PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian - Interim 30 September 2012
An ICTSI ctoup Company
Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggungawab atas Laporan Keuangan Konsolidasian lnterim per 30 September 2O12 PT ICTSI JASA PRIMA Tbk ("Perseroan") dan Entitas Anak
Atas nama Direksi Perseroan, kamiyang beftanda tangan di bawah ini: Nama
Alamat Kantor Alamat Domisili
Lasmar L. Edullantes Graha Kirana L1.7, Jl. Yos Sudarso No.88, Jakarta Utara 14350 Jalan Dago Raya No.57, Taman Dago Villas, Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, lndonesia
Telepon
(o2t) 653-14710
Jabatan
Presiden Direktur
menyatakan bahwa:
L.
Kami bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian interim Perseroan dan Entitas Anak;
2.
Laporan keuangan konsolidasian interim Perseroan dan Entitas Anak telah disusun dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di lndonesia;
3. a.
Semua informasi dalam laporan keuangan konsolidasian interim perseroan dan Entitas Anak telah dimuat secara lengkap dan benar;
b'
Laporan keuangan konsolidasian interim Perseroan dan Entitas Anak tidak mengandung informasi atas fakta material yang tidak benar, dan ildak menghilangkan informasi atau fakta
material;
4-
Kami bertanggung iawab atas sistem pengendalian internal dalam perseroan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
S,
Jaxatra,
3l oktobel
tQlJ
Lasmar L. Edullantes Presiden Direktur
PT ICTSI JASA PRIMA TbK. Graha Kirana 7th H. suite 701 Jl. Yos Sudarso No.88 Jakarta Utara 143S0 Phone : 62 2L 65314710 Fax. 62 27
653t47Lf
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2012 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011
Daftar Isi Halaman Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian......................................................................................
1-2
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian..........................................................................
3
Laporan Perubahan Defisit Modal Konsolidasian..........................................................................
4
Laporan Arus Kas Konsolidasian...................................................................................................
5
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian............................................................................
6 - 37
*****************************
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan
30 September 2012
31 Desember 2011
2p,4
11.247.857.697
1.203.600.550
2m,10a 2d 5
15.696.121.057 202.733.665 6.778.502.263 462.774.508 16.136.327.000
17.080.839 25.000.000
50.524.316.190
1.245.681.389
308.356.940.328
-
1.070.421.952
-
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang Usaha (setelah dikurangi penyisihan hutang ragu-ragu sebesar Rp 26.855.000 pada tahun 2012 Piutang Lain-lain Pajak dibayar di muka Biaya dibayar di muka Uang muka dan lain-lain JUMLAH ASET LANCAR GOODWILL AKTIVA PAJAK TANGGUHAN – BERSIH ASET TIDAK LANCAR Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 140.731.506.890 pada tanggal 30 September 2012 dan Rp 16.863.456.771 pada tanggal 31 Desember 2011 Properti investasi - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 0,- pada tanggal 30 Juni 2012 dan Rp 10.079.964.005 pada tanggal 31 Desember 2011 Aset tetap yang tidak digunakan Aset tidak lancar lainnya
2e,2f,2g,6
2g,2i,7 2e,2g,8 2p
171.840.978.794
2.433.536.799
37.903.125
9.228.424.193 258.776.514 6.960.625
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR
171.878.881.919
11.927.698.131
JUMLAH ASET
531.830.560.389
13.173.379.520
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.
1
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
30 September 2012
31 Desember 2011
LIABILITAS DAN DEFISIT MODAL LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang usaha Utang lain-lain Pinjaman pihak berelasi Biaya masih harus dibayar Utang pajak Uang muka penjualan
2p,9
1.647.971.863 300.571.630 537.382.044.412 987.705.955 101.124.186 -
1.496.051.066 2.258.558.044 788.124.315 245.754.435 50.000.000
540.419.418.045
2.579.929.816
536.380.352 1.074.172.352
60.363.016.084 536.380.352 461.263.734
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG
1.610.552.704
63.619.218.214
JUMLAH LIABILITAS
542.029.970.749
66.199.148.030
2c,2p,24 2p,11 2m,10b
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK LIABILITAS JANGKA PANJANG Pinjaman jangka panjang Liabilitas pajak tangguhan Liabilitas imbalan kerja
2p,12 2m,10e 2k,25
DEFISIT MODAL Defisit Modal yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk Modal saham - nilai nominal Rp 500 per saham Modal dasar - 1.200.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 587.152.700 saham Agio saham Selisih modal Keppres No. 26/1984 Saldo rugi
13 14 15
Sub-jumlah
293.576.350.000 5.500.000.000 76.121.422 (309.352.961.782) (10.200.490.360 )
Kepentingan Nonpengendali
2b,16
1.080.000
JUMLAH DEFISIT MODAL - NETO
(10.199.410.360 )
JUMLAH LIABILITAS DAN DEFISIT MODAL
531.830.560.389
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.
2
293.576.350.000 5.500.000.000 76.121.422 (352.201.229.535) (53.048.758.113) 22.989.603 (53.025.768.510)
13.173.379.520
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 September 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30 September 2012 (9 Bulan)
Catatan
30September 2011 (9 Bulan)
PENJUALAN BERSIH
2k,17
119.757.887.730
14.242.827.215
BEBAN POKOK PENJUALAN
2k,18
-
(20.892.473.992)
RUGI BRUTO Beban biaya operasional Beban penjualan Beban umum dan administrasi Pendapatan operasi lain Beban operasi lain
2k, 19 2k, 20 2k, 21 2k, 22
LABA (RUGI) USAHA Pendapatan keuangan Biaya keuangan
2k 2k, 2p, 23
LABA (RUGI) SEBELUM MANFAAT PAJAK PENGHASILAN TANGGUHAN MANFAAT PAJAK PENGHASILAN TANGGUHAN
2m,10d
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN
(6.649.646.777)
(122.247.827.956) (9.931.239.645) 60.744.861.254 (11.873.102.282)
(71.598.492) (3.550.558.457) 6.200.148.413 (126.077.503)
36.450.579.102
(4.197.732.816)
211.126.988 (9.051.846.766)
3.194.469 (7.997.401.637)
27.609.859.324
(12.191.939.984)
-
-
27.609.859.324
KEPENTINGAN NON PENGENDALI
(12.191.939.984)
-
JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
LABA (RUGI) PER SAHAM
119.757.887.730
2n
-
27.609.859.324
(12.191.939.984)
47,02
(20,76)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.
3
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN DEFISIT MODAL KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 September 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Defisit Modal yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk
Catatan Saldo 1 Januari 2011
Modal Saham
Selisih Modal Keppres No. 26 /1984
Agio Saham
Saldo Rugi
Jumlah
293.576.350.000
5.500.000.000
76.121.422
-
-
-
Saldo 30 September 2011
293.576.350.000
5.500.000.000
76.121.422
(392.666.827.290)
Saldo 1 Januari 2012
293.576.350.000
5.500.000.000
76.121.422
(352.201.229.535)
Penyusuaian
-
-
-
Laba periode berjalan
-
-
293.576.350.000
5.500.000.000
Rugi periode berjalan
Saldo 30September 2012
(397.980.827.290)
28.559.912
(98.799.795.956)
-
5.314.000.000
28.559.912
(93.542.915.780)
(53.048.758.113)
22.989.603
(53.025.768.510)
15.238.408.428
15.238.408.428
-
15.238.408.428
-
27.609.859.324
27.609.859.324
(21.909.603)
27.587.949.721
76.121.422
(309.352.961.783)
(10.200.490.361)
1.080.000
____
5.314.000.000
_
(98.828.355.868)
Jumlah Defisit Modal Neto
Kepentingan Nonpengendali
5.314.000.000 (93.514.355.868)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.
4
(10.199.410.361)
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 September 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30 September 2012 30 September 2011 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Penerimaan kas dari sewa Pembayaran kas kepada pemasok, karyawan dan lainnya
99.841.686.673 4.220.080.000
14.294.269.990 1.118.363.270
(57.276.176.335)
(22.708.286.371)
Kas digunakan untuk operasi Penerimaan pendapatan keuangan Pembayaran biaya keuangan
46.785.590.335 211.136.581 (9.051.846.763)
(7.295.653.111) 3.194.469 (7.755.628.607)
Kas Neto Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi
37.944.880.153
(15.048.087.249)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan aset tetap yang tidak digunakan Hasil penjualan aset tetap dan properti investasi Goodwill pada pengambilalihan saham
666.244.465 65.449.207.396 (308.356.940.328)
62.727.273 -
Kas Neto Diperoleh dari Aktivitas Investasi
( 242.241.488.467)
62.727.273
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penambahan (pembayaran) pinjaman jangka panjang Penambahan (pembayaran) utang pihak berelasi
(315.998.657.487) 530.339.522.948
23.718.420.547 (342.821.486)
214.340.865.461
23.375.599.061
10.044.257.147
8.390.239.085
KAS DAN BANK PADA AWAL TAHUN
1.203.600.550
796.345.253
KAS DAN BANK PADA AKHIR TAHUN
11.247.857.697
9.186.584.338
Kas Neto (Digunakan untuk) Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan KENAIKAN NETO KAS DAN BANK
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.
