JURNAL DIGIT, Vol. 4 No.1 Mei 2014, pp.115~121
115
ISSN : 2088-589X
RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN TOPSIS UNTUK PENILAIAN KINERJA PEGAWAI
1)
Chandra Lukita1, Marsani Asfi2, Sudadi Pranata3 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer CIC JL. Kesambi 202 Kota Cirebon,(0231) 200418 e-mail:
[email protected],
[email protected] 2) Akademi Perdagangan CIC JL. Kesambi 202 Kota Cirebon,(0231) 200418 e-mail :
[email protected]
Abstrak Pegawai sebagai salah satu sumber daya yang menjadi aset bagi organisasi, baik organisasi bisnis maupun organisasi nirlaba. Penilaian akan kinerja pegawai sangatlah diperlukan. Kriteria kinerja pegawai ditentukan atas 5(lima) hal, yaitu kuantitas kerja, kualitas kerja, waktu, inisiatif kerja dan tanggung jawab kerja. Sub kriteria yang digunakan mencakup target kerja, jumlah pekerjaan, standar kualitas kerja, kemampuan kerja, ketrampilan kerja, ketepatan kerja, kecepatan kerja, kesesuaian waktu kerja, ide kerja, inovasi,wewenang kerja serta dedikasi kerja. Kriteria dan sub kriteria tersebut selanjutnya digunakan sebagai masukan untuk Technique for Order Performance by Similarity to Ideal Solution(TOPSIS). Alternatif dalam TOPSIS merupakan alternatif yang terpilih dengan jarak terdekat dari solusi ideal positif dan jarak terpanjang (terjauh) dari solusi ideal negatif dari sudut pandang geometris. Proses rancang bangun sistem penunjang keputusan penilaian kinerja pegawai dilakukan untuk menjadi tahapan awal dalam pembuatan komputerisasi. Hasil rancang bangun yang dihasilkan berupa tahapan-tahapan dalam proses TOPSIS. Proses-proses rancang bangun tersebut diimplementasikan dalam algoritma. Algoritma-algoritma ini diharapkan menjadi langkah awal komputerisasi. Kata kunci: TOPSIS, SPK, algoritma, Kriteria, Rancang Bangun
Abstract Employee as a resource to be an asset for organizations, both business and non-profit organizations. Assessment of the performance of employees is required. Employee performance criteria specified above 5 (five) case, such as the quantity of work, quality of work time, work initiative and work responsibilities. Sub criteria used employment targets, the number of jobs, standards of work quality, work ability, work skills, work accuracy, speed of work, timeliness of work, the idea of work, innovation, workplace authority and dedication to work. The criteria and sub-criteria are then used as input for the Technique for Order Performance by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Alternatives in TOPSIS is an alternative that is chosen by the shortest distance from the positive ideal solution and the longest distance (farthest) from the negative ideal solution from a geometric standpoint. Process design decision support system employee performance evaluation to be conducted early stages in the manufacture of computerization. The resulting design results in the form of the stages in the process of TOPSIS. Design processes are implemented in the algorithm. These algorithms are expected to be the initial step of computerization Keywords: TOPSIS, SPK, algorithm, criteria, Design Process
1. PENDAHULUAN Dalam organisasi, peran pegawai menjadi suatu hal yang sangat penting. Pegawai merupakan salah satu sumber daya yang dapat menjadi aset bagi organisasi, baik organisasi bisnis maupun organisasi nirlaba. Sinergi antar sumber daya, khususnya sumber daya manusia yang memiliki ketrampilan, kompetensi dalam organisasi akan memberikan harapan perkembangan maju bagi organisasi ke depannya. Oleh karena itu
JURNAL DIGIT Vol. 4, No. 1 Mei 2014:115-121
JURNAL DIGIT
ISSN : 2088-589X
116
