PUblikasi Hasil Riset LiSEnSi
PARSEL
EDISI 1
2014
D i vi s i R i s e t
LiSEnSi UIN Jakarta
Persepsi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Perbankan Syariah
KATA SAMBUTAN Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillahi robbil 'alamin. Segala puji hanya milik Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga sehingga Publikasi Hasil Riset (PARSEL) LiSEnSi UIN Jakarta berhasil terbit. Melakukan “Riset dan penelitian ” adalah salah satu hal yang harus dilakukan oleh mahasiswa saat ini terutama mahasiswa jurusan ekonomi. Pertama kali mungkin akan mengalami kesulitan namun ketika kita sudah mendapatkan tujuan dan metode dalam melakukan riset dan penelitian kita pasti akan lebih mudah. Langkah baru Divisi Riset LiSEnSi UIN Jakarta terus berupaya menanamkan kebiasaan melakukan riset dan penelitian ini pada masyarakat. Semoga dengan adanya publikasi ini dapat memotivasi kita semua untuk melakukan penelitian. Pada publikasi bertemakan tentang sosialisasi perbankan syariah di kalangan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, subtemanya adalah Pengenalan Riba, Kepemilikan rekening bank syariah, penerapan syariah dalam bank syariah dan lainlain. Kami berharap dengan adanya buku ini kesadaran akan menggunakan layanan perbankan syariah meningkat dan berdampak pada kenaikan akan pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia. Kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi demi terwujudnya publikasi ini kami ucapkan terimakasih. Harapan kami dengan adanya Publikasi Hasil Riset LiSEnSi ini dapat memberikan inspirasi, menambah khasanah keilmuan, dan juga mampu mendorong kita semua untuk lebih semangat beraktualisasi dibidang ekonomi syariah, khususnya agar kita menggunakan layanan perbankan syariah dan dapat menjadi agen dalam menyampaikan ke masyarakat luas tentang baiknya keuangan syariah di Indonesia. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari buku ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Namun demikian kami sangat berharap kiranya buku ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang besar terhadap awareness mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatulah Jakarta menggunakan layanan perbankan syariah. Semoga kondisi ini juga didukung oleh pihak Universitas menggunakan perbankan syariah dalam melakukan aktivitas akademik agar dapat menjadi contoh yang baik bagi seluruh civitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Aamiin Yaa Rabbal Alamin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Abdul Latief Fathi
Publikasi Hasil Riset LiSEnSi Edisi 1/2014
0
GAMBARAN UMUM (OVERVIEW) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan
Universitas
Islam
terkemuka
di
Indonesia,
keberadaannya tidak dapat dilepaskan dari mata rantai sejarah perkembangan perguruan tinggi Islam di Indonesia dalam menjawab kebutuhan
pendidikan
tinggi
Islam
modern.
Semenjak
perubahannya dari IAIN menjadi UIN di tahun 2002, UIN Jakarta terus berbenah diri. Pembangunan kampus melalui dana Islamic Development Bank dan pembukaan berbagai program studi non Agama baik dalam bidang sosial maupun eksakta semakin mengukuhkan
keberadaan
UIN
Jakarta
sebagai
jendela
keunggulan akademis Islam Indonesia (window of academic exellence of Islam in Indonesia) dan barometer perkembangan pembelajaran,
penelitian,
dan
kerja-kerja
sosial
yang
diselenggarakan kaum Muslim Indonesia dalam berbagai bidang ilmu.
Dengan
mottonya
yaitu
"Knowledge,
Piety,
Integrity"
terkandung sebuah spirit untuk mewujudkan kampus madani, sebuah kampus yang berkeadaban, dan menghasilkan alumni yang memiliki kedalaman dan keluasaan ilmu, ketulusan hati, dan kepribadian kokoh. Sebagai salah satu perguruan tinggi Islam yang telah lama berdiri
dan
memiliki
tradisi
keIslaman
yang
kuat
dalam
pengembangan ilmunya, UIN Jakarta pun tak luput dalam mengembangkan Ekonomi Syariah sebagai salah satu bidang pengembangan ilmunya. Pengembangan Ekonomi Syariah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu disiplin ilmu telah
Publikasi Hasil Riset LiSEnSi Edisi 1/2014
1
berlangsung lama, cikal bakal pengembangan Ekonomi Syariah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berawal dari Jurusan Muamalah (Ekonomi Islam) di Fakultas Syariah pada tahun 1994, lalu pada tahun 1997 dikembangkan menjadi Program Studi Muamalah (Ekonomi Islam) dengan dua konsentrasi, yaitu konsentrasi Perbankan Syariah dan Asuransi Syariah dan terus disempurnakan hingga memiliki konsentrasi baru yaitu konsentrasi Manajemen ZISWAF. Pengembangan Ekonomi Syariah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak hanya dilakukan di Fakultas Syariah dan Hukum semata, tercatat beberapa Fakultas lain turut serta mengembangkan Ekonomi Syariah, seperti : 1.