5
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
1. UMUM a. Pendirian Perusahaan PT ICTSI JASA PRIMA Tbk ("Perusahaan") didirikan di Jakarta dengan nama PT Karwell Indonesia Knitting & Garment Industry sesuai dengan Undang-Undang No. 12 tahun 1970 mengenai penanaman modal dalam negeri berdasarkan akta Notaris Soetanto, SH No. 11 tanggal 18 Februari 1978. Akta pendirian Perusahaan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. YA5/36/17 tanggal 18 Februari 1981 dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 78 Tambahan No. 3668 tanggal 28 September 1990. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain dengan akta Notaris Imas Fatimah, SH, No. 09 tanggal 9 Juli 2008, mengenai perubahan dan penyesuaian anggaran dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No: AHU-86994.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 18 November 2008. Sesuai dengan akta Notaris Humberg Lie, SH No.21 tanggal 3 Mei 2012, RUPSLB secara musyawarah mufakat dengan suara bulat memutuskan: 1. menyetujui perubahan status Perusahaan dari penanaman modal dalam negeri menjadi non penanaman modal dalam negeri/penanaman modal asing; 2. menyetujui perubahan nama Perusahaan dari semula PT Karwell Indonesia Tbk menjadi PT Maharlika Indonesia Tbk; 3. menyetujui perubahan alamat lengkap dan tempat kedudukan Perusahaan menjadi beralamat di Gedung Graha Kirana Lt.7, Jl. Yos Sudarso No.88, Jakarta Utara. Akta perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No: AHU-28573.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 29 Mei 2012. Pada tanggal 3 Mei 2012, ICTSI Far East Pte Ltd telah melakukan pengambilalihan atas saham perusahaan yang dimiliki dan dikendalikan secara langsung oleh PT Karya Estetikamulia dan beberapa pihak dalam kelompok Masyarakat melalui mekanisme Bursa Efek Indonesia. Rencana dan tujuan dari ICTSI Far East Pte Ltd (pemegang saham pengendali Perusahaan) sebagaimana dimuat dalam Pengumuman Pengambilalihan Perusahaan Terbuka tanggal 4 Mei 2012 dan Keterbukaan Informasi Dalam Rangka Penawaran Tender Wajib tanggal 30 Mei 2012 adalah merubah bidang usaha Perusahaan sehingga Perusahaan secara langsung maupun melalui anak usahanya yang dibentuk di kemudian hari dapat berkiprah sebagai badan usaha yang handal dan terpercaya dalam pengembangan, pembangunan dan pengoperasian prasarana logistik maritim serta jasa-jasa terkait. Sesuai dengan akta Notaris Dewi Kusumawati, SH No.27 tanggal 27 Juni 2012, RUPSLB secara musyawarah mufakat dengan suara bulat antara lain telah memutuskan menyetujui perubahan kegiatan usaha utama menjadi pengembangan, pembangunan, dan pengoperasian sarana dan prasarana logistik maritim serta jasa-jasa yang terkait, dan karenanya mengubah pasal 3 anggaran dasar Perusahaan. Perubahan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No: AHU-39667.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 23 Juli 2012. Selanjutnya, sesuai dengan akta Notaris Dewi Kusumawati, SH No.20 tanggal 25 Juli 2012, telah disetujui perubahan nama Perusahaan dari semula PT Maharlika Indonesia Tbk menjadi PT ICTSI JASA PRIMA Tbk. Akta perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No: AHU-43425.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 9 Agustus 2012. b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 18 Nopember 1994, Perusahaan memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran Emisi Saham No. S-1975/PM/1994 dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) untuk melakukan penawaran Perdana kepada masyarakat sejumlah 20.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 setiap saham dan penawaran Rp 2.900 setiap saham. Seluruh saham Perusahaan telah dicatat di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) pada tanggal 19 Desember 1994. Kelebihan harga jual saham atas nilai nominal saham telah dibukukan sebagai agio saham (lihat Catatan 14).
6
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
Berdasarkan Surat Ketua BAPEPAM No. S-953/PM/1997 tanggal 15 Mei 1997 mengenai Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran, Perusahaan melakukan penawaran umum terbatas I kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu untuk membeli paket saham biasa dengan waran yang terdiri dari 390.000.000 saham biasa dan 78.000.000 waran. c. Entitas Anak Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, Perusahaan mempunyai Entitas Anak dengan rincian sebagai berikut: Persentase Kepemilikan Entitas Anak PT PBM Olah Jasa Andal PT Karinwashindo Centragraha* PT Karya Investama*
Kegiatan Pokok
2012 (%)
2011 (%)
Bongkar Muat
99.99
_
PerdaganganE A)
99,97
Pembangunan... B)
99,00
Jumlah Aset Sebelum Eliminasi (Rupiah) 2012
2011
354.803.435.787
-
99,97
9.551.962.750
9.551.962.750
99,00
2.012.401.424
2.012.401.424
*) Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, Entitas Anak ini tidak melakukan operasi komersial. A) B)
pembangunan, pengangkutan, agrobisnis dan lain-lain perdagangan, perindustrian, pengangkutan darat, perbengkelan dan lain-lain
Pada tanggal 18 Mei 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli Bersyarat dalam rangka pengambilalihan seluruh saham PT PBM Olah Jasa Andal (selanjutnya disebut "OJA"). Selanjutnya pada tanggal 2 Juli 2012, Perusahaan dan pemegang saham lama OJA menandatangani Pernyataan Akun Penutupan, di mana antara lain diatur bahwa tanggal penutupan adalah tanggal 27 Juni 2012. Setelah seluruh persyaratan yang ditentukan dalam Perjanjian Jual Beli Bersyarat tersebut terpenuhi, pada tanggal 3 Juli 2012 Perusahaan dan pemegang saham OJA menandatangani akta Jual Beli Saham No.4 di hadapan Myra Yuwono untuk mengambilalih seluruh kepemilikan saham dalam OJA. Berdasarkan seluruh perjanjian tersebut di atas, pos goodwill sebesar Rp 308.356.940.328,- timbul dari harga perolehan atas OJA sebesar Rp 395.691.111.083,- dikurangi dengan asset bersih (net assets) OJA sebesar Rp 87.334.170.755,-. d. Dewan Komisaris dan Direksi, dan Karyawan Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tertanggal 3 Mei 2012 yang dinyatakan kembali dalam akta Notaris Humberg Lie, SH, SE, MKn No. 240 tertanggal 30 Mei 2012, susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: Susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 30 September 2012: Dewan Komisaris Presiden Komisaris Komisaris Komisaris Independen
: : :
Tuan Edgardo Querijero Abesamis Tuan Jose Manuel Mantecon De Jesus Tuan Albertus Sumardi
Direksi Presiden Direktur Direktur Independen Direktur Direktur Independen
: : : :
Tuan Lasmar Lasmarias Edullantes Tuan Doli Parluhutan Situmeang Tuan Rico Teodoro Cruz Tuan Ridwan Halim
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2011:
7
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
Dewan Komisaris Presiden Komisaris Komisaris/Komisaris Independen Komisaris
: : :
Oey Tjie Piek Mardi Loho Ir. Bundani Karlan, MM
Direksi Presiden Direktur Direktur Direktur Direktur
: : : :
Susanto Harijanto Witono Ridwan Halim Pramudyo Tamtomo
Per 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, Perusahaan mempekerjakan masing-masing 1 karyawan per 30 September 2012 dan 17 per 31 Desember 2011. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Pernyataan Kepatuhan Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, dan Peraturan-Peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK. Seperti diungkapkan dalam Catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011. Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan PSAK 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan” yang diterapkan pada tanggal 1 Januari 2011. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, kecuali bagi penerapan beberapa SAK yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 seperti yang diungkapkan pada Catatan ini. Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian, dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam Catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan. Laporan arus kas konsolidasian menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan bank yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi disusun dengan menggunakan metode langsung. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah. Standar yang Berlaku Efektif pada Tahun Berjalan Berikut standar baru, perubahan atas standar dan interpretasi standar yang wajib diterapkan pertama kali oleh Perusahaan dan Entitas Anak untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011: -
PSAK 1 (Revisi 2009) : Penyajian Laporan Keuangan. PSAK 2 (Revisi 2009) : Laporan Arus Kas. PSAK 3 (Revisi 2010) : Laporan Keuangan Interim. PSAK 4 (Revisi 2009) : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri. PSAK 5 (Revisi 2009) : Segmen Operasi. 8
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
-
PSAK 7 (Revisi 2010) : Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi PSAK 8 (Revisi 2010) : Peristiwa Setelah Periode Pelaporan. PSAK 12 (Revisi 2009) : Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama. PSAK 15 (Revisi 2009) : Investasi pada Entitas Asosiasi. PSAK 19 (Revisi 2010) : Aset Takberwujud. PSAK 22 (Revisi 2009) : Kombinasi Bisnis. PSAK 23 (Revisi 2010) : Pendapatan. PSAK 25 (Revisi 2009) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan. PSAK 48 (Revisi 2009) : Penurunan Nilai Aset. PSAK 57 (Revisi 2009) : Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi. PSAK 58 (Revisi 2009) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. ISAK 7 (Revisi 2009) : Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus. ISAK 9 : Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa. ISAK 10 : Program Loyalitas Pelanggan. ISAK 11 : Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik. ISAK 12 : Pengendalian Bersama Entitas : Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer. ISAK 14 : Aset Takberwujud - Biaya Situs Web. ISAK 17 : Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai.
