ANALISIS PENGARUH PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB UNTUK MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SETIABUDI SATU Rahma Aulia, Hanggoro Pamungkas Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530 Phone (+6221) 53696969
[email protected]
ABSTRACT The research goal, is to determine the tax audit to determine the level of tax compliance and measures to improve the quality of the examination in order to improve tax compliance in KPP Pratama Jakarta Setiabudi One. Method and object of research is quantitative, to determine the effect of tax on tax compliance checks using T test and take a place in of KPP Setiabudi One. Descriptive approach to describe the condition of the object of research it is appropriate facts on the ground. Data collection by questionnaire and secondary data obtained from the KPP Setiabudi One. The data analysis technique used is simple linear regression analysis techniques. The results achieved by the T Test results concluded that 0.260> 0.05 so the decision was made that Ho is accepted. Then stated that there was no effect of tax audits on tax compliance in KPP Setiabudi One. Conclusions KPP Setiabudi One needs to improve the quality of tax audits in order to improve tax compliance in terms of the ratio of SDM although tax audits and tax compliance in KPP Setiabudi One well categorized. (RA) Keywords: income tax, self-assessment, tax compliance and tax audit.
ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pemeriksaan pajak terhadap tingkat kepatuhan pajak dan mengetahui langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas pemeriksaan agar meningkatkan kepatuhan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Satu. Metoda dan objek penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, yaitu untuk mengetahui pengaruh pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan pajak dengan menggunakan Uji T dan mengambil lokasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Satu. Pendekatan deskriptif untuk menggambarkan kondisi objek penelitian apa adanya sesuai fakta dilapangan. Pengumpulan data dengan kuesioner dan data sekunder yang didapat dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Satu. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linear sederhana. Hasil Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Satu. Simpulan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Satu perlu meningkatkan kualitas pemeriksaan pajak agar meningkatkan kepatuhan pajak dari segi rasio SDM walaupun pemeriksaan pajak dan kepatuhan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Satu dikategorikan baik. (RA) Kata kunci : pajak penghasilan, self assessment, kepatuhan pajak dan pemeriksaan pajak.
PENDAHULUAN Pajak merupakan Pajak merupakan iuran kepada Negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayar menurut Peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang
secara langsung dapat ditunjukkan, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubungan dengan tugas Negara yang menyelenggarakan Pemerintahan. Pajak juga merupakan sumber utama penerimaan Negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin maupun pembangunan agar tercapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi besarnya penerimaan pajak masih belum diimbangi dengan peningkatan kepatuhan pajak masyarakat Indonesia. Melihat kondisi tersebut Pemerintah menjalankan suatu langkah dalam bidang perpajakan. Dengan diperkenalkannya Self Assessment system dalam sistem perpajakan Indonesia untuk melengkapi Official Assessment dan sebagai upaya kebijakan Pemerintah dalam meningkatkan penerimaan dalam Negeri dari sektor pajak. Self assessment system merupakan pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk menghitug, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. Sedangkan fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi. Dalam Self Assesment System, Wajib Pajak harus memenuhi persyaratan yaitu memiliki kesadaran, kejujuran, hasrat membayar dan kedisplinan. Keberhasilan pelaksanaan self assessment system sangat ditentukan oleh bagaimana Aparat Pajak dan Wajib Pajak mengimplementasikannya. Salah satu faktor yang mempengaruhi self assessment system adalah kepatuhan pajak, kepatuhan pajak menjadi penting dalam penerapan self assessment system. Kepatuhan perpajakan merupakan suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya, yaitu Wajib Pajak patuh mendaftarkan diri, Kepatuhan untuk menyetorkan kembali SPT, Kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan, Faktor pengetahuan atau pemahaman Wajib Pajak atas peraturan perpajakan dapat mempengaruhi juga terhadap patuh tidaknya Wajib