PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL -TANGGAL 31 Maret 2013 dan 31 Maret 2014
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
DAFTAR ISI I
II
Halaman
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
1
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
2
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
3
Laporan Arus Kas Konsolidasian
4
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
5 - 20
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Per 31 Desember 2013 dan 31 Maret 2014 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) ASET
Catatan
31 Desember 2013
31 Maret 2014
ASET LANCAR Kas dan setara kas
2,3
18,676,935,918
8,908,430,649
Piutang usaha
2,5
41,875,974,563
52,265,944,862
Piutang lain
6
994,030,273
664,464,770
Persediaan
7
119,772,921,592
147,819,416,631
Pajak Dibayar dimuka
2,10
2,738,673,818
2,529,854,983
Uang Muka dan dibayar dimuka
2,8
24,030,511,779
20,805,569,182
208,089,047,943
232,993,681,075
2,12
86,750,180,573
100,176,380,313
13
3,932,697,500
3,992,697,500
Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Aset tetap - nilai buku Aset Lain - Lain Aset Pajak Tangguhan Jumlah Aset Tidak Lancar TOTAL ASET
706,650,638
683,906,383
91,389,528,711
104,852,984,196
299,478,576,653
337,846,665,271
LIABILITAS DAN EKUITAS Hutang usaha
2,14
14,961,252,207
34,049,112,758
Hutang bank
16
44,553,942,220
49,609,699,168
Uang muka penjualan
17
3,201,530,083
5,146,167,741
Pajak yang masih harus dibayar
18
3,283,132,587
5,711,361,455
Beban yang masih harus dibayar
19
956,550,294
1,178,949,346
2,20
6,216,009,874
5,296,672,500
Hutang Bank
21
17,634,496,704
16,088,220,460
Hutang Lain
2,23
Hutang lain Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo Satu Tahun
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
987,258,082
1,637,805,657
91,794,172,051
118,717,989,085 19,244,232,116
LIABILITAS JANGKA PANJANG Hutang Bank
21
19,762,403,453
Hutang Lain
23
660,972,185
1,034,668,100
3,545,316,176
4,014,599,075
23,968,691,814
24,293,499,291
140,500,000,000
140,500,000,000
Kewajiban Imbalan Kerja Jumlah Liabilitas Jangka Panjang EKUITAS Modal saham
1,25
Selisih Transaksi ekuitas Anak
(134,482,608)
Tambahan Modal Disetor Lainnya
4,370,431,826
Agio Saham
(134,482,608) 4,370,431,826
-
Saldo Laba
38,945,090,557
Kepentingan nonpengendali
24
Jumlah Ekuitas TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
29,886,217
183,715,712,789
194,835,176,895
299,478,576,653
337,846,665,271
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
1
50,069,341,460
34,673,014
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN INTERIM Per 31 Maret 2013 dan 31 Maret 2014 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Catatan PENJUALAN BERSIH
2,26
BEBAN POKOK PENJUALAN
2,27
LABA KOTOR
Year To Date 2013
Year To Date 2014
39,184,978,883
50,394,040,014
(20,928,129,622)
(20,553,094,231)
18,256,849,261
29,840,945,782 6,780,189,976
BEBAN USAHA Beban Administrasi & Umum
2,28
7,817,771,976
Beban Penjualan
2,28
5,472,544,248
7,522,535,325
4,966,533,037
15,538,220,482
LABA USAHA PENDAPATAN (BEBAN) LAIN
2
Pendapatan (rugi) selisih kurs
3,206,928,451
Pendapatan jasa giro
2,539,512
Pendapatan (beban) lain-lain Beban bunga bank dan lembaga keuangan Jumlah Pendapatan (Beban) lain-lain Taksiran Pajak Penghasilan Badan
9,032,423
(16,608,563)
(219,978,981)
(1,368,821,777)
(2,857,852,941)
1,824,037,623
Laba sebelum beban pajak penghasilan
1,741,937,403
(1,326,862,097)
6,790,570,660
14,211,358,385
1,589,634,414
3,565,787,140
5,200,936,246
10,645,571,245
5,196,380,004
10,646,089,147
Beban (Mamfaat) pajak tangguhan
-
Total Laba komprehensif periode berjalan Total laba komprehensif periode berjalan yang dapat Diatribusikan kepada : Pemilik entitas Induk Kepentingan nonpengendali
4,556,242
Total Laba komprehensif
5,200,936,246
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
2
(517,902) 10,645,571,245
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN INTERIM 31 Maret 2013 dan 31 Maret 2014 (disajikan dalam Rupiah,Kecuali Dinyatakan Lain) Saldo Laba
Selisih Transaksi
Saldo per 1 Januari 2012 Transaksi dengan kepentingan
Modal
Tambahan
Dengan Kepentingan
Saham
Modal
Nonpengendali
10,000,420,000
4,370,431,826
-
Belum ditentukan Cadangan Umum
Penggunaannya
292,760,182
35,580,391,998
(1,625,757,641) -
Efek neto pelepasan investasi 1,198,514,851 -
-
-
10,000,420,000
4,370,431,826
(134,482,608)
Tahun berjalan Saldo per 31 Desember 2012
2,804,045,747
-
53,048,049,753
(1,614,242,359)
(3,240,000,000)
(1,745,750,000)
(1,745,750,000)
-
-
Saham pada entitas anak Total laba komprehensif
50,244,004,006 -
-
Jumlah
Nonpengendali
(1,625,757,641)
Nonpengendali Dividen tunai
Kepentingan Neto
-
1,198,514,851
(385,174,201)
813,340,650
18,646,602,971
18,646,602,971
975,793,826
19,622,396,797
54,226,994,969
68,463,364,187
