Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Daya Saing TK Indonesia Di Kawasan ASEAN
Latif Adam 26 April
Penentu Daya Saing
Perkembangan Produktivitas TK di ASEAN Produktivitas (Ribuan US$) Negara
1980
1990
2000
2010
2013
Singapura
44.0
65.6
96.7
116.9
121.9
Malaysia
19.7
26.0
38.1
47.9
50.2
Thailand
7.3
11.3
17.4
22.4
24.5
Indonesia
8.7
10.9
13.9
19.2
21.9
10.9
10.1
11.5
14.0
15.7
-
3.2
4.6
7.2
8.4
Vietnam
2.5
2.8
4.7
7.5
8.4
Myanmar
1.6
1.6
2.5
6.6
7.7
-
-
2.7
4.1
4.9
420.7
203.1
189.8
167.2
160.4
Filipina Laos
Kamboja Brunei
Sumber: Asian Productivity Organization
Perkembangan Produktivitas TK Indonesia Relatif Tertinggal
Singapura Malaysia Thailand Indonesia Filipina Laos Vietnam Myanmar Kamboja
Pertumbuhan Produktivitas (%) 1980-1990 1990-2000 2000-2013 1980-2013*) 4.1 3.9 1.8 3.1 2.8 3.8 2.1 2.9 4.5 4.3 2.6 3.7 2.3 2.4 3.5 2.8 -0.8 1.3 2.4 1.1 3.6 4.6 4.3 1.1 5.4 4.4 3.7 0.0 4.4 8.8 4.9 3.7 4.5 4.7 -7.0 -1.0 -1.0 -2.9
Brunei Sumber: Asian Productivity Organization
Produktivitas TK Indonesia Hanya 18% dari Produktivitas TK Singapura
Penyebab:
Rasio terhadap Singapura
Pola perkenomian yang berkembang Kesenjangan kemampuan dalam proses inovasi, difusi, dan pemanfaatan teknologi
Negara
1980
1990
2000
2010 2013
Singapura
100.0
100.0
100.0
100.0 100.0
Malaysia
44.8
39.6
39.4
41.0
41.2
Thailand
16.5
17.3
18.0
19.1
20.1
Implikasi:
Indonesia
19.8
16.6
14.4
16.4
18.0
Filipina
24.8
15.4
11.9
11.9
12.9
-
4.9
4.8
6.2
6.9
Vietnam
5.6
4.2
4.9
6.4
6.9
Myanmar
3.6
2.4
2.5
5.6
6.3
-
-
2.8
3.5
4.0
Rendahnya produktivitas dan meningkatnya upah mendorong naiknya unit labor cost.
Laos
Kamboja Brunei
955.3
309.4 189.00
143.0 131.6
Perkembangan Upah Minimum Nominal Di Berbagai Negara (Menggunakan Mata Uang Masing-Masing) 14,000
1,400,000 1332400
12,000
1,200,000 1119100
10,000
1,000,000
988800 908800
830700
8,000
800,000
743200 667900
6,000
600,000
602200
4,000
400,000
2,000
200,000
0
0 2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Indonesia dan Vietnam menggunakan aksis vertikal yang di kanan
Sumber Data: ILO
| 6
Karakteristik Pendidikan Angkatan Kerja, 2015 6.4
8.33
7.54
2.68
12.65
9.44
10.32
17.25
6.22
18.03
2.75
44.27 0
5
TOTAL
Sumber: BPS
10
15
114.82
20
25
30
7.56
35
40
45
50
(Jumlah orang dalam juta)
Educational levels of Indonesian workforce are low compared to some other Asian countries Singapore Philippines
Malaysia
Korea (Rep. of) Indonesia 0
20
Less than primary Source: ILO 2014
40 Primary
60 Secondary
80
100 Tertiary 8
Pembangunan SDM:
Menjadi fondasi dari upaya peningkatan daya saing dan produktivitas TK Pembangunan SDM di Indonesia masih belum begitu menggembirakan
Perkembangan IPM di ASEAN I PM
1990
2000
Myanmar
2010
0.684
Laos
0.668 0.666 0.555 0.575 0.536
Kamboja
0.912 0.856 0.779 0.726
0.665
Vietnam
0.654 0.653 0.536 0.539 0.52
Filipina
0.897 0.843 0.769 0.716
Indonesia
0.623 0.575 0.419 0.462 0.425
Thailand
0.606
Malaysia 0.819 0.819 0.723 0.648
Brunei
0.586 0.475 0.364 0.397 0.352
0.531
0.718 0.782 0.641 0.572
Singapura
2014
PER KEMB A N GA N I PM ( %) Brunei
Malaysia
Thailand
Indonesia
Filipina
Vietnam
Kamboja
Laos
Myanmar
1.6
1.4
1.6
1
1.1
2010-2014
0.6 0.4
0.5 0.5
0.7
0.8
1
0.9
