PUBLIKASI ILMIAH PENGERTIAN Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada masyarakat. Oleh sebab itu, pada sitem penilaian kinerja guru tidak semua karya tulis dapat dikategorikan sebagai publikasi ilmiah, kecuali telah dipublikasikan kepada masyarakat terutama masyarakat ilmiah umumnya atau guru khususnya.
HAKEKAT Pada hakekatnya publikasi ilmiah adalah salah satu unsur utama dalam penilaian kinerja guru yang dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme guru sehingga oleh karenanya diberi angka kredit.
TUJUAN Memotivasi guru untuk senantiasa meningkatkan kontribusinya kepada perkembangan profesionalisme masyarakat profesinya. MANFAAT Secara umum, publikasi ilimiah yang dilakukan oleh seorang guru memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Agar lebih banyak guru yang makin profesional
1
2) Bagi guru profesional, diberikan penghargaan, di antaranya naik jabatan / golongan. 3) Memotivasi guru agar dapat mencapai pangkat puncak PNS Pembina Utama Gol Ruang IV/e. 4) Memotivasi guru untuk berprestasi
BENTUK Bentuk publikasi yang dapat dilakukan oleh guru adalah presentasi pada forum ilmiah, publikasi hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal, danpublikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan dan/atau pedoman guru.
MACAM Sebelumnya, sesuai dengan ketentuan KEPMENPAN No: 84/1993 ada 7 (tujuh) macam publikasi ilmiah yang merupakan bagian kegiatan pengembangan profesi. Sejak tahun 2009, ketentuan tersebut diperbaharui dengan diterbitkannya PERMENPAN dan RB No: 19 Tahun 2009 yang menetapkan sebanyak 10 macam publikasi sebagai bagian dari kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yaitu: 1. Presentasi di forum ilmiah 2. Hasil penelitian 3. Tinjauan ilmiah 2
4. Tulisan ilmiah populer 5. Artikel ilmiah 6. Buku pelajaran 7. Modul/diktat 8. Buku dalam bidang pendidikan 9. Karya terjemahan 10. Buku pedoman guru KRITERIA PUBLIKASI ILMIAH Publikasi ilmiah yang layak memperoleh angka kredit harus memnuhi kriteria yang dinyatakan dalam akronim APIK yang artinya:
Asli, bukan merupakan hasil plagiat tetapi gagasan orisinil yang bersangkutan
Perlu, yang berarti menyelesaikan masalah yang secara nyata terjadi atau dihadapi oleh guru yang bersangkutan dalam lingkungan tugasnya.
Ilmiah, yaitu berbentuk penelitian yang berisi dan dilakukan mengikuti kaidah-kaidah kebenaran ilmiah.
Konsisten, dalam arti harus disusun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi penyusunnya.
3
PEDOMAN PENILAIAN Penilaian terhadap publikasi ilmiah dilakukan berpedoman kepada Buku 5 Pedoman Penilaian Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
LANGKAH-LANGKAH PENILAIAN Cermati KTI sesuai dengan jenis publikasinya dengan langkah sebagai berikut: 1. Lihat nomor alasan dari nomor 5 sampai dengan 16. Nilailah KTI sesuai dengan nomor alasan yang sesuai dengan JENIS Publikasinya.)* 2. Bila tidak memenuhi syarat, tuliskan nomor alasan penolakan pada format penilaian. 3. Lihat juga alasan nomor 17 (alasan lain-lain). 4. Bila telah menuhi semua persyaratan berikan nilai yang sesuai dengan ketetapan pada format penilaian. 5. Lanjutkan dengan menilai KTI berikutnya
PENOLAKAN DAN SARAN PERBAIKAN Banyak KTI yang ditolak untuk dinilai dan dikembalikan kepada guru yang bersangkutan untuk diperbaiki karena tidak memenuhi syarat penulisan. Berikut diberikan beberapa kasus penolakan tersebut sebagai gambaran. 4
Kasus 1: • Beberapa KTI (umumnya berasal dari daerah yang sama) sangat mirip. Tampak dari sajian pengantar, abstrak, teori, daftar pustaka, yang tertulis sama baik bentuk dan ukuran huruf, kata-demi-kata, kalimat dan lain-lain. • Terdapat indikasi karya tulis ilmiah ini tidak asli. karya tulis ilmiah yang dajukan sangat mirip dengan karya tulis ilmiah lain dari daerah yang sama. • Isi KTI tidak berkaitan dengan tugas guru dalam tugas pembelajarannya atau tidak menunjukkan kegiatan pengembangan profesinya sebagai guru, atau tugas pokoknya. Saran: Membuat karya tulis ilmiah baru karya sendiri dalam bidang pendidikan yang berfokus pada "laporan" kegiatan nyata yang bersangkutan, berupa laporan PTK, diktat, buku, karya terjemahan, dll.
Kasus 2: Isi KTI tidak berkaitan dengan tugas guru dalam tugas pembelajarannya atau tidak menunjukkan kegiatan pengembangan profesinya sebagai guru, atau tugas pokoknya.
