumlahSemuaPenghasilan; alternatif[l][2] = penghasilanOrang; jaminanOrang = jumlahJaminan[l] / jumlahSemuaJaminan; alternatif[l][3] = jaminanOrang; } matrix resultAlternatif = new matrix(kumpulanNoAnggota.size(), 4); resultAlternatif.m = alternatif; matrix Z = mmult2(resultAlternatif, kriteria);
4.5. Menghitung Nominal Kredit Nominal kredit adalah jumlah kredit yang akan disetujui untuk dipinjamkan kepada
kreditur.
didasarkan
pada
Perhitungan harga
besarnya
jaminan
dan
kemampuan membayar (mengembalikan pinjaman) pemohon kredit. Snippet code berikut menunjukkan caranya: //hitung nominal double[] nominal = new double[kumpulanNoAnggota.size()]; NumberFormat f = NumberFormat.getInstance(); f.setGroupingUsed(false); for (int n = 0; n < kumpulanNoAnggota.size(); n++) { nominal[n] = 0.25 * tempatSimpan[n][13]; System.out.println("nominal" + nominal[n]); } double[] kemampuanBayar = new double[kumpulanNoAnggota.size()]; for (int z = 0; z < kumpulanNoAnggota.size(); z++) { kemampuanBayar[z] = (0.6 * jumlahPenghasilan[z]) * 18; System.out.println("kemampuan bayar" + kemampuanBayar[z]); }
56 | TIM
4.6. Hasil Prioritas Pemohon Kredit
pemohon kredit dengan metode AHP
Berdasar Skenario
yang
Ilustrasi hasil penghitungan dengan
menghasilkan
terbaik
sebagai
nilai latar
prioritas belakang
data contoh ditunjukkan oleh Tabel 3.
pengambilan keputusan serta nominal
Tabel 3: Nilai eigenvalue penerimaan kredit dan nominal pinjaman setiap kandidat
yang diberikan.
Pemohon
Eigenvalue
Nominal
2) Proses
penghitungan
AHP
pada
penerimaan
aplikasi menghasilkan angka prioritas
kredit
penerimaan kredit, yang dibandingkan
Kandidat A
0,397959777
2.000.000
dengan permodelan secara manual
Kandidat B
0,283606511
2.160.000
yang dihitung pada Excel melalui
Kandidat C
0,318443712
1.500.000
Dengan melihat dari nilai eigenvalue
beberapa
skenario
pengujian
yang
dilakukan, hasilnya sesuai.
prioritas penerimaan kredit pada skenario di
Saran untuk pengembangan aplikasi ini
atas disimpulkan bahwa kandidat A yakni
antara lain:
bapak Joni diberi pinjaman kredit dengan
1) Aplikasi
di-porting
ke
lingkungan
nilai prioritas terbesar serta nominal sebesar
jaringan atau internet, agar mudah
Rp 2.000.000.
digunakan
5. KESIMPULAN DAN SARAN
pinjam lain.
Berdasarkan hasil pengujian, maka
oleh
koperasi
simpan
2) Lingkup layanan pendukung keputusan
diambil kesimpulan sebagai berikut:
diterapkan ke proses lain, seperti
1) Aplikasi
ini
pengambilan
memberikan
bantuan
pemilihan anggota, pembayaran cicilan
keputusan
dalam
kredit, dan penentuan tafsiran jaminan.
pemilihan dan penerimaan kandidat 6. DAFTAR PUSTAKA Jusuf, Jopie. 2008. Analisis Kredit Untuk Account Officer. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Otok, Bambang Widjanarko. 2009. Analytical Hierarchy Process. <www.its.ac.id>. Saaty, Thomas L. 2008. Decision Making With The Analytic Hierarchy Process. USA: Inderscience Entreprises Ltd.
57 | TIM