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi membuka Konsentrasi Manajemen Lembaga Keuangan syariah dan konsentrasi ZISWAF di bawah Program Studi Manajemen Dakwah.
2.
Fakultas Dirasat Islamiyah yang membuka konsentrasi Ilmu Syari’ah.
3.
Fakultas Sains dan Teknologi membuka konsentrasi Sistem Informasi Bisnis Syariah di bawah Program Studi Sistem Informasi.
4.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) melangkah lebih jauh dengan membuka dua program studi yaitu program studi perbankan dan keuangan syariah serta program studi ekonomi syariah pada tahun 2012. Selain itu FEB
Publikasi Hasil Riset LiSEnSi Edisi 1/2014
2
juga
membuka
konsentrasi
Manajemen
Informasi
Perbankan Syariah di bawah Program Studi Manajemen. 5.
PUSBANGSITEK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga melakukan kerjasama dengan berbagai instansi yaitu dengan pihak CCIT - FTUI dalam Program Teknologi Informasi Perbankan Syariah dan dengan STEI Tazkia dalam Program Akuntansi Syariah
Selain adanya beberapa program studi maupun konsentrasi yang mengusung ekonomi syariah, di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga terdapat matakuliah Fiqh yang menjadi mata kuliah wajib di berbagai program studi yang di dalamnya terdapat pembahasan mengenai fiqh muamalah dan menjadi pintu gerbang bagi para mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memahami ekonomi syariah. Dengan banyaknya program studi, jurusan serta mata kuliah yang berkaitan dengan ekonomi syariah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat dipastikan pula terdapat banyak mahasiswa dan dosen yang memahami ekonomi syariah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kuatnya pemahaman akan ekonomi syariah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadikan kawasan disekitarnya pun turut mengalami
perkembangan
yang
cukup
signifikan
dalam
pengimplementasian ilmu ekonomi syariah, khususnya dalam praktek lembaga keuangan syariah baik bank maupun non bank. Berbagai bank syariah seperti Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, Bank DKI Syariah dan BJB Syariah beridiri kokoh di sekitar kawasan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Publikasi Hasil Riset LiSEnSi Edisi 1/2014
3
seakan merespon permintaan yang tinggi dalam transaksi keuangan berbasis syariah. Kedua hal di atas merupakan beberapa faktorfaktor unik yang dimiliki UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang turut memberikan andil dalam perkembangan perbankan syariah di kawasan Jabodetabek pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Sebuah dilema terjadi tatkala sebuah kampus Islam sekelas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang notabene memiliki sejumlah program studi yang bersinggungan dengan ekonomi syariah dengan ratusan mahasiswa dan puluhan dosen yang memahami urgensi ekonomi syariah, masih menggandeng perbankan konvensional sebagai penyedia fasilitas pembayarannya. Sebut saja untuk pembayaran gaji dosen, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta masih menggandeng
BNI
Konvensional
sebagai
mitranya,
untuk
pembayaran SPP mahasiswa ,UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mempercayakan pengelolaannya kepada Bank Mandiri, BRI dan BNI. Serta untuk urusan beasiswa seperti DIPA dan Bidik Misi,UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta
mempercayakan
pengelolaannya
kepada BRI. Bahkan di dalam kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sendiri bercokol tiga Bank Konvensional yaitu BRI, Bank Mandiri dan BNI seolah tidak ada itikad baik dari pihak kampus untuk mendukung perkembangan perbankan syariah. Ironi memang jika melihat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memiliki label Islam yang kuat masih mempercayakan mekanisme transaksinya kepada perbankan konvensional, alhasil kebijakan ini membuat para mahasiswa dan dosen mau tak mau harus membuat rekening
Publikasi Hasil Riset LiSEnSi Edisi 1/2014
4
tabungan di bank konvensional untuk memperlancar transaksi mereka dengan pihak kampus walaupun mereka mengetahui akan keharaman riba di Bank Konvensional. Alasan
birokrasi
dari
Kementerian-kementerian
menjadi
alasan pihak kampus untuk melanggengkan mekanisme transaksi berbasis bank konvensional di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Padahal jika kita cermati, beberapa PTAIN di seluruh Indonesia sudah mulai menggandeng Bank Syariah sebagai fasilitas penyedia pembayarannya contohnya adalah sebagai berikut : Nama Perguruan Tinggi UIN Ar-Raniry – Banda Aceh
Bank penyedia jasa transaksi kampus BNI Syariah
UIN Sultan Syarif Kasim –
BRI Syariah, BNI Syariah,
Pekanbaru
Bank Syariah Mandiri
