DOKUMEN RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (DRKPL) PT BIO FARMA (PERSERO)
PT Bio Farma (Persero) —Jl. Pasteur 28 Bandung T:+62 22 2033755F:+62 22 2041306W:www.biofarma.co.id
DOKUMEN RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (DRKPL) PT BIO FARMA (PERSERO) | 2
I.
Pendahuluan PT Bio Farma(Persero) adalah satu-satunya Badan Usaha Milik Negara yang memproduksi vaksin dan antisera di Indonesia yang Satu-satunya Produsen telah mengabdikan diri selama 124 Tahun melindungi serta Vaksin & Antisera di membantu masyarakat Indonesia dan dunia, dalam mencapai Indonesia dan terbesar taraf kualitas kesehatan yang lebih baik. di Asia Tenggara Bio Farma bangga menjadi salah satu dari 29produsen vaksin / 22 negara di dunia yang telah mendapatkan Prakualifikasi Badan KesehatanDunia(WHO)sehingga dipercaya untuk memenuhi kebutuhan vaksin untuk 130 negaradan khusus untuk bulk vaksin polio, kebutuhan 2/3 dunia dipenuhi oleh Bio Farma yang berlokasi di Jl. Pasteur 28 Bandung-Jawa Barat.
Produk yang dihasilkan terdiri dari vaksin dan antisera bagi manusia, sebagai berikut : Golongan
Produk Oral Polio Vaksin
Vaksin Virus
Vaksin Bakteri
Bivalent Oral Poliomyelitis Monovalent Oral Poliomyelitis tipe 1 (mOPV1)
Indikasi Untuk Mencegah penyakit Poliomyelitis type 1, 2 dan 3 Untuk Mencegah penyakit Poliomyelitis type 1 dan 3 Untuk Mencegah penyakit Poliomyelitis type 1
Vaksin Campak
Untuk Mencegah penyakit Campak
Vaksin Hepatitis B Recombinan
Untuk Mencegah penyakit infeksi hati akibat virus Hepatitis tipe B
Vaksin Flubio
Untuk Mencegah penyakit Influenza
Vaksin T T
Untuk Mencegah Penyakit T etanus
Vaksin DT
Untuk Mencegah penyakit difteri dan tetanus
Vaksin DT P
Untuk Mencegah penyakit difteri, tetanus dan Pertusis
Vaksin BCG
Untuk Mencegah penyakit T BC
Vaksin T d
Untuk Mencegah penyakit Difteri dan T etanus
Vaksin Vaksin DT P-HB Kombinasi (Virus dan Vaksin Pentabio Bakteri) Serum Anti T etanus Anti Sera Serum Anti Difteri Serum Anti Bisa Ular
Untuk Mencegah Penyakit Difetri, T etanus, Pertusis dan Hepatitis B Untuk Mencegah Penyakit Difetri, T etanus, Pertusis, Hepatitis B dan Hib Untuk Menobati Penyakit T etanus Untuk Mengobati Penyakit Difteri Untuk Mengobati Penyakit akibat gigitan Ular
PT Bio Farma (Persero) —Jl. Pasteur 28 Bandung T:+62 22 2033755F:+62 22 2041306W:www.biofarma.co.id
INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM ISO, GMP, CRM
DOKUMEN RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (DRKPL) PT BIO FARMA (PERSERO) | 3
Bio Farma berhak mendapat peringkat emas karena keberhasilan Bio Farma menjadi perusahan bereputasi global dengan mengembangkan strategi excellent compliance dalam pengelolaan lingkunganyang didukung oleh seluruh karyawan dan manajemen, melalui : 1. Penerapan strategi efisiensi danefektivitas dalam proses kerja yang mengimplementasikan GCG, cGMP, GLP, ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001, ISO 31000 secara konsisten dan berkesinambungan (Enterprise Sustainability Management) 2. Penerapan standar operasional bisnis yang ramah lingkungan (Green Vaccine Industry), yang tidak hanya patuh terhadap peraturan perundangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, namun juga melangkah lebih jauh dengan menerapkan standar yang lebih dari yang dipersyaratkan terhadap peraturan lingkungan dalam rangka mencapai standar kinerja yang efisien dengan tetap menjaga kualitas produk sehingga mampu berkompetisi di pasar internasional 3. Penerapan Government Regulation Compliance (GRC) pada seluruh aktivitas perusahaan 4. Penerapan standar tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) ISO26000:2010Guidance on social responsibility, melalui program kegiatan yang "SMART" (Specific, Measurable, Achievable, Rational, Time-bond). Komitmen tersebut tidak terlepas dari kesadaran akan pentingnya penerapan etika perilaku bisnis dalam pengelolaan perusahaan yang diharapkan dapat menciptakan dan mengembangkan Budaya Perusahaan (Corporate Culture) yang baik.
PT Bio Farma ( Persero) berkomitmen untuk menjadi Green Life Science Industry, dengan menjalankan proses bisnis yang ramah lingkungan, efektif dan efisien dalam penggunaan energi dan sumber daya alam secara berkelanjutan, serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat. INOVASI Bio Farma melakukan berbagai inovasi dalam program pengelolaan lingkungan sebagai bentuk perbaikan berkelanjutan untuk menjamin terus meningkatnya kualitas pengelolaan lingkungan secara konsisten dari tahun ke tahun diantaranya : a. Inovasi Produk Inovasi produk baru Vaksin Pentabio yang menggabungkan 5 jenis vaksin menjadi satu produk, menghasilkan efisiensi nyata di berbagai aspek seperti penggunaan bahan baku, konsumsi listrik, air, proses produksi, kemasan, serta penurunan jumlah limbah di konsumen. b. Efisiensi dan Konservasi Air Air yang digunakan untuk proses produksi adalah air dengan kualitas tertinggi (water for injection/ WFI) yang digunakan untuk pelarut dan proses steril. Setelah digunakan, airbuangan direcycleuntuk diolah menjadi air baku (raw water) yang dipakai untuk keperluan produksi. Air limbah dialirkan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Efluen IPAL bersama air hujan dialirkan ke drainase untuk di-recycledengan teknologi nanofiltrasi hingga menjadi air baku (raw water) dan ditampung untuk digunakan kembali untuk proses produksi. PT Bio Farma (Persero) —Jl. Pasteur 28 Bandung T:+62 22 2033755F:+62 22 2041306W:www.biofarma.co.id
DOKUMEN RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (DRKPL) PT BIO FARMA (PERSERO) | 4
c. Reduksi Penggunaan Bahan Kimia Melakukan penggantian deionisasi pada water treatment plant dari resin based conventional mixed bed menjadi Continuous Electro De-Ionization (CEDI). Penggunaan CEDI ini dapat menghemat konsumsi air hingga 98,52% pada proses deionisasi. d. Inovasi Fasilitas Produksi Pembuatan sistem kontrol otomatis pada aliran udara di ruangan biosafety level pada area produksi (Clean Room), sehingga bisa menurunkan biaya operasional.
II.
Sistem Manajemen Lingkungan Untuk mencapai Green Life Science Industry,PT Bio Farma menempuh strategi pengelolaan lingkungan berdasarkan standar ISO 14001 (Sistem Manajemen Lingkungan) yang telah disertifikasi oleh lembaga sertifikasi independen LRQA (Lloyd’s Register Quality Assurance) sejak tahun 2006 yang
mencakup keseluruhan lingkup manufaktur vaksin manusia dan antisera, termasuk kegiatan researchanddevelopment. Audit Sistem Manajemen Lingkungan dilakukan secara rutin setiap enam bulan, disamping itu dilakukan juga audit internal rutin untuk memastikan sistem berjalan dengan baik. Peningkatan kompetensi personel yang terkait dilakukan secara berkesinambungan berdasarkan training need analysis (gap pekerjaan dll) dan dilakukan evaluasi terhadap efektivitas pelatihan dengan metoda PT Bio Farma (Persero) —Jl. Pasteur 28 Bandung T:+62 22 2033755F:+62 22 2041306W:www.biofarma.co.id
DOKUMEN RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (DRKPL) PT BIO FARMA (PERSERO) | 5
III.
