PERAN INDUSTRI KECIL MENENGAH DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG (THE ROLE OF SMALL MEDIUM AND MICRO ENTERPRISED IN DEVELOPING TOURISM CASE STUDY BANDUNGAN REGENCY
Pudjo Rahardjo1, Mila Karmilah2, Ardiana YP3
ABSTRACT
This research is based on fact that tourism sector becomes a reliable sector with respect to the effeort of alleviating poverty. Bandungan area is one of the area of tourism that growth very fast, but the other side the contribution of tourism sector not yet assign value added the quality of life especially to alleviating the poverty. The aims of this research are to knows the role of the society in tourism activity that can generate the income of the community through job oppurtunity. This research use d qualitative approach to understand opinion, and view of the society that related to the role of the society in developing the tourism industry in Bandungan. The data pick up with in depth interview, focus group disscussion (FGD), and also observation. The result of this research incated that the role of society in developing tourism in Bandungan are based on many Small, Medium and Micro Enterprised (SMME). The potential of SMME have not beeb supported with existence of integrity between SMME and also with goverment and investor. For the future it is need collaborated or patnership between society goverment and investor. Keyword: role, SMME (Small, Medium, and Micro Enterprise), tourism
1
Staf Pengajar Fak teknik Jur T. Perencanaan Wilayah & Kota UNISSULA Semarang Staf Pengajar Fak teknik Jur T. Perencanaan Wilayah & Kota UNISSULA
[email protected] 3 Staf Pengajar Fak teknik Jur T. Perencanaan Wilayah & Kota UNISSULA Semarang 2
Semarang,
I.
PENDAHULUAN
Kecil
1.1 Latar Belakang Sektor
pariwisata
Menengah
yang
berkembang
di
Kawasan Bandungan antara lain : IKM Bunga
sudah
disebut
Potong , IKM Tahu-Tempe Serasi, dan IKM
sebagai sektor ekonomi yang terandalkan.
Bunga Kertas. IKM ini dikelola masyarakat
Pemerintah di negara berkembang sangat
secara
yakin
kelompopk tani dengan modal bersama
bahwa
lama
program-program
bersama-sama
pengembangan kepariwisataan mempunyai
maupun perseorangan.
potensi potensi besar untuk mengentaskan
Untuk
masyarakat dari kemiskinan apabila didesain
penanggulangan
berdasarkan
realitas
pemberdayaan
masyarakat
miskindan
objektif
kehidupan
itu
dalam
diperlukan
kelompok-
suatu
model
kemiskinan masyarakat
melalui di
bidang
implementasinya
pariwisata yang terbentuk melalui kelompok-
sinergis dengan perkembangan industri itu
kelompok tani yang mengelola IKM, dimana
sendiri. Melihat cakupan kegiatannya sangat
konsep
luas,
pengembangan
maka
sumbangan
penanggulangan
pariwisata
kemiskinan
dioptimalisasi
dengan
bagi dapat
yang
Bandungan
dihasilkan pariwisata
lebih
dalam
di
Kawasan
menekankan
pada
memperbesar
pelibatan masyarakat dalam setiap kegiatan
multiplier effect dalam kesempatan kerjha,
dan terbentuknya kerjasama yang antar
peluang berusaha dan distribusi pendapatan.
pelaku wisata lebih komperhensif.
Kawasan
1.2 Tujuan Penelitian
wisata
Bandungan
merupakan
salah satu dari 10 Daerah Tujuan Wisata ((DTW)
di
Jawa
Tengah
berpotensi
dalam
terhadap
peningkatan
menurut
Dinas
yang
memberikan
sangat
RIPPDA
Semarang
kontribusi
PDRB,
Pariwisata
1. Mereview
khususnya
bahkan
2. Mengidentifikasi sebaran dan jenis
Kebupaten
usaha Industri Kecil Menengah di
ke kawasan wisata ini menempati urutan
Kawasan Bandungan, 3. Mengetahui
peran
tertinggi di seluruh objek wisata di Kabupaten
pengembangan
Semarang, yaitu 35,3% pada tahun 2006
Kawasan Bandungan
Pariwisata
Kabupaten
Kawasan
Wisata Bandungan,
Semarang prosentase kunjungan wisatawan
(Dinas
Kabupaten
Semarang,
IKM
dalam
pariwisata
di
1.3 Metode Penelitian
2006).
Secara umum penelitian ini bersifat analis
Kegiatan pariwisata di Bandungan pada
deskriptif
kenyataannya
pendekatan,
secara
tidak
langsung
dengan yaitu
approach),
menggunakan pendekatan
kebijakan
didukung oleh keberadaan Industri Kecil
(policy
Menengah yang berkembang di kawasan
(behavior approach), pendekatan keruangan
Bandungan. Bahkan keberadaan Industri
(spatial approach), dan pendekatan ekonomi
Kecil Menengah saat ini telah menopang
(multiplier effect).
kehidupan masyarakat untuk meningkatkan
Pendekatan pertama ini dilakukan untuk
taraf hidupnya dan secara tidak langsung
melihat kebijakan yang berkaitan dengan
terlibat dalam kegiatan pariwisata. Industri
strategi
dasar
pendekatan
empat
pengembangan
perilaku
kawasan
wisata
Bandungan.
dilakukan
untuk
Pendekatan persepsi
dalam
diagram
dibawah
ini
sehingga
dan
beberapa tujuan dari pelibatan masyarakat
preferensi masyarakat dengan keberadaan
dapat tercapai, yaitu : 1) pengembangan
kawasan wisata Bandungan. Pendekatan
yang memperhatikan ketersediaan sumber
ketiga adalah pendekatan keruangan yang
daya
digunakan untuk mengidentifikasi konsep
penggunaan sumberdaya lokal ; 3) promosi
tapak kawasan wisata Bandungan secara
pariwisata yang memperhatikan keragaman
terpadu
budaya
dan
melihat
kedua
berkelanjutan.
