Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
ISSN: 1979-911X
RANCANG BANGUN KONTROL TEKANAN EKSPONENSIAL RUANG EVAPORASI MESIN DESTILASI MINYAK ATSIRI DAUN CENGKIH 1
Yulianto, 2Diah Meilany, 3Bambang Priyadi
1,31
Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta No. 9, Malang Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta No. 9, Malang E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] 2
ABSTRACT Clove leaves, will increase in price after made into a volatile. The extent of clove plants, easiness of processing, and constitute exsport commodity, this agree to be a business enterpris. This condition capitalized as a home industry implementing a simple technology, that is the distillation at constant pressure ±1bar and temperature ±100oC to obtain its steam, than condensated. It need longer time, much fuel, and low grade. Contents of the clove leaf oil have boiling point between 150 to 300oC at 1 bar of pressure. Distillation at low pressure/temperature produce low grade and vice versa. Higher pressure/temperature cause deformation. To get overall, inferior and higher density needed a machine completed a controller. To improve its efficiency, have to improve the grade, to cut short process duration, and squeeze fuel. Rising the pressure/temperaure will increas the grade, also opened pore of leaves. This research was carried out by designing and testing the exponential pressure controller suitable to its characteristic: start pressure at 1 bar rise exponentially to 3 bars for 5 hours. Method of the research cover designing and testing. Experiment individually of the controller and then implemented to a distillation machine. Analysis cosist of: 1) adjustment so fashioned a variable of duration, and 2) measurement the pressure as function of time. Then concluded that: 1) the controller accomplishable at appraised of the pressure reference and have flexibility to adjust so an error can be reduced till 1%, 2) the controller can be tuned with respect to the raw material and 3) proper implemented. Key word: distillation machine, clove leaf oil, controller, exponential pressure. PENDAHULUAN Daun cengkih kering yang telah rontok dapat diolah menjadi minyak atsiri. Minyak atsiri merupakan bahan pembuatan parfum, penyedap aroma masakan, dan obat-obatan [Tagora Bangkit, Rinaldry Sirait, Iriany:2012]. Dalam dunia perdagangan, minyak atsiri merupakan komuditas ekspor yang menguntungkan. Tanaman cengkih yang luas, kemudahan dalam proses pengolahan, dan merupakan komoditas yang dicari, minyak atsiri menjadi pilihan dan peluang dalam usaha produksi. Tanaman cengkih dapat tumbuh baik di ketinggian 700 meter dari permukaan laut, tersebar dan jauh dari pemukiman padat, jalur transportasi dengan volume besar yang mahal, sehingga setiap kelompok tani cengkih memproduksi minyak atsiri daun cengkih pada masing-masing wilayahnya. Teknologi yang digunakan sangat sederhana yaitu menggunakan mesin kukus dengan bahan bakar limbah daun cengkih. Dari satu kali proses destilasi minyak atsiri dengan bahan baku 1 ton, durasi proses 12 jam, menggunakan mesin kukus teknologi sederhana berbahan bakar limbah daun cengkih dapat menghasilkan 22 – 30 kg minyak daun cengkih dan dapat diperoleh keuntungan bersih sekitar Rp 600.000. Dipedesaan, cara ini telah dianggap memadai, mudah dan murah. Tapi sebenarnya masih memiliki kekurangan, antara lain: durasi proses yang lama, jumlah bahan bakar yang besar, dan minyak atsiri yang dihasilkan mempunyai kandungan air yang tinggi/rendemen rendah[Habibi W., Ayong Z. H., Panjawarni Prihatini, Mahfud: 2013,]. Secara umum minyak atsiri dikelompokkan menjadi dua kandungan, yaitu monoterpenoid dan sesquiterpenoid yang memiliki titik didih berkisar antara 150oC sampai 300oC pada tekanan 760 mmHg [Binawati Ginting: 2012]. Dengan peningkatan tekanan dan temperatur dapat menaikkan rendemen minyak atsiri karena terjadi penguapan kandungan minyak atsiri dengan berat jenis yang lebih besar dan terbukanya pori-pori daun yang lebih lebar. Usaha peningkatan efisiensi yang memungkinkan dilakukan adalah peningkatan rendemen, memperpendek durasi proses, dan menekan penggunaan bahan bakar dengan penggunaan mesin C‐187