Penerapan standar akuntansi di atas yang relevan terhadap Perusahaan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut: 1. Penyajian Laporan Keuangan PSAK 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan dan pernyataan kepatuhan. Perubahan signifikan yang ditimbulkan standar akuntansi tersebut terhadap Perusahaan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut: Laporan posisi keuangan konsolidasian dan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, saat ini digunakan untuk menggantikan neraca konsolidasian dan laporan laba rugi konsolidasian. Laporan posisi keuangan konsolidasian yang menunjukkan saldo awal pada awal periode komparatif perlu disajikan dalam hal terjadi reklasifikasi atau penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif. Perubahan istilah “Hak Minoritas” menjadi “Kepentingan Nonpengendali” dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas. Sebelumnya, hak minoritas disajikan terpisah di antara bagian liabilitas dan ekuitas. Tambahan pengungkapan yang diperlukan, contohnya pengelolaan permodalan dan pernyataan kepatuhan terhadap standar akuntansi. Entitas dapat memilih untuk menyajikan satu laporan kinerja (laporan laba rugi komprehensif konsolidasian) atau dua laporan (laporan laba rugi konsolidasian dan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian). Perusahaan dan Entitas Anak memilih untuk menyajikan dalam bentuk satu laporan. Laporan keuangan telah disusun menggunakan pengungkapan yang disyaratkan. Informasi komparatif telah disajikan kembali untuk menyesuaikan dengan standar tersebut. Perubahan ini tidak berdampak pada laba per saham karena hanya merupakan perubahan pada pengungkapan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian. 9
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
2. Penyajian Investasi pada Entitas Anak PSAK 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri” diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk satu kelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi Penerapan standar akuntansi di atas yang relevan terhadap Perusahaan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut: untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas dan entitas asosiasi bila laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan. Jika entitas induk menyusun laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan, maka entitas induk tersebut mencatat investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas dan entitas asosiasi pada (a) biaya perolehan atau (b) sesuai PSAK 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. 3. Penyajian Laporan Keuangan Interim Standar mengharuskan laporan keuangan interim konsolidasian berisikan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk periode interim yang dilaporkan dan secara kumulatif untuk tahun buku berjalan dalam bentuk satu laporan atau dua laporan. Informasi komparatif untuk laba rugi komprehensif konsolidasian harus disajikan untuk perbandingan periode interim, namun informasi komparatif satu tahun untuk tahun buku terakhir tidak disyaratkan. 4. Penyajian Segmen Operasi PSAK 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi” mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. Segmen adalah bagian khusus dari Perusahaan dan Entitas Anak yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya. Jumlah setiap unsur segmen dilaporkan merupakan ukuran yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber daya kepada segmen dan menilai kinerjanya. Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk hal-hal yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Sesuai dengan standar tersebut, Perusahaan dan Entitas Anak menentukan dan menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi yang secara internal diberikan kepada pengambil keputusan operasional. 5. Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi Standar menyempurnakan panduan untuk pengungkapan hubungan pihak-pihak berelasi, transaksi dan saldo termasuk komitmen. Standar juga memberikan penjelasan bahwa anggota personil manajemen kunci adalah pihak berelasi, sehingga mengharuskan pengungkapan atas kompensasi personil manajemen kunci untuk masing-masing kategori. Perusahaan dan Entitas Anak telah melakukan evaluasi terhadap hubungan pihak-pihak berelasi dan memastikan 10
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
laporan keuangan telah disusun menggunakan persyaratan pengungkapan yang telah direvisi. Penerapan standar-standar tersebut tidak berdampak material terhadap kinerja Perusahaan dan Entitas Anak. Sebagai tambahan, Perusahaan dan Entitas Anak telah mengungkapkan informasi terkait dengan penyajian laporan keuangan, segmen operasi dan pengungkapan pihak-pihak berelasi sesuai dengan yang disyaratkan standar. Pernyataan yang Telah Dikeluarkan tapi Belum Berlaku Efektif Perusahaan dan Entitas Anak sedang mengevaluasi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh standar dan interpretasi standar berikut yang penerapannya disyaratkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2012: -
PSAK 10 (Revisi 2010) : Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing. PSAK 13 (Revisi 2011) : Properti Investasi. PSAK 16 (Revisi 2011) : Aset Tetap. PSAK 18 (Revisi 2010) : Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya. PSAK 24 (Revisi 2010) : Imbalan Kerja. PSAK 26 (Revisi 2011) : Biaya Pinjaman. PSAK 28 (Revisi 2010) : Akuntansi untuk Asuransi Kerugian. PSAK 30 (Revisi 2011) : Akuntansi Guna Usaha. PSAK 33 (Revisi 2011) : Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan. PSAK 34 (Revisi 2010) : Kontrak Konstruksi. PSAK 36 (Revisi 2010) : Akuntansi untuk Asuransi Jiwa. PSAK 45 (Revisi 2011) : Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. PSAK 46 (Revisi 2010) : Pajak Penghasilan. PSAK 50 (Revisi 2010) : Instrumen Keuangan: Penyajian. PSAK 53 (Revisi 2010) : Pembayaran Berbasis Saham. PSAK 55 (Revisi 2011) : Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. PSAK 56 (Revisi 2010) : Laba per Saham. PSAK 60 : Instrumen Keuangan: Pengungkapan. PSAK 61 : Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah. PSAK 62 : Kontrak Asuransi. PSAK 63 : Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi. PSAK 64 : Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral. ISAK 13 : Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri. ISAK 15: PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya. ISAK 16 : Perjanjian Konsesi Jasa. ISAK 18 : Bantuan Pemerintah - Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi. ISAK 19 : Aplikasi Pendekatan Penyajian Kembali pada PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi. ISAK 20 : Pajak Penghasilan - Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham ISAK 22 : Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan. ISAK 23 : Sewa Operasi. ISAK 24 : Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa. ISAK 25 : Hak Atas Tanah. ISAK 26 : Penilaian Ulang Derivatif Melekat.
Pencabutan Standar Akuntansi Pencabutan atas standar akuntansi dan interpretasinya berikut ini yang penerapannya disyaratkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011, namun tidak relevan atau tidak berdampak material terhadap Perusahaan dan Entitas Anak: 11
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
-
PSAK 6 : Akuntansi dan Pelaporan untuk Entitas Tahap Pengembangan. PSAK 21 : Akuntansi Ekuitas (PPSAK 6). PSAK 40 : Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi (pencabutan melalui PSAK 15 Revisi 2009). ISAK 1 : Penentuan Harga Pasar Dividen (PPSAK 6). ISAK 2 : Penyajian Modal dalam Neraca dan Piutang kepada Pemesan Saham (PPSAK 6). ISAK 3 : Akuntansi atas Pemberian Sumbangan atau Bantuan.
Perusahaan dan Entitas Anak sedang mengevaluasi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh pencabutan standar dan interpretasi standar berikut yang penerapannya disyaratkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2012: -
PSAK 11 : Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing (pencabutan melalui PSAK 10 R). PSAK 27 : Akuntansi Koperasi. PSAK 29 : Akuntansi Minyak dan Gas Bumi. PSAK 39 : Akuntansi Kerja Sama Operasi. PSAK 44 : Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate. PSAK 52 : Mata Uang Pelaporan (pencabutan melalui PSAK 10 R). ISAK 4 : Alternatif Perlakuan yang Diizinkan atas Selisih Kurs (pencabutan melalui PSAK 10 R).
