PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011, SERTA 31 DESEMBER 2011
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011, SERTA 31 DESEMBER 2011 DAFTAR ISI Halaman
SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011, SERTA 31 DESEMBER 2011 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
1-2
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
3-4
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
5
Laporan Arus Kas Konsolidasian
6
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
7
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2012, DAN 31 DESEMBER 2011
CATATAN
30 JUNI 2012 (TIDAK DIAUDIT) Rp
31 DESEMBER 2011 (AUDIT) Rp
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Investasi dalam efek yang tersedia untuk dijual - bersih Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp Nihil (2012) dan Rp 52,432,333 (2011) Piutang lain-lain Persediaan - setelah dikurangi penyisihan persediaan usang dan lambat bergerak sebesar Rp Nihil (2012) dan Rp 823,442,172 (2011) Uang muka pembelian Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka
3c, 3f, 4 3h, 5
47,123,454,717 5,321,353,372
39,517,297,062 4,919,282,741
3c, 3i, 6 3c, 3i, 7
133,261,645,810 6,730,746,738
132,921,278,096 10,526,172,927
3k, 3i, 8
108,183,911,998 20,793,100,685 3,106,513,082 8,856,022,446
93,563,208,605 12,236,882,159 291,841,944 3,975,546,570
333,376,748,848
297,951,510,104
2,254,700,001 2,748,814,011 1,539,345,445
2,254,700,001 2,115,748,903 1,539,345,445
376,123,661,258 1,597,299,409 1,628,669,496
335,847,907,728 1,597,299,409 2,657,289,610
Jumal Aset Tidak Lancar
385,892,489,620
346,012,291,096
JUMLAH ASET
719,269,238,468
643,963,801,200
3q, 9 3l
Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Piutang kepada pihak hubungan istimewa - setelah dikurangin penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 3,003,135,047 (2012) dan (2011) Aset pajak tangguhan Beban tangguhan Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 333,981,292,005 (2012) dan Rp 311,116,341,933 (2011) Investasi pada anak perusahaan Goodwill Uang jaminan dan aset lain-lain
3d, 10 3q, 28 27 3m, 3n, 11, 18, 32 3b, 12
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
1
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) 30 JUNI 2012, DAN 31 DESEMBER 2011
CATATAN
30 JUNI 2012 (TIDAK DIAUDIT) Rp
31 DESEMBER 2011 (AUDIT) Rp
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Pinjaman bank Hutang usaha Hutang pajak Hutang lain-lain Hutang pembelian aset tetap Uang muka penjualan Biaya yang masih harus dibayar Keuntungan ditangguhkan aset dijual dan disewagunausahakan kembali - bersih (jangka pendek) Hutang yang jatuh tempo dalam satu tahun: Pinjaman bank Hutang sewa pembiayaan
3c, 14, 32 3c, 15 3q, 16 3c 3c, 13
61,712,161,242 123,704,354,286 9,552,324,449 19,798,783,151 45,260,594,819 735,204,126 11,629,670,398
80,072,355,785 98,777,665,465 10,489,618,973 4,295,800,345 41,848,128,495 2,139,796,045 11,922,995,700
3c, 17
85,894,080
3c, 14 3c, 18
44,691,199,368 17,164,062,313
32,105,280,804 13,568,195,698
334,334,248,232
295,219,837,310
3c, 14 3c, 18
65,988,000,000 26,343,724,443
56,563,212,729 22,670,103,344
3c, 17 3q, 28 3p, 19
244,931,164 1,015,175,216 16,267,020,650
1,363,227,764 13,640,744,124
109,858,851,473
94,237,287,961
444,193,099,705.00
389,457,125,271.00
20 21
34,500,000,000 575,000,000
34,500,000,000 575,000,000
2, 3c, 3h, 22
6,900,000,000 194,545,463,173 14,000,626,932
6,900,000,000 180,284,674,860 10,436,357,548
3b, 23
250,521,090,105 24,555,048,658
232,696,032,408 21,810,643,521
Jumlah Ekuitas
275,076,138,763
254,506,675,929
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
719,269,238,468
643,963,801,200
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Hutang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun: Pinjaman bank Hutang sewa pembiayaan Keuntungan ditangguhkan aset dijual dan disewagunausahakan kembali - bersih (jangka panjang) Liabilitas pajak tangguhan Liabilitas imbalan pasca kerja Jumlah Liabilitas Jangka Panjang EKUITAS Pemilik entitas induk Modal saham - nilai nominal Rp 250 per saham Modal dasar - 300.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor - 138.000.000 saham pada 30 Juni 2012, dan 31 Desember 2011 Tambahan modal disetor Saldo laba: Ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya Komponen ekuitas lainnya Jumlah Pemilik Entitas Induk Kepentingan nonpengendali
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
2
-
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (TIDAK DIAUDIT) UNTUK BULAN-BULAN YANG BERKAHIR PADA 30 JUNI 2012 DAN 2011
CATATAN
30 JUNI 2012 PERIODE 6 BULAN Rp
30 JUNI 2011 PERIODE 6 BULAN Rp
PENJUALAN BERSIH
3o, 25
403,794,998,480
320,892,519,132
BEBAN POKOK PENJUALAN
3o, 26
(311,819,992,718)
(251,982,999,656)
91,975,005,762
68,909,519,476
(11,115,219,588) (27,245,714,911)
(10,266,388,527) (26,163,968,372)
(38,360,934,499)
(36,430,356,899)
53,614,071,263
32,479,162,577
3o
193,079,354
97,328,669
3c, 11, 17
12,751,092
LABA KOTOR BEBAN USAHA Penjualan Umum dan administrasi
3o, 27
Jumlah Beban Usaha LABA USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Pendapatan dividen dari anak perusahaan Penghasilan bunga Amortisasi keuntungan ditangguhkan aset dijual dan disewagunausahakan kembali Kerugian atas transaksi aset dijual dan disewagunausahakan kembali Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing - bersih Beban bunga dan keuangan Lain-lain - bersih
3c, 11, 17 3m, 3o, 11 3c, 3o 3o, 28 3o
Jumlah Beban Lain-lain - Bersih LABA SEBELUM PAJAK MANFAAT (BEBAN) PAJAK Pajak kini Pajak tangguhan
-
(8,691,653) (22,564) (4,113,966,403) (14,168,025,512) 2,925,059,051
53,262,153 1,890,413,667 (11,723,128,301) 2,204,939,710
(15,159,816,635)
(7,477,184,102)
38,454,254,628
25,001,978,475
(9,966,748,206) 981,117,656
(6,774,233,513) 238,065,116
(8,985,630,550)
(6,536,168,397)
29,468,624,078
18,465,810,078
3q, 29
Manfaat (Beban) Pajak LABA BERSIH TAHUN BERJALAN
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
3
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (TIDAK DIAUDIT) (LANJUTAN) UNTUK BULAN-BULAN YANG BERKAHIR PADA 30 JUNI 2012 DAN 2011
CATATAN
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA: Keuntungan (kerugian) belum terealisasi dari pemilikan efek Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
30 JUNI 2012 PERIODE 6 BULAN Rp
30 JUNI 2011 PERIODE 6 BULAN Rp
2, 22, 23 340,551,238 3,180,287,518
(56,116,147) (1,237,227,397)
Pendapatan Komprehensif Lain Tahun Berjalan Setelah Pajak
3,520,838,756
(1,293,343,544)
LABA BERSIH KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
32,989,462,834
17,172,466,534
26,680,788,313 2,787,835,765
16,462,557,058 2,003,253,020
29,468,624,078
18,465,810,078
30,245,057,697 2,744,405,137
15,129,085,858 2,043,380,676
32,989,462,834
17,172,466,534
193
119
Laba yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali
3b 3b
Laba bersih komprehensif yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali
3b 3b, 23
LABA PER SAHAM
3r, 30
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
4
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN (TIDAK DIAUDIT) UNTUK BULAN-BULAN YANG BERKAHIR PADA 30 JUNI 2012 DAN 2011
Pemilik Entitas Induk
Catatan
Saldo per 1 Januari 2011 Perubahan Ekuitas pada tahun 2011: Pembentukan cadangan Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan
Modal disetor Rp 34,500,000,000
Tambahan modal disetor Rp 575,000,000
Saldo laba Ditentukan Belum ditentukan penggunaannya penggunaannya Rp Rp 5,290,411,041
154,286,664,834
1,609,588,959
(1,609,588,959) 16,462,557,058
22, 23
Keuntungan (kerugian) belum direalisasi dari pemilikan efek Rp
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Rp
Total Rp
Kepentingan nonpengendali Rp
Total Ekuitas Rp
(181,871,611)
6,949,704,402
201,419,908,666
22,543,705,891
223,963,614,557
(96,243,803)
(1,237,227,397)
15,129,085,858
2,043,380,676
17,172,466,534
Saldo per 30 Juni 2011
34,500,000,000
575,000,000
6,900,000,000
169,139,632,933
(278,115,414)
5,712,477,005
216,548,994,524
24,587,086,567
241,136,081,091
Saldo per 1 Januari 2012
34,500,000,000
575,000,000
6,900,000,000
180,284,674,860
110,401,828
10,325,955,720
232,696,032,408
21,810,643,521
254,506,675,929
(12,420,000,000) 26,680,788,313
383,981,866
3,180,287,518
(12,420,000,000) 30,245,057,697
2,744,405,137
(12,420,000,000) 32,989,462,834
194,545,463,173
494,383,694
13,506,243,238
250,521,090,105
24,555,048,658
275,076,138,763
Perubahan Ekuitas pada tahun 2012: Pembagian dividen Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan Saldo per 30 Juni 2012
24 22, 23 34,500,000,000
575,000,000
6,900,000,000
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
5
PT BERLINA Tbk LAPORAN ARUS KAS (TIDAK DIAUDIT) UNTUK BULAN-BULAN YANG BERKAHIR PADA 30 JUNI 2012 DAN 2011
30 JUNI 2012 Rp
30 JUNI 2011 Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan
402,282,750,861 (325,809,010,500)
Kas dihasilkan dari operasi Pembayaran bunga dan beban keuangan Pembayaran pajak penghasilan Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi
332,802,250,181 (252,327,787,102)
76,473,740,361
80,474,463,079
(14,523,796,676) (9,483,383,372)
(12,127,533,012) (9,327,909,865)
52,466,560,313
59,019,020,202
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian Efek Penjualan Efek Pendapatan bunga Hasil penjualan aset tetap Hasil penjualan aset tetap transaksi sewa pembiayaan dijual dan disewa kembali Perolehan aset tetap Kenaikan uang muka pembelian aset tetap
193,079,354 684,454
(21,631,617,400) 828,512,780 97,328,669 251,010,909
15,651,575,000 (22,969,726,757) (14,565,786,158)
(33,014,514,292) (8,287,878,456)
Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi
(21,690,174,107)
(61,757,157,790)
161,522,447,616 (172,513,704,085) (9,925,855,488) (2,000,000,000)
225,193,571,562 (228,019,445,366) (3,983,738,893) (750,000,000)
(22,917,111,957)
(7,559,612,697)
7,859,274,249
(10,297,750,285)
39,517,297,062
41,505,927,942
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan pinjaman bank Pembayaran pinjaman bank Pembayaran hutang sewa pembiayaan Pembayaran manfaat pensiun Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Pendanaan KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN Perubahan kurs mata uang asing
(253,116,595)
(370,225,327)
TOTAL KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
47,123,454,716
30,837,952,330
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Penambahan aset tetap melalui: Hutang pembelian aset Hutang sewa pembiayaan Uang muka tahun lalu
26,367,519,167 7,148,634,096
11,859,526,240 325,227,640 16,177,302,817
Penurunan nilai aset tetap melalui: Penghapusbukuan
(54,103,467)
-
Penambahan keuntungan ditangguhkan atas transaksi penjualan aset tetap dan disewagunausahakan kembali
343,576,336
-
Penambahan (penurunan) investasi sementara melalui: Bunga dan dividen Keuntungan (kerugian) belum realisasi Keuntungan (kerugian) selisih kurs yang belum terealisasi
20,319,393 340,551,239 41,200,000
101,847,871 (56,116,147) (36,887,528)
Penambahan (penurunan) pinjaman bank melalui Pelunasan hutang dagang Kerugian (keuntungan) selisih kurs yang belum terealisasi
11,170,526,502 3,471,241,259
(1,247,808,079)
Penambahan (penurunan) hutang sewa pembiayaan melalui Kerugian (keuntungan) selisih kurs yang belum terealisasi
1,543,768,202
(1,083,116,367)
Penambahan hutang sewa pembiayaan melalui Pembiayaan langsung
-
Penambahan hutang dividen yang belum dibayarkan tahun ini
12,420,000,000
6
14,628,304,855 -
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) 1.
UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT Berlina Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-undang No. 12 tahun 1970 dan perubahan yang terakhir Undang-undang No. 25 tahun 2007, berdasarkan akta No. 35 tanggal 18 Agustus 1969 dari Julian Nimrod Siregar Gelar Mangaradja Namora S.H, notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. Y.A. 5/423/18 tanggal 12 Desember 1973 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 37 tanggal 10 Mei 1977. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris No. 14 tanggal 4 Juli 2008 dari Dyah Ambarwaty Setyoso. S.H, notaris di Surabaya. Mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusannya No. AHU-93754.AH.01.02. tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008 serta diumumkan dalam lembaran Berita Negara No. 92 tanggal 16 Nopember 2010. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Gedung Tifa Lt. 5, JI. Kuningan Barat 26, Jakarta Selatan. Berdasarkan Akta No. 9 tanggal 24 Juni 2011, keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, kantor pusat Perusahaan dipindahkan ke Jl. Jababeka Raya Blok E No. 1217, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi. Perusahaan mempunyai pabrik yang berlokasi di Pandaan (Jawa Timur), Tangerang (Banten) dan Cikarang (Jawa Barat). Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi industri plastik dan industri lainnya yang menggunakan bahan pokok plastik dan fiber glass. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1970. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan luar negeri. Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata 648 karyawan untuk tahun 2012 dan 685 karyawan untuk tahun 2011. Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (grup) yang dimiliki PT. Dwi Satrya Utama. Sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tertanggal 21 Juni 2012 dan 19 Nopember 2010 yang mana telah di notarialkan oleh Notaris Dyah Guntari, SH masing-masing dengan akte No. 32 dan No. 8, maka susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
2012 Presiden Komisaris Komisaris
: :
2011
Lisjanto Tjiptobiantoro Oei Han Tjhim
Lisjanto Tjiptobiantoro Oei Han Tjhim
Komisaris Independen :
Tjipto Surjanto Antonius Hanifah Komala
Tjipto Surjanto Antonius Hanifah Komala
Presiden Direktur Direktur
Lim Eng Khim Lukman Sidharta Jonny Wijaya
Lim Eng Khim Lukman Sidharta Lioe Cu Ling
: :
Pada tanggal 6 Oktober 2011, Lioe Cu Ling telah mengundurkan diri sebagai Direktur Perusahaan.