UIN Sunan Gunung Djati – Bandung
BRI
UIN Sunan Kalijaga –
BNI, BRI, Bank Mandiri,
Yogyakarta
Bank Syariah Mandiri
UIN Maulana Malik Ibrahim
BNI, BRI, BTN, Bank Mandiri,
– Malang
Bank Syariah Mandiri
UIN Sunan Ampel – Surabaya UIN Alauddin – Makassar
BTN BNI
Sumber : dari berbagai sumber
Publikasi Hasil Riset LiSEnSi Edisi 1/2014
5
Dari penjabaran di atas bisa kita simpulkan dua keadaan yang saling kontras. Pada suatu sisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sangat mendukung perkembangan keilmuan ekonomi syariah dengan banyaknya program studi, konsentrasi, ataupun mata kuliah yang berkaitan dengan ekonomi syariah, namun di sisi lain, pihak kampus masih menggunakan bank konvensional sebagai mitra dalam melayani kebutuhan transaksional dalam kampus, sehingga mau tak mau sivitas akademikaUIN Syarif Hidayatullah Jakarta harus membuka rekening di bank konvensional. Berdasarkan kenyataan tersebut, kami Divisi Riset Lingkar Studi Ekonomi Syariah (LiSEnSi) bermaksud untuk mengadakan penelitian
dengan tema
“Persepsi
Mahasiswa
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta terhadap Perbankan Syariah”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seperti apa persepsi mahasiswa UIN Jakarta terhadap Perbankan Syariah mengingat terdapat dua keadaan yang saling kontras seperti yang telah dipaparkan di atas. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tingkat preferensi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang perbankan syariah. A.
Metode Penelitian 1.
Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survey atau bisa disebut dengan penelitian lapangan (field research)
2.
Sifat penelitian
Publikasi Hasil Riset LiSEnSi Edisi 1/2014
6
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik, yaitu sifat penelitian yang menggambarkan secara obyektif masalah-masalah penelitian dan bertujuan untuk mendeskripsikan
persepsi
atau
pandangan
mahasiswa/I UIN Jakarta terhdap Perbankan Syariah. 3.
Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi dalam penelitan ini adalah seluruuh mahasiswa/i S-1 di lingkup UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan jumlah sebesar ± 23.000 mahasiswa/i yang tersebar di 11 Fakultas b. Sampel Metode
pengambilan
sampel
dalam
penelitian ini menggunakan metode Cluster Sampling (Sampel Gugus). Dari seluruh populasi Mahasiswa/i yang terdapat di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan dibagi ke dalam 11 gugus berdasarkan 11 Fakultas yang terdapat di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kemudian,
dari
setiap
gugus
tersebut akan diambil sampel secara acak masing-masing 20 sampel dari setiap gugus sehingga jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 220 sampel.
Publikasi Hasil Riset LiSEnSi Edisi 1/2014
7
B. Metode Pengumpulan data Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan sumber primer
yaitu
dilakukan
dengan
melakukan
wawancara
terhadap 220 sampel melalui kuesioner yang akan dibacakan oleh
pewawancara
untuk
selanjutnya
dijawab
oleh
narasumber. Kuisioner tersebut berisikan 10 pertanyaan mengenai persepsi mahasiswa/i terhadap Perbankan Syariah. C. Metode Analisis data Data yang dikumpulkan dari penelitian ini akan dianalisis secara kuantitatif deskriptif, yaitu dengan menganalisis data berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan dan menjelaskan fenomena dengan angka-angka yang telah didapatkan. D. Pembahasan 1. Berdasarkan hasil riset kami yang melibatkan 220 orang r e
Bunga bank adalah Riba, berarti bunga bank diharamkan Islam
s p
3% 4% Sangat tidak setuju
28% 22%
o
Ragu-ragu
n
Setuju
d e
Tidak setuju
Sangat Setuju 43%
m mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dari 11 fakultas yang ada, kami mendapatkan fakta bahwa 43 % responden setuju bahwa bunga bank tergolong riba dan
Publikasi Hasil Riset LiSEnSi Edisi 1/2014
8
diharamkan dalam Islam, selain itu 28 % responden sangat setuju dengan pengharaman bunga bank. Sementara
22
%
responden
masih
meragukan
keharaman bunga bank, 4 % tidak setuju jika bunga bank haram dan 3 % sangat tidak setuju jika bunga bank haram. Hasil di atas menjukkan bahwa mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki perspektif yang berbeda mengenai penggolongan bunga bank sebagai riba. Mayoritas mahasiswa setuju dengan anggapan haramnya bunga bank karena tergolong riba dan sisanya meragukan atau malah tidak setuju jika bunga bank disamakan dengan riba. Anggapan mayoritas mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap bunga
bank
yang
menyamakannya
dengan
riba
menandakan bahwa mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
telah
mendapatkan
pengetahuan
terkait