Perusahaan dan Entitas Anak sedang mengevaluasi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh pencabutan PSAK 51: Akuntansi Kuasi-Reorganisasi (PPSAK 10) yang penerapannya disyaratkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2013. b. Prinsip-prinsip Konsolidasi Sejak Tanggal 1 Januari 2011 Efektif 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan secara retrospektif PSAK 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, kecuali beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif: (i) rugi entitas anak yang menyebabkan saldo defisit bagi kepentingan nonpengendali (“KNP”) ; (ii) kehilangan pengendalian pada entitas anak; (iii) perubahan kepemilikan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam menilai keberadaan pengendalian; dan (v) konsolidasian atas entitas anak yang memiliki pembatasan jangka panjang. PSAK 4 (Revisi 2009) mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada entitas-entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan. Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan entitas anak seperti yang disebutkan dalam Catatan 1c, dimana Perusahaan memiliki secara langsung lebih dari 50% kepemilikan saham. Semua saldo dan transaksi antar Perusahaan dan Entitas Anak yang material, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, jika ada, dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil operasi Perusahaan dan Entitas Anak sebagai satu kesatuan usaha. Entitas-entitas anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas-entitas anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas. 12
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
Rugi entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Perusahaan: - menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak; - menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; - menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada; - mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima; - mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya; - mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian; dan - mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai laba komprehensif ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba. KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Sebelum Tanggal 1 Januari 2011 Proporsi bagian kepemilikan pemegang saham minoritas atas aset neto dan laba atau rugi neto entitas anak konsolidasian sebelumnya disajikan sebagai “Hak Minoritas atas Aset Neto Entitas Anak yang Dikonsolidasi” pada laporan posisi keuangan konsolidasian dan sebagai “Hak Minoritas atas Laba (Rugi) Neto Entitas Anak yang Dikonsolidasi” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kerugian yang menjadi bagian pemegang saham minoritas pada suatu Entitas Anak dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, dibebankan pada Perusahaan sebagai pemegang saham mayoritas, kecuali apabila pemegang saham minoritas memiliki kepentingan jangka panjang lainnya pada Entitas Anak tersebut atau terdapat kewajiban yang mengikat untuk menutupi kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya. Apabila pada tahun selanjutnya Entitas Anak melaporkan laba, maka laba tersebut terlebih dahulu dialokasikan kepada Perusahaan sebagai pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang dibebankan pada Perusahaan dapat dipulihkan. c. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Efektif 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. Penerapan PSAK 7 (Revisi 2010) yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian. Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahan dan Entitas Anak jika: a. langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan dan Entitas Anak; (ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan dan Entitas Anak yang memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan dan Entitas Anak; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan dan Entitas Anak; b. suatu pihak adalah entitas asosiasi Perusahaan dan Entitas Anak; 13
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
c. d. e. f.
suatu pihak adalah ventura bersama di mana Perusahaan dan Entitas Anak sebagai venturer; suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan dan Entitas Anak; suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (a) atau (d); suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau di mana hak suara signifikan dimiliki oleh, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau g. suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan dan Entitas Anak atau entitas yang terkait dengan Perusahaan dan Entitas Anak.
Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian. d. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus. e. Aset Tetap Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK 16 (1994), “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih antara model biaya dan model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetap. Perusahaan dan Entitas Anak telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai, jika ada, kecuali tanah yang tidak disusutkan. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya itu terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan sebagai sebuah kondisi untuk terus mengoperasikan aset tetap, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (“carrying amount”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan masa manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan dengan rincian sebagai berikut: Tahun Bangunan dan instalasi Mesin Peralatan dan inventaris kantor Kendaraan
20 10 5 - 10 5
Sesuai dengan PSAK 47, “Akuntansi Tanah“, biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah, ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah bersih hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi 14
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
komprehensif konsolidasian pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya. Aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan dicatat sebagai Aset Tetap yang Tidak Digunakan. Pada setiap akhir periode pelaporan tahunan, nilai residu, masa manfaat ekonomis dan metode penyusutan dievaluasi, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif. f.
Sewa Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK 30 (Revisi 2007), “Sewa” yang menggantikan PSAK 30 (1990), “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Menurut PSAK 30 (Revisi 2007), sewa yang mengalihkan secara substansial semua risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset kepada lessee diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal masa sewa, semua pembiayaan dikapitalisasi sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan biaya keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sehingga menghasilkan suatu tingkat bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Beban sewa dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Aset sewaan yang dimiliki oleh lessee dengan dasar sewa pembiayaan dicatat pada akun aset tetap dan disusutkan sepanjang masa manfaat dari aset sewaan tersebut atau periode masa sewa, mana yang lebih pendek, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan dasar garis lurus (straight-line basis). Transaksi sewa yang tidak memenuhi salah satu kriteria yang disyaratkan dibukukan dengan menggunakan metode sewa menyewa biasa (operating lease method) dan pembayaran sewa diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan dasar garis lurus.
g. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan Efektif 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan secara prospektif PSAK 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”. PSAK 48 (Revisi 2009) menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan pernyataan ini mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai. PSAK 48 (Revisi 2009) ini juga menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan. Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan dan Entitas Anak menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset (yaitu aset tak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas, aset tidak berwujud yang belum dapat digunakan) diperlukan, maka Perusahaan dan Entitas Anak membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut. Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau unit penghasil kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilai menjadi sebesar nilai terpulihkannya.
15
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Perusahaan dan Entitas Anak menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikator nilai wajar yang tersedia. Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi atas penurunan potensial atas nilai aset non-keuangan pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011. i.
Properti Investasi Properti investasi Perusahaan terdiri dari tanah dan bangunan yang dikuasai Perusahaan untuk menghasilkan sewa, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Properti investasi dinyatakan sebesar biaya perolehan termasuk biaya transaksi dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai, kecuali tanah yang tidak disusutkan. Jumlah tercatat termasuk bagian biaya penggantian dari properti investasi yang ada pada saat terjadinya biaya, jika kriteria pengakuan terpenuhi; dan tidak termasuk biaya harian penggunaan properti investasi. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus sesuai masa manfaat ekonomis bangunan selama 20 tahun. Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut. Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau selesainya pembangunan atau pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual.
j.
Liabilitas Imbalan Kerja Perusahaan menerapkan program imbalan kerja karyawan yang tidak didanai sesuai dengan Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (“UU No. 13”) dan PSAK 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”. Berdasarkan PSAK 24 (Revisi 2004), beban imbalan kerja karyawan menurut Undang-Undang Tenaga Kerja diestimasi berdasarkan perhitungan aktuaria dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”. Keuntungan dan kerugian aktuarial akan diakui sebagai penghasilan atau 16
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya, untuk masing-masing program imbalan, melebihi 10% dari liabilitas pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian ini diakui dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan rata-rata sisa masa kerja karyawan. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang timbul pada saat program imbalan pasti diperkenalkan pertama kali atau terjadi perubahan imbalan terhutang atas program imbalan yang ada, akan diamortisasi sampai imbalan tersebut menjadi hak pekerja (vested). Keuntungan atau kerugian atas kurtailmen atau penyelesaian suatu program imbalan pasti diakui ketika kurtailmen atau penyelesaian terjadi. Kurtailmen terjadi apabila salah satu dari kondisi berikut terpenuhi: i. Menunjukkan komitmennya untuk mengurangi secara signifikan jumlah pekerja yang ditanggung oleh program; atau, ii. Mengubah ketentuan dalam program imbalan pasti yang menyebabkan bagian yang material dari jasa masa depan pekerja tidak lagi memberikan imbalan atau memberikan imbalan yang lebih rendah. Penyelesaian program terjadi ketika Perusahaan melakukan transaksi yang menghapuskan semua kewajiban hukum atau konstruktif atas sebagian atau seluruh imbalan dalam program imbalan pasti. k. Pengakuan Pendapatan dan Beban Efektif 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”. PSAK 23 (Revisi 2010) ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. Penerapan PSAK 23 (Revisi 2010) tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap laporan keuangan konsolidasian. Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Perusahaan dan Entitas Anak dan jumlahnya dapat diukur secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”). Pendapatan dari penjualan yang timbul dari pengiriman fisik produk-produk Perusahaan dan Entitas Anak diakui bila risiko dan manfaat yang signifikan telah dipindahkan kepada pembeli, bersamaan waktunya dengan pengiriman dan penerimaannya. Untuk semua instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, pendapatan atau beban bunga dicatat dengan menggunakan metode suku bunga efektif (SBE), yaitu suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat, untuk nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Beban diakui pada saat terjadinya. l.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah tanggal transaksi perbankan terakhir yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Keuntungan atau kerugian atas selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing diakui pada usaha tahun berjalan. Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, kurs yang digunakan adalah sebagai 17
