4.3.2. Analisis Inversi Setelah mendapatkan model inisial AI dan SI, perlu ditentukan metoda inversi mana yang akan digunakan untuk transformasi LMR nantinya. Analisis inversi dilakukan terhadap seluruh metoda inversi yang tersedia di modul STRATA Hampson Russell CE8/R2 yaitu metoda inversi Modelbased Hardconstrain, Modelbased Softconstrain, Bandlimited, Colored, Sparse spike Maximum Likelihood (MLH), dan Sparse spike Linear Programing (LP). Analisis dilakukan dengan mengubah-ubah parameter inversi tiap-tiap metoda sehingga mendapatkan korelasi sintetik yang terbesar dengan error yang terkecil terhadap data log sumur serta kesesuaian bentuk log hasil inversi dengan log sumur. 4.3.3 Inversi AI 4.3.3.1 Inversi Model Based Softconstrain Parameter : inversion window ± 10 ms dari Top-Bekasap A sampai BaseBekasap C, Softconstrain 0.25, iterasi 14 kali, scaler 1, dan scaler range dari Top-Bekasap A sampai Base-Bekasap C. 4.3.3.2 Inversi Model Based Hardconstrain Parameter : inversion window ± 10 ms dari Top-Bekasap A sampai BaseBekasap C, hardconstrain lower 25% - upper 25%, iterasi 5 kali, scaler 0.9, dan scaler range ± 20 ms dari Top-Bekasap A sampai Base-Bekasap C. 4.3.3.3 Inversi Bandlimited Parameter : inversion window ± 10 ms dari Top-Bekasap A sampai BaseBekasap C, high cut frekuensi 85 Hz, scaler 0.95, scaler range range ± 30 ms dari Top-Bekasap A sampai Base-Bekasap C.
70
HARDCONSTRAIN
N
SOFT CONSTRAIN
Gambar 4.30
Penampang Inversi AI Model Based softconstrain (bawah) dan hardconstrain (atas) pada inline 968 memberikan visualisasi yang lebih baik dibandingkan metoda lainnya. Kemenerusan dan kesesuaian warna impedansi akustik dengan sumur menandakan hasil inversi cukup baik untuk ditransformasi lebih lanjut.
71
4.3.3.4 Inversi Colored Parameter : inversion window ± 10 ms dari Top-Bekasap A sampai BaseBekasap C, menggunakan operator dengan : -
sample rate : 2 ms
- operator length 150 ms
-
threshold for inversion 15%
- taper length 15 ms
-
frekuensi range 2-90 Hz
Highpass frekuensi 75 Hz, Highcut frekuensi 85 Hz 4.3.3.5 Inversi Sparse spike MLH Parameter : inversion window ± 10 ms dari Top-Bekasap A sampai BaseBekasap C, maximum number of spikes 100, spike detection threshold 15%, hardconstrain lower 25% - upper 25%, iterasi 6, scaler 0.95, scaler range ± 30 ms dari Top-Bekasap A sampai Base-Bekasap C. 4.3.3.6 Inversi Sparse spike LP Parameter : inversion window ± 10 ms dari Top-Bekasap A sampai BaseBekasap C, sparseness 75%, maximum cut frekuensi 10 Hz, panjang gelombang 128 ms, scaler 1, scaler range dari Top-Bekasap A sampai BaseBekasap C.
4.3.4
Inversi SI
4.3.4.1 Inversi Model Based Softconstrain Parameter : inversion window ± 20 ms dari Top-Bekasap A sampai BaseBekasap C, Softconstrain 0.4, iterasi 12 kali, scaler 1, dan scaler range ± 10 ms dari Top-Bekasap A sampai Base-Bekasap C.
72
COLORED INVERSION
N
BANDLIMITED
Gambar 4.31 Penampang Inversi AI bandlimited (bawah) dan colored inversion (atas) pada inline 968 yang melewati sumur ES188 memperlihatkan hasil inversi secara tampilan sudah cukup baik, namun terdapat ketidaksesuaian warna impedansi sumur dengan seismik di kedalaman tertentu.
73
SPARSE SPIKE LP
N
SPARSE SPIKE MLH
N
Gambar 4.32 Penampang Inversi AI sparse spike Linear Programing (atas) pada inline 987 melewati sumur ES-191. Penampang inversi Sparse spike Maximum Likelihood (bawah) pada inline 968 melewati sumur ES-188. Secara umum tampilan hasil inversi sparse spike sudah baik dan memiliki kesesuaian warna impedansi pada sumur yang dilewati.
74
4.3.4.2 Inversi Model Based Hardconstrain Parameter : inversion window ± 20 ms dari Top-Bekasap A sampai BaseBekasap C, hardconstrain lower 25% - upper 25%, iterasi 10 kali, scaler 1, dan scaler range ± 10 ms dari Top-Bekasap A sampai Base-Bekasap C. 4.3.4.3 Inversi Bandlimited Parameter : inversion window ± 20 ms dari Top-Bekasap A sampai BaseBekasap C, high cut frekuensi 85 Hz, scaler 1, scaler range range ± 30 ms dari Top-Bekasap A sampai Base-Bekasap C. 4.3.4.4 Inversi Colored Parameter : inversion window dari Top-Bekasap A sampai Base-Bekasap C, menggunakan operator dengan : -
sample rate : 2 ms
- operator length 150 ms
-
threshold for inversion 15%
- taper length 15 ms
-
frekuensi range 2-90 Hz
Highpass frekuensi 70 Hz, Highcut frekuensi 90 Hz 4.3.4.5 Inversi Sparse spike MLH Parameter : inversion window ± 10 ms dari Top-Bekasap A sampai BaseBekasap C, maximum number of spikes 100, spike detection threshold 15%, hardconstrain lower 25% - upper 25%, iterasi 5, scaler 1, scaler range ± 20 ms dari Top-Bekasap A sampai BaseBekasap C.
