PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SOFT DRINK DAN KONSUMSI SOFT DRINK DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK USIA REMAJA DI SMP BUDI MULIA DUA YOGYAKARTA
Skripsi ini Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Ijazah S1Gizi
Disusun Oleh : RAHMADYA SAPUTRI J 310 101 009
PROGRAM STUDI GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi
: Hubungan antara Pengetahuan Soft Drink dan Konsumsi Soft Drink dengan Kejadian Obesitas Pada Anak Usia Remaja di SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta.
Nama Mahasiswa
: Rahmadya Saputri
Nomor Induk Mahasiswa
: J 310 101 009
Telah Dibaca dan Disetujui oleh Pembimbing Skripsi Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 07 Desember 2012.
Surakarta, 18 Maret 2013 Menyetujui
Pembimbing I
Pembimbing II
(Susi Dyah, SP. M.Si) NIK.197405172005012007
(Pramudya Kurnia, STP, M.Agr) NIK.100.959
Mengetahui, Ketua Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dwi Sarbini, S.ST., M.Kes NIK.7206149707010201
ii
STUDY PROGRAM OF NUTRITION S1 FACULTY OF HEALTH SCIENCE MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTA RESEARCH PAPER
RAHMADYA SAPUTRI J 310 101 009 THE RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE SOFT DRINK AND COMSUMPTION SOFT DRINK WITH THE INCIDENCE OF OBESITY AMONG CHILDREN AGED TEENS IN SMP BUDI MULIA DUA YOGYAKARTA Introduction: : Health problems caused by nutritional problems divided poor nutritional status, poor nutrition, or nutrition / obesity. Obesity is a term used to indicate the presence of excess body fat normal limits. On the terms of a preliminary survey in SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta in November 2011 that made the grade 1,2,3 total of 191 students found that the prevalence of obesity in adolescents is quite high, at 12.56%. Prevalence of soft drink consumption from the 65 students interviewed. The prevalence of students who consume soft drinks at 24.61%. Prevalence of obesity was higher when compared with adolescents in Yogyakarta research survey in 2004 which amounted to 7.8%. Soft drink intake is responsible for the excess energy that can lead to obesity. Objective: This study aimed to determine the relationship of knowledge of soft drink and consumption soft drink with the incidence of obesity in adolescents in SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta. Research methods: Observational research with cross sectional approach. Sample obtained by sampling proportional sample of 79 respondents to the study inclusion and exclusion criteria samples. Knowledge of the data basis for taking soft drink using a food frequency questionnaire. statistical test used was chi-square test. Results: The results showed that most respondents have a good knowledge of soft drinks (55.7%). Most of the respondents have a soft drink consumption categories are often (62%). Statistical test results showed there is relationship between knowledge of soft drinks and soft drink consumption with obesity (p = 0.002 and p = 0.024). Conclusion: there is a relationship between knowledge of soft drinks and soft drink consumption with obesity
Keywords : Knowledge of soft drinks, Soft drink consumption, Obesity. References : 25 ; 1995 - 2010
iii
PENDAHULUAN
tahun pada laki-laki 9,5 % dan
Gangguan
kesehatan
akibat
masalah gizi terbagi : status gizi buruk,
gizi
kurang,
atau
gizi
perempuan 6,4 %. Obesitas dapat disebabkan oleh beberapa
faktor
di
antaranya
:
lebih/obesitas, sedangkan gangguan
kurangnya aktifitas fisik, sindroma
kesehatan akibat masalah gizi mikro,
makan malam sebelum tidur, faktor
seperti kurang zat besi, kurang zat
emosional, efek samping dari obat
yodium,
A
tertentu,
faktor
hormonal,
faktor
juga
genetik,
faktor
kesuburan,
faktor
dan
(Syarief,
kurang
2004).