haramnya bunga bank dengan baik melalui perkuliahan formil, diskusi, kajian, seminar dan media lain di dalam kampus. Satu hal yang menjadi pekerjaan rumah bagi pegiat ekonomi syariah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah meningkatkan pemahaman Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang konsep praktek bunga Bank yang oleh para ulama disepakati sebagai bagian dari praktek riba. Usaha dalam meningkatkan pemahaman kepada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini dapat dilakukan dengan mensinergikan
Publikasi Hasil Riset LiSEnSi Edisi 1/2014
9
berbagai penggiat ekonomi Islam seperti Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI), Lembaga Dakwah Kampus (LDK), maupun para akademisi yang concern dalam pengembangan ekonomi syariah. Media yang dapat digunakan juga beraneka ragam. Dari mulai seminar, kajian, workshop, diskusi, stadium general, media sosial maupun majalah dinding yang ada di setiap fakultas. 2. Kendati lebih dari 70 % mahasiswa/i UIN Jakarta beranggapan bahwa bunga bank adalah riba dan d i
Rekening tabungan yang dimiliki ?
h
15% Rekening Bank Konvensional saja
a r
11%
a m
Keduanya tetapi Konvesional yang utama 57%
17%
Keduanya tetapi syariah yang utama Rekening Bank Syariah Saja
k a diharamkan dalam Islam, akan tetapi mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta masih menjadikan Bank syariah pilihan nomor dua dalam keguatan transaksi keuangannya. Hal tersebut bisa dilihat dari hasil survei kami terhadap 220 mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 57 % responden hanya memiliki rekening bank konvensional, 17 % memiliki kedua jenis rekening baik syariah maupun konvensional akan tetapi menggunakan
Publikasi Hasil Riset LiSEnSi Edisi 1/2014
10
rekening konvensional sebagai yang utama dalam kegiatan perbankan. Hanya 15 % responden yang berkomitmen untuk hanya memiliki rekening bank syariah, dan hanya 11 % responden yang menggunakan rekening
bank
syariah
sebagai
rekening
utama
dibandingkan rekening konvensional yang dimilikinya. Banyaknya mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang masih menggunakan rekening bank konvensional kendati
telah
mengetahui
haramnya
bunga
bank
ditenggarai karena sistem pembayaran perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta masih menggunakan jasa bank konvensional, sehingga mahasiswa/i merasa perlu untuk membuat akun di bank konvensional untuk memudahkan urusannya di kampus. 3. Selanjutnya kami juga mensurvei mahasiswa/i UIN
Bank Syariah khusus untuk umat Islam ? 6%
3%
15% Sangat tidak setuju
10%
Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju 66%
Syarif Hidayatullah Jakarta mengenai inklusivitas bank syariah. Berdasarkan survei yang kami lakukan, kami mendapatkan bahwa 66 % responden setuju jika bank
Publikasi Hasil Riset LiSEnSi Edisi 1/2014
11
syariah ditujukan tidak hanya untuk umat Islam saja, 15 % lainnya bahkan sangat tidak setuju jika bank syariah ditujukan khusus untuk umat Islam. 10 % menyatakan ragu apakah bank syariah ditujukan untuk umat Islam saja atau tidak, 6 % dan 3 % responden berturut-turut setuju dan sangat setuju jika bank syariah dikhususkan untuk umat Islam. Hasil diatas menandakan bahwa mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah sadar akan inklusifnya Bank syariah di Indonesia. Mereka beranggapan bahwa bank syariah merupakan bank yang inklusif, dan melayani tidak hanya umat Islam akan tetapi juga umat agama lain. Hal tersebut memang senada dengan prinsip operasional bank syariah di Indonesia saat ini yang tidak hanya melayani umat Islam saja tetapi juga melayani umat dari agama lain. 4. Berikutnya kami mensurvei persepsi dari mahasiswa dan mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap prinsip syariah yang dijalankan di bank syariah. Hasil yang kami mendapatkan bahwa mayoritas responden atau
49
%
responden
menyatakan
keraguannya
terhadap bank syariah dalam menjalankan prinsip syariah sepenuhnya. Sedangkan sisanya 30 % setuju jika bank syariah telah sepenuhnya menerapkan prinsip syariah dan 4 % lainnya sangat setuju. Selain itu 16 % responden
tidak
setuju
jika
bank
syariah
telah
sepenuhnya menerapkan prinsip syariah dan hanya 1 %
Publikasi Hasil Riset LiSEnSi Edisi 1/2014
12
yang sangat tidak setuju jika bank syariah telah sepenuhnya
menerapkan
prinsip
syariah
dalam
operasionalnya. Berdasarkan hasil di atas dapat kita pahami bahwa publikasi atau sosialisasi yang dilakukan oleh bank syariah jangan hanya mengedepankan keunggulan produk maupun jasa berdasarkan aspek material saja akan tetapi bank syariah juga harus menonjolkan keunggulan produk atau jasa dilihat dari sisi
syariah
sebagai
pembeda
dirinya
dari
bank
konvensional.