Pajak. Kurangnya kesadaran masyarakat akan kewajibannya membayar pajak juga merupakan salah satu faktor utama lambannya kenaikan tax ratio, ini dikarenakan masih banyaknya kebocoran pajak terkait dengan belum baiknya pengelolaan potensi pajak yang masih dirongrong pungutan liar, suap dan korupsi pajak sehingga menyebabkan persepsi negatif masyarakat terhadap pengelolaan pajak di Negeri ini. Beberapa hal yang memicu rendahnya kepatuhan pajak pertama, Wajib Pajak umumnya cenderung menghindari pembayaran pajak. Kedua, tingkat kepatuhan Wajib Pajak masih terbatas pada yang bersifat administrative. Ketiga, adanya indikasi beberapa Wajib Pajak yang melakukan pemalsuan baik dokumen maupun keberadaan usahanya (Wajib Pajak fiktif). Selain itu rendahnya kepatuhan Wajib Pajak disebabkan oleh pengetahuan sebagian besar Wajib Pajak tentang pajak serta persepsi Wajib Pajak tentang pajak dan petugas pajak yang masih rendah. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan pajak adalah pemeriksaan pajak. Pemeriksaan pajak, merupakan kunci dari kepatuhan pajak, karena pemeriksaan pajak mempunyai efek jera yang signifikan terhadap Wajib Pajak. Pemeriksaan Pajak merupakan serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan dan atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan proporsional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan Perundang-undangan perpajakan. Pemeriksaan pajak yang sesuai prosedur dan teknik pemeriksaan diharapkan dapat mengungkap Wajib Pajak yang tidak jujur yaitu yang tidak mau mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau telah mempunyai NPWP tetapi tidak menyampaikan SPT, atau telah mempunyai NPWP dan telah menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar, tidak lengkap dan tidak jelas. Hal inilah yang diharapkan dari pemeriksaan pajak sebagai alat kendali untuk mengamankan penerimaan Negara dan menguji kepatuhan Wajib Pajak. Tujuannya adalah masyarakat yang sadar dan peduli pajak. Sadar berarti Wajib Pajak telah memahami dan mau melaksanakan kewajibannya untuk membayar pajak. Peduli berarti Wajib Pajak telah melaporkan semua penghasilannya tanpa ada yang disembunyikan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Semakin tinggi tingkat kepatuhan sukarela Wajib Pajak, kinerja pengumpulan pajak akan semakin baik. Oleh karena itu, peningkatan kepatuhan masyarakat memenuhi pajaknya selalu menjadi tujuan utama setiap langkah perbaikan yang dijalankan Direktorat Jenderal Pajak yang dapat meningkatkan penerimaan pajak. Dari latar belakang di atas, penulis tertarik ingin mengambil judul tentang “Analisi Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Satu. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Satu adalah sebuah tempat pelayanan yang bergerak dibidang pajak. Tempat ini digunakan Wajib Pajak untuk melaporkan dan membayarkan besarnya pajak yang terutang. Melihat dari kegiatan Kantor Pelayanan Pajak tersebut perlu diadakan pembahasan mengenai analisis pengaruh pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan pajak. Penelitian ini dilakukan agar penulis dan pembaca
mendapat pemahaman dan wawasan yang baru di dalam pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan pajak. Kami mengharapkan agar tidak terjadi kesalahan dalam pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan pajak. Penelitian Terdahulu: 1.
Dewa Ketur Suryawan, ISSN: 0852-7741 dengan judul skipsi “Kewenangan Melakukan Pemeriksaan Pajak”. Pemeriksaan pajak, fitur kunci dari system self-assessment, mungkin memiliki efek jera yang signifikan pada pembayar pajak. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pengalaman audit dapat mempengaruhi perilaku kepatuhan pembayar pajak. Sehingga hasil dari penelitian ini adalah pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pembayaran pajak.
2.
Yongzhi Niu, Ph.D, dengan judul skipsi “Tax Audit on Voluntary Compliance”. Dalam penelitianSatu kelompok studi didasarkan pada teori ekonomi mikroklasik di mana pembayar pajak diasumsikan rasional dan mengikuti aturan maksimisasi utilitas dalam membuat merekakeputusan kepatuhan pajak. Kelompok lain dari studimemperkenalkan sosiologis dan psikologis faktor, seperti moral, rasa malu, kepercayaan, kekuasaan politik,dan teori permainan, menjadi pertimbangan teoritis mereka. Dalam pendekatan ini,berbagai faktor yang mempengaruhi kepatuhan pajak yang menarik adalah audit. Kepatuhan pajak yang menantang gagasan bahwa pembayaran pajak yang jujur tidak berpengaruh signifikan terhadap aspek sistem kepatuhan pajak. Sehingga hasil dari penelitian ini adalah pembayaran pajak yang jujur tidak berpengaruh signifikan terhadap aspek sistem kepatuhan pajak.