vitamin
Obesitas
merupakan istilah yang digunakan
lingkungan, pengetahuan gizi yang
untuk
adanya
kurang dan mengkonsumsi makanan
yang
seperti : es krim, coklat, hotdog,
melebihi batas normalnya (Moehyi,
minuman smoothies, makan cepat
1990). Obesitas merupakan faktor
saji,
yang
kemasan,
menunjukkan
penumpukan
lemak
tubuh
independen
terhadap
makanan
ringan
makanan
dalam
berpemanis
munculnya penyakit kardiovaskuler
buatan dan mengkonsumsi minuman
dan DM tipe II. Penyakit yang dapat
ringan
ditimbulkan akibat obesitas adalah
2010). Minuman ringan sering juga
diabetes,
kanker,
disebut dengan soft drink ataupun
maupun penyakit jantung (Farmacia,
minuman tanpa alkohol. Minuman
2007).
ringan memiliki kandungan gula yang
darah
tinggi,
Obesitas atau kegemukan bukan saja
melanda
orang
dewasa
atau
soft
drink
(Mustofa,
tinggi sehingga berat badan akan cepat bertambah
bila dikonsumsi
melainkan juga melanda anak-anak.
secara berlebihan. Gula terutama
Data
gula
Riset
Kesehatan
Dasar
buatan,
tidak
baik
untuk
(Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan
kesehatan
prevalensi obesitas di Indonesia pada
menyebabkan jumlah asupan energi
penduduk usia > 15 tahun pada laki-
berlebih.
laki 13,9 % dan perempuan 23,8 %
berlebih
sedangkan pada anak-anak usia 6-14
peningkatan resiko kelebihan berat
karena
Asupan tersebut
energi dapat
dapat
yang memicu
1
badan, obesitas, penyakit gula dan
sebesar 24,61%. Prevalensi obesitas
kerusakan gigi (Barasi, 2007).
ini lebih tinggi apabila dibandingkan
Hasil (2008)
penelitian di
Kota
menunjukkan
dengan survei penelitian remaja di
Yogyakarta
Yogyakarta pada tahun 2004 yaitu
bahwa
mengkonsumsi berpengaruh
Nurhanifah
seringnya
soft
drink
terhadap
kejadian
sebesar
7,8%.
Berdasarkan
permasalahan tersebut, penulis ingin mengetahui
“Hubungan
antara
resistensi insulin dan obesitas pada
pengetahuan soft drink dan konsumsi
remaja. Sebuah studi di Amerika
soft drink dengan kejadian obesitas
Serikat tahun 2003 dari 548 anak
remaja di SMP Budi Mulia Dua
selama
Yogyakarta.
periode
19
bulan
kemungkinan obesitas meningkat 1,6 kali untuk setiap konsumsi minuman
TINJAUAN PUSTAKA
Remaja adalah individu baik
ringan tambahan per hari. Elizabeth di
pria atau wanita yang berada pada
bahwa
masa/ usia antara anak- anak dan
pengetahuan gizi, sikap dan uang
dewasa. Remaja adalah kelompok
saku/ jajan berpengaruh terhadap
orang yang berusia 10- 19 tahun.
frekuensi mengkonsumsi soft drink
Remaja
dan obesitas.
paling sulit untuk dilalui oleh individu.
(2007)
menyebutkan
Yogyakarta
bahwa
menunjukkan
Berdasarkan survei pendahuluan
merupakan
masa
yang
Masa ini dapat dikatakan sebagai
di SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta
masa
pada bulan November 2011 yang
perkembangan
dilakukan pada siswa kelas I, II, dan
kehidupan
III berjumlah 191 siswa didapatkan
(Sulistyoningsih,
bahwa
sangat rentan terhadap kekurangan
prevalensi
obesitas
pada
yang
paling
kritis
pada
bagi tahap
selanjutnya.
dan
12,56%. Prevalensi konsumsi soft
beberapa
drink
yang
karena bertambahnya kebutuhan zat
diwawancara didapatkan prevalensi
gizi dan kalori akibat meningkatnya
siswa yang mengkonsumsi soft drink
kebutuhan,
65
siswa
zat
Remaja
remaja cukup tinggi yaitu sebesar
dari
kelebihan
2011).