34,673,013
68,498,037,200
Transaksi dengan kepentingan Nonpengendali
69,999,580,000
Modal Saham Publik
60,500,000,000
(39,003,614,723)
30,995,965,277
30,995,965,277
60,500,000,000
60,500,000,000
Efek neto pelepasan investasi
-
Modal saham
-
Cadangan Umum
16,000,000,000
Dividen tunai
-
Total Laba komprehensif Saldo per 31 Desember 2013
-
(16,000,000,000)
140,500,000,000
4,370,431,826
(134,482,608)
16,000,000,000
140,500,000,000
4,370,431,826
(134,482,608)
16,000,000,000
24,199,872,068
24,199,872,068
23,423,252,313
184,159,201,531
(4,268,894) 30,404,119
24,195,603,174 184,189,605,650
laba komprehensif Tahun berjalan Saldo per 31 Maret 2014
10,645,571,246
10,646,089,147
34,068,823,559
194,805,290,678
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 3
(517,902) 29,886,217
10,645,571,245 194,835,176,895
PT ARITA PRIMA INDONESIA. Tbk Dan ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS Konsolidasian Interim Untuk Periode Tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2013 dan 31 Maret 2014 (disajikan dalam Rupiah,Kecuali Dinyatakan Lain) Arus Kas dari Aktivitas Operasi Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas untuk: Pemasok Karyawan Beban usaha Pembayaran pajak penghasilan Pembayaran beban Keuangan & Jasa keuangan Penerimaan (pembayaran) lainnya Kas neto digunakan untuk aktivitas operasi
Year To Date 2013
Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset tetap Pembelian Penjualan investasi lainnya Kas neto digunakan untuk aktivitas investasi Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Utang bank Penerimaan Pembayaran Utang lain-lain Penerimaan Pembayaran Pembayaran Saham Non Pengendali Kas neto diperoleh dari aktivitas pendanaan Kenaikan (Penurunan) Neto Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas awal periode Kas dan Setara Kas Akhir Periode
37,208,164,972 (23,003,582,169) (41,000,000) (11,619,373,748) (559,201,900) (1,368,941,777) (14,069,051)
46,595,835,741 (28,976,337,451) (154,500,000) (12,373,582,007) (1,671,747,310) (2,857,852,941) 9,032,423
601,996,328
570,848,455
(5,042,719,600)
(8,003,157,882)
(5,042,719,600)
(8,003,157,882)
12,800,136,345 (10,282,498,411) 224,840,000 (775,465,454) (300,000,000)
27,287,130,342 (28,026,650,326) 244,720,000 (1,841,395,858)
1,667,012,480
(2,336,195,842)
(2,773,710,792)
(9,768,505,270)
5,319,647,989
18,676,935,918
2,545,937,197
8,908,430,649
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
4
Year To Date 2014
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 Maret 2013 DAN 31 Maret 2014
(Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
UMUM
1.
a.
Pendirian Perusahaan
PT. Arita Prima Indonesia Tbk. (“Perusahaan”) didirikan dalam rangka Penanaman Modal Asing berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1967 sebagaimana diubah dengan Undang-undang No. 11 Tahun 1970 berdasarkan akta notaris Triphosa Lily Ekadewi, S.H., No. 1 tanggal 5 Oktober 2000. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Dalam surat keputusan No. C-7935.HT.01.01.TH.2001 tanggal 31 Mei 2001 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 31 Tambahan No. 3727 tanggal 16 April 2002. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Rudy Siswanto, S.H., No. 258 tanggal 12 April 2013 sehubungan dengan, antara lain, peningkatan modal disetor, perubahan susunan direksi dan dewan komisaris, perubahan status dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka, pengeluaran saham dalam simpanan melalui penawaran umum saham perdana kepada masyarakat, dan perubahan seluruh anggaran dasar untuk disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam peraturan Bapepam-LK No. IX.J.I tentang Pokokpokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 (Catatan 20). Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No. AHU-23043.AH.01.02 tahun 2013 tanggal 30 April 2013, serta telah diterima dan dicatat didalam database sistem administrasi badan hukum Kementrian hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan surat No. AHU-AH.01.10-17244 dan No. AHU-AH.01.10.17245 masing-masing tertanggal 3 Mei 2013. Perusahaan dan Entitas Anak (secara bersama-sama disebut sebagai “Kelompok Usaha”) menjalankan usaha perdagangan ekspor dan impor barang-barang logam yang mencakup valve, fitting, dan produk terkait lainnya. Perusahaan berdomisili di Jakarta dan kantor pusatnya beralamat di Komplek Ruko Sunter Permai Blok C No. 9, Jalan Danau Sunter Utara, Sunter Agung, Jakarta Utara. Perusahaan memiliki 26 kantor cabang yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia pada tanggal 31 Maret 2014 (31 Desember 2012: 19 kantor cabang, 31 Desember 2011: 18 kantor cabang, 31 Desember 2010: 10 kantor cabang). Perusahaan memulai kegiatan operasi komersialnya pada tahun 2001. Unimech Grup Berhad merupakan entitas induk terakhir dari Kelompok Usaha.
b. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak Laporan keuangan konsolidasian mencakup akun-akun Perusahaan dan Entitas Anak berikut ini dimana Perusahaan mempunyai kepemilikan lebih dari 50% : Tahun
Entitas Anak PT Arita Prima Teknindo ("PT API")
Domisili Surabaya
PT Ragam Teknik("RT")
Jakarta
Total Aset sebelum Eliminasi (dalam jutaan Rupiah)
Persentase Pemilikan
Beroperasi
Kegiatan
Komersial 2001
Usaha Perdagangan valve, fitting dan
31 Maret 2014 -
2013 -
-
-
2011 70%
31 Maret 2014 -
2013 -
70%
-
-
31 Desember 2012
31 Desember 2012
2011 8.231
produk terkait lainnya 2001
Perdagangan valve, fitting dan produk terkait lainnya
5
7.061
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 Maret 2013 DAN 31 Maret 2014
(Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)
Tahun
Entitas Anak PT Arita Prima Gemilang (“PT APG”) PT Arita Prima Kalbar(“APK”)
Domisili Pekanbaru
Total Aset sebelum Eliminasi (dalam jutaan Rupiah)
Persentase Pemilikan
Beroperasi
Kegiatan
Komersial 2001
Usaha Perdagangan valve, fitting dan
31 Maret 2014 -
2013 -
2012
99%
99%
99%
2011 99%
31 Maret 2014 -
2013 -
2012 4.065
2011 4.065
70%
3.881
3.858
5.119
3.751
31 Desember
31 Desember
produk terkait lainnya Pontianak
2011
Perdagangan valve, fitting dan produk terkait lainnya
PT. Arita Prima Teknindo Perusahaan mengakuisisi 70% kepemilikan saham atau sebanyak 210 saham dari pemegang saham terdahulu API berdasarkan suatu perjanjian pengikatan jual beli tanggal 2 Januari 2009. Selanjutnya, berdasarkan pernyataan keputusan pemegang saham API yang diaktakan notaris Adiaty Hadi, S.H., dengan akta No. 2 tanggal 7 Februari 2011, para pemegang saham APT, antara lain, menegaskan pengalihan saham tersebut diatas, serta peningkatan modal ditempatkan dan disetor APT sebanyak 700 saham atau sejumlah Rp. 700 Juta yang diambil bagian oleh Perusahaan dan kepentingan nonpengendali masing-masing sebanyak 490 saham dan 210 saham. Selanjutnya, berdasarkan pernyataan tentang keputusan diluar rapat umum pemegang saham APT yang diaktakan notaris James Ridwan Efferin, S.H., dengan akta No. 4 tanggal 23 April 2012, para pemegang saham APT menyetujui, antara lain, pengalihan 29% kepemilikan saham atau sebanyak 290 saham dari kepentingan nonpengendali kepada perusahaan. Selisih lebih antara nilai wajar pembayaran atas jumlah penyesuaian terhadap kepentingan nonpengendali sejumlah Rp. 1.491.275.033 diakui sebagai “Selisih transaksi dengan kepentingan nonpengendali” pada bagian Ekuitas di laporan posisi keuangan konsolidasian. Berdasarkan keputusan pemegang saham APT tanggal 31 Desember 2012, para pemegang saham APT telah menyetujui penjualan seluruh saham APT yang dimiliki Perusahaan kepada pihak ketiga pada total harga Rp. 990 Juta. Keputusan pemegang saham tersebut selanjutnya diaktakan dengan akta notaris Adiaty hadi, s.H. No. 39 tanggal 28 januari 2013, yang telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana dinyatakan dalam surat No. AHUAH.01.10-08088 tanggal 7 Maret 2013. Sehubungan dengan hal tersebut, laporan posisi keuangan konsolidasian Kelompok Usaha tanggal 31 Desember 2012 tidak lagi mencakup posisi keuangan APT pada tanggal tersebut. Rugi neto dari penjualan seluruh investasi saham APT berjumlah Rp. 1.694.587.559 yang disajikan sebagai bagian dari akun “Rugi pelepasan investasi saham pada entitas anak, neto” di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. PT. Ragam Teknik Perusahaan mengakuisisi 70% kepemilikan saham atau sebanyak 700 saham dari pemegang saham terdahulu RT berdasarkan suatu perjanjian pengikatan jual beli tanggal 2 Januari 2009, yang kemudian ditegaskan dalam pernyataan keputusan pemegang saham RT yang diaktakan dengan akta notaris Adiaty Hadi, S.H., No. 9 tanggal 24 Februari 2011. Berdasarkan keputusan pemegang saham RT tanggal 31 Desember 2012, para pemegang saham RT telah menyetujui penjualan seluruh saham RT yang dimiliki Perusahaan kepada pihak ketiga pada total harga Rp. 700 Juta. Keputusan pemegang saham tersebut selanjutnya diaktakan dengan akta notaris Adiaty Hadi, s.H. No. 43 tanggal 28 Januari 2013, yang telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana dinyatakan dalam surat No. AHU-Ah.01.10-12200 tanggal 4 April 2013. Sehubungan dengan hal tersebut, laporan posisi keuangan konsolidasian Kelompok Usaha tanggal 31 Desember 2012 tidak lagi mencakup posisi keuangan RT pada tanggal tersebut. Rugi neto dari penjualan seluruh investasi saham RT berjumlah Rp. 142.491.791 yang disajikan sebagai bagian dari akun “Rugi pelepasan investasi saham pada entitas anak, neto” di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.
