Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 134-146
Adhisty Kharisma Justicia
FORMULASI MOUTHWASH MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L.) dan KAYU MANIS (Cinnamomum zeylanicum) DENGAN MENGGUNAKAN TWEEN 80 SEBAGAI SURFAKTAN Adhisty Kharisma Justicia, Ade Ferdinan, Mariani Maya Akademi Farmasi Yarsi Pontianak, Jl. Panglima Aim Pontianak, Indonesia e-mail :
[email protected] ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai “Formulasi Mouthwash Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) Dan Kayu Manis (Cinnamomum zeylanicum) dengan menggunakan Tween 80 sebagai Surfaktan”. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh konsentrasi surfaktan yang baik dalam formulasi mouthwash minyak atsiri daun kemangi dan minyak atsiri kayu manis dan stabil secara fisik. Metode penelitian yang dilakukan meliputi dua tahap yaitu pembuatan sediaan mouthwash dan uji evaluasi sediaan mouthwash. Pada pembuatan mouthwash minyak atsiri daun kemangi (Ocimum sanctum L.) dan kayu manis (Cinnamomum zeylanicum) dengan menggunakan Tween 80 sebagai surfaktan menggunakan variasi konsentrasi Tween 80 yaitu 3,75%, 7,5%, dan 15%. Pada formula mouthwash dilakukan pengujian sebelum dan sesudah kondisi penyimpanan dipercepat. Parameter yang diuji meliputi pengujian organoleptis, penentuan massa jenis, penentuan viskositas dan pengukuran pH. Dari hasil penelitian Formula II menghasilkan formula yang lebih baik dibandingkan dengan formula I dan III. Kata Kunci : Mouthwash, Minyak Atsiri Daun Kemangi dan Kayu Manis, Tween 80. Abstract This research is about “The Mouthwash Formulation of Essential Oil Basil Leaf (Ocimum sanctum L.) and Cinnamon (Cinnamomum zeylanicum) using Tween 80 as Surfactan” This research aimed to find is the best surfactan formulation of mouthwash from essential oli basil leaf and cinnamon and physically stable. The method of this research was did surround two steps there are the production of mouthwash and test evaluation of mouthwash. On the production mouthwash of atsiri basil leaf (Ocimum sanctum L.) and cinnamon (Cinnamomum zeylanicum) by using tween 80 as surfaktan used variation concentration tween 80 is 3,75%, 7,5%, and 15%. At the mouthwash formulation have done the tested before and after condition of saving accelerated on temperature 5ºC and 40ºC alternting during 6 cycles, parameter that have test surround by organoleptis test, determine of good variety mass formula I, determine the good viskositas formula I and II, and measuring the good pH formula III. Keywords : Mouthwash, Atsiri basil leaf oil and Atsiri cinnamon oil, Tween 80 Artikel diterima: 23 Februari 2017 Diterima untuk diterbitkan: 23 Maret 2017 Diterbitkan: 30 Maret 2017
134
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 134-146
Adhisty Kharisma Justicia
PENDAHULUAN Tanaman
daun
kemangi
Tanaman
selanjutnya
yang
(Ocimum sanctum L.) ini merupakan
dapat dijadikan antibakteri adalah
salah satu familia Lamiaceae. Daun
Kayu
Kemangi dapat berkhasiat sebagai
zeylanicum) ini merupakan salah satu
antibakterial, Kemangi mengandung
familia
tanin, flavonoid, steroid/triterpenoid,
banyak dimanfaatkan untuk penyedap
minyak atsiri, asam heksauronat,
pada makanan, pengobatan medis,
pentosa,
metil
serta tak jarang digunakan sebagai
homoanisat, molludistin serta asam
dupa dalam upacara keagamaan. Kulit
ursolat (Hendrawati, 2009). Daun
kayu manis mempunyai rasa pedas
kemangi
mengandung
dan manis, berbau wangi, serta
flavonoid,
polifenol
xilosa,
asam
saponin,
dan
tannin
Manis
(Cinnamomum
Lauraceae.