Bank Syariah telah sepenuhnya menerapkan prinsip syariah 4%1% 16% 30%
49%
Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
5. Prinsip syariah pada dasarnya akan membawa kepada keadilan dan transparansi. Maka dari itu keadilan dan transaparansi menjadi variabel penelitian berikutnya. Tidak jauh berbeda dari pertanyaan ke 4, walaupun mayoritas responden setuju bahwa bank syariah lebih adil dan transparan yaitu sebesar 45 % dan sangat
Publikasi Hasil Riset LiSEnSi Edisi 1/2014
13
Bank Syariah lebih adil dan transparan dibanding bank konvensional 7% 0% 8% Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu 40%
45%
Setuju Sangat Setuju
setuju sebesar 7 % akan tetapi 40 % responden masih meragukan keadilan transparansi bank syariah. Selain itu masih ada 8 % responden yang tidak setuju akan keadilan dan transparansi bank syariah dibandingkan bank konvensional, malah ada 1 responden atau kurang dari 1% responden yang sangat tidak setuju jika bank syariah lebih adil dan transparan dibandingkan dengan bank konvensional. Image adil dan transparan kiranya sudah
melekat
di
benak
masyarakat
terhadap
perbankan syariah, hal ini cukup baik sebagai salah satu nilai jual bank syariah. Akan tetapi image yang baik tersebut masih harus tetap dijaga dan dikembangkan lebih lanjut mengingat masih banyak responden yang meragukan keadilan dan transparansi bank syariah ditambah dengan semakin maraknya kasus tidak terpuji dalam praktek perbankan yang dikhawatirkan turut
Publikasi Hasil Riset LiSEnSi Edisi 1/2014
14
menurunkan citra bank syariah sebagai bank yang adil dan transparan yang selama ini telah dibangun.
6. Krisis keuangan merupakan momok yang menakutkan dalam dunia perbankan. Perbankan syariah di Indonesia y
Perbankan Syariah lebih tahan terhadap krisis keuangan
a n g
10%
2%
8%
Sangat tidak setuju
t e
Tidak setuju Ragu-ragu
32%
Setuju
l 48%
a
Sangat Setuju
h
melewati dua kali masa-masa krisis yaitu pada tahun 1998 dan 2008 juga tidak luput dari terjangan krisis tersebut. Akan tetapi krisis keuangan tersebut tidak serta merta membuat perbankan syariah collapse, malah perbankan
syariah
terus
tumbuh
walaupun
pertumbuhannya akhir-akhir ini cenderung melambat. Dari 220 responden kami mendapati bahwa sebanyak 48 % masih meragukan ketahanan bank syariah terhadap krisis. 32 % setuju jika perbankan syariah lebih tahan terhadap krisis dan 10 % sangat setuju. Sisanya
Publikasi Hasil Riset LiSEnSi Edisi 1/2014
15
sebesar 8 % dan 2 % berturut turut menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju jika perbankan syariah lebih tahan terhadap krisis keuangan dibandingkan dengan perbankan konvensional. Keraguan responden terhadap ketahan perbankan syariah terhadap krisis keuangan dapat dipahami karena bank syariah baru menghadapi 2 krisis moneter dengan jumlah perbankan yang masih kecil, sehingga masyarakat membutuhkan lebih banyak bukti lagi terhadap ketahanan bank syariah dalam menghadapi krisis keuangan. 7. Salah satu insentif seseorang untuk menabung adalah imbal hasil. Di bank konvensional kita mengenal bunga tabungan sedangakan di bank syariah kita mengenal bagi hasil dan bonus. Walaupun tidak terlalu signifikan, besarnya bagi hasil dan bunga tabungan juga turut mempengaruhi keputusan nasabah untuk menabung maupun mengajukan pembiayaan di bank. Berdasarkan
Mana yang lebih menguntungkan ? Bagi hasil atau Bunga ? 25% 39%
Bagi Hasil lebih rendah Sama Saja Bagi hasil lebih tinggi
36%
Publikasi Hasil Riset LiSEnSi Edisi 1/2014
16
