PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. ALAMAT KANTOR Jalan Kedungdoro 60, Lt 8 – 10, Surabaya 60251 Jawa Timur, Indonesia Tel. +62 31 5482003 – 16, Fax. +62 31 5482039 – 40 ALAMAT PABRIK Jalan Raya Driyorejo, Gresik, Jawa Timur, Indonesia Tel. +62 31 7507129 – 30, Fax. +62 31 7507363 BADAN ADMINISTRASI EFEK PT. Raya Saham Registra AKUNTAN PUBLIK Anwar & Rekan SEKRETARIS PERSEROAN Antok Handoko Email address :
[email protected] DEWAN KOMISARIS Presiden Komisaris Komisaris
: :
Zhang Hui Han Sindu Cruz Herminigildo Jr Javier Bing Hartono Poernomosidi
DEWAN DIREKSI Presiden Direktur Direktur
: :
Y.M Kenny Wailanduw Any Indrawati Imanuel Robert Najoan Antok Handoko Andre Pramono Effendy Wijaya
KOMITE AUDIT Ketua Anggota
: :
Bing Hartono Poernomosidi Johan Tedjo Sujanto Lawrence Januar
www.suryakertas.com
Halaman ini sengaja dikosongkan
Pernyataan Dewan Komisaris Dan Dewan Direksi
Ikhtisar Keuangan…………………………………………………………………………………………………………… A - 01 Data Perdagangan Efek…………………………………………………………………………………………………… A - 02 Sambutan Presiden Komisaris…………………………………………………………………………………………. A - 03 Laporan Dewan Direksi………………………………………………………………………………...………………… A - 05 Profil Perseroan……………………………………………………………………………...................…………………… A - 09 Struktur Organisasi……………...……………………………………………………………………………. A - 12 Visi dan Misi…………………………………………………………………………………..…………………. A - 13 Daftar Pemegang Saham…………………………………………………………………………………… A - 14 Kronologi Pencatatan Saham………………………………………………………………..…………… A - 14 Badan Administrasi Efek……………………………………………………………………..…….………. A - 15 Penghargaan dan Sertifikasi……………………………………………………………………………… A - 15 Analisa dan Pembahasan Manajemen…………………………………………………………………….………… A - 16 Tata Kelola Perusahaan………………………………………………………………………………....………………... A - 24 Laporan Auditor Independen…………………………………………………………………………..….…………… A - 36 Laporan Keuangan……………………………………………………………………………………... ………………….. 1 - 50
Halaman ini sengaja dikosongkan
.
Dalam jutaan rupiah kecuali dinyatakan lain
2011
2010
2009
2008
2007
170.281
218.847
212.436
222.830
232.365
Aset Tidak Lancar
1.897.124
1.992.854
2.201.267
2.300.604
2.429.440
Jumlah Aset
2.067.405
2.211.701
2.413.703
2.523.434
2.661.804
Liabilitas Lancar
57.014
266.053
234.513
233.011
107.007
Liabilitas Tidak Lancar
568.438
2.816.840
2.990.131
3.436.927
3.266.598
Jumlah Liabilitas
625.452
3.082.894
3.224.643
3.669.939
3.373.606
1.441.954
(871.193)
(810.941)
(1.146.504)
(711.801)
Modal Kerja Bersih
113.267
(47.206)
(22.077)
(10.181)
125.357
Penjualan Bersih
357.120
365.502
452.652
653.101
673.176
Laba (Rugi) Kotor
6.342
(19.163)
10.918
(23.972)
(4.604)
Laba (Rugi) Usaha
(82.961)
(76.808)
(49.690)
(110.745)
(88.634)
Laba (Rugi) Bersih
254.180
(80.264)
335.564
(434.703)
203.847
Laba Bersih Per Saham (dalam Rp)
64
(23)
97
(126)
59
Jumlah Saham Beredar (dalam juta lembar)
5.510
3.451
3.451
3.451
3.451
Aset Lancar
Jumlah Ekuitas
KEY FINANCIAL
RASIO KEUANGAN UTAMA Rasio Lancar
299%
82%
91%
96%
217%
Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas
43%
-354%
-398%
-320%
-474%
Rasio Liabilitas terhadap Jumlah Aset
30%
139%
134%
145%
127%
Rasio laba (Rugi) terhadap Ekuitas
18%
9%
-41%
38%
-29%
Rasio laba (Rugi) terhadap Jumlah Aset
12%
-4%
14%
-17%
8%
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 01
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk.
Periode
Tertinggi
Terendah
Penutup
Jumlah
2010 Kuartal 1
161
151
155
160.000
Kuartal 2
155
150
155
296.000
Kuartal 3
145
102
145
657.500
Kuartal 4
165
100
104
216.000
2011 Kuartal 1
140
104
130
108.000
Kuartal 2
380
85
340
11.394.000
Kuartal 3
540
290
440
6.263.000
Kuartal 4
440
220
270
6.961.000
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 02
. . . Sambutan Dewan Komisaris
Pemegang saham yang terhormat, Tahun 2011 telah kita lewati, berbagai peristiwa besar terjadi, perekonomian dunia pun ikut bergejolak. Pada bulan Maret 2011, Jepang dilanda bencana tsunami di Fukushima Perfecture, yang diikuti dengan gempa berkekuatan tinggi dan meledaknya reaktor nuklir. Situasi tersebut berlanjut dengan krisis utang di Yunani, yang kemudian merembet ke beberapa negara lain di Eropa dan menyebabkan krisis ekonomi Eropa. Di kuartal terakhir 2011, banjir besar melanda Thailand yang mengakibatkan kerugian besar dan menghentikan ekonomi Thailand untuk beberapa bulan. Kendati demikian, perekonomian global masih mengalami pertumbuhan sebesar 4% di tahun 2011.1 Indonesia sendiri berhasil membuat pencapaian yang baik, dimana pertumbuhan ekonomi mencapai angka 6,5% dengan tetap menekan tingkat inflasi di bawah 4%.2 Rata-rata nilai tukar Rupiah juga mengalami apresiasi sebesar 3,56% dibandingkan rata-rata tahun 2010.3 Indeks Bursa Efek Indonesia juga berhasil masuk ke dalam tiga besar bursa berkinerja terbaik dunia dengan mencapai pertumbuhan 3,2% pada akhir tahun 2011 dibandingkan dengan akhir tahun sebelumnya.4 Hal ini sangat membesarkan hati mengingat begitu besarnya dampak krisis keuangan di Amerika Serikat dan kawasan Eropa terhadap pertumbuhan indeks saham secara global. Krisis ekonomi global relatif belum menunjukkan pengaruh langsung terhadap perekonomian Indonesia sebab kekuatan ekonomi Indonesia mendapat dukungan besar dari kekuatan pasar domestik. Namun demikian walaupun kondisi perekonomian Indonesia tumbuh dengan baik, dampak dari krisis global masih terasa bagi kinerja Perseroan. Berkat usaha keras dan kecakapan manajemen dari Direksi, selama tahun 2011 Perseroan hanya mengalami sedikit penurunan. Seperti tercermin dalam Laporan Keuangan, total penjualan bersih mengalami penurunan sebesar 2,29% dibanding tahun sebelumnya dari Rp365,5 milyar menjadi Rp357,1 milyar. Laba kotor meningkat dari rugi kotor Rp19,1 milyar menjadi laba kotor Rp6,3 milyar terutama disebabkan oleh penyempurnaan alokasi biaya penyusutan dari beban pokok ke beban usaha. Selain itu, selama tahun 2011, Perseroan telah berhasil melakukan restrukturisasi atas hutang, berdampak pada peningkatan signifikan atas laba bersih Perseroan menjadi sebesar Rp 254,18 milyar rupiah.
1 http://kominfonewscenter.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1827:badai-ekonomi-
global-mulai-berhembus-ke-indonesia&catid=38:ekonomi-dan-dunia-usaha&Itemid=37 2http://www.bi.go.id/web/id/Ruang+Media/Pidato+Dewan+Gubernur/Pidato_GBI_Pertemuan_Perbankan_20 11_ind.htm 3 http://www.tribunnews.com/2012/01/12/bi-nilai-tukar-rupiah-alami-apresiasi-356-persen 4 http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/01/02/12205689/Bursa.Efek.Indonesia.Masuk.Tiga.Besar.Dunia
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 03
. . . Sambutan Dewan Komisaris Kami selaku Dewan Komisaris menilai bahwa penurunan kinerja yang terjadi banyak disebabkan karena faktor eksternal yang diluar kendali Perseroan, terutama oleh terbatasnya pasokan gas sehingga mempengaruhi kelancaran proses produksi Perseroan. Kami percaya bahwa Dewan Direksi telah mengerahkan kemampuannya secara maksimal untuk mengantisipasi kendala-kendala yang muncul selama tahun 2011 dengan menerapkan beberapa kebijakan dan mengambil tindakan strategis, seperti perjanjian restrukturisasi pinjaman. Kami juga sangat mendukung rencana strategis yang telah dibuat oleh Dewan Direksi untuk tahun-tahun mendatang, yaitu mengenai kerja sama dengan pihak ketiga untuk membangun power plant batubara sebagai tindak lanjut rencana pengalihan sumber energi dari power plant gas alam menjadi power plant batubara. Rencana ini diambil berdasarkan fakta bahwa harga gas alam menjadi mahal dan masih akan mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Selain itu, pasokan gas alam dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN) masih tidak stabil sampai saat ini. Jika rencana ini telah berhasil dilaksanakan dengan baik, kami optimis bahwa kinerja Perseroan akan lebih baik, beban pokok penjualan dapat ditekan sehingga mendukung harga jual yang lebih kompetitif dan peningkatan volume penjualan yang pada akhirnya meningkatkan laba Perseroan. Dalam upaya menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) dalam kegiatan usahanya, Perseroan telah memiliki Komisaris Independen. Komisaris Independen menjadi ketua dari Komite Audit. Komite Audit bekerja dalam pengawasan Dewan Komisaris. Selama tahun 2011, Dewan Komisaris telah memantau kinerja Komite Audit dan meyakini bahwa pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Komite Audit telah dijalankan dengan baik. Perlu kami sampaikan pula bahwa berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 19 Agustus 2011 telah disetujui perubahan susunan Dewan Komisaris. Imanuel Robert Najoan dan Hariyadi Welim mengundurkan diri sebagai Komisaris dan Komisaris Independen. Posisinya digantikan oleh Cruz Herminigildo Jr Javier dan Bing Hartono Poernomosidi. Atas nama Dewan Komisaris, perkenankanlah kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Direksi dan seluruh karyawan atas loyalitas dan kinerja yang telah diberikan kepada Perseroan. Dedikasi dan kerja keras yang telah diwujudkan sampai saat ini diharapkan akan mendorong kinerja yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Kami juga hendak menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Pusat Indonesia atas dukungan terhadap ekonomi makro, Pemerintah Daerah, Bapepam-LK, Bursa Efek Indonesia, dan juga para pemegang saham. Kami akan berusaha bersama Direksi untuk meningkatkan kinerja di tahun 2012.
Zhang Hui Han Sindhu Presiden Komisaris
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 04
. . . Laporan Dewan Direksi
Pemegang saham yang terhormat, Industri pulp dan kertas pada tahun 2011 menghadapi isu negatif yang diembuskan oleh LSM Internasional, yaitu penebangan ilegal, perusakan lingkungan, dan dumping yang cukup mengganggu ekspor Indonesia. Selain itu, industri kertas juga mendapat protes dari Greenpeace dan perhatian khusus dalam masalah pengendalian limbah. Di sisi lain, Indonesia memiliki prestasi yang gemilang dalam industri pulp dan kertas. Dengan adanya pertumbuhan sejak tahun 1980-an dan diiringi kemampuan produksi pulp mencapai 7 juta ton per tahun dan produksi kertas mencapai 10 juta ton per tahun1, Indonesia saat ini mampu menduduki posisi produsen pulp dan kertas peringkat 9 dunia dan peringkat 3 Asia.2 Pada tahun 2011, industri kertas Indonesia masih mengalami pertumbuhan meski tidak besar. Pertumbuhan yang melambat ini terjadi karena industri kertas mengalami penurunan kinerja pada kuartal ketiga akibat krisis global yang mendorong penurunan konsumsi dan harga kertas dunia. Harga pulp dan kertas sendiri telah mengalami penurunan hingga 20% sejak awal 2011.3 Selain itu, penurunan kinerja ini juga dipengaruhi oleh siklus tahunan. Tinjauan Pasar Modal Kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun 2011 jauh di bawah kenaikan tahun 2010. Tahun 2010, IHSG berhasil mencatatkan diri sebagai yang terbaik di Asia Pasifik dengan peningkatan sebesar 46%. Pada tahun 2011, IHSG hanya mengalami pertumbuhan sebesar 3,2%, namun berhasil masuk ke dalam tiga besar bursa berkinerja terbaik dunia, yakni di bawah Indeks Dow Jones Amerika yang naik 5,57% dan Indeks Philipphines Stock Exchange yang naik 4,07%.4 Indeks saham secara global mengalami penurunan sebagai dampak krisis keuangan di Amerika Serikat dan kawasan Eropa. Pertumbuhan IHSG pada tahun 2011 ini berdampak pada nilai kapitalisasi pasar saham yang lebih tinggi dari tahun 2010, yaitu sebesar Rp 3.537 triliun dari Rp 3.247 triliun pada tahun 2010. Rasio kapitalisasi pasar saham terhadap Produk Domestik Bruto 2011 mencapai 48,9%. Total nilai transaksi saham tahunan juga mencatat peningkatan sebanyak 4% dari Rp 1.176 triliun pada tahun 2010 menjadi lebih dari Rp 1.223 triliun pada tahun 2011. Kondisi fundamental dan kinerja emiten-emiten yang tercatat di BEI dalam menghadapi dampak krisis utang Amerika Serikat dan Eropa serta kondisi ekonomi makro Indonesia seperti pertumbuhan ekonomi yang diiringi dengan tingkat inflasi rendah turut menjadi pendorong kinerja pasar modal Indonesia. 1 http://industri.kontan.co.id/news/pasar-kertas-domestik-tumbuh-42-tahun-ini/2012/01/11 2 http://www.kemenperin.go.id/artikel/2723/Balai-Besar-Pulp-dan-Kertas-Kembangkan-Kerjasama-
Internasional 3 http://industri.kontan.co.id/news/permintaan-global-melempem-industri-kertas-lokal-muram/2011/11/08 4http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/01/02/12205689/Bursa.Efek.Indonesia.Masuk.Tiga.Besar.D unia
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 05
. . . Laporan Dewan Direksi Pengukuran kinerja Selama tahun 2011, Perseroan mencatat sedikit penurunan pendapatan penjualan sebesar 2,29%, dari Rp 365,50 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 357,12 miliar pada tahun 2011. Selama tahun 2011, kondisi pasar domestik tidak bergejolak namun kondisi pasar ekspor yang masih lesu dengan adanya masalah keuangan di benua Eropa. Selama tahun 2011, Perseroan mempunyai kendala utama yaitu pasokan gas dari PGN yang masih belum lancar sehingga Perseroan tidak bisa beroperasi normal dan meningkatkan kapasitas produksi. Laba kotor meningkat dari rugi kotor Rp 19,1 milyar menjadi laba kotor Rp 6,3 milyar sedangkan rugi usaha sedikit meningkat dari Rp 76,8 milyar menjadi Rp 82,9 milyar. Peningkatan laba kotor disebabkan oleh perbedaan alokasi biaya penyusutan ke dalam beban pokok penjualan dan beban usaha. Namun secara keseluruhan biaya penyusutan tidak menunjukan perubahan yang signifikan. Di tingkat EBITDA (Earning Before Interest Tax and Depreciation), Perseroan mencatat EBITDA sebesar Rp 13,7 milyar pada tahun 2011, turun dari Rp 19,8 milyar pada tahun 2010. Begitu pula dengan modal kerja bersih (sebelum bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun) Perseroan mengalami penurunan sebesar Rp 29,4 milyar dari Rp 143,8 milyar di tahun 2010 menjadi Rp 114,4 milyar di tahun 2011. Kondisi Arus Kas Kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi sebelum pengeluaran modal adalah Rp 42,2 milyar pada tahun 2011, meningkat sebesar 82% dibandingkan jumlah pada tahun 2010 sebesar Rp 23,2 milyar. Arus kas penerimaan dari pelanggan dan arus kas pembayaran kepada pemasok, karyawan, dan untuk beban operasi lainnya menunjukkan arus kas bersih sebesar Rp 39,7 milyar, meningkat signifikan dibanding dengan Rp 18,9 milyar di tahun 2010. Pengaruh signifikan terutama berasal dari penurunan pembayaran kepada pemasok, karyawan, dan untuk beban operasi lainnya. Dengan ketatnya modal kerja, Perseroan berhasil menurunkan tingkat pembayaran kepada pemasok, karyawan dan beban operasi lainnya. Oleh karena itu, pembayaran kepada pemasok, karyawan, dan untuk beban operasi lainnya mengalami penurunan drastis dari Rp 357,7 milyar pada tahun 2010 menjadi Rp 281 milyar pada tahun 2011. Arus masuk kas bersih dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan adalah Rp 4,9 milyar pada tahun 2011 dibandingkan dengan arus keluar kas bersih sebesar Rp 1,5 milyar pada tahun 2010. Saldo kas dan bank Perseroan pada akhir tahun 2011 adalah Rp 6,3 milyar, lebih tinggi dibandingkan dengan Rp 1,3 milyar pada tahun 2010. Kendala-kendala yang Dihadapi Perusahaan Perseroan memiliki banyak faktor yang mempengaruhi kegiatan usahanya. Perseroan selalu berusaha secara maksimal untuk mengendalikan, mengatur, dan mengantisipasi faktor-faktor
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 06
. . . Laporan Dewan Direksi tersebut, namun ada beberapa faktor eksternal yang tidak dapat sepenuhnya dikendalikan oleh Perseroan, seperti kondisi pasar, harga bahan baku, dan pasokan energi. Selama tahun 2011, kendala utama yang dihadapi Perseroan adalah keterbatasan pasokan gas dan harga gas yang meningkat sangat signifikan sehingga menurunkan kemampuan Perseroan meningkatkan pendapatan penjualan dan laba. Kondisi Pasar
Kondisi pasar pada tahun berjalan sangat mempengaruhi kinerja Perseroan. Pada
tahun 2011, kondisi pasar ekspor kertas cenderung sepi, hal ini terutama dipengaruhi oleh kondisi ekonomi Eropa yang masih belum kembali normal. Oleh karena itu, penjualan ekspor turun dari Rp 126,0 milyar menjadi Rp 92,2 milyar di tahun 2011. Namun Perseroan berusaha mempertahankan volume penjualannya dengan meningkatkan penjualan domestik. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya angka penjualan domestik dari Rp 239,4 milyar menjadi Rp 264,8 milyar selama tahun 2011. Bahan Baku
Pada tahun 2011, harga bahan baku utama Perseroan, yaitu pulp dan waste paper
masih relatif cukup tinggi. Harga pulp serat panjang sempat menembus harga USD 900/ton dan harga waste paper menembus harga USD 580/ton. Pasokan Energi
Harga gas alam yang merupakan sumber energi utama Perseroan kembali
meningkat signifikan di akhir tahun 2011 setelah mengalami kenaikan sebelumnya pada tahun 2010. Namun pasokan gas alam dari Perusahaan Gas Negara (PGN) sangat berfluktuasi dan sering kali jauh dibawah standard tekanan yang dibutuhkan power plant Perseroan sehingga kegiatan produksi terpaksa dihentikan. Perseroan tidak memiliki kendali penuh atas kendala ini karena gas alam hanya dapat dipasok oleh PGN. Tanggung Jawab Sosial Sebagai wujud kepedulian Perseroan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar, Perseroan mengadakan kegiatan dalam bidang pelestarian lingkungan, yaitu pembibitan dan penanaman TOGA di beberapa tempat selama tahun 2011. Selain itu, Perseroan juga mengadakan kegiatan pelatihan Kewirausahaan. Kegiatan sosial ini dilakukan dalam rangka mendukung dan mengembangkan komunitas mandiri dan lingkungan sekitar dalam menciptakan lingkungan yang hijau dan sehat. Tata Kelola Perusahaan Perseroan terus mengembangkan dan mengimplementasikan proses Tata Kelola Perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG/Good Corporate Governance), yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independen, kewajaran, dan kesetaraan (fairness). Dalam upaya menerapkan GCG dalam kegiatan usahanya, Perseroan telah memiliki komisaris Independen. Perseroan juga telah memiliki Sekretaris Perseroan dan Komite Audit serta Audit
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 07
. . . Laporan Dewan Direksi Internal. Dengan diterapkannya tata kelola perusahaan yang baik maka fungsi, hak, kewajiban, dan tanggung jawab atas pengurus Perseroan, baik Dewan Komisaris maupun Direksi menjadi jelas. Prospek Usaha Walaupun di tahun 2011 Perseroan mengalami penurunan kinerja, namun untuk tahun-tahun ke depan, Perseroan cukup optimis terhadap kinerja Perseroan. Perseroan berusaha mencapai harga jual yang lebih kompetitif dengan menekan beban pokok penjualan tanpa harus mengurangi atau menurunkan kualitas produk. Oleh karena itu, Perseroan saat ini sedang memfinalkan rencana pengalihan sumber energinya dari power plant gas alam ke power plant batubara dengan bantuan investor pihak ketiga. Diharapkan pengalihan energi ini akan mendukung usaha Perseroan dalam menekan biaya produksi untuk mencapai harga jual yang lebih kompetitif dan menjalankan kegiatan produksi dengan lancar sehingga Perseroan dapat meningkatkan kinerja. Hal ini juga didukung dengan adanya perkiraan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3%-6,7% pertumbuhan industri kertas sebesar 4,9%
6,
5,
serta
dan pertumbuhan konsumsi kertas dalam negeri
sebesar 4,2% 7 di tahun 2012. Perubahan Komposisi Dewan Direksi Perlu kami sampaikan pulah bahwa berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 19 Agustus 2011 telah disetujui perubahan susunan Dewan Direksi. Tirtomulyadi Sulistyo mengundurkan diri sebagai Presiden Direktur dan posisinya diganti oleh Y.M Kenny Wailanduw. Rasmachahjana Sulistyo mengundurkan diri sebagai Direktur dan posisinya digantikan oleh Imanuel Robert Najoan, Antok Handoko, Andre Pramono, dan Effendy Wijaya. Atas nama Direksi, perkenankanlah kami menyampaikan terima kasih kepada pemegang saham, Dewan Komisaris, seluruh jajaran manajemen, dan karyawan Perseroan yang telah memberikan dukungan dan komitmennya untuk memajukan Perseroan. Kami juga berterimakasih kepada Bapepam-LK, Bursa Efek Indonesia, konsumen, mitra usaha, dan para kreditur yang telah memberikan dukungan dan kepercayaannya pada Perseroan. Semoga dengan dukungan ini dan bimbingan Tuhan Yang Maha Esa, kami mampu berbuat lebih baik lagi dalam memajukan Perseroan di masa yang akan datang.