bersifat
Kayu
Manis
hangat. Beberapa bahan
(Pujianta, 2010). Daun Kemangi
kimia yang terkandung dalam kayu
mengandung betakaroten (provitamin
manis diantaranya minyak atsiri,
A), vitamin c dan daun kemangi juga
eugenol, cinnamic aldehida, safrol,
mengandung komponen non gizi,
tannin. kalsium oksalat, dammar, dan
antara lain senyawa flavonoid dan
zat
eugenol, arginin, anetol, boron, dan
Minyak atsiri yang berasal dari kulit
minyak atsiri. Senyawa ini juga
komponen
terbesarnya
bersifat antimikroba yang mampu
cinnaldehida
60–70%
mencegah masuknya bakteri, virus,
dengan
atau jamur yang membahayakan
aldehida,
tubuh (Putra, 2012). Daun kemangi
phelandrene dan lain–lainnya. Kadar
berkhasiat untuk mengatasi sariawan,
eugenol rata–rata 80–66%. Dalam
panu, mual, masalah-masalah untuk
kulit
pria dan bau mulut (Putra, 2012).
komponen kimiawi misalnya: damar,
Minyak atsiri daun kemangi 1 %
pelekat, tanin, zat penyamak, gula,
memiliki nilai % Penghambatan
kalsium, oksalat, dua jenis insektisida
bakteri
cinnzelanin dan cinnzelanol, cumarin
sebesar
(Yosephine, 2013).
87,50
±
3,33
penyamak
eugenol,
masih
(Hariana,2007).
ialah ditambah
beberapa
benzyl-
banyak
jenis
benzoat,
komponen-
dan sebagainya (Rismunandar,1995).
135
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 134-146
Adhisty Kharisma Justicia
Minyak Atsiri Kayu Manis memiliki
bakteri
nilai KHM sebesar 1,67 % . Minyak
negatif, jamur, dan kapang. Minyak
atsiri dari kayu manis mempunyai
atsiri daun kemangi dapat juga
daya bunuh terhadap mikroorganisme
dikembangkan dalam bentuk sediaan
(antiseptis), membangkitkan selera
mouthwash
atau menguatkan lambung (stomakik)
kebersihan dan kesehatan pada daerah
juga
rongga
memiliki
mengeluarkan
efek
angin
untuk
positif dan
untuk
mulut.
gram
menjaga
Bakteri
masalah
Minyak atsiri Kayu Manis merupakan
dihadapi
semua
preparat antimikroba alami yang
menyebabkan plak dan bau mulut.
dapat bekerja terhadap bakteri, virus,
Mouthwash Daun Kemangi dan Kayu
dan jamur (Yuliani dan Satuhu,
Manis
2012).
yang
membedakan dari pada yang lain,
dimiliki kayu manis diantara sebagai
mouthwash Daun kemangi tersendiri
peluruh kentut (carminative), peluruh
sudah
keringat (diaphoretic), antirematik,
masyarakat
penambah nafsu makan (stomachica)
sebelumnya sediaan mouthwash yang
dan penghilang rasa sakit (analgesic)
sudah dibuat hanya menggunakan
(Hariana, 2007).
salah satu dari bahan alam tersebut.
farmakologis
Minyak atsiri merupakan salah
yang
mulut
merupakan
Efek
(karminatif).
gram
orang
dikombinasikan
biasa
dilakukan
dan
pada
karena
ini
oleh
penelitian
Tanaman ini dikombinasikan karena
satu metabolit sekunder tanaman
kedua
yang banyak dilaporkan memiliki
mengandung zat antibakteri.
aktivitas antibakteri. Minyak atsiri
harus
bahan
Mouthwash
alam
bisa
tersebut
digunakan
antimikroba
sebagai agen terapetik dan juga
alami yang dapat bekerja terhadap
kosmetik. Mouthwash sebagai agen
bakteri, virus, dan jamur (Yuliani dan
terapetik dapat digunakan untuk
Satuhu, 2012). Suppakul dkk (2003)
mengatasi plak, gingivitis, karies gigi,
juga
dan stomatitis. Mouthwash sebagai
merupakan
preparat
menyebutkan
dalam
penelitiannya bahwa minyak atsiri
kosmetik
ditujukan
untuk
daun kemangi menunjukkan aktivitas
mengurangi bau mulut dengan cara
antimikroba terhadap sebagian besar
menambahkan bahan antimikrobial
136
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 134-146
atau
penambah
dalam
dan Minyak Atsiri Kayu Manis
formulanya (Nairn, 2000). Salah satu
(Cinnamonum zeylanicum), gliserin,
bahan penyusun sediaan mouthwash
tween 80, Natrium Benzoate, Na-
yaitu
Sakarin, Peppermint oil,dan aquadest.
surfaktan.