7
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 1.
U M U M (Lanjutan) Pada tanggal 19 Juni 2009, Dewan Komisaris telah menyetujui pembentukan Komite Audit. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011, susunan Komite Audit sebagai berikut :
Ketua Anggota
: :
2012
2011
Tjipto Surjanto Oei Wahyu Soetjahya Kusuma Hady
Tjipto Surjanto Rudy Kurniawan Maria Sari Liana
Pada tanggal 31 Agustus 2010, Rudy Kurniawan telah mengundurkan diri sebagai anggota Komite Audit Perusahaan dan telah digantikan oleh Oei Wahyu Soetjahya Kusuma. Pada tanggal 1 April 2011, Maria Sari Liana telah mengundurkan diri sebagai anggota Komite Audit Perusahaan dan telah digantikan oleh Hady. b. Entitas Anak Perusahaan memiliki saham Entitas Anak sebagai berikut :
Anak Perusahaan
PT Lamipak Primula Indonesia (LPI)
Domisili
Jenis Usaha
Sidoarjo, Jawa Timur
Industri laminasi plastik dan kemasan
Tahun Operasi Komersial
Hefei Paragon Plastic Packaging Co. Ltd. (HPPP)
Hefei, China Industri botol & cap plastik dan sikat gigi
Berlina Singapore Pte. Ltd. (BPL)
Singapura, Singapura
Industri plastik dan perdagangan umum
Persentase Pemilikan 2012 2011
Jumlah Aset Sebelum Eliminasi 30 Juni 2012 31 Desember 2011 Rp Rp
1986
70%
70%
159,836,867,736
146,194,297,196
2004
100%
100%
222,245,808,455
171,948,059,930
-
100%
100%
128,649,628
149,071,082
Pada tanggal 20 Januari 2009, Perusahaan mendirikan Berlina Pte Ltd. Singapura (BPL) dengan kepemilikan 100%. c. Penawaran Umum Saham Perusahaan Saham Pada tanggal 12 September 1989, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan dengan suratnya No. SI-048/SHM/MK-10/1989, untuk melakukan penawaran umum atas saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 15 Nopember 1989 saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 21 Juni 1993, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. 0154/PM/1993, untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 17.250.000 saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 22 Juli 1993. Pada tanggal 7 Agustus 2008, Perusahaan menetapkan pelaksanaan pemecahan nilai nominal saham dari Rp 500 per saham menjadi Rp 250 per saham. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, seluruh saham Perusahaan sejumlah 138.000.000 saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
8
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 2.
PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN INTERPRETASI STÁNDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) a. Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan Pada tahun berjalan, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK revisi berikut ini yang berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011: • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan PSAK 2 (revisi 2009): Laporan Arus Kas PSAK 3 (revisi 2010): Laporan Keuangan Interim PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 5 (revisi 2009): Segmen Operasi PSAK 7 (revisi 2010): Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi PSAK 8 (revisi 2010): Peristiwa Setelah Periode Pelaporan PSAK 12 (revisi 2009): Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK 15 (revisi 2009): Investasi pada Entitas Asosiasi PSAK 19 (revisi 2010): Aset Takberwujud PSAK 22 (revisi 2010): Kombinasi Bisnis PSAK 23 (revisi 2010): Pendapatan PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ISAK 7 (revisi 2009): Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ISAK 9: Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purna Operasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan ISAK 11: Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik ISAK 12: Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer ISAK 14: Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web ISAK 17: Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
b. Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012: • PSAK No. 10 (Revisi 2010): Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing • PSAK No. 13: Properti Investasi • PSAK No. 16: Aset Tetap • PSAK No. 24 (Revisi 2010): Imbalan Kerja • PSAK No. 26: Biaya Pinjaman • PSAK No. 28: Akuntansi Asuransi Kerugian • PSAK No. 30: Sewa • PSAK No. 33: Aktivitas Pengelupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum • PSAK No. 34 (Revisi 2010): Akuntansi Kontrak Konstruksi • PSAK No. 46 (Revisi 2010): Akuntansi Pajak Penghasilan • PSAK No. 50 (Revisi 2010): Instrumen Keuangan:Penyajian 9
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 2.
PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN INTERPRETASI STÁNDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) (Lanjutan) b. Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan (Lanjutan) • • • • • • • • • • • • • •
PSAK No. 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran PSAK No. 56: Laba per Saham PSAK No. 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan PSAK No. 62: Kontrak Asuransi PSAK No. 64: Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral ISAK No. 15: Batas Aset Manfaat Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya ISAK No. 16: Perjanjian Konsesi Jasa ISAK No. 20: Pajak Penghasilan – Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham ISAK No. 22: Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan ISAK No. 23: Sewa Operasi – Insentif ISAK No. 24: Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa ISAK No.25: Hak atas Tanah ISAK No. 26: Penilaian Ulang Derivative Melekat PPSAK No.11: Pencabutan PSAK No.39 (Akuntansi Kerjasama Operasi)
Standar dan interpretasi baru/revisi ini merupakan hasil konvergensi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards). Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi terhadap laporan keuangan konsolidasian. 3.
KEBIJAKAN AKUNTANSI Kebijakan akuntansi utama yang diterapkan dalam konsolidasian adalah seperti dijabarkan di bawah ini:
penyusunan
laporan
keuangan
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian ini telah disusun sesuai dengan menggunakan prinsip dan praktek pelaporan akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan, Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. VIII.G7. tanggal 13 Maret 2000, dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Bapepam bagi perusahaan manufaktur yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp), dan laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali untuk beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masingmasing akun tersebut. Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung (directmethod) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
10
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 3.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian (Lanjutan) Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: -
Nilai aset dan liabilitas dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian.
- Jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. b. Prinsip-prinsip Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (Entitas Anak). Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan keuangan dan operasional dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Pengendalian juga dianggap ada apabila induk Perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak lebih dari 50% hak suara. Pada saat akuisisi, aset dan liabilitas Entitas Anak diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi dengan mengunakan metode garis lurus selama 10-20 tahun karena aset Entitas Anak dapat memberikan manfaat kepada Perusahaan selama masa tersebut. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22 (Revisi 2010) “Kombinasi bisnis”, goodwill yang diperoleh dari kombinasi bisnis sebelum 1 Januari 2011 untuk dihentikan amortisasinya sejak awal tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. Kepentingan nonpengendali (dahulu disebut Hak minoritas) terdiri dari jumlah kepemilikan pada tanggal terjadinya penggabungan usaha dan bagian minoritas dari perubahan ekuitas sejak tanggal dimulainya penggabungan usaha. Kerugian yang menjadi bagian minoritas yang melibihi hak minoritas dialokasikan kepada bagian induk perusahaan. Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan Entitas Anak agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan. Seluruh transaksi, saldo, penghasilan dan beban antar perusahaan dieliminasi saat konsolidasi. c. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan dan LPI, diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksitransaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal Laporan Posisi Keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif tahun yang bersangkutan.
11
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 3.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) c. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing (Lanjutan) Pembukuan HPPP diselenggarakan dalam mata uang Renminbi China (Rmb) dan BPL dalam mata uang Dolar Singapura (SGD). Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas HPPP dan BPL pada tanggal Laporan Posisi Keuangan (dahulu neraca) dijabarkan kedalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal Laporan Posisi Keuangan. Penambahan dan pelepasan aset tetap dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs rata-rata. Pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata pada tahun yang bersangkutan. Penyesuaian selisih kurs karena penjabaran tersebut disajikan sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lainnya dan komponen ekuitas lainnya. d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Dalam menjalankan aktivitas operasinya, Perusahaan dan Entitas Anak melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 (Revisi 2010) “Pengungkapan pihak-pihak berelasi”, yang dimaksud dengan pihak-pihak yang berelasi sebagai berikut: 1) Perusahaan baik langsung maupun melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries); 2) Perusahaan asosiasi; 3) Perorangan yang memiliki baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan pelapor); 4) Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan pelapor, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan 5) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) dan (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan pelapor. Semua transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi normal sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian. e. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Efektif mulai tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, PSAK No. 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pegukuran”, yang menggantikan PSAK 50, “Akuntansi Investasi Efek Tertentu” dan PSAK 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”.
12
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 3.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) e. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) PSAK 50 (Revisi 2006), berisi persyaratan penyajian dari instrument keuangan dan mengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrument keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut. PSAK 55 (Revisi 2006) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan item nonkeuangan. SAK ini, antara lain, menyediakan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrument keuangan pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai. 1. Aset Keuangan Pengakuan awal Aset keuangan dalam lingkup PSAK 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVPL), pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo (HTM), atau aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS), mana yang sesuai. Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap akhir periode keuangan. Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang tidak diukur pada FVPL, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan pengiriman aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku dipasar (perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan dan Entitas Anak berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut. Aset keuangan Perusahaan dan Entitas Anak meliputi kas dan setara kas, piutang lainnya dan aset keuangan lancar dan tidak lancar lainnya. Pengakuan setelah pengakuan awal Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: -
Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai harga di pasar aktif. Aset keuangan tersebut diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) dengan menggunakan metode suku bunga efektif (effective interest rate). Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, demikian juga pada saat proses amortisasi. Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, piutang pihak berelasi, aset keuangan lancar lainnya, piutang jangka panjang dan aset keuangan tidak lancar lainnya Perusahaan termasuk dalam kategori ini.
13
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 3.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) e. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) 2. Liabilitas Keuangan Pengakuan awal Liabilitas keuangan dalam lingkup PSAK 55 (Revisi 2006) dapat dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman dan hutang, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrument lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi liabilitas keuangan mereka pada saat pengakuan awal. Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar FVPL dan, dalam hal pinjaman dan hutang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Liabilitas keuangan Perusahaan dan Entitas Anak meliputi hutang bank, hutang usaha, hutang pajak, hutang pembelian aset tetap dan hutang lainnya, biaya yang masih harus dibayar, hutang jangka panjang, hutang pihak berelasi, instrumen keuangan derivatif dan liabilitas keuangan lancar dan tidak lancar lainnya. Pengukuran setelah pengakuan awal Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut : - Pinjaman dan hutang Setelah pengakuan awal, pinjaman dan hutang yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi. 3. Saling hapus dari instrument keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam Laporan Posisi Keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat niat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan. 4. Nilai wajar instrument keuangan Nilai wajar instrument keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga penawaran di pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang berkeinginan dan memahami (recent arm’s length market transactions); penggunaan nilai wajar terkini instrument lain yang secara substansial sama; analisa arus kas yang didiskonto; atau model penilaian lain. Penyesuaian Risiko Kredit Perusahaan dan Entitas Anak menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak lawan antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam menentukan nilai wajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit Perusahaan dan Entitas Anak terkait dengan instrument harus diperhitungkan. 14
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 3.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) e. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) 5. Biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan Amortisasi atas biaya perolehan dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premi atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
6. Penurunan nilai dari aset keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan Perusahaan dan Entitas Anak mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. -
Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan dan Entitas Anak menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka mereka memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan secara kolektif. Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan dan piutang yang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini. Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pendapatan bunga tetap diakui berdasarkan nilai tercatat yang telah dikurangi, berdasarkan suku bunga efektif aset tersebut. Pinjaman yang diberikan dan piutang, bersama-sama dengan penyisihan terkait, akan dihapuskan pada saat tidak terdapat kemungkinan pemulihan di masa depan yang realistik dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Perusahaan dan Entitas Anak. Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jika penghapusan kemudian dipulihkan, maka pemulihan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
15
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 3.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) e. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) 7. Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan Aset Keuangan Aset keuangan (atau nama yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut telah berakhir; atau (2) Perusahaan telah mentransfer hak mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan material kepada pihak ketiga dalam perjanjian “pass-through”; dan baik (a) Perusahaan telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut. Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru, dan selisih antara nilai tercatat masingmasing liabilitas diakui dalam laporan laba rugi. f. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank, cerukan (bank overdraft) dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. g. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontijensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. h. Investasi Investasi dalam efek yang tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui langsung dalam ekuitas sampai pada saat efek tersebut dijual atau telah terjadi penurunan nilai. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas dibebankan dalam laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Efek yang tersedia untuk dijual yang dimiliki sementara disajikan sebagai investasi sementara. Untuk menghitung laba atau rugi komprehensif konsolidasian yang direalisasi, biaya perolehan efek ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang.
16
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 3.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) i. Piutang Usaha Piutang usaha disajikan sebesar jumlah bersih setelah dikurangi dengan penyisihan piutang tidak tertagih, yang diestimasi berdasarkan penelaahan atas kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih.
j. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan penelahaan terhadap masing-masing akun piutang pada akhir tahun.
k. Persediaan Efektif tanggal 1 Januari 2009, PSAK No. 14 (Revisi 2008) atas “Persediaan” menggantikan PSAK No. 14 (1994). Berdasarkan PSAK No.14 tersebut, Barang jadi, bahan baku dan supplies dan pekerjaan dalam proses diakui sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak. Harga perolehan barang jadi dan pekerjaan dalam proses terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya-biaya langsung lainnya dan biaya overhead yang terkait dengan produksi (berdasarkan kapasitas operasi normal). Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya penjualan. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode masuk pertama keluar pertama, sedangkan HPPP (Entitas Anak) menggunakan metode rata-rata tertimbang. l. Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. m. Aset Tetap - Pemilikan Langsung Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aset Tetap dan Aset Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”. Perusahaan dan Entitas Anak yang telah melakukan revaluasi aset tetap sebelum penerapan PSAK No. 16 (Revisi 2007) dan memilih model biaya, maka nilai revaluasi aset tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan dan biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK No. 16 (Revisi 2007) diterbitkan. Seluruh saldo selisih nilai revaluasi aset tetap yang masih dimiliki pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007) yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam posisi keuangan konsolidasian sebesar Rp 43.680.800 telah direklasifikasi ke saldo laba konsolidasian pada tahun 2008. Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya.
