Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 332-341
Tersedia Online di http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk ISSN 2579-9908
PERAN SUPERVISI BK UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU BK Septin Anggraini Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected] ABSTRAK Profesi guru bimbingan dan konseling perlu tumbuh dan berkembang agar dapat memberikan layanan konseling dengan baik. Dalam rangka meningkatkan profesionalisme bimbingan dan konseling dibutuhkan pengawasan dan bimbingan dari kepala sekolah sebagai supervisor. Profesionalisme guru BK dan peran supervisi BK dalam meningkatkan profesionalisme guru BK, bertujuan untuk mendiskripsikan profesionalisme guru BK di SMP 2 Madiun serta peran supervisi BK dalam meningkatkan profesionalisme guru BK. Tugas kepala sekolah sebagai supervisor telah dilaksanakan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru BK dengan menggunakan beberapa teknik, diantaranya, percakapan pribadi, diskusi kelompok, penghargaan terhadap guru, penyediaan sumber belajar yang memadai dan pendelegasian guru dalam program edukatif ( MGBK dan Seminar). Belum ada pengawas dari dinas pendidikan yang datang secara khusus untuk melakukan supervisi terhadap layanan BK dan belum ada ruangan khusus untuk pelayanan BK. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan model kualitatif. Metode yang digunakan yaitu, observasi, interview dan dokumentasi. Analisis data yang diberikan akan memberikan makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan. Kata Kunci: supervisi BK, profesionalisme guru BK
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
PENDAHULUAN Pendidikan
dalam
negara
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
memegang peranan yang sangat penting
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
untuk menjamin kelangsungan tiap negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
dan bangsa, karena pendidikan merupakan
Sehubungan
wahana
mencapai
untuk
mengembangkan
suatu
meningkatkan kualitas
suatu
itu
realisasi
maka
untuk
dan
tujuan
daya
pendidikan nasional, memerlukan partisipasi
manusia. Dalam Undang-Undang No 20
guru sebagai warga negara dan warga
Tahun 2003 (Sisdiknas, Pasal 3), pendidikan
masyarakat. Apalagi guru dikenal sebagai
nasional berfungsi mengembangkan dan
tenaga
membentuk watak serta peradaban bangsa
mempunyai tanggung jawab besar dalam
yang
menangani berhasil atau tidaknya program
bermartabat
sumber
dan
dengan
dalam
rangka
profesional
pendidikan
untuk berkembangnya potensi peserta didik
sehingga secara ideal, baik atau buruknya
332
pembangunan
yang
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
agar menjadi manusia yang beriman dan
dan
kependidikan,
bangsa,
Anggraini, Peran Supervisi BK... 333
suatu bangsa dimasa mendatang banyak
(perintisan), dekade 70-an (penataan), dekade
terletak di tangan guru.
80-an
Dari penjelasan diatas guru BK memiliki
(pemantapan),
(profesionalisasi).
dekade
Walaupun
90-an demikian,
tugas dan tanggung jawab yang cukup berat.
profesi bimbingan dan konseling masih
Guru harus membimbing anak didik menjadi
dirundung banyak masalah terutama pada
manusia pembangunan yang berpancasila,
tataran praksisnya.
kemudian memiliki kejujuran profesional,
Layanan
bimbingan
dan
konseling
selalu memelihara hubungan baik dengan
disekolah juga masih banyak dirundung
anak didik, teman sejawat, orang tua murid
masalah pada tataran praksisnya. Guru BK
atau keluarga maupun masyarakat, mengenal
sebagai
anak didik, disamping harus meningkatkan
menagalami kendala dan masalah yang
mutu profesi dan organisasi profesionalya
beragam, penyebab masalah dapat timbul
serta mematuhi ketentuan-ketentuan yang
dari berbagai faktor, sehingga hanya sedikit
telah ditetapkan oleh pemerintah dibidang
sekolah saja yang mampu menjalankan BK
pendidikan.
dengan baik.
