PT GT Investama Kapital Tbk dan Anak Perusahaan (dahulu PT BDNI Capital Corporation Tbk) Laporan Keuangan Konsolidasi Dan Laporan Auditor Independen Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Mata Uang Indonesia)
Brought to you by Global Reports
Laporan Auditor Independen Laporan No. 35863S Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT GT Investama Kapital Tbk (dahulu PT BDNI Capital Corporation Tbk) Kami telah mengaudit neraca konsolidasi PT GT Investama Kapital Tbk (Perusahaan) dan anak perusahaan tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, serta laporan laba rugi konsolidasi, laporan perubahan defisiensi modal konsolidasi dan laporan arus kas konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami tidak mengaudit laporan keuangan PT Bank Ganesha (BG), perusahaan asosiasi, dimana penyertaan saham pada perusahaan asosiasi tersebut disajikan dengan menggunakan metode ekuitas (equity method) dengan nilai tercatat sejumlah lebih kurang Rp 23,4 miliar dan Rp 22,8 miliar, masing-masing pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, dan bagian atas laba bersih sejumlah lebih kurang Rp 570,2 juta dan Rp 55,8 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan tersebut diaudit oleh auditor independen lain yang laporannya menyajikan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai kemampuan BG mempertahankan kelangsungan hidupnya, yang laporannya telah diserahkan kepada kami, dan pendapat kami, sejauh yang berkaitan dengan jumlahjumlah yang dilaporkan untuk perusahaan asosiasi tersebut di atas, semata-mata hanya berdasarkan atas laporan auditor independen lain tersebut. Kecuali seperti yang dijelaskan dalam paragraf ketiga, kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Kami tidak dapat menerapkan prosedur audit terhadap laporan keuangan konsolidasi PT Bank Dagang Nasional Indonesia Tbk (BDNI-BBO) dan anak perusahaan tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut karena BDNI-BBO tidak dapat menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan. Operasi BDNI-BBO telah diambil alih oleh pemerintah Indonesia melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada bulan April 1998, sehingga laporan keuangan BDNI-BBO tidak dikonsolidasi ke dalam laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan selanjutnya nilai tercatat penyertaan saham pada BDNI-BBO, disajikan di dalam neraca konsolidasi
Brought to you by Global Reports
- 1a -
dengan menggunakan metode biaya perolehan (cost method). Selanjutnya, BDNI-BBO menjadi tidak aktif setelah operasinya dibekukan pada bulan Agustus 1998 dan pada bulan Mei 1999, telah dilakukan penandatanganan perjanjian penyelesaian kewajiban BDNI-BBO kepada pemerintah (Master Settlement and Acquisition Agreement) antara pemegang saham utama Perusahaan dengan BPPN. Kami juga tidak menerapkan prosedur audit untuk laporan keuangan BDNI Capital International B.V. (anak perusahaan dengan kepemilikan sebesar 100%) tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Jumlah aktiva, kewajiban dan rugi (laba) bersih dari anak perusahaan tersebut lebih kurang sebesar 0,17%, 0,06% dan 0,03% pada tahun 2000 serta 0,13%, 0,05% dan (0,01)% pada tahun 1999, masing-masing dari jumlah konsolidasi yang bersangkutan. Sehubungan dengan penyertaan saham pada BDNI-BBO tersebut, sebagaimana dijelaskan pada Catatan 12 atas laporan keuangan konsolidasi, pada tahun 1999 manajemen Perusahaan telah membukukan penyisihan penurunan nilai penyertaan saham sejumlah Rp 1,002 triliun, sehingga nilai tercatat penyertaan saham tersebut berkurang menjadi Rp 382 miliar pada tanggal 31 Desember 1999. Namun demikian, berdasarkan audit kami, Perusahaan belum membentuk penyisihan yang memadai untuk penurunan nilai penyertaan saham pada BDNI-BBO pada tanggal 31 Desember 1999. Pada tahun 2000, manajemen Perusahaan telah menambah penyisihan penurunan nilai sejumlah Rp 382 miliar, sehingga Perusahaan telah membukukan 100% penyisihan penurunan nilai penyertaan saham BDNI-BBO tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, anak perusahaan tertentu masih memiliki sisa piutang sejumlah Rp 38 miliar kepada BPPN yang berasal dari transaksi sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen kepada BDNI-BBO, dimana aktiva yang dibiayai berada di bawah pengelolaan BPPN. Manajemen anak perusahaan tersebut berkeyakinan bahwa seluruh piutang tersebut dapat ditagih, sehingga pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, anak perusahaan tersebut tidak membentuk penyisihan kerugian yang mungkin timbul atas tidak tertagihnya piutang tersebut. Namun demikian, berdasarkan audit kami, pada tanggal 31 Desember 2000 mungkin diperlukan adanya penyisihan untuk menutup kerugian tidak tertagihnya piutang tersebut. Menurut pendapat kami, kecuali untuk dampak dari hal-hal yang diuraikan dalam paragraf ketiga, keempat dan kelima di atas, berdasarkan audit kami dan laporan auditor independen lain, laporan keuangan konsolidasi yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dari PT GT Investama Kapital Tbk dan anak perusahaan tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, dan hasil usaha, perubahan defisiensi modal serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Sebagaimana diungkapkan pada Catatan 30 atas laporan keuangan konsolidasi, sejak pertengahan tahun 1997, memburuknya kondisi ekonomi di Indonesia yang ditandai dengan tidak stabilnya nilai tukar mata uang asing, langkanya likuiditas dan krisis kepercayaan para investor, telah mempengaruhi secara signifikan industri jasa keuangan, termasuk operasi Perusahaan dan anak perusahaan. Perusahaan dan anak perusahaan membukukan rugi bersih sejumlah Rp 301 miliar dan Rp 598 miliar (disajikan kembalilihat Catatan 3), masing-masing pada tahun 2000 dan 1999, serta mengalami defisiensi modal sejumlah Rp 385 miliar dan Rp 81 miliar (disajikan kembali-lihat Catatan 3), masing-masing pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, yang terutama disebabkan oleh penyisihan atas penurunan nilai penyertaan saham Perusahaan pada BDNI-BBO, rugi selisih kurs yang timbul dari pinjaman dalam mata uang asing yang diterima Perusahaan dan anak perusahaan tertentu, beban bunga dan beban keuangan lainnya pada tahun 2000, sedangkan pada tahun 1999, terutama disebabkan oleh penyisihan yang signifikan atas penurunan nilai penyertaan saham Perusahaan pada BDNI-BBO. Selanjutnya, memburuknya kondisi
Brought to you by Global Reports
- 1b -
ekonomi di Indonesia telah menyebabkan kenaikan yang substansial pada biaya dana dan saldo kewajiban mata uang asing, yang menyebabkan Perusahaan dan anak perusahaan tertentu tidak dapat melunasi pinjamannya pada saat jatuh tempo sehingga pelunasan seluruh pinjaman tersebut dapat diminta sewaktuwaktu oleh para kreditur. Sehubungan dengan kewajiban BDNI-BBO, Perusahaan telah diinformasikan oleh PT Gajah Tunggal Mulia (Induk Perusahaan) bahwa penyelesaian kewajiban BDNI-BBO telah dilakukan secara langsung oleh Induk Perusahaan melalui penyerahan aktiva milik Grup Gajah Tunggal kepada BPPN pada bulan Mei 1999. Sejak tahun 1999, Perusahaan dan anak perusahaan tertentu telah memulai negosiasi dengan para krediturnya untuk merestrukturisasi pinjaman mereka. Seperti diungkapkan pada Catatan 16 atas laporan keuangan konsolidasi, pada tanggal 12 Januari 2001, Perusahaan telah menerima konfirmasi dari salah satu kreditur peserta sindikasi, yang mewakili 93% dari saldo pinjaman sindikasi, mengenai persetujuannya atas usulan formal restrukturisasi pinjaman yang diajukan Perusahaan. Berkaitan dengan kewajiban yang timbul dari transaksi “equity option” yang diungkapkan pada Catatan 20 atas laporan keuangan konsolidasi, pihak kreditur telah menyetujui usulan penyelesaian kewajiban yang diajukan oleh Induk Perusahaan kepada kreditur tersebut. Berdasarkan usulan penyelesaian tersebut, maka hak penagihan atas kewajiban tersebut akan diambil alih oleh pihak lain yang dapat diterima oleh Induk Perusahaan. Di samping itu, Induk Perusahaan juga telah memberikan komitmennya untuk memberikan dukungan kepada Perusahaan dan, jika diperlukan, dalam bentuk dukungan keuangan untuk menjamin penyelesaian kewajiban-kewajiban dan kelangsungan hidup Perusahaan. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, proses negosiasi dengan pihak kreditur masih terus berlanjut. Meskipun telah terdapat perkembangan yang positif seperti diuraikan dalam paragraf ketujuh dan kedelapan di atas, masih terdapat ketidakpastian atas kondisi ekonomi Indonesia, termasuk pengaruh rekapitalisasi industri perbankan yang sedang berlangsung dan restrukturisasi hutang bermasalah dari debitur-debitur besar. Akibatnya, kondisi ekonomi ini tetap menimbulkan ketidakpastian terhadap kemampuan Perusahaan dan anak perusahaan tertentu untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan operasinya di masa yang akan datang. Selain itu, seperti yang diuraikan dalam Catatan 16 atas laporan keuangan konsolidasi, anak perusahaan tertentu telah gagal memenuhi kewajiban rasio keuangan yang dipersyaratkan dalam perjanjian, dan sejak bulan September 2000, anak perusahaan tersebut tidak melakukan pembayaran atas beban bunga pinjaman yang telah jatuh tempo kepada kreditur, namun, sampai dengan tanggal laporan auditor independen, anak perusahaan tersebut belum menerima pemberitahuan secara resmi dari krediturnya mengenai kegagalan tersebut. Berdasarkan perjanjian, kegagalan tersebut mengakibatkan pinjaman dapat ditarik sewaktu-waktu. Selanjutnya, hasil akhir usulan restrukturisasi pinjaman yang diajukan Perusahaan dan anak perusahaan tersebut kepada para krediturnya belum dapat ditentukan pada saat ini. Faktor-faktor tersebut, antara lain, bersama-sama dengan hal-hal lain yang diuraikan dalam Catatan 30 atas laporan keuangan konsolidasi, telah menimbulkan keraguan yang substansial terhadap kemampuan Perusahaan dan anak perusahaan tertentu untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan, apakah Perusahaan dan anak perusahaan tertentu dapat merealisasikan aktiva dan melunasi kewajibannya dalam kegiatan usaha yang normal dan pada nilai yang dinyatakan dalam laporan keuangan konsolidasi. Rencana manajemen sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas juga diungkapkan pada Catatan 30 atas laporan keuangan konsolidasi.
Brought to you by Global Reports
- 1c -
Laporan keuangan konsolidasi mencakup dampak memburuknya kondisi ekonomi sepanjang hal tersebut dapat ditentukan dan diperkirakan jumlahnya. Pemulihan kondisi ekonomi Indonesia sangat tergantung pada kebijakan moneter, fiskal dan kebijakan lainnya yang telah dan akan diambil oleh pemerintah Indonesia, suatu hal yang berada di luar kendali Perusahaan dan anak perusahaan. Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk menentukan dampak kondisi ekonomi di masa yang akan datang terhadap likuiditas, penghasilan dan realisasi piutang Perusahaan dan anak perusahaan, termasuk dampak yang berasal dari kreditur, nasabah dan pemegang saham. Seperti dijelaskan pada Catatan 3 atas laporan keuangan konsolidasi, anak perusahaan tertentu telah menyajikan kembali laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 1999, untuk memenuhi persyaratan yang dikeluarkan Menteri Keuangan dalam menghitung premi yang belum merupakan pendapatan, untuk tujuan pelaporan kepada Departemen Keuangan. Akibatnya laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 1999 telah disajikan kembali untuk mencerminkan penyajian kembali la poran keuangan anak perusahaan tersebut.
PRASETIO, UTOMO & CO. NIU-KAP 98.2.0024
Drs. Mas Sutoyo NIAP 98.1.0066 28 Mei 2001
Brought to you by Global Reports
-2-
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) NERACA KONSOLIDASI (Dalam Ribuan) 31 Desember 2000
1999
AKTIVA KAS DAN SETARA KAS (Catatan 2a, 2c, 2f, 4, 5 dan 31) Kas Bank Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Sub-jumlah Setara kas - deposito berjangka Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Sub-jumlah
Rp
420.755
Rp
433.695
12.909.824 4.960.280
15.642.751 8.732.290
17.870.104
24.375.041
88.825.754 8.215.579
148.582.469 489.695
97.041.333
149.072.164
Jumlah Penyisihan
115.332.192 -
Bersih
115.332.192
173.600.420
8.308.457
6.613.750
92.421.477 5.201.000
80.675.174 5.618.645
97.622.477
86.293.819
883.765
790.832
106.814.699
93.698.401
1.997.405
-
35.304.775
33.381.036
DEPOSITO (Catatan 2f, 4, 6 dan 31) Deposito wajib Deposito berjangka Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Sub-jumlah Deposito Lembaga Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia Jumlah SERTIFIKAT BANK INDONESIA - Bersih (Catatan 2d) INVESTASI DALAM UNIT PENYERTAAN REKSA DANA - Bersih (Catatan 2a, 2d, 2f, 4 dan 7)
(Berlanjut)
Brought to you by Global Reports
(
173.880.900 280.480 )
-3-
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) NERACA KONSOLIDASI (Lanjutan) (Dalam Ribuan) 31 Desember 2000 SURAT BERHARGA YANG DIMILIKI DAN INVESTASI DALAM OBLIGASI - Setelah dikurangi rugi yang belum direalisasi dari penurunan harga pasar sejumlah Rp 261.137 pada tahun 2000 dan Rp 20.658 pada tahun 1999 (Catatan 2a, 2d, 2f, 4 dan 8)
Rp
PIUTANG PREMI DAN REASURANSI (Catatan 2f, 2k dan 4)
25.401.574
1999
Rp
6.146.483
59.100.734
41.042.508
4.086.228
24.380.154
156.888.920 59.216.633 28.026.403 ) (
139.696.066 47.103.426 36.801.518 )
Bersih
188.079.150
149.997.974
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Catatan 2e, 2f, 2h, 4, 10 dan 16) Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Penyisihan piutang pembiayaan konsumen diragukan
112.779.902 1.060.247
94.559.210 988.960
PIUTANG USAHA SEKURITAS DAN JASA ADMINISTRASI EFEK (Catatan 2f dan 4) PENANAMAN BERSIH SEWA GUNA USAHA (Catatan 2e, 2f, 2g, 4, 9 dan 16) Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Penyisihan piutang sewa guna usaha diragukan
Bersih TAGIHAN ANJAK PIUTANG - Setelah dikurangi penyisihan tagihan anjak piutang diragukan sejumlah Rp 55.946 pada tahun 2000 dan Rp 1.138.284 pada tahun 1999 (Catatan 2e, 2f, 2i, 4, 11 dan 16)
(Berlanjut)
Brought to you by Global Reports
(
(
1.178.726 ) (
42.045.912 )
112.661.423
53.502.258
2.181.905
56.331.852
-4-
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) NERACA KONSOLIDASI (Lanjutan) (Dalam Ribuan)
31 Desember 2000 PENYERTAAN MODAL VENTURA - Setelah dikurangi penyisihan kerugian sejumlah Rp 579.535 pada tahun 2000 dan 1999 (Catatan 2e, 2j dan 31)
Rp
14.042.913
1999
Rp
6.727.295
PENYERTAAN SAHAM - Setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sejumlah Rp 1.385.236.475 pada tahun 2000 dan Rp 1.002.772.684 pada tahun 1999 (Catatan 2a, 2b, 2f, 12, 16 dan 20)
24.521.627
406.454.215
AKTIVA TETAP - Setelah dikurangi akumulasi penyusutan sejumlah Rp 27.364.601 pada tahun 2000 dan Rp 21.846.694 pada tahun 1999 (Catatan 2f, 2l, 4 dan 13)
39.055.918
34.643.024
AKTIVA YANG DISEWAGUNAUSAHAKAN Setelah dikurangi akumulasi penyusutan sejumlah Rp 158.606 pada tahun 2000 dan Rp 52.875 pada tahun 1999 (Catatan 2g)
3.176.597
1.004.632
GOODWILL - Bersih (Catatan 2b dan 14)
7.948.771
8.533.847
AKTIVA PAJAK TANGGUHAN - Bersih (Catatan 2t dan 18)
617.283.812
332.392.026
AKTIVA LAIN-LAIN - Bersih (Catatan 2m, 2n, 4, 15 dan 31)
223.109.713
121.195.786
JUMLAH AKTIVA (Catatan 29)
Brought to you by Global Reports
Rp
1.580.099.436
Rp
1.543.031.911
-5-
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) NERACA KONSOLIDASI (Lanjutan) (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
31 Desember 1999 (Disajikan Kembali Lihat Catatan 3)
2000 KEWAJIBAN DAN DEFISIENSI MODAL KEWAJIBAN PINJAMAN YANG DITERIMA (Catatan 9, 10, 11, 12, 15 dan 16) HUTANG PREMI REASURANSI DAN KOMISI (Catatan 2k ) KEWAJIBAN MANFAAT POLIS MASA DEPAN, PREMI YANG BELUM MERUPAKAN PENDAPATAN, ESTIMASI KLAIM DAN KEWAJIBAN KEPADA PEMEGANG UNIT LINK (Catatan 2p, 2q, 3 dan 17) HUTANG PAJAK (Catatan 2t dan 18) BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK LAINNYA (Catatan 19) KEWAJIBAN PAJAK TANGGUHAN – Bersih (Catatan 2t dan 18) PINJAMAN SUBORDINASI (Catatan 2f dan 4) KEWAJIBAN LAIN-LAIN (Catatan 12 dan 20) JUMLAH KEWAJIBAN (Catatan 3) HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERUSAHAAN (Catatan 2b dan 3)
(Berlanjut)
Brought to you by Global Reports
Rp
1.080.057.699
Rp
799.208.928