gizi
faktor. Faktor
karena pertama,
pertumbuhan
dan
2
perkembangan
fisik dalam
waktu
dan perempuan 23,8% sedangkan
yang relatif singkat. Faktor kedua,
pada anak- anak usia 6-14 tahun
karena berubahnya gaya hidup dari
pada laki- laki 9,5% dan perempuan
kebiasaan
akan
6,4%. Survei obesitas yang dilakukan
kebutuhan
tahun 2004 pada anak remaja siswa-
makan
mempengaruhi
yang
asupan
makanan (Hendarto, 2005). Obesitas
merupakan
siswi keadaan
SLTP
di
menunjukkan bahwa 7,8% remaja di
patologis, yaitu dengan terdapatnya
perkotaan
penimbunan lemak yang berlebihan
pedesaan
dari yang diperlukan untuk fungsi
(Mahdiah, 2004).
tubuh yang normal. Obesitas atau kegemukan
dari
segi
kesehatan
dan
karena
remaja
gizi,
dalam
makanan
yang
jauh
konsumsi
remaja
di
obesitas
Obesitas biasanya disebabkan
mengontrol
akibat
2%
mengalami
merupakan salah satu penyakit salah sebagai
Yogyakarta
tidak
dapat
makanannya,
makan
jumlah
berlebih,
suka
melebihi
mengkonsumsi makanan siap saji
kebutuhannya (Soetjiningsih, 1995).
dan minuman ringan atau soft drink
Obesitas juga merupakan istilah yang
secara berlebihan (Sulistyoningsih,
digunakan
2011).
untuk
menunjukkan
adanya penumpukan lemak tubuh yang
melebihi
batas
normalnya
(Moehyi, 1990). Berdasarkan
Obesitas dapat disebabkan oleh beberapa
faktor
di
antaranya
:
kurangnya aktifitas fisik, sindroma data
SUSENAS
makan malam sebelum tidur, faktor
tahun 2004 prevalensi obesitas pada
emosional, efek samping dari obat
anak dan remaja telah mencapai
tertentu,
faktor
hormonal,
faktor
11%. Obesitas pada masa anak dan
genetik,
faktor
kesuburan,
faktor
remaja cenderung berlanjut hingga
lingkungan
dewasa dan lanjut usia. Data Riset
makanan yang salah. Mengkonsumsi
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
makanan yang salah juga merupakan
2011
salah
menunjukkan
prevalensi
satu
dan
faktor
mengkonsumsi
yang
obesitas
dapat
obesitas di Indonesia pada penduduk
menyebabkan
seperti
usia 15 tahun pada laki- laki 13,9%
makanan : es krim, coklat, hotdog,
3
minuman smoothies, makan cepat
hal
saji,
dalam
(Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan
berpemanis
adalah hasil dari tahu dan ini terjadi
makanan
kemasan,
ringan
makanan
yang
ingin
setiap
diketahui
buatan dan mengkonsumsi minuman
bila
orang
melakukan
ringan (Mustofa, 2010).
penginderaan terhadap suatu obyek
Penyebab utama obesitas adalah
(Nursalam, 2001). Pengetahuan gizi
konsumsi makanan yang berlebihan
adalah kepandaian memilih makanan
tanpa diimbangi aktifitas fisik dan
yang merupakan sumber zat-zat gizi
olahraga. Konsumsi makanan yang
dan
berlebihan menyumbangkan banyak
makanan yang sehat. Pengetahuan
sekali energi yang tidak berguna
gizi merupakan pengetahuan tentang
kedalam tubuh. Soft drink yang manis
hubungan
konsumsi
menyumbangkan
dengan
kesehatan
sejumlah
energi
yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Minuman
dalam
memilih
makanan tubuh.