Dalam
semestinya
proses
menyentuh
dunia
pendidikan kehidupan
konselor
disekolah
Masalah-masalah
tidak
masih
seluruhnya
peserta didik secara individual. Proses ini
dialami oleh seluruh guru BK dan sekolah,
tidak cukup hanya dilakukan oleh guru, tetapi
namun ada sebagaian guru BK dan sekolah
perlu bantuan profesi pendidik lain yaitu
yang mengalami salah satu atau beberapa
guru bimbingan dan konseling atau konselor.
problem. Jika problem-problem tersebut
Bimbingan dan konseling (BK) sebagai
tidak segera disikapi secara positif maka rasa
bagian intregral dari proses pendidikan
percaya diri guru BK dalam menjalankan
merupakan salah satu komponen penting
tugas
yang
Sedangkan profesi guru bimbingan dan
menentukan
kualitas
pelayanan
pendidikan pada siswa. Sejarah
keberadaan
disekolah
tentu
akan
terganggu.
konseling perlu tumbuh dan berkembang dan
agar dapat memberikan layanan konseling
konseling dalam dunia pendidikan Indonesia
dengan baik. Setiap guru bimbingan dan
mulai di rintis pada pertengahan tahun enam
konseling
puluhan. Dalam waktu lebih dari empat
pertumbuhan dan perkembangan profesi
puluh
merupakan suatu keharusan untuk kinerja
tahun
tersebut,
bimbingan
perkembangan
bimbingan dan konseling telah melewati beberapa
periode
yaitu
dekade
60-an
perlu
menyadari
dan layanan yang berkualitas.
bahwa
334 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 332-341
Salah satu faktor yang mempengaruhi
meningkatkan profesionalisme guru BK.
profesionalisme guru yakni supervisi. Dalam
Dalam konteks ini salah satu program
bidang supervisi, kepala sekolah mempunyai
unggulan di SMP Negeri 2 Madiun adalah
tugas dan bertanggung jawab memajukan
meningkatkan
pengajaran melalui peningkatan profesi guru
pembelajaran serta bimbingam dan konseling
secara
secara bertahap dan pada tahun 2016 sudah
terus
menerus.
Kepala
sekolah
profesionalisme
menduduki posisi yang sangat strategis
mencapai
didalam upaya pencapaian keberhasilan suatu
Untuk itu penulis tertarik dalam meneliti
sekolah dan berperan sebagai pemimpin
“peran supervisi BK dalam meningkatkan
pendidikan, administrator pendidikan dan
profesionalisme
supervisor
konseling di SMP Negeri 2 Madiun.
pendidikan
menentukan
yang
efektivitas
an
turut efisiensi
penyelenggaraan pendidikan disekolah. Kepala
sekolah
tenaga
guru
kependidikan.
bimbingan
dan
PEMBAHASAN Guru Bimbingan dan Konseling
pemimpin,
Dalam Undang-Undang No 20 Tahun
karena ia mempunyai tugas untuk memimpin
2003 Pasal 1 Ayat 6 keberadaan konselor
staf sekolah, yakni guru dan pegawai,
atau guru BK dalam Sistem Pendidikan
membina kerja sama yang harmonis antar
Nasional dinyatakan sebagai salah satu
anggota staf sehingga dapat membangkitkan
kualifikasi
semangat serta motivasi kerja para staf yang
kualifikasi guru, dosen, pamong belajar,
dipimpin serta menciptakan suasana yang
tutor, widyaiswara, fasilitator dan instruktur.
kondusif.
sebagai
Dalam surat keputusan Bersama Mendikbud
administrator atau manager pendidikan yang
dan kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No.
bertanggung
mengelola
25 Tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan
penyelenggaraan pendidikan disekolahnya.
Jabatan Fungsional Guru Pembimbing dan
Kepala
Angka Kreditnya dijelaskan bahwa “guru
Kepala
sekolah
jawab
sekolah
pendidikan
sebagai
standar
pelayanan
sebagai
mempunyai
supervisor
sejajar
dengan
untuk
pembimbing adalah guru yang mempunyai
mengajar,
tugas, tanggung jawab dan wewenang.
memotivasi, membimbing serta membantu
Kemudian dalam Pasal 39 Ayat 2 UU No 20
guru-guru agar meningkatkan kompetensi
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
profesional melalui supervisi.