Pendekatan
keempat digunakan untuk melihat peluang kesempatan
kerja
masyarakat
lokal
;
2)
revitalisasi
masyarakat
setempat
melalui
dalam
merespon permintaan pariwisata.
sekitar
terhadap kegiatan pariwisata.
II.
KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pariwisata Community Based
Pengembangan kepariwisataan di berbagai tempat
sering
diidentikkan
dengan
munculnya hotel-hotel berbintang. Hotel-hotel tersebut mempunyai jaringan internasional sehingga hanya sebagian kecil saja uang yang dapat diserap oleh pemerintah atau masyarakat
setempat.
Keterlibatan
masyarakat setempat hanya sebatas sebagai penjual makanan dan cindera mata atau lainnya yang tidak memberi peran berarti. Peningkatan peran serta masyarakat dalam [engembangan
suatu
objek
wisata
diharapkan dapat meningkatkan pelestarian
Sumber : Guide Book Tourism – Based Community Developmet, 2003
2.2
sumberdaya pariwisata tersebut. Masyarakat
Pariwisata Dan Keterkaitan dengan Ekonomi Lokal
akan mendapatkan penghasilan tambahan
Menurut Mayer D, (2006) indutri pariwisata
atau
dari
merupakan generator dalam pengembangan
sumberdaya ini sehingga berusaha untuk
ekonomi lokal, namun disisi lain pariwisata
memeliharanya
juga membawa dampak negatif terhadap
mungkin
penghasilan
apabila
utama
penghasilan
dari
objek ini ingin berlanjut. Penghasilan tersebut
kondisi
dapat
Berangkat
merupakan
berbagai
usaha
suatu
intensif
menunjang
untuk
pelestarian
sosial dari
dan
budayamasyarakat.
keadaan
tersebut
maka
pengembangan pariwisata selanjutnya harus
pariwisata.
berpihak pada peningkatan ekonomi lokal
Secara garis besar pelibatan masyarakat
serta meningkatkan pendapatan masyarakat,
dalam
yang tertuang dalam 3 (tiga) kebijakan, yaitu :
pengembangan
DTW
harus
mencerminkan beberapa hal yang tertuang
(i) peningkatan lama tinggal wisatawan; (ii)
Secara umum dampak ekonomi industri
peningkatan partisipasi masyarakat lokal; dan
pariwisata dapat dikelompokkan dalam 3
/ atau (iii) peningkatan keterkaitan dengan
(tiga)
kondisi
dampak
sekitar
yang
diharapkan
dapat
mengurangi dampak negatif.
kategori, tidak
yaitu
dampak
langsung
serta
peningkatan ekonomi lokal.
langsung, dampak
Untuk
lebih
jelasnya dapat dilihat pada diagram dibawah.
Diagram 2.2 Keterkaitan antara pariwisata dan ekonomi
Gambar 2.3 Peta Kawasan Wisata Bandungan
III. 3.1
HASIL DAN PEMBAHASAN Daya
Tarik
Objek
Dimana potensi yang bisa ditawarkan adalah
Wisata
di
Bandungan
wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan. Di Kawasan Bandungan potensi
Berdasarkan Rencana Induk Pengembangan
wisata yang ditawarkan adalah potensi wisata
Pariwisata Kabupaten Semarang memiliki
alam dan potensi wisata buatan.
banyak objek wisata dengan daya tarik yang berbeda-beda.
Tabel III.1 Sebaran Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kawasan Bandungan No
Obyek Wisata
Alam v
1.
Bandungan Indah
2.
Pereng Putih
v
3.
Pendakian Gunung Ungaran
v
4.
Candi Gedongsongo
5.
Budidaya Bunga Bandungan
Dari
tabel
diatas
Potensi Budaya Buatan
v
v
apat
dilihat
Lokasi & Daya Tarik Merupakan tempat peristirahatan dengan kesegaran udara dalam suasana alam penuh pesona lengkap dengan fasilitas tempat rekreasi. Pasar tradisional yang menyediakan sayur-mayur khas Bandungan Taman bermain anak-anak dan taman bermain orang dewasa serta kolam renang dengan kelengkapan berbagai fasilitas Merupakan mata air dinding / ngarai berasal dari panorama alam yang menarik berupa dua pereng / tebing terjal berwarna putih yang berhadapan dengan lembah datar di bawahnya. Terdapat aliran sungai pada lembahnya dan pada tebing di bagian atas akan terjadi air terjun di musim hujan Hutan Pinus yang terletak diatas Pereng Putih terdapat mata air dengan debit yang cukup besar namun potensinya belum dioptimalkan Merupakan tempat rekreasi yang menarik dikunjungi karena keindahan tebing - tebingnya Meliputi wilayah Sumowono, Bandungan, Munding dan G. Tungku (sebelah atas Nyatnyono) Merupakan salah satu gunung yang sudah lama tidak aktif namun bahaya gunung api masih berpotensi pada daerah ini Terletak di Ds. Jubelan Kec. Sumowono dan Ds. Candi Kec. Ambarawa yang merupakan lokasi kawasan konservasi cagar budaya Merupakan kelompok candi yang terdiri dari sembilan kelompok bangunan dan dibangun pada abad IX di bawah kekuasaan Dinasti Sanjaya Letaknya di lereng gunung memungkinkan untuk menikmati pemandangan alam pegunungan serta sumber alam berupa sumber air dingin, sumber air panas dan belerang diantara belahan bukit Perkembangan dan pembibitan berbagai jenis bunga sebagai usaha pribadi (petani bunga) Telah berhasil mengekspor bunga khususnya bunga Krisan (bunga dari Belanda)
bahwa
tahun terakhir banyak bermunculan potensi
perkembangan potensi wisata sampai tahun
wisata buatan yang mampu menjadi daya
2008 sangat luar biasa. Dalam kurun waktu 6
tarik dan mendukung kegiatan pariwisata di
Bandungan. Kegiatan atau atraksi buatan
Kegiatan yang berkembang tersebut antara
yang bisa ditawarkan antara lain: kegiatan
lain : tahu/tempe serasi, bunga potong,
wisata kuliner (tahu serasi) yang mulai
bunga kertas, serta produk olahan lain dari
bermunculan
kedelai.
