PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL -TANGGAL 30 September 2014 dan 30 September 2013
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
DAFTAR ISI I
II
Halaman
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Interim
1
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian Interim
2
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian Interim
3
Laporan Arus Kas Konsolidasian Interim
4
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
5 - 23
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) ASET
Catatan
30 September 2014
31 Desember 2013
ASET LANCAR Kas dan setara kas
2,c,3
45,476,518,282
18,676,935,918
Piutang usaha
2,d,4
83,863,536,584
41,875,974,563
Piutang lain
2,d,5
1,415,635,036
994,030,273
Persediaan
2,e,6
146,275,135,328
119,772,921,592
Pajak Dibayar dimuka
2,j,9
3,539,956,446
2,738,673,818
Uang Muka
2,f,7
27,592,980,729
22,289,110,950
Beban dibayar dimuka
2,f,7
Jumlah Aset Lancar
4,129,672,012
1,741,400,829
312,293,434,417
208,089,047,942
ASET TIDAK LANCAR Aset tetap - nilai buku
2,g,10
140,423,667,077
86,750,180,573
Aset Lain - Lain
2,g,11
3,942,697,500
3,932,697,500
Aset Pajak Tangguhan
2,j,9
Jumlah Aset Tidak Lancar TOTAL ASET
683,906,383
706,650,638
145,050,270,960
91,389,528,711
457,343,705,377
299,478,576,653
LIABILITAS DAN EKUITAS Hutang usaha
2,p,12
33,888,185,980
14,961,252,207
Hutang bank
2,p,13
50,687,011,604
59,099,316,960
Uang muka penjualan
2,d,15
4,469,189,868
3,201,530,083
Pajak yang masih harus dibayar
2,j,16
13,908,616,906
3,283,132,587
Beban yang masih harus dibayar
2,p,17
28,186,633
656,550,294
Hutang lain
2,p,14
5,638,331,499
6,373,695,942
Hutang Bank
2,p,13
111,656,823,751
3,089,121,964
Hutang Lain
2,p,14
1,511,925,287
1,129,572,266
221,788,271,528
91,794,172,303 19,762,403,448
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo Satu Tahun
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Hutang Bank
2,p,13
15,762,673,170
Hutang Lain
2,p,14
958,645,305
660,971,937
Kewajiban Imbalan Kerja
2,m,18
4,014,599,075
3,545,316,176
20,735,917,550
23,968,691,561
140,500,000,000
140,500,000,000
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang EKUITAS Modal saham
2,19
Selisih Transaksi ekuitas Anak
(134,482,608)
Tambahan Modal Disetor Lainnya
(134,482,608)
4,370,431,826
4,370,431,826
70,054,726,017
38,945,090,557
Agio Saham
-
Saldo Laba Kepentingan nonpengendali Jumlah Ekuitas TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
28,841,065
34,673,014
214,819,516,300
183,715,712,789
457,343,705,377
299,478,576,653
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
1
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN INTERIM 30 September 2014 dan 30 September 2013 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Catatan
Jan s/d Sept 2014
Jan s/d Sept 2013 134,757,503,698
PENJUALAN BERSIH
2,20
182,788,152,796
BEBAN POKOK PENJUALAN
2,21
(84,764,490,179)
LABA KOTOR
(60,784,171,521)
98,023,662,617
73,973,332,177 22,457,102,608
BEBAN USAHA Beban Administrasi & Umum
2,22
25,372,356,734
Beban Penjualan
2,23
25,261,312,423
17,837,675,345
47,389,993,460
33,678,554,224
LABA USAHA PENDAPATAN (BEBAN) LAIN Pendapatan (rugi) selisih kurs
3,220,975,633
(4,460,320,226)
Pendapatan (beban) lain-lain
1,733,196,783
2,729,243,988
Rugi Penjualan aset
(17,529,166)
Rugi Investasi ( APK )
(577,362,948)
Beban penghapusan Persediaan
(20,076,676)
Beban Piutang Tak Tertagih Beban bunga bank dan lembaga keuangan
(858,168,741)
(37,465,229)
(56,307,845)
(10,781,129,010)
(5,442,725,557)
Jumlah Pendapatan (Beban) lain-lain
(6,479,390,614)
(8,088,278,381)
Laba sebelum beban pajak penghasilan
40,910,602,846
25,590,275,843
10,279,647,043
6,444,810,193
Taksiran Pajak Penghasilan Badan Beban (Mamfaat) pajak tangguhan
-
Total Laba komprehensif periode berjalan
(105,503,183)
30,630,955,803
19,250,968,834
30,632,000,955
19,253,369,345
Total laba komprehensif periode berjalan yang dapat Diatribusikan kepada : Pemilik entitas Induk Kepentingan nonpengendali
(1,045,152)
Total Laba komprehensif
30,630,955,803
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
2
(2,400,511) 19,250,968,834
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN INTERIM 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 (disajikan dalam Rupiah,Kecuali Dinyatakan Lain) Selisih Transaksi
Saldo per 1 Januari 2012 Transaksi dengan kepentingan
Saldo Laba
Modal
Tambahan
Dengan Kepentingan
Saham
Modal
Nonpengendali
10,000,420,000
4,370,431,826
-
Belum ditentukan Cadangan Umum
Penggunaannya
292,760,182
35,580,391,998
(1,625,757,641) -
Efek neto pelepasan investasi 1,198,514,851 -
-
-
10,000,420,000
4,370,431,826
(134,482,608)
Tahun berjalan Saldo per 31 Desember 2012
2,804,045,747
-
53,048,049,753
(1,614,242,359)
(3,240,000,000)
(1,745,750,000)
(1,745,750,000)
-
-
Saham pada entitas anak Total laba komprehensif
50,244,004,006 -
-
Jumlah
Nonpengendali
(1,625,757,641)
Nonpengendali Dividen tunai
Kepentingan Neto
-
1,198,514,851
(385,174,201)
813,340,650
18,646,602,971
18,646,602,971
975,793,826
19,622,396,797
54,226,994,969
68,463,364,187
34,673,013