rasa
ke
Adhisty Kharisma Justicia
Surfaktan
yang
digunakan dalam formulasi ini yaitu
Formulasi Mouthwash
Tween 80. Tween 80 digunakan
Disiapkan
alat-alat
yang
karena merupakan surfaktan nonionik
digunakan, kemudian semua bahan
hidrofilik yang digunakan sebagai
ditimbang
emulgator pada sediaan stabil minyak
dibutuhkan, Pada tahap pertama fase
dalam air. Selain itu Tween 80
air dan bahan yang larut air disiapkan
digunakan sebagai agen pelarut untuk
yaitu
beberapa
Sakarin,tween
zat
termasuk
minyak
sesuai
dengan
yang
aquadest,Na-Benzoat,Na80,serta
gliserin,
esensial (Rowe et al,. 2009)
kemudian bahan yang tidak larut air
METODE PENELITIAN
dicampurkan seperti minyak atsiri
Peralatan
yang
digunakan
daun kemangi (Ocimum sanctum L.)
dalam penelitian ini adalah batang
dan
pengaduk, beaker glass 100 ml,
zeylanicum) dan Peppermint oil,
erlenmeyer, kaca arloji, gelas ukur
kedua
100 ml, botol infus, pH meter, pipet
dicampurkan bersama sambil diaduk
tetes,
hingga
sendok
timbangan
stainless
analitik,
steel,
viscometer
ostwald,dan Piknometer.
Kayu
Manis
fase
larut
ini
lalu
(Cinnamonum
kemuadian
disaring
dan
dimasukan dalam botol kaca bening. Mouthwash Daun Kemangi dan Kayu
Bahan yang digunakan dalam
Manis yang dihasilkan diuji evaluasi
pembuatan adalah Minyak Atsiri
stabilitasnya. Formulasi mouthwash
Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.)
dapat dilihat pada tabel berikut
137
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 134-146
Adhisty Kharisma Justicia
Tabel. Rancangan Formula Mouthwash minyak atsiri daun kemangi (Ocimum sanctum L.) dan Kayu Manis (Cinnamonum zeylanicum) Setiap 50 mL mouthwash mengandung : BAHAN Minyak atsiri daun kemangi Minyak atsiri kayu manis Tween 80 Gliserin Peppermint oil Natrium Benzoat Natrium sakarin Aquadest
Evaluasi
Stabilitas
I
FORMULA (%) II
III
1 1.67 3.75 5 0.3 0.4 1 ad 100
1 1.67 7.5 5 0.3 0.4 1 ad 100
1 1.67 15 5 0.3 0.4 1 ad 100
Sediaan
FUNGSI
Zat aktif Zat aktif Emulgator Wetting Agent Flavors Preservative Sweetener Pelarut
Penetapan Massa Jenis Penetapan
Mouthwash Untuk
mengetahui
stabilitas
menggunakan
massa
jenis
piknometer,
ini pada
sediaan mouthwash maka dilakukan
penggunaan piknometer ini pertama
pengujian kestabilan sebelum dan
cuci piknometer dengan aquadest,
sesudah
bilas
penyimpanan
dipercepat
dengan
alcohol/asetot,
pada suhu 5ºC dan 40ºC selama 6
keringkan di oven (1000C), dinginkan
siklus.
dalam eksikator, kemudian timbang
Satu
siklus
terdiri
dari
penyimpanan selama 24 jam pada
piknometer
suhu 5ºC dan 24 jam pada suhu 40ºC
kemudian timbang piknometer berisi
(Banker, 1979). Evaluasi ini meliputi
sampel cair (c gram).
uji organoleptis, uji pH, uji viskositas, dan penetapan massa jenis.
organoleptis
(𝑐−𝑎) 𝑚𝑙
gram),
𝑔𝑟𝑎𝑚
Uji viskositas menggunakan dilakukan
dengan melihat kejernihan,mencium bau dan warna dari mouthwash yang dibuat (Rahayu, 1994).
Rumus : (𝜌) =
(a
Uji Viskositas
Uji Organoleptis Uji
kosong
viskometer
ostwald,
dalam
pengerjaan ini pertama bersihkan dengan air, bilas dengan alcohol, masukkan air suling (sebagai cairan pembanding), kemudian dipipet air
138
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 134-146
Adhisty Kharisma Justicia
yang tadi disebelah kanan hingga
stopwatch
batas
dilepaskan dan ukur waktunya dari
atas,
setelah
itu
tahan
pada
menggunakan tangan pada saat pipet
batas
dilepaskan.
