PUBLIKASI MEDIA PADA ACARA KERJASAMA BADAN PENGEMBANGAN SDM KP DENGAN ASOSIASI BUDIDAYA MUTIARA INDONESIA
www.satunews.com
Festival Mutiara Indonesia, 2-6 Oktober 2013 JAKARTA- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia (Asbumi) akan menyelenggarakan event Indonesia Pearl Festival atau Festival Mutiara Indonesia pada 2-6 Oktober di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengembangan usaha dan branding komoditas mutiara Indonesia. “Melalui kerja sama antara BPSDM KP dengan Asbumi dan para stake holder ini diharapkan dapat tercipta peningkatan kapasitas SDM di bidang budidaya mutiara yang lebih terarah dan terencana dengan baik, guna memajukan usaha mutiara di Indonesia,”kata Kepada BPSDM KP, Suseno Sukoyono dalam acara pertemuan dengan Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia (Asbumi) di Kantor KKP, Jakarta, Jumat (20/9). Menurut Suseno, Indonesia merupakan produsen mutiara South Sea Pearls (SSP) terbesar di dunia, dengan memasok 43 persen untuk pasar dunia, bersaing dengan produk dari Australia, Philipina, Myanmar, dan Malaysia. SSP merupakan komoditas unggulan Indonesia, memiliki keunikan berupa warna maupun kilaunya yang memesona, dan abadi sepanjang masa. Kualitas SSP Indonesia memiliki Grade A atau kualitas super yang sangat baik. “Untuk itulah perlu adanya dukungan KKP dan berbagai pihak, salah satunya melalui pengembangan SDM. Hal ini sangat penting dilakukan, mengingat Indonesia memiliki potensi mutiara yang sangat luar biasa. Yang kita lakukan adalah melalui kegiatan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan,”imbuh Suseno. Misalnya melalui lima balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) di Medan, Tegal, Banyuwangi, Bitung, dan Ambon, serta Balai Diklat Aparatur (BDA) di Sukamandi, Subang. Balai-balai tersebut memiliki wilayah kerja di seluruh Indonesia yang memberikan pelatihan bagi masyarakat, termasuk di bidang budidaya mutiara. (rp)
KKP Terus Kembangkan SDM di Bidang Mutiara Politikindonesia - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan kembali menggelar Festival Mutiara Indonesia atau Indonesian Pearl Festival (IPF), di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, pada Rabu (02/10) hingga Minggu (06/10) mendatang. Untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang mutiara, Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP), KKP mengadakan pertemuan dengan Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia (Asbumi) di Kantor KKP, Jakarta, Senin (23/09). Kepala BPSDM KP, Suseno Sukoyono mengatakan, selain produk kelautan dan perikanan konsumsi, perlu adanya dukungan berbagai pihak terhadap produk non-konsumsi, seperti mutiara. Hal ini sangat penting dilakukan karena Indonesia memiliki potensi mutiara yang luar biasa. Indonesia merupakan produsen mutiara South Sea Pearls (SSP) terbesar di dunia, dengan memasok 43 persen untuk pasar dunia. "SSP sebagai komoditas unggulan Indonesia memiliki keunikan. Yaitu, warna dan kilaunya mempesona serta abadi sepanjang masa. SSP produk Indonesia memiliki kualitas grade A atau kualitas super yang sangat baik sehingga mampu bersaing dengan SSP Australia Piliphina, Myanmar dan Malaysia," katanya kepada politikindonesia.com usai pertemuan tersebut. Berdasarkan data UN Comtrade tahun ini, Indonesia mengekspor SSP ke Jepang, Hong Kong, Australia, Korea Selatan, Thailand, Swiss, India, Prancis, dan Selandia Baru. Untuk nilai ekspor, Indonesia baru menghasilkan USD29 miliar dan berada di urutan ke-9 secara global. Angka tersebut masih jauh dari nilai ekspor dunia yang mencapai USD1,4 miliar. "IPF sendiri bertujuan sebagai ajang penguatan citra mutiara Indonesia di pasar Internasional. Apalagi Indonesia dikenal sebagai penghasil south sea pearl (SSP)," tegasnya. Menurutnya, untuk pengembangan SDM, perlu adanya dukungan dari berbagai pihak dengan kegiatan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan. Sehingga dapat tercipta peningkatan kapasitas SDM di bidang budidaya mutiara yang lebih terarah dan terencana dengan baik, guna memajukan usaha mutiara di Indonesia. "Di bidang pendidikan kami akan menyelenggarakan pendidikan formal bagi masyarakat, salah satunya melalui sekolah perikanan yang kami miliki. Salah satunya, Sekolah Tinggi Perikanan (STP) berlokasi di Jakarta, Bogor dan Serang. Pendidikannya dilakukan dengan memasukkannya ke dalam kurikulum di satuansatuan pendidikan tersebut," tuturnya.
Untuk bidang pelatihan, lanjut Suseno, pihaknya mengadakan pelatihan bagi masyarakat melalui 5 Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) di Medan, Tegal, Banyuwangi, Bitung dan Ambon, serta Balai Diklat Aparatur (BDA) di Sukamandi, Subang. Balai-balai tersebut memiliki wilayah kerja seluruh Indonesia, yang memberikan pelatihan bagi masyarakat, termasuk di bidang budidaya mutiara. "Tak hanya itu, kami juga membentuk Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) di berbagai wilayah yang merupakan lembaga pelatihan di bidang kelautan dan perikanan yang dibentuk dan dikelola oleh perorangan dan kelompok yang menguasai bidang tersebut," ungkapnya. Ditambahkan, untuk bidang penyuluhan, pihaknya bekerja sama Pemerintah Daerah dengan menerjunkan para penyuluh kelautan dan perikanan di seluruh provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia. Para penyuluh bertugas melakukan pendampingan dan bimbingan kepada masyarakat pelaku utama, dalam hal ini pembudidaya mutiara hingga ke pelosok-pelosok daerah guna kesuksesan usahanya tersebut. "Selain itu, para penyuluh berperan sebagai Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) yang menjembatani mengenai permodalan antara para pelaku usaha dengan perbankan. Masyarakat juga mendapat penyuluhan tentang berbudidaya mutiara yang baik dan benar hingga aspek bisnisnya," ujarnya. (eva/rin/kap)
Indopos, 21 September 2013