2000-2010
0.4 0.4 0.3 0.4
0.5
0.3
0.6
0.7
1 0.9
0.9 0.6
0.5
1990-2000
1.8
1.8
2 1.6 1.3
1.4 1.5
1.2 1.3 1.3
1.3
1.9
1.9
2.5
Singapura
1990-2014
Pada tahun 2014 IPM Indonesia ada di posisi 110 (dari 187 negara), menurun dari posisi 108 pada tahun 2013 Bersama dengan Filipina, Vietnam, Laos, dan Kamboja, Indonesia adalah negara dengan IPM Medium IPM bervariasi antar daerah
IPM menurut Kesehatan, Pendidikan, dan Standar Hidup di ASEAN Kesehatan (AHH) 83
80
78.8
74.7
74.4
68.9
75.8
68.2
Standar Hidup
90
68.4
76.628 72.57
66.2
65.9
70
60
50
40
Pendidikan 18
16 14 12 10
15.4 10.6 14.5
12
30
10 13.5 8.8 12.7
13 7.3
7.6
8.9 11.9 11.3
10 7.5
10.9
10.6 8.6
8
4.4
6 4
8
22.762 20
6
13.323
5 4.1 4
9.788
10
7.915 5.092
2
2 0
0
2.949
4.68
4.608
0
PNB
HLS
RLS
Singapura
Brunei
Malaysia
Thailand
Indonesia
Filipina
Vietnam
Kamboja
Laos
Myanmar
RLS penduduk Indonesia hanya 7.6 tahun, tidak tamat SMP Menciptakan struktur angkatan kerja yang didominasi oleh mereka dengan pendidikan tamat SD
Perbandingan Beberapa Indikator Kesehatan Negara
Bayi dengan ASI Ekslusif
Bayi kekurangan Imunisasi (% dari bayi umur 1 tahun)
Tingkat Kematian (per 100 0 kelahiran )
Anak Kekurangan Gizi (% dari Balita)
Tingkat Kematian orang dewasa (per 1000 penduduk)
Penyebab Kematian (per 100.000 penduduk)
DTP
Campak
Bayi
Balita
Kerdil
L
P
Malaria
TBC
HIV (% dari pendudu k usia 1549)
Anggaran kesehat -an (% dari PDB
Singapura
-
2
5
2.2
2.8
4.4
38
69
-
1.7
-
4.6
Brunei
-
4
1
8.4
9.9
-
69
101
-
3.0
-
2.5
Malaysia
-
1
5
7.2
8.5
17.2
86
169
1.0
5.4
0.4
4.0
Thailand
12.3
1
1
11.3
13.1
16.3
90
177
0.9
14.0
1.1
4.6
Indonesia
41.5
2
16
24.5
29.3
36.4
121
176
9.6
27.0
0.5
3.1
Filipina
34.0
2
10
23.5
29.9
30.3
136
255
0.1
24.0
-
4.4
Vietnam
17.0
17
2
19.0
23.8
23.3
69
189
0.2
20.0
0.4
6.0
Kamboja
73.5
5
10
32.5
37.9
40.9
157
210
3.7
63.0
0.7
7.5
Laos
40.4
11
18
53.8
71.4
43.8
158
197
9.5
11.0
0.1
2.0
Myanmar
23.6
10
14
39.8
50.5
35.1
183
240
11.3
48.0
0.6
1.8
Sekitar 16% dari jumlah bayi, tidak mendapatkan imunisasi campak secara memadai Sekitar 36,4% dari balita mengalami pertumbuhan di bawah normal (stunting/kerdil)
Perbandingan Beberapa Indikator Pendidikan SNG
BRN
MAL
THAI
IND
96
95.4
93.1
96
93
Perempuan
100
99.7
98.5
97
Laki-laki
100
99.8
98.4
77
65.9
FIL
VIET
KAM
LAO
MYN
95
94
73.9
73
92.6
98.8
99
97
85.9
79
95.8
97
98.8
97.0
97
88.4
89
96.2
68.2
38.1
44.5
64.8
65.0
15.5
29.8
19.2
Tingkat Melek Hurup Dewasa (% dari penduduk 15 tahun ke atas) Anak Muda (% dari penduduk 15-24 tahun)
Penduduk dengan pendidikan minimal SMP
Rasio Pendaftar TK (% dari penduduk usia TK)
-
64
84
119
48
51
82
15
26
9
SD (% dari penduduk usia SD)
-
94
101
93
109
106
105
125
121
114
SMP & SMA (% dari penduduk usia SMP & SMA) PT (% dari penduduk usia PT)
-
106 24
71 37
87 51
83 32
85 28
25
45 16
50 18
50 13
3.6
0.9
11.0
24
5.5
35.8
27
25.2
Tingkat drop out murid SD
1.3
-
-
Kualitas Pendidikan Performa murid usia 15 tahun Membaca
542
-
398
441
396
-
508
-
-
-
Matematik
573
-
421
427
375
-
511
-
-
-
Science
551
-
420
444
382
-
528
-
-
-
Guru SD denga pendidikan dasar guru Rasio guru SD terhadap murid Anggaran Pendidikan (% dari PDB)
94 17
85 10
12
16
19
31
100 19
100 47
98 26
