JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1- 6
1
Rancang Bangun Sistem Pendeteksian dan Monitoring Harmonisa Menggunakan Metode DFT Dimas Okky Anggriawan, Ardyono Priyadi, Mauridhi Hery Purnomo Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak— Dewasa ini perkembangan teknologi yang pesat membuat peningkatan beban – beban non linier. Hal ini akan menyebabkan gelombang arus dan tegangan pada sistem tenaga listrik terdistorsi atau yang sering disebut harmonisa sehingga mengakibatkan keamanan dan kualitas pada sistem tenaga listrik terganggu. Untuk mengatasi permasalahan harmonisa pada sistem tenaga listrik diperlukan integrasi antara pengukuran dengan pefilteran. Oleh karena itu, dalam tugas akhir ini, dibuat rancangan prototipe untuk mendeteksi dan memonitoring harmonisa. Prototipe menggunakan mikrokontroller AVR Atmega 16 sebagai perangkat untuk akusisi data antara CT-235 dengan personal computer. Metode analisis yang digunakan untuk mendapatkan nilai THDᵢ adalah discrete fourier transform (DFT) dan digunakan software Borland Delphi 7.0 untuk menampilkannya. Prototipe ini mampu mendeteksi keberadaan harmonisa 15 atau pada frekuensi 750 Hz dengan error pembacaan arus r.m.s sebesar 33.38% dan nilai THDᵢ sebesar 37.36%.
secara permanen untuk melakukan pemantauan dan terbatas penggunaannya pada satu produsen yang sama (satu jenis merk) sehingga sulit terintegrasi dengan sistem SCADA [2]. Oleh karena itu, pada Artikel ini akan membuat prototipe pendeteksi dan monitoring harmonisa dengan menggunakan CT-235 untuk mendapatkan data analog dari gelombang arus pada sistem tenaga listrik dan metode analisis Discrete Fourier Trasnform (DFT) untuk mengubah gelombang arus dalam domain waktu menjadi domain frekuensi. Prototipe menggunakan mikrokontroller sebagai interface antara Current Transformer dengan Personal Computer yang bertujuan untuk mengolah data analog menjadi data digital untuk dianalisis di Personal Computer. Borland Delphi sebagai software untuk menampilkan gelombang output ADC, gelombang arus, nilai arus r.m.s, spektrum arus dalam domain frekuensi dan nilai THDi.
Kata Kunci— Monitoring Harmonisa, Mikrokontroller AVR Atmega 16, Analog to Digital Converter (ADC), metode DFT, THD .
I. PENDAHULUAN enggunaan beban – beban non linier seperti yang terdapat pada inverter, rectifier, lampu fluorescent dengan elektronik ballast, komputer, mesin fotocopy, mesin fax, televisi, UPS, Variable Speed Drive (VSD) untuk motor asinkron atau motor DC menyebabkan gelombang arus dan tegangan pada sistem tenaga listrik terdistorsi atau yang sering disebut harmonisa yeng mengakibatkan keamanan dan kualitas dari sistem tenaga listrik terganggu [1]. Banyak kerugian yang diakibatkan oleh timbulnya harmonisa salah satunya adalah pada sistem distribusi, aliran harmonisa dapat menurunkan kualitas daya (Power Quality) dan menyebabkan timbulnya beberapa masalah seperti terjadinya overload sistem akibat kenaikan nilai arus r.m.s, overload konduktor netral, peningkatan temperatur pada konduktor yang bisa mengakibatkan terbakarnya konduktor, terjadi salah ukur pada KWH-meter dan menurunnya umur pakai dan keandalan peralatan tenaga listrik yang digunakan. Alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran harmonisa adalah power quality analizer tetapi mempunyai kelemahan yaitu power quality analizer memiliki harga yang mahal, tidak dapat dipasang
P
II. URAIAN PENELITIAN Penelitian yang dilakukan dalam merancang prototipe pendeksian dan monitoring harmonisa meliputi tiga tahap yaitu pembuatan desain akusisi data, pembuatan software analisis harmonisa, pengujian prototipe sistem pendeteksian dan monitoring harmonisa yang didapatkan. Gambar 1 menunjukkan diagram blok prototipe pendeteksian dan monitoring harmonisa
Gambar 1. Diagram blok pendeteksian dan monitoring harmonisa
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1- 6
2
