Proseding Pertemuan I/miah Rekayasa Perangkat Nuklir PRPN-BATAN, 30 November 2011
RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING RADIASI LlNGKUNGAN Ahmad Rifai " Benar Bukit
1.2.3
2,
Romadhon
PLTN
3
Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir, Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Gedung 71, Tangerang Selatan, 15310
ABSTRAK
Rancang Bangun Sistem Monitoring Radiasi Lingkungan PL TN. Sistem monitoring radiasi lingkungan PL TN merupakan satu set sistem instrumen yang dipergunakan untuk memantau tingkat radiasi disekitar lingkungan PLTN. Parameter fisik yang dipantau adalah tingkat radiasi, kondisi penyebaran radiasi berupa parameter arah dan kecepatan angin, serta .suhu udara. Sistem ini terdiri dari beberapa instrumen remote yang melakukan akuisisi data besaran fisik tersebut dan satu stasiun pengumpul data. Pengumpul data ini dipergunakan untuk mengendalikan dan mengatur pembacaan data dari setiap instrumen remote dengan teknik master-slave. Stasiun pengumpul data mengirimkan perintah koordinasi pengukuran kepada slave dengan menggunakan wireless radio modem. Oalam tulisan ini akan dibahas hasil yang dicapai dalam merancang bangun sistem monitoring tersebut di atas. Karena kegiatan in; merupakan kegiatan perekayasaan, maka kegiatan masih da/am tahap rancangan prototipe dasar dari komponen yang terdapat pada instrumen remote, yaitu sistem deteksi nuklir dan prosesor akuisisi data, serta perangkat lunak pada prosesor tersebut. Kata kunci: monitor radiasi, smart instrument, embedded system, komunikasi data, master-slave
ABSTRACT A Design of an Environmental Radiation Monitoring System for Nuclear Power Plant. A radiation monitor for power plant area is a set of instruments used to monitor radiation level. The measured physical parameters are radiation level and its /ike~v pattern distribution in the form of wind speed and direction as well as air temperature. 711e monitoring system consists of a data collecting station and several remote instuments ihat carry out data acquisition. The data collecting station operated as a master controls the remote measuring instruments as slaves. In the master-slave relation, the collecting station send commands to the slave instruments that will response back with the measured parameter values. The communication is done via wir.eless radio modem. rhis paper will discuss the result of a basic prototype design of the remote instrument in the radiation monitoring system. This includes nuclear detection, data acquisition processing module and its related sojiware. Keywords: radiation monitor, smart instrument, embeded system, data communication,
,
master slave
1. PENDAHULUAN Pemantauan radiasi pada fasilitas nuklir mutlak diperlukan, karena ini berkaitan dengan keselamatan lingkungan. Keberhasilan pengoperasian suatu instalasi nuklir seperti reaktor riset maupun reaktor daya ditunjukkan dari tingkat kebocoran radiasi yang keluar dari fasilitas tersebut ke lingkungan. sekitar. Jika terjadi kebocoran maka terdapat kemungkinan adanya penutupan instalasi tersebut sesuai aturan keselamatan dari lembaga pengawas. Oengan alasan ini maka kegiatan monitoring radiasi di sekitar fasilitas nuklir menjadi hal yang penting dan sangat diperlukan. Pemantauan tingkat radiasi secara kontinyu memerlukan sistem instrumentasi yang handal dan dapat memberikan nilai pengukuran yang tepat. Oi dunia pada saat sekarang, alat monitor seperti ini sudah sangat banyak tersedia dan memiliki berbagai fitur kemampuan. Fitur yang penting antara lain adalah kemampuan mengukur radiasi gamma, maupun beta dan kemudian memberikan hasil pengukuran secara otomatis ke pusat pengumpul data. Walaupun banyak tersedia, tetapi sistem monitoring radiasi pada umumnya memiliki harga jual yang cukup