diperlukan sistem pengelolaan pegawai yang baik dan terorganisasi sehingga kinerja pegawai menjadi lebih optimal. Secara sederhana organisasi dapat diberi pengertian sebagai suatu sistem yang saling berpengaruh antar orang dalam kelompok yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi juga dapat dinyatakan sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia yang saling berinteraksi menurut pola tertentu, sehingga setiap anggotanya memiliki fungsi dan tugas masing-masing, utamanya lagi kesatuan tersebut mampunyai batas-batas yang jelas sehingga dapat dipisahkan secara tegas dari lingkungannya (Lubis dan Martin,1989). Selama ini penilaian kinerja pegawai dibeberapa organisasi seringkali dilakukan dengan satu paramater penilaian, seperti prestasi kerja dalam jangka waktu tertentu, lamanya waktu bekerja ataupun dengan kriteria lainnya yang cenderung terlihat lebih subjektif. Penilaian-penilaian yang subjektif ini tentunya akan menimbulkan pengaruh yang kurang baik dalam organisasi ke depannya. Oleh karena itu untuk menghindari sifat subjektifitas dari pimpinan terhadap penilaian kinerja pegawai maka dibutuhkan aspek penilaian kinerja pegawai yang meluputi banyak aspek (multi kriteria). Aspek multikriteria ini terdiri dari aspek internal dan aspek ekternal dari organisasi ataupun pegawai yang dinilai. Selain itu diperlukan metode khusus untuk melakukan proses penilaian kinerja tersebut. Beberapa penelitian pernah dilakukan terkait dengan penilaian kinerja pegawai yang dilakukan oleh Ary Setyadi et.al. Fokus penelitiannya adalah kinerja pegawai dilingkungan Perguruan Tinggi. Kriteria penilaian didasarkan atas DP3(Dafar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) yang terdiri dari 8(delapan kriteria) yang masingmasing kemudian diturunkan dalam beberapa sub kriteria. Inputan dari metode TOPSIS diperoleh dari perhitungan AHP dan TOPSIS dari masing-masing tahapan dalam sebuah matrik[4]. Selain itu penelitian terkait kinerja pegawai dengan metode TOPSIS ini pernah juga dilakukan oleh Siti Kholijah Ritonga dengan kelengkapan penilaian kriteria berdasarkan kelengkapan administrasi,seleksi tertulis dan wawancara.Kriteria yang ditentukan sebanyak 6(enam) kriteria yang meliputi komunikasi, absensi, jumlah jam lembur, masa kerja, loyalitas dan kedisiplinan. Metode yang digunakan adalah Technique for Order Performance by Similarity to Ideal Solution(TOPSIS) [3]. Dari penelitian sebelumnya banyak hal yang belum tercakup, diantaranya belum adanya pengelompokkan kriteria berdasarkan kelompok-kelompok penilaian kinerja dari pegawai yang dinilai. Kelompok-kelompok kriteria ini tentunya menjadi bahan pertimbangan penting dalam penilaian kinerja pegawai, karena akan terlihat kriteria mana yang lebih dominan. Selain itu, analisa hasil akhir terhadap penilaian kinerja pegawai atas kelompok-kelompok penilaian tersebut juga perlu dilakukan. Oleh karena itu diperlukan suatu model tahapan penilaian baru menggunakan metode TOPSIS ini dalam penilaian kinerja pegawai. Technique for Order Performance by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) merupakan salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang (1981). TOPSIS menggunakan prinsip bahwa alternatif yang terpilih harus mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif dan jarak terpanjang (terjauh) dari solusi ideal negatif dari sudut pandang geometris. Jarak Euclidean (jarak antara dua titik) digunakan untuk menentukan kedekatan relatif dari suatu alternatif dengan solusi optimal[4]. Solusi ideal positif didefinisikan sebagai jumlah dari seluruh nilai terbaik yang dapat dicapai untuk setiap atribut, sedangkan solusi ideal negatif terdiri dari seluruh nilai terburuk yang dicapai untuk setiap atribut. TOPSIS mempertimbangkan keduanya, jarak terhadap solusi ideal positif dan jarak terhadap solusi ideal negatif dengan mengambil kedekatan relatif terhadap solusi ideal positif.
2. Metodologi Penelitian 2.1. Tata Laksana Penelitian Tata laksana untuk penelitian seperti pada diagram 1 terdiri dari 3(tiga) tahapan utama. Tahapantahapan tersebut yaitu : 1. Pra-Proses, tahapan ini dilakukan untuk penentuan kriteria awal yang akan digunakan serta penentuan bobot yang bersesuaian dengan kriteria yang telah ditentukan. 2. Proses TOPSIS, tahapan ini dilakukan untuk melakukan proses perhitungan dengan TOPSIS. Penentuan matrik keputusan yang ternormalisasi, penentuan matrik terbobot, penentuan matrik ideal positif dan negatif serta perhitungan jarak antara nilai terbobot setiap alternatif terhadap solusi ideal positif. 3. Keluaran, tahapan ini berupa hasil perhitungan dengan TOPSIS serta hasil penarikan kesimpulan terhadap hasil perhitungan tersebut.