"DonaldKirkpatrick" Efisiensi Energi Industri farmasi merupakan industri dengan persyaratan mutu yang sangat ketat karena menyangkut kehidupan manusia.Konsumsi energi menjadi Konsumsi energi tahun sangat tinggi karena sistem utilitas harus 2013 dapat dihemat beroperasi meskipun proses produksi 2.808 MWh tidak sedang berlangsung untuk menjamin mutu produk. Namun demikian, perusahaan berupaya untuk melakukan penghematan energi tanpa mengurangi mutu produk. Selama tahun 2013, total konsumsi energi Bio Farmaadalah 27.746 MWh. Mayoritas pemakaian energi adalah untuk keperluan produksi dengan presentase 86 % (23.860 MWh) dan sisanya sebanyak 14 % (3.886 MWh) adalah untuk keperluan non produksi seperti gedung administratif, gedung publik dan sarana umum. Rasio penghematan energi dari total pemakaian energi adalah sebesar 10.12 %. Bio Farma dapat menghemat energi
9-11% pertahun 2011
2012
2013
Total Konsumsi Energi (MWh)
21.480,898
25.617,664
27.746,258
2014 (s.d Agustus) 18.369,244
Energi untuk Produksi (MWh)
18.426,314
22.348,064
23.860,002
14.891,979
Energi untuk non Produksi (MWh)
3.054,584
3.269,600
3.886,256
3.477,265
Penghematan Energi (MWh)
2.427,563
2.438,976
2.808,124
1.947,972
11.30%
9.52%
10.12%
10.60%
Data
Rasio Penghematan Energi (%)
INOVASI DALAM PENGHEMATAN ENERGI Pentabio Vaksin Pentabio merupakan kombinasi dari 5 macam vaksin dalam satu kemasan yaitu Vaksin Difteri, Vaksin Tetanus, Vaksin Pertusis, Vaksin HB dan Vaksin HiB. Dalam satu kemasan sudah terdiri dari 5 macam vaksin sehingga dapat menghemat energi yang digunakan. Dari inovasi ini dapat diperoleh output penghematansebagai berikut: Inovasi Pentabio dapat Tahun Batch Saving / Batch Saving/Tahun menghemat 2013 41 1,672 MWh 68,565 MWh 2014
40
1,672 MWh
66,892 MWh
PT Bio Farma (Persero) —Jl. Pasteur 28 Bandung T:+62 22 2033755F:+62 22 2041306W:www.biofarma.co.id
68,57 MWh/tahun
DOKUMEN RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (DRKPL) PT BIO FARMA (PERSERO) | 6
Recovery Energi dari Exhaust Air Kegiatan ini berupa efisiensi sistem pendinginan pada Air 259,2 MWh / tahun Handling Unit/AHU yang digunakan untuk ruangan produksi Penghematan dari Recovery Exhaust Air vaksin dengan memanfaatkan kalor dingin dari udara yang dibuang melalui Exhaust Fan Unit (EFU). Dengan Program Recovery Exhaust Airakan menghemat daya listrik sebesar 30 kW - 40 kW. Jika AHU beroperasi selama 24 jam maka akan diperoleh penghematan energi sebesar 259,2 MWh. Penghematan energi jika dibandingkan dengan tanpa adanya precooling sebesar 32 %. Penghematan Energi (MWh) 2014 (s/d Agustus) 2013
Kegiatan Recovery Energi dari Exhaust Air
259,2
172,8
Penilaian Adisionalitas
Pentabio
Kewajiban yang diatur dalam peraturan
Recovery Exhaust Air
Praktek umum Investasi
Keterangan Tidak ada peraturan yang mewajibkan perusahaan membuat Pentabio atau melakukan recovery Exhaust Air Bukan praktek umum karena hanya produsen vaksin saja yang mampu melakukan. Diperlukan Investasi yang tinggi dan waktu yang lama dalam proses riset dan uji coba. Dilakukan proses produksi sesuai dengan regulasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), Good Manufacturing Practices (GMP) dan Proses Registrasi untuk menghasilkan produk yang berkualitas.
Hambatan pelaksanaan
Gedung Publik 2 dengan Solar Cell, Lampu LED, dan Sensor Gerak Gedung Publik 2 dapat Dalam upaya melakukan penghematan energi, Bio Farma juga menghemat membangun gedung Publik pada tahun 2013 untuk area parkir, ruang 76,57 MWh/tahun makan, dan sarana olahraga dengan prinsip-prinsip penghematan energi. Adapun penghematan energi yang dilakukan yaitu : 1. Pemasangan Solar Cell Pemakaian solar cell untuk Gedung Publik 2 menghasilkan 1,5 MWh per bulan atau setara 18,0 MWh per tahun.Pemakaian solar cell dapat memenuhi kebutuhan energi listrik basement 1, 2 dan 3 sebesar 29.5 % dari total energi untuk penerangan yaitu 61,2 MWh per tahun.
Nama Fasilitas Gedung Publik 2
Penghematan Energi (MWh) 2013 (mulai 2014 (s/d Oktober) Aug) 19,142
51,047
Gambar 1 Solar Cell di Gedung Publik 2
2. Pemasangan Lampu LED Penggunaan lampu LED untuk menggantikan lampu TL di Gedung Publik 2 dapat menghemat 50 MWh per tahun. PT Bio Farma (Persero) —Jl. Pasteur 28 Bandung T:+62 22 2033755F:+62 22 2041306W:www.biofarma.co.id
DOKUMEN RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (DRKPL) PT BIO FARMA (PERSERO) | 7
3. Pemasangan Sensor Gerak Sensor gerak berfungsi untuk menyalakan dan mematikan lampu LED secara otomatis berdasarkan gerakan baik dari orang maupun kendaraan. Sensor gerak ini dapat mengurangi waktu operasi sebesar 20 %. Solar Cell dan Lampu LED Penghematan di gedung publik 2 adalah: 76.57 MWh per tahun. pada lampu taman dapat menghemat:
Penggunaan solar cell dan LED untuk lampu penerangan 26 MWh/Tahun Bio Farma secara bertahap mengganti seluruh lampu taman yang semula menggunakan lampu merkuri dengan LED sejak 2012 hingga 2014. Penggantian dapat menghemat 1.555,20 kWh per bulan.Sumber listrik lampu LED taman diganti dengan solar cell. Penggunaan solar cellmampu mengurangi konsumsi energi PLN sebesar 25,197 MWh/Tahun. Penghematan Energi (MWh) Kegiatan 2014 (s/d 2012 2013 Agustus) Solar Cell 201 2,419 4,435 Lampu LED 388 6,220 16,588 Penggunaan solar cell untuk pompa recycle water Pada bulan Februari 2014 dipasang pompa recycle water dengan solar cell yang digunakan untuk mengalirkan air baku (raw water) dari Recycle Water Plant ke bak penampungan. Pompa dapat mengalirkan air dengan konsumsi daya 2,4 kW selama ±10 jam sehari dengan menggunakan solar cell. Pemakaian solar cell untuk pompa recycle water dapat menggantikan sumber listrik PLN atau genset sehingga diperoleh penghematan 5,76 MWh per tahun. Penilaian Inovasi
PentaBio
Recovery Exhaust Air Gedung Publik 2
Solar Cell dan LED untuk Lampu taman Solar Cell untuk Pompa Recycle
Desain Pentabio mengubah proses produksi dari Formulasi, Pengisian, dan Pengemasan.
Pengguna Inovasi berasal dari riset dan pengembangan Bio Farma
Inovasi menambah jalur untuk recovery. Inovasi menambah sensor gerak untuk menghidupkan / mematikan lampu Solar Cell dapat mengganti energi listrik dari PLN
Inovasi berasal dari Bio Farma Inovasi berasal dari Bio Farma
Inovasi dapat megoptimasi solar cell
Inovasi berasal dari Bio Farma
Inovasi berasal dari Bio Farma
Produk/ Servis Pentabio memberikan nilai tambah karena konsumen mendapatkan 5 jenis vaksin dalam satu kemasan Inovasi mengurangi harga produk akhir Inovasi dapat bermanfaat mengurangi penggunaan energi listrik Inovasi dapat mengurangi penggunaan energi listrik dari PLN dan menambah umur pakai lampu Inovasi dapat bermanfaat bagi publik
Benchmarking dengan industri sejenis dilakukan oleh Bio Farma dengan membandingkan Intensitas Energi per penjualan tahun 2013 dengan data dari Roche Group dan Sanofi Pasteur.Hasil Benchmarking disajikan dalam Tabeldi bawah ini. Data 2013 Total Pemakaian Energi (Giga Joule) Intensitas Energi (Giga Joule/million USD)
Bio Farma 99.886 687,04
Roche 13.470.000 258,38
PT Bio Farma (Persero) —Jl. Pasteur 28 Bandung T:+62 22 2033755F:+62 22 2041306W:www.biofarma.co.id
Sanofi Pasteur 17.655.492 480,81
Intensitas Energi Bio Farma:
687.04 GJ / mUSD
DOKUMEN RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (DRKPL) PT BIO FARMA (PERSERO) | 8
Adapun nilai absolut dari setiap kegiatan penghematan energi dan Intensitas Energi disajikan dalam tabel berikut: 2014 (s/d Agustus) 2.427,563 2.438,976 2.808,124 1.947,972
Data
1
Penghematan Energi
2
Intensitas Energi
2011
Rincian Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
14,208
2011
2012
2013
MWh
94,867
94,867 94,867.20
63,244
MWh
87,644
87,644 87,644.16
58,429
MWh
6,932
11,736 14,799.75
10,441
MWh
-
2,841 11,393.28
16,784
MWh
2,419.20
4,435
MWh
3,564 11,972.57
9,416
MWh
172,800
MWh
-
201
-
-
259,200
-
-
-
-
-
19,142
51,047
MWh
118,440
118,440
118,440
78,960
MWh
3000 2500 2000 1500 1000 500 0 2012
-
Satuan
MWh MWh/ 12,185 10,630 Kegiatan 2014 (s/d 2013 Agustus) 68,565 66,892 MWh
2.119,680 2.119,680 2.119,680 1.413,120
Total Penghematan Energi PT Bio Farma
2011
2013
12,240
-
Pemasangan LED, Sensor Gerak dan Solar Cell di Gedung Publik 2 Program awareness karyawan dalam mematikan alat-alat di kantor
Penghematan Energi (MWh)
12
PentaBio Pemasangan Timer Control pada cooling system AHU Pemasangan inverter pada pompa Chiller Pemasangan inverter dan night mode pada 25 Laminar Air Flow Penggunaan media pendingin Musicool Hidrokarbon Penggantian Lampu TL dengan Lampu LED Solar Cell untuk penerangan Pemasangan Timer control pada dispenser air minum Pemanfaatan kembali (Recovery) Energi Exhaust Air dari Ruangan Produksi Vaksin HIB dan Pertusis Solar Cell untuk pompa air
2012
s/d Agustus 2014
Tahun
PT Bio Farma (Persero) —Jl. Pasteur 28 Bandung T:+62 22 2033755F:+62 22 2041306W:www.biofarma.co.id
Intensitas Energi (MWh/Kegiatan)
No
2,400
MWh
Intensitas Pemakaian Energi PT Bio Farma 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 2011
2012
2013
Tahun
s/d Agustus 2014
DOKUMEN RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (DRKPL) PT BIO FARMA (PERSERO) | 9
IV.