6
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 Maret 2013 DAN 31 Maret 2014
(Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT Arita Prima Gemilang Perusahaan mengakuisisi 70% kepemilikan saham atau sebanyak 140 saham dari pemegang saham terdahulu APG berdasarkan suatu perjanjian pengikatan jual beli tanggal 2 Januari 2009. Selanjutnya, berdasarkan pernyataan keputusan pemegang saham APG yang diaktakan oleh notaris Adiaty Hadi, S.H., dengan akta No. 6 tanggal 18 Maret 2011, para pemegang saham APG, antara lain, menegaskan pengalihan saham tersebut di atas, pengalihan 25% kepemilikan saham atau sebanyak 50 saham APG dari kepentingan nonpengendali kepada Perusahaan, serta peningkatan modal ditempatkan dan disetor APG sebanyak 800 saham atau sejumlah Rp. 800 Juta yang diambil bagian seluruhnya oleh Perusahaan. Selisih lebih antara jumlah penyesuaian terhadap kepentingan nonpengendali atas nilai wajar pembayaran sejumlah Rp. 292.760.182 diakui sebagai “Selisih transaksi dengan kepentingan nonpengendali” pada bagian Ekuitas di laporan posisi keuangan konsolidasian. Berdasarkan keputusan pemegang saham APG tanggal 31 Desember 2012, para pemegang saham APG telah menyetujui penjualan seluruh saham APG yang dimiliki Perusahaan kepada pihak ketiga pada total harga Rp. 990 Juta. Keputusan pemegang saham tersebut selanjutnya diaktakan dengan akta notaris Adiaty Hadi, S.H, No. 35 tanggal 28 Januari 2013, yang telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana dinyatakan dalam surat No. AHUAH.01.10.06862 tanggal 27 Februari 2013. Sehubungan dengan hal tersebut, laporan posisi keuangan konsolidasian Kelompok Usaha tanggal 31 Desember 2012 tidak lagi mencakup posisi keuangan APG pada tanggal tersebut. Laba neto dari penjualan seluruh investasi saham APG berjumlah Rp. 89.535.527 yang disajikan sebagai bagian dari akun “Rugi pelepasan saham pada entitas anak, neto” di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. PT. Arita Prima Kalbar Pada tanggal 2 September 2009, Perusahaan mendirikan APK yang bergerak dibidang perdagangan valve, fitting, instrument, dan produk terkait lainnya. Akta pendirian APK telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Republik Indonesia No. AHU-45607.AH.01.01.Tahun 2009 tanggal 15 September 2009. Investasi untuk 70% kepemilikan saham pada APK berjumlah Rp. 702.450.000. Berdasarkan akta notaris Adiaty Hadi, S.H., No. 17 tanggal 14 Desember 2012, para pemegang saham APK menyetujui pemecahan nilai nominal saham dari Rp. 50.000 per saham menjadi Rp. 5.000 per saham, dan pengalihan 29% kepemilikan saham atau sebanyak 58.203 saham APK dari kepentingan nonpengendali kepada Perusahaan. Selisih lebih antara nilai wajar pembayaran atas jumlah penyesuaian terhadap kepentingan nonpengendali sejumlah Rp. 134.482.608 diakui sebagai “Selisih transaksi dengan kepentingan nonpengendali” pada bagian Ekuitas di laporan posisi keuangan konsolidasian. c.
Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Karyawan
Sususan komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2014, serta 31 Desember 2013,2012, 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut : 31 Desember 2012,2011 dan 2010 - Komisaris Utama : Lim Cheah Chooi - Komisaris : Sim Yee Fuan - Komisaris : Lim Jun Lin - Direktur : Low Yew Lean
31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 - Komisaris Utama : Lim Cheah Chooi - Komisaris Independen : Ida Bagus Oka Nila - Komisaris : Sim Yee Fuan - Direktur Utama : Low Yew Lean - Direktur Keuangan : Hery Susanto - Drektur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran (Tidak Terafiliasi) : Adhy Ariansyah
7
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 Maret 2013 DAN 31 Maret 2014
(Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Berdasarkan surat keputusan Direksi No. 006/SK-DIR/III/2013 tanggal 21 Maret 2013, Perusahaan telah menunjuk Foor Good Pendapotan sebagai Seketaris Perusahaan efektif sejak tanggal tersebut. 2. a.
KEBIJAKAN AKUNTANSI Dasar Penyusunan Laporan Keuangan konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian interim disusun berdasarkan konsep harga perolehan, kecuali instrument derivatif. Laporan keuangan konsolidasian interim juga disusun berdasarkan konsep akrual kecuali untuk laporan arus kas konsalidasian interim. Laporan Arus kas konsolidasian interim disusun dengan metode langsung ( direct method ), dan arus kas dikelompokan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Prinsip – Prinsip konsolidasi Kebijakan akuntasi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian interim ini telah diterapkan secara konsisten , kecuali dinyatakan lain. Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan perseroan dan entitas anak dimana perseroan mempunyai pengendalian dan penyertaan saham langsung dengan suara lebih dari 50%. Entitas anak dikonsolidasikan sejak tanggal pengendalian telah beralih kepada perseroan secara efektif. Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo material antara entitas telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian interim. Kepentingan nonpengendali atas hasil usaha dan ekuitas perusahaan yang dikendalikan perseroan disajikan secara terpisah baik laporan labarugi komprehensif maupun laporan keuangan konsolidasian interim.
b.
Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas mencakup kas, bank, dan investasi jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan. c.