17
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 3.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) m. Aset Tetap - Pemilikan Langsung (Lanjutan) Perusahaan Aset tetap, kecuali tanah, digolongkan dan disusutkan dengan menggunakan metode dan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut : Masa Manfaat
Golongan Bangunan Bukan bangunan : Golongan I
Metode Penyusutan
Persentase Penyusutan
20 tahun
Garis lurus
5%
Tidak lebih dari 4 tahun
Saldo menurun ganda (double declining balance method) Saldo menurun ganda (double declining balance method) Saldo menurun ganda (double declining balance method)
50%
Golongan II
4-8 tahun
Golongan III
8-16 tahun
25%
12,5%
Entitas Anak Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut : Tahun Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Inventaris dan peralatan kantor Kendaraan
20 2 - 10 3- 5 2- 5
Entitas Anak (HPPP), tanah disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus selama 50 tahun. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya. Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari hutang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.
18
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 3.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) n. Sewa Sebelum tanggal 1 Januari 2008, transaksi sewa pembiayaan diakui dengan menggunakan metode financial lease jika memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut : 1) Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa pembiayaan pada akhir masa sewa pembiayaan dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa pembiayaan. 2) Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa dapat menutup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewa pembiayaan beserta bunganya sebagai keuntungan perusahaan sewa pembiayaan. 3) Masa sewa pembiayaan minimum dua tahun. Transaksi sewa yang tidak memenuhi salah satu kriteria tersebut di atas dibukukan dengan menggunakan metode sewa menyewa biasa (operating lease method) dan pembayaran sewa diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan dasar garis lurus selama masa sewa pembiayaan. Efektif tanggal 1 Januari 2008, PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa” menggantikan PSAK No. 30 (1990) ”Akuntansi Sewa pembiayaan”. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Perusahaan mengakui aset dan liabilitas dalam posisi keuangan konsolidasian pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Dalam sewa operasi, Perusahaan dan Entitas Anak mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa. Transaksi jual dan sewa-balik harus diperlakukan sebagai 2 (dua) transaksi yang terpisah. Selisih lebih antara harga jual dan nilai tercatat aset harus diakui sebagai keuntungan atau kerugian selama periode berjalan jika sewa-balik adalah sewa operasi. Apabila sewa-balik adalah sewa pembiayaan, keuntungan ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa atau jika kerugian akan diakui pada periode berjalan. Pada saat penerapan PSAK revisi ini, Perusahaan memilih untuk menerapkan PSAK revisi ini secara prospektif. Perusahaan menentukan saldo yang terkait dengan transaksi sewa pembiayaan yang sudah ada sebelum tanggal 1 Januari 2008 telah tepat.
19
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 3.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) o. Pengakuan Pendapatan dan Beban Penjualan diakui pada saat penyerahan barang dan hak kepemilikannya berpindah kepada pelanggan. Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis). p. Imbalan Pasca Kerja Perusahaan dan Entitas Anak (LPI) memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Pendanaan untuk imbalan ini dilakukan melalui sebuah perusahaan asuransi. Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian akturial bersih yang belum diakui yang melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini imbalan pasti dan 10% nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garus lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, biaya jasa lalu yang belum diakui dan nilai wajar aset program. q. Pajak Penghasilan Beban Pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan, kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini.
20
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 3.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) r. Laba (Rugi) per Saham Dasar Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. s. Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian. Bentuk pelaporan segmen adalah segmen operasi yang disajikan secara terpisah mengenai informasi tentang produk dan jasa, wilayah geografis, dan pelanggan utama. Segmen operasi adalah komponen perusahaan: 1. Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); 2. Hasil operasinya dikaji secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan 3. Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Aset dan liabilitas yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.
4.
KAS DAN SETARA KAS
30 Juni 2012 Rp Kas Bank Rupiah Deutsche Bank AG PT Bank Central Asia, Tbk. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia PT Bank Mandiri, Tbk. PT Bank CIMB Niaga, Tbk PT Bank OCBC NISP, Tbk (dahulu PT Bank Overseas Chinese Banking Corporation - Indonesia) PT Bank DBS Indonesia Dilanjutkan
21
31 Desember 2011 Rp
204,022,637
218,854,744
18,227,173,852 4,935,712,276
6,629,526,667 3,958,999,988
3,626,933,840 298,967,763 469,190,852
5,597,606,254 660,060,563 711,414,029
77,955,100 80,563,696
96,252,103 80,599,696
27,716,497,379
17,734,459,300
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 4.
KAS DAN SETARA KAS (LANJUTAN)
30 Juni 2012 Rp Dilanjutkan
27,716,497,379
17,734,459,300
2,215,949,956 1,352,000,168
242,548,687 6,612,920
1,091,869,049 502,443,792 425,654,654 146,259,715
987,769,714 310,909,347 221,583,925 210,091,776
141,302,149 94,726,688 79,727,346 54,035,147 -
104,743,471 74,986,757 51,722,058 110,081
6,777,302,445 5,926,283,411
3,531,323,408 10,581,665,722
338,940,918 1,632,177
4,814,906,150 38,383,923
44,473,138
74,084,326
10,333,948
167,667,525
46,919,432,080
39,153,569,090
Dollar AS The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Cina Bank International Ningbo The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia Deutsche Bank AG PT Bank Mandiri, Tbk. - Indonesia PT Bank CIMB Niaga, Tbk PT Bank OCBC NISP, Tbk (dahulu PT Bank Overseas Chinese Banking Corporation - Indonesia) PT Bank Mandiri, Tbk. - Cina (Cabang Shanghai) Overseas Chinese Banking Corporation Limited - Singapore PT Bank DBS Indonesia Industrial and Commercial Bank of China - Cina Renminbi Cina Citibank N.A. Industrial and Commercial Bank of China - Cina The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Cina Hui Shang Bank Dollar Singapura Overseas Chinese Banking Corporation Limited - Singapore Euro The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia Jumlah Bank
31 Desember 2011 Rp
Deposito Berjangka Renminbi Cina Industrial and Commercial Bank of China - Indonesia
-
Jumlah Deposito Berjangka
144,873,228 -
Jumlah Kas dan Setara Kas
47,123,454,717
Tingkat suku bunga per tahun Deposito Berjangka Renminbi Cina
-
Tidak terdapat saldo kas dan setara kas kepada pihak berelasi.
22
144,873,228 39,517,297,062
0.65%
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 5.
INVESTASI SEMENTARA 30 Juni 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
Investasi melalui manajer investasi Investasi langsung
3,636,089,808 1,685,263,564
3,250,600,416 1,668,682,325
Jumlah
5,321,353,372
4,919,282,741
Investasi melalui Manajer Investasi Merupakan investasi yang dilakukan melalui manajer investasi sebagai berikut : 30 Juni 2012 Rp Perusahaan PT Samuel Sekuritas Indonesia PT Lautandhana Securindo
2,609,518,264 381,244,295
Entitas Anak (LPI) PT Lautandhana Securindo
-
31 Desember 2011 Rp 2,589,231,466 1,058,530 380,153,170
Jumlah Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi
2,990,762,559 645,327,249
2,970,443,166 280,157,250
Jumlah
3,636,089,808
3,250,600,416
Perusahaan dan LPI menunjuk PT Samuel Aset Manajemen sebagai manajer investasi dengan wewenang penuh pada obligasi Surat Utang Negara dan saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Masa investasi adalah satu (1) tahun dan diperpanjang kembali secara otomatis, kecuali bila ada pembatalan secara tertulis oleh Perusahaan dan LPI (Entitas Anak). Pada tahun 2011, Perusahaan dan LPI telah menghentikan kerjasama dengan PT Samuel Aset Manajemen. Pada tahun 2009, Perusahaan dan LPI menunjuk PT Lautandhana Securindo untuk mengelola dana dalam bidang investasi surat berharga di pasar modal. Pada tahun 2010, Perusahaan menunjuk PT Samuel Sekuritas Indonesia sebagai manajer investasi dengan wewenang penuh pada obligasi Surat Utang Negara dan saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Masa investasi adalah satu (1) tahun dan diperpanjang kembali secara otomatis, kecuali bila ada pembatalan secara tertulis oleh Perusahaan. Investasi Langsung 30 Juni 2012 Rp Entitas Anak (LPI) Obligasi Obligasi NISP Subordinasi II tahun 2008 Reksadana DBS Investec GEF
31 Desember 2011 Rp
1,000,000,000
1,000,000,000
948,000,000
906,800,000
Jumlah Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi
1,948,000,000 (262,736,436)
1,906,800,000 (238,117,675)
Nilai wajar
1,685,263,564
1,668,682,325
23
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 5.
INVESTASI SEMENTARA (LANJUTAN) Mutasi keuntungan pemilikan efek yang belum direalisasi : 30 Juni 2012 Rp
6.
31 Desember 2011 Rp
Saldo awal Keuntungan (kerugian) bersih nilai efek
42,039,575 340,551,238
(248,306,766) 290,346,341
Saldo akhir
382,590,813
42,039,575
PIUTANG USAHA 30 Juni 2012 Rp a. Berdasarkan pelanggan: Pihak ketiga Pelanggan dalam negeri Pelanggan luar negeri
31 Desember 2011 Rp
120,036,372,188 13,225,273,622
118,933,564,320 14,040,146,109
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
133,261,645,810 -
132,973,710,429 (52,432,333)
Jumlah - bersih
133,261,645,810
132,921,278,096
102,317,172,242
106,434,800,612
17,965,916,947 6,280,070,196 2,002,844,717 4,695,641,708
16,362,502,396 5,663,638,675 2,985,452,611 1,527,316,135
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
133,261,645,810 -
132,973,710,429 (52,432,333)
Jumlah - bersih
133,261,645,810
132,921,278,096
119,776,105,426 11,774,762,516 1,460,848,962 249,928,906
118,815,135,823 13,602,669,778 555,904,828 -
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
133,261,645,810 -
132,973,710,429 (52,432,333)
Jumlah - bersih
133,261,645,810
132,921,278,096
52,432,333 (52,432,333) -
52,432,333
b. Berdasarkan umur (hari): Belum jatuh tempo Sudah jatuh tempo 1 s/d 30 hari 31 s/d 60 hari 61 s/d 90 hari > 90 hari
c. Berdasarkan mata uang: Rupiah Renminbi Cina Dollar AS Euro
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu Saldo awal Penghapusan Penambahan Saldo akhir
-
24
52,432,333
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 6.
PIUTANG USAHA (LANJUTAN) Perusahaan tidak memiliki piutang usaha kepada pihak berelasi. Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang tersebut diatas dapat ditagih sehingga tidak dibentuk penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang usaha. Sebagian piutang Perusahaan dan Entitas Anak digunakan sebagai jaminan sehubungan dengan fasilitas hutang bank yang diperoleh dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia. PT. Mandiri (Persero), Tbk, (Catatan 14), Citibank N.A., China dan Deutsche Bank AG (Catatan 33e).
7.
PIUTANG LAIN-LAIN 30 Juni 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
Piutang karyawan Piutang klaim Piutang rebate pemasok Piutang klaim asuransi Piutang uang muka mould Piutang lainnya
763,194,039 123,090,736 94,572,726 30,165,277 5,719,723,960
153,154,846 47,739,111 122,500,000 10,202,778,970
Jumlah
6,730,746,738
10,526,172,927
Perusahaan tidak memiliki piutang lain-lain kepada pihak berelasi. Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang lain-lain tersebut diatas dapat ditagih sehingga tidak dibentuk penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang lain-lain. 8.
PERSEDIAAN 30 Juni 2012 Rp Bahan baku Barang jadi Bahan pembantu dan pembungkus Barang teknik, bahan bakar dan mould Barang dalam proses Barang dalam perjalanan Dikurangi: Penyisihan penurunan nilai persediaan
28,619,425,839 23,766,204,037 20,437,485,276 17,179,060,410 16,143,022,245 2,038,714,191 -
Jumlah - bersih
31 Desember 2011 Rp 26,876,068,397 25,729,694,405 11,577,277,768 14,655,250,031 15,215,089,021 333,271,155 (823,442,172)
108,183,911,998
93,563,208,605
823,442,172 (1,289,727,475) 466,285,303
115,000,000 (115,000,000) 823,442,172
Mutasi penyisihan penurunan nilai persediaan Saldo awal Penghapusan Penambahan Saldo akhir
-
823,442,172
Sebagian persediaan di atas, milik HPPP masing-masing sebesar Rp 28.515.882.336 untuk tahun 2012 dan Rp 22.567.516.958 tahun 2011, ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.
25
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 8.
PERSEDIAAN (LANJUTAN) Seluruh persediaan milik Perusahaan dan Entitas Anak telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan rata-rata sebesar Rp 66.289.727.858 dan Rmb 6.000.000 untuk tahun 2012 dan Rp 67.180.394.104 dan Rmb 5.000.000 untuk tahun 2011, yang merupakan 75% dari nilai rata-rata persediaan dan akan disesuaikan setiap akhir tahun berdasarkan nilai persediaan aktual. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang dialami Perusahaan dan Entitas Anak. Sebagian persediaan Perusahaan dan Entitas Anak digunakan sebagai jaminan sehubungan dengan fasilitas hutang bank yang diperoleh dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia, PT Bank Mandiri (Persero), Tbk, dan PT OCBC NISP, Tbk (dahulu PT Bank Overseas Chinese Banking Corporation Indonesia) (Catatan 14).
9.
PAJAK DIBAYAR DIMUKA 30 Juni 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
Entitas Anak: Pajak Pertambahan Nilai
3,106,513,082
291,841,944
Jumlah
3,106,513,082
291,841,944
10. PIUTANG PADA PIHAK YANG BERELASI Merupakan piutang kepada PT Samolin Surya (SS) sejak tahun 1989 yang timbul dari pemberian pinjaman modal kerja dan pembayaran biaya terlebih dahulu. Piutang tersebut tidak dikenakan bunga serta tanpa jaminan dan tidak ditentukan jadual pengembaliannya (Catatan 30). Rincian Piutang adalah sebagai berikut : 30 Juni 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
PT Samolin Surya Dikurangi: Penyisihan piutang ragu-ragu
5,257,835,048
5,257,835,048
(3,003,135,047)
(3,003,135,047)
Jumlah - bersih
2,254,700,001
2,254,700,001
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu Saldo awal Penambahan penyisihan
3,003,135,047 -
3,003,135,047 -
Saldo akhir
3,003,135,047
3,003,135,047
Perusahaan juga mempunyai penyertaan saham pada SS sejumlah 48% dengan harga perolehan sebesar Rp 360.000.000, yang telah bersaldo nihil karena investasinya telah mengalami akumulasi kerugian di atas biaya perolehannya. Saat ini manajemen Perusahaan (sebagai pemegang saham SS) sedang mempelajari berbagai alternatif yang tepat untuk menyelesaikan piutang SS. Adapun aset tetap SS saat ini yang berupa tanah, bangunan, mesin dan kendaraan telah dikuasai oleh Perusahaan.