Nasional menyebutkan:
meningkatkan
Berdasarkan adanya
asumsi
mutu
tugas
pendidik,
belajar
pemaparan bahwa
diatas
supervisi
dan dapat
“Pendidik merupakan tenaga profesional yang
bertugas
merencanakan
dan
Anggraini, Peran Supervisi BK... 335
melaksanakan proses pembelajaran, menilai
perkembangan,
hasil
peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga
pembelajaran,
pembimbingan
dan
melakukan pelatihan
serta
membantu
kondisi
serta
mengatasi
peluang-
kelemahan
dan
melakukan penelitian dan pengabdian kepada
hambatan serta masalah yang dihadapi
masyarakat, terutama bagi pendidik pada
peserta didik.
perguruan tinggi”.
a) Bidang
Semua pendidik, termasuk di dalamnya
Layanan
Bimbingan
Konseling
Guru BK melakukan kegiatan pembelajaran,
b) Fungsi Bimbingan dan Konseling
penilaian,
c) Prinsip
pembimbingan
dan
pelatihan
dengan berbagai muatan dalam ranah belajar
dan
Guru
dan ketakwaan pada Tuhan Yang Maha Esa.
Profesionalisme
berbagai
pengertian
diatas
Asas
Bimbingan
dan
Konseling
kognitif, afektif, psikomotor, serta keimanan
Dari
dan
dapat
Bimbingan
Profesi
dan
adalah
suatu
Konseling
jabatan
atau
disimpulkan bahwa Guru BK adalah konselor
pekerjaan yang menuntut keahlian dari para
yang mempunyai tugas, tanggung jawab,
petugasnya.
wewenang dan hak secara penuh dalam
menunjuk ke dua hal. Pertama, orang
kegiatan BK disekolah terhadap sejumlah
menyandang suatu profesi; misalnya sebutan
peserta
dia
didik
yang
bertujuan
untuk
Sedangkan
seorang
profesional
“profesional”.
seorang
dalam
Kedua,
membantu siswa dalam upaya menemukan
penampilan
dirinya, penyesuaian terhadap lingkungan
pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.
serta dapat merencanakan masa depannya.
Dalam
Layanan Bimbingan dan Konseling di
profesional sering dipertentangkan dengan
Sekolah
istilah non-profesional.
pengertian
kedua
melakukan
ini,
istilah
Layanan Bimbingan dan Konseling di
Profesionalisme berarti faham atau sikap
sekolah merupakan usaha membantu peserta
yang mengutamakan keprofesionalan atau
didik dalam mengembangkan kehidupan
cara kerja sekaligus sikap dan tindak tanduk
pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar
dari penganutnya. Profesi menjunjung tinggi
serta perencanaan dan pengembangan karier.
profesionalisme dalam
Pelayanan
anggota profesi mementingkan sifat-sifat
pengembangan
konseling peserta
memfasilitasi didik,
secara
profesional
seperti
individual, kelompok atau klasikal, sesuai
pelayanan,
taat
dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat,
bekerja, hal
ini
mementingkan
mutu
kode
ingin
etik,
336 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 332-341
mengembangkan profesinya, rasa bangga
f) Para anggota profesi BK secara tegas
akan profesi, dan meningkatkan kemampuan.
dituntut memiliki kompetensi minimum
Menurut sejumlah para ahli seperti
melalui prosedur seleksi, pendidikan dan
McCully, Tolbert, dan Nugent yang dikutip
latihan, serta lisensi atau sertifikasi.
oleh Prayitno, dan Erman Amti menyatakan
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil
bahwa kriteria konselor profesional dapat
kesimpulan tentang karakteristik konselor
dilihat dari karakteristik yang harus dimiliki
profesional,
oleh Guru BK, diantaranya:
profesional apabila konselor mempunyai
a) Suatu profesi merupakan suatu jabatan
keterampilan-keterampilan
guru
BK
dikatakan
dasar
atau pekerjaan yang mempunyai fungsi
pengetahuan
dan kebermaknaan sosial yang sangat
konseling yang luas dan mendalam. Dalam
menentukan.