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
ISSN: 1979-911X
desitilasi yang dilengkapi kotrol tekanan eksponensial dengan tetap mempertahankan kesederhanaan dan kemudahan pembuatan dan pengoperasian. Mayoritas produksi minyak daun cengkih dilakukan oleh pelaku industri kecil, shingga murah, mudah, dan kualitas seadanya menjadi orientasinya. Untuk memenuhi kuantitas produk, pelaku usaha kecil telah meningkatkan dengan menambah frekuensi penyulingan. Penggunaan ketel dan peralatan yang sederhana dan kurang efisien sehingga rendemen minyaknya rendah (1,5–2,0%), dengan mutu minyak yang rendah (Padminingrum, Tutik Regina: 2006). Rendemen ini seharusnya dapat ditingkatkan sampai 2 – 3%, atau sekitar 2,5% dari berat daun cengkih kering (Bangkit,T., Sirait, R., Iriany: 2012; Sukarsono, Imam Dahroni: 2005). Salah satu usaha yang masih memungkinkan dan perlu ditingkatkan adalah penekanan durasi proses untuk penghematan waktu dan bahan bakar, sehingga dapat meningkatkan frekuensi proses. Untuk dapat mencapai mencapai kemungkinan peningkatan efiseinsi mesin adalah dengan menggunakan mesin distilasi yang dilengkapi dengan perangkat kontroler tekanan yang sesuai dengan karakteristik bahan baku. Kurva tekanan proses destilasi daun cengkih berbentuk eksponensial dari tekanan 1 bar naik eksponensial menuju 3 bar dalam durasi 4 -5 jam. Kontroler demikian dapat dibuat dengan mudah, murah dan akurat dan dapat bekerja secara otomatis. Untuk keperluan ini perlu dilakukan: perancangan kontroler yang dapat bekerja secara otomtis walaupun tidak menggunakan tenaga listrik sehingga sesuai untuk dioperasikan di daerah terpencil. Tujuan penelitian ini adalah merancang, membuat dan menguji kontroler tekanan ekponensial untuk mesin destilasi minyak atsiri daun cengkih. Kontroler tekanan ekpoenensial mempunyai karakteristik: tekanan awal 1 bar naik eksponensial menuju 3 bar dengan durasi 4 – 5 jam. Kontroler cukup akurat walaupun tidak menggunakan enersi listrik sehingga dapat dioperasikan diwilayah terpencil, murah pembuatannya, dan mudah pengoperasiannya. Perancangan dan pengujian prototipe kontroler tekanan eksponensial yang mudah, murah dan layak untuk di implemtasikan pada industri kecil pengolahan produksi minyak daun cengkih dalam upaya mempertahankan tekanan proses agar mempunyai karakteristik spesifik. Karakteristik Distilasi Pada tabel 1 ditunjukkan karakteristik destilasi daun cengkih yang diperoleh dari berbagai sumber hasil penelitian. Tabel 1. Karakteristik Optimal Destilasi Daun Cengkih No 1 2
3
Kandungan Eugenol Caryofilen Eugenol Eugenol asetat Bunga cengkih Eugenol Eugenos asetat Trimetoksiasetofenon
Tekanan 0,06 kPa 15 mmHg
Temperatur (oC) 220 80 110– 120 >120
Kadar (%) 89,65 99
Keterangan Sponifikasi Fraksinasi
8,6 (BD:1,0663/15oC) 81,2 12,43 0,53
Kukus (8 jam)
Sumber: Machmud Ludfi, Wisnu Jati, Aprillina Purbasari; 2013, Sukarsono, Imam Dahroni: 2005, Henny Prianto, Rurini Retnowati, Unggul Juswono: 2013 Hubungan antara waktu destilasi terhadap rendemen minyak cengkih dengan metode steamhydro distilasi dengan microwave, rendemen minyak cengkih meningkat pada rentang waktu dua setengah jam awal. Pada jam ketiga rendemen minyak cengkih untuk massa bahan 50, 75, 100, dan 125 gram konstan pada 1.38%, 1.58%, 1.97%, dan 3.09% [Habibi W., Ayong Z. H., Panjawarni Prihatini, Mahfud: 2013,]. Teori Destilasi Minyak Atsiri Destilasi yaitu proses pemisahan satu atau beberapa zat dalam larutan dengan cara dipanaskan untuk diuapkan lalu diembunkan sehingga menjadi zat cair yang terpisah. Bila zat cair dipanaskan pada tekanan tertentu akan menguap setelah melalui titik didihnya. Semakin tinggi tekanan akan semakin tinggi titik didih. Titik didih juga tergantung jenis zat cair. C‐188
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
ISSN: 1979-911X