5
Saran: • Membuat karya tulis ilmiah baru yang merupakan karya sendiri • Bila merupakan laporan penelitian harus pula melampirkan (a) semua instrumen yang digunakan dalam penelitian, terutama hasil kerja dalam pengisian/pengerjaan instrumen baik oleh guru maupun siswa, (c) dokumen pelaksanaan penelitian yang lain seperti foto-foto kegiatan, daftar hadir, dan lain-lain.
Kasus 3: Keaslian KTI diragukan, karena adanya berbagai data yang tidak konsisten seperti nama, nama sekolah, tanggal, jenis lampiran, foto dan data yang tidak sesuai.
Saran: Membuat KARYA TULIS ILMIAH baru, karya sendiri, yang berfokus pada laporan mengenai permasalahan nyata di bidang pendidikan formal pada satuan pendidikannya yang sesuai dengan tugas guru yang bersangkutan.
Kasus 4: Keaslian KTI diragukan, karena dengan waktu pelaksanaan kegiatan penelitian yang kurang wajar, terlalu banyak penelitian yang dilakukan dalam waktu yang terbatas. 6
Saran: Membuat KARYA TULIS ILMIAH baru, karya sendiri, yang berfokus pada laporan mengenai permasalahan nyata di bidang pendidikan formal pada satuan pendidikannya yang sesuai dengan tugas guru yang bersangkutan.
Kasus 5: Keaslian KTI diragukan, karena adanya perbedaan kualitas, cara penulisan, gaya bahasa yang mencolok di antara karyakarya yang dibuat oleh seorang guru yang sama
Saran: untuk membuat KARYA TULIS ILMIAH baru, karya sendiri, yang berfokus pada laporan mengenai permasalahan nyata di bidang pendidikan formal pada satuan pendidikannya yang sesuai dengan tugas guru yang bersangkutan.
Kasus 6: Keaslian KTI diragukan karena terlalu banyak kesamaan antara satu karya tulis dengan yang lain dalam hal isi, seperti foto-foto, dokumen, sekalipun dinyatakan dibuat dalam waktu yang berbeda.
Saran: 7
Membuat KARYA TULIS ILMIAH baru, karya sendiri, yang berfokus pada laporan mengenai permasalahan nyata di bidang pendidikan formal pada satuan pendidikannya yang sesuai dengan tugas guru yang bersangkutan.
Kasus 7: Keaslian KTI diragukan, karena adanya kemiripan yang mencolok dengan skripsi, tesis atau desertasi, baik karya yang bersangkutan maupun karya orang lain.
Saran: Membuat karya tulis ilmiah baru, karya sendiri, yang berfokus pada laporan mengenai permasalahan nyata di bidang pendidikan formal pada satuan pendidikan yang sesuai dengan tugas guru yang bersangkutan
Kasus 8: Keaslian KTI diragukan, karena adanya berbagai kesamaan mencolok dengan karya tulis yang dibuat oleh orang lain, dari daerah yang sama, seperti di sekolah, kabupaten, kota, atau wilayahnya. yang sama.
Saran:
8
Membuat KARYA TULIS ILMIAH baru, karya sendiri, yang berfokus pada laporan mengenai permasalahan nyata di bidang pendidikan formal pada satuan pendidikannya yang sesuai dengan tugas guru yang bersangkutan
Kasus 9: Keaslian KTI diragukan, karena adanya berbagai data yang tidak konsisten seperti nama, nama sekolah, lampiran, foto dan data yang tidak sesuai.
Saran: Membuat KARYA TULIS ILMIAH baru, karya sendiri, yang berfokus pada laporan mengenai permasalahan nyata di bidang pendidikan formal pada satuan pendidikannya yang sesuai dengan tugas guru yang bersangkutan.
PENUTUP Publikasi ilmiah merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap guru sebagai bagian dari kegiatan peningkatan keprofesian berkelanjutan yang pada hakekatnya merupakan sarana berkontribusi kepada pengembangan profesionalisme masyarakat ilmiah termasuk dirinya sendiri. Oleh sebab itu, publikasi ilmiah diberi penghargaan dalam bentuk angka kredit yang dapat digunakan untuk promosi kenaikan pangkat dan jabatannya. Bagaimanapun, tidak semua karya tulis dapat 9
dikategorikan sebagai publikasi ilmiah, kecuali telah dikomunikasikan kepada masyarakat ilmiah khususnya masyarakat guru. Konsekwensinya, banyak karya tulis yang ditolak dan dikembalikan kepada guru yang megajukan untuk selan jutnya diperbaiki agar memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam Permenegpan dan RB No: 18 tahun 2009.
Akhirnya, agar publikasi ilmiah memberikan manfaat yang maksimal, diharapkan agar penilai melakukan tugasnya secara obyektif sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sedangkan kepada guru melaksanakan publikasi ilmiah disertai dengan kejujuruan dan kesadaran ilmiah yang tumbuh dari dalam dirinya sendiri.
10