26
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 10. PIUTANG PADA PIHAK YANG BERELASI (LANJUTAN) Piutang kepada PT Samolin Surya (SS) merupakan piutang yang timbul sejak tahun 1989 sehubungan dengan pemberian pinjaman modal kerja dan pembayaran beban terlebih dahulu. Piutang tersebut tidak dikenakan bunga sejak tahun 2002 serta tanpa jaminan dan tidak ditentukan jadual pengembaliannya. Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut.
11. ASET TETAP
Biaya perolehan: Pemilikan langsung Hak atas tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Kendaraan bermotor Inventaris dan peralatan kantor Aset sewa pembiayaan Mesin dan perlengkapan Kendaraan bermotor Inventaris dan peralatan kantor Aset dalam penyelesaian Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Inventaris dan peralatan kantor Jumlah Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung Hak atas tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Kendaraan bermotor Inventaris dan peralatan kantor Aset sewa pembiayaan Mesin dan perlengkapan Kendaraan bermotor Inventaris dan peralatan kantor
1 Januari 2012 Rp
Penambahan Rp
34,589,453,000 56,551,590,714 402,693,710,959 3,993,089,461
1,819,705,102 36,056,127,066 -
(16,121,098,320) -
735,644,120 1,149,868,825 4,361,604,328 20,649,040
1,648,520,499 25,341,851,904 26,800,000
35,325,097,120 61,169,685,140 452,332,195,937 4,040,538,501
37,880,175,922
703,985,725
(7,070,187)
88,072,026
267,886,500
38,933,049,986
66,021,982,713 404,359,640
15,651,575,000 -
-
-
(2,128,978,100) -
79,544,579,613 404,359,640
-
-
-
(13,970,000)
29,800,708
829,494,126 188,096
(1,305,112,964) (23,532,178,393)
27,362,115,537 10,871,735,079
-
(304,819,446)
43,770,708 14,716,245,464 29,693,262,635
13,121,488,911 4,764,566,208
Pengurangan Rp
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan Rp
(54,103,467)
30 Juni 2012 Rp
376,608,445
20,007,003
646,964,249,661
72,137,455,015
(16,182,271,974)
7,185,520,561
266,096,395 13,549,321,680 249,559,345,409 3,447,607,528
180,160,735 1,327,048,480 14,901,101,753 102,211,279
(804,408,003) -
15,627,877 54,159,932 1,941,560,779 13,437,921
1,109,980,035 -
461,885,007 14,930,530,092 266,707,579,973 3,563,256,728
28,372,001,736
1,360,876,146
(6,363,168)
29,309,728
37,960,162
29,793,784,604
15,798,393,903 88,311,278
3,696,985,501 50,544,954
-
(1,109,980,035) -
18,385,399,369 138,856,232
-
(37,960,162)
35,264,004
2,696,158
Jumlah
311,116,341,933
21,621,625,006
Jumlah tercatat
335,847,907,728
-
Reklasifikasi Rp
(810,771,171)
2,054,096,237
-
-
91,796,002 710,104,953,263
333,981,292,005 376,123,661,258
27
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 11. ASET TETAP (LANJUTAN)
Biaya perolehan: Pemilikan langsung Hak atas tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Kendaraan bermotor Inventaris dan peralatan kantor Aset sewa Mesin dan perlengkapan Kendaraan bermotor Inventaris dan peralatan kantor Aset dalam penyelesaian Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Inventaris dan peralatan kantor Jumlah Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung Hak atas tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Kendaraan bermotor Inventaris dan peralatan kantor Aset sewa Mesin dan perlengkapan Kendaraan bermotor Inventaris dan peralatan kantor
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan Rp
1 Januari 2011 Rp
Penambahan Rp
16,849,693,313 26,088,488,425 362,018,433,759 4,636,612,786
3,730,396,829 15,021,400,436 57,658,214,233 186,764,872
(372,150,306) (858,636,671)
1,117,664,786 1,701,776,098 5,510,873,253 28,348,474
12,891,698,072 13,739,925,755 (22,121,659,980) -
34,589,453,000 56,551,590,714 402,693,710,959 3,993,089,461
32,615,062,218
5,145,518,366
(90,007,125)
133,190,516
76,411,947
37,880,175,922
37,590,421,889 -
404,359,640
81,464,520 26,650,323,827 9,386,298,797
14,188,717,893 27,166,158,563
Pengurangan Rp
Reklasifikasi Rp
31 Desember 2011 Rp
-
-
28,431,560,824 -
66,021,982,713 404,359,640
-
-
(37,693,812)
43,770,708
(26,631,623,827) (6,309,900,844)
14,716,245,464 29,693,262,635
(549,293,881)
210,630,135
204,696,445
516,127,429,669
123,706,227,277
(1,870,087,983)
9,000,680,698
11,362,162,877 220,080,868,367 3,904,986,102
251,453,784 2,136,983,898 29,530,874,124 186,450,498
(372,150,306) (660,887,915)
14,642,611 50,174,905 2,467,241,449 17,058,843
(2,147,488,225) -
266,096,395 13,549,321,680 249,559,345,409 3,447,607,528
25,989,753,369
2,401,147,670
(90,007,125)
38,125,734
32,982,088
28,372,001,736
7,889,776,517 -
5,761,129,161 88,311,278
-
2,147,488,225 -
15,798,393,903 88,311,278
-
(32,982,088)
53,917,578
14,328,514
Jumlah
269,281,464,810
40,370,678,927
Jumlah tercatat
246,845,964,859
-
508,827,571 -
(1,123,045,346)
2,587,243,542
(38,718,135) -
376,608,445 646,964,249,661
-
35,264,004 311,116,341,933 335,847,907,728
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut : 30 Juni 2012 Rp Pemilikan langsung: Biaya pabrikasi Beban usaha Aset sewa guna usaha: Biaya pabrikasi Beban usaha Jumlah
28
30 Juni 2011 Rp
17,137,022,068 734,376,326
16,494,497,957 517,156,623
3,697,378,163 52,848,449
2,629,006,342 44,301,024
21,621,625,006
19,684,961,946
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 11. ASET TETAP (LANJUTAN) Penjualan aset tetap sebagai berikut: 30 Juni 2012 Rp a. Penjualan aset tetap Harga perolehan aset tetap Akumulasi penyusutan aset tetap Nilai tercatat Harga jual Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap b. Penjualan aset tetap dan disewagunausahakan kembali Harga perolehan aset tetap Akumulasi penyusutan aset tetap Nilai tercatat Harga jual Kerugian atas transaksi penjualan aset tetap dan disewagunausahakan kembali Harga perolehan aset tetap Akumulasi penyusutan aset tetap Nilai tercatat Harga jual Kerugian atas transaksi penjualan aset tetap dan disewagunausahakan kembali
30 Juni 2011 Rp
7,070,187 (6,363,168) 707,019 684,454
893,257,125 (695,508,369) 197,748,756 251,010,909
(22,565)
53,262,153
6,935,585,258 (427,453,605) 6,508,131,653 6,499,440,000
-
(8,691,653)
-
9,185,513,062 (376,954,398) 8,808,558,664 9,152,135,000
-
343,576,336
-
Mesin dan perlengkapan dalam penyelesaian sedang dalam tahap instalasi yang dimiliki oleh Perusahaan dan diperkirakan akan selesai sekitar kuartal 3 dan 4 tahun 2012. Pada tanggal 30 Juni 2012 tingkat penyelesaian aset dalam penyelesaian tersebut rata-rata sekitar 30% - 70%. Pada tanggal 30 Juni 2012, sebagian aset tetap Perusahaan dan Entitas Anak berupa tanah dan bangunan, mesin, dan peralatan digunakan sebagai jaminan sehubungan dengan fasilitas hutang bank yang diperoleh dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia; The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Cina; PT Bank Mandiri (Persero), Tbk; PT Bank OCBC NISP, Tbk (dahulu PT Bank Overseas Chinese Banking Corporation Indonesia); dan Bank International Ningbo, China (Catatan 14). Sebagian Aset sewa pembiayaan digunakan sebagai jaminan untuk hutang sewa pembiayaan yang diperoleh dari PT Chandra Sakti Utama Leasing, PT Orix Finance Indonesia, PT Astra Internasional, dan PT Tifa Finance (Catatan 18). Pada tahun 2012, Perusahaan melakukan sewa pembiayaan aset tetap yang dijual dan disewagunausahakan kembali dengan PT Orix Finance Indonesia (Catatan 17 dan 18). Perusahaan dan Entitas Anak (LPI dan HPPP) memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Pandaan, Tangerang, Cikarang, Sidoarjo (Indonesia) dan Hefei (China) dengan Hak Legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 30 (tiga puluh) tahun yang akan jatuh tempo pada tahun 2013 sampai dengan 2034 (Indonesia) dan Hak Guna Tanah yang berjangka 50 (lima puluh) tahun yang akan jatuh tempo pada tahun 2059 (Cina). Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti yang memadai. Aset tetap kecuali tanah telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 50.283.816.354, US$ 52.267.350, dan Rmb 125.311.286 untuk tahun 2012; dan Rp 46.991.829.173, US$ 62.469.575 dan Rmb 79.943.855 untuk tahun 2011. 29
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 11. ASET TETAP (LANJUTAN) Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan atas nilai tercatat aset tetap tersebut.
12. GOODWILL - BERSIH Akun ini merupakan selisih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset bersih LPI (Entitas Anak) (Catatan 1b dan 3b). Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22 (Revisi 2010) “Kombinasi bisnis”, goodwill yang diperoleh dari kombinasi bisnis sebelum 1 Januari 2011 untuk dihentikan amortisasinya sejak awal tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011, total akumulasi amortisasi goodwill masing-masing sebesar Rp 10.280.845.796, dengan nilai perolehan sebesar Rp 11.878.145.205, sehingga nilai tercatat goodwill adalah sebesar Rp 1.597.299.409.
13. HUTANG PEMBELIAN ASET 30 Juni 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
Combitool Ltd Magic MP S.P.A Uniloy Milacron Germany Gmbh Kai Mei Plastic Machinery Co., Ltd. Taiyo Kikai Ltd ARBURG GmbH + Co KG KraussMaffei Technologies GmbH BEKUM Maschinenfabriken GmbH Ateliers Francois S.A. Sodick Singapore Pte., Ltd. Lain-lain (dibawah Rp 300 juta)
10,809,029,000 10,164,246,935 9,946,444,172 5,186,858,760 3,993,847,550 3,545,077,476 1,376,797,633 238,293,293
10,599,671,500 9,002,057,504 3,899,473,163 3,977,168,118 892,163,240 10,927,351,577 876,901,800 768,059,600 905,281,993
Jumlah
45,260,594,819
41,848,128,495
Perusahaan dan Entitas Anak (LPI dan HPPP) melakukan pembelian sebagian besar mesin dengan menggunakan fasilitas Letter of Credit (L/C) yang akan jatuh tempo dalam waktu 180 sampai dengan 720 hari. Perusahaan dan LPI menggunakan hutang sewa pembiayaan untuk membiayai sebagian besar pembayaran L/C untuk pembelian mesin yang telah jatuh tempo (Catatan 18).
30
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 14. HUTANG BANK 30 Juni 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
Hutang jangka pendek Perusahaan: The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia PT Bank OCBC NISP, Tbk (dahulu PT Bank Overseas Chinese Banking Corporation, Indonesia) PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.
24,891,638,672
27,189,522,652
13,820,376,288 6,196,104,300
17,959,413,859 6,032,029,022
Entitas Anak: The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Cina Bank International Ningbo The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia
11,445,794,302 5,358,247,680
19,903,582,800 4,298,396,580
Jumlah
61,712,161,242
80,072,355,785
Hutang jangka panjang Perusahaan: PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia
94,500,000,000
70,200,000,000
16,179,199,368
18,468,493,533
(44,691,199,368)
(32,105,280,804)
65,988,000,000
56,563,212,729
Bagian jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang
-
4,689,410,872
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Pada tanggal 23 Maret 2011, Perusahaan telah menandatangani perjanjian dengan PT Bank Mandiri (Persero), Tbk untuk pembiayaan kembali seluruh fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk. Fasilitas yang diperoleh Perusahaan antara lain: • Pinjaman Modal Kerja Revolving sebesar Rp 10.000.000.000 dengan jangka waktu 1 tahun; • Kredit Investasi 1 sebesar Rp 87.750.000.000, yang jatuh tempo pada 19 Desember 2014; • Kredit Investasi 2 – untuk pembiayaan belanja modal sebesar Rp 25.000.000.000 dengan jangka waktu 6 tahun; • Kredit Investasi 3 dan Letter of Credit (L/C) pembelian mesin sebesar Rp 37.000.000.000 (atau setara dalam mata uang US$) dengan jangka waktu 6 tahun; • Fasilitas L/C (sublimit T/R) pembelian bahan baku sebesar US$ 1.500.000 dengan jangka waktu 1 tahun; • Fasilitas Treasuri sebesar US$ 130.000 dengan jangka waktu 1 tahun; dan • Fasilitas Kartu Kredit Perusahaan dengan limit Rp 1.000.000.000. Fasilitas ini dijamin dengan jaminan sebagai berikut, terkecuali untuk fasilitas Kredit Investasi 2 dan 3 akan dijamin dengan mesin atau aset yang dibiayai: • Piutang Usaha sebesar Rp 33.000.000.000 (Catatan 6); • Persediaan sebesar Rp 14.500.000.000 (Catatan 8); • Mesin dan peralatan yang berlokasi di Pandaan dan Tangerang (Catatan 11); • Tanah dan bangunan (Catatan 11) - SHGB No. 175, berlokasi di Desa Tawangrejo, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur seluas 58.305 m2 atas nama PT Berlina, Tbk - SHGB No. 53, berlokasi di Desa Wangun Harja, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat seluas 39.915 m2 atas nama PT Berlina,Tbk; Dan
31
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 14. HUTANG BANK (LANJUTAN) PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. (Lanjutan) Pada tanggal 16 Maret 2012, Perusahaan telah memperoleh perpanjangan dan fasilitas pinjaman baru dari PT Bank Mandiri (Persero), Tbk sebagai berikut: • Pinjaman Modal Kerja Revolving sebesar Rp 10.000.000.000 dengan jangka waktu 1 tahun; • L/C (sublimit T/R) pembelian bahan baku sebesar US$ 2.500.000 dengan jangka waktu 1 tahun; • L/C untuk pembelian mesin dan tooling sebesar US$ 5.000.000 dengan jangka waktu hingga 22 Maret 2012; • Kredit Investasi Stand By (Baru) untuk pembiayaan mesin yang menggunakan fasilitas L/C pembelian mesin sebesar Rp. 45.000.000.000 untuk jangka waktu 4 tahun; • Pinjaman Transaksi Khusus sebesar Rp. 36.000.000.000 untuk jangka waktu 3 tahun; dan • Fasilitas Treasuri sebesar US$ 130.000 dengan jangka waktu hingga 11 Maret 2013 Pada tanggal 30 Juni 2012, saldo pinjaman Perusahaan masing-masing sebesar Rp 58.500.000.000 untuk Pinjaman Tetap, Rp 36.000.000.000 untuk Pinjaman Transaksi Khusus, dan Rp 6.196.104.300 untuk fasilitas T/R; dan tanggal 31 Desember 2011, saldo pinjaman Perusahaan masing-masing Rp 70.200.000.000 untuk Pinjaman Tetap, Rp 5.000.000.000 untuk Pinjaman Modal Kerja Revolving dan Rp 1.032.029.022 untuk fasilitas T/R. Hutang ini dibebankan dengan tingkat suku bunga mengambang sebesar 5,50% dan 10,50% per tahun masing-masing untuk mata uang Dollar Amerika Serikat dan Rupiah Indonesia.