-307 -
Proseding Pertemuan IImiah Rekayasa Perangkat NukIir PRPN-BATAN, 30 November 2011
tinggi. Salah satu penyebab harga yang mahal adalah karena tingkat produksinya yang cukup rendah (bukan produk massal), di samping pula harus memenuhi persyaratan lingkungan yang cukup ketal. Walaupun dapat dibeli dengan mudah, tetapi pada pengopersiannya, alat monitor impor membutuhkan perawatan dan pemeliharaan yang tidak selalu tersedia dengan mudah atau, kalaupun ada, maka biayanya akan menjadi sangat mahal. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti akan memanfaatkan segala sumberdaya dan kemampuan teknis untuk merancang sendiri instrumen pemantauan radiasi yang fungsinya sangat penting ini. 2. TEORI Beberapa pustaka menyebutkan teori dasar deteksi radiasi (referensi dasar-dasar
desain instrumentasi
[1][2][3][4]
sedangkan
berbasis mikrokomputer
diperoleh pada referensi [5]. Data sheet yang dipergunakan dalam membuat prosesor akuisisi data adalah referensi rJ• Oalam membangun
sistem instrumentasi ini, beberapa brosur dari produsen sistem instrumentasi nuklir seperti dari Ludlum Measurement juga dipergunakan. Oalam beberapa brosur yang diperoleh. alat monitoring radiasi lingkungan pada umumnya menggunakan radio modem sebagai media komunikasi, tetapi protokol komunikasi menggunakan metode producer-consumer yang secara periodik mengirimkan data ke pusat pengumpul data. Komunikasi ini tidak efektif jika lebih dari satu instrumen remote dipergunakan di lapangan. Beberapa vendor menggunakan short message service (SMS) dengan bantuan cellular phone modem. Ini hanya akan dapat dipakai di wilayah yang dicakup oleh layanan telepon selular. 3. TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan utama dalam melakukan kegiatan perekayasaan instrumen pemantauan radiasi lingkungan adalah untuk menggagas kembali kemandirian dalam pemenuhan beberapa teknologi pengukuran yang mungkin dapat dicapai dalam jangka pendek. Oengan tercapainya tujuan ini, maka hasil rekayasa akan dapat dipergunakan dalam pengukuran radiasi lingkungan pada rencana situs pembangunan PLTN. Beberapa instrumen akan ditempatkan pada situs tersebut untuk dimonitor kondisi cuaca, dan radiasi latarbelakang di wilayah tersebut. Pemantauan in; perlu dilakukan dalam jangka panjang misalnya satu atau dua tahun pengukuran. Oalam kurun waktu yang cukup lama ini biaya pemeliharaan menjadi sangat dominan sehingga instrumen hasil produk sendiri akan terasa manfaatnya karena dari sisi pemeliharaan dan perawatan yang lebih murah karena dapat dilakukan oleh tenaga ahli dari lembaga sendiri dalam hal ini BATAN 4. METODOLOGI Karena kegiatan ini merupakan kegiatan perekayasaan, maka metode yang dipakai adalah melakukan rancangan sistem instrumentasi dalam beberapa tahap yaitu rancangan dasar dan rancangan detail. Dad rancangan detail in; kemudian akan dapat dibuatkan prototipenya. Rancangan ini meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat lunak merupakan bagian besar dari ·kegiatan perancangan karena alat untuk pemantauan ini tergolong ke dalam smart instrument di mana akuisisi data dari sensor, filtering, dan pemrosesan data pengukuran dilakukan dengan menggunakan prosesor berjenis mikrokontroler. Hasilnya akan dikirim secara periodik dari lokasi jauh (remote) secara otomatis terkomputerisasi. Diagram blok rancangan dasar sistem instrument digambarkan secara fungsional dalam gambar 1.:Blok bagian atas pada gambar tersebut menunjukkan instrument pengukur yang akan ditempatkan pada lokasi pengukuran (remote), selanjutnya akan disebut sebagai intrumen remote. Sistem ini terdari dari sistem deteksi radiasi, pengukur kecepatan dan arah angin, serta pengukur temperatur cuaca. Sistem dilengkapi dengan sebuah prosesor yang mengatur pengukuran radiasi dan parameter cuaca. Prosesor juga melakukan komunikasi dengan sistem pengumpul data yang ditempatkan pada ruang kendali (control room). Komunikasi dilakukan dengan menggunak3n radio modem yang mampu memberikan cakupan radius komunikasi sampai 3 km. Sesuai dengan kebutuhan, kemampuan jarak komunikasi dapat ditingkatkan dengan memberikan peralatan tambahan. Sistem deteksi