PENURUNAN EMISI Bio Farma melakukan berbagai upaya untuk mengurangi pencemar udara dengan melakukan inovasi/modifikasi sistem/ peralatan.Dalam kurun waktu 2011 – 2014, Bio Farma telah melaksanakan berbagai program / kegiatan yang mengurangi pencemar udara dengan hasil absolut CO 2 yang dapat direduksi seperti dibawah ini:
Status EMISI Sumber emisi di Bio Farma terdiri dari genset/diesel dan boiler (terkait proses produksi) dan insinerator untuk proses pendukung. Untuk mereduksi emisi bahan pencemar konvensional seperti (Partikel, CO, SO2 dan NO2), Bio Farma melakukanpreventive maintenance dan overhaul secara berkala untuk mesin-mesin yang menjadi sumber emisi tersebut, sehingga dapat mereduksi emisi sebesar 10 %(Operation and Maintenance Best Practices : A Guide to Achieve Operational Excellence, US of Department of Energy).Untuk mereduksi emisi gas rumah kaca, Bio Farma PT Bio Farma (Persero) —Jl. Pasteur 28 Bandung T:+62 22 2033755F:+62 22 2041306W:www.biofarma.co.id
DOKUMEN RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (DRKPL) PT BIO FARMA (PERSERO) | 10
melakukan berbagai kegiatan seperti yang telah disebutkan diatas. Dari berbagai kegiatan tersebut diperoleh rasio pengurangan pencemar udara sebagai berikut :
Total Emisi, Reduksi dan Rasio Penurunan Emisi Bahan Pencemar Konvensional
Total Emisi, Reduksi dan Rasio Penurunan EmisiGas Rumah Kaca
Berdasarkan data terlihat bahwa rasio penurunan emisi cenderung meningkat setiap tahunnya. Implementasi program pengurangan bahan pencemar udara dapat mereduksi emisi CO2 hingga lebih dari 2.000 ton CO2 eq per tahun. ADDISIONALITAS Dari keseluruhan program yang diimplementasikan, beberapa program memiliki nilai tambah yang tinggi, jika dari ide, originalitas, nilai investasi dan nilai emisi yang dapat direduksi, seperti pada program-program yang telah diimplementasikan sebagai berikut : Gedung publik 2 dengan sistem panel surya, lampu LED dan sensor gerak Penerapan sistem panel surya, lampu LED dan sensor gerak Penerapan sistem panel surya, memerlukan biaya investasi yang tinggi.Perlu komitmen lampu LED dan sensor gerak pada manajemen yang tinggi agar sistem tersebut dapat gedung publik dapat menghemat: diterapkan.Pada tahun 2012 Bio Farma mulai membangun 76.57 MWh / tahun gedung untuk area parkir dan tempat pertemuan.gedung ini dikenal sebagai gedung publik 2 dan mulai beroperasi pada Atau setara dengan reduksi Oktober 2013. Gedung ini menerapkan sistem panel 52.8 ton CO2 eq / tahun bulan surya untuk penerangan basement 1, 2 dan 3 pada gedung ini serta menerapkan lampu LED dan sensor gerak. Penerapan ini PT Bio Farma (Persero) —Jl. Pasteur 28 Bandung T:+62 22 2033755F:+62 22 2041306W:www.biofarma.co.id
DOKUMEN RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (DRKPL) PT BIO FARMA (PERSERO) | 11
menghemat pemakaian listrik yang berasal dari Genset atau PLN sebanyak 6380.96 Kwh/bulan (= 76.57 Mwh/tahun) yang setara dengan reduksi CO2 4.40 ton CO2 eq per bulan ( = 52.8 ton CO2 per tahun). Recovery Energi dari Exhaust Air(Buangan Udara) Kegiatan ini berupa efisiensi sistem pendinginan pada sistem tata udara(Air Handling Unit/AHU) yang digunakan untuk ruangan produksi vaksin dengan memanfaatkan kalor dingin dari udara yang dibuang melalui Exhaust Fan Unit (EFU). Recovery Exhaust Air Penghematan energi jika dibandingkan dengan tanpa adanya precooling dapat menghemat: sebesar 32 %.Program ini dapat menghemat daya listrik hingga 21600 259.2 MWh / tahun Kwh/bulan ( = 259.2 Mwh/tahun) yang setara dengan reduksi 14.98 ton Atau setara dengan reduksi CO2 eq per bulan ( = 178.73 ton CO2 eq per tahun) 173.73 ton CO2 eq / tahun Penggunaan sitem panel surya untuk pompa recycle water Pada bulan Februari 2014 dipasang pompa recycle water dengan solar cell yang digunakan untuk mengalirkan air baku (raw water) dari fasilitas daur ulang air ke bak penampungan. Pompa dapat mengalirkan air dengan konsumsi daya 2,4 kW selama ±10 jam sehari dengan menggunakan solar cell. Pemakaian solar cell untuk pompa recycle waterdapat menggantikan sumber listrik utama (PLN atau Genset) pada motor, sehingga diperoleh penghematan 5.76 MWh per tahun yang setara dengan 3.97 ton CO2eq/tahun. Penggunaan media pendingin Musicool Hidrokarbon Penggunaan media pendingin yang lebih ramah lingkungan dan hemat energi telah dilakukan pada 22 mesin pendingin (2 cold room dan 20 AC split), semula menggunakan R22 menjadi Musicool Hidrokarbon.Penggantian dilakukan secara bertahap mulai tahun 2011 sampai tahun 2013. Tujuan dilaksanakannya program ini adalah untuk mengurangi penggunaan bahan kimia perusak ozon, serta dapat menghemat energi sebesar ± 21%. Program ini dapat menghemat daya listrik hingga 1305 Kwh/bulan (= 15.66 Mwh/tahun) yang setara dengan reduksi 0.9 ton CO2eq/bulan ( atau sekitar 10 ton CO2eq/tahun). Pemasangan Timer Control pada cooling system AHU Bio Farma memiliki unit HVAC yang bekerja selama 24 jam nonstop. Ruang yang menggunakan HVAC adalah ruangan produksi yang sebagian besar adalah ruang steril (Clean Room) dimana persyaratan suhu yang ditetapkan adalah 220-260 C.Dari hasil perhitungan data dan penilaian terhadap kebutuhan Bio Farma maka untuk efisiensi pemakaian energi listrik, dipasang Timer Control pada cooling system yang difungsikan pada malam hari dikarenakan suhu pada malam hari di lokasi Bio Farma sudah terpenuhi. Timer control yang terpasang adalah sebanyak 32 buah. Penghematan dapat mencapai 40 % / alat atau sekitar 176.64 Mwh/bulan ( = 2119.68 Mwh/tahun) yang setara dengan reduksi 121.8 ton CO2 eq/bulan (=1461.65 ton CO2 eq/tahun) Pemasangan timer control pada cooling system AHU dapat menghemat :
2119.68 MWh / tahun Atau setara dengan reduksi
1461.65 ton CO2 eq / tahun Program Penanaman dan Pemeliharaan Pohon Program penanaman dan pemeliharaan pohon yang dilakukan oleh Bio Farma, baik di dalam area Bio Farma maupun diluar area Bio Farma merupakan salah satu bentuk komitmen, tanggung jawab dan kepedulian Bio Farma dalam mengelola lingkungan, khususnya untuk mengurangi pencemaran udara, pemanasan global dan sebagai salah satu upaya dalam memperkaya dan melestarikan keanekaragaman hayati. Setiap pohon yang ditanam mampu menyerap emisi CO2 dengan kadar yang berbeda tergantung jenis dan umur pohonnya. Perhitungan perkiraan jumlah CO2 yang dapat diserap, dilakukan perhitungan PT Bio Farma (Persero) —Jl. Pasteur 28 Bandung T:+62 22 2033755F:+62 22 2041306W:www.biofarma.co.id
DOKUMEN RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (DRKPL) PT BIO FARMA (PERSERO) | 12
dengan mengacu pada dokumen Method for Calculating Carbon Sequestration by Tree in Urban and Suburban Settings.Voluntary Reporting of Green House Gases, U.S. Department of Energy, Energy Information Administration, April 19981. Penanaman lebih dari 50 jenis pohon sejak 2011 hingga 2014 dengan total jumlah lebih dari 100000 pohon ini, mampu menyerap emisi CO2 hingga 609.34 CO2 eq / tahun. Program Monitoring Emisi Mobil Karyawan Bio Farma melakukan monitoring setiap tahun untuk semua mobil karyawan.Hanya mobil yang memenuhi ambang batas emisi yang diperbolehkan untuk parkir di area Bio Farma.Tahun 2014 terdapat 480 mobil karyawan yang diujikan dan seluruhnya memenuhi ambang batas emisi. Benchmarking Benchmarking dengan industri sejenis dilakukan oleh Bio Farma dengan membandingkan Total Emisi dan Indeks Emisi (Total Emisi per penjualan) Tahun 2013 dengan data dari Key Performance IndicatorsRoche Group dan CSR Report 2013Sanofi Pasteur. Hasil Benchmarking dapat dilihat dalam grafik berikut ini :
Total Total Emisi yang dihasilkan Bio Farma jauh lebih kecil dibandingkan dengan dua industri lain sejenis, meskipun nilai Indeks Emisinya, hal ini dikarenakan Bio Farma menjual vaksin yang murah/generik untuk kebutuhan masyarakat kecil sedangkan perusahan farmasi lainnya menjual vaksin untuk kelas menengah ke atas.Bio Farma masih lebih tinggi dibandingkan dengan dua industri lain sejenis.
V.