Petani cengkih pelaku indsutri minyak atsiri umumnya melakukan proses destilasi dengan mengukus daun cengkih kering, memanaskan air dan bahan baku yang dimasukkan dalam ketel dan dipisahkan dengan penyekat berupa saringan. Uap air dan uap minyak atsiri dialirkan melalui pipa menuju kondensor berupa 2 buah kolam. Karena ruang evaporasi, ruang kondensasi dan udara luar terhubung langsung maka mempunyai tekanan yang sama yaitu sekitar satu bar. Penyulingan dengan air dan uap ini relatif murah atau ekonomis, dengan rendemen minyak daun cengkih cukup memadai [Sukarsono, Imam Dahroni: 2005]. Mesin destilasi yang umum digunakan, adalah mesin destilasi 1) model boiler, yaitu air sebagai proses pembentukan uap dibuat terpisah dari bahan baku, 2) model kukus, produk yang didestilasi bersama air dimasukkan di tabung yang dipisah dengan saringan, lalu dipanaskan dan uap air menguapkan minyak atsiri dan membawa menuju ruang kondensasi. Pada proses destilasi minyak daun cengkih, air dipanaskan hingga menjadi uap panas, uap panas menyentuh daun cengkih kering sehingga dalam durasi tertentu dapat menguapkan minyak yang terkandung di dalamnya. Jika kandungan minyak telah berkurang diperlukanan temperatur/tekanan lebih besar untuk menguapkan minyaknya. Tekanan maksimum yang diperlukan pada akhir proses adalah 3 bar [Habibi W., Ayong Z. H., Panjawarni Prihatini, Mahfud: 2013,]. Pemanasan pada proses destilasi minyak atsiri daun cengkih perlu dibatasi dengan cara mengontrol tekanan yang terjadi. Ini diperlukan karena untuk menjaga agar tidak terjadi dekomposisi pada hasil destilasi. Tekanan dikontrol regular naik ekponensial dan berakhir pada tekanan 3 atmosfir pada durasi 4-5 jam. Tekanan Gas dan Gaya Tekanan udara pada permukaan air laut adalah 1 atmosfir mendekati 1 bar atau 1 WC (water collum) atau 1 kg/cm2. Walaupun gas bisa termampatkan tapi tidak berpengaruh terhadap gaya dorong yang dibangkitkan. Tekanan diferensial didefinisikan sebagai beda tekanan pada dua titik. Gaya lain yang dibangkitkan oleh daya apung berlaku hukum Archimedes sebagai berikut: suatu benda apabila dicelupkan ke dalam zat cair, maka benda tersebut mendapat gaya ke atas (Fapung) sebesar berat zat cair yang dipindahkan (Sridianti:2014). Gaya berat benda, gaya apung dan gaya tekanan gas dapat dikombinasikan menjadi perangkat kontrol tekanan eksponensial. Kontroler Weight = m.g Force = P. A
WEIGHT
At balance condition: Weight = Force
FORCE OF STEAM AREA
VOLUME= 2 LITER
WEIGHT
Volume of water replace = 1 liter Weigh a liter of water = 1 kg Pressure of steam generate a force
WATER
Gambar 1. Prinsip Perancangan Sensor/ Kontroler Tekanan Eksponensial Pilihan untuk mengontrol tekanan ruang evaporasi yang mudah, murah dan tidak terlalu terpengaruh temperatur adalah menggunakan prinsip kontrol berat. Tekanan di dalam ruang evaporasi mesin destilasi bervariasi dipengaruhi tekanan pada ruang terkontrol atau kecepatan pengeluaran steam. Jika tekanan masih dibawah tekanan kontroler maka tidak ada steam yang keluar, karena gaya C‐189
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
ISSN: 1979-911X
tekanan tidak mampu membuka klep otomatis. Prinsip yang memenuhi syarat dan cukup akurat adalah prinsip kontrol berat seperti ditunjukkan pada gambar 1. Di sini, tekanan ruang evaporasi dibandingkan dengan pemberat. Berat pemberat dirancang sebesar 2 kg. Tekanan ruang evaporasi dengan luasan tertentu diubah menjadi gaya pengangkat pemberat. Karakteristik Tekanan Proses Lamanya kontak uap panas terhadap daun cengkih menentukan rasio minyak cengkih terhadap air, semakin singkat waktu kontak menyebabkan terlalu banyak uap air yang diperlukan demikian juga bahan bakar yang digunakan. Tekanan/temperatur yang terlalu rendah berakibat sulit terjadi penguapan minyak cengkih sehingga memerlukan durasi proses yang panjang. Dari kedua pengertian ini maka harus ditentukan ketepatan antara tekanan dan durasi proses agar diperoleh mesin yang optimal. Pada Gambar 2 ditunjukkan karakteristik proses destilasi tekanan dan temperatur yang terjadi.