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
berikut: 30 September 2012 31 Desember 2011 1 Dolar Amerika Serikat (US$ 1) 1 Dolar Hong Kong (HK$ 1) 1 Dolar Singapura (SG$ 1)
9.588 1.236 7.825
9.068 1.167 6.974
m. Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan taksiran laba kena pajak pada tahun yang berjalan. Penghasilan kena pajak berbeda dengan laba yang dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian karena penghasilan kena pajak tidak termasuk dalam item-item pendapatan atau beban yang dikenakan pajak atau dikurangkan di tahun-tahun lainnya dan tidak pernah dikenakan pajak atau dikurangkan. Pajak penghasilan badan kini yang terutang dihitung dengan menggunakan tarif pajak berdasarkan peraturan perpajakan yang telah ditetapkan atau secara substansial ditetapkan pada setiap akhir tahun keuangan. Pajak tangguhan dicatat dengan menggunakan metode liabilitas untuk semua perbedaan temporer yang timbul antara aset dan liabilitas berbasis fiskal dengan nilai tercatatnya menurut laporan keuangan. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada akhir periode pelaporan. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Aset pajak tangguhan yang berhubungan dengan saldo rugi fiskal diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah fiskal di masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan rugi fiskal. Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) diterima atau, jika Perusahaan dan Entitas Anak mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan. n. Laba (Rugi) per Saham Sesuai dengan PSAK 56, Laba per Saham, laba (rugi) per saham dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar selama tahun berjalan. Jumlah rata-rata saham masingmasing adalah sebanyak 587.152.700 saham untuk 30 September 2012 dan 31 Desember 2011. o. Informasi Segmen Efektif 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK 5 (Revisi 2009), "Segmen Operasi". PSAK 5 (Revisi 2009) mengatur pengungkapan yang akan memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi di mana entitas beroperasi. Penerapan PSAK 5 (Revisi 2009) tidak memiliki dampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: a. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); b. hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan c. tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. p. Instrumen Keuangan
18
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
Mulai tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Penerapan PSAK revisi ini dilakukan secara prospektif. i. Aset Keuangan. Pengakuan awal dan pengukuran Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal. Aset keuangan diakui pada laporan posisi keuangan konsolidasian jika dan hanya jika Perusahaan dan Entitas Anak menjadi salah satu pihak yang terlibat dalam perjanjian instrumen keuangan. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut. Seluruh pembelian dan penjualan yang lazim pada aset keuangan diakui atau dihentikan pengakuannya pada tanggal perdagangan seperti contohnya tanggal pada saat Perusahaan dan Entitas Anak berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Pembelian atau penjualan yang lazim adalah pembelian atau penjualan aset keuangan yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu umumnya ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar. Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir tahun keuangan. a)
Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Aset keuangan yang diperdagangkan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Aset keuangan yang diperdagangkan adalah derivatif (termasuk derivatif melekat yang terpisah) atau aset keuangan yang dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat.
(b)
Pinjaman yang diberikan dan piutang. Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
(c)
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo. Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo ketika Perusahaan dan Entitas Anak mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo.
(d)
Aset keuangan tersedia untuk dijual. Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan yang tidak diklasifikasikan dalam kategori yang lain. Investasi dalam instrumen ekuitas yang nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal diukur menggunakan biaya perolehannya dikurangi dengan rugi penurunan nilai. 19
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
Aset keuangan Perusahaan dan Entitas Anak terdiri dari kas dan bank, piutang usaha, piutang lain-lain, dan aset tidak lancar lainnya. Pengukuran setelah pengakuan awal Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Penghentian pengakuan Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan (atau, apabila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) terjadi bila: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau (2) Perusahaan dan Entitas Anak memindahkan hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut atau menanggung liabilitas untuk membayar arus kas yang diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan salah satu diantara (a) Perusahaan dan Entitas Anak secara substansial memindahkan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (b) Perusahaan dan Entitas Anak secara substansial tidak memindahkan dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah memindahkan pengendalian atas aset tersebut. Penurunan nilai aset keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan dan Entitas Anak mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan dan Entitas Anak terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan dan Entitas Anak menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku. Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan pos cadangan penurunan nilai dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta 20
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
dengan cadangan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan kepada Perusahaan dan Entitas Anak. Jika, pada tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos cadangan penurunan nilai. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, jumlah pemulihan tersebut diakui pada laba atau rugi. ii. Liabilitas Keuangan. Pengakuan awal dan pengukuran Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi, liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi atau derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai yang efektif, jika sesuai. Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal. Saat pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal utang dan pinjaman, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Liabilitas keuangan Perusahaan dan Entitas Anak terdiri dari utang bank, utang usaha, biaya masih harus dibayar, utang pihak berelasi dan pinjaman jangka panjang. Pengukuran setelah pengakuan awal Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan tingkat bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat pinjaman dan utang jangka panjang dihentikan pengakuannya atau diturunkan nilainya melalui proses amortisasi. Penghentian pengakuan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika liabilitas keuangan awal digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan ketentuan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru dan selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui sebagai laba atau rugi. iii. Saling hapus instrumen keuangan. Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan. iv. Nilai wajar instrumen keuangan. Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm’s-length market 21
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya. 3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN Pertimbangan Penyusunan laporan keuangan konsolidasian mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya. Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan dan Entitas Anak yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian: Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Perusahaan dan Entitas Anak menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan pertimbangan bila definisi yang ditetapkan PSAK 55 (Revisi 2006) terpenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan dan Entitas Anak seperti diungkapkan pada Catatan 2p. Penyisihan atas Penurunan Nilai Piutang Usaha dan Piutang Lain-lain Perusahaan dan Entitas Anak mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan dan Entitas Anak mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat penyisihan spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan dan Entitas Anak. Penyisihan spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan atas penurunan nilai piutang usaha dan piutang lain-lain. Estimasi dan Asumsi Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk periode berikutnya, diungkapkan di bawah ini. Perusahaan dan Entitas Anak menyusun asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan, mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan dan Entitas Anak. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. Imbalan Kerja Penentuan liabilitas imbalan kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perusahaan yang memiliki pengaruh lebih dari 10% liabilitas imbalan pasti, ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual dan perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dapat mempengaruhi secara material liabilitas imbalan kerja dan beban imbalan kerja bersih. Nilai tercatat atas estimasi liabilitas imbalan kerja Perusahaan pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing 22
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
sebesar Rp 461.263.734. Penyusutan Aset Tetap Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 5 sampai dengan 20 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai buku bersih atas aset tetap Perusahaan pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 171.840.978.794 dan Rp 2.433.536.799. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 6. Pajak Penghasilan Estimasi signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti dalam kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Apabila keputusan final atas pajak tersebut berbeda dari jumlah yang pada awalnya dicatat, perbedaan tersebut akan dicatat pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada periode dimana hasil tersebut dikeluarkan. Aset Pajak Tangguhan Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiskal yang belum digunakan, sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak serta strategi perencanaan pajak masa depan. Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, Perusahaan memiliki rugi fiskal yang dapat dikompensasi masing-masing sebesar Rp 84.815.723.475 dan Rp 82.585.520.121. Perusahaan tidak memperhitungkan rugi fiskal tersebut sebagai aset pajak tangguhan, karena manajemen Perusahaan berpendapat bahwa rugi fiskal tersebut belum dapat terpulihkan di masa yang akan datang (lihat Catatan 10c). 4. KAS DAN BANK Kas dan bank terdiri dari: 30 September 2012
31 Desember 2011
Kas Rupiah
249.039.297
8.968.243
Jumlah kas
243.039.297
8.968.243
1.995.741.092 81.675.489 886.890.201 394.803.160 466.515.061 6.641.875 19.623.746
99.747.874 78.617.248 37.632.712 13.177.574 7.460.876 -
Bank Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk Citibank, N.A. PT Bank Artha Graha Internasional Tbk PT Bank Bukopin PT Bank Mandiri PT Bank International Indonesia PT Bank Negara Indonesia 46 Dolar Amerika Serikat 23
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
Citibank, N.A. (US$ 0 pada tahun 2012 dan US$ 98.437 pada tahun 2011) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (US$ 523.418 pada tahun 2012 dan US$ 4.241 pada tahun 2011) PT Bank CIMB Niaga Tbk (US$ 245.996 pada tahun 2012 dan US$ 1.949 pada tahun 2011) PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (US$ 0 pada tahun 2012 dan US$ 1.018 pada tahun 2011) PT Bank International Indonesia (US$2.205 pada tahun 2012) PT Bank Bukopin (US$2.376 pada tahun 2012) OCBC Singapore (US$4,312 pada tahun 2012) Bank BNI Deposito Berjangka PT Bank CIMB Niaga Tbk
-
892.627.441
2.392.053.934
38.456.934
2.342.644.549
17.676.978
-
9.234.670
21.126.967
-
20.447.980
-
41.344.692 23.309.654
-
2.306.000.000
-
______________________________________
_______________________________________
Jumlah bank
10.998.818.400
1.194.632.307
Jumlah
11.247.857.697
1.203.600.550
0
5. UANG MUKA Uang muka terdiri dari: 30 September 2012
31 Desember 2011
PT. Parvi Indah Persada Lain-lain
16.060.077.000 76.250.000
25.000.000
Jumlah
16.136.327.000
25.000.000
Pembayaran kepada PT. Parvi Indah Persada merupakan uang muka untuk pembelian 6 Rubber Tyred Gantry Crane (RTG).