Rancang Bangun Sistem Pendukung keputusan dengan topsis untuk penilaian kinerja pegawai -(Chanda Lukita, Marsani Asfi , Sudadi Pranta)
JURNAL DIGIT, Vol. 4 No.1 Mei 2014, pp.115~121
117
ISSN : 2088-589X
Diagram 1. Skema Tata Laksana Penelitian 2.2. Sumber Data Sumber data pegawai yang digunakan merupakan data fiktif pegawai suatu perusahaan. Data-data tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sebagai acuan pembuatan rancang bangun sistem pendukung keputusan berbasis komputer. Data-data tersebut selanjutnya akan disajikan dalam bagian pembahasan, tapi perhitungan manual tidak disajikan dalam tulisan ini. 2.3. Tahapan Rancang Bangun Sistem Penunjang Keputusan Tahapan rancang bangun dilakukan dengan memilih model penilaian. Model penilaian kinerja yang digunakan adalah TOPSIS. Pemilihan metode TOPSIS dilakukan karena merupakan suatu bentuk metode pendukung keputusan yang didasarkan pada konsep bahwa alternatif yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif tetapi juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif. Selanjutnya rancang bangun proses-proses dalam TOPSIS seperti pemilihan kriteria sampai dengan hasil perhitungan TOPSIS akan dilakukan dengan perancangan algoritma. Sedangkan untuk proses perhitungan datanya secara manual tidak disajikan dalam tulisan ini. Proses perhitungan manual sama dan telah dilakukan oleh [3] dan [4]. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Identifikasi Kriteria Penilaian Kriteria penilaian untuk kinerja pegawai seperti pada tabel 1, ditentukan berdasarkan 5(lima) kelompok. Masing-masing kelompok berisi 2 sampai 3 sub kriteria penilaian.
No 1. 2.
Tabel 1. Kriteria Penilaian Kinerja Pegawai [1] Kriteria Utama Sub Kriteria Kuantitas(C1) 1. Target Kerja(C11) 2. Jumlah Kerja(C12) Kualitas(C2) 1. Standar kualitas Kerja(C21)
JURNAL DIGIT Vol. 4, No. 1 Mei 2014:115-121
JURNAL DIGIT
118
ISSN : 2088-589X
3.
Waktu(C3)
4.
Inisiatif Kerja(C4)
5.
Tanggung Jawab(C5)
2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 1. 2.
Kemampuan Kerja(C22) Ketrampilan Kerja(C23) Ketepatan Kerja(C31) Kecepatan Kerja(C32) Kesesuaian waktu Kerja(C33) Ide kerja(C41) Inovasi(C42) Wewenang Kerja(C51) Dedikasi Kerja(C52)
Untuk data ditentukan seperti tabel 2. Data-data ini merupakan data awal untuk proses perhitungan manual. Perhitungan manual dapat menggunakan cara yang telah dilakukan oleh [3[] dan [4]. Tabel 2. Data-data awal untuk TOPSIS No Pegawai 1. 2. 3. 4. 5.
C11
C12
C21
C22
C23
75% 90% 87% 95% 70%
9 8 9 7 9
90% 80% 70% 60% 80%
8 7 8 8 8
8 9 7 8 9
C31 100% 90% 76% 95% 70%
C32
C33
C41
C42
C51
C52
8 7 8 7 9
8 7 6 7 8
9 9 8 7 9
6 7 8 8 7
8 8 9 8 8
8 9 8 6 8
Gambar 2, merupakan algoritma yang dapat digunakan untuk rancang bangun proses input data kriteria yang akan menjadi inputan proses selanjutnya. Procedure _input_Kriteria(m,n :integer) for i 1 to m for j 1 to n Read(x[i,j]) end for i endfor j end procedure Gambar 2. Procedure input kriteria
3.2. Rangking Kecocokan Penentuan rangking kecocokan dilakukan berdasarkan skala ordinal. Rangking kecocokan ini ditentukan dari skala 1 sampai 5, yaitu : a. 1 = sangat tidak penting, b. 2 = tidak penting, c. 3 = cukup penting, d. 4 = penting, dan e. 5 = sangat penting. Selanjutnya adalah menentukan nilai bobot untuk 12(dua belas) sub kriteria. Penentuan bobot dapat menggunakan derajat kepentingan dari dua belas sub kriteria tersebut yang disesuaikan dengan rangking kecocokan yang ada. Bobot preferensi untuk sub kriteria (5,3,4,4,4,4,5,4,5,3,4,5,5). Rancang bangun untuk bobot preferensi ini dapat menggunakan konstanta. 3.3. Matrik Keputusan Ternormalisasi Matrik ternormalisasi diperoleh melalui persamaan 1.