A. Pembuatan desain akusisi data Desain akuisisi data dibuat untuk komunikasi antara CT-235 dengan mikrokontroller. Rancangan desain dibuat berdasarkan spesifikasi antara CT-235 dengan Mikrokontroller. Spesifikasi CT-235 didapatkan dari pengujian dengan menggunakan alat ukur standar seperti voltmeter PSY600V, multimeter BKPRECISION dan beban linier 275 Watt. Hasil dapat dilihat pada tabel 1 dan menunjukkan kecenderungan linier sehingga menjadi acuan penggunaan CT-235 dan acuan untuk analisis pengujian prototipe. Mikrokontroller sebagai perangkat untuk melakukan proses mengubah data analog menjadi data digital memiliki spesifikasi input data analog antara 0 – 5 V. Pengolahan gelombang arus dari CT-235 ke mikrokontroller bertujuan untuk mengubah gelombang arus menjadi gelombang tegangan dan menaikkan offset-nya supaya bisa terdeteksi oleh mikrokontroller. Pengolahan gelombang arus dimulai dengan membuat rangkaian buffer yang dapat dilihat pada gambar 2
yang dihasilkan dari rangkaian inverting adder amplifier adalah tegangan yang sudah naik offset-nya. Rangkaian pada inverting adder amplifier ditunjukkan pada gambar 4 dan nilai tegangan didapatkan dari persamaan 2.
Vout (
Rf Ri
Vi
Rf Ri
Vcc )
(2)
Gambar 4. Rangkaian inverting adder amplifier pada prototipe
Hasil pengolahan gelombang arus pada prototipe dapat ditunjukkan pada tabel 1. Nilai parameter pada tabel 1 akan digunakan pada bagian analisis harmonisa dalam merepresentasikan gelombang arus sesuai dengan output dari CT-235. Gambar 2. Rangkain buffer pada prototipe
Resistor variabel pada gambar 2 berfungsi mengubah gelombang arus menjadi gelombang tegangan. IC LM358N sebagai penyangga gelombang tegangan untuk diteruskan pada rangkaian inverting amplifier. Tegangan yang masuk pada rangkaian inverting amplifier akan berubah menjadi tegangan yang bernilai negatif dan sesuai dengan gain yang dihasilkan. Nilai gain didapatkan dari persamaan 1 dan rangkaian inverting amplifier dapat dilihat pada gambar 3.
Vout
Rf Ri
Vi
(1)
Gambar 3. Rangkaian inverting amplifier pada prototipe
Hasil dari rangkaian inverting amplifier akan masuk pada rangkaian inverting adder amplifier. Rangkaian ini akan menjumlahkan tegangan dari rangkaian inverting amplifier dengan tegangan DC dari power supply sehingga tegangan
Tabel 1. Nilai parameter akuisisi data (dengan CT-235 dan mikrokontroller) parameter nilai Keterangan Rasio CT 2000 Rasio primer dan sekunder CT Rp CT 270 Resistor terpasang pada output CT Gain 1.004 Gain pada akuisisi data Offset 2.491 Offset pada akuisisi data
B. Pembuatan Software analisis harmonisa Pembuatan perangkat akuisisi pada prototipe dilanjutkan dengan pembuatan software analisis harmonisa menggunakan software Borland Delphi 7.0 dengan melalui beberapa langkah yaitu mengubah data analog menjadi digital di mikrokontroller, pembacaan sinyal dari mikrokontroller, pengkondisian sinyal dan analisis Harmonisa menggunakan metode DFT. Diagram blok pembuatan software analisis harmonisa dapat dilihat pada gambar 5. Adanya proses mengubah data analog menjadi digital di mikrokontroller karena pengolahan data pada bagian analisis harmonisa di software Borland Delphi menggunakan data digital. mikrokontroller mengatur nilai dari baud rate, jumlah bit ADC, pengaturan USART dan time delay untuk bisa berkomunikasi dari perangkat prototipe dengan personal computer. Hasil dari proses mengubah data analog menjadi data digital dapat dilihat pada tabel 2.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1- 6
3
X (m) X 2 (m)riil X 2 (m)imajiner tan1
X (m)riil X (m)imajiner
(8)
Keterangan :
2nm ) N n 0 N 1 2nm X (m)imajiner x(n) sin( ) N n 0 N 1
X (m)riil x(n) cos(
Gambar 5. Diagram blok pembuatan software analisis harmonisa
115.200 kbps
Kecepatan pengiriman data
Bit ADC Time delay
8 0.4 mili detik
Jumlah bit Kecepatan sampling rate
clock
1000 kbps
Jumlah clock maksimum
metode DFT memberikan hasil amplitudo
I input
ADC x5) xoffset 255
Vx 2000 270
N
N 1
j 2mn N
n2
2 n
i1
i n adalah amplitudo arus pada harmonisa ke n
(5)
seluruh hasil dari gelombang arus, arus r.m.s, spektrum arus dan nilai THDᵢ ditampilkan dalam sebuah view form yang dibentuk sebuah unit. C.Pengujian Prototipe Prototipe pendeteksian dan monitoring harmonisa menghasilkan beberapa panel yaitu panel bentuk gelombang dalam nilai ADC, panel bentuk gelombang arus, nilai arus r.m.s, panel bentuk spektrum arus dan nilai THDᵢ. Hasil dari pembuatan prototipe akan diuji dengan alat ukur standar FLUKE 43B pada beban linier 275 Watt. Gambar 6 menunjukkan rangkaian pengujian prototipe.