-308-
Proseding Pertemuan IImiah Rekayasa Perangkat Nukfir PRPN-BATAN, 30 November 2011
nuklir terdiri dari detektor gamma, catudaya tegangan tinggi, an pengkondisi sinyal pulsa (signal conditioner'). Keluaran blok terakhir ini diteruskan melalui pemilih tinggi pulsa (pulse discriminator') untuk selanjutnya dicacah. Pemilih pulsa akan melakukan seleksi pulsa yang tepat untuk dikirim ke prosesor untuk dicacah sehingga menghasilkan pengukuran pulsa per menit atau dikonversi ke dalam satuan dosis radiasi (mikroSievert uS). Prosesor melakukan bebagai fungsi antara lain melakukan pencacahan, averaging, konversi ke dakam satuan dosis radiasi, melaksanakan komunikasi dua arah dengan modul pengumpul data. Gamma Radiation
GAMMARM
HARDWARE
PROCESSOR
CONTROL
ROOM PC RADIATION MONITOR
ANTENA
Gambar 1. Diagram blok sistem monitoring
radiasi
5. HASll DAN PEMBAHASAN Sampai saat dasar:prototype:
ini hasil
rancangan
yang
telah
diselesaikan
Sistem deteksi radiasi yang merupakan perangkat keras rangkaian pengkondisi sinyal, pemilih pulsa, dan tegangan Sistem pengukuran temperatur, kecepatan angin dan arah Rancangan hardware prosesor yang berupa rangkaian akuisisi data
adalah
berupa
rancangan
yang terdiri dari detektor radiasi, tinggi angin mikrokontroler serbaguna untuk
Perangkat lunak. Perangkat lunak ini ditanam (embeded) dalam mikrokontroler yang memfungsikan sistem akuisisi data beserta komunikasi dengan statsiun pengumpul data
5.1. Sistem Deteksi Radiasi Sebagai detektor dipergunakan tabung GM yang sensitif terhadap radiasi gamma, alfa dan beta. Detektor bertipe pan-cake memiliki spesifikasi sebagai beriktJt:
-309-
Proseding Pertemuan Ilmiah Rekayasa Perangkat Nukfir PRPN-BATAN, 30 November 2011
Detector. 2 EA. pancake-type halogen quenched G-M Window: 1.7 ± 0.3 mg/cm2 mica Window Area: Active - 31 cm2; Open - 18 cm2 Sensitivity: typically 6600 cpm/mR/hr (137 Cs gamma) Dead Time: typicaffy 80 IlS Operating Voltage: 900 volts Compatible Instruments: general-purpose survey meters, ratemeters and scalers. Construction: aluminum housing with beige powder-coat finish; stainless steel protective screen Temperature Range: SOF (-1S0C) to 122°F (SO°C); may be certified for -40 OF(-4O°C) 10 1S0°F (65°C) Size: 9.S" (24.1 cm) H x 6 "(1S.2 cm) W x 7.8" (19.8 cm) L Weight: 3.3 Ib (1.S kg)
5.2.
Rangkaian
Tegangan Tinggi
Tegangan tinggi diperlukan untuk mengoperasikan detektor radiasi. Besarnya tegangan yang perlu diberikan sangat bergantung pada detek/or yang dipergunakan. Pada umumnya tegangan antara 400V sampai 1500V dipergunakan pada kebanyakan detektor nuklir. Pada kegiatan ini diperlukan tegangan 900V untuk diberikan pad a detektor sebagai tegangan kerja. Rangkaian tegangan tinggi dirancang agar dapat memberikan tegangan 300V sampai 1000V. Rangkaian ini memenuhi tegangan yang diperlukan seperti yang tertera pada spesifikasi teknis detektor. Agar dapat menekan noise yang muncul akibat adanya ripple dari sumber tegangan tinggi, maka tegangan tinggi harus memiliki tingkat regulasi yang baik. Ripple output tegangan tinggi harus lebih kedl dari 5% dan ini secara teknis dapat dicapai dengan menggunakan modul tegangan tinggi yang telah tersedia di pasar. Berikut adalah hasil desain rangkaian tegangan tinggi yang dipergunakan.
r·---- .'-- .,.-
I ,
I
n-:---;~~U I
! I
1,1,
I.