75
BANDLIMITED
N
COLORED INVERSION
Gambar 4.33 Penampang Inversi SI bandlimited (atas) dan colored inversion (bawah) pada inline 968 yang melewati sumur ES188 memperlihatkan hasil inversi secara tampilan sudah cukup baik, namun terdapat ketidaksesuaian warna impedansi sumur dengan seismik di kedalaman tertentu.
76
SOFT CONSTRAIN
N
HARD CONSTRAIN
Gambar 4.34 Penampang inversi SI Model Based sofconstrain (atas) dan hardconstrain (bawah) yang melewati sumur ES-188 memperlihatkan tampilan yang paling baik dari metoda lainnya. Sebaran dan kontinuitas lapisannya mendekati model geologi yang lebih realistis. Warna semakin terang menandakan tight sand yang semakin tinggi impedansinya.
77
N
SPARSE SPIKE MLH
N
SPARSE SPIKE LP
Gambar 4.35 Penampang Inversi SI Sparse Spike MLH (atas) pada inline 968 melewati sumur ES-188. Penampang inversi Sparse Spike LP pada inline 987 (bawah) melewati sumur ES-191. Hasil inversi Sparse Spike memberikan hasil yang cukup baik dari segi tampilan dan kesesuaian warna impedansi sumur dengan seismik.
78
4.3.4.6 Inversi Sparse Spike LP Parameter : inversion window dari Top-Bekasap A sampai Base-Bekasap C, sparseness 25%, maximum cut frekuensi 10 Hz, panjang gelombang 128 ms, scaler 1, scaler range dari Top-Bekasap A sampai Base-Bekasap C.
4.4 Transformasi Parameter AVO Setelah mendapatkan volume inversi AI dan SI, kemudian transformasi LMR dilakukan dengan input volume AI dan SI. Transformasi ini menghasilkan volume Lambda Rho dan Mu Rho. Kemudian untuk mendapatkan volume Lambda per Mu dilakukan pembagian volume inversi Lambda Rho dengan Mu Rho. Rumusan transformasi Lambda Rho dan Mu Rho adalah sebagai berikut :
: ZS2 : ZP2
OU
( UVS )2 ( UVP )2
PU ( O 2 P )U
ZP2 2 ZS2
Dimana Zp = AI dan Zs = SI.
Kemudian juga dilakukan pembagian volume AI dengan SI untuk mendapatkan Volume Vp/Vs karena berdasarkan hasil crossplot, Vp/Vs juga sensitif dalam memisahkan porous sand dengan shale. Parameter lain yang ditransformasi dan dapat digunakan dalam analisis litologi adalah Poisson’s Ratio yang merupakan parameter elastis, dapat dinyatakan sebagai fungsi kecepatan gelombang P dan S (Vp dan Vs). Besarnya Poisson’s Ratio dalam medium elastis isotropis adalah :
79
N
Gambar 4.36 Penampang Lambda Rho pada inline 968 melewati sumur ES-188, warna putih menunjukkan porous sand, warna hitam ialah tight sand, sedangkan warna lainnya adalah shale. Log Saturasi Air berwarna ungu yang terjadi defleksi (penurunan) < 0.85 menandakan adanya zona porous sand berwarna kuning-putih yang di overlay dengan warna Lambda Rho sumur.
80
N
Gambar 4.37 Penampang Mu Rho inline 987 yang melewati sumur ES-191. Tight sand berwarna coklat yang bernilai > 28 Gpa.gr/cc, sesuai dengan nilai cutoff dari hasil crossplot yang telah dilakukan. Terlihat sebaran tight sand di Bekasap A, B maupun C.
81
Gambar 4.38 Penampang Lambda per Mu pada inline 968 yang melewati sumur ES-188. Sebaran oil sand berwarna merah-kuning-putih sedangkan warna hijau, biru dan hitam adalah shale/ nonreservoar. Penampang Lambda per Mu yang dihasilkan sudah menunjukkan kesesuaian warna log Lambda per Mu pada sumur ES-188. Zona oil sand yang didapat memang terbukti mengandung minyak dari hasil studi sebelumnya (analisis petrofisika) pada zona A, B, dan C sand berwarna kotak hitam pada gambar hasil analisis petrofisika.
82
N
Gambar 4.39 Penampang Vp/Vs pada inlne 968 yang melewati sumur ES-188. Volume Vp/Vs merupakan hasil pembagian volume inversi AI dengan SI. Warna kuning-putih adalah porous sand yang terlihat di dalam tubuh batuan reservoar Bekasap A, B dan C. Log Saturasi air pada sumur ES-188 (warna ungu) dengan defleksi ke kiri (penurunan nilai Sw) dibawah 0.85 ialah zona reservoar ( porous sand), juga diperlihatkan oleh warna kuning-putih Vp/Vs pada sumur adalah zona reservoar Warna lainnya diinterpretasi sebagai shale/ non reservoar.
83
N
LINE 872
Gambar 4.40 Penampang Poisson’s Ratio pada inline 872 yang melewati sumur ES-185. Warna kuning-putih menunjukkan porous sand, sedangkan warna lain adalah non reservoar/ shale. Dari segi hasil, tampilan transformasi Poisson’s Ratio kurang bagus menampilkan kemenerusan reservoar, terlihat dari ketidaksesuaian warna log poisson’s ratio sumur dengan seismik, sehingga volume inversi Poisson’s Ratio tidak akan digunakan lebih lanjut dalam interpretasi dan analisis.
84