Gambar 2. Kurve Tekanan Vs Temperatur (Siti Nurhasanah: 2009). Temperatur dan tekanan ini harus naik secara eksponensial terhadap waktu selama 4-5 jam tanpa menyebabkanu dekomposisi. Pada gambar 3 ditunjukkan tekanan eksponensial yang dapat dibentuk menggunakan kontroler. Di sini ditunjukkan karakteristik proses destilasi yang mempunyai variabel: 1) temperatur/tekanan, 2) durasi proses dan 3) rendemen.
Gambar 3. Kurve Tekanan Vs Volume Air Pengukuran Tekanan, dan Temperatur. Tekanan yang digunakan adalah tekanan diferensial yaitu tekanan terhadap udara sekitar artinya tekanan 1 atmosfir (≈ 1 bar) sama dengan tekanan absolut 2 atmosfir (≈ 2 bar) . Karena 1 atmosfir = 1,0033227 kg/cm2, maka jika berat 1 kg akan ditopangkan pada luasan 1 cm2 akan diperoleh tekanan 1 bar. Ini merupakan cara konversi tekanan 1 bar menjadi berat atau gaya 1 kg dalam luasan 1 cm2. Tekanan inilah yang dibandingkan dengan tekanan ruang evaporasi. Pengukuran Durasi Proses. Durasi proses berarti waktu yang diperlukan untuk proses yaitu sekitar 4-5 jam. Karakteristik proses sesaat memiliki kecepatan produksi dan rendemen yang berbeda karena selama proses tekanan yang diterapkan pada tabung evaporasi mengikuti persamaan eksponensial yang dimulai dari 0 bar menuju 3 bar setelah 6 jam (kisaran perancangan). Kontroler Tekanan Ruang Evaporasi Kontroler harus dapat bekerja secara otomatis menghasilkan perubahan tekanan ruang evaporasi secara eksponensial. Prinsip yang digunakan adalah hukum Archimedes
C‐190
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
ISSN: 1979-911X
METODE PENELITIAN Langkah Penelitian Langkah-langkah dalam penelitian ini meliputi: 1) perancangan dan pembuatan kontroler tekanan eksponensial, 2) pengujian dan implementasi kontroler. Diagram alir pelaksanaan penelitian ditunjukkan pada Gambar 4. MULAI PERANCANGAN KONTROLER TEKANAN EKSPONENSIAL
PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KARATERISTIK KONTROLER TEKANAN EKSPONENSIAL
ANALISIS KONTROLER DAN PENYEMPURNAAN
PENGUJIAN PRODUKSI MESIN
PERUMUSAN HASIL ANALISIS DATA HASIL PENGUJIAN
SELESAI
Gambar 4. Diagram Alir Metodologi Penelitian Metode Pendekatan Sistem dan Analisis Ujicoba perangkat kontoler hasil rancangan menggunakan timbangan sebagai alat ukurnya. Ujicoba kedua adalah implementasi kontroler pada mesin destilasi menggunakan kompresor pembangkit tekanan. Dari ujicoba dibuat kurva karakteristik tekanan fungsi durasi. Pengembangan Sistem Sistem telah dikebangankan dengan mempertimbangkan tepat guna artinya mudah dan murah baik pembuatan maupun pengoperasian, dapat bekerja secara optimal. Pengembangan yang telah dilakukan adalah pembuatan kontroler berukuran fisik yang lebih kecil dan aplikatif. Perancangan Mesin Perancangan Kontroler Eksponensial Pada gambar 5, ditunjukkan prinsipal sistem kontrol tekanan eksponensial. Terdiri dari tabung silinder dan tabung kerucut. Tabung kerucut dilengkapi pemberat total 2 kg untuk mendapatkan tekanan berat 2 bar, sedangkan tabung silinder diisi air yang dapat menampung 2 liter air yang dipindahkan ketika tabung keurcut ditenggelamkan. Jika tabung kerucut tenggelam sempurna terjadi tekanan diferensial nol, dan ketika tanpa air tekanan differensial adalah 2 bar. Jika air dikeluarkan teratur konstan selama 6 jam, maka tekanan yang terjadi naik eksponensial. Volume tab. silider (Vb) ...................................... (1) Volume tab. kerucut (Vk)
................................ C‐191
(2)
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
Gaya berat (Fb)
=
(kg) ................................