di
sepanjang
jalan
dai
Usaha
kecil
kuliner
yang
Bandungan menuju Desa Kenteng dan Desa
mendukung
Candi. Selain itu ada kegiatan transaksi
berkembang di Desa Kenteng dengan sistem
bunga potong (jual-beli) yang cukup besar
pelayanan dan produk olahan pertanian yang
namun belum terakomodasi dalam ruang
berkualitas,
yang baik dan jelas, sehingga menggunakan
menikmati alam sambil menikmati kulinernya.
ruang parkir di depan Kantor Kecamatan
Usaha
Bandungan.
berkembang
kecil
wisata
menengah
sehingga
wisatawan
menengah pesat
di
sangat
bunga Desa
bisa
potong
Jetis
dan
Bandungan yang dilakukan secara bersama3.2
POTENSI DAN SEBARAN INDUSTRI
sama melalui kelompok tani.
KECIL DAN MENENGAH Usaha
kecil
menengah
di
Kawasan
Bandungan berkembang sangat pesat.
No. 1. 2. 3.
4. 5. 6. 7. 8. 9.
Jenis Cinderamata Mebel kayu / bambu Kerajinan kayu / bambu Makanan kerupuk / keripik tempe / peyek / tempe / tahu / marning, ampyang, gemblong Konfeksi Kerajinan Souvenir / Kembang Kertas Kopi / Teh Bunga Potong Minyak Atsiri / Minyak Kenanga Kerajinan Bordir
Sebaran Lokasi Ds, Duren dan Ds. Kenteng Ds. Candi Ds. Bandungan, Ds. Duren, Ds Kenteng
Ds. Kenteng Ds. Bandungan / Ds. Jetis Ds. Kenteng Ds. Jetis, Ds. Candi Ds. Kenteng Ds. Jetis
Sumber: RIPP Kbupaten Semarang,2002 & Survey Primer 2008
Skenario pengembangan Ibukota Kecamatan
potensi
Bandungan
Bandungan
dititikberatkan
meningkatkan
fungsi
juga
Ibukota berpotensi
Kecamatan pada
hasil
Kecamatan
pertanian terutama hasil budidaya tanaman
Bandungan sebagai kota tujuan wisata,
hias, penghasil tanaman perkebunan, dan
mengingat
perikanan.
bahwa
Ibukota
untuk
wisata,
Ibukota
Kecamatan
Bandungan memiliki beberapa potensi obyek
Secara fungsional ekonomi, struktur Ibukota
wisata unggulan di Kabupaten Semarang,
Kecamatan
misalnya: Candi Gedongsongo, sehingga
diidentifikasi mengikuti pola pengembangan
rencana pengembangan pariwisata di Ibukota
jaringan jalan Ungaran – Sumowono. Hal
Kecamatan
selaras
tersebut dapat dilihat dari meningkatnya
kawasan
intensitas penggunaan lahan di sepanjang
dengan
Bandungan
rencana
tata
harus ruang
perkotaan Kecamatan Bandungan. Selain
Bandngan
sudah
dapat
jalan tersebut terutama penggunaan lahan untuk fasilitas pendukung wisata.
Pada
tahap
struktur
kota
dipengaruhi Bahkan
selanjutnya tersebut
pola
dapat
pengalihfungsian
3.3 KONDISI SOSIAL KEPENDUDUKAN
pengembangan akan
kegiatan
sangat
Kondisi sosial kependudukan di kawasan
masyarakat.
Bandungan dilihat dari jumlah penduduk
dimungkinkan
terjadinya
menurut
lahan
terbangun
penduduk,
belum
jenis
kelamin
penduduk
dan
menurut
kepadatan kelompok
menjadi lahan terbangun di sepanjang jalan
umur, penduduk menurut tingkat pendidikan,
utama kota.
jenis
mata
pencaharian,
dan
penduduk
menurut agama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik-grafik dibawah ini.