n 0
Bentuk rectangular dari persamaan 5 dinyatakan dalam persamaan 6 N 1
X (m) x(n)[cos( n 0
2nm 2nm ) j sin( )] N N
(6)
Hasil dari persamaan 6 memiliki nilai riil dan imajiner sehingga untuk mendapatkan nilai X(m) dengan cara
X (m) X (m)riil jX (m)imajiner
(11)
i 1 adalah amplitudo arus pada frekuensi dasar
(4)
THDi
i
(3)
Bagian utama pada pembuatan software analisis harmonisa adalah metode DFT yang menghasilkan spektrum arus untuk digunakan dalam proses mendapatkan nilai THDᵢ. Metode DFT ditunjukkan pada persamaan 5 [3].
X (m) x(n)e
X (m) dalam
domain frekuensi yang nilainya digunakan untuk mendapatkan nilai THDᵢ melalui persamaan 11
Dalam mempresentasikan gelombang arus dalam bentuk aslinya memerlukan pengkondisian sinyal dengan menggunakan persamaan 4 sesuai dengan pengolahan gelombang pada bagian akusisi data.
Vinput (
(10)
m,n = sampel input dalam fungsi waktu (0,1,2…N-1)
Tabel 2. Nilai parameter dari hasil proses ADC di mikrokontroller parameter nilai keterangan Baud rate
(9)
Gambar 6. Skematik rangkaian pengujian prototipe
(7)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1- 6 III. HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS Pengujian prototipe pada beban linier 275 Watt bertujuan untuk mengetahui kualitas prototipe pendeteksian dan memonitoring harmonisa. Pengujian pada prototipe ini dilakukan dengan 2 tahap yaitu pengujian pada perangkat keras prototipe dan pengujian hasil dari prototipe. Pada pengujian perangkat keras prototipe dilakukan dengan melakukan pengujian pada rangkaian buffer, rangkaian inverting amplifier, rangkaian inverting adder amplifier dan pengujian output ADC. Pada pengujian hasil prototipe dilakukan dengan pengambilan data level arus r.m.s, bentuk gelombang arus, spektrum arus hasil metode DFT, level THDi. Hasil pengukuran ini dibandingkan dengan alat ukur standar seperti multimeter BK PRECISION dan FLUKE 43B untuk mengetahui besarnya kesalahan pembacaan pada pendeteksian prototipe. A.Pengujian Rangkaian Buffer Data tegangan output dari hasil pengujian rangkaian buffer ditunjukkan pada tabel 3.