PENGURANGAN & PEMANFAATAN LIMBAH Tabel B3 1 Jumlah Limbah B3 Padat Periode 2011 – 2014 Hasil inventarisasi limbah B3 tahunan Bio Farma Tahun (be rat dalam satuan Kg) menunjukkan jumlah timbulan B3 disamping ini. Je nis Limbah Jan-Jun 2011 2012 2013 2014 Bio Farma konsisten untuk melakukan pengelolaan 12.347 17.187 17.156 12.066 limbah B3 dengan standar beyond Bangkai Sekam 18.055 42.898 49.185 33.463 compliance.Sesuai dengan hierarki pengelolaan Logam 455,5 66,5 102,5 106 limbah dimana waste minimization dan 494 42 73,5 2 3Rmerupakan pendekatan utama dalam pengelolaan Kaca Plastik 3.052 2.778 2.869 8.851 limbah, Bio Farma juga melaksanakan kegiatan Karet 785 19,5 248 232 pemanfaatan dan minimisasi timbulan limbah B3. PARADIGMA PENGELOLAAN LIMBAH BIO FARMA WASTE MINIMIZATION & 3R LIMBAH B3
PT Bio Farma (Persero) —Jl. Pasteur 28 Bandung T:+62 22 2033755F:+62 22 2041306W:www.biofarma.co.id
Vaksin 1.263 734 1.218,50 1.032 Kertas 5.638 12.214 10.436 3.96 Majun 577 454 466 26 Limbah Klinik 705 2.82 1.722 661 Sludge 1 147,5 420 922 Abu Insinerator 2.012 4.703 4.707,50 5.863 Oli Bekas 5.937,75 6.235,29 6.414,51 2.562,15 Total 51.322 90.299 95.019 69.746
DOKUMEN RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (DRKPL) PT BIO FARMA (PERSERO) | 13
Inovasi Kegiatan / Program 3 R Limbah B3 Tabel 2 Jumlah Pemanfaatan Limbah B3 1. Program pemanfaatan limbah B3 cair berupa Persentase minyak pelumas bekas.Sejak tahun 2011, 100 % Pemanfaatan Jumlah total Tahun pemanfaatan timbulan pelumas bekas Bio Farma diproses dan oli bekas (kg) timbulan (kg) (%) dimanfaatkan kembali melalui kerjasama dengan PT Wiraswasta Gemilang Indonesia. Rasio 2011 5.937.75 51.322.25 11.57 pemanfaatan terhadap timbulan periode 2011 – 2012 6.235.29 90.298.79 6.91 2014 tercapai rata – rata sebesar 7.2 % dari total 2013 6.414.51 95.018.51 6.75 keseluruhan jumlah limbah B3 yang Jan-Juni dihasilkan.Adapun total pemanfaatan limbah B3 2.562.15 69.746.15 3.67 2014 dan rasio pemanfaatan per tahun ditunjukkan pada Tabel di samping ini. 2. Program substitusi sistem deionisasidari resin based ion exchanger menjadi continuous electro de-ionizaton (CEDI) berhasil mengeliminasi timbulan limbah B3 resin ion exchanger bekas setiap periode maintenance (2 tahunan sekali) dengan penggantian sistem deionisasi Water Treatment Plant dari resin based menjadi electrical based system. Total 4192 kg resin bekas berhasil dieliminasi sejak periode 2010 sampai 2014. 3. Inovasi produksi vaksin Pentabio Inovasi Pentabio merupakan salah satu indikasi keunggulan Bio Farma dalam bidang riset. Inovasi dilakukan pada proses filling vaksin, sehingga hasil produksi vaksin D, T, P, HiB, dan HB dapat disatukan dalam satu kemasan. Inovasi ini meningkatkan nilai guna produk karena konsumen dapat memperoleh manfaat 5 jenis vaksin dalam satu INOVASI PRODUK BIO kemasan dengan harga yang lebih murah dan menekan FARMA PENTABIO angka kebutuhan visitasi ke fasilitas kesehatan.Keharusan MENURUNKAN LIMBAH B3 untuk mendatangi fasilitas kesehatan juga membawa HINGGA 225,95 TON PADA akibat tidak tervaksinnya individu jika keharusan tersebut PERIODE 2013 - 2014 tidak dipenuhi.Dengan demikian, inovasi pentabio juga berhasil meningkatkan angka perlindungan vaksin dan menekan jumlah individu yang tidak tervaksin. Di sisi lain, inovasi juga menekan jumlah timbulan limbah B3 kemasan vaksin bekas, terutama di hilir produk yakni fasilitas kesehatan konsumen vaksin, karena timbulan limbah B3 pada konsumen pengguna vaksin juga ikut tereduksi.Dengan demikian, beban pengolahan limbah B3 juga dapat dikurangi.Hal ini merupakan salah satu bentuk perluasan tanggung jawab Bio Farma terhadap pengaruh produknya terhadap lingkungan di sisi hilir produk. Dengan demikian, dari total pencapaian pengurangan terhadap total timbulan limbah B3 diperoleh rasio 2,3% di tahun 2012, dan naik ke 113,2 % karena pengaruh Inovasi Pentabio. Hal ini menunjukkan betapa signifikannya inovasi Pentabio terutama bagi konsumen.
PT Bio Farma (Persero) —Jl. Pasteur 28 Bandung T:+62 22 2033755F:+62 22 2041306W:www.biofarma.co.id
DOKUMEN RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (DRKPL) PT BIO FARMA (PERSERO) | 14
Adisionalitas 3R Limbah B3 Inovasi Pentabio memenuhi kriteria adisionalitas dalam 3 sisi. Pertama, inovasi Pentabio bukan merupakan hasil dari regulasi dan tuntutan standar yang berlaku di dunia farmasi, melainkan upaya inovasi untuk menyediakan produk yang lebih efektif, lebih murah, sekaligus menekan angka penduduk yang tidak tervaksinasi, dan pada akhirnya menekan beban limbah yang harus ditanggung oleh konsumen pengguna. Inovasi Pentabio juga unik, karena tidak ada perusahaan farmasi di Asia Tenggara yang menggabungkan beberapa jenis vaksin ke dalam satu kemasan.Terakhir, riset dan investasi terbesar digunakan pada riset produksi Vaksin HiB karena sebelumnya teknologi produksi vaksin tersebut belum dikuasai oleh perusahaan.Membutuhkan waktu lebih dari 5 tahun untuk dapat menguasai teknik produksi vaksin HiB dan kemudian menyatukannya ke dalam satu filling bersama 4 jenis produk vaksin yang lain. Hasil Absolut Pemanfaatan dan Pengurangan Limbah B3 Hasil absolut pemanfaatan dan pengurangan No Jenis Limbah Kegiatan Satuan B3 2014 (s/d limbah B3 Bio Farma ditunjukkan pada Tabel 2011 2012 2013 Juni) di samping ini.Total timbulan limbah B3 Pemanfaatan Oli Bekas Oli Bekas 5.937,75 6.235,29 6.414,51 2.562,15 Kg berasal dari timbulan limbah yang diinsinerasi, 1 menjadi Base Oil Deionisasi dari Resin Bekas hasil insinerasi, dan oli bekas. Intensitas 2 Substitusi 2.096 1.048 Kg resin ke CEDI (Plastik) timbulan limbah B3 dibanding dengan jumlah Kemasan Bekas 107.549, 3 Program Inovasi Pentabio 118.4 Kg Vaksin 60 kegiatan produksi dan validasi terus berkurang dari tahun ke tahun sejak Tahun 2012 seperti yang tergambarTabel dalam Tabel di bawahLimbah ini. B3 6 Intensitas Timbulan
Jumlah
Jumlah Kegiatan
Intensitas
Periode Benchmarking Timbulan (Kg) (Produksi + Validasi) Timbulan 2011 51,322 1,755 2,924 Berdasarkan benchmarking dengan perusahaan 2012 90,299 1,803 5,008 farmasi tingkat dunia, yakni Sanofi, Pfizer, dan 2013 95,019 2,277 4,173 Bayer, total timbulan limbah B3 dengan 2014 (s/d) Juni 69,746 1,728 4,036 industri sejenis ditingkat dunia, Bio Farma menghasilkan limbah B3 paling sedikit meskipun secara produk, Bio Farma juga menghasilkan produk untuk diekspor ke lebih dari 120 negara di dunia.