memberikan layanan guru BK harus lebih
b) Untuk mewujudkan fungsi tersebut maka
tentang
dapat
mementingkan
bimbingan
pelayanan
sosial
para anggota profesi harus menampilkan
dibandingkan
pelayanan khusus didasarkan atas tekhnik-
bersifat
tekhnik intelektual dan keterampilan-
mempunyai karakteristik yang sebagaimana
keterampilan tertentu yang unik.
telah dijelaskan diatas maka guru BK
c) Selain dilakukan secara rutin pelayanan juga bersifat pemecahan masalah atau
dengan
dan
ekonomis.
pelayanan
Apabila
guru
yang BK
tersebut dapat dikatakan guru BK yang profesional.
penanganan situasi kritis yang menuntut
Sejalan dengan pendapat para ahli di atas
pemecahan dengan menggunakan teori
IPBI (Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia)
dengan metode ilmiah.
dikatakan bahwa guru BK harus memiliki,
d) Para anggota profesi BK harus memiliki
(1) sikap, keterampilan, pengetahuan khusus,
kerangka ilmu yang sama yaitu didasarkan
dan (2) pengakuan atas kewenangannya
atas ilmu yang jelas, sistematis, dan
sebagai
eksplisit, bukan hanya didasarkan pada
dijelaskan oleh ABKIN (Asosiasi Bimbingan
akal (common sense).
Konseling Indonesia) bahwa seorang guru
e) Diperlukan
pendidikan
dan
pelatihan
BK
konselor.
harus
Secara
memiliki,
(1)
lebih
nilai,
lanjut
sikap,
dalam jangka waktu yang cukup lama
keterampilan, pengetahuan, dan wawasan
untuk dapat menguasai kerangka ilmu
dalam bidang profesi konseling dan (2)
tersebut.
pengakuan atas kemampuan dan kewenangan sebagai guru BK.
Anggraini, Peran Supervisi BK... 337
berikut:Kompetensi Pedagogik, Kompetensi
Kualifikasi Akademik Konselor Konselor profesional
adalah yang
pendidikan
tenaga
telah
akademik
pendidik
menyelesaikan
strata
satu
(S-1)
program studi Bimbingan dan Konseling dan Program Pendidikan Profesi Konselor dari
Kepribadian,
Kompetensi
Sosial
dan
Kompetensi Profesional. Supevisi Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Konseling
perguruan tinggi penyelenggara program
Supervisi
Bimbingan
dan
Kata supervisi diadopsi dari bahasa
yang
inggris yakni “supervision” yang berarti
terakreditasi. Sedangkan bagi individu yang
pengawasan dan kepengawasan. Sementara
menerima pelayanan profesi bimbingan dan
itu beberapa ahli seperti yang dikutip oleh
konseling disebut konseli, dan pelayanan
Piet A. Sahertian memberikan rumusan yang
bimbingan
berbeda-beda antara lain:
pengadaan
tenaga
dan
pendidikan
kependidikan
konseling
formal
dan
pada
jalur
nonformal
diselenggarakan oleh konselor.
a) Adams dan Dickey merumuskan supervisi sebagai program yang berencana untuk
Kualifikasi akademik konselor dalam
memperbaiki pengajaran (perbaikan hal
satuan pendidikan pada jalur pendidikan
belajar
formal
merumuskan
dan
nonformal
adalah:
Sarjana
mengajar),
b)
supervisi
Mc
Nerney
sebagai
suatu
arah
serta
pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan
prosedur
memberikan
dan Konseling dan Berpendidikan profesi
mengadakan penilaian serta kritis terhadap
konselor.
proses pengajaran. Dari beberapa pengertian diatas maka
Kompetensi Konselor Rumusan standar kompetensi konselor
dapat disimpulkan bahwa supervisi adalah
telah dikembangkan dan dirumuskan atas
segenap usaha menstimulasi, mengkoordinasi
dasar kerangka pikir yang menegaskan
dan
konteks tugas dan ekspetasi kinerja konselor.
pertumbuhan guru-guru di sekolah baik
Namun apabila ditata ke dalam empat
secara individual, maupun kolektif, agar
kompetensi pendidik sebagaimana tertuang
lebih mengerti dan lebih efektif dalam
dalam PP Nomor 19 Tahun 2005, maka
mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.