68,498,037,200
Transaksi dengan kepentingan Nonpengendali
69,999,580,000
Modal Saham Publik
60,500,000,000
(39,003,614,723)
30,995,700,970
30,995,700,970
60,500,000,000
60,500,000,000
Efek neto pelepasan investasi
-
Modal saham
-
Cadangan Umum
16,000,000,000
Dividen tunai
-
Total Laba komprehensif Saldo per 31 Desember 2013
-
(16,000,000,000)
140,500,000,000
4,370,431,826
(134,482,608)
16,000,000,000
140,500,000,000
4,370,431,826
(134,482,608)
16,000,000,000
24,199,609,122
24,199,609,122
23,422,989,368
184,158,674,280
(4,786,796) 29,886,217
24,194,822,327 184,188,560,497
laba komprehensif Tahun berjalan Saldo per 30 September 2014
30,630,955,803
30,632,000,955
(1,045,152)
30,630,955,803
54,053,945,171
214,790,675,235
28,841,065
214,819,516,300
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 3
PT ARITA PRIMA INDONESIA. Tbk Dan ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS Konsolidasian Interim Untuk Periode yang berakhir 30 September 2014 dan 30 September 2013 (disajikan dalam Rupiah,Kecuali Dinyatakan Lain) Arus Kas dari Aktivitas Operasi Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas untuk: Pemasok
Year To Date 2014
160,102,334,553 (106,978,241,745)
Beban usaha g Penerimaan bunga Pembayaran pajak penghasilan Pembayaran beban keuangan Penerimaan (pembayaran) lainnya Kas neto digunakan untuk aktivitas operasi
(47,214,403,903) 619,261,006 (16,994,799,962) (8,369,566,035) 166,541,311 (18,668,874,776)
Arus K A Kas d darii Akti Aktivitas it Investasi Aset tetap Pembelian Penjualan Uang muka pembelian Aset tetap Piranti lunak komputer investasi lainnya Kas neto digunakan untuk aktivitas investasi Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Utang bank Penerimaan Pembayaran Utang lain-lain Penerimaan Sewa Pembiayaan Pembayaran utang sewa Pembiayaan Pembayaran Utang Berelasi Pembayaran Lain - lain Pembayaran deviden ke pemegang saham pengendali Kas neto diperoleh dari aktivitas pendanaan Kenaikan (Penurunan) Neto Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas awal periode Efek neto perubahan nilai tukar atas kas dan setara kas Kas dan Setara Kas Akhir Periode
138,147,880,149 (88,898,557,764) (30,011,665,478)
(9,591,537,089) (5,442,725,557) (926,585,500) 3,276,808,760
(49,500,325,170) 65,000,000
(23,719,099,639) 112,000,000
(49,435,325,170)
(23,607,099,639)
192,413,182,061 (90,570,479,488) 17,109,655,476 (23,904,287,687) (144,288,054) 94,903,782,309
52,570,298,298 (33,235,051,114)
17,531,136,308
26,799,582,364
(2,799,154,571)
7,162,273,413 (2,966,384,289)
(6,000,000,000)
18,676,935,918
5,319,647,989
45,476,518,282
2,520,493,418
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 4
Year To Date 2013
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 September 2014 DAN 30 September 2013
(Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
UMUM
1.
a.
Pendirian Perusahaan
PT. Arita Prima Indonesia Tbk. (“Perusahaan”) didirikan dalam rangka Penanaman Modal Asing berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1967 sebagaimana diubah dengan Undang-undang No. 11 Tahun 1970 berdasarkan akta notaris Triphosa Lily Ekadewi, S.H., No. 1 tanggal 5 Oktober 2000. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Dalam surat keputusan No. C7935.HT.01.01.TH.2001 tanggal 31 Mei 2001 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 31 Tambahan No. 3727 tanggal 16 April 2002. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Rudy Siswanto, S.H., No. 258 tanggal 12 April 2013 sehubungan dengan, antara lain, peningkatan modal disetor, perubahan susunan direksi dan dewan komisaris, perubahan status dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka, pengeluaran saham dalam simpanan melalui penawaran umum saham perdana kepada masyarakat, dan perubahan seluruh anggaran dasar untuk disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam peraturan Bapepam-LK No. IX.J.I tentang Pokokpokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 (Catatan 20). Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No. AHU-23043.AH.01.02 tahun 2013 tanggal 30 April 2013, serta telah diterima dan dicatat didalam database sistem administrasi badan hukum Kementrian hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan surat No. AHU-AH.01.10-17244 dan No. AHU-AH.01.10.17245 masing-masing tertanggal 3 Mei 2013. Perusahaan dan Entitas Anak (secara bersama-sama disebut sebagai “Kelompok Usaha”) menjalankan usaha perdagangan ekspor dan impor barang-barang logam yang mencakup valve, fitting, dan produk terkait lainnya. Perusahaan berdomisili di Jakarta dan kantor pusatnya beralamat di Komplek Ruko Sunter Permai Blok C No. 9, Jalan Danau Sunter Utara, Sunter Agung, Jakarta Utara. Perusahaan memiliki 26 kantor cabang yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia pada tanggal 31 Maret 2014 (31 Desember 2012: 19 kantor cabang, 31 Desember 2011: 18 kantor cabang, 31 Desember 2010: 10 kantor cabang). Perusahaan memulai kegiatan operasi komersialnya pada tahun 2001. Unimech Grup Berhad merupakan entitas induk terakhir dari Kelompok Usaha.
b. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak Laporan keuangan konsolidasian mencakup akun-akun Perusahaan dan Entitas Anak berikut ini dimana Perusahaan mempunyai kepemilikan lebih dari 50% : Tahun
Entitas Anak
Domisili
PT Arita Prima Kalbar(“APK”)
Pontianak
Beroperasi
Kegiatan
Komersial
Usaha
2011
Total Aset sebelum Eliminasi (dalam jutaan Rupiah)
Persentase Pemilikan
Perdagangan valve, fitting dan
30 September 2014 99%
produk terkait Lainnya
5
99%
31 Desember 2013 99%
2012
2011 70%
30 September 2014
3.881
3.858
31 Desember 2013
2012
5.119
2011
3.751
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 September 2014 DAN 30 September 2013
(Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan) Tahun
Entitas Anak PT Arita Biotech International
Domisili
Beroperasi
Kegiatan
Komersial
Usaha
Jakarta
2014
Total Aset sebelum Eliminasi (dalam jutaan Rupiah)
Persentase Pemilikan
Perdagangan
30 September 2014
31 Desember 2013
2012
2011
30 September 2014
31 Desember 2013
2012
2011
99%
Pupuk dan Agrokimia Lainnya
PT EPC Technology System
Jakarta
2014
Jasa Pelaksana
67%
Kontruksi, Jasa kontruksi migas dan lainnya
PT. Arita Prima Kalbar Pada tanggal 2 September 2009, Perusahaan mendirikan APK yang bergerak dibidang perdagangan valve, fitting, instrument, dan produk terkait lainnya. Akta pendirian APK telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Republik Indonesia No. AHU-45607.AH.01.01.Tahun 2009 tanggal 15 September 2009. Investasi untuk 70% kepemilikan saham pada APK berjumlah Rp. 702.450.000. Berdasarkan akta notaris Adiaty Hadi, S.H., No. 17 tanggal 14 Desember 2012, para pemegang saham APK menyetujui pemecahan nilai nominal saham dari Rp. 50.000 per saham menjadi Rp. 5.000 per saham, dan pengalihan 29% kepemilikan saham atau sebanyak 58.203 saham APK dari kepentingan nonpengendali kepada Perusahaan. Selisih lebih antara nilai wajar pembayaran atas jumlah penyesuaian terhadap kepentingan nonpengendali sejumlah Rp. 134.482.608 diakui sebagai “Selisih transaksi dengan kepentingan nonpengendali” pada bagian Ekuitas di laporan posisi keuangan konsolidasian. PT. Arita Biotech International Pada tanggal 24 Januari 2014 Perusahaan Mendirikan PT. Arita Biotech International yang bergerak dibidang perdagangan besar impor antara lain pupuk dan produk agrokimia. Akta pendirian PT. Arita Biotech International telah mendapat pengesahan dari menteri Hukum dan Hak Asasi Republik Indonesia No AHU-10.00573 Tahun 2014. Dengan modal dasar perseroan berjumlah Rp 6.000.000.000 dan terbagi atas 200 saham, Masing – masing saham bernilai Rp 30.000.000 dari modal tersebut telah ditempatkan sejumlah 100 saham dan PT. Arita Prima Indonesia Tbk Investasi 99% kepemilikan saham pada PT. Arita Biotech International berjumlah Rp 2.970.000.000 berdasarkan Akta notaris Adiaty Hadi, S.H, No 26 pada tanggal 24 Januari 2014 PT. EPC Technology System Pada tanggal 24 Januari 2014 Perusahaan Mendirikan PT. EPC Technology System yang bergerak dibidang Jasa pelaksana kontruksi termasuk jasa konstruksi penunjang migas ( Engineering Procurement construction ). Akta pendirian PT. EPC Technology System telah mendapat pengesahan dari menteri Hukum dan Hak Asasi Republik Indonesia No AHU-10.00570 Tahun 2014. Dengan modal dasar perseroan berjumlah Rp 6.000.000.000 dan terbagi atas 6.000 saham, Masing – masing saham bernilai Rp 1.000.000 dari modal tersebut telah ditempatkan sejumlah 3.000 saham dan PT. Arita Prima Indonesia Tbk Investasi 67% kepemilikan saham pada PT. Arita Biotech International berjumlah Rp 2.010.000.000 berdasarkan Akta notaris Adiaty Hadi, S.H, No 25 pada tanggal 24 Januari 2014
6
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 September 2014 DAN 30 September 2013
(Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
c. Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Karyawan Sususan komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2014, serta 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut : 31 Desember 2013 - Komisaris Utama : Lim Cheah Chooi - Komisaris Independen : Ida Bagus Oka Nila - Komisaris : Lim Jun Lin - Direktur : Low Yew Lean - Direktur Keuangan : Hery Susanto - Direktur Pemasaran : Adhy Ariansyah
30 September 2014 - Komisaris Utama : Lim Cheah Chooi - Komisaris Independen : Ida Bagus Oka Nila - Komisaris : Sim Yee Fuan - Direktur Utama : Low Yew Lean -Direktur Pemasaran : Adhy Ariansyah
Bapak Hery Susanto mengundurkan diri dari jabatan direktur keuangan per tanggal 11 agustus 2014 dan dewan komisaris telah menyetujui pengunduran diri tersebut melalui surat keputusan dewan komisaris dengan No. 005/DK/API/IX/2014 tanggal 02 September 2014. Dan semua tugas direktur keuangan untuk sementara dialihkan ke direktur utama sampai diadakannya RUPSLB 2. a.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI Dasar Penyajian Laporan Keuangan konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian interim disusun berdasarkan konsep harga perolehan, kecuali instrument derivatif. Laporan keuangan konsolidasian interim juga disusun berdasarkan konsep akrual kecuali untuk laporan arus kas konsalidasian interim. Laporan Arus kas konsolidasian interim disusun dengan metode langsung ( direct method ), dan arus kas dikelompokan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. b.
Perubahan pada pernyataan Standar Akuntansi keuangan dan Interpretasi Pernyataan standar akuntansi keuangan
Standar Akuntansi baru atau penyesuaian atas Standar Akuntansi yang wajib diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2013, yang relevan terhadap Perseroan adalah penyesuaian atas PSAK 60 (Revisi 2010) “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. Perseroan telah mengevaluasi dampak yang ditimbulkan dari penyesuaian PSAK 60 tersebut tidak material terhadap laporan keuangan konsolidasian. Dewan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia menerbitkan PSAK No. 38 (Revisi 2012), “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali” yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2013. Entitas yang melepas bisnis, dalam pelepasan bisnis entitas sepengendali, mengakui selisih antara imbalan yang diterima dan jumlah tercatat bisnis yang dilepas di ekuitas dan disajikan dalam pos tambahan modal disetor dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Berdasarkan standar terdahulu selisih tersebut dicatat sebagai “Selisih Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” juga di bagian ekuitas. PSAK ini diterapkan secara prospektif dimana saldo “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” pada tanggal 1 Januari 2013, tanggal awal penerapan Standar ini, disajikan di ekuitas dalam pos tambahan modal disetor dan tidak akan diakui sebagai laba atau rugi direalisasi atau direklasifikasi ke saldo laba. Keharusan ini tidak berdampak pada laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak karena Perusahaan dan Entitas Anak telah melakukan reklasifikasi saldo “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” ke tambahan modal disetor pada laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, sebagaimana diatur oleh Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP347/BL/2012 tertanggal 25 Juni 2012 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik.
7
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 September 2014 DAN 30 September 2013
(Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI ( Lanjutan ) Standar baru, revisi dan interpretasi yang telah diterbitkan, namun belum berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2013 adalah sebagai berikut : -
ISAK 27 "Pengalihan aset dari pelanggan" ISAK 28 "Pengakhiran liabilitas keuangan dengan instrumen ekuitas" ISAK 29 "Biaya pengupasan lapisan tanah dalam tahap produksi pada tambang terbuka" PSAK 65 “Laporan keuangan konsolidasian” *) PSAK 66 “Pengaturan bersama” *) PSAK 67 “Pengungkapan kepentingan dalam entitas lain” *) PSAK 68 “Pengukuran nilai wajar” *) PSAK 102 “Akuntansi Murabahah”*) PSAK 1 (revisi 2013) “Penyajian laporan keuangan” *) PSAK 4 (revisi 2013) “Laporan keuangan tersendiri” * PSAK 15 (revisi 2013) “Investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama” *) PSAK 24 (revisi 2013) “Imbalan kerja” *)
*) Penerapan dini revisi dan standar baru diatas sebelum 1 Januari 2015 tidak diijinkan. ISAK 27, 28, dan 29 berlaku untuk tahun buku yang dimulai sejak 1 Januari 2014, sedangkan revisi dan standar baru lainnya akan berlaku efektif pada tahun buku yang dimulai 1 Januari 2015. Pada saat penerbitan laporan keuangan, manajemen masih mempelajari dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar baru dan revisi tersebut serta pengaruhnya pada laporan keuangan Perusahaan.