No 1 2 3 4
Tabel 3. Hasil pengukuran rangkaian buffer pada prototipe Tegangan input Tegangan Kesalahan relatif (V) output (V) (%) 0.412 0.413 0.24% 0.669 0.669 0% 0.757 0.757 0% 0.888 0.888 0% Rata - rata 0.06%
Pada tabel 3 nilai yang tercantum pada kolom mempunyai kesalahan relatif pembacaan sebesar 0.06% terhadap alat ukur standar. B.Pengujian Rangkaian Inverting Amplifier Pada prototipe besarnya Ri = 14.84 Kohm dan Rf = 14.9 Kohm. Data tegangan output dari pengujian rangkaian inverting amplifier ditunjukkan pada tabel 4. Tabel 4 Hasil pengukuran Inverting Amplifier pada prototipe Tegangan Tegangan Penguat Tegangan Out hitung Kesalahan input (V) (Gain) Out (V) (V) relatif (%) 0.438
1.004
0.44
0.439
0.23%
0.654
1.004
0.66
0.658
0.30%
0.884
1.004
0.89
0.887
0.34%
0.994
1.004
1
0.998
0.20%
Rata -rata
0.26%
4 Pada tabel 4 nilai yang tercantum pada kolom mempunyai kesalahan relatif pembacaan sebesar 0.26% terhadap alat ukur standar. C.Pengujian Rangkaian Inverting Adder Amplifier Pada prototipe besarnya E2 yang merupakan sumber DC didesain dengan nilai sebesar 2,491 V. Data tegangan output hasil pengujian rangkaian inverting adder amplifier ditunjukkan tabel 5. Tabel 5. Hasil pengukuran inverting adder amplifier pada prototipe V input V input V Output V Output Kesalahan DC (E1) DC (E2) (V) hitung (V) Relatif (%) 0.12 2,491 2.62 2.611 0.3% 0.36 2,491 2.86 2.851 0.32% 0.59 2,491 3.02 3.081 0.23% 0.76 2,491 3.26 3.251 0.28% Rata - Rata 0.28%
Pada tabel 5 nilai yang tercantum pada kolom mempunyai kesalahan relatif pembacaan sebesar 0.28% terhadap alat ukur standar. D.Pengujian Output ADC Pengujian prototipe pada output ADC perangkat akuisisi data bertujuan untuk mengetahui besarnya kesalahan dari proses konversi data analog ke digital. Data hasil pengujian output ADC pada prototipe dapat dilihat pada tabel 6.
No 1 2 3 4
Tabel 6. Hasil pengukuran output ADC pada prototipe Tegangan input Tegangan output Kesalahan (V) ADC (V) relatif (%) 2.44 2.439 0.04% 2.011 1.998 0.64% 1.768 1.756 0.67% 1.546 1.547 0.06% Rata – rata 0.35%
Pada tabel 6 nilai yang tercantum pada kolom mempunyai kesalahan relatif pembacaan sebesar 0.35% terhadap alat ukur standar. Pengujian perangkat keras prototipe menunjukkan hasil kesalahan relatif pembacaan pada rangkaian buffer 0.06%, rangkaian inverting amplifier 0.26%, rangkaian inverting adder amplifier 0.28% dan pengujian output ADC 0.35%. Hal ini berarti perangkat pada prototipe memiliki kinerja yang baik untuk digunakan sebagai perangkat akusisi data prototipe dalam mendeteksi dan monitoring harmonisa. E.Pengujian Bentuk Gelombang Arus Pengujian bentuk gelombang arus dilakukan untuk mengetahui kemampuan prototipe dalam mempresentasikan ulang bentuk gelombang arus yang telah mengalami proses konversi ADC di perangkat akuisisi data. Hal ini menjadi penting mengingat proses analisis harmonisa yang dilakukan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1- 6 oleh prototipe berdasarkan pada bentuk gelombang arus. Bentuk gelombang arus dari data yang disimpan dalam bentuk .txt oleh prototipe. Pada gambar 7 menunjukkan hasil bentuk gelombang arus pada prototipe untuk data SinyalArus6.txt yang tersimpan.
Gambar 8
5 Tabel 7. Hasil pengukuran arus r.m.s oleh prototipe pada beban linier 275 Watt Data yang Level arus (A) disimpan Kesalahan Kesalahan Prototipe Prototipe FLUKE (A) relatif (%) SinyalArus6
0.766
1.14
0.374
32.8%
SinyalArus7
0.766
1.14
0.374
32.8%
SinyalArus8
0.757
1.14
0.383
33.6%
SinyalArus9
0.754
1.14
0.386
33.86%
SinyalArus10
0.754
1.14
0.386
33.86%
0.374
33.38%
Rata-rata
Gambar 7. Bentuk gelombang arus di prototipe pada data SinyalArus6.txt hasil pengukuran beban linier 275 Watt
Terjadi error pembacaan pada amplitudo
Pada tabel 7, nilai pembacaan rata – rata yang tercantum pada kolom kesalahan relatif dari hasil pengukuran nilai arus r.m.s dibandingkan dengan FLUKE 43B adalah 33.38%. G.Pengujian Spektrum Arus dari Metode DFT Hasil Spektrum arus dari Metode DFT pada prototipe ditampilkan pada bagian view form borland delphi dengan jumlah data 2500 dan delay sampling sebesar 0.000664011. gambar 9 menunjukkan hasil spektrum arus dari metode DFT.