survei yang kami lakukan 39 % responden beranggapan bahwa bagi hasil di bank syariah lebih rendah dibandingkan
bunga
bank
konvensional,
36
%
menganggap bagi hasil dan bunga tabungan sama saja besarannya, dan sebanyak 25 % beranggapan bahwa bagi hasil lebih tinggi nilainya dibandingkan bunga tabungan. Permasalahan bagi hasil dan bunga harus kita pahami bersama, pada bunga tabungan nilainya ditentukan dengan prosentase dari saldo tabungan sehingga masyarakat dapat memperkirakan nilainya. Sedangkan pada bagi hasil, besar kecilnya bagi hasil selain dipengaruhi oleh saldo tabungan juga dipengaruhi oleh nisbah, lama menabung, dan keuntungan bank untuk dibagi hasilkan. Oleh karena itu bagi hasil di bank syariah berfluktuasi bisa besar dan kecil tergantung kinerja bank syariah tersebut yang tidak bisa diprediksi sebelumnya oleh nasabah. 8. Pertimbangan
selanjutnya
bagi
seseorang
dalam
memutuskan untuk menabung di sebuah bank adalah
Publikasi Hasil Riset LiSEnSi Edisi 1/2014
17
Biaya di Bank Syariah dibandingkan dengan Bank Konvensional 14% 27%
Biaya di Bank Syariah lebih mahal sama saja Biaya di Bank Syariah lebih murah
59%
biaya-biaya yang dkenakan seperti biaya ATM, transfer, biaya administrasi dan biaya-biaya lainnya.
Bank
dengan biaya yang rendah biasanya diminati oleh nasabah dan sebaliknya karena berimbas pada ongkos yang harus dikeluarkan oleh nasabah untuk dapat menikmati jasa atau produk perbankan. Berdasarkan survei yang kami lakukan, 59 % beranggapan bahwa biaya di bank syariah sama saja kisaran besarannya dibandingkan
dengan
bank
konvensional,
27
%
beranggapan bahwa biaya di bank syariah lebih mahal dibandingkan dengan bank konvensional dan sisanya 14 % beranggapan bahwa biaya di bank syariah lebih rendah dibandingkan dengan bank konvesional. Fakta ini dapat dijadikan sebuah pelajaran atau acuan bagi perbankan syariah dalam membidik pasar mahasiswa di Indonesia. Dengan hasil survey yang menyatakan bahwa 59% mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Publikasi Hasil Riset LiSEnSi Edisi 1/2014
18
menganggap bahwa besarnya biaya-biaya pada bank syariah sama saja dengan bank konvensional, maka jika bank syariah dapat menurunkan besarnya biaya-biaya yang
dikenakan
oleh
nasabah
tidak
menutup
kemungkinan bank syariah dapat dengan mudah merebut pasar mahasiswa khususnya kelompok rasional atau floating market yang ada di dalamnya. 9. Fitur dan teknologi perbankan saat ini sudah sangat berkembang pesat, mulai dari fitur ATM, internet banking, mobile banking, kartu debit, kartu kredit dan emoney
sudah
menjadi
bagian
dari
gaya
hidup
masyarakat saat ini, khususnya masyarakat di daerah perkotaan. Untuk dapat menjangkau masyarakat yang melek teknologi ini perbankan syariah dituntut untuk senantiasa
berinvestasi
di
bidang
TIK
(teknologi
Fitur dan Teknologi di Bank Syariah dibandingkan Bank Konvensional 9%
kurang lengkap
41%
sama saja lebih lengkap 50%
informasi dan komunikasi) agar dapat bersaing dengan bank konvensional dengan memudahkan
nasabah
dalam
mereka.
melakukan
transaksi
keuangan
Publikasi Hasil Riset LiSEnSi Edisi 1/2014
19
Berdasarkan survei yang kami lakukan 50 % atau setengah dari responden menganggap bahwa fitur dan teknologi di perbankan syariah sama saja dengan fitur dan teknologi di bank syariah, akan tetapi 41 % menganggap fitur dan teknologi di bank syariah kurang lengkap di bandingkan fitur dan teknologi di bank konvensional dan hanya 9 % yang beranggapan bahwa fitur dan teknologi di bank syariah lebih lengkap. 10.