47.438.839
32.540.239
109.260.908
70.528.228
22.192.978
15.421.677
149.390.758
96.661.501
1.569.455
219.715
-
181.998.265
519.617.230
384.500.504
1.929.527.867
1.581.079.057
36.017.642
42.857.595
-6-
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) NERACA KONSOLIDASI (Lanjutan) (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
31 Desember
2000 DEFISIENSI MODAL Modal saham - nilai nominal Rp 500 Modal dasar - 5.760.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor 1.441.440.000 saham (Catatan 21) Rp Agio saham Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan (Catatan 2b) Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan (Catatan 2b) Defisit (Catatan 3) ( Defisiensi Modal – Bersih (Catatan 3) JUMLAH KEWAJIBAN DAN DEFISIENSI MODAL
( Rp
720.720.000 230.588.000
1999 (Disajikan Kembali Lihat Catatan 3)
Rp
131.538.844
720.720.000 230.588.000 135.179.790
865.784 1.469.158.701 ) (
443.176 1.167.835.707 )
385.446.073 ) (
80.904.741 )
1.580.099.436
Rp
1.543.031.911
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
Brought to you by Global Reports
-7-
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI (Dalam Ribuan, Kecuali Data Per Saham) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember
2000
1999 (Disajikan Kembali Lihat Catatan 3)
PENDAPATAN Underwriting asuransi - bersih (Catatan 2f, 2r, 3, 4 dan 22) Bunga (Catatan 2f, 2r, 4, 5, 6 dan 23) Provisi dan komisi - bersih (Catatan 2r) Sewa guna usaha (Catatan 2g) Pembiayaan konsumen (Catatan 2h) Anjak piutang (Catatan 2i) Modal ventura (Catatan 2j) Bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi (Catatan 2b dan 12) Laba selisih kurs - bersih (Catatan 2s) Lain-lain (Catatan 2f, 2r dan 4)
Rp
Jumlah Pendapatan (Catatan 29) BEBAN Penyisihan penurunan nilai penyertaan saham (Catatan 12) Rugi selisih kurs - bersih (Catatan 2s) Bunga dan pembiayaan lainnya (Catatan 2r, 16 dan 24) Underwriting asuransi - bersih (Catatan 2r dan 25) Umum dan administrasi (Catatan 2f, 2o, 2r, 4, 26 dan 27) Penyisihan piutang ragu-ragu (Catatan 2e, 9, 10 dan 11) Amortisasi goodwill (Catatan 2b dan 14) Non-operasional lainnya Jumlah Beban RUGI SEBELUM POS LUAR BIASA
(
POS LUAR BIASA Potongan yang diterima atas pelunasan pinjaman subordinasi (Catatan 2f dan 4) RUGI SEBELUM BEBAN (MANFAAT) PAJAK (Berlanjut)
Brought to you by Global Reports
123.723.994 26.789.131 23.889.267 20.932.908 17.479.040 4.187.283 2.012.315
64.156.342 43.368.762 33.775.317 18.391.530 14.112.081 16.963.773 1.069.516
570.169 5.647.512
55.844 114.966.370 34.151.383
225.231.619
341.010.918
382.463.791 318.848.141
1.002.772.684 -
104.178.722 93.771.257
74.593.539 33.176.690
87.108.497
76.256.173
2.308.781 585.076 -
43.305.035 585.076 2.056.663
989.264.265
1.232.745.860
764.032.646 ) (
185.823.877 (
Rp
578.208.769 ) (
891.734.942 )
891.734.942 )
-8-
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI (Lanjutan) (Dalam Ribuan, Kecuali Data Per Saham)
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 1999 (Disajikan Kembali Lihat Catatan 3)
2000 BEBAN (MANFAAT) PAJAK (Catatan 2t dan 18) Pajak kini Pajak tangguhan
(
2.991.551 Rp 283.542.045 ) (
10.287.922 310.852.907 )
Beban (Manfaat) Pajak - Bersih
(
280.550.494 ) (
300.564.985 )
RUGI SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN
(
297.658.275 ) (
591.169.957 )
HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN (Catatan 2b dan 3)
(
3.664.719 ) (
6.777.202 )
RUGI BERSIH (Catatan 3 dan 29)
(Rp
301.322.994 ) (Rp
597.947.159 )
RUGI BERSIH PER SAHAM (Catatan 2u dan 3)
(Rp
209 ) (Rp
415 )
Rp
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
Brought to you by Global Reports
-
-
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan (Catatan 2b)
230.588.000
-
-
-
230.588.000
-
-
-
-
-
(
-
-
-
-
131.538.844
-
3.640.946 )
-
135.179.790
-
135.179.790
Rp
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan
(
865.784
422.608
-
-
443.176
160.259 )
-
-
-
-
603.435
Rp
Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan
Rp
Sudah Ditentukan Penggunaannya
Brought to you by Global Reports
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(
(
(
(
(
(
(
1.469.158.701 ) (
-
-
301.322.994 ) (
1.167.835.707 ) (
-
-
597.947.159 ) (
3.100.926 ) (
594.846.233 ) (
569.888.548 ) (
Rp
Belum Ditentukan Penggunaannya
Saldo Laba
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 dan 1999
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
720.720.000
-
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan (Catatan 2b)
Saldo, 31 Desember 2000
-
Rugi bersih
720.720.000
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan (Catatan 2b)
Saldo, 31 Desember 1999 (Disajikan Kembali)
-
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan (Catatan 2b)
-
Setelah disajikan kembali
-
230.588.000
Rp
Rp 720.720.000
Agio Saham
Modal Saham
Penyesuaian sehubungan dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 481/KMK.017/1999 (Catatan 2p dan 3)
Rugi bersih Sebagaimana disajikan sebelumnya
Saldo, 1 Januari 1999
(Dalam Ribuan)
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) LAPORAN PERUBAHAN DEFISIENSI MODAL KONSOLIDASI
-9-
(
(
1.469.158.701 ) (
-
-
301.322.994 ) (
1.167.835.707 ) (
-
-
597.947.159 ) (
3.100.926 ) (
594.846.233 ) (
569.888.548 )
Rp
Sub-Jumlah
385.446.073 )
422.608
3.640.946 )
301.322.994 )
80.904.741 )
160.259 )
135.179.790
597.947.159 )
3.100.926 )
594.846.233 )
382.022.887
Rp
Bersih
- 10 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI (Dalam Ribuan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pencairan (penempatan) deposito - bersih Pembiayaan pelanggan Biaya operasional Penjualan (pembelian) investasi dalam unit penyertaan reksa dana, surat berharga yang dimiliki dan investasi dalam obligasi - bersih Penerimaan (pembayaran) bunga - bersih Pembayaran (penerimaan restitusi) pajak - bersih Penerimaan (pembayaran) aktivitas operasi lainnya - bersih
Rp ( (
1999
424.155.001 Rp 22.127.980 ( 243.347.331 ) ( 80.946.719 ) (
345.853.082 58.077.125 ) 209.158.841 ) 71.498.354 )
( ( (
32.242.963 ) ( 12.616.607 ) 12.043.033 ) (
1.196.286 ) 2.467.969 15.292.635 )
(
20.593.688 )
52.572.250
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi
44.492.640
45.670.060
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan dari penjualan investasi dalam bentuk properti Hasil penjualan aktiva tetap Penerimaan dividen kas Pembelian aktiva tetap Penyertaan saham Pembelian investasi dalam bentuk properti Penempatan Sertifikat Bank Indonesia Penerimaan (pembayaran) aktivitas investasi lainnya - bersih
3.663.250 3.529.611 240.315 13.922.480 ) ( 4.455.908 ) ( - ( 1.997.405 )
2.881.367 60.075 11.394.276 ) 1.519.600 ) 30.261.000 ) -
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari pemegang saham minoritas anak perusahaan Penempatan rekening escrow Pembayaran pinjaman subordinasi Pembayaran dividen kas kepada pemegang saham minoritas anak perusahaan Pembayaran pinjaman yang diterima Penerimaan (pembayaran) aktivitas pendanaan lainnya - bersih Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan
(Berlanjut)
Brought to you by Global Reports
( ( (
611.375 (
12.331.242 ) (
( (
75.000 91.637.527 ) 20.647.098 )
40.233.434 )
5.000 -
(
3.702.458 ) ( - (
2.424.445 ) 538.080 )
(
300.000 )
2.286.250
(
116.212.083 ) (
671.275 )
- 11 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI (Lanjutan) (Dalam Ribuan)
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 PENGARUH BERSIH ATAS PERUBAHAN KURS PADA KAS DAN SETARA KAS YANG DIDENOMINASI DALAM MATA UANG ASING KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
Rp
(
( Rp
58.548.708 )
Rp
115.332.192
1.818.132 )
2.947.219
173.880.900
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
25.501.977
1999
170.933.681 Rp
173.880.900
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
Brought to you by Global Reports
- 12 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
1.
UMUM PT GT Investama Kapital Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Jakarta dengan nama PT Gajah Surya Arta Leasing berdasarkan akta notaris Didi Sudjadi, S.H., No. 1 tanggal 1 November 1982, yang kemudian diubah dengan akta No. 30 tanggal 6 Maret 1985 oleh notaris yang sama. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-1698.HT.01.01.Th.85 tanggal 30 Maret 1985, dan diumumkan dalam Berita Negara No. 85 tanggal 24 Oktober 1986. Perusahaan kemudian mengubah namanya menjadi PT BDNI Capital Corporation Tbk, dan terakhir diubah lagi menjadi PT GT Investama Kapital Tbk pada tanggal 7 Februari 2001. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Rachmat Santoso, S.H., No. 98 tanggal 11 Juli 2000, sehubungan dengan perubahan nama Perusahaan dan penyesuaian anggaran dasar Perusahaan terhadap ketentuan Undang-Undang No. 1 tahun 1995. Perubahan ini telah diterima dan dicatat oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-1183.HT.01.04-Th.2001 tanggal 7 Februari 2001. Berdasarkan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan, mencakup antara lain, jasa, perdagangan, industri dan konstruksi. Pada saat ini, Perusahaan hanya bergerak dalam kegiatan penyertaan saham. Perusahaan beralamat di Wisma Diners Club, Lantai 6, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 34, Jakarta. Kegiatan usahanya dimulai tahun 1985. Ringkasan kebijakan Perusahaan yang dapat mempengaruhi efek yang diterbitkan (corporate action) sejak penawaran umum perdana sampai dengan tanggal 31 Desember 2000, adalah sebagai berikut: Tanggal
Jumlah Saham Ditempatkan
Keterangan
23 Oktober 1989
Penawaran Umum Perdana
2.000.000
11 Juni 1990
Penawaran Umum Terbatas I
4.000.000
17 Juni 1991
Company listing
8.000.000
8 Agustus 1991
Pembagian dividen saham
1.400.000
14 Agustus 1992
Pembagian saham bonus
5 Mei 1994
Penawaran Umum Terbatas II
120.120.000
7 Oktober 1996
Penawaran Umum Terbatas III
560.560.000
1 Desember 1997
Pemecahan saham (stock split) dengan mengubah nominal saham dari Rp 1.000 menjadi Rp 500 per saham
24.640.000
1.441.440.000
Pada tanggal 31 Desember 2000, seluruh saham Perusahaan tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Pada tanggal 31 Desember 2000, susunan komisaris dan direksi Perusahaan adalah sebagai berikut: Komisaris Presiden Komisaris : - Marzuki Usman Komisaris : - Kamardy Arief - Romulus Maroeli Toea Hariandja - Bartolomeus Sugiharto
Brought to you by Global Reports
Direksi Presiden Direktur Direktur
: - Sujitno Siswowidagdo : - Tetty Lanawati Gozali - Muhammad Zulkifli Abusuki - Junus Kamarga
- 13 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
Pada tahun 2000, Perusahaan membayarkan gaji dan kesejahteraan karyawan kepada komisaris dan direksi Perusahaan sejumlah Rp 2.118.426. Pada tanggal 31 Desember 2000, Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai karyawan tetap sekitar 1.001 orang (tidak diaudit). 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a.
Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep biaya historis, kecuali untuk efek tertentu yang dinyatakan berdasarkan nilai realisasi bersih (pasar), penyertaan saham tertentu yang dicatat dengan metode ekuitas, dan investasi dalam unit penyertaan reksa dana yang dinyatakan berdasarkan nilai aktiva bersih reksa dana pada tanggal neraca. Laporan keuangan konsolidasi ini disajikan dengan menggunakan dasar akrual kecuali laporan arus kas konsolidasi. Laporan arus kas konsolidasi menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang dikelompokkan menjadi aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mulai tanggal 1 Januari 2000, arus kas yang berasal dari aktivitas operasi disajikan dengan menggunakan metode langsung sesuai dengan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 sebagai pengganti Peraturan No. VIII.G.7 “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan”. Sebelum tahun 2000, arus kas yang berasal dari operasi disajikan dengan menggunakan metode tidak langsung. Untuk tujuan perbandingan, laporan arus kas konsolidasi untuk tahun sebelumnya telah disajikan kembali untuk menyesuaikan dengan penyajian pada tahun 2000. Mata uang pelaporan dan fungsional yang digunakan oleh Perusahaan dan anak perusahaan adalah Rupiah, kecuali BDNI Capital International B.V. (BCI).
b. Prinsip-prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan di bawah ini yang dimiliki lebih dari 50%, kecuali PT Bank Dagang Nasional Indonesia Tbk (BDNI-BBO), baik secara langsung dan/atau tidak langsung:
Anak Perusahaan
Kegiatan Usaha
Persentase Pemilikan
Lokasi
Mulai Beroperasi Komersial
2000
Jakarta
1996
99,99
99,85
726.893.048
622.066.293
Amsterdam, Belanda
1997
100,00
100,00
573.112.406
385.746. 517
%
1999 %
Jumlah Aktiva 2000 Rp
1999 Rp
PT Gajah Surya Finance (GSF)
Sewa guna usaha, pembiayaan konsumen dan anjak piutang
BDNI Capital International B.V. (BCI)
Jasa keuangan
PT Asuransi Dayin Mitra Tbk (ADM)
Asuransi kerugian dan reasuransi
Jakarta
1982
73,92
73,92
154.508.599
128.698.156
PT Asuransi Jiwa Binadaya Nusaindah (AJBN)
Asuransi jiwa
Jakarta
1987
80,12
75,40
133.158.876
98.339.362
PT Datindo Entrycom dan anak perusahaan (DE)
Jasa administrasi efek
Jakarta
1991
99,69
92,00
49.301.117
56.425.010
(Berlanjut)
Brought to you by Global Reports
- 14 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
Persentase Pemilikan
Kegiatan Usaha
Lokasi
Mulai Beroperasi Komersial
PT Gajah Nusantara Sekuritas (dahulu PT BDNI Securities) (GNS)
Penjamin emisi efek, perantara pedagang efek, manajer investasi dan penasehat investasi
Jakarta
1992
% 82,03
% 79,73
Rp 30.326.512
Rp 54.530.592
PT Ventura Investasi Utama dan anak perusahaan (VIU)
Modal ventura
Jakarta
1995
74,99
67,16
19.024.789
16.094.748
PT Lumbung Sari (LS)
Pialang asuransi
Jakarta
1982
99,82
97,71
9.703.577
7.061.040
Anak Perusahaan
Jumlah Aktiva
2000
1999
2000
1999
DE memiliki dua (2) anak perusahaan yaitu PT Lintas Dunia Travelindo (LDT) dengan persentase kepemilikan 99,686% dan 99% masing-masing pada tahun 2000 dan 1999 dan PT Aneka Komoditas Futureindo (AKF) dengan persentase kepemilikan 63,2% pada tahun 2000. LDT mulai beroperasi pada tahun 1999 sedangkan AKF sampai dengan 28 Mei 2001, tanggal laporan auditor independen, belum beroperasi. VIU memiliki dua (2) anak perusahaan yaitu PT Ventura Investasi Prima dengan persentase kepemilikan masing-masing 50,33% dan 50,38% pada tahun 2000 dan 1999 dan PT Ventura Investasi Perdana dengan persentase kepemilikan 50,67% dan 50,75% masing-masing pada tahun 2000 dan 1999. Keduanya mulai beroperasi pada tahun 2000. Semua saldo akun dan transaksi yang signifikan antara perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi. Bagian proporsional dari pemegang saham minoritas disajikan sebagai “Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan” di neraca konsolidasi. Penyertaan saham dari Perusahaan dan anak perusahaan dengan persentase pemilikan paling sedikit 20% tetapi tidak lebih dari 50% disajikan dengan metode ekuitas (equity method), dimana penyertaan saham dinyatakan sebesar biaya perolehannya ditambah/dikurangi dengan bagian atas laba (rugi) bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan. Bagian atas laba (rugi) disesuaikan dengan amortisasi atas selisih antara biaya perolehan penyertaan saham dan proporsi pemilikan Perusahaan atau anak perusahaan atas nilai wajar aktiva bersih pada tanggal akuisisi (goodwill) dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) selama dua puluh (20) tahun. Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa potensi pertumbuhan dan laba dari anak perusahaan relatif baik, sehingga goodwill diamortisasi selama periode maksimum dua puluh (20) tahun. Penyertaan saham lainnya disajikan sebesar biaya perolehan (cost method). Anak-anak perusahaan tertentu mempunyai transaksi dengan pihak yang secara langsung atau tidak langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh/atau berada di bawah pengendalian yang sama seperti yang dijelaskan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 38, “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku setiap transaksi antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas anak perusahaan dan diakui oleh Perusahaan dan disajikan sebagai “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan” pada bagian Defisiensi Modal dari neraca konsolidasi.