Y.M Kenny Wailanduw Presiden Direktur
5 http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Kebijakan+Moneter/Tinjauan+Kebijakan+Moneter/tkm_0112.htm 6 http://www.indonesiafinancetoday.com/read/23660/Kenaikan-Harga-BBM-Tidak-Berdampak-Besar-pada-Kinerja-
Industri-Kertas 7 http://industri.kontan.co.id/news/pasar-kertas-domestik-tumbuh-42-tahun-ini/2012/01/11
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 08
. . . Profil Perusahaan
PT. Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tbk. (Perseroan) didirikan di Indonesia pada tanggal 31 Agustus 1973 berdasarkan Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri no. 6 tahun 1968. Perseroan memperoleh Surat Ijin dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada tanggal 8 Nopember 1973 dalam surat no. 723/SK/A/BKPM/X/1973. Perseroan didirikan oleh Tirtomulyadi Sulistyo, Winarko Sulistyo, Praban Daru Setyono dan Herman Sulistyo dengan nama PT. Surabaya Industri Pulp & Kertas (disingkat “PT. Surya Kertas”) berdasarkan Akta Notaris tanggal 31 Agustus 1973 No.35 , yang diubah dengan Akta tanggal 6 Januari 1975 No.1. Keduanya dibuat di hadapan Harsono Sutedjo SH, notaris di Surabaya dan telah di umumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juni 1976 No.45 Tambahan No.420. Pabrik Perseroan berlokasi di kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, sekitar 45 menit dari Kantor Pusat Perseroan yang berkedudukan di Surabaya. Pabrik Perseroan menempati tanah seluas kurang lebih 3,32 hektar untuk semua mesin kertas, gudang-gudang termasuk mess karyawan. Sejak tanggal 6 Januari 1975, Perseroan merubah namanya menjadi PT. Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas. Pada tahun 1976, Perseroan memulai produksi komersial pertama di Mesin Kertas I, dan saat ini Perseroan menghasilkan beragam produk kertas dan board. Saat ini Perseroan mempunyai kapasitas produksi terpasang sebesar 350.000 ton pertahun. Perseroan telah terdaftar sebagai anggota Bursa Efek Jakarta berdasarkan Surat BAPEPAM No. S-410/PM/1993 tertanggal 23 Maret 1993 (kode saham: SAIP). Sejak awal tahun 1995, Perseroan mulai mengoperasikan satu unit Power Plant yang menghasilkan tenaga listrik sebesar 34 megawatt yang dapat menghemat biaya energi sebesar 30 – 35% per tahunnya. Power plant tersebut menggunakan combined-cycle atau siklus gabungan dimana panas buangan dari gas turbin digunakan untuk menjalankan steam boiler menghasilkan uap (steam) dengan tambahan biaya yang sangat minimal. Dengan demikian, power plant Perseroan menghasilkan sekaligus listrik dan uap untuk keperluan semua mesin kertas dengan satu siklus proses. Perseroan menginvestasikan unit pengolah limbah produksi dengan menggunakan teknologi terkini ‘Bio-Tech’ di tahun 1995. Unit pengolah limbah ini ditujukan terutama untuk membantu Perseroan memenuhi standar limbah yang ditentukan oleh badan pemerintah dan juga untuk membantu meningkatkan pemulihan fiber dari limbah produksi. Dengan demikian, fiber yang terbuang akan dapat dikurangi sampai semaksimal mungkin.
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 09
. . . Profil Perusahaan Selain itu Perseroan juga mempunyai dua unit de-inking, yang mana satu unit terbaru ditujukan khusus untuk mendukung produksi pada Mesin Kertas no.9. Dengan proses de-inking ini, Perseroan dapat meningkatkan kualitas dari bahan baku kertas bekas sehingga memungkinnya untuk menggunakan lebih banyak kertas daur ulang ke dalam produksi. Hal ini sangat penting untuk membantu Perseroan dalam pelestarian lingkungan dan sekaligus memberikan nilai kepada para pelanggan.
PRODUK Saat ini Perseroan mempunyai dua produk utama, kertas dan board (karton). Kertas mempunyai beberapa jenis, mulai dari kertas tulis, kertas fotocopy, kertas koran dan juga kertas machine glazed paper (MGP). MGP seringkali digunakan untuk bungkus makanan, laminasi, dan juga untuk kalendar harian Cina. Board pada dasarnya terdiri dari coated duplex board, manila board dan ivory board. Board seringkali digunakan untuk kemasan, seperti kemasan barang konsumsi seharihari, kemasan rokok, kosmetik dan lain-lain. Dengan berbagai jenis produk yang dihasilkan, Perseroan mempunyai keunggulan tersendiri dimana Perseroan dapat menghasilkan dan menjual produk yang memberikan marjin kontribusi yang terbaik.
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 10
. . . Profil Perusahaan KARYAWAN Perseroan kita memiliki karyawan sejumlah 1.101 orang, terdiri dari operator produksi dan karyawan tetap. Dalam program pengembangan sumber daya manusia, perseroan telah mengadakan pelatihan dalam berbagai bentuk, antara lain: seminar, lokakarya, dialog, dan pengarahan baik di lokasi Perseroan atau di luar lokasi Perseroan. Termasuk di dalamnya adalah pelatihan untuk persiapan sertifikasi ISO yang masih berjalan saat ini. Perseroan menilai sumber daya manusia (karyawan) sebagai aset yang paling berharga yang dicerminkan dari semua keputusan-keputusan yang diambil oleh manajemen.
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 11
. . . Profil Perusahaan STRUKTUR ORGANISASI
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
DEWAN KOMISARIS KOMITE AUDIT DEWAN DIREKSI AUDIT INTERNAL
SEKRETARIS
DIVISI KEUANGAN
DIVISI PEMASARAN DAN PENJUALAN
DIVISI PEMBELIAN
DIVISI TI
DIVISI PAJAK DAN HUKUM
DIVISI HRD
Dept. Akuntansi
Dept. Adm. Pemasaran
Dept. Pembelian Lokal
Dept. BSD
Dept. Hukum
Dept. SDM
Dept. Keuangan
Dept. Ekspor
Dept Pembelian Impor
Dept Pendukung Sistem
Dept. Pajak
Dept. Kasir
Dept Layanan Pelanggan
Dept Personalia & Bag. Umum
DIVISI PRODUKSI
Dept. Perencanaan Produksi Dept. Produksi Dept. Litbang Dept. Pengendalian Kualitas
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 12
. . . Profil Perusahaan VISI DAN MISI
“Vision of Perfection” dari Perseroan seperti lingkaran inovasi yang berkelanjutan, perbaikan dan rencana yang tidak ada akhirnya pada semua divisi Perseroan. Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun, berawal dari investasi dengan meningkatkan kapasitas produksi, Perseroan telah mengembangkan kemampuannya untuk memproduksi berbagai jenis Kertas dan Board. Pada saat yang sama, Perseroan telah mengembangkan struktur organisasi serta manajemennya yang telah berhasil menarik para pekerja berbakat dan profesional dari berbagai bidang.
Untuk mencapai “Vision of Perfection”, Perseroan selalu fleksibel terhadap peraturan di pasar baru dan kompetisi pasar dunia. Fleksibilitas dan adaptasinya seperti air yang terbentuk oleh lingkungannya. Sekalipun banyak perubahan yang terjadi dalam kebijakan pemerintah dan kondisi pasar, Perseroan tetap bertahan dan mengembangkan bisnisnya secara berkelanjutan hingga sekarang. Kesuksesan ini berasal dari nilai-nilai inti Perseroan: produk yang berkualias tinggi, harga yang kompetitif, pelayanan purna jual, pengembangan sumber daya manusia dan tanggung jawab sosial (peduli terhadap lingkungan dan hubungan sosial).
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 13
. . . Profil Perusahaan DAFTAR PEMEGANG SAHAM
Pemegang Saham
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Persentase Kepemilikan
Jumlah
ZT Holding PTE. Ltd
3.991.841.348
72,45%
2.399.376.050.775
Alison Investments (HK) Ltd
428.399.466
7,78%
428.399.466.000
PT Bank Resona Perdania
435.309.002
7,90%
303.592.387.135
PT Intan Teguh Sejati
214.075.822
3,89%
214.075.822.000
Masyarakat (masing-masing dengan pemilikan kurang dari 5%)
439.948.423
7,99%
254.382.740.115
Jumlah
5.509.574.061
100%
3.599.826.466.025
KRONOLOGI PENCATATAN SAHAM
Jumlah Saham Beredar a. Nilai nominal Rp1.000,per saham
19931
19942
19953
1996-2006
112.000.000
112.000.000
168.000.000
294.000.000
b. Nilai nominal Rp395,- per saham Jumlah
112.000.000
112.000.000
168.000.000
294.000.000
20074
20115
294.000.000
2.352.966.466
3.156.607.595
3.156.607.595
3.450.607.595
5.509.574.061
1. Pencatatan saham pada BEJ & BES tanggal 3 Mei 1993. Penawaran umum sebesar 17,86% 2. Pembagian saham bonus sebesar 2:3 dicatat pada BEJ & BES tanggal 2 Januari 1995 3. Hak memesan efek terlebih dahulu selesai dicatat pada BEJ & BES tanggal 15 Maret 1996 4. a. Saham seri A nilai nominal Rp1.000,- per saham b. Restrukturisasi - Konversi hutang ke saham tanggal 27 Des 2007 – Saham Seri B 5. a. Restrukturisasi tahap 2 – Konversi hutang ke saham tanggal 16 Desember 2011 – Saham Seri A b. Saham Seri B
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 14
. . . Profil Perusahaan BADAN ADMINISTRASI EFEK
Di dalam kegiatan di pasar modal, PT. Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tbk. (“SAIP”) menunjuk Badan Administrasi Efek : PT. Raya Saham Registra, Gedung Plaza Sentral Lt. 2, Jl. Jend. Sudirman Kav. 47 – 48, Jakarta.
PENGHARGAAN DAN SERTIFIKASI
PT. Surabaya Agung telah menerima penghargaan internasional dari beberapa lembaga independen atas usahanya memberi kualitas produk yang terbaik pada pelanggan dan memperhatikan masalah produksi serta lingkungan.
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 15
. . . Analisa dan Pembahasan Manajemen HASIL OPERASIONAL Pendapatan Penjualan Selama tahun 2011 industri kertas mengalami pertumbuhan yang lambat, salah satunya dipengaruhi oleh adanya krisis ekonomi di Eropa yang mengakibatkan penurunan permintaan kertas. Di tengah lesunya pertumbuhan dalam industri kertas, Perseroan juga turut mengalami penurunan kinerja, dimana total penjualan bersih Perseroan di tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 2,29% dari Rp 365,50 milyar di tahun 2010 menjadi Rp 357,12 milyar di tahun 2011. Penurunan total penjualan bersih ini dipengaruhi oleh menurunnya volume penjualan selama tahun 2011 sebesar 1,86% dari 41.055 ton pada tahun 2010 menjadi 40.293 ton pada tahun 2011. Harga jual rata-rata seluruh produk juga mengalami penurunan sebesar 0,44%. Untuk penjualan lokal, volume di tahun 2011 meningkat 14,43% dari 27.917 ton menjadi 31.946 ton. Oleh karena itu total pendapatan penjualan domestik Perseroan meningkat dari Rp 239,4 milyar menjadi Rp 264,8 milyar. Dari sisi harga jual, harga rata-rata penjualan lokal di tahun 2011 mengalami penurunan, dari Rp 8.576 per kg menjadi Rp 8.290 per kg. Di pasar ekspor, terjadi penurunan penjualan kertas sehingga volume ekspor Perseroan turun sebesar 36,47% dari 13.318 ton menjadi 8.436 ton. Total penjualan ekspor juga menurun sebesar 26.8% dari Rp 126,0 milyar menjadi Rp 92,2 milyar di tahun 2011. Harga jual ekspor meningkat dari Rp 9.597 per kg menjadi Rp 11.056 per kg dikarenakan perubahan bauran penjualan. Selama tahun 2011, Perseroan mencatat volume penjualan kertas budaya yang lebih tinggi dibanding kertas industri. Volume penjualan kertas budaya meningkat dari 22.861 ton menjadi 27.075 ton, sedangkan volume penjualan kertas industri turun dari 18.193 ton menjadi 13.217 ton. Sedangkan jika dilihat dari nilai penjualan per segmen, penjualan kertas budaya selama tahun 2011 memberikan kontribusi sebesar 64,71% dari total penjualan atau sebesar Rp 231,1 milyar dan kertas industri memberikan kontribusi sebesar 35,29% atau Rp 126 milyar. Jika dibandingkan dengan penjualan per segmen pada tahun 2010, penjualan kertas budaya mengalami peningkatan 14,75% atau sebesar Rp 29,7 milyar dari Rp 201,4 milyar. Sedangkan penjualan kertas industri mengalami penurunan 23,19% atau sebesar Rp 38,1 milyar dari Rp 164,1 milyar. Harga jual untuk segmen kertas budaya menunjukkan penurunan dari Rp 8.809 (2010) per kg menjadi Rp 8.534 per kg (2011). Untuk segmen kertas industri, harga jual meningkat dari Rp 9.019 per kg menjadi Rp 9.536 per kg. Beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini, diantaranya yaitu gramatur (ketebalan) kertas, nilai tukar $AS terhadap Rupiah, harga bahan baku serta harga pasar. Produksi Pada tahun 2011, total produksi Perseroan mengalami penurunan sebesar 5,99% dari 41.606 ton di tahun 2010 menjadi 39.114 ton di tahun 2011 dengan proporsi 26.050 ton merupakan produksi
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 16
. . . Analisa dan Pembahasan Manajemen kertas budaya dan 13.064 ton merupakan produksi kertas industri. Sementara di tahun 2010, 22.303 ton merupakan produksi kertas budaya dan 19.303 ton merupakan produksi kertas industri. Penurunan jumlah produksi ini disebabkan karena kondisi pasar ekspor yang sepi sehingga mengurangi permintaan pasar terhadap produk Perseroan serta keterbatasan volume produksi karena pasokan gas yang tidak lancar. Selama tahun 2011, biaya produksi per unit mengalami penurunan, yang dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu perubahan bauran produk, penurunan harga bahan baku pulp, nilai tukar $AS terhadap Rupiah, serta perubahan beberapa biaya produksi lainnya. Harga pulp secara garis besar mengalami penurunan antara 10 – 15% dari tahun sebelumnya. Selama tahun 2011, harga pulp serat pendek berkisar antara $AS 625 – 680 per ton turun dari kisaran harga $AS675 – 840 per ton di tahun sebelumnya. Di sisi lain, harga gas meningkat signifikan di kuartal terakhir tahun 2011. Dari beberapa hal ini, beban pokok penjualan turun dari Rp 9.370 per kg menjadi Rp 8.706 per kg di tahun 2011. Beban pokok penjualan per unit untuk segmen kertas budaya turun dari Rp 9.585 per kg menjadi Rp 8.439 per kg, sedangkan beban pokok penjualan per unit untuk segmen kertas industri menunjukkan sedikit peningkatan dari Rp 9.099 menjadi Rp 9.252 per kg. Peningkatan beban pokok penjualan per unit segmen kertas industri dikarenakan adanya perbedaan gramatur dan juga spesifikasi kertas industri yang dihasilkan antara tahun 2010 dan 2011. Beban Usaha Beban usaha terdiri dari beban penjualan dan beban umum dan administrasi. Pada tahun 2011, total beban usaha mengalami kenaikan menjadi Rp 89,3 milyar pada tahun 2011 dari Rp 57,6 milyar pada tahun 2010. Kenaikan ini terutama dipengaruhi oleh perubahan prosentase pembebanan beban penyusutan kepada beban pokok penjualan dan beban usaha dengan mempertimbangkan realisasi kuantitas produksi. Beban penyusutan yang dibebankan ke beban usaha adalah Rp 71,9 milyar di tahun 2011 lebih tinggi dibandingkan Rp 41,5 milyar di tahun 2010. Beban penjualan mengalami penurunan sebesar 34,07% dari Rp 7,5 milyar pada tahun 2010 menjadi Rp 4,9 milyar pada tahun 2011. Dari jumlah tersebut, sebagian besar digunakan untuk beban angkutan serta gaji, upah, dan kesejahteraan karyawan. Penurunan utama terjadi atas biaya ekspor dari Rp 3,8 milyar di tahun 2010 menjadi Rp 813,0 juta di tahun 2011. Sedangkan beban umum dan administrasi meningkat 68,24% dari Rp 50,1 milyar pada tahun 2010 menjadi Rp 84,4 milyar pada tahun 2011. Dalam beban umum dan administrasi ini sebesar 85,25% merupakan beban penyusutan atau sebesar Rp 71,9 milyar.
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 17
. . . Analisa dan Pembahasan Manajemen Penghasilan dan Beban Lain-lain Komponen utama penghasilan dan beban lain-lain adalah laba atas penghapusan liabilitas bunga ditangguhkan dan laba selisih kurs. Laba atas penghapusan liabilitas bunga ditangguhkan terjadi karena Perseroan melakukan konversi pinjaman menjadi saham di dalam restrukturisasi pinjaman di tahun 2011. Oleh karena itu, porsi bunga ditangguhkan atas pinjaman yang dikonversi menjadi saham ikut dihapuskan sebesar Rp 235,0 milyar. Laba selisih kurs mengalami penurunan sebesar 16,22% dari Rp 130,1 milyar pada tahun 2010 menjadi Rp 109 milyar pada tahun 2011. Selama tahun 2010, nilai tukar Rupiah terhadap USD menguat dari Rp 9.400 pada awal tahun menjadi Rp 8.991 pada akhir tahun. Hal ini menimbulkan laba selisih kurs di tahun 2010. Di tahun 2011, nilai tukar Rupiah melemah dari Rp 8.991 pada awal tahun menjadi Rp 9.068 pada akhir tahun. Di tahun 2011 Perseroan mencatat laba selisih kurs dikarenakan Perseroan melakukan konversi pinjaman $AS ke modal dengan menggunakan kurs di bulan Mei Rp 8.537. Perseroan juga mencatat laba atas penghapusan liabilitas bunga ditangguhkan sebesar Rp 235 milyar selama tahun 2011. Laba ini muncul sebagai akibat dari restrukturisasi pinjaman (konversi hutang menjadi modal) yang dilakukan oleh Perseroan pada tahun 2011. Laba Bersih Untuk periode tahun 2011, laba bersih Perseroan mengalami peningkatan signifikan. Di tahun 2010, Perseroan mengalami rugi bersih sebesar Rp 80,2 milyar, meningkat menjadi laba bersih di tahun 2011 sebesar Rp 254,1 milyar. Faktor utama peningkatan laba bersih adalah dibukukannya laba atas penghapusan liabilitas bunga ditangguhkan dan laba selisih kurs masing-masing sebesar Rp 235,0 milyar dan Rp 108,9 milyar. Hal ini menopang rugi usaha Rp 82,9 milyar menjadi laba bersih sebesar Rp 254 milyar yang terjadi karena keberhasilan Perseroan untuk merestrukturisasi pinjaman dengan skema utama konversi hutang menjadi modal. Selama tahun 2011, Perseroan membukukan biaya penyusutan sebesar Rp 96,7 milyar. Apabila biaya penyusutan dikeluarkan dari perhitungan pendapatan, maka kita dapatkan angka EBITDA sebesar Rp 13,7 milyar. Angka ini mengalami penurunan sebesar Rp 6 milyar dari Rp 19,7 milyar pada tahun 2010. Profitabilitas Pendapatan penjualan Perseroan di tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 2,29%, namun diiringi dengan penurunan beban pokok penjualan yang lebih besar, yaitu 8,81% sehingga Perseroan mengalami kenaikan laba kotor sebesar 133,1% dari rugi kotor sebesar Rp 19,2 milyar pada tahun 2010 menjadi laba kotor sebesar Rp 6,3 milyar pada tahun 2011. Rugi usaha meningkat sebesar 8% dari Rp 76,8 milyar pada tahun 2010 menjadi Rp 82,9 milyar pada tahun 2011. Bila dilihat per segmen kategori produk, di tahun 2011 kategori kertas budaya mengalami laba kotor
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 18
. . . Analisa dan Pembahasan Manajemen sebesar Rp 2,6 milyar dan kategori kertas industri mengalami laba kotor sebesar Rp 3,8 milyar. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010 dimana kategori kertas budaya mengalami rugi kotor sebesar Rp 17,6 milyar sedangkan kategori kertas industri mengalami rugi kotor sebesar Rp 1,6 milyar. Pajak Penghasilan Pada tahun 2011, Perseroan memperoleh manfaat pajak penghasilan sebesar Rp 5,3 milyar dibandingkan beban pajak penghasilan sebesar Rp 2,5 milyar di tahun 2010. Hal ini disebabkan terutama atas akumulasi rugi fiskal di tahun 2011, sedangkan di tahun 2010 terjadi rugi penurunan nilai aset sangat signifikan nilainya.
NERACA Aktiva Pada tahun 2011, 8,24% (Rp 170,2 milyar) dari jumlah aset Perseroan berupa aset lancar dan 91,76% (Rp 1.897,1 milyar) dalam bentuk aset tidak lancar. Di tahun 2010, 9,9% (Rp 218,8 milyar) dari jumlah aset Perseroan berupa aset lancar dan 90,1% (Rp 1.992,8 milyar) merupakan aset tidak lancar. Total aset di tahun 2011 menurun sebesar Rp 144,3 milyar atau sebesar 6,52% dibandingkan tahun 2010 dari Rp 2.211,7 milyar menjadi Rp 2.067,4 milyar. Penurunan total aset ini diakibatkan oleh penurunan aset lancar 22,19% atau sebesar Rp 48,6 milyar dan penurunan aset tidak lancar 4,80% atau sebesar Rp 95,7 milyar. Penurunan aset lancar terutama dipengaruhi oleh penurunan persediaan sebesar 57,76% dari Rp 149,9 milyar menjadi Rp 63,3 milyar, peningkatan piutang usaha sebesar 48.6% dari Rp 61,0 milyar menjadi Rp 97,4 milyar. Akun-akun lain di dalam aset lancar seperti kas dan bank, uang muka pembelian, biaya dibayar di muka, pajak dibayar di muka menunjukkan beberapa perubahan selama tahun 2011 namun tidak bersifat signifikan. Saldo kas dan bank pada tahun 2011 dapat dikatakan cukup tinggi jika dibandingkan dengan saldo tahun 2010, yaitu mengalami kenaikan Rp 4,9 milyar dari Rp 1,3 milyar di tahun 2010. Kenaikan ini terutama dipengaruhi kenaikan saldo bank yang meningkat dari Rp 1,0 milyar menjadi Rp 5,9 milyar. Piutang usaha mengalami kenaikan Rp 36,3 milyar dari Rp 61,0 milyar pada tahun 2010. Piutang usaha selama tahun 2011 terdiri dari 97,05% piutang terhadap pihak ketiga dan 2,95% piutang terhadap pihak berelasi. Piutang usaha pihak ketiga didominasi oleh piutang usaha lokal yaitu sebesar 99%. Turnover piutang usaha tahun 2011 mengalami perlambatan dibandingkan dengan tahun 2010, dimana tingkat kolektibilitas piutang usaha tahun 2011 adalah 98 hari sedangkan pada tahun 2010 adalah 60 hari.
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 19
. . . Analisa dan Pembahasan Manajemen Persediaan tahun 2011 mengalami penurunan yang cukup signifikan, yaitu sebesar Rp 86,6 milyar dari Rp 149,9 milyar pada tahun 2010 menjadi Rp 63,3 milyar pada tahun 2011, dengan komposisi 28,87% (Rp 18,2 milyar) barang jadi, 15,95% (Rp 10,0 milyar) bahan baku, dan 55,18% (Rp 34,9 milyar) bahan pembantu. Penurunan saldo persediaan sebagian besar terjadi karena penurunan persediaan barang jadi dan persediaan bahan baku. Uang muka pembelian di tahun 2011 mengalami penurunan 24,87% dari Rp 1,5 milyar di tahun 2010 menjadi Rp 1,1 milyar di tahun 2011. Uang muka pembelian ini merupakan uang muka pembelian bahan baku dan suku cadang yang telah dibayarkan kepada pihak ketiga. Penurunan persediaan dan uang muka pembelian ini terjadi sebagai salah satu akibat penurunan penjualan yang dialami oleh Perseroan selama tahun 2011. Aset tidak lancar tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 4,8% dibandingkan tahun 2010 atau sebesar Rp 95,7 milyar dari Rp 2 triliun pada tahun 2010. Penurunan ini disebabkan oleh akumulasi beban penyusutan sebesar Rp 96,7 milyar di tahun 2011. Selama tahun 2011, Perseroan tidak melakukan perolehan aset tetap. Liabilitas Pada tahun 2011, komposisi liabilitas Perseroan terdiri dari 9,12% (Rp57,0 milyar) berupa liabilitas jangka pendek dan 90,88% (Rp 568,4 milyar) berupa liabilitas jangka panjang. Total liabilitas Perseroan di tahun 2011 mengalami penurunan drastis, yaitu sebesar Rp 2,5 triliun dari Rp 3.082,8 milyar menjadi Rp 625,4 milyar. Penurunan ini terdiri dari 8,51% penurunan liabilitas jangka pendek atau sebesar Rp 209 milyar dan 91,49% penurunan liabilitas jangka panjang atau sebesar Rp 2,2 triliun. Hutang usaha mengalami penurunan 30,7% atau sebesar Rp 17,4 milyar dari Rp 56,7 milyar di tahun 2010. Salah satu pendorong penurunan hutang usaha ini adalah adanya penurunan pembelian yang dilakukan oleh Perseroan. Penurunan beban yang masih harus dibayar sebesar 24,06% dari Rp 18,1 milyar menjadi Rp 13,8 milyar. Bagian liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun mengalami penurunan yang cukup drastis selama tahun 2011. Pinjaman jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun turun dari Rp 1.912,2 milyar menjadi Rp 305.2 milyar. Hal yang sama terjadi atas liabilitas bunga ditangguhkan yang turun dari Rp 249,0 milyar menjadi Rp 66,9 milyar. Perubahan drastis ini terjadi terkait dengan restrukturisasi pinjaman Perseroan di tahun 2011 yang telah disetujui oleh mayoritas kreditur dengan skema konversi pinjaman menjadi modal (lihat bagian “Restrukturisasi Pinjaman”). Total saldo liabilitas jangka panjang tahun 2011 menunjukkan penurunan yang sangat signifikan, yaitu sebesar 79,82% atau Rp 2,2 triliun dari Rp 2,8 triliun (2010) menjadi Rp 568,4 milyar. Total liabilitas turun dari Rp 3.082,8 milyar menjadi Rp 625,4 milyar.