Tahun 2005
ya lai
nn
an iun Pe ns
AB RI PN S/
an gk ut An
ga ng Pe da
an Ba n
uh Bu r
uh
In
du
gu n
str i
us ah a Bu r
Pe ng
Bu r
uh
Ne l
Ta ni
ni Pe ta
ay an
6000 5000 4000 3000 2000 1000 0
Tahun 2006
Gambar 3.1 Grafik Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kawasan Wisata Bandungan Tahun 2005-2006 3.4 KONDISI PEREKONOMIAN
kawasan wisata Bandungan pada dasarnya
Penyerapan tenaga kerja di tiap sekonomi di kawasan
wisata
gambaran
Bandungan
kondisi
Perubahan
sosial
lapangan
mencerminkan
masyarakat.
kerja
perubahan
merupakan
penduduk
struktur
sosial
ekonomi yang terjadi di masyarakat.
penduduk yang bekerja di sektor pertanian masih mendominasi, baik sebagai petani maupun sebagai buruh tani yaitu sebesar pada
tahun
2005,
penduduk masih menggantungkan diri pada sektor pertanian. Serapan tenaga kerja pada hotel yang ada di kawasan Bandungan terlihat bahwa walaupun hotel berbintang hnaya 2% namun dari sisi serapan tenaga
Gambar 5 meunjukan bahwa prosentase
66,73%
masih bersifat agraris, karena sebagian besar
walaupun
kerja sangat menjanjikan, yaitu sekitar 13%. Namun belum ada data signifikan untuk mengetahui lebih pasti apakah serapan tenaga kerja ini juga berdampak pada semakin baiknya kualitas hidup masyarakat.
mengalami penurunan di tahun 2006 sektor pertanian masih mendominasi sebagai mata pencaharian yang paling banyak digelutioleh penduduk di kawasan wisata Bandungan. Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa
3.5
POTENSI
LOKASIONAL
KAWASAN WISATA BANDUNGAN Kawasan wisata Bandungan terdapat di Kecamatan Bandungan, dimana Kecamatan
Bandungan ini merupakan kecamatan baru di
sebagai daerah tujuan wisata yang memiliki
Kabupaten
berbagai daya tarik wisata alam maupun
Semarang
yang
wilayahnya
berasal dari beberapa kecamatan lain di
budaya.
sekitarnya. Di Kabupaten Semarang lebih
Letak kawasan Bandungan yang berada
banyak tumbuh lokasi-lokasi potensial yang
diantara lokasi-lokasi lain yang lebih bersifat
didukung oleh potensi ekonomi yang menjadi
ekonomi juga menjadi salah satu potensi
penopang
penarik aktivitas yang lebih bersifat rekreatif.
lokasi.
pertumbuhan
Salah
satu
masing-masing
lokasi
potensial
di
Letak Bandungan yang dekat dengan pusat
Kabupaten Semarang adalah Bandungan.
aktivitas
kota
juga
menjadi
salah
satu
Bandungan yang berada di lereng gunung
alternatif tujuan wisata yang cukup potensial
Ungaran berpotensi
karena dekat dan mudah dijangkau.
Gambar 3.2 Potensi Lokasional Kawasan Wisata Bandungan pusat kegiatan yang ada dapat menyebar 3.6 STRUKTUR TATA RUANG KAWASAN WISATA BANDUNGAN Secara
umum
struktur
karena itu, dalam pengembangan yang akan
ruang
Kawasan
Bandungan dibentuk oleh pola jaringan jalan ( linear) yang menghubungkan kota Ungaran dengan Sumowono dan jaringan jalan yang menghubungkan
kota
Ungaran
dengan
Ambarawa. Hal ini terlihat dari intensitas penggunaan lahan komersial di sepanjang jalan
tersebut.
Posisi
Desa
dan tidak berpusat pada satu titik saja. Oleh
Bandungan
sangat strategis karena berada diantara desa lain ( Duren, Jetis, Kenteng dan Candi ) dan berada pada pusat entrance dari Ambarawa sehingga penggunaan ruang yang ada di Desa Bandungan harus dikendalikan agar
datang, Kawasan Wisata Bandungan harus mamp sekitar
menangkap agar
potensi
dari
daerah
perkembangannya
dapat
menyebar. Pusat Desa Bandungan (Pasar Bandungan dan sekitarnya) saat ini menanggung bebab yang cukup berat karena aktivitas yang berakumulasi di kawasan ini. Oleh karena itu perlu menumbuhkan aktivitas baru di lokasi ( desa lain ) untuk memecah kegiatan yang saat ini masih berakumulasi di sekitar pasar Bandungan.
Tingginya
intensitas
penggunaan ruang di pusat Desa Bandungan
terlihat pada saat hari-hari libur di sekitar
3.7
KONDISI
SARANA
DAN
PRASARANA
Pasar Bandungan kemacetan karena banyak
Sarana
wisatawan datang membawa Arahan pengembangan struktur ruang
Ketersediaan
sarana
pendukung
Kawasan Wisata Bandungan diarahkan ke
pariwisata sangat berperan penting dalam
baian selatan dan barat karena adanya
pengembangan kegiatan wisata di Kawasan
batasan fisik alam ke arah utara ( Gunung
Bandungan.
Ungaran
antara lain : rumah makan, retail dan
).
Wilayah
selatan
dan
barat
Sarana
pendukung
penginapan,
tersebut
Kawasan Wisata Bandungan cukup potensial
souvenir,
dan mampu menangkap potensi dari luar
pusat informasi. Semua sarana pendukung
( Ambarawa dan Sumowono ). Perlu arahan
diatas sudah tersedia dengan cukup lengkap
dan pengendalian pemanfaatan ruang di
di
wilayah selatan dan barat Kawasan Wisata
ketersediaannya
Bandungan untuk menyeimbangkan fungsi
Namun, kualitas dan penempatannya dalam
ruang terbangun dan non terbangun.
menunjang kegiatan pariwisata masih harus
Kawasan
perangkutan
Bandungan, sudah
dan
bahkan
cukup
merata.