Gambar 10
Gambar 8. Bentuk gelombang arus hasil pengukuran beban linier 275 Watt di prototipe pada sampel 1 – 150 dari data SinyalArus6.txt
Pada gambar 7 dan 8 merupakan bentuk gelombang arus dari beban satu linier 275 Watt yang diukur dan disimpan datanya oleh prototipe. Hasil pengujian prototipe pada gambar 8 menunjukkan adanya error dalam membentuk gelombang arus yang terlihat tidak mencapai titik puncak amplitudo arus. Hal ini dikarenakan pengaruh dari error pembacaan CT-235 dan error pada komunikasi serial antara perangkat akuisisi data dengan personal computer. Bentuk gelombang arus yang tidak mencapai titik puncak amplitudo menyebabkan error pada hasil pengujian lainnya. F.Pengujian Level Arus r.m.s pada Prototipe Data level arus r.m.s dari prototipe akan dibandingkan dengan data power quality analyzer FLUKE 43B. Nilai rata – rata kesalahan pembacaan relatif arus r.m.s pada prototipe adalah 32%. Hal ini dikarenakan bentuk gelombang arus pada prototipe terjadi error pembacaan dalam menampilkan nilai puncak amplitudo arus dan error pada komunikasi serial antara perangkat akusisi data dengan personal computer. hasil pengujian level arus r,m,s pada prototipe dengan beban linier 275 Watt bisa dilihat pada tabel 7.
Harmonisa keluar pada frekuensi kelipatan 50 Hz
Gambar 9. Nilai amplitudo pada frekuensi dasar dan kelipatannnya dari hasil proses DFT pada data SinyalArus6.txt
Gambar 10. Nilai frekuensi pada frekuensi dasar dari hasil metode DFT pada data SinyalArus6.txt
Spektrum arus pada gambar 9 menunjukkan frekuensi dasar 50 Hz mempunyai nilai amplitudo yang lebih besar daripada yang lain dan nilai amplitudo pada frekuensi kelipatan dari frekuensi dasar 50Hz muncul dengan nilai yang lebih kecil. Spektrum arus dari metode DFT akan digunakan prototipe untuk mendapatkan nilai THDᵢ.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1- 6
I.Pengujian Level THDᵢ pada Prototipe Pengujian tingkat THDi pada beban linier 275 Watt ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan dari prototipe untuk mendeteksi dan monitoring THDi yang merupakan tujuan utama dari penelitian ini. Data level THDᵢ dari prototipe akan dibandingkan dengan power quality analyzer FLUKE 43B sehingga bisa diketahui berapa error rata – rata pembacaan relatif yang terjadi dari prototipe dalam melakukan pengukuran level THDᵢ. Nilai rata – rata kesalahan pembacaan relatif THDᵢ pada prototipe adalah 32% Hal ini dikarenakan bentuk gelombang arus pada prototipe terjadi error pembacaan dalam menampilkan nilai puncak amplitudo arus dan terjadi error pada komunikasi serial antara Perangkat akuisisi data dengan personal computer. Hasil pengukuran level THDᵢ pada prototipe dengan beban linier 275 Watt dan non-linier bisa dilihat pada tabel 8 dan 9 sebagai berikut Tabel 8 Hasil pengukuran nilai THDᵢ oleh prototipe pada beban linier 275 Watt Beban Linier
Kesalahan Relatif (%)
THDi
Bebanlinier1.txt
FLUKE 43B (%) 2%
Bebanlinier2.txt
6 1. Komunikasi serial antara mikrokontroller dengan personal computer (software Borland Delphi) memiliki keterbatasan dalam time delay dengan nilai maksimum sebesar 400 mikro detik. 2. Pada proses ADC menggunakan jumlah 8 bit sehingga resolusinya sebesar 0.02 Volt. 3. Metode DFT dalam mengolah data gelombang arus dalam domain waktu ke dalam bentuk domain frekuensi belum bisa secara realtime tetapi data gelombang arus disimpan terlebih dahulu. 4. Prototipe yang dibuat dalam tugas akhir ini mampu memantau keberadaan harmonisa arus hingga orde 15 (frekuensi 750 Hz) dan dalam menyajikan data arus r.m.s dan THDi memiliki error pembacaan relatif dengan alat ukur standar yaitu 33.38% dan 37.36%. Untuk meningkatkan kemampuan dan daya guna dari prototipe maka rekomendasi yang bisa diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah pada proses ADC bisa menggunakan IC yang lebih baik, device komunikasi serial yang mampu meningkatkan software borland delphi dalam penerimaan data, menggunakan metode transformasi lain yang lebih kuat dalam perubahan frekuensi dan pengintergrasian dengan web server.