(Yosephine, 2013).
Setelah
Rumus :
𝜂2 𝜂1
=
itu
siapkan
batas
bawah
𝑡2 𝜌2 𝑡1 𝜌1
Untuk mengetahui kestabilan
Pengujian pH Setiap sampel mouthwash diukur pH.
hingga
tangan
η2: viskositas cairan pembanding (sentipoice (cP)) η1: viskositas cairan sampel (sentipoice (cP)) ρ2 : Massa Jenis dalam cairan pembanding (gram/mL) ρ1: Massa Jenis dalam cairan sampel (gram/mL) t2 : waktu aliran cairan pembanding (Detik) t1 : waktu aliran cairan sampel (Detik)
Ket:
nilai
atas
saat
Pengukuran
Mouthwash
dalam
penyimpanan
dilakukan
maka dilakukan beberapa evaluasi
dengan cara elektroda dibilas dengan
kestabilan fisik yang meliputi uji
aquadest dan dikeringkan dengan
organoleptis, uji Penetapan Massa
kertas tissue. kemudian elktroda
Jenis, uji Viskositas, dan uji pH pada
dicelupkan pada larutan sampel dan
kondisi
dibiarkan
penyimpanan
beberapa
saat
sampai
sebelum
dan
dipercepat.
sesudah Kondisi
diperoleh bacaan yang stabil, lalu
penyimpanan dipercepat yang sering
nilai pH dicatat (Apriyantono dkk,
digunakan
1989).
kestabilan adalah penyimpanan pada
HASIL DAN PEMBAHASAN
saat beberapa periode waktu pada dua
Penambahan emulgator (Tween 80) dapat mempengaruhi kelarutan suatu zat. Penambahan emulgator
rendah dari suhu kamar. Satu dilakukan
turunnya
kestabilan
permukaan
mengevaluasi
suhu yang lebih tinggi dan lebih
dalam larutan akan menyebabkan tegangan
untuk
cara untuk adalah
yang
dapat
menentukan dengan
larutan. Setelah mencapai konsentrasi
penyimpanan antara dua suhu yaitu
tertentu, tegangan permukaan akan
pada suhu 5ºC dan 40ºC secara
konstan
bergantian masing-masing 24 jam
walaupun
emulgator ditingkatkan.
konsentrasi
selama 6 siklus, kedua suhu tersebut
139
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 134-146
Adhisty Kharisma Justicia
lebih dipilih dalam metode kondisi
Terjadinya perubahan organoleptis
dipercepat
bau,kejernihan dan warna mouthwash
karena
waktu
yang
diperlukan untuk penelitian lebih
dapat
menggambarkan
singkat dibandingkan dengan suhu
perubahan
lain yang disarankan (Banker, 1979).
ketidakstabilan mouthwash.
adanya
kualitas
atau
Hasil Pengujian organoleptis
Pengujian Organoleptis Uji Organoleptis merupakan
terhadap mouthwash sebelum dan
salah satu parameter fisik untuk
sesudah kondisi dipercepat dapat
mengetahui kestabilan mouthwash.
dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Data Hasil Pengujian Organoleptis Terhadap Mouthwash Sebelum dan Sesudah Kondisi Dipercepat Formula Kondisi sebelum dipercepat mouthwash Kejernihan Warna Bau I Keruh Putih Khas II Keruh Putih Khas III Keruh Putih Khas Dari
hasil
Kondisi sesudah dipercepat Kejernihan Warna Bau Keruh Putih Khas Keruh Putih Khas Keruh Putih Khas
pengujian
dan minyak atsiri kayu manis yang
organoleptis dari formula I, II, dan III
akan merubah warna sediaan menjadi
tidak
terhadap
keruh putih. Kandungan eugenol
mouthwash sebelum dan sesudah
(fenol) dari minyak atsiri akan
kondisi dipercepat yaitu warna putih,
menyebabkan tween 80 mengendap
kejernihan pada sediaan mouthwash
saat dicampurkan sehingga dalam
keruh, dan berbau khas minyak atsiri
pengujian dan penggunaanya harus
kemangi dan kayu manis. Warna
dikocok terlebih dahulu.
keruh putih disebabkan adanya reaksi
Pengujian Massa Jenis
ada
perubahan
antara Tween 80 dengan minyak atsiri
Selain
Organoleptis,
pH,
pada sediaan mouthwash, Tween 80
Viskositas, Massa Jenis juga menjadi
incompatile/tidak tercampur dengan
salah satu uji yang menjadi syarat
senyawa
mutlak sediaan mouthwash. Hal ini
fenol
yang
terkandung
dalam minyak atsiri daun kemangi
dapat dilihat pada gambar 1.