Jumlah total timbulan Limbah B3 (ton) Bayer Pfizer Sanofi Bio Farma
2011
2012
474.000 603.000 129.100 131.600 126.214 147.789 52,02 89,86
2013 467.000 116.400 133.255 96,09
Sumber: Publikasi Laporan Bayer, Pfizer, Sanofi
VI. 3R LIMBAH PADAT NON B3 Dalam kegiatan pengelolaan sampah, konsep pengolahan sampah digunakan 100% Bio Farma dimulai dari separasi sampah, pewadahan, hingga pengelolaan LIMBAH PADAT lanjut yang berbasis compostingsampah Inovasi Vaksin Pentabio NON B3 DI organik dan daur ulang sampah non MANFAATKAN terhadap limbah padat non B3 organik untuk mengurangi beban TPA Sampah. Pada tahun 2013, timbulan limbah padat non B3 adalah 145,97 ton yang terdiri dari sampah organik 80,38 ton, sampah kertas 21,91 ton, sampah plastik dan karet 22,56 ton serta sampah kaleng, logam dan gelas 21,12 ton.Composting dan daur ulang sampah mencapai 100 % dari timbulan sampah (Zero Landfill). Inovasi yang dilakukan Bio Farma adalah dengan membuat vaksin kombinasi Pentabio, dengan menyatukan 5 vaksin yaitu Difteri, PT Bio Farma (Persero) —Jl. Pasteur 28 Bandung T:+62 22 2033755F:+62 22 2041306W:www.biofarma.co.id
DOKUMEN RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (DRKPL) PT BIO FARMA (PERSERO) | 15
Tetanus, Pertusis, HB, dan HiBpada satu kemasan. Dengan vaksin Pentabio ini, terjadi penghematan penggunaan bahan kemasan leaflet dan dus jika dibandingkan dengan pembuatan vaksin secara terpisah.Dengan penggabungan ini juga berdampak pada pengurangan timbulan sampah dari kemasan vaksin di masyarakat sebesar 66%. Kerjasama dengan Mitra Binaan dalam pemanfaatan sampah non norganik Bio Farma bekerjasama dengan PD Usaha Baru untukmelakukan pengelolaan sampah anorganik seperti plastik, kertas dan kaca untuk menjadi barang-barang yang dapat dipergunakan kembali. Hasil dari daur ulang sampah plastik berupa pellet yang dapat digunakan untuk pembuatan tali rafia, karung, tas plastik, dan lain-lain. Untuk sampah logam dan gelas/kaca dilakukan peleburan untuk dijadikan bahan baku, sedangkan untuk kertas dibuat bubur dan menjadi kertas baru dan kerajinan tangan. Gambar.Daur Ulang Sampah PROGRAM PENGURANGAN TIMBULAN SAMPAH Untuk mengurangi jumlah timbulan sampah dari semua kegiatan Pengurangan limbah perusahaan, dilakukan program: padat non B3 sebesar Penggunaan kembali kantong / bahan kemas untuk distribusi barang 10,21% dari Gudang ke Unit Kerja lainnya Penerapan program paperless dan Enterprise Resource Planning (ERP) sehingga mengurangi penggunaan kertas Inovasi produk Pentabio Sosialisasi dan kampanye hidup bersih serta pengurangan barang-barang yang menimbulkan sampah kepada seluruh karyawan Program pengurangan timbulan sampah yang dilakukan oleh Bio Farma berdampak kepada peningkatan persentase pengurangan limbah padat. Pada tahun 2013, peningkatan terjadi sebesar 10,21%, dimana pada tahun 2013 jumlah sampah yang dihasilkan adalah 0,0641 ton per kegiatan sedangkan Grafik. Prosentase Pengurangan Limbah Padat Non B3 pada tahun 2012 adalah 0,0714 ton per kegiatan. Hasil Absolut Pemanfaatan Limbah Padat Non B3 KEGIATAN
Program Pengurangan Limbah Padat Non B3
Jenis Limbah Padat Non B3 Total Limbah Padat Non B3
HASIL ABSOLUT(TAHUN) 2011 (Data 2014 (s.d 2012 2013 Baseline) Juni) -
0.0013
0.0073
Tabel. Hasil Absolut Pengurangan Limbah Padat Non B3
PT Bio Farma (Persero) —Jl. Pasteur 28 Bandung T:+62 22 2033755F:+62 22 2041306W:www.biofarma.co.id
0.0171
SATUAN
Ton/Kegiatan
DOKUMEN RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (DRKPL) PT BIO FARMA (PERSERO) | 16
KEGIATAN Program Pemanfaatan Limbah Padat Non B3
Jenis Limbah Padat Non B3
HASIL ABSOLUT(TAHUN) 2014 (s.d 2011 2012 2013 Juni) 80.43 76.60 80.38 47.06 17.48 25.91 21.91 13.15 20.93 18.10 22.56 11.20 8.76 8.11 21.12 9.75
SATUAN
Organik Kertas Plastik & Karet Kaleng, Logam & Gelas Tabel. Hasil Absolut Pemanfaatan Limbah Padat Non B3
Ton Ton Ton Ton
Intensitas limbah padat non B3 yang dihasilkam
Jumlah Limbah Padat Non B3 Jumlah total kegiatan Jumlah sampah non B3 / kegiatan
2011 (Data Baseline) 127.6 1755 0.0727
2012
2013
128.72 1803 0.0714
145.97 2277 0.0641
Prosentase Pengurangan Limbah Padat Non B3
1.81% 10.21% Tabel. Intensitas limbah padat non B3 yang dihasilkan per kegiatan
2014 (s.d Juni) 81.16 1728 0.0470 26.73%
Dibandingkan dengan industri sejenis, yaitu Pfizer dan Boehringer Ingelheim timbulan limbah padat non B3 Bio Farma jauh lebih sedikit, hal ini dapat terlihat pada grafik berikut :
Grafik. Perbandingan timbulan limbah padat non B3 Industri Farmasi
VII. KONSERVASI AIR DAN PENURUNAN BEBAN PENCEMARAN AIR Bio Farma menggunakan 3 sumber air baku yaitu PDAM, ABT, dan airolahan Recycle Water Plant dengan total pemakaian sekitar 193.108 m3/tahun yang merupakan jumlah pemakaian terkecil bila dibandingkan dengan perusahaan vaksin lainnya di dunia. Air baku tersebut digunakan untuk kegiatan operasional di Bio Farma dalam bentuk air terolah (water for injection/WFI, pure steam, dan purified water) dan air untuk keperluan ketel uap sebesar 183.452 m3/tahun. Air untuk keperluan domestik dan pencucian non produksi sekitar 9.656 m3/tahun. Usaha penghematan air melalui program 3Rmencapai persentase efisiensi sekitar 15,40% terhadap total pemakaian air. Intensitas konsumsi air per kegiatan Bio Farma sebesar 84,8 PENINGKATAN m3/tahun.Recovery air tanah yang dilakukan selama 5 tahun terakhir (2010KETEBALAN AIR 2014), telah berhasil dilakukan. Walaupun pemakaian air terus meningkat setiap tahunnya, berdasarkan laporan Pendugaan Geolistrik PT Bio Farma, cadangan air TANAH 3,53% tanah tetap terjaga dan ketebalan air tanah mengalami kenaikan rata-rata 3,53%. Tabel. Hasil Absolute Program 3R Tahun Persentase Penghematan Air Terhadap Total Pemakaian Jumlah Penghematan Air (m3/tahun) Hasil Absolut (m3/tahun)
PT Bio Farma (Persero) —Jl. Pasteur 28 Bandung T:+62 22 2033755F:+62 22 2041306W:www.biofarma.co.id
2011
2012
2013
2014
10,33% 14256 2592
17,83% 23856 9600
15,40% 29746 5890
12,35% 30422 677
DOKUMEN RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (DRKPL) PT BIO FARMA (PERSERO) | 17
Reduksi Konsumsi Air Dengan Pembuatan Vaksin Secara Kombinasi (Vaksin Pentabio) Bio Farma melakukan inovasi dengan membuat vaksin kombinasi Pentabio, dengan menyatukan 5 vaksin secara sekaligus yaitu Difteri, Tetanus, Pertusis, Hepatitis B, dan HiB. Pembuatan vaksinsecara kombinasi dapat menghemat penggunaan air untuk operasional produksi jika dibandingkan dengan pembuatan vaksin secara terpisah.Pada umumnya kebutuhan air untuk REDUKSI PENGGUNAAN produksi sekitar 1.740,6 m3/tahun, sedangkan jika dilakukan produksi AIR PRODUKSI vaksin secara kombinasi maka hanya dibutuhkan sekitar 580,2 m3/tahun, SEBESAR66,67 % atau dapat dilakukan penghematan sebesar 66,67%. PENURUNAN BEBAN PENCEMARAN AIR Bio Farma merupakan perusahaan penghasil vaksin dan antisera dengan salah satu bahan baku utamanya berupa air yang telah diolah melalui beberapa tahapan proses. Selain sebagai bahan baku, air juga digunakan untuk berbagai proses pada kegiatan produksi seperti pencucian dan sterilisasi peralatan, vial, botol dan tanki-tanki produksi, yang pada prosesnya akan menghasilkan limbah sebagai beban pencemaran air. Jumlah total air limbah yang dihasilkan Bio Farma sebesar 16.549 m3/tahun cukup rendahbiladibandingkandenganperusahaan-perusahaanpenghasilvaksin di dunia.Perinciannya, sebesar 15.722 m3merupakan limbah dari kegiatan produksi denganrasiosebesar9%dari total pemakaian air, dan sisanyasebesar827 m3nya merupakan limbah dari fasilitas pendukungnya. Adapunjumlahlimbah yang dihasilkantiapkegiatanproduksisebesar7,3 m3. Sebagai komitmen untuk terus berpartisipasi aktif dalam konservasi air dan PENURUNAN BEBAN penurunan beban pencemaran air, Bio Farma telah menjalankan program PENCEMARAN 3Rdimana program reuse dan reduce nya telah mampu menurunkan beban 47,85 % pencemaran air secara signifikan sebesar47,85% terhadap total limbahcair. Reduksi Beban Pencemaran Air Dengan Pembuatan Vaksin Secara Kombinasi (Vaksin Pentabio). Bio Farma jugamelakukan inovasi dengan membuat vaksin kombinasi Pentabio, dengan menyatukan 5 vaksin secara sekaligus yaitu Difteri, Tetanus, Pertusis (DTP), lalu HB, dan HiB. Inovasi tersebut berhasil menurunkan beban pencemaran khususnya pencemaran air.Dalamsatutahun, penurunanbebanpencemaran air yang didapatsebesar914 m3. KEWAJIBAN DALAM PERATURAN
Beban Pencemaran Air (m3/tahun) 1400 1200 1000 800 600 400 200 0
Hepatitis B
PRAKTEK UMUM
•Kombinasi 5 vaksin secara sekaligus merupakan teknologi baru
INVESTASI
• Membutuhkan penelitian dan validasi proses yang cukup lama sejak tahun 2008 untuk menghasilkan vaksin yang aman dipakai dan sesuai dengan standar.
HAMBATAN
• Investasi pembangunan gedung produksi, mesinmesin produksi yang berteknologi canggih, serta rekrutmen tenaga-tenaga baru dan ahli, yang menghabiskan dana yang sangat besar.