Piutang Usaha
Piutang usaha Perusahaan tidak mengadakan penyisihan untuk kemungkinan adanya piutang yang tidak tertagih, piutang yang benar-benar tidak tertagih langsung dihapuskan ke laba rugi periode berjalan.
d.
Persediaan
Persediaan diakui berdasarkan nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode FIFO (First In First Out). Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan biaya penjualan. e.
Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar di muka dibebankan sesuai jangka waktu/masa manfaat masing-masing biaya dengan metode garis lurus.
8
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 Maret 2013 DAN 31 Maret 2014
(Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
f.
Aset Tetap
Aset tetap diakui sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Harga perolehan mencakup semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan perolehan aset tetap. Semua aset tetap, kecuali hak atas tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan masa manfaat ekonomis sebagai berikut : Bangunan : 20 tahun Kendaraan : 4 - 8 tahun Inventaris kantor : 4 - 8 tahun Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aset atau yang memberikan manfaat ekonomis berupa peningkatan kapasitas atau mutu produksi, dikapitalisasi dan disusutkan sesuai dengan tarif penyusutan yang berlaku. Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan, dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi.
g.
Investasi
Investasi dengan kepemilikan di atas 20% dicatat dengan metode ekuitas. h. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan dan beban diakui atas dasar akrual (accrual basis). Penjualan diakui pada saat barang dikirim ke pelanggan. i.
Perpajakan
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas beda temporer antara aset dan kewajiban secara komersial dan fiscal pada setiap tanggal pelaporan. Dengan menerapkan PSAK 46, pajak tangguhan diakui dengan metode kewajiban (liability method). Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak pada masa mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban pada laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak dari aset dan kewajiban tersebut. j.
Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan (spot rate). Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dikonversikan ke mata uang rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut (closing rate). Keuntungan atau kerugian yang terjadi, baik yang berasal dari transaksi dalam valuta asing maupun dari penjabaran aset dan kewajiban moneter, dibebankan pada periode berjalan. Kurs penutup Bulan Maret 2014 yang digunakan adalah kurs tengah Bank Indonesia
USD SGD EUR MYR k.
31 Maret 2013 1, 1, 1, 1,
31 Maret 2014 Rp 11.404.00 Rp 9.049.74 Rp 15.674.23 Rp 3.481.62
Rp 9.719.00 Rp 7.816.16 Rp 12.423.31 Rp 3.132.65
Transaksi dengan Pihak yang Berelasi
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomor 7 (revisi 2010), yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, yang dimaksud dengan pihak yang berelasi adalah sebagai berikut : (i) Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries) ; (ii) Perusahaan asosiasi ( Associated company )
9
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 Maret 2013 DAN 31 Maret 2014
(Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
(iii) Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut. (iv) Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (iii) atau (iv), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas Perusahaan tersebut. Ini mencakup Perusahaan –perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan pelapor dan Perusahaan-Perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan pelapor. Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, tingkat harga, persyaratan dan kondisi normal sebagaimana dilakukan dengan pihak di luar pihak yang berelasi, diungkapkan dalam Laporan Keuangan. l.
Kewajiban Manfaat Karyawan
Menurut Undang-Undang RI No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan mensyaratkan agar setiap Perusahaan di Indonesia memberikan uang pesangon, penghargaan masa kerja dan ganti kerugian kepada karyawannya apabila terjadi pemutusan hubungan kerja sesuai kondisi yang disebutkan di dalam peraturan yang berlaku. Kewajiban manfaat karyawan dihitung berdasarkan nilai sekarang dari jumlah yang akan dibayarkan pada pegawai pada saat pemutusan hubungan kerja tersebut (usia pensiun). m.
Instrumen Keuangan
Mulai tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan mengadopsi PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pelaporan”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran”. PSAK No. 50 (Revisi 2006) mengatur persyaratan tentang penyajian instrument keuangan dan mengidentifikasi informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut berlaku terhadap klasifikasi instrument keuangan, dari perspektif penerbit, dalam asset keuangan, kewajiban keuangan, dan instrument ekuitas ; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan dimana asset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang yang terkait dengan instrument keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk instrumen tersebut. PSAK No. 55 (Revisi 2011) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran asset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai. n. Aset Keuangan Pengakuan awal Aset Keuangan dalam ruang lingkup PSAK No.55 diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir tahun keuangan. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar. Dalam hal investasi tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan dan kebiasaan yang berlaku dipasar (pembelian secara regular) diakui pada tanggal perdagangan, seperti tanggal perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Aset keuangan Perusahaan mencakup kas dan bank, dan piutang usaha.
10
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 Maret 2013 DAN 31 Maret 2014
(Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Pengukuran setelah pengakuan awal Pengukuran setelah pengakuan awal dari aset keuangan tergantung pada klasifikasi sebagai berikut: Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi meliputi aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awalnya telah ditetapkan untuk dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi dicatat dalam neraca pada nilai wajar dengan laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi. Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Maret 2014. Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Kas dan bank, dan piutang usaha termasuk dalam kategori ini. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo Aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasi sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo jika Perusahaan mempunyai maksud dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku bunga efektif untuk mendiskonto penerimaan kas di masa yang akan datang selama perkiraan umur aset keuangan menjadi nilai tercatat bersihnya. Laba atau rugi diakuipada laporan laba rugi ketika investasi dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Perusahaan tidak mempunyai investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Maret 2014. Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan nonderivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar dengan laba atau rugi yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus direklasifikasi ke dalam laba atau rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi. Perusahaan tidak mempunyai investasi jangka pendek yang dikelompokkan sebagai tersedia untuk dijual pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Maret 2014. o.