140
Massa Jenis (gr/mL)
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 134-146
1,046 1,044 1,042 1,04 1,038 1,036 1,034 1,032 1,03 1,028 1,026
Adhisty Kharisma Justicia
1,0449 1,0422
1,0412
1,0394 SEBELUM 1,033 1,0328
FORMULA I
SESUDAH
FORMULA II
FORMULA III
Gambar 1. Diagram Hasil uji massa jenis pada saat sebelum dan sesudah kondisi dipercepat Adanya
ini
dilihat pada gambar 1 Nilai massa
disebabkan oleh perbedaan jumlah
jenis semakin menaik seiring dengan
tween 80 yang ditambahkan pada
bertambahnya konsentrasi Tween 80
masing-masing
Dari
pada kondisi sebelum dan sesudah
pengujian massa jenis, semakin besar
dipercepat. Dari gambar 1 telah
konsentrasi Tween 80 maka akan
diketahui perbedaan massa jenis
semakin
jenisnya.
sediaan mouthwash sebelum dan
Gliserin juga mempengaruhi massa
sesudah dipercepat, pada kondisi
jenis mouthwash, karena gliserin
sebelum dipercepat massa jenis lebih
sebagai wetting agent menurunkan
tinggi dibanding kondisi sesudah
tegangan permukaan bahan dengan
dipercepat. Berdasarkan evaluasi nilai
air (sudut kontak) dan meningkatkan
massa jenis formula yang baik adalah
dipersi bahan tidak larut. Literatur
Formula I dengan konsentrasi 3,75%.
menunjukkan bahwa nilai massa jenis
Hal ini dikarenakan pada Formula I
tween 80 lebih besar dari pada air
tidak jauh selisih massa jenis ketika
yaitu
kondisi
berat
sebesar
perbedaan
Formula.
massa
1,06-1,09
g/mL
sebelum
(Budavari,1996). Oleh karena itu
dipercepat.
dapat dikatakan bahwa penambahan
Pengujian Viskositas
tween 80 dapat meningkatkan nilai massa jenis mouthwash. Hal ini bisa
Pengujian
dan
sesudah
Viskositas
merupakan salah satu parameter yang
141
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 134-146
berguna
untuk
memperbaiki
Adhisty Kharisma Justicia
Viskositas
pada
pembuatan
kemampuan tuang dari mouthwash
mouthwash dari Minyak Atsiri Daun
(Martin
Kemangi dan Kayu Manis sebelum
A,
1993).
viskositas
Pengujian
menggunakan
alat
Viskositas (Poise)
viskometer ostwald. Hasil pengujian 0,02 0,018 0,016 0,014 0,012 0,01 0,008 0,006 0,004 0,002 0
dan sesudah kondisi dipercepat dapat dilihat pada gambar 2. 0,0174 0,0177
0,0092
0,0099 0,0098 0,0107
SEBELUM SESUDAH
FORMULA I
FORMULA II
FORMULA III
Gambar 2. Diagram Hasil pengukuran Viskositas Sebelum dan Sesudah Kondisi dipercepat Viskositas merupakan ukuran
formula
akan
mengubah
nilai
resistensi zat cair untuk mengalir.
viskositasnya secara signifikan. Nilai
Makin besar resistensi suatu zat cair
viskositas pada mouthwash semakin
untuk mengalir makin besar pula
meningkat seiring dengan menaiknya
viskositasnya. Daya tuang suatu
jumlah Tween 80 yang digunakan,
sediaan
nilai
cair
dipengaruhi
oleh
viskositasnya
mengalami
viskositas suatu sediaan. Penentuan
peningkatan pada ketiga formula
viskositas
(Yosephine, 2013). Semakin dekat
dapat
menggunakan
Viskometer ostwald (Martin A, 1993).
tingkat
Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa
formulasi obat kumur dengan tingkat
terjadi perubahan viskositas pada
viskositas air maka semakin mudah
seluruh sediaan mouthwash sesudah
dan
penyimpanan kondisi dipercepat. Hal
digunakan untuk berkumur, tingkat
ini menunjukkan bahwa penambahan
viskositas air murni adalah 1002 µ
Tween
Pa.S atau sekitar ± 1 cp = 1/100 poise
80
pada
masing-masing
viskositas
nyaman
suatu
produk
produk
tersebut
142
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 134-146
(Pradewa,M.R.,2008).