Entitas Anak Pada tanggal 5 Juni 2012, HPPP telah menandatangi perjanjian dengan PT Bank Mandiri (Persero), Tbk., Cabang Shanghai, Cina, untuk pembiayaan fasilitas-fasilitas perbankan sebagai berikut: • Kredit Investasi untuk pembiayaan mesin yang menggunakan fasilitas L/C maupun T/R pembelian mesin sebesar US$ 3.000.000 untuk jangka waktu 3 tahun; • Fasilitas sublimit L/C Kredit Investasi untuk pembelian mesin sebesar US$ 1.000.000 dengan jangka waktu 1 tahun; • Fasilitas L/C (sublimit T/R) untuk pembelian bahan baku sebesar US$ 3.000.000 dengan jangka waktu 1 tahun. Fasilitas ini dijamin dengan jaminan sebagai berikut: • Mesin dan peralatan dengan nilai sebesar US$ 7.200.000 (Catatan 11); • Jaminan Korporasi dari Perusahaan atas seluruh fasilitas pinjaman yang dipergunakan oleh HPPP. Sehubungan dengan perjanjian kredit tersebut, HPPP memiliki kewajiban untuk mempertahankan: • Debt Service Coverage Ratio dengan nilai minimum 1 • Debt Equity Ratio (Interest Bearing Loan) dengan nilai maximum 1,5
32
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 14. HUTANG BANK (LANJUTAN) The Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Indonesia (HSBC) Pada tanggal 8 Juni 2011, Perusahaan dan HSBC telah menyepakati untuk perubahan Perjanjian Fasilitas Perusahaan untuk pembiayaan kembali seluruh fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan melalui PT Bank Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) Indonesia, dimana Perusahaan memperoleh beberapa fasilitas pinjaman sebagai berikut : • Limit Kombinasi Impor sebesar US$ 3.500.000 dengan jangka waktu sampai dengan 31 Desember 2012; • Pembiayaan Piutang Domestik sebesar Rp 12.500.000.000 dengan jangka waktu sampai dengan 31 Desember 2012; • Fasilitas Cerukan (”overdraft”) sebesar Rp 10.000.000.000 dengan jangka waktu sampai dengan 31 Desember 2012; • Fasilitas Treasuri sebesar US$ 500.000 dengan jangka waktu sampai dengan 31 Desember 2012; • Fasilitas Kartu Kredit Perusahaan dengan jumlah sebesar Rp 500.000.000 dengan jangka waktu sampai dengan 31 Desember 2012; dan • Fasilitas Hutang Berjangka sebesar US$ 1.166.666,60 dengan jangka waktu sampai pada tanggal 28 Pebruari 2013, dan sebesar US$ 1.200.000 dengan jangka waktu sampai pada tanggal 16 Juni 2014 (termasuk periode tenggang (”grace periode”) selama 1 tahun). Fasilitas pinjaman di atas dijamin dengan: • Persediaan dan piutang usaha masing-masing sebesar US$ 1.100.000 dan US$ 1.000.000 (Catatan 8 dan 6); • Mesin sebesar US$ 2.940.000 dan Rp 4.750.000.000 (Catatan 11). • Tanah dan bangunan (Catatan 11) sebesar Rp 25.000.000.000 dengan rincian sebagai berikut: - SHGB No. 1425, berlokasi di Desa Periuk Jaya, Kecamatan Jati Uwung, Kota Tangerang, 2 Jawa Barat seluas 12.732 m atas nama PT Berlina, Tbk. - SHGB No. 1427, berlokasi di Desa Periuk Jaya, Kecamatan Jati Uwung, Kota Tangerang, Jawa Barat seluas 54.033 m2 atas nama PT Berlina, Tbk. - SHGB No. 2513, berlokasi di Desa Periuk Jaya, Kecamatan Jati Uwung, Kota Tangerang, 2 Jawa Barat seluas 2.120 m atas nama PT Berlina,Tbk; dan Sehubungan dengan perjanjian kredit. Perusahan memiliki kewajiban untuk mempertahankan : • Rasio lancar pada tingkat minimum 1 : 1 setiap saat; • Rasio Gearing pada tingkat maksimum 1,25 : 1 setiap saat; • Menyerahkan laporan manajemen setiap 6 (enam) bulan; • EBITDA terhadap beban bunga pada tingkat minimum 3 : 1; • Total external finance terhadap EBITDA maksimum 3 : 1; dan • Rasio net debt terhadap ekuitas maksimum 1,7 : 1 • Rasio EBITDA terhadap beban bunga, pinjaman jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun, pajak, dan dividen minimum 1,25 : 1 Saldo pinjaman Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2012, dan 31 Desember 2011 masingmasing sebesar Rp 16.179.199.368 dan Rp 18.468.493.533 untuk fasilitas hutang berjangka; Rp 24.891.638.672 dan Rp 27.189.522.652 untuk fasilitas modal kerja (pembiayaan piutang dan limit kombinasi impor).
33
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 14. HUTANG BANK (LANJUTAN) The Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Indonesia (HSBC) (Lanjutan) Hutang ini dibebankan dengan tingkat suku bunga sebesar 5,40% - 5,67% dan 8.25% - 9,50% per tahun masing-masing untuk mata uang Dollar Amerika Serikat dan Rupiah Indonesia dengan tingkat suku bunga mengambang.
Entitas Anak Pada tanggal 27 Desember 2007, LPI menandatangani perjanjian fasilitas perbankan dengan HSBC. Perjanjian tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan terakhir pada tanggal 22 Juni 2011 dengan fasilitas-fasilitas sebagai berikut: • Fasilitas modal kerja gabungan sebesar US$ 5.000.000; • Fasilitas pembiayaan piutang sebesar Rp 10.000.000.000; • Fasilitas pembiayaan treasuri sebesar US$250.000; dan • Fasilitas pinjaman dengan cicilan tetap sebesar Rp 10.000.000.000. Fasilitas-fasilitas tersebut dijaminkan dengan: • Tanah dan bangunan sebesar Rp 5.000.000.000 (Catatan 11); • Mesin sebesar Rp 35.000.000.000 (Catatan 11); • Persediaan sebesar US$ 1.000.000 (Catatan 8); • Piutang usaha sebesar US$ 1.000.000 (Catatan 6); dan • Letter of Undertaking dari perusahaan pembiayaan untuk pembelian mesin apabila total penggunaan fasilitas kredit berdokumen dengan pembiayaan tertunda melebihi US$ 1.000.000. Sehubungan dengan perjanjian fasilitas perbankan, LPI memiliki mempertahankan: • Rasio lancar pada tingkat minimum 1 : 1 setiap saat; • Rasio Gearing pada tingkat maksimal 1,25 : 1 setiap saat; dan • Debt Service Coverage Ratio pada tingkat minimum 1,25 : 1.
kewajiban
untuk
Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 December 2011, Saldo Pinjaman LPI masing-masing sebesar nihil dan Rp 4.689.410.872 untuk fasilitas pembiayaan pemasok.
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Cina (HSBC) Pada tanggal 14 Oktober 2010, HPPP (Entitas anak) menandatangani Perjanjian Pinjaman dengan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd., (HSBC) Cina dan telah direvisi pada tanggal 11 Pebruari 2011 dimana HPPP memperoleh fasilitas berupa: • Pinjaman Berjangka sebesar Rmb 13.830.000 • Pinjaman Rekening Koran sebesar Rmb 390.000 • Fasilitas Impor L/C sebesar Rmb 6.780.000 Fasilitas ini dijamin dengan jaminan korporasi senilai US$ 3.000.000 serta tanah dan bangunan HPPP (Catatan 11). Pada tanggal 23 Nopember 2011, HPPP menandatangani Perjanjian Pinjaman baru dengan HSBC Cina dengan fasilitas berupa: • Fasilitas Pinjaman Modal Kerja Revolving sebesar Rmb 7.000.000; dan • Fasilitas Pinjaman Import sebesar US$ 3.000.000 Fasilitas tersebut memiliki limit kombinasi Rmb 21.000 dengan periode 1 tahun yang dimulai setelah pelunasan seluruh pinjaman bank sebelumnya.
34
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 14. HUTANG BANK (LANJUTAN) The Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Cina (HSBC) (Lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2011 saldo pinjaman HPPP sebesar Rmb 13.830.000 yang akan jatuh tempo pada tanggal 29 Januari 2012. Pada tanggal 2 Februari 2012, Pinjaman Berjangka sebesar Rmb 13.830.000 telah dibayar seluruhnya. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, saldo pinjaman HPPP masing-masing sebesar Rmb 5.529.048,90 dan US$ 303.960 untuk tahun 2012 dan Rmb 13.830.000 untuk tahun 2011. PT Bank OCBC NISP, Tbk (dahulu PT Bank Overseas Chinese Banking Corporation Indonesia) Pada tanggal 5 Juli 2005, Perusahaan menandatangani Perjanjian pinjaman dan telah mengalami beberapa kali perubahan. Terakhir tanggal 24 Agustus 2011 dimana Perusahaan memperoleh beberapa fasilitas pinjaman sebagai berikut: • Limit Kombinasi Trade (L/C dan pembiayaan supplier) sebesar US$ 4.000.000; • Fasilitas Pinjaman atas Permintaan sebesar US$ 500.000; • Fasilitas Cerukan (“overdraft”) Rp 5.000.000.000; dan • Fasilitas Treasuri sebesar US$ 2.500.000. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 24 Agustus 2012. Fasilitas pinjaman di atas dijamin dengan mesin sebesar Rp 21.389.200.000 (Catatan 11) dan persediaan sebesar Rp 20.000.000.000 (Catatan 8). Sehubungan dengan fasilitas yang diberikan, Perusahaan memiliki kewajiban untuk mempertahankan: • Rasio total liabilitas terhadap kekayaan berwujud konsolidasian bersih lebih kecil 2.5 kali; • Rasio lancar lebih besar dari 1 kali; • Kekayaan konsolidasian bersih tidak kurang dari Rp 130.000.000.000; • Debt service coverage ratio tidak kurang dari 1,25 kali. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, saldo Pinjaman Perusahaan adalah masingmasing sebesar Rp 4.740.000.000 dan Rp 4.534.000.000 untuk fasilitas pinjaman khusus, serta Rp 9.080.376.288 dan Rp 13.425.413.859 fasilitas limit kombinasi L/C. Hutang ini dibebankan dengan tingkat suku bunga sebesar 5,30% - 5,50% dan 10,75% per tahun masing-masing untuk mata uang Dollar Amerika Serikat dan Rupiah Indonesia dengan tingkat suku bunga mengambang. Bank International Ningbo (BIN) Pada tanggal 25 Desember 2010, HPPP telah menandatangani perjanjian fasilitas perbankan dengan BIN, dimana HPPP memperoleh fasilitas impor L/C dan T/R untuk pembelian bahan baku dan mesin sebesar US$ 1.500.000 dengan periode 2 tahun. Fasilitas ini dijaminkan dengan menggunakan mesin-mesin (Catatan 11) dan jaminan korporasi dari perusahaan sebesar US$ 1.000.000. Pada tanggal 23 September 2011, HPPP telah menandatangani perubahan perjanjian fasilitas dengan BIN untuk fasilitas yang sama dan akan jatuh tempo pada September 2012. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, saldo pinjaman HPPP masing-masing sebesar US$ 565.216 untuk tahun 2012 dan US$ 260.712 dan JPY 16.560.000 untuk tahun 2011.