1 atmosfir (Patm)
= 1,033227 kg/cm2
......................................
ISSN: 1979-911X
(3) (4)
Dilakukan asumsi sebagai berikut: Ketinggian (h1) = 0 cm s/d 20 cm, diamter tabung luar (D1)= 10 cm, volume air = Vb – Vk. Pada gambar 6 ditunjukkan gaya yang terjadi sebagai fungsi dari ketinggian level air.
d
h AIR D
Gambar 5. Kontroler Tekanan Eksponensial D=11 cm D=10 cm D=9 cm
Gambar 6. Gaya Fungsi Ketinggian Level Air PEMBAHASAN Dalam pembuatan diupayakan menggunakan bahan yang tersdia di pasaran. Bahan-bahan yang diperlukan adalah, tabung ukur perebus air elektrik, pipa fleksibel alumunium, sok mur baut dan konektor kuningan, sil karet dan sealen anti bocor tahan panas, dan gelas kaca. Semua bahan anti karat, tidak bereaksi terhadap atsiri. Alat hasil pembuatan ditunjukkan pada gambar 7
Gambar 7. Pembuatan Kontroler Tekanan Eksponensial
C‐192
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
ISSN: 1979-911X
Implementasi Walaupun dalam implementasi yang sebenarnya kontroler ini digunakan untuk mengontrol tekanan ruang evaporasi pada mesin destilasi minyak atsiri daun cengkih, tapi untuk pengujiannya diperlakukan berupa simulasi dengan memberikan takanan menggunakan kompresor. Kontroler diatur pada tekanan 1 bar (nul bar diferensial). Dilakukan pengamatan pada kontroler sampai terjadi aliran udara yang nampak berupa gelembung-gelembung dengan kecepatan tertentu. Jika telah terjadi aliran gelembung udara pada kontroler, tekanan kontroler dinaikkan secara eksponensial selama 5 jam sampai mencapai 3 bar diferensial. Variabel Yang Diteliti Dalam uji coba diperlakukan menyerupai proses destilasi dengan tekanan ruang evaporator berubah secara eksponensial terhadap waktu. Data yang diperoleh adalah tekanan ruang evaporasi sebagai fungsi waktu. Dari data dianalisis dan dibandingkan dengan karakteristik proses destilasi daun cengkih. Data ini dapat digunakan untuk mengembangan atau pengaturan bentuk pemberat benda unik. Analisis yang dilakukan meliputi: 1) Pengkosdisian awal dengan pengaturan pemberat dan volume air 2) Besanya discharge pemberat dengan pengaturan aliran pembuangan air sehingga terjadi variabel durasi waktu selama 6 jam 3) Pengukuran tekanan ruang evaporasi sebagai fungsi waktu dengan pengaturan tekanan awal sebesar 1 bar dan tekanan akhir 2 bar. Analisis Destilasi dengan tekanan/temperatur rendah akan diperoleh minyak atsiri dengan berat jenis rendah atau rendemen rendah dan sebaliknya, tekanan destilasi yang lebih tinggi menghasilkan minyak atsiri dengan berat jenis yang lebih besar. Untuk memperoleh seluruhnya, baik yang mempunyai berat jenis rendah maupun tinggi diperlukan pengaturan tekanan eksponensial. Dengan pengaturan tekanan proses eksponensial dapat dibedakan rendeman hasil produksi sebagai fungsi waktu. Pada gambar 8 ditunjukkan karakteristik peta proses produksi minyak atsiri daun cengkih.