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 20
. . . Analisa dan Pembahasan Manajemen Kemampuan Perseroan untuk membayar hutang dapat dilihat dari rasio kewajiban terhadap aktiva (lihat Ikhtisar Keuangan halaman 1). Dari rasio tersebut dapat diketahui bahwa prosentase liabilitas Perseroan terhadap aktiva adalah 30,25%. Dalam hal ini berarti setiap Rp 100 aktiva berbanding dengan Rp 30,25 kewajiban. Walaupun di tahun 2011 kinerja Perseroan mengalami penurunan, namun kemampuan Perseroan untuk membayar hutang dalam kondisi membaik. Hal ini tidak lain disebabkan karena para kreditur menyetujui permohonan Perseroan untuk mengkonversi hutang menjadi modal. Pengeluaran Modal Selama tahun 2011 Perseroan tidak melakukan pengeluaran modal. Restrukturisasi Pinjaman Pada tanggal 10 Juni 2011, Perseroan, PT Intah Teguh Sejati (pemegang saham) dan Alison Investment Ltd, telah menandatangani “Debt conversion Agreement” Berdasarkan perjanjian tersebut telah disepakai bahwa seluruh hutang Perseroan kepada Alison sebesar $AS 50.181.500 dikonversi menjadi 428.399.466 saham baru. Pada tanggal yang sama, Perseroan, PT Bank Resona Perdania, PT Intan Teguh Sejati (pemegang saham) dan para kreditur telah menandatangani “Supplemental Agreement (to the Restated Restructuring Agreement dated 5 October 2007)”. Berdasarkan perjanjian tersebut, Perseroan telah mendapatkan persetujuan dari kreditur yang mewakili 88% dari jumlah nilai pinjaman untuk melakukan restrukturisasi melalui konversi atas sebagian pinjaman jangka panjang Tranche A $AS 175.000.000 menjadi 1.630.567.000 lembar saham baru. Konversi tersebut berdasarkan pada nilai tercatat pinjaman pada tanggal 31 Mei 2011 yang dihitung dengan menggunakan kurs Rp 8.537 per $AS. Selain itu, para kreditur juga menyetujui untuk melakukan penghapusan atas seluruh saldo bunga pinjaman sebesar $AS 4,522,842.
PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Selama tahun 2011, laporan keuangan Perseroan telah mengimplementasikan: PSAK No 1 (Revisi 2009) tentang “Penyajian Laporan Keuangan”. PSAK ini mengatur mengenai penyajian laporan keuangan, yang meliputi antara lain tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas, dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain mengenai sumber estimasi
ketidakpastian,
pengelolaan
permodalan,
pendapatan
komprehensif
penyimpangan dari standar akuntansi keuangan, dan pernyataan kepatuhan.
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 21
lainnya,
. . . Analisa dan Pembahasan Manajemen PSAK No 2 (Revisi 2009) tentang “Laporan Arus Kas”. PSAK ini berisi tentang aturan penyajian laporan arus kas. PSAK No 7 (Revisi 2010) tentang “Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi”. PSAK ini berisi tentang persyaratan suatu pihak dianggap memiliki relasi dengan perusahaan. PSAK No 48 (Revisi 2009) tentang “Penurunan Nilai Aset”. PSAK ini mensyaratkan manajemen Perusahaan untuk menilai apakah terdapat indikasi aset non-keuangan mengalami penurunan nilai dan mengestimasi jumlah terpulihkan (estimated recoverable amount) atas asset non-keuangan tersebut jika terdapat penurunan nilai. PSAK No 5 (Revisi 2009) tentang “Segmen Operasi”. PSAK ini mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis dimana Perusahaan terlibat serta lingkungan ekonomi dimana Perusahaan beroperasi. PSAk No 8 (Revisi 2009) tentang “Peristiwa Setelah Akhir Periode Pelaporan”. PSAK ini memberikan panduan kapan suatu entitas harus menyesuaikan laporan keuangan untuk peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan dan pengungkapan yang perlu dibuat terkait dengan peristiwa tersebut. PSAK No 25 (Revisi 2009) tentang “ Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi dan Kesalahan” . PSAK ini berisi kriteria dalam pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, berikut dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi dan koreksi kesalahan.
PERKEMBANGAN TERAKHIR STANDAR AKUNTANSI Pembahasan mengenai perkembangan terakhir standar akuntansi yang berlaku efekif mulai 1 Januari 2012 dan 1 Januari 2013 telah disajikan dalam catatan nomor 29 “Revisi dan Penerbitan Standar Akuntansi Baru” dalam Laporan Tahunan ini.
KEBIJAKAN DIVIDEN Kebijakan Perseroan dalam pengumuman dan pembayaran dividen adalah berdasarkan laba bersih yang diperoleh Perseroan. Kebijakan tersebut tertuang dan diputuskan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Berdasarkan laporan keuangan Perseroan bahwa pada tahun 2011 Perseroan mengalami laba bersih, namun tahun 2010 Perseroan mengalami rugi bersih, maka kebijakan Perseroan adalah tidak ada dividen yang akan diumumkan dan dibayarkan bagi para pemegang saham selama tahun 2011. Dividen terakhir yang dibagikan oleh Perseroan yaitu pada tahun 1996.
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 22
. . . Analisa dan Pembahasan Manajemen PROSPEK USAHA Pada tahun 2011, Perseroan telah melakukan perjanjian restrukturisasi pinjaman dengan skema konversi hutang menjadi modal. Dengan restrukturisasi tersebut, Perseroan memiliki kesempatan yang lebih baik dari segi finansial untuk melangkah maju. Namun peluang ini masih terkendala dengan kondisi pasokan gas yang masih belum stabil di tahun 2011. Selain itu, harga gas dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN) mengalami peningkatan sebesar 36% yang mulai berlaku tanggal 1 November 2011. Hal ini cukup membebani kinerja Perseroan. Namun Perseroan tetap berupaya untuk bisa memperbaiki kinerja operasional dan finansialnya. Perseroan memiliki rencana untuk memfinalkan rencana kerjasama dengan pihak ketiga untuk membangun power plant batubara guna menyelesaikan permasalahan energi listrik dan uap yang dialami Perseroan hingga saat ini. Selain itu, Perseroan akan berupaya menjajaki peluang dengan perbankan dan investor untuk mendapatkan tambahan modal kerja dan meningkatkan kinerja Perseroan, baik segi keuangan maupun operasional.
STRATEGI PEMASARAN DAN PANGSA PASAR Dari beberapa keterbatasan operasional, Perseroan berusaha menganalisa kelemahan-kelemahan yang ada dan mengubahnya menjadi kesempatan. Perseroan memiliki kelemahan dari segi biaya yang disebabkan oleh tingginya biaya energi dibandingkan dengan pesaing. Untuk dapat tetap bertahan di pasar, Perseroan memutuskan untuk bermain di pasar khusus dengan memproduksi dan menjual kertas grammatur tipis dimana hanya beberapa pabrik kertas memproduksi jenis tersebut. Selain itu, Perseroan memproduksi kertasnya menggunakan kombinasi serat asli dan serat daur ulang untuk mempertahankan daya saing harga jual di pasar.
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 23
. . . Tata Kelola Perusahaan
PT. Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tbk., sebagai perusahaan publik, menyadari dalam rangka meningkatkan kinerja dan keunggulan kompetitif, maka penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG/Good Corporate Governance) harus ditingkatkan. Tata kelola perusahaan yang baik dapat diperoleh melalui manajemen yang transparan, akuntabilitas, keterbukaan informasi dan komitmen untuk melakukan praktek usaha yang terbaik dalam menjalankan kegiatan operasional sehari-hari demi kepentingan semua pihak yang berkepentingan. SAIP telah memiliki kerangka kebijakan dan panduan tata kelola perusahaan yang komprehensif. Penerapannya dirancang untuk memastikan Perseroan telah memiliki mekanisme pengendalian internal yang efektif dan menjaga kepentingan para pemegang saham tanpa merugikan para stakeholder lainnya.
STRUKTUR TATA KELOLA Berdasarkan anggaran dasar, struktur tata kelola perusahaan terdiri atas Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Secara bersama-sama ketiganya bertanggung jawab atas penerapan tata kelola perusahaan. Dewan Komisaris dan Dewan Direksi memiliki wewenang untuk membentuk komite pengendalian internal demi terwujudnya tata kelola perusahaan dan pengawasan internal yang efektif. Pada tahun 2004, Perseroan telah mempunyai Komisaris Independen dan membentuk Komite Audit.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) memiliki wewenang tertinggi dalam pengambilan keputusan-keputusan penting sehubungan dengan kepengurusan dan kinerja Perseroan serta memiliki kekuatan hukum untuk mengangkat dan menghentikan anggota Dewan Komisaris dan Dewan Direksi.
DEWAN KOMISARIS Dewan Komisaris yang berjumlah tiga orang bertanggung jawab atas pengawasan dan pengarah Dewan Direksi dalam mengelola operasional Perseroan. Sesuai Anggaran Dasar, Dewan Komisaris berhak memeriksa pembukuan, surat atau dokumen dan alat bukti lainnya serta berhak mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Dewan Direksi. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 19 Agustus 2011 telah menyetujui perubahan susunan Dewan Komisaris menjadi seperti yang disebutkan berikut ini.
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 24
. . . Tata Kelola Perusahaan Anggota Dewan Komisaris Zhang Hui Han Sindu - Presiden Komisaris Warga Negara Singapura, berumur 48 tahun, memperoleh gelar Sarjana di bidang Manajemen Terapan (Applied Management) tahun 1985 dan Gelar Pasca Sarjana dalam Ilmu Ekonomi Terapan dari San Jose State University, California, Amerika Serikat pada tahun 1988. Memulai karirnya dalam audit manajemen di Crown Prince Hotel Singapura pada tahun 1988-1999. Bergabung dengan Perseroan sejak tahun 1989, menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 1993 dan sejak tahun 2009 menjabat sebagai Komisaris Perseroan. Tahun 2010 diangkat menjadi Presiden Komisaris. Cruz Herminigildo Jr Javier - Komisaris Warga Negara Philipina, berumur 55 tahun, merupakan Akuntan Publik Terdaftar dan anggota dari Akuntan Publik Terdaftar di Philippine Institut. Memperoleh gelar sarjana Akuntansi dengan predikat Cum Laude di tahun 1978. Di tahun 1980 bergabung dengan perusahaan Texas Instruments (Philippines) Incorporated dengan posisi terakhir adalah sebagai Manajer Akuntansi Biaya dan Perencanaan Keuangan. Setelah itu, beberapa kali memegang jabatan senior manajer di Indonesia dan Singapura termasuk menjadi Direktur Eksekutif dari Singapore Exchange Mainboard Listed Company. Sekarang menjabat sebagai direktur dari beberapa perusahaan di Singapura, Malaysia, Amerika dan RRC. Bergabung dengan Perseroan sejak tahun 2011 dan menjabat sebagai Komisaris. Bing Hartono Poernomosidi – Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, berumur 54 tahun, memperoleh gelar Sarjana di bidang Akuntansi dari Universitas Airlangga pada tahun 1984. Memulai karirnya sebagai akuntan di Prasetio Utomo & Co (Arthur Andersen & Co. SC) dengan posisi Manajer cabang Surabaya pada tahun 1990-1995. Dari tahun 1996-2000 menjadi Presiden Direktur di PT Jaya Pari Steel Tbk. Tahun 2000 hingga 2002 bekerja sebagai Partner Pelaksana Kantor Surabaya di KAP Ernst & Young, Hanadi, Sarwoko & Sandjaja. Tahun 2002 hingga 2006 bekerja di KAP Ernst & Young, Prasetio, Sarwoko & Sandjaja dengan posisi yang sama. Tahun 2007 hingga sekarang bergabung dengan Poernomosidi Strategic Consulting (PSC) sebagai Direktur Pelaksana. Bergabung dengan Perseroan sejak tahun 2011 menjabat sebagai Komisaris Independen. Tujuan adanya Komisaris Independen adalah agar tata kelola perusahaan dapat lebih efektif, dimana pihaknya tidak terafiliasi dengan manajemen dan Perseroan, sehingga dapat memberikan penilaian dan pengambilan keputusan yang independen dalam setiap langkahnya.
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 25
. . . Tata Kelola Perusahaan Rapat Dewan Komisaris Rapat Dewan Komisaris mempunyai hak memberhentikan untuk sementara anggota Direksi yang bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku atau merugikan maksud dan tujuan Perseroan atau melalaikan kewajibannya. Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya Dewan Komisaris telah melakukan rapat sebanyak dua kali yang dihadiri oleh Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Pertemuan yang pertama membahas masalah target dan rencana usaha tahunan. Pertemuan yang kedua membahas dan meninjau pencapaian selama paruh tahun pertama dan usaha-usaha yang akan dilakukan untuk mencapai target tahunan. Honorarium Dewan Komisaris Dewan Komisaris menerima honorarium yang pemberiannya telah diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dengan nilai yang telah ditetapkan dalam RUPST.
Honorarium Dewan Komisaris 2011
Honorarium / tahun
Dewan Komisaris
Rp. 746.666.666,-
DEWAN DIREKSI Dewan Direksi berjumlah enam orang dan dipimpin oleh seorang Presiden Direktur. Dewan Direksi secara bersama-sama bertanggung jawab atas manajemen operasional Perseroan guna mencapai visi dan misi yang telah diembankan oleh Pemegang Saham. Dalam mengemban misi ini Presiden Direktur lebih banyak melakukan koordinasi seluruh bidang dari tiap-tiap anggota Dewan Direksi. Presiden Direktur mengambil keputusan-keputusan strategis berdasarkan masukan-masukan dan rekomendasi dari tiap anggota Dewan Direksi. Rencana usaha dan target tahunan diajukan oleh masing-masing anggota Direksi yang akan ditelaah dan diputuskan oleh Presiden Direktur. Direktur Penjualan dan Pemasaran bertanggung jawab penuh atas pencapaian target penjualan di pasar domestik dan ekspor termasuk didalamnya adalah membantu Perseroan untuk optimalisasi potensi pasar dari sisi harga, bauran produk serta kualitas yang memberikan nilai terbaik untuk Perseroan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Direktur penjualan dan pemasaran juga memberikan masukan kepada Presiden Direktur untuk arah pengembangan dan penempatan posisi produk Perseroan di pasar. Direktur Produksi bertanggung jawab atas semua hal terkait dengan aktivitas produksi di pabrik. Hal tersebut mencakup operasi dari pabrik, penelitian dan pengembangan produk, proses engineering, dan sertifikasi proses dan produk. Direktur Produksi juga bertanggung jawab atas
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 26
. . . Tata Kelola Perusahaan program penghematan biaya dan penambahan kapasitas. Masalah-masalah Sumber Daya Manusia dan Personalia di pabrik juga diatur dan diputuskan oleh Direktur Produksi. Direktur Pembelian bertanggung jawab sepenuhnya atas aktivitas pengadaan semua kebutuhan Perseroan. Termasuk didalamnya adalah pengadaan bahan baku, bahan kimia, peralatan dan perlengkapan dan juga jasa-jasa lain yang mungkin diperlukan sehubungan dengan aktivitas produksi. Di dalam menjalankan fungsinya, direktur pembelian banyak melakukan koordinasi dengan manajemen pabrik sehingga tidak terjadi ‘stock out’ atau ‘over stock’. Direktur pembelian juga bertanggung jawab untuk mendapatkan barang atau jasa secara tepat waktu dengan harga beli terbaik dengan mutu yang sesuai kebutuhan. Direktur Keuangan bertanggung jawab atas semua aktivitas di bidang keuangan, termasuk dan tidak terbatas kepada pengelolaan dan pengawasan dana keuangan, perencanaan keuangan, analisa data-data keuangan, pembuatan laporan keuangan, pencarian dana dari lembaga keuangan dan non-keuangan, berhubungan dengan investor, pasar modal, bursa efek, dan tugas-tugas khusus lainnya yang mungkin ditugaskan oleh Presiden Direktur. Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) bertanggung jawab atas aktivitas ketersediaan karyawan sesuai dengan perencanaan jumlah dan kompetensi tenaga kerja yang dibutuhkan, aktifitas rekruitmen/seleksi calon karyawan, pembinaan, mengembangkan, mempertahankan karyawan yang berpotensi dan pelepasan karyawan. Direktur Tax dan Legal dalam bidang tax (pajak) bertugas dan bertangung jawab penuh menjalankan semua peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan perpajakan, memberikan saran dan masukan kepada bagian terkait dalam hal penerapan peraturan-peraturan dan ketentuanketentuan yang berlaku. Selain itu, dalam bidang Legal bertugas dan bertanggung jawab penuh terhadap masalah yang berhubungan dengan hukum, pemerintahan secara keseluruhan, dan halhal lain yang bersentuhan dengan masalah kewajiban perusahaan untuk memenuhi peraturanperaturan dan ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 19 Agustus 2011 telah menyetujui perubahan susunan Dewan Direksi sehingga menjadi seperti yang disebutkan berikut ini. Anggota Dewan Direksi Y.M. Kenny Wailanduw – Presiden Direktur Warna Negara Indonesia, berumur 54 tahun. Lulusan dari Akademika Elektronika, Universitas Widya Mandala tahun 1981. Bergabung dengan Perseroan di tahun 1981 sebagai Supervisor Instrument, diangkat menjadi Manajer Engineering di tahun 1993 dan sejak tahun 2009 menjabat sebagai Direktur Perseroan. Tahun 2011 diangkat menjadi Presiden Direktur.
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 27
. . . Tata Kelola Perusahaan Any Indrawati – Direktur Warga Negara Indonesia, berumur 59 tahun, lulusan Institut Teknologi Surabaya (ITS) di jurusan Teknik Kimia pada tahun 1979. Bergabung dengan Perseroan sebagai teknisi laboratorium sejak tahun 1980 dan menjabat sebagai Kepala Pembelian di tahun 1990. Diangkat menduduki posisi sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 1994. Imanuel Robert Najoan – Direktur Warga Negara Indonesia, berumur 55 tahun, lulusan Akademi Bank Indonesia pada tahun 1980. Memulai karirnya sebagai akuntan di industri perhotelan. Dari tahun 1984 sampai tahun 1987 bekerja di departemen keuangan PT Surabaya Mekabox. Bergabung dengan perseroan sejak tahun 1987 dan menjabat sebagai Kepala Departemen Legal sejak tahun 1991 dan dipromosikan sebagai Komisaris sejak tahun 1994. Selanjutnya diangkat sebagai Direktur Perseroan pada tahun 2011. Antok Handoko – Direktur Warna Negara Indonesia, berumur 41 tahun. Lulusan dari Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi, Universitas Airlangga Surabaya tahun 1995 dan mendapatkan “Akuntan Management Bersertifikasi” dari ICMA Australlia. Memulai karirnya di kantor akuntan publik kemudian bergabung dengan Perseroan di tahun 1995 sebagai internal auditor. Menjadi dosen tetap Fakultas Ekonomi, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya tahun 1996 - 2004. Diangkat menjadi Direktur Perseroan di tahun 2011. Andre Pramono – Direktur Warga Negara Indonesia, berumur 44 tahun, lulusan Universitas Surabaya jurusan Teknik dan Manajemen Industri. Memulai karir profesionalnya pada tahun 1992 di PT Bumi Kencana Wijaya (Industri rotan) sebagai Manajer Produksi. Pada tahun 1993 bekerja di PT Classic Prima Carpet Indonesia sebagai Manajer HRD & GA. Bergabung dengan Perseroan sejak tahun 1995 sebagai Kepala Bagian HRD. Diangkat menjadi direktur pada tahun 2011. Effendy Wijaya – Direktur Warga Negara Indonesia, berumur 39 tahun, lulusan University of New South Wales-SydneyAustralia di bidang Teknik Kimia pada tahun 1996. Memulai karir professional di PT. Coca Cola Indonesia sebagai Quality Improvement Consultant pada tahun 1997-1998. Menjabat sebagai Marketing eksekutif di Industri fotografi pada tahun 1999-2002. Bergabung di perusahaan sebagai Data Analis pada tahun 2005, selanjutnya diangkat sebagai Direktur Marketing sejak tahun 2011. Rapat Dewan Direksi Di dalam fungsinya semua anggota dewan direksi melakukan pertemuan operasional secara rutin dua kali setiap bulannya untuk melakukan perencanaan bulanan serta pemantauan kinerja periode berjalan.
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 28
. . . Tata Kelola Perusahaan Remunerasi Dewan Direksi Dewan Direksi menerima remunerasi yang pemberiannya telah diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dengan nilai yang telah ditetapkan dalam RUPST.
Remunerasi Dewan Direksi 2011
Remunerasi / tahun
Dewan Direksi
Rp. 1.920.534.400,-
KOMITE AUDIT Sesuai dengan Peraturan Pasar Modal, Komite Audit ditunjuk dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris dan dilaporkan kepada Rapat Pemegang Saham. Komite Audit memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian dari Dewan Komisaris dan melaksanakan tugas lain dari Dewan Komisaris. Dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit dipimpin oleh Komisaris Independen dengan dibantu anggotanya yang memiliki keahlian dan pengalaman yang diperlukan. Selama tahun 2011, terdapat perubahan susunan Komite Audit sehingga menjadi seperti yang dijabarkan berikut ini. Bing Hartono Poernomosidi – Ketua Warga Negara Indonesia, berumur 54 tahun, memperoleh gelar Sarjana di bidang Akuntansi dari Universitas Airlangga pada tahun 1984. Menjabat sebagai Komisaris Independen dan ketua Komite Audit sejak 2011. Pengalaman kerja: 1990 – 1995
: Kantor Akuntan Publik (KAP) Prasetio Utomo & Co (Arthur Andersen & Co., SC) sebagai Manajer Cabang Surabaya
1990 – 2000
: PT Jaya Pari Steel Tbk sebagai Presiden Direktur
2000 – 2002
: Ernst & Young, Hanadi, Sarwoko & Sandjaja sebagai Partner Pelaksana Kantor Surabaya
2002 – 2006
: Ernst & Young, Prasetio, Sarwoko & Sandjaja sebagai Partner Pelaksana Kantor Surabaya
2007 – sekarang
: Poernomosidi Strategic Consulting (PSC) sebagai Direktur Pelaksana
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 29
. . . Tata Kelola Perusahaan Johan Tedjo Sujanto – Anggota Warga Negara Indonesia, berumur 52 tahun, menjabat sebagai anggota Komite Audit sejak Desember 2004. Lulusan Universitas Terbuka jurusan Administrasi Niaga. Pengalaman kerja: 1980
: CV Dirgahayu sebagai Pengendalian Persediaan
1984
: CV Dirgahayu di Departemen Pembelian
1993
: CV Dirgahayu sebagai Administrasi Pabrik
1996
: CV Dirgahayu sebagai Pusat Pengkajian Sistem Prosedur & Efisiensi (PSPE)
2000 – sekarang
: Wirausaha di industri makanan
Lawrence Januar - Anggota Warga Negara Indonesia, berumur 32 tahun, lulusan Universitas Surabaya di bidang manajemen Industri pada tahun 2002 dan lulusan Master dari Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya pada tahun 2004. Pengalaman Kerja : 2004
: Perusahaan Furniture di Surabaya sebagai Kepala Penjadwalan Produksi
2005
: Perusahaan Furniture Ekspor di Surabaya sebagai Kepala Analisa Costin
2006
: CV Dirgahayu sebagai Kepala Penjadwalan Produksi dan Data Analisis
Rapat Komite Audit Dalam menjalankan tugasnya, komite audit melaksanakan sejumlah rapat selama tahun 2011, dengan pokok bahasan utama sebagai berikut : 1.
Mereview kegiatan operasional dan pengendalian internal Perseroan untuk digunakan sebagai dasar penelaahan risiko selanjutnya.
2.
Membuat rencana antisipasi, terutama masalah resiko operasional sehubungan dengan tekanan gas dari Perusahaan Gas Negara (PGN).
3.
Mereview kepatuhan Perseroan terhadap peraturan Bapepam-LK dan peraturan lainnya.
4.
Mereview persiapan RUPS mencakup agenda dan materi RUPS
5.