Brought to you by Global Reports
- 15 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
Berdasarkan PSAK No. 40, “Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan”, selisih antara nilai tercatat investasi Perusahaan dan bagian atas nilai aktiva bersih dari anak perusahaan sebagai akibat adanya perubahan ekuitas anak perusahaan yang bukan berasal dari transaksi antara Perusahaan dan anak perusahaan tersebut dicatat dan disajikan sebagai “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan” pada bagian Defisiensi Modal dari neraca konsolidasi. Pada tahun 2000 dan 1999, untuk keperluan konsolidasi, akun-akun dari BCI dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan dasar sebagai berikut: Akun-akun neraca
– kurs tengah pada tanggal neraca (Rp 4.044,04 per NLG 1 pada tahun 2000 dan Rp 3.243,56 per NLG 1 pada tahun 1999).
Akun-akun laporan laba rugi
– kurs rata-rata selama tahun berjalan (Rp 3.547,46 per NLG 1 pada tahun 2000 dan Rp 3.761,82 per NLG 1 pada tahun 1999).
Selisih kurs karena penjabaran neraca dan laporan laba rugi disajikan pada akun “Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan” pada bagian Defisiensi Modal dari neraca konsolidasi. c.
Setara Kas Deposito dengan jangka waktu tiga (3) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan atas pembelian dan tidak digunakan sebagai jaminan pinjaman dan hutang lainnya, diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”.
d.
Sertifikat Bank Indonesia, Investasi Dalam Unit Penyertaan Reksa Dana, Surat Berharga yang Dimiliki dan Investasi Dalam Obligasi Sertifikat Bank Indonesia disajikan sebesar nilai nominal setelah dikurangi dengan bunga yang belum diamortisasi. Surat berharga yang dimiliki dan investasi dalam obligasi terdiri dari efek saham dan efek hutang yang terdaftar pada bursa efek di Indonesia. Sesuai dengan PSAK No. 50, “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”, efek saham, efek hutang dan unit penyertaan reksa dana diklasifikasikan ke dalam salah satu (1) dari tiga (3) kelompok berikut ini: (i) Dimiliki hingga jatuh tempo Dinyatakan sebesar nilai perolehan setelah disesuaikan dengan amortisasi premi atau akselerasi diskonto; (ii) Diperdagangkan Dinyatakan sebesar harga pasar dan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan harga dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan; dan (iii) Tersedia untuk dijual Dinyatakan sebesar nilai realisasi bersih (nilai pasar) dan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai pasar dicatat pada bagian Defisiensi Modal di neraca konsolidasi.
Brought to you by Global Reports
- 16 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
Selisih laba atau rugi yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan harga pasar surat berharga sebelum PSAK ini berlaku dilaporkan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Berdasarkan klasifikasi yang baru, selisih laba atau rugi yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan harga pasar surat berharga disajikan sebagai bagian dari Ekuitas. Namun demikian selisih perubahan harga pasar surat berharga Perusahaan pada tahun 2000 dan 1999 disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasi karena pengaruhnya tidak material. Perhitungan biaya perolehan efek yang dijual menggunakan metode rata-rata bergerak. e.
Penyisihan Piutang Tak Tertagih Anak perusahaan melakukan penyisihan piutang tak tertagih, jika ada, berdasarkan hasil penelaahan secara berkala terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan.
f.
Transaksi dengan Pihak -pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sesuai dengan PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”, yang dimaksud dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah: (i) perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries); (ii) perusahaan asosiasi (associated company); (iii) perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor); (iv) karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan (v) perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (iii) atau (iv), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor. Semua saldo dan transaksi yang signifikan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi normal sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
Brought to you by Global Reports
- 17 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
g.
Akuntansi Sewa Guna Usaha Perlakuan akuntansi untuk transaksi-transaksi sewa guna usaha mengikuti PSAK No. 30, “Akuntansi Sewa Guna Usaha”, yang memuat kriteria akuntansi untuk sewa guna usaha. Sesuai dengan pernyataan ini, transaksi sewa guna usaha yang memenuhi semua kriteria berikut ini dibukukan dengan menggunakan metode sewa guna usaha pembiayaan (finance lease method). (i) Penyewagunausaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha. (ii) Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewagunausaha ditambah dengan nilai sisa mencakup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewa guna usaha serta bunga yang merupakan keuntungan perusahaan sewa guna usaha (full payout lease). (iii) Masa sewa guna usaha minimum dua (2) tahun. Transaksi sewa guna usaha yang tidak memenuhi salah satu kriteria tersebut di atas dibukukan dengan menggunakan metode sewa menyewa biasa (operating lease method). Dalam metode sewa menyewa biasa, seluruh pembayaran sewa yang diterima dari penyewagunausaha selama tahun berjalan diakui sebagai pendapatan. Aktiva yang disewagunausahakan terdiri dari tanah dan bangunan. Bangunan disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus dengan tarif penyusutan yang sama dengan tarif penyusutan aktiva tetap. Dalam metode sewa guna usaha pembiayaan (finance lease method), kelebihan dari seluruh jumlah sewa guna usaha dan nilai sisa atas biaya perolehan aktiva sewa guna usaha, dicatat sebagai pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui, dan akan diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu sewa guna usaha pada tingkat pengembalian yang tetap dari penanaman bersih dalam sewa guna usaha. Pelunasan sebelum masa sewa guna usaha berakhir dianggap sebagai suatu pembatalan kontrak sewa guna usaha, dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam tahun berjalan.
h.
Akuntansi Pembiayaan Konsumen Pembiayaan konsumen disajikan sebesar jumlah pokok pembiayaan setelah dikurangi pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui. Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui, yang merupakan selisih antara jumlah pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dengan jumlah pokok pembiayaan, akan diakui sebagai pendapatan selama jangka waktu perjanjian pembiayaan konsumen pada tingkat pengembalian yang tetap dari piutang bersih pembiayaan konsumen.
i.
Akuntansi Anjak Piutang Tagihan anjak piutang dicatat berdasarkan jumlah pembiayaan yang dikeluarkan oleh anak perusahaan tertentu yang bergerak dalam bidang pembiayaan yang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari nilai piutang (faktur) yang diserahkan transferor. Pendapatan administrasi diakui pada saat transaksi dilakukan dan pendapatan anjak piutang dicatat atas dasar terjadinya.
Brought to you by Global Reports
- 18 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
Sesuai dengan PSAK No. 43, “Akuntansi Anjak Piutang”, yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 1998, tagihan anjak piutang dengan kewajiban untuk menanggung risiko (with recourse) dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi dikurangi dengan retensi dan penyisihan penghapusan piutang tak tertagih. Selisih antara tagihan anjak piutang dengan jumlah pembayaran kepada transferor ditambah retensi merupakan pendapatan anjak piutang ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan selama perjanjian anjak piutang. j.
Penyertaan Modal Ventura Kegiatan usaha penyertaan modal ventura yang dilakukan anak perusahaan tertentu terdiri atas penyertaan dengan pola bagi hasil dan penyertaan dalam obligasi konversi. Penyertaan modal ventura disajikan sebesar saldo penyertaan pola bagi hasil dan nilai nominal obligasi konversi setelah dikurangi penyisihan kerugian penyertaan. Penyertaan dengan pola bagi hasil merupakan penyertaan kepada Perusahaan Pasangan Usaha dengan jangka waktu pengembalian berkisar antara satu (1) sampai dengan lima (5) tahun. Hasil penyertaan diakui sesuai dengan perjanjian bagi hasil yang telah disepakati selama jangka waktu penyertaan. Pendapatan provisi diakui pada saat perjanjian penyertaan modal ditandatangani. Pendapatan provisi disajikan sebagai “Pendapatan Lain-lain” pada laporan laba rugi konsolidasi.
k . Reasuransi Untuk mengurangi risiko penutupan polis asuransi, anak perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi kerugian dan jiwa mereasuransikan sebagian risiko polis yang ditutupnya kepada reasuradur dan tidak mengakui ganti rugi atas klaim asuransi yang menjadi tanggungan reasuradur. Jika reasuradur tidak dapat memenuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian reasuransi, maka akan timbul kewajiban kontinjensi atas seluruh klaim tersebut. Dalam kegiatan operasi normal, anak perusahaan tertentu mempunyai perjanjian reasuransi treaty yang bersifat prospektif fakultatif maupun “excess of loss”. l.
Aktiva Tetap Aktiva tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan, dikurangi akumulasi penyusutan. Metode dan tarif yang digunakan untuk menghitung penyusutan aktiva tetap adalah sebagai berikut: Metode Garis Lurus Perusahaan (Tahun) Bangunan dan prasarana Pengembangan ruang kantor Kendaraan Peralatan dan perabotan kantor Mesin
Anak Perusahaan (Tahun)
Metode Saldo Menurun Ganda Perusahaan (%)
Anak Perusahaan (%)
20 -
4 sampai 20 4 sampai 20 4 sampai 5
-
25 dan 50
-
3 sampai 5 -
25 dan 50 -
25 dan 50 12,5
Hak atas tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi.
Brought to you by Global Reports
- 19 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
Sesuai dengan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”, semua biaya yang terjadi sehubungan dengan perolehan hak atas tanah ditangguhkan dan disajikan secara terpisah dari harga perolehan tanah. Beban tangguhan tersebut, yang meliputi antara lain biaya perizinan, biaya notaris, pajak dan biaya lainnya yang berhubungan dengan hal tersebut, diamortisasi selama masa manfaat hak atas tanah yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus. Selanjutnya, PSAK No. 48, “Penurunan Nilai Aktiva”, yang berlaku mulai tanggal 1 Januari 2000, mengharuskan nilai tercatat aktiva dikaji kembali atas kemungkinan penurunan nilai wajar aktiva yang disebabkan oleh peristiwa atau perubahan keadaan yang menyebabkan nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan. Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat dari seluruh aktiva Perusahaan dan anak perusahaan dapat dipulihkan, sehingga tidak diperlukan penurunan nilai atas aktiva tersebut. Biaya perbaikan dan pemeliharaan rutin dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dan yang meningkatkan manfaat aktiva tetap dikapitalisasi ke akun aktiva tetap yang bersangkutan. Aktiva tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun yang bersangkutan. m. Aktiva yang Dimiliki Kembali Aktiva yang dimiliki kembali (disajikan dalam akun “Aktiva Lain-lain”) dinyatakan sebesar saldo bersih pada saat penarikan dikurangi penurunan nilai pasar aktiva tersebut. Penyisihan penurunan nilai pasar aktiva yang dimiliki kembali ditentukan berdasarkan penelaahan terhadap nilai aktiva yang dimiliki kembali pada akhir tahun. Aktiva yang dijual dikeluarkan sebesar nilai yang tercatat pada saat aktiva tersebut dimiliki kembali beserta penyisihan penurunan nilai pasar aktiva yang bersangkutan, dan laba atau rugi yang terjadi disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun yang bersangkutan. n.
Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka (disajikan dalam akun “Aktiva Lain-lain”) diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya.
o.
Dana Pensiun Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai program pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan yang memenuhi kriteria yang ditentukan oleh Perusahaan dan anak perusahaan.
p.
Premi yang Belum Merupakan Pendapatan Anak perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi kerugian dan jiwa menghitung premi yang belum merupakan pendapatan berdasarkan metode persentase agregrat dari premi tanggungan sendiri dengan tarif 40% sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 481/KMK.017/1999 tanggal 7 Oktober 1999. Sebelum tahun 1999, premi yang belum merupakan pendapatan dihitung secara harian, dikurangi bagian yang direasuransikan untuk setiap polis, sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 224/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993.
Brought to you by Global Reports
- 20 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
q.
Kewajiban Manfaat Polis Masa Depan, Estimasi Klaim dan Kewajiban Kepada Pemegang Unit Link Kewajiban manfaat polis masa depan dibentuk oleh anak perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi jiwa berdasarkan perhitungan aktuaria anak perusahaan tersebut sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 481/KMK.017/1999 tanggal 7 Oktober 1999 dengan menggunakan formula sebagai berikut: -
Tabel mortalita CSO 1958 dan CSO 1980; Tingkat bunga maksimal 9% untuk Rupiah dan 5% untuk Dolar A.S.; Modifikasi Zillmer 25% untuk polis-polis yang diterbitkan sebelum Februari 1994, metode INA dan metode prospektif yang besar cadangannya tidak kurang dari besarnya cadangan premi yang dihitung dengan metode prospektif premi neto dengan biaya tahun pertama diamortisasi 30% dari uang pertanggungan untuk polis-polis yang diterbitkan setelah Februari 1994.
Formula perhitungan ini dilakukan secara prospektif dengan interpolasi linear dan cara perhitungan tersebut telah mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan cq Direktorat Asuransi. Estimasi klaim dibentuk berdasarkan jumlah kewajiban yang menjadi tanggungan sendiri sehubungan dengan adanya klaim yang masih dalam proses penyelesaian termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan. Estimasi klaim anak perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi kerugian setelah dikurangi klaim reasuransi kepada reasuradur. Kenaikan (penurunan) estimasi klaim retensi sendiri pada awal dan akhir tahun menambah (mengurangi) beban klaim. Sedangkan untuk anak perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi jiwa estimasi klaim meliputi klaim yang sudah dilaporkan dan disetujui tetapi masih dalam proses pembayaran. Kewajiban kepada pemegang unit link diakui anak perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi jiwa pada saat penerimaan dana menjadi unit, setelah dikurangi biaya-biaya dan akan bertambah atau berkurang sesuai dengan nilai aktiva bersih yang berlaku. r.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan: (i) Pengakuan pendapatan atas sewa guna usaha, pembiayaan konsumen dan anjak piutang diuraikan masing-masing pada Catatan 2g, 2h dan 2i. (ii) Pengakuan pendapatan atas penyertaan modal ventura diuraikan pada Catatan 2j. (iii) Anak perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi mengakui pendapatan underwriting sebagai berikut: Asuransi Kerugian Premi bruto diakui pada saat polis diterbitkan kepada pelanggan dan premi yang bersangkutan ditagih. Premi diakui sebagai pendapatan premi tanggungan sendiri setelah dikurangi premi reasuransi dan disesuaikan dengan perubahan bersih premi yang belum merupakan pendapatan.
Brought to you by Global Reports
- 21 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
Premi reasuransi diakui dalam periode yang sama dengan periode pengakuan pendapatan premi yang bersangkutan. Premi dari polis bersama (koasuransi) diakui sebesar pangsa premi yang diterima. Asuransi Jiwa Pendapatan premi bruto diakui pada saat premi diterima dari pemegang polis dan pemegang unit link untuk polis yang baru dan pada saat jatuh tempo untuk polis yang diperpanjang. Pendapatan premi yang telah jatuh tempo lebih dari sembilan puluh (90) hari tidak diakui, kecuali pembayaran premi tersebut diterima. (iv) Anak perusahaan yang bergerak dalam usaha perantara pedagang efek dan jasa administrasi efek pada umumnya mengakui pendapatan pada saat penyerahan jasa selesai. Beban: (i) Beban diakui pada saat terjadinya. (ii) Anak perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi mengakui beban underwriting sebagai berikut: Asuransi Kerugian Beban klaim diakui atas dasar penetapan klaim bruto setelah diteliti dan disetujui oleh anak perusahaan tersebut. Anak perusahaan menagih klaim yang menjadi bagian reasuradur dan diperlakukan sebagai pengurang klaim bruto. Kewajiban yang timbul sehubungan dengan beban klaim ini disajikan sebagai bagian dari “Estimasi Klaim” pada neraca konsolidasi, sedangkan tagihan kepada reasuradur disajikan sebagai bagian dari “Piutang Premi dan Reasuransi”. Biaya penerbitan polis seperti komisi dan beban underwriting lainnya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan pada saat terjadinya. Asuransi Jiwa Biaya klaim diakui setelah diteliti dan disetujui oleh anak perusahaan tersebut. Beban akuisisi yang terkait dengan penutupan polis yang menimbulkan pendapatan premi dan mempunyai manfaat di kemudian hari ditangguhkan dan dialokasikan berdasarkan perhitungan aktuaria di mana “Kewajiban Manfaat Polis Masa Depan” dihitung dengan menggunakan metode tingkat premi murni (net level premium method). Beban akuisisi lainnya dibebankan langsung dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan. s.
Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan nilai kurs yang dipublikasikan Bank Indonesia pada hari terakhir transaksi perbankan pada tahun tersebut dan laba atau rugi selisih kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan. Pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, kurs yang digunakan masing-masing adalah Rp 9.595 dan Rp 7.100 per US$ 1. Transaksi dalam mata uang asing lainnya dinilai tidak signifikan.
Brought to you by Global Reports
- 22 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
t.
Beban (Manfaat) Pajak Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK No. 46, “Akuntansi Pajak Penghasilan”, yang mengharuskan perhitungan pengaruh pajak atas pemulihan aktiva dan penyelesaian kewajiban sebesar nilai tercatat, dan pengakuan serta pengukuran aktiva dan kewajiban pajak tangguhan atas pengaruh pajak yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang atas kejadiankejadian yang diakui pada laporan keuangan konsolidasi, termasuk rugi fiskal dari periode-periode sebelumnya yang dapat dikompensasikan.
u
Rugi Bersih Per Saham Rugi bersih per saham dihitung dengan membagi rugi bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan (1.441.440.000 saham).
3.
PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Seperti yang diungkapkan pada Catatan 2p, dalam memenuhi persyaratan yang dikeluarkan Menteri Keuangan dalam surat keputusan No. 481/KMK.017/1999 tanggal 7 Oktober 1999, anak perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi jiwa harus menghitung premi yang belum merupakan pendapatan untuk produk asuransi kesehatan, kecelakaan diri dan kematian Eka Warsa dengan menggunakan persentase agregat dari premi tanggungan sendiri sebesar 40%. Dalam laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 1999, premi yang belum merupakan pendapatan dihitung secara individu. Laporan keuangan konsolidasi tahun 1999 telah disajikan kembali untuk mencerminkan perubahan tersebut. Ringkasan laporan keuangan konsolidasi tanggal 31 Desember 1999 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sebelum dan sesudah penyajian kembali adalah sebagai berikut: Sebagaimana Disajikan Sebelumnya Jumlah kewajiban Hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan Defisit Defisiensi modal Rugi bersih Rugi bersih per saham
4.
Rp
( ( ( (
Disajikan Kembali
1.576.966.423 43.869.303 1.164.734.781 ) 77.803.815 ) 594.846.233 ) 413 )
Rp
( ( ( (
1.581.079.057 42.857.595 1.167.835.707 ) 80.904.741 ) 597.947.159 ) 415 )
SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA a.
Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Transaksi-transaksi signifikan yang dilakukan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: –
Perusahaan dan anak perusahaan menerima bunga dari penempatan dalam bentuk rekening koran, tabungan dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam periode kurang dari tiga (3) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan (lihat Catatan 5) serta deposito berjangka (lihat Catatan 6) pada Bank Ganesha (BG), perusahaan asosiasi, yang dilakukan dengan persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga. Penghasilan
Brought to you by Global Reports
- 23 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
bunga yang berasal dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut adalah sejumlah Rp 714.994 dan Rp 1.997.722 atau merupakan 2,67% dan 4,61% dari pendapatan bunga konsolidasi (lihat Catatan 23) masing-masing untuk tahun 2000 dan 1999. –
Perusahaan mempunyai perjanjian kerjasama jasa konsultasi manajemen dengan PT Gajah Tunggal Mulia (GTM), Induk Perusahaan. Sebagai kompensasi, Perusahaan wajib untuk membayar jasa konsultasi manajemen yang ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Jasa konsultasi manajemen yang dibayarkan adalah sejumlah Rp 99.000 dan Rp 93.600 masing-masing pada tahun 2000 dan 1999.
–
Pinjaman subordinasi dari GTM, yang merupakan pinjaman tanpa jaminan, tidak dibebani bunga dan tidak memiliki jadwal pelunasan yang tetap. Pada bulan Desember 2000, GTM memberikan potongan atas pelunasan pinjaman subordinasi sebesar 90% dari total pinjaman atau sejumlah Rp 163.798.439 sedangkan sisanya dibayar tunai oleh Perusahaan, sehingga pada tanggal 31 Desember 2000 pinjaman subordinasi tersebut bersaldo nihil, sedangkan pada tanggal 31 Desember 1999 berjumlah Rp 181.998.265.
−
Anak perusahaan tertentu melakukan penempatan dalam bentuk unit penyertaan reksa dana, surat berharga dan obligasi tertentu yang dikeluarkan oleh pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 7 dan 8).
–
GSF, anak perusahaan, melakukan pembiayaan sewa guna usaha (lihat Catatan 9), pembiayaan konsumen (lihat Catatan 10) serta tagihan anjak piutang (lihat Catatan 11) yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Penghasilan sehubungan dengan transaksi pembiayaan yang berasal dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut adalah sejumlah Rp 7.886.869 dan Rp 17.756.431 atau merupakan 18,51% dan 35,90% dari jumlah pendapatan pembiayaan konsolidasi, masing-masing untuk tahun 2000 dan 1999. Saldo piutang yang timbul dari transaksi ini adalah sejumlah Rp 72.401.696, Rp 1.409.512 dan nihil untuk masing-masing pembiayaan pada tanggal 31 Desember 2000 dan sejumlah Rp 58.519.370, Rp 1.416.974 dan Rp 64.046.146 untuk masing-masing pembiayaan pada tanggal 31 Desember 1999.
–
Pada tahun 2000, GSF menghapusbukukan tagihan anjak piutangnya kepada PT Diners Jaya Indonesia Internasional sejumlah Rp 46.713.335. Selain itu, GSF telah menerima sejumlah pembayaran tagihan anjak piutang dari PT Angkasa Interland sejumlah US$ 2.024 atau setara dengan Rp. 12.144.050, sedangkan sisanya sejumlah Rp 3.010.000 dibebankan pada operasi tahun berjalan (lihat Catatan 11).
–
ADM, anak perusahaan yang bergerak dalam usaha asuransi kerugian dan reasuransi, melakukan penutupan asuransi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar 22,95% dan 31,69% dari seluruh pendapatan premi konsolidasi (lihat Catatan 22) untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 dengan rincian sebagai berikut:
Brought to you by Global Reports
- 24 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
2000 PT Gajah Tunggal Tbk PT Sentra Sintetika Jaya PT GT Petrochem Industries Tbk PT Wachyuni Mandira PT Filamindo Sakti PT Dipasena Citra Darmadja PT GT Kabel Indonesia PT Mitra Adi Perkasa Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1.000.000)
Rp
Jumlah
Rp
22.873.704 9.596.540 6.089.270 5.362.321 2.212.055 1.905.724 1.186.174 148.293
1999 Rp
2.424.472 51.798.553
16.727.678 1.847.373 10.914.804 4.663.014 653.903 2.799.675 1.418.483 1.751.640 8.469.562
Rp
49.246.132
Saldo piutang premi kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sejumlah Rp 28.975.334 dan Rp 17.920.168 atau merupakan 1,83% dan 1,16% dari jumlah aktiva konsolidasi, masing-masing pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999. –
Klaim bruto yang telah disepakati untuk dibayar ADM kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tahun 2000 dan 1999 masing-masing berjumlah Rp 3.172.003 dan Rp 10.225.533. Sedangkan saldo hutang klaim kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sejumlah Rp 142.099 dan Rp 294.770 atau masing-masing merupakan 0,01% dan 0,02% dari jumlah aktiva konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999.
–
Estimasi klaim retensi sendiri ADM kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tahun 2000 dan 1999 masing-masing berjumlah Rp 770.482 dan Rp 1.032.012 atau merupakan 0,05% dan 0,07% dari jumlah aktiva konsolidasi. Sedangkan premi yang belum merupakan pendapatan dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 masing-masing berjumlah Rp 2.871.318 dan Rp 5.230.932.
–
Beban komisi ADM kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: 2000 PT Wachyuni Mandira PT GT Petrochem Industries Tbk PT Gajah Tunggal Tbk Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1.000.000)
Rp
Jumlah
Rp
1.349.044 740.259 26.438
1999 Rp
3.701.308 5.817.049
1.298.462 1.178.076 4.448.659 5.197.275
Rp
12.122.472
Hutang komisi kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sejumlah Rp 71.618 dan Rp 172.931 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999.
Brought to you by Global Reports
- 25 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
–
Pada tahun 2000, AJBN (pihak pembeli) dan ADM (pihak penjual) telah sepakat untuk membatalkan perjanjian Jual Beli Bangunan dan Pelimpahan Hak dan Kepentingan yang telah ditandatangani pada tahun 1994. Atas transaksi ini, ADM menyetujui untuk mengembalikan uang sejumlah Rp 2.000.000 kepada AJBN dan mencatat tanah dan bangunan sebesar nilai bukunya pada tahun 2000 sejumlah Rp 1.302.312, sedangkan AJBN mencatat pelepasan tanah dan bangunan sebesar nilai bukunya pada tahun 2000 sejumlah Rp 2.431.488, termasuk sisa biaya renovasi gedung yang pernah dilakukan sebelumnya (lihat Catatan 13).
–
AJBN, anak perusahaan yang bergerak dalam usaha asuransi jiwa, melakukan penutupan asuransi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tingkat premi yang sama dengan pihak ketiga sejumlah Rp 14.893.195 dan Rp 12.363.694 atau merupakan 6,60% dan 7,96% dari pendapatan premi konsolidasi (lihat Catatan 22) untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2000 dan 1999. Sedangkan saldo piutang premi kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebesar Rp 617.344 dan Rp 726.819 atau masing-masing merupakan 0,04% dan 0,05% dari jumlah aktiva konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999.
–
Pada tanggal 20 Desember 2000, GNS, anak perusahaan, menandatangani perjanjian pengalihan hak atas 7.668.500 saham PT BDNI Reksadana Tbk (BDNI-reksa) dengan GTM dengan nilai transaksi sebesar Rp 2.722.318 dan seluruhnya tercatat sebagai bagian dari “Aktiva Lain-lain” pada neraca konsolidasi.
–
GNS melakukan jasa perantara transaksi perdagangan efek dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Komisi perantara atas transaksi perdagangan efek dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sejumlah Rp 4.595.470 dan Rp 3.319.233, masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999. Selain itu, GNS juga merupakan manajer investasi dari BDNI-reksa dan Reksadana MMF (MMF), yang mengelola portofolio dan kegiatan lain sehubungan dengan fungsinya sebagai manajer investasi. Sebagai imbalan, GNS menerima jasa honorarium manajer investasi yang ditentukan berdasarkan persentase tertentu dari nilai aktiva bersih BDNI-reksa dan MMF. Jasa honorarium manajer investasi yang diterima GNS sejumlah Rp 1.928.414 dan Rp 2.266.870, masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 dan disajikan sebagai “Pendapatan Lain-lain” pada laporan laba rugi konsolidasi.
–
GNS melakukan transaksi dengan PT GTF Indonesia Asset Management untuk menerima jasa penasehat teknis sehubungan dengan kegiatan usahanya. Jasa penasehat teknis yang dibebankan pada operasi adalah sejumlah Rp 739.476 dan Rp 884.211 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 dan disajikan sebagai “Beban Umum dan Administrasi” pada laporan laba rugi konsolidasi.
–
DE yang melakukan jasa pengurusan administrasi saham, memperoleh penghasilan dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp 601.555 dan Rp 891.001 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999.
–
LS yang merupakan pialang asuransi, memiliki piutang premi kepada nasabah-nasabah BG sejumlah Rp 199.143 dan Rp 53.656 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 yang disajikan sebagai “Piutang Premi dan Reasuransi” pada neraca konsolidasi.
Brought to you by Global Reports
- 26 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
b.
–
Pada tahun 1999, anak perusahaan tertentu membeli sejumlah unit bangunan di Puri Casablanca dari PT Angkasa Interland seharga Rp 30.261.000 dan disajikan sebagai “Aktiva Lain-lain” pada neraca konsolidasi. Pada tahun 2000, beberapa diantaranya telah dijual oleh anak perusahaan tertentu kepada pihak ketiga.
–
Perusahaan dan anak perusahaan tertentu menyewa bangunan kepada PT Panen Lestari Basuki. Beban sewa yang terjadi dari transaksi ini adalah sebesar Rp 5.429.773 dan Rp 8.275.635 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 yang disajikan sebagai “Beban Umum dan Administrasi” pada laporan laba rugi konsolidasi.
Dalam rangka penyelesaian piutang dan hutang dengan BDNI-BBO, Perusahaan dan anak perusahaan, melakukan perjanjian-perjanjian sebagai berikut: -
Kesepakatan bersama antara Perusahaan dengan VIU, DE, LS, GNS, ADM dan GSF untuk melakukan perjumpaan hak dan kewajiban atas saldo tagihan dan hutang kepada BDNI-BBO yang dibuat pada tanggal 30 Maret 1999. Kesepakatan tersebut dilanjutkan dengan perjanjian pengalihan hak antara Perusahaan dan masing-masing anak perusahaan pada tanggal yang sama, yang berisi kesepakatan anak perusahaan untuk mengalihkan tagihan dan kewajiban pada BDNI-BBO dengan jumlah keseluruhan masing-masing sejumlah Rp 7.182.000 kepada Perusahaan.
-
Kesepakatan bersama antara Perusahaan dengan GSF pada tanggal 27 April 1999, dan antara Perusahaan dengan AJBN pada tanggal 28 April 1999, yang telah diubah dengan perjanjian tanggal 26 Mei 1999. Berdasarkan perjanjian di atas, Perusahaan menyetujui untuk mengambil alih hutang BDNI-BBO kepada GSF dan AJBN, masing-masing sejumlah Rp 148.112.830 dan Rp 24.472.710 yang akan dilunasi masing-masing dalam jangka waktu sembilan (9) dan empat (4) tahun. Hutang Perusahaan kepada anak perusahaan tersebut tidak dibebani bunga. Perjanjian tersebut dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan masingmasing pihak. Pada tanggal 11 Oktober 2000, tagihan kepada BDNI-BBO sehubungan dengan penempatan dana AJBN di BDNI-BBO telah diterima kembali oleh AJBN. Dengan diterimanya pelunasan ini, maka kewajiban Perusahaan sejumlah Rp 24.472.710 beralih dari kewajiban kepada AJBN menjadi kewajiban kepada Induk Perusahaan. Pada bulan Desember 2000, Induk Perusahaan memberikan potongan atas pelunasan kewajiban tersebut sebesar 90%, sedangkan 10% sisanya dibayarkan tunai oleh Perusahaan.
-
Selain itu, pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, GSF masih memiliki piutang kepada BDNI-BBO sejumlah Rp 38.347.994 yang timbul dari perjanjian sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen atas aktiva yang pada saat ini berada di bawah pengelolaan BPPN, dan disajikan di neraca konsolidasi sebagai bagian dari “Aktiva Lain-lain”.
-
Pada tanggal 11 Juni 1999, Induk Perusahaan dan Perusahaan melakukan perjanjian pinjaman subordinasi, dimana saldo hutang bersih Perusahaan kepada BDNI-BBO dialihkan menjadi hutang kepada Induk Perusahaan. Berdasarkan perjanjian ini, pinjaman subordinasi tersebut tidak dibebani bunga atau biaya lainnya, dan tidak akan ditagih sampai kewajiban Perusahaan kepada pihak ketiga dilunasi (lihat Catatan 4a).
Brought to you by Global Reports
- 27 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
5.