.-
6
't.~.
-
." ",'.i'"', •.~ I .
,
<-" I
'U
i
l_.
I
I
-"= 1 -=..
_
.'
I
4'j-J~ T
I
T
I
.1,
~.
~
.".
I
Ii
'~-~I----------
-'
7' I~ I
i:!:!
j
.
'I
I
;
11
'-1'I
1.1, I L_ I
I
-J
''
1+
!i
'I
- ---------1 r----
,I
i
' ';';~•.
,~
!
-, ["" I
_n
_.
.~
... _ ..
_n._ .._.--.J i
Gambar 2: Rangkaian modul tegangan tinggi
Kualitas tegangan tinggi akan sangat menentukan dalam pencacahan nuklir. Pengalaman yang diperoleh dalam pembuatan sistem deteksi nuklir menunjukan bahwa masalah yang timbul umumnya adalah akibat pembangkitan tegangan tinggi yang mengeluarkan radiasi elektromagnetik sehingga dapat meberikan pulsa palsu pada sistem pencacah. Electromagnetic shielding perlu
-310-
Proseding Pertemuan IImiah Rekayasa Perangkat Nukfir PRPN - BA TAN, 30 November 2011
diperhatikan dalam menentukan masuk ke pencacah. 5.3. Rangkaian
pengkondisi
tata letak komponen
tegangan
tinggi
relatif terhadap
saluran
sinyal (signal conditioner')
Agar sinyal dari detektor dapat dihubungkan dengan rangkaian elektronik pencacah, maka rangkaian ,pengkondisi dipasang sebelum rangkaian diskriminator. Pengkondisi sinyal ini membentuk sinyal dari detektor sehingga berbentuk pulsa kotak. Pembentukan ini dilakukan dengan menggunakan transistor yang dioperasikan sebagai saklar (switch). Jika radiasi mengenai bagian sensitif detektor, maka akan terjadi arus listrik sehingga kapasitor akan mengalami pengisian (charging) sehingga akan membuat transistor mengalami konduksi. Sebagai akibatnya, maka akan terbentuk pulsa pada kolektor transistor. Pulsa ini cukup besar untuk diteruskan ke pencacah me/a/ui diskriminator. Hasi/ rancangan pembentuk pu/sa ini dapat di/ihat pada gambar berikut: -
-.-
ri i i
, K'
!
II I I I
."
I ~~ , ~
i'
~i---'A ..
r!
',~ I
".l._.
I
I ;
iI~! ----- ,.---- __ " ";-l
._
Gambar 3: Rangkaian pengkondisi
5.4. Rangkaian
pemilih
~
. __,
sinyal
pulsa (pulse discrminator)
Rangkaian pemilih pulsa atau yang dikenal sebagai pulse discriminator memiliki fungsi untuk memilih pulsa yang tingginya mencapai nitai tertentu. Rangkaian ini memiliki tiga masukan yaitu tegangan batas atas, tegangan batas bawah dan tegangan pulsa dari pengkondisi sinyal. Jika pulsa yang diteruskan tingginya terletak di antara batas atas (upper') dan batas bawah (lower'), maka pencacah disebutkan sebagai bekerja dalam mode diferensial. Tetapi jika hanya pulsa yang melebihi batas bawah saja, maka dikatakan pencacah bekerja pada mode integral. Dafam desain ini hanya mode integral saja dipergunakan. Ini beralasan bahwa untuk pengukuran tingkat radiasi yang tujuannya untuk keselamatan, diperlukan jumlah total kejadian radiasi yang mengenai detektor sebagai ukuran dosis radiasi. Berikut ini adalah gambar rangkaian pemilih pulsa.