rij =
x ij
∑x
, dengan i = 1,2,...m dan j=1,2,...n. ................................(1) 2
ij
Gambar 3. merupakan algoritma untuk proses rancang bangun secara komputerisasi matrik ternormalisasi. Sedangkan proses perhitungan manual seperti[3] dan [4]. Rancang Bangun Sistem Pendukung keputusan dengan topsis untuk penilaian kinerja pegawai -(Chanda Lukita, Marsani Asfi , Sudadi Pranta)
JURNAL DIGIT, Vol. 4 No.1 Mei 2014, pp.115~121
119
ISSN : 2088-589X
function Sigma(m,n : integer,x[i,j]:array of integer) :integer _sum 0 for i 1 to m for j 1 to n _sqr x[i,j] * x[i,j] _sum _sum+_sqr Sigma _sum endfor j _sum 0 endfor i end function Gambar 3. Fungsi Matrik Ternormalisasi Hasil input data dengan algoritma gambar 2, kemudian dilakukan perhitungan normalisasi setiap data masukan terhadap total seluruh kriteria yang diperoleh dari algoritma gambar 3. Procedure _normalisasi _hasil_normalisasi : array[1,j] of integer Input_Kriteria(i,j) _hasil_normalisasi[1,j] x[i,j]/_sigma(i,j,x[i,j]) end procedure Gambar 4. Procedure perhitungan matriks ternormalisasi
3.4. Matrik Keputusan Terbobot Matrik keputusan terbobot dapat diperoleh melalui persamaan (2). dengan i=1,2,...m dan j =1,2,3,....n. ...................................................(2) Matrik keputusan terbobot diperoleh dari perkalian Nilai bobot yang telah ditentukan ditahapan rangking kecocokan dengan nilai matrik yang telah ternormalisasi. 3.5. Matrik Solusi Ideal positif Dan Solusi Negatif Matrik solusi ideal positif diperoleh melalui persamaan 3. A* = { v1* , …, vn*}, dimana vj* ={ max (vij) jika j ∈ J ; min (vij) if j ∈ J' } ............................................(3) Nilai dari solusi ideal positif merupakan nilai-nilai maksimum yang diperoleh dari kumpulan keputusan terbobot dari setiap sub kriteria. Jika sub kriteria dengan nilai terkecil yang terbaik maka matrik solusi ideal positif ditentukan dari nilai minimumnya. Sedangkan untuk solusi ideal negatif diperoleh melalui persamaan 4 A' = { v1' , …, vn' }, dimana v' = { min (vij) if j ∈ J ; max (vij) jika j ∈ J' } ............................................... (4) Nilai solusi ideal negatif merupakan nilai-nilai minimum yang diperoleh dari kumpulan keputusan terbobot dari setiap sub kriteria. Jika sub kriteria dengan nilai terkecil yang terbaik maka matrik solusi ideal negatif ditentukan dari nilai maksimumnya. Rancang bangun untuk proses penentuan nilai maksimum dan nilai minimum dapat menggunakan algoritma gambar 5 dan 6.