Kewajiban Keuangan
Kewajiban keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi, hutang dan pinjaman atau derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai yang efektif, jika sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal. Saat pengakuan awal, kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal hutang dan pinjaman, termasuk biaya transaksi yang dapat didistribusikan secara langsung. Kewajiban keuangan Perusahaan mencakup hutang usaha, hutang lain-lain dan biaya yang masih harus dibayar. Pengukuran setelah pengakuan awal Pengukuran kewajiban keuangan bergantung pada klasifikasi sebagai berikut: Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi mencakup kewajiban keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awalnya, telah ditetapkan, diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Kewajiban keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Kewajiban derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Laba atau rugi atas kewajiban dalam kelompok diperdagangkan harus diakui dalam laporan laba rugi. Hutang dan pinjaman Setelah pengakuan awal, hutang dan pinjaman yang dikenakan bunga diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Laba atau rugi harus diakui dalam laporan laba rugi ketika kewajiban tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasinya.
11
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 Maret 2013 DAN 31 Maret 2014
(Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
p.
Saling Hapus Instrumen Keuangan
Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan kewajiban keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara bersamaan. q.
Nilai Wajar Instrumen Keuangan
Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar (arm’s-length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substantial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya. Penyesuaian risiko kredit Perusahaan penyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak yang bertransaksi antara instrument yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam penentuan nilai wajar posisi kewajiban keuangan, risiko kredit Perusahaan terkait dengan instrumen keuangan tersebut ikut diperhitungkan. r.
Biaya Perolehan yang Diamortisasi dari Instrumen Keuangan
Biaya perolehan yang diamortisasi diukur dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan ini mencakup seluruh premi atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi serta komisi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif. s.
Penurunan Nilai Aset Keuangan
Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan terleh dahulu menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi) Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku. Nilai tercatat atas asset keuangan dikurangi melalui penggunaan pos cadangan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta dengan penyisihan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan kepada Perusahaan. Jika, pada tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos cadangan Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, jumlah pemulihan tersebut diakui pada laba/Rugi.
12
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 31 Desember 2013 dan 31 Maret 2014 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 3. KAS DAN SETARA KAS Rupiah :
31 Desember 2013
Kas PT. Bank Central Asia, Tbk PT. Bank Commonwealth PT. Bank DBS Indonesia PT. Bank CIMB Niaga, Tbk PT. Bank Syariah Mandiri PT. OCBC NISP, Tbk PT. Bank UOB Indonesia PT. Bank Panin Indonesia PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk PT. Bank Permata, Tbk
31 Maret 2014
123,056,003
1,058,023,704
6,426,994,918
1,759,076,556
71,041,815
70,993,814
5,181,195
4,963,195
33,469,237
29,705,906
2,191,258
2,147,420
32,094,873
31,930,350
933,898
819,898
59,900,028
61,466,233
1,775,000
1,700,000
8,308,140,980
57,139,235
PT. Bank Syariah Permata
12,150,246
10,281,190
PT. Bank Index
98,179,796
71,115,013
PT. Bank QNB Kasewan
59,800,000
Dollar Amerika Serikat : PT. Bank Central Asia, Tbk PT. Bank UOB Indonesia
111,731,322
24,158,804
1,595,574,107
21,128,419
PT. Bank Permata, Tbk
5,617,154
PT. Bank QNB Kasewan
3,487,894,127
Dollar Singapura : PT. Bank Mandiri ( Persero), Tbk
281,822,436
PT. Bank UOB Indonesia
1,032,045,815
PT. Bank Permata, Tbk
8,777,453
68,531,849 1,577,134,388.76 8,097,074
Euro : PT. Bank Permata, Tbk Jumlah kas dan setara kas
471,875,540
496,706,317
18,676,935,918
8,908,430,649
4. PIUTANG USAHA 31 Desember 2013 Pihak yang berelasi
31 Maret 2014
-
1,068,152,557
Pihak ketiga
41,875,974,563
51,197,792,304
Jumlah Piutang usaha
41,875,974,563
52,265,944,862
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
13
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 31 Desember 2013 dan 31 Maret 2014 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Piutang usaha Perusahaan berdasarkan umur piutang Belum Jatuh Tempo
594,954,550
794,836,405
1 - 30 hari
14,764,316,938
16,859,556,370
31 - 60 hari
10,926,165,875
14,159,748,236
61 - 90 Hari
14,260,634,355
18,844,200,873
Lebih dari 90 Hari Jumlah Piutang Usaha
1,329,902,844
1,607,602,977
41,875,974,563
52,265,944,862
5. PIUTANG LAIN - LAIN Pihak Ketiga :
31 Desember 2013
PT Arita prima Teknindo
36,527,821
PT Arita Prima Gemilang
31 Maret 2014 36,527,821 10,000,000
Piutang Karyawan
262,323,948
Lain-lain
695,178,504
Jumlah Piutang Lain lain
994,030,273
617,936,949 664,464,770
6. PERSEDIAAN 31 Desember 2013 Valve Fitting
31 Maret 2014
94,620,608,058
110,864,562,473
8 384 104 511 8,384,104,511
13 303 747 497 13,303,747,497
15,570,479,807
19,216,524,162
Lain-lain
1,197,729,216
4,434,582,499
Jumlah
119,772,921,592
147,819,416,631
Instrumen