Prinsip – Prinsip konsolidasi Kebijakan akuntasi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian interim ini telah diterapkan secara konsisten , kecuali dinyatakan lain. Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan perseroan dan entitas anak dimana perseroan mempunyai pengendalian dan penyertaan saham langsung dengan suara lebih dari 50%. Entitas anak dikonsolidasikan sejak tanggal pengendalian telah beralih kepada perseroan secara efektif. Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo material antara entitas telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian interim. Kepentingan nonpengendali atas hasil usaha dan ekuitas perusahaan yang dikendalikan perseroan disajikan secara terpisah baik laporan labarugi komprehensif maupun laporan keuangan konsolidasian interim.
c.
Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas meliputi kas dan bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak dijadikan sebagai jaminan dan tidak dibatasi penggunaannya. Untuk keperluan laporan arus kas konsolidasian, kas dan setara kas terdiri dari kas dan bank dan deposito berjangka sebagaimana yang didefinisikan di atas, setelah dikurangi dengan cerukan yang belum dilunasi, jika ada d.
Piutang Usaha
Piutang usaha Perusahaan tidak mengadakan penyisihan untuk kemungkinan adanya piutang yang tidak tertagih, piutang yang benar-benar tidak tertagih langsung dihapuskan ke laba rugi periode berjalan.
e.
Persediaan
Persediaan diakui berdasarkan nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode FIFO (First In First Out). Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan biaya penjualan.
8
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 September 2014 DAN 30 September 2013
(Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2. f.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI ( Lanjutan ) Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar di muka dibebankan sesuai jangka waktu/masa manfaat masing-masing biaya dengan metode garis lurus. g.
Aset Tetap
Aset tetap diakui sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Harga perolehan mencakup semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan perolehan aset tetap. Semua aset tetap, kecuali hak atas tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan masa manfaat ekonomis sebagai berikut : Bangunan : 20 tahun Kendaraan : 4 - 8 tahun Inventaris kantor : 4 - 8 tahun Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aset atau yang memberikan manfaat ekonomis berupa peningkatan kapasitas atau mutu produksi, dikapitalisasi dan disusutkan sesuai dengan tarif penyusutan yang berlaku. Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan, dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi.
h. Investasi Investasi dengan kepemilikan di atas 20% dicatat dengan metode ekuitas. i.
Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan dan beban diakui atas dasar akrual (accrual basis). Penjualan diakui pada saat barang dikirim ke pelanggan. j.
Perpajakan
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas beda temporer antara aset dan kewajiban secara komersial dan fiscal pada setiap tanggal pelaporan. Dengan menerapkan PSAK 46, pajak tangguhan diakui dengan metode kewajiban (liability method). Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak pada masa mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban pada laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak dari aset dan kewajiban tersebut.
k.
Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan (spot rate). Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dikonversikan ke mata uang rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut (closing rate). Keuntungan atau kerugian yang terjadi, baik yang berasal dari transaksi dalam valuta asing maupun dari penjabaran aset dan kewajiban moneter, dibebankan pada periode berjalan. Kurs penutup Tanggal 30 September 2014 yang digunakan adalah kurs tengah Bank Indonesia
USD SGD EUR MYR
30 September 2014 1, 1, 1, 1,
30 September 2013 Rp 11.613,00 Rp 9.234,28 Rp 15.671,17 Rp 3.563,92
Rp 12.212,00 Rp 9.585,19 Rp 15.494, 59 Rp
3.728, 87
9
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 September 2014 DAN 30 September 2013
(Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2. l.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI ( Lanjutan ) Transaksi dengan Pihak yang Berelasi
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomor 7 (revisi 2010), yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, yang dimaksud dengan pihak yang berelasi adalah sebagai berikut : (i) Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries) ; (ii) Perusahaan asosiasi ( Associated company ) (iii) Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut. (iv) Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (iii) atau (iv), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas Perusahaan tersebut. Ini mencakup Perusahaan –perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan pelapor dan Perusahaan-Perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan pelapor.
Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, tingkat harga, persyaratan dan kondisi normal sebagaimana dilakukan dengan pihak di luar pihak yang berelasi, diungkapkan dalam Laporan Keuangan. m. Kewajiban Manfaat Karyawan Menurut Undang-Undang RI No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan mensyaratkan agar setiap Perusahaan di Indonesia memberikan uang pesangon, penghargaan masa kerja dan ganti kerugian kepada karyawannya apabila terjadi pemutusan hubungan kerja sesuai kondisi yang disebutkan di dalam peraturan yang berlaku. Kewajiban manfaat karyawan dihitung berdasarkan nilai sekarang dari jumlah yang akan dibayarkan pada pegawai pada saat pemutusan hubungan kerja tersebut (usia pensiun). n.
Instrumen Keuangan
Mulai tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan mengadopsi PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pelaporan”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran”. PSAK No. 50 (Revisi 2006) mengatur persyaratan tentang penyajian instrument keuangan dan mengidentifikasi informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut berlaku terhadap klasifikasi instrument keuangan, dari perspektif penerbit, dalam asset keuangan, kewajiban keuangan, dan instrument ekuitas ; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan dimana asset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang yang terkait dengan instrument keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk instrumen tersebut. PSAK No. 55 (Revisi 2011) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran asset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai. o. Aset Keuangan Pengakuan awal Aset Keuangan dalam ruang lingkup PSAK No.55 diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir tahun keuangan. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar. Dalam hal investasi tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan dan kebiasaan yang berlaku dipasar (pembelian secara regular) diakui pada tanggal perdagangan, seperti tanggal perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Aset keuangan Perusahaan mencakup kas dan bank, dan piutang usaha.
10
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 September 2014 DAN 30 September 2013
(Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI ( Lanjutan )
Pengukuran setelah pengakuan awal Pengukuran setelah pengakuan awal dari aset keuangan tergantung pada klasifikasi sebagai berikut: Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi meliputi aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awalnya telah ditetapkan untuk dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Aset derivative juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi dicatat dalam neraca pada nilai wajar dengan laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi. Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi pada tanggal 30 September 2014 dan 30 September 2013.