3.
Putri Handayani (2012) dengan judul skripsi “Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Pajak dan Implikasinya terhadap Self Assessment System”. Dalam penelitian ini pemeriksaaan pajak yang baik akan diikuti dengan kepatuhan pajak yang baik juga dan kepatuhan pajak yang baik akan diikuti denga penerapan self assessment yang baik juga. Hasil dari penelitian ini adalah pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak dan kepatuhan pajak berpengaruh signifikan terhadap self assessment system.
METODE PENELITIAN 1.
2.
3.
Metode-metode pengumpulan data yang digunakan selama penyusunan skripsi antara lain adalah : Observation Penulis memperoleh informasi dari perusahaan yang akan diteliti dengan cara observasi dengan melakukan pengamatan secara langsung ke perusahaan dan mengumpulkan data dari hasil observasi yang telah dilakukan. Kuesioner Penulis menyebar kuesioner secara langsung ke bagian staf pemeriksaan pajak untuk memperoleh informasi tentang pemeriksaan pajak dan kepatuhan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Satu. Studi Kepustakaan Kami akan memperoleh informasi yang ditulis dari buku-buku yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan penulis terkait dengan perpajakan.
HASIL DAN BAHASAN Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Pajak Berdasarkan hasil Uji T, variabel kepatuhan pajak memiliki nilai signifikan sebesar 0,260 > 0,05, sehingga keputusannya adalah Ho diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Satu tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Pajak.
Coefficientsa
Model 1
Unstandardized Coefficients B Std. Error 5,639 2,213 ,121 ,105
(Constant) Pemeriksaan Pajak
Standardized Coefficients Beta ,212
t 2,548 1,150
Sig. ,017 ,260
a. Dependent Variable: Kepatuhan Pajak
Berdasarkan koefisien korelasi antara pemeriksaan pajak dengan kepatuhan pajak yaitu sebesar 0,212. Hal ini menunujukkan bahwa pemeriksaan pajak memiliki hubungan yang rendah dan positif dengan kepatuhan pajak. Correlations
Pemeriksaan Pajak
Kepatuhan Pajak
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
Pemeriksaan Pajak 1 30 ,212 ,130 30
Kepatuhan Pajak ,212 ,130 30 1 30
Sedangkan berdasarkan koefisien determinasi bahwa nilai R square sebesar 0,045. Hal ini berarti variabel pemeriksaan pajak dapat menjelaskan 4,5% variabel kepatuhan pajak dan sisanya 95,5% dipengaruhi oleh faktor lain di luar pemeriksaan pajak yang di teliti.
Model Summary Model 1
R R Square ,212a ,045
Adjusted R Square ,011
Std. Error of the Estimate 2,40403
a. Predictors: (Constant), Pemeriksaan Pajak
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1.
2.
Berdasarkan Uji T Pemeriksaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Satu tidak berpengaruh pada Kepatuhan Pajak yaitu sebesar 0,260 > 0,05, ini menandakan bahwa walaupun pemeriksaan pajak yang dilaksanakan sudah baik akan tetapi tidak berdampak baik pada kepatuhan Wajib Pajaknya, walaupun berdasarkan dari hasil penelitian ini masih banyak Wajib Pajak yang belum memenuhi kewajiban perpajakannya. Berdasarkan koefisien korelasi antara variabel x dengan y yaitu sebesar 0,212 hal ini menunjukkan bahwa pemeriksaan pajak memiliki hubungan yang rendah dan positif dengan kepatuhan pajak. Berdasarkan koefisien determinasi bahwa R Square sebesar 0,045% atau 4,5% menjelaskan variabel dependen dan sisanya 95,5% dipengaruhi oleh faktor lain diluar pemeriksaan pajak yang diteliti. Maka kualitas pemeriksaan pajak perlu ditingkatkan lagi agar kepatuhan Wajib Pajak terhadap kewajiban perpajakannya juga meningkat dengan baik sesuai dengan yang ditargetkan. Berdasarkan dari beberapa indikator pemeriksaan pajak, dapat disimpulkan bahwa rasio Sumber Daya Manusia (SDM) sebesar 67,33% dan konfirmasi kepada pihak ketiga sebesar 71,33% maka perlu adanya penambahan sumber daya manusia pada seksi pemeriksaan agar beban tugas yang ditanggung sesuai dengan jumlah pemeriksaan dan pemeriksaan pajak dapat berjalan dengan baik serta peran aktif Wajib Pajak menjadi meningkat.