7. UANG MUKA PEMBELIAN 31 Desember 2013 Uang Muka Pembelian brg dagang Uang Muka Pembelian Bangunan Uang Muka Pembelian Aset lainnya Jumlah Uang Muka pembelian 8. BEBAN DIBAYAR DI MUKA
31 Maret 2014
18,479,072,101
16,422,654,779
3,265,573,049
343,863,349
544,465,800
150,158,950
22,289,110,950
16,916,677,078
31 Desember 2013
31 Maret 2014
Sewa
769,738,475
1,340,828,962
Asuransi
222,900,464
239,343,719
Iklan
112,643,337
Maintanance
26,873,338 77,362,500
Exim
518,842,487
Lain-lain
636,118,553
Jumlah Beban Dibayar Dimuka
1,741,400,829
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 14
1,685,641,099 3,888,892,105
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 31 Maret 2013 dan 31 Maret 2014 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
10. ASET TETAP 2013
penambahan/
Harga perolehan
penghapusan/
pemindahan
Tanah
39,195,137,330
31 Maret 2014
pemindahan
18,383,247,816
57,578,385,146
Bangunan
36,558,192,355
Kendaraan
6,931,423,591
290,984,370
(8,908,687,115)
7,222,407,961
Inventaris Kantor
6,349,725,606
3,251,869,465
9,601,595,071
Peralatan gudang Aset sewa guna usaha
3,190,592,212
1,845,975,152
5,036,567,364
92,225,071,093
Bangunan dalam penyelesaian
-
2,301,355,022
(87,605,022)
94,526,426,115
22,455,809,230
2013
penambahan/
Akumulasi penyusutan
Bangunan
27,649,505,240
pemindahan
2,296,198,540
-
penghapusan/
107,088,460,781
2,213,750,000 109,302,210,781
31 Maret 2014
pemindahan
399,008,174
2,695,206,714
Kendaraan
2,172,275,081
239,609,809
2,411,884,889
Inventaris Kantor
2,707,634,504
546,039,825
3,253,674,329
Peralatan gudang Aset sewa guna usaha Nilai Buku
600,137,417
164,927,119
7,776,245,541
1,349,584,926
-
9,125,830,468
86,750,180,574
21,106,224,304
-
100,176,380,313
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
15
765,064,536
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 31 Desember 2013 dan 31 Maret 2014 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 9. Pajak Dibayar Dimuka PPN
2,738,673,818
PPH Pasal 22
689,742,799 702,582,644
PPH Pasal 25
1,137,529,540 2,738,673,818
11. ASET LAIN - LAIN
31 Desember 2013
Beban IPO
3,932,697,500
Aset Pajak Tangguhan
706,650,638
Jumlah aset lain lain
4,639,348,138
2,529,854,983
31 Maret 2014 3,992,697,500 683,906,383 4,676,603,883
12. HUTANG USAHA 31 Desember 2013
31 Maret 2014
Pihak yang berelasi
5,256,472,254
1,281,017,640
Pihak ketiga
9,704,779,953
32,768,095,117
14,961,252,207
34,049,112,758
Jumlah Hutang Usaha
13. HUTANG BANK Jangka Pendek :
31 Desember 2013
PT Bank UOB Buana, Tbk
12,177,672,762
31 Maret 2014 11,393,482,091
Ambank(M) Berhad
17,674,050,000
22,808,000,000
PT. Bank Permata
14,702,219,458
15,408,217,077
Jumlah Hutang Bank
44,553,942,220
49,609,699,168
Jangka Panjang :
31 Desember 2013
PT Bank Index PT Permata PT Bank CIMB Niaga, Tbk
3,308,115,029
31,550,344,164
29,476,679,192
400,699,706
PT Bank Panin Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
2,191,213,630
37,396,900,157
35,332,452,576
19,762,403,453
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 16
356,444,726
2,046,365,344 17,634,496,704
Jumlah Hutang Jangka Panjang
31 Maret 2014
3,399,490,943
16,088,220,460 19,244,232,116
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 31 Desember 2013 dan 31 Maret 2014 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 14. Hutang lain - lain Aset Sewa Kendaraan :
31 Desember 2013
31 Maret 2014
PT Astra Sedaya Finance
169,156,818
151,329,567
PT Dipo Star Finance
834,723,863
1,377,299,501
PT Toyota Astra Financial Service
115,698,954
88,668,693
PT Astra Credit Company PT Toyota Finance
65,540,279
57,503,423
254,704,031
170,255,395
PT Mandiri Tunas Finance
3,017,236
3,017,236
PT Astrido Pacific Finance
95,632,607
82,831,784
PT Srikandi Diamond Motor
109,756,232
PT. Orix Indonesia Finance PT Gemilang Berlian Indah
142,314,184 1,790,544,203
yang jatuh tempo dalam 1 tahun Jumlah hutang lain lain - jangka panjang
88,657,950 535,111,482
1,129,572,266 660,971,937
117,798,727 2,672,473,758 1,637,805,657 1,034,668,100
14. Hutang lain - lain ( Lanjutan ) Berelasi :
31 Desember 2013 PT. Arita Global Jumlah
31 Maret 2014
4,819,575,000
4,819,575,000
4,819,575,000
4,819,575,000
14. Hutang lain - lain ( Lanjutan ) Pihak ke Tiga :
31 Desember 2013 PT. Arita Prima Gemilang Lain - Lain
522,097,500
31 Maret 2014 477,097,500
1,032,023,190
585,935,052
1,554,120,690
1,063,032,552
15. UANG MUKA PENJUALAN 31 Desember 2013
31 Maret 2014
Uang Muka Penjualan
3,201,530,083
5,146,167,741
Jumlah uang muka penjualan
3,201,530,083
5,146,167,741
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 17
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 31 Desember 2013 dan 31 Maret 2014 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 16. HUTANG PAJAK 31 Desember 2013
31 Maret 2014
Hutang PPN Hutang PPh Pasal 21
621,615,702
Hutang PPh Pasal 4(2) Sewa Hutang PPh Pasal 25 Badan
77,776
30,103,423
534,217,770
Hutang PPh Pasal 23
33,555,685
Hutang PPh Pasal 29
2,093,665,653
5,681,258,032
3,283,132,587
5,711,361,455
17. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR 31 Desember 2013 Audit & Konsultan
205,221,862
15,817,209
88,950,400
75,607,840
Iklan Sales komisi
1,527,000
Bonus & Insentif
2,573,000
Beban Bunga
31 Maret 2014
358,278,032
501,589,245
656,550,294
593,014,294
Asuransi Jumlah Beban Yang Masih Harus Dibayar 18. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA
31 Desember 2013
31 Maret 2014
3,545,316,176
4,014,599,075
Perusahaan Mengakui penyisihan imbalan kerja yang tidak didanai untuk karyawan yang mencapai usia pensiun sesuai dengan UU No. 13/2003 tanggal 25 maret 2003 19. MODAL SAHAM Persentase
31 Maret 2014
Lembar saham
kepemilikan ( % )
PT. Arita Global
622.214.760
57.88
81,321,400,000
Arita Engineering Sdn. Bhd.