HiB DTP DTP+HiB+Hepatitis B
Pentabio
•Tidak ada peraturan yang mengharuskan untuk membuat vaksin secara kombinasi.
Tabel. Hasil Absolute Penurunan Beban Pencemaran KEGIATAN Program PenurunanBeban Pencemaran Air Produksi
PARAMETER TSS BoD CoD Fenol Total Nitrogen
2011 1.4256 1.4256 4.2768 0.014256 0.42768
HASIL ABSOLUT(TAHUN) 2012 2013 2014 1.4256 1.51819 1.56252 1.4256 1.51819 1.56252 4.2768 4.55457 4.68756 0.014256 0.0151819 0.0156252 0.42768 0.455457 0.468756
PT Bio Farma (Persero) —Jl. Pasteur 28 Bandung T:+62 22 2033755F:+62 22 2041306W:www.biofarma.co.id
SATUAN ton/tahun ton/tahun ton/tahun ton/tahun ton/tahun
DOKUMEN RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (DRKPL) PT BIO FARMA (PERSERO) | 18
Inovasi Dimensi Desain Bio Farma membangun dan mengoperasikan sebuah Recycle Water Plant (RWP) dengan teknologi nano filtrasi untuk mengolah air efluen IPAL. Output dari RWP kemudian dialirkan menuju ke tangki air baku untuk digunakan kembali. Debit efluen IPAL yang diolah di RWP sebesar dengan penghematan air sebesar 1200 m3/bulan. Penambahan Komponen
Perubahan Subsistem
Sistem air pendingin Autoclave diubah menjadi bentuk sirkulasi sehingga air pendinginan dapat digunakan kembali pada proses pendinginan berikutnya. Kebutuhan air pendingin autoclave adalah sebesar 80 m3 per bulan, dan saat ini sistem sirkulasi air pendingin dipasang pada 3 unit autoclavesehingga penghematan air
pendingin autoclave per bulan adalah sebesar 240 m3.
Perubahan Sistem
Pengembangan
Penerimaan
Perubahan dalam pelayanan produk Perubahan dalam rantai nilai (value chain)
Perubahan sistem pengolahan Purifed Water di WTP Hib Pertusis yang semula menggunakan Resin Deionisasi diganti dengan CEDI. Dengan perubahan sistem tersebut, maka kebutuhan regenerasi resindapat dihilangkan, sehingga dapat dilakukan efisiensi sebesar 50,5 m3 air/bulandan pengurangan pencemaran 144 liter HCL/bulan dan 132 liter NaOH/bulan. Inovasi Dimensi Pengguna Pengembangan inovasi–inovasi yang dilakukan oleh Bio Farma dilakukan berdasarkan ideide kreatif yang berasal dari perusahaan sendiri dan dilakukan menggunakan biaya dari internal perusahaan. Adapun nilai setiap investasi dari inovasi yang dilakukan terlampir pada lampiran laporan proper. Perubahan sistem pengolahan Purifed Water di WTP Hib Pertusis yang semula menggunakan Resin Deionisasi diganti dengan CEDI, meyebabkan perubahan proses pengoperasian pada operator Water Treatment Plant. Sebelum perubahan sistem, operator harus melakukan regenerasi Resin Deionisasi sekitar 2 kali setiap bulan yang membutuhkan banyak air dan zat kimia. Sedangkan setelah dilakukan penggantian dengan EDI, proses regenerasi tersebut ditiadakan sehingga efisiensi bisa dilakukan Inovasi Dimensi Produk Pembuatan vaksin secara kombinasi yaitu Pentabio menyebabkan efisiensi pada konsumen dalam penggunaan vaksin. Semula harus dilakukan sebanyak tiga kali (DTP, HB, dan HiB) sekarang hanya dengan sekali suntik,konsumen telah mendapatkan 5 kekebalan sekaligus. Inovasi tersebut tentu saja sangat berdampak pada efisiensi seperti efisiensi penggunaan jarum suntik, pengurangan limbah termasuk efisiensi air dan pengurangan beban pencemaran pada proses produksi. Pembutan vaksin secara kombinasi (Pentabio) lebih efektif dibandingkan dengan pembuatan vaksin secara terpisah-pisah. Setiap item kegiatan yang harusnya dilakukan sekitar tiga kali batch, maka maka dapat diefisienkan menjadi hanya satu batch produksi. Hal tersebut dapat memberikan efisiensi pada penggunaan air dan menurunkan beban pencemaran.
PT Bio Farma (Persero) —Jl. Pasteur 28 Bandung T:+62 22 2033755F:+62 22 2041306W:www.biofarma.co.id
DOKUMEN RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (DRKPL) PT BIO FARMA (PERSERO) | 19
VIII. Konservasi Keanekaragaman Hayati: PelestarianFlora & Fauna Endemik Jawa Barat Dalam rangka mewujudkan tanggung jawab perusahaan dalam bidang perlindungan keanekaragaman hayati, maka perusahaan menjalankan proses bisnis dengan melibatkan stakeholder dan lingkungan sekitar sebagai wujud nilai manfaat perusahaan secara sosial lingkungan. Secara kebijakan program ini mendapatkan dukungan secara penuh dari jajaran manajemen perusahaan yang tertuang dalam Kebijakan Manajemen Perusahaan terkait Penghematan Energi dan Sumber Daya Alam serta Manual Bio Farma mengenai proses pengelolaan lingkungan, K3, dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Aliran Proses Program Kehati
Sejak tahun 2008, perusahaan telah melakukan program pengelolaan dan pengembangan keanekaragaman hayati yang diawali dengan program rehabilitasi primata bekerjasama dengan PPSC Sukabumi, lalu program reboisasi lahan kritis di wilayah Jawa Barat, sertaprogram adopsi dan konservasi penyu bekerjasama dengan KKPSdan yang terakhir program konservasi mangrove bekerjasama dengan LSM Siklus. Untuk implementasi program ini menggunakan dana perusahaan dari anggaran program Bina Lingkungan sektor Pelestarian Lingkungan Hidup dan anggaran CSR pilar Lingkungan Hidup. Rencana Strategis Program Kehati 2012 - 2017 Nama Program Adopsi&KonservasiP enyu AdopsiSatwaPrimata Konservasi Mangrove ReboisasiLahanKritis
Tujuan & Sasaran Melindungipenyuhijau yang hampirpunah
Tahun 5 tahun
Melindungiprimata khususnya yang terancam punah Rehabilitasilahankritis di wilayahpesisirpantaiutaraJawa Barat
5 tahun
Rehabilitasiberbagailahankritis di wilayah Jawa Barat
5 tahun
5 tahun
IndikatorKeberhasilan Populasipenyuhijaudi kawasankonservasibertambah Kondisiprimata siapdikembalikanke habitat asli (lepas liar) KawasanpesisirpantaiutaraJawa Barat telahditumbuhioleh Mangrove Kawasanlahankritistelahditumbuhiole htanamanproduktif dan endemikJawa Barat
KONSERVASI MANGROVE Perusahaan melaksanankan program konservasi mangrove di Penanaman mangrove jenisAvicennia kawasan pantai Karangsong, Kab. Indramayu, Jawa Barat. Sp, Rhizopora sp., Bruguiera sp., dan Sejak tahun 2012, program ini telah melakukan Sonneratia sp.di Kab. Indramayu penanaman mangrove jenisAvicennia sp., Rhizopora sp., sebanyak 12300 mengurangi abrasi Bruguiera sp., danSonneratia sp. di kawasan ini sebanyak rata-rata 10 m/tahun 12300 pohon dengan luas mencapai ± 2 Ha.Program ini dilaksanakan bekerjasama dengan LSM Siklus, masyarakat desa Karangsong, Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Indramayu, Walhi Jabar, dan Universitas Wiralodra - Indramayu. Program ini berhasil mengurangi abrasi mencapai 10 m/tahun. Proses sedimentasi mengalami penurunan mencapai 30 m. Langkah lain yang dilakukan oleh perusahaan dalam melakukan konservasi mangrove dengan membuat Alat Pemecah Ombak (APO) sebanyak 6 buah dari bambu dan ban bekas berasal dari sumbangan karyawan perusahaan sepanjang 500 muntuk menahan laju dan Selama kurun 3 tahun Bio mengurangi arus ombak laut. Farma telah menanam ± 10.000 PROGRAM PENGHIJAUAN pohondari 13 spesies tanaman Perusahaan telah melakukan reboisasi di area lahan kritis dalam kurun endemik khas Jawa Barat waktu 2011 – 2014 mencapai ± 125000 bibit pohon.Pelaksanaan program ini dilakukan bekerjasama denganmasyarakat, pemerintah setempat, dan LSM setempat.Dalam program penghijauan tersebut, terdapat ± 1200 batang pohon terdiri dari 13 spesies tanaman yang termasuk dalam tanaman endemik khas Jawa Barat, yaitu : PT Bio Farma (Persero) —Jl. Pasteur 28 Bandung T:+62 22 2033755F:+62 22 2041306W:www.biofarma.co.id
DOKUMEN RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (DRKPL) PT BIO FARMA (PERSERO) | 20 Data Tanaman Endemik khas Jawa Barat No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nama Indonesia Kelampaian Gandariah Bintaro Durian Dadap wangi Dedap cengkering Beringin Uganda mahogany Bungur daun kecil Manglid Tanjung Alpukat Campoleh
Nama Daerah Hanja, Jabon Jatake, Gandaria Bintaro Durian, kadu Dedap wangi Dedap cangkring, Bisoro Caringin Uganda mahogany Bungur Manglid, Ki manglid, Campaka munding Tanjung Alpukat Campoleh Jumlah Total
Nama Botani Anthocephalus cadamba Miq. Bouea gandaria BI. Cerbera manghas L. Durio zibhetinus Erythrina euodiphylla Hassk. Erythrina fusca Lour., Ficus hispida L. Ficus kurzii King., Ficus sp. Khaya anthoteca C.DC. Lagerstroemia sp. 2 Michelia velutina BI. Mimosops elengi Persea americana P. Mill. Pouteria sp.