Pengetahuan gizi yang baik dapat
(soft
drink)
yang
tidak
bagaimana menyimpan, mengolah,
merupakan
serta menggunakan bahan makanan
minuman olahan dalam bentuk bubuk
yang berkualitas untuk dikonsumsi
atau cair yang mengandung bahan
(Wahyuni, 2008).
adalah
minuman
mengandung
makanan
ringan
kepandaian
alkohol,
atau
bahan
membantu
tambahan
seseorang
Tingkat
belajar
pengetahuan
lainnya baik alami maupun sintetik
seseorang
yang dikemas dalam kemasan siap
terhadap sikap dan perilaku dalam
untuk dikonsumsi. Minuman ringan
memilih makanan yang menentukan
terdiri dari dua jenis, yaitu: minuman
mudah
ringan dengan karbonasi (carbonated
memahami manfaat kandungan gizi
soft drink) dan minuman ringan tanpa
dari
karbonasi (Widodo, R, 2008).
Pengetahuan
Pengetahuan adalah keseluruhan fakta,
kebenaran
azas,
dan
akan
gizi
tidaknya
makanan
yang gizi
berpengaruh
seseorang
dikonsumsi. yang
baik
diharapkan mempengaruhi konsumsi makanan yang baik sehingga dapat
keterangan yang diperoleh manusia.
menuju
status
gizi
yang
baik
Pengetahuan menunjukkan pada hal-
(Sediaoetama, 2000). Hasil penelitian
4
Nurhanifah (2008) di Kota Yogyakarta
siswa/ siswi SMP Budi Mulia Dua di
menunjukkan
seringnya
Yogyakarta yang memenuhi kriteria
soft
drink
inklusi dan kriteria eksklusi yaitu
terhadap
kejadian
bahwa
mengkonsumsi berpengaruh
sebanyak 79 subjek.
resistensi insulin dan obesitas pada
Data primer pada penelitian ini
remaja. Minuman ringan merupakan
didapatkan dari responden secara
kaya kalori.
langsung dengan metode wawancara
METODE PENELITIAN
mengenai karakteristik subjek yaitu
Jenis
penelitian
observasional
dengan
bersifat
identitas responden yang meliputi
pendekatan
nama, umur, jenis kelamin, data BB,
Crossectional. Variabel yang diambil
data
oleh peneliti yaitu Obesitas sebagai
pengetahuan responden mengenai
variable
soft drink dilakukan dengan cara
terikat
Pengetahuan
sedangkan
Soft
dan
alamat.
Data
dan
mengisi langsung kuesioner yang
Konsumsi Soft Drink sebagai variabel
disediakan oleh peneliti. Konsumsi
bebas. Lokasi penelitian ini akan
soft
dilaksanakan di Sekolah Menengah
wawancara menggunakan kuesioner
Pertama (SMP) Budi Mulia Dua di
Food Frequensi Questioner (FFQ).
Yogyakarta. Penelitian pendahuluan
Data obesitas responden dilakukan
dilakukan pada bulan Oktober 2011
dengan mengukur berat badan dan
dan
dilakukan
tinggi badan responden kemudian
pada bulan Maret – Mei 2012. Lokasi
dibandingkan dengan grafik WHO-
penelitian dilakukan di SMP Budi
CDC (Center Disease Control) 2000.
pengambilan
Mulia
Dua
Drink
TB,
data
Yogyakarta
karena
dilakukan
dengan
Data sekunder adalah data
berdasarkan
survei
menunjukkan
prevalensi
obesitas
observasi langsung dan wawancara,
24,61%
siswanya
meliputi : gambaran umum sekolah,
12,56%
dan
pendahuluan
drink
mengkonsumsi soft drink. Pengambilan
yang
diperoleh
dengan
cara
data jumlah dan nama-nama anak sampel
ditentukan dengan cara proportional
sekolah,
sarana
dan
prasarana
sekolah, dan keadaan sekolah.