-
Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Kas dan bank, dan piutang usaha termasuk dalam kategori ini.
-
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo Aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasi sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo jika Perusahaan mempunyai maksud dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku bunga efektif untuk mendiskonto penerimaan kas di masa yang akan datang selama perkiraan umur aset keuangan menjadi nilai tercatat bersihnya. Laba atau rugi diakuipada laporan laba rugi ketika investasi dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Perusahaan tidak mempunyai investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo pada tanggal 30 September 2014 dan 30 September 2013. Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan nonderivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar dengan laba atau rugi yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus direklasifikasi ke dalam laba atau rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi. Perusahaan tidak mempunyai investasi jangka pendek yang dikelompokkan sebagai tersedia untuk dijual pada tanggal 30 September 2014 dan 30 September 2013.
-
p.
Kewajiban Keuangan
Kewajiban keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi, hutang dan pinjaman atau derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai yang efektif, jika sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal. Saat pengakuan awal, kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal hutang dan pinjaman, termasuk biaya transaksi yang dapat didistribusikan secara langsung. Kewajiban keuangan Perusahaan mencakup hutang usaha, hutang lain-lain dan biaya yang masih harus dibayar. Pengukuran setelah pengakuan awal Pengukuran kewajiban keuangan bergantung pada klasifikasi sebagai berikut: -
Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi mencakup kewajiban keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awalnya, telah ditetapkan, diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Kewajiban keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Kewajiban derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Laba atau rugi atas kewajiban dalam kelompok diperdagangkan harus diakui dalam laporan laba rugi.
11
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 September 2014 DAN 30 September 2013
(Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI ( Lanjutan ) -
q.
Hutang dan pinjaman Setelah pengakuan awal, hutang dan pinjaman yang dikenakan bunga diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Laba atau rugi harus diakui dalam laporan laba rugi ketika kewajiban tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasinya.
Saling Hapus Instrumen Keuangan
Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan kewajiban keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara bersamaan.
r.
Nilai Wajar Instrumen Keuangan
Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar (arm’s-length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substantial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya. Penyesuaian risiko kredit Perusahaan penyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak yang bertransaksi antara instrument yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam penentuan nilai wajar posisi kewajiban keuangan, risiko kredit Perusahaan terkait dengan instrumen keuangan tersebut ikut diperhitungkan. s.
Biaya Perolehan yang Diamortisasi dari Instrumen Keuangan
Biaya perolehan yang diamortisasi diukur dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan ini mencakup seluruh premi atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi serta komisi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif. t.
Penurunan Nilai Aset Keuangan
Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan telah dahulu menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi) Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku. Nilai tercatat atas asset keuangan dikurangi melalui penggunaan pos cadangan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta dengan penyisihan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan kepada Perusahaan. Jika, pada tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos cadangan Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, jumlah pemulihan tersebut diakui pada laba/Rugi.
12
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah penuh, Kecuali Dinyatakan Lain) 3. KAS DAN SETARA KAS Rupiah :
30 September 2014
Kas PT. Bank Central Asia, Tbk
226,805,893
123,056,003
1,189,804,367
6,426,994,918
70,897,814
71,041,815
PT. Bank Commonwealth PT. Bank DBS Indonesia PT. Bank CIMB Niaga, Tbk
9,434,000
5,181,195
29,515,915
33,469,237
2,058,240
2,191,258
PT. Bank Syariah Mandiri PT. Bank Mandiri
31 Desember 2013
2,078,075,335
PT. OCBC NISP, Tbk
31,601,208
PT. Bank UOB Indonesia PT. Bank Panin Indonesia
933,898
37,818,102
59,900,028
1,550,000
1,775,000
54,418,783
8,308,140,980
PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk PT. Bank Permata, Tbk
32,094,873
591,898
PT. Bank Syariah Permata
12,150,246
PT. Bank Index
142,091,936
PT. Bank QNB Kesawan
98,179,796
60,103,203
Dollar Amerika Serikat : PT. Bank Central Asia, Tbk. (Juni 2014 :US$ 812.34
111,731,322
; 2013 : US$ 9. 167 )
27,304,078
PT. Bank UOB Indonesia. ( Juni 2014:US$ 402.843, 37
1,595,574,107
; 2013 : US$130.903 )
49,048,155
PT. Bank Permata, Tbk. ( Juni 2014 : US$476,04)
5,611,780
PT. Bank QNB Kesawan. ( Juni 2014 : US$ 2.064,83)
314,845,876
Dollar Singapura : PT. Bank Mandiri ( Persero), Tbk. ( Juni 2014 S$ 37.064,91
281,822,436
; 2013 : S$ 29.271)
562,433,357
PT. Bank UOB Indonesia.( Juni 2014 : S$ 237.011,06
1,032,045,815
; 2013 : S$ 107.192)
26,190,765