Mereview kecukupan informasi yang akan disajikan dalam Laporan Tahunan 2011 beserta laporan keuangannya.
SEKRETARIS PERSEROAN Sekretaris Perseroan bertanggung jawab mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di pasar modal. Sekretaris Perseroan juga memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan kondisi Perseroan. Sekretaris Perseroan juga bertugas memberi masukan kepada direksi Perseroan
untuk
mematuhi
ketentuan-ketentuan
dalam
pasar
modal
dan
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 30
peraturan
. . . Tata Kelola Perusahaan pelaksanaan sebagai kontak person antara Perseroan dengan Bapepam dan masyarakat. Secara keseluruhan, Sekretaris Perseroan merupakan pihak yang menjembatani kepentingan pihak eksternal dengan Perseroan, terutama dalam pemenuhan tanggung jawab, penyampaian informasi, dan menjaga persepsi publik atas citra Perseroan. Sekretaris Perseroan dijabat oleh Antok Handoko sejak tahun 1997, Warna Negara Indonesia, berumur 41 tahun. Lulusan dari Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi, Universitas Airlangga Surabaya tahun 1995 dan mendapatkan “Akuntan Management Bersertifikasi” dari ICMA Australlia. Memulai karirnya di kantor akuntan publik kemudian bergabung dengan Perseroan di tahun 1995 sebagai internal auditor. Menjadi dosen tetap Fakultas Ekonomi, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya tahun 1996 - 2004.
PENGENDALIAN INTERNAL Pengendalian internal merupakan hal penting untuk memfasilitasi setiap perusahaan untuk mencapai tujuannya. Perseroan berusaha mengembangkan pengendalian internal dengan meningkatkan sistem informasi dan sistem prosedur. Perusahaan telah memperluas Departemen Pengembangan Sistem Bisnis (“BSD”) juga Departemen audit internal (PSPE). Khususnya untuk departemen internal audit, perusahaan juga merekrut generasi muda yang potensial dari berbagai macam latar belakang pendidikan. Dengan memiliki formasi ini, departemen internal audit akan memiliki lebih banyak jangkauan yang luas pada peninjauan sistem prosedur dan pengendalian khususnya pada operasional pabrik. Dalam beberapa tahun terakhir, dilakukan pengembangan besar untuk ketersediaan informasi di mana hal tersebut sangat berguna untuk antisipasi, deteksi, dan koreksi pada setiap titip operasional pabrik. Informasi ini sesuai dengan progam perusahaan yang sedang berjalan untuk sertifikasi ISO.
PENGELOLAAN RESIKO Selama tahun 2011, Perseroan menghadapi masalah mengenai peningkatan harga pulp yang bergejolak sehingga mencapai titik tertinggi di level AS$900 per ton. Hal serupa juga diikuti oleh harga kertas daur ulang (waste paper). Di sisi lain, Perseroan mengalami keterbatasan daya saing dimana Perseroan masih bertumpu kepada pasokan gas alam dari PT PGN (Perusahaan Gas Negara) yang lebih mahal dibanding bahan bakar batu bara. Dengan kondisi pasokan gas yang hanya bisa diperoleh dari PT PGN tentunya Perseroan mempunyai resiko kelancaran produksi Perseroan. Dengan kondisi tersebut, tim manajemen Perseroan memutuskan untuk mengalihkan sumber energinya ke Steam Turbine dengan bahan bakar batu bara untuk menghasilkan listrik dan uap. Dengan kondisi keuangan yang ketat, Perseroan akan menjajaki kemungkinan-kemungkinan berikut :
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 31
. . . Tata Kelola Perusahaan 1.
Memfinalkan rencana kerjasama dengan pihak ketiga untuk membangun power plant batubara guna menyelesaikan permasalahan energi listrik dan steam yang dialami oleh Perseroan selama bertahun-tahun.
2.
Menjajaki peluang kerjasama dengan investor untuk meningkatkan kinerja keuangan dan kinerja operasional Perseroan.
3.
Menjajaki peluang kerjasama dengan perbankan untuk mendapatkan tambahan modal kerja.
Dari ketiga opsi tersebut di atas, Perseroan berharap opsi pertama dapat terrealisasi sehingga tidak membebani arus kas Perseroan. Untuk perlindungan aset, Perseroan telah membeli perlindungan asuransi dari perusahaan asuransi yang terkemuka di Indonesia. Asuransi tersebut mencakup perlindungan semua aset Perseroan, mulai dari bangunan, mesin dan juga persediaan terhadap, seperti kebakaran, petir, ledakan, pesawat terbang jatuh, asap (FLEXAS), kerusuhan, pemogokan, kerusakan berbahaya (RSMD), banjir, gempa bumi dan juga gangguan bisnis.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL Sebagai bentuk komitmen Perseroan terhadap masyarakat sekitar, Perseroan melaksanakan berbagai program yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan Perseroan bertujuan untuk mendukung pengembangan komunitas dan peningkatan kualitas masyarakat sekitar. Selain itu, program-program tersebut juga bertujuan untuk menciptakan Green Environment dan mendukung penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG). Tahun 2011, program Corporate Social Responsibility yang dilakukan Perseroan berupa program pembibitan dan penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan program pelatihan kewirausahaan. Program pembibitan dan penanaman TOGA dipilih oleh Perseroan dalam rangka mewujudkan Green Environment yaitu lingkungan yang hijau dan sehat, Program ini dilaksanakan di beberapa tempat yaitu di balai desa Sumput, di lapangan Majelis Tilawatil Qur’an (MTQ) Desa Sumput, dan lapangan TPA Desa Semambung. Pada tahun 2011, Desa Sumput terpilih sebagai wakil Kabupaten Gresik di tingkat Provinsi dalam rangka lomba desa, sehingga lapangan Balai Desa dibuat taman sebagai percontohan ke warga. Selain itu, lahan MTQ dulunya adalah lahan yang kosong dan gersang sehingga perlu dilakukan
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 32
. . . Tata Kelola Perusahaan penanaman. Demikian juga dengan acara di Desa Semambung, program CSR dilaksanakan sebagai pengiring program BLH dan siswa SMUN Driyorejo untuk kepedulian terhadap lingkungan. Program Pelatihan Kewirausahaan bekerja sama dengan KSM Makmur Sejahtera Desa Krikilan untuk menumbuhkan minat berwirausaha di masyarakat desa Krikilan. Pelatihan Kewirausahaan terutama ditujukan untuk ibu-ibu agar dapat membantu penghasilan suami.
KONTAK Untuk informasi lebih lanjut mengenai Perseroan dapat menghubungi : Sekretaris Perseroan Bp. Antok Handoko Ph: 62 31 5482003 (hunting) Fax: 62 31 5482039-40 Email:
[email protected]
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 33
Halaman ini sengaja dikosongkan
. . . sambutan Dewan Komisaris
PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS TBK. | A - 36
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan .
1
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan) 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan
2011
2010
LIABILITAS DAN EKUITAS (DEFISIENSI MODAL) LIABILITAS JANGKA PENDEK Hutang usaha Pihak ketiga Pihak berelasi Hutang pajak Beban masih harus dibayar Bagian liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pinjaman jangka panjang Liabilitas bunga ditangguhkan Hutang lain-lain
2d,14, 25 2c,8 15b 2d,16, 25
39.254.743.388 43.513.591 2.809.250.557 13.808.681.028
56.716.791.535 19.109.340 134.573.198 18.184.479.205
2d, 25 2k,17a 17b 18
1.097.455.604
107.892.000.000 64.888.727.978 18.217.738.625
57.013.644.168
266.053.419.881
2d, 25 2k,17a 17b 18 2m,15d
306.246.645.116 66.982.708.949 1.500.000.000 167.477.992.332
1.912.234.217.793 249.068.068.275 444.016.145.759 172.756.403.823
2l,3,19 2c,2d,8e,25
13.317.001.785 12.913.492.785
11.792.465.212 26.973.000.000
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
568.437.840.967
2.816.840.300.862
JUMLAH LIABILITAS
625.451.485.135
3.082.893.720.743
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pinjaman jangka panjang Liabilitas bunga ditangguhkan Hutang lain-lain Liabilitas pajak tangguhan - bersih Liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan Hutang kepada pihak berelasi
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Seri A Rp 1.000 per saham dan Seri B Rp 395 per saham Modal dasar - 4.753.140.000 saham Seri A dan 3.156.607.595 saham Seri B Modal ditempatkan dan disetor penuh 2.352.966.466 saham Seri A pada tahun 2011 dan 294.000.000 saham Seri A pada tahun 2010 serta 3.156.607.595 saham Seri B pada tahun 2011 dan 2010 Porsi ekuitas pinjaman konversi Defisit
20 2k,4,17a
3.599.826.466.025 2.820.839.831 (2.160.693.470.643)
1.540.860.000.025 2.820.839.831 (2.414.873.518.739)
JUMLAH EKUITAS - BERSIH (DEFISIENSI MODAL)
1.441.953.835.213
(871.192.678.883)
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS - BERSIH (DEFISIENSI MODAL)
2.067.405.320.348
2.211.701.041.860
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
2
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan
2011
2010
PENJUALAN BERSIH
2c,2n,2o,8,21
357.120.210.416
365.501.888.974
BEBAN POKOK PENJUALAN
2c,2n,2o,8,22
350.777.747.203
384.664.869.944
6.342.463.213
(19.162.980.970)
4.947.199.754 84.355.858.436
7.503.696.458 50.141.627.036
89.303.058.190
57.645.323.494
(82.960.594.977)
(76.808.304.464)
235.043.202.245 108.997.183.916 269.350.158 (19.951.226) (20.672.685) (783.881.156)
130.103.232.922 66.847.238 (60.407.576) (827.704.615) (793.661.518)
(2.014.775.944) (9.701.546.440) 93.322.714
(4.304.513.774) 50.000.000 (122.909.442.501) (1.548.732.757) (734.074.335)
Jumlah Penghasilan Lain-lain - Bersih
331.862.231.582
(958.456.916)
LABA (RUGI) SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN TANGGUHAN
248.901.636.605
(77.766.761.380)
5.278.411.491
(2.497.477.400)
LABA (RUGI) BERSIH TAHUN BERJALAN
254.180.048.096
(80.264.238.780)
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA
-
-
254.180.048.096
(80.264.238.780)
64
(23)
LABA (RUGI) KOTOR 2n,23
BEBAN USAHA Penjualan dan distribusi Umum dan administrasi Jumlah Beban Usaha RUGI USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Laba atas penghapusan liabilitas bunga ditangguhkan Laba selisih kurs – bersih Penghasilan bunga – bersih Beban bunga Beban pajak – bersih Beban keuangan atas pinjaman konversi Beban keuangan atas hutang lain-lain jangka panjang Rugi atas konversi hutang lain-lain Laba penjualan aset tetap Rugi penurunan nilai aset tetap Beban klaim asuransi Lain-lain – bersih
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN TANGGUHAN
2n 17b,17c 2o
2d,2k,17a,24 2d,18,24 2d,18 2i 2i, 2j,12 9
2m,15d
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM
2p
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
3
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (DEFISIENSI MODAL) Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Porsi Ekuitas Pinjaman Konversi
Modal Saham Saldo 1 Januari 2010
Jumlah Ekuitas - Bersih (Defisiensi Modal)
Defisit
1.540.860.000.025
-
(2.351.800.549.009)
(810.940.548.984)
Dampak atas penerapan awal PSAK No. 50 dan 55 (Revisi 2006) (lihat Catatan 2d dan 4)
-
-
17.191.269.050
17.191.269.050
Pengakuan porsi ekuitas dari pinjaman konversi (lihat Catatan 2k dan 4)
-
2.820.839.831
-
2.820.839.831
-
-
(80.264.238.780)
(80.264.238.780)
Saldo 31 Desember 2010
1.540.860.000.025
2.820.839.831
(2.414.873.518.739)
(871.192.678.883)
Konversi hutang menjadi modal saham (lihat Catatan 17c,18 dan 20)
2.058.966.466.000
-
-
2.058.966.466.000
-
-
254.180.048.096
254.180.048.096
3.599.826.466.025
2.820.839.831
(2.160.693.470.643)
1.441.953.835.213
Penyesuaian sehubungan dengan:
Rugi komprehensif tahun 2010
Laba komprehensif tahun 2011 Saldo 31 Desember 2011
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
4
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2011 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok, karyawan dan untuk beban operasi lainnya
2010
320.730.433.468
376.612.142.375
(280.997.136.274)
(357.740.884.874)
Kas yang dihasilkan dari operasi Pembayaran untuk: Pajak penghasilan Bunga Penerimaan dari: Restitusi pajak Penghasilan bunga Lain-lain
39.733.297.194
18.871.257.501
(1.149.285.415) (19.951.226)
(3.505.570.726) (60.407.577)
2.205.108.870 269.350.158 1.163.470.993
6.365.859.328 66.847.238 1.423.147.006
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi
42.201.990.574
23.161.132.770
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan aset tetap Perolehan aset tetap
-
2.200.000.000 (977.105.625)
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Investasi
-
1.222.894.375
ARUS KAS UNTUK AKTIVITAS PENDANAAN Kenaikan bank yang dibatasi penggunaannya Pembayaran liabilitas jangka panjang Pembayaran hutang lain-lain
(2.102.311.992) (14.384.721.000) (20.787.862.917)
(10.277.091.051) (15.588.610.004)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan
(37.274.895.909)
(25.865.701.055)
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN BANK
4.927.094.665
(1.481.673.910)
KAS DAN BANK AWAL TAHUN
1.311.568.530
2.793.242.440
KAS DAN BANK AKHIR TAHUN
6.238.663.195
1.311.568.530
1.630.567.000.000 428.399.465.500
-
235.043.202.245
-
Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas: Konversi liabilitas jangka panjang menjadi modal disetor Konversi hutang lain-lain menjadi modal disetor Penghapusan sebagian liabilitas bunga ditangguhkan Beban keuangan hutang lain-lain karena dampak penerapan PSAK No. 50 dan 55 (Revisi 2006) Rugi atas konversi hutang
(2.798.657.600) (9.701.546.440)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
5
(5.098.175.292) -
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk LAPORAN ARUS KAS (lanjutan) Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2011
2010
Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas (lanjutan): Rugi penurunan nilai aset tetap Penurunan hutang lain-lain karena dampak penerapan awal PSAK No. 50 dan 55 (Revisi 2006) Porsi ekuitas dari reklasifikasi pinjaman konversi Penurunan nilai persediaan Reklasifikasi uang muka ke aset tetap Perolehan aset tetap melalui hutang Rugi selisih kurs karena dampak penerapan PSAK No. 50 dan 55 (Revisi 2006) Rugi klaim asuransi
-
122.909.442.501
-
17.191.269.050 2.820.839.831 2.293.217.613 3.751.877.552 242.750.571
-
(761.292.584) (1.548.732.757)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
6
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. INFORMASI UMUM a. Pendirian Perusahaan PT Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 31 Agustus 1973, dalam lingkup Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 Tahun 1968, berdasarkan Akta Notaris Harsono Sutedjo, S.H., No. 35 yang kemudian diubah dengan Akta No. 1 tanggal 6 Januari 1975 dari Notaris yang sama. Akta Pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. YA-5/26/21 tanggal 27 Januari 1975, dan diumumkan dalam Berita Negara No. 45, Tambahan No. 420 tanggal 4 Juni 1976. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Wachid Hasyim, S.H., No. 24 tanggal 21 September 2011 sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor Perusahaan yang dilakukan melalui konversi hutang. Perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.AHU-AH.01.10.30681 Tahun 2011 tanggal 27 September 2011 (lihat Catatan 20).
Perusahaan memulai aktivitas operasinya secara komersial pada tahun 1976 setelah memperoleh izin usaha industri dari Badan Koordinasi Penanaman Modal sebagaimana dinyatakan di dalam Surat Persetujuan tanggal 8 November 1973 yang kemudian diperbaharui dengan Surat Keputusan tanggal 16 Agustus 1995. Sesuai dengan Pasal 3 dari Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah dalam bidang industri kertas serta industri yang terkait dengan bidang tersebut. Perusahaan berkedudukan di Jalan Kedungdoro No. 60, Surabaya, dengan lokasi pabrik di Driyorejo, Gresik, Jawa Timur. b. Penawaran Umum Saham Perusahaan Pada tanggal 23 Maret 1993, Perusahaan telah melakukan penawaran umum perdana saham Perusahaan kepada masyarakat sejumlah 20.000.000 saham melalui bursa efek di Indonesia dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham dan pada harga penawaran Rp 3.500 per saham. Pada tahun 1994, Perusahaan membagikan saham bonus yang berasal dari agio saham sebesar Rp 50 miliar dan saldo laba sebesar Rp 6 miliar. Jumlah saham baru yang diterbitkan tersebut adalah 56.000.000 saham. Pada tahun 1996, Perusahaan melaksanakan Penawaran Umum Terbatas I sejumlah 126.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham, di mana setiap pemegang saham yang memiliki 4 (empat) saham lama berhak untuk membeli 3 (tiga) saham baru dengan harga penawaran Rp 3.000 per saham dan akan mendapatkan 1 (satu) waran yang diberikan secara cuma-cuma atau keseluruhan berjumlah 42.000.000 waran. Setiap 1 (satu) waran dapat dikonversi menjadi 1 (satu) saham baru dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham. Konversi waran Perusahaan menjadi saham dapat dilakukan sejak tanggal 16 September 1996 dan akan berakhir pada tanggal 14 Maret 2001. Sampai dengan tanggal 14 Maret 2001, tidak ada waran yang dikonversikan menjadi saham. Pada tanggal 31 Desember 2000, Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya pada Bursa Efek Indonesia (dahulu meliputi Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya). Efektif 1 Mei 2001, Perusahaan telah secara sukarela mengundurkan diri dari pencatatan di Bursa Efek Surabaya (voluntary delisting). Pada tanggal 19 Agustus 2011, Perusahaan melakukan peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor yang dilakukan tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan seluruhnya berasal dari konversi hutang sejumlah 2.058.966.466 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham (lihat Catatan 20).
7
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. INFORMASI UMUM (lanjutan) c. Dewan Komisaris dan Direksi, Komite Audit, Corporate Secretary dan Karyawan Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris Presiden Komisaris : Komisaris : Komisaris Independen : Direksi Presiden Direktur Direktur
2011
2010
Zhang Hui Han Sindu Cruz Herminigildo Jr Javier Bing Hartono Poernomosidi
Zhang Hui Han Sindu Imanuel Robert Najoan Hariyadi Welim
Y.M Kenny Wailanduw Any Indrawati Imanuel Robert Najoan Antok Handoko Andre Pramono Effendy Wijaya
Tirtomulyadi Sulistyo Rasmachahjana Sulistyo Y.M Kenny Wailanduw Any Indrawati
: :
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, susunan Komite Audit Perusahaan adalah sebagai berikut:
Ketua Anggota
: :
2011
2010
Bing Hartono Purnomosidi Johan Tedjo Sujanto Lawrence Januar
Hariyadi Welim Johan Tedjo Sujanto Yus Soedarsono Koesdikin
Corporate Secretary Perusahaan Antok Handoko, Direktur.
pada
tanggal
laporan
posisi
keuangan
dijabat
oleh
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Perusahaan memiliki masing-masing 1.101 orang dan 1.161 orang karyawan tetap (tidak diaudit). 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Kepatuhan terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) serta peraturan terkait yang diterbitkan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM & LK), sepanjang tidak bertentangan dengan PSAK ataupun ISAK. b. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Efektif 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 1 (Revisi 2009), tentang “Penyajian Laporan Keuangan” yang menggantikan PSAK No.1 (Revisi 1998) tentang “Penyajian Laporan Keuangan”.
8
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Dasar Penyajian Laporan Keuangan (lanjutan) PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur mengenai penyajian laporan keuangan, yang meliputi antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain mengenai sumber estimasi ketidakpastian, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan, dan pernyataan kepatuhan. Dalam kaitannya dengan PSAK No. 1 (Revisi 2009) tersebut, Perusahaan telah memilih untuk menyajikan laporan laba rugi komprehensif dalam satu laporan dan pengklasifikasian beban dalam laba rugi komprehensif berdasarkan fungsi. Perusahaan menyajikan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi yang terpisah dalam Laporan Posisi Keuangan. Sehubungan dengan penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) di atas, susunan, penyajian dan pengungkapan di dalam laporan keuangan Perusahaan untuk tahun 2010 telah diubah untuk menyesuaikan dengan laporan keuangan tahun 2011. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsisten dengan tahun sebelumnya, kecuali untuk hal-hal yang terkait dengan penerapan beberapa PSAK dan ISAK, baik yang baru ataupun revisi, yang berlaku efektif 1 Januari 2011 seperti yang telah diungkapkan di atas atau sebagaimana diungkapkan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun. Dasar penyajian laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Laporan keuangan tersebut diukur berdasarkan biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Efektif 1 Januari 2011, Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 2 (Revisi 2009) tentang “Laporan Arus Kas” dan penerapan tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyajian laporan arus kas Perusahaan. Laporan arus kas tersebut disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) di mana arus kas dikelompokkan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah Rupiah. c. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Efektif 1 Januari 2011, Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010) tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” yang menggantikan PSAK No. 7 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak hubungan istimewa”. Berdasarkan PSAK revisi ini, (1) Orang atau anggota keluarga terdekatnya dikatakan mempunyai relasi dengan Perusahaan jika orang tersebut: (i) memiliki pengendalian ataupun pengendalian bersama terhadap Perusahaan, (ii) memiliki pengaruh signifikan terhadap Perusahaan, atau (iii) merupakan personil manajemen kunci dari Perusahaan ataupun entitas induk Perusahaan. (2) Sedangkan suatu entitas dikatakan memiliki relasi dengan Perusahaan jika memenuhi salah satu dari hal berikut ini: (i) entitas tersebut dan Perusahaan adalah anggota dari kelompok usaha yang sama, (ii) merupakan entitas asosiasi atau ventura bersama dari Perusahaan (atau entitas asosiasi atau ventura bersama tersebut merupakan anggota suatu kelompok usaha di mana Perusahaan adalah anggota dari kelompok usaha tersebut),
9
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi (lanjutan) (iii) (iv)
entitas tersebut dan Perusahaan adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama, satu entitas merupakan ventura bersama dari Perusahaan dan entitas lain merupakan entitas asosiasi dari Perusahaan, (v) entitas merupakan suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan atau entitas yang terkait dengan Perusahaan. Jika Perusahaan adalah penyelenggara program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan Perusahaan, (vi) entitas dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam angka (1) di atas, (vii) orang yang diidentifikasi dalam angka (1)(i) memiliki pengaruh signifikan terhadap entitas atau personil manajemen kunci dari entitas tersebut (atau entitas induk dari entitas).
Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan di dalam Catatan atas Laporan Keuangan. d. Instrumen Keuangan Efektif 1 Januari 2010, Perusahaan telah menerapkan secara prospektif PSAK No. 50 (Revisi 2006) tentang “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) tentang “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Dampak penyesuaian signifikan yang timbul dari penerapan pertama kali PSAK tersebut dibebankan pada saldo laba 1 Januari 2010 dan akun porsi ekuitas pinjaman konversi (lihat Catatan 2k dan 4). Pada tanggal yang sama, sesuai dengan Pernyataan Pencabutan Standar Akuntansi Keuangan (PPSAK) No. 3, Perusahaan tidak lagi menerapkan PSAK No. 54 tentang “Akuntansi Restrukturisasi Utang Piutang Bermasalah”. Aset Keuangan Aset keuangan diakui apabila Perusahaan memiliki hak kontraktual untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain. Pada saat pengakuan awal, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (fair value through profit and loss) (FVTPL), aset keuangan diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Aset keuangan yang diukur pada FVTPL pada saat pengakuan awal juga diukur sebesar nilai wajar, namun biaya transaksi yang timbul seluruhnya dibebankan secara langsung ke laporan laba rugi komprehensif. Setelah pengakuan awal pengukuran aset keuangan tergantung pada bagaimana aset tersebut dikelompokkan. Pengelompokkan aset keuangan tersebut adalah sebagai berikut: (i). Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL) di mana aset tersebut diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal ditetapkan oleh manajemen (apabila memenuhi kriteria-kriteria tertentu) untuk diukur pada kelompok ini. Aset keuangan dalam kelompok ini diukur pada nilai wajarnya dan seluruh keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar tersebut, termasuk bunga dan dividen, diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini. (ii). Pinjaman yang diberikan dan piutang (loan and receivable) di mana merupakan aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak memiliki kuotasi di pasar aktif. Kelompok aset keuangan ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai.