KAS DAN SETARA KAS Kas dan setara kas terdiri dari: 2000 Kas
Rp
Kas di Bank Pihak ketiga Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Lippo Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1.000.000)
1999 420.755
Rp
433.695
5.114.432 1.803.670 2.641 3.724.889
2.086.991 5.207.635 2.292.128 2.619.632
419.536
279.183
1.238.750
1.786.802
29.444
1.078.479
527.829
287.318
48.633
4.583
12.909.824
15.642.751
4.539.107 -
8.158.894 280.480
421.173
292.916
Sub - jumlah
4.960.280
8.732.290
Jumlah Kas di Bank
17.870.104
24.375.041
Dolar A.S. PT Bank Internasional Indonesia Tbk (US$ 129,10 pada tahun 2000 dan US$ 251,66 pada tahun 1999) PT Bank Mandiri (Persero) (US$ 3,07 pada tahun 2000 dan US$ 151,90 pada tahun 1999) Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1.000.000) Dolar Singapura Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1.000.000) Sub - jumlah Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Rupiah PT Bank Ganesha PT Bank Sahid Gajah Perkasa Dolar A.S. PT Bank Ganesha (US$ 43,90 pada tahun 2000 dan US$ 41,26 pada tahun 1999)
(Berlanjut)
Brought to you by Global Reports
- 28 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
2000 Deposito berjangka Pihak ketiga Rupiah PT Bank Panin Tbk PT Bank Mandiri (Persero) PT Bank Tabungan Negara (Persero) PT Bank Mega Tbk PT Bank Global Tbk PT Bank Danpac PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Central Asia Tbk Deutsche Bank PT Bank Lippo Tbk Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1.000.000)
Rp
Dolar A.S. PT Bank Panin Tbk (US$ 2.246,08 dan US$ 6.735,25 pada tahun 2000 dan 1999) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (US$ 1.491,78 dan US$ 3,06 pada tahun 2000 dan 1999) PT Bank Tabungan Negara (Persero) (US$ 4.788,29) Sub - jumlah Pihak yang mempunyai hubungan istimewa PT Bank Ganesha Rupiah Dolar A.S. (US$ 13,09 pada tahun 2000 dan US$ 12,63 pada tahun 1999) Sub - jumlah Jumlah deposito berjangka Jumlah kas dan setara kas Penyisihan Bersih
Brought to you by Global Reports
1999
16.313.000 14.744.385 10.956.712 5.073.457 3.369.703 1.300.932
9.300.000 9.370.145 5.019.367 1.110.474 660.000 500.000
1.000.000 -
1.000.000 16.177.418 14.140.164 8.166.617 1.149.426
202.819
150.000
21.551.148
47.820.266
14.313.598
21.740
-
33.996.852
88.825.754
148.582.469
8.090.000
400.000
125.579
89.695
8.215.579
489.695
97.041.333
149.072.164
115.332.192
173.880.900
Rp
Rp
115.332.192
(
280.480 ) Rp
173.600.420
- 29 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
Rincian suku bunga rata-rata per tahun adalah sebagai berikut: 2000 Deposito berjangka Rupiah Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Dolar A.S Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
6.
1999
8,00% - 13,22%
9,50%
- 60,00%
9,50% - 13,22%
10,55%
- 60,00%
3,00%
- 15,00%
3,50%
- 12,00%
4,50% -
6,84%
4,00%
DEPOSITO Akun ini terdiri dari deposito wajib milik anak perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi kerugian dan jiwa dan deposito berjangka milik anak perusahaan, dengan rincian sebagai berikut: 2000 Deposito wajib Pihak ketiga Rupiah PT Bank Finconesia PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) PT Bank Danamon Indonesia Tbk Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1.000.000) Dolar A.S. PT Bank Artha Graha (US$ 455,60) PT Bank Negara Indonesia Tbk (Persero) (US$ 250) Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1.000.000) Jumlah deposito wajib Deposito berjangka Pihak ketiga Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) PT Bank Mega Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Bumiputera PT Bank Finconesia PT Bank Tabungan Negara (Persero) Deutsche Bank PT Bank Global Tbk (Berlanjut)
Brought to you by Global Reports
Rp
1999
1.750.000 1.000.000 -
Rp
1.000.000 3.050.000
700.000
788.750
4.371.501
-
-
1.775.000
486.956
-
8.308.457
6.613.750
20.417.500 11.190.503 6.454.000 2.000.000 2.000.000 1.714.000 1.500.000 1.500.000
24.954.500 1.412.297 3.600.000 250.000 4.454.000 -
- 30 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
2000 PT Bank Lippo Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Standard Chartered Bank, Jakarta PT Bank Central Asia Tbk Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1.000.000) Dolar A.S. PT Bank Panin Tbk (US$ 1.066,80 pada tahun 2000 dan US$ 1.001,96 pada tahun 1999) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (US$ 958,03 pada tahun 2000 dan US$ 500 pada tahun 1999) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (US$ 810 pada tahun 2000 dan US$ 426,10 pada tahun 1999) PT Bank Finconesia (US$ 410,03) PT Bank Tabungan Negara (Persero) (US$ 356,85) PT Bank Niaga Tbk (US$ 302,96 pada tahun 2000 dan US$ 300 pada tahun 1999) PT Bank Artha Graha (US$ 253,62 pada tahun 2000 dan US$ 449,80 pada tahun 1999) PT Bank Bumiputera (US$ 200,96 pada tahun 2000 dan US$ 200 pada tahun 1999) PT Bank Mandiri (Persero) (US$ 785,99) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (US$ 400) PT United City Bank Tbk (US$ 275) Deutsche Bank (US$ 200) PT Bank Universal Tbk (US$ 150) Dolar Singapura PT Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk (Sin$ 8,20) Sub - jumlah (Berlanjut)
Brought to you by Global Reports
Rp
1999
1.255.498 1.050.000 500.000 217.000
Rp
1.000.000 2.273.000 4.370.000 3.290.500
796.000
1.745.146
10.235.946
7.113.916
9.192.336
3.550.000
7.771.950 3.934.209
3.025.310 -
3.424.015
-
2.906.911
2.130.000
2.433.436
3.193.580
1.928.173
1.420.000
-
5.580.493
-
2.840.000 1.952.500 1.420.000 1.065.000
-
34.932
92.421.477
80.675.174
- 31 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
2000 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa PT Bank Ganesha Rupiah Dolar A.S. (US$ 63)
Rp
5.201.000 -
Sub - jumlah Jumlah deposito berjangka
Rp
Rp
5.171.345 447.300
5.201.000
5.618.645
97.622.477
86.293.819
883.765
790.832
Deposito Lembaga Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia Jumlah Deposito
1999
106.814.699
Rp
93.698.401
Deposito wajib merupakan jaminan yang dibentuk untuk kepentingan dan jaminan para pemegang polis dan kreditur sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Anak perusahaan tertentu menjaminkan deposito berjangka yang ditempatkan pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) (BRI) sebesar Rp 1.000.000, untuk memenuhi persyaratan “Perjanjian Kerja Sama” antara anak perusahaan tertentu dengan PT Beringin Sejahtera Makmur yang bertindak sebagai broker BRI. Deposito Lembaga Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia merupakan dana kliring yang wajib disetorkan ke PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) untuk kelancaran penanggulangan kegagalan transaksi efek anggota bursa pemakai jasa KPEI yang besarnya minimal 2% dari modal disetor anak perusahaan tertentu. Rincian suku bunga rata-rata per tahun adalah sebagai berikut: 2000 Deposito wajib Rupiah Pihak ketiga Dolar AS Pihak ketiga Deposito berjangka Rupiah Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga (Berlanjut)
Brought to you by Global Reports
10,25%
1999
- 14,03%
12,50%
-
43,00%
-
12,00%
5,00%
-
6,90%
5,00%
9,50% 8,00%
- 13,22% - 13,22%
11,50% 9,50%
- 50,00% - 57,00%
- 32 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
2000 Dolar AS Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Deposito Lembaga Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia
1999
4,50%
4,00% - 6,84%
3,00%
9,75%
- 13,84%
13,00%
4,00% - 15,00% -
40,00%
Jangka waktu penempatan deposito lebih dari tiga (3) bulan sampai dengan dua belas (12) bulan.
7.
INVESTASI DALAM UNIT PENYERTAAN REKSA DANA Rincian akun ini adalah sebagai berikut: 2000 Kerugian yang Belum Direalisasi Pihak ketiga Diperdagangkan Rupiah BNI Dana Berbunga Danareksa Melati Panin Dana Utama Danareksa Seruni Nikko Obligasi Nusantara Panin Dana Maksima Dolar A.S. Danareksa Melati Jumlah – pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Diperdagangkan Rupiah Reksadana MMF GTF Sejahtera GTF Agresif GTF Hasil Pasti GTF Dinamis Sub-jumlah
(Berlanjut)
Brought to you by Global Reports
Nilai Tercatat
Rp
3.961.772 1.325.625 1.227.637 1.170.481 998.280 104.624 3.378.768 12.167.187
13.583.517 1.661.955 951.918 173.896 1.489 16.372.775
- 33 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
2000 Kerugian yang Belum Direalisasi Tersedia untuk dijual Rupiah GTF Sentosa GTF Agresif GTF Dinamis Sub-jumlah Jumlah – pihak yang mempunyai hubungan istimewa Jumlah
Nilai Tercatat
(Rp ( (
895.232 ) 777.982 ) 1.040.802 )
Rp
(
2.714.016 )
6.764.813
(
2.714.016 )
23.137.588
(Rp
2.714.016 )
Rp
2.561.323 2.296.841 1.906.649
35.304.775
1999 Keuntungan yang Belum Direalisasi Pihak ketiga Diperdagangkan Rupiah Citibank Reksadana Danareksa Seruni Panin Dana Maksima
Nilai Tercatat
Rp
Jumlah – pihak ketiga
3.585.926
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Diperdagangkan Rupiah GTF Agresif GTF Sentosa Reksadana MMF GTF Sejahtera GTF Dinamis
5.020.399 3.890.270 2.843.692 2.660.479 1.279.501
Sub-jumlah Tersedia untuk dijual Rupiah GTF Agresif GTF Dinamis GTF Tunai GTF Sentosa GTF Sejahtera
15.694.341
Rp
Sub-jumlah Jumlah – pihak yang mempunyai hubungan istimewa Jumlah
Brought to you by Global Reports
1.540.059 1.027.462 1.018.405
Rp
3.245.888 2.165.091 453.948 920.502 279.532
4.660.400 4.362.982 2.502.341 2.018.664 556.382
7.064.961
14.100.769
7.064.961
29.795.110
7.064.961
Rp
33.381.036
- 34 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
8.
SURAT BERHARGA YANG DIMILIKI DAN INVESTASI DALAM OBLIGASI Akun ini terdiri dari surat berharga dan obligasi dengan rincian sebagai berikut: 2000 Premi (Diskonto) yang Belum Diamortisasi/ Kerugian yang Belum Direalisasi
Nilai Nominal Pihak ketiga Diperdagangkan Obligasi Rupiah PT Swadarma Indotama Finance PT Indofood Sukses Makmur Tbk I PT Budi Acid Jaya Tbk PT Dankos Laboratories Tbk PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk PT Lontar Papyrus
Rp
989.000 782.438 780.466 10.326.295
Tersedia untuk dijual Saham Rupiah
(Rp
Rp
Dolar A.S. Obligasi Pemerintah Indonesia (US$ 810.000) Sub-jumlah
Rp
2.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000
( ( ( (
2.063 )
2.302
74.147 ) 7.370 ) 7.878 ) 46.579 )
1.925.852 992.630 992.122 953.421
7.771.950
176.900
7.948.850
12.771.950
40.926
12.812.875
Saham Rupiah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT Tjiw i Kimia Tbk PT Citra Marga Nusapala Tbk Lain-lain
178.350 151.125 92.494 90.963 424.366
Sub-jumlah Jumlah – pihak ketiga (Berlanjut)
Brought to you by Global Reports
2.910.804 2.892.587 1.971.000
Sub-jumlah
Dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi Rupiah PT Indofood Sukses Makmur Tbk I PT HM Sampoerna Tbk II PT HM Sampoerna Tbk I Perum Pegadaian IV
Nilai Tercatat
937.298 38.863
24.078.770
- 35 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham) 2000 Premi (Diskonto) yang Belum Diamortisasi/ Kerugian yang Belum Direalisasi
Nilai Tercatat
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Diperdagangkan Saham Rupiah PT BDNI Reksadana Tbk PT Gajah Tunggal Tbk
Rp
Sub-jumlah
501.250 121.554 622.804
Tersedia untuk dijual Saham Rupiah PT BDNI Reksadana Tbk
( Rp
300.000 )
Jumlah – pihak yang mempunyai hubungan istimewa
(
300.000 )
( Rp
261.137 )
Jumlah
700.000 1.322.804 Rp
25.401.574
Investasi dalam obligasi PT Indofood Sukses Makmur Tbk I yang memperoleh rating “AA+”, obligasi Perum Pegadaian IV, PT HM Sampoerna Tbk I dan PT HM Sampoerna Tbk II memperoleh rating “A+”, obligasi PT Lontar Papyrus memperoleh rating “A”, obligasi PT Dankos Laboratories Tbk dan PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk memperoleh rating “A-”, obligasi PT Budi Acid Jaya Tbk memperoleh rating “BBB+” dan obligasi PT Swadarma Indotama Finance memperoleh rating “BBB”. Obligasi akan jatuh tempo pada tanggal-tanggal yang berbeda selama tahun 2002 sampai dengan 2007. 1999 Kerugian yang Belum Direalisasi Pihak ketiga Diperdagangkan Saham Rupiah PT Kalbe Farma Tbk PT Citra Marga Nusapala Tbk Lain-lain
Nilai Tercatat
Rp
Sub-jumlah
562.500 425.000 1.641 989.141
Tersedia untuk dijual Saham Rupiah
(Rp
15.706 )
3.900
Jumlah – pihak ketiga
(
15.706 )
993.041
(Berlanjut)
Brought to you by Global Reports
- 36 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
1999 Kerugian yang Belum Direalisasi Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Diperdagangkan Saham Rupiah PT BDNI Reksadana Tbk Tersedia untuk dijual Saham Rupiah PT BDNI Reksadana Tbk Lain-lain Sub-jumlah Jumlah – pihak yang mempunyai hubungan istimewa Jumlah
9.
Nilai Tercatat
Rp
4.148.750
(Rp
4.952 )
1.000.000 4.692
(
4.952 )
1.004.692
(
4.952 )
5.153.442
(Rp
20.658 )
Rp
6.146.483
PENANAMAN BERSIH SEWA GUNA USAHA Kegiatan pembiayaan sewa guna usaha anak perusahaan meliputi pembiayaan sewa guna usaha gedung, peralatan industri, alat transportasi, perabotan kantor dan barang modal lainnya dengan masa sewa guna usaha dua (2) tahun atau lebih. Rincian akun ini adalah sebagai berikut: 2000
1999
Piutang sewa guna usaha Rp Nilai sisa yang terjamin Pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui ( Simpanan jaminan (
295.059.075 Rp 140.409.382 78.953.522 ) ( 140.409.382 ) (
271.032.110 136.479.000 84.232.618 ) 136.479.000 )
Penyisihan piutang sewa guna usaha diragukan
216.105.553 28.026.403 ) (
186.799.492 36.801.518 )
Bersih
Brought to you by Global Reports
( Rp
188.079.150
Rp
149.997.974
- 37 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
Berikut ini adalah rincian saldo piutang sewa guna usaha pada tanggal 31 Desember 2000 berdasarkan tahun jatuh temponya: Tahun Jatuh Tempo
Jumlah
2001 2002 2003 2004 dan sesudahnya
Rp
133.394.445 82.715.829 37.950.860 40.997.941
Jumlah
Rp
295.059.075
Suku bunga efektif per tahun yang dibebankan pada piutang sewa guna usaha adalah sebagai berikut: 2000 Rupiah Dolar A.S.
21,80% 11,30% -
1999 34,80% 12,40%
20,00% - 40,00% 10,00% - 12,50%
Perubahan saldo penyisihan piutang sewa guna usaha yang diragukan adalah sebagai berikut: 2000 Saldo awal Penyisihan tahun berjalan Penghapusan Pemulihan penyisihan piutang ragu-ragu Saldo akhir
Rp
1999
( (
36.801.518 Rp 4.372.001 12.747.205 ) ( 399.911 )
33.916.034 2.906.755 21.271 ) -
Rp
28.026.403
36.801.518
Rp
Berdasarkan hasil penelaahan akun piutang masing-masing penyewagunausaha pada akhir tahun, manajemen anak perusahaan berpendapat bahwa jumlah penyisihan piutang yang diragukan adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya piutang sewa guna usaha. Saldo piutang sewa guna usaha kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa berjumlah Rp 72.401.696 dan Rp 58.519.370 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999. Piutang sewa guna usaha dijadikan jaminan terhadap pinjaman yang diterima (lihat Catatan 16).
10. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN Rincian akun ini adalah sebagai berikut: 2000 Piutang pembiayaan konsumen Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui (Berlanjut)
Brought to you by Global Reports
Rp (
185.412.681 71.572.532 ) (
1999 Rp
163.233.430 67.685.260 )
- 38 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
2000 Penyisihan piutang pembiayaan konsumen yang diragukan Bersih
(Rp Rp
1999
1.178.726 ) ( Rp 112.661.423
Rp
42.045.912 ) 53.502.258
Berikut ini adalah rincian saldo piutang pembiayaan konsumen pada tanggal 31 Desember 2000 berdasarkan tahun jatuh temponya: Tahun Jatuh Tempo
Jumlah
2001 2002 2003 2004 dan sesudahnya
Rp
42.467.309 21.976.380 14.983.289 105.985.703
Jumlah
Rp
185.412.681
Suku bunga efektif per tahun yang dibebankan pada piutang pembiayaan konsumen adalah sebagai berikut: 2000 1999 Rupiah Dolar A.S.