Pola jaringan jalan yang membentuk
ditingkatkan, terutama penempatannya pada
struktur ruang Kawasan Wisata Bandungan
tempat-tempat wisata. Hal ini disebabkan
adalah
yang
seringkali penempatan sarana penunjang
dengan
justru merusak view alam yang menjadi daya
jalan
kolektor
menghubungkan Kecamatan
Kota
primer
Ungaran
Sumowonodan
Bandungan
tarik wisata di Kawasan Bandungan.
dengan Ambarawa. Sedangkan jalan kolektor
Contohnya : lokasi warung-warung makan di
sekunder yang merupakan jalan alternatif
obyek wisata Candi Gedong Songo yang
Bandungan, serta jalan lokal primer yang
berada
menuju objek wisata Cani Gedongsongo dan
menyusuri track antar candi, dimana apabila
Lereng Putih. Di sepanjang jalan inilah
dilihat dari area bawah sangat tidak teratur
tumbuh
komersial
dengan warna yang tidak seragam dan
( perdagangan dan jasa ) serta kegiatan
menutupi view candi apabila dilihat dari
campuran
bawah.
kegiatan-kegiatan
antara
permukiman
dengan
perdagangan atau permukiman dengan jasa.
di
pinggir
jalan
setapak
yang
Sarana pendukung wisata berupa rumah
Pola jaringan jalan sangat mendukung
makan juga tersedia sangat merata di
kegiatan wisata di Bandungan, hal ini tentu
Kawasan Bandungan, rumah makan berupa
saja
tempat
terkait
dengan
tingkat
pelayanan
pemancingan
dan
sekaligus
jaringan jalan itu sendiri. Saat ini jaringan
digunakan sebagai rumah makan. Sarana ini
jalan
berada di sepanjang jalan menuju Kawasan
yang
masih
kurang
mendukung
kegiatan wisata Bandungan, mengingat moda
Bandungan
(Desa
angkutan yang akan masuk ke Kawasan
menuju obyek wisata Candi Gedong Songo
Wisata Bandungan adalah bus-bus besar
(Desa
yang tidak sepadan dengan lebar jalan di
biasanya juga menjadi satu bagian dengan
Kawasan Wisata Bandungan.
keberadaan hotel / penginapan di Kawasan
Kenteng).
Duren)
Sarana
hingga
rumah
jalan
makan
Gambar 3.3 Ketersediaan sarana pendukung berupa warung makan di Kawasan Candi Gedong Songo. Penempatannya kurang tepat karena tersebar tidak teratur dan warna yang beraneka ragam, disamping itu penempatan sarana ini menutupi view alam yang menjadi daya tarik wisata. Sumber: Hasil Survey Primer dan Analisis, 2008
Bandungan, bahkan sarana hiburan berupa
yang mengantarkan wisatawan dari luar
karaoke dan bilyard juga tersedia bersamaan
daerah.
dengan adanya hotel / penginapan.
perangkutan
Untuk sarana pendukung wisata berupa retail
untuk bus-bus pariwisata yang saat ini masih
dan souvenir saat ini hanya terdapat di
terbatas. Mengungat lebar jalan di Kawasan
Kawasan Candi Gedong Songo, sedangkan
Bandungan yang relatif sempit yaitu hanya
pasar buah dan sayur yang menjadi tujuan
berkisar 4-6 meter saja, maka secara tidak
utama wisatawan setelah mengunjungi obyek
langsung sangat tidak memungkinkan untuk
wisata
digunakan
di
Kawasan
Bandungan
belum
Masalah
yang
adalah
sebagai
terkait
dengan
ketersediaan
area
parkir
parkir
bus-bus
tersedia retail untuk souvenir. Retail yang
pariwisata yang ukurannya relatif besar.
tersedia saat ini adalah untuk buah sayur dan
Hanya ada 1 area parkir yang saat ini
makanan kecil di sepanjang jalan di sekitar
seringkali digunakan yaitu halaman depan
pasar buah dan sayur serta di sekitar
kantor
Bandungan Indah.
kapasitas 4 buah bus besar. Sebenarnya
Selain itu, di Desa Kenteng tersedia retail /
terdapat 1 lagi area parkir yang dapat
PKL
“SERASI”
digunakan untuk parkir bus besar yaitu
Bandungan di sepanjang jalan menuju obyek
halaman STA Jetis, namun saat ini belum
wisata Candi Gedong Songo. PKL ini selain
dimanfaatkan karena belum ada koordinasi
menjual
juga
yang baik antar moda angkutan dan antar
menyediakan tempat untuk wisata kuliner
pemerintah dengan pelaku usaha wisata di
menikmati tahu serasi yang sudah matang
Kawasan Bandungan.
(digoreng).
Pusat
Sarana perangkutan di Kawasan Bandungan
Bandungan sudah tersedia di Kawasan Obyej
berbagai macam, antara lain : bus mini,
Wisata
angkudes, colt, pick up, truk, dan kuda
kegiatan untuk promosi masih terbatas.
yang
tahu
menjual
tahu
“SERASI”
mentah
(khusus wisata). Ada juga bus-bus pariwisata
Kecamatan
informasi
Candi
Bandungan
wisata
Gedong
di
Songo,
dengan
Kawasan
namun
Gambar 3.4 Halaman depan kantor Kecamatan Bandungan menjadi tempat parkir untuk bus-bus pariwisata, dimana pada lokasi ini di pagi hari (fajar hingga pagi) digunakan sebagai area transaksi bunga potong dari desa-desa di sekitar Bandungan. Selain itu, saat ini juga tersedia area parkir di halaman STA Jetis namun belum dimanfaatkan secara optimal.