10
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d. Instrumen Keuangan (lanjutan) Aset Keuangan (lanjutan) Akun kas dan bank, piutang usaha, piutang lain-lain, bank yang dibatasi penggunaannya dan uang jaminan, dikategorikan dalam kelompok ini. (iii). Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity) yaitu aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan serta Perusahaan mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Kelompok aset ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini. (iv). Aset keuangan yang tersedia untuk dijual (available for sale) adalah aset keuangan non-derivatif yang tidak dikelompokkan ke dalam tiga kategori di atas. Keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar aset keuangan ini diakui secara langsung dalam pendapatan komprehensif lainnya sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya. Kerugian akibat penurunan nilai dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar langsung diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Pada saat penghentian pengakuan, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya harus disajikan sebagai penyesuaian reklasifikasi dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Perusahaan juga tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini. Seluruh pembelian atau penjualan aset keuangan secara reguler diakui dengan menggunakan akuntansi tanggal perdagangan yaitu tanggal di mana Perusahaan berketetapan untuk membeli atau menjual suatu aset keuangan. Pengakuan aset keuangan dihentikan, jika dan hanya jika, hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut telah berakhir atau Perusahaan telah, secara substansial, mengalihkan aset keuangan tersebut berikut dengan seluruh risiko dan manfaat yang terkait kepada entitas lain. Liabilitas Keuangan Perusahaan mengakui liabilitas keuangan pada saat timbulnya liabilitas kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya kepada entitas lain. Pada saat pengakuan awal, dalam hal liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL), liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah pengakuan awal, Perusahaan mengukur seluruh akun liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada FVTPL. Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas kontraktual telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Pertukaran atas instrumen keuangan dengan persyaratan yang berbeda secara substansial dicatat sebagai penghapusan (extinguishment) liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru (jika ada). Selisih antar nilai tercatat liabilitas keuangan yang berakhir dengan jumlah yang dibayarkan, termasuk aset non kas yang ditransfer, diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
11
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d. Instrumen Keuangan (lanjutan) Instrumen Ekuitas Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen keuangan merupakan instrumen ekuitas, jika dan hanya jika, tidak terdapat liabilitas kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya kepada entitas lain. Biaya transaksi yang timbul dari transaksi ekuitas, sepanjang dapat diatribusikan secara langsung dengan transaksi ekuitas tersebut, dicatat sebagai pengurang ekuitas (setelah dikurangi dengan manfaat pajak penghasilan yang terkait). Saling Hapus antar Aset dan Liabilitas Keuangan Aset dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan, jika dan hanya jika, 1) Perusahaan saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan 2) berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Estimasi Nilai Wajar Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan harga kuotasi di pasar aktif yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Apabila pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Perusahaan dapat menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian yang meliputi penggunaan transaksi pasar wajar terkini antar pihak-pihak yang mengerti, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen yang secara substansial sama, analisis arus kas yang didiskonto dan model penetapan harga opsi. e. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas terdiri dari saldo kas, bank dan deposito berjangka yang akan jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya, tidak dijadikan sebagai jaminan atas pinjaman serta tidak dibatasi penggunaannya. f.
Penurunan Nilai dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan Sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006) (lihat Catatan 2d), seluruh aset keuangan, kecuali yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dievaluasi terhadap kemungkinan penurunan nilai. Dalam kaitannya dengan itu, pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, manajemen mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai dan kerugian penurunan nilai diakui, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa merugikan, yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan atau kelompok aset keuangan, yang berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan di mana dapat diestimasi secara andal. Bukti objektif penurunan nilai dapat meliputi indikasi pihak peminjam atau kelompok pihak peminjam memiliki kesulitan keuangan signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran bunga atau pokok, terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan pada saat data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, seperti meningkatnya tunggakan atau suatu kondisi yang berkorelasi dengan wanprestasi. 12
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f.
Penurunan Nilai dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan (lanjutan) Kerugian penurunan nilai aset keuangan Perusahaan, yang seluruhnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif pada saat pengakuan awal dari aset tersebut. Manajemen pertama kali akan menentukan bukti objektif penurunan nilai individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual. Jika tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai aset keuangan individual, terlepas aset tersebut signifikan ataupun tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan dengan risiko kredit yang serupa dan menentukan penurunan nilai secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya diakui secara individual, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan pos penyisihan penurunan nilai dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Aset keuangan beserta cadangan terkait dihapuskan jika terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan kepada Perusahaan. Jika pada tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos cadangan penurunan nilai. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, jumlah pemulihan tersebut diakui pada laba atau rugi. Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur untuk membayar seluruh utang yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi. Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual atas aset-aset di dalam kelompok tersebut dan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun saat ini sudah tidak ada lagi.
g. Persediaan Sesuai dengan PSAK No. 14 (Revisi 2008) tentang “Persediaan”, persediaan diukur berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi neto (the lower of cost or net realizable value). Biaya persediaan, yang meliputi seluruh pengeluaran biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini, dihitung dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang (weighted-average method). Penyisihan atas keusangan dan penurunan nilai persediaan ditetapkan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan masing-masing persediaan pada akhir periode untuk mengurangi nilai tercatat persediaan menjadi nilai realisasi neto. Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan. Pengalokasian overhead produksi tetap ke biaya konversi didasarkan pada kapasitas fasilitas produksi normal. Pengalokasian tersebut tidak bertambah manakala rendahnya produksi atau tidak beroperasinya pabrik. Overhead yang tidak teralokasi diakui sebagai beban pada saat terjadinya.
13
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) h. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method). i.
Aset Tetap Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007) tentang “Aset Tetap” dan menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi untuk pengukuran aset tetapnya. Aset tetap, kecuali hak atas tanah yang tidak disusutkan, dinyatakan sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan penyisihan penurunan nilai (lihat Catatan 2j). Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Biaya perolehan aset setara dengan nilai tunainya dan jika pembayaran untuk perolehan tersebut ditangguhkan melampaui jangka waktu kredit normal maka perbedaan antara nilai tunai dengan jumlah pembayarannya diakui sebagai beban bunga selama periode kredit. Penyusutan dimulai sejak aset tersebut siap untuk digunakan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan dengan rincian sebagai berikut: Tahun Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Peralatan dan perabot kantor Alat pengangkutan
20 20 - 30 5 5
Nilai residu, masa manfaat dan metode penyusutan aset tetap ditelaah pada setiap akhir periode laporan keuangan dan dilakukan penyesuaian secara prospektif, jika perlu. Sesuai dengan PSAK No. 47 tentang “Akuntansi Tanah”, hak atas tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya tertentu yang berhubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak atas tanah, ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau taksiran masa manfaat ekonomis tanah, mana yang lebih pendek. Aset dalam penyelesaian meliputi akumulasi biaya pembelian aset tetap dan biaya-biaya lainnya yang terkait. Akumulasi biaya tersebut akan dipindahkan ke akun masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut secara substansial telah selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan. Seluruh biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau tidak adanya manfaat ekonomis di masa datang yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang muncul dari penghentian pengakuan aset tetap (diperhitungkan sebagai selisih antara nilai tercatat aset dan hasil penjualan bersih) dimasukkan pada laporan laba rugi komprehensif periode tahun berjalan. j.
Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Efektif 1 Januari 2011, Perusahaan telah menerapkan secara prospektif PSAK No. 48 (Revisi 2009) tentang “Penurunan Nilai Aset” dan penerapan ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan. PSAK ini mensyaratkan manajemen Perusahaan untuk menilai apakah terdapat indikasi aset non-keuangan mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka Manajemen harus mengestimasikan jumlah terpulihkan (estimated recoverable amount) atas aset non-keuangan tersebut 14
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) j.
Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan (lanjutan) Bila jumlah tercatat suatu aset non-keuangan (atau unit penghasil kas) melebihi estimasi jumlah yang terpulihkan maka jumlah tersebut diturunkan ke jumlah yang terpulihkan tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara nilai wajar aset (atau unit penghasil kas) dikurangi biaya untuk menjual atau nilai pakai. Penurunan tersebut diakui sebagai rugi penurunan nilai dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pajak kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Sedangkan dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia.
k.
Pinjaman Konversi Sesuai dengan PSAK No. 50 (Revisi 2006) (lihat Catatan 2d), pinjaman konversi yang diterbitkan oleh Perusahaan merupakan instrumen keuangan majemuk (compound financial instrument) di mana instrumen tersebut mengandung komponen liabilitas dan ekuitas yang harus diklasifikasikan secara terpisah. Komponen liabilitas menimbulkan liabilitas keuangan bagi Perusahaan dan komponen ekuitas memberikan hak selama jangka waktu tertentu kepada pemegang instrumen, dalam bentuk opsi, untuk mengkonversi instrumen keuangan tersebut menjadi saham Perusahaan dengan jumlah yang telah ditetapkan. Pada saat penerbitan, Perusahaan akan terlebih dahulu menentukan nilai tercatat komponen liabilitas dengan mengukur nilai wajar liabilitas serupa yang tidak memiliki komponen ekuitas. Nilai wajar tersebut adalah nilai kini dari serangkaian arus kas di masa datang yang telah ditetapkan didalam kontrak yang didiskonto pada suku bunga pasar pada saat itu atas instrumen-instrumen yang memiliki status kredit setara, menghasilkan arus kas yang secara substansial sama dan persyaratan yang sama, namun tidak memiliki opsi konversi. Selanjutnya nilai tercatat komponen ekuitas (opsi konversi) ditetapkan dengan cara mengurangkan nilai wajar liabilitas keuangan dari nilai wajar instrumen keuangan tersebut secara keseluruhan.
l.
Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja Karyawan Sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004) tentang “Imbalan Kerja”, Perusahaan mengakui liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan yang dihitung berdasarkan Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 tentang “Ketenagakerjaan”. Perhitungan imbalan pasca kerja tersebut dilakukan dengan menggunakan metode aktuarial Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi hak. Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti pada laporan posisi keuangan merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
m. Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan taksiran laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
15
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) m. Pajak Penghasilan (lanjutan) Perusahaan menerapkan metode penangguhan pajak (deferred tax method) untuk menentukan taksiran pajak penghasilan sesuai dengan PSAK No. 46 mengenai “Akuntansi Pajak Penghasilan”. PSAK tersebut mensyaratkan pengakuan aset dan liabilitas pajak tangguhan atas pengaruh pajak di masa datang yang berasal dari perbedaan temporer (beda waktu) antara dasar pajak dan dasar pelaporan komersial dari aset dan liabilitas serta atas rugi fiskal kumulatif yang belum digunakan sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa yang akan datang. Pengaruh pajak dari beda waktu dan akumulasi rugi fiskal, yang dapat berupa asset ataupun liabilitas, disajikan dalam jumlah bersih. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada periode ketika aset direalisasi atau ketika liabilitas dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal laporan posisi keuangan. n. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan dari penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan dan untuk penjualan ekspor pada saat barang dikapalkan/dikirimkan (fob shipping point) di mana pada saat itu seluruh kriteria pengakuan pendapatan sebagaimana disebutkan di dalam PSAK No. 23 (Revisi 2010) tentang “Pendapatan” telah terpenuhi (di antaranya Perusahaan adalah telah memindahkan seluruh risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada pihak pelanggan). Beban diakui pada saat terjadinya (basis akrual). o. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam nilai Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah terakhir, yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada tanggal tersebut. Laba atau rugi selisih kurs yang terjadi, dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010, kurs yang digunakan adalah sebagai berikut: 2011 Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Euro Yen (100) p.
2010
9.068 6.974 11.739 11.680
8.991 6.981 11.956 11.029
Laba (Rugi) Bersih per Saham Sesuai dengan PSAK No. 56 tentang “Laba per Saham”, laba (rugi) bersih per saham dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih selama tahun berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama tahun yang bersangkutan. Saham biasa yang diterbitkan sebagai hasil konversi instrumen hutang atau dalam rangka penyelesaian hutang (settlement) diperhitungkan sejak tanggal hutang tidak lagi berbunga atau sejak tanggal penyelesaian tersebut. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar yang digunakan untuk perhitungan laba (rugi) bersih untuk tahun 2011 dan 2010 masing-masing adalah 3.965.349.212 saham dan 3.450.607.595 saham. 16
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) q. Informasi Segmen Efektif 1 Januari 2011, Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009) tentang “Segmen Operasi”. PSAK ini mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis di mana Perusahaan terlibat serta lingkungan ekonomi di mana Perusahaan beroperasi. Segmen adalah bagian khusus dari Perusahaan yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya. Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Dalam PSAK sebelumnya, Perusahaan harus menentukan segmen primer dan sekunder (baik segmen usaha maupun geografis) berdasarkan karakteristik dari sumber utama risiko dan imbalan Perusahaan. Saat ini, informasi mengenai segmen disusun dan dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan analisis manajemen, yaitu segmen usaha. r.
Penerapan Standar Akuntansi Lainnya Selain beberapa revisi PSAK yang telah disebutkan di muka, efektif 1 Januari 2011, Perusahaan juga telah menerapkan beberapa revisi PSAK lain. Berikut adalah beberapa revisi dari PSAK yang relevan terhadap laporan keuangan Perusahaan namun secara keseluruhan penerapannya tidak memiliki dampak yang signifikan:
3.
-
PSAK No. 8 (Revisi 2010) tentang “Peristiwa Setelah Periode Pelaporan” yang memberikan panduan kapan suatu harus entitas menyesuaikan laporan keuangan untuk peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan dan pengungkapan yang perlu dibuat terkait dengan peristiwa tersebut.
-
PSAK No. 25 (Revisi 2009) tentang “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan” yang menentukan kriteria dalam pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, berikut dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi dan koreksi kesalahan. PSAK ini dimaksudkan untuk meningkatkan relevansi, keandalan dan daya banding pelaporan keuangan.
PERTIMBANGAN MANAJEMEN DAN SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN Penyusunan laporan keuangan Perusahaan mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah-jumlah pendapatan, beban, aset dan liabilitas yang dilaporkan serta pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada tiap-tiap akhir periode pelaporan. Pertimbangan dan estimasi yang digunakan dalam mempersiapkan laporan keuangan tersebut ditelaah secara berkala berdasarkan pengalaman historis dan berbagai faktor termasuk ekspektasi dari kejadiankejadian di masa depan yang mungkin terjadi. Namun, hasil aktual dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. Ketidakpastian atas asumsi serta estimasi tersebut dapat menimbulkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas pada tahun berikutnya. Pertimbangan dan estimasi akuntansi yang memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas adalah: a.
Pertimbangan dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi, manajemen membuat berbagai pertimbangan yang secara signifikan dapat mempengaruhi jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan pertimbangan yang memiliki dampak paling signifikan terhadap laporan keuangan adalah:
17
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
PERTIMBANGAN MANAJEMEN DAN SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan) a.
Pertimbangan dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi (lanjutan) Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan di dalam PSAK No. 55 (Revisi 2006) telah dipenuhi. Klasifikasi lanjutan (setelah pengakuan awal) atas aset (liabilitas) keuangan akan memberikan konsekuensi dasar pengukuran yang berbeda. Aset Pajak Tangguhan atas Akumulasi Rugi Fiskal Sebagaimana diungkapkan di dalam Catatan 2m atas laporan keuangan, aset pajak tangguhan diakui atas, antara lain, rugi fiskal yang dapat dikompensasikan dengan laba fiskal masa depan sepanjang hal tersebut kemungkinan besar dapat terjadi. Manajemen menggunakan analisis terhadap perencanaan pajak masa depan untuk mempertimbangkan bahwa Perusahaan masih memiliki kemungkinan untuk meraih laba fiskal agar saldo akumulasi rugi fiskal tersebut dapat dikompensasikan sebelum berakhirnya masa daluarsa pajak (5 tahun). Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, nilai tercatat aset pajak tangguhan yang mencerminkan dampak pajak atas jumlah kumulatif rugi fiskal masing-masing adalah sebesar Rp. 70.879.988.974 dan Rp. 76.018.456.109 (lihat Catatan 15d).
b. Sumber Estimasi Ketidakpastian Asumsi utama terkait masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya, diungkapkan di bawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada acuan yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Situasi saat ini dan asumsi mengenai perkembangan di masa depan, dapat berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi yang terkait pada saat terjadinya. Taksiran Masa Manfaat atas Aset Tetap Nilai tercatat aset tetap pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, yang dinyatakan sebesar biaya perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan penyisihan penurunan nilai, masing-masing adalah sebesar Rp 1.878.953.797.974 dan Rp 1.975.605.637.592 di mana sebagian besar meliputi kelompok mesin dan peralatan sebesar Rp 1.415.384.366.008 dan Rp1.510.995.450.102 (lihat Catatan 12). Kelompok mesin dan peralatan tersebut disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang berkisar antara 20 hingga 30 tahun (lihat Catatan 2i). Manajemen meyakini bahwa kisaran taksiran tersebut telah mencerminkan pola konsumsi manfaat ekonomis aset di masa depan. Namun demikian, perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai residu aset yang bersangkutan dan karenanya biaya penyusutan masa depan memiliki kemungkinan untuk direvisi. Instrumen Keuangan Pada saat pengakuan awal, Perusahaan mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar yang mengharuskan penggunaan nilai estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi sehingga jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Perusahaan menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Perusahaan. Nilai tercatat dari aset keuangan dalam laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing adalah sebesar Rp 117.150.788.224 dan Rp 76.068.848.615, sedangkan nilai tercatat liabilitas keuangan pada tanggal yang sama masing-masing adalah sebesar Rp 441.847.240.461 dan Rp 2.898.210.278.510 (lihat Catatan 25). 18
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
PERTIMBANGAN MANAJEMEN DAN SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan) b. Sumber Estimasi Ketidakpastian (lanjutan) Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja Karyawan Penentuan liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan bergantung pada pemilihan asumsi aktuaria yang digunakan oleh manajemen Perusahaan dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut meliputi antara lain tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan sebelumnya yang memiliki pengaruh lebih dari 10% terhadap jumlah liabilitas imbalan kerja, ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan (lihat Catatan 2l). Sejauh ini, manajemen meyakini bahwa asumsi yang digunakan tersebut cukup memadai untuk mencerminkan estimasi terbaik pada tanggal laporan keuangan. Perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan berpotensi secara signifikan mempengaruhi nilai tercatat liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan yang menunjukan saldo sebesarRp 13.317.001.785 dan Rp11.792.465.212, masingmasing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (lihat Catatan 19). Pajak Penghasilan Perusahaan selaku wajib pajak menghitung liabilitas perpajakannya secara self assessment berdasarkan estimasi terbaik dengan mengacu pada peraturan yang berlaku. Perhitungan tersebut dianggap benar selama belum terdapat ketetapan dari Direktur Jenderal Pajak atas jumlah pajak yang terhutang atau ketika sampai dengan jangka waktu 5 tahun (masa kadaluwarsa pajak) tidak ada ketetapan pajak yang diterbitkan. Perbedaan jumlah pajak penghasilan yang terhutang dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti pemeriksaan pajak, penemuan bukti-bukti pajak baru dan perbedaan interpretasi antara manajemen dan pejabat kantor pajak terhadap peraturan pajak tertentu taksiran tagihan pajak penghasilan. Perbedaan hasil aktual dan nilai tercatat tersebut akan mempengaruhi jumlah hutang pajak, beban pajak penghasilan dan liabilitas pajak tangguhan.
4.
DAMPAK TRANSISI PENERAPAN AWAL PSAK NO. 50 DAN 55 (REVISI 2006) Efektif 1 Januari 2010, Perusahaan telah menerapkan secara prospektif: a. PSAK No. 50 (Revisi 2006) tentang “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” yang berisi tentang persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan. b. PSAK No. 55 (Revisi 2006) tentang “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” yang mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan serta kontrak pembelian dan penjualan item keuangan. c.
Pernyataan Pencabutan Standar Akuntansi Keuangan (PPSAK) No. 3 tentang “Pencabutan PSAK No. 54: Akuntansi Restrukturisasi Utang-Piutang Bermasalah”. Adapun PSAK No. 54 merupakan standar akuntansi keuangan dan pelaporan atas restrukturisasi utang-piutang bermasalah, baik dari sisi debitur maupun kreditur. Sehubungan dengan pencabutan PSAK No. 54 tersebut, Perusahaan telah menghitung kembali nilai kini dari arus kas masa depan dari hutang terkait dengan menggunakan tingkat bunga inkremental pada tanggal efektif PPSAK ini.
Dalam penerapan standar baru di atas, Perusahaan telah mengidentifikasi sejumlah penyesuaian transisi sebagaimana diatur di dalam Buletin Teknis No. 4 mengenai “Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)“ yang diterbitkan oleh DSAK IAI pada tahun 2009 serta ketentuan transisi di dalam PSAK Revisi dan PPSAK di atas. Dampak transisi PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) terhadap laporan keuangan Perusahaan pada tanggal 1 Januari 2010 diikhtisarkan sebagai berikut:
19
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4.
DAMPAK TRANSISI PENERAPAN AWAL PSAK NO. 50 DAN 55 (REVISI 2006) (lanjutan) Nilai Tercatat Sebelum Disesuaikan
Penyesuaian Transisi
Nilai Tercatat Setelah Disesuaikan
Liabilitas Jangka Panjang Pinjaman jangka panjang Tranche B – Obligasi konversi (lihat Catatan 17a) Hutang jangka panjang lain-lain - Alison Investment (HK) Ltd (lihat Catatan 18) Liabilitas pajak tangguhan - bersih
93.281.340.000
(3.761.119.775)
89.520.220.225
502.714.395.000 169.318.646.479
(17.191.269.050) 940.279.944
485.523.125.950 170.258.926.423
Jumlah
765.314.381.479
(20.012.108.881)
745.302.272.598
Ekuitas Porsi ekuitas pinjaman konversi Defisit
(2.351.800.549.009)
2.820.839.831 17.191.269.050
2.820.839.831 (2.334.609.279.959)
Jumlah
(2.351.800.549.009)
20.012.108.881
(2.331.788.440.128)
Penyesuaian transisi atas akun “Hutang Jangka Panjang Lain-lain“ berasal dari selisih nilai tercatat dengan estimasi nilai wajarnya. Sedangkan penyesuaian transisi atas akun “Obligasi Konversi“ merupakan dampak pemisahan komponen liabilitas dan ekuitas atas pinjaman konversi (yang mencerminkan nilai wajar dari opsi konversi yang melekat pada liabilitas) ke dalam ekuitas (lihat Catatan 2k). 5.
KAS DAN BANK Akun ini terdiri dari: 2011
2010
Kas Rupiah Dolar Amerika Serikat Mata uang lainnya
244.318.225 55.949.560 2.854.326
168.931.325 50.335.394 3.613.599
Sub-Jumlah Kas
303.122.111
222.880.318
Bank Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Chinatrust Indonesia PT Bank Artha Graha International Tbk
323.742.034 150.458.914 2.941.824 2.613.000
505.218.253 42.859.890 3.397.803 -
Sub-jumlah
479.755.772
551.475.946
3.389.775.991 2.023.323.434 17.197.654 8.995.275 2.417.075 -
23.073.873 6.168.365 476.503.220 3.009.467 13.503.852
5.441.709.429
522.258.777
Dolar Amerika Serikat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Resona Perdania PT Bank Chinatrust Indonesia PT Bank Artha Graha International Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk Sub-jumlah
20
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5.