6. ASET TETAP Aset tetap terdiri dari: Saldo 1 Juli 2012 Harga Perolehan Pemilikan Langsung Tanah Bangunan dan instalasi Peralatan dan inventaris kantor Peralatan Berat Peralatan Dermaga Truck dan Trailer
Penambahan / Reklasifikasi
-
1.325.690.477 40.447.839.865 234.109.691.729 4.263.638.798
24
Pengurangan / Reklasifikasi
Saldo 30 September 2012
-
1.325.690.477 40.447.839.865 234.109.691.729 4.263.638.798
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
Kendaraan Infrastruktur dan Prasana
-
1.024.964.088 31.402.859.752
-
1.024.964.088 31.402.859.752
Jumlah Harga Perolehan
-
312.574.684.709
-
312.574.684.709
-
753.557.486 20.332.439.146 97.517.330.782 4.052.061.219 621.035.295 17.456.331.987
-
753.557.486 20.332.439.146 97.517.330.782 4.052.061.219 621.035.295 7.456.331.987
Jumlah Akumulasi Penyusutan
-
140.732.755.915
-
140.732.755.915
Nilai Buku
-
171.840.978.794
-
171.840.978.794
Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Bangunan dan instalasi Peralatan dan inventaris kantor Peralatan Berat Peralatan Dermaga Truck dan Trailer Kendaraan Infrastruktur dan Prasana
Saldo 1 Januari 2012 Harga Perolehan Pemilikan Langsung Tanah Bangunan dan instalasi Peralatan dan inventaris kantor Kendaraan
Penambahan / Reklasifikasi
Pengurangan / Reklasifikasi
Saldo 30 Juni 2012
872.400.000 8.215.575.688 8.299.001.632 1.910.016.250
-
872.400.000 8.215.575.688 8.299.001.632 1.910.016.250
-
Jumlah Harga Perolehan
19.296.993.570
-
19.296.993.570
-
Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Bangunan dan instalasi Peralatan dan inventaris kantor Kendaraan
6.813.620.515 8.251.690.007 1.798.146.249
73.805.953 15.253.008 36.618.334
6.887.426.468 8.266.943.015 1.834.764.583
-
Jumlah Akumulasi Penyusutan
16.863.456.771
125.677.295
16.989.134.066
-
Nilai Buku
2.433.536.799
Saldo 1 Januari 2011
-
Penambahan / Reklasifikasi
Pengurangan / Reklasifikasi
Saldo 31 Desember 2011
Harga Perolehan Pemilikan Langsung Tanah Bangunan dan instalasi Mesin Peralatan dan inventaris kantor Kendaraan
6.515.900.000 8.221.314.188 12.289.285.387 8.299.001.632 5.160.625.850
-
Jumlah Harga Perolehan
40.456.127.057
-
8.894.109.600
Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Bangunan dan instalasi Mesin Peralatan dan inventaris kantor Kendaraan
6.490.402.701 11.800.458.359 8.165.589.076 4.917.819.183
323.217.814 230.050.514 86.100.931 130.936.666
12.030.508.873 3.250.609.600
Jumlah Akumulasi Penyusutan
31.374.269.319
770.305.925
3.250.609.600 ) 12.030.508.873 2
Nilai Buku
9.111.857.738
5.643.500.000 ) 5.738.500 1 ) 12.289.285.387 2 3.250.609.600
872.400.000 8.215.575.688 8.299.001.632 1.910.016.250 19.296.993.570
2
)
6.813.620.515 8.251.690.007 1.798.146.249 16.863.456.771 2.433.536.799
25
-
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
Catatan: Reklasifikasi dari aset tetap ke properti investasi. Reklasifikasi dari aset tetap ke aset tetap yang tidak digunakan.
1) 2)
Penyusutan yang dibebankan ke beban umum dan administrasi pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 1.896 juta dan Rp 10.298 juta (Catatan 20). Keuntungan penjualan aset tetap adalah sebagai berikut: 30 September 2012 Harga perolehan: Tanah Kendaraan Bangunan dan instalasi Peralatan dan inventaris kantor Jumlah harga perolehan
31 Desember 2011
872.400.000 1.910.016.250 8.215.575.688 8.299.001.632
5.643.500.000 3.250.609.600 -
19.296.993.570
8.894.109.600
30 September 2012
31 Desember 2011
Akumulasi penyusutan: Kendaraan Bangunan dan instalasi Peralatan dan inventaris kantor
1.798.146.249 6.813.620.515 8.251.690.007
3.250.609.600 -
Jumlah akumulasi penyusutan
16.863.456.771
3.250.609.600
Nilai buku Harga jual
2.433.536.799 12.721.934.669
5.643.500.000 9.974.095.728
Laba penjualan aset tetap (Catatan 21)
10.288.397.870
4.330.595.728
Pada tahun 2011, Perusahaan menjual tanah dan aset tetap yang tidak digunakan sebagai bagian dari penyelesaian utang bank. Penjualan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Pemegang Saham berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 1 Nopember 2011, yang dinyatakan dalam akta No. 01 tanggal 1 Nopember 2011 dari M. Nova Faisal, SH, MKn, Notaris di Jakarta. Hal tersebut sebagai pemenuhan peraturan BAPEPAM-LK. Pada tahun 2012, Perusahaan menjual bangunan dan aset tetap lainnya sebagai bagian dari penyelesaian pinjaman jangka panjang. Berdasarkan penelaahan manajemen Perusahaan, tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahanperubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011.
26
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
7. PROPERTI INVESTASI Akun ini terdiri dari: Saldo 1 Januari 2012
Penambahan / Reklasifikasi
Pengurangan / Reklasifikasi
Saldo 30 September 2012
Harga Perolehan Tanah Bangunan dan instalasi
6.541.130.730 12.767.257.468
-
6.541.130.730 12.767.257.468
-
Jumlah
19.308.388.198
-
19.308.388.198
-
Akumulasi Penyusutan Bangunan dan instalasi
10.079.964.005
212.787.624
10.292.751.629
-
Nilai Buku
9.228.424.193
-
Saldo 1 Januari 2011 Harga Perolehan Tanah Bangunan dan instalasi Jumlah Akumulasi Penyusutan Bangunan dan instalasi Nilai Buku
Penambahan / Reklasifikasi
Pengurangan / Reklasifikasi
6.541.130.730 12.761.518.968
) 5.738.500 *
19.302.649.698
5.738.500 *
)
9.441.601.131
638.362.875
9.861.048.567
Saldo 31 Desember 2011 -
6.541.130.730 12.767.257.468
-
19.308.388.198
-
10.079.964.005 9.228.424.193
Catatan: *) Reklasifikasi dari aset tetap ke properti investasi.
Penyusutan yang dibebankan ke beban umum dan administrasi pada 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 212.787.624 dan Rp 638.362.875. Keuntungan penjualan properti investasi adalah sebagai berikut: 30 September 2012
31 Desember 2011
Harga perolehan: Tanah Bangunan dan instalasi
6.541.130.730 12.767.257.468
-
Jumlah harga perolehan
19.308.388.198
-
Akumulasi penyusutan: Bangunan dan instalasi
10.079.964.005
-
Jumlah akumulasi penyusutan
16.863.456.771
-
Nilai buku Harga jual
9.228.424.193 52.727.272.727
-
Laba penjualan properti investasi (Catatan 21)
43.498.848.534
-
27
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
Pada tahun 2012, Perusahaan menjual properti investasi sebagai penyelesaian pinjaman jangka panjang. Penjualan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Pemegang Saham berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 3 Mei 2012, yang dinyatakan dalam akta No. 20 dari Humberg Lie, SH, SE, MKn, Notaris di Jakarta. Hal tersebut sebagai pemenuhan peraturan BAPEPAMLK. Berdasarkan penelaahan manajemen Perusahaan, tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahanperubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai properti investasi pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011. 8. ASET TETAP YANG TIDAK DIGUNAKAN 30 September 2012
31 Desember 2011
Mesin (lihat Catatan 6)
-
258.776.514
Jumlah
-
258.776.514
Pada tahun 2012, Perusahaan melakukan penjualan mesin dengan rincian sebagai berikut: Nilai buku Harga jual
258.776.514 666.244.465
Laba penjualan aset tetap yang tidak digunakan (Catatan 21)
407.467.951
9. UTANG USAHA Rincian utang usaha adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan pemasok 30 September 2012
31 Desember 2011
Pihak ketiga: Luar negeri Dalam negeri
421.940.673 1.226.031.190
1.110.545.331 385.505.735
Jumlah
1.647.971.863
1.496.051.066
b. Berdasarkan mata uang 30 September 2012
31 Desember 2011
Dolar Amerika Serikat Rupiah Dolar Hong Kong Dolar Singapura
421.940.673 1.226.031.190 -
1.122.909.230 329.557.354 24.106.155 19.478.327
Jumlah
1.647.971.863
1.496.051.066
10. PERPAJAKAN a. Pajak Dibayar di Muka Akun ini terdiri dari: 28
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
30 September 2012 Pajak Pertambahan Nilai Pajak Penghasilan: Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25
3.620.789.082
-
105.167.366 799.367.539 2.253.178.276
-
__________________________________
Jumlah
31 Desember 2011
___________________________________
6.778.502.263
b. Utang Pajak Utang pajak terdiri dari: 30 September 2012
c.