Sumber: Hasil Survey Primer dan Analisis, 2008
Prasarana
membutuhkan
Jenis prasarana di Kawasan Bandungan
prasarana
sebagai pendukung kegiatan wisata antara
Masuknya bus-bus pariwisata dengan ukuran
lain : jaringan jalan, air bersih, drainase dan
besar tentu saja akan berpengaruh pada
limbah, listrik, telepon dan persampahan.
sirkulasi dan parkir di Kawasan Bandungan,
Semua
sudah
oleh karena itu permasalahan sirkulasi dan
Kawasan
parkir perlu segera mendapat perhatian dan
Sumber: Hasil survey Primer dan Analisis,2008
jenis
tersedia
prasarana
secara
lengkap
tersebut di
peningkatan
pendukung
secara
pelayanan maksimal.
kondisinya
harus
tindakan yang cepat dan tepat agar kegiatan
ditingkatkanagar
dapat
pariwisata dapat terus berkembang seiring
melayani
dengan semaikn banyaknya wisatawan yang
kebutuhan warga masyarakat dan wisatawan
ke kawasan ini. Kondisi jaringan jalan saat ini
dengan optimal.
memang belum memadai untuk memberikan
Jaringan jalan di kawasan bandungan terus
pelayanan kepada wisatawan, oleh karena itu
diperbaiki dan dilebarkan, khususnya jalan
harus diimbangi dengan ketersediaan sarana
utama masuk Kawasan Bandungan. Hal ini
parkir
dilakukan mengingat perkembangan kegiatan
kawasan.
Bandungan, diperbaiki berfungsi
namun dan dengan
baik
dan
wisata di Bandungan berkembang cukup pesat terutama pada hari libur, sehingga
agar
tidak
mengganggu
sirkulasi
Gambar 3.5 Kondisi jalan-jalan di Desa Jetis dengan lebar jalan kurang lebih 5-6 meter. Jaringan jalan ini menghubungkan AmbarawaBandungan, sehingga menjadi salah satu akses utama bus-bus pariwisata menuju Bandungan Sumber: Hasil survey Primer dan Analisis,2008
Gambar 3.6 Kondisi jaringan jalan di Kelurahan Bandungan (Dusun Pitoyo), dimana jalan ini biasa diakses oleh penduduk setempat dan wisatawan yang menggunakan fasilitas penginapan di daerah, karena daerah ini banyak terdapat penginapan
Gambar 3.7 Aktivitas parkir di Kawasan Objek Wisata Candi Gedong Songo. Kondisi ini diambil pada saat hari libur, sehingga terlihat ramai. Area parkir yang cukup luas dan nyaman. Sumber: Hasil survey Primer dan Analisis,2008
Sebagian besar penduduk memanfaatkan
Kondisi ini terdapat di pasar Bandungan dan
mata air untuk memenuhi kebutuhan air
pasar buah dan sayur.
bersih, dimana sumber mata air disalurkan
Kualitas
melalui pipa-pipa sederhana dari bak-bak
Bandungan perlu mendapat perhatian karena
penampungan ke rumah-rumah penduduk.
aktifitas perdagangan yang cukup besar
Sebagian
terjadi di kawasan ini, sehingga apabila tidak
lagi
mengunakan
jaringan
air
jaringan
drainase
di
Kawasan
bersih dari PDAM kabupaten Semarang.
diatur dengan tegas kemungkinan besar
Untuk prasarana drainase dan limbah di
sampah-sampah
Kawasan
akan menumpuk di jaringan ini.
Bandungan
terlayani
dengan
sisa
Hampir
berupa selokan-selokan kecil namun dalam.
Bandungan yang menjadi kawsan studi telah
Selain itu, sebagian koridor menggunakan
terjangkau oleh jaringan listrik, sehingga
sistem tertutup yang berada di bawah trotoar.
penyebaran jaringan ini sudah idak menjadi Begitu
wilayah
perdagangan
sistem terbuka di sepanjang jaringan jalan
masalah.
seluruh
hasil
juga
di
dengan
Kawasan
jaringan
telepon, dimana jaringan telepon kabel sudah tersedia
dengan
baik
di
Kawasan
Bandungan, ditambah lagi sudah masuknya satelit-satelit
pemancar
telepon
seluler,
sehingga masalah komunikasi tidak lagi menjadi masalah yang krusial di kawasan
studi. Mengingat perkembangan wisata yang
Industri kecil menengan berkembang cukup
cukup pesat di Kawasan Bandungan, maka
pesar 6 tahun terakhir ini, jenis usaha IKM di
jaringan
Kawasan
telekomunikasi
menjadi
sangat
Bandungan
sangat
beragam
penting di kawasan studi. Jaringan listrik dan
namun yang berkaitan langsung dengan
telepon mengikuti pola jaringan jalan di
kegiatan wisata di Bandungan adalah IKM
Kawasan Bandungan.
Kerajinan Souvenir dan IKM Tahu-Tempe
Untuk jaringan persampahan saat ini di
SERASI. Sedangkan IKM yang berkembang
Kawasan Bandungan tersedia dengan bak-
cukup pesat dan dominan saat ini adalah IKM
bak sampah di lokasi-lokasi umum yang
Bunga Potong dengan skala pelayanan
ramai wisatawan (pasar dan obyek wisata),
regional Jawa Tengan dan DIY.
sedangkan di permukiman sebagian besar
Dalam kegiatan wisata di Bandungan, peran
masih menggunakakn sistem bakar dan
IKM
timbun. Persampahan menjadi masalah yang
Kerajinan
seringkali muncul di kawsan studi khususnya
menyediakan kebutuhan wisatawan baik lokal
di pusat Kota Bandungan, hal ini disebabkan
maupun
adanya pasar buah dan sayur serta pasar
Souvenir hanya berada di Desa Bandungan,
Bandungan yang tentu saja akan banyak
dimana hasil dari kerajinan souvenir ini dijual
menghasilkan
yang
di beberapa obyek wisata Candi Gedong
harinya.