JURNAL DIGIT Vol. 4, No. 1 Mei 2014:115-121
JURNAL DIGIT
ISSN : 2088-589X
120
Procedure maksimum_minimum(a,b :integer) If a>= b then Maks b Mins a else Maks a Mins b endif end procedure Gambar 5. Penentuan nilai maksimum dan minimum dari 2 nilai. Nilai solusi ideal posisif(nilai maks) selanjutnya disimpan dalam variabel _v*, sedangkan untuk solusi ideal negatif(nilai mins) disimpan dalam variabel _v’. 3.6. Jarak Nilai Terbobot Setiap Alternatif Jarak nilai terbobot setiap alternatif dihitung berdasarkan nilai solusi ideal posisif dan negatif yang diperoleh dari persamaan 3 dan 4. Perhitungannya dilakukan melalui persamaan 5 dan 6. Untuk solusi ideal positif : Si * = [ Σ (vj*– vij)2 ] ½ dengan i = 1, …, m ................................................................(5)
Sedangkan untuk solusi ideal negatif : S'i = [ Σ (vj' – vij)2 ] ½ dengan i = 1, …, m ..............................................................(6) Rancangan algoritma untuk solusi ideal positif procedure Jarak_Nilai_Terbobot(m,n:integer) _S* 0 _S’ 0 for i 1 to m for j 1 to n _S* sqrt(_S*+ (_vj* - v[i,j])* (_vj* - v[i,j]))) _S’ sqrt(_S’+ (_vj* - v[i,j])* (_vj* - v[i,j]))) end for endfor end procedure Gambar 6. Prosedur perhitungan Jarak Nilai Terbobot 3.7. Hasil Perhitungan Solusi jarak kedekatan setiap alternatif terhadap solusi ideal nilai _S* dan _S’ selanjutnya dihitung dengan persamaan 7. _SSi’ =
..............................................................................................................(7)
Hasil perhitungan _SS’ yang memiliki nilai terbesar akan dipilih sebagai pegawai dengan kinerja terbaik. Proses TOPSIS selanjutnya juga dapat digunakan untuk menghitung setiap kriteria berdasarkan sub kriteria yang ada. Hasil perhitungan sub kriteria-sub kriteria untuk kelompok kriteria yang bersesuaian dengan nilai yang terbesar selanjutnya akan menjadi kriteria terbaik. 4. Penelitian Lanjutan Penelitian lanjutan berkaitan dengan TOPSIS dan penilaian kinerja pegawai ini adalah implementasi di aplikasi komputerisasi. Metode-metode lainnya dapat ditambahkan untuk melakukan analisa terhadap penilaian kinerja pegawai. Rancang Bangun Sistem Pendukung keputusan dengan topsis untuk penilaian kinerja pegawai -(Chanda Lukita, Marsani Asfi , Sudadi Pranta)
JURNAL DIGIT, Vol. 4 No.1 Mei 2014, pp.115~121
121
ISSN : 2088-589X 5. Kesimpulan 1.
2.
3.
Kriteria kinerja pegawai ditentukan atas 5(lima) hal, yaitu kuantitas kerja, kualitas kerja, waktu, inisiatif kerja dan tanggung jawab kerja. Sub kriteria yang digunakan mencakup target kerja, jumlah pekerjaan, standar kualitas kerja, kemampuan kerja, ketrampilan kerja, ketepatan kerja, kecepatan kerja, kesesuaian waktu kerja, ide kerja, inovasi,wewenang kerja serta dedikasi kerja. Tahapan TOPSIS dilakukan dengan membuat matriks keputusan, pembobotan, menentukan matriks ideal positif dan negatif, jarak antar alternatif dengan matriks solusi positif dan negatif, kedekatan setiap alternati terhadap solusi ideal. Proses rancang bangun dalam SPK menghasilkan beberapa algoritma yang dapat menjadi tahapan selanjutnya dalam pembuatan aplikasi komputerisasi.
4. Daftar Pustaka [1] Chandra Lukita. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Motivasi Kerja dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai serta Dampaknya Pada Kinerja Pegawai. Disertasi. Bandung: Doktoral Program Ilmu Manajemen UNPAS;2013 [2] Kusrini, M.kom. “Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan”, Penerbit ANDI, Yogyakarta, Edisi 1, 2007. [3] Ritonga, Siti Kholijah, Sistem Informasi Penilaian Kinerja Karyawan Menggunakan Metode Technique For Other Reference By Similarity To Ideal Solution (Topsis), Pelita Informatika Budi Darma, Vol. IV, No. 2, Agustus 2013, ISSN: 2301-9425 : p. 142-147. [4] Setyadi, Ary et. al, Penilaian Kinerja Pegawai Lingkungan Perguruan Tinggi dengan Metode Topsis, JSINBIS: Vol. 2, No. 3, 2012, ISSN : 2088-3587.
JURNAL DIGIT Vol. 4, No. 1 Mei 2014:115-121