Pertanyaan kami yang terakhir dalam survei ini
adalah faktor yang mempengaruhi seseorang dalam
Faktor Memilih Bank sebagai tempat untuk menabung 13% 27% Agama 17%
Profitabilitas Kemudahan Lokasi Reputasi
10%
33%
memilih sebuah bank sebagai tempat menabung atau ntuk menyimpan dananya. Kami menemukan hasil yang bervariasi, 33 % responden memilih bank karena faktor kemudahan
yaitu
memilih
bank
yang
dapat
memudahkan aktivitas keuangannya seperti menerima
Publikasi Hasil Riset LiSEnSi Edisi 1/2014
20
gaji, membayar SPP, menerima beasiswa, kemudahan transfer uang. 27 % responden memilih bank karena faktor agama, mereka berkomitmen untuk menjauhi riba dan otomatis memilih bank syariah sebagai tempat untuk menabung. 17% responden memilih bank dikarenakan faktor lokasi, mereka memilih bank yang dekat dengan tempat mereka beraktivitas seperti di dekat rumah, kantor, sekolah atau kampus dan memiliki jumlah cabang maupun jumlah atm yang banyak. 13 % responden memilih bank dengan alasan reputasi, mereka memilih bank yang telah terpercaya dan memiliki reputasi yang baik di masyarakat serta memiliki pelayanan yang ramah, cepat dan memuaskan. Sisanya sebesar 10 % memilih bank dengan alasan profitabilitas, mereka memilih bank yang memberikan imbal hasil yang lebih besar dibandingkan dengan bank yang lain. Melihat hasil
jawaban
mahasiswa
dari
pertanyaan
ini
menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa sekaligus nasabah bank termasuk dalam segmentasi pasar “sesuai kebutuhan” atau dalam istilah lain sering disebut pasar rasional dan floating market. Maka jika bank syariah ingin memenangkan persaingan dalam merebut pasar mahasiswa, selain menurunkan biaya yang murah, menyempurnakan fasilitas, serta sistem TIK yang canggih, bank syariah juga perlu meningkatkan kembali kemudahan dalam menyediakan jasa-jasanya.
Publikasi Hasil Riset LiSEnSi Edisi 1/2014
21
KESIMPULAN Jika kita cermati dengan seksama, daftar pertanyaan dari penelitian ini dapat kita bagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah pertanyaan yang menggambarkan persepsi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang bank syariah ditinjau dari sisi syariah atau dari sudut pandang agama yang tujuannya mengukur pemahaman mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan praktek mu’amalah kontemporer yang dewasa kini dipraktekkan di berbagai lembaga keuangan khususnya bank syariah. pertanyaan tersebut yaitu : 1. Apakah
bunga
bank
termasuk
riba?
Pertanyaan
ini
digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang konsep riba dan bunga bank yang dilarang dalam Islam 2. Apakah bank syariah hanya khusus untuk umat muslim? Pertanyaan ini menjadi tolak ukur tingkat pemahaman mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan inklusivitas bank syariah. 3. Apakah bank syariah sudah menjalankan usahanya sesuai dengan prinsip syariah? pertanyaan ini mengukur tingkat kepahaman mahassiwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang praktek operasional bank syariah. melihat rata-rata mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang mengerti tentang ilmu agama termasuk fiqh mu’amalah, pertanyaan ini secara tidak langsung dapat menjadi tolak ukur bagaimana pandangan mahasiswa Islam dengan berbagai tingkat
Publikasi Hasil Riset LiSEnSi Edisi 1/2014
22
keilmuan agama yang mereka miliki terhadap sistem operasional bank syariah. 4.
Apakah bank syariah lebih adil dan transparan ? Hasil dari keempat pertanyaan tersebut menunjukkan
bahwa mahasiswa UIN Syarif hidayatullah Jakarta memiliki persepsi dan pemahaman yang baik tentang hakikat dan konsep dasar bank syariah. Hal ini dapat diketahui dari mayoritas mahasiswa yang menyatakan bahwa bunga bank sejatinya haram karena termasuk dalam praktek ribawi. Selain itu mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui penelitian ini dapat dikatakan telah memahami hakikat dan konsep
keberadaan
bank
syariah
yang
inklusif
dan
berasaskan keadilan dan keterbukaan (transparan). Dari kelompok
pertanyaan
pertama
dalam
penelitian
ini
menggambarkan persepsi mahasiswa UIN syarif Hidayatullah Jakarta
menunjukkan
bahwa
mahasiswa
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta telah cukup memahami konsep bank syariah dengan baik dari sudut pandang agama atau syariat Islam. Pemahaman yang baik tentang bagaimana haramnya praktek bunga bank dan indahnya sistem perbankan syariah yang adil dan inklusif bukan serta merta menjadi acuan bagi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memilih bank syariah sebagai bank kepercayaan mereka dalam melancarkan
proses
transaksi
keuangannya.