Songo dan Bandungan Indah. Jenis souvenir
Selain itu, adanya aktifitas pasar pagi di
yang dihasilkan antara lain topi, kalung,
depan pasar Bandungan yang menggunakan
gelang, kaos, dan pernak-pernik lainnya.
badan
IKM
memerlukan
sampah penanganan
jalan
dan
basah setiap
trotoar
tentu
saja
ini
sangat
penting,
Souvenir
yang
mancanegara.
tahu-tempe
misalnya
berusaha
IKM
SERASI
IKM
Kerajinan
berkembang
menimbulkan permasalahan sampah, karena
dengan skala pelayanan lokalda regional
sampah terlihat di setiap sudut jalan dan
hingga ke Kota Semarang. IKM tahu-tempe
trotoar. Tentu saja hal ini bertentangan
SERASI
dengan
yang
menjual dalam bentuk mentah tapi juga
membutuhkan tempat yang bersih, sehat dan
sudah dikembangkan dengan PKL dan outlet-
nyaman. Oleh karena itu, masalah sampah
outlet untuk meninkmati tahu-tempe SERASI
ini perlu mendapat perhatian dan penangana
yang sudah digoreng dan dipadukan dengan
lebih serius dan cepat agar tidak menjadi
teh / kopi hangat. Bahkan saat ini jenis
masalah
dan
olahan yang berkembang tidak hanya tahu-
berkelanjutan. Perlu konsep-konsep baru dan
tempe saja tetapi juga semakin variatif,
inovatif dalam pengelolaan sampah basah di
seperti kerupuk tahu, susu kedelai, kue-kue
Kawasan Bandungan.
kering dari ampas tahu, dan jenis makanan
kegiatan
yang
pariwisata
terus
menerus
kecil 3.8
PERAN
PERKEMBANGAN BANDUNGAN
IKM
tidak
lainnya.
hanya
IKM
memproduksi
tahu-tempe
dan
SERASI
DALAM
sebagian besar berada di Desa Kenteng.
PARIWISATA
Dengan berkembangnya IKM tahu-tempe SERASI ini maka penyerapan tenaga kerja yang berasala dari masyarakat setempat
semakin
banyak
mengurangi
dan
tentu
pengangguran
saja di
akan
Kawasan
Selain sebagai salah satu alternatif untuk
mendapatkan
penghasilan
maka
Bandungan. Keberadaan IKM tahu-tempe
keberadaan IKM ini juga merupakan salah
SERASI menjadi daya tarik kuliner bagi
satu
wisatawan dan menjadi salah-satu buah
andalan bagi wisata Bandungan, khususnya
tangan oleh-oleh khas Bandungan. IKM tahu-
pada wisata belanja (buah dan sayur) dan
tempe SERASI yang berkembang saat ini
wisata
dikelola oleh kelompok-kelompok tani dengan
pemancingan. Keberadaan IKM yang dengan
modal bersama atau perorangan. Dari hasil
potensi dari hulu sampai hilir akan sangat
FGD diketahui bahwa peran IKM sangat
bermanfaat dalam pengembangan pariwisata
membantu didalam peningkatan ekonomi
Bandungan.
atrakti
alternatif
kuliner
yang
(Thau
merupakan
Serasi)
dan
masyarakat lokal. IKM Bunga Potong sebagian besar terdapat
IV.
di Desa Jetis yang dikelola oleh beberapa
Berdasarkan kajian terkait dengan penelitian
kelompok tani, dimana permodalannya sudah
maka beberapa kesimpulan yang terkait
dibuka melalui koperasi simpan pinjam yang
dengan tujuan pada tahun pertama
dikelola juga oleh kelompok, sehingga setiap
adalah sebagai berikut :
anggota yang terdiri dari masyarakat tidak
1.
KESIMPULAN
Bahwa peran IKM saat ini telah dapat
lagi kesulitan untuk mengakses modal pada
meningkatkan
saat dibutuhkan. Melalui kelompok tani ini,
Kawasan Wisata Bandungan walaupun
anggota kelompok tani bisa menjual hasil
keberadaan IKM dan pelaku usaha ini
bunga potong dengan harga relatif stabil.
masih tergolong baru (diatas tahun
Namun sebagian hasil bunga potong yang
2000)
dijual sendiri ke pasar bunga potong di
pendapatan
Bandungan untuk didistribusikan ke beberapa
yang tergabung dalam kegiatan IKM
kota di Jawa Tenga dan DIY. Dengan adanya
tersebut.
IM Bunga Potong secara langsung maupun
2.
kunjungan
telah
dapat
wisata
di
meningkatkan
masyarakat
khususnya
Aktivitas yang berkembang di kawasan
tidak langsung telah memberikan keuntungan
wisata
kepada masyarakat untuk ikut berusaha
pesat yang berakibat pada banyaknya
meningkatkan
lahan-lahan
kesejahteraan
hidup.
Bandungan
trotoar
tumbuh
yang
dengan
berubah
Sebenarnya ada satu lagi kegiatan industri
menjadi lahan untuk berjualan serta alih
yang cukup potensial untuk dikembangkan di
fungsi lahan pertanian menjadi lahan
Kawasan Bandungan yaitu kerajinan bunga
terbangun (hotel dan vila pribadi)
kertas, namun saat ini masih sedikit yang bergerak
di bidang
ini,
namun melihat
3.