22,80% 9,00% -
34,90% 11,30%
15,00% 9,00%
- 38,00% - 13,00%
Perubahan saldo penyisihan piutang pembiayaan konsumen yang diragukan adalah sebagai berikut: 2000 Saldo awal Penyisihan (pemulihan dari penyisihan) piutang yang diragukan tahun berjalan - bersih Penghapusan Pemulihan piutang ragu-ragu Saldo akhir
Rp ( ( ( Rp
42.045.912
1999 Rp
40.513.308 ) 282.503 ) ( 71.375 ) ( 1.178.726
12.199.231 42.183.934 11.819.778 ) 517.475 )
Rp
42.045.912
Berdasarkan hasil penelaahan akun piutang masing-masing konsumen pada akhir tahun, manajemen anak perusahaan berpendapat bahwa jumlah penyisihan piutang yang diragukan adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen. Saldo piutang pembiayaan konsumen kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa berjumlah Rp 1.409.512 dan Rp 1.416.974, masing-masing pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999. Piutang pembiayaan konsumen dijadikan jaminan terhadap pinjaman yang diterima (lihat Catatan 16).
Brought to you by Global Reports
- 39 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
11. TAGIHAN ANJAK PIUTANG Akun ini merupakan piutang pembiayaan dari pembelian dan/atau pengalihan piutang jangka pendek dari nasabah yang dilakukan dengan dasar “with recourse”. Rincian tagihan anjak piutang adalah sebagai berikut: 2000 Tagihan anjak piutang Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa PT Diners Jaya Indonesia Internasional PT Angkasa Interland Retensi Pendapatan anjak piutang yang belum diakui Penyisihan tagihan anjak piutang diragukan Bersih
Rp
1999
2.865.245
Rp
6.049.130
361.051 ) ( 266.343 ) ( 55.946 ) (
( ( ( Rp
2.181.905
46.713.335 17.332.811 7.762.486 ) 4.862.654 ) 1.138.284 ) Rp
56.331.852
Suku bunga efektif per tahun yang dibebankan pada tagihan anjak piutang adalah sebagai berikut: 2000 Rupiah Dolar A.S.
1999
26,00% - 36,00% 10,00% - 12,00%
27,00% - 65,00% 10,00% - 11,00%
Perubahan saldo penyisihan tagihan anjak piutang yang diragukan adalah sebagai berikut: 2000 Saldo awal Penyisihan (pemulihan dari penyisihan piutang yang diragukan) tahun berjalan - bersih Penghapusan Pemulihan piutang ragu-ragu
Rp
( (
Saldo akhir
Rp
1999
1.138.284
Rp
38.943.851 40.000.000 ) 26.189 ) ( 55.946
3.159.406
2.021.122 ) Rp
1.138.284
Berdasarkan hasil penelaahan akun piutang masing-masing nasabah pada akhir tahun, manajemen anak perusahaan berpendapat bahwa jumlah penyisihan piutang yang diragukan adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya tagihan anjak piutang. Tagihan anjak piutang dijadikan jaminan terhadap pinjaman yang diterima (lihat Catatan 16).
Brought to you by Global Reports
- 40 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
12. PENYERTAAN SAHAM Rincian penyertaan saham yang tidak dimaksudkan untuk diperdagangkan adalah sebagai berikut: 2000 Jenis Usaha Metode Ekuitas PT Bank Ganesha Metode Biaya Perolehan PT Bank Dagang Nasional Indonesia Tbk PT Bursa Efek Jakarta PT Bursa Efek Surabaya Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1.000.000)
Persentase Pemilikan
Bank komersial
39,52%
Bank komersial Bursa efek Bursa efek
60,30 -
-
Nilai Tercatat
Rp
-
Jumlah Penyisihan penurunan nilai
(
Bersih
22.832.641
Bagian Laba Bersih
Rp
570.169
Rp
23.402.810
1.385.236.475 60.000 75.000
-
1.385.236.475 60.000 75.000
983.817
-
983.817
1.386.355.292
-
1.386.355.292
1.409.187.933
570.169
1.409.758.102
1.385. 236.475 ) Rp
Jumlah
23.951.458
Rp
(
570.169
1.385.236.475 ) Rp
24.521.627
1999 Jenis Usaha Metode Ekuitas PT Bank Ganesha Metode Biaya Perolehan PT Bank Dagang Nasional Indonesia Tbk PT Bursa Efek Jakarta PT Bursa Efek Surabaya Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1.000.000)
Persentase Pemilikan
Bank komersial
39,52%
Bank komersial Bursa efek Bursa efek
60,30 -
-
Nilai Tercatat
Rp
-
Jumlah Penyisihan penurunan nilai Bersih
(
22.776.797
Bagian Laba Bersih
Rp
55.844
Rp
22.832.641
1.385.236.475 60.000 75.000
-
1.385.236.475 60.000 75.000
1.022.783
-
1.022.783
1.386.394.258
-
1.386.394.258
1.409.171.055
55.844
1.409.226.899
1.002.772.684 ) Rp
Jumlah
406.398.371
Rp
55.844
(
1.002.772.684 ) Rp
406.454.215
Seperti yang diungkapkan dalam Catatan 2b, penyertaan saham di BDNI-BBO dengan nilai tercatat sejumlah Rp 1.385.236.475 dibukukan berdasarkan metode biaya perolehan. Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa nilai investasi di BDNI-BBO telah mengalami penurunan nilai. Manajemen membukukan penyisihan penurunan nilai sejumlah Rp 1.385.236.475 dan Rp 1.002.772.684 dari nilai investasi atau merupakan 100% dan 72,39% dari nilai tercatat penyertaan masing-masing pada tahun 2000 dan 1999 yang disajikan sebagai “Penyisihan Penurunan Nilai Penyertaan Saham” pada laporan laba rugi konsolidasi. Penyertaan saham pada BDNI-BBO dijadikan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima (lihat Catatan 16 dan 20).
Brought to you by Global Reports
- 41 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
13. AKTIVA TETAP Aktiva tetap terdiri dari: 2000 Nilai Tercatat Hak atas tanah, bangunan dan prasarana Kendaraan Peralatan dan perabotan kantor Pengembangan ruang kantor Mesin
Saldo Awal
Rp 22.904.256 14.789.642 15.889.006 2.903.021 3.793
Penambahan
Rp
3.908.452 5.028.514 4.211.795 1.127.526 -
Pengurangan
Rp
Saldo Akhir
1.844.818 2.024.826 475.842 -
Rp 24.967.890 17.793.330 19.624.959 4.030.547 3.793
Jumlah
56.489.718
14.276.287
4.345.486
66.420.519
Akumulasi Penyusutan Bangunan dan prasarana Kendaraan Peralatan dan perabotan kantor Pengembangan ruang kantor Mesin
3.600.879 7.285.154 10.579.725 379.089 1.847
1.527.784 2.830.344 2.886.930 203.700 244
305.916 1.172.353 452.826 -
4.822.747 8.943.145 13.013.829 582.789 2.091
Jumlah
21.846.694
7.449.002
1.931.095
27.364.601
Nilai Buku
1999 Nilai Tercatat Hak atas tanah, bangunan dan prasarana Kendaraan Peralatan dan perabotan kantor Pengembangan ruang kantor Mesin Jumlah Akumulasi Penyusutan Bangunan dan prasarana Kendaraan Peralatan dan perabotan kantor Pengembangan ruang kantor Mesin Jumlah Nilai Buku
Rp 34.643.024
Saldo Awal
Rp 19.961.964 10.113.905 13.836.768 1.557.944 3.793
Rp 39.055.918
Penambahan
Rp
3.680.302 7.202.198 2.587.918 1.366.451 -
Pengurangan
Rp
Saldo Akhir
738.010 2.526.461 535.680 21.374 -
Rp 22.904.256 14.789.642 15.889.006 2.903.021 3.793
45.474.374
14.836.869
3.821.525
56.489.718
2.013.641 5.258.687 8.929.971 243.874 1.570
1.617.055 2.719.217 2.051.358 152.582 277
29.817 692.750 401.604 17.367 -
3.600.879 7.285.154 10.579.725 379.089 1.847
16.447.743
6.540.489
1.141.538
21.846.694
Rp 29.026.631
Rp 34.643.024
Beban penyusutan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 masingmasing berjumlah Rp 7.449.002 dan Rp 6.540.489. Pada tahun 1994, ADM (pihak penjual) dan AJBN (pihak pembeli), anak perusahaan, telah menandatangani perjanjian Jual Beli Bangunan dan Pelimpahan Hak dan Kepentingan. Tanah dan bangunan tersebut berlokasi di Jalan Raden Saleh No. 1B, Jakarta.
Brought to you by Global Reports
- 42 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
Pada tahun 2000, ADM dan AJBN telah sepakat untuk membatalkan perjanjian jual beli tersebut di atas, karena keterbatasan secara legal sehubungan dengan pengalihan hak kepemilikan atas aktiva tersebut. ADM menyetujui untuk mengembalikan uang sejumlah Rp 2.000.000 kepada AJBN, yang merupakan harga jual semula aktiva tanah dan bangunan tersebut yang dibayarkan oleh AJBN kepada ADM. Dengan demikian ADM mencatat tanah dan bangunan sebesar nilai bukunya pada tahun 2000 yang berjumlah Rp 1.302.312, sedangkan AJBN mencatat pelepasan tanah dan bangunan sebesar nilai bukunya pada tahun 2000 sejumlah Rp 2.431.488, termasuk sisa biaya renovasi gedung yang pernah dilakukan sebelumnya. Sampai dengan 28 Mei 2001, tanggal laporan auditor independen, ADM sedang dalam proses pengurusan hak kepemilikan atas tanah tersebut menjadi atas nama ADM. Pada tanggal 31 Desember 2000, Perusahaan dan anak perusahaan telah mengasuransikan aktiva tetap terhadap risiko kerugian kebakaran, banjir dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sejumlah Rp 48.592.498 kepada ADM, anak perusahaan, serta Rp 16.971.850 dan US$ 15 kepada PT Asuransi Central Asia, pihak ketiga, yang menurut pendapat manajemen Perusahaan dan anak perusahaan nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aktiva tetap. Perusahaan dan anak perusahaan memiliki sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) berikut ini yang mencakup seluruh tanah yang dimiliki: Tanggal Berakhir HGB Perusahaan HGB No. 111, Bandung
24 Juli 2020
Anak Perusahaan ADM HGB No. 384, Bandung HGB No. 1399, Semarang HGB No. 437, Surabaya HGB No. 83, Surakarta HGB No. 199, Ujung Pandang HGB No. 80, Lampung HGB No. 1954, Medan HGB No. 375, Samarinda
15 September 2002 30 Juli 2003 24 April 2004 28 Desember 2007 5 September 2011 2 November 2013 24 Februari 2017 7 Agustus 2026
AJBN HGB No. 544, Bandung HGB No. 67, Malang HGB No. 386, Medan HGB No. 324, Surabaya HGB No. 357, Denpasar HGB No. 228, Ujung Pandang HGB No. 38, Palembang HGB No. 1323, Lampung HGB No 1051, Jakarta HGB No. 1484, Medan
30 Desember 2001 23 Desember 2005 8 Juli 2006 4 Juni 2011 31 Agustus 2011 5 September 2011 19 September 2015 14 Februari 2016 6 Desember 2018 12 Maret 2019
(Berlanjut)
Brought to you by Global Reports
- 43 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
Tanggal Berakhir HGB DE HGB No. 1817, Jakarta Pusat (masih dalam proses perpanjangan) HGB No. 2391, Jakarta Pusat HGB No. 2392, Jakarta Pusat HGB No. 2394, Jakarta Pusat HGB No. 2792, Jakarta Selatan HGB No. 2793, Jakarta Selatan HGB No. 2794, Jakarta Selatan HGB No. 1111, Jakarta Selatan
30 September 2000 31 Maret 2001 31 Maret 2001 31 Maret 2001 12 Mei 2008 12 Mei 2008 12 Mei 2008 17 Maret 2016
GSF HGB No. 2176, Jakarta Pusat HGB No. 343, Denpasar HGB No. 462, Solo HGB No. 523, Semarang HGB No. 372, Surabaya HGB No. 1333, Medan HGB No. 595, Jakarta Selatan HGB No. 596, Jakarta Selatan HGB No. 651, Jakarta Selatan HGB No. 5107, Jakarta Utara HGB No. 81, Bandung
10 Mei 2005 31 Agustus 2011 18 Juli 2012 24 September 2014 22 November 2014 20 November 2016 26 Oktober 2017 26 Oktober 2017 26 Oktober 2017 21 Februari 2024 24 September 2026
VIU HGB No. 2300, Jakarta Pusat
17 Juni 2012
GNS HGB No. 163, Semarang
25 April 2004
14. GOODWILL Analisis goodwill adalah sebagai berikut: 2000 Biaya Perolehan
Rp
11.701.523
1999 Rp
11.701.523
Akumulasi Amortisasi Saldo awal tahun Amortisasi tahun berjalan
( (
3.167.676 ) ( 585.076 ) (
2.582.600 ) 585.076 )
Saldo akhir tahun
(
3.752.752 ) (
3.167.676 )
Bersih
Brought to you by Global Reports
Rp
7.948.771
Rp
8.533.847
- 44 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
15. AKTIVA LAIN-LAIN Aktiva lain-lain terdiri dari: 2000 Rupiah: Piutang lain-lain (lihat Catatan 4) Investasi dalam bentuk properti (lihat Catatan 4) Aktiva yang dimiliki kembali Biaya ditangguhkan Biaya dibayar di muka Bunga yang masih harus diterima Jaminan Tagihan restitusi pajak penghasilan (lihat Catatan 18) Keanggotaan golf Lain-lain
Rp
Sub-jumlah Mata uang asing: Rekening escrow (lihat Catatan 16) Keanggotaan golf Piutang lain-lain Bunga yang masih harus diterima Lain-lain Sub-jumlah Jumlah
Rp
1999
48.939.185
Rp
42.185.456
26.973.552 15.661.254 12.235.925 5.820.825 1.846.477 1.558.935
30.261.000 18.269.310 7.024.394 7.344.316 620.729 1.105.626
708.296 154.400 920.082
154.400 5.164.046
114.818.931
112.129.277
97.638.182 9.499.050 32.083 1.121.467
7.029.000 1.367.933 669.576
108.290.782
9.066.509
223.109.713
Rp
121.195.786
16. PINJAMAN YANG DITERIMA Akun ini terdiri dari pinjaman yang diterima oleh Perusahaan dan anak perusahaan tertentu, dengan rincian sebagai berikut: 2000 Pinjaman Sindikasi BHF-Bank Aktiengesellschaft, Singapura (sebagai agen) US$ 48.965 (a) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Singapura (sebagai agen) US$ 40.000 (b) (Berlanjut)
Brought to you by Global Reports
Rp
469.815.699
383.800.000
1999
Rp
347.648.928
284.000.000
- 45 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
2000 Pinjaman Bilateral The Nederlandse Financierings – Maatschappij Voor Ontwiekkelingslanden N.V. (FMO), Amsterdam US$ 13.600 (b) Rp The Indonesia Overseas Bank, Amsterdam US$ 5.000 (b) Arab Banking Corporation (B.S.C), Singapura US$ 5.000 (b) Jumlah
Rp
130.492.000
1999
Rp
96.560.000
47.975.000
35.500.000
47.975.000
35.500.000
1.080.057.699
Rp
799.208.928
(a) Pada tanggal 3 Maret 1997, BCI (sebagai peminjam) dan Perusahaan (sebagai penjamin) mengadakan perjanjian pinjaman sindikasi sejumlah US$ 100.000 dengan BHF-Bank Aktiengesellschaft, Singapura (BHF), sebagai agen. Berdasarkan perjanjian tersebut, pinjaman ini dijamin dengan saham BDNI-BBO yang dimiliki oleh Perusahaan. Di samping itu, perjanjian ini juga mengharuskan penjagaan struktur pemilikan tertentu dari Perusahaan. Tingkat bunga pinjaman berkisar antara 8,3375% sampai dengan 9,5875% pada tahun 2000 dan 8,2125% sampai dengan 8,3375% pada tahun 1999. Pada tahun 1997 dan 1998, Perusahaan melunasi sebagian pinjaman ini, masing-masing sejumlah US$ 10.000 dan US$ 41.035, sehingga pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, saldo pinjaman ini berjumlah US$ 48.965, sedangkan bunga yang masih harus dibayar berjumlah Rp 88.838.599 dan Rp 27.997.245 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999. Pada tahun 1998, operasi BDNI-BBO, yang sahamnya dijaminkan untuk pinjaman sindikasi ini, telah dibekukan oleh pemerintah Indonesia, sehingga pinjaman sindikasi ini berada dalam kondisi default. Berdasarkan hal itu, BCI dan Perusahaan meminta kepada para kreditur untuk merestrukturisasi pelunasan saldo pokok pinjaman dan bunga yang terhutang. Pada tanggal 13 Desember 2000, Perusahaan mengajukan kembali usulan formal restrukturisasi pokok pinjaman dan bunga terhutang, yang sudah pernah diajukan Perusahaan pada tanggal 3 Mei 2000, dengan usulan antara lain penghapusan yang substansial atas pokok pinjaman dan bunga pinjaman serta konversi sebagian pokok pinjaman menjadi setoran modal, sedangkan sebagian kecil sisanya akan dilunasi berdasarkan jadwal pelunasan baru. Pada bulan Januari 2001, salah satu kreditur peserta sindikasi, mengalihkan seluruh hak yang dimilikinya sejumlah US$ 8.241 kepada Morgan Stanley Emerging Markets Inc. (MSEM). Dengan adanya pengalihan hak ini, maka proporsi hak yang dimiliki oleh MSEM menjadi 93% dari saldo pinjaman sindikasi. Pada tanggal 12 Januari 2001, Perusahaan telah menerima konfirmasi dari MSEM yang menyetujui usulan formal restrukturisasi pinjaman yang telah diajukan Perusahaan pada tanggal 13 Desember 2000 seperti tersebut di atas. Sedangkan kreditur peserta sindikasi lainnya, yang mewakili 7% dari saldo pinjaman sindikasi, sampai dengan 28 Mei 2001, tanggal laporan auditor independen, masih mempelajari usulan formal restrukturisasi tersebut, sehingga perjanjian restrukturisasi pinjaman belum dapat diproses.