rumusan
kompetensi
akademik
dan
membimbing
Supervisi
BK
secara
adalah
continue
upaya
untuk
mengkoordinasikan
dan
profesional konselor dapat dipetakan dan
mendorong,
dirumuskan kedalam kompetensi pedagogik,
menuntun pertumbuhan petugas BK atau
kepribadian, sosial, dan profesional sebagai
konselor
secara
berkesinambungan
baik
338 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 332-341
secara individual maupun kelompok agar
terintegrasinya
lebih memahami dan lebih dapat bertindak
pengintregasian tujuan dan daya.
secara efektif dalam melaksanakan layanan
Agar
teori
dapat
praktek,
menjalankan
fungsinya
seperti
pertumbuhan
secara
supervisor BK perlu memiliki kemampuan
berkesinambungan agar dapat berpartisipasi
berikut: Kemampuan dalam kepemimpinan,
secara cerdas dan kaya di dalam kehidupan
kemampuan
masyarakat demokratis.
kemampuan
2. Tujuan Supervisi BK
kemampuan dalam administrasi personel,
siswa
(klien)
Adapun ytujuan dari Supervisi BK
ditemukan
dan
BK, sehingga mereka mampu mendorong tiap
yang
dan
dalam
maka
hubungan
manusia,
proses
kelompok
dalam
kemampuan dalam BK dan kemampuan
diantaranya: Tujuan mengendalikan kualitas,
dalam evaluasi
supervisor bertanggung jawab memonitor
4. Teknik Supervisi
pelaksanaan kegiatan BK dan hasil-hasilnya
diatas
Kegiatan
supervisi
dapat
dilakukan
yang berupa kehidupan dan perkembangan
melalui berbagai proses pemecahan masalah
siswa atau klien yang lebih baik, Untuk
pengajaran untuk mengubah proses belajar
mengembangkan
mengajar menjadi kegiatan yang efektif dan
profesionalisme
petugas
BK atau konselor. Supervisor BK membantu petugas BK atau konselor untuk tumbuh
efisien. Dalam
pelaksanaannya,
tentu
saja
berkembang secara profesional, sosial dan
menggunakan teknik-teknik supervisi yang
personal, untuk memotivasi petugas BK atau
merupakan bagian pokok dalam pelaksanaan
konselor agar dapat secara berkelanjutan
supervisi pendidikan, maka dari itu Ngalim
melaksanakan
Purwanto mengemukakan tentang berbagai
kegiatan-kegiatan
BK,
menemukan dan memperbaiki kesalahan dan
teknik
dalam
melaksanakan
kekurangan.
pendidikan
3. Fungsi Supervisi BK
perseorangan dan teknik kelompok”. Teknik
diantaranya
adalah
supervisi “teknik
Adapun fungsi Supervisi BK diantaranya
individu, yang meliputi : kunjungan kelas,
:Koordinasi usaha-usaha individual, sekolah
observasi kelas dan percakapan pribadi dan
dan masyarakat, penyediaan kepemimpinan,
Teknik kelompok, yang meliputi: orientasi
perluasan pengalaman, dorongan terhadap
bagi guru-guru baru rapat guru, studi
usaha-usaha kreatif, penyediaan fasilitas
kelompok
perubahan, analisis terhadap situasi dan
pengalaman, lokakarya, diskusi, seminar.
layanan
BK,
sumbangan
kepada
antar
guru,
tukar
menukar
Anggraini, Peran Supervisi BK... 339
Teknik
individu
jika
observasi kelas, b)Individual conference,
pembinaan
c)Saling berkunjung, d)Penilaian diri sendiri,
terhadap seorang guru. Sedangkan teknik
e)Buletin kesupervisian, bacaan profesional
kelompok
seorang
dan karya tulis profesional, f) Rapat petugas
supervisor melaksanakan tugas pembinaan
BK atau konselor, g) Panitia, h) Demonstrasi
terhadap sekelompok guru untuk mencapai
pelaksanaan layanan BK, i) Lokakarya, j)
tujuan
Kunjungan , k) Diskusi panel, l) In-service
supervisor
digunakan,
melaksanakan
digunakan
supervisi
apabila
pengajarannya,
yakni
memperbaiki situasi belajar menagjar. Kedua
training, m) Organisasi profesi.