Adhisty Kharisma Justicia
Berdasarkan
terutama molekul zat yang berada
hasil penelitian dapat disimpulkan
pada permukaan cairan berbentuk
bahwa viskositas mouthwash yang
lapisan monomolecular yang disebut
paling baik adalah pada formula I dan
dngan molekul surfaktan (Wahyuni,
II dengan konsentrasi 3,75% dan
2012).
7,5% karena tingkat viskositasnya
Pengujian pH
mendekati viskositas air. Gambar 2
Pengujian
pH
merupakan
juga menunjukkan bahwa setelah
salah satu parameter yang bertujuan
dipercepat
mouthwash
untuk menilai apakah sediaan aman
dasarnya
atau tidak saat digunakan pada
tegangan permukaan suatu zat cair
rentang pH7. Hasil pengujian pH
dipengaruhi oleh beberapa faktor
pada pembuatan mouthwash dari
diantaranya suhu dan zat terlarut.
Minyak Atsiri Daun Kemangi dan
Dimana keberadaan zat terlarut dalam
Minyak Atsiri Kayu Manis sebelum
suatu cairan akan mempengaruhi
dan sesudah kondisi dipercepat dapat
besarnya
dilihat pada gambar 3.
semakin
viskositas besar.
Pada
tegangan 6,6
permukaan 6,53
6,43
6,4
6,53
6,4 6,13
6,2 pH
6 5,8
SEBELUM
5,77
SESUDAH
5,6 5,4 5,2 FORMULA I
FORMULA II FORMULA III
Gambar 3. Diagram pH sebelum dan sesudah kondisi dipercepat Pada Gambar 3 dapat dilihat
naik (0,3), Formula III naik (0,13).
bahwa pada sediaan mouthwash pH
Dari gambar 3 menunjukkan ada
jauh berbeda pada saat keadaan
perubahan pada pH saat kondisi
kondisi
sesudah
sebelum
dipercepat
dan
dipercepat,
pH
sediaan
sesudah dipercepat, perbandingan pH
dipengaruhi oleh bahan-bahan yang
sebelum ke sesudah dipercepat pada
terkandung
formula I naik (0,76), pada Formula II
Termasuk salah satunya yang paling
didalam
formula.
143
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 134-146
Adhisty Kharisma Justicia
berpengaruh yaitu tween 80, suhu
paling baik adalah Formula II karena
juga
dari hasil viskositas dan pH nya .
berpengaruh
terhadap
pH
mouthwash. Pengaruh tween 80 dapat menurunkan tegangan antarmuka,
KESIMPULAN
salah satu sifat penting dari surfaktan
Formula mouthwash II
adalah
untuk
konsentrasi emulgator tween 80 7.5%
meningkatkan kelarutan bahan yang
menghasilkan sediaan yang lebih baik
tidak larut atau sedikit larut dalam
dibandingkan dengan formula I dan
medium dispersi. Surfaktan pada
III setelah diuji kestabilan fisik
konsentrasi
dipercepat
kemampuan
rendah,
menurunkan
yang
dengan
meliputi
uji
tegangan permukaan dan menaikkan
organoleptis, massa jenis, viskositas
laju kelarutan (Martinet al., 1993).
dan pH.
Dari
DAFTAR PUSTAKA
ketiga
ketiganya
formula
masih
tersebut
memiliki
nilai
standar pH yg bagus untuk mulut dan dilihat pada diagram pH sediaan mouthwash yang paling mendekati pada rentang pH 7 yaitu Formula III. Penelitian ini menggunakan suatu emulgator dari golongan nonionik yaitu Tween 80 dengan konsentrasi yang yang
berbeda.
Konsentrasi
berbeda tersebut ditujukan
untuk mengetahui adanya pengaruh konsentrasi Tween 80 yang terlarut terhadap sediaan, dan dilihat pada Pengujian Organoleptis, massa jenis, viskositas penelitian
dan
pH.