3.
Berdasarkan dari indikator kepatuhan pajak dapat disimpulkan bahwa Penyampaian Surat Pemberitahuan ke Kantor Pelayanan Pajak sebelum batas waktu terakhir sebesar 78,33% maka dapat disimpulkan bahwa Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta menyampaikan SPT sebelum batas waktu yang ditetapkan dan tingkat kejujuran dan kelengkapan Wajib Pajak sudah baik dalam melaporkan kewajiban perpajakannya.
Saran Untuk mencapai pemeriksaan yang optimal dan dapat berpengaruh terhadap kepatuhan pajak. Adapun langkahlangkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pemeriksaan dalam penelitian ini sebagaiberikut: 1.
2.
3.
4.
5.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Satu harus meningkatkan dan memaksimalkan penyuluhan dengan pihak-pihak yang terkait dan tertentu mengenai kepatuhan pajak dalam menyampaikan SPT dan mengenai informasi tentang perpajakan terbaru, sehingga diharapkan pengertian masyarakat tentang pajak semakin meningkat dan dapat meningkatkan Kepatuhan Pajak. Pemeriksaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Satu sudah dilaksanakan dengan cukup baik. Namun jika dilihat dari proses pemeriksaan pajak ada yang perlu ditingkatkan dalam pelaksanaan pemeriksaan pajak agar lebih baik lagi. Kemudian yang perlu ditingkatkan adalah rasio SDM yaitu jumlah pemeriksa pajak karena berdasarkan hasil pengolahan data rasio SDM skor aktualnya hanya 101 dan < 90% dari skor ideal sebesar 300, hal ini karena beban kerja yang ditanggung oleh pemeriksa harus disesuaikan dengan jumlah sumber daya manusia yang ada pada pemeriksaan. Jika tidak bisa menyesuaikan jumlah SDM maka harus diatasi dengan melengkapi teknologi informasi dalam pemeriksaan. Meningkatkan SDM Fiskus seperti peningkatan kualitas dan kuantitas pemeriksa pajak dengan memberikan kompensasi dan intensif yang mencukupi agar kinerja pemeriksa bisa lebih optimal sehingga pemeriksaan dapat diselesaikan tepat waktu. Berdasarkan hasil Uji T bahwa pemeriksaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Satu tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Pajak, yaitu sebesar 0,260 > 0,05 maka H0 diterima. Ternyata pemeriksaan yang baik belum tentu diikuti oleh kepatuhan pajak yang baik juga. Maka dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak harus lebih memberikan pelayanan yang lebih baik lagi seperti peningkatan kemampuan dan pelatihan teknis pemeriksa agar dapat mengungkap Wajib Pajak yang tidak patuh serta meningkatkan sarana dan prasarana bagi pemeriksa dengan menyediakan sarana komputerisasi dan program elektronik perpajakan sehingga hasil penelitian ini bahwa hubungan pemeriksaan pajak yang rendah dan positif sebesar 0,212 dengan kepatuhan pajak dapat merubah pemeriksaan pajak menjadi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kepatuhan pajak. Dalam kepatuhan pajak kejujuran dan kelengkapan Wajib Pajak dalam mengisi SPT sebesar 81% serta ketepatan Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT sebesar 78,33% juga perlu ditingkatkan walaupun Wajib Pajak di K Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Satu dikategorikan baik. Adapun cara meningkatkan yaitu dengan mensolisasikan cara pengisian SPT yang lengkap kepada Wajib Pajak dan menginformasikan tentang tata cara pembayaran pajak yang baik dan benar dengan melakukan penyuluhan seperti di Perkantoran maupun di Lingkungan Masyarakat. Dalam pemeriksaan pajak, kualitas auditor, seperti pelatihan dan pendidikan teknis serta integritas pemeriksa perlu ditingkatkan lagi agar pemeriksaan yang dijalankan dapat berjalan dengan baik, pemeriksanya bersikap jujur, sopan dan objektif tanpa pandang bulu dan terhindar dari perbuatan tercela.