100 28
2.9
3.8
5.9
7.6
3.6
3.4
6.3
2.6
2.8
0.8
Hanya 48% penduduk usia TK yang benar-benar terdaftar sebagai murid TK Tingkat drop out murid SD mencapai angka 11% Murid pada usia 15 tahun memiliki kemampuan membaca, matematika, dan science dengan score yang rendah dibandingkan dengan di Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam
Peran APBN 20% dari APBN untuk anggaran pendidikan (Rp 416.1 T) 5% dari APBN untuk anggaran kesehatan (Rp 104 T) Utilisasi, untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan
Rekomendasi Pendidikan Pendidikan
Kurikulum pendidikan tidak hanya padat dengan aspek teoritis, tetapi juga memperbanyak sisi praktis Penataan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) untuk mempersiapkan pengadaan guru yang profesional dan inovatif Bahan ajar, seperti buku, perlu disusun ulang dengan materi yang sesuai dengan usia, kemampuan, dan kebutuhan murid Menegakan aturan dan meningkatkan komitmen, termasuk dari masyarakat untuk mengimplementasikan program wajib belajar 9 tahun atau bahkan 12 tahun Mensosialisasikan dan menyediakan insentif terhadap pelaksanaan program second chance untuk menarik kembali siswa drop out masuk sekolah
Rekomendasi Lembaga Pelatihan Lembaga Pelatihan
Kelembagaan
Perlu adanya standar lembaga pelatihan dengan indikator yang jelas sehingga kualitas lembaga pelatihan yang satu dengan yang lainnya relatif sama Penguatan forum kerjasama diantara lembaga pelatihan dengan industri untuk memperkuat link and match
Materi Pelatihan
Penyusunan materi pelatihan perlu melibatkan sektor industri secara aktif sehingga lulusan pelatihan benar-benar memiliki keterampilan yang dibutuhkan sektor industri Materi pelatihan tidak hanya bersifat hard skill (teknis), tetapi juga soft skill untuk meningkatkan kemampuan lulusan agar memiliki etika dan kerjasama (team work) di tempat kerja nantinya
Pelatih
Sertifikasi pelatih untuk menjaga kompetensi dan profesionalisme pelatih Kerjasama dengan sektor industri untuk mendatangkan pelatih tamu
Rekomendasi Sertifikasi Sertifikasi
Kelembagaan Pengembangan kuantitas dan kualitas lembaga sertifikasi di setiap propinsi untuk mempermudah proses pelayanan. Namun demikian, lembaga ini harus independen yang bebas dari intervensi pemerintah maupun asosiasi profesi. Penegakan aturan agar setiap sector secara bertahap hanya mempekerjakan tenaga kerja yang telah memiliki sertifikat Mekanisme dan Sosialisasi Penyederhanaan proses dan mekanisme sertifikasi dengan tahapan yang jelas dan waktu yang terukur Sosialisasi secara intensif mengenai pentingnya tenaga kerja bersertifikat sebagai indicator daya saing dan kualitas produk/layanan Tenaga Kerja Aturan yang menjamin bahwa tenaga kerja bersertifikat memiliki jenjang karir yang jelas dan tingkat upah yang memadai Pengusaha Penyediaan insentif terhadap perusahaan yang telah mempekerjakan tenaga kerja bersertifikat dalam proporsi yang signifikan
Rekomendasi Pemagangan
Magang
Kerjasama Sekolah dan sektor industri diwajibkan memiliki kerjasama untuk mempermudah proses penempatan murid magang Sektor industri didorong untuk menempatkan murid magang sesuai dengan bidang ilmunya
Terima Kasih