-311-
Proseding Pertemuan IImiah Rekayasa Perangkat Nuklir PRPN-BATAN, 30 November 2011
--"l,
r
,
I
I
T
,
!
L .~---:-_-
I I I
Ii
i i I
j
i
!,
I
!
i I
I
i
I I
i
i
L
J
Gambar 4: Rangkaian diskriminator
pulsa
Tegangan batas atas dan bawah diberikan oleh prosesor melalui DAC (digital to analog converter) atas perintah konfigurasi dari komputer pengendali. DAC yang memiliki kemampuan komunikasi serial12C dipergunakan dengan resolusi10 bit.
5.5.
Pengukuran
temperatur,
Pengukuran (cup anemometer). maka
kecepatan dan arah angin
kecepatan angin dilakukan dengan menggunakan anemometer setengah bola Karena putaran anemometer dideteksi dengan menggunakan saklar mekanik,
r-,
JI
.•.
~ ~R
.
-.--- - --_. ~--~.-
Gambar 5: Rangkaian untuk penghitung kecepatan
.
.J
angina
Pengukuran dilakukan dengan metode menghitung putaran per satuan waktu atau identik dengan pengukuran frekuensi. Gambar 5 menunjukkan rangkaian untuk mengukur kecepatan angin. Sinyal input berupa pulsa akan memberikan picu pada monostabil sehingga diperoleh lebar pulsa yang tetap Anemometer menggunakan hanya satu saklar mekanik sehingga akan menghasil"-an satu pulsa setiap putarannya.Sedangkan arah angin dideteksi dengan menggunakan potensiometer. Bentuk fisik anemometer yang digunakan terlihat pad a gambar 6.
-312-
•
Proseding Pertemuan IImiah Rekayasa Perangkat Nuklir PRPN - BA TAN, 30 November 2011
i...•
.•_.~. __ ..••
.
,
,
Gambar 6: nemometer pengukur kecepatan dan arah angin
Pengukuran temperatur udara dilakukan dengan menggunakan sensor suhu LM35. Komponen ini memberikan pengukuran dengan akurasi 10 mVolt per derajat Celcius dan sudah dikalibrasi untuk derajat Celcius. Teg2ngan keluaran sensor ini dibaca dengan menggunakan satu kanal ADC yang terdapat dalam sistem mikrokontroler
w.
HE.WYC~PACI1l'lEt~AD. V.'PI~G ETC. 2~
',-
OIJT """"'"
'I
....•
n ••
Gambar 7: Sensor temperatur
5.6. Prosesor pengendali akuisisi data Proses yang memiliki fungsi multiguna ini terdiri dari rangkaian mikrokontroler yang dilengkapi dengan interface standar komunikasi serial RS-232. Prosesor ini memiliki fungsi menyediakan basis waktu (time base) pencacahan. sebagai pencacah (event counter'), sebagai akuisisi data cuaca (temperatur, arah dan kecepatan angin)., dan sebagai penyedia komunikasi dan pengaturan (settings) pengukuran. Pengaturan di sini beraiti menyiapkan beberapa fungsi antara lain menerima dan menyimpan parameter kalibrasi, memberikan tegangan batas atas (upper leve~ dan batas bawah (lower leve~ kepada diskriminator pulsa, mengatur basis waktu pencacahan. Yang terakhir ini berkaitan dengan jangkauan (range) pengukuran, yaitu dalam satuan mikroSievert atau miliSievert. Berikut adalah gambar hasil desain yang telah dilakukan: Oalam gambar di atas, mikrokontroler yang digunakan adalah seri AT89S8253, yang memiliki spesifikasi kemampuan sesuai dengan yang diperlukan. Untuk melakukan komunikasi serial RS232, rangkaian ini menggunakan MAX232 sebagai interface yang mengkonversi sinyal TTL (5V logic) menjadi sinyal standar RS-232 (12V dan -12V).