sampling. Sampel penelitian adalah
5
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMP Mulia Dua Yogyakarta Sekolah
Menengah
Budi
Pertama
(SMP) Budi Mulia Dua merupakan salah pertama
satu
sekolah
menengah
swasta yang berada di
wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Yogyakarta lebih tepatnya terletak di Jalan Raya Panjen, Wedomartani. Sekolah ini memiliki luas gedung sekolah seluas 1,5 Ha dilengkapi fasilitas
pendukung
perpustakaan multimedia,
lengkap lapangan
seperti dengan olahraga,
B. Karakteristik Sampel 1. Jenis Kelamin Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 1 berikut : Tabel 1. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin N % Laki- laki 30 38 Perempuan 49 62 Total 79 100
2. Usia Tabel 2. Distribusi Sampel Berdasarkan Usia Usia N % 12 tahun 11 13,9 13 tahun 20 25,3 14 tahun 32 40,5 15 tahun 16 20,3 Total 79 100
school clinic, laboratorium komputer,
Usia
internet dan audio visual, hot spot
termuda adalah 12 tahun dan tertua
area,
bahasa,
adalah 15 tahun. Usia sampel yang
laboratorium IPA, studio musik, dan
paling banyak dalam penelitian ini
kolam renang indoor. Jumlah siswa di
adalah 14 tahun (40,5%).
laboratorium
SMP Budi Mulia Dua sebanyak 208 siswa dengan
tenaga pengajar
sebanyak ± 35 orang. Sekolah ini memiliki kelas yang terdiri dari kelas VII sampai kelas IX
yang masing-
masing kelas terdiri dari 3 ruangan yakni ruangan A sampai C. Masingmasing kelas mempunyai kapasitas siswa sebanyak 25 orang.
sampel
penelitian
ini
yang
C. Karakteristik Orang Tua Sampel Tabel 3. Distribusi Subyek Penelitian Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua Pekerjaan Ayah Pegawai Negeri Pegawai Swasta Tentara Pengusaha/Wiraswasta Dokter Total Pekerjaan Ibu Pegawai Negeri Pegawai Swasta Pengusaha/Wiraswasta Dokter IRT Total
N 16 33 6 21 3 79 N 13 16 24 8 18 79
% 20,3 41,8 7,6 26,6 3,8 100 % 16,5 20,3 30,4 10,1 22,8 100
6
Berdasarkan tabel 3 didapat hasil
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa
bahwa pekerjaan ayah sampel yang
responden
terbesar adalah pegawai swasta yaitu
pengetahuan soft drink yang baik
sebesar
yaitu sebanyak 44 orang (55,7%) dan
41,78%
sedangkan
yang
memiliki
pekerjaan ibu yang terbesar adalah
responden
pengusaha yaitu sebesar 30,39%.
pengetahuan soft drink yang tidak
Tabel 4. Distribusi Subyek Penelitian Berdasarkan Pendidikan Orang Tua Pendidikan N % Ayah S3 22 27,8 S2 31 39,2 S1 17 21,5 D3 9 11,4 Total 79 100 Pendidikan Ibu N % S3 10 12,7 S2 19 24,1 S1 29 36,7 D3 15 19 SMA 6 7,6 Total 79 100
penelitian
Pengetahuan gizi yang baik dapat membantu
yaitu jenjang pendidikan S2 (ayah) yaitu sebesar 39,25% dan S1 (ibu) yaitu sebesar 36,70%.
yang berkualitas untuk dikonsumsi (Wahyuni, 2008). E. Konsumsi Soft Drink Tabel 6. Distribusi Responden Menurut Frekuensi Konsumsi Soft Drink Konsumsi Soft N % Drink Sering 49 62 Jarang 30 38 Total 79 100
Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa responden
yang
sering
mengkonsumsi soft drink sebanyak orang
(62%),
sedangkan
responden yang jarang mengkosumsi
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Sampel Menurut Pengetahuan Soft Drink Pengetahuan Soft Drink Baik Tidak Baik Total
belajar
serta menggunakan bahan makanan
49
D. Pengetahuan Soft Drink
seseorang
bagaimana menyimpan, mengolah,
berdasarkan
pendidikan orang tua paling banyak
memiliki
baik sebanyak 35 orang (44,3%).