PT. Bank Permata, Tbk. (Juni 2014 : S$ 877,81 ;
8,777,453
; 2013 : S$ 912)
8,252,082
Euro : PT. Bank Permata, Tbk. ( Juni 2014 : EUR 35.387,55
471,875,540
; 2013 : EUR 28.052,03
548,065,496
Investasi Sementara : Deposito ( PT. Bank Mandiri, Tbk )
40,000,000,000
Jumlah kas dan setara kas
45,476,518,282
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 13
18,676,935,918
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 desember 2013, tidak terdapat kas dan setera kas perusahaan yang dibatasi penggunaan nya maupun yang ditempatkan pada pihak berelasi. 4. PIUTANG USAHA 30 September 2014 Pihak yang berelasi
31 Desember 2013
278,976,314
-
Pihak ketiga
83,584,560,270
41,875,974,563
Jumlah Piutang usaha
83,863,536,584
41,875,974,563
Piutang usaha Perusahaan berdasarkan umur piutang Belum Jatuh Tempo
3,958,991,190
594,954,550
1 - 30 hari
28,729,341,180
14,764,316,938
31 - 60 hari
27,751,894,409
10,926,165,875
61 - 90 Hari
21,011,550,916
14,260,634,355
Lebih dari 90 Hari Jumlah Piutang Usaha
2,411,758,889
1,329,902,844
83,863,536,584
41,875,974,563
5. PIUTANG LAIN - LAIN 30 September 2014
Piutang Lain Berelasi PT. Arita Global
31 Desember 2013
17,500,000 17 500 000 17,500,000
30 September 2014
Pihak Ketiga : PT Arita prima Teknindo
37,681,483
PT Arita Prima Gemilang
59,482,097
-
31 Desember 2013 36,527,821
PT. Ragam Teknik
1,153,662
Piutang Karyawan
1,299,817,794
262,323,948
-
695,178,504
1,398,135,036
994,030,273
Lain-lain Jumlah Piutang Lain lain 6. PERSEDIAAN
30 September 2014
31 Desember 2013
Valve
111,170,828,560
94,620,608,058
Fitting
14,626,465,779
8,384,104,511
Instrumen
17,845,011,818
15,570,479,807
Lain-lain
2,632,829,171
1,197,729,216
Jumlah
146,275,135,328
119,772,921,592
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
14
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 7. UANG MUKA 30 September 2014 Uang Muka Pembelian barang dagang
31 Desember 2013
24,812,256,273
18,479,072,101
Uang Muka Pembelian Aset ( Bangunan )
1,705,054,548
3,265,573,049
Uang Muka Pembelian Aset ( Kendaraan & Peralatan )
1,075,669,909
544,465,800
27,592,980,729
22,289,110,950
Jumlah Uang Muka pembelian
8. BEBAN DIBAYAR DI MUKA
30 September 2014
Sewa
1,390,154,103
Asuransi
313,606,895
Iklan
31 Desember 2013 769,738,475 222,900,464 112,643,337
maintenace
25,787,501
Exim
264,533,245
Lain-lain
2,135,590,268
Jumlah Beban Dibayar Dimuka
4,129,672,012
9. Pajak Dibayar Dimuka
30 September 2014
PPN
636,118,553 1,741,400,829
31 Desember 2013 2,738,673,818
PPH Pasal 21 PPH Pasal 22
2,227,954,774
PPH Pasal 23 PPH Pasal 25
1,312,001,672 3,539,956,446
2,738,673,818
10. ASET TETAP 2013 Harga perolehan
penambahan/
penghapusan/
pemindahan
pemindahan
Tanah
39,195,137,330
55,729,503,016
94,924,640,346
Bangunan
36,558,192,355
2,775,613,349
(8,908,687,115)
Kendaraan
6,931,423,591
1,196,572,559
(82,529,166)
Inventaris Kantor
6,349,725,606
6,361,468,806
Peralatan gudang Aset sewa guna usaha
Bangunan dalam penyelesaian
30 September 2014
30,425,118,589 8,045,466,984 12,711,194,412
3,190,592,212
3,282,051,879
92,225,071,093
69,345,209,608
2,301,355,022 94,526,426,115
69,345,209,608
6,472,644,091 (8,991,216,281)
152,579,064,421
(2,301,355,022)
-
(11,292,571,303)
152,579,064,421
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 15
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 10. ASET TETAP ( Lanjutan ) 2013 Akumulasi penyusutan
penambahan/ pemindahan
penghapusan/
30 September 2014
pemindahan
Bangunan
2,296,198,540
1,161,011,136
Kendaraan
2,172,275,081
774,407,572
2,946,682,652
Inventaris Kantor
2,707,634,504
1,871,352,738
4,578,987,242
600,137,417
572,380,356
1,172,517,773
7,776,245,541
4,379,151,802
12,155,397,343
86,750,180,574
64,966,057,806
Peralatan gudang
-
Aset sewa guna usaha Nilai Buku
3,457,209,676
(11,292,571,303)
140,423,667,077
Hak atas tanah Perusahaan adalah bentuk Hak Guna Bangunan ( HGB ) dengan sisa umur hak yang berakhir antara tahun 2022 Sampai dengan tahun 2032. Manajemen berpendapat bahwa hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui / diperpanjang pada saat jatuh tempo Rincian penjualan aset tetap adalah sebagai berikut : Jan s/d Sept 2014 Harga Perolehan
104,700,000
Akumulasi Penyusutan
(22,170,834)
Nilai Buku
82,529,166
Harga Jual
(65,000,000)
Rugi Penjualan Aset tetap
31 Desember 2013
17,529,166
Rugi penjualan aset tetap disajikan sebagai bagian dari " beban lain - lain " dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Sebagian aset tetap khususnya tanah dan bangunan dijadikan jaminan untuk pinjaman, yang diperoleh perusahaan. Disamping itu kendaraan tertentu diperoleh melalui fasilitas utang bank jangka panjang, utang sewa pembiayaan, dan utang pembiayaan konsumen dijadikan jaminan untuk masing - masing fasilitas yang terkait Sampai tanggal 30 September 2014, aset tetap diasuransikan terhadap resiko kebakaran, banjir dan resiko lain dengan nilai pertanggungan sekitar Rp 38.507.347.500 pada PT. Mandiri AXA General Insurance , PT. Asuransi Mitra pelindung mustika, PT. Asuransi Multi Artha Guna, Tbk , PT. Asuransi bina dana arta. Tbk, PT. Asuransi MSIG Indonesia, PT. Asuransi Sentral Asia .dll Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul terhadap aset tetap akibat risiko yang diasuransikan
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 16
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 11. ASET LAIN - LAIN
30 September 2014
Aset Pajak Tangguhan
683,906,383
31 Desember 2013 706,650,638
Aset Lainnya
3,942,697,500
3,932,697,500
Jumlah aset lain lain
4,626,603,883
4,639,348,138
12. HUTANG USAHA 30 September 2014 Pihak yang berelasi
31 Desember 2013
629,426,437
5,256,472,254
Pihak ketiga
33,258,759,543
9,704,779,953
Jumlah Hutang Usaha
33,888,185,980
14,961,252,207
13. HUTANG BANK Jangka Pendek :
30 September 2014
PT Bank UOB Buana, Tbk
26,263,011,604