35
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 15. HUTANG USAHA 30 Juni 2012 Rp a. Berdasarkan pemasok: Pihak ketiga: Pemasok dalam negeri Pemasok luar negeri Jumlah b. Berdasarkan mata uang: Rupiah Dollar AS Renminbi Cina Francs Swiss Euro Dollar Singapura Yen Jepang Jumlah
31 Desember 2011 Rp
64,611,387,668 59,092,966,618
54,319,981,745 44,457,683,720
123,704,354,286
98,777,665,465
56,963,614,562 40,013,116,137 24,568,134,832 1,615,248,356 300,241,229 168,160,371 75,838,799
46,248,014,291 18,040,774,747 33,071,113,750 381,647,634 561,589,186 444,273,841 30,252,016
123,704,354,286
98,777,665,465
Jangka waktu kredit yang timbul dari pembelian bahan baku utama dan pembantu, baik dari pemasok dalam maupun luar negeri berkisar 30 sampai 120 hari. Tidak ada jaminan yang diberikan oleh Perusahaan dan Entitas Anak terhadap seluruh hutang usaha. Tidak terdapat saldo hutang kepada pihak-pihak berelasi
16. HUTANG PAJAK 30 Juni 2012 Rp Perusahaan: Pajak penghasilan pasal 21 Pajak penghasilan pasal 23 / 26 Pajak penghasilan pasal 25 Pajak penghasilan badan Pajak pertambahan nilai
Anak Perusahaan: Pajak penghasilan pasal 21 Pajak penghasilan pasal 23 / 26 Pajak penghasilan pasal 25 Pajak penghasilan pasal 4(2) Pajak penghasilan badan Pajak pertambahan nilai Lainnya
Jumlah
36
31 Desember 2011 Rp
226,761,927 24,217,784 499,872,855 1,694,627,496 1,217,303,012
251,334,261 32,863,273 333,790,133 1,642,910,682 1,350,428,342
3,662,783,074
3,611,326,691
76,817,166 852,424 372,244,551 2,376,182 4,308,611,281 1,128,639,771
158,523,738 16,456,549 306,753,659 103,749,826 4,520,433,201 904,461,888 867,913,421
5,889,541,375
6,878,292,282
9,552,324,449
10,489,618,973
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 17. KEUNTUNGAN DITANGGUHKAN ATAS ASET DIJUAL DAN DISEWAGUNAUSAHAKAN KEMBALI 30 Juni 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
Keuntungan ditangguhkan atas penjualan aset tetap dan disewagunausahakan kembali jumlah tercatat awal
343,576,336
-
Amortisasi keuntungan ditangguhkan atas penjualan aset tetap dan disewagunausahakan kembali
(12,751,092)
-
Keuntungan ditangguhkan atas penjualan aset tetap dan disewagunausahakan kembali jumlah tercatat akhir
330,825,244
-
Bagian yang diamortisasi dalam waktu satu tahun
(85,894,080)
-
Keuntungan ditangguhkan atas penjualan aset tetap dan disewagunausahakan kembali jangka panjang
244,931,164
-
Pada tahun 2012, Perusahaan melakukan transaksi sewa pembiayaan dengan cara penjualan aset tetap dan disewagunausahakan kembali dengan PT Orix Finance Indonesia. 18. HUTANG SEWA PEMBIAYAAN 30 Juni 2012 Rp a. Berdasarkan jatuh tempo: Pembayaran yang jatuh tempo pada tahun: 2012 2013 2014 2015 2016 Jumlah pembayaran minimum hutang sewa pembiayaan Bunga Nilai tunai pembayaran minimum hutang sewa pembiayaan Bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang sewa pembiayaan jangka panjang b. Berdasarkan lessor: PT Chandra Sakti Utama Leasing PT Orix Finance Indonesia PT Tifa Finance, Tbk PT Astra International Jumlah Tingkat suku bunga per tahun hutang sewa pembiayaan
31 Desember 2011 Rp
10,541,189,235 18,560,162,373 13,249,099,956 4,354,041,284 1,515,795,120
16,001,047,578 14,370,739,737 9,285,674,100 776,502,409 -
48,220,287,968 (4,712,501,212)
40,433,963,824 (4,195,664,782)
43,507,786,756 (17,164,062,313)
36,238,299,042 (13,568,195,698)
26,343,724,443
22,670,103,344
27,864,502,275 13,714,223,821 1,745,716,442 183,344,218
32,657,175,213 1,142,315,710 2,202,594,625 236,213,494
43,507,786,756
36,238,299,042
5,50% - 16,00%
6,50% - 16,00%
Manajemen Perusahaan dan LPI (Entitas Anak) menetapkan kebijakan untuk membeli sebagian besar mesin dan perlengkapan, kendaraan dan peralatan dengan menggunakan pembiayaan sewa pembiayaan melalui perjanjian sewa pembiayaan langsung maupun jual dan sewa kembali dengan lessor seperti yang disebutkan di atas. Perjanjian sewa pembiayaan tersebut rata-rata berjangka waktu 3-5 tahun. Hutang ini dijamin dengan aset tetap sewa pembiayaan yang bersangkutan (Catatan 11). 18. HUTANG SEWA PEMBIAYAAN (LANJUTAN) 37
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) Tidak terdapat persyaratan tertentu yang membatasi Perusahaan untuk memperoleh fasilitas kredit baru. Terdapat saldo hutang kepada pihak berelasi (PT Tifa Finance, Tbk) sebesar Rp 1.745.716.442 pada tanggal 30 Juni 2012 dan sebesar Rp 2.202.594.625 pada tanggal 31 Desember 2011 (Catatan 31). 19. IMBALAN PASCA KERJA Perusahaan dan Entitas Anak (LPI) membukukan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk semua karyawan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaaan No. 13/2003. Program ini didanai oleh Perusahaan melalui pembayaran premi asuransi kepada PT Asuransi Jiwa Sequis Life masing-masing sejak tanggal 1 Desember 2004. Jumlah liabilitas imbalan pasca kerja di laporan posisi keuangan konsolidasian yang timbul dari kewajiban Perusahaan dan Entitas Anak dalam hubungannya dengan imbalan pasca kerja ini masing-masing sebesar Rp 16.267.020.650 untuk tahun 2012 dan Rp 13.640.744.124 untuk tahun 2011. Perhitungan imbalan pasca kerja dilakukan oleh aktuaris independen, PT Padma Radya Aktuaria pada setiap akhir tahun buku. 20. MODAL SAHAM 30 Juni 2012
Nama Pemegang Saham
Jumlah Saham (nilai nominal Rp 250 per saham)
PT Dwi Satrya Utama Lisjanto Tjiptobiantoro - Presiden Komisaris Atmadja Tjiptobiantoro Saham Masyarakat (masing-masing kurang dari 5%) Jumlah
Persentase Pemilikan
Jumlah Modal Saham (Rp)
70,965,000 14,502,800 9,564,000
51.42% 10.51% 6.93%
17,741,250,000 3,625,700,000 2,391,000,000
42,968,200
31.14%
10,742,050,000
138,000,000
100.00%
34,500,000,000
31 Desember 2011
Nama Pemegang Saham
Jumlah Saham (nilai nominal Rp 250 per saham)
PT Dwi Satrya Utama Atmadja Tjiptobiantoro Lisjanto Tjiptobiantoro - Presiden Komisaris PT Tugu Reasuransi Indonesia Saham Masyarakat (masing-masing kurang dari 5%) Jumlah
Persentase Pemilikan
Jumlah Modal Saham (Rp)
70.965.000 15.680.500 14.502.800 12.852.500
51,42% 11,36% 10,51% 9,31%
17.741.250.000 3.920.125.000 3.625.700.000 3.213.125.000
23.999.200
17,39%
5.999.800.000
138.000.000
100,00%
34.500.000.000
Berdasarkan akta notaris No. 14 tanggal 14 Juli 2008 dari Dyah Ambarwaty Setyoso S.H., modal dasar Perusahaan sebesar Rp 75.000.000.000 terbagi atas 300.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 250 per saham. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh sebanyak 138.000.000 saham ekuivalen sebesar Rp 34.500.000.000.
38
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 21. TAMBAHAN MODAL DISETOR Akun ini merupakan agio saham sehubungan dengan : 30 Juni 2012 31 Desember 2011 Pengeluaran 1.750.000 saham melalui penjualan saham Perusahaan pada penawaran umum tahun 1989 Pembagian saham bonus tahun 1998
12,075,000,000 (11,500,000,000)
Jumlah - bersih
575,000,000
22. KOMPONEN EKUITAS LAINNYA 30 Juni 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
30 Juni 2011 Rp
a. Keuntungan (kerugian) belum direalisasi dari pemilikan efek Saldo awal
110,401,828
(181,871,611)
(181,871,611)
Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan
383,981,866
292,273,439
(96,243,803)
Saldo akhir
494,383,694
110,401,828
(278,115,414)
Saldo awal Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan
10,325,955,720 3,180,287,518
6,949,704,402 3,376,251,319
6,949,704,402 (1,237,227,397)
Saldo akhir
13,506,243,238
10,325,955,720
5,712,477,005
Total
14,000,626,932
10,436,357,548
5,434,361,591
b. Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
23. KEPENTINGAN NON PENGENDALI 30 Juni 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
30 Juni 2011 Rp
Saldo awal Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan Pembayaran dividen
21,810,643,521 2,744,405,137
22,543,705,891 3,766,937,630 (4,500,000,000)
22,543,705,891 2,043,380,676
Saldo akhir
24,555,048,658
21,810,643,521
24,587,086,567
24. DEVIDEN DAN SALDO LABA YANG DITENTUKAN PENGGUNAANNYA Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 21 Juni 2012 dan 24 Juni 2011, pemegang saham menyetujui penggunaan laba bersih masing-masing sebesar Rp 27.607.598.985 sebagai laba ditahan dan Rp 12.420.000.000 (Rp 90 per saham) sebagai dividen kas untuk tahun buku 2011, serta Rp 1.609.588.959 sebagai dana cadangan, Rp 20.731.277.475 sebagai laba ditahan dan Rp 12.420.000.000 (Rp 90 per saham) sebagai dividen kas untuk tahun buku 2010.
39
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 25. PENJUALAN BERSIH 30 Juni 2012 Rp
30 Juni 2011 Rp
Lokal Luar negeri Retur / potongan penjualan
305,288,479,117 104,237,118,183 (5,730,598,820)
270,554,216,156 52,336,737,156 (1,998,434,180)
Jumlah - bersih
403,794,998,480
320,892,519,132
Dalam penjualan luar negeri termasuk di dalamnya penjualan oleh HPPP (Entitas Anak) kepada pelanggan lokal di Cina masing-masing sebesar Rp 89.854.444.260 dan Rp 41.410.335.579 untuk tahun 2012 dan 2011 Jumlah penjualan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih masing-masing pada tahun 2012 dan 2011 dilakukan dengan Unilever (pihak ketiga) dengan jumlah penjualan masingmasing sebesar Rp 269.576.156.404 (67%) dan Rp 197.711.572.115 (62%). Jumlah penjualan bersih ke LPI (Entitas Anak) masing-masing sebesar Rp 2.015.681.515 pada tahun 2012, dan sebesar Rp 1.759.310.925 pada tahun 2011. 26. BEBAN POKOK PENJUALAN 30 Juni 2012 Rp
30 Juni 2011 Rp
Bahan baku yang digunakan Tenaga kerja langsung Biaya pabrikasi
215,040,728,657 22,647,514,594 72,136,636,350
166,496,357,478 17,031,086,207 66,562,359,026
Jumlah biaya produksi
309,824,879,601
250,089,802,711
Persediaan barang dalam proses Awal tahun Akhir tahun
15,215,089,021 (16,143,022,245)
16,274,746,866 (11,807,111,685)
Beban pokok produksi
308,896,946,377
254,557,437,892
Persediaan barang jadi Awal tahun Pembelian Akhir tahun Mutasi penyisihan persediaan
25,729,694,405 1,223,105,012 (23,766,204,037) (263,549,039)
17,887,177,613 1,557,336,020 (21,903,951,869) (115,000,000)
Beban pokok penjualan
311,819,992,718
251,982,999,656
Berikut ini adalah rincian pembelian bahan baku yang melebihi 10% dari jumlah pembelian bersih pada tahun 2012 dan 2011: 30 Juni 2012 Rp
%
30 Juni 2011 Rp
%
Chevron Philips Singapore Pte., Ltd. PT Dai Nippon Printing Indonesia
49,227,820,627 18,863,547,468
22.71% 8.70%
37,623,541,529 16,199,684,071
22.15% 9.54%
Jumlah
68,091,368,095
31.41%
53,823,225,600
31.68%
40
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 27. BEBAN USAHA 30 Juni 2012 Rp
30 Juni 2011 Rp
Beban Penjualan Pengangkutan Gaji dan tunjangan Perjalanan Sewa Penyusutan Listrik dan telepon Lain-lain
8,457,074,411 1,824,237,120 274,349,502 173,131,241 62,726,565 44,845,485 278,855,264
7,485,267,793 2,069,748,516 226,178,821 129,735,000 33,433,166 85,232,372 236,792,859
11,115,219,588
10,266,388,527
Gaji dan tunjangan Manfaat karyawan Biaya umum kantor Perijinan dan pajak Perjalanan Listrik dan telepon Jasa professional Sewa Penyusutan Asuransi Reparasi dan pemelirahaan Jasa manajemen Lain-lain
13,615,004,644 5,005,937,498 1,458,929,968 1,178,685,124 1,025,898,559 896,644,928 837,043,810 770,142,860 724,498,210 455,716,755 299,413,729 977,798,826
11,716,611,815 4,543,148,723 983,252,589 429,463,835 1,727,058,695 1,090,189,729 976,459,039 885,541,978 528,024,481 408,358,352 208,539,268 2,134,500,000 532,819,868
Jumlah
27,245,714,911
26,163,968,372
Jumlah Beban umum dan administrasi
28. BEBAN BUNGA DAN KEUANGAN 30 Juni 2012 Rp
30 Juni 2011 Rp
Bunga atas: Hutang bank Hutang sewa guna usaha Provisi dan administrasi bank Beban keuangan lain-lain
11,911,256,274 1,442,973,667 469,212,236 344,583,335
9,573,878,104 1,471,504,632 565,037,687 112,707,878
Jumlah
14,168,025,512
11,723,128,301
29. PAJAK PENGHASILAN Manfaat (beban) pajak Perusahaan dan Entitas Anak terdiri dari : 30 Juni 2012 Rp
30 Juni 2011 Rp
Pajak kini Pajak tangguhan
(9,966,748,206) 981,117,656
(6,774,233,513) 238,065,116
Jumlah Manfaat (Beban) Pajak
(8,985,630,550)
(6,536,168,397)
41
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 29. PAJAK PENGHASILAN (LANJUTAN) Pajak Kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan laba (rugi) fiskal adalah sebagai berikut : 30 Juni 2012 Rp Laba (rugi) sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasi Dikurangi: Laba (rugi) sebelum pajak anak perusahaan yang dikonsolidasi Laba (rugi) sebelum pajak Perusahaan Perbedaan temporer : Perbedaan penyusutan komersial dan fiskal Imbalan pasca kerja Penyisihan piutang ragu-ragu Perbedaan akuntansi aset sewa guna usaha untuk komersial dan fiskal Penyisihan penurunan nilai persediaan Jumlah Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal: Representasi, kantin, pengobatan, pakaian dinas dan poliklinik Kerugian atas penjualan aset tetap dan disewagunausahakan kembali Amortisasi Keuntungan atas penjualan aset tetap dan disewagunausahakan kembali Penghasilan jasa giro ,bunga deposito dan bunga efek Pendapatan sewa yang telah dipotong pajak penghasilan final Lain-lain Jumlah Laba kena pajak fiskal - Perusahaan
30 Juni 2011 Rp
38,454,254,628
25,001,978,475
(15,884,615,014)
(7,105,064,212)
22,569,639,614
17,896,914,263
2,465,224,060 1,491,276,526 (52,432,333)
(404,627,682) (1,345,896,574) -
(548,365,650) (823,442,172)
(613,217,216) -
2,532,260,431
(2,363,741,472)
501,794,154
240,144,625
8,691,653
-
(12,752,332) (339,096,086) (768,438,474) (1,792,701,303)
(101,065,610) (315,862,661) (255,524,089)
(2,402,502,388)
(432,307,735)
22,699,397,657
15,100,865,056
Rincian beban dan hutang (piutang) pajak kini adalah sebagai berikut: 30 Juni 2012 Rp Beban pajak kini Perusahaan: 25% x Rp 22.699.397.657 tahun 2012 dan Rp 15.100.865.056 tahun 2011 Entitas anak: LPI HPPP
Jumlah
42
30 Juni 2011 Rp
5,674,849,414
3,775,216,263
3,486,968,500 804,930,292
2,999,017,250 -
4,291,898,792
2,999,017,250
9,966,748,206
6,774,233,513
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 29. PAJAK PENGHASILAN (LANJUTAN) 30 Juni 2012 Rp
30 Juni 2011 Rp
Beban pajak kini Jumlah
9,966,748,206
6,774,233,513
Dikurangi pajak dibayar dimuka: Perusahaan: Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25
1,279,305,000 175,990,326 23,938,066 2,500,988,526
1,396,280,607 105,413,631 2,352,823,737
Jumlah
3,980,221,918
3,854,517,975
Entitas anak: LPI
2,295,957,632
1,281,573,564
Jumlah
2,295,957,632
1,281,573,564
6,276,179,550
5,136,091,539
Jumlah pajak dibayar dimuka Hutang (piutang) pajak kini: Perusahaan Entitas anak LPI HPPP
1,694,627,496
(79,301,712)
1,191,010,868 804,930,292
1,717,443,686 -
Jumlah hutang pajak kini
3,690,568,656
1,638,141,974
Pajak Tangguhan Rincian dari aset (liabilitas) pajak tangguhan Perusahaan dan LPI (Entitas Anak) adalah sebagai berikut :
1 Januari 2011 Rp