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa distribusi
yang
N
%
44 35 79
55,7 44,3 100
soft drink sebanyak 30 orang (38%). Menurut manis
Jacobson yang
(2003),
terdapat
rasa
didalam
1
kaleng soft drink setara dengan 7 sendok teh gula pasir. Mengkonsumsi 1 kaleng (350 cc) soft drink bersoda setiap hari akan menambah 550
7
kalori kosong (zat gizi yang masuk
perempuan
hanya energi saja yang berasal dari
(40%).
gula
tanpa
zat
gizi
lain).
Hasil
penelitian Nurhanifah (2008) di Kota Yogyakarta
menunjukkan
bahwa
seringnya mengkonsumsi soft drink berpengaruh
terhadap
kejadian
resistensi insulin dan obesitas pada
sebanyak
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Sampel Menurut Klasifikasi Obesitas Klasifikasi Obesitas Obesitas Tidak Obesitas Total
N
%
30 49 79
37,97 62,03 100
orang
G. Analisa Hubungan 1. Hubungan Pengetahuan Soft Drink Dengan Kejadian Obesitas Tabel 9. Distribusi Pengetahuan Soft drink Berdasarkan Kejadian Obesitas Pengetahuan Soft Drink
Kejadian Obesitas Tidak Obesitas N % N %
Sig.
n
%
Jumlah
Obesitas
remaja. F. Status Gizi
12
Baik
10
22,7
34
77,3
44
100
Tidak Baik
20
57,2
15
42,8
35
100
Jumlah
30
38
49
62
79
100
Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan responden
yang
memiliki
pengetahuan soft drink baik dengan
Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa
kejadian obesitas sebesar 22,7%
responden lebih banyak mengalami
sedangkan responden yang memiliki
tidak obesitas yaitu sebesar 57,8%
pengetahuan soft drink baik dengan
dibandingkan yang mengalami obesitas
kejadian
tidak
obesitas
sebesar
77,3%. Ini menunjukkan bahwa lebih yaitu sebesar 42,2%.
banyak
Tabel 8. Distribusi Responden Obesitas Menurut Jenis Kelamin Obesitas N % Laki- Laki 18 60 Perempuan 12 40 Total 30 100
Berdasarkan
tabel
8
diketahui
responden
memiliki
pengetahuan soft drink tidak baik dengan
kejadian
obesitas.
Oleh
karena itu, memungkinkan bahwa ada kecenderungan hubungan antara pengetahuan
soft
drink
dengan
responden yang mengalami obesitas
kejadian obesitas. Hasil ini diperkuat
berjumlah sebanyak 30 orang dengan
uji statistik dengan Chi Square test
jenis kelamin laki- laki sebanyak 18
menunjukkan nilai p sebesar 0,002
orang
nilainya lebih kecil dari 0,05.
(60%) dan jenis kelamin
8
(p)
0,002
Hal tersebut sesuai dengan pendapat
dengan kategori tidak obesitas lebih
Sediaoetama
besar yaitu sebesar 77,5%. Hal ini
(2000)
menyebutkan
yang
bahwa
tingkat
bahwa
ada
hubungan
antara
pengetahuan gizi seseorang akan
kecendrungan
berpengaruh
dan
konsumsi soft drink dengan kejadian
makanan
obesitas. Hasil ini diperkuat dengan
yang menentukan mudah tidaknya
uji statistic dengan Chi Square test
seseorang
menunjukkan nilai p sebesar 0,024
terhadap
sikap
perilaku dalam memilih
memahami
manfaat
kandungan gizi dari makanan yang
nilainya lebih kecil dari 0,05.
dikonsumsi.