-313-
Proseding Perlemuan Ifmiah Rekayasa Perangkat Nukfir PRPN - BA TAN, 30 November 2011
Gambar 8: Rangkaian modul prosesor
5.7. Perangkat lunak Perangkat lunak yang dibuat dalam bahasa assembli terdiri kelompok subrutin sebagai berikut: Subrutin konversi format data Subrutin perhitungar. matematik Kelompok penampil data ke penampil LED 7-segmen Subrutin protokol komunikasi data Subrutin pencacahan Subrutin pengukuran parametE:r cuaC2 Untuk mengirimkan data melalui RS-232, menggunakan kode ASCII. Prosesor melakukan interaktif melalui string ASCII.
untuk mikrokontroler
akuisisi
biasanya sangat mudah dilakukan komunikasi dengan menggunakan
data
dengan perintah
5.7.1. Perangkat lunak konversi fonnat data Data dari PC yang dibaca, dan yang diproses oleh mikrokontroler masih berbentuk kode bilangan biner. Karenanya perlu dilakukan konversi kode dari biner ke ASCII. Dalam melakukan ini diperlukan 2 tahap: yaitu mengkonversi bilangan biner menjadi kode hexadesimal, kemudian kode hexadesimal ini dikonversi lagi menjadi kode ASCII. Sebaliknya juga dilakukan konversi dari kode ASCII menjadi kode biner ataupun BCD. Perangkat lunak pendukung ini terdiri dari: Konversi ASCII ke BCD Konversi bilangan biner ke BCD Konversi bilangan hexadesimal ke ASCII
5.7.2. Perangkat lunak untuk perhitungan matematik Kelompok
subrutin ini menyediakan
fungsi perhitungan matematik untuk bilangan biner 3 byte dan perkalian bilangan bulat bertanda (signed integer). Fungsi ini dipergunakan pad a perhitungan konversi satuan unit dari cpm ke mikroSievert. Dimana perhitungan yang digunakan memiliki bentuk:
(24 bit). Inj meliputi penjumJahan, pengurangan
D (mikroSievert)=cpm Perhitungan
x GAIN+OFFSET
ini dilakukan pada saat setiap peri ode pencacahan
selesai.
-314-
Proseding Pertemuan IImiah Rekayasa Perangkat Nuklir PRPN-BATAN, 30 November 2011
5.7.3. Perangkat
lunak untk penampil
data ke penampil
LED 7-segmen
Penampil LED yang dipergunakan menerima data secara serial. Perangkat lunak ini melakukan konversi packed BCD ke dalam bentuk simbol digit 7-segmen, membangkitkan pulsa clock serial, sinyal data serta sinyal latch untuk diteruskan ke penampil. Sinyal LATCH memindahkan isi buffer tiap digit LED yang telah diterima secara serentak ke dalam buffer penampil LED. Teknik ini dilakukan agar tampilan dapat diupdate tanpa membuat terjadi kerdipan (flicker) . 5.7.4. Perangkat
lunak protokol
komunikasi
data
Kelompok komunikasi data bekerja berdasarkan interupsi port serial. Setiap karakter yang masuk ke port serial akan membangkitkan interupsi yang difungsikan untuk mengenali pola perintah. Jika pola perintah ditemukan maka rangkaian karakter yang datang akan disimpan dalam buffer perintah. Perintah ini akan divalidasi dan dilaksanakan oleh program utama. Program utama akan memanggil subrutin yang sesuai dengan perintah. Respons diberikan jika perintah selesai dilaksanakan. 5.7.5. Perangkat
lunak untuk pencacahan
Kelompok subrutin ini melakukan fungsi-fungsi pencacahan. Dua timer yang tersedia pada komponen . mikrokontroler dipergunakan masing-masing sebagai basis-waktu (time base) dan pencacah. Basis waktu dibangkitkan dengan menggunakan interupsi timerO. TimerO diatur agar menbangkitkan interupsi setiap 125 millidetik. Sedangkan timer2 dijadikan sebagai pencacah. Periode pencacahan disimpan dalam variabel berukuran 3 byte (24 bit). Setiap kali periode pencacahan tercapai, maka proses perhitungan rata-rata (averaging) dilakukan dan selanjutnya hasH pencacahan akan ditampilkan pada penampil LED. Kelompok subrutin ini juga melakukan perintah yang berkaitan dengan pencacahan seperti menyimpan data kalibrasi yang dikirim oleh komputer master termasuk mengirimkan data pengukuran. Di sam ping itu terdapat pula rutin untuk membandingkan hasH pengukuran dengan nilai dosis batas atas dan bawah. 5.7.6. Perangkat