Brought to you by Global Reports
- 46 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
(b) Informasi mengenai pinjaman yang diperoleh GSF adalah sebagai berikut: • •
•
Pinjaman sindikasi sebesar US$ 40.000 dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Singapura, yang bertindak sebagai agen diperoleh pada tahun 1997 dengan periode pembayaran selama empat (4) tahun. Pinjaman dari The Nederlandse Financierings-Maatschappij Voor Ontwiekkelingslanden N.V. (FMO), Amsterdam terdiri dari dua fasilitas masing-masing sejumlah US$ 10.000 dan US$ 6.000 yang diperoleh pada tanggal 1 Mei 1997. Pinjaman sebesar US$ 10.000 akan dibayar secara cicilan hingga 1 Oktober 2001 dan pinjaman sebesar US$ 5.400 akan dibayar secara cicilan hingga bulan April 2001. Pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, saldo pinjaman berjumlah US$ 13.600, terdiri dari fasilitas pertama dan kedua masing-masing sebesar US$ 10.000 dan US$ 3.600. Pinjaman dari Arab Banking Corporation (B.S.C.) (ABC), Singapura, dan The Indonesia Overseas Bank, Amsterdam telah jatuh tempo masing-masing pada bulan Juli dan Agustus 1998. Sehubungan dengan proses negosiasi restrukturisasi pinjaman antara GSF dengan para kreditur, pinjaman tersebut diperpanjang setiap satu (1) bulan.
Pinjaman di atas dijamin dengan piutang sewa guna usaha, pembiayaan konsumen, dan tagihan anjak piutang yang berkisar antara 120% sampai dengan 130% dari fasilitas pinjaman yang diterima. Beberapa perjanjian pinjaman ini, mengharuskan Perusahaan untuk mempertahankan struktur kepemilikan tertentu atas modal saham GSF, selain itu GSF juga harus menjaga rasio keuangan tertentu. Piutang sewa guna usaha, pembiayaan konsumen dan tagihan anjak piutang yang dijadikan jaminan untuk pinjaman tersebut di atas masing-masing sebesar 94% dan 91% dari jumlah piutang pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999. Tingkat bunga hutang bank berkisar antara 7,0750% sampai dengan 9,2500% dan antara 6,1375% sampai dengan 10% pada tahun 1999. Memburuknya kondisi ekonomi Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang ditandai dengan tidak stabilnya nilai tukar mata uang asing, telah meningkatkan jumlah pinjaman GSF dalam mata uang Dolar A.S. secara signifikan dalam satuan Rupiah. Hal tersebut telah menyebabkan GSF merestrukturisasi pinjaman dengan para krediturnya. Pada tanggal 13 Agustus 1998, GSF dan para krediturnya sepakat untuk memulai proses restrukturisasi pinjaman dengan persyaratan sebagai berikut: -
semua kreditur diperlakukan sama dengan dasar pari-pasu, jangka waktu semua fasilitas kredit diperlakukan dengan periode yang sama, pokok pinjaman diperpanjang setiap satu (1) bulan dan tidak ada pelunasan kepada kreditur manapun sampai rencana restrukturisasi yang diajukan GSF memperoleh persetujuan, serta bunga pinjaman harus dibayar pada saat jatuh tempo.
Sebagai bagian dari proses restrukturisasi, pada tanggal 11 Agustus 2000, GSF dan krediturnya menandatangani “perjanjian escrow”, dimana telah disetujui bahwa GSF harus menempatkan dana minimum sebesar US$ 10.000 dalam rekening escrow pada The Chase Manhattan Bank, Jakarta dalam jangka waktu tiga (3) hari setelah penandatanganan perjanjian escrow tersebut, dan akan menempatkan sisanya sebesar US$ 2.720 sebelum penandatanganan perjanjian restrukturisasi. Jumlah penempatan dalam rekening escrow tersebut harus sejumlah US$ 12.720 yang mencerminkan 20% dari jumlah pokok pinjaman. Pada tanggal 31 Desember 2000, GSF telah menempatkan dana dalam rekening escrow tersebut sejumlah US$ 10.176 (ekuivalen dengan Rp 97.638.182) dan disajikan dalam “Aktiva Lain-Lain” pada neraca konsolidasi.
Brought to you by Global Reports
- 47 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
GSF telah gagal untuk memenuhi kewajiban rasio keuangan seperti yang dipersyaratkan dalam perjanjian. Lebih lanjut, sejak bulan September 2000, GSF tidak melakukan pembayaran atas beban bunga pinjaman yang telah jatuh tempo kepada kreditur. Namun demikian, GSF belum menerima pemberitahuan secara resmi dari krediturnya mengenai kegagalan tersebut. Sampai dengan 28 Mei 2001, tanggal laporan auditor independen, GSF dan krediturnya sedang melakukan negosiasi untuk merestrukturisasi pinjaman tersebut. Berdasarkan perjanjian, kegagalan tersebut mengakibatkan pinjaman dapat ditarik sewaktu-waktu.
17. KEWAJIBAN MANFAAT POLIS MASA DEPAN, PREMI YANG BELUM MERUPAKAN PENDAPATAN, ESTIMASI KLAIM DAN KEWAJIBAN KEPADA PEMEGANG UNIT LINK
2000 Kewajiban manfaat polis masa depan Pihak ketiga
Rp
Premi yang belum merupakan pendapatan Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Sub–jumlah Estimasi klaim Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Sub–jumlah Kewajiban kepada pemegang unit link Pihak ketiga Jumlah
Rp
61.509.938
1999 (Disajikan Kembali Lihat Catatan 3) Rp
46.456.054
19.048.778 2.822.910
10.495.887 5.382.304
21.871.688
15.878.191
20.161.934 912.580
6.711.377 1.482.606
21.074.514
8.193.983
4.804.768
-
109.260.908
Rp
70.528.228
18. HUTANG PAJAK Hutang pajak terdiri dari: 2000 Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 29 Anak perusahaan - 2000 - 1999 - 1998 - 1997 (Berlanjut)
Brought to you by Global Reports
Rp
4.966.276 187.022 327.982 9.586.217 359.156 4.877.997 389.719 1.457.188
1999 Rp
4.231.677 35.991 486.303 3.425.982 5.133.911 399.693 1.438.464
- 48 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
2000
1999
Pajak pertambahan nilai
Rp
41.421
Rp
269.656
Jumlah
Rp
22.192.978
Rp
15.421.677
Rekonsiliasi antara rugi sebelum beban (manfaat) pajak seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasi, taksiran penghasilan kena pajak (rugi fiskal) dan akumulasi taksiran rugi fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 adalah sebagai berikut: 2000 Rugi sebelum beban (manfaat) pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi
(Rp
Rugi (laba) anak perusahaan sebelum beban (manfaat) pajak (tahun 1999 disajikan kembali – lihat Catatan 3) Rugi Perusahaan sebelum beban (manfaat) pajak Beda waktu: Penyisihan penurunan nilai penyertaan saham Penyusutan aktiva tetap Laba penjualan aktiva tetap
578.208.769 ) ( Rp
52.427.799
891.734.942 )
(
52.913.038 )
(
525.780.970 ) (
944.647.980 )
(
382.463.791 271 ) ( - (
1.002.772.684 1.011 ) 13.485 )
3.697.408 127.304 198.364.514 ) (
23.859.465 )
1.770.751 ) ( 950.888 ) 570.169 ) (
2.768.932 ) 55.845 )
27.210 ) (
60.000 )
Beda tetap: Beban bunga Sumbangan Amortisasi goodwill ( Pendapatan bunga yang pajaknya bersifat final ( Jasa manajemen yang pajaknya bersifat final ( Bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi ( Pendapatan dividen yang pajaknya bersifat final ( Taksiran penghasilan kena pajak (rugi fiskal) Perusahaan - tahun berjalan
1999
(
Rugi fiskal yang dapat dikompensasikan
341.176.270 ) -
31.365.966 (
455.268.480 )
( (
341.176.270 ) ( 206.242.963 )
423.902.514 )
Rugi fiskal dari tahun-tahun sebelumnya Taksiran rugi fiskal sebelum koreksi kantor pajak
(
547.419.233 ) (
423.902.514 )
(Berlanjut)
Brought to you by Global Reports
-
- 49 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
2000 Koreksi Kantor Pajak tahun 1997 berdasarkan Surat Keputusan Pajak Nihil (SKPN) No.00006.506.97.054.00
Rp
Akumulasi taksiran rugi fiskal – Bersih
(Rp
1999
-
Rp
547.419.233 ) ( Rp
217.659.551 206.242.963 )
Taksiran rugi fiskal pada tahun 2000 yang dilaporkan oleh Perusahaan pada tahun 2000 akan didasarkan pada jumlah yang telah disebutkan di atas. Pada tanggal 27 Juni 2000, Kantor Pajak menerbitkan Surat Keputusan Pajak Nihil (SKPN) No.00006.506.97.054.00 yang mengkoreksi taksiran rugi fiskal Perusahaan pada tahun 1997 dari sejumlah Rp 218.614.943 menjadi sejumlah Rp 955.392. Perhitungan beban (manfaat) pajak tahun berjalan adalah sebagai berikut: 2000 Beban (manfaat) pajak – pajak kini Anak perusahaan
Rp
1999 2.991.551
Rp
10.287.922
Beban (manfaat) pajak – tangguhan Perusahaan Anak perusahaan
( (
278.964.907 ) ( 4.577.138 ) (
300.831.806 ) 10.021.101 )
Jumlah
(
283.542.045 ) (
310.852.907 )
Beban (manfaat) pajak dalam laporan laba rugi konsolidasi
(Rp
280.550.494 ) ( Rp
300.564.985 )
Perhitungan taksiran hutang dan tagihan restitusi pajak penghasilan anak perusahaan adalah sebagai berikut: 2000 Beban (manfaat) pajak – pajak kini ADM DE LS VIU GSF Jumlah (Berlanjut)
Brought to you by Global Reports
Rp
1.533.080 1.378.189 64.021 16.261 2.991.551
1999 Rp
1.205.703 3.921.117 55.773 5.105.329 10.287.922
- 50 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
2000 Pajak penghasilan dibayar di muka ADM DE LS VIU GSF
Rp
Jumlah
1999
1.195.639 2.086.485 58.567 -
Rp
3.340.691
1.197.859 3.879.453 55.101 21.598 5.154.011
Hutang pajak penghasilan - Pasal 29
Rp
359.156
Rp
5.133.911
Tagihan restitusi pajak penghasilan
Rp
708.296
Rp
-
Pengaruh pajak tangguhan yang timbul dari beda waktu yang signifikan antara pelaporan komersial dan pelaporan fiskal adalah sebagai berikut: 2000 1999 Aktiva pajak tangguhan - bersih Perusahaan Penyisihan penurunan nilai penyertaan saham Rugi fiskal tahun sebelumnya
Rp
Sub-jumlah Anak perusahaan Penyisihan piutang ragu-ragu Taksiran rugi fiskal Aktiva tetap Penghapusan piutang Penyisihan penurunan nilai pasar surat berharga Penyusutan aktiva yang disewagunausahakan Lain-lain
300.831.805 300.831.805
(
28.484.015 15.420.184 497.974 ( 5.456.513 ) (
28.246.014 10.812.260 190.450 ) 5.456.513 )
(
1.631.806 ) (
2.081.111 )
(
242.103 ) ( 415.349
185.327 ) 415.348
37.487.100
Jumlah
Rp
Kewajiban pajak tangguhan - bersih Anak perusahaan Premi yang belum merupakan pendapatan Aktiva tetap Penyusutan aktiva sewa guna usaha Penyisihan piutang ragu-ragu
Rp
Brought to you by Global Reports
Rp
579.796.712
Sub-jumlah
Jumlah
415.570.942 164.225.770
( Rp
617.283.812
31.560.221 Rp
332.392.026
1.388.884 Rp 511.236 ( 289.165 619.830 )
69.450 ) 289.165 -
1.569.455
219.715
Rp
- 51 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
19. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK LAINNYA Rincian biaya masih harus dibayar adalah sebagai berikut: 2000 Bunga Premi swap Pendapatan ditangguhkan Jasa manajemen Uang jaminan Jasa audit Hutang dividen Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 500.000)
Rp
Jumlah
Rp
107.413.689 27.971.881 4.355.119 2.098.721 1.246.925 563.120 -
1999 Rp
5.741.303 149.390.758
30.521.348 20.320.593 630.561 2.107.528 5.446.535 382.750 615.994 36.636.192
Rp
96.661.501
20. KEWAJIBAN LAIN-LAIN Akun ini merupakan kewajiban Perusahaan kepada The Strategic Money Management Company B.V. sehubungan dengan perjanjian “equity option” untuk jangka waktu dua (2) tahun terhitung sejak tanggal 3 Maret 1997. Berdasarkan perjanjian tersebut, Perusahaan menerima premi sejumlah US$ 110.000 atas ”underlying securities” yang terdiri atas 225.000.000 saham BDNI-BBO yang dimiliki Perusahaan. Perusahaan telah melunasi sebagian kewajiban ini sampai dengan tahun 1998 sejumlah US$ 55.845, sehingga saldo kewajiban pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 berjumlah US$ 54.155. Pada tahun 1998, operasi dari BDNI-BBO telah dibekukan oleh pemerintah Indonesia sehingga BDNIBBO menjadi tidak aktif dan sahamnya tidak lagi tercatat di bursa efek Indonesia. Selanjutnya, Perusahaan tidak dapat melunasi saldo kewajibannya pada saat jatuh tempo pada bulan Maret 1999. Sehubungan dengan hal tersebut, manajemen Perusahaan telah menerima informasi dari Induk Perusahaan bahwa pihak kreditur telah menyetujui usulan penyelesaian kewajiban yang diajukan oleh Induk Perusahaan. Berdasarkan usulan penyelesaian tersebut, maka hak penagihan atas kewajiban Perusahaan akan diambil alih oleh pihak lain yang dapat diterima oleh Induk Perusahaan. Dalam rangka penyelesaian kewajiban “equity option” ini dan pinjaman sindikasi sebagaimana diungkapkan pada Catatan 16, Induk Perusahaan telah memberikan komitmennya untuk memberikan dukungan kepada Perusahaan dan, apabila diperlukan, dalam bentuk dukungan keuangan untuk menjamin penyelesaian kewajiban-kewajiban serta kelangsungan hidup Perusahaan. Sampai dengan 28 Mei 2001, tanggal laporan auditor independen, proses negosiasi dengan pihak kreditur masih terus berlanjut.
Brought to you by Global Reports
- 52 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
21. MODAL SAHAM Rincian pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor
PT Gajah Tunggal Mulia Masyarakat dan koperasi (masingmasing dengan pemilikan kurang dari 5%) Jumlah
Persentase Pemilikan
944.051.238
65,49%
497.388.762
34,51
1.441.440.000
100,00%
Jumlah Rp
472.025.619 248.694.381
Rp
720.720.000
Pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 tidak ada komisaris dan direksi yang tercatat sebagai pemegang saham Perusahaan.