REFERENSI Arens, A. Alvin. (2012). Auditing, Pendekatan Terpadu edisi 6 buku 1, pp43. Jakarta: Salemba Cornelio, Purwantini dan Ignatius Bondan Suratno. (2004). Analisis Perbedaan Sikap Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Self Assessment System Pajak Penghasilan Berdasarkan Latar Belakang Wajib Pajak. Antisipasi, vol. 8, no. 1. Damayanti, Fitri. (2012). Pengaruh Penerapan Sistem administrasi Perpajakan Modern dan Pemeriksaan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Tangerang. Diakses pada 19 Januari 2012 dari word wide web: http://journal.aktfebuinjkt.ac.id/?page_id=165 Devano, Sony. (2010). Perpajakan, Konsep, Teori dan Isu, pp102. Jakarta: Prenada Media Group. Handayani, Putri. (2012). Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Keptuhan Pajak yang Berimplikasi terhdap Self Assessment. Skripsi S1. Fakultas Ekonomi Universitas Unikom Bandung.
Hidayat, Nur. (2013). Pemeriksaan Pajak Menghindari dan Menghadapi, Rayendra L (ed.), pp11-17. Jakarta: PT Elex Media Komputindo KOMPAS. James, Simon and Clinton, Alley. (2004). Tax Compliance, Self-Assesment and Tax Administration, Journal of Financial and Management in Public Services.Volume 2 Number 2. Keputusan Menteri Keuangan No.545/KMK 04/2000 Ketentuan Umum Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 28 tahun 2008 dan diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 29 ayat 1, Pasal 31. Larry, Roy. (2013). Jurus Kilat Mahir SPSS, L Abdul (ed.), pp10-11. Jakarta: Dunia Komputer. Mardiasmo. (2009). Perpajakan Edisii Revisi 2009, Andi (ed.) pp50-51. Yogyakarta: Andi offset. Mulyadi. (2002). Auditing Edisi 6 Buku I dan II, pp49. Jakarta: Salemba Empat. Narimawati, Umi. (2010). Penulisan karya ilmiah, pp40-50. Bekasi: Penerbit Ganesis. Nasucha, Chaizi. (2004). Reformasi Administrasi Publik Teori dan Praktik, pp139. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Nurmantu, Safri. (2005). Pengantar Perpajakan, pp138. Jakarta: Granit. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.03/2007 Pramudya. (2011). Self assessment system. Diakses pada 11 November 2011 dari word wide web: www.clickgtg.blogspot.com/2009/04/self_assessment_system.html. Prasetyo, Adhinur. (2008). Kepatuhan Bayar Pajak di Indonesia Masih Rendah. Diakses 19 Januari 2012 dari word wide web: www.antaranews.com/view/?!=12010863458c=EKB8s= Printara, Diaz. (2011). Kupas Tuntas Pengawasan, pemeriksaan, dan Penyidikan Pajak,Sigit Kesit (ed.), pp66. Jakarta: PT Indeks. Kurnia, Siti. (2010). Perpajakan Indonesia, pp22-245. Yogyakarta: Graha Ilmu. Rachmany, Fuad. (2011). Lima Sasaran Pemeriksaan. Diakses pada 2 April 2011 dari word wide web: http://bisnis.vivanews.com/news/read/223919-5-wajib-pajaksasaran-pemerintah-tahun-2012 Rahmad, Ryan. (2009). Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak Penghasilan Badan. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Rini, Indah (2008). Analisis Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Memenuhi Kewajiban Perpajakan Pada KPP Kebayoran baru dua. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Santoso, Wahyu. (2008). Analisis Resiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak. 1 Oktober 2008. Vol. 5, No. 1. Saputro, Hendro. (2011). Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Formal oleh Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Samarinda. Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B, pp2-147. Jakarta: Alfabeta Trisia, Gardina dan Haryanto Dedy. (2006). Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak. Modus, vol. 18, no. 1, hal. 10-28. Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia, Ema Sri Suharsih (ed.), pp2-102. Jakarta: Salemba Empat.
RIWAYAT PENULIS Rahma Aulia lahir di Jakarta pada 18 Maret 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2013.