Belum adanya rencana dan konsep yang jelas mengenai pengembangan
tingginya permintaan akan bunga kertas ini
pariwisata
maka
mengakibatkan tapak kawasan menjadi
perlu
dikembangkan
baik
kuantitas maupun permodalannya.
secara
di
kawasan
Bndungan
semrawut, berimbas pada kemacetan.
4.
Dalam kajian ini terlihat bahwa belum ada
koordinasi
yang
baik
antar
stakeholder (pemerintah, pelaku usaha
V.
DAFTAR PUSTAKA
Archer, Brian and Fletcher, John, 1990,
serta investor) di dalam pengembangan
Multiplier
pariwisata
Departemen of Management Studies
di
kawasan
wisata
Bandungan.
Analysis
in
Tourism,
for Tourism and Hotel Industries, University of Surrey
SARAN
de Kadt, E, 1997. Tourism : Pasport to
Beberapa saran terkait dengan kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1.
Perlu
adanya
kembali
Rencana
Pengembangan (RIPPDA)
Induk
Pariwisata
Kab.
Daerah
Semarang
terkait
Memberdayakan
Oxford
Bandung.
kegiatan
kajian
pembangunan
kesejahteraan sosial dan pekerjaan
terakomodasi
dalam
Rakyat:
strategi
sosial.
PT.
Refika
Aditama,
Gunn. Clare. A., 1994. “Tourism Planning:
Perlu adanya penegakan hukum alih
Basic, Consept, Cases.” Taylor and
fungsi
Frances New York
lahan
yang
berakibat
pada
penurunan kualitas lingkungan, serta
3.
York
Edi Suharto (2005). Membangun Masyarakat
dengan banyaknya aktifitas yang belum
terdahulu. 2.
New
University Press
peninjauan
terhadap
Development.
Janianton,
D.,
2005;
Penanggulangan
semakin tergusurnya masyarakat lokal
Kemiskinan
akibat alih fungsi lahan.
Beberapa
Perlu adanya upaya untuk mendorong
Penanggulangan
tumbuh dan berkembangnya IKM dan
melalui
pelaku bisnis pada masyarakat lokal
Pariwisata
sebagai
Koordinator Bidang Kesejahteraan
bagian
dari
kegiatan
pariwisata.
melalui Catatan
Pariwisata,
Pariwisata: Akhir,
dalam
Kemiskinan Pusat
dan
Studi
Kementrian
Rakyat Republik Indonesia
4. Peningkatan
SDM
Luebben, C 1995. Internasionaler Tourismus
melalui pelatihan akan semakin
als Faktor der Regional entwicklung
meningkatkan daya saing produk
in Indonesia; Untersucht am Beispel
IKM
der Insel Lombok. Berlin: Dietrich
dan
kualitas
menciptakan
local
identity
Reamer Verlag
5. Keterpaduan
didalam
Mathieson dan Wall, G, 1982. Tourism:
pengembangan pariwisata yang
Economic,
berbasis
Impact. Harlow Longman
pada
menumbuhkan
IKM local
akan identity
yang merupakan fokus utama dalam
upaya
masyarakat.
pemberdayaan
Physical
and
Social
Murphy, Peter. E., 1987; Tourism Community Approach, Methuen New York Taulana Sukandi., 2000; Meningkatkan Peran Serta
Masyarakat
dalam
Pengembangan yang
Pariwisata
Berkelanjutan,
Alam dalam
Pariwisata Indonesia Menghadapi Abad
21
Pusat
Penelitian
Prosiding Pelatihan dan Lokakarya Perencanaan
Pariwisata
Berkelanjutan ITB Press Smith, S.L.J., 1987. “Regional Analysis of
Kepariwisataan Lembaga Penelitian
Tourism
Resources”.
ITB Bandung
Tourism Research Vol 14 p 253-273
Annals
of
Pergamon Press USA Tesis/TA/Jurnal/Terbitan Terbatas
Wiwik, D, 1997. Pariwisata dan Peran Ganda
Adikampana, I.M., 2005; Pariwisata Alam
Perempuan Pedesaan (Studi Kasus
Peluang Pekerjaan Bagi Masyarakat
Pangandaran Jawa Barat) dalam
Lokal Studi Kasus Taman Nasional
Jurnal P2PAR ITB
Bali
Barat,
Tesis
Jurusan
T.
Arsitektur UGM Yogyakarta
Sub
Agus. R. Soeriaatmadja, 1997. “ Peran Penataan
Yudith, I., 2005; “ Studi Peningkatan Peran
Ruang
Kawasan
Candigaron
dalam
Agropolitan Mendukung
Tapak
Pengembangan Kapet Bandungan
Pengembangan Pariwisata Budaya
Semarang”. Tugas Akhir Jurusan
Tradisional”.
PWK Unissula
Dalam
Jurnal
Pariwisata Indonesia Vol.4 Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan ITB Bandung Anifah, MM., 2003; “Pengaruh Industri Wisata Terhadap
Sosial
Masyarakat
Sekitar
Ekonomi Wisata
Bandungan Indah Kab. Semarang”, Tugas Akhir Jurusan PWK Unissula
Anonimus., 2003; Guidebook of TourismBased Community Development, A New
Vision
for
Regional
Development Mardani, 1995. Wanita dan Pembangunan Pariwisata Budaya, Makalah tidak dipublikasikan
dalam
Simposium
Nasional Jender dan Pembangunan Pariwisata, Yogyakarta Nasikun., 1997. “ Model Pariwisata Pedesaan : Permodelan Pariwisata Pedesaan untuk yang
Pembangunan Berkelanjutan”.
Pedesaan Dalam