Dari
menunjukkan
hasil bahwa
mouthwash minyak atsiri kemangi dan minyak atsiri kayu manis yang
Apriyantono, A, Fardiaz, D, Puspitasari, N,L, Sedarnawati, Y, dan Budianto, S, 1989, Petunjuk laboraturium Analisis Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB, Bogor. Backer, A.K. 1990,Hanbook of Nonpresciption Drugs 9th Edition, American Pharmaceutical, Washington. Banker, GS and Rodes, CT. 1979, Modern Pharmaceutis, Second edition, New York: Marsel Dokker Inc. Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi Ketiga, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Gunawan, Mulyani, 2004,Ilmu obat alam (farmakognosi), Penebar Swadaya, Jakarta. Giertsen, E, Emberland, H, danScheie, A, A, A, 1999, Effect of Mouth Rinses with Xylitol and Flouride on Dental 144
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 134-146
Plaque and Saliva, Caries Res, 33 (1), 23-31. Hariana A, 2007,Tumbuhan obat dan khasiatnya, Seri 1,Penebar Swadaya, Jakarta. Harris R, 1990, Tanaman minyak atsiri, Pene-bar Swadaya, Jakarta. HendrawatiAninditaRosendaEka,20 09,UjiToksisitasAkutEkstrak Kental Etanol Daun Kemangi (Ocimum basilicumL), Terhadap Larva ArtemiaSalinaLeachDengan Metode Bring Shrime Lethalitytest (BST), Fakultas Kedokteran, Semarang. Madigan MT, Martinko JM, Brock TD, 2000,Brock’s biology of microorganisms,11th Ed, Pearson Prentice Hall, New Jersey. Martin, Alfred, James Swarbrick, Arthur Cammarata, 1993, Farmasi Fisika, Jilid 2, Edisi ketiga, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 11541157,1163. Nairn, J, G, 2000, Solutions, Emulsion, Suspension, and Extracts dalam Gennaro, A. R, Remington : The Science dan Practice of Pharmacy, 20th edition, 728-7729, Lipincott Williams & Wilkins, Baltimore. Pujianta, S, 2010, UjiAktifitas Daya AntiBakteri Ekstrak Daun Kemangi (Ocimumsanctum L) Terhadap Bakteri Escherichia coli ATCC 11229 dan Staphylococcus aureus ATCC 6538 Secara Invitro Daun Kemangi (OcimumsanctumL),
Adhisty Kharisma Justicia
Fakultas Kedokteran. Putra, S. R., 2012, Khasiat Ajaib Kemangi., DIVA Press, Jogjakarta. Rahayu, W.P, 1994, Penuntun Praktikum Penelitian Organoleptik, Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fateta IPB, Bogor. Raymond C.R, Paul J.S dan Marian E.Q, 2009, Handbook Pharmaceutical Exipients,Sixth Edition Published, Pharmaceutical Prees and American Association, Washington. Rismunandar, Farry BP, 2001,Kayu manis:budi daya dan pengolahan, Penebar Swadaya, Jakarta. Rismunandar, Ferry B. Paimin, 2009, Kayu manis: Budi Daya dan Pengolahan, Edisi Revisi, Cetakan ke 8, Penebar Swadaya, Jakarta. Sastrohamidjojo, H, 2004., Kimia Minyak atsiri, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Sagarin, E. Dan S.D. Gershon. 1972, Cosmetics, Science and nd Technology, 2 Edition, Volume 1, John Wiley and Sons, Inc, New York. Suppakul,P.,Miltz,J.,Sonneveld,K.,da nBigger,S.W.,2003,Antimicro bial PropertiesofBasil andItsPossible Application inFood Packaging,JournalofAgricultu ral danFood Chemistry,51(11),3197-3207.
145
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 134-146
Adhisty Kharisma Justicia
Wulanjati, M. P., Yosephine, A. D., Sari, Y. A. K., dan Widhaningtyas, A., 2011, Formulasi Sediaan Mouthwash Antibakteri dari Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.), Laporan Penelitian PKM, Fakultas farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Yousem, D.M., Chalian, A.A., 1998. Oral Cavity and Pharynx. Head and Neck Surgery. Radiologic Clinic Of North America. Yosephine, D.A, 2013, Mouthwash Formulation of basil oil (Ocimum basilicum L.) and in vitro Antibacterial and Antibiofilm Activities Against Streptococcus mutans, UGM, Yogyakarta. Yuliani Sri., dan Satuhu Suyanti., 2012, Panduan Lengkap Minyak Atsiri., Penebar swadaya, Jakarta.
146