Ambank(M) Berhad ( Juni 2014 : US$ 2.000.000
24,424,000,000
31 Desember 2013 12,177,672,762 17,674,050,000
; 2013 : US$ 1.450.000 1 450 000 ) PT. Bank Permata
29,247,594,198
Jumlah Hutang Bank
50,687,011,604
Jangka Panjang : PT Permata PT Bank CIMB Niaga, Tbk
30 September 2014
31 Desember 2013
1,502,853,149
17,004,969,419
264,412,989
PT Bank Panin
59,099,316,960
2,794,863,150
PT. Bank Index
400,699,706 2,046,365,344 3,399,490,943
PT. Bank Mandiri ( Persero) Tbk
122,857,367,633 127,419,496,921
Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
111,656,823,751
Jumlah Hutang Jangka Panjang
15,762,673,170
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
17
22,851,525,412 3,089,121,964 19,762,403,448
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 13. HUTANG BANK ( Lanjutan) Ambank ( M) Berhad Perusahaan Memperoleh Fasilitas Revolving Kredit dari Ambank dengan jumlah fasilitas kredit maksimum US$ 2.000.000. fasilitas Kredit Tersebut dijamin dengan Jaminan Korporasi dari Unimech Group Berhad ( Pihak Berelasi ) dan dibebani bunga sebesar 2.5% diatas USD cost of fund Ambank. Saldo Pinjaman yang berasal dari Penarikan fasilitas kredit ini berjumlah US$ 2.000.000 atau Setara dengan Rp 24.424.000.000 tanggal 30 September 2014 PT. Bank UOB Indonesia ( " UOB" ) Perusahaan Memperoleh fasilitas Revolving kredit dari UOB dengan jumlah fasilitas kredit maksimum US$ 3 .000.000 yang dapat ditarik dalam mata uang Dolar Amerika serikat Maupun Rupiah. Fasilitas kredit tersebut dijamin dengan jaminan Korporasi dari Unimech group Berhad dan dibebani bunga sebesar 6,75% per tahun untuk pinjaman dalam mata uang Dolar amerika serikat dan 12% Pertahun untuk pinjaman dalam mata uang Rupiah. Fasilitas kredit ini akan jatuh tempo pada tanggal 30 Desember 2014 Saldo pinjaman yang berasal dari penarikan fasilitas kredit ini Berjumlah Rp 26.263.011.604 Pada tanggal 30 September 2014
PT. Bank CIMB Niaga Tbk ( "CIMB") Perusahaan memperoleh beberapa fasilitas kredit pembelian mobil dari CIMB dengan total pokok pembiayaan awal Rp 556.010.000 jangka waktu pembiayaan selama tiga (3) tahun. Fasilitas kredit tersebut dibebani bunga flat sebesar 5% per tahun. Saldo pinjaman dari fasilitas kredit ini berjumlah Rp 264.412.989 pada tanggal 30 September i 2014 PT. Bank Panin Perusahaan memperoleh beberapa fasilitas kredit pembelian mobil dan bangunan Kantor ( Ruko ) dari PT. Bank Panin dengan Total Pembiayaan Awal untuk Mobil Rp 1.192.100.000 dan bangunan kantor Rp 1.500.000.000 dengan jangka waktu pembiaya an mobil selama tiga (3) tahun dan bangunan kantor selama sepuluh (10) tahun. Fasilitas kredit tersebut dibebani bunga berkisar antara 7.5% s/d 11% Pertahun. Saldo pinjaman dari fasilitas kredit ini untuk Mobil Rp 1.458.613.150 dan bangunan kantor Rp 1.336.250.000 pada tanggal 30 September 2014 PT. Bank Permata Tbk Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dalam mata uang Rupiah dari PT Bank Permata yang terdiri atas fasilitas-fasilitas Over draf fasilitas Revolving loan, Fasilitas Term loan 1, Fasilitas Term loan 2, Fasilitas Term loan 3, Fasilitas Term loan 4, fasilitas Term loan 5 Fasilitas Term loan 6 SME Mortgage, 7 dan 8. Dan Fasilitas Kredit ini sebagian Besar telah ditake Over Oleh PT. Bank Mandiri ( Persero) Tbk, tinggal satu (1) Fasilitas yang masih dalam proses take Over yaitu fasilitas term loan 8. yang bersaldo Rp 1.502.853.149 pada tanggal 30 September 2014
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 18
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dalam mata uang Rupiah dari PT Bank Mandiri yang terdiri atas fasilitas KMK Revolving, Fasilita KMK Non Revolving, Fasilitas KMK Revolving Underlying, Fasilitas Kredit Investasi 1, 2 dan 3 , Fasilitas Bank Garansi, Fasilitas Reasury Line, Fasilitas kredit tersebut dibebani tingkat suku bunga tahunan yang berkisar antara 12% per tahun.Fasilitas Kredit ini dijamin dengan, Sebagai Berikut : Inventory, Piutang ,Tanah dan bangunan perusahaan 13. HUTANG BANK ( Lanjutan) Berikut Rincian dari fasilitas credit utang bank : TGL Jatuh Fasilitas
Tempo
Saldo
Fasilitas Kredit Maksimum
30 September 2014 31 Desember 2013
Jangka Pendek RCF ( UOB )
Sep 2014
$
3,000,000
26,263,011,604
12,177,672,762
2,000,000
24,424,000,000
17,674,050,000
RCF ( Ambank )
Sep 2014
$
RCF ( Permata )
Sep 2014
IDR
19,500,000,000
14,545,374,740
Over Draf ( Permata )
Sep 2014
IDR
15,000,000,000
14,702,219,458 50,687,011,604
59,099,316,960
Jangka Panjang TL-01 TL 01 ( Permata )
Apr 2018
IDR
1,406,591,685
1,233,472,709
TL-02 ( Permata )
Jui 2019
IDR
1,028,458,755
925,612,883
TL-03 ( Permata )
Feb 2019
IDR
2,330,651,058
2,064,290,938
TL-04 ( Permata )
sep 2022
IDR
2,935,442,290
2,701,646,005
TL-05 ( Permata )
Apr 2018
IDR
992,673,611
841,248,827
TL-06 ( Permata )
Apr 2023
IDR
7,200,000,000
6,720,000,000
TL-07 ( Permata )
Apr 2023
IDR
1,000,000,000
TL-08 ( Permata )
Apr 2023
IDR
1,600,000,000
TL-01 ( Index )
Maret 2020
IDR
3,755,674,273
TL-01 ( CIMB )
Januari 2016
IDR
556,010,000
941,666,662 1,502,853,149
3,399,490,943 264,412,989
400,699,706 2,046,365,344
TL-01 ( Panin )
Agustus 2023
IDR
2,314,920,264
2,794,863,150
KMK Revolving ( Mandiri )
September 2015
IDR
65,500,000,000
62,415,872,283
KMK Non Revolving ( Mandiri )
September 2015
IDR
45,000,000,000
45,000,000,000
Kredit Investasi 1 ( Mandiri )
September 2018
IDR
1,081,993,605
1,038,713,861
Kredit Investasi 2 ( Mandiri )
Maret 2018
IDR
740,298,971
706,649,019
Kredit Investasi 3 ( Mandiri )
September 2019
IDR
14,277,707,424
13,696,132,470 127,419,496,921
Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Jumlah Hutang Jangka Panjang
22,851,525,412
111,656,823,751
3,089,121,964
15,762,673,170
19,762,403,448
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
19
1,577,031,395