31 Desember 2011
Pajak Penghasilan: Pasal 4 ayat 2 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 26 Pajak Pertambahan Nilai
101.124.186 -
680.016 37.207.081 142.661.458 65.205.880
Jumlah
101.124.186
245.754.435
Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum manfaat pajak penghasilan tangguhan seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan taksiran laba (rugi) fiskal Perusahaan untuk tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: 30 September 2012 Laba (rugi) sebelum manfaat pajak penghasilan tangguhan berdasarkan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Ditambah rugi Entitas Anak sebelum pajak penghasilan Laba (rugi) sebelum manfaat pajak penghasilan tangguhan - Perusahaan Beda waktu: Penyusutan aset tetap Penyisihan penurunan nilai utang Imbalan kerja karyawan Beda tetap: Rugi penghapusan persediaan Jamuan dan sumbangan Beban pajak Denda pajak Beban perlengkapan dapur Perumahan karyawan Laba atas penjualan aset tetap yang tidak digunakan yang telah dikenakan pajak final Laba atas penjualan tanah yang telah dikenakan pajak final 29
31 Desember 2011
27.609.859.324
44.995.489.473
-
2.802.009.301
27.609.859.324
47.797.498.774
93.408.850 -
514.561.275 (2.802.009.301) (277.570.698)
8.045.700 -
2.322.643.058 611.480.500 238.331.158 129.806.847 9.498.800 588.650
(43.498.848.534)
(40.636.336.374)
(8.613.483.839)
(3.098.323.000)
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
Pendapatan jasa giro dan deposito berjangka Lain-lain Taksiran laba (rugi) fiskal Perusahaan tahun berjalan
(211.216.988) (380.400.662)
( 67.565.754) (1.304.387.479)
(24.992.636.149)
3.438.216.431
Akumulasi rugi fiskal: Awal tahun Penyesuaian rugi fiskal awal tahun
(82.585.520.121) -
(69.262.123.713) (16.761.612.839)
Akumulasi rugi fiskal awal tahun
(82.585.520.121)
(86.023.736.552)
Akumulasi rugi fiskal akhir tahun
(84.815.723.475)
(82.585.520.121)
Perusahaan tidak terhutang pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Perusahaan dalam posisi rugi fiskal setelah memperhitungkan rugi fiskal awal tahun. Perhitungan laba fiskal untuk tahun 2011 adalah suatu perhitungan sementara dan dapat berubah pada saat Perusahaan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Badan. Jumlah rugi fiskal dan akumulasi rugi fiskal yang dilaporkan dalam SPT Tahunan Pajak Penghasilan Badan tahun 2011 berbeda dengan jumlah tersebut di atas, sehingga dilakukan penyesuaian atas rugi fiskal awal tahun 2011 sebesar Rp 16.761.612.839. d. Rincian manfaat pajak penghasilan tangguhan adalah sebagai berikut: 30 September 2012
31 Desember 2011
Perusahaan Penyusutan aset tetap Penyisihan penurunan nilai utang Imbalan kerja karyawan
-
1.548.432.973 (700.502.325) (69.392.675)
Manfaat pajak penghasilan tangguhan - bersih
-
778.537.973
e. Rincian liabilitas pajak tangguhan - bersih adalah sebagai berikut: 30 September 2012
31 Desember 2011
Perusahaan Aset pajak tangguhan Liabilitas imbalan kerja Penyusutan aset tetap Liabilitas pajak tangguhan Penyisihan penurunan nilai utang Penyusutan aset tetap
115.315.933 48.806.040
115.315.933 48.806.040
(700.502.325 ) -
(700.502.325) -
Liabilitas pajak tangguhan - bersih
(536.380.352)
(536.380.352)
Perusahaan tidak memperhitungkan rugi fiskal tahun 2012 dan 2011 sebagai aset pajak tangguhan, karena manajemen Perusahaan berpendapat bahwa rugi fiskal tersebut tidak dapat terpulihkan di masa yang akan datang.
30
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
11. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR Akun ini terdiri dari: 30 September 2012
31 Desember 2011
Bunga Gaji dan tunjangan karyawan Lain-lain
946.442.854 41.263.101
570.645.830 9.998.500 207.479.985
Jumlah
987.705.955
788.124.315
12. PINJAMAN JANGKA PANJANG Pada tanggal 2 Mei 2011, Perusahaan memperoleh Fasilitas Pinjaman dari Allied Experts Limited, Hong Kong, (Allied), dengan nilai maksimum sebesar US$ 11.200.000 yang digunakan untuk melunasi utang bank Perusahaan (Catatan 10). Pinjaman tersebut dikenakan bunga per tahun sebesar 0,5% di atas SIBOR dan jatuh tempo dalam waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal pencairan pinjaman. Pada tanggal 9 Mei 2011, Perusahaan telah menerima pencairan pinjaman sebesar US$ 11.156.706,67. Pada tanggal 12 Desember 2011, Perusahaan membayar sebagian pinjaman dari Allied sebesar US$ 4.500.000, sehingga sisa saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar US$ 6.656.706.67 atau ekuivalen sebesar Rp 60.363.016.084. Sisa saldo pinjaman tersebut telah dilunasi pada tanggal 15 Mei 2012. 13. MODAL SAHAM Susunan pemegang saham dan komposisi kepemilikan saham sesuai dengan Daftar Pemegang Saham yang dikeluarkan oleh Biro Administrasi Efek Perusahaan (PT Raya Saham Registra) pada tanggal 30 September 2012 adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Persentase Pemilikan
Jumlah Nilai Nominal
ICTSI Far East Pte. Ltd. Masyarakat lainnya
470.830.500 116.322.200
80.19% 19.81%
235.415.250.000 58.161.100.000
Jumlah
587.152.700
100,00%
293.576.350.000
Susunan pemegang saham dan komposisi kepemilikan saham sesuai dengan Daftar Pemegang Saham yang dikeluarkan oleh Biro Administrasi Efek Perusahaan (PT Raya Saham Registra) pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Persentase Pemilikan
Jumlah Nilai Nominal
PT Karya Estetikamulia Masyarakat lainnya
312.550.000 274.602.700
53,23% 46,77%
156.275.000.000 137.301.350.000
Jumlah
587.152.700
100,00%
293.576.350.000
Seluruh saham Perseroan yang beredar/ditempatkan berjumlah 587.152.700 telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta (Catatan 1b).
31
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
14. AGIO SAHAM Agio saham merupakan selisih antara harga penawaran saham sebesar Rp 2.900 per saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham dari 20.000.000 saham yang dijual dalam masa penawaran, dimana sejumlah Rp 32.500.000.000 telah dikonversi menjadi modal saham Perusahaan dengan penerbitan saham bonus. 15. SELISIH MODAL KEPPRES NO. 26/1984 Berdasarkan Keppres No. 26/1984 tanggal 18 April 1984, Perusahaan telah menyampaikan surat pernyataan pengampunan pajak pada tanggal 26 Desember 1984, dengan rincian Selisih Modal Keppres sebagai berikut: Per laporan posisi keuangan Keppres No. 26/1984 Jumlah aset Jumlah liabilitas
2.134.226.259 (1.408.596.347 )
Aset bersih
725.629.912
Per laporan posisi keuangan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) tahun 1983 Jumlah aset Jumlah liabilitas
2.034.427.419 (1.384.918.929)
Aset bersih
649.508.490
Kenaikan aset bersih per laporan posisi keuangan Keppres / Selisih Modal Keppres No. 26/1984
76.121.422
16. KEPENTINGAN NONPENGENDALI Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, akun ini merupakan kepentingan nonpengendali atas aset neto PT Karinwashindo Centragraha dan PT Karya Investama, keduanya Entitas Anak. 17. PENJUALAN BERSIH Rincian penjualan bersih adalah sebagai berikut: 30 September 2012
30 September 2011
Penjualan ekspor Penjualan lokal
123.582.887.730
20.916.000.000 957.368.262
Jumlah
123.582.887.730
21.873.368.262
Pada periode 30 September 2012 dan 30 September 2011, tidak terdapat penjualan kepada pelanggan yang melebihi 10% dan tidak ada penjualan kepada pihak berelasi.