KAS DAN BANK (lanjutan) 2011 Bank (lanjutan) Euro PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
2010
14.075.883
14.953.489
Sub-Jumlah Bank
5.935.541.084
1.088.688.212
Jumlah
6.238.663.195
1.311.568.530
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, tidak terdapat saldo bank yang ditempatkan pada pihak-pihak berelasi ataupun dalam bentuk deposito berjangka ataupun yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman. 6. PIUTANG USAHA Akun ini terdiri dari: 2011
2010
Pihak ketiga Lokal Ekspor
93.884.604.557 681.561.490
59.471.892.995 1.577.338.615
Sub-jumlah
94.566.166.047
61.049.231.610
2.872.842.511
-
97.439.008.558
61.049.231.610
Pihak berelasi (lihat Catatan 8) CV Dirgahayu Manufacturing Co. Jumlah
Rincian analisis umur dari piutang usaha adalah sebagai berikut: 2011 Pihak ketiga Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo 1 - 30 hari 31 - 60 hari Di atas 60 hari Sub-jumlah Pihak berelasi Belum jatuh tempo Jumlah
2010
23.823.701.895
15.053.752.842
45.095.097.908 16.915.299.065 8.732.067.179
10.985.773.944 28.773.818.412 6.235.886.412
94.566.166.047
61.049.231.610
2.872.842.511
-
97.439.008.558
61.049.231.610
Rincian piutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut: 2011
2010
Rupiah Dolar Amerika Serikat Euro
90.397.230.034 7.041.778.524 -
59.471.892.995 1.127.504.397 449.834.218
Jumlah
97.439.008.558
61.049.231.610
21
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6. PIUTANG USAHA (lanjutan) Pada tahun 2011 dan 2010, seluruh saldo piutang usaha dijadikan sebagai jaminan atas pinjaman jangka panjang (lihat Catatan 17). Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak terdapat bukti obyektif penurunan nilai atas piutang usaha dan seluruh saldo piutang usaha tersebut dapat tertagih sehingga tidak diperlukan penyisihan penurunan nilai. 7. PIUTANG LAIN-LAIN – PIHAK KETIGA Akun ini terdiri dari: 2011
2010
Klaim asuransi (lihat Catatan 9) Lain-lain
105.838.480
2.306.783.844 32.950.420
Jumlah
105.838.480
2.339.734.264
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak terdapat bukti obyektif penurunan nilai atas piutang lain-lain dan seluruh saldo piutang lain-lain tersebut dapat tertagih sehingga tidak diperlukan penyisihan penurunan nilai. 8. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI Perusahaan dalam kegiatan usahanya melakukan transaksi usaha dan keuangan dengan pihak-pihak berelasi yang meliputi transaksi penjualan, pembelian dan perolehan pinjaman. Seluruh transaksi tersebut dilakukan berdasarkan syarat dan kesepakatan tertentu. Beberapa transaksi usaha dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: a. Perusahaan melakukan penjualan kepada pihak-pihak berelasi sebagai berikut: 2011
2010
CV Dirgahayu Manufacturing Co. PT Andover E-Pulppaper Indonesia
33.798.466.465 949.714.147
19.001.691.030 23.441.609.699
Jumlah
34.748.180.612
42.443.300.729
9,7%
11,6%
% terhadap jumlah penjualan bersih
Seluruh saldo piutang yang timbul dari transaksi tersebut disajikan sebagai bagian dari akun ”Piutang Usaha - Pihak Berelasi” pada laporan posisi keuangan (lihat Catatan 6). b. Perusahaan melakukan pembelian bahan pembantu tertentu dari berikut: 2011
pihak-pihak berelasi sebagai 2010
PT Intan Ustrix CV Dirgahayu Manufacturing Co.
100.144.132 196.500
106.109.247 86.542.500
Jumlah
100.340.632
192.651.747
0,06%
0,07%
% terhadap jumlah pembelian bersih
22
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Seluruh saldo hutang yang timbul dari transaksi tersebut disajikan sebagai bagian dari akun ”Hutang Usaha - Pihak Berelasi” pada laporan posisi keuangan (lihat Catatan 14). c. Presiden Direktur, beberapa direktur, pemegang saham Perusahaan dan beberapa pihak berelasi lainnya telah memberikan jaminan dan jaminan pribadi untuk menjamin pinjaman jangka panjang Perusahaan (lihat Catatan 17). d. Imbalan Kerja Manajemen kunci Manajemen kunci Perusahaan meliputi Dewan Direksi dan Dewan Komisaris sebagaimana diungkapkan pada Catatan 1c. Ringkasan jumlah imbalan kerja manajemen kunci tersebut selama tahun berjalan adalah sebagai berikut: 2011 Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja pasca kerja Jumlah % terhadap jumlah beban usaha
2010
2.667.201.066
2.960.000.000
568.260.207
306.496.118
3.235.461.273
3.266.496.118
3,62%
5,67%
Imbalan kerja pasca kerja tersebut merupakan bagian dari imbalan kerja jangka panjang yang diungkapkan di dalam Catatan 19 atas laporan keuangan. e. Selain itu, Perusahaan memperoleh pinjaman dari Tirtomulyadi Sulistyo yang merupakan setoran modal kerja sebesar $AS 3.000.000 terkait dengan bagian dari setoran kas pemegang saham sebagaimana ditentukan di dalam restrukturisasi pinjaman Tranche C - konversi hutang ke saham (lihat Catatan 17). Pinjaman tersebut tidak dikenai bunga, tanpa jaminan dan dapat dibayarkan sewaktu-waktu (repayable on demand). Saldo dari pinjaman tersebut pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 yang seluruhnya disajikan sebagai akun “Hutang Kepada Pihak Berelasi” masing-masing adalah sebesar Rp 12.913.492.785 dan Rp 26.973.000.000 atau mencerminkan sekitar 2,06% dan 0,87% dari jumlah liabilitas. Ikhtisar sifat hubungan antara Perusahan dengan pihak-pihak berelasi di atas adalah sebagai berikut: Pihak Berelasi PT Andover E-Pulppaper Indonesia
CV Dirgahayu Manufacturing Co., PT Intan Ustrix, PT Bahana Buana Box, PT Surya Indoalgas Tirtomulyadi Sulistyo, Rasmachahjana Sulistyo, Zhang Hui Han Sindu PT Intan Teguh Sejati, PT Pardika Anarawata, PT Tirta Banyu Sangka
23
Sifat Hubungan Berada di bawah pengendalian pemegang saham dan/atau anggota keluarga dekat pemegang saham dan/atau manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan. Berada di bawah pengendalian pemegang saham dan/atau manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan Manajemen kunci (lihat Catatan 1c)
Pemegang saham Perusahaan
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9.
PERSEDIAAN Akun persediaan terdiri dari: 2011
2010
Barang jadi Bahan baku Bahan pembantu
18.285.599.825 10.099.186.503 34.952.472.824
52.169.084.266 54.239.570.055 43.522.597.974
Jumlah
63.337.259.152
149.931.252.295
Pada tahun 2010, Perusahaan mengalami bencana kebanjiran yang mengakibatkan sebagian persediaan barang jadi mengalami kerusakan. Perusahaan telah mengajukan klaim asuransi kepada pihak PT Asuransi Wahana Tata terkait dengan hal ini dengan rincian sebagai berikut: Kerugian menurut Perusahaan Persediaan Prasarana
6.196.734.507 9.762.441
Jumlah Bagian kerugian yang tidak ditanggung oleh pihak asuransi Bagian kerugian menurut pihak asuransi
6.206.496.948 (1.548.732.757) 4.657.764.191
Persediaan dibeli kembali Klaim asuransi yang telah dibayar
(1.270.000.000) (1.080.980.347)
Piutang klaim asuransi pada tanggal 31 Desember 2010 (lihat Catatan 7) Persediaan dibeli kembali Klaim asuransi yang telah dibayar
2.306.783.844 (1.500.000.000) (806.783.844)
Piutang klaim asuransi pada tanggal 31 Desember 2011 (lihat Catatan 7)
-
Seluruh kerugian yang timbul sehubungan dengan bencana tersebut (untuk bagian yang tidak ditanggung oleh pihak asuransi) telah dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif tahun 2010. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan masing-masing persediaan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak diperlukan penyisihan atas keusangan dan penurunan nilai persediaan. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, persediaan telah diasuransikan terhadap seluruh risiko yang menyebabkan kerusakan dengan nilai pertanggungan sebesar $AS 8.500.000. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi risiko kerugian yang mungkin timbul atas persediaan. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, seluruh persediaan digunakan sebagai jaminan atas pinjaman jangka panjang (lihat Catatan 17). 10. UANG MUKA PEMBELIAN Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, akun ini merupakan uang muka pembelian bahan baku dan suku cadang yang telah dibayarkan kepada pihak ketiga dengan saldo masing-masing sebesar Rp 1.148.923.642 dan Rp 1.529.355.556.
24
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. BIAYA DIBAYAR DI MUKA Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, akun ini seluruhnya merupakan asuransi dibayar di muka masing-masing dengan saldo sebesar Rp 2.011.286.632 dan Rp 1.999.042.241. 12. ASET TETAP Mutasi dan rincian aset tetap adalah sebagai berikut: 2011 Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
Biaya Perolehan Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Perabot dan peralatan kantor Alat pengangkutan
40.980.322.355 39.913.529.745 3.049.151.519.156 5.911.706.821 3.709.320.658
-
-
40.980.322.355 39.913.529.745 3.049.151.519.156 5.911.706.821 3.709.320.658
Sub-jumlah Aset dalam penyelesaian
3.139.666.398.735 538.712.622.501
-
-
3.139.666.398.735 538.712.622.501
Jumlah Biaya Perolehan
3.678.379.021.236
-
-
3.678.379.021.236
Akumulasi Penyusutan Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Perabot dan peralatan kantor Alat pengangkutan
32.930.947.779 1.538.156.069.054 5.067.603.652 3.709.320.658
726.211.566 95.611.084.094 314.543.958 -
-
33.657.159.345 1.633.767.153.148 5.382.147.610 3.709.320.658
Jumlah Akumulasi Penyusutan
1.579.863.941.143
96.651.839.618
-
1.676.515.780.761
122.909.442.501
-
-
122.909.442.501
Penyisihan Penurunan Nilai Aset dalam penyelesaian Nilai Buku
1.975.605.637.592
1.878.953.797.974
2010 Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
Biaya Perolehan Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Perabot dan peralatan kantor Alat pengangkutan
40.980.322.355 39.913.529.745 3.044.422.535.978 5.668.956.250 3.756.620.658
4.728.983.178 242.750.571 -
47.300.000
40.980.322.355 39.913.529.745 3.049.151.519.156 5.911.706.821 3.709.320.658
Sub-jumlah
3.134.741.964.986
4.971.733.749
47.300.000
3.139.666.398.735
538.712.622.501
-
-
538.712.622.501
Jumlah Biaya Perolehan
3.673.454.587.487
4.971.733.749
47.300.000
3.678.379.021.236
Akumulasi Penyusutan Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Perabot dan peralatan kantor Alat pengangkutan
32.184.935.978 1.442.626.987.499 4.780.585.429 3.756.620.658
746.011.801 95.529.081.555 287.018.223 -
47.300.000
32.930.947.779 1.538.156.069.054 5.067.603.652 3.709.320.658
Jumlah Akumulasi Penyusutan
1.483.349.129.564
96.562.111.579
47.300.000
1.579.863.941.143
-
122.909.442.501
-
122.909.442.501
Aset dalam penyelesaian
Penyisihan Penurunan Nilai Aset dalam penyelesaian Nilai Buku
2.190.105.457.923
25
1.975.605.637.592
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. ASET TETAP (lanjutan) Saldo aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, seluruhnya merupakan akumulasi biaya dalam rangka instalasi mesin kertas X (sepuluh). Aset dalam penyelesaian mencakup juga bangunan beserta prasarana terkait mesin kertas X tersebut, yang sampai dengan tanggal laporan posisi keuangan masih belum memiliki nilai tercatat karena pembangunannya belum dimulai. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2011, persentase nilai tercatat mesin X tersebut terhadap keseluruhan nilai apabila mesin tersebut dalam kondisi selesai dipasang adalah sekitar 83%, yang menurut pendapat manajemen, pada awalnya, diharapkan akan dapat diselesaikan pada tahun 2013. Sehubungan dengan dampak lanjutan dari krisis keuangan global pada tahun 2008-2009 yang berujung pada kebijakan pengetatan likuiditas dan arus kas dalam rangka memprioritaskan pada kebutuhan modal kerja, maka manajemen untuk sementara telah menghentikan pelaksanaan pekerjaan penyelesaian mesin tersebut dan masih belum dapat menentukan waktu penyelesaiannya. Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan penelaahan atas seluruh nilai aset tetap dengan merujuk kepada laporan penilai independen KJPP Hari Utomo & Rekan tanggal 3 Maret 2011. Berdasarkan hasil penilaian tersebut nilai wajar aset tetap Perusahaan telah melampaui nilai tercatatnya kecuali untuk aset dalam penyelesaian. Ringkasan perbandingan penilaian untuk aset dalam penyelesaian tersebut adalah sebagai berikut: Nilai tercatat Nilai wajar
538.712.622.501 (415.803.180.000)
Selisih
122.909.442.501
Sehubungan dengan hal tersebut, manajemen telah menetapkan penyisihan untuk penurunan nilai atas aset dalam penyelesaian berdasarkan perbandingan nilai tersebut. Beban penyusutan untuk yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dibebankan pada operasi dengan rincian sebagai berikut: 2011
2010
Beban pokok penjualan (lihat Catatan 22) Beban usaha (lihat Catatan 23)
24.740.614.290 71.911.225.328
54.998.701.323 41.563.410.256
Jumlah
96.651.839.618
96.562.111.579
Untuk beban penyusutan mesin dan peralatan ke beban pokok produksi dialokasikan berdasarkan realisasi kuantitas produksi dibandingkan dengan kapasitas normal. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, aset tetap selain aset dalam penyelesaian digunakan sebagai jaminan atas pinjaman jangka panjang (lihat Catatan 17). Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, sertifikat hak atas tanah adalah dalam bentuk Hak Guna Bangunan (HGB) yang akan berakhir pada berbagai tanggal antara tahun 2018 sampai dengan tahun 2030. Manajemen berkeyakinan bahwa sertifikat HGB tersebut dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, aset tetap berupa bangunan dan mesin telah diasuransikan terhadap seluruh risiko (all risks) dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar $AS 161.055.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset tetap.
26
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. ASET TETAP (lanjutan) Berdasarkan penelaahan manajemen Perusahaan, tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahanperubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, selain yang disebutkan di atas. 13. BANK YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, akun ini merupakan saldo bank yang dibatasi penggunaannya yang ditempatkan pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, pihak ketiga, terkait dengan jaminan pembayaran (bank garansi) atas tagihan dari PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Fasilitas ini berlaku sejak tanggal 1 Juli 2010 sampai dengan 30 April 2012 dengan jumlah masing-masing sebesar Rp 4.500.000.000 dan $AS 854.354 serta Rp 3.780.000.000 dan $AS 719.421. 14. HUTANG USAHA Akun ini terdiri dari hutang yang timbul dari transaksi pembelian bahan baku dan bahan pembantu, baik impor maupun lokal, dengan rincian sebagai berikut: 2011
2010
Pihak ketiga Lokal Impor
23.461.077.158 15.793.666.230
24.612.724.398 32.104.067.137
Sub-jumlah
39.254.743.388
56.716.791.535
43.513.591
19.109.340
39.298.256.979
56.735.900.875
Pihak berelasi (lihat Catatan 8) PT Intan Ustrix Jumlah
Rincian hutang usaha berdasarkan umur adalah sebagai berikut: 2011
2010
Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo 1 - 30 hari 31 - 60 hari Di atas 60 hari
6.071.256.783
19.190.159.313
3.321.218.276 10.720.946.178 19.184.835.742
4.422.847.720 4.672.521.759 28.450.372.083
Jumlah
39.298.256.979
56.735.900.875
Rincian hutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut: 2011
2010
Rupiah Dolar Amerika Serikat Euro Yen
19.893.997.703 19.352.607.676 51.651.600 -
16.353.129.030 40.368.850.490 13.921.355
Jumlah
39.298.256.979
56.735.900.875
27
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. HUTANG USAHA (lanjutan) Tidak ada jaminan kredit yang diberikan secara khusus oleh Perusahaan sehubungan dengan saldo hutang usaha. 15. PERPAJAKAN a. Pajak Dibayar di Muka Pada tanggal 31 Desember 2010, akun ini merupakan saldo Pajak Pertambahan Nilai dibayar di muka yang dapat dikompensasikan ke masa pajak berikutnya. b. Hutang Pajak Akun ini terdiri dari: 2011
c.
2010
Pajak Penghasilan: Pasal 4 (2) Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pajak Pertambahan Nilai
58.350.000 486.048.399 103.207.944 13.020.091 2.148.624.123
11.670.000 108.953.328 13.672.799 277.071 -
Jumlah
2.809.250.557
134.573.198
Beban Pajak Penghasilan Badan Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan tangguhan seperti disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dengan taksiran rugi fiskal adalah sebagai berikut: 2011 Laba (rugi) sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan tangguhan Beda temporer Penyusutan aset tetap Beban keuangan terkait penerapan PSAK No. 50 dan 55 (Revisi 2006) Penyisihan atas imbalan kerja karyawan Rugi selisih kurs terkait penerapan PSAK No. 55 & 55 (Revisi 2006) Pembayaran imbalan kerja karyawan Rugi penurunan nilai aset tetap Beda permanen Beban pajak Kesejahteraan karyawan Sumbangan dan jamuan Penghasilan bunga yang telah dikenakan pajak final Laba selisih kurs Rugi penurunan nilai persediaan Laba penghapusan liabilitas bunga ditangguhkan
248.901.636.605
(77.766.761.380)
29.955.044.627
39.053.573.943
12.500.203.540 2.905.388.370
5.098.175.292 961.972.637
570.041.651 (1.380.851.798) -
761.292.584 (452.084.630) 122.909.442.501
891.396.548 395.547.221 48.025.000
1.543.149.821 425.057.047 48.844.200
(269.350.158)
(66.847.238) (291.679.168) 2.293.217.613
(2.882.311.889)
Taksiran laba fiskal - tahun berjalan
28
2010
(235.043.202.245)
-
56.591.567.472
94.517.353.222
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. PERPAJAKAN (lanjutan) c.
Beban Pajak Penghasilan Badan (lanjutan) 2011
2010
Akumulasi rugi fiskal awal tahun Penyesuaian rugi fiskal
(304.073.824.437) (36.037.698.935)
(467.498.054.919) 68.906.877.260
Akumulasi rugi fiskal akhir tahun
(283.519.955.900)
(304.073.824.437)
d. Liabilitas Pajak Tangguhan Rincian liabilitas pajak tangguhan terdiri dari: 2011 Manfaat (Beban) Pajak Tangguhan Tahun Berjalan
Saldo 1 Januari 2011 Aset pajak tangguhan Akumulasi rugi fiskal Liabilitas diestimasi atas Imbalan kerja karyawan Penyisihan penurunan nilai persediaan Rugi penurunan nilai aset tetap Liabilitas pajak tangguhan Nilai wajar instrumen keuangan Aset tetap Liabilitas Pajak Tangguhan - Bersih
76.018.456.109
Saldo 31 Desember 2011
(5.138.467.135 )
2.948.116.303
70.879.988.974
381.134.143
720.577.972
3.329.250.446
(720.577.972)
30.727.360.625
-
-
30.727.360.625
(3.773.230.238 ) (279.397.684.594)
3.267.561.298 7.488.761.157
(505.668.940) (271.908.923.437)
172.756.403.823
5.278.411.491
167.477.992.332
2010 Pajak Tangguhan Pajak yang Dikreditkan Tangguhan (Dibebankan) yang Dikreditkan Langsung (Dibebankan) Manfaat (Beban) Pada Ekuitas Langsung Pajak Tangguhan Atas Pinjaman Pada Ekuitas Tahun Berjalan Konversi (Saldo Defisit)
Saldo 1 Januari 2010 Aset pajak tangguhan Akumulasi rugi fiskal Liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan Penyisihan penurunan nilai persediaan Rugi penurunan nilai aset dalam penyelesaian Liabilitas pajak tangguhan Nilai wajar instrumen keuangan Aset tetap Liabilitas Pajak Tangguhan - Bersih
Saldo 31 Desember 2010
116.874.513.730
(40.856.057.621)
-
-
76.018.456.109
2.820.644.302
127.472.001
-
-
2.948.116.303
147.273.569
573.304.403
-
-
720.577.972
-
30.727.360.625
-
-
30.727.360.625
(289.161.078.080)
1.464.866.969 9.763.393.486
(940.279.944) -
(4.297.817.263) (3.773.230.238) - (279.397.684.594)
169.318.646.479
1.800.339.863
(940.279.944)
(4.297.817.263)
29
172.756.403.823
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. PERPAJAKAN (lanjutan) e. Rincian taksiran tagihan pajak penghasilan adalah sebagai berikut: 2011
2010
Tahun 2011 Tahun 2010 Tahun 2009
1.149.285.415 3.653.979.309 -
3.653.979.309 2.225.781.555
Jumlah
4.803.264.724
5.879.760.864
Pada tahun 2011, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) Pajak Penghasilan tahun pajak 2009 No. 00096/406/09/054/11 tanggal 21 April 2011 sebesar Rp 2.225.781.555. Jumlah tersebut diperhitungkan dengan hutang pajak sebesar Rp 20.672.685, sehingga penerimaan kembali pajak bersih adalah sebesar Rp 2.205.108.870. Seluruh Ketetapan Pajak Kurang Bayar selama tahun 2011 telah dilunasi dan dicatat sebagai beban pajak pada laporan laba rugi komprehensif tahun 2011. Pada tanggal 27 Mei 2010, Perusahaan telah menerima pembayaran atas kelebihan pajak penghasilan Pasal 22 dan Pasal 23 untuk tahun pajak 2008 masing-masing sebesar Rp 7.338.016.846 dan Rp 3.955.680. Pembayaran kelebihan pajak tersebut telah diterima berdasarkan pada Surat Ketetapan Pajak lebih Bayar (SKPLB) No. 00152/406/08/054/10 tanggal 23 April 2010. Pada tanggal 23 April 2010, Perusahaan juga telah menerima beberapa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) untuk tahun pajak 2008, antara lain sebagai berikut: i. Atas Pajak Penghasilan Rp 18.923.336.
Pasal
23
sebesar
ii. Atas Pajak Penghasilan Rp 199.983.977.
Pasal
26
sebesar
iii. Atas Pajak Pertambahan Rp 17.726.190.
Nilai
sebesar
Rp Rp Rp
59.135.424
beserta
bunga
sebesar
624.949.927
beserta
bunga
sebesar
55.394.344
beserta
bunga
sebesar
Seluruh SKPKB selama tahun 2010 tersebut telah dilunasi dan dicatat sebagai beban pajak pada laporan laba rugi komprehensif tahun 2010. 16. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR Akun ini terdiri dari: 2011 Listrik dan gas Pengangkutan Gaji Jasa profesional Bunga hutang jangka pendek Lain-lain Jumlah
30
2010
7.829.542.203 1.251.842.998 358.286.901 109.382.840 4.259.626.086
4.907.767.557 2.148.409.946 264.165.640 6.485.449.632 975.739.726 3.402.946.704
13.808.681.028
18.184.479.205
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. PINJAMAN JANGKA PANJANG a. Pinjaman Jangka Panjang Akun ini merupakan pinjaman jangka panjang yang terdiri dari: 2011
2010
Tranche A – Pinjaman berjangka Tranche B – Obligasi konversi Tranche D – Hutang jangka panjang tanpa jaminan
217.632.000.000 88.614.645.116
359.640.000.000 87.061.217.793
-
1.573.425.000.000
Jumlah Dikurangi bagian Tranche A yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
306.246.645.116
2.020.126.217.793
-
107.892.000.000
Bagian jangka panjang
306.246.645.116
1.912.234.217.793
Adapun rincian Tranche A, B dan D adalah sebagai berikut: Tranche A merupakan hutang berjangka dengan jaminan dan tanpa jaminan dengan rincian sebagai berikut: 2011 2010 ZT Holding Pte. Ltd., Singapura PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Deutsche bank AG, Surabaya PT Bank UOB Indonesia (dahulu PT Bank UOB Buana) Avenue Asia Capital Partner, L.P. Asia Capital Management Group Ltd. Avenue Asia Special Situations Fund II, L.P. Orientalsky Corporation Pte. Ltd. Campagnie Financiere De Cic Et De L’union Europeenne, Singapore Branch Bank of China Limited, Singapore Branch Chelsea Financial Services, L.L.C.