Bagian
pertanyaan kedua pada penelitian ini dapat memberikan kita
Publikasi Hasil Riset LiSEnSi Edisi 1/2014
23
informasi tentang bagaimana persepsi mahasiswa UIN syarif Hidayatullah Jakarta mengenai bank syariah dalam sisi sistem operasionalnya (biaya, teknologi, serta nisbah bagi hasil). 1. Apakah bagi hasil lebih menguntungkan dari pada bunga? 2. Apakah biaya-biaya yang ada di bank syariah lebih murah dari bank konvensional ? 3. apakah fitur dan teknologi di bank syariah lebih lengkap dari bank konvensional? 4. Apa faktor dominan yang mempengaruhi mahasiswa memilih suatu bank sebagai tempat untuk menabung ? Hasil
penelitian
ini
menunjukkan
kesimpulan
bahwasannya sistem operasional bank syariah menurut mahasiswa UINsyarif Hidayatullah Jakarta belum lebih baik dari bank konvensional. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian. Hanya 9% yang setuju bahwa fitur dan teknologi bank syariah lebih canggih dari bank konvensional. 14% dari total sample yang menyatakan bahwa biaya-biaya yang ada di bank syariah lebih murah ketimbang bank konvensional dan hanya 25% mahasiswa menjawab bahwa sistem bagi hasil di bank syariah lebih tinggi ketimbang sistem bunga yang ada di bank konvensional. Puncak kesimpulan dari penelitian ini bisa dilihat dari pertanyaan nomor 2 di atas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 28% mahasiswa yang menggunakan rekening
Publikasi Hasil Riset LiSEnSi Edisi 1/2014
24
bank syariah sebagai reking satu-satunya atau sebagai rekening utama yang dimiliki oleh mahasiswa UIN syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini dapat kita ketahui salah satu penyebabnya dari pertanyaan nomor 10 dalam di atas. Hasil menunjukkan bahwasanya faktor utama yang menjadi alasan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memilih bank sebagai tempat menabung dan menjalankan transaksi keuangan rasionalitas
lainnya seperti
adalah
faktor-faktor
kemudahan,
lokasi,
yang
bersifat
reputasi,
dan
profitabilitas dengan total 73%, sedangkan faktor agama sebagai alasan dalam memilih bank hanya sebesar 27%. Dari hasil penelitian ini kita dapat mengetahui bahwa dari persepsi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta baik dari segi syariat atau agama dan dari sisi sistem operasional bank syariah menunjukkan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta belum memamnfaatkan keberadaan bank syariah secara maksimal karena beberapa alasan yang telah ditunjukkan seperti hasil penelitian di atas.
SARAN DAN PENUTUP Butuh adanya sinergi dari berbagai pihak penggiat ekonomi Islam untuk terus meningkatkan sosialisasi, edukasi, serta promosi bank syariah kepada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mahasiswa, lembaga kajian ekonomi
Publikasi Hasil Riset LiSEnSi Edisi 1/2014
25
Islam, praktisi, serta sivitas akademisi penggiat ekonomi Islam menjadi barisan paling depan dalam kaitanya dengan hal ini. Untuk praktisi serta bank syariah yang ada di sekitar lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, program serta promosi
yang
“kepemudaan”
lebih atau
menarik
dengan
menyesuaikan
mengusung
dengan
isu-isu
tema atau
program up to date yang sedang digrandungi mahasiswa dirasa perlu untuk menarik perhatian mahasiswa. Untuk mahasiswa dan lembaga kajian ekonomi syariah yang ada di lingkungan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, peningkatan intensitas kajian serta program acara yang menarik dan unik yang dapat menarik perhatian mahasiswa lainnya juga sangat dibutuhkan adanya dalam usaha membantu bank syariah dalam membidik pasar mahasiswa. Untuk para pejabat tinggi kampus (rektorat) dapat berkontribusi dengan diciptakannya berbagai kebijakan kampus yang mendorong bank syariah untuk lebih berperan aktif dalam membantu proses kegiatan-kegiatan kampus. Sebagai penutup kami dari divisi riset LiSEnSi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sadar bahwa riset dan laporan hasil riset yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan sebagai acuan perbaikan dalam riset-riset yang akan dilakukan kedepannya. Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan baik dalam proses penelitian maupun dalam proses penulisan hasil riset kami. Wassalam.
Publikasi Hasil Riset LiSEnSi Edisi 1/2014
26