Remaja cenderung mengkonsumsi
2. Hubungan Konsumsi Soft Drink
soft drink untuk menciptakan citra diri
Dengan Kejadian Obesitas
yang modern dalam komunitasnya (Wirakusuma, 2006). Hasil ini sesuai
Tabel 10. Distribusi Konsumsi Soft Drink Berdasarkan Kejadian Obesitas Kejadian Obesitas Tidak Obesitas Obesitas n % n %
N
%
Sering
23
47,9
25
52,1
48
100
Jarang
7
22,5
24
77,5
31
100
Jumlah
30
38
49
62
79
100
Konsumsi Soft Drink
memungkinkan
dengan hasil penelitian Nurhanifah Sig.
Jumlah
(p)
(2008)
di
menunjukkan
Kota bahwa
mengkonsumsi 0,024
berpengaruh
Yogyakarta seringnya
soft
drink
terhadap
kejadian
resistensi insulin dan obesitas pada
Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan
remaja.
siswa yang mengkonsumsi soft drink
KESIMPULAN DAN SARAN
dengan
A. Kesimpulan
kategori
sering
dengan
kejadian obesitas sebesar 47,9%
1. Siswa yang memiliki pengetahuan
yang
soft drink baik sebesar 55,7% dan
mengkonsumsi soft drink dengan
siswa yang memiliki pengetahuan
kategori sering dengan kejadian tidak
soft
obesitas
44,3%.
sedangkan
siswa
yaitu
sebesar
52,1%.
Responden yang mengkonsumsi soft
drink
2. Responden
tidak
yang
baik
sebesar
dikategorikan
drink jarang dengan kategori obesitas
sering mengkonsumsi soft drink
yaitu sebesar 22,5% sedangkan yang
yaitu sebanyak 49 orang (62%)
mengkonsumsi
sedangkan responden yang jarang
soft
drink
jarang
9
mengkosumsi
soft
drink
yaitu
sebanyak 30 orang (38%) 3. Siswa yang mengalami obesitas sebesar 37,97% dan yang tidak mengalami
obesitas
sebesar
62,03%. 4. Ada
hubungan
antara
pengetahuan soft drink terhadap kejadian obesitas pada anak usia remaja di SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta (p= 0,002). 5. Ada hubungan antara konsumsi
soft
drink
dengan
kejadian
obesitas pada anak usia remaja di
SMP
Budi
Mulia
Dua
Yogyakarta (p= 0,024). B. Saran 1. Bagi Dinas
Kesehatan
dapat
memberikan informasi dan promosi kesehatan melalui penyuluhan dan tanya
jawab
kepada
remaja
mengenai makanan dan minuman sehat dan bergizi seimbang. 2. Bagi
SMP
Budi
Mulia
dapat
memberikan informasi mengenai masalah obesitas pada remaja kepada sehingga
siswa
dan
keluarga
orang
tua
dapat
memotivasi dan memperhatikan
DAFTAR PUSTAKA 1. Atmodjo, W. 2007. Bar, Minuman dan Pelayanannya. Andi Yogya. Yogyakarta. 2. Ayu, F. 2010. Hubungan Antara Metabolisme Karbohidrat dan Lemak dengan Kejadian Obesitas. Universitas Islam Negri. Malang. 3. Barasi, M. 2007. Ilmu Gizi. Penerbit Erlangga. Jakarta. 4. Donochue. 2004. Obesity Textbook of Pediatric 17th. Saunders. Philadelphia. 5. Elizabeth, H. 2007. Hubungan Pengetahuan Gizi, Sikap, dan Uang Saku dengan Frekuensi Minum Soft Drink Siswa di SMU Stella Duce 1 Yogyakarta. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. 6. Farmacia, 2007. Majalah Farmacia, Halaman: 19 (5099 hits). Jakarta. 7. Hendarto, A. 2005. Kebutuhan Dan Pentingnya Nutrisi Pada Remaja. Gizi Mindo Vol 5 No. 12. Jakarta. 8. Jacobson. 2003. Minuman Ringan Dibalik Kenikmatannya Ada Bencana. Kompas Cyber Media didownload pada tanggal 20 Mei 2011. 9. Kumalasari. 2010. Hubungan antara Pengetahuan Diet Penurunan Berat Badan dengan Perilaku Diet Penurunan BB pada Remaja Putri SMAN 7 Surakarta. Universitas Diponegoro. Semarang. 10. Kuczmarski, R.J, et al. 2002. CDC growth charts for the united states : methods and development. National Center for the Health Statistis. Vital Health Stat 11. 11. Kusumawardhani. A. 2006. Food Addiction In Obesity. Majalah Kedokteran Indonesia. Jakarta.