TEKANAN
TEMPERATUR
Gambar 8. Karakteristik Peta Proses Produksi Minyak Atsiri Daun Cengkih KESIMPULAN Dari analisis dan uji coba didapatkan beberapa kesimpulan yaitu : 1)
2)
Kontroler hasil rancangan dapat bekerja pada kisaran acuan tekanan yang memadai yaitu antara 0 bar sampai dengan 2 bar dan sangat fleksibel dalam pengaturan acuan tekanan dan kesalahan dapat ditekan hingga dibawah 1 %. Ide dasar kontroler ini sangat fleksibel dapat disesuaikan dengan karakteristik bahan yang didestilasi hanya dengan mengganti bentuk pemberat unik. C‐193
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
3)
ISSN: 1979-911X
Kontroler ini layak diimplementasikan dan memenuhi syarat yang berorientasi pada harga, kemudahan pengoperasian, presisi dan handal.
Pengujian untuk berbagai bentuk pemberat benda unik perlu terus dilanjutkan sehingga setiap karakteristik bahan yang didestilasi dapat diikuti menggunakan kontroler ini. Dalam implementasinya masih ada beberapa variabel yang masih berupa asumsi dan belum disertakan dalam perancangan kontroler ini, antara lain 1) kondisi bahan baku, 2) lokasi asal bahan baku, 3) berbagai pengaturan perubahan kurva tekanan eksponensial, dan 4) pengumpanan besar/kecilnya api. Karena itu untuk memperoleh angka-angka empiris yang akurat masih belum memadai, tapi untuk implementasi telah dapat memberikan nilai tambah yang cukup memadai. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terima-kasih kepada Dirjen DIKTI sebagai penyedia dana, kepada Direktur dan UPT P2M Politeknik Negeri Malang yang telah memberi kesempatan kepada kami sehingga terlaksananya penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Binawati Ginting: 2012, Antifungal Activity of Essential Oils Some Plants in Aceh Province Against (Candida albican), Jurnal Natural Vol. 12, No. 2, 2012. Habibi W., Ayong Z. H.; Panjawarni Prihatini, Mahfud , 2013, Perbandingan Metode Steam Distillation dan Steam-Hydro Distillation dengan Microwave Terhadap Jumlah Rendemen serta Mutu Minyak Daun Cengkih, Jurnal Teknik Pomits, Vol. 2, No. 2. Henny Prianto, Rurini Retnowati, Unggul Juswono: 2013, Isolasi dan Karakteristik dari Minyak Bunga Cengkih Syzigium aromaticum) kering Hasil Distilasi Uap, Kimia Studen Jurnal, Vol. 1, No. 2, pp. 269-275 Unibraw Malang 2013 Machmud Ludfi, Wisnu Jati, Aprillina Purbasari; 2013, Peningkatan Kadar Eugenaol Minyak Atsiri Cengkih Dengan Metoda Sponifikasi-Destilasi Vakum, Jurusan Teknologi Kimia dan Industri Vol. 2, No. 2, hal. 198-203. Padminingrum, Tutik Regina: 2006, Peningkatan Efisiensi Proses Produksi Minyak Cengkih dan Nilam Sebagai Komoditas Ekspor, Jurnal Inovasi dan Aplikasi Teknologi (INOTEK), Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Negeri Yogyakarta. Siti Nurhasanah: 2009, Pemisahan Eugenol dari Minyak Cengkih dengan Cara Distilasi Fraksinasi, Jurnal, Fak. Teknologi Industri Pangan, UNPAD, (http://pustaka.unpad.ac.id/). Sukarsono, Imam Dahroni: 2005, Pembuatan Alat Distilasi Fraksinasi Minyak Daun Cengkih, Prosiding PPI– PDIPTN 2005, Puslitbang Teknologi Maju – BATAN, Jogjakarta. Sridianti:2014, Bunyi Hukum Archimides dan Gaya Apung, http://www.sridianti.com/bunyi-hukumarchimedes-tentang-gaya-apung.html. Tagora Bangkit, Rinaldry Sirait, Iriany:2012, Penentuan Kondisi Keseimbangan Unit Leaching pada Produksi Eugenol dari Daun Cengkih, Jurnal Tek. Kimia USU, Vol. 1, No. 1, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, USU, Medan, Indonesia
C‐194