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi Rp
30 Juni 2011 Rp
1 Januari 2012 Rp
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi Rp
30 Juni 2012 Rp
Perusahaan: Aset pajak tangguhan: Penyisihan piutang ragu-ragu Penyisihan persediaan usang Imbalan pasca kerja Liabilitas pajak tangguhan Aset sewa guna usaha Penyusutan aset tetap
750,783,761 2,543,443,069
(336,474,143)
750,783,761 2,206,968,926
763,891,844 205,860,543 2,734,666,245
(13,108,083) (205,860,543) 372,819,132
750,783,761 3,107,485,377
(2,329,086,909) 1,402,645,686
(153,304,304) (101,156,922)
(2,482,391,213) 1,301,488,764
(3,023,382,613) 1,434,712,884
(137,091,413) 616,306,015
(3,160,474,026) 2,051,018,899
Total aset (liabilitas) pajak tangguhan - bersih
2,367,785,607
(590,935,369)
1,776,850,238
2,115,748,903
633,065,108
2,748,814,011
Entitas anak: Liabilitas pajak tangguhan - bersih
(2,421,063,783)
829,000,485
(1,592,063,298)
(1,363,227,764)
348,052,548
(1,015,175,216)
43
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 29. PAJAK PENGHASILAN (LANJUTAN)
1 Januari 2011 Rp Perusahaan: Aset pajak tangguhan: Penyisihan piutang ragu-ragu Penyisihan persediaan usang Imbalan pasca kerja Liabilitas pajak tangguhan Aset sewa guna usaha Penyusutan aset tetap Total aset (liabilitas) pajak tangguhan - bersih Anak perusahaan: Liabilitas pajak tangguhan - bersih
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi Rp
31 Desember 2011 Rp
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi Rp
30 Juni 2012 Rp
750,783,761 2,543,443,069
13,108,083 205,860,543 191,223,176
763,891,844 205,860,543 2,734,666,245
(13,108,083) (205,860,543) 372,819,132
750,783,761 3,107,485,377
(2,329,086,909) 1,402,645,686
(694,295,704) 32,067,198
(3,023,382,613) 1,434,712,884
(137,091,413) 616,306,015
(3,160,474,026) 2,051,018,899
2,367,785,607
(252,036,704)
2,115,748,903
633,065,108
2,748,814,011
(1,363,227,764)
348,052,548
(1,015,175,216)
(2,421,063,783)
1,057,836,019
Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif yang berlaku adalah sebagai berikut :
30 Juni 2012 Rp Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasi Laba (rugi) sebelum pajak anak perusahaan Laba (rugi) sebelum beban pajak Perusahaan Pajak sesuai tarif pajak
30 Juni 2011 Rp
38,454,254,628 (15,884,615,014)
25,001,978,475 (7,105,064,212)
22,569,639,614
17,896,914,263
5,642,409,904
4,474,228,566
125,448,539
60,036,156
Pengaruh pajak atas beban pajak penghasilan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal: Representasi, kantin, pengobatan, pakaian dinas dan poliklinik Kerugian atas penjualan aset tetap dan disewagunausahakan kembali Amortisasi Keuntungan atas penjualan aset tetap dan disewagunausahakan kembali Penghasilan jasa giro, bunga deposito dan bunga efek Pendapatan sewa yang telah dipotong pajak penghasilan final Lain-Lain
(3,188,083) (84,774,022) (192,109,619) (448,175,326)
(25,266,403) (78,965,665) (63,881,022)
Jumlah
(600,625,598)
(108,076,934)
Pengaruh pajak atas perbedaan temporer
5,041,784,306
4,366,151,632
Beban pajak entitas anak LPI HPPP
3,138,915,952 804,930,292
2,170,016,765 -
Jumlah
8,985,630,550
6,536,168,397
Beban pajak kini Perusahaan Manfaat pajak tangguhan Perusahaan
5,674,849,414 (633,065,108)
3,775,216,263 590,935,369
Jumlah beban pajak
5,041,784,306
4,366,151,632
44
2,172,913
-
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 29. PAJAK PENGHASILAN (LANJUTAN) Pada tanggal 13 Juni 2007, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) No. 00134/406/05/054/07 dari Direktur Jenderal Pajak yang menyatakan bahwa pajak penghasilan badan lebih bayar dan rugi fiskal pada tahun 2005 masing masing sebesar Rp 2.042.363.667 dan Rp 7.300.891.278. Pada tanggal 12 September 2007, Perusahaan telah menyampaikan keberatan atas SKPLB tersebut dengan menyatakan rugi fiskal sebesar Rp 20.488.524.981 dan ditolak oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) pada tanggal 28 Mei 2008. Pada tanggal 19 Agustus 2008, Perusahaan kemudian mengajukan banding kepada pengadilan pajak atas keberatan yang sama dan ditolak pada tanggal 13 Agustus 2009. Pada tanggal 10 Nopember 2009, Perusahaan mengajukan peninjauan kembali untuk kasus yang sama, dimana sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan keuangan, Perusahaan masih belum menerima salinan keputusan Mahkamah Agung dari Pengadilan Pajak Jakarta. Pada tanggal 25 Juli 2008, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) No. 00169/406/06/054/08 dari Direktur Jenderal Pajak yang menyatakan bahwa pajak penghasilan badan lebih bayar dan laba fiskal pada tahun 2006 masing masing sebesar Rp 1.413.823.594 dan Rp 5.326.632.598. Pada tanggal 16 Oktober 2008, Perusahaan telah menyampaikan keberatan atas SKPLB tersebut dengan menyatakan rugi fiskal sebesar Rp 5.616.240.353. Pada tanggal 5 Juni 2009, DJP mengeluarkan surat No. KEP-630/WPJ.07/BD.05/2009 menyatakan bahwa rugi fiskal Perusahaan sebesar Rp 4.947.365.478. Pada tanggal 4 September 2009, Perusahaan mengajukan banding atas keberatan yang sama. Sidang banding pajak tahun 2006 telah dilakukan pada 14 Juli 2010 dan masih menunggu putusan dari Pengadilan Pajak. Pada tanggal 1 Juli 2009, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dari Direktur Jenderal Pajak No. 00082/207/07/054/09 yang menyatakan kurang bayar atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp 1.104.761.430 dan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) No. 00130/406/07/054/09 atas pajak penghasilan badan sebesar Rp 908.243.435 untuk tahun pajak 2007. Atas selisih pajak sebesar Rp 356.628.347 telah dilunasi pada tanggal 7 Juli 2009 dan dicatat sebagai beban tahun berjalan sebagai beban pajak. Atas keputusan tersebut Perusahaan mengajukan keberatan, dan ditolak oleh DJP pada tanggal 25 Nopember 2009 dengan mengeluarkan surat keputusan No. 1274/WPJ.07/BD.05/2009, kemudian pada tanggal 23 Pebruari 2010 Perusahaan mengajukan banding atas keberatan tersebut, sehingga pajak penghasilan lebih bayar tahun 2007 sebesar Rp 1.539.345.445 disajikan sebagai beban tangguhan. Sidang banding pajak penghasilan badan tahun 2007 telah dilakukan pada 12 Januari 2011 dan Perusahaan masih menunggu putusan dari Pengadilan Pajak. Pada tanggal 5 Maret 2010 DJP mengeluarkan surat keputusan No. KEP 314/WPJ.07/2010 yang menolak keberatan atas SKPKB No. 0082/207/07/054/09 dan pada tanggal 2 Juni 2010, Perusahaan mengajukan banding atas penolakan keberatan tersebut dan masih menunggu putusan dari Pengadilan Pajak.
Hutang Pajak Kontinjen Selama tahun 2011, Biro Pajak He Fei telah melakukan pengkajian pajak terhadap HPPP. Berdasarkan pengkajian awal, akumulasi kerugian akibat merger dari Shanghai Paragon Plastic Packaging Co., Ltd., tidak dapat dipergunakan untuk pengurangan pendapatan kena pajak kini HPPP, dimana hal tersebut telah dipergunakan sebagian pada tahun-tahun lalu. Departemen pajak Bao He telah menyetujui akumulasi kerugian tersebut.
45
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 29. PAJAK PENGHASILAN (LANJUTAN) Hutang Pajak Kontinjen (Lanjutan) Sehubungan dengan dokumen resmi dari Dewan Komite Industri Manajemen Bao He, Dewan Komite menyatakan bahwa HPPP dapat terus menggunakan kebijakan Pajak Pendapatan (tariff pajak menjadi 9%) atas pengembangan wilayah untuk skala nasional selama tiga tahun, dimana berdasarkan akumulasi kerugian dari merger yang telah dikurangkan sejak tahun 2009. Apabila kebijakan tersebut tidak diperbolehkan of departemen pajak, Dewan Komite menyatakan akan memberikan kompensasi kelebihan bayar pajak melalui insentif. Sampai dengan tanggal penerbitan Laporan Keuangan, HPPP belum menerima keputusan resmi dari Biro Pajak He Fei.
30. LABA PER SAHAM DASAR 30 Juni 2012 Rp Laba bersih yang diatribusikan ke Entitas Induk (Rp) Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar Laba bersih per saham dasar (Rp)
30 Juni 2011 Rp
26,680,788,313 138,000,000
16,462,557,058 138,000,000
193
119
Perusahaan tidak menghitung laba per saham dilusian karena tidak mempunyai transaksi yang memiliki transaksi berpotensi dilusi pada saham biasa. 31. SIFAT DAN TRANSAKSI PIHAK – PIHAK BERELASI Sifat Hubungan Berelasi • PT.Dwi Satrya Utama adalah salah satu pemegang saham Perusahaan mayoritas. • PT Samolin Surya adalah perusahaan asosiasi dimana 48% sahamnya dimiliki oleh Perusahaan. • PT.Sinar Wisma, PT Tifa Finance, Tbk., dan PT Tifa Arum Realty adalah perusahaan yang sebagian pengurusnya sama dengan Perusahaan dan Entitas Anak (LPI). Transaksi Berelasi Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan Entitas Anak juga melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak berelasi, yang meliputi antara lain : a. Jasa manajemen yang dibayarkan kepada PT Dwi Satrya Utama, selama tahun 2011 dan sebesar Rp 2.134.500.000 yang dicatat sebagai bagian dari biaya umum dan administrasi (Catatan 27). b. Perusahaan mempunyai transaksi di luar usaha dengan pihak berelasi sebagaimana yang diungkapkan pada Catatan 10. c. Perusahaan mempunyai transaksi pendukung usaha dengan pihak berelasi sebagaimana yang diungkapkan pada Catatan 18. d. Perusahaan juga mempunyai transaksi di luar usaha dengan pihak berelasi sebagaimana yang diungkapkan pada Catatan 27. e. Sewa dibayar di muka atas tanah dan gudang (Catatan 33) kepada PT Sinar Wisma pada tahun 2012, dan 2011 masing-masing sebesar Rp 875.000.000 dicatat sebagai bagian dari biaya dibayar di muka. Pada tanggal 30 Juni 2012, dan 31 Desember 2011 telah diamortisasi masing-masing sebesar Rp 437.500.000, dan Rp 875.000.000, dan dicatat sebagai bagian dari biaya pabrikasi (Catatan 26). 46
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 31. SIFAT DAN TRANSAKSI PIHAK – PIHAK BERELASI (LANJUTAN) Seluruh transaksi yang dilakukan oleh Perusahaan dan Entitas Anak dengan pihak pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan kebijakan harga dan syarat transaksi yang sama dengan yang berlaku pada pihak ketiga 32. INFORMASI SEGMEN OPERASI Untuk tujuan pelaporan manajemen, saat ini Perusahaan dan Entitas Anak dibagi dalam dua divisi operasi yaitu divisi produksi dan distribusi botol plastik, sikat gigi, dan mould serta divisi produksi dan distribusi laminating tube dan plastik tube. Divisi-divisi tersebut manjadi dasar pelaporan informasi segmen Perusahaan dan Entitas Anak. Kebijakan akuntansi segmen operasi adalah sama sebagaimana dijelaskan pada ringkasan kebijakan akuntansi signifikan. Perusahaan menilai kinerja berdasarkan laba atau rugi sebelum pajak, tidak termasuk keuntungan dan kerugian yang tidak terjadi berulang maupun keuntungan atau kerugian selisih kurs. Perusahaan dan Entitas Anak mencatat penjualan dan transfer antar segmen seolah-olah dilakukan kepada pihak ketiga. Segmen dilaporkan dari Perusahaan dana Entitas Anak merupakan unit bisnis stratejik yang menawarkan produk dan jasa berbeda. Produk dan jasa dikelola secara terpisah karena setiap bisnis memerlukan pasar dan teknologi berbeda. Sebagian dari bisnis tersebut diperoleh sebagai unit individual, dan manajemen pada saat akuisisi dipertahankan. Laporan laba rugi segmen disajikan berdasarkan laporan laba rugi segmen untuk bulan-bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011, sedangkan Aset dan Liabilitas disajikan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011. a. Informasi Produk dan Jasa 2012 Botol plastik, sikat gigi dan mould Rp
Laminating tube dan plastik tube Rp
Eleminasi Rp
Konsolidasi Rp
Penjualan eksternal Penjualan antar segmen
317,157,631,790 2,015,681,515
86,637,366,691 -
(2,015,681,515)
403,794,998,481 -
Jumlah penjualan
319,173,313,305
86,637,366,691
(2,015,681,515)
403,794,998,481
40,382,915,929
12,684,839,584
Laba usaha segmen Keuntungan kurs mata uang asing - bersih Penghasilan bunga Amortisasi keuntungan ditangguhkan aset dijual dan disewagunausahakan kembali Kerugian atas transaksi aset dijual dan disewagunausahakan kembali Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap Beban bunga dan keuangan Lain-lain - bersih
(3,273,543,111) 68,171,570
546,315,750
(840,423,292) 124,907,784
53,614,071,263
(4,113,966,403) 193,079,354
12,751,092
12,751,092
(8,691,653)
(8,691,653)
(22,564) (13,462,010,568) 2,302,982,096
(706,014,944) 1,168,392,705
(546,315,750)
(22,564) (14,168,025,512) 2,925,059,051
Laba sebelum pajak
26,022,552,791
12,431,701,837
-
38,454,254,628
Beban Pajak
(5,846,714,598)
(3,138,915,952)
-
(8,985,630,550)
Laba bersih
20,175,838,193
9,292,785,885
-
29,468,624,078
Aset segmen
617,778,204,631
159,836,867,736
(58,345,833,899)
719,269,238,468
Liabilitas segmen
367,039,945,270
77,943,024,745
(789,870,310)
444,193,099,705
Penambahan aset tetap
65,869,125,486
6,268,329,529
-
72,137,455,015
Penyusutan dan amortisasi
16,598,636,852
5,022,988,154
-
21,621,625,006
47
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 32. INFORMASI SEGMEN OPERASI (LANJUTAN)
2011 Botol plastik, sikat gigi dan mould Rp
Laminating tube dan plastik tube Rp
Eleminasi Rp
Konsolidasi Rp
Penjualan eksternal Penjualan antar segmen
240,228,603,260 12,309,859,058
80,663,915,872 -
(12,309,859,058)
320,892,519,132 -
Jumlah penjualan
252,538,462,318
80,663,915,872
(12,309,859,058)
320,892,519,132
24,025,118,310
7,899,508,638
554,535,629
32,479,162,577
1,158,499,159 66,984,186
731,914,508 142,355,593
(112,011,110)
1,890,413,667 97,328,669
(15,657,847) (11,084,539,821) 2,004,047,657
68,920,000 (750,599,590) 755,427,682
112,011,110 (554,535,629)
53,262,153 (11,723,128,301) 2,204,939,710
Laba sebelum pajak
16,154,451,644
8,847,526,831
-
25,001,978,475
Beban Pajak
(4,366,151,632)
(2,170,016,765)
-
(6,536,168,397)
Laba bersih
11,788,300,012
6,677,510,066
-
18,465,810,078
Aset segmen
559,558,148,035
146,194,297,196
(61,788,644,031)
643,963,801,200
Liabilitas segmen
326,746,284,504
73,448,471,327
(10,737,630,560)
389,457,125,271
Penambahan aset tetap
104,762,526,285
18,943,700,992
-
123,706,227,277
13,546,400,114
6,138,561,832
-
19,684,961,946
Laba usaha segmen Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing - bersih Penghasilan bunga Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap Beban bunga dan keuangan Lain-lain - bersih
Penyusutan dan amortisasi
b. Informasi tentang Wilayah Geografis 2012 Penjualan Rp
2011 Aset tetap Rp
Penjualan Rp
Aset tetap Rp
Dalam negeri Luar negeri
299,557,880,297 104,237,118,183
225,517,988,385 150,605,672,873
268,659,667,507 52,232,851,625
227,975,798,207 107,872,109,521
Jumlah
403,794,998,480
376,123,661,258
320,892,519,132
335,847,907,728
c. Informasi tentang Pelanggan Utama Total penjualan kepada Unilever dari kedua segmen dilaporkan diatas Perusahaan dan Entitas Anak masing-masing sebesar 67% dan 62% untuk 30 Juni 2012 dan 2011.