151.125.260
14.06
19,754,300,000
Low Yew Lean
26.659.980
2.48
3,484,400,000
Masyarakat
275.000.000
25.58
Jumlah Modal Saham
Nominal
35,939,900,000 140,500,000,000
Berdasarkan akta notaris Rudy siswanto, S.H. no. 258 Tanggal 12 April 2013 yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No : AHU-23043.AH.01.02 TAHUN 2013 tanggal 30 April 2013
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 18
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 31 Maret 2013 dan 31 Maret 2014 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 20. PENJUALAN BERSIH Year To Date 2013
Year To Date 2014
Valve
32,131,682,684
40,819,172,411
Fitting
5,094,047,255
6,097,678,842
Instrumen
1,802,509,029
2,368,519,881
Lain-lain Jumlah penjualan bersih
156,739,916
1,108,668,880
39,184,978,883
50,394,040,014
21. BEBAN POKOK PENJUALAN Year To Date 2013
Year To Date 2014
Persediaan awal
85,309,165,633
119,772,921,592
Pembelian
21,851,944,681
48,599,589,270
Tersedia untuk dijual
107,161,110,314
168,372,510,862
Persediaan akhir
86,232,980,692
147,819,416,631
Beban Pokok Penjualan
20,928,129,622
20,553,094,231
Year To Date 2013
Year To Date 2014
3,428,698,318
3,271,105,608
928,110,201
245,145,300
1,524,294,665
405,230,479
22. ADMINISTRASI UMUM
Gaji, tunjangan dan insentif karyawan Jasa pihak ketiga Perbaikan dan pemeliharaan Barang rusak Penyusutan Imbalan kerja karyawan Perjalananan dinas Perijinan Promosi Perlengkapan Kendaraan Pos dan telekomunikasi Sewa Ongkos kirim dan penanganan persediaan Perpajakan Listrik dan air Asuransi
299,486,829 312,231,628
131,427,868
156,062,701
67,405,625
218,508,366
169,852,699
144,829,316
286,167,476
114,530,144
185,552,525
82,342,686
151,382,057
35,896,534
227,976,479
-
350,661,713
420,958,864
109,108,117
40,220,124
334,203,790
54,529,571
241,411,439
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 19
513,736,451
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 31 Maret 2013 dan 31 Maret 2014 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 37,171,177
Donasi dan sumbangan Iuran rutin Majalah dan koran Penurunan nilai piutang Komisi Lain-lain
9,827,852
39,409,456 12,989,990 716,000 9,968,657 26,738,247
7,817,771,976
6,780,189,976
Gaji, tunjangan dan insentif karyawan Jasa pihak ketiga Perbaikan dan pemeliharaan Barang rusak Penyusutan Imbalan kerja karyawan Perjalananan dinas Perijinan Promosi Perlengkapan Kendaraan Pos dan telekomunikasi Sewa Ongkos kirim dan penanganan persediaan Perpajakan Listrik dan air Asuransi Donasi dan sumbangan Iuran rutin Majalah dan koran Penurunan nilai piutang Komisi Lain-lain
2,303,325,449
2,815,817,150
Jumlah beban Penjualan
5,472,544,248
9,742,000 331,000 -
Jumlah beban Administrasi Umum 23. BEBAN PENJUALAN
132,896,876
39,725,000
217,106,907
264,697,185
-
-
325,982,281
842,706,285
-
-
174,292,046
179,709,004
17,808,000
16,765,000
56,765,000
72,933,768
46,265,100
89,891,205
163,031,445
238,967,834
144,401,869
100,606,760
214,689,177
157,448,940
640,537,995
1,114,542,505
3,989,441
18,018,482
47,378,985
40,816,833
6,220,880
5,750,093
42,876,140
123,982,537
8,565,040
9,289,000
1,280,000
1,838,900
-
-
925,131,617
1,389,028,844
-
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
20
7,522,535,325