apa yang dikonsumsi oleh anak.
10
12. Madanijah, S. 2006. Pendidikan Dalam Sistem Pangan Dan Gizi. Penebar Swadaya. Jakarta. 13. Mahdiah. 2004. Prevalensi Obesitas Dan Hubungan Konsumsi Fast Food Dengan Kejadian Obesitas Pada Remaja SMP Kota dan Desa Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. 14. Malik, V dan Schulze,M. 2011. Intake of Sugar Sweetened Beverages and Weight Gain. American Society for Clinical Nutrition. 15. Moehyi, S. 1995. Pengaruh Makanan dan Diit Untuk Penyembuhan Penyakit. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 16. Mustofa, A. 2010. Solusi Ampuh Mengatasi Obesitas. Hanggar Kreator. Yogyakarta. 17. Nurhanifah, R. 2008. Hubungan Antara Konsumsi Soft Drink Dengan Resistensi Insulin Pada Remaja SMP Obesitas. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 18. Prima, A. 2005. Minuman Berkarbonasi dari Buah Segar. Trubus Agrisarana. Jakarta. 19. Proverawati, A. 2010. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan. Mulia Medika : Yogyakarta. 20. Pusat Data dan InformasiPerhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia. 2004. Minuman Favorit, Perusak Tubuh. Didownload di www.pdpersi.co.id pada tanggal 01 Juni 2011. 21. Riwidikdo, H. 2008. Statistik Kesehatan. Mitra Cendikia Press. Yogyakarta. 22. Sediaoetama, A. 2000. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa & Profesi. Dian Rakyat. Jakarta. 23. Septiana, M. 2011. Hubungan Antara Resting Metabolic Rate (RMR) dengan
Komposisi Tubuh Pada Anak Obesitas. Universitas Diponegoro. Semarang. 24. Sjarif, D. R. 2003. Childhood Obesity : Evaluation and Management, dalam buku National Obesity Symposium II 2003. Pusat Diabetes dan Nutrisi, Fakultas Kedokteran Universitas AirlanggaRSUD Dr. Soetomo Surabaya. 25. Soetjiningsih, 1995. Tumbuh kembang anak. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu. Yogyakarta. 26. Wahyuni. 2006. Pengetahuan dalam Pangan dan Gizi. Mulia Medika. Yogyakarta. 27. Wang, Y. 2001. Cross National Comparison of Childhood Obesity. The Epidemic and the Relationship between Obesity and Socioeconomic Status. International Journal of Epidemiology 2001. 28. Waang,Y, dan Zhang,Q. 2006. American Children and Adolescents of Low Socioeconomic Status at Increased Risk of Obesity Changes in The Association Between Overweight and Family Income Between 1971 and 2002. American Journal of Clinical Nutrition. 29. Widodo, R. 2008. Mengenal Minuman Ringan Berkarbonasi (Softdrink). Universitas 17 Agustus 1945. Surabaya. 30. Wirakusuma, E. 2006. Soft drink, minuman ringan berakibat berat. Majalah Femina. Jakarta. 31. Vartanian, L. 2007. Effects of Soft Drink Consumption on Nutrition and Health. American Journal of Public Health.
11