teknik supervisi tersebut dapat dilaksanakan
Piet A. Sahertian dan Ida Alaida
secara langsung melalui media atau alat
Sahertian (1990) mengemukakan tiga cara
tertentu.
pendekatan
supervisi
supervisi
yang
Beberapa teknik supervisi yang dapat
pengajaran bersifat
yaitu
directive,
digunakan oleh supervisor dalam membina
collaborative dan non-directive. Sedangkan
guru di antaranya dengan kunjungan kelas,
A.J Hariwung (1989) mengemukakan dua
percakapan pribadi, rapat sekolah dan papan
variasi supervisi yaitu inspeksi dan supervisi
pembinaan. Dalam melaksanakan kegiatan
yang bercorak demokratis. Bertolak dari
supervisi pendidikan, supervisor dituntut
pendapat diatas maka model supervisi BK
untuk memilih teknik mana yang paling tepat
meliputi Inspeksi ( supervisi yang bersifat
untuk diterapkan pada kasus-kasus tertentu
directive), non-directive dan collaborative
yang dihadapi, serta dengan memperhatikan
(supervisi yang bersifat demokratis).
situasi dan kondisi sekolah yang dibinanya.
5. Kriteria Supervisi BK
Atas dasar pengalaman, pengetahuan dan
Keputusan MENPAN nomor 118 tahun
kejelian supervisor dalam memilih penerapan
1996 menetapkan persyaratan umum dan
teknik
tujuan
khusus untuk di angkat dalam jabatan
pelaksanaan supervisi dapat tercapai dengan
pengawas sekolah. Syarat-syarat tersebut
efektif dan efisien.
berlaku bagi pengawas BK.
yang
tepat,
diharapkan
Sedangkan menurut Konvensi Nasional XIV
dan
kongres
X
ABKIN,
a. Syarat umum : Pegawai negeri sipil yang
untuk
memenuhi angka kriteria yang ditentukan,
melaksanakan fungsi dan kegiatan supervisi
berkedudukan dan berpengalaman sebagai
dalam rangka mencapai tujuan tertentu, maka
guru sekurang-kurangnya selama enam
supervisi BK perlu memilih teknik-teknik
tahun
khusus berikut ini, a) Kunjungan dan
pendidikan
berturut-turut, dan
telah
mengikuti
pelatihan
kedinasan
340 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 332-341
dibidang
pengawasan
sekolah
dan
Kepala sekolah menduduki posisi yang
memperoleh surat tanda tamat pendidikan,
strategis
setiap
keberhasilan suatu sekolah dan berperan
unsur
pekerjaan
penilaian
pelaksanaan
upaya
pencapaian
bernilai
sebagai pemimpin pendidikan, administrator
baik dalam dua tahun terakhir dan sia
pendidikan dan juga supervisor pendiidkan
setinggi-tingginya lima tahun sebelum
yang turut
mencapai batas usia pensiun jabatan
efisiensi
pengawas sekolah.
sekolah.
b. Syarat
sekurang-kurangnya
dalam
khusus:
Pendidikan
serendah-
menentukan efektivitas
penyelengaraan
Kepala
sekolah
dan
pendidikan
sebagai
di
pemimpin,
rendahnya sarjana atau yang sederajat.
karena ia mempunyai tugas untuk memimpin
berkedudukan serendah-rendahnya guru
staf sekolah, yakni guru dan pegawai,
dewasa, memiliki spesialisasi atau jurusan
membina kerjasama yag harmonis antar
program bimbingan dan konseling atau
anggota staf, sehingga dapat membangkitkan
bimbingan dan penyuluhan, dan kepala
semangat serta motivasi kerja para staf yang
sekolah sebagai Supervisor Pendidikan
dipimpin serta menciptakan suasana yang
Dalam bidang supervisi kepala sekolah
kondusif.