22. PENDAPATAN UNDERWRITING ASURANSI – BERSIH Rincian akun ini adalah sebagai berikut:
2000 Pendapatan premi Premi reasuransi Potongan premi Penurunan (kenaikan) premi yang belum merupakan pendapatan Bersih
Rp
1999 (Disajikan Kembali Lihat Catatan 3)
( (
225.734.115 Rp 94.599.111 ) ( 1.199.559 ) (
(
6.211.451 ) ( Rp
123.723.994
155.399.724 82.337.192 ) 1.174.515 ) 7.731.675 )
Rp
64.156.342
23. PENDAPATAN BUNGA Pendapatan bunga berasal dari: 2000
1999
Deposito Lain-lain
Rp
26.519.553 269.578
Rp
42.563.455 805.307
Jumlah
Rp
26.789.131
Rp
43.368.762
Brought to you by Global Reports
- 53 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
24. BEBAN BUNGA DAN PEMBIAYAAN LAINNYA Beban bunga dan pembiayaan lainnya berasal dari: 2000
1999
Pinjaman yang diterima Lain-lain
Rp
104.178.722 -
Rp
69.923.352 4.670.187
Jumlah
Rp
104.178.722
Rp
74.593.539
25. BEBAN UNDERWRITING ASURANSI Rincian beban underwriting asuransi adalah sebagai berikut: 2000 Klaim - bersih Komisi - bersih Kenaikan kewajiban manfaat polis masa depan
Rp
Jumlah
Rp
42.944.192 24.675.906 26.151.159 93.771.257
1999 Rp
32.949.380 4.841.470 ) 5.068.780
Rp
33.176.690
(
26. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut: 2000
`
Gaji dan kesejahteraan karyawan (lihat Catatan 1) Penyusutan (lihat Catatan 13) Sewa (lihat Catatan 4) Iklan dan promosi Komunikasi Perbaikan dan pemeliharaan Perlengkapan kantor Barang cetakan Transportasi Honorarium Dana pensiun (lihat Catatan 27) Lain-lain Jumlah
Brought to you by Global Reports
1999
Rp
45.024.878 7.449.002 6.946.221 4.383.368 3.928.327 2.902.939 2.128.606 2.030.276 1.578.906 1.426.290 955.333 8.354.351
Rp
39.987.241 6.540.489 6.465.355 4.562.653 2.425.260 1.594.958 2.941.478 1.972.788 1.928.892 3.105.268 834.281 3.897.510
Rp
87.108.497
Rp
76.256.173
- 54 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
27. DANA PENSIUN Perusahaan dan anak perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi syarat. Program pensiun dikelola oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan Asuransi Jiwa Binadaya Nusaindah (DPLK AJBN), yang didirikan berdasarkan persetujuan Menteri Keuangan Republik Indonesia melalui surat keputusan No. Kep-138/KM.17/1998 tanggal 20 April 1998. Sejak tahun 2000, kontribusi pendanaan dilakukan oleh karyawan dan pemberi kerja dengan perhitungan masing-masing berkisar antara 0% sampai 4% dan 1% sampai 6% dari gaji bulanan karyawan. Manfaat pensiun yang dibebankan pada operasi sejumlah Rp 955.333 dan Rp 834.281 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, yang disajikan sebagai “Beban Umum Dan Administrasi” pada laporan laba rugi konsolidasi. Pada tanggal 20 Juni 2000, Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan No. Kep-150/Men/2000 sehubungan dengan “Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penentuan Pembayaran Uang Pemutusan Hubungan Kerja, Uang Jasa dan Penghargaan di Perusahaan” yang mengharuskan perusahaan untuk membayar uang pemutusan hubungan kerja, uang jasa dan penghargaan kepada para karyawan bila persyaratan-persyaratan yang diharuskan dalam keputusan tersebut dipenuhi. Seperti dijelaskan di atas, Perusahaan dan anak perusahaan telah memiliki program pensiun yang dapat memenuhi sebagian besar pembayaran di masa mendatang atas manfaat karyawan yang diharuskan oleh keputusan tersebut di atas. Pada tanggal 31 Desember 2000, manajemen Perusahaan dan anak perusahaan berpendapat bahwa keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia tidak memiliki pengaruh yang material terhadap laporan keuangan konsolidasi tahun berjalan sehubungan dengan adanya program pensiun formal, seperti yang dijelaskan di atas.
28. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 31 Desember 2000, Perusahaan dan anak perusahaan memiliki aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing terutama sebagai berikut: Mata Uang Asing
Aktiva Dalam Dolar A.S. Kas dan setara kas Deposito Investasi dalam unit penyertaan reksa dana Surat berharga yang dimiliki dan investasi dalam obligasi Piutang premi dan reasuransi Penanaman bersih sewa guna usaha (Berlanjut)
Brought to you by Global Reports
31 Desember 2000 (Tanggal Neraca)
28 Mei 2001 (Tanggal Laporan Auditor Independen)
Rp
Rp
4.000 4.866
38.384.933 46.685.432
46.405.964 56.440.960
252
2.416.798
2.921.820
929 4.591 17.558
8.910.820 44.052.794 168.471.303
10.772.852 53.258.198 203.675.572
- 55 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
Mata Uang Asing
Piutang pembiayaan konsumen Tagihan anjak piutang Aktiva lain-lain
7.637 129 11.326
31 Desember 2000 (Tanggal Neraca)
28 Mei 2001 (Tanggal Laporan Auditor Independen)
Rp
Rp
73.280.584 1.239.232 108.669.654
88.593.515 1.498.186 131.377.589
1.047.513
1.172.785
493.159.063
596.117.441
166.720 3.593
1.599.674.934 34.478.951
1.933.947.809 41.683.776
3.659
35.103.551
42.438.895
12.180 23
116.867.291 223.384
141.288.231 270.063
17.511
19.582
Jumlah Kewajiban
1.786.365.622
2.159.648.356
Kewajiban Bersih
1.293.206.559
1.563.530.915
Dalam mata uang asing lainnya Jumlah Aktiva Kewajiban Dalam Dolar A.S. Pinjaman yang diterima Hutang premi reasuransi dan komisi Kewajiban manfaat polis masa depan, premi yang belum merupakan pendapatan, estimasi klaim dan kewajiban kepada pemegang unit link Biaya yang masih harus dibayar dan kewajiban jangka pendek lainnya Hutang pajak Dalam m ata uang asing lainnya
Sebagaimana disajikan pada tabel di bawah ini, nilai mata uang Rupiah telah melemah berdasarkan kurs tengah transaksi wesel ekspor yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia: Mata Uang Asing Dolar A.S. (US$ 1) Dolar Singapura (Sin$ 1) Gulden Belanda (NLG 1) Mark Jerman (DEM 1) Euro Eropa (EUR 1)
28 Mei 2001 Rp
11.600,00 6.407,08 4.520,36 5.093,32 9.961,52
31 Desember 2000 Rp
9.595,00 5.539,05 4.044,04 4.556,63 8.911,85
Apabila nilai tukar pada tanggal 28 Mei 2001, tanggal laporan auditor independen, tersebut di atas digunakan pada tanggal 31 Desember 2000, proforma kewajiban bersih akan meningkat sejumlah Rp 270.324.356.
Brought to you by Global Reports
- 56 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
29. INFORMASI SEGMEN USAHA Ikhtisar operasi Perusahaan dan anak perusahaan berdasarkan segmen usaha adalah sebagai berikut: Pendapatan
Segmen Usaha
1999 (Disajikan kembalilihat Catatan 3)
2000
Pembiayaan Penyertaan saham Asuransi Jasa administrasi efek Sekuritas Modal ventura
Rp 102.325.082 136.849.217 138.511.422 14.344.335 12.619.960 2.398.672
Jumlah Eliminasi
407.048.688 4.006.808
Konsolidasi
411.055.496
Laba (Rugi) Bersih
Rp 134.042.469 149.942.094 83.470.732 36.772.798 16.782.293 3.946.715
(
2000
( (
(
424.957.101 83.946.183 )
(
341.010.918
(
Rp 66.342.142 ) 301.322.994 ) 14.145.809 2.456.798 1.001.423 ) 113.949
Jumlah Aktiva
1999 (Disajikan kembalilihat Catatan 3)
(
2000
Rp 11.839.629 597.947.159 ) 15.378.070 20.842.642 3.922.537 140.861
351.950.003 ) 50.627.009
( (
545.823.420 ) 52.123.739 )
301.322.994 )
(
597.947.159 )
1999
Rp 1.300.005.454 879.403.401 297.365.594 49.301.118 30.484.459 19.024.789
(
2.575.584.815 995.485.379 ) 1.580.099.436
Rp 1.007.812.810 1.058.697.580 234.098.558 56.425.010 54.530.592 16.094.748
(
2.427.659.298 884.627.387 ) 1.543.031.911
30. KONDISI EKONOMI Sejak pertengahan tahun 1997, Indonesia dan negara Asia Pasifik mengalami dampak memburuknya kondisi ekonomi terutama karena depresiasi mata uang negara-negara tersebut, yang ditandai dengan langkanya likuiditas dan tingginya kurs mata uang asing dan tingkat bunga. Kondisi ekonomi tersebut juga menyebabkan antara lain pengetatan penyediaan kredit, kenaikan harga komoditas dan jasa, serta penurunan aktivitas ekonomi. Tidak stabilnya kurs nilai tukar dan tingkat bunga telah berdampak buruk terhadap biaya pendanaan Perusahaan dan anak perusahaan dan kemampuannya untuk memenuhi pembayaran kewajibannya. Memburuknya kondisi ekonomi juga mempengaruhi aktivitas pembiayaan, kelangkaan dan kenaikan harga atas aktiva yang dibiayai serta peningkatan risiko kredit pada portofolio transaksi pembiayaan Perusahaan dan anak perusahaan yang mempengaruhi operasi Perusahaan dan anak perusahaan. Lebih lanjut, memburuknya kondisi ekonomi Indonesia mengakibatkan ketidakpastian kemampuan pelanggan anak perusahaan tertentu untuk menyelesaikan kewajibannya pada anak perusahaan pada saat jatuh tempo, sehingga mengakibatkan risiko bawaan dalam portofolio piutang pembiayaan anak perusahaan tersebut. Perusahaan dan anak perusahaan membukukan rugi bersih sejumlah Rp 301.322.994 dan Rp 597.947.159, masing-masing pada tahun 2000 dan 1999, serta mengalami defisit sejumlah Rp 1.469.158.701 dan Rp 1.167.835.707, masing-masing pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, yang terutama disebabkan oleh penyisihan atas penurunan nilai penyertaan saham Perusahaan pada BDNI-BBO, rugi selisih kurs yang timbul dari pinjaman yang diterima Perusahaan dan anak perusahaan tertentu, beban bunga dan beban keuangan lainnya pada tahun 2000, sedangkan pada tahun 1999, hal ini terutama disebabkan oleh penyisihan yang signifikan atas penurunan nilai penyertaan saham Perusahaan pada BDNI-BBO. Memburuknya kondisi ekonomi di Indonesia berdampak sangat signifikan terhadap operasi BDNI-BBO. Sebagai akibatnya, pada tahun 1998, operasi BDNI-BBO dibekukan oleh pemerintah Indonesia. Sehubungan dengan kewajiban BDNI-BBO, Perusahaan telah diinformasikan oleh Induk Perusahaan bahwa penyelesaian kewajiban BDNI-BBO kepada pemerintah telah dilakukan secara langsung oleh Induk Perusahaan melalui penyerahan aktiva milik Grup Gajah Tunggal kepada BPPN pada bulan Mei 1998. Berkaitan dengan hal tersebut, Perusahaan merencanakan untuk melepaskan penyertaan saham pada BDNI-BBO pada saat yang dianggap tepat.
Brought to you by Global Reports
- 57 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
Pada saat ini, perekonomian Indonesia masih menghadapi ketidakpastian yang disebabkan oleh ketidakstabilan sosial dan politik dalam negeri. Walaupun secara makro, hasil positif yang dicapai sejak pertengahan tahun 1999 atas beberapa indikator ekonomi yang membaik dan cenderung meningkat, serta penurunan suku bunga, dapat dipertahankan. Namun, nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing lainnya kembali tidak stabil dan peka terhadap keadaan sosial dan politik dalam negeri serta faktor-faktor regional lainnya. Pada tahun 2000, pinjaman yang diberikan kepada Perusahaan dan anak perusahaan tertentu dalam mata uang Dolar Amerika Serikat meningkat secara signifikan terhadap satuan Rupiah, sehingga Perusahaan dan anak perusahaan membukukan rugi selisih kurs bersih sebesar Rp 318.848.141. Sejak tahun 1999, Perusahaan dan GSF telah memulai negosiasi dengan para krediturnya untuk merestrukturisasi pinjaman mereka. Seperti diuraikan pada Catatan 16, manajemen Perusahaan telah menyerahkan kembali usulan formal restrukturisasi pinjaman kepada para krediturnya pada tanggal 13 Desember 2000, yang sudah pernah diajukan Perusahaan pada tanggal 3 Mei 2000. Kemudian pada tanggal 12 Januari 2001, Perusahaan telah menerima konfirmasi dari salah satu kreditur peserta sindikasi yang mewakili 93% dari saldo pinjaman sindikasi, mengenai persetujuannya atas usulan formal restrukturisasi pinjaman yang diajukan Perusahaan. Selain itu GSF telah gagal memenuhi kewajiban rasio keuangan seperti yang dipersyaratkan dalam perjanjian, dan sejak bulan September 2000, GSF tidak melakukan pembayaran atas beban pinjaman yang telah jatuh tempo kepada kreditur, namun demikian, sampai dengan 28 Mei 2001, tanggal laporan auditor independen, GSF belum menerima pemberitahuan secara resmi dari krediturnya mengenai kegagalan tersebut. Berdasarkan perjanjian, kegagalan tersebut mengakibatkan pinjaman dapat ditarik sewaktu-waktu. Berkaitan dengan kewajiban yang timbul dari transaksi “equity option” yang diungkapkan pada Catatan 20, pihak kreditur telah menyetujui usulan penyelesaian kewajiban yang diajukan oleh Induk Perusahaan kepada kreditur tersebut. Berdasarkan usulan penyelesaian tersebut sebagaimana dikonfirmasikan oleh Induk Perusahaan, hak penagihan atas kewajiban tersebut akan diambil alih oleh pihak lain yang dapat diterima oleh Induk Perusahaan. Di samping itu, Induk Perusahaan juga telah memberikan komitmennya untuk memberikan dukungan kepada Perusahaan dan jika diperlukan dalam bentuk dukungan keuangan untuk menjamin penyelesaian kewajiban-kewajiban dan kelangsungan hidup Perusahaan. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, proses negosiasi dengan pihak kreditur masih terus berlanjut. Dalam memberikan respon terhadap kondisi ekonomi tersebut, manajemen Perusahaan telah dan akan melaksanakan hal-hal sebagai berikut: - Bertindak hati-hati dalam pengelolaan usaha dan lebih menekankan pada usaha-usaha konsolidasi ke dalam dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja; - Mengupayakan percepatan realisasi restukturisasi kewajiban-kewajiban dalam valuta asing dalam upaya mengurangi beban yang timbul dan meminimalkan potensi kerugian selisih kurs dari kewajiban-kewajiban dalam valuta asing tersebut; - Melaksanakan tindakan-tindakan strategis yang diperlukan sehubungan dengan rencana restrukturisasi permodalan Perusahaan dalam kaitannya dengan restrukturisasi pinjaman; - Anak perusahaan tertentu telah melakukan negosiasi untuk merestrukturisasi pinjaman dan telah membentuk rekening escrow untuk pembayaran awal pokok pinjaman; - Melakukan analisis dan pengembangan produk jasa keuangan sesuai dengan kecenderungan dan permintaan pasar; - Memperluas pangsa pasar dengan menggarap sumber-sumber bisnis baru, mengembangkan produk jasa keuangan unggulan yang dapat memenuhi kebutuhan pasar, mengembangkan saluran distribusi baru untuk produk asuransi, mengembangkan infrastruktur teknologi informasi dan lebih memfokuskan pada intensifikasi penagihan kepada nasabah;
Brought to you by Global Reports
- 58 -
PT GT INVESTAMA KAPITAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (dahulu PT BDNI CAPITAL CORPORATION Tbk) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan, Kecuali Nilai Nominal Dan Data Saham)
- Berpartisipasi lebih aktif dalam transaksi penawaran umum saham dan obligasi serta melakukan strategi tertentu untuk menambah jumlah nasabah melalui kantor perwakilan; - Diversifikasi usaha oleh anak perusahaan yang diharapkan akan mampu menggantikan pendapatan registrasi saham setelah proses konversi saham tanpa warkat selesai, yaitu melakukan “Investor Relation” yang meliputi jasa distribusi informasi dan emiten kepada investor serta memberikan jasa bantuan bagi emiten berupa penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham, Paparan Publik, Analist meeting dan hubungan dengan media; dan - Melanjutkan upaya-upaya penghematan biaya dalam rangka meningkatkan efisiensi operasi. Penyelesaian memburuknya kondisi ekonomi dan/atau pemulihan ekonomi Indonesia tergantung pada kebijakan moneter, fiskal dan kebijakan lain yang telah dan akan diambil oleh pemerintah Indonesia tergantung pada kebijakan moneter, fiskal dan kebijakan lain yang telah dan akan diambil oleh pemerintah Indonesia, suatu tindakan yang berada di luar kendali Perusahaan. Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk menentukan dampak kondisi ekonomi di masa yang akan datang terhadap penghasilan dan realisasi piutang Perusahaan dan anak perusahaan, termasuk dampak yang berasal dari kreditur, nasabah dan pemegang saham.
31. REKLASIFIKASI AKUN Beberapa akun dalam laporan keuangan konsolidasi tahun 1999 telah direklasifikasi agar sesuai dengan ketetapan BAPEPAM dalam hal penyajian laporan keuangan konsolidasi tahun 2000. Akunakun tersebut adalah sebagai berikut: 2000
1999
Jumlah
Penyertaan modal ventura
Aktiva lain-lain
Rp
6.727.295
Kas dan setara kas
Deposito
Rp
149.072.164
Brought to you by Global Reports