Jumlah 928 2.974 690 691 650 11 312 1.171 94 2.217 422 268 22 10.450
KONSERVASI PENYU Perusahaan ikut serta melakukan program konservasi Penyu Hijau (Chelonia mydas) yang masuk dalam daftar “red list” di IUCN Selama 2011-2014BioFarma dan Appendix I CITES.Perusahaan telah melakukan program telah melepas liarkan ± konservasi dan adopsi Penyu selama tahun 2011 – 2014 dengan 450.000 tukik melakukan pelepas liaran ± 450.000 tukik.Program ini hasilkerjasama antara perusahaan dengan Kelompok Konservasi Penyu Sukabumi (KKPS), UPTD Konservasi Penyu Pangumbahan, Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Sukabumi,WWF, Walhi Jabar, KSPL UNAS, KNPI Kec. Ciracap, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan. KONSERVASI PRIMATA Badan Konservasi Internasional menyatakan 25 jenis primata yang ada di dunia terancam punah dan salah satunya berada di Indonesia. Dengan kondisi itu, perusahaan ikut serta berpartisipasi melakukan program konservasi dan rehabilitasi primata bekerjasama dengan PPSC Cikananga, Sukabumi. Dalam kurun waktu 3 tahun, program ini berhasil merehabilitasi Selama 2011-2014 Bio Farma sebanyak 88 ekor dari 4 spesies primata jenis Orang Utan, Owa telah merehabilitasi 4 species Jawa, Lutung Budeng, dan Kukang Jawa yang terancam primata (orang utan, owa jawa, punah. Selain itu, perusahaan berhasil merehabilitasi lutung budeng dan kukang jawa) primatasebanyak200ekor dan 18 ekor primata berhasil 200ekor dimana 88 ekor dikembalikan ke habitat asal. diantaranya termasuk dalam status terancam punah Additionalitas Program Secara praktek umum hal yang unik dari pelaksanaan program ini adalah perusahaan mewujudkan kepedulian dalam menjaga keseimbangan alam dan kelestarian kehati di lokasi yang jauh dari wilayah operasional serta tidak memiliki hubungan dengan core business perusahaan. Secara peraturan umum belum ada peraturan yang mencantumkan kewajiban perusahaaan dalam menjalankan program Kehati. Program ini dilaksanakan sebagai bentuk inisiatif partisipasi perusahaan dengan merujuk pada Undang-Undang No. 5 tahun 1999 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistem terutama dalam pengelolaan flora dan fauna dalam status prioritas tinggi.Perusahaan telah menginvestasikan dana Rp 3 miliar dalam kurun waktu 5 (lima) tahun untuk menjalankan seluruh rangkaian program Kehati. Sedangkan hambatan yang terjadi dalam melaksanakan program ini adalah mengubah paradigma dan pola hidup masyarakat yang menggantungkan hidup dari keberadaan Kehatiini sehingga perlu dibangun kesadaran masyarakat dalam rangka menjaga ekosistem dan kelestarian kehati demi keberlanjutan hidup pada masa yang akan datang. PT Bio Farma (Persero) —Jl. Pasteur 28 Bandung T:+62 22 2033755F:+62 22 2041306W:www.biofarma.co.id
DOKUMEN RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (DRKPL) PT BIO FARMA (PERSERO) | 21
Inovasi Program Perusahaan merancang alat pemecah ombak (APO) dengan bahan dasar dari alamberupa bambu yang dirangkai dan ban kendaraan bekas yang dirangkai menjadi pagar penahan ombak. Untuk konservasi penyu, lokasi penangkaran telur penyu tidak dipindahkan ke area konservasi tetapi tetap disimpan ditempat dimana penyu dewasa bertelur dengan diberikan perlindungan bronjong bambu dan dibiarkan menetas secara alami. Untuk dimensi pengguna, konservasi primata bukan hanya melakukan rehabilitasi pada primata yang dikonservasi tapi sampai pada tahapan primata tersebut siap Konservasi penyu menggunakan untuk dilepasliarkan kembali ke habitat asal. Sedangkan untuk proses alami dan dilindungi dimensi produk, perusahaan melibatkan beberapa vendor bronjong tanpa memindahkan perusahaan dalam melaksanakan program konservasi kehati. telur ke area penangkaran Konwledge Sharing 1. Potensi Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil di Indonesia, Vol. II, Dik KKJI – Dikjen KPPPK Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia, 2012, ISBN : 978-602-791305-9 2. Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Indonesia Paradigma, Perkembangan, dan Pengelolaannya, Toni Ruchimat; Riyanto Basuki; Suraji, Dik KKJI – Dikjen KPPPK Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia, 2012, ISBN : 978-602-7913-07-3 3. Implementasi Program CSR PT Bio Farma (Persero) Melalui Konservasi Penyu Pangumbahan, Pramita Rachman, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, 2013, sumber : http://pustaka.unpad.ac.id/archives/129086/ 4. Kognitif Karyawan Terhadap Kegiatan CSR (Studi Kasus : Konservasi Penyu Pangumbahan PT Bio Farma(Persero), Citra Putri Sakinna, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Bakrie, 2014 Pembuatan APO menggunakan bahan dari alam dan penggunaan barang bekas berupa ban mobil
Hasil Absolut Program Keanekaragaman Hayati Kegiatan
No. 1 2 3 4
Reboisasi Lahan Kritis Konservasi Mangrove Konservasi Penyu Rehabilitasi Primata
2011 10 11 47,72% 3
Hasil Absolut Tahun 2012 2013 9 13 8 5 2 3 23,00% 95,67% 4 2
IX.
2014 13 6 4 96,13% 79
Satuan Jenis flora endemik Jawa Barat di ling. internal Jenis flora endemik Jawa Barat di ling. eksternal Jenis spesies mangrove Hatching rate (jumlah telur menetas) Jumlah primata terancam punah
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PT Bio Farma sebagai pionir VISI CSR Biofarma perusahaan vaksin di Indonesia ingin “Menjadi Perusahaan yang mewujudkan tanggung jawab sosial mempunyai tanggung yang tidak hanya berupa kegiatan jawab sosial terpercaya, charity semata, tapi juga harus bereputasi global dalam memberikan dampak positif yang pengembangan masyarakat bersifat jangka panjang dan dan lingkungan” berkelanjutan.Seluruh aliran proses pelaksanaan program ini merupakan sinergi antara pengembangan produk yang bermutu internasional, melestarikan lingkungan dengan mengembangkan inovasi menjadi Green Company, dan bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini sejalan dengan konsep “Triple Bottom Line” yang menegaskan bahwa perusahaan yang baik tidak hanya mengutamakan keuntungan semata namun juga memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat.
PT Bio Farma (Persero) —Jl. Pasteur 28 Bandung T:+62 22 2033755F:+62 22 2041306W:www.biofarma.co.id
DOKUMEN RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (DRKPL) PT BIO FARMA (PERSERO) | 22
Dalam pelaksanaan seluruh program CSR ini, perusahaan menerapkan standar tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang berlaku Melibatkan secara internasional ISO26000:2010sebagai bentuk komitmen akan kontribusimasyarakat agar kesadaran penerapan etika perilaku bisnis sehingga dapat dapat memberikan menciptakan dan mengembangkan Budaya Perusahaan (Corporate dampak dan menciptakan Culture) yang baik. Program CSR berupapengembangan masyarakat kemandirian bagi berkelanjutan(sustainable) dengan melibatkan kontribusi masyarakat masyarakat agar dapat memberikan dampak dan menciptakan kemandirian bagi masyarakat secaraekonomi, sosial, maupunlingkungan.Program pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan dilaksanakan sesuai dengan hasil identifikasi dan analisis masalah berdasarkan potensi wilayah binaan yang ada pada saat tahapan perencanaan. Sehingga, pada pelaksanaan kegiatan ini dapat dilakukan dengan mempergunakan anggaran yang berasal dari sumber dana program CSR atau PKBL sesuai dengan kebijakan serta mekanisme yang ada di perusahaan. PROGRAM KREDIT LUNAK USAHA UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Perusahaan telah memberikan pinjaman kredit lunak kepada masyarakat melalui Program Kemitraan. Pemberian bantuan ini sangat membantu masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan dan bunga pinjaman 6% flat/tahun dengan jumlah penyaluran mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan dengan bunga mencapai pinjaman 6% flat/tahun. Sampai saat ini, telah terhimpun 3.337 mitra 3.337 mitra binaan binaan yang tersebar di berbagai wilayah. Program Kemitraan ini telah meningkatkan peluang lapangan pekerjaan baru sehingga mengurangi angka pengangguran. Perusahaan memberikan bantuan peningkatan capacity building dan empowerment dalam rangka meningkatkanpengetahuanadministras i, pembukuan, pemasaran, pengelolaan SDM, karakterdanperilakumanusia, serta pengembangan usahasecaraefektifdanefisien bagi para calon mitra binaan. Pendidikandanpelatihan yang telahdilaksanakan pada tahun 2013 diikutioleh 63 unitusaha yang menjadicalonmitrabinaan. PT Bio Farma (Persero) —Jl. Pasteur 28 Bandung T:+62 22 2033755F:+62 22 2041306W:www.biofarma.co.id
DOKUMEN RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (DRKPL) PT BIO FARMA (PERSERO) | 23
Para mitra binaan yang telah sukses menjalankan usaha diikutsertakan oleh perusahaan dalam kegiatan pameran untuk mempromosikan, mendorong dan meningkatkan volume penjualan baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk memudahkan para mitra binaan dalam proses pengangsuran pinjaman perusahaan menjalin kerjasama dengan pihak Bank, yaitu Bank BNI dan Bank Bukopin. Sebelum dibina No 1 2 3 4 5 6
Sektor Usaha INDUSTRI PERTANIAN PERDAGANGAN JASA PETERNAKAN KERAJINAN
Omset (Rp) 1.361.140.000 60.000.000 1.540.663.000 651.349.500 39.000.000 82.000.000 3.734.152.500
Laba (Rp) 133.500.000 13.300.000 195.527.000 188.923.600 8.500.000 8.050.000 547.800.600
Setelelah dibina Tenaga Kerja (Orang) 164 4 56 27 0 7 258
% Laba
Omset 10 22 13 29 22 10 15
(Rp) 1.485.500.000 62.000.000 1.656.600.000 720.500.000 43.000.000 83.000.000 4.050.600.000
Laba (Rp) 166.000.000 14.000.000 215.900.000 201.620.000 9.000.000 9.000.000 615.520.000
Tenaga Kerja (Orang) 178 4 62 32 0 5 281
% Laba 11 23 13 28 21 11 15
PROGRAM PENGEMBANGAN BUDI DAYA IKAN KOI DI DESA SUKAMULYA Program CSR yang dilaksanakan di desa Sukamulya merupakan integrasi dari 4 pilar prioritas yaitu kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan lingkungan.Dalam proses pengembangan program ini perusahaan bukan hanya membantu terkait keberhasilan para pembudidaya ikan koi tapi juga masyarakat yang berada disekitar lingkungan desa binaan. Program ini telah memberikan bantuan dalam sektor infrastrukur, berupa bantuan bak Mengembalikan kejayaan pengendapan ikan koi bagi pembudidaya. Sedangkan bagi Sukabumi sebagai sentra masyarakat secara umum diberikan fasilitas MCK terkait Pola budidaya Ikan Koi di Hidup Bersih dan Sehat serta posyandu untuk kemudahan akses Indonesia pelayanan kesehatan yang dapat membantu peningkatan kesehatan masyarakat. Pada sektor capacity building, para pembudidaya ikan koi ini diberikan pelatihan terkait pengelolaan budidaya ikan koi berbasis bio secure yang mengadopsi proses produksi vaksin. Pada sektor empowerment, perusahaan memberikan pendampingan kepada Kelompok Mizu-mi Koi (KMK) dengan diberikan bantuan induk koi berkualitas sebanyak 18 ekor. Perkembangan yang terjadi saat ini, KMK telah memiliki 12 orang anggota.