Kepala
sekolah
sebagai
mempunyai tugas dan bertanggung jawab
administrator atau manager pendiidkan yang
memajukan pengajaran melalui peningkatan
bertanggung
profesi guru secara terus menerus. Adapun
penyelenggaraan pendidikan disekolahnya.
tugas
kepala
tersebut,
Kepala
berikut: Membantu guru memahami tujuan
pendidikan
pendidikan dan apa peran sekolah dalam
meningkatkan
mencapai tujuan tersebut, membantu guru
memotivasi, membimbing serta membantu
melihat secara lebih jelas dalam memahami
guru-guru agar meningkatkan kompetensi
keadaan
profesional melalui supervisi.
kebutuhan
siswanya,
sekolah
mengelola
sebagai
dan
sekolah
jawab
sebagai
mempunyai
membentuk moral kelompok yang kuat dan
PENUTUP
mempersatukan guru dalam satu tim yang
Kesimpulan
mutu
supervisor
tugas
belajar
untuk
mengajar,
efektif, meningkatkan kualitas pembelajaran
Berdasarkan hasil dari pembahasan yang
yang pada akhirnya meningkatkan prestasi
sudah dijelaskan di atas, maka dapat ditarik
belajar siswa, dan meningkatkan kualitas
kesimpulan bahwa profesionalisme guru BK
pengajaran guru baik itu dari strategi,
di
keahlian dan alat pembelajaran.
profesional karena memenuhi kriteria-kriteria
SMP
Negeri
2
Madiun
tergolong
Anggraini, Peran Supervisi BK... 341
yang dikemukakan dalam IPBI dan tugas kepala sekolah sebagai supervisor telah dilaksanakan oleh kepala sekolah di SMP Negeri 2 Madiun. Supervisi BK yang dilakukan
kepala
meningkatkan
sekolah
profesionalisme
dalam guru
BK
menggunakan beberapa teknik diantaranya percakapan
pribadi,
diskusi
kelompok
terbimbing
yang
berupa
breafing,
pendeegasian guru dalam program edukatif (MGBK dan Seminar), penghargaan terhadap guru, dan penyediaan sumber belajar yang memadai. Dan kekurangan yang begitu terlihat di SMP Negeri 2 Madiun ini dalam bimbingan dan konseling belum pernah ada pengawas dari dinas pendidikan yang datang secara khusus untuk melakukan supervisi terhadap layanan BK dan belum adanya ruangan khusus untuk bimbingan konseling. Saran Bagi konselor sekolah atau guru BK disarankan untuk lebih aktif dan memberikan variasi
dalam
melaksanakan
layanan
bimbingan dan konseling, sehingga siswa merasa diperhatikan dan tertarik dengan layanan bimbingan dan konseling. DAFTAR PUSTAKA Hartati Sukirman Dkk, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Yogyakarta : Fakultas Ilmu Pendidikan UNY, 2007. http://materipenjasorkes.blogspot.com/2013/1 0/kompetensi-guru-menurutperaturan-html, 13 November 2014
Keputusan MENPAN No. 118 Tahun 1996 Prayitno dan Erma Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta :Rineka Cipta, 2008. PR Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 20015 tentang Standar Nasional Pendidikan, http://www.kemenag.go.id/file/dokum en/PPI1905.pdf. diakses pada 10 Maret 2017. Sehertian, Piet A., Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2000. Surat Keputusan Bersama Mendikbud dan Kepala BAKN No.0433/P/1993 dan No. 25 Tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru Pembimbing dan Angka Kreditnya, http://oxygendistro.blogspot.com/2011 /05/dasar-hukum-penyelenggaraan-bkdi.html diakses pada 11 Maret 2017. Suwardji Lazaruth, Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah, Yogyakarta: Kanisius, 1996. Undang-Undang Republik Indonesia No.14 tahun 2005 TENTANG Guru Dan Dosen, http://kepri.kemenag.go.id/file/file/Un dangUndang/lysc1391498449.PDF, diakses pada 11 Maret 2017. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung: Fokusmedia. 2003. W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Jakarta : PT. Gramedia Mediasarana, 1997. W.S. Winkel dan M.M Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling, Yogyakarta: Media Abadi, 2010. Zainal Aqib, Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Bandung : Yrama Widya, 2012