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 14. Hutang lain - lain ( Lanjutan ) Aset Sewa Kendaraan :
30 September 2014 PT Astra Sedaya Finance PT Dipo Star Finance PT Toyota Astra Financial Serv
31 Desember 2013
114,409,700
169,156,818
1,049,058,577
834,723,863
167,514,427
115,698,954
PT Astra Credit Company
40,617,103
65,540,279
PT Toyota Finance
65,668,008
254,704,031
PT Mandiri Tunas Finance
184,495,569
3,017,236
PT Astrido Pacific Finance
55,673,887
95,632,607
PT Srikandi Diamond Motor
45,198,758
109,756,232
PT. Orix Indonesia Finance
216,579,916
PT Gemilang Berlian Indah PT. Oto MultiArtha
68,766,980
142,314,184
137,010,050
PT. Tunas Ridean Tbk
177,351,772
PT. Sun Motor Surabaya
148,225,845 2,470,570,592
1,790,544,203
yang jatuh tempo dalam 1 tahun
1,511,925,287
1,129,572,266
Jumlah hutang lain lain - jangka panjang Berelasi :
958,645,305 30 September 2014
PT. Arita Global Jumlah
Pihak ke Tiga :
660,971,937 31 Desember 2013
4,620,286,947
4,819,575,000
4,620,286,947
4,819,575,000
30 September 2014
31 Desember 2013
PT. Arita Prima Gemilang
477,097,500
522,097,500
Hutang BPHTB ( Ruko )
300,000,000
300,000,000
Lain - Lain
240,947,052
732,023,442
1,018,044,552
1,554,120,942
15. UANG MUKA PENJUALAN 30 September 2014
31 Desember 2013
Uang Muka Penjualan
4,469,189,868
3,201,530,083
Jumlah uang muka penjualan
4,469,189,868
3,201,530,083
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
20
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 16. HUTANG PAJAK 30 September 2014 Hutang PPN
31 Desember 2013
3,534,851,491
Hutang PPh Pasal 21
14,746,231
621,615,702
Hutang PPh Pasal 23
1,939,262
33,555,685
Hutang PPh Pasal 4(2) Sewa
35,360,139
77,776
Hutang PPh Pasal 25 Badan
534,217,770
Hutang PPh Pasal 26
20,267,500
Hutang PPh Pasal 29
10,301,452,282
2,093,665,653
13,908,616,906
3,283,132,587
17. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR 30 September 2014
31 Desember 2013
Audit & Konsultan
205,221,862
Iklan
88,950,400
Sales komisi
1,527,000
Listrik, Air Dan Telp
28,186,633
Bonus & Insentif
2,573,000
Beban Bunga
358,278,032
Lain - Lain Jumlah Beban Yang Masih Harus Dibayar
28,186,633
18. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA
30 September 2014
656,550,294 31 Desember 2013
4,014,599,075
3,545,316,176
Perusahaan Mengakui penyisihan imbalan kerja yang tidak didanai untuk karyawan yang mencapai usia pensiun sesuai dengan UU No. 13/2003 tanggal 25 maret 2003 19. MODAL SAHAM Persentase
30 September 2014
Lembar saham
kepemilikan ( % )
PT. Arita Global
622.214.760
57.88
81,321,400,000
Arita Engineering Sdn. Bhd.
151.125.260
14.06
19,754,300,000
Low Yew Lean
26.659.980
2.48
3,484,400,000
Masyarakat
275.000.000
25.58
35,939,900,000
Jumlah Modal Saham
Nominal
140,500,000,000
Berdasarkan akta notaris Rudy siswanto, S.H. no. 258 Tanggal 12 April 2013 yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No : AHU-23043.AH.01.02 TAHUN 2013 tanggal 30 April 2013
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 21
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 30 September 2014 dan 30 September 2013 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 20. PENJUALAN BERSIH Year To Date 2014
Year To Date 2013
Valve
149,703,497,140
112,522,515,588
Fitting
20,106,696,808
11,993,417,829
Instrumen
11,515,653,626
9,163,510,251
Lain-lain Jumlah penjualan bersih
1,462,305,222
1,078,060,030
182,788,152,796
134,757,503,698
21. BEBAN POKOK PENJUALAN Year To Date 2014
Year To Date 2013
Persediaan awal
119,772,921,592
85,309,165,633
Pembelian
111,266,703,915
84,292,505,004
Tersedia untuk dijual
231,039,625,507
169,601,670,637
Persediaan akhir
146,275,135,328
108,817,499,116
84,764,490,179
60,784,171,521
Year To Date 2014
Year To Date 2013
13,602,199,062
8,267,823,205
Beban Pokok Penjualan 22. ADMINISTRASI UMUM Gaji, tunjangan dan insentif karyawan Jasa pihak ketiga
1,338,919,136
573,434,576
Perbaikan dan pemeliharaan
1,255,614,924
1,917,697,518
Barang rusak Penyusutan
-
1,761,000
2,715,298,464
1,717,075,753
Imbalan kerja karyawan Perjalananan dinas
-
575,267,020
822,851,016
1,670,775,230
Perijinan
144,242,748
399,435,376
Promosi
667,955,225
588,967,033
Perlengkapan
670,724,642
2,247,493,663
Kendaraan
683,316,791
948,836,683
Pos dan telekomunikasi
507,982,059
505,457,523
Sewa
214,276,644
467,045,732
Ongkos kirim dan penanganan persediaan
819,311,517
277,123,446
Perpajakan
307,331,946
1,492,873,233
Listrik dan air
555,697,181
179,593,605
Asuransi
679,601,079
416,246,881
61,248,830
90,929,252
Donasi dan sumbangan
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
22
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 30 September 2014 dan 30 September 2013 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Iuran rutin
106,195,919
35,787,920
3,008,000
1,881,000
Majalah dan koran Komisi Lain-lain Jumlah beban Administrasi Umum
16,552,325
8,110,235
200,029,226
73,486,724
25,372,356,734
22,457,102,608
12,466,897,253
8,038,836,614
43,725,000
176,726,876
23. BEBAN PENJUALAN Gaji, tunjangan dan insentif karyawan Jasa pihak ketiga Perbaikan dan pemeliharaan Penyusutan Perjalananan dinas
699,318,958
718,965,182
1,670,711,147
393,436,058
793,244,776
518,052,976
30,482,800
51,078,507
Perijinan Promosi
170,100,709
273,287,750
Perlengkapan
280,643,899
173,667,772
Kendaraan
857,124,147
554,006,039
Pos dan telekomunikasi
348,669,564
377,664,145
Sewa
1,045,305,602
300,692,441
Ongkos kirim dan penanganan persediaan
1,520,040,706
1,948,187,970
31,820,300
31,807,137 135,177,972
Perpajakan Listrik dan air
145,125,117
Asuransi
112,468,163
Donasi dan sumbangan
293,084,741
Iuran rutin
198,560,747
44,552,842
Majalah dan koran
8,379,900
Komisi
4,699,616,801
3,366,981,617
25,261,312,423
17,837,675,345
Lain-lain
580,545,542
Jumlah beban Penjualan
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 23