18. BEBAN POKOK PENJUALAN Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut: 30 September 2012 Bahan baku yang digunakan Upah buruh langsung Beban produksi tidak langsung
-
32
30 September 2011 10.296.000.000 14.086.000.000 2.381.000.000
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
Jumlah Beban Produksi
-
Persediaan barang dalam proses Awal tahun Akhir tahun
-
Beban Pokok Produksi
-
Persediaan barang jadi Awal tahun Akhir tahun
-
Jumlah
-
26.763.000.000 972.700.706 (764.000.000 ) 26.971.700.706 871.997.038 (485.000.000) 27.358.697.744
Pada periode 30 September 2012 dan 30 September 2011, tidak terdapat pembelian yang melebihi 10% dan tidak ada pembelian dari pihak berelasi. 19. BEBAN PENJUALAN Rincian beban penjualan adalah sebagai berikut: 30 September 2012
30 September 2011
Pengangkutan Lain-lain
-
84.000.000 26.000.000
Jumlah
-
110.000.000
20. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut: 30 September 2012
30 September 2011
Gaji, upah, tunjangan dan pesangon Penyusutan properti investasi (lihat Catatan 7) Keperluan kantor, listrik dan air, rental, representasi Penyusutan aset tetap Pemeliharaan dan perbaikan Honorarium tenaga ahli Perjalanan dinas Lain-lain
3.880.606.874 1.292.995.089 633.000.879 2.775.214.782 122.098.739 998.959.795
3.174.000.000 315.126.288 247.936.371 175.218.206 124.691.784 116.426.092 11.161.000 97.485.461
Jumlah
9.931.239.645
3.550.558.457
21. PENDAPATAN OPERASI LAIN Rincian pendapatan operasi lain adalah sebagai berikut: 30 September 2012 Laba penjualan aset tetap yang tidak digunakan (Catatan 8) Laba penjualan properti investasi (Catatan 7) Laba penjualan aset tetap (Catatan 6) Laba selisih kurs
407.467.951 43.498.848.534 10.288.397.870 33
30 September 2011 62.727.273 4.955.707.640
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
Pendapatan sewa Lain-lain Jumlah
4.645.080.000 1.905.066.899
1.181.713.500 -
60.744.861.254
6.200.148.413
22. BEBAN OPERASI LAIN Rincian beban operasi lain adalah sebagai berikut: 30 September 2012
30 September 2011
Rugi selisih kurs Lain-lain
11.804.085.841 69.016.441
126.077.503
Jumlah
11.873.102.282
126.077.503
23. BIAYA KEUANGAN Rinician biaya keuangan adalah sebagai berikut: 30 September 2012
30 September 2011
Beban bunga dari: Utang bank Pinjaman jangka panjang Biaya bank
8.829.108.662 222.738.104 -
7.755.628.607 241.773.030
Jumlah
9.051.846.766
7.997.401.637
24. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI Rincian utang kepada pihak berelasi adalah sebagai berikut:
Persentase terhadap jumlah aset / liabilitas (%)
Jumlah 30 September 2012 31 Desember 2011 Utang Pihak Berelasi Jangka Pendek PT Makassar Terminal Services ICTSI Far East Ltd. ICTSI Ltd.
Susanto (Presiden Direktur)
30 September 2012
31 Desember 2011
13.563.991.520 5.000.000.000 518.818.052.892
-
22,66%
0,00%
-
75.17%
0,00%
537.382.044.412
-
97.83%
0,00%
-
2.258.558.044
0,00%
3,41%
Utang kepada pihak berelasi, PT Makassar Terminal Services dan ICTSI Far East Ltd., merupakan utang atas transaksi pinjaman tanpa dikenakan bunga dan utang kepada ICTSI Ltd. tersebut merupakan bagian dari fasilitas pinjaman sesuai perjanjian hutang piutang dengan ICTSI Ltd. tertanggal 24 Mei 2012 dengan nilai tidak lebih dari USD 70 juta yang berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2012. 34
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
25. LIABILITAS IMBALAN KERJA Perusahaan mencatat liabilitas imbalan kerja untuk karyawannya yang telah mencapai usia pensiun yaitu 55 tahun sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 dan PSAK 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”. Tabel berikut ini merangkum komponen-komponen atas beban imbalan kerja yang diakui di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan liabilitas imbalan kerja yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh PT Ricky Leonard Jasatama, aktuaris independen, berdasarkan laporannya bertanggal 20 Februari 2012 untuk tahun 2011. a. Beban imbalan kerja: 31 Desember 2011 Biaya jasa kini Biaya bunga Amortisasi keuntungan aktuarial Biaya jasa lalu
40.364.556 9.305.991 (22.394.964) -
Jumlah
27.275.583
b. Liabilitas imbalan kerja: 31 Desember 2011
c.
Nilai kini liabilitas imbalan kerja Keuntungan aktuarial yang belum diakui
182.613.270 278.650.464
Liabilitas imbalan kerja
461.263.734
Mutasi liabilitas imbalan kerja: 31 Desember 2011 Saldo awal tahun Beban imbalan kerja tahun berjalan Dampak penurunan jumlah karyawan
738.834.433 27.275.583 (304.846.282)
Saldo akhir tahun
461.263.734
Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam menentukan liabilitas imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: 31 Desember 2011 Umur pensiun Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Tingkat kematian
55 tahun 9,5% per tahun 5% per tahun TMI 2
26. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, Perusahaan mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
35
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
30 September 2012 Mata Uang Asing
Setara Rupiah
Aset Kas dan bank Piutang Usaha
US$ US$
498.449 828.872
Jumlah Aset
4.779.135.095 7.947.224.736 12.726.359.831
Liabilitas Utang usaha Hutang Pihak Berelasi Pinjaman jangka panjang
US$ US$ US$
44.007 55.585.652 -
421.940.673 532.955.231.376 -
Jumlah Liabilitas
533.377.172.049
Liabilitas - Bersih
520.650.812.218
31 Desember 2011 Mata Uang Asing
Setara Rupiah
Aset Kas dan bank
US$
105.645
Jumlah Aset
957.996.023 425.192.573
Liabilitas Utang usaha
US$ HK$ SG$ US$
Pinjaman jangka panjang
123.832 20.653 2.793 6.575.492
1.122.909.230 24.106.155 19.478.327 60.363.016.084
Jumlah Liabilitas
61.529.509.796
Liabilitas - Bersih
60.571.513.773
Pada tanggal 30 September 2012, mata uang Rupiah telah menjadi Rp 9.588 untuk US$ 1, Rp 7.825 untuk SG$ 1 dan Rp 1.236 untuk HK$ 1, yang dihitung berdasarkan kurs rata-rata jual dan beli uang kertas asing/atau kurs transaksi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 27. KONDISI EKONOMI Indonesia merupakan negara kepulauan dimana 2/3 wilayahnya terdiri dari area perairan dan terletak pada lokasi yang strategis pada persilangan rute perdagangan dunia. Oleh karenanya, sebagai negara kepulauan yang besar, peran pelabuhan di Indonesia sangat penting dalam menjaga kelancaran arus barang. Perkembangan industri bongkar muat dan logistik maritim di Indonesia cukup menjanjikan. Berdasarkan data yang dikutip dari Kompas.com tanggal 22 Maret 2012, kegiatan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta pada bulan Februari 2012 telah mengalami kenaikan sebesar 20,3% dibandingkan dengan volume pada bulan Februari 2011. Namun demikian, di samping adanya kenaikan volume bongkar muat dan jumlah peti kemas, Indonesia belum memiliki sarana dan prasarana logistik pelabuhan yang baik. Berdasarkan data yang dikutip dari laman situs ekonomi.kompasiana.com tanggal 2 Maret 2012, pada tahun 2008 pelabuhan Indonesia berada di urutan 95 di dunia, jauh di bawah Malaysia yang berada pada peringkat 19. Lebih lanjut, pada tahun 2011 peringkat Indonesia turun menjadi peringkat 103 yang disebabkan oleh kurang efisiennya operasional dan kurang memadainya fasilitas bongkar muat pada sejumlah pelabuhan di Indonesia. 36
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011)
28. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini yang diselesaikan dan disetujui pada tanggal 30 Oktober 2012.
37