Prototipe (%)
DAFTAR PUSTAKA
1,48%
26%
2%
1,48%
26%
Bebanlinier3.txt
2%
1,48%
26%
Bebanlinier4.txt
2%
1,48%
26%
[2]
26%
[3]
Rata - rata
[1]
Tabel 4.9 Hasil pengukuran nilai THDi oleh prototipe pada beban non - linier 125 Watt
[4]
Beban non Linier
[5]
THDi
Kesalahan Relatif (%)
FLUKE 43B
Prototipe
komputer5.txt
84%
137%
63%
komputer6.txt
84%
137%
63%
komputer7.txt
84%
139%
65%
komputer8.txt
84%
139%
65%
Rata - rata
64%
Pada tabel 8 dan 9 nilai pembacaan prototipe yang tercantum pada kolom rata – rata kesalahan relatif dari hasil pengukuran nilai THDᵢ dibandingkan dengan alat ukur standar FLUKE 43B adalah 26% dan 64%. I. KESIMPULAN Keseluruhan proses penelitian tugas akhir ini yang meliputi studi literatur, perancangan dan pengujian prototipe, analisis data pada prototipe untuk mendeteksi dan monitoring harmonisa dapat disimpulkan yaitu
[6]
Arfian, E.D, “Desain Sistem Pendeteksian dan Monitoring Harmonisa Berbasis LabVIEW Menggunakan Metode Transformasi S”, Tugas Akhir Elektro ITS, 2011 Setiawan, A, “Kajian Pengaruh Harmonisa Terhadap Sistem Tenaga Listrik”,Jurnal Eltek, Vol.05, No.02, Oktober,2007 Santi, G.R, “Discreate Fourier Transform Menjadi Fast Fourier Transform”, Teknik Elektro UGM IEEE Standard 519-1992, “Recommended Practices and Requirements for Harmonic Control in Electrical Power Systems”, Institute of Electrical and Electronics Engineers, 1993 Arrillaga, J., Watson, N.R., “Power System Harmonics Second Edition”, John Wiley & Sons Ltd, England, Ch. 1,2,5, 2003 Rahmat , “Desain dan Implementasi Sistem Akuisisi Data Harmonisa Arus Listrik Secara Real Time”, Poli Rekayasa Vol. 5, No. 1, UNAND, Padang, 2009
BIOGRAFI PENULIS Dimas Okky Anggriawan, dilahirkan di Klaten 19 Januari 1991. Anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Sugiarto dan Ibu Endang Ariyani. Pendidikan ditempuh di SD N 1 Keden lulus tahun 2003. Kemudian melanjutkan ke SMP N 1 Pedan lulus tahun 2006. Selanjutnya, di SMA N 1 Klaten lulus tahun 2009. Saat ini sedang menyelesaikan pendidikan pada program sarjana di Jurusan Teknik Elektro ITS, bidang studi Teknik Sistem Tenaga. Saat menjadi mahasiswa, aktif sebagai fungsionaris di Ristek Himatektro 2010/2012 dan asisten laboratorium instrumentasi pengukuran dan identifikasi sistem tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS. penulis pernah menjadi mahasiswa berprestasi 1 Jurusan Teknik Elektro ITS tahun 2011/2012. E - mail :
[email protected]