PT Bio Farma (Persero) —Jl. Pasteur 28 Bandung T:+62 22 2033755F:+62 22 2041306W:www.biofarma.co.id
DOKUMEN RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (DRKPL) PT BIO FARMA (PERSERO) | 24
Pengembangan kelompok menggunakan model inti-plasma sehingga dari anggota kelompok yang ada saat ini dapat mengembangkan kelompok baru mempergunakan metode budi daya yang sama. KMK saat ini telah mempekerjakan 26 orang tenaga kerja yang berasal dari warga sekitardengan penghasilan sebelumnya hanya Rp. 500.000/bulan, saat ini mencapai Rp. 3.000.000/bulandengan rata-rata produksi kemajuan mencapai ± 3.500 ekorikan/bulan.Pada tahun Kelompok Mizu-mi koi telah 2013, KMK telah memiliki kolam pembesaran ikan sebanyak 15 buah dengan sistem bio secure. Program Pengembangan Budi Daya memiliki 15 buah kolam Ikan Koi ini telah melestarikan dengan sistem bio secure dan memanfaatkan 3 sumber mata Penyerapan 26 tenaga kerja airuntuk budi daya ikan koi dan 3 sumber air untuk 85 keperluan masyarakat. KMK secara mandiri telah membangun salah kepala keluarga satu sumber mata air untuk pelestarian dan pipanisasi yang telah dimanfaatkan oleh 85 kepala keluarga dalam mendapatkan akses air bersih. PROGRAM PENGEMBANGAN DESA EKOWISATA PANGUMBAHAN Program inidilaksanakandalamrangkamenunjangpotensiwilayahSukabumi Selatan sebagaidestinasiwisataberbasisalam, maka perusahaan Perusahaan membangun mengembangkanDesaEkowisata di PantaiPangumbahan.Desa ini terletak di puskesmas pariwisata sebagai wujud nyata dari access to KecamatanCiracappesisirselatanKabupatenSukabumidenganluas medicine & healthcare untuk 1.960 hektardengankondisiaksesibilitas yang kurangbaik, sehingga masyarakat di daerah mengakibatkantingkatkemajuanekonomi, pendidikandankesehatan terpencil terhambat. Namun, dibalik kondisi tersebut terdapatpotensialam yang luarbiasasepertikeindahanpantaimuaradankeanekaragaman hayati sebagai tempatpenyuhijau bertelur.Keunggulan tersebut dijadikan potensi objekwisata untuk menciptakan daerah tujuan wisata baru yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Proses pembangunan Desa Ekowisata Pangumbahan berdasarkan konsep desa terpadu dengan pengelolaan yang mencakup Penangkaran penyu secara keterpaduan wilayah/ekologi, sektor, disiplin ilmu, dan alami di pesisir pantai stakeholder yang melibatkan pemerintah desa, kelompok menggunakan bronjong masyarakat, tokoh masyarakat, dan lembaga keuangan sebagai bambu hingga menetas stakeholder dalam melakukan pengelolaan kawasan desa ekowisata.Pengelolaan program dilaksanakanolehKelompokKonservasiPenyuSukabumi (KKPS).Pada sektor capacity building, perusahaan memberikan pelatihan mengenai konservasi penyu dan customer service serta empowerment dengan menciptakan dan memberikan pendampingan pada Kelompok Konservasi Penyu Sukabumi (KKPS). Dalam pengelolaan konservasi penyu, KKPS berhasil mengembangkan proses penangkaran penyu secara alami dengan tidak memindahkan telur penyu ke area penangkaran konservasi tetapi tetap di pesisir pantai menggunakan bronjong bambu. Puskesmas pariwisata berbeda dengan puskesmas lain karena memberikan pelayanan kepada masyarakat setiap hari dari mulai hari Senin – Minggu termasuk pada Hari Besar. Konsep ini dilakukan untuk mengantisipasi dan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara umum dan wisatawan secara khusus. Program pengembangan kemasyarakatan yang dilakukan oleh perusahaan secara umum memiliki keunikan karena berhasil melahirkan institusi sosial ekonomi baru di masyarakat dan KMK sebagai mitra binaan berhasil masuk dalam asosiasi pembudidayaan ikan koi dengan predikat best breeding (pembibit terbaik). Secara peraturan belum ada regulasi yang PT Bio Farma (Persero) —Jl. Pasteur 28 Bandung T:+62 22 2033755F:+62 22 2041306W:www.biofarma.co.id
DOKUMEN RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (DRKPL) PT BIO FARMA (PERSERO) | 25
mengatur bahwa perusahaan perlu melakukan pembinaan di satu desa hingga menjadi desa yang unggul dan mandiri. Untuk program ini, perusahaan telah menginvestasikan dana sebesar Rp 28 miliar dalam kurun waktu 3 tahun. Kesulitan terbesar dalam pengelolaan program ini adalah pembangunan mental usaha para mitra binaan untuk menciptakan usaha berkelanjutan yang dapat mempengaruhi lingkungan masyarakat sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan. Desa ekowisata pangumbahan mampu memberikan pengalaman wisata alam dengan kearifan lokal dimana masyarakat diajak untuk melakukan adopsi penyu demi keberlangsung habitat penyu di alam sedangkan program pembudidayaan ikan koi mulai melahirkan kelompok-kelompok budidaya ikan koi yang baru sebagai bukti positif dari kebangkitan Sukabumi sebagai sentra budidaya ikan koi. Hasil absolut program community development PT Bio Farma ditampilkan sebagai berikut. HASIL ABSOLUT PROGRAM Hasil Absolut Tahun 2012 2013
Keberhasilan (%)
Dana (Rp)
Keberhasilan (%)
Dana (Rp)
Keberhasilan (%)
Dana (Rp)
Keberhasilan (%)
2014
Dana (Rp)
2011
88.879.916
79
70.800.000
28
36.684.450
15
238.061.347
79
Bantuan Pendidikan
345.525.000
109
1.212.417.620
121
1.209.596.500
121
95.272.000
6
3
Bantuan Peningkatan Kesehatan
262.676.310
169
312.251.000
45
1.289.547.330
74
1.089.871.750
47
4
Bantuan Pengembangan Sarana dan Prasarana Umum
948.237.750
113
551.708.900
46
401.393.650
40
49.160.000
2
5
Bantuan Pengembangan Sarana Ibadah
741.403.000
89
1.207.053.500
172
1.819.409.000
227
207.030.000
12
6
Bantuan Pelestarian Alam
188.339.050
151
244.850.000
82
733.277.700
210
212.461.000
30
7
Program Kemitraan
9.685.000.000
114
13.702.500.000
120
1.750.000.000
13*
1.870.000.000
13
No.
Program
1
Bantuan Bencana alam
2
*Pada tahun 2013, penyaluran PK ditiadakan berdasarkan surat edaran No-92/D5.MBU/2013dari Kementerian BUMN kecuali jika ada komitmen dengan mitra binaan.
PT Bio Farma (Persero) —Jl. Pasteur 28 Bandung T:+62 22 2033755F:+62 22 2041306W:www.biofarma.co.id