48
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)
33. IKATAN a. Perusahaan dan LPI (Entitas Anak) mengadakan perjanjian jasa manajemen dengan PT Dwi Satrya Utama (DSU), Jakarta, perusahaan berelasi, dimana DSU secara berkala akan memberikan jasa konsultasi manajemen. Perjanjian ini berlaku selama setahun dan dapat diperpanjang atas persetujuan kedua belah pihak. Sampai dengan diterbitkannya laporan keuangan, Perusahaan dan LPI belum melakukan perpanjangan atas perjanjian jasa manajemen dengan DSU. b. Pada tanggal 24 April 2007, LPI (Entitas Anak) mengadakan perjanjian sewa menyewa tanah dan bangunan dengan PT Sinar Wisma (SW), Surabaya, pihak berelasi dimana SW menyetujui untuk membangun gudang untuk penggunaan secara khusus dalam memenuhi kebutuhan Entitas Anak. Perjanjian tersebut berlaku selama 2 (dua) tahun terhitung sejak 1 Maret 2007 sampai dengan tanggal 1 Maret 2009 dan telah diperbaharui pada tanggal 27 Pebruari 2009, untuk jangka waktu 1 Maret 2009 sampai dengan 1 Maret 2011, dengan biaya sewa sebesar Rp 1.750.000.000. Pada tanggal 27 Pebruari 2011, perjanjian tersebut telah diperpanjang untuk jangka waktu 1 Maret 2011 sampai dengan 1 Maret 2013 dengan biaya sewa sebesar Rp 1.750.000. c. Pada tanggal 2 Juli 2007, Perusahaan mengadakan perjanjian sewa menyewa ruangan bangunan dengan PT Tifa Arum Realty (TAR). Perjanjian tersebut telah diperbaharui pada tanggal 3 Maret 2009 dan berlaku selama 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal 31 Maret 2009 sampai dengan 01 April 2011. Luas ruangan bangunan yang disewakan seluas 275 m2 dengan tarif sewa yang berlaku per 2 bulan adalah gedung/ruangan sebesar Rp 64.500 per m , service charge Rp 53.000 per m2 dengan biaya listrik dan telepon menjadi tanggungan Perusahaan berdasarkan pemakaian. d. Pada tanggal 5 Agustus 2010, Perusahaan mengadakan perjanjian sewa menyewa ruangan bangunan dengan PT Tifa Arum Realty. Perjanjian tersebut berlaku selama 3 tahun terhitung sejak tanggal 1 Oktober 2010 sampai dengan tanggal 30 September 2013. Luas ruangan bangunan yang disewakan seluas 113 m2 dengan tarif sewa yang berlaku sebesar Rp 75.000 per m2 per bulan dan ”service charge” sebesar Rp 40.000 per m2 per bulan, serta biaya listrik dan telpon menjadi tanggungan Perusahaan berdasarkan pemakaian. e. Pada April 2011, Perusahaan telah mengadakan perjanjian fasilitas pembiayaan pemasok (“supplier financing”) kerja sama antara Deutsche Bank AG (DB) dan PT Unilever Indonesia, Tbk, dimana sebagian tagihan Perusahaan kepada PT Unilever Indonesia, Tbk akan dibiayai menggunakan fasilitas anjak piutang tanpa tanggung renteng (“without recourse”)oleh DB.
49
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 34. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 Perusahaan dan Entitas Anak mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut : 30 Juni 2012 Mata uang asing Ekuivalen Rp Aset Kas dan setara kas
Investasi sementara Piutang usaha
Piutang lain-lain
Rmb US$ EUR SGD US$ Rmb US$ EUR Rmb
8,705,015 644,959 881 7,025 70,175 7,855,917 154,098 21,178 889,685
Jumlah Aset Liabilitas Hutang bank
Hutang usaha
Hutang pembelian aset
Hutang lain-lain Biaya yang masih harus dibayar Hutang sewa guna usaha
13,047,424,173 6,114,207,064 10,400,625 52,088,590 665,263,564 11,774,762,516 1,460,848,962 249,928,906 1,333,496,005
31 Desember 2011 Mata uang asing Ekuivalen Rp Rmb US$ EUR SGD US$ Rmb US$ EUR Rmb
13,287,350 246,426 14,289 10,625 100,000 9,451,812 61,304 420,965
34,708,420,405
US$ Rmb EUR JPY US$ Rmb CHF EUR SGD JPY EUR CHF US$ JPY Rmb Rmb SGD US$
6,104,753 5,713,921 37,620 4,220,793 16,391,433 164,379 25,442 22,678 633,949 2,121,190 1,100,000 547,137 33,385,000 2,582,108 496,393 10,395 4,570,089
57,873,058,250 8,564,253,502 443,960,768 40,013,116,137 24,568,134,832 1,615,248,356 300,241,229 168,160,371 75,838,799 25,032,566,216 10,809,023,500 5,186,858,760 3,993,819,173 3,870,166,359 744,013,204 77,078,567 43,324,442,447
19,122,622,205 2,234,588,338 167,733,778 74,100,367 906,800,000 13,602,669,778 555,904,828 605,836,637 37,270,255,931
US$ Rmb EUR JPY US$ Rmb CHF EUR SGD JPY EUR CHF US$ JPY Rmb Rmb SGD US$
5,160,969 13,830,000 37,496 16,560,000 1,989,499 22,979,456 39,606 47,840 63,701 259,000 1,420,360 1,100,000 1,077,428 33,385,000 3,820,621 820,202 8,369 3,952,179
46,799,670,066 19,903,582,800 440,167,916 1,934,260,164 18,040,774,747 33,071,113,750 381,647,634 561,589,186 444,273,841 30,252,016 16,673,584,735 10,599,671,500 9,770,117,104 3,899,473,163 5,498,485,116 1,180,401,421 58,365,731 35,838,356,901
Jumlah Liabilitas
226,659,980,471
205,125,787,791
Liabilitas - bersih
(191,951,560,065)
(167,855,531,860)
Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, kurs konversi yang digunakan Perusahaan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut: Mata uang
US$ Rmb EUR SGD JPY CHF AUD
30 Juni 2012 Rp
1 1 1 1 1 1 1
9,480 1,499 11,801 7,415 120 9,826 9,524
50
31 Desember 2011 Rp 9,068 1,439 11,739 6,974 117 9,636 9,203
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Perusahaan dan Entitas Anak dihadapkan pada beberapa risiko keuangan sehubungan dengan instrument keuangan. Risiko yang terutama adalah risiko pasar, risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko bisnis. Perusahaan dan Entitas Anak tidak secara aktif melakukan perdagangan aset keuangan untuk tujuan spekulasi atau pun membuat opsi. Risiko keuangan yang paling berpengaruh terhadap Perusahaan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut : a. Risiko pasar Perusahaan dan Entitas Anak dihadapkan pada risiko pasar dalam menggunakan instrumen keuangan khususnya risiko mata uang dan risiko tingkat suku bunga yang dihasilkan melalui aktivitas operasi dan aktivitas investasi. (a) Risiko mata uang asing Sebagian besar transaksi dari Perusahaan dan Entitas Anak di Indonesia dilakukan dengan menggunakan mata uang Rupiah. Risiko terhadap fluktuasi pertukaran mata uang asing terutama disebabkan oleh transaksi dalam mata uang asing seperti pembelian, pinjaman dalam mata uang asing , dan Entitas Anak yang terletak di luar negeri, dimana menggunakan mata uang Renminbi dan Dolar Singapura. Perusahaan dan Entitas Anak tidak terlepas dari risiko pasar sehubungan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang asing. Untuk mengatasi risiko terhadap mata uang asing, Perusahaan dan Entitas Anak secara aktif memonitor pergerakan nilai tukar mata uang asing untuk mengelola dampak dari fluktuasi nilai tukar mata uang asing. (b) Risiko tingkat suku bunga Perusahaan dan Entitas Anak juga dihadapkan pada risiko perubahan tingkat suku bunga yang berpengaruh pada penempatan uang di bank dan pinjaman yang menggunakan tingkat bunga mengambang. Untuk mengelola risiko tingkat suku bunga, Perusahaan dan Entitas Anak akan mendapatkan sumber pendanaan yang menawarkan penggabungan tingkat suku bunga kombinasi antara tingkat suku bunga mengambang dan tetap. Tingkat suku bunga mengambang akan ditinjau kembali dan disesuaikan dengan tingkat suku bunga pasar setiap tiga bulan atau setiap enam bulan. b. Risiko kredit Perusahaan dan Entitas Anak menempatkan pendanaannya pada lembaga keuangan yang terpercaya. Risiko kredit mengacu kepada kegagalan untuk membayar kewajibannya oleh pihak yang berkaitan sehingga Perusahaan dan Entitas Anak menderita kerugian. Risiko kredit Perusahaan dan Entitas Anak terutama terhadap piutang dagang. Perusahaan dan Entitas Anak memiliki kebijakan, hanya akan bertransaksi dengan pihak ketiga yang memiliki reputasi. Perusahaan dan Entitas Anak terus menerus memonitor risiko dan pihak yang berkaitan. Saldo dan umur piutang dagang adalah masih dalam ambang batas dan persyaratan jangka waktu kredit penyisihan piutang dagang hanya dilakukan terhadap piutang dagang yang terindikasi ketertagihannya dengan tindakan yang tepat untuk menerima pembayaran dan mengurangi risiko kredit. Nilai tercatat dari aset keuangan pada laporan keuangan konsolidasian adalah nilai bersih setelah dikurangi dengan seluruh penyisihan akan kerugian yang diderita Perusahaan dan Entitas Anak terhadap risiko kredit. 51
PT BERLINA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) 35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (LANJUTAN) c. Risiko likuiditas Perusahaan dan Entitas Anak mengelola risiko likuiditas dengan menjaga kecukupan cadangan, fasilitas bank dan pinjaman dengan terus menerus memonitor proyeksi dan aktual arus kas dan memadukan jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan. Perusahaan dan Entitas Anak menjaga kecukupan dana untuk kebutuhan modal kerja. d. Risiko Bisnis Selama tahun 2012 dan 2011, total penjualan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak kepada Unilever mencapai masing-masing sebesar 67% dan 62%. Tingginya ketergantungan penjualan kepada Unilever menimbulkan risiko bisnis kepada Perusahaan dan Entitas Anak. Akan tetapi untuk mengatasi risiko bisnis ini, Perusahaan dan Entitas Anak telah menjalin kerjasama yang baik sebagai pemasok utama kepada Unilever selama puluhan tahun.
36. PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Laporan keuangan konsolidasian dari halaman 1 sampai halaman 52 telah disetujui Direktur untuk diterbitkan pada tanggal 30 Juli 2012
**********
52