181.474.982.240 8.940.159.336 5.031.162.168
299.890.003.806 14.773.750.461 8.314.067.610
4.161.622.580 4.056.442.848 3.722.586.292 3.531.015.724 2.703.542.588
6.877.143.972 6.703.329.960 6.151.633.209 5.835.060.099 4.467.636.891
1.908.442.212 1.413.664.928 688.379.084
3.153.728.115 2.336.095.566 1.137.550.311
Jumlah Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
217.632.000.000
359.640.000.000
-
107.892.000.000
Bagian jangka panjang
217.632.000.000
251.748.000.000
Tranche B merupakan hutang obligasi konversi tanpa jaminan kepada para kreditur dengan rincian sebagai berikut: 2011 2010 ZT Holding Pte. Ltd., Singapura PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Deutsche bank AG, Surabaya
73.892.808.195 3.642.790.472 2.047.407.784
31
72.597.030.637 3.576.523.257 2.012.608.965
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) a. Pinjaman Jangka Panjang (lanjutan) 2011 PT Bank UOB Indonesia (dahulu PT Bank UOB Buana) Avenue Asia Capital Partner, L.P. Asia Capital Management Group Ltd. Avenue Asia Special Situations Fund II, L.P. Orientalsky Corporation Pte. Ltd. Campagnie Financiere De Cic Et De L’union Europeenne, Singapore Branch Bank of China Limited, Singapore Branch Chelsea Financial Services, L.L.C. Jumlah
2010
1.692.878.297 1.648.562.112 1.515.613.554 1.435.844.420 1.099.041.408
1.664.739.429 1.622.597.168 1.489.173.699 1.412.460.863 1.081.443.432
779.964.870 576.110.415 283.623.589
763.577.005 565.540.768 275.522.570
88.614.645.116
87.061.217.793
Pinjaman konversi pada tanggal 31 Desember 2010, telah dipisahkan antara komponen liabilitas dan ekuitas, yang mencerminkan nilai wajar dari opsi konversi yang melekat pada liabilitas ke dalam ekuitas dengan menggunakan suku bunga pasar dengan rincian sebagai berikut: $AS Obligasi konversi pada tanggal 1 Januari 2010 sebelum penerapan PSAK No. 50 dan 55 (Revisi 2006) Dampak penerapan PSAK No. 50 dan 55 (Revisi 2006) (lihat Catatan 4) Beban keuangan tahun berjalan Dampak selisih kurs
Rp
9.998.000 (403.121) 88.273 -
93.981.200.000 (3.761.119.775) 793.661.518 (3.952.523.950)
Komponen liabilitas pada tanggal 31 Desember 2010
9.683.152
87.061.217.793
Beban keuangan tahun berjalan Dampak selisih kurs
89.085 -
783.881.156 769.546.167
Komponen liabilitas pada tanggal 31 Desember 2011
9.772.237
88.614.645.116
Tranche D merupakan hutang jangka panjang tanpa jaminan kepada para kreditur dengan rincian sebagai berikut: 2011 2010 ZT Holding Pte. Ltd., Singapura PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Deutsche bank AG, Surabaya PT Bank UOB Indonesia (dahulu PT Bank UOB Buana) Avenue Asia Capital Partner, L.P. Asia Capital Management Group Ltd. Avenue Asia Special Situations Fund II, L.P. Orientalsky Corporation Pte. Ltd. Campagnie Financiere De Cic Et De L’union 32
-
1.312.018.768.899 64.635.148.152 36.374.052.537
-
30.087.509.373 29.327.059.584 26.913.389.670 25.528.380.066 19.545.930.504
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) a. Pinjaman Jangka Panjang (lanjutan) 2011 Europeenne, Singapore Branch Bank of China Limited, Singapore Branch Chelsea Financial Services, L.L.C. Jumlah
2010 -
13.797.561.627 10.220.411.358 4.976.788.230
-
1.573.425.000.000
b. Liabilitas Bunga Ditangguhkan Saldo liabilitas bunga ditangguhkan merupakan jumlah pembayaran kas di masa depan atas beban bunga yang dihitung dengan pada nilai sekarang dengan rincian sebagai berikut: 2011 Liabilitas bunga ditangguhkan Tranche A – Pinjaman berjangka Tranche B – Obligasi konversi Tranche D – Hutang jangka panjang tanpa jaminan
2010
66.132.919.523 849.789.426
127.185.587.420 2.068.596.333
-
184.702.612.500
Jumlah Dikurangi bagian Tranche A – bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
66.982.708.949
313.956.796.253
-
64.888.727.978
Bagian jangka panjang
66.982.708.949
249.068.068.275
Liabilitas bunga tersebut merupakan bagian dari komitmen Perusahaan kepada para kreditur terkait dengan perjanjian restrukturisasi. Hutang jangka panjang Tranche A dijamin dengan jaminan sebagai berikut:
-
Agunan dan Jaminan Penyerahan hak kepemilikan secara Fidusia sebagai jaminan tanggal 13 Juli 1995. Pengalihan piutang tanggal 6 Juli 1995. Jaminan tanggal 6 Juli 1995. Penyerahan rekening tanggal 6 Juli 1995. Sertifikat Hak Tanggungan No. 246/2000 Penyerahan hak kepemilikan secara Fidusia sebagai jaminan tanggal 6 Juli 1995. Penyerahan hak kepemilikan secara Fidusia sebagai jaminan tanggal 13 Juli 1995. Pengalihan piutang tanggal 6 Juli 1995. Jaminan tanggal 6 Juli 1995. Pengalihan rekening tanggal 6 Juli 1995. Sertifikat Hak Tanggungan No. 246/2000. Sertifikat Hak Tanggungan No. 203/2000. Jaminan pribadi Tirtomulyadi Sulistyo berdasarkan Akta No. 23 tangal 7 Desember 1995.
33
Kreditur ZT Holding Pte. Ltd. Asia Capital Management Group Ltd. PT Bank UOB Indonesia (dahulu PT Bank UOB Buana)
Chelsea Financial Services, L.L.C. Avenue Asia Special Situations Fund II, L.P. Avenue Asia Capital Partner, L.P. ZT Holding Pte. Ltd. Deutsche Bank, Surabaya PT Bank UOB Indonesia (dahulu PT Bank UOB Buana) Chelsea Financial Services, L.L.C. Avenue Asia Special Situations Fund II, L.P. Bank of China, Singapore
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) b. Liabilitas Bunga Ditangguhkan (lanjutan)
-
-
-
-
-
-
-
-
Agunan dan Jaminan Jaminan pribadi Rasmachajana Sulistyo berdasarkan Akta No. 73 tanggal 13 Oktober 1995. Jaminan pribadi Sinduchayana Sulistyo berdasarkan akta No. 25 tanggal 8 Januari 1996. 70 Juta lembar saham atas nama PT Intan Teguh Sejati berdasarkan Akta No. 3 tanggal 1 Juli 1998 Penyerahan persediaan melalui penyerahan hak kepemilikan secara fidusia untuk jaminan tanggal 13 Juli 1995 dan penyerahan piutang sebesar $AS 10 juta melalui pengalihan piutang pada tanggal 6 Juli 1995. Jaminan pribadi Tirtomulyadi Sulistyo berdasarkan akta yang tidak di notariskan tanggal 21 Desember 1994. Penyerahan hak kepemilikan untuk jaminan atas persediaan melalui penyerahan hak milik secara fidusia untuk jaminan tanggal 13 Juli 1995. Pengalihan piutang usaha melalui pengalihan piutang tanggal 13 Juli 1995. Jaminan pribadi Tirtomulyadi Sulistyo, Sinduchayana Sulistyo, Rasmachayana Sulistyo berdasarkan Idemnity dan jaminan tanggal 3 Oktober 1997. Penyerahan Jaminan secara Fidusia berdasarkan Akta No. 52 tanggal 31 Mei 1994 oleh Notaris Dyah Ambarwaty Setyoso, S.H. Jaminan pribadi Rasmachayana Sulistyo berdasarkan Akta No.40 tanggal 14 Juni 1994 oleh Notaris Dyah Ambarwaty Setyoso, S.H. Penyerahan Jaminan secara Fidusia berdasarkan Akta No. 50 tanggal 31 May 1994 oleh Notaris Dyah Ambarwaty Setyoso, S.H. Penyerahan Jaminan secara Fidusia berdasarkan Akta No. 208 tanggal 22 September 1994 oleh Notaris Dyah Ambarwaty Setyoso.S.H. Perjanjian penyerahan Hak atas tagihantagihan sebagai jaminan berdasarkan Akta No. 51 tanggal 31 Mei 1994 oleh Notaris Dyah Ambarwaty Setyoso, S.H. Perjanjian penyerahan Hak atas tagihantagihan sebagai jaminan berdasarkan Akta No. 209 tanggal 22 September 1994 oleh Notaris Dyah Ambarwaty Setyoso. S.H. Jaminan pribadi Sinduchayana Sulistyo berdasarkan akta yang tidak di notariskan tanggal 30 November 1995.
34
Kreditur Compagnie Financiere De CIC Et De L'Union Europeenne, Singapore Branch
ZT Holding Pte. Ltd.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank UOB Indonesia (dahulu PT Bank UOB Buana)
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) b. Liabilitas Bunga Ditangguhkan (lanjutan)
-
-
-
-
Agunan dan Jaminan Jaminan pribadi Rasmachayana Sulistyo berdasarkan akta yang tidak dinotariskan tanggal 30 November 1995. Penyerahan hak milik persediaan melalui penyerahan hak kepemilikan secara fidusia untuk jaminan tanggal 13 Juli 1995. Pengalihan piutang usaha berdasarkan pengalihan piutang tanggal 6 Juli 1995. Jaminan pribadi Tirtomulyadi Sulistyo berdasarkan atas jaminan pribadi tanggal 25 Maret 1994 yang disahkan oleh Notaris Noor Irawati,S.H,. Pengalihan rekening (Cessie) secara fidusia melalui pengalihan piutang tanggal 6 Juli 1995. 2 Tanah (60.300 m ) dan gedung, mesin (turbin) berdasarkan Akta No. 70 tanggal 10 Maret 1994 oleh Notaris Mudofir Hadi,S.H. Piutang berdasarkan Akta No. 71 tanggal 10 Maret 1994 oleh Notaris Mudofir Hadi S.H. Jaminan Perusahaan PT Intan Teguh Sejati berdasarkan Akta No. 72 tanggal 10 Maret 1994 oleh Notaris Mudofir Hadi, S.H. Jaminan Perusahaan PT Tirta Banyu Sangka berdasarkan Akta No. 73 tanggal 10 Maret 1994 oleh Notaris Mudofir Hadi, S.H. Jaminan pribadi Tuan Tirtomulyadi Sulistyo berdasarkan Akta No. 74 tanggal 10 Maret 1994 oleh Notaris Mudofir Hadi, S.H. Jaminan pribadi Tuan Rasmachajana Sulistyo berdasarkan Akta No. 75 tanggal 10 Maret 1994 oleh Notaris Mudofir Hadi, S.H. Jaminan pribadi Tuan Sinduchajana Sulistyo berdasarkan Akta No.76 tanggal 10 Maret 1994 oleh Notaris Mudofir Hadi, S.H. Sertifikat Hak Tanggungan No. 108/1995. 43.800.000 saham Alliance Technology and Development Ltd.: berdasarkan nota perubahan Jaminan pribadi Sinduchajana Sulistyo berdasarkan jaminan tanggal 21 November 1997. Jaminan pribadi Rasmachahjana Sulistyo,Tirtomulyadi Sulistyo berdasarkan jaminan tanggal 21 November 1997. Pengalihan piutang tanggal 6 Juli 1995. Penyerahan hak kepemilikkan secara fidusia untuk jaminan tanggal 13 Juli 1995. Pengalihan piutang tanggal 6 Juli 1995.
35
Kreditur
Orientalsky Corporation Pte.Ltd
Deutsche Bank AG, Surabaya ZT Holding Pte. Ltd.
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) b. Liabilitas Bunga Ditangguhkan (lanjutan)
-
-
-
-
-
-
-
Agunan dan Jaminan Jaminan perusahaan CV Dirgahayu dan persediaan sebesar Rp 3.978.740.000 berdasarkan Akta No. 185 tanggal 13 Agustus 1992 oleh Notaris Noor Irawati, S.H. Jaminan pribadi Tirtomulyadi Sulistyo berdasarkan Akta yang tidak dinotariskan tanggal 13 November 1992 No. 02.A/IJ/XV/92. Penyerahan hak kepemilikkan secara fidusia untuk jaminan berdasarkan akta yang tidak dinotariskan tanggal 7 November 1994. Penyerahan hak kepemilikan secara fidusia untuk jaminan berdasarkan akta yang tidak dinotariskan tanggal tanggal 12 Desember 1994. Jaminan pribadi Tirtomulyadi Sulistyo berdasarkan perpanjangan jaminan tanggal 5 Juli 1994 yang disahkan oleh Notaris Soetjipto, S.H. Pengalihan piutang tanggal 6 Juli 1995. Penyerahan hak kepemilikan secara fidusia untuk jaminan tanggal 13 Juli 1995. Jaminan pribadi Rasmachahjana Sulistyo berdasarkan Akta yang tidak dinotariskan tanggal 27 Juni 1996. Jaminan pribadi Sinduchajana Sulistyo berdasarkan Akta yang tidak dinotariskan tanggal 27 Juni 1997. Jaminan Perusahaan PT Intan Teguh Sejati berdasarkan Akta yang tidak dinotariskan tanggal 27 Juni 1997. Jaminan pribadi Rasmachahjana Sulistyo berdasarkan Akta No. 347 tanggal 29 Desember 1997 oleh Notaris Ratna Dewi Widjaya, S.H. Jaminan pribadi Tirtomulyadi Sulistyo, Sinduchayana Sulistyo, Rasmachayana Sulistyo berdasarkan Akta No. 60 tanggal 20 April 1998 oleh Notaris Susanti,S.H. Akta No.137 tanggal 22 Desember 1995 oleh Notaris Winanto Wiryomartani,S.H. Jaminan tanggal 6 Juli 1995. Pengalihan rekening tanggal 6 Juli 1995.
Kreditur
c. Konversi Hutang ke Modal Pada tanggal 10 Juni 2011, Perusahaan, PT Intan Teguh Sejati (pemegang saham) dan Alison Investment (HK) Ltd., telah menandatangani “Debt Conversion Agreement”. Berdasarkan perjanjian tersebut telah disepakati bahwa seluruh hutang Perusahaan kepada Alison sebesar $AS 50.181.500 (setara dengan Rp 428.399.465.500) (lihat Catatan 18 dan 20) dikonversi menjadi 428.399.466 saham baru. Konversi tersebut berdasarkan pada nilai tercatat hutang pada tanggal 31 Mei 2011 yang dihitung dengan menggunakan kurs Rp 8.537 per $AS 1.
36
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) c. Konversi Hutang ke Modal (lanjutan) Pada tanggal yang sama, Perusahaan, PT Bank Resona Perdania, PT Intan Teguh Sejati (pemegang saham) dan para kreditur telah menandatangani “Supplemental Agreement (to the Restated Restructuring Agreement dated 5 October 2007)” (Perjanjian Restrukturisasi Tahap II). Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan telah mendapatkan persetujuan dari para kreditur yang mewakili 88% dari jumlah nilai pinjaman untuk melakukan restrukturisasi melalui konversi atas sebagian pinjaman jangka panjang Tranche A yaitu sebesar $AS 16.000.000 dan seluruh Tranche D yaitu sebesar $AS 175.000.000, atau seluruhnya sebesar $AS 191.000.000 (setara dengan Rp 1.630.567.000.000), menjadi 1.630.567.000 saham baru (lihat Catatan 20). Konversi tersebut berdasarkan pada nilai tercatat pinjaman pada tanggal 31 Mei 2011 yang dihitung dengan menggunakan kurs Rp 8.537 per $AS 1. Selain itu, para kreditur juga telah menyetujui untuk melakukan penghapusan atas seluruh saldo bunga pinjaman sebesar $AS 4.522.842. Sehubungan dengan restrukturisasi tahap II tersebut, maka sebagian saldo akrual atas liabilitas bunga ditangguhkan yang sebelumnya telah dicatat dengan mengacu kepada PSAK No. 54 tentang “Akuntansi Restrukturisasi Hutang Piutang Bermasalah” telah dihapuskan. Berikut ini merupakan mutasi penambahan modal saham Perusahaan yang berasal dari konversi hutang di atas:
Keterangan Seri A PT Intan Teguh Sejati Pemegang saham kurang dari 5% termasuk publik ZT Holdings Pte.Ltd. Alison Investments (HK) Ltd. PT Bank Resona Perdania
Kreditur Kepemilikan kurang dari 5%
Seri B ZT Holdings Pte Ltd PT Bank Resona Perdania Kreditur Kepemilikan kurang dari 5%
Jumlah
Sebelum Konversi Saham Lembar % Nominal
214.075.822 6.20% 214.075.822.000
79.924.178 2.32% -
Konversi Saham % Nominal
Lembar
-
-
Lembar
-
Setelah Konversi Saham % Nominal
214.075.822
3.89%
214.075.822.000
79.924.178.000 - 79.924.178 1.45% 79.924.178.000 - 1.359.667.303 66.04% 1.359.667.303.000 1.359.667.303 24.68% 1.359.667.303.000 - 428.399.466 20.81% 428.399.466.000 428.399.466 13.57% 428.399.466.000 - 217.595.589 10.57% 217.595.589.000 217.595.589 3.95% 217.595.589.000
53.304.108 2.59% 53.304.108.000 53.304.108 0.97% 53.304.108.000 294.000.000 8.52% 294.000.000.000 2.058.966.466 100.00% 2.058.966.466.000 2.352.966.466 48.50% 2.352.966.466.000
2.632.174.045 76.28% 1.039.708.747.775 217.713.413 6.31% 85,996,798,135
-
-
- 2.632.174.045 47.77% 1.039.708.747.775 - 217.713.413 3.95% 85.996.798.135
306.720.137 8.89% 121.154.454.115 3.156.607.595 91% 1.246.860.000.025
-
-
- 306.720.137 5.57% 121.154.454.115 - 3.156.607.595 57.29% 1.246.860.000.025
3.450.607.595 100% 1.540.860.000.025 2.058.966.466 100.00% 2.058.966.466.000 5.509.574.061 105.80% 3.599.826.466.025
Perjanjian Restrukturisasi Tahap II di atas menambahkan ketentuan bahwa Perusahaan, tanpa persetujuan tertulis dari mayoritas kreditur, tidak diperkenankan untuk memperoleh fasilitas pinjaman baru, dari pihak atau lembaga keuangan manapun, yang dijamin dengan jaminan yang sama seperti halnya yang pinjaman di atas.
37
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. HUTANG JANGKA PANJANG LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari hutang kepada: 2011 Alison Investment (HK) Ltd. ($AS 50.617.678 pada tahun 2010) Lain-lain
2010
2.597.455.604
455.103.545.759 7.130.338.625
Jumlah Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
2.597.455.604
462.233.884.384
1.097.455.604
18.217.738.625
Bagian jangka panjang
1.500.000.000
444.016.145.759
Hutang Perusahaan kepada Alison Investment (HK) Ltd, pihak ketiga, timbul dari transaksi pembelian mesin kertas X (sepuluh) senilai $AS 55.581.500 dengan jangka waktu pembayaran angsuran selama 4 tahun (lihat Catatan 12). Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, hutang pembelian aset tetap kepada Alison Investment (HK) Ltd., telah diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dengan rincian sebagai berikut: $AS
Rp
Saldo sebelum penerapan PSAK No. 50 dan 55 (Revisi 2006) (1 Januari 2010) Dampak penyesuaian atas penerapan PSAK No. 50 dan 55 (Revisi 2006) (lihat Catatan 4) Beban keuangan tahun berjalan Pembayaran tahun berjalan Dampak selisih kurs
53.881.500
506.486.100.000
(1.842.580) 478.758 (1.900.000) -
(17.191.269.050) 4.304.513.774 (17.678.420.000) (20.817.378.965)
Saldo tanggal 31 Desember 2010
50.617.678
455.103.545.759
232.841 (1.800.000) (50.181.500) 1.130.981 -
2.014.775.944 (16.165.800.000) (428.399.465.500) 9.701.546.440 (22.254.602.643)
-
-
Beban keuangan tahun berjalan Pembayaran tahun berjalan Konversi hutang (lihat Catatan 17) Rugi atas konversi hutang Dampak selisih kurs Saldo tanggal 31 Desember 2011
Pada tanggal 31 Desember 2011, hutang lain-lain kepada Alison Investments (HK) Ltd., telah dikonversi menjadi modal saham (lihat Catatan 17c dan 20). 19. LIABILITAS DIESTIMASI ATAS IMBALAN KERJA KARYAWAN Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Perusahaan mencatat liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan berdasarkan perhitungan aktuaris independen yang dilakukan oleh PT Bumi Dharma Aktuaria yang dalam laporannya masing-masing bertanggal 27 Januari 2012 dan 19 Januari 2010 menggunakan metode “Projected Unit Credit” dan asumsi-asumsi utama sebagai berikut:
38
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. LIABILITAS DIESTIMASI ATAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan) 2011 Umur pensiun normal Kenaikan gaji (per tahun) Tingkat bunga diskonto (per tahun) Tingkat mortalitas
2010
55 tahun 3% 7% CSO-1980
55 tahun 3% 9,5% CSO-1980
Beban imbalan kerja karyawan yang diakui di laporan laba rugi komprehensif adalah sebagai berikut: 2011
2010
Biaya jasa kini Biaya bunga Amortisasi biaya jasa lalu yang belum diakui Keuntungan aktuarial yang diakui
957.130.919 1.511.233.261 186.932.623 250.091.567
Jumlah beban
2.905.388.370
768.768.628 1.455.442.945 211.551.628 (1.473.790.564) 961.972.637
Liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan yang disajikan di laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut: 2011 2010 -
Nilai kini liabilitas yang tidak didanai Biaya jasa lalu yang belum diakui Keuntungan aktuarial yang belum diakui
22.484.431.625 (4.111.622.106) (5.055.807.734)
17.668.702.464 (4.864.673.876) (1.011.563.376)
Jumlah liabilitas
13.317.001.785
11.792.465.212
Mutasi liabilitas di laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut: 2011
2010
Saldo awal Beban tahun berjalan Pembayaran imbalan kerja
11.792.465.213 2.905.388.370 (1.380.851.798)
11.282.577.205 961.972.637 (452.084.630)
Saldo akhir
13.317.001.785
11.792.465.212
20. MODAL SAHAM Rincian pemegang saham Perusahaan berdasarkan daftar pemegang saham yang diterbitkan oleh PT Raya Saham Registra, Biro Administrasi Efek, pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011 Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham Seri A ZT Holding Pte. Ltd. Alison Investments (HK) Ltd.
1.359.667.303 428.399.466
39
Persentase Kepemilikan 24,68% 7,78%
Jumlah 1.359.667.303.000 428.399.466.000
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20. MODAL SAHAM (lanjutan) 2011 Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh PT Bank Resona Perdania PT Intan Teguh Sejati Masyarakat (masing-masing dengan pemilikan kurang dari 5%) Jumlah Saham Seri A
Persentase Kepemilikan
Jumlah
217.595.589 214.075.822
3,95% 3,89%
217.595.589.000 214.075.822.000
133.228.286
2,41%
133.228.286.000
2.352.966.466
42,71% 2.352.966.466.000
2.632.174.045 217.713.413
47,77% 3,95%
1.039.708.747.775 85.996.798.135
306.720.137
5,57%
121.154.454.115
Jumlah Saham Seri B
3.156.607.595
57,29%
1.246.860.000.025
Jumlah
5.509.574.061
100,00%
3.599.826.466.025
Saham Seri B ZT Holding Pte. Ltd. PT Bank Resona Perdania Masyarakat (masing-masing dengan pemilikan kurang dari 5%)
2010 Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham Seri A PT Intan Teguh Sejati Masyarakat (masing-masing dengan pemilikan kurang dari 5%)
Persentase Kepemilikan
Jumlah
214.075.822
6,20%
214.075.822.000
79.924.178
2,32%
79.924.178.000
294.000.000
8,52%
294.000.000.000
2.632.174.045 217.713.413
76,28% 6,31%
1.039.708.747.775 85.996.798.135
306.720.137
8,89%
121.154.454.115
Jumlah Saham Seri B
3.156.607.595
91,48%
1.246.860.000.025
Jumlah
3.450.607.595
100,00%
1.540.860.000.025
Jumlah Saham Seri A Saham Seri B ZT Holding Pte. Ltd. PT Bank Resona Perdania Masyarakat (masing-masing dengan pemilikan kurang dari 5%)
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, tidak terdapat anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang mempunyai kepemilikan atas saham Perusahaan.