lunak pengukuran
parameter
cuaca
Kelompok perangkat lunak melakukan fungsi membaca data putaran (rotasi per detik) dari anemometer, membaca arah angin dari sensor potensiometer, dan membaca data temperatur dari sensor temperatur. Proses pembacaan hanya dilakukan jika diperintahkan oleh master pengendali
(PC). 5.7.7. Program
utama
Ini merupakan rutin utama sebagai program execu{;ve. Program utama me/akukan tugas sebagai berikut: Alokasi variabel sesuai dengan jenis nya konstanta di simpan dalam flash memory (code segment) atau dalam eeprom, atau dalam RAM (data segment) Mendefinisikan macro yang diperlukan agar program lebih terbaca (readable) Menginisialisasi variabel dan lokasi memori Menginisialisasi port dan pin untuk I/O Menjalankan untai lalar belakang (background program) berupa mengirimkan data ke penampil LED 7-segmen dan menunggu apakah ada perintah dari master (PC). Jika ada perintah yang valid, maka akan melaksanakannya
-315-
Proseding Pertemuan IImiah Rekayasa Perangkat Nuklir PRPN-BATAN, 30 November 2011
6.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Dalam periode kurang lebih 8 bulan ini, kegiatan ini sudah dalam tahap akhir di mana tahap rancangandasar telah dilakukan. Rancangan perangkat keras sudah dapat memberikan hasil yang memadai di mana sistem deteksi sebagian besar telah berfungsi dengan baik. Pada rancangan dasar ini penekanan masih mengutamakan sepenuhnya desain fungsi masing-masing komponen atau moduL Modul perangkat keras maupun perangkat lunak sebagian besar telah diuji dan telah memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan secara fungsional untuk masing-masing kegiatan. Perangkat lunak berfungsi sesuai dengan hasil rancangan perangkat keras untuk sistem pencacahan nuklir, pembacaan parameter cuaca. Untuk memaksimalkan hasil rancangan, masih dibutuhkan" percobaan yang lebih mendalam agar hasil rancangan secara keseluruhan memberikan hasil yang sempurna, Dalam membangun produk elektronik, uji lapangan diperlukan dalam modifikasi baik perangkat keras dan lunak.
6. DAFT
AR PUST AKA
1. 2. 3. 4.
Kenneth S. Crane. Introductory Nuclear Physics. John Wiley & Sons, Toronto. 1988. G.F. Knoll, Radiation Detection and Measurement, John Wiley, Toronto, 1989. Tsoulfanidis, Detection and Measurement of Radiation, Taylor and Francis, New York, 1995 K. Debertin and R.G. Helmer, Gamma and X-ray Spectrometry with Semiconductor Detectors, North-Holland, Amsterdam, 1988. 5. Peatman,J.B: Microcomputer based Design, McGraHill, 1982 6. ATMEl Corp: Microcontroller datasheet 89C51 7. KAMAL, RAJ., Embedded System, Architecture, Program and Design, TATA-McGrawHill, New Delhi, 2005.
PERTANYAAN: 1. Pada sistem akuisisi data, ada berapa data yang dapat disampling tiap detik? (KAHIRUL HANDONO). 2. Cara memfilter sinyal-sinyal palsu dari sistem pengukuran ini.( EDIPURWANTO) 3. Cara kerja sistem pemancar, bisa diinterup?{EDI PURWANTO) JAWABAN : 1. Pencacah pulsa menggunakan time base 2 detik. Response pencacah paling cepat adalah 2 detik. Jadi samplingnya setiap 2 detik. 2. Pengiriman data menggunakan metode chek-sum. Jika check-sum salah, maka hasil pembacaan diabaikan. 3. Komunikasi menggunakan cara master-slave, sehingga ada koordinasi perintah (oleh master).
-316-