40
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20. MODAL SAHAM (lanjutan) Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal 19 Agustus 2011, sebagaimana tertuang dalam Akta No. 24 dari Wachid Hasyim, S.H., Notaris di Surabaya, di mana telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-AH.01.10-30681 tanggal 27 September 2011, para pemegang saham telah menyetujui hal-hal sebagai berikut: - Konversi hutang senilai $AS 241.181.500 yang terdiri dari pinjaman jangka panjang Tranche A, Tranche D dan hutang kepada Alison Investment (HK) Ltd., masing-masing sebesar $AS 16.000.000, $AS 175.000.000 dan $AS 50.181.500 (lihat Catatan 17c,18 dan 20), menjadi 2.058.966.466 saham baru dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham. - Peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perusahaan, sehubungan dengan konversi hutang menjadi modal saham, dari semula sejumlah 3.450.607.595 saham yang terdiri dari 294.000.000 saham Seri A dan 3.156.607.595 saham Seri B menjadi sejumlah 5.509.574.061 saham yang terdiri dari 2.352.966.466 saham Seri A , dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham dan 3.156.607.595 saham Seri B, dengan nilai nominal Rp 395 per saham (lihat Catatan 17c,18 dan 20). - Perubahan susunan dan pengangkatan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan untuk masa bakti hingga tahun 2016 (lihat Catatan 1c). - Perubahan susunan dan pengangkatan Komite Audit Perusahaan (lihat Catatan 1c). 21. PENJUALAN BERSIH Rincian penjualan bersih adalah sebagai berikut: 2011
2010
Lokal Ekpor
264.842.577.351 92.277.633.065
239.413.237.416 126.088.651.558
Jumlah
357.120.210.416
365.501.888.974
Penjualan yang berasal dari pihak-pihak yang berelasi adalah sebesar Rp 34.748.180.612 dan Rp 42.443.300.729 atau sekitar 9,7% dan 11,6%, masing-masing dari jumlah kumulatif penjualan bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (lihat Catatan 8a). Sepanjang tahun 2011 dan 2010, tidak terdapat penjualan kepada pelanggan yang secara individu melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih. 22. BEBAN POKOK PENJUALAN Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut: 2011
2010
Pemakaian bahan baku Upah langsung Penyusutan (lihat Catatan 12) Beban overhead
162.776.090.718 13.727.047.435 24.740.614.290 118.284.810.925
170.195.419.169 13.642.358.375 54.998.701.323 139.366.745.598
Jumlah beban produksi
319.528.563.368
378.203.224.465
(2.634.300.606)
-
Persediaan barang jadi Awal tahun Akhir tahun (lihat Catatan 9)
52.169.084.266 (18.285.599.825)
58.630.729.745 (52.169.084.266)
Beban Pokok Penjualan
350.777.747.203
384.664.869.944
Persediaan pembungkus
41
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22. BEBAN POKOK PENJUALAN (lanjutan) Jumlah dan persentase pembelian dari pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan 8. Rincian pembelian kepada pemasok yang nilainya secara individu melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih Perusahaan selama tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011
2010
PT Riau Andalan Pulp and Paper Indonesia Lain-lain (masing-masing di bawah 10% dari penjualan bersih)
46.589.716.474
58.931.047.531
126.125.135.990
216.950.779.076
Jumlah
172.714.852.464
275.881.826.607
23. BEBAN USAHA Rincian beban usaha adalah sebagai berikut : 2011 Penjualan dan distribusi Angkutan Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Ekspor Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 350 juta) Sub-jumlah Umum dan administrasi Penyusutan (lihat Catatan 12) Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Sewa kantor Honorarium jasa profesional Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 350 juta) Sub-jumlah Jumlah
2010
2.476.959.745 1.051.604.004 813.769.724
2.185.621.893 1.110.599.789 3.857.445.386
604.866.281
350.029.390
4.947.199.754
7.503.696.458
71.911.225.328 5.199.739.426 1.400.400.000 220.415.000
41.563.410.256 5.627.162.163 1.400.400.000 369.247.500
5.624.078.682
1.181.407.117
84.355.858.436
50.141.627.036
89.303.058.190
57.645.323.494
24. BEBAN KEUANGAN Akun ini merupakan beban keuangan dengan rincian sebagai berikut: 2011
2010
Hutang lain-lain - Alison Investment (HK) Ltd., (lihat Catatan 18) Obligasi konversi (Tranche B) (lihat Catatan 17a)
2.014.775.944 783.881.156
4.304.513.774 793.661.518
Jumlah
2.798.657.100
5.098.175.292
42
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
25. INSTRUMEN KEUANGAN Seluruh aset keuangan dikategorikan sebagai kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang yang diukur pada biaya perolehannya sedangkan seluruh liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi (lihat Catatan 2d). Rincian dari aset dan liabilitas keuangan tersebut adalah sebagai berikut: 2011 Aset Keuangan Kas dan bank Piutang usaha Piutang lain-lain Bank yang dibatasi penggunaannya Uang jaminan
2010
6.238.663.195 97.439.008.558 105.838.480 12.247.277.991 1.120.000.000
1.311.568.530 61.049.231.610 2.339.734.264 10.248.314.211 1.120.000.000
Jumlah Aset Keuangan
117.150.788.224
76.068.848.615
% terhadap jumlah aset
5,67%
3,44%
Liabilitas Keuangan Hutang usaha Beban masih harus dibayar Hutang lain-lain Pinjaman jangka panjang Liabilitas bunga ditangguhkan Hutang kepada pihak berelasi
39.298.256.979 13.808.681.028 2.597.455.604 306.246.645.116 66.982.708.949 12.913.492.785
56.735.900.875 18.184.479.205 462.233.884.384 2.020.126.217.793 313.956.796.253 26.973.000.000
Jumlah Liabilitas Keuangan
441.847.240.461
2.898.210.278.510
% terhadap jumlah liabilitas
70,65%
94,01%
-
Nilai wajar kas, bank, seluruh piutang, uang jaminan, bank yang dibatasi penggunaannya, seluruh hutang dan beban masih harus dibayar telah mendekati nilai tercatatnya karena merupakan akunakun lancar yang akan jatuh tempo dalam jangka pendek.
-
Hutang kepada pihak berelasi merupakan pinjaman yang dapat dilunasi sewaktu-waktu (repayable on demand). Sehingga nilai wajarnya tidak dapat dihitung secara andal.
-
Liabilitas bunga ditangguhkan telah dicatat dengan menggunakan tingkat suku bunga pasar dan sejauh ini manajemen meyakini tidak terdapat perbedaan signifikan antara nilai wajar dengan nilai tercatatnya.
-
Nilai wajar pinjaman jangka panjang dan hutang lain-lain ditentukan dengan mendiskontokan arus kas masa depan dengan menggunakan suku bunga yang berlaku dari transaksi pasar yang dapat diamati untuk instrumen dengan persyaratan, risiko kredit dan jatuh tempo yang sama. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara nilai tercatat dan nilai wajar dari kedua akun tersebut.
26. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya menghadapi eksposur risiko yang terkait dengan instrumen keuangan (risiko keuangan) yang meliputi risiko suku bunga, risiko mata uang, risiko kredit dan risiko likuiditas. Pengelolaan terhadap risiko keuangan ditujukan guna meminimalisasi eksposur dan dampak keuangan yang akan merugikan Perusahaan. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, manajemen tidak memperkenankan adanya transaksi derivatif yang bertujuan spekulatif. Berikut ini adalah ikhtisar tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan:
43
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) a.
Risiko Suku Bunga Risiko ini merupakan risiko di mana arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan akan mengalami fluktuasi akibat dari perubahan suku bunga pasar serta risiko terhadap perubahan nilai wajar. Risiko ini sangat erat kaitannya dengan struktur keuangan Perusahaan di mana rasio liabilitas terhadap aset mencapai 30,25% dan 139,39%, masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Pada tahun 2011, Perusahaan telah berhasil melakukan restrukturisasi hutang dengan para kreditur di mana sebagian saldo hutang dikonversi menjadi modal saham dan sebagian hutang bunga juga telah dihapuskan (lihat Catatan 17c,18 dan 20). Hal ini secara signifikan dapat mengurangi eksposur Perusahaan terhadap risiko suku bunga dan risiko mata uang.
b. Risiko Mata Uang Risiko ini merupakan risiko di mana arus kas kontraktual dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Eksposur ini timbul dari transaksi-transaksi usaha (termasuk pinjaman dan pendanaan) yang dilakukan dalam mata uang selain Rupiah yang menimbulkan saldo aset dan liabilitas moneter sebagai berikut: 2011 Mata uang asing Aset Moneter Kas dan bank
Piutang usaha Bank yang dibatasi penggunaannya
$AS Euro $AS $AS
606.585 1.199 776.553 854.354
Jumlah Aset Moneter Liabilitas Moneter Hutang usaha
Beban masih harus dibayar Hutang lain-lain Pinjaman jangka panjang Tranche A Tranche B Liabilitas bunga ditangguhkan Hutang kepada pihak berelasi
Setara Rupiah
5.500.513.315 14.075.883 7.041.778.524 7.747.277.991 20.303.645.713
$AS Euro $AS $AS
2.134.165 4.400 926.456 121.025
19.352.607.676 51.651.600 8.401.191.421 1.097.455.607
$AS $AS $AS $AS
24.000.000 9.772.237 7.386.713 1.424.073
217.632.000.000 88.614.645.116 66.982.708.950 12.913.492.785
Jumlah Liabilitas Moneter
415.045.753.155
Jumlah Liabilitas Moneter – bersih
394.742.107.442
% terhadap jumlah liabilitas
63%
44
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) b.
Risiko Mata Uang (lanjutan) 2010 Mata uang asing Aset Moneter Kas dan bank
Piutang usaha - pihak ketiga Bank yang dibatasi penggunaannya
$AS Euro $AS Euro $AS
64.087 1.251 125.404 37.624 719.421
Jumlah Aset Liabilitas Moneter Hutang usaha - pihak ketiga
Beban masih harus dibayar Hutang kepada pihak berelasi Hutang lain-lain Pinjaman jangka panjang Tranche A Tranche B Tranche D Liabilitas bunga ditangguhkan
Setara Rupiah
576.207.772 14.953.489 1.127.504.397 449.834.218 6.468.314.211 8.636.814.087
$AS Yen $AS $AS $AS
4.489.918 1.262,25 1.415.436 3.000.000 51.243.898
40.368.850.490 13.921.355 12.726.184.716 26.973.000.000 460.733.884.384
$AS $AS $AS $AS
40.000.000 9.683.152 175.000.000 34.919.007
359.640.000.000 87.061.217.793 1.573.425.000.000 313.956.796.253
Jumlah Liabilitas Moneter
2.874.898.854.991
Jumlah Liabilitas Moneter – bersih
2.866.262.040.904
% terhadap jumlah liabilitas
93%
Apabila liabilitas bersih dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2011 di atas dijabarkan dengan menggunakan kurs tengah mata uang asing pada tanggal laporan keuangan ini diterbitkan, maka liabilitas bersih dalam mata uang asing Perusahaan tersebut akan mengalami kenaikan kenaikan sebesar Rp 88.203.412 atau 0,02%. Manajemen meyakini bahwa hingga 12 (dua belas) bulan ke depan, kurs Rupiah terhadap mata uang asing lainnya tidak berfluktuasi dalam rentang yang signifikan. Perusahaan tidak melakukan aktivitas lindung nilai secara khusus untuk mengelola risiko terkait mata uang asing. Meski demikian, untuk mengurangi eksposur yang ada, Perusahaan senantiasa berupaya untuk menumbuhkan penjualan ekspor, di mana secara tidak langsung merupakan penyeimbang terhadap pembelian impor sehingga memberikan natural hedging bagi operasi Perusahaan. Selain itu, Perusahaan dalam banyak kesempatan juga mengupayakan melakukan kontrak-kontrak bisnis berdasarkan kurs yang tetap. Keberhasilan Perusahaan untuk melakukan restrukturisasi hutang tahap kedua dengan para kreditur (lihat Catatan 17c,18 dan 20) juga secara signifikan dapat mengurangi eksposur terhadap risiko ini. c.
Risiko Kredit Risiko ini timbul ketika salah satu pihak yang terikat dalam kontrak atas instrumen keuangan akan gagal memenuhi kewajibannya sehingga menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan. Risiko kredit yang dihadapi Perusahaan terutama berasal dari penjualan kredit yang diberikan kepada pelanggan. Risiko ini juga timbul dari simpanan dana di bank atau bentuk investasi lainnya.
45
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) c.
Risiko Kredit (lanjutan) Untuk meminimalisir risiko kredit yang terkait dengan piutang, Perusahaan menetapkan kebijakan kredit yang prudent di mana fasilitas kredit hanya diberikan kepada pihak-pihak yang kredibel. Hal tesebut dilakukan melalui proses verifikasi kredit yang antara lain mencakup pertimbangan atas kemampuan finansial pelanggan, catatan pembayaran/tunggakan, volume transaksi, lama relasi bisnis dengan Perusahaan, reputasi pelanggan dan sebagainya. Upaya ini dilengkapi dengan senantiasa memantau saldo, sistem dan kinerja penagihan piutang secara secara kontinyu. Perusahaan tidak memiliki risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan pada kelompok usaha/segmen tertentu. Di samping itu, untuk meminimalisir risiko kredit terkait dengan simpanan dana atau investasi, Perusahaan memiliki kebijakan untuk hanya menempatkan dana pada bank atau institusi keuangan yang kredibel dan memiliki reputasi baik. Eksposur maksimum Perusahaan terhadap risiko ini pada tanggal 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010, masing-masing adalah sebesar Rp 116.030.788.224 dan Rp 74.948.848.615 yang mencakup saldo dari akun-akun kas, bank, seluruh piutang dan bank yang dibatasi penggunaannya.
d. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas (risiko pendanaan) adalah risiko di mana Perusahaan akan mengalami kesulitan memperoleh dana tunai dalam rangka memenuhi komitmennya atas instrumen keuangan. Tujuan pengelolaan terkait dengan risiko ini terutama dimaksudkan untuk menjaga tingkat kas dalam besaran yang memadai guna mendanai kebutuhan operasional dan menutup liabilitas (terutama liabilitas jangka pendek). Pengelolaan terhadap risiko ini mencakup manajemen kas yang mencakup hingga beberapa periode ke depan, menjaga profil jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan, senantiasa memantau rencana dan realisasi arus kas, mengupayakan penagihan kredit kepada pelanggan secara tepat waktu dan sedapat mungkin mengurangi transaksi pembelian yang dilakukan secara tunai. Di samping itu terkait dengan beberapa pinjaman yang telah jatuh tempo (baik untuk bunga ataupun pokok), Perusahaan telah melakukan beberapa negosiasi untuk penundaan dan melakukan restrukturisasi hutang guna menyesuaikan dengan kemampuan likuiditas Perusahaan (lihat Catatan 17c,18 dan 20). Profil jatuh tempo atas liabilitas keuangan Perusahaan berdasarkan arus kas kontraktual yang tidak didiskontokan adalah sebagai berikut: 2011
2010
Dalam 1 tahun 1 hingga 2 tahun 2 hingga 3 tahun 3 hingga 4 tahun Lebih dari 5 tahun
54.204.393.614 66.982.708.949 161.158.645.116 86.957.492.785 72.544.000.000
265.918.846.685 249.068.068.275 2.128.877.551.690 141.409.405.930 112.936.405.930
Jumlah
441.847.240.464
2.898.210.278.510
46
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) e.
Pengelolaan Modal Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat antara jumlah liabilitas dan ekuitas guna mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham dan para pemangku kepentingan lainnya. Perusahaan mengelola dan melakukan penyesuaian terhadap struktur permodalan berdasarkan perubahan kondisi ekonomi dan kebutuhan bisnis. Dalam rangka memelihara dan mengelola struktur permodalan, Perusahaan dapat menyesuaikan besaran dividen bagi pemegang saham, menerbitkan saham baru, melakukan penawaran umum, membeli kembali saham yang beredar, mengusahakan pendanaan melalui pinjaman, melakukan konversi hutang ke modal saham ataupun menjual aset untuk mengurangi pinjaman. Kebijakan manajemen adalah mempertahankan secara konsisten struktur permodalan yang sehat dalam jangka panjang guna mengamankan akses terhadap berbagai alternatif pendanaan pada biaya (cost of fund) yang wajar. Tidak ada ketentuan atau peraturan khusus yang ditetapkan bagi Perusahaan mengenai jumlah permodalan selain dari yang diatur di dalam Undang-undang No. 1/1995 tanggal 7 Maret 1995 mengenai Perseroan Terbatas yang kemudian diubah dengan Undang-undang No. 40/2007 tanggal 16 Agustus 2007. Sebagaimana praktik yang berlaku umum, Perusahaan mengevaluasi struktur permodalan melalui rasio hutang terhadap modal (gearing ratio) yang dihitung melalui pembagian antara hutang neto dengan modal. Hutang neto adalah jumlah liabilitas sebagaimana disajikan di dalam laporan posisi keuangan dikurangi dengan jumlah kas dan setara kas. Sedangkan modal meliputi seluruh komponen ekuitas. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 perhitungan rasio tersebut adalah sebagai berikut: 2011 2010 Jumlah liabilitas Dikurangi kas dan setara kas
625.451.485.135 6.238.663.195
3.082.893.720.743 1.311.568.530
Liabilitas bersih
619.212.821.940
3.081.582.152.213
Jumlah ekuitas
1.441.953.835.213
(871.192.678.883)
0,43X
(3,53X)
Rasio hutang terhadap modal
Membaiknya gearing ratio Perusahaan pada tahun 2011 bila dibandingkan dengan tahun 2010, terkait erat dengan restrukturisasi pinjaman tahap II (lihat Catatan 17c,18 dan 20). 27. INFORMASI SEGMEN Manajemen mengidentifikasi informasi dan mengevaluasi kinerja berdasarkan segmen produk. Informasi segmen tersebut adalah sebagai berikut : 2011 Kertas Budaya
Kertas Industri
Jumlah
Hasil Penjualan bersih Beban pokok penjualan Laba kotor Beban usaha
231.076.003.424 228.491.422.554 2.584.580.870 60.008.153.544
126.044.206.992 122.286.324.649 3.757.882.343 29.294.904.646
357.120.210.416 350.777.747.203 6.342.463.213 89.303.058.190
Rugi usaha
(57.423.572.674 )
(25.537.022.303 )
(82.960.594.977)
47
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) 2011 Kertas Budaya Aset Aset segmen Aset yang tidak dapat dialokasikan
Kertas Industri
1.231.658.420.856
645.518.130.795
Jumlah liabilitas Informasi Segmen Lainnya Penyusutan
1.877.176.551.651 190.228.768.697
Jumlah aset Liabilitas Liabilitas segmen Liabilitas yang tidak dapat dialokasikan
Jumlah
2.067.405.320.348
6.600.179.985
7.208.501.040
13.808.681.025 611.642.804.110 625.451.485.135
54.786.654.863
41.865.184.755
96.651.839.618
2010 Kertas Budaya Hasil Penjualan bersih Beban pokok penjualan Rugi kotor Beban usaha Rugi usaha Aset Aset segmen Aset yang tidak dapat dialokasikan
Kertas Industri
201.398.319.265 218.996.371.222 (17.598.051.957) 32.099.509.351 (49.697.561.308)
1.256.961.085.836
164.103.569.709 165.668.498.722 (1.564.929.013) 25.545.814.143 (27.110.743.156)
698.643.740.807
365.501.888.974 384.664.869.944 (19.162.980.970 ) 57.645.323.494 (76.808.304.464)
1.955.604.826.643
256.096.215.217
Jumlah aset Liabilitas Liabilitas segmen Liabilitas yang tidak dapat dialokasikan
Jumlah
2.211.701.041.860
7.816.689.622
10.367.789.585
18.184.479.207
3.064.709.241.536
Jumlah liabilitas Informasi Segmen Lainnya Pengeluaran modal
3.082.893.720.743
4.971.733.749
Penyusutan
96.562.111.579
28. KELANGSUNGAN USAHA Pada tahun 2011 ekonomi dunia mengalami beberapa gejolak dengan ditandai oleh tsunami di Fukushima Perfecture, Jepang, yang diikuti dengan gempa berkekuatan tinggi serta meledaknya reaktor nuklir di bulan Maret 2011. Situasi tersebut berlanjut dengan krisis di Yunani dan beberapa negara lain di Eropa di bulan Mei 2011. Di kuartal terakhir 2011, banjir besar melanda Thailand yang mengakibatkan kerugian besar dan menghentikan ekonomi Thailand untuk beberapa bulan. Di sisi lain, ekonomi Indonesia masih menunjukkan kinerja yang cukup baik di mana ekonomi tumbuh 6,5% dibanding tahun 2010. 48
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. KELANGSUNGAN USAHA (lanjutan) Di tahun 2011, Perusahaan telah melakukan perjanjian restrukturisasi pinjaman yang kedua dengan skema utama konversi hutang menjadi modal (lihat Catatan 17c,18 dan 20). Dengan restrukturisasi tersebut, Perusahaan memiliki kesempatan yang lebih baik dari sisi finansial untuk melangkah lebih maju. Namun hal ini masih terkendala dengan kondisi suplai gas yang masih belum stabil di tahun 2011. Di samping itu, harga gas dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN) mengalami peningkatan 36% yang mulai berlaku pada tanggal 1 November 2011, dan tentunya hal ini akan membebani kinerja Perusahaan. Sebagai akibatnya, Perusahaan mengalami penurunan penjualan bersih menjadi sebesar Rp 357,1 miliar dari Rp 365,5 miliar di tahun sebelumnya (3,78%). Dalam laporan Tinjauan Kebijakan Moneter yang diterbitkan oleh Bank Indonesia untuk bulan Februari 2012, pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan berada di kisaran 6.3% – 6.7% dengan sektor pendukung utama adalah sektor industri, sektor transportasi dan komunikasi serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Dengan kondisi tersebut, Perusahaan berupaya untuk bisa memperbaiki kinerja operasional dan keuangannya dengan menjalankan beberapa alternatif sebagai berikut: 1.
Memfinalkan rencana kerjasama dengan pihak ketiga untuk membangun power plant batubara guna menyelesaikan permasalah energi listrik dan steam yang dialami oleh Perusahaan selama bertahuntahun.
2.
Menjajaki peluang kerja sama dengan investor untuk meningkatkan kinerja keuangan dan kinerja operasional Perusahaan.
3.
Menjajaki peluang kerjasama dengan perbankan untuk mendapatkan tambahan modal kerja.
29. REVISI DAN PENERBITAN STANDAR AKUNTANSI BARU Standar dan Interpretasi Akuntansi Keuangan baru ataupun revisi yang telah diterbitkan oleh DSAK IAI namun sampai dengan tanggal laporan keuangan belum efektif adalah sebagai berikut: Berlaku efektif 1 Januari 2012 -
PSAK No. 10 PSAK No. 13 PSAK No. 16 PSAK No. 18 PSAK No. 24 PSAK No. 26 PSAK No. 28 PSAK No. 30 PSAK No. 33
(Revisi 2010) (Revisi 2011) (Revisi 2011) (Revisi 2010) (Revisi 2010) (Revisi 2011) (Revisi 2011) (Revisi 2011) (Revisi 2011)
: : : : : : : : :
-
PSAK No. 34 PSAK No. 36 PSAK No. 45 PSAK No. 46 PSAK No. 50 PSAK No. 53 PSAK No. 55 PSAK No. 56 PSAK No. 60 PSAK No. 61
(Revisi 2010) (Revisi 2011) (Revisi 2011) (Revisi 2010) (Revisi 2010) (Revisi 2010) (Revisi 2010) (Revisi 2011)
: : : : : : : : : :
- PSAK No. 62
:
)
Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing* Properti Investasi Aset Tetap Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya Imbalan Kerja Biaya Pinjaman Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian Sewa Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum Kontrak Konstruksi Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba Pajak Penghasilan Instrumen Keuangan: Penyajian Pembayaran Berbasis Saham Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran Laba Per Saham Instrumen Keuangan: Pengungkapan Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah Kontrak Asuransi
49
PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 Dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29. REVISI DAN PENERBITAN STANDAR AKUNTANSI BARU (lanjutan) Berlaku efektif 1 Januari 2012 (lanjutan) - PSAK No. 63 - PSAK No. 64
: :
- ISAK No. 13 - ISAK No. 15
: :
- ISAK No. 16 - ISAK No. 18
: :
- ISAK No. 19
:
- ISAK No. 20
:
- ISAK No. 22 - ISAK No. 23 - ISAK No. 24
: : :
- ISAK No. 25 - ISAK No. 26
: :
Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya Perjanjian Konsesi Jasa Bantuan Pemerintah –Tidak Berelasi Spesifik Dengan Aktivitas Operasi Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi Pajak Penghasilan - Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan Sewa Operasi - Insentif Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa Hak atas Tanah Penilaian Ulang Derivatif Melekat
:
Perjanjian Konstruksi Real Estat
Berlaku efektif 1 Januari 2013 - ISAK No. 21
*) Penerapan dini diperkenankan Perusahaan sedang mengevaluasi Standar dan Interpretasi di atas dan belum dapat menentukan dampak yang timbul terhadap laporan keuangan. 30. REKLASIFIKSI AKUN Komponen beban pokok penjualan (lihat Catatan 22) dalam laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 telah direklasifikasi dengan rincian sebagai berikut: Sebelum Reklasifikasi Penyesuaian kerugian atas bencana banjir (lihat Catatan 9) Beban overhead
(6.196.734.507) 145.563.480.106
Setelah Reklasifikasi 139.366.745.598
31. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan telah diselesaikan dan diotorisasi untuk